Top Banner
LAPORAI{ HASIL PEI\ELITIAN DOSEN MI]I}A PEMAITFAATAI'.{ DATII\ MIMtsA DAi{ t_ DAUN MAHONI SEBAGAI PESTISIDA 1\ABAT I TINT IJK ME IYGE I\D ALIKAI.{ HAMA Spodopteru litura F. PADA TAI{AMAI'.{ SAWI OLEH: IR- MAIMUNAH, MSi Dibiayai Oleh DIPA I{o. 0188.0/023 -04"0111/2008 Kopertis Wilayah I Medan JURUSAI\ HAMA DAN PEI{YAKTT UNI\TERSITAS MEDAI.{ AREA MEDAN 2008
53

ELITIAN MI]I}A

Nov 02, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ELITIAN MI]I}A

LAPORAI{ HASIL PEI\ELITIANDOSEN MI]I}A

PEMAITFAATAI'.{ DATII\ MIMtsA DAi{t_

DAUN MAHONI SEBAGAI PESTISIDA1\ABAT I TINT IJK ME IYGE I\D ALIKAI.{

HAMA Spodopteru litura F.PADA TAI{AMAI'.{ SAWI

OLEH:IR- MAIMUNAH, MSi

Dibiayai Oleh DIPA I{o. 0188.0/023 -04"0111/2008Kopertis Wilayah I Medan

JURUSAI\ HAMA DAN PEI{YAKTTUNI\TERSITAS MEDAI.{ AREA

MEDAN2008

Page 2: ELITIAN MI]I}A

b.oo ,,,ri9 . &7uou; Fv* A S -g-J-",t

LAPORAN HASIL PEIIELITIANDOSEI{MUDA

PEMANFAATA]Y DATIN MIMtsA DAh[DAUI.{ MAHONI SEBAGAI PESTISIDAI\ABATI T]I{T TII(, ME NGENDALII(AI\

IIAM A Spodoptera litura F.PADA TAIVAMAI{SAWI

OLEH:rR. MAIMUNAH, MSi

Dibiayai oleh DrpA No. 01g g.0/023-04.0/tt/zaagKopertis Wilayah I Medan

JURUSAI\ HAMA DAI{ PENIYAKTTUNTI\TERSITAS MEDAI{ AREA

NIEI}AN2008

Page 3: ELITIAN MI]I}A

HALAMAN PENGESAHANLAPORAN HASIL PENELITIAN DOSEN MUDA

1.a. Judul Penelitian

b. Bidang lknuc. KategoriPenelitian Pengembangan Ilmu dan Teknologi

Pemanfaatan Daun Mimba dan datrn MahoniSebagai Pestisida Nabati Untuk MengendalikanHama Spodaptera lituraF. pada Taniman Sarry.iPertanian

2. Penelitia. Nama Lengkap :

b. Jenis Keiaminc. Golongan/Pangkat/Nlp ,d. Strata Jabatan Fungsional :

e. Jabatan Shuktural :

f Fakultas/Jun$an :

g. PusatPeneiitian :

Ir. Maimunah, MSiPerempuanlWc/Penatal13l996t6}S2i Lektor

Pertanian/F{ama dan penyakit TurnbuhanLembaga Penelitian UMA

3. AlarnatPenelitia. Alamat Kantor : Fakultas PertanianJurusan HpT

Jl. KolarnNo. I MedanEstate _ Medan *20223Telp. : (061) 73O6t7B

: JI. Gaharu Complek pTp Dfffi Biok C No. 3Medan -20235 _ Telp. : 081263579003

c. Jumlah AnssotaLokasi

Kerjasama den

Brayayang.Drpgrlukan : Rp. 6.j0S.000 (e.namj.utalirnaratUqjturuQia$_Surnber Dana : DIPA No. 0188.0/023-04.Alfi 2008 Koperris

b. Aiamat Rumah

FP-Univ. Medan Area

Wilayah I Medan Utara

Medan, Juli 200SPeneliti,

)ryIr. Maimunah. MSiNIP. 131996162

r 130s17460

fifi9A647

Page 4: ELITIAN MI]I}A

.

DEPARTEMEI{ PENDIDIKAN NASIONALKOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH . INANGGROE ACEH DARUSSALAM - SUMATERA UTARAJalan Setia Budi ranjung Sari 2ot32,Telepon : 061 - g2l4g7g,taorrr, i;;;;,r' - 8210360

MEDAN SUMATERA UTARA. INDONESIA

Nomor : t64 to.ot.2.2lI<L/200gLamp :

Hal : Izin Penelitian.

Yth : Sdr.Kepala Laboratorium HpTFak. Pertanian UMAdiMedan.

Tembusan:- Rektor Universitas Medan Area

/Q Maret2008

Dengan hormat, kami beritahukan bahwa dosen Kopertis wilayah I :

N a m a : Ir. Maimunah,M.SiNIP :t31996162Jabatan : Ketua Tim peneliti

Akan mengadakan penelitian di Fak.pertanian uMA dengan :

Judul : Pemanfaatan daun mimba dan daun mahoni sebagai pestisida nabatiuntuk mengendalikan hama Spodoptera Jitura r.pud"u tuiu** ru*i.waktu : 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak t*ggiio rrrr"*ir.a. 20 Juni2008.

sehubungan hal tersebut, kami mohon Saudara dapat menerima dan membantumemberikan data/keterangan yang diperlukan, atas bantuan dan kerjasama yang baikkami ucapkan terima kasih.

!"{otcoY.l.iiS

ts:ljilSitti{rit:::

Page 5: ELITIAN MI]I}A

ABSTRAK

Hama merupakan salah satu masalah yang penting diperhatikan dalam usahaproduksi lanaman secara umum karena hama mampu menurunkan produksi secarasignifikan baik kualitatif maupun kuantitatif. Demikian juga halnya pada tanamansayuran yang sebagaian besar produknya dikonsumsi dalarn keadaan segar, masihmengandalkan insektisida kimia sintetis untuk mengendalikan hama. penggunaan

insektisida kimia sintetis merupakan masalah yang sangat perlu dipertimbangkanterutama dampak residu terhadap lingkungan, kesehatan manusia dan terhadapmahluk hidup lainnya serta satwa-satwa liar. oleh karena itu harus dicari caraalternatif yang lebih aman dararn pengendarian hama anhra lain denganmengusahakan budidaya pertanian organik yang pada prinsipnya meminimarkaninput produksi seperti pupuk dan pestisida dari senyawa kimia sintetis. Salah satukomponen dalarn budidaya organik adalah pemanfaatan pestisida non-kirniawisintetis baik berupa insektisida hayati maupun nabati untuk mengendaliklan hama.Penggunaan pestisida di li,gkungan' pertanian menjadi rnasalah yarry sangatdilematis, terutama pada tanaman sayuran yang sampai sat ini masih menggunakaninsektisida kimia sintetis secara intensif. D satu pihak dengan digunakannyapestisidamaka kehilangan hasil yang diakibatkan organisme penggangu tanaman (opr) dapatditekan, tetapi akan menimbulkan dampak: negatif terrradap lingkungan sepertiberkembangnya ras hama yang resislgq terhadap insektisida, resurjensi hama,munculnya hama sekunder, terbunuhnya musuh alami hama dan hewan bukan sasaranlainnya, serta terjadinya pencemaran ringkungan. sementara ini sudah banyakdilakukan ujicoba pemanfaatan insektisida nabati sebagai alat pengendali hama dariberbagai spesies dengan hasil yang beragam. Namun dalam impelmentasinyapenggunaan pestisida nabati terutama untuk mendukung usaha pengembangansayuran organik masih belum memadai baik mengenai jenis dan cara pembmtanaya.Untuk mengatasi masalah tersebut dan menciptakan tanaman holtikultura terutamasa]ruran yang ramah lingkungan untuk menghasilkan produk yang aman dikonsumsi

Page 6: ELITIAN MI]I}A

maka penerapan usaha tani berbasis organik (pertanian organik) merupakankeharusan Dengan mempertimbangkan keragaman jenis dan hasil dari insektisidanabati tersebut maka pada turisan ini akan drpaparkan bagaimana potensipemanfaatan insektisida nabati untuk meagendarikan hama pada sistem budidayasayuran (sawi) organik' Perlakuan konsentrasi ekstrak daun mimb a 4yo danrnahoni2% (AzB)' persentase mortalitas (tingkat kematian lawa uji) sebesar 93,33o/osedangperlalaran yang terbaik adalah pada perlakuan ekstrak daun rnimb a 4yo danmahoni4% (A282), persentase morhlitss la^a uji mencapai 100%pada pengamatan g hsa.Perlakua, rnetode aplikasi dengan pencelupan (selarna 5 rnenit) memberikanpersentase mortaritas hama s- liturotertinggi, yaitu r*ao/osampai peng;arnatan g hsa.Terdapat interaksi antara perrakuan konsentoasi ekstrak daun mimba dan mahonidengan metode aprikasi terhadap persentase mortaritas hama s. ritura.

Kata kunci: Insehisida nabati, Spodoptera litura F., sawi organik

ll

I

Page 7: ELITIAN MI]I}A

KATA PENGANTAR

Syukur Athamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkardan rahmadNya penulis dapat menyelesaikan raporan hasir peneritian ke{asamadengan Kopertis wirayah I Medan dengan judur: ,, pemanfaatan Daun Mmba danDaun Mahoni sebagai pestisida Nabati untuk Mengendalikan Hama spodopteralituraF. pada Tanaman Sawi,, "rwtr's

penulis pada kesempatan ini meryampaikan tbesamva kepada pihark Koperris wiravah r M"drrt:;;sTlTil-:trfi;rril:,

untuk bekeqiasarna datam kegiaran penetirian Tatrun Anssaran

Karni sangat menyadari uO* O.ru*ya manfaat ke .

yang dipercayakan pada kami sehingga serain kuantitas ,""tlrtff *:ffi ;:::,r'r::juga dapat tercapai denga' baik di universitas Medan Area khususnya dan diSumatera Utara pada umumnya.

Karni sangat mengharapkan kegiata, kerjasama/banhlan dararn bidangpeneritian ini dapat berkeranjufan sehingga program Tri Darma perguruan Tinggibutir ke dua dapat berjalan secara berkesinarnbungan.Akhirnya penulis berharap semoga ,rrorio i*, peneritian ini dapat menjadi

:ri".T' bag' pihak-pihak vang berkepenringan khus,snya para perani sayur-

'Medan, Juli 200gPeuulis,

k lMaimunah, MSi.

tll

t.

Page 8: ELITIAN MI]I}A

DAFTAR ISI

Halaman pengesahan Halaman

i

VIII

I

6

6

l3

18

AbstrakKata Pengantar .-.... ll

iiiivv

Daftar Isi ... .

Daftar TabelDaftar Garnbar......Daftar Lampiran]. PENDAHULUAN

L I Latar BelakangiI. TINJAUAN PUSiAKA

2. I Pertanian Organik .....-.2.2. Huna Spocloptera I itura F.

2.3. Insektisida Nabati

2.4. Tanaman Mahoni (swietenia nahagoni)- _ Sebagai Bahan Insektisida Nabati ..].7 5 P"^o-o D^*^^t^r---- ^2.5. proses pengolahan Dr* I\iil;;am o_r, ira"rr;.III. rujuan aan Laifaat pr;;id .:'::::" "aun Mahoru

3. l. Tujuan penelitian.... .... . ....... .." ' """""'..--.--

3.2.Manfaat penelitiar.... . .. -..-.....IV.METODEPENELmIAN................. "..--.-:.--..-.-.

f ] Tanput a* waktu penelirian --.-:..........

{ ] rehik pembuaran serbuk d;;;;du a* *urroni4 3 Aplikasi barran pestisida;;;i ..^""- uqr r'.rr{,' '...'.....'....-

4.4. Prosedur pengumpulan data _..4_5._ Pengamatan ..........

V. HASILPENELITIAN. .... ....,....5' l ' Pengaruh Ekshak oaun tvrimb" j* o".,r'trt*rrorr TerhadapPersenrase y"t{,:rqr-& odoptira lituraF... . _ .. . ... ..VT. KESTMPULAN DAN SAR;N ..:.... : '"'-' q L ' '

6.2. Saran.........-.._.

PAFTAR pusiAK; .. ....... ............. ....

2021

2t2t2323

232424

26

27

27

J)35353638

iv

Page 9: ELITIAN MI]I}A

No

DAFTAR GAMBAR

Judul Gambar Halaman

2

J.

4.

5.

Daur Tanarnan Mimba

ITun*n Mahoni (!*,:11* ^oniion 1 ...,...... :... :.......:... ::... :Tahapan-tahapan peneli tian .. ... .. . ...L .-. .-- .

Hubungan Konsentrasi Eksrak il; Il b;Y*ot T:rt adap persentar" Ld;titui Spodoptrrralihrra F.Umur 6 HSA ....._..,

Hubungan Konsenhasi Eksrak pu* ifai.ba darl "' '" "' ' '..

YahoniT:rhadap persentase Uortait* Sp odopt re ra

_tjtum F.Umur 7 HSA ... ...:l_.i{ulungan Konsenhasi Eksrrak Ou* fnti*U;d*\.tano1 Jertradap

persentase Mortalitas SpodaptreralituraF.UmurBHSA . .**]{ubungan Konsentrasi Eksrrak il; Mi,;;; il

"' ' ' ' "' "' "Mahoni Terlradap persenfase Mortali tas Spodoptreralitura F.Umur 9 HSA .. . . .. _. .Kelompok Telur clan Laryalnstar I H".il R"rri";...._......_....Larva Instar 2 Hasil Rearing .... .. . -....-Larva Instar 3 Hasit Rearin!y*g Die*r.k;; i;b#i i;;;s"uji.. .. .,.Larvalnstar 4 S.t.luf, epiif.uri lrr."Li]ria" fV"Urri ...Pengamaran Serangga Uji .. .. . .._.-D^.-^- h-- r',' ve -J' .'""".'"'

t4l92s

29

30

3I

32

4t41

42

424343

6.

8

Il0

11.

12.l3 Bagan Penelitian

V

Page 10: ELITIAN MI]I}A

No

t.

DAFTAR TABEL

Judul Tabel Halaman

Pengaruh Ekstrak Daun Mimba dan Daun Mahoni TerhadapPersentase Mortalitas Spodoptera tituri-e .. 28

Page 11: ELITIAN MI]I}A

axi$I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Memasuki abad ke-2r banyak keruhan-keruhan masyarakat utamanya

masyarakat menengah ke atas tentang berbagai penyakit sPerti stroke,

penyempitan pembuluh darah, dan lain-lain, salah satunya disebabkan bahan

makanan yang dikonsumsi hasil dari budidaya petani yang menggunakan pestisida

kimia dengan frekuensi dan dosis berlebih menghasilkan pangan yang meracuni

tubuh konsumen' Adanya logam-logam berat yang terkandung di dalam pestisida

kimia akan masuk ke dalam aliran darah. Bahkan makan sayur yang dulu selalu

dianggap menyehatkan, kini juga harus diwaspadai karena sayurar banyak

disemprot pestisida kimia berlebih (wood, chaves dan comis ,2002).

Berbagai cara terah dilalcukan guna mendapatkan sumber pangan yang

sehat dikonsumsi. Maka dalam menghadapi tantangan era perdagangan bebas

antara negara-negara ASEAN (ArrA) pada tahun 2003,Asia pasific (ApEC), dan

perdagangan dunia (wro) pada tahun 2010. pasar internasionar terah

mensyaratkan "laber ekorogi {eco-tabettrng),, terhadap berbagai jenis komoditas

termasuk buah dan sayuran, yang harus diproduksi dengan ramah lingkungan.

untuk mewujudkan pertanian yang ramah lingkungan dan menyongsong

Iiberalisasi perdagangan yang akan segera diberlakukan seperti tersebut di atas,

maka sistem pertanian boros energi yang serama ini kerjakan harus dirubah:

menjadi sistem pertanian berkeranjutan, hemat energi, dan ramah lingkungan.

Pertanian organik telah menjadi satu alternatif daram pembangunan pertanian

berkelanjutan ( Harter, p.,G.; et.ar., 1994,Marvub,E.;2002;sutanto,R., 2002).

Ttr ra

Page 12: ELITIAN MI]I}A

.. Indonesia memiliki flora yang.sangat beragam, mengandung cukup banyak

jenis tumbuh-tumbuhan yang merupakan sumber bahan insektisida yang dapat

dimanfaatkan untuk pengendalian hama. Dewa.sa ini penelitian tentang famili

tumbuhan yang berpotensi sebagai insektisida nabati dari penjuru dunia telah

banyak dilaporkan. Lebih dari 1500 je4is tumbuhan telah dilaporkan dapat

berpengaruh buruk terhadap serangga (Grainge dan Ahmed r9s7).

Laporan dari berbagai propinsi di Indonesia menyebutkan lebih 40 jenis

tumbuhan berpotensi sebagai pestisida nabati @irektorat BpTp dan Ditjenbuq

1994)' Harnid dan Nuryani (1992), mencatat di Indonesia terdapat 50 famili

fumbuhan penghasir racun- Namun hal ini tidak menutup kemungkinan untuk

ditemukannya famiri tumbuhan yang baru. Didasari oreh banyaknya jenis

tumbuhan yang memiliki khasiat insektisida maka penggalian potensi tanaman

sebagai sumber insektisida nabati sebagai alternatif pengendalian hama tanaman

cukup tepat.

Pestisida nabati adalah bahan aktif tunggal atau majemuk yang berasal dari

tumbuhan yang dapat digunakan untuk mengendarikan organisme pengganggu

tumbuhan (oPT) Pestisida nabati ini dapat berfrrngsi sebagai penolalg penarik,

antifertilitas (pemaudur), pembunuh dan bentuk rainnya (Novizaq 20a2).

Insektisida nabati raemiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh

insektisida sintetik- Di alam, insektisida nabati memiliki sifat yang tidak stabil

sehingga rnemungkinkan dapat didegradasi secara alami (Arnason et al., rgg3).

Selain dampak negatif yang ditimbulkan pestisida sintetik seperti resistensi,

resurgensi dan terbunuhnya jasad bukan sasaran ,dewasa ini harga pestisida

L

Page 13: ELITIAN MI]I}A

sintetik relatif mahal. Di sisi lain ketergantungan pgtani akan penggunaan

insektisida cukup tinggi (Metcalf, . 19g6). Har ini menyebabkan orang terus

mencari pestisida yang aman atau sedikit membahayakan lingkungan serta mudah

memperolehnya. Alternatif yang dapat dikerjakan di antaranya adalah

memanfaatkan tumbuhan yang memiliki khasiat insektisida k*rususnya tumbuhan

yang mudah diperoleh dan dapat diramu sebagai sediaan insektisida

(Schurnetterer, I 995).

Pada umumnya pengendarian hama yang dilakukan oreh petani sayur

maupun buah kebanyakan secara kimiawi dengan menggunakan pestisida. Cara

pengendalian hama tersebut seorah-orah sudah membudaya dikarangan

masyarakat. Penggunaan insektisida cenderung berlebilu4 bersifat preventif, dan

dilakukan secara terjadwal. Berdasarkan hasil pengamatan, pemakaian pestisida

terbesar dilakukan pada tanaman holtikultura, khususnya tanaman sa,ruran

(Wikipedia ,2007).

organisme pengganggu tanaman menjadi masalah utama dalam kegiatan

pertanian organik salah satu hama penting yang menjadi target utama

pengendalianpadatanatnan sawi adalah hama Spodoptera lituraF. yang selalu

menyemng daun tanaman. Alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi

masalah tersebut selain penggunaan pestisida sintetik adalah melalui penerapan

konsep pengendalian hama terpadu Glil). salah satu komponen pHT yaitu

penggunaan pestisida nabati, diantaranya . culan, kenikir, dan senyawa

azadirachtin yang berasal dari tanaman mimba. Jenis-jenis tanaman ini terbukti

efektif mengurangi serangan organisme pengganggu tanaman (opr)

aJ

E

Page 14: ELITIAN MI]I}A

tinggi, juga mudah mengalami biodegradasi yang diperkirakan tidak berbahaya

terhadap lingkungan. Hal ini didasarkan kepada struktur kimia yang biasanya

hanya terdiri dari carbon, oksigen, hydrogen dan kadang-kadang nitrogen

(Mahrub,2002).

suatu altematif pengendalian harna penyakit yarg murah, praktis dan

relatif aman terhadap lingkungan sangat diperlukan oleh negara berkenrbang

seperti Indonesia dengan kondisi petaninya yang memiliki modal terbatas untuk

membeli pestisida sintetis. oleh sebab itu, sudah tiba saatnya untuk

memasyarakatkan pestisida nabati yang ramah lingkungan

Menurut Kardinan {2004), tumbuhan terah mengembangkan bahan kimia

sebagai alat pertahanan alami terhadap pengganggunya. Tumbuhan banyak

mengandung bahan kimia yang merupakan produlai metabolit sekunder dan

digunakan oleh tumbuhan sebagai alat pertahanan dari serangan organisme

penganggu (OPT)' Untuk mendukung meningkatnya produksi tanaman budidaya

khususnya sayuran dari serangan hama khususnya ulat $ayak (spodoptera litura)

maka diperlukan adanya penelitian mengenai efektivitas dari tumbuh-tumbuhan

penghasil pestisida nabati daram mengendalikan organisme penganggu tanaman

(OPT) terutama ulat grayak (spodoptera litura F.).

Page 15: ELITIAN MI]I}A

Mimba rnerupakan tanaman yang memenuhi persyaratan (rnenurut grup

konsultasi paru ahri FAo daram pengembangan pestisida nabati) untuk

dikembangkan menjadi sumber bahan dasar pembuatan pestisida nabati. Karena

mimba memiliki sifat antara lain : (a) merupakan tanaman tahunan, (b) tidak perlu

dimusnahkan apabila suatu saat bagian tanamannya diperlukan, (c) mudah

dibudidayakan, (d) tidak meqiadi gurma atau inang bagi organisme pengganggu

tumbuhan (oPT), (e) mempunyai nilai tambah, (fl mudah diproses, sesuai dengan

kemampuan petani (Ahmed, 1995).

Tanaman lain yang dapat digunakan sebagai insektisida nabati adalah

tanaman mahoni {swietenia mahagoni Jacg.) dan mahoni berdaun besar

(Swietenia maqopltylla King) kedanya termasuk dalam famili Meliaceae. Bahan

aktif yang terdapat dalam tumbuhan mahoni ini ada dua macam, masing-masing

saponin dan flavonoida yang berperan sebagai anti makanan dan insektisida

(sumarwoto, 2005). Dan apabila serangga terkena bahan aktif dari mahoni maka

akan mengganggu proses komunikasi seksual dan perkawinan, menorak

(repellent) serangga dewasa, mencegah betina meletakkan telur, meracuni

serangga dan mencegah rnakan (I(ecker, 1976).

Jalan keluar rurfuk memenuhi tuntutan pasar akan produk pertanian bebas

pestisida kimiawi, maka arah pengembangan insektisida adalah menemukan

produk alam terutama dari tumbuhan dan mikroba. pencahariaan senyawa aktif

biologi giat dilakukn dengan tujuan untuk mengurangi darnpak negatif dan

meningkatkn dampak positip bagi kesejahteraan manusia. Senyawa aktif biologi

yang didapatkan dari berbagai sumber hayati selain daya racunnya masih tetap

Page 16: ELITIAN MI]I}A

II. TI]YJAUAN PUSTAKA

2.1, Pertanian Organik

" ' Pertanian organik dapat diartikan sebagai suatu. system produksi

pertanaman yang berdasakan daur ulang hara secara hayati. Daur ulang hara dapat

melalui sarana limbah tanaman dan temak, serta rimbah rainnya yang mampu

memperbaiki status kesuburan dan struktut tanah Daur ulang hara merupakan

teknologi tradisional yang sudah cukup lama dikenal sejalan dengan berkembang

peradapan manusia, terutama di. daratan china ( sutanto, R., 2002).. Dalam hal

pengendalian organisme pengganggu tanaman rebih lanjut Kardinan {2002)menyebutkan bahwa pertanian organik secara sederhana diartikan sebagai

kegiatan pertanian yang salah satunya tidak rnenggunakan bahan kirnia sintetis

untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman (OpT).

Pertanian organik adarah sistem pertanian yang beke{asama dengan aram,

menghayati dan menghargai prinsipprinsip yang bekerja di alam yang telah

rnenghidupi segara makhruk hidup beduta-jutatahun lamanya. prinsip-prinsip

umum pertanian organic didasarkan pada prinsip ekorogis sehingga hubungan

antara organisme yang ada dalam agroekosistem meqjadi seimbang dalam satu

kesatuan; dan didasarkan pada prinsip ekonomi dan sosial daram afti system

pertanian organic menguntungkan secara ekonomi, produk pertanian sehat dan

dalam jumlah cukup, mengembangkan kearifan tradisional dan inisiatif

masyarakat sendiri.

Page 17: ELITIAN MI]I}A

Dalam prakteknya menurut (Sutanto,R, 2[A2),pertanian organik dilakukandengan cara, antara lain:

- Menghindari penggunaan benih/bibit hasir rekayasa generika (GMo:geneficol ly modfied organ ism)

- Menghindari penggunaan pestisida kirnia sintetis; pengendarian gurma,harna dan penyakit d,akukan dengan cara mekanis, biorogis dan rohsitanaman.

- Mengtrindari penggunaan zat pengafur tumbuh (growth regurator) danpupuk kimia sintesis' Kesuburan dan produktivitas hnah ditingkatkandan diperihara dengan menambahkan residu tanaman, pupuk kandangdan batuan minerar arami, sertra penanaman Iegurn dan rotasi bnaman.

- Menghindari penggunaan hormon tumbuh dan bahan adiatif sintesisdalam makanan ternak.

sistem pertanian organik mengajarkan pada kita tentang kaidah alam.Alam rnengajari kebajikan bagr umat manusia. Alarn merupakan suatu kesatuan,terdiri dari banyak bagian, sepeni organisme dengan orf&n:orgonnya. Semuabagian bedaran daram harmoni, saring melayani dan berbagi. Tiap organ mem,ikiperan masing-masing, sarihg merengkapi dan memberikan sinergr untukmenghas,kan keseimbangan secara optimar, dan berkerarlutan. setiap komponentidak berpikir dan beraksi hanya demi ,,.tr

u,,, tetapi untuk ,,kita,,:keseruruhan aram.

Demikran harnya ararn, merindungi dan mengayomi bagian_ baglannyasecaraharmonis' Pertanian organik juga tunduk pada prinsip diatas, pada hukum alam.segala yang ada di aram adarah berguna dan mem,iki fungsi, saring merengkapi,

Page 18: ELITIAN MI]I}A

melavani dan menghidupi untuk semua. Daram alam adakeragaman hayati dankeseimbangan ekorogi- Maka pertanian organikpun menghargai keragaman hayatidan keseimbangan ekorogi. Be{uta ta&un aram membuktikan prinsipnya, tak adaeksploitasi serain optimarisasi pemanfaatan. Demikian harnya pertanian organi(tidak untuk memaksimarkan hasir, tidak berrebih; tetapi cukup untuk semua

makhluk dan berkesinambungan- Inilah filosofi mendasar dari pertanian organik

Q.{otohadiprawiro, 1993 ; Sutanto,R. 2A02).

2.2. Hama Spodoptera lituraV. ;

2,2.1,. Siklus hidup Spodoptera lituraF. .

Menurut Direktorat perlindungan Hortikulutura (2007),

(spodoptera liluraF.) diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom :Animalia

UIat grayak

Filum

Kelas

: Arthropoda

: Insekta

Ordo : Lepidoptera

Famili : Noctuidae

Subfamili : Arnphipyrinae

Genus : Spodoptera

Spesies : Spodoptera lituraF

Hama ini termasuk ke daram jenis serangga yang mengalami metamorfosis

sernpurna yang terdiri dari empat stadia hidup yaitu terur, lawa,pupa, dan imago.Pada siang hari urat grayak tidak tamparg karena umumry/Er bersembunyi ditempat-ternpat yang teduh, di bawah batang dekat reher akar. pada mararn hari

Page 19: ELITIAN MI]I}A

ulat grayak akan keluar dan rnerakukan searangan. serangga ini merusak pada

stadia larva, yaitu memakan daun, sehingga menjadi berrubang-rubang. Biasanya

dalam jumrah besar urat garayak bersama-sama pindah dari tanaman yang terah

habis dimakan daunnya ke tanaman lainnya (pracaya, 1995).

- Biologi

sayap ngengat bagian depan berwama cokrat atau keperak-

peraka4 sayap berakang berwama keputih-putihan dengan bercak

hitam. Maram hari ngengat dapatterbang sejauh lima kilometer. seekor

ngengat betina dapat meletakkan 2000_3000 telur. Terur berbentuk

hampir burat dengan bagian datar merekat pada daun (kadang-kadang

tersusun dua rapis), berwarna cokrat kekuning_kuningan diletakftan

berkelompok (masing-masing berisi 25-5a0 butir) yang benruknya

bermacam-macam pada daun atau bagian tanamanrainnya. Kerompok

telur tertutup buru seperti berudru yang berasar dari buru_buru tubuh

baglan ujung ngengat betina. ulat berkepompong dalam tanah,

membentuk pupa tanpa rumah pupa (kokon), berwarna cokrat

kemerahan dengan panjang sekitar r,6 cm. Sikrus hidup berkisar antara

30-60 hari (rama stadium terur z*hari, Iarva yang terdrri dari 5 instar:

20-46 hari, pupa : g_I t hari) (Ardiansya[ 2002).

Lawa mempunyai warna yang bervariasi, mempunyai

sabit berwarna hitam pada segmen abdomen yang

kalung/bulan

keempat dan

kesepuluh- pada sisi Iaterar dan dorsar terdapat garis kuning. trat yang

baru rnenetas berwarna hijau mud4 bagran sisi coklat fua atau hitam

Page 20: ELITIAN MI]I}A

kecoklat-cokratan dan hidup berkerompok. Beberapa hari kemudian

tergantung ketersediaan makanarl larva menyebar dengan rnenggunakan

benang sutera dari murutnya. siang hari bersembunyi daram tanah

(tempat yang lembab) dan menyerang tanaman pada malam hari.

Biasanya ulat berpindah ke tanaman lain secara bergerombol dalam

jumlah besar. warna dan perilaku ulat instar terakhir mirip ulat tanatg

perbedaan hanya pada tanda buran sabit, berwarna hijau gerap dengan

garis punggung warna gelap memanjang. Umur dua minggu paqiang

ulat sekitar lima centimeter, (Her4 2007).

- Morfologi

umumnya rarva mempunyai titik hitam arah laterar pada setiap

abdomen (samharinto,r990)l Larva muda berwarna kehijau-hijauan

Menurut Direktorat Jenderal perkebunan (1994), instar pertama tubuh

larva berwarna hijau kuning panjang 2,00 samp ai 2,74 mm dan tubuh

berbulu-bulu halus, kepara berwama hitam dengan lebar 0,2-0,3 mm.

Instar kedua, tubuh berwarna hijau dengan panjang 3,75-10,00 mrn,

bulu-bulunya tidak terlihat lagi dan pada ruas abdomen pertama terdapat

garis hitam meningkat pada bagian dorsar terdapat garis putih

memanjang dari toraks hingga ujung abdomen, pada torak terdapat

empat buah titik yang berbaris dua-dua Larva instar ketiga memiliki

panjang tubuh 8,0 - I5,0 mm dengan lebar kepala 0,5 * 0,6 rnm. pada

bagian kiri dan kanan abdomen terdapat gans zig-zagberwarna putih

dan bulatan hitam sepanjang tubuh. Instar keempat, kerima dan keenam

10

I

Page 21: ELITIAN MI]I}A

agak sulit dibedakan. untuk panjang tubuh instar ke empat 13-20 mm,

instar kelima 25-35 mm dan instar ke enam.35-50 mm. Mulai instar

keernpat warna bervariasi yaitu hitam, hijau, keputihan, hijau

kekuningan atau hijau keunguan- Larva mempunyai warna yang

bervariasi, mempunyai kalunglbulan sabit berwarna hitarn pada segmen

abdomen yang keempat dan kesepuluh. pada sisi lateral dan dorsal

terdapat garis kuning. ulat yang baru menetas berwarna hijau muda,

bagian sisi coklat tua atau hitam kecoklat-coklatan.ulat berkepompong

dalam tanah, membentuk pupa tanpa rumah pupa (kokon) berwama

coklat kemerahan dengan panjang sekitar 1,6 cm. Inago berupa ngengat

dengan warna hitam kecoklatan. pada sayap depan ditemulran spot-spot

berwarna hitam dengan strip-strip putih dan kuning. sayap belakang

biasanya berwarna putih, (Ardiansyah, 20AD.

- Tanaman Inang

Hama ini bersifat polifag, selain tomat juga menyerang kubis, cabai,

buncis, bawang meratq terung kentang, bayanq padi, jagung

tebu, jeruk, pisang tembakau, kacang_kacangan" tanaman hias, gulma

Limnocharis sp., passiflora foetida, Ageratum sp., Cleome sp., dan

Trema sp (Hera,2007).

- Musuh Alami

Beberapa musuh alami yang menyerang urat ini yaitu Apenteres

sp' Telenomezer sp, Brachymeria sp, charops rongiventris, cheronus sp,

11

Page 22: ELITIAN MI]I}A

Euplecectru.s platyphenae, afiicroplitis qtanilae, Nytkabia sp,

Tachinidoe, Padomya setosa dan Harqtaelor sp. (sudarmo, lgsz).

z.z.z.Gejala Serangan

Larya yang masih kecil merusak daun dengan

meninggalkan sisa-sisa epidennis bagan ataVtansprsn dan

tinggal tulang-tuiang daun saja dan ulat yang hesar memakau

tulang daun dan buahnya. Gejala serangan pada daun rusak tidak

beraturan, bahkan kadang-kadang harna ini juga memakan tunas

dan bunga Pada serangan berat manyebabkan gundulnya daun.

serangan berat umumnya terjadi pada musim kemarau (wikipedia,

2007).

Lawa merusak dan memakan daun, sehingga daun yang

diserang menjadi bolong-bolong yang tak teratur. Tanaman

sayuran yang terserang parah mengakibatkan produksinya menurun

dan kwalitasnya rendah. serangan hebat te{adi di musim kemarau

(Rukmana, lgg4).

2.3. Insektisida Nabati

Berdasarkan asalnya, biopestisida dapat dibedakan menjadi dua yakni

pestisida nabati dan pestisida hayati. Pestisida nabati merupakan hasil ekstraksi

bagian tertentu dari tanaman baik dari daun, buah, biji atau akar. Biasanya baglan

tanaman tersebut mengandung senyawa atau metabolit sekunder dan memiliki

sifat racun terhadap hama dan penyakit tertentu. Pestisida nabati pada umumnya

12

Page 23: ELITIAN MI]I}A

digunakan rurtuk mengendalikan hama (bersifat insektisidal) maupun penyakit

(bersifat bakterisidal) (Rumah Agrobisnis, 2007).

Aplikasi bahan organik selain dapat meningkatkan efisiensi pemupukan

organik, diharapkan juga dapat meningkatkan kualitas tanah sehingga dapat

menuju pertanian organik yang sehat. Pertanian sehat adalah sistem pertanian

yang dapat mempertahankan keberlanjutan dan produhivitas tanalr, menciptakan

konser"asi dan dapat mengurangi degredasi tanah (Handayanto dan

AieisusilaninesilL 2AAq.

Ekstraksi senyawa yang nienganrJung pestisi da dari dalanr tanatnan

biasanla menggunakan pelarut organik seperti etanol, methanol, asetorq dan

tnton. Hasil yang diperoleh dngan menggunakan pelarut organik memang sangat

tinggi, terutama untuk mengektrak minyak yang terdapat di dalam bi1ii. Namu4

para petani sulit mendapatkan zat pelarut ini dan harganya pun relaif rnahal.

sebagai altenatif lain dapat diganakan bubuk detergen dengan konsentrasi satu

gram/liter untuk merendam tumbuhan nabati yang sudah diolah sedemikian rupa.

Detergen dapatdipakai untuk mengektraksi biji nimba, biji sirsak, biji buah nona

da, bagian tumbuhan lainnya de,gan hasil yang cukup memuaskan (prijono dan

Triwidodo, tgg4).

2-3,1- Tanaman Mimba sebagai Bahan tnsektisida Nabati

Mimba {Azadirachta indica A. Juss) dapat digunakan sebagai

pestisida, karena mengandung liahan aktif khusu sntya azadirachtin, dan

penelitian lainqya juga men*njukkan bahwa mimba dapot digunakan

sebagai obat. Karrdungan bahan ak-tif utam a pada mimba (khususnya

l

Page 24: ELITIAN MI]I}A

un dan biji) antara rain azadirocrttin, meriantrior, sarantn, niiTnimbidin' Beberapa produk terah dihas,kaq baik di ruar negeri,

maupun di daram negeri, antara. rain : sabun mandi antiseptik, yang

mampu mengendarikan kudis, gatar-gatal, hingga eksim, sabun dan

shampoo untuk binatang periharaan yang mampu menghilangkan kutu

dankudis (Scab).

Pestisida nabati yang berasal dari pohon mimba (Azodirachta

indico A' Juss) sudah banyak dikenar masyarakat dunia (Gagoup and

Hayes, 1984; Ermer, 1995). serain dikenar sebagai pestisida dan juga

bahan pupuh bangunan serta penghijauan, berakangan ini dikenar juga

sebagai bahan obat dan kosmetik sehingga disebut sebagai tanaman

muiti-fungsi (Grainge and Ahmed tggT).

dau

dan

Gambar l. Daun Tanaman Mirnba

2.3.2. Kandungan Bahan Aktif

Tanaman merupakan gudang

kandungan berbagai jenis bahan aktif

bahan kimia yang

Di dalam hnaman

kaya akan

terkandung

t4

//x.rr.)

Page 25: ELITIAN MI]I}A

puluhan a'uu ratusan, bahkan ribuan jenis bahan kirnia dan dikenar

suatu kelompok bahan aktifyang disebut "produk metabolit sekunder-

(Secontlary membolic products), dimana fungsinya bagi tumbuhan

tersebut daram proses metaborismenya kurangjeras. Namun kerompok

ini dikenar berperan dalam har berinteraksi atau berkompetisi,

termasuk menjadi bahan untuk merindungi diri dari ganggum

pesaingnya (Kardinan, 2002).

Tanaman mimba, terutama dalam blji dan daunnya

mengandung beberapa komponen dari produksi metabolit sekunder

yang diduga sangat bermanfaat, baik daram bidangpertanian (pestisida

dan pupuk), maupun farmasi (kosmetik dan obatobatan). Beberapa

diantaranya adalah azadirachti4 salani4 meliantriol, nimbin dan

nimbidin (Ruskin, r993). Azadirachtin sendiri terdiri dari sekitar r7komponen dan komponen yang rnana yang paling berAnggung jawab

sebagai pestisida atau obat, belum jeras diketahui (Rembold, r9g9).

Mmba tidak membunuh hama secara cepar namun mengganggu hama

pada proses rnakan, pertumbuhan, reproduksi dan lainnya (senrayan,

1ee7).

Azadirachtin jugaberperan sebagai ecdyson blocker atau zatyang dapat menghambat kerja hormon ecdyso4 yaitu suafu hormon

yang berfungsi dalarn

terganggu pada proses

proses metamorfosa serangga. Serangga akan

pergantian kuliq ataupun proses perubahan dari

telur menjadi larva, atau dari larva menjadi kepompong atau dari

lL-:-

Page 26: ELITIAN MI]I}A

kepompong meqiadi dewasa. Biasanya kegagalan dalam proses iniseringkati mengakibatkan kematian (chirl lgss). satanin berperan

sebagai penurun nafsu makan (anti-feedant) yangmengakibatkan daya

rusak serangga sangat menunrn" walaupun serangganya sendiri belum

mati. oleh karena itu, dararn penggunaan pesfisida nabati dari mimba,

seringkali hamanya tidak mati seketika seterah disernprot {knock

down), namun memerrukan beberap a ha'- untuk mati, bias aryra 4-5

hari' Namun demikian, hama yang telah disemprot tersebut daya

rusaknya sudah sangat filenurun, karena dalam keadaan sakit (Ruskin,

1993)' Meliqntriol berperan sebagai pengharau (reperlent) yan'mengakibatkan serangga hama enggan mendekati zat tersebut. Suatu

kasus tedadi ketika belarang schistocerca gregaria menyerang

tanaman di Afiika, semua jenis tanaman terserang belalang, kecuali

satu jenis tanama4 yaitu mimba (sudarma.dji, rggg). Mimbapun dapat

merubah tingkah laku serangga, khususnya berara ng (insect behavior)

yang tadinya bersifat migrasi, bergerombol dan merusak menjadi

bersifat solitairyang bersifat tidak merusak.

Nimbin dan nimbidin berperan sebagai anti mikro organisme

seperfi anti-virus, bakterisida, fungisida sangat bermanfaat untuk

digunakan dalam mengendarikan penyakit tanaman Guskirr rg93).

ridak terbatas har itu, bahan-bahan ini sering digunakan dan dipercaya

masyarakat sebagai obat tradisionar yang mampu menyembuhkan

segala jenis penyakit pada manusia (Kardinan dan Taryono, 2003).

l6

Page 27: ELITIAN MI]I}A

selain mengandung bahan-bahan tersebut di atas, di daram tanaman

mimba masih terdapat berpulurr, bahkan beratus jenis bahan aktifyang

merupakan produksi metabolit sekunder yang belum teridentifikasi dan

belum diketahui manfaatnya.

2,3,2. Mimba Sebagai pestisida

sudah sejak lama mimba digunakan sebagai pestisida nabati

dengan kemanjuran dan peruntukan yang luas (Broad spectrum),baik

digunakan secara sederhana di negara berkembang, maupun

digunakan secara terformula di negara maju, seperti Amerika serikat.

Di Amerika serikat sendiri mimba sudah digunakan socara meruas,

yang pada awarnya hanya diperuntukan untuk mengendalikan

organisme pengganggu tumbuhan (opr) pada tanaman yang bukan

untuk dikonsums i (non-food erops), ilamun belakangan ini sudah

diperkenankan diperg,nakan untuk mengendarikan opr pada

tanaman pangan (food uops), dengan berbagai jenis merk dagang,

diantaranya adarah Margosan, Aligrr,, Turpex, Azatindan Bio-neem.

Negara rainpun di Asia sudah banyak yang memproduksi

pestisida nabati dari mimba, diantaranya India dengan berbagai merk

dagang, satu diant&ranya yang sudah masuk ke Indonesia adarah

"Neernazal", singapura yang juga telah memproduksi pestisida nabati

mimba dan telah masuk pula ke Indonesia, namun dengan

mengalcu/mengklaim sebagai pupuk organik cair, yaitu *Bionature,,,

dan masih banyak merk dagangrain yang terah dibuat oreh Thailand,

17

Page 28: ELITIAN MI]I}A

Myarunar dan singapura. Indonesiapun saat ini terah banyak yang

memproduksi pestisida nabati dari mimbq diantaranya oleh Institut

Teknorogi Bandung (n'B), Balai peneritian Tanaman serat dan Kapas

(Balittas-Malangl Balai penelitian Tanaman Rempah dan obat

(Balinro-Bogor) dan pihak-pihak swasta (pT. Nihon seima), maupun

LSM lainnya.

2'4' Tanaman Mahoni (swietenia mahagonf) Sebagai Bahan [nsektisidaNabati -

Mahoni merupakan tanaman yang berasal dari Hindia Barat dan Afrika

dapat tumbuh subur bila tumbuh di pasir payau dekat dengan pantai. Mahoni

dikelompokkan menjadi dua, mahoni berdaun kecil (swle tenia mahagoni lacg.)

dan mahoni berdaun besar (swietenia macrophyilaKing) Keduanya termasuk

dalam keluarga Meliaceae. Mahoni berdaun besar dapat tumbuh baik pada lahan

dengan ketingglan bervariasi antara0-1.000 meter di atas permukaan laut dengan

curah hujan l-600-4.000 mm per tahun dan trpe ikrim A sampai D. pada

umumnya mahoni senang pada tanah yang bersolum dalam. Jenis ini juga masih

bisa bertahan pada tanah yang sewaktu_waktu tergenang air.

Pohon mahoni serama ini dikenal sebagai penyejuk jaranan atau sebagai

bahan untuk membuat segala bentuk .furnilure. Berdasarkan penelitian di

Iaboratorium, pohon mahoni (swietenia mahagon), termasuk pohon yang bisa

mengurangi polusi udara sekira 47% - 69o/o.Pohon mahoni yang ditanam di hutan

kota atau sepanjangjalan berfungsi sebagai filter udara dan daerah tangkapan air.

Daun-daunnya bertugas menyerap polutan-polutan di sekitarnya. sebaliknya,

18

Page 29: ELITIAN MI]I}A

dedaunan itu akan rnelepaskan oksigen (o2) yang membuat udara di

menjadi segar. Ketika hujan twun, tanah dan akar-akar pepohonan

"mengikat" air yang jatuh, sehingga menjadi'cadangan air.

sekitarnya

itu akan

Gambar 2. Tanaman Mahoni tsiiaenia mahagoni\

Mahoni baru berbunga setelah berumur 7 tahun. Buahnya buah kotak,

bulat telur, berlekuk rima, warnanya cokerat. Biji pipih, warnanya hitam a,uu

cokelat' Di Indonesia mula-mula tumbuh secara Iiar di hutan-hutan, di kebun

maupun di mana saja- Tinggi pohon mahoni bisa mencapai 30 meter, bahkan bisa

lebih' Penyebarannya dengan biji. Setelah umurnya antara 7-g tahun mahoni

sudah mulai berbunga. Buahnya berbentuk bulat terur, kalau masih muda

berwama hijau dan setelah besar menjadi cokelat. Dalam buah yang berlekuk Iima

itu berisi biji mahoni yang bentuknya pipih dengan ujungnya agak tebal berwarna

cokelat kehitam-hitaman. Kalau buah itu sudah tua sekali, kulit buahnya akan

pecah sendiri dan biji-b{iinyayang pipih itu beterbangan terfiup angin ke sana

kemari berjatuhan ke tanah lalu turnbuh menjadi pohon mahoni baru (sumarwoto,

2005).

Kandungan kimia mahoni ada dua

Jlavonoida adalah alkoloid yang berperan

macam, masing-masing saponin dan

sebagai anti feedent (anti makanan)

19

r

Page 30: ELITIAN MI]I}A

sehingga menyebabkan serangga tidak

rendah bersifat racun perut. Daun dan

mau makan dan insektisida, konsentrasi

biji dapat berperan sebagai insektisida,

Iarvasida, repellent (penolak serangga),

dengan cara keda sebagai racun perut

Kardinan,2005).

dan anti feedant (penghambat makan)

(Anonimus, 1994; Grainge" l99g :

2'5, Proses Pengorahan Daun Mimba dan Daun Mahoni

Bagian utama dari pohon rnimba dan mahoni yang dimanfaatkan adalah

daun' Berikut dijelaskan mengenai prosesing daun agar dapatdimanfaatkar! baik

sebagai obat, pestisida, kosmetik, toilet teries, pupuk dan lainnya.

Daun dapat digunakan langsung daram keadaan segar, ataupun

dikeringkan, namun ada juga yang .dibuat tepung, sehingga rebih praktis

pengemasannya' Dalam keadaan segar tidak memerlukan perlakuan khusus, hanya

perlu dibersihkan dari kotoran yang menempel dengan cara dicuci, selanjutnya

apabila akan digunakan sebagai obat, cukup menyeduh tujuh lembar daun daram

dua gelas air sampai rnenjadi satu gelas air. Sirnplisia kering daun diperoleh

dengan cara mengering-anginkan daun sampai daun bisa diremas menjadi

serpihan. Bisajuga dilakukan pemanasan dengan oven yang direngkapi fan (kipas

angin) pada suhu maksimar 4000 c atua ada juga yang menjemur di bawah sinar

matahari di bawah jarn r0 pagi (tidak terraru terik). Tepung daun rnimba dan

mahoni diperoleh dengan cara menggrinderlblender daun kering tadi dengan alat

khusus {grinder) atau dapat juga dengan alat penghancur yang seperti

mixer/blender.

20

Page 31: ELITIAN MI]I}A

rTT. TUJUAN DAN MANFAAT PENELTTIAN

3.1. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini berlujuan untuk :

l- Mengetahui kemanjuran/Efektivitas dari ekstrak tumbuhan mimba dan

mahoni yang berpotensi sebagai insektisida nabati terhadap mortalilas

ulat Sp o dop t e ra I itur aF .

2. Mendapatkan bahan pengendarian hama yang selektif, hemat energi,

dan ramah lingkungan. Adanya kandungan berbagai jenis bahan aktif

dari pestisida nabati serbuk daun mimba dan mahoni dapat menjadi

umpan dalam memperangkap ulat s. lituraF. di tanaman organik sawi.

3.2. MANFAAT PENELTTIAN

Diperoleh metode pengendalian hama ulat .s. litura F. yang mudah

diaplikasikan oleh petani dan ramah lingkungan. Dari penelitian ini akan

diperoleh informasi tentang hasil pembuatan pestisida.nabati dari beberapa jenis

tanaman yang menghasilkan bahan aktif sebagai alat pengendali hama ulat S.

litura F. yang efektil dengan metode sederhana, murah, petani dapat membuat

dan mengaplikasikannya sendiri, dengan sumber bahan yang dapat

dibudidayakan sendiri.

Pada akhirnya metode pengendalian hama dengan bahan nabati ini akan

menjadi salah satu komponen yang dapat diaplikasikan sesuai dengan kaidah.

kaidah pengendalian yang sesuai dengan pengendalian Hama Terpadu.

2t

Page 32: ELITIAN MI]I}A

Penelitian ini dapat digunakan sebagai media pemberajaran yang menarik

bagi mahasiswa khususnya pada mata kuliah bioteknologi, hama tanama4

pertanian berkelanjutan, krinik tanaman di Fakultas pertanian. Bagi peneriti,

maka penelitian ini dapat me4fadi sumber keativitas untuk menciptakan suasana

pembel aj a r an y ang respons if terhadap isu aktuar dalam bidang pertanian

22

Page 33: ELITIAN MI]I}A

IV. METODA PtrNELTTtdIY

4.1, Tempat dan Waktu penelitian

Penelitian dirakukan di Laboratorium Hama dan penyakit Tumbuhan

Fakultas Pertania4 Universitas Medan Areg",JI. Kolam Medan Estate Medarl

pada ketinggian tempat + 12 meter di atas permukaan laut, bertofo grafi datar

dengan jenis tanah alluvial. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan di

laboratorium' Tahapan-tahapan kegiatan yang akan dilakukan dituqiukkan dalam

bagan alir penelitian berikut dapatdilihat pada gambar l.

4.2-Teknik pembuatan serbuk daur mimba dan mahoni

Daun yang telah dipanen kemudian dilayukan serama rg_20 jam untuk

mengurangi kadar air dalam daun serta untuk menambah volume hasil serbuk.

Penggilingan daun dilakukan dengan menggunakan grinder/blender. urutan

pembuatan serbuk sbb:

(1). Daun tanaman segar dengan berat 2 kg dilayukan selama lg-24 jam

{2). Grinder/blender diisi daun kering 2/3 bagian dan selanjutnya

di grinder/blender sampai halus.

(3). Daun yang sudah halus diayak dengan kerapatan ayakan 100 mess

(4)' Serbuk yang sudah diayakdirnasukkan ke daram blender dengan dicam-

pur air agar pada saat diblender cepat bercampur dengan bahan pelarut.

Kemudian dimasukan detergen rebih kuran g r mglrsebagai perarut, dan

blender sampai rata/halus.

/,J

Page 34: ELITIAN MI]I}A

(4) Kemudian ekstrak tumbuhan dikeluarkan dari- blender dan disaring ke

dalam gelas ukur agar ampasnya tidak ikut terambil.

(5) Hasil saringan (ekstrak) di pindahkan ke dalam botol air mineral dan

masing^masing botol diberi label sesuai dengan konsentrasi yang akan

digunakan

(6)' Ekstrak cair disirtrpan di dalam lemari pendingin dan digunakan sebelum

satu minggu karena lamanya penyimpanan akan mempengaruhi

efektivitas dari pestisida nabati.

(7). Insektisida siap untuk dipakai/diaplikasikan

4.3. Aplikasi bahan pestisida nabati

Aplikasi terhadap s. Lituro, sebanyak 5 ekor instar tiga dimasukkan ke

dalam toples berisi daun sawi yang akan di jadikan pakan, jumrah daun

sawi untuk setiap toples sebanyak 50 g- Daun sawi sebanyak 50 g

tersebut sebelumnya dicelupkan ke dalam larutrn ekstrak sesuai

komsentrasi (selama 5 menit) dan dikering-anginkan. Daun yang terah

dikering-anginkan diletakkan ke dalam toples yang berisi Iarva uji

sebagai pakaq toples ditutup dengan kain kasa dan diikat dengan karet

gelang.

4.4Jrosed ur pengumpulan data

Penelitian dilakukan dengaa Rancangan Acak Lengkap, dengan 9

perlakuan dan 3 ulangan

AoBo : tanpa perlakuan :

24

Page 35: ELITIAN MI]I}A

AcBr : tanpaekstrak mimba * 2o/o ekstrak mahoni

AoBz: tanpa ekstrak mimba + 4yoekstrak mahoni

ArBo: 2% elatrak mirnba + tanfla ekstrak rnahoni

ArBr = 270 ekstrak mirnba + Zyo ekskak mahoni

ArBz: 2Yo ekstrak mimba + 4o/oekstrak mahoni

AzBo: 4% ekstrak mimba + tanpa ekstrak mahoni

AzBr: 4% ekstrak mimba +Zvo eksfiak mahoni

AzBz - 4% ekstrak mimba + 4o6ekstrak mahoni

Pengarnbilan Daun Mimba dan Daun Mahoni dariLapangan

Pengeringan daun Mimba dan Daun Mahoni

Peinbuatan serbuk Kedua daun bahan pestisida sebagai bahanpestisida nabati

Aplikasi Pestisida Nabati sesuai perrakuan pada Tempat-TempatPengujian

Parameter yang diamati

Respon ulat S. litura F. terhadap Mortalitas S, lrturaF.

Garnbar 3. Tahapan- tahapan penelitian

25

Page 36: ELITIAN MI]I}A

4.5. Pengamatan4.5.1. Persentase Kematian Serangga Uji

Pengamatan terhadap populasi perilaku dan ulai s. litura F. dilakukan I

(satu) hari setelah perlakuan dengan mengamati gerak, wama dan kematian ulat

dalam stoples pada setiap perlakuan Pengamatan dilalcukan I hari setelah

perlakuan dengan interval waktu 2 hari, pengamatan berakhir sampai

ditemukannya kematian serangga uji sebanyak l0o%. untuk mengetahui

pengaruh konsentrasi dari ekstrak daun mimba terhadap kemampuan fudup dari.S.

Iitura dengan menghitung serangga uji yang mati dengan Rumus:

p : ! *1ggo7oB

Dimana : P: Persentase kematian serangga

a: Jumlah serangga yang mati

b : Jumlah serangga keseluruhan/serengga awar (Anonimus, 1993)

Bila terdapat kematian serangga uji pada perlakuan kontrol maka data

dikoreksi dengan menggunakan rumus Abbot:

Ms = Yf -* xtoo%

Dirnana : Ms: Persentase mortalitas sebenarnya

Mp = Persentase mortalitas perlakuan

Mk: Persentase mortalitas kontrol (Grainge, l99g)

I

26

Page 37: ELITIAN MI]I}A

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5'1' Pengaruh Ekstrak Daun Mimba dan Daun Mshoni rerhadap persentaseMortalitas S.litura

Hasil.'penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun mimba dan mahoni

berpengaruh tidak nyata terhadap persentase mortalitas s. lituyapada umur 1 * 5

hsa, tetapi belpengaruh sangat ny:utu puduumur 6 - g hsa ( hal ini dapatdi lihat

padatabel l di bawah ini). Hal ini dikarenakan serangga mencari kesesuaian inang

dan pakan yang dibutuhkan. Menurut syahputra (2006),interaksi serangga dengan

tumbuhan inangnya daram proses pemilihan inang merewati lima tahap, yaitu

penemuan habitat inang penemuan inang pengenaran inang penerimaan inang

dan kesesuaian inang. Empat tahap wrtama berkaitan dengan perilaku serangga

sebelum makan, sedangkan tahap terakhir melibatkan proses fisiologi setelah

makanan dicema yang akhirnya menentukan kesesuaian pakan tersebut bagi

pertumbuhan dan perkembangan serangga.

Hasil penelitian yang tertera pada tabel di bawah memperlihatkan bahwa

secara umum perlakuan s6 (kontrol) berbeda sangat nyata terhadap perlakuan

lainnya' Gambar di bawah memperlihatkan bahwa bentuk kurva respon hubungan

konsentrasi ekstrak daun mimba dan mahoni dengan persentase mortalitas s,.

litura adalah linier.positif dengan persamaan : y : 2,g6 s + 20,00 (r : 0,9474).

Koefisien korelasi (r) sebesar 0,9474 berarti bahwa 94,74 vo kematian s. rirura

disebabkan oleh ekstrak daun mimba dan mahoni.

serangga yang toreran, melarui system metabolisme senyawa asing daram

tubuh serangga, serangga akan menetralkan atau mendetoksifikasi senyawa akfif

27

-

II

Page 38: ELITIAN MI]I}A

menjadi tidak aktif; sehingga serangga dapat beradaptasi dengan senyawa

tersebut. Metabolisme senyawa aktif tersebut terdiri dari dua tahap. Tahap

pertama melibatkan reaksi oksidasi, hidrolisis, reduksi, dan reaksi enzimatik lain

yang menghasilkan senyawa polar. pada tahap kedua, sebagian hasil reaksi

pertama akan diikat oreh senyawa porar tertentu yang terdap at daram tubuh

membentuk konjugat yang larut dalam air. Konjugat ini lalu dikeluarkan dari

tubuh bersama-sama dengan kotoran serangga. Proses metabolisme tersebut

membutuhkan banyak energi. Energr yang digunakan untuk detoksifikasi

diperoleh dari energi yang seharusnya untuk pertumbuhan dan perkembangan

serangga- sebagai akibatnya pertumbuhan serangga akan terganggu. Beberapa

jenis serangga dapat beradaptasi dengan senyawa aktif tertentu (Farrar 1gg9).

Tabel 1. Pengaruh EkstrakMortalitas

Daun Mirnba dan Daun Mahoni Terhadap persentasefera litura F.

Mekanisme penghambatan pertumbuhan dan perkembangan serangga

dapat terjadidengan cara lain. Senyawa aktif azadiraktin dari mimba (Azadirachta

indica) dapat berikatan dengan protein pada reseptor protein. Keadaan ini diduga

menyebabkan protein tersebut tidak dapat digantikan dengan protein lain sehingga

Perlakuan

AoBo

AoBr

AoBz

ArBo

ArBr

ArBz

AzBo

AzBr

13,31a -I J,J13;3

JJ,JJ

IJ,JJ

33,33

26,6

33,3

JJ,J.

46,6

53,3

53,3.

86,6

93,393,3

28

1-3hsa 4 hsa 5 hsa .6 hsa 7 hsa 8 hsa t hsaI 0,0(J

| 0,0(

| 0,0(

0,0c

0,0c

0,00

0,00

0,00

0,00,

20,0{

46,6i

53,3:

60,0c

66,67

73,33

80,0073,33

I )-JJ

Page 39: ELITIAN MI]I}A

sintesis jenis protein baru tidak tedadi. Hal itu rnengakibatkan strukrur protein

berubah sehingga tidak dapat digunakan oleh serangga untuk pertumbuhan dan

perkembangannya. selain menyebabkan kematian, fraksi tersebut juga

menghambat pertumbuhan Iarva uji. Kematian larva disebabkan oleh adanya

gabungan sifat toksisitas instrinsik dan efek antifeedant dari senyawa aktif yang

terkandung dalam insektisida uji. Toksisitas instrinsik tersebut dapat menghambat

ahivrtas makan serangga melalui penekanan saraf pusat yang rnengatur aktivitas

mikan (antifeedantsekunder) selain itu juga menekan aktivitas enzim metaboli(

invertase, dan enzim protease yang dapat menghambat perhunbuhan serangga dan

akhirnya mengakibatkan kematian serangga (Chapman I 995).

60,00

50,00

40,00

30,00

20,00

10,00

0,00

02469101214Konsentrasi Ekstrak Daun daun mimba & mahoni (%)

Gambar 4. Hubungan Konsentrasi Elcmk Daun Mimba dan lvlahoni TerhadapPersentase Mortalitas Spodoptrera litura F. Umur 6 HSA

ra o\(dv

?et-o\oZr()Fu)E

0)vg,s{) .:

14

I

It-,_

Y:2.8568 S + 20.001r:0.94'14

6la

29

LI

Page 40: ELITIAN MI]I}A

setelah sampai tahap kesesuaian inang, kuaritas pakan dapat

mernpengaruhi kelangsungan hidup serangga yang mengonsumsinya. Bila pakan

sesuai, serangga akan rnengonsumsi rnakanan tersebut. sebaliknya, bila pakan

tidak sesuai pada saat tidak ada piliha& maka serangga terpaksa makan sedikit

atau tidak makan sama sekali. selain factor fisik, nilai nutrisi makanan dan

kandungan zat racun pada makanan akan menenfukan kesesuaian pakan tersebut

untuk menunjang berbagai proses fisiorogi yang berhubungan dengan

pertumbuhan dan perkembangan secara optimal (chapman lgg5 dolam

Syahputra, 2006).

70,00

60,00

50,00

40,00

30,00

20,00

10,00

0,00

10 12

Konsentrasi Ekstrak Daun Mimba & Mahoni (%)

Gambar 5. Hubungan Konsentrasi Ekstrak Daun Daun Mimba dan MahoniTerhadap persentase Mortaritas spodoptrera rituraF. umur 7 HsA

Gambar di atas memperrihatkan bahwa bentuk kurva respor hubungan

konsentrasi ekshak daun mimba dan mahoni dengan persentase mortaritas s,.

litura adalah linier positif dengan persamaan : y = 2,976 S + 24,04Ur:0,952g).

ul o\(UvCd

=v)F*6 r-..

(.) trt, .=GJ

9{().E

4

30

Y:2,9763 S + 24,04?

R2 :0,9528

r

Page 41: ELITIAN MI]I}A

Koefisien korelasi (r) sebesar 0,952g berarti bahwa g5,2g % kernatian s. litura

disebabkan oleh ekstrak daun mimba dan mahoni. Pola perkembangan mortalitas

larva yang rendah pada awar pengamatan dan rerative naik pada pengamatan

berikutnya mengindikasikan bahwa senyawa aktif yang terkandung di daram

kedua bahan insektisida nabati memiliki cara kerja yang relative cepat dalam

menimbulkan mortalitas lawa. Peningkaan mortalitas akibat perlakuan pakan

menunjukkan bahwa komponen aktif yang dikandung oleh kedua jenis bahan

insektisida tersebut berfungsi sebagai antifeedant primer, yakni penolakan makan

oleh serangga akibat sifat langsung koirrponen aktif sebelum diserap tubuh.

100,00

80,00

60,00

40,00

20,00

0,00

02Konsentrasi

468101214El<strak Daun Mimba & Mahoni (yo)

,orfr o\.*(E-=a

oooc. -()liu)EdJ

9,*Ltsa).:H

a

Gambar 6. Hubungan Konsentrasi Ekstrak Daun Mimba danPersentase Mortalitas Spodoptrero lituraF. Umur

Gambar di atas memperlihatkan bahwa

konsentrasi ekstrak daun mimba dan mahoni

Mahoni Terhadap8 HSA

bentuk kurva respon hubungan

dengan persentase mortalitas ,S.

litura adalah linier positif dengan persamaan : y = 4,047 S + 3 1,906(r:0,g652).

Koefisien korelasi (r) sebesar a,8652 berarti bahwa B6,sz yo kematian s. litura

31

Y=4,A47iS+31,906r:0,8652

Page 42: ELITIAN MI]I}A

disebabkan oreh ekstrak daun rnimba dan mahoni. Har ini kernungkinan

disebabkan komponen aktif dari ekstrak daun mimba dan mahoni menekan

alitivitas makan larva uji melarui pengaruhnya terhadap system saraf pusat yang

mengatur proses makan (Chapman lgg5).

Peningkatan rnortalitas terjadi dikarenakan pakan yang dikonsumsi

mengandung racun. sehingga terjadi peracunan dalam tubuh larva oleh senyawa

aktif insektisida uji setelah pakan dicerna. Tingginya tingkat mortalitas larva

mengindikasikan tingginya pakan yang dicerna yang berarti pula terdapat

gangguan pada proses pencernaan, misalnya adanya gangguan terhadap enzim-

enzim pencernaan serangga. Eksfiak daun mimba dan mahoni senyawa aktifnya

dapat berfungsi sebagai antifeedant sekunder yang mempengaruhi proses makan,

pencemaarL dan penyerapan (Duffey & Stout 1996).

120,00

100,00

90,00

60,00

40,00

20,aa

0,00

02468101214Konsenffasi Ekstrak Daun Mirnba & Mahoni (Zo)

Gambar 7. Hubungan Konsentrasi Ekstrak Daun Mimba dan Mahoni TerhadapPersentase Moriaritas spodoptrera riturar- u** 9 HSA

G.cZl o\(!v

=Dl-oo\a3()l;(,,=cBJtr&3E

14

Gambar di atas m.bmperlihatkan bahwa

konsentrasi ekstrak daun rnimba dan mahoni

benruk kurva respon hubungan

dengan persentase mortalitas .L

32

a

Y=5,7141 5+34,297t:0,8623

E

Page 43: ELITIAN MI]I}A

litura adalah linier positif dengan persamaan : y : 5,714 S + 1.,4,Zg7 (r = 0,g623).

Koefisien korerasi (r) sebesar 0,g623 berarti bahwa g6,23 yo kematian s. ritwcdisebabkan oleh ekstrak daun mimba dan mahoni.

Te{adinya kematian pada serangga uji dikarenakan adanya gaqgguan

pertumbuhan serangga y+ng mengonsumsi. pakan yang mengandung senyawa

aktif tertentu dapat mengakibatkan menurunnya aktivitas enzim-enzimpencernaan

yang merombak dan mengabsorbsi nutrisi menjadi zat yangdapat dimanfaatkan

tubuh. Beberapa contoh enzimyang terlibat daram proses pencem*um serangga

ialah protease, lipase, amylase, dan invertase (Chapm an 1995).

senyawa azadirachtin, meliantrior, saranin, nimbin dan nimbidin,

senyawa aktif yang diisolasi . dari tanaman mimba dapat menghambat

pertumbuhan dan perkembangan serangga. senyawa-senyawa tersebut

menurunkan aktivitas enzim invertase dan amyrase yang berperan daram proses

pencernaan serangga S. lituraF, jugq mengganggu enzim pencernaan S. IituraF

melalui proses penurunan akivitas atau sintesis enzim. sifat gangguan terhadap

sel akibat senyawa aktif yang terkandung daram daun yang digunakan sebagai

insektisida ini rnerniliki aktivitas sitotoksik terhadap larva. sehingga akibat dari

gangguan ahivitas kedua enzim tersebut mengakibatkan terhambatnya

pertumbuhan larva hingga larva mati. (rshaaya, r99r datamsyahputra,2006 ).

Hal ini juga sesuai dengan has, peneritian susanto {20M), yang

menyatakan bahwa bagian tumbuhan mahoni yang memiriki daya anti bunuh yang

paling besar adarah daun, diikuti oreh bunga, sedangkan biji tidak mengandung

33

l

i

@ts-=

Page 44: ELITIAN MI]I}A

VI. KESIMPULANDAN SARAN

Kesimpulan

Beberapa kesimpuran dapat diambil dari hasil peneritian ini yaitu :

l- Perlakuan konsentrasi elatrak daun mimba 4% danmahoni 2o/o (A2B),

persentase mortalitas (tingkat kematian larva uji) sebesar 93,33o/o sedang

perlakuan yang terbaik adalah pada perlakuan ekstrak daun mimba 4%

dan mahoni 4% {AB2), persentase mortaritas larva qii mencap ai r00o/o

pada pengarnatan 9 hsa.

6.2. Saran

Untuk mencegah serangan hama S- litura

digunakan ekstrak daun mimba dan mahoni 4o/o dan

daun tanaman sawi dengan mengupayakan insektisida

pada daun sawi.

L (selama 5 menit)

tertinggi, yaitu 100%

pada tanaman sawi dapat

diaplikasikan langsung ke

tersebut lebih lama tinggal

2. Perlakuan metode aplikasi dengan pencelupan

memberikan persentase mortalitas hama S. Iitura.

sampai pengamatan 9 hsa.

3' Terdapat interaksi antaraperlakuan konsentrasi ekstrak daun mimb a dan

mahoni dengan metode aprikasi terhadap persentase mortaritas hama s.

litura.

35

r!l

I

Page 45: ELITIAN MI]I}A

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1993. Hasil Pemantauan Daerah Sebar Hama Lalat buah Di wilayahKerja Karantina Pertanian Medan. Seminar Sehari Hasil pemantauan diwilayah Sumatera Utara. Medan

Ahmed, S., 1995' Overview of the current status and future prospects of botanicalpesticides in Asia and the pacific. proc.Report-orine FAo expertconsultation

_on r-egional perspectives for use of botunirul pesticides in

Asia and the Pacific, Bangkok-Thailand.

chapman RF. 1995. Mechanics of food handling by chewing insects. Di dalam :chapman R! d. Boer G (ed). Regulatory Mechanisms in Insect Feeding.New York: Chapman & Hall. Hal 3-31.

S. F., 1988' Recent advances in research on botanical insecticides in China.South China Agricultural University, Guangzho u. p.69 _7 7 .

Duffey SS, Stout MJ. 1996. Antinutritive andagainst. Arch Insect Biochem physiol 32

Farrar RR, Barbour JD, Kennedy GG. 19g9. euantiffing food comsumption andgroMh in insects. Entomol Soc Amer A9 : S9:_Sgg.

Gagoup, I-A. and D. K. Hayes, 1984. Effect of larvae treatment with zadirachtin,a molting inlilitory component of neem tree, on reproductive capacity ofthe face fly Musca autumaaris De Geer (Dipera : Muscidae), Env. Bnto.13. 1639_t643.

Grainge, M. and s. Ahmed, rgg7. Handbook of plants with pest conkolproperties. A willey Interscience publication. New york. p. +ias.

Hartel,P.G., Horace,D.,s., 19g4. Agricultural Ethics: Issues for The 2l st century.crop science society of America in Minneapolis. winconsin. ASASpecial Publication Number 57. USA.

Kardinan' A., dan E' Wulandari 2002, Pemanafaatan Insektisida Nabati. WartaPenelitian dan penaggulanag Tanaman Indushi. VII (3).

Kalshoven, L. G. E, 1981. pest corps rn rndonesia. p.T. IchtiarBaru. Jakarta.

Kecker C}r/.. 1976. Utilaztion Of Neam (AzadirachtaDirectorate Of Non Edible Dils and SoapIndustry Comision India.

toxic component of plant defense.3-37.

' indica) and its By products.Industry. Khadi and Vilage

36

Page 46: ELITIAN MI]I}A

Mahrub, E- 2002. .potensi

pengendalian Hayati Dalam pembangunanPerhanian Berkeranjutan, pidato pengukuhan Jabatan Guru Besar padaFakultas pertanian, UGM. yogyakarta

Noaclq I-P-, e! ac, 1993. Bioani ulat Grayak spodotera Litura F (Lepidoptera)sebagai salah safu tanaman kacanf *hcu"gan kongr". Entomologi tr.Jakarta

Rukmana. Bertanam Kubis. Kanisius. yogyakarta.

Sumarwoto, O. 2005. Mahoni,Rakyat Cyber Media,diaksestT Jwi20AT

Ruskin, F.R., I993. Neem : a tree for solving grobal probrems. National AcademyPress, Washington, D.C. l4l pp.

senrayan, R.' 1997. prospects and chailanges in production and use of neempesticides' Proc- National confrence on pesticides with emphasis on.neem,Surabaya-Indonesia.

_Pohon Pelindung dan Fitofarmaka. Harian pikiranKarnis 04 Agustus 2005. Arsip Edisi 2004 -20A5,

susanti, H., (2006). penggunaan Ekstrak Tumbuhan Mahoni (swietenia mahagoniJack) untuk Mengobati Ikan patin tpo"sasiis hypophtatmus) yangTerserang Bakteri Aeromonas hydrophila

Sutanto, R., 2002. penerapan pertanian organilL penertbit Kanisius. yoryakarta,219 halaman

syahputra- Respons Fisiologi Crocidolomia pavonana terhadap Fraksi Aktifcalophyilum souranri physiorogicar Reiponre oi c.oridoiornia p*o*nu1o lh. calophyllum soulanri ailve Fraction Hayati, Marer zooi-rrr-. z-12 Vol. 13, No. I ISSN 0854_8587

)t

I

Page 47: ELITIAN MI]I}A

LAMPTRAN I.

PERSONALIA PENELITIAN DAN KUALM'IKASINama Lengkap : Ir.Maimunah, MSi.NIPTempat/Tanggal LahirJenis KelaminBidang Keahlian

KantorAJnit KerjaAlamat Kantor

Alamat Rumah

No. Telepon Genggam :

JalanKotaTeleponFaksimileJalan

Kota :

08r263578003

Jl. Kolam No.1Medan 20223061- 7366878061- 7366998Jl Gaharu Komp. PTp D?IIBlok C. No 3

Medan

: l3l 996 162: Perbarurgan,02 Maret i965: Perempuan

Pestisida dan Teknik aplikasi, Dasar perlindunganTanamar! Pengendal i an Hay ati

: Fakultas Pertanian, Universitas Medan Area

Pengalaman Meneliti dan publikasi

A. Publikasi

l. Mekanisme Tumbuhan Terhadap serangan Hama, Majalah Ilmiahwarra universitaria ISSN : ogs2-jgt6, Edlsi 14 tahun 200i

2' Penyakit 1-lUufraa Majalah Ilmiah warra Univenitaria ISSN : 0g52-3916, Edisi 15 tahun 2003

3' Pengertian dan Masalah Gulma, Majalah Ilmiah Warta UniversitariaISSN: 0852-3916,Edisi t6 &17 tahun2003

38

PENTDIDIKAN

Universitas/lnstitutdan LokasiUniversitas MedanArea, Medan

Gelar TahunSelesai

Bidang Studi

Insinyur (Ir.) t99t Hama dan penyakitTumbuhan

lnstitut PertanianBogor

Magister Sains(MSi)

1999 Phytopatologi

M

r

II

{

1l

$

Page 48: ELITIAN MI]I}A

4.

5.

Pengantar Perlindungan TerhadapMajalah ihniah Warta Universitaiialahun2A04

Perlakuan air panas dan pencelupan dalam Fungisida Benomil untukMenghambat perkembangan penyakit entru["oru -(coilurr,"hrr*

fi:::y::::!:::yl t* P"yP.y?nFe:, r,*J p""j,iu,, BidangIlmu Pertanian, ISSN : r693-736b, vor. 4, No 3 Desembe r 2006

Q1e3{sme Pengganggu Tanaman,ISSN: 0852-3916, Edisi tg & i9

Sirsak (Annona muricata Linn.) dalam. Pada Berbagai Bahan Simpan di

Asal bahan Nabati Terhadap Lalat BuahOrganik Cabe Merah (Capsicunt r_mnum),

B. Penelitian

Pemanfaatan Biji dan Daun Tanaman I

Mengendalikan Hama Sitophilus sp.Laboratorium, ZA05

Kajian Efektivitas Metyl Eugenol(Bractosera spp.) pada pertanian2006

Kajian Efektivitas Metyl Eugenol Asal bahan(B r act os era spp -) pa*i Beberapa Jenis Tanamari

ftufi- Ekobiologi Tikus pohon (Rattus tiomanikus) pada EkosistemPerkebunan Kelapa sawrt Sebagai Dasar pengendari unnyi,z00?

Nabati Terhadap Lalat BuahBuah-buahan,20A7

39

-T

Page 49: ELITIAN MI]I}A

Lampiran 3.

DOKUMENTASI KEGIATAN DAN HASIL PENELITIAN

Gambar 8. Kelompok Telur dan Larva Instar 1 Hasil Rearing

Garnbar 9. Lawalnstar:2 Hasil Rearing

4l

4

iI,['

rlrrl,

ii

I.(l

Page 50: ELITIAN MI]I}A

Lampiran 4.

Gambar 10. Larva Instar 3 Hasil Rearing yang Digunakan Sebagai Serangga Uji

Gambar I 1. Larva Instar 4 Setelah Aplikasi Insektisida Nabati

42

l]---

I

|,il,

t,t'fl,l:

Page 51: ELITIAN MI]I}A

Lampiran 5.

KEGTATAN PENGAMATAN WAKTU PENELITIAN

Gambar 12. Pengamatan Serangga Uji

Gambar 13. Bagan penelitian

43

Page 52: ELITIAN MI]I}A

Lampiran 6,

RINCIAN PENGGUNAAN DANA PENELITIAN

No Jenis Pengeluaran' Jurnlah (Rp)I Sewa Tempat Penelitian

Sewa Lahan 3 bln x Rp.200.000,.a. Transportasi Tenaga laboratorium 30

HOK x Rp.25.000,.b. Transportasi Tenaga administrasi 2 x

12 minggu x Rp.25.000,- :

600.000,

750.000,

600.000,

Jumlah 1.950.000,-1 Alat Pembuatan Serbuk Pestisida

a. Grinder8lendorb. 2 (dua) panci stanlesteelc. ayakan stenlesteeld. Nampan plastik (5 buah)

Alat Rearing dan Tempat penelitiana. Stoples plastik (75 buah)b. Kain strimin 10 mc. Kawat penjepitd. Kayu penyangga (10 buah)e. Kaphsf. Tissue Non Parflum

Bahan dan AlatDaun Tanaman Mimba dan MahoniTanaman Sawi OrganikAquadest l0liter

Alkohol 70 s/o {Zliter)

a.

b.

c.

d.

400.000,.150.000,.350.000,.125.000,.

375.000,.150.000,.50.000,.

150.000,.25.0A0,.50.000,.

150.000,.200.000,.20.000,-15.000,-

Jumlah Biaya bahan dan Alat 2.210,0a0,-

J Biayaperjalanana. Transport persiapan(2 orang, bagran

lapangan &. peneliti), penentuanjadwal pelaksanaan x Rp. 100.000,.

b. Transport pengambilan daun (ke B.Lawang, I staf peneliti Et tenagalapangan) 3 x Rp. 100.000,.

c. Konsumsi 2xl2 minggu x Rp.10.000,.

300.000,

300.000,240.000.

JqqEh biaya perialanan 840.000.-

Y'4

:1

Page 53: ELITIAN MI]I}A

Proposalaa@a. Penggandaan dan pengiriman

proposalb. Penggandaan/pengolahan data dan

pengrnman hasil penelitian

250.000,.

650.000,.{umtat Uirv@Seminarf;ffi

a. Konsumsi

b. Publikasi di iurnal terakreditasi.iu.rnlah biay a se,nrnur

Total keseluruhan anggaran biaya penelitian(enam juta lima ratus ribu rupiah)

1+2+3+4+5 adalah Rp. 6.500.000,.

45