Page 1
1
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI DENGAN
PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN
KETERAMPILAN ELKTRONIKA SISWA SLTP NEGERI 2 KUDUS
TAHUN AJARAN 2004/2005
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Universitas Negeri Semarang
Disusun Oleh :
Nama : Noor Jannah
NIM : 5314000018
Prodi : Pendidikan Teknik Elektro S1
Jurusan : Teknik Elektro
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005
Page 3
3
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang
panitia ujian skripsi pada :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Usman Nurzaman, M. Pd Drs. A. Trismono
NIP. 130 515 764 NIP. 130 529 524
Page 4
4
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi dengan judul “ Efektivitas Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dengan
Pendekatan Kontekstual Pada Mata Pelajaran Keterampilan Elektronika Siswa
SLTP Negeri 2 Kudus Tahun Ajaran 2004/2005”, telah dipertahankan dihadapan
sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang yang
diselenggarakan pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 15 Maret 2005
Panitia
Ketua Sekretaris
Drs. Djoko Adi Widodo, M.T Drs. R. Kartono, M.Pd
NIP. 131 570 064 NIP. 131 474 229
Pembimbing I Penguji I
Drs. Usman Nurzaman, M.Pd Drs. Usman Nurzaman, M.Pd
NIP. 130 515 764 NIP. 130 515 764
Pembimbing II Penguji II
Drs. A. Trismono Drs. A. Trismono
NIP. 130 529 524 NIP. 130 529 524
Penguji III
Drs. Samiyono, M.T
NIP. 130 515 758
Dekan FT
Prof. Dr. Soesanto
Page 5
5
NIP. 130 875 753
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi atau tugas akhir ini
benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik
sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam
skripsi atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Februari 2005
Noor Jannah
NIM. 5314000018
Page 6
6
SARI
Noor Jannah, 2005. Efektivitas Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dengan Pendekatan Kontekstual Pada Mata Pelajaran Keterampilan Elektronika Siswa SLTP Negeri 2 Kudus Tahun Ajaran 2004/2005. Skripsi Pendidikan Teknik Elektro. Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Semarang.
Mata pelajaran keterampilan elektronika merupakan salah satu jenis
keterampilan teknik yang mempelajari rangkaian listrik arus lemah pokok bahasan
adaptor. Pelaksanaan kegiatan belajar dan mengajar adalah pembelajaran yang
memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yaitu
mampu membuat adaptor. Sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman, proses
belajar dan mengajar diharapkan memakai pembelajaran berbasis kompetensi
dengan pendekatan kontekstual agar hasil belajar yang dicapai sesuai dengan
kompetensi (pengetahuan dan keterampilan). Masalah yang diungkap adalah
efektifkah pembelajaran berbasis kompetensi dengan pendekatan kontekstual pada
mata pelajaran keterampilan elektronika siswa SLTP Negeri 2 Kudus Tahun
Ajaran 2004/ 2005. Manfaat yang diperoleh yaitu mengetahui efektivitas
pembelajaran berbasis kompetensi dengan pendekatan kontekstual, mengetahui
nilai rata-rata hasil belajar siswa, memperbaiki kualitas proses belajar mengajar,
dan bekal dalam penerapan pembelajaran berbasis kompetensi dengan pendekatan
kontekstual. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui efektif tidaknya
pembelajaran berbasis kompetensi dengan pendekatan kontekstual pada mata
pelajaran keterampilan elektronika.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII sebanyak
enam kelas di SLTP Negeri 2 Kudus dengan jumlah 243 orang. Teknik
pengambilan sampel secara proportional random sampling dengan penentuan
jumlah sampel berpedoman pada rumus Slovin. Dari populasi sebanyak 243 siswa
berdasarkan perhitungan dengan rumus Slovin diperoleh besarnya sampel
sebanyak 71 siswa. Variabel penelitian ada dua yaitu pembelajaran berbasis
kompetensi dengan pendekatan kontekstual pada mata pelajaran keterampilan
elektronika sebagai variabel bebas dan hasil belajar siswa sebagai variabel terikat.
Metode pengumpulan data dengan metode dokumenter, tes dan observasi. Data
hasil penelitian dianalisis dengan analisis deskriptif persentase. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata nilai kemampuan
praktik siswa adalah 85,92, sedangkan rata-rata nilai kemampuan hasil belajar teori siswa sebesar 82,6. Dilihat dari hasil belajar masing-masing siswa menunjukkan bahwa terdapat 70 siswa atau 97,18% yang telah memiliki hasil belajar lebih dari 75. Hal ini menunjukkan bahwa secara klasikal penerapan pembelajaran berbasis kompetensi dengan pendekatan kontekstual pokok bahasan adaptor pada mata pelajaran keterampilan elektronika siswa kelas VIII SLTP Negeri 2 Kudus tahun ajaran 2004/2005 telah mampu mencapai tujuan instruksional yang ditandai telah tercapainya batas minimal standar ketuntasan hasil belajar secara klasikal yaitu 85% siswa dalam kelas mencapai nilai minimal yang ditetapkan (75). Dengan demikian pembelajaran berbasis kompetensi dengan
Page 7
7
pendekatan kontekstual pokok bahasan adaptor pada mata pelajaran keterampilan elektronika adalah efektif.
Mengacu dari hasil penelitian tersebut peneliti dapat mengajukan saran yaitu hendaknya guru mempertimbangkan penerapan pembelajaran pada pokok bahasan adaptor dengan pembelajaran berbasis kompetensi dengan pendekatan kontekstual, sehingga pembelajaran menjadi lebih optimal.
Page 8
8
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
1. Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya (QS. Al Baqarah : 285).
2. Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan orang-orang yang
berilmu pengetahunan dengan beberapa derajat (Al Mujadalah : 11).
3. Tak ada orang yang gagal, yang ada hanyalah orang yang tak pernah
mencoba. Tak ada orang yang bodoh, yang ada hanyalah yang tak rajin
belajar. Tak ada orang yang kalah, yang ada hanyalah orang tidak berani
memulai (Aa Gym).
Persembahan :
Skripsi ini kupersembahkan kepada :
a. Bapak dan Ibu atas segala bantuan materil dan spiritualnya.
b. Adikku Amah dan Ida yang selalu memberikan semangat untuk cepat selesai kuliah.
c. Teman-teman seperjuangan Elektro“00”
d. Temen-temen “Eve cost” spesial mbak yuli, mbak novi dan lina.
Page 9
9
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dipanjatkan kehadirat Allah SWT karena telah
melimpahkan rahmat serta karuniaNya, sehingga dapat terselesaikannya
penyusunan skripsi ini dengan baik untuk memenuhi persyaratan dalam
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Penyususnan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya bantuan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan ini disampaiakan ucapan terima
kasih pada yang terhormat:
1. Drs. Djoko Adi Widodo, M.T., Ketua Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Teknik, Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. Usman Nurzaman, M.Pd, Pembimbing I yang telah berkenan
memberikan bimbingan dan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
3. Drs. A. Trismono, Pembimbing II yang telah berkenan memberikan
bimbingan dan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini .
4. Drs. Samiyono, M.T, Penguji Utama yang telah menguji serta memberikan
bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Drs. Aswotono, Kepala SMP Negeri 2 Kudus yang telah memberikan ijin
penelitian dan bimbingan,
6. Rifai, sebagai guru mitra yang telah memberikan bimbingan selama
pelaksanaan penelitian.
Page 10
10
7. Semua pihak semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang
memerlukan.
Semarang, Februari 2005
Penyusun
Page 11
11
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ............................................................................................................. i
Persetujuan Pembimbing ............................................................................... ii
Pengesahan Kelulusan .................................................................................. iii
Pernyataan .................................................................................................... iv
Sari ............................................................................................................... v
Motto dan Persembahan ................................................................................ vii
Kata pengantar .............................................................................................. viii
Daftar Isi ....................................................................................................... x
Daftar Gambar .............................................................................................. xiii
Daftar Tabel .................................................................................................. xiv
Daftar Lampiran ........................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A............................................................................................ Latar
Belakang .............................................................. 1
B. ........................................................................................... Perm
asalahan ................................................................ 3
C. ........................................................................................... Pemb
atasan Masalah ..................................................... 3
D............................................................................................ Pene
gasan Istilah ......................................................... 4
Page 12
12
E. ........................................................................................... Tujua
n Penelitian........................................................... 5
F. ........................................................................................... Manf
aat penelitian ........................................................ 6
G............................................................................................ Siste
matika Skripsi ...................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 8
A. Tinjauan Masalah Belajar ......................................................... 8
B. Tinjauan Masalah Mengajar ..................................................... 9
C. Proses Pembelajaran ................................................................. 10
D. Hakekat Muatan Lokal ............................................................. 19
E. Uraian Materi ........................................................................... 20
F. Kerangka Berpikir .................................................................... 33
Page 13
13
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 35
A. Desain Penelitian ...................................................................... 35
B. Populasi ................................................................................... 35
C. Sampel ..................................................................................... 36
D. Variabel Penelitian ................................................................... 37
E. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 37
F. Instrumen Penelitian ................................................................. 38
G. Teknik Analisis Data ................................................................ 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 45
A. Hasil Penelitian ........................................................................ 45
1. ....................................................................................... Desk
ripsi Data Kemampuan Praktik .............................................. 45
2. ....................................................................................... Desk
ripsi Data Kemampuan Hasil Belajar Teori ............................ 46
3. ....................................................................................... Inter
prestasi Data Hasil Belajar Siswa ........................................... 47
B. Pembahasan ............................................................................. 48
BAB V PENUTUP ................................................................................... 55
A. Simpulan ............................................................................. 55
B. Saran ............................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA
Page 14
14
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Page 15
15
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Diagram Blok Komponen-Komponen Proses Pembelajaran ... 11
Gambar 2.2. Transformator ........................................................................ 21
Gambar 2.3. Penyearah Tunggal ................................................................. 22
Gambar 2.4. Penyearah Ganda ................................................................... 23
Gambar 2.5. Penyaring ............................................................................... 24
Gambar 2.6. Pengetesan Transformator ...................................................... 25
Gambar 2.7. Pengetesan Dioda ................................................................... 26
Gambar 2.8. Pengetesan Kondensator Elektrolit ......................................... 27
Gambar 2.9. Pengetesan Resistor ................................................................ 28
Gambar 2.10. Pengetesan Transistor ............................................................. 28
Gambar 2.11. Pengetesan Sekering............................................................... 29
Gambar 2.12. Rangkaian Adaptor ................................................................ 30
Gambar 4.1. Bagan Distribusi Kemampuan Praktik .................................... 46
Gambar 4.2. Bagan Distribusi Kemampuan Hasil Belajar Teori ................. 47
Page 16
16
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Desain Penelitian .......................................................................... 36
Tabel 3.2. Sampel Penelitian ......................................................................... 36
Tabel 3.3. Ringkasan Validitas Soal Ujicoba ................................................. 40
Tabel 3.4. Ringkasan Tingkat Kesukaran Soal Ujicoba ................................. 42
Tabel 3.5. Ringkasan Daya Pembeda Soal Uji Coba ...................................... 43
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Praktik ............................ 45
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Data Kemampuan Hasil Belajar teori ........... 47
Page 17
17
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar Teori .............. 58
Lampiran 2 Uji Coba Instrumen Tes hasil Belajar Teori .............................. 61
Lampiran 3 Lembar Jawaban ....................................................................... 71
Lampiran 4 Kunci Jawaban Uji Coba Instrumen Tes Hasil Belajar ............. 72
Lampiran 5 Hasil Analisis Uji Coba Soal .................................................... 73
Lampiran 6 Perhitungan Validitas Butir ...................................................... 78
Lampiran 7 Perhitungan Reliabilitas Butir ................................................... 80
Lampiran 8 Perhitungan Tingkat Kesukaran ................................................ 81
Lampiran 9 Perhitungan Daya Pembeda Soal .............................................. 82
Lampiran 10 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ...................................... 83
Lampiran 11 Instrumen Tes Hasil Belajar Teori ............................................ 86
Lampiran 12 Kunci Jawaban ........................................................................ 95
Lampiran 13 Skoring Pengamatan Praktik .................................................. 96
Lampiran 14 Petunjuk Praktik ....................................................................... 97
Lampiran 15 Pengambilan Sampel ................................................................ 98
Lampiran 16 Data Hasil Penskoran Instrumen Tes Hasil Belajar ................... 99
Lampiran 17 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Siswa .................................. 101
Lampiran 18 Distribusi Frekuensi Data Hasil Penelitian ............................... 103
Lampiran 19 Deskripsi Data Kemampuan Praktik dan Teori ......................... 104
Lampiran 20 Surat Tugas Dosen Pembimbing ............................................... 105
Lampiran 21 Surat Permohonan Ijin Penelitian ............................................. 106
Lampiran 22 Surat Rekomendasi Reserch/ Survey ........................................ 107
Lampiran 23 Ijin Penelitian Dinas Pendidikan Kab. Kudus ........................... 108
Lampiran 24 Surat Keterangan ...................................................................... 109
Lampiran 25 Foto Dokumentasi .................................................................... 110
Page 18
18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mutu pendidikan perlu ditingkatkan agar dapat sesuai dengan perkembangan zaman,
kemajuan teknologi dan tuntutan pembangunan serta dalam rangka menyiapkan sumber daya
manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan
(Ngalim Purwanto, 1983: 1).
Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional ini pemerintah telah membentuk berbagai
jenis lembaga pendidikan diantaranya Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) bertujuan
untuk memberi bekal kemampuan dasar yang merupakan perluasan serta peningkatan
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari sekolah dasar (SD) yang bermanfaat bagi
siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga
negara sesuai dengan tingkat perkembangannya serta mempersiapkan mata pelajaran untuk
mengikuti pendidikan menengah (Hermana Soemantri, 1993: 135)
Di dalam kurikulum Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama terdapat berbagai
macam program mata pelajaran, salah satunya muatan lokal. Muatan Lokal adalah
program pendidikan yang penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam,
lingkungan sosial dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah dan wajib dipelajari
oleh murid di daerah itu. Tujuan utama masuknya muatan lokal dalam kurikulum
nasional semata- mata untuk menyelaraskan materi pelajaran yang diberikan kepada
siswa dengan kebutuhan dan kondisi yang ada di daerahnya, mengoptimalkan potensi,
dan sumber belajar yang ada di sekitarnya bagi kepentingan anak didik, menumbuhkan
dan mengembangkan minat perhatian anak didik sesuai dengan kebutuhan daerahnya,
memperkenalkan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di masyarakat kepada anak
didik sedini mungkin (Nana Sudjana, 1996: 172)
Berkaitan dengan program pelajaran muatan lokal, SLTP Negeri 2 Kudus menentukan
beberapa keterampilan sebagai mata pelajaran muatan lokalnya, yaitu seni musik, seni tari,
seni lukis, komputer, dan keterampilan elektronika. Mata pelajaran keterampilan elektronika
Page 19
19
merupakan salah satu jenis keterampilan teknik yang mempelajari rangkaian listrik arus lemah
yaitu adaptor.
Sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman, proses belajar dan mengajar diharapkan
memakai pembelajaran berbasis kompetensi. Pelaksanaan kegiatan belajar dan mengajar
adalah pembelajaran yang memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai
kompetensi yaitu mampu membuat adaptor. Dengan demikian mendorong individu untuk
belajar sepanjang hayat dan mewujudkan masyarakat belajar. Pelaksanakan pembelajaran
berbasis kompetensi, guru harus menggunakan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching
and Learning). Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual adalah konsep pembelajaran
yang membantu guru dalam mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki
dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari dengan melibatkan tujuh
komponen utama pembelajaran efektif antara lain konstruktivisme, menemukan (inquiri),
bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian sebenarnya. Pada
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual, guru mengajak siswa untuk aktif dalam
pembelajaran sehingga mereka dapat menemukan informasi melalui pengalaman (guru dan
siswa sama-sama aktif), dapat menumbuhkan kreativitas sehingga menghasilkan karya dalam
bentuk benda elektronik yaitu adaptor, serta hasil belajar yang dicapai sesuai dengan
kompetensi (pengetahuan dan keterampilan).
Karena itulah memandang perlu melakukan penelitian dengan judul “EFEKTIVITAS
PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI DENGAN PENDEKATAN
KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN KETERAMPILAN ELEKTRONIKA
SISWA SLTP NEGERI 2 KUDUS TAHUN AJARAN 2004/ 2005 “
B. Permasalahan
Masalah yang akan diungkap dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Efektifkah pembelajaran berbasis kompetensi dengan pendekatan kontekstual pada mata
pelajaran keterampilan elektronika siswa SLTP Negeri 2 Kudus Tahun Ajaran 2004/ 2005 ?
Page 20
20
C. Pembatasan Masalah
Perlu adanya pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu penelitian
terbatas pada efektivitas pembelajaran berbasis kompetensi pada mata
pelajaran keterampilan elektronika dengan pendekatan kontekstual pada mata
pelajaran elektronika siswa SLTP Negeri 2 Kudus Tahun Ajaran 2004/2005.
D. Penegasan Istilah
Untuk menghindari salah pengertian, maka perlu diberikan penegasan istilah dari
skripsi yang berjudul “Efektivitas Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dengan Pendekatan
Kontekstual Pada Mata Pelajaran Keterampilan Elektronika Siswa SLTP Negeri 2 Kudus
Tahun Ajaran 2004/2005”, yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Efektivitas
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan efektivitas berasal dari kata
efektif. Efektif berarti ada efeknya (pengaruhnya, akibatnya, kesannya) sehingga
membawa hasil. (WJS. Poerwadarminto, 1986: 266). Menurut (Davis, Alexander, dan
Yellon: 1997) yang dikutip oleh Usman_NZ bahwa keefektifan pembelajaran
menunjukkan banyak siswa mampu mencapai tujuan instruksional khusus. Efektivitas
dalam penelitian ini adalah efektivitas pembelajaran berbasis kompetensi dengan
pendekatan kontekstual.
2. Pembelajaran Berbasis Kompetensi
Pembelajaran Berbasis Kompetensi adalah suatu model pembelajaran dimana
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaiannya mengacu pada penguasaan kompetensi.
Pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi dimaksudkan agar segala upaya yang
dilakukan dalam pembelajaran benar-benar mengacu dan mengarahkan peserta didik
Page 21
21
untuk menguasai kompetensi yang ditetapkan sehingga mereka tuntas dalam belajarnya.
(Depdiknas, 2003: 8)
3. Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep pembelajaran
yang mengaitkan materi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa
membuat hubungan pengetahuan dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
(Depdiknas, 2003: 34).
4. Mata Pelajaran Keterampilan Elektronika
Mata pelajaran keterampilan elektronika adalah salah satu jenis keterampilan teknik yang
mempelajari rangkaian listrik arus lemah (Depdikbud, 1994: 1). Bahan ajar yang akan
diberikan pada siswa adalah adaptor.
5. Siswa SLTP Negeri 2 Kudus Tahun Ajaran 2004/ 2005
Siswa SLTP Negeri 2 Kudus Tahun Ajaran 2004/ 2005 adalah siswa kelas VIII (dua)
yang terdaftar sebagai murid SLTP Negeri 2 Kudus Tahun Ajaran 2004/ 2005.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang diungkap maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui efektivitas pembelajaran berbasis kompetensi dengan pendekatan kontekstual
pada mata pelajaran keterampilan elektronika siswa SLTP Negeri 2 Kudus Tahun Ajaran
2004/ 2005.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Mengetahui efektivitas pembelajaran berbasis kompetensi dengan pendekatan
kontekstual.
Mengetahui nilai rata-rata hasil belajar siswa.
Memperbaiki kualitas proses belajar mengajar
2. Bagi Peneliti
Page 22
22
Bekal dalam penerapan pembelajaran berbasis kompetensi dengan
pendekatan kontekstual.
G. Sistematika Skripsi
Sistematika skripsi terdiri dari 3 bagian yaitu, bagian awal, bagian isi, dan bagian
akhir.
1. Bagian Awal berisi judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan,
sari, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran.
2. Bagian Isi terdiri dari lima bab meliputi:
Bab I : Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, permasalahan, pembatasan masalah, penegasan
istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi.
Bab II : Landasan Teori
Berisi teori-teori yang mendukung dalam pelaksanaan penelitian.
Bab III : Metode Penelitian
Berisi tentang desain penelitian, populasi, sampel, variabel penelitian, metode
pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data.
Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berisi tentang hasil penelitian beserta pembahasan.
Bab V : Penutup
Berisi tentang kesimpulan dan saran.
3. Bagian akhir berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
Page 23
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Masalah Belajar
Pengertian belajar menurut Max Darsono (2000: 2) yaitu bahwa belajar merupakan
suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku. Belajar dapat di
definisikan sebagai proses yang menimbulkan atau merubah perilaku melalui latihan atau
pengalaman (Whittaker dalam Max darsono, 2000: 4). Menurut Winkel W.S dalam Max
Darsono (2000: 4) Belajar adalah aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan nilai sikap. Lebih lanjut diterangkan ciri-ciri belajar yaitu:
Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan
Belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat diwakilkan pada orang lain. Jadi
belajar bersifat individual
Belajar merupakan proses interaksi antara individu dengan lingkungan
Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar
(Max Darsono, 2000: 30)
Dengan belajar siswa mengalami perubahan baik tingkah laku maupun cara berpikir.
Belajar dapat dikatakan berhasil jika siswa aktif dalam proses pembelajaran dan tidak hanya
menerima konsep-konsep saja. Keberhasilan ini dapat dilihat dari hasil belajar. Hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar
(Nana Sudjana, 1990: 22)
B. Tinjauan Masalah Mengajar
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang berorientasi pada tujuan pendidikan.
Pengajaran menunjuk suatu kegiatan yang mengandung terjadinya penguasaan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. (Suharsimi Arikunto, 1990: 2)
Definisi lain tentang mengajar diantaranya (1) menurut S. Nasution
(1994: 43) mengajar adalah usaha guru untuk menciptakan kondisi atau
mengatur lingkungan sedemikian rupa sehingga terjadi interaksi antara murid
Page 24
9
dan lingkungannya, termasuk guru, alat pelajaran dan sebagainya yang disebut
proses belajar mengajar sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan, (2) Dimyati dan Mudjiono (1994: 146) mengatakan bahwa
mengajar atau pembelajaran berarti meningkatkan kemampuan kognitif,
afektif dan keterampilan.
Dari ketiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah
suatu kegiatan untuk meningkatkan kemampuan penguasaan pengetahuan,
keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar.
Untuk mengajarkan keterampilan elektronika sesuai dengan kurikulum
berbasis kompetensi, guru dianjurkan melaksanakan pembelajaran berbasis
kompetensi dengan pendekatan kontekstual. Pembelajaran berbasis
kompetensi adalah suatu model pembelajaran yang perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaiannya mengacu pada penguasaan kompetensi (Depdiknas, 2003: 8).
Artinya segala upaya yang dilakukan dalam pembelajaran benar-benar
mengacu dan mengarahkan peserta didik mampu menguasai kompetensi yang
ditetapkan. Sementara itu pendekatan kontekstual (CTL) adalah konsep
pembelajaran yang mengaitkan materi pelajaran dengan situasi dunia nyata
dan memotivasi siswa membuat hubungan pengetahuan dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka (Depdiknas, 2003: 34). Dengan pendekatan
kontekstual dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan elektronika,
peserta didik mampu menghasilkan karya.
Page 25
10
Tujuh komponen pendekatan kontekstual (Contextual Teching and
Learning) yaitu sebagai berikut:
1. Mengembangkan pemikiran, bahwa anak perlu mengkonstruksi pengetahuannya sendiri
(Konstruktivisme merupakan landasan pendekatan CTL),
2. Mengembangkan kegiatan menemukan atau inquiri,
3. Mengembangkan keberanian bertanya pada siswa,
4. Menciptakan masyarakat belajar (learning comunity), misal dengan kelompok-kelompok
belajar,
5. Pemodelan, misalnya guru mendemonstrasikan alat-alat listrik (multimeter).
6. Melakukan refleksi misalnya diskusi kecil, melihat catatan siswa, mendengarkan kesan
dan pesan siswa, dsb
7. Melaksanakan penilaian sebenarnya. (Depdiknas, 2003: 10)
C. Proses Pembelajaran
Belajar dan mengajar merupakan dua istilah yang tidak dapat
dipisahkan. Apabila ada guru mengajar, maka akan terdapat siswa yang
belajar. Jadi proses belajar dan mengajar (proses pembelajaran) adalah proses
terjadinya hubungan timbal balik antara guru dengan murid dalam situasi
pengajaran (interaksi edukatif).
Untuk membedakan antara interaksi edukatif dengan interaksi sosial lainnya, berikut
ini beberapa ciri khusus dalam interaksi belajar mengajar, menurut Winarno Surachmad
(1994: 16) yaitu ada tujuan yang jelas yang akan dicapai, ada bahan yang menjadi interaksi,
ada pelajar yang aktif belajar, ada guru yang melaksanakan, ada metode untuk mencapai, ada
situasi yang memungkinkan proses interaksi itu berlangsung dengan baik, dan ada penilaian
hasil interaksi.
Page 26
11
Semua komponen yang ada dalam proses pembelajaran tidak berdiri sendiri-sendiri,
tetapi saling berhubungan dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lain. Secara
diagram blok komponen-komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran diperlihatkan
gambar 2.1.:
Gambar 2.1. Diagram blok komponen-komponen Proses Pembelajaran
Dari diagram Proses Pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tujuan Proses Pembelajaran
Kunci keberhasilan proses pembelajaran terletak pada tujuan mengajar yang
dirumuskan secara jelas. Mengajar mempunyai tujuan memberikan bimbingan dan
bantuan kepada orang yang sedang belajar untuk memperoleh sejumlah pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman. Adapun diberikannya pembelajaran berbasis kompetensi
dengan pendekatan kontekstual pada mata pelajaran keterampilan elektronika pada pokok
bahasan adaptor adalah siswa dapat mengenal bagian-bagian adaptor, siswa dapat
membuat adaptor, dan siswa dapat menguji tiap-tiap komponen adaptor.
2. Guru di dalam Proses Belajar Mengajar (Proses Pembelajaran)
Tugas guru dalam pembelajaran berbasis kompetensi dengan
pendekatan kontekstual antara lain membantu siswa mencapai tujuan
pembelajaran. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi
yaitu pendekatan kontekstual sebagai strategi pembelajaran daripada
informasi, mengelola kelas, memfasilitasi agar informasi baru bermakna,
Guru Tujuan Bahan/Isi
Proses
Pembelajaran Siswa Hasil
Belajar
Metode/ Teknik Evaluasi/ Penilaian
Page 27
12
menghubungkan pengetahuan lama dan baru, memberikan kesempatan
pada siswa untuk menemukan dan menerapkan ide mereka sendiri, serta
menyadarkan siswa untuk menerapkan strategi mereka sendiri (Depdiknas,
2003).
3. Siswa/ Peserta Didik
Siswa adalah siwa usia SLTP (11-15 tahun). Menurut Pieget masa
tersebut disebutnya sebagai periode operasi formal. Pada tahap ini siswa
mengembangkan pikiran formalnya. Siswa mampu berpikir logis dengan
objek-objek yang abstrak. Dalam pembelajaran berbasis kompetensi
dengan pendekatan kontekstual siswa lebih banyak dilibatkan dalam
kegiatan pembelajaran sehingga berdampak positif yaitu dengan kegiatan
praktik lebih menguntungkan daripada teori. Dengan demikian siswa dapat
mengalami belajar secara langsung.
4. Bahan/ Isi
Bahan pelajaran adalah isi yang diajarkan kepada siswa pada saat berlangsungnya
proses pembelajaran. Bahan pelajaran berupa isi dari bahan atau bidang studi yang
diberikan siswa sesuai dengan kurikulum yang digunakan (Nana Sudjana, 1989: 67).
Melalui bahan pelajaran ini siswa diantarkan kepada tujuan pengajaran. Dengan kata lain
tujuan yang akan dicapai siswa diwarnai dan dibentuk oleh bahan pengajaran. Bahan
pelajaran dibedakan atas fakta, konsep, prinsip, dan keterampilan (Suryosubroto, 2002:
42). Bahan pelajaran keterampilan elektronika pokok bahasan adaptor di SLTP Negeri 2
Kudus tersusun dari:
a. Bagian-bagian adaptor
1) Bagian input tegangan
Bagian penurun tegangan
Bagian penyearah
Page 28
13
Bagian filter
Bagian output tegangan
b. Pengujian tiap-tiap komponen adaptor
c. Pembuatan adaptor
a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Membuat PCB
c) Memasang Komponen pada PCB
d) Pengawatan komponen pada terminal
e) Menyolder
f) Mencoba
5. Metode/ Teknik
Metode mengajar adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan interaksi
antara guru dan siswa (Nana Sudjana, 1989: 76).
Metode pembelajaran yang digunakan adalah dengan pendekatan kontekstual.
Pendekatan kontekstual adalah konsep pembelajaran yang membantu guru dalam
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pembelajaran kontekstual ini
melibatkan tujuh komponen pembelajaran efektif antara lain konstruktivisme,
menemukan (inquiri), bertanya (quetioning), masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan
penilaian sebenarnya.
Pelaksanaan pendekatan kontekstual dalam proses pembelajaran yaitu:
Sub Pokok Bahasan: bagian-bagian adaptor
1) Pendahualuan
Guru menghantarkan materi adaptor
2) Kegiatan Inti
a) Guru mengkondisikan siswa menjadi kelompok-kelompok kecil
b) Guru menggambar diagram blok adaptor
Page 29
14
c) Siswa mengamati dan mencatat hasil pengamatan
d) Siswa mempresentasikan hasil pengamatan di depan kelas
e) Guru memberi tugas kepada siswa untuk membuat gambar rangkaian
adaptor
f) Guru bertanya tentang prinsip kerja adaptor
g) Siswa mempresentasikan hasil pengamatan
Komponen pendekatan kontekstual yang tampak antara lain:
konstruktivisme, kelompok belajar (learning community), bertanya (quetioning),
dan menemukan (inquiri). Misalnya siswa dapat mengenal adaptor, siswa dapat
mengkonstruksi pengertian adaptor dan prinsip kerja, siswa dapat menunjukkan
komponen adaptor, siswa dapat menunjukkan simbol komponen adaptor, dan
siswa dapat menjelaskan fungsi bagian-bagian adaptor.
3) Penutup
a) Guru memberikan waktu untuk bertanya
b) Guru melakukan penilaian: soal latihan, kerjasama kelompok
Komponen kontekstual yang tampak antara lain, refleksi yaitu siswa
mampu menyimpan pengetahuan dalam benak mereka, siswa mencatat
pengetahuan yang diperolehnya yaitu bagian-bagian dan fungsi adaptor, prinsip
kerja adaptor.
Sub Pokok Bahasan: Pengujian komponen adaptor
1) Pendahuluan
a) Guru memberikan appersepsi tentang komponen elektronika (komponen
aktif dan komponen pasif)
b) Guru bertanya fungsi pengujian komponen
c) Guru mendemonstrasikan penggunaan multimeter
d) Guru mendemonstrasikan pengujian transformator
Komponen pendekatan kontekstual yang tampak antara lain pemodelan
yaitu guru memberikan model tentang cara penggunaan multimeter, refleksi
yaitu siswa mampu menyimpan pengetahuan lama dalam benak siswa,
kontruktivisme yaitu siswa dapat mengkonstruksi fungsi pengujian komponen.
Page 30
15
2) Kegiatan Inti
a) Guru mengkondisikan siswa menjadi kelompok-kelompok kecil
b) Guru membagikan multimeter dan komponen adaptor
c) Siswa mendemonstrasikan pengujian komponen-komponen adaptor sesuai
lembar kerja siswa
d) Siswa mengamati dan mencatat hasil pengujian
e) Siswa mempresentasikan hasil pengujian
Komponen pendekatan kontekstual yang tampak antara lain: kelompok
belajar (learning community), bertanya (quetioning), dan menemukan (inquiri),
dan kontruktivisme yaitu siswa dapat menyimpulkan hasil dari pengukuran/
pengujian.
3) Penutup
a) Guru memberi waktu untuk bertanya
b) Guru melakukan penilaian: hasil pengamatan, kerja sama kelompok.
Komponen pendekatan kontekstual yang tampak antara lain refleksi yaitu
siswa mampu menyimpan pengetahuan dalam benak mereka, siswa mencatat
pengetahuan yang diperolehnya yaitu mencatat hasil pengamatan tentang pengujian
komponen-komponen adaptor.
Sub Pokok Bahasan: Pembuatan Adaptor
1) Pendahuluan
Guru memberikan apersepsi tentang komponen-komponen adaptor
2) Kegiatan Inti
a) Guru mengkondisikan siswa menjadi kelompok-kelompok kecil
b) Guru memberikan alat dan bahan pembuatan adaptor
c) Guru menerangkan langkah-langkah pembuatan adaptor
d) Guru mendemonstrasikan cara menyolder
e) Siswa melakukan kegiatan pembuatan adaptor
f) Siswa membuat laporan kegiatan
Page 31
16
Komponen pendekatan kontekstual yang tampak antara lain: kelompok
belajar (learning community), bertanya (quetioning), dan menemukan (inquiri),
dan kontruktivisme yaitu siswa dapat mengelompokkan alat dan bahan dalam
pembuatan adaptor, siswa dapat membuat desain rancangan rangkaian adaptor,
siswa dapat membuat adaptor, dan siswa dapat membuat laporan kegiatan.
3) Penutup
a) Guru memberikan waktu untuk bertanya
b) Guru melakukan penilaian: hasil karya berupa adaptor, laporan kegiatan,
dan kerjasama kelompok.
Komponen pendekatan kontekstual yang tampak antara lain penilaian dan
refleksi. Refleksi yaitu siswa dapat menyimpan pengetahuan tentang pembuatan
adaptor yang diperoleh dari hasil kegiatan praktik.
6. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemempuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajar (Nana Sudjana, 1990: 22).
Bloom membagi tiga tipe hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor (Nana Sudjana, 1989: 46). Hasil belajar yang harus dimiliki
adalah kemampuan kognitif yaitu siswa mampu menguasai pengetahuan,
pemahaman, dan penerapan/ aplikasi pada pokok bahasan adaptor.
Kemampuan psikomotor yaitu siswa dapat membuat adaptor dan menguji
komponen-komponen adaptor. Kemampuan afektif yaitu aspek tingkah
laku antara lain pengetahuan, pemahaman, kecakapan, dan perhatian.
7. Evaluasi/ Penilaian
Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pembelajaran perlu
dilakukan usaha atau tindakan penilaian. Penilaian hasil belajar adalah
proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa
Page 32
17
dengan kriteria tertentu sesuai tipe hasil belajar yaitu kognitif dan
psikomotor (Zaenal Arifin, 1988: 3).
Hakekat Muatan Lokal Elektronika
Pendidikan keterampilan elektronika diberikan kepada siswa Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama dengan tujuan agar lulusan memiliki keterampilan sekurang-kurangnya satu jenis
keterampilan profesional, sesuai dengan minat dan bakat serta kebutuhan lingkungan. Dalam
program pengajaran, keterampilan elektronika terangkum dalam mata pelajaran muatan lokal.
Mata pelajaran keterampilan elektronika diberikan kepada siswa berupa teori dan
praktik. Hal ini dimaksudkan agar siswa benar-benar paham tentang ilmu yang dipelajarinya,
sehingga mampu berkarya sendiri secara sederhana.
Khusus mengenai keterampilan elektronika di SLTP Negeri 2 Kudus, materi untuk
siswa kelas VIII Tahun Ajaran 2004/ 2005 adalah adaptor yang terdiri dari:
1. Bagian-bagian adaptor
a) Bagian input tegangan
b) Bagian penurun tegangan
c) Bagian penyearah
d) Bagian filter
e) Bagian output tegangan
2. Pengujian tiap-tiap komponen adaptor
3. Pembuatan adaptor
a) Menyiapkan alat dan bahan
b) Membuat PCB
c) Memasang Komponen pada PCB
d) Pengawatan komponen pada terminal
e) Menyolder
f) Mencoba
Page 33
18
Uraian Materi Adaptor
Bagian-Bagian Adaptor
Agar pesawat elektronika dapat bekerja, maka pesawat tersebut harus
mendapatkan energi listrik. Energi listrik yang diperlukan adalah listrik arus searah (DC=
Direct Current)
Untuk pesawat-pesawat elektronika dengan daya kecil (radio) dapat
menggunakan batu baterai sebagai energi listriknya. Untuk pesawat-pesawat elektronika
yang dengan daya besar sebagai energi digunakan aki/ adaptor.
Adaptor adalah suatu rangkaian elektronika yang berfungsi menurunkan tegangan
listrik bolak-balik (AC) dan mengubahnya menjadi listrik arus searah
(DC). Adaptor adalah salah satu sumber listrik searah yang dapat
menggantikan fungsi kerja beberapa batu baterai/ aki.
Adapun adaptor terdiri atas beberapa bagian, yaitu bagian input tegangan, bagian
penurun tegangan, bagian penyearah, bagian filter/ penyaring, bagian stabilisator, dan
bagian output tegangan.
Bagian Input Tegangan
Aliran arus listrik yang digunakan untuk mensuplay/ memberi daya listrik pada
adaptor disesuaikan dengan tegangan transformator. Biasanya
transformator yang digunakan untuk tegangan-tegangan tertentu misal
110 V, 220 V (gulungan primer). Untuk menyesuaikan tegangan kerja
pada transformator dengan masukan tegangan yang berasal dari jala-
jala PLN/ sumber listrik yang lain, perlu adanya penyesuaian agar
tegangan kerja transformator dapat bekerja dengan baik. Fungsinya
Page 34
19
untuk menghubungkan arus bolak-balik (AC) yang berasal dari sumber
tegangan dengan transformator.
Bagian Penurun Tegangan
Terdiri dari sebuah transformator step down (penurun tegangan) berfungsi
sebagai penurun tegangan arus bolak-balik (AC), periksa gambar 2.2. Tegangan
sumber biasanya berasal dari arus PLN dengan tegangan 110 V atau 220 V.
Tegangan ini diturunkan menjadi 3 V; 4,5 V; 6 V; 9 V; 12 V dan sebagainya
sesuai dengan lilitan sekunder trafo. Jenis trafo yang digunakan untuk adaptor
adalah trafo output tunggal (tanpa CT) dan trafo output ganda (CT).
(a) (b)
Gambar 2.2. Transformator
(a) Trafo output tunggal (b) Trafo output ganda Bagian Penyearah
Tegangan sumber sudah diturunkan oleh trafo, tetapi arus listriknya masih berupa
arus bolak-balik. Bagian penyearah berfungsi merubah arus AC
menjadi arus DC. Untuk merubah arus AC menjadi arus DC digunakan
komponen dioda. Suatu dioda penyearah biasa dinyatakan dengan arus
maksimum yang dapat dialirkan, misal 1 A; 2 A; 4 A; 5 A hingga 10
A.
Macam-macam penyearah yaitu:
1) Penyearah Tunggal
6 V
12 V
0
110 V
220 V
12 V
6 V
CT
0
12V
0
110 V
220V
Page 35
20
Perubahan arus AC menjadi arus DC pada rangkaian
penyearah tunggal hanya menggunakan sebuah dioda untuk arus
listrik yang berasal dari trafo output tunggal (tanpa CT). Perhatikan
gambar 2.3.
Gambar 2.3. Penyearah tunggal
Bila dioda mendapat masukan (input) arus bolak-balik satu
gelombang yang bertanda positip (setengah gelombang).
Penyearah sistem ini menghasilkan arus searah yang berdenyut.
2) Penyearah Ganda
Untuk mendapatkan arus searah yang lebih stabil
digunakan penyearah ganda yaitu bila trafo yang digunakan adalah
trafo tunggal penyearahnya dengan 4 buah dioda yang dikenal
dengan diode jembatan (periksa gambar 2.4a). Bila digunakan trafo
ganda maka cukup dengan 2 dioda penyearah (lihat gambar 2.4b).
(a)
D
R-
++ +
-
-
+ D1
D3
D2
D4
R+ +
-
+
RCT + +
Page 36
21
(b)
Gambar 2.4. Penyearah Ganda
(a) Penyearah dioda jembatan (b) Penyearah titik cabang tengah
Bagian Filter
Hasil penyearahan masih mengandung tegangan ripple (berdenyut). Agar
mendapatkan tegangan yang lebih sempurna/ halus diperlukan rangkaian filter.
Komponen yang digunakan sebagai filter antara lain:
1) Condensator Elektrolit (elco) kerjanya mengisi/ menutup hasil dari penyearahan.
2) Lilitan atau resistor kerjanya menghambat arus agar arus yang ditampung
kondensator tidak cepat habis.
Gambar 2.5a memperlihatkan bagian filter adaptor menggunakan
rangkaian kondensator dan resistor (RCR) dan gambar 2.5b memperlihatkan
gambar bagian filter adaptor menggunakan rangkaian kondensator dan lilitan
(CLC).
(a)
(b)
Gambar 2.5. Penyaring
(a) Penyaring sistem CRC (b) Penyaring sistem CLC
-
+
RCT
C1 C2
R
+ + +
-
+
RCT
C1 C2
L
+ + +
Page 37
22
Bagian Stabilisator/ Pemantap Tegangan
Pemantap tegangan adaptor diperlukan untuk menstabilkan tegangan
yang naik turun. Komponen stabilisator tegangan yang digunakan antara lain
dioda zener, transistor, dan IC.
Bagian Output Tegangan
Bagian output tegangan pada adaptor terdiri dari penghubung dan jack/
jepit buaya berfungsi sebagai penghubung antara output DC adaptor dengan
pesawat pemakai, misalnya radio.
Menguji Komponen Adaptor
Sebelum komponen dirangkai, dalam pembuatan adaptor, sebaiknya diuji dahulu
untuk memastikan komponen-komponen yang diperlukan dalam
keadanan baik atau rusak. Untuk mengetes komponen pada adaptor
digunakan alat multimeter (ohmmeter).
Mengetes Transformator
Cara melakukan uji baik buruknya transformator dapat dilihat seperti gambar 2.6.
Gambar 2.6. Pengetesan transformator
Langkah-langkah pengetesan transformator:
1) Arahkan sakelar pada posisi ohm meter R. X1K
2) Lakukanlah pengetesan pada kumparan primer, colok ohm meter boleh bolak-
balik
Hasil pengetesan
a) 0 dengan 110 : jarum begerak berarti baik, bila jarum diam berarti putus
b) 0 dengan 220: jarum bergerak berarti baik, bila jarum diam berarti putus
Page 38
23
3) Lakukanlah pengetesan pada kumparan sekunder
0 dengan 3; 4; 5; 6; 9; dan 12 secara bergantian: jarum bergerak berarti baik, bila
jarum diam berarti putus (rusak)
4) Lakukanlah pengetesan pada kumparan primer dengan kumparan sekunder
a) Jika jarum diam berarti baik
b) Jika jarum bergerak berarti konsleting
5) Hubungkan kabel merah pada plat inti besi dan kabel hitam pada kumparan
primer atau kumparan sekunder
a) Jika jarum diam berarti plat inti besi dengan kumparan primer atau
kumparan sekunder baik
b) Jika jarum bergerak berarti plat inti besi dengan kumparan primer atau
kumparan sekunder konsleting
Mengetes Dioda
Cara melakukan uji baik buruknya dioda dapat dilihat seperti gambar 2.7.
Gambar 2.7. Pengetesan dioda
Langkah-langkah pengetesan dioda:
1) Arahkan sakelar pada posisi ohm meter (R. X1, R. X10, K)
2) Hubungkan kabel hitam dengan kaki anoda dan kabel merah pada kaki katoda
a) Jika jarum ohm meter bergerak menuju angka tertentu berarti dioda baik
b) Jika jarum ohm meter diam berarti dioda putus
3) Hubungkan kabel hitam dengan kaki katoda dan kabel merah pada kaki anoda
a) Jika jarum ohm meter diam berarti dioda baik
b) Jika jarum ohm meter bergerak menuju angka tertentu berarti dioda
konsleting
+ + - -
Page 39
24
c) Jika jarum ohm meter bergerak jauh kekanan berarti dioda bocor
Mengetes Kondensator elektrolit (elco)
Cara melakukan uji baik buruknya kondensator elektrolit (elco) dapat dilihat
seperti gambar 2.8.
Gambar 2.8. Pengetesan kondensator elektrolit
Langkah-langkah pengetesan elco:
1) Arahkan sakelar pada posisi ohm meter (R. X1, R. X10, K).
2) Setel jarum tepat pada angka nol dengan knop penyetel jarum skala.
3) Hubungkan kabel merah dengan kaki negatif elco dan kabel hitam dengan
kaki positip elco
a) Jika jarum ohm meter bergerak kekanan kemudian kembali semula
berarti elco baik
b) Jika jarum ohm meter bergerak kekanan dan tidak kembali semula
berarti elco bocor
c) Jika jarum ohm meter bergerak kekanan dan kembali berhenti tidak
sampai ke nol berarti elco rusak
d) Jika jarum ohm meter tidak bergerak berarti elco putus
Mengetes Resistor
Cara melakukan uji baik buruknya resistor dapat dilihat seperti
gambar 2.9.
Page 40
25
Gambar 2.9. Pengetesan resistor
Langkah-langkah pengetesan resistor:
1) Putarlah saklar pada posisi ohm meter R. X1, R. X10, R. X1K menurut
besarnya nilai hambatan yang diperkirakan
2) Stel jarum pada angka nol ohm dengan cara menghubungkan kedua kabel
ohm meter, putar pengatur jarum nol ohm
3) Hubungkan kabel merah dan kabel hitam pada kedua kaki resistor (boleh
bolak-balik)
a) Jika jarum ohm meter bergerak ke kanan menunjuk nilai hambatan
yang sesuai berarti resistor baik
b) Jika jarum ohm meter tidak bergerak berarti resistor putus
Mengetes Transistor PNP dan NPN
Cara melakukan uji baik buruknya transistor PNP dan NPN dapat
dilihat seperti gambar 2.10.
Gambar 2.10. Pengetesan transistor
Langkah-langkah pengetesan transistor PNP:
1) Putarlah saklar pada posisi ohm meter R. X1
2) Hubungkan kabel merah pada basis dan kabel hitam secara bergantian pada kaki
emitor colektor
a) Jika jarum ohm meter bergerak ke kanan berarti transistor baik
Page 41
26
b) Jika jarum ohm meter diam berarti transistor putus
Langkah-langkah pengetesan transistor NPN:
1) Putarlah saklar pada posisi ohm meter R. X1
2) Hubungkan kabel hitam pada kaki basis dan kabel merah secara bergantian pada
kaki emitor atau colektor
a) Jika jarum ohm meter diam berarti transistor putus
b) Jika jarum ohm meter bergerak ke kanan berarti transistor baik
f. Mengetes sekering
Cara melakukan uji baik buruknya sekering dapat dilihat seperti gambar 2.11.
Gambar 2.11. Pengetesan sekering
Langkah-langkah pengetesan sekering:
1) Putarlah saklar pada posisi ohm meter R. X1
2) Hubungkan kabel merah dan kabel hitam pada ujung sekering
a) Jika jarum ohm meter bergerak ke kanan berarti sekering baik
b) Jika jarum ohm meter diam berarti sekering rusak
Pembuatan Adaptor
Gambar 2.12. Rangkaian adaptor
Untuk membuat adaptor sesuai gambar 2.12. perlu :
Menyiapkan Alat dan Bahan
T (0,5 - 1A) D1 1N 4001
D1 1N 4001
S
R1
220 Ohm
TR
C1
1000uF
C2
470uF
+
-
R2
820 Ohm
Page 42
27
1) Alat-alat
a) Solder listrik 30-40 W/ 220
V
b) Pinset
c) Tang potong
d) Tang lancip
e) Pisau/ silet
f) Tespen
g) Soldering atraktor
h) Multimeter
2) Bahan atau komponen
a) Kabel steker
b) Sekering
c) Saklar geser
d) Saklar putar
e) Trafo 220/12V (0,5-1 A)
f) Dioda tipe 1N 4001
g) Kondensator C1 1000
µF/16V
h) Kondensator C2 470 µF/16V
i) Resistor R1 220 Ω/3W
j) Resistor R1 820 Ω/3W
k) Transistor Tr 2 SB178
l) PCB
m) Kabel dan tinol
b. Membuat PCB
PCB berguna sebagai tempat komponen-komponen agar teratur dan rapi, karena
tidak banyak menggunakan kabel. Bahan yang digunakan dalam pembuatan PCB antara
lain:
1) Copper Plate Board
2) Rencana gambar
3) Spidol tahan air, letter print elektronik
4) Larutan ferriclorida (FeCl3)
5) Mini bor dengan mata bor 0,8 mm
Langkah-langkah pembuatan PCB
1) Membuat rencana gambar pada kertas milimeter
2) Bersihkan Copper Plate Board dari kotoran atau karat dan keringkan
3) Gambar rencana gambar pada permukaan tembaga sesuai dengan desain gambar
4) Membuat larutan FeCl3 dalam ember atau loyang plastik
Page 43
32
5) Masukkan Copper Plate Board ke dalam larutan FeCl3, sambil di goyang-goyang
dan tunggu sesaat agar lapisan tembaga yang tidak tertutup spidol cepat larut
6) Bersihkan PCB dengan air sabun dan dianginkan
7) Lubangi tempat kaki komponen dengan bor mini
c. Memasang komponen pada PCB
Memasang komponen pada PCB maksudnya merangkai komponen sesuai skema dengan
memperhatikan letak kaki komponen.
d. Pengawatan Komponen pada Terminal
Menghubungkan komponen yang satu dengan yang lain dengan menggunakan
kabel atau kawat disebut pengawatan. Sedangkan suatu penghantar yang merupakan titik
pertemuan dari berbagai kawat penghubung disebut terminal. Misalnya terminal pada
trafo, sekering, saklar dan laian-lain. Oleh sebab itu di dalam pembuatan adaptor
diperlukan pengawatan pada terminal.
e. Menyolder
Alat yang digunakan adalah solder listrik atau solder yang dipanaskan dengan
api. Hal yang harus diperhatikan sebelum menyolder:
1) Ujung solder runcing dan bersih dari kerak atau karat
2) Suhu solder panas, berdaya 30-40 W
3) Jalur tembaga pada PCB dan kaki komponen harus bersih
4) Timah berkalitas baik
Langkah-langkah menyolder:
1) Setelah komponen dipasang pada PCB, tempelkan mata solder pada jalur PCB dan
tenol pada kaki komponen membentuk sudut ± 300.
2) Usahakan timah yang menempel membentuk setengah lingkaran dan mengkilat. Hasil
solderan jangan digoyang agar rapi.
f. Mencoba
Sebelum mencoba adaptor yang telah dibuat sebaiknya periksa terlebih dahulu
hal-hal berikut antara lain:
1) Jalur PCB dan kaki komponen yang disolder menempel dengan baik
Page 44
33
2) Hubungan pada terminal pada trafo, sakelar, PCB dengan menggunakan kabel sudah
baik dan benar
3) Letak kaki komponen tidak terbalik seperti dioda, elco dan transistor
4) Cek tegangan listrik pada stop kontak dengan tespen atau multimeter
Mencoba Adaptor (lihat gambar 2.12. hal 30) :
1) Masukkan steker adaptor pada stop kontak PLN
2) Geser saklar ke posisi On
3) Perhatikan lampu indikator, bila menyala berarti rangkaian adaptor bekerja
4) Ukurlah tegangan output dengan multimeter, bila tegangan output sesuai dengan yang
dikehendaki berarti adaptor bekerja dengan baik
Kerangka Berpikir
Sebagai lembaga yang menghasilkan lulusan pendidikan tingkat pertama yang
berkualitas, SLTP Negeri 2 Kudus telah menyiapkan kurikulum muatan lokal bagi siswanya.
Dengan kurikulum yang ada siswa disiapkan untuk mampu mengembangkan kehidupannya
sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga negara sesuai dengan tingkat perkembangan
serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan tingkat menengah.
Sedangkan usaha guru dalam pembelajaran adalah dengan memperbaiki model
pembelajaran yaitu dengan menerapkan pembelajaran berbasis kompetensi dengan pendekatan
kontekstual. Pelaksanaan proses pembelajaran yaitu pembelajaran yang memberdayakan
semua potensi yang peserta didik untuk menguasai kompetensi (pengetahuan dan
keterampilan) sehingga mendorong individu untuk belajar sepanjang hayat dan mewujudkan
masyarakat belajar.
Dengan diterapkannya pembelajaran berbasis kompetensi dengan pendekatan
kontekstual diharapkan siswa dalam kegiatan belajar dapat mencapai tujuan pembelajaran
khusus (mencapai penguasaan kompetensi). Untuk mengetahui keefektivan pembelajaran
dapat dilihat dari siswa yang mencapai tujuan instruksional yang terdapat pada tes hasil
belajar.
Page 45
34
Berdasar uraian diatas, timbullah keinginan untuk melakukan penelitian di SLTP
Negeri 2 Kudus tentang efektifitas pembelajaran berbasis kompetensi dengan pendekatan
kontekstual pada mata pelajaran keterampilan elektronika siswa SLTP Negeri 2 Kudus Tahun
Ajaran 2004/ 2005.
Page 46
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah One-shot case study. One-shot case
study yaitu suatu metode penelitian yang menggunakan treatment satu kali dan diadakan post
test satu kali (Suharsimi Arikunto, 1998: 83)
Tabel 3.1. Desain penelitian
Perlakuan (treatment) Posttes
X O
Langkah-langkah desain penelitian adalah sebagai berikut:
Memilih sekelompok siswa untuk sampel dari seluruh siswa kelas VIII yaitu sejumlah 72
orang.
Siswa diberi perlakuan yaitu diajar dengan pembelajaran berbasis kompetensi dengan
pendekatan kontekstual.
Siswa diberi post test untuk mengetahui pencapaian terhadap hasil belajar.
Dari hasil post test diambil kesimpulan yaitu dengan melihat nilai rata-rata hasil belajar teori
dan praktik dibandingkan dengan standar minimal rata-rata belajar tuntas.
B. Populasi
Populasi didefinisikan sebagai keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto:
1998: 115). Menurut Sudjana (1996: 6) populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin,
hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik
tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-
sifatnya.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas VIII sebanyak
enam kelas di SLTP Negeri 2 Kudus dengan jumlah 243 orang.
C. Sampel
Page 47
46
Sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi.
Sampel paling sedikit harus mempunyai satu sifat yang sama ( Sutrisno Hadi, 1988: 221).
Menurut Suharsimi Arikunto (1998: 117) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti.
Dalam penelitian, pengambilan sampel menggunakan rumus slovin sebagai berikut :
( )21 eN
Nn
+=
Keterangan:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian kesalahan pengambilan sampel yang
masih ditolelir, yang diambil dalam penelitian ini adalah 10%. (Husein,
1996: 78) Berdasarkan rumus tersebut, maka sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2. Sampel Penelitian
No Kelas Populasi Sampel
1 VIII-A 40 12
2 VIII-B 41 12
3 VIII-C 40 12
4 VIII-D 42 12
5 VIII-E 40 11
6 VIII-F 40 12
Jumlah 243 71
Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 72 siswa dengan teknik
pengambilan sampel secara proportional random sampling, yaitu pengambilan sampel secara
acak sesuai proporsinya. Dengan demikian peneliti memberi hak yang sama kepada setiap
siswa dari pada tiap kelas untuk memperoleh kesempatan yang sama menjadi sampel
penelitian.
D. Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (1998: 99) variabel penelitian adalah sesuatu yang
menjadi objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Page 48
47
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah pembelajaran berbasis
kompetensi dengan pendekatan kontekstual pada mata pelajaran keterampilan elektronika.
Sedangkan variabel terikatnya yaitu hasil belajar siswa.
E. Metode Pengumpulan Data
1. Metode Dokumenter
Metode dokumenter adalah metode pengumpulan data dengan mencatat data yang
ada pada arsip, misalnya untuk mengetahui nama siswa kelas VIII SLTP Negeri 2 Kudus.
Teknik dokumentasi dilaksanakan dengan cara menganalisis data yang terdapat
dalam dokumen-dokumen sekolah seperti buku induk, buku pribadi, catatan guru atau
wali kelas, surat rekomendasi atau keterangan dan lain-lain.
2. Metode Tes
Menurut Suharsimi Arikunto (1999: 53) tes merupakan alat atau prosedur yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dari kegiatan belajar, dengan cara
dan aturan yang sudah ditentukan. Untuk mengerjakan tes tergantung dari petunjuk yang
diberikan misalnya melingkari salah satu huruf di depan pilihan jawaban, menerangkan,
mencoret jawaban yang salah, melakukan tugas atau suruhan, menjawab dengan lisan dan
sebagainya.
Penelitian ini digunakan tes objektif berupa tes pilihan ganda. Alasan digunakan
tes pilihan ganda yaitu untuk mempermudah pemberian nilai dan tes pilihan ganda tidak
bersifat subjektif.
3. Metode Observasi
Metode observasi/pengamatan digunakan untuk mengukur keterampilan praktik
siswa dalam pembuatan adaptor.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini terdiri atas dua macam yaitu lembar
pengamatan untuk mengukur kemampuan praktik siswa dalam pembuatan
adaptor dan instrumen tes tertulis berupa soal-soal pokok bahasan adaptor
yang berjumlah 50 butir soal obyektif. Penyusunan instrumen tes soal obyektif
Page 49
48
dalam penelitian ini mengacu pada GBPP 1994. Jadi instrumen yang
digunakan untuk mengukur aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang
dimiliki individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 1993: 123).
Agar butir-butir soal tersebut memenuhi syarat untuk dijadikan instrumen penelitian,
maka dilakukan uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya
pembeda.
a. Validitas
Menurut Suharsimi Arikunto (1998: 160) validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kesahihan suatu instrumen. Untuk mengetahui valididas
butir soal digunakan rumus Korelasi Point Biserial.
q
p
S
MMr
t
tp
pbis
−=
Keterangan:
rphis : Koefisien korelasi poin biserial
Mp : Rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya
Mt : Rerata skor total
St : Standar deviasi dari skor total
p : Proporsi subyek yang menjawab betul
=
siswajumlah
benar menjawab yang siswa banyaknyap
q : proporsi siswa yang menjawab salah
(q = 1-p)
Butir soal valid jika mempunyai koefisien korelasi rpbis > rtabel
(Suharsimi Arikunto, 1999: 79)
Berdasarkan hasil uji coba terhadap 40 siswa kelas IXA diperoleh
7 soal yang tidak valid dari 50 soal yang diujicobakan. Hasil perhitungan
Page 50
49
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran dan terangkum seperti pada
tabel 3.3.
Tabel 3.3. Ringkasan Validitas Soal Uji Coba
No Kriteria No soal Jumlah
1 Valid 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15,
17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27,
28, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 38,
39, 40, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49
43 soal
2 Tidak valid 5, 11, 16, 26, 32, 41, 50 7 soal
Berdasarkan analisis ujicoba tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa dari 50 soal terdapat 43 soal yang layak digunakan untuk
instrumen penelitian.
b. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahan sesuatu
instrumen dapat dipercaya kebenarannya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. (Suharsimi
Arikunto, 1998: 170). Rumus yang digunakan untuk mengukur reliabilitas
adalah rumus K-R20. Yaitu:
−
−=
∑2
2
111 S
pqS
k
kr
Keterangan:
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
p = proporsi subjek yang menjawab benar
q = proporsi subjek yang menjawab salah
k = banyaknya butir soal
Page 51
50
S = Standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)
(Suharsimi Arikunto, 1999: 101)
Kemudian harga r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel
product moment. Apabila rhitung > rtabel dengan taraf signifikan 5% maka
instrumen dinyatakan reliabel. Berdasarkan hasil analisis ujicoba
instrumen diperoleh r11 sebesar 0,9138 > rtabel = 0,312 maka instrumen
tersebut reliabel.
c. Tingkat kesukaran soal
Tingkat kesukaran butir soal menunjukkan kemampuan butir soal
tersebut menyaring banyaknya peserta tes yang dapat mengerjakan dengan
betul. Untuk mengetahui tingkat kesukaran butir soal digunakan rumus:
JS
BP =
Keterangan:
P = indeks kesukaran butir soal
B = banyaknya siswa yang menjawab benar
JS = jumlah siswa peserta tes
(Suharsimi Arikunto, 1999: 210)
Indeks kesukaran tersebut diklasifikasikan sebagai berikut:
0,00 < p ≤ 0,30 sukar
0,30 < p ≤ 0,70 sedang
0,70 < p ≤ 1,00 mudah
(Suharsimi Arikunto, 1999: 210)
Berdasarkan hasil ujicoba instrumen tes diperoleh 8% soal dengan
kriteria sukar, 50% sedang dan 42% mudah. Hasil perhitungan dapat
dilihat pada lampiran dan terangkum pada pada tabel 3.4.
Page 52
51
Tabel 3.4. Ringkasan Tingkat Kesukaran Soal Ujicoba
No Kriteria Nomor soal Jumlah %
1 Sukar 6, 34, 36, 45 4 8
2 Sedang 2, 4, 7, 8, 9, 12, 13, 14, 15, 18,
19, 23, 28, 29, 30, 31, 33, 35, 38,
41, 42, 43, 44, 48, 49
25 50
3 Mudah 1, 3, 5, 10, 11, 16, 17, 20, 21, 22,
24, 25, 26, 27, 32, 37, 39, 40, 46,
47, 50
21 42
d. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi (kelompok atas)
dengan siswa yang berkemampuan rendah (kelompok bawah). Rumus
yang digunakan adalah:
B
B
A
A
J
B
J
BD −=
Keterangan:
D = Indeks diskriminasi (daya pembeda)
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
AB = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
(Suharsimi Arikunto, 1999: 214)
Klasifikasi item soal berdasarkan indeks daya pembeda soal yaitu:
0,71 - 1,00 Sangat Baik
0,41 - 0,70 Baik
0,21 - 0,40 Cukup
0,00 - 0,20 Jelek
Page 53
52
Jika Negatif Sangat Jelek
(Suharsimi Arikunto, 1999: 218)
Berdasarkan hasil ujicoba diperoleh 12% soal yang daya
pembedanya jelek, 60% cukup dan 28% dalam kategori baik. Hasil
perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran dan terangkum
seperti pada tabel 3.5.
Tabel 3.5. Ringkasan Daya Pembeda Soal Ujicoba
No Kriteria Nomor soal Jumlah %
1 Jelek 5, 11, 16, 26, 32, 50 6 12
2 Cukup 1, 3, 7, 9, 10, 12, 18, 19, 20,
22, 24, 25, 28, 29, 31, 33, 34,
35, 36, 37. 38, 39, 40, 41, 42,
44, 45, 46, 48, 49
30 60
3 Baik 2, 4, 6, 8, 13, 14, 15, 17, 21,
23, 27, 30, 43, 47
14 28
Berdasarkan analisis ujicoba tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa dari 50 soal terdapat 43 soal yang layak digunakan untuk
instrumen penelitian.
G. Teknik Analisis Data
Untuk menentukan tingkat kemampuan atau pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran dilakukan dengan teknik tes. Tingkat penguasaan masing-masing siswa akan
efektif jika memenuhi standart ketuntasan belajar yaitu rata-rata hasil belajar minimal siswa >
75 dan secara klasikal yang telah mencapai batas ketuntasan belajar minimal 85%
(Depdiknas,2003).
Nilai rata-rata dicari dengan menggunakan rumus:
X = n
xi∑, (Sudjana, 1996)
Keterangan :
X = nilai rata-rata hasil tes
∑ ix = jumlah seluruh nilai siswa
Page 54
53
Sedangkan untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa
secara klasikal digunakan rumus sebagai berikut :
x100%N
n% = (Muhammad Ali, 1987)
Keterangan :
n = Jumlah siswa yang sudah tuntas
N = Jumlah seluruh siswa
Page 55
54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam Bab ini dipaparkan tentang hasil penelitian meliputi deskripsi data
hasil kemampuan praktik, kemampuan hasil belajar teori, dan interprestasi
kemampuan praktik dan hasil belajar teori siswa beserta pembahasannya.
Hasil Penelitian
Deskripsi Data Kemampuan Praktik
Penilaian kemampuan praktik siswa pada pembuatan adaptor mata pembelajaran
keterampilan elektronika siswa kelas VIII SLTP Negeri 2 Kudus tahun pelajaran 2004/2005
digunakan lembar observasi/pengamatan yang menilai persiapan bahan dan alat, ketepatan langkah
kerja, penggunaan alat ukur, pengujian komponen, hasil karya, ketepatan waktu, keseriusan kerja
dan laporan praktik. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata nilai kemampuan praktik
siswa sebesar 85,92 , dengan nilai maksimal 96, minimal 72, modus 83,36 dan standar deviasi
5,81. Ditinjau hasil belajar praktik masing-masing siswa dalam proses pembuatan adaptor pada
mata pelajaran keterampilan elektronika diperoleh hasil seperti disajikan pada tabel 4.1. berikut :
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi
Data Kemampuan Praktik Pembuatan Adaptor Kelas Interval Titik Tengah
(X)
f fX X2
71 - 75 73 2 146 5329
76 - 80 78 13 1014 6084
81 - 85 83 21 1743 6889
86 - 90 88 15 1320 7744
91 - 95 93 16 1488 8649
96 - 100 98 4 392 9604
Jumlah 71 6103 44299
Page 56
55
Lebih jelasnya hasil belajar praktik pembuatan adaptor pada mata
pelajaran keterampilan elektronika siswa kelas VIII SLTP Negeri 2 Kudus tahun
pelajaran 2004/2005 tersebut dapat dilihat pada gambar 4.1. :
Gambar 4.1. Bagan Distribusi Kemampuan Praktik dalam Pembuatan Adaptor Siswa Kelas VIII
SLTP Negeri 2 Kudus Tahun Ajaran 2004/2005.
Deskripsi Data Kemampuan Hasil Belajar Teori
Hasil pengukuran kemampuan hasil belajar teori siswa tentang adaptor pada mata pelajaran
keterampilan elektronika siswa kelas VIII SLTP Negeri 2 Kudus tahun ajaran 2004/ 2005
menggunakan instrumen tes soal obyektif diperoleh nilai rata-rata sebesar 82,6 , nilai tertinggi
yang dapat dicapai siswa adalah 93 nilai terendah yang dapat dicapai siswa adalah 62,8 , modus
86,33 dan standar deviasi tersebut 6,78. Harga standar deviasi yang relatif kecil tersebut
menunjukkan bahwa perbedaan kemampuan hasil belajar teori masing-masing siswa relatif kecil.
Ditinjau kemampuan hasil belajar teori masing-masing siswa tentang adaptor pada mata pelajaran
keterampilan elektronika diperoleh hasil seperti disajikan pada tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi
Data Kemampuan Hasil Belajar Teori Siswa Tentang Adaptor Kelas Interval Titik Tengah (X) f fX X
2
62.8 - 67.8 65,3 5 326.5 4264.09
67.9 - 72.9 70,4 2 140.8 4956.16
73.0 - 78.0 75,5 8 604.0 5700.25
78.1 - 83.1 80,6 12 967.2 6496.36
83.2 - 88.2 85,7 26 2228.2 7344.49
Page 57
56
88.3 - 93.3 90,8 18 1634.4 8244.64
Jumlah 71 5901.1 37005.99
Lebih jelasnya kemampuan hasil belajar teori siswa tentang adaptor mata
pelajaran keterampilan elektronika siswa kelas VIII SLTP Negeri 2 Kudus tahun
pelajaran 2004/ 2005 tersebut dapat dilihat pada gambar 4.2. :
Gambar 4.2. Bagan Distribusi Kemampuan Teori tentang Adaptor Siswa Kelas VIII SLTP Negeri
2 Kudus Tahun Ajaran 2004/2005.
Interprestasi Data Hasil Belajar Praktik dan Teori
Berdasarkan data hasil belajar praktik dan hasil belajar teori siswa kelas
VIII SLTP Negeri 2 Kudus pada pokok bahasan adaptor mata pelajaran
keterampilan elektronika tahun ajaran 2004/2005 diperoleh rata-rata sebesar 84,2.
Nilai tertinggi yang dapat dicapai siswa adalah 90,5, nilai terendah yang dapat
dicapai siswa adalah 72,9, modus 87,35 dan standar deviasi 4,41. Harga standar
deviasi yang relatif kecil tersebut menunjukkan bahwa perbedaan hasil belajar
dari masing-masing siswa relatif kecil. Dilihat dari hasil belajar masing-masing
siswa menunjukkan bahwa terdapat 70 siswa atau 97,18% yang telah memiliki
hasil belajar lebih dari 75. Hal tersebut tersebut menunjukkan bahwa secara
klasikal penerapan pembelajaran berbasis kompetensi dengan pendekatan
Page 58
57
kontekstual pokok bahasan adaptor pada mata pelajaran keterampilan elektronika
siswa kelas VIII SLTP Negeri 2 Kudus tahun ajaran 2004/2005 tersebut telah
melebihi batas minimal standar ketuntasan hasil belajar secara klasikal yang
ditetapkan yaitu 85%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis
kompetensi dengan pendekatan kontekstual tersebut efektif.
B. Pembahasan
Proses pembelajaran pokok bahasan adaptor pada mata pelajaran keterampilan
elektronika dengan pendekatan kontekstual yaitu suatu proses pembelajaran yang menekankan
perolehan pengalaman belajar dalam hal bagaimana kerja sama dan berinteraksi dengan teman
dalam sebuah “team work”, dapat menjalin hubungan yang erat dengan teman yang nantinya akan
berkembang menjadi semangat solidaritas kolegial, dan juga membina hubungan kemitraan
dengan guru. Hal yang perlu ditumbuhkan dalam diri siswa yaitu adanya kesadaran bahwa apa
yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti, sehingga mereka dapat memposisikan dirinya
sebagai sosok yang memerlukan suatu bekal untuk hidupnya nanti dengan mempelajari apa yang
bermanfaat bagi dirinya dan berupaya untuk mencapainya. Pada pembelajaran praktikum,
kedudukan guru hanya sebagai pembimbing dan pengarah, yang membantu siswa untuk mencapai
tujuannya.
Kegiatan utama yang dilakukan siswa pada proses pembelajaran pembuatan adaptor
melalui pendekatan kontekstual yaitu berupa praktik dan diskusi. Melalui kegiatan praktik tersebut
siswa diarahkan untuk dapat berpikir secara konstruktivisme tentang bagaimana cara kerja adaptor.
Dengan proses ini diharapkan siswa dapat mengetahui serta membuktikan kebenaran dari konsep
yang sedang mereka pelajari sehingga proses pembelajaran tersebut dapat bermakna bagi siswa
karena siswa mendapatkan kebenaran konsep melalui pengalaman nyata atau melalui fakta-fakta
yang telah dilihatnya dalam praktik.
Kegiatan utama yang lain setelah kegiatan praktikum selama proses
belajar mengajar adalah diskusi. Melalui kegiatan diskusi tersebut siswa dapat
Page 59
58
membahas dan menunjukkan bukti-bukti dari hasil pengamatannya tersebut.
Setelah kegiatan diskusi selesai, siswa selanjutnya menyajikan atau merefleksikan
hasil kerja kelompok di depan kelas. Dengan kegiatan diskusi klasikal ini akan
menciptakan situasi kondusif antar siswa untuk mengemukakan pendapatnya.
Guru sebagai motivator ikut memotivasi siswa agar terlibat aktif, tidak hanya
diam dan mendengarkan. Guru memberikan penegasan konsep sehingga siswa
memperoleh persepsi yang sama. Kegiatan terakhir yang dilakukan pada proses
pembelajaran praktikum yaitu kegiatan penilaian. Penilaian dilakukan dalam
bentuk ulangan harian, laporan diskusi kelompok, dan pengamatan terhadap
kegiatan siswa.
Penilaian terhadap proses pembelajaran pokok bahasan adaptor pada
mata pelajaran keterampilan elektronika baik berdasarkan penilaian hasil praktik
dan kemampuan hasil belajar teori menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar
yang telah dicapai siswa adalah 84,2 dengan ketuntasan hasil belajar siswa secara
klasikal yaitu 97,18%. Dari hasil belajar siswa tersebut dapat diketahui bahwa
ketuntasan belajar secara klasikal yang diterapkan sebagai indikator keberhasilan
belajar siswa yaitu 85% sudah tercapai.
Tingginya pemahaman siswa tersebut disebabkan kemudahan siswa
memahami materi yang diajarkan dengan metode ini yang pada akhirnya
berdampak terhadap meningkatkan sikap siswa dalam menyenangi materi,
meningkatnya minat, semangat, dan motivasi siswa dalam mempelajari materi
yang sedang diajarkan. Dalam setiap kegiatan belajar, siswa selalu menampakkan
keaktifan baik dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang
Page 60
59
sukar diamati. Keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh keaktifannya dan
keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar. Belajar harus dilakukan secara
aktif baik secara individu maupun kelompok, dan guru bertindak sebagai
pembimbing dan fasilitator.
Dengan peningkatan keaktifan siswa melalui pembelajaran kontesktual
tersebut mengakibatkan baiknya hasil belajar yang diperoleh siswa. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Sudjana (1989) yang menyatakan bahwa semakin tinggi
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, maka makin tinggi hasil belajar yang
dicapainya.
Hal yang dapat direkomendasikan berdasarkan hasil penelitian ini yaitu penerapan
pembelajaran berbasis kompetensi dengan pendekatan kontekstual hendaknya dilakukan secara
berkelompok sehingga siswa mampu mengidentifikasikan pengetahuan yang telah diketahuinya
dan memperluas pengetahuan tersebut melalui kegiatan praktik. Komponen-komponen di dalam
pembelajaran praktikum dengan pendekatan kontekstual yaitu konstruktivisme (contructivisme),
menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), permodelan (modeling), refleksi
(reflection), dan penilaian yang sebenarnya (authentic assessment). Keadaan ideal yang dapat
dilakukan dalam pembelajaran praktikum dengan pendekatan kontekstual di dalam kelas agar
tujuan pembelajaran tersebut terwujud, maka dirumuskan komponen-komponen pembelajaran
sebagai berikut:
1. Komponen konstruktivisme
Pada komponen konstruktivisme para siswa perlu menumbuhkan diri tentang
kesadaran bahwa apa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti, sehingga mereka
dapat memposisikan dirinya sebagai sosok yang memerlukan suatu bekal untuk hidupnya
nanti dengan mempelajari apa yang bermanfaat bagi dirinya dan berupaya untuk
mencapainya. Kegiatan yang dilakukan siswa pada komponen ini adalah praktik, berlatih,
berdemonstrasi, serta menciptakan ide bersama-sama teman satu kelompok. Peran guru pada
Page 61
60
tahap ini adalah membentuk siswa menjadi kelompok-kelompok kecil, agar siswa dapat
dengan mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit. Pada saat proses
pemahaman konsep tersebut guru sesekali memberikan materi yang bermakna dan relevan
bagi siswa untuk memotivasi siswa memahami konsep yang sedang dipelajari. Guru tidak
diperkenankan memberikan informasi kepada siswa tentang konsep, akan tetapi lebih
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa untuk menemukan dan
menerapkan idenya sendiri dalam rangka penemuan konsep tersebut oleh siswa.
2. Komponen Pemodelan
Pada komponen ini kegiatan yang dilakukan oleh guru adalah
membuat suatu model yang nantinya akan ditiru oleh siswa dan
mendemonstrasikan cara melakukannya. Guru membuka kesempatan seluas-
luasnya kepada siswa yang belum jelas dengan penjelasan guru tersebut dan
memberikan kesempatan kepada siswa-siswa yang belum aktif. Kegiatan
siswa pada komponen pemodelan ini adalah memperhatikan seluruh
penjelasan guru dengan seksama dan menanyakan setiap penjelasan guru yang
belum dipahaminya.
3. Komponen penemuan
Pada komponen ini kegiatan siswa adalah melakukan observasi,
bertanya, mengajukan dugaan, mengumpulkan data hasil pengamatan dan
memberikan simpulan atas perolehannya tersebut. Untuk menciptakan
keaktifan siswa pada kegiatan penemuan guru harus mampu menciptakan
iklim yang mendukung, menciptakan situasi yang dapat memudahkan siswa
menyusun pertanyaan, mengajukan dugaan, dan mengumpulkan data serta
mengarahkan siswa untuk dapat menyimpulkan data temuannya terebut
melalui pemberian contoh pengajuan pertanyaan kepada siswa, mengarahkan
Page 62
61
siswa untuk menulis pertanyaan tersebut, dan ikut membantu siswa-siswa
yang belum mampu menyusun pertanyaan serta membantu perumusan dugaan
atas jawaban pertanyaan yang disusun siswa. Pada langkah selanjutnya guru
mengarahkan siswa untuk mengumpulkan data pengamatan beserta pembuatan
simpulannya sambil sesekali memotivasi siswa-siswa yang belum berperan
aktif dalam kegiatan tersebut.
4. Komponen pembentukan masyarakat belajar
Pada komponen pembentukan masyarakat belajar, kegiatan utama
yang dilakukan adalah diskusi hasil pengamatan. Untuk menciptakan
keaktifan siswa pada kegiatan tersebut, peran guru adalah menciptakan situasi
yang mendukung, menfasilitasi kemungkinan terjadinya interaksi antara
presenter dengan audiens, membantu mengembangkan cara mengevaluasi
hasil penemuan studi selama presentasi baik secara lisan maupun tertulis.
5. Komponen refleksi
Refleksi merupakan cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari
atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu.
Pada komponen ini yang peran guru adalah menyiapkan sedikit waktu di akhir
pembelajaran untuk memberikan pernyataan langsung tentang apa yang
diperolehnya, catatan atau jurnal selama kegiatan berlangsung. Pada
kesempatan ini siswa diberikan kesempatan untuk memberikan kesan terhadap
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dan memberikan saran demi
kebaikan pelaksanaan pembelajaran untuk kesempatan berikutnya.
6. Komponen penilaian yang sebenarnya.
Page 63
62
Penilaian merupakan proses pengumpulan berbagai data yang bisa
memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Pada kesempatan ini
yang dilakukan guru adalah melakukan penilaian berdasarkan catatan-catatan
yang diperoleh guru selama proses belajar mengajar berlangsung terkait
dengan karya siswa, penampilan siswa selama diskusi, penilaian terhadap
laporan hasil praktek siswa, dan penilaian hasil tes tertulis siswa.
Page 64
45
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan metode
pembelajaran berbasis kompetensi dengan pendekatan kontesktual pada mata pelajaran
keterampilan elektronika mampu mencapai tujuan instruksional khusus yang ditunjukkan dari
telah terpenuhinya kriteria belajar tuntas secara indivudu maupun secara klasikal. Hal ini
tampak dari rata-rata hasil belajar yang dicapai siswa melalui metode kontekstual yaitu 84,2
lebih besar dari 75. Ditinjau dari ketuntasan hasil belajar secara klasikal menunjukkan bahwa
70 siswa atau 97,18% telah mencapai batas minimal ketuntasan belajar secara klasikal yaitu
85% siswa dalam kelas memperoleh nilai melebihi 75. Karena batas ketuntasan siswa secara
klasikal yaitu 85% telah tercapai menunjukkan bahwa metode ini sangat efektif.
B. Saran
Atas dasar simpulan disampaikan saran yaitu sebagai bahan pertimbangan guru
elektronika untuk dapat melakukan pembelajaran pada pokok bahasan adaptor dengan
pembelajaran berbasis kompetensi dengan pendekatan kontekstual, sehingga pembelajaran
menjadi lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud. 1994. Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan Dasar Propinsi Jawa
Tengah. Jakarta
Depdiknas. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi Sekolah
Menengah Pertama (SMP). Jakarta.
. 2003. Pedoman Khusus Penilaian Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah Pertama
(SMP). Jakarta.
. 2003. Pendekatan Kontekstual. Jakarta
Page 65
46
Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud
Hermana Soemantri. 1993. Perekayasaan Kurikulum Pendidikan Dasar dan
Menengah. Bandung: Angkasa
Husein Umar. 1996. Metodologi Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
K.S Tugiyono, dkk. 1983. Pendidikan Keterampilan Teknik Elektronika Adaptor. Solo: Tiga
Serangkai
Muhammad Ali. 1987. Penelitian Pendidikan Prosedur & Strategi. Bandung:
Angkasa
Max Darsono. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press
Nana Sudjana. 1990. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya
1996. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: Sinar Baru
. 1998. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Ngalim Purwanto. 1997. Prinsip-Prinsip Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Prasodjo, dkk. 1983. Belajar Elektronika. Solo: Tiga Serangkai
Suharsimi Arikunto. 1990. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi.
Yogyakarta: PT Rhineka Cipta
. 1998. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rhineka Cipta
. 1999. Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Sutrisno Hadi. 1998. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset
S Nasution. 1994. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Angkasa
Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rhineka Cipta
Tabrani Rusyan, dkk. 1992. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remadja
Rosdakarya
Usman_NZ. 1991. Keefektivan Metode Pemetaan Konsep pada Mata Pelajaran Ilmu Listrik dan
Bahan-bahan Listrik STM Negeri se-Kotamadia Semarang. Tesis Pendidikan FPS IKIP
Jakarta tidak dipublikasikan.
WJS Porwodarminto. 1986. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Winarno Surakhmad. 1994. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar Dasar dan Teknik Metodologi
Pengajaran. Bandung: Tarsito
Page 66
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam Bab ini dipaparkan tentang hasil penelitian meliputi deskripsi data
hasil kemampuan praktik, kemampuan hasil belajar teori, dan interprestasi
kemampuan praktik dan hasil belajar teori siswa beserta pembahasannya.
Hasil Penelitian
Deskripsi Data Kemampuan Praktik
Penilaian kemampuan praktik siswa pada pembuatan adaptor mata pembelajaran
keterampilan elektronika siswa kelas VIII SLTP Negeri 2 Kudus tahun pelajaran 2004/2005
digunakan lembar observasi/pengamatan yang menilai persiapan bahan dan alat, ketepatan langkah
kerja, penggunaan alat ukur, pengujian komponen, hasil karya, ketepatan waktu, keseriusan kerja
dan laporan praktik. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata nilai kemampuan praktik
siswa sebesar 85,92 , dengan nilai maksimal 96, minimal 72, modus 83,36 dan standar deviasi
5,81. Ditinjau hasil belajar praktik masing-masing siswa dalam proses pembuatan adaptor pada
mata pelajaran keterampilan elektronika diperoleh hasil seperti disajikan pada tabel 4.1. berikut :
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi
Data Kemampuan Praktik Pembuatan Adaptor Kelas Interval Titik Tengah
(X)
f fX X2
71 - 75 73 2 146 5329
76 - 80 78 13 1014 6084
81 - 85 83 21 1743 6889
86 - 90 88 15 1320 7744
91 - 95 93 16 1488 8649
96 - 100 98 4 392 9604
Jumlah 71 6103 44299
Lebih jelasnya hasil belajar praktik pembuatan adaptor pada mata
pelajaran keterampilan elektronika siswa kelas VIII SLTP Negeri 2 Kudus tahun
pelajaran 2004/2005 tersebut dapat dilihat pada gambar 4.1. :
Page 67
48
Gambar 4.1. Bagan Distribusi Kemampuan Praktik dalam Pembuatan Adaptor Siswa Kelas VIII
SLTP Negeri 2 Kudus Tahun Ajaran 2004/2005.
Deskripsi Data Kemampuan Hasil Belajar Teori
Hasil pengukuran kemampuan hasil belajar teori siswa tentang adaptor pada mata pelajaran
keterampilan elektronika siswa kelas VIII SLTP Negeri 2 Kudus tahun ajaran 2004/ 2005
menggunakan instrumen tes soal obyektif diperoleh nilai rata-rata sebesar 82,6 , nilai tertinggi
yang dapat dicapai siswa adalah 93 nilai terendah yang dapat dicapai siswa adalah 62,8 , modus
86,33 dan standar deviasi tersebut 6,78. Harga standar deviasi yang relatif kecil tersebut
menunjukkan bahwa perbedaan kemampuan hasil belajar teori masing-masing siswa relatif kecil.
Ditinjau kemampuan hasil belajar teori masing-masing siswa tentang adaptor pada mata pelajaran
keterampilan elektronika diperoleh hasil seperti disajikan pada tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi
Data Kemampuan Hasil Belajar Teori Siswa Tentang Adaptor Kelas Interval Titik Tengah (X) f fX X
2
62.8 - 67.8 65,3 5 326.5 4264.09
67.9 - 72.9 70,4 2 140.8 4956.16
73.0 - 78.0 75,5 8 604.0 5700.25
78.1 - 83.1 80,6 12 967.2 6496.36
83.2 - 88.2 85,7 26 2228.2 7344.49
88.3 - 93.3 90,8 18 1634.4 8244.64
Jumlah 71 5901.1 37005.99
Page 68
49
Lebih jelasnya kemampuan hasil belajar teori siswa tentang adaptor mata
pelajaran keterampilan elektronika siswa kelas VIII SLTP Negeri 2 Kudus tahun
pelajaran 2004/ 2005 tersebut dapat dilihat pada gambar 4.2. :
Gambar 4.2. Bagan Distribusi Kemampuan Teori tentang Adaptor Siswa Kelas VIII SLTP Negeri
2 Kudus Tahun Ajaran 2004/2005.
Interprestasi Data Hasil Belajar Praktik dan Teori
Berdasarkan data hasil belajar praktik dan hasil belajar teori siswa kelas
VIII SLTP Negeri 2 Kudus pada pokok bahasan adaptor mata pelajaran
keterampilan elektronika tahun ajaran 2004/2005 diperoleh rata-rata sebesar 84,2.
Nilai tertinggi yang dapat dicapai siswa adalah 90,5, nilai terendah yang dapat
dicapai siswa adalah 72,9, modus 87,35 dan standar deviasi 4,41. Harga standar
deviasi yang relatif kecil tersebut menunjukkan bahwa perbedaan hasil belajar
dari masing-masing siswa relatif kecil. Dilihat dari hasil belajar masing-masing
siswa menunjukkan bahwa terdapat 70 siswa atau 97,18% yang telah memiliki
hasil belajar lebih dari 75. Hal tersebut tersebut menunjukkan bahwa secara
klasikal penerapan pembelajaran berbasis kompetensi dengan pendekatan
kontekstual pokok bahasan adaptor pada mata pelajaran keterampilan elektronika
Page 69
50
siswa kelas VIII SLTP Negeri 2 Kudus tahun ajaran 2004/2005 tersebut telah
melebihi batas minimal standar ketuntasan hasil belajar secara klasikal yang
ditetapkan yaitu 85%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis
kompetensi dengan pendekatan kontekstual tersebut efektif.
B. Pembahasan
Proses pembelajaran pokok bahasan adaptor pada mata pelajaran keterampilan
elektronika dengan pendekatan kontekstual yaitu suatu proses pembelajaran yang menekankan
perolehan pengalaman belajar dalam hal bagaimana kerja sama dan berinteraksi dengan teman
dalam sebuah “team work”, dapat menjalin hubungan yang erat dengan teman yang nantinya akan
berkembang menjadi semangat solidaritas kolegial, dan juga membina hubungan kemitraan
dengan guru. Hal yang perlu ditumbuhkan dalam diri siswa yaitu adanya kesadaran bahwa apa
yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti, sehingga mereka dapat memposisikan dirinya
sebagai sosok yang memerlukan suatu bekal untuk hidupnya nanti dengan mempelajari apa yang
bermanfaat bagi dirinya dan berupaya untuk mencapainya. Pada pembelajaran praktikum,
kedudukan guru hanya sebagai pembimbing dan pengarah, yang membantu siswa untuk mencapai
tujuannya.
Kegiatan utama yang dilakukan siswa pada proses pembelajaran pembuatan adaptor
melalui pendekatan kontekstual yaitu berupa praktik dan diskusi. Melalui kegiatan praktik tersebut
siswa diarahkan untuk dapat berpikir secara konstruktivisme tentang bagaimana cara kerja adaptor.
Dengan proses ini diharapkan siswa dapat mengetahui serta membuktikan kebenaran dari konsep
yang sedang mereka pelajari sehingga proses pembelajaran tersebut dapat bermakna bagi siswa
karena siswa mendapatkan kebenaran konsep melalui pengalaman nyata atau melalui fakta-fakta
yang telah dilihatnya dalam praktik.
Kegiatan utama yang lain setelah kegiatan praktikum selama proses
belajar mengajar adalah diskusi. Melalui kegiatan diskusi tersebut siswa dapat
membahas dan menunjukkan bukti-bukti dari hasil pengamatannya tersebut.
Page 70
51
Setelah kegiatan diskusi selesai, siswa selanjutnya menyajikan atau merefleksikan
hasil kerja kelompok di depan kelas. Dengan kegiatan diskusi klasikal ini akan
menciptakan situasi kondusif antar siswa untuk mengemukakan pendapatnya.
Guru sebagai motivator ikut memotivasi siswa agar terlibat aktif, tidak hanya
diam dan mendengarkan. Guru memberikan penegasan konsep sehingga siswa
memperoleh persepsi yang sama. Kegiatan terakhir yang dilakukan pada proses
pembelajaran praktikum yaitu kegiatan penilaian. Penilaian dilakukan dalam
bentuk ulangan harian, laporan diskusi kelompok, dan pengamatan terhadap
kegiatan siswa.
Penilaian terhadap proses pembelajaran pokok bahasan adaptor pada
mata pelajaran keterampilan elektronika baik berdasarkan penilaian hasil praktik
dan kemampuan hasil belajar teori menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar
yang telah dicapai siswa adalah 84,2 dengan ketuntasan hasil belajar siswa secara
klasikal yaitu 97,18%. Dari hasil belajar siswa tersebut dapat diketahui bahwa
ketuntasan belajar secara klasikal yang diterapkan sebagai indikator keberhasilan
belajar siswa yaitu 85% sudah tercapai.
Tingginya pemahaman siswa tersebut disebabkan kemudahan siswa
memahami materi yang diajarkan dengan metode ini yang pada akhirnya
berdampak terhadap meningkatkan sikap siswa dalam menyenangi materi,
meningkatnya minat, semangat, dan motivasi siswa dalam mempelajari materi
yang sedang diajarkan. Dalam setiap kegiatan belajar, siswa selalu menampakkan
keaktifan baik dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan psikis yang
sukar diamati. Keberhasilan belajar siswa ditentukan oleh keaktifannya dan
Page 71
52
keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar. Belajar harus dilakukan secara
aktif baik secara individu maupun kelompok, dan guru bertindak sebagai
pembimbing dan fasilitator.
Dengan peningkatan keaktifan siswa melalui pembelajaran kontesktual
tersebut mengakibatkan baiknya hasil belajar yang diperoleh siswa. Hal tersebut
sesuai dengan pendapat Sudjana (1989) yang menyatakan bahwa semakin tinggi
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, maka makin tinggi hasil belajar yang
dicapainya.
Hal yang dapat direkomendasikan berdasarkan hasil penelitian ini yaitu penerapan
pembelajaran berbasis kompetensi dengan pendekatan kontekstual hendaknya dilakukan secara
berkelompok sehingga siswa mampu mengidentifikasikan pengetahuan yang telah diketahuinya
dan memperluas pengetahuan tersebut melalui kegiatan praktik. Komponen-komponen di dalam
pembelajaran praktikum dengan pendekatan kontekstual yaitu konstruktivisme (contructivisme),
menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), permodelan (modeling), refleksi
(reflection), dan penilaian yang sebenarnya (authentic assessment). Keadaan ideal yang dapat
dilakukan dalam pembelajaran praktikum dengan pendekatan kontekstual di dalam kelas agar
tujuan pembelajaran tersebut terwujud, maka dirumuskan komponen-komponen pembelajaran
sebagai berikut:
7. Komponen konstruktivisme
Pada komponen konstruktivisme para siswa perlu menumbuhkan diri tentang
kesadaran bahwa apa yang mereka pelajari berguna bagi hidupnya nanti, sehingga mereka
dapat memposisikan dirinya sebagai sosok yang memerlukan suatu bekal untuk hidupnya
nanti dengan mempelajari apa yang bermanfaat bagi dirinya dan berupaya untuk
mencapainya. Kegiatan yang dilakukan siswa pada komponen ini adalah praktik, berlatih,
berdemonstrasi, serta menciptakan ide bersama-sama teman satu kelompok. Peran guru pada
tahap ini adalah membentuk siswa menjadi kelompok-kelompok kecil, agar siswa dapat
Page 72
53
dengan mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit. Pada saat proses
pemahaman konsep tersebut guru sesekali memberikan materi yang bermakna dan relevan
bagi siswa untuk memotivasi siswa memahami konsep yang sedang dipelajari. Guru tidak
diperkenankan memberikan informasi kepada siswa tentang konsep, akan tetapi lebih
memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada siswa untuk menemukan dan
menerapkan idenya sendiri dalam rangka penemuan konsep tersebut oleh siswa.
8. Komponen Pemodelan
Pada komponen ini kegiatan yang dilakukan oleh guru adalah
membuat suatu model yang nantinya akan ditiru oleh siswa dan
mendemonstrasikan cara melakukannya. Guru membuka kesempatan seluas-
luasnya kepada siswa yang belum jelas dengan penjelasan guru tersebut dan
memberikan kesempatan kepada siswa-siswa yang belum aktif. Kegiatan
siswa pada komponen pemodelan ini adalah memperhatikan seluruh
penjelasan guru dengan seksama dan menanyakan setiap penjelasan guru yang
belum dipahaminya.
9. Komponen penemuan
Pada komponen ini kegiatan siswa adalah melakukan observasi,
bertanya, mengajukan dugaan, mengumpulkan data hasil pengamatan dan
memberikan simpulan atas perolehannya tersebut. Untuk menciptakan
keaktifan siswa pada kegiatan penemuan guru harus mampu menciptakan
iklim yang mendukung, menciptakan situasi yang dapat memudahkan siswa
menyusun pertanyaan, mengajukan dugaan, dan mengumpulkan data serta
mengarahkan siswa untuk dapat menyimpulkan data temuannya terebut
melalui pemberian contoh pengajuan pertanyaan kepada siswa, mengarahkan
siswa untuk menulis pertanyaan tersebut, dan ikut membantu siswa-siswa
Page 73
54
yang belum mampu menyusun pertanyaan serta membantu perumusan dugaan
atas jawaban pertanyaan yang disusun siswa. Pada langkah selanjutnya guru
mengarahkan siswa untuk mengumpulkan data pengamatan beserta pembuatan
simpulannya sambil sesekali memotivasi siswa-siswa yang belum berperan
aktif dalam kegiatan tersebut.
10. Komponen pembentukan masyarakat belajar
Pada komponen pembentukan masyarakat belajar, kegiatan utama
yang dilakukan adalah diskusi hasil pengamatan. Untuk menciptakan
keaktifan siswa pada kegiatan tersebut, peran guru adalah menciptakan situasi
yang mendukung, menfasilitasi kemungkinan terjadinya interaksi antara
presenter dengan audiens, membantu mengembangkan cara mengevaluasi
hasil penemuan studi selama presentasi baik secara lisan maupun tertulis.
11. Komponen refleksi
Refleksi merupakan cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari
atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu.
Pada komponen ini yang peran guru adalah menyiapkan sedikit waktu di akhir
pembelajaran untuk memberikan pernyataan langsung tentang apa yang
diperolehnya, catatan atau jurnal selama kegiatan berlangsung. Pada
kesempatan ini siswa diberikan kesempatan untuk memberikan kesan terhadap
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dan memberikan saran demi
kebaikan pelaksanaan pembelajaran untuk kesempatan berikutnya.
12. Komponen penilaian yang sebenarnya.
Penilaian merupakan proses pengumpulan berbagai data yang bisa
memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Pada kesempatan ini
Page 74
55
yang dilakukan guru adalah melakukan penilaian berdasarkan catatan-catatan
yang diperoleh guru selama proses belajar mengajar berlangsung terkait
dengan karya siswa, penampilan siswa selama diskusi, penilaian terhadap
laporan hasil praktek siswa, dan penilaian hasil tes tertulis siswa.
Page 75
56
BAB V PENUTUP
B. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan metode
pembelajaran berbasis kompetensi dengan pendekatan kontesktual pada mata pelajaran
keterampilan elektronika mampu mencapai tujuan instruksional khusus yang ditunjukkan dari
telah terpenuhinya kriteria belajar tuntas secara indivudu maupun secara klasikal. Hal ini tampak
dari rata-rata hasil belajar yang dicapai siswa melalui metode kontekstual yaitu 84,2 lebih besar
dari 75. Ditinjau dari ketuntasan hasil belajar secara klasikal menunjukkan bahwa 70 siswa atau
97,18% telah mencapai batas minimal ketuntasan belajar secara klasikal yaitu 85% siswa dalam
kelas memperoleh nilai melebihi 75. Karena batas ketuntasan siswa secara klasikal yaitu 85%
telah tercapai menunjukkan bahwa metode ini sangat efektif.
B. Saran
Atas dasar simpulan disampaikan saran yaitu sebagai bahan pertimbangan guru
elektronika untuk dapat melakukan pembelajaran pada pokok bahasan adaptor dengan
pembelajaran berbasis kompetensi dengan pendekatan kontekstual, sehingga pembelajaran
menjadi lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud. 1994. Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan Dasar Propinsi Jawa
Tengah. Jakarta
Depdiknas. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Jakarta.
. 2003. Pedoman Khusus Penilaian Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah Pertama
(SMP). Jakarta.
. 2003. Pendekatan Kontekstual. Jakarta
Page 76
57
Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud
Hermana Soemantri. 1993. Perekayasaan Kurikulum Pendidikan Dasar dan
Menengah. Bandung: Angkasa
Husein Umar. 1996. Metodologi Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
K.S Tugiyono, dkk. 1983. Pendidikan Keterampilan Teknik Elektronika Adaptor. Solo: Tiga Serangkai
Muhammad Ali. 1987. Penelitian Pendidikan Prosedur & Strategi. Bandung:
Angkasa
Max Darsono. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press
Nana Sudjana. 1990. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya
1996. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: Sinar Baru
. 1998. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Ngalim Purwanto. 1997. Prinsip-Prinsip Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
Prasodjo, dkk. 1983. Belajar Elektronika. Solo: Tiga Serangkai
Suharsimi Arikunto. 1990. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Yogyakarta:
PT Rhineka Cipta
. 1998. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rhineka Cipta
. 1999. Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Sutrisno Hadi. 1998. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset
S Nasution. 1994. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Angkasa
Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rhineka Cipta
Tabrani Rusyan, dkk. 1992. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remadja
Rosdakarya
Usman_NZ. 1991. Keefektivan Metode Pemetaan Konsep pada Mata Pelajaran Ilmu Listrik dan
Bahan-bahan Listrik STM Negeri se-Kotamadia Semarang. Tesis Pendidikan FPS IKIP
Jakarta tidak dipublikasikan.
WJS Porwodarminto. 1986. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Winarno Surakhmad. 1994. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar Dasar dan Teknik Metodologi
Pengajaran. Bandung: Tarsito
KISI – KISI INTRUMEN SOAL TES HASIL BELAJAR
Page 77
58
KETERAMPILAN ELEKTRONIKA POKOK BAHASAN ADAPTOR
Materi
Pelajaran TIU TIK
C1
Adaptor 1. Siswa dapat mengenal
nama dan memahami
penggunaan bagian
(stage) yang terdapat
pada gambar / skema
sumber daya adaptor
2. Siswa dapat membuat
adaptor
3. Siswa dapat mengetes
bagian – bagian pada
adaptor
1. Siswa dapat menyebutkan bagian – bagian,
komponen – komponen adaptor
2. Siswa dapat menyebutkan fungsi dari masing
– masing komponen pada bagian – bagian
adaptor
3. Siswa dapat menunjukkan simbol – simbol
komponen elektronika
4. Siswa dapat membaca nilai yang terdapat
pada badan komponen
5. Siswa dapat menjelaskan gambar bagian –
bagian adaptor
6. Siswa dapat menjelaskan arti nilai
kondensator
1. Siswa dapat menyebutkan alat, bahan dalam
pembuatan adaptor
2. Siswa dapat menyebutkan fungsi PCB
3. Siswa dapat meyebutkan prosedur pembuatan
PCB
4. Siswa dapat menyebutkan pemasangan
komponen elektronika pada adaptor
5. Siswa dapat menerangkan
pengawatan komponen pada terminal
6. Siswa dapat menerangkan menyolder
pengawatan
7. Siswa dapat menunjukkan hubungan input
dan sekering
8. Siswa dapat menyebutkan prosedur uji coba
adaptor
1. Siswa dapat menerangkan multimeter
2. Siswa dapat menerangkan keadaan komponen
pada adaptor
1, 2
3, 4, 6, 7
8, 9, 10, 12, 13,
14, 15, 17
27, 28
29
30
31
22, 23, 24
25
33
34
36
37, 38
39, 40, 42, 43, 44,
Page 78
59
3. Siswa dapat menunjukkan batas ukur pada
saklar pemilih
4. Siswa dapat menentukan bagian – bagian
adaptor yang dites groundnya
5. Siswa dapat menerangkan besar tegangan
input dan tegangan pada kumparan sekunder
45, 46
48
49
Keterangan:
C1 : Pengetahuan
C2 : Pemahaman
C3 : Aplikasi/ Penerapan
Page 79
60
KISI – KISI INTRUMEN UJI COBA SOAL TES HASIL BELAJAR
KETERAMPILAN ELEKTRONIKA POKOK BAHASAN ADAPTOR
Materi
Pelajaran TIU TIK
C1
Adaptor 4. Siswa dapat mengenal
nama dan memahami
penggunaan bagian
(stage) yang terdapat
pada gambar / skema
sumber daya adaptor
5. Siswa dapat membuat
adaptor
6. Siswa dapat mengetes
bagian – bagian pada
adaptor
7. Siswa dapat menyebutkan bagian – bagian,
komponen – komponen adaptor
8. Siswa dapat menyebutkan fungsi dari masing
– masing komponen pada bagian – bagian
adaptor
9. Siswa dapat menunjukkan simbol – simbol
komponen elektronika
10. Siswa dapat membaca nilai yang terdapat
pada badan komponen
11. Siswa dapat menjelaskan gambar bagian –
bagian adaptor
12. Siswa dapat menjelaskan arti nilai
kondensator
9. Siswa dapat menyebutkan alat, bahan dalam
pembuatan adaptor
10. Siswa dapat menyebutkan fungsi PCB
11. Siswa dapat meyebutkan prosedur pembuatan
PCB
12. Siswa dapat menyebutkan pemasangan
komponen elektronika pada adaptor
13. Siswa dapat menerangkan
pengawatan komponen pada terminal
14. Siswa dapat menerangkan menyolder
pengawatan
15. Siswa dapat menunjukkan hubungan input
dan sekering
16. Siswa dapat menyebutkan prosedur uji coba
adaptor
6. Siswa dapat menerangkan multimeter
7. Siswa dapat menerangkan keadaan komponen
1, 2
3, 4, 5, 6, 7
8, 9, 10, 11, 12,
13, 14, 15, 16, 17
27, 28
29
30
31, 32
22, 23, 24
25,26
33
34
36
37, 38
Page 80
61
pada adaptor
8. Siswa dapat menunjukkan batas ukur pada
saklar pemilih
9. Siswa dapat menentukan bagian – bagian
adaptor yang dites groundnya
10. Siswa dapat menerangkan besar tegangan
input dan tegangan pada kumparan sekunder
39, 40, 41, 42, 43,
44, 45, 46
48
49, 50
Keterangan:
C1 : Pengetahuan
C2 : Pemahaman
C3 : Aplikasi/ Penerapan
Page 82
63
KUNCI JAWABAN
INSTRUMENT SOAL TES HASIL BELAJAR
1. A
2. A
3. B
4. C
5. D
6. D
7. C
8. A
9. A
10. B
11. C
12. D
13. D
14. C
15. B
16. A
17. A
18. B
19. C
20. D
21. D
22. A
23. B
24. C
25. D
26. A
27. D
28. C
29. A
30. A
31. C
32. D
33. A
34. A
35. C
36. A
37. D
38. B
39. A
40. A
41. A
42. D
43. A
44. B
45. A
46. C
47. C
48. D
49. C
50. B