MAKALAH II LAPORAN KASUS EKTOPIK URETER OLEH : dr. Billy Jonatan PEMBIMBING : dr. Khoirul Kholis, Sp.U PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I BAGIAN BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015
Jan 24, 2016
MAKALAH II
LAPORAN KASUS
EKTOPIK URETER
OLEH :
dr. Billy Jonatan
PEMBIMBING :
dr. Khoirul Kholis, Sp.U
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS IBAGIAN BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR
2015
EKTOPIK URETERBilly Jonatan, Khoirul Kholis
Bagian Bedah. FK Unhas. Makassar
ABSTRACT
Ectopic ureter is a congenital renal anomalies that occur as a result of abnormal migration of ureteric bud during insertion into the bladder. The incidence of ectopic ureter is not known with certainty but an autopsy in children (Campbell, 1970) obtained one of the 1900 autopsy. Approximately 5% to 17% of ectopic ureters on both sides. Most ectopic ureter (80%) in women accompanied by duplication system pelviureter, whereas in men, ectopic ureter usually occurs in single ureter. The incidence of ectopic ureter women than men is 2.9: 1. Reported 2 female patients aged 17 years with pelvic duplication of ureter with ectopic ureter respectively in dextra and the left ureter. Reimplantasi ureter procedures done with consideration of renal function abnormalities pelvic ureteral duplication is still good, so that all the kidney tissue can still be saved. So that the urinary system can be made as normal as possible that would result in quality of life.
Keywords: Ectopic ureter, double pelvic ureter, reimplantation ureter
ABSTRAK
Ureter ektopik adalah anomali ginjal bawaan yang terjadi sebagai akibat dari migrasi abnormal tunas ureter selama penyisipan ke kandung kemih. Insidens ureter ektopik belum diketahui dengan pasti tetapi autopsi pada anak (Campbell, 1970) didapatkan 1 di antara 1900 autopsi. Kurang lebih 5% hingga 17% ureter ektopik mengenai kedua sisi. Sebagian besar ureter ektopik (80%) pada wanita disertai dengan duplikasi sistem pelviureter, sedangkan pada pria, ureter ektopik pada umumnya terjadi pada single ureter. Kejadian ureter ektopik wanita dibanding pria adalah 2,9 : 1. Dilaporkan 2 pasien perempuan usia 17 tahun dengan duplikasi pelvic ureter disertai ektopik ureter masing-masing pada ureter dextra dan sinistra. Dilakukan prosedur ureter reimplantasi dengan pertimbangan fungsi ginjal yang mengalami kelainan duplikasi pelvic ureter masih bagus, sehingga semua jaringan ginjal masih dapat diselamatkan. Sehingga sistem kemih dapat dibuat sefisiologis mungkin yang tentunya berakibat pada kualitas hidup.
Kata Kunci : Ektopik ureter, duplikasi pelvic ureter, reimplantasi ureter
PENDAHULUAN
Ureter adalah organ yang berbentuk tabung kecil yang berfungsi mengalirkan urine
dari pielum ginjal ke dalam buli-buli. Pada orang dewasa panjangnya kurang lebih 20 cm.
Dindingnya terdiri atas mukosa yang dilapisi oleh sel-sel transisional, otot-otot polos sirkuler
dan longitudinal yang dapat melakukan gerakan peristaltik (berkontraksi) guna mengeluarkan
urine ke buli-buli.1,2
Kelainan pada sistem ureter yang sering dijumpai adalah: (1) ectopic ureter, (2)
duplikasi ureter, (3) ureterokel, dan (4) stenosis ureteropelvic junction. Anomali ini sebagian
besar adalah akibat kelainan dari perkembangan tunas ureter yang muncul dari duktus
mesonefros. Ureter ektopik adalah anomali ginjal bawaan yang terjadi sebagai akibat dari
migrasi abnormal tunas ureter selama penyisipan ke kandung kemih.1
Insidens ureter ektopik belum diketahui dengan pasti tetapi autopsi pada anak
(Campbell, 1970) didapatkan 1 di antara 1900 autopsi. Kurang lebih 5% hingga 17% ureter
ektopik mengenai kedua sisi. Sebagian besar ureter ektopik (80%) pada wanita disertai
dengan duplikasi sistem pelviureter, sedangkan pada pria, ureter ektopik pada umumnya
terjadi pada single ureter. Kejadian ureter ektopik wanita dibanding pria adalah 2,9 : 1.1
LAPORAN KASUS
Kasus I
Dilaporkan seorang perempuan berumur 17 tahun, datang ke RS
Islam Faisal dengan keluhan kencing merembes sedikit-sedikit, tidak
nyeri, tanpa disadari, dan tidak dipengaruhi oleh aktivitas. Dimana
rembesan kencing itu berasal dari alat kelaminnya. Keluhan ini
dialami sejak lahir selain itu proses berkemih normal. Riwayat ibu
melakukan ANC tidak teratur di bidan desa, tidak pernah minum
obat-obatan atau jamu selama masa kehamilan, riwayat tidak ada
keluarga yang menderita kelainan yang sama, riwayat persalinan spontan di puskesmas.
Dari pemeriksaan fisis
Status Generalisata :
Sakit sedang/Gizi baik/ Compos mentis (E4V5M6)
Tanda Vital :
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 96 x/menit
Pernapasan : 18 x/menit
Suhu aksilla : 36,3°C
Mata : konjungtiva kedua mata tidak anemis, sklera tidak ikterus
Hidung : tidak tampak kelainan
Bibir : tidak tampak sianosis
Leher
Inspeksi : warna kulit sama dengan sekitar, tidak ada hematoma
Palpasi : massa tumor dan pembesaran kelenjar getah bening tidak
teraba,nyeri tekan tidak ada.
Thorax
Inspeksi : Simetris kiri=kanan
Palpasi : MT (-), NT (-), krepitasi (-)
Perkusi : Sonor, batas paru hepar ICS V kanan
Auskultasi : BP vesikuler, BT Rh-/-, Wh-/-
Abdomen
Inspeksi : Datar, ikut gerak napas
Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
Palpasi : Massa tumor (-), nyeri tekan tidak ada, hepar/lien tidak teraba.
Perkusi : Timpani
Status Urologis:
- Regio Costovertebra Sinistra:
Inspeksi : Tampak warna kulit sama dengan sekitarnya, aligment tulang
vertebra baik, tidak ada Gibbus, massa tumor tidak ada.
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, ballotement tidak ada, massa tumor tidak
ada.
Perkusi : Nyeri ketok tidak ada.
- Regio Costovertebra Dextra:
Inspeksi : Tampak warna kulit sama dengan sekitarnya, aligment tulang
vertebra baik, tidak ada Gibbus, massa tumor tidak ada.
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, ballotement tidak ada, massa tumor tidak
ada.
Perkusi : Nyeri ketok tidak ada.
- Regio Suprapubik :
Inspeksi : Tampak datar, tidak tampk bulging, massa tumor tidak ada.
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, massa tumor tidak teraba.
- Genitalia Eksterna:
Vagina :
Inspeksi : Tampak warna kulit lebih gelap dari sekitarnya,
edema tidak ada, massa tumor tidak tampak.
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, massa tumor tidak teraba,
bentuk dan ukuran dalam batas
normal.
Perineum :
Inspeksi : Tampak warna kulit lebih gelap dari sekitarnya,
edema tidak ada, massa tumor tidak tampak.
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, massa tumor tidak teraba.
Ekstremitas
Superior : tidak ada deformitas, tidak ada edema, perfusi kapiler baik, tidak
anemis, akral hangat.
Inferior : tidak ada deformitas, tidak ada edema, perfusi kapiler baik, tidak
anemis, akral hangat.
Pemeriksaan laboratorium
Laboratorium
HEMATOLOGI HASIL NILAI
RUJUKAN
SATUAN
WBC 8.390 4.00 – 10.0 [103/uL]
RBC 4.900.000 4.00 – 6.00 [106/uL]
HGB 13,3 12.0 – 16.0 [g/dL]
HCT 41,2 37.0 – 48.0 [%]
PLT 365.000 150 – 400 [103/uL]
Ur/Cr 22 / 0,5
Pemeriksaan foto thoraks tidak ditemukan adanya kelainan
Pemeriksaan USG Abdomen pada ginjal kanan tampak lesi kistik hipoechoic pada cortex
pole atas ginjal kanan, ukuran 4.17 x 5,41 cm. PLS tidak dilatasi.
Kemudian dilakukan pemeriksaan MSCT urografi tanpa dan dengan kontras didapatkan
fungsi ekskresi kedua ginjal normal. Terdapat duplikasi ureter kanan, lower moity normal,
upper moity dilatasi dan berkelok-kelok dengan muara suspek ektopic ke vagina.
Penderita di diagnosa sebagai duplikasi pelvic ureter dengan ektopic ureter dextra. Setelah
dilakukan konsul perioperatif dan dinyatakan layak untuk tindakan operasi, penderita
direncanakan untuk tindakan operasi pemasangan DJ stent pada ureter dextra. Kemudian
dilanjutkan dengan uretrosistostomi pada ureter ectopic. Durante operasi penderita baring
dalam posisi supine. Dilakukan insisi Gibson dextra kemudian sisihkan peritoneum ke arah
medial. Identifikasi ureter tampak ureter ektopik dilatasi bersilangan dengan ureter normal.
Bebaskan ureter ectopic sedistal mungkin kemudian lakukan implantasi uretrosistostomi
dengan metode Lich Gregore dan pemasangan DJ Stent. Tutup luka operasi, operasi selesai.
Identifikasi ureter tampak ureter ektopik dilatasi Bebaskan ureter ektopik sedistal mungkin
Potong ureter ektopik Tutup bagian distal ureter ektopik
Pasang DJ Stent pada proximal ureter ektopik Implantasi Uretrosistostomi
Post implantasi Operasi selesai
Penderita dirawat 1 minggu post operasi dengan keadaan umum baik, keluhan tidak ada, luka
operasi kering, keluhan kencing merembes tidak ada lagi.
Post neoimplantasi
Kasus II
Dilaporkan seorang perempuan berumur 17 tahun, datang ke
RS Awal Bros dengan keluhan kencing merembes sedikit-
sedikit, tidak nyeri, tanpa disadari, dan tidak dipengaruhi oleh
aktivitas. Dimana rembesan kencing itu berasal dari alat
kelaminnya. Keluhan ini dialami sejak lahir selain itu proses
berkemih normal. Sebelumnya 1 bulan yang lalu pasien
menjalani operasi pemasangan selang pada saluran kemih
bagian kiri. Riwayat ibu melakukan ANC teratur di bidan desa,
tidak pernah minum obat-obatan atau jamu selama masa kehamilan, riwayat tidak ada
keluarga yang menderita kelainan yang sama, riwayat persalinan spontan di puskesmas.
Dari pemeriksaan fisis
Status Generalisata :
Sakit sedang/Gizi baik/ Compos mentis (E4V5M6)
Tanda Vital :
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Pernapasan : 16 x/menit
Suhu aksilla : 36,7°C
Mata : konjungtiva kedua mata tidak anemis, sklera tidak ikterus
Hidung : tidak tampak kelainan
Bibir : tidak tampak sianosis
Leher
Inspeksi : warna kulit sama dengan sekitar, tidak ada hematoma
Palpasi : massa tumor dan pembesaran kelenjar getah bening tidak
teraba,nyeri tekan tidak ada.
Thorax
Inspeksi : Simetris kiri=kanan
Palpasi : MT (-), NT (-), krepitasi (-)
Perkusi : Sonor, batas paru hepar ICS V kanan
Auskultasi : BP vesikuler, BT Rh-/-, Wh-/-
Abdomen
Inspeksi : Datar, ikut gerak napas
Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
Palpasi : Massa tumor (-), nyeri tekan tidak ada, hepar/lien tidak teraba.
Perkusi : Timpani
Status Urologis:
- Regio Costovertebra Sinistra:
Inspeksi : Tampak warna kulit sama dengan sekitarnya, aligment tulang
vertebra baik, tidak ada Gibbus, massa tumor tidak ada.
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, ballotement tidak ada, massa tumor tidak
ada.
Perkusi : Nyeri ketok tidak ada.
- Regio Costovertebra Dextra:
Inspeksi : Tampak warna kulit sama dengan sekitarnya, aligment tulang
vertebra baik, tidak ada Gibbus, massa tumor tidak ada.
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, ballotement tidak ada, massa tumor tidak
ada.
Perkusi : Nyeri ketok tidak ada.
- Regio Suprapubik :
Inspeksi : Tampak datar, tidak tampk bulging, massa tumor tidak ada.
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, massa tumor tidak teraba.
- Genitalia Eksterna:
Vagina :
Inspeksi : Tampak warna kulit lebih gelap dari sekitarnya,
edema tidak ada, massa tumor tidak tampak.
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, massa tumor tidak teraba,
bentuk dan ukuran dalam batas
normal.
Perineum :
Inspeksi : Tampak warna kulit lebih gelap dari sekitarnya,
edema tidak ada, massa tumor tidak tampak.
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada, massa tumor tidak teraba.
Ekstremitas
Superior : tidak ada deformitas, tidak ada edema, perfusi kapiler baik, tidak
anemis, akral hangat.
Inferior : tidak ada deformitas, tidak ada edema, perfusi kapiler baik, tidak
anemis, akral hangat.
Pemeriksaan laboratorium
Laboratorium
HEMATOLOGI HASIL NILAI
RUJUKAN
SATUAN
WBC 8.220 4.00 – 10.0 [103/uL]
RBC 4.780.000 4.00 – 6.00 [106/uL]
HGB 13 12.0 – 16.0 [g/dL]
HCT 36 37.0 – 48.0 [%]
PLT 222.000 150 – 400 [103/uL]
Ur/Cr 27/0,4
Pemeriksaan foto thoraks tidak ditemukan adanya kelainan
Pemeriksaan USG Abdomen pada ginjal kiri, pelvocalyceal system melebar, cortex baik,
tidak ada batu.
Foto BNO kontrol terdapat DJ stent pada paravertebra lumbal kiri dengan tip proksimal
setinggi CV L2-3 dan tip distal pada cavum pelvis, posisi tip tampak baik.
Dilakukan pemeriksaan MSCT Urografi tanpa dan dengan kontras didapatkan gambaran
pelvis bipelvis dan biureter (complete) sinistra disertai pelvocalyectasis, ureterocele dan
ectopic ureter ke vagina.
Penderita di diagnosa sebagai duplikasi pelvic ureter dengan ektopic ureter sinsitra. Setelah
dilakukan konsul perioperatif dan dinyatakan layak untuk tindakan operasi, penderita
direncanakan untuk tindakan operasi uretrosistostomi pada ureter ectopic. Durante operasi
penderita baring dalam posisi supine. Dilakukan insisi Gibson sinistra kemudian sisihkan
peritoneum ke arah medial. Identifikasi ureter tampak ureter normal bersilangan dengan
ureter ektopic. Bebaskan ureter ectopic sedistal mungkin kemudian lakukan implantasi
uretrosistostomi dengan metode Lich Gregore dan pemasangan DJ Stent. Tutup luka operasi,
operasi selesai.
Identifikasi Ureter Potong Ureter Ektopik
Implantasi Ureter Pemasangan DJ Stent
Implantasi Uretrosistostomi Post Implantasi
Post Implantasi Operasi selesai
Penderita dirawat 1 minggu post operasi dengan keadaan umum baik, keluhan tidak ada, luka
operasi kering, keluhan kencing merembes tidak ada lagi.
Post Neoimplantasi
Diskusi
Anomali ureter timbul jika posisi tunas ureter (1) tidak muncul pada tempat yang
normal, (2) tunas ureter bercabang menjadi dua, atau (3) terdapat dua buah tuna ureter yang
muncul dari duktus mesonefros. Keadaan dimana tunas ureter tidak muncul pada tempat yang
normal menimbulkan kelainan yaitu ectopic ureter. Istilah ectopic ureter digunakan jika
ureter bermuara di leher buli-buli atau lebih distal dari itu.3
Jika tunas ureter yang tumbuh dari duktus mesonefros terlalu dekat dengan sinus
urogenital, menyebabkan letak muara ureter berada lebih kranial dan lebih lateral daripada
letaknya yang normal. Namun, jika tunas ureter muncul lebih jauh letaknya dari sinus
urogenital menyebabkan letak muara ureter lebih medial dan kaudal. Letak muara ureter yang
lebih kaudal mungkin berada di luar buli-buli.1,3,5
Ureter ektopik pada pria bermuara pada uretra posterior meskipun kadang-kadang
bermuara pada vesikula seminalis, vas deferens, atau duktus ejakulatorius. Muara pada uretra
posterior sering kali tidak memberikan gejala tetapi muara ureter pada vas deferens sering
kali menyebabkan keluhan epididimitis yang sulit di sembuhkan karena vas deferens dan
epididimis selalu teraliri oleh urine. Pada wanita, ureter ektopik sering kali bermuara pada
uretra (sebelah distal spingter uretra eksternum dan vestibulum). Keadaan ini memberikan
keluhan yang khas pada anak kecil yaitu celana dalam yang selalu basah oleh urine
(inkontinesia kontinua) tetapi dia masih bisa miksi seperti orang normal. Hal ini di sebabkan
urine yang di salurkan oleh ureter ektopik tidak melalui spingter ureter eksterna melainkan
langsung keluar, sedangkan ureter kontra lateral tetap mengisi buli-buli sehingga proses miksi
tetap berjalan seperti biasanya. Jika ureter ektopik terjadi pada duplikasi sistem pelviureter,
ureter ektopik ureter menerima drynase dari ginjal sistem kranial. Selain itu muara ureter
ektopik biasanya atretik dan mengalami obstruksi sehingga sering kali terjadi hidronefrosis
pada segmen ginjal sebelah kranial. Pada pemeriksaan IVU, hidronefrosis ginjal mendorong
segmen kaudal terdorong ke bawah dan ke laterar sengga terlihat sebagai gambaran bunga
lily yang jatuh (dropping lily).2,3,4
Duplikasi ureter bisa tidak lengkap, bisa juga total. Jika tidak lengkap, terdapat dua
pyelum dan kedua ureter bergabung sehingga hanya ada satu muara di buli. Jika duplikasi
komplet, kedua ureter bermuara terpisah. Muara ektopik ureter pada laki-laki terdapat di leher
buli, uretra prostatika, vesikula seminalis, duktus deferens atau epididimis. Pada perempuan
di leher buli, uretra, septum uretrovaginal, atau dinding depan vagina sehingga tidak
dipengaruhi sfingter utretra.2,5
Banyak pasien dengan duplikasi ureter asimptomatik, gejala yang biasa muncul
adalah infeksi yang berulang. Pada ureter dupleks total, ureter dari bagian ginjal atas biasanya
muaranya lebih kaudal daripada muara ureter yang dari bagian ginjal kaudal sehingga kedua
ureter bersilang (hukum Weigert-Meyer)2,3
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan sistoskopi mungkin dapat menemukan adanya muara ureter ektopik pada
uretra atau ditemukan hemitrigonum (tidak di temukan salah 1 muara ureter pada buli).
Dalam hal ini biasanya dilakukan general anastesia, sebuah teleskop kecil diletakkan kedalam
uretra sayangnya, ektopik ureter tidak selalu dapat di identifikasi. Jika ditemukan muara
ureter ektopik pada uretra, dapat di coba dimasuki kateter ureter dan dilanjutkan dengan
pemeriksaan ureterografi retrogad. Namun ureter ektopik tergantung kelainan yang terdapat
pada ginjal. Jika ginjal sudah mengalami kerusakkan dilakukan nefrouterektomi, tetapi kalau
masih bisa dipertahankan dilakukan implantasi ureter pada buli. Prenatal USG biasanya usg
dilakukan kembali setelah anak lahir.3
Voiding cystourethrogram (VCUG) digunakan untuk menghilangkan kemungkinan
dari vesikoureteral refluk sebagai penyebab dari pembengkakan ginjal dan ureter. VCUG
juga digunakan untuk membedakan jika ada refluks pada ureter yang berhubungan dengan
ektopik ureter. Biasanya dengan kombinasi dari USG dan VCUG dokter dapat membedakan
jika terjadi hidronefrosis. Prosedur diagnostik lainnya seperti renal flowscan atau x-ray ginjal,
IVP (intra venous pyelogram), dapat mengklarifikasi anatominya.3
Bagian dari ginjal yang drynasenya ke ektopik ureter sering berfungsi dengan buruk.
Hal ini dapat di periksa dengan sebuah renal flow scan. Kedua tester tersebut memakai
injeksi dari kontras kemudian dilihat melalui x-ray ( untuk sebuah IVP) atau dengan sebuah
kamera spesial untuk mendeteksi radio aktifitas untuk sebuah renal flow scan. Informasi
fungsional ini penting untuk memilih penatalaksanaannnya. Kadang, sebuah CT scan di
perlukan unyuk melihat ektopik ureter dan bagian dari ginjalnya.3
PENATALAKSANAAN
Perawatan untuk ureter ektopik adalah operasi . Untuk mengendalikan risiko infeksi ,
pasien dapat diberikan antibiotik dosis rendah sebelum operasi. Terdapat 3 teknik
pembedahan dalam penatalaksanaan ektopik ureter yaitu, nephrectomy, ureteropyelostomy
dan ureter reimplantation. Setiap operasi memiliki kekurangan dan kelebihan.3
Nephrectomy (Heminephrectomi kutub atas)
Pada operasi ini, ginjal atau bagian dari ginjal yang mengalirkan isinya ke ektopik
ureter dihilangkan.Hal ini menghentikan aliran urin ke dalam ektopik ureter, sekaligus
menyembuhkan inkontinensia dan menurunkan resiko infeksi. Secara teknik operasiini
termasuk dalam operasi yang mudah dilakukan, dan juga mempunyai resiko komplikasi
paling rendah. Hal ini mungkin dilakukan ketika ginjal pada bagian yang satunya berfungsi
secara normal, hal ini dilakukan karena ureter ektopik berfungsi dengan buruk. Secara
tradisional oprasi ini dilakukan dengan insisi di bawah tulang rusuk tetapi sekarang dapat
dilakukan dengan laparoskopy. Kerugiannya adalah jaringan ginjal yang masih berfungsi di
ujung ektopik ureter terbuang.3
Ureteropyelostomy
Pendekatan bedah ini dapat dilakukan minimal invasif atau operasi terbuka. Menurut
American Urological Association, prosedur ini memiliki peningkatan risiko komplikasi
dibandingkan dengan operasi perbaikan ektopik ureter lainnya.3
Ureter reimplantation
Pada operasi ureter di belah bagian bawah kemudian di jahit ke buli-buli sedemikian
rupa yang membuat aliran urine mengalir dengan baik dan tidak mengalir ke belakang.
Biasanya operasi ini dilakukan lewat sebuah insisi di atas tulang pubis, prosedur ini
mempunyai resiko komplikasi lebih tinggi dari yang lain dan juga dapat secra teknik sulit di
lakukan pada bayi, namun seperti ureteropylostomy operasi ini menyelamatkan semua
jaringan ginjal . Dan lebih jauh lagi operasi ini menghilangkan ektopik ureter yang abnormal
lebih banyak dibandingkan 2 prosedur yang lain dan operasi ini membuat ahli bedah dapat
menghentikan refluk vesiko ureteral. Penyembuhan tergantung pada operasi yang di pilih.
Namun , bayi dan anak kecil biasanya di rawat 1-5 hari setelah operasi.3
Pada kedua pasien ini kami lakukan prosedur ureter reimplantasi dengan pertimbangan fungsi
ginjal yang mengalami kelainan duplikasi pelvic ureter masih bagus, sehingga semua jaringan
ginjal masih dapat diselamatkan. Sehingga sistem kemih dapat dibuat sefisiologis mungkin
yang tentunya berakibat pada Quality of Life.
DAFTAR PUSTAKA
1. Basuki B Purnomo. Dasar-dasar Urologi. Ed 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
Sagung Seto, 2011.
2. Sjamsuhidajat R dan Jong WD. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed 4. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 1997.
3. Tanagho EA and McAninch JW. Smith’s general urology, 17th edition. Lange. 2008
4. Tortora, GJ., Derrickson, B. 2009. Principles of anatomy and Physiology 12th edition.
John Wiley & Sons, Inc.
5. Gatti JM. Ureteral duplication, ureteral ectopia, and ureterocele. Medscape reference.
Updated Sep 12, 2013