SIKAP EKSTRIM TERHADAP SHALAT TARAWIH Sep ert i bia sa men jel ang bul an ramadh an hal yang pal ing ban yakdiperbincangkan baik di forum-forum atau di website-website ilmiah dan semisalnya adalah permasal ahan mengenai bilangan jumlah raka’at dalam sholat tarawih, mereka berpendapat bahwa bilangan yang sesuai sunnah ada lah 11 rak a’a t tid ak boleh kur ang ata u le bih dan yan g lai nny a berpendapat boleh mengurangi atau menambah jumlah raka’at karena ulama-ulama salaf pernah melaksanakannya lebih dari 11 rakaat . Mengenai jumlah raka’at sholat tarawih ada baiknya membaca tulisan kecil dari al-ustadz abul jauza’ hafidzahullahu mengenai hal ini dimana dari tulisannya saya sendiri memahami bahwa yang shahih adalah 11 raka’at [1]. Nah, selanjutnya bagaimana dengan mee!a yang mela!sana! an lebi h da i itu " #$ a!a at , da n se lainny a % & se da ng!an ti da ! ad a sa tu'u n dalil(nash yang meneang!an bah)a sh*lat taa)ih adalah #$ a!aat dan selainnya & Tidak ada masalah ijtihadiyah di antara ahli ilmu yang disikapi dengan sensi tif sedemik ian rupa selain masalah ini ( jumla h raka’at sholat taraw ih, sehin gga nant inya menj adi sebab terj adiny a perpe cahan dan fitnah di antara umat !slam" Marilah kita dengan jernih mensikapinya dengan bijak karena telah kita ketahui hal ini adalah perkara khilafiyah dari para kalangan ulam a salafush-shalih" #da dua kelompok ekstrim dalam masalah ini$ Kelompok pertama, mereka yang mengi ngkari orang yang menambah (raka at Ta raweh dari sebelas rakaat dan memb id’ah kan pril akuny a" Kel omp ok kedua, me reka ya ng me ng ingk ari or an g ya ng ha nya menu naika n sebel as raka at dan mengataka n, %Mere ka telah meny alah i ijma’ (konsensus para ulama’"& Mari kita simak nasehat dari syaikh !bnu %'tsaimin rahimahullahu tatkala beliau melihat fenomena ini terja di dalam masyarak at islam saat ini $ )** +. /)02 3 45678 92 :;<78 = 8>?78 @A BC )DEF GH;78 I6J2 3 KLN OP )DEN QP H;7 9EJ;F R** UNV . / )0FO 3 W7X YDZ 48BC YDZ L[;78 5\]P L[;FO 3 :;\<78 U^ _`H78 45678 YDZ 4HF>78 HZ " D78 BZ RDO UDZ 8 YD9J;78 5O HHZ HQ)[F qO 3 UNP W] 8OQv 45** 678 R** D6F D78 BZ U778 QP =)D678 BCO 3 456^ 45xF R7O 3 Y;C Y;C . /H02RD*O U*DZ *8 YD*/)*L78 =5BC z7 )O 3 Y7OP {H^ BC 4567H^ UD|+2 :[78 RD6F BC**}78 :** q U**7 B** \^ RDO UDZ 8 YD9J;78 QHq 8X~2 3 U?^ 84 •5xF HC RD6F UNV /)0N Y?AL)**FO :**6q€ :** HC 9‚ Dƒ ** }F QP QH** <N„7 QP O 3 … ** 8O 8 ** 9**2 LCv8 QP RDZ † . 456^ U7 45xF QP QO45A8)^ " 5**;Z Y?*A UC)*Z Y*DZ z*7 8**|2 & 9D** P 9N)?FP€ Hq 8)D& RDO UDZ 8 YDU7)HCPOHN** P )7O 3 …<?^ LCO 3 …J<^ LCO 3 z‡^ LC L)F QP QH<Nˆ8 YDZ Q)J)F 8|7O 3 `‰H**q 8)D. 48L78 HNVO 3 8 4L…<?^ LCO 3 …J<^ LCO 3 z‡^ LC L)QP Š+F H;D07 =)67H^‹5F5x?^ Œ;78 JHC V 2 45678 92 HCP 3 :[78 92 9DP 9N)?FP€ "
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Seperti biasa menjelang bulan ramadhan hal yang paling banyak diperbincangkan baik di forum-forum atau di website-website ilmiah dansemisalnya adalah permasalahan mengenai bilangan jumlah raka’at dalamsholat tarawih, mereka berpendapat bahwa bilangan yang sesuai sunnahadalah 11 raka’at tidak boleh kurang atau lebih dan yang lainnya
berpendapat boleh mengurangi atau menambah jumlah raka’at karenaulama-ulama salaf pernah melaksanakannya lebih dari 11 rakaat.
Mengenai jumlah raka’at sholat tarawih ada baiknya membaca tulisan kecildari al-ustadz abul jauza’ hafidzahullahu mengenai hal ini dimana daritulisannya saya sendiri memahami bahwa yang shahih adalah 11 raka’at[1].
Nah, selanjutnya bagaimana dengan mee!a yang
mela!sana!an lebih dai itu " #$ a!aat , dan
selainnya % & sedang!an tida! ada satu'un
dalil(nash yang meneang!an bah)a sh*lat taa)ih
adalah #$ a!aat dan selainnya &
Tidak ada masalah ijtihadiyah di antara ahli ilmu yang disikapi dengansensitif sedemikian rupa selain masalah ini ( jumlah raka’at sholattarawih, sehingga nantinya menjadi sebab terjadinya perpecahan dan
fitnah di antara umat !slam" Marilah kita dengan jernih mensikapinyadengan bijak karena telah kita ketahui hal ini adalah perkara khilafiyah dari
para kalangan ulama salafush-shalih"
#da dua kelompok ekstrim dalam masalah ini$
Kelompok pertama, mereka yang mengingkari orang yang menambah(rakaat Taraweh dari sebelas rakaat dan membid’ahkan prilakunya"Kelompok kedua, mereka yang mengingkari orang yang hanyamenunaikan sebelas rakaat dan mengatakan, %Mereka telah menyalahiijma’ (konsensus para ulama’"&
Mari kita simak nasehat dari syaikh !bnu %'tsaimin rahimahullahu tatkala beliau melihat fenomena ini terjadi dalam masyarakat islam saat ini $
3H ** —Z 8€H** [NV :**6q€ L** ŽZ 5** AV YDZ L}?8 BC YDZ 8OL[NP 3 `‰ z[Z . 9NH78 ‘L78O …**J?FO 5* *|78 U* *7 BJ** H**C 56^ BC /)L78 ˜HŽF BCO ™ . Y7H6 /H šHˆ8 BZ ‚ L . 8)7HO V Q)** 2L6F W** DJ B** C **[2 3 › 8L**}C _`H**O R;| UD}NO Y7) HC U7)N B;C‰78 J Lœ H FP 8O 3 L[;78 92 QO45 ƒŽF R 3 :6q€ BFLŽZO H "
& & …?78 žLŽ78–Ÿ¡ ¢£(
Tidak selayaknya kita bersikap berlebih-lebihan atau terlalu meremehkan"
Sebagian orang berlebih-lebihan untuk konsisten dalam memegang sunnahdari sisi bilangan (rakaat ¤iyam, dia mengatakan. %Tidak dibolehkanmenambah bilangan melebihi apa yang telah ada dalam sunnah"’ ¥ia sangatmengingkari orang yang menambahnya sambil mengatakan, bahwa orangtersebut telah berbuat dosa dan maksiat" Tidak diragukan lagi bahwa sikapini merupakan kekeliruan" ¦agimana orang itu dikatakan berdosa dan
bermaksiat, padahal §abi sallallahu’alaihi wasallam pernah ditanya tentangshalat malam, maka beliau bersabda, “Dua (rakaat)-dua (rakaat)” tanpamenentukan bilangan" ¥apat dipahami bahwa sang penanya tentang shalatmalam tersebut tidak mengetahui bilangannnya, karena orang yang tidak tahu tata caranya, maka mestinya dia lebih tidak tahu bilangannya,
sedangkan dia bukan termasuk orang yang melayani §abi sallallahu %alaihiwa sallam sehingga kita dapat mengatakan dia telah mengetahui apa yangterjadi dalam rumahnya" Maka, jika §abi sallallahu %alaihi wa sallam telahmenjelaskan tata cara tanpa membatasi jumlah bilangan, dapat dikatakan
bahwa masalah ini bersifat luas" Seseorang dibolehkan shalat seratus rakaatdan shalat witir satu rakaat"
#dapun sabda §abi sallallahu %alaihi wa sallam. “halatlah kalia!seba"aima!a kalia! melihat aku shalat.” ¨adits ini tidak bersifat umum,
bilangan (rakaat tidak (termasuk dalam pemahaman hadits ini melainkanapa yang telah ditetapkan dalam nash terkait penentuan bilangannya"
Secara umum, seyogyanya bagi seseorang janganlah terlalu keras kepadaorang-orang dalam masalah yang luas" Sampai kami melihat di antarasaudara-saudara yang ekstrim dalam masalah ini, sehingga ada yangmembid’ahkan para ulama yang berpendapat (bolehnya shalat malamlebih dari sebelas (rakaat" «alu mereka meninggalkan masjid (sebelumshalat taraweh selesai sehingga dia luput mendapatkan apa yang §abisallallahu %alaihi wa sallam sabdakan.
¬Sesungguhnya orang yang melakukan shalat bersama imam hinggaselesai, maka akan dicatat baginya sebagai shalat malam&" (#$. %irmizi&'. Dishahihka! oleh *l-*lba!+ dalam shahih %irmizi& !o. ,)
Terkadang mereka duduk-duduk setelah menyelesaikan sepuluh rakaat,hingga barisan shalat terputus karena duduknya mereka" ¦ahkan kadangmereka saling berbicara sehingga mengganggu orang-orang yang (sedangshalat" Tidak kami ragukan, bahwa mereka ingin kebaikan, dan mereka
berijtihad" #kan tetapi tidak setiap orang yang berijtihad itu tepat"
Kelompok kedua, kebalikan dari mereka (kelompok pertama)& yaituyang mengingkari dengan keras mereka yang hanya menunaikan shalat
sebelas rakaat" Mereka mengatakan. ¬ngkau telah keluar dari ijma(konsensus para ulama, padahal #llah Ta’ala berfirman.
R**;| UD}NO Y7) HC U7)N B;C‰78 J Lœ …J?FO 5|78 U 7 BJ HC 56^ BC /)L78 ˜HŽF BCO 8L}C _`HO
¬¥an barangsiapa yang menentang ®asul sesudah jelas kebenaran baginya,dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, ªami biarkania leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan ªami
masukkan ia ke dalam ¯ahannam, dan ¯ahannam itu seburuk-buruk tempatkembali"& (. *!-isa/ 110)
Syekh !bnu 'tsaimin rahimahullah berkata berkenaan dengan permasalahan orang yang shalat bersama imam sepuluh rakaat kemudianduduk dan menunggu shalat witir (sementara dia tidak menyempurnakanshalat Taraweh bersama imam. ¬³ang sangat kami sayangkan sekali, ditengah umat !slam yang kian terbuka, ada segolongan orang yang bertikaidalam masalah-masalah yang masih dibolehkan adanya perbedaan
pendapat" ¥an menjadikan perbedaan tersebut sebagai sebab hilangnyakesatuan hati"
´erbedaan dalam umat ini telah ada sejak masa para shahabat, meskipun begitu, hati mereka tetap menyatu" Maka seharusnya, khusus kepada para pemuda dan setiap orang yang konsisten dalam memegang agama,hendaklah dalam satu langkah dan satu sikap" ªarena di sana banyak musuh mereka yang mencari-cari kesempatan" (*s-+arhu *l-umti’&
,2550)
#dapun dalil kelompok yang mengatakan tidak boleh menambah daridelapan rakaat dalam shalat Taraweh adalah hadits #bu Salamah bin#bdurrahman bahwa beliau bertanya kepada #isyah radhiallahu’anha.
¬¦agaiamana cara shalat ®asulullah sallallahu %alaihi wa sallam pada bulan®amadan¸& ¦eliau menjawab. ¬¦eliau tidak pernah menambah di bulan®amadan dan selain ®amadan dari sebelas rakaat" ¦eliau shalat empat(rakaat, jangan tanya bagus dan panjangnya" ªemudian beliau shalat lagiempat (rakaat, jangan tanya bagus dan panjangnya, kemudian beliau shalattiga (rakaat" Maka aku (#isyah berkata. ¬¹ahai ®asulullahº #pakahengkau tidur sebelum shalat witir¸ ¦eliau menjawab. ¬¹ahai #isyahsesungguhnya kedua mataku terpejam (akan tetapi hatiku tidak tertidur"&(#$. 6ukhari& !o. 177& uslim& !o. 34')
Mereka mengatakan: “Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah selalu
melaksanakan demikian dalam shalat malam, baik di bulan Ramadan
maupun selain Ramadan.”
´ara ulama menolak menjadikan hadits ini sebagai dalil (tidak bolehnyashalat malam lebih dari sebelas rakaat, sebab hal ini adalah perbuatan
beliau sallallahu %alaihi wa sallam, sedangkan perbuatan tidak menunjukkan kewajiban" ¥i antara dalil yang jelas bahwa shalat lail, diantaranya shalat Taraweh, tidak ditentukan bilangan rakaatnya, adalahhadits !bnu 'mar radhiallahu’anhuma sesungguhnya seseorang bertanyakepada ®asulullah sallallahu %alaihi wa sallam tentang shalat malam" Maka®asulullah sallallahu %alaihi wa sallam menjawab. ¬Shalat malam dua(rakaat dua (rakaat, kalau di antara kalian khawatir (datang waktusubuh, maka shalatlah satu rakaat untuk witir dari shalat yang telah
dilaksanakan"& (#$. 6ukhari& 7,. uslim& 3,7)
9;x78 Š78 :P BC )O 9<L<78 /H .
HN5;Z L)78 ) :6q€ QOLŽZ H|N~2 "
& & K)<J78²Ÿ1–£(
#s-Sarkhasi, beliau termasuk tokoh dalam ma»hab ¨anafi, berkata.
¬Sesungguhnya (shalat malam dalam (ma»hab kami adalah dua puluhrakaat selain witir"& (*l-absuth& 521,0)
!bnu ¼udamah berkata. ¬³ang dipilih menurut #bu #bdullah (yakni !mam#hmad rahimahullah dalam (shalat malam adalah dua puluh rakaat"´endapat juga dipilih oleh #ts-Tsauri, #bu ¨anifah dan #sy-Syafi’i"Sedangkan !mam Malik mengatakan. Tiga puluh enam (rakaat"& (*l-u"h!i& 12,03)
+aikhul islam 8b!u %aimi+ah berkata dalam kitab!+a ajmu’ al-9ata:a 552535
“Shalat malam di bulan Ramadhan tidaklah dibatasi oleh Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam dengan bilangan tertentu. Yang dilakukan oleh Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah beliau tidak menambah di bulan
Ramadhan atau bulan lainna lebih dari !" raka#at. $kan tetapi shalat
tersebut dilakukan dengan raka#at ang panjang. %atkala ‘&mar
mengumpulkan manusia dan &ba bin 'a#ab ditunjuk sebagai imam, dia
melakukan shalat sebanak () raka#at kemudian melaksanakan witir
sebanak tiga raka#at. Namun ketika itu ba*aan setiap raka#at lebih
ringan dengan diganti raka#at ang ditambah. 'arena melakukan
sema*am ini lebih ringan bagi makmum daripada melakukan satu raka#at dengan ba*aan ang begitu panjang.
Sebagian sala+ pun ada ang melaksanakan shalat malam sampai )
raka#at, lalu mereka berwitir dengan " raka#at. $da lagi ulama ang
melaksanakan shalat malam dengan "- raka#at dan berwitir dengan "
raka#at.
Semua jumlah raka#at di atas boleh dilakukan. elaksanakan shalat
malam di bulan Ramadhan dengan berbagai ma*am *ara tadi itu sangat
bagus. /an memang lebih utama adalah melaksanakan shalat malam
sesuai dengan kondisi para jama#ah. 'alau jama#ah kemungkinan senang
dengan raka#at0raka#at ang panjang, maka lebih bagus melakukan shalat
malam dengan !) raka#at ditambah dengan witir " raka#at, sebagaimana
hal ini dipraktekkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri di
bulan Ramdhan dan bulan lainna. /alam kondisi seperti itu, demikianlah
ang terbaik.
Namun apabila para jama#ah tidak mampu melaksanakan raka#at0raka#at
ang panjang, maka melaksanakan shalat malam dengan () raka#at itulah
ang lebih utama. Seperti inilah ang banak dipraktekkan oleh banak
ulama. Shalat malam dengan () raka#at adalah jalan pertengahan antara
jumlah raka#at shalat malam ang sepuluh dan ang empat puluh.
'alaupun seseorang melaksanakan shalat malam dengan ) raka#at atau
lebih, itu juga diperbolehkan dan tidak dikatakan makruh sedikitpun.
1ahkan para ulama juga telah menegaskan dibolehkanna hal ini semisal
W**7HC Š**q . OP :**6q€ BFL**ŽZ . 5**APO 3 962HŽ78O 3 :;A 9^P Šq H QV FO8L?78O =5*67 5** AP =H*Cˆ8 U*DZ Œ*N H*q 3 B*<AP 5*02 L*ŽZ 5*AV OP 3 L*ŽZ • OP 3 B*O H? ‹L}O =H078 /)¶ Š<x^ H|DD0O _H6qL78 L[ Q)[2 )?78 "
_8€H?8”–(
Sykehul !slam !bnu Taimiyah berkata. ¬ Taraweh kalau dilaksanakan carashalatnya seperti mad»hab #bu ¨anifah, Syafi’i dan #hmad dua puluhrakaat atau seperti mad»hab Malik tiga puluh enam (rakaat atau tiga belasatau sebelas, maka itu bagus" Sebagaimana telah dinyatakan oleh !mam#hmad bahwa masalah ini bukan perkara tau¤ifi (baku, maka bolehmemperbanyak atau menyedikitkan rakaat, sesuai dengan panjang dan
pendeknya ¤iyam"& (*l-8khti+arat& hal. ,)
¥ari pendapat para ulama dalam berbagai mad»hab yang diakui, jelas
bahwa perkara ini sangatlah luas" Maka tidak mengapa menambah rakaatlebih dari sebelas rakaat" #dapun yang shalat sebelas rakaat sesuai dengansifat yang dilakukan §abi sallallahu %alaih wa sallam maka dia telah sesuaidengan sunnah" ¥an tidak seharusnya mengingkari orang yang melakukansalah satu dari dua amalan tersebut"
Shalat ¤iyam (Taraweh disyariatkan pada bulan ®amadan, baik secara berjama’ah maupun seorang diri" ´elaksanaan secara berjama’ah lebihutama dibanding seorang diri" Terdapat riwayat yang telah tetap dalam#sh-Shahihain (Shahih ¦ukhari dan Muslim, sesungguhnya §abisallallahu %alaihi wa sallam menunaikan shalat dengan para shahabat
beberapa malam" ªetika memasuki malam ke tiga atau keempat beliautidak keluar (untuk menunaikan shalat bersama mereka" ªetika pagi hari
beliau bersabda.
R**€ 3€H**‡J78 ‹8O€ "R ½[ † ½D ‚Z‚ ¾‚ L ‚ ½ † Q ½ P‚ † Ž¿ ‚ 9N ƒP‚ V¿ R ½[ † ½7 ‚V¿ À¿ OL †‡ † 7 ½8 B ½ C¿ 9;¿6 ½ ; ‚ ½ F ‚ R ½ 7 ‚11²·Y**2 O 3R€ 3RD<C Á7 ”1H|;Z 8O>+6?2 D78 R[DZ ¾L QP Ž Y;[7O ( "
¬Tidak ada yang menghalangiku untuk keluar (menunaikan shalat bersamakalian semua, melainkan aku khawatir dia (¤iyam akan diwajibkankepada kalian"& (#$. 6ukhari& !o. 1157)
¥alam redaksi uslim& !o. 31, (¦eliau bersabda, ¬#kan tetapi akukhawatir (¤iyamul lail diwajibkan kepada kalian, sehingga kalian tidak mampu (melaksanakannya"&
Telah tetap bahwa berjama’ah dalam Taraweh ada sunnah §abi sallallahu%alaihi wa sallam, dan §abi sallallahu %alaihi wa sallam telah menyebutkan
bahwa penghalang untuk meneruskan shalatnya secara berjama’ah adalahkhawatir diwajibkan" ¥an ketakutan tersebut kini telah hilang denganwafatnya ®asulullah sallallahu %alaihi wa sallam" ªarena setelah beliausallallahu %alaihi wa sallam wafat, wahyu terputus, maka dengan demikiantelah aman dari (turunnya wahyu untuk mewajibkannya" ªetika illat(sebab suatu hukum telah hilang yaitu takut diwajibkan denganterputusnya wahyu, maka itu berarti harus kembali kepada ke sunnah(semula"& (ilaka! lihat +arhu *l-umti& kara!"a! +ekh 8b!u;tsaimi!& ,23').
!mam !bnu #bdul ¦ar rahimahullah berkata. ¬¨adits tersebut menunjukkan bahwa ¤iyam ®amadan merupakan salah satu sunnah §abi sallallahu
%alaihi wa sallam, disunnahkan dan dianjurkannya" ¦ukan 'mar binªhattab yang mengadakan sunnah tersebut, dia cuma sekedar menghidupkannya" Sesuatu yang disukai dan diridai ®asulullah sallallahu%alaihi wa sallam, sebab tidak ada yang menghalangi beliau untuk terus
menerus melakukannya selain kekhawatirannya hal tersebut diwajibkankepada umatnya" ¥an beliau ¢sallallahu %alaihi wa sallam ¢ dikenal sangatmengasihi dan menyangi orang-orang mukmin"
Maka ketika 'mar mengetahui hal tersebut dari ®asulullah sallallahu%alaihi wa sallam dan mengetahui bahwa kewajiban-kewajiban tidak bolehditambah dan tidak boleh berkurang sepeninggal beliau sallallahu %alaihiwa sallam, Maka beliau kembali melakukan dan menghidupkan shalatTaraweh berjamah ¨al itu terjadi pada tahun empat belas hijriyah, sebagaikarunia dan keutamaan #llah padanya" (*t-%amhid& '21'-17)
9**2¿ : **D ‚ ½7 ‚ U †** ; ½Z‚ **\† 8 9 ‚ *¿ € ‚ { ¿ H** \ ‡ ‚ 7 ½8 B ¿ ** ½ L ‚ ** ‚Z† … ‚ C ‚ † ½ L ‚ ‚ . / ‚ H ‚ U †N \P‚ ƒ € ¿ H0 ‚7 ½8 5J ½Z‚ B ¿ ^ ½ B ¿ ‚A ½ L \ 78 5¿J ½Z‚ B ½ Z‚9D ƒ**}
‚ †2 ‚ † **
†L \78 9D ƒ**}
‚F †O ‚ 3 U¿<¿ ½; ‚7 ¿ †
†L \78 9D ƒ}
‚F † 3 Q
‚) †L
ƒ ‚? ‚C
† šÅ 8 ‚ O
½P‚ G
†H; \78 8X ‚~
¿2 ‚ 3 5¿+
¿< ½ ‚7 ½8 Y7 ‚V
¿ Q ‚H
‚C ‚€ ‚= ‚> ‚ ** Z‚ R \** † 3 ‚ ** ‚C ½ P‚ Q ‚ H**[ ‚ 7 ‚ 5**A¿ 8O ‚ Æ € ¿ H** ‚ Y**D ‚Z‚ ¿ ‰ † **‚ † **6 ½ ‚ ‚ ) ½ 7 ‚ € ‚ P‚ 9N ƒV¿ . L † ‚Z† / ‚ H0 ‚2 ‚ 3 Ç † ½ L \ 78 U¿¿} ‚ ^ ¿
L † ** ‚Z† / ‚ H ‚ 3 R ½| ¿ ¿€ ¿ H ‚ ¿} ‚ ^ ¿ Q ‚ )D È} ‚ F † G † H; \78O ‚ 3 L ‚ ½ P† : D ‚ ½7 ‚ U †6 ‚ C ‚ † ½ L ‚ ‚ R \ † 3 Š 6 ½ q ‚ B ¿ ^ ½ 9 ƒ ^ ‚P† YD ‚Z‚ R ½| †6 ‚ ‚+ ‚ 2 ‚G † H**; \78 Q ‚ H**q ‚O ‚ ¢ ¿ ** ½D \78 L ‚ **¿ 5 †**FL ¿ F † ¢ Q ‚ )**C †)0 †F ‚ 9**?¿7 \8 B ½ C¿ † ‚ 2 ½P‚ H| ‚ ; ½Z‚ Q ‚ )C † H; ‚F ‚ 9?¿7 \8O ‚ 3 ‹¿¿‚ : †Z‚ 5 ½J ¿7 ½8 R ‚6 ½ N¿ .
€H‡J78 ‹8O€ " U †7 ‚O \ P‚ Q ‚ )C †)0 †F ‚1·“”(
#bdurrahman bin #bdun #l-¼ari berkata. ¬Suatu malam di bulan®amadan, aku bersama 'mar berangkat menuju ke masjid" Ternyata orang-orang shalat berpencar-pencar" #da yang shalat seorang diri, dan ada yangshalat dengan sejumlah orang yang mengikuti" Maka beliau berkata. ¬¥emi#llah, sesungguhnya aku berpandangan, lebih baik kalau mereka
dikumpulkan di belakang satu ¤ari (imam" Setelah keinginan beliau bulat,mereka dikumpulkan dengan imam 'bay bin ªa’b" ªemudian saya keluar lagi bersama 'mar pada malam lain" Sementara (kini orang-orangmenunaikan shalat dengan satu ¤ari (imam" Maka 'mat berkomentar.
¬!nilah sebaik-baik bid’ah (sesuatu yang baru, waktu yang merekagunakan untuk tidur (akhir malam lebih baik dibandingkan waktu yangmereka gunakan untuk shalat ¢maksudnya akhir malam-" ´ada awalnya,orang-orang waktu itu menunaikan shalat pada awal malam"& (#$.6ukhari& !o. 17)
Syaikhul !slam berkata ¢ketika membantah orang membolehkan bid’ahdengan argumen perkataan 'mar. !nilah sebaik-baik bid’ah-, ¬#dapun¤iyam ®amadan (Taraweh, sesungguhnya ®asulullah sallallahu %alaihi wasallam telah menganjurkan kepada umatnya" ¦eliau shalat dengan (parashahabat secara berjama’ah beberapa malam" Mereka pada masanyamenunaikan (shalat ¤iyam secara berjama’ah dan seorang diri" #kan tetapi
beliau tidak terus menerus melaksanakan dalam satu jama’ah agar tidak diwajibkan kepada umatnya" ªetika beliau wafat, maka syariat menjadi baku (tidak berubah" ´ada masa (kekhalifahan 'mar radhiallahu’anhu, beliau mengumpulkan (jamaah shalat Taraweh dengan satu imam, yaitu
berkata. ¬!nilah sebaik-baik bid’ah"& Maka yang dimaksud bid’ah di siniadalah dari sisi bahasa, karena mereka melaksanakan apa yang tidak mereka lakukan pada masa kehidupan ®asulullah sallallahu %alaihi wasallam yaitu berkumpul seperti demikian" Maka dia termasuk salah satuajaran dalam syariat"& (ajmu 9ata:a& 552 54,& 540)
R€ 3CL?78 ‹8O€ :D7 =H U7 Š?q ‘L};F Y?A =HCˆ8 …C =H BC “”3Y2 9NHJ78 Uxx O
(CL?78 x ¬Sesungguhnya orang yang melakukan shalat bersama imam hinggaselesai, maka akan dicatat baginya sebagai shalat malam&" (#$. %irmizi&'. Dishahihka! oleh *l-*lba!+ dalam kitab hahih %irmizi).
-agaimana dengan )anita &
³ang lebih utama bagi para wanita dalam ¤iyamul lail adalahmelakukannya di rumah, berdasarkan hadits berikut ini .
**\¿ 8 / ‚ )** † € ‚ H**F ‚ ½ 7 ‚H**0 ‚2 ‚ R ‚D \ ‚ O ‚ U¿ ½D ‚Z‚ \† 8 YD \ ‚ 9 \ J ¿; \78 _ ½ ‚ H ‚ H| ‚ N \P‚ ƒ 5¿Z¿ H< \ 78 5 ½ ‚A † 9^ ¿P‚ ¿P‚L ‚ C ½ 8 5 ½ ‚A † = ƒP† BZO ‚*} \ 78 B ‚ *J ƒx¿ † W¿ *N \P‚ † * ½ D ¿Z‚ 5 ½ ‚ / ‚ H ‚ W ‚ 6 ‚ C ‚ ‚} \ 78 Š È A¿ P† 9N ƒV¿B ½ *C¿ W¿ *7 ‚ L Å * ½ ‚ W¿ *?¿ ½^ ‚ 9*2¿ W¿ †* ‚ O ‚ 9*6¿C ‚
W¿ **7 ‚ L Å ** ½ ‚ É¿ € ¿ 84 ‚ 9**2¿ W¿ † ‚ O ‚ É¿ € ¿ 84 ‚ 92¿ W¿ ¿ ‚ B ½ C¿ L Å ½ ‚ W¿ ¿L ‚+ ½ A † 92¿ W¿ † ‚ O ‚ W¿ ¿L ‚+ ½ A † 92¿ W¿ ¿ ‚_ ½ L ‚ C ‚ ‚2 ‚ / ‚ H ‚ 5¿+ ¿ < ½ C ‚ 92¿ W¿ ¿ ‚ B ½ C¿ W¿ 7 ‚ L Å ½ ‚ W¿ C¿) ½ ‚ 5¿+ ¿ < ½ C ‚ 92¿ W¿ † ‚ O ‚ W¿ C¿) ½ ‚ 5¿+ ¿ < ½ C ‚ 92¿ W¿ ¿ ‚ B ½ C¿‹8O€ " \ ** ‚ O ‚ > \ **Z‚ **\‚ 8 ½ ‚0¿7 ‚ Y? \A ‚ U¿2¿ 9D ƒ} ‚ † ½ N ‚H[ ‚ 2 ‚ U¿¿ D ‚Ä ½ P‚O ‚ H| ‚ ?¿ ½^ ‚ B ½ C¿ 9 ½ ] ‚ Y} ‚ ½P‚ 92¿ 5Å+ ¿ < ½ C ‚ H| ‚ 7 ‚ 9 ‚ ;¿J †2 ‚_H0 ‹4H;V /H€O 5AP =HCˆ8
¥ari 'mmu ¨umaid, isteri #bu ¨umaid #s-Sa’idy, sesungguhnya beliaudatang (menemui §abi sallallahu %alaihi wa sallam dan bertanya. ¬¹ahai®asulullah, sesungguhnya aku suka shalat bersama anda engkau" ¦eliaumenjawab. ¬Sungguh aku mengetahui bahwa engkau suka menunaikanshalat bersamaku, akan tetapi shalatmu di kamar tidurmu lebih baik dibandingkan shalatmu di ruang tengah rumahmu, dan shalatmu di ruangtengah rumahmu lebih baik dibandingkan shalatmu di masjid khususrumahmu, dan shalatmu di masjid khusus rumahmu, lebih baik dibandingkan shalatmu di masjid di sekitar masyarakatmu, dan shalatmu di
masjid sekitar masyarakatmu lebih baik dibandingkan shalatmu dimasjidku" ªemudian dia ('mmu ¨umaid minta dibangunkan baginyamasjid (tempat shalat di tempat paling ujung rumahnya dan paling gelap"Maka beliau shalat di sana sampai bertemu dengan #llah #»»a ¹a ¯alla(wafat"& (#$. *hmad& para pera:i!+a tsiah2terperEa+a).
¥an berdasarkan sabda §abi sallallahu %alaihi wa sallam.
ÀOL** 9**2 `H** H**C {H** U;;** 9**2 4O84 )** P ‹8O€ "B \ **| † 7 ‚ L Å ½ ‚ B \ | † †) †^ †O ‚ 5 ‚ ¿ H< ‚ ‚ 7 ½8 R ½q † ‚ H< ‚ N¿ 8)6 † ; ‚ ½ ‚
¬¯angan kalian melarang isteri-isteri kalian ke masjid" #kan tetapi rumah-rumah mereka lebih baik bagi mereka"& (HR. Abu Daud, dalam sunannya,
tercantum dalam kitab Shahih Al-Jami, 7!"#
#kan tetapi keutamaan semacam ini jangan sampai menjadi penghalanguntuk memberi i»in kepada para wanita pergi ke masjid" Sebagaimanahadits #bdullah bin 'mar radhiallahu’anhuma, dia berkata, sayamendengar ®asulullah sallallahu %alaihi wa sallam bersabda.
U¿** ½D ‚Z‚ ‚ **J ‚ ½ ‚2 ‚ / ‚ H ‚ B \ | †6 † ; ‚ ½ ; ‚7 ‚ \¿ 8O ‚ \¿ 8 5¿J ½Z‚ B † ^ ½ / †^ ¿ / ‚ H0 ‚2 ‚ / ‚ H ‚ H| ‚ ½7 ‚V¿ R ½[ † N \X ‚ ½? ‚ ½ 8 8X ‚V¿ 5 ‚ ¿ H< ‚ ‚ 7 ½8 R ½q † ‚ H< ‚ N¿ 8)6 † ; ‚ ½ ‚ R ‚D \** ‚ O ‚ U¿** ½D ‚Z‚ ** \† 8 YD \** ‚ **\¿ 8 / ¿ )** † € ‚ B ½ **Z‚ É ‚ L † ** J ¿ ½ P† / ‚ H ‚O ‚ Ç È ‚ U †D ‚ ½C¿ U †J \ ‚ U † ? †6 ½ ¿ ‚ HC ‚ H ƒ ‚ HJ Ê ‚ U †J \< ‚ 2 ‚ \¿ 8 5 †J ½Z‚
¬¯anganlah kalian melarang para wanita pergi ke masjid jika merekamereka minta i»in kepada kalian"& «alu ¦ilal bin #bdullah berkata. ¬¥emi#llah, sungguh kami akan melarangnya"& ªemudian #bdullah (bin 'marmenemuinya dan mencelanya dengan celaan yang belum pernah akudengarkan (celaan semacam itu, seraya beliau berkata, %#ku beritahuengkau ucapan ®asulullah sallallahu %alaihi wa sallam, tapi kamu justerumengatakan, %¥emi #llah sungguh kami akan melarangnyaº& (#$.uslim& !o. 3)
FGGHI J GGL MN O J GGP OQ O RO FG GS O T OU O JPGGVW XGG=PY GGZB P\ ZB ^_V M U O ` OT FH O? \ M / O F O XHY ZB cU U O IO g YO
FGG? PQ CFGGH OI ^ JL MN O JA
MV O F AB Fn O F? PQ C ^ =P AB M P Mq
M O O
O @ FHI FL
OQ O ` v wV O O LI O @ O x ^>y
AB gO T v{
O/ O FG O CGG P=P AB |}GG OFGG= O FGG H O@ OP ~ O O _A CZB O_V M U O FN / M PL MQ O ^ =P AB x M• { O O O @ FH OI ^ F M O TF€ O AB Fn JGGA M GG O I ^Bx AB OFGGn FGG? PQ / O FGG C P O=A O MF= O XA O M ‚ O x ^ƒ O HN O @ O ^FT O „B ` O T O P \ O B… O† M x AB R … / O FL OQ O
/ M P M / O F O .‡M ˆ~ OAB FH O‰ O_~ MN O R FH O=yŠ O @ FH OI OFL OQ ‹ O FH ABW |MO F O W X M P O O ` O ? O† O MŒ OAFŒ AB Fn F? PQ CJ L MN O}Tx@AB XŽŽ\W IUB |BWU x>y AB = LI O FH OI JL MN O JA J q CU M_Ž M AB / O F O ‡M ˆ~ OAB FT O .
¥ari #bu ¥»arr radliallaahu ‘anhu ia berkata . ªami pernah berpuasa bersama ®asulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam pada bulan ®amadlan"Tidaklah beliau shalat tarawih bersama kami hingga tersisa tujuh hari dari
bulan tersebut" Saat itu baru beliau shalat bersama kami hingga berakhirŸselesai pada sepertiga malam (yang terakhir" ´ada saat malamtersisa enam hari lagi, beliau kembali tidak shalat bersama kami" ªetikamalam tersisa lima hari lagi, maka beliau shalat bersama kami hingga
berakhirŸselesai pada waktu tengah malam" #ku berkata . ¬¹ahai®asulullah, seandainya kita shalat kembali pada (sisa malam ini ¸&" Maka
beliau menjawab . ”Sesungguhna, seseorang ang shalat bersama imam
hingga selesai, maka dihitung bagina shalat semalam suntuk”. ªetikamalam tersisa empat hari lagi, beliau tidak shalat bersama kami" §amunketika malam tinggal tersisa tiga hari, beliau mengumpulkan keluarganya,
istri-istrinya, dan orang-orang yang ada$ kemudian shalat bersama kamihingga kami khawatir tertinggal waktu falah" #ku pernah bertanya . &#pamakna falah itu ¸&" ¦eliau shallallaahu #alaihi wasallam menjawab .”3aktu sahur”. ªemudian beliau kembali tidak shalat bersama kami padasisa malam di bulan ®amadlan tersebut.[Diri:a+atka! oleh empat imam&da! dishahihka! oleh *t-%irmidzi] [4]"
¥idalam hadits diatas mengandung beberapa faidah dan salah satunyadianjurkan bagi seorang wanita sholat taraweh berjama’ah dimasjid[,]karena memang banyak manfaat yang didapat tanpamengesampingkan mudharatnya dan harus memperhatikan syarat-syarat
yang berlaku[0]"
¥emikian yang bisa tersampaikan mengenai beberapa pembahasan sholattarawih dan semoga menjadi bekal ilmu yang bermanfaat bagi kita sekaliandan bijak dalam masalah khilafiyah"
‘allahu ta’ala a’lam bish-sho:ab.
Kesim'ulan .
1" adist yang shahih mengenai jumlah tarawih adalah 11 rakaa’at
²" «ebih utama bagi seorang laki-laki sholat tarawih berjama’ah di masjid,sedangkan bagi wanita lebih utama di rumah sendiri, namun dianjurkansholat berjama’ah dimasjid dengan tetap pada kaidah-kaidah dan syaratyang berlaku"
¡" ´ara ulama salafush-shalih pernah melakukan sholat taraweh lebih dari
11 raka’at–" ´ara ulama sangatlah bijak dan saling menghargai mengahadapi
permasalahan ini ( Masalah jumlah raka’at sholat tarawih, semestinya bagikita lebih bijak lagi mensikapinya dan tidak menjadikan perbedaan inisebagai sebab timbulnya perpecahan"
/atatan tangan .
Ë1Ì"¦isa dilihat lebih lanjut (http/22abul- jauzaa.blo"spot.Eom2512'2ri:a+at-shalat-taraa:ih-54-rakaat-
di.html )
˲Ì"'ntuk scan kitabnya bisa dilihat disini(htt$%&&'''.aceb))k.c)m&$h)t).$h$*
1"¦anyak mengambil faidah dari website resmi Syaikh Muhammad Shalihal-Munajjid hafid»ahullahu (http/22:::.islama.Eom2) semoga #llahmembalas jerih payahnya menyebarkan ilmu dengan kebaikan
²"Íaidah yang sangat berharga dari artikel al-ustad» #bul ¯au»a’http/22abul-jauzaa.blo"spot.Eom2, semoga #llah membalas jerih
payahnya menyebarkan ilmu dengan kebaikan
¡"¥an dari tulisan al-ustad» Muhammad #bduh Tuasikalhttp/22ruma+sho.Eom2, semoga #llah membalas jerih payahnyamenyebarkan ilmu dengan kebaikan"
–"ªitab Majmu’ al fatawa ¢ Syaikhul islam ibnu taimiyah"