Top Banner
EKSTRAK BIJI KOPI SEBAGAI ATRAKTAN IMAGO PENGGEREK BUAH KAKAO (Conopomorpha cramerella Snellen) EXTRACT OF COFFEE BEANS AS AN ATRRACTANT FOR COCOA POD BORER (Conopomorpha cramerella Snellen) Amanda P. Firmansyah 1) , Sylvia Sjam 2) dan Vien Sartika Dewi 2) 1) Pascasarjana Program Studi Sistem-Sistem Pertanian Universitas Hasanuddin, Kampus Unhas Tamalanrea. Jl.Perintis Kemerdekaan KM.10.90245 Makassar 2) Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Kampus Unhas Tamalanrea. Jl.Perintis Kemerdekaan KM.10.90245 Makassar ABSTRACT The study aims to investigate the capability of coffee bean extract with variuos concentrations as an attractant to adult cocoa pod borer. The study was carried out in the laboratory of the deparment of pest and plant disease, Hasanuddin University and Maccubbu village. Robusta coffee beans and cocoa fruit skin type BAL 209 were soaked in methanol. The marinade was then evaporated with rotavapour to obtain a crude extract. The concentrations used for the coffee extract bean were 3%, 5%, 7%, and the control one while the concentration of 5% of the fruit skin extract of cocoa is used as a comparison. The experiment indicates taht the adult cocoa pod borer is more intersted in the 7% coffe bean extract with a value of interest of 86,48% and percentage of trapped borer is 31%. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan ekstrak biji kopi sebagai atraktan imago penggerek buah kakao dengan berbagai tingkat konsentrasi. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman, Universitas Hasanuddin dan desa Maccubbu. Biji kopi robusta dan kulit buah kakao jenis BAL 209 direndam dengan metanol. Rendaman tersebut kemudian diuapkan dengan rotavapour untuk mendapatkan ekstrak kasarnya. Konsentrasi yang digunakan untuk ekstrak kopi adalah 3%, 5%, 7%, dan satu kontrol sedangkan konsentrasi 5% ekstrak kulit buah kakao sebagai pembanding. Percobaan menunjukkan imago
15

EKSTRAK BIJI KOPI SEBAGAI ATRAKTAN IMAGO …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/eb922bb1f0e9df5ca4aba42e8969f645.pdf · ... keriput dan ringan, serta ... dewasa atau fase imago. Pengendalian

Feb 01, 2018

Download

Documents

truongdieu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: EKSTRAK BIJI KOPI SEBAGAI ATRAKTAN IMAGO …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/eb922bb1f0e9df5ca4aba42e8969f645.pdf · ... keriput dan ringan, serta ... dewasa atau fase imago. Pengendalian

EKSTRAK BIJI KOPI SEBAGAI ATRAKTAN IMAGO PENGGEREK BUAH KAKAO (Conopomorpha cramerella Snellen)

EXTRACT OF COFFEE BEANS AS AN ATRRACTANT FOR COCOA POD BORER (Conopomorpha cramerella Snellen)

Amanda P. Firmansyah 1), Sylvia Sjam2) dan Vien Sartika Dewi2)

1) Pascasarjana Program Studi Sistem-Sistem Pertanian Universitas Hasanuddin, Kampus Unhas Tamalanrea. Jl.Perintis Kemerdekaan KM.10.90245 Makassar

2) Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Kampus Unhas Tamalanrea. Jl.Perintis Kemerdekaan KM.10.90245 Makassar

ABSTRACT

The study aims to investigate the capability of coffee bean extract with variuos concentrations as an attractant to adult cocoa pod borer. The study was carried out in the laboratory of the deparment of pest and plant disease, Hasanuddin University and Maccubbu village. Robusta coffee beans and cocoa fruit skin type BAL 209 were soaked in methanol. The marinade was then evaporated with rotavapour to obtain a crude extract. The concentrations used for the coffee extract bean were 3%, 5%, 7%, and the control one while the concentration of 5% of the fruit skin extract of cocoa is used as a comparison. The experiment indicates taht the adult cocoa pod borer is more intersted in the 7% coffe bean extract with a value of interest of 86,48% and percentage of trapped borer is 31%.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan ekstrak biji kopi sebagai atraktan imago penggerek buah kakao dengan berbagai tingkat konsentrasi. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman, Universitas Hasanuddin dan desa Maccubbu. Biji kopi robusta dan kulit buah kakao jenis BAL 209 direndam dengan metanol. Rendaman tersebut kemudian diuapkan dengan rotavapour untuk mendapatkan ekstrak kasarnya. Konsentrasi yang digunakan untuk ekstrak kopi adalah 3%, 5%, 7%, dan satu kontrol sedangkan konsentrasi 5% ekstrak kulit buah kakao sebagai pembanding. Percobaan menunjukkan imago

Page 2: EKSTRAK BIJI KOPI SEBAGAI ATRAKTAN IMAGO …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/eb922bb1f0e9df5ca4aba42e8969f645.pdf · ... keriput dan ringan, serta ... dewasa atau fase imago. Pengendalian

penggerek buah kakao dewasa lebih tertarik pada ekstrak biji kopi 7% dengan nilai bunga 86,48% dan persentase penggerek terjebak adalah 31%.

PENDAHULUAN

Penggerek buah kakao atau PBK (Conopomopha cramerella

Snellen) merupakan hama utama kakao yang menimbulkan masalah

serius di Indonesia, karena telah menyerang hampir seluruh areal

pertanaman kakao dan sangat merugikan petani. Kehilangan hasil akibat

serangan PBK dapat mencapai 64,90 – 82,20% (Wardojo, 1980).

PBK menyerang saat fase larva. Larva yang baru menetas

menggerek buah muda, memakan daging buah dan saluran makanan

yang menuju ke biji. Setelah buah masak, barulah nampak gejala

serangan PBK. Ini terlihat dari warna kulit buah menjadi pudar dan timbul

belang berwarna jingga. Bila buah diguncang tidak menimbulkan bunyi,

bila dibelah warna daging buah hitam, bijinya melekat satu sama lain,

berwarna hitam, keriput dan ringan, serta mutunya rendah. Fenomena

serangga seperti ini memberikan kendala dalam usaha pengendaliannya,

terutama untuk pengendalian pada fase larva yang terdapat di dalam buah

sehingga salah satu alternatif pengendalian diarahkan pada serangga

dewasa atau fase imago. Pengendalian hama PBK dengan menggunakan

insektisida sintetik yang hanya bisa diaplikasikan pada daun dan buah

sehingga cara ini dinilai kurang berhasil.

Salah satu cara pengendalian imago PBK pada saat ini adalah

dengan penggunaan perangkap feromon seks sintetik yang sudah

dikembangkan oleh beberapa perusahaan. Contoh feromon seks berupa

“CPB-Lure” diekstrak dari imago betina untuk menarik imago jantan.

Perangkap dipasang setinggi 0,5 m di atas tajuk tanaman kakao. Tidak

lama setelah pemasangan perangkap, imago jantan PBK akan tertarik

untuk datang sehingga terperangkap dan mati (Wahyudi, 2011). Karena

feromon ini hanya menarik serangga jantan, kemungkinan besar tidak

Page 3: EKSTRAK BIJI KOPI SEBAGAI ATRAKTAN IMAGO …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/eb922bb1f0e9df5ca4aba42e8969f645.pdf · ... keriput dan ringan, serta ... dewasa atau fase imago. Pengendalian

memberi pengaruh signifikan terhadap intensitas serangan PBK, sehingga

meskipun terbukti dapat menangkap hama PBK dalam jumlah besar tetapi

efektifitasnya untuk menurunkan tingkat serangan dan kerusakan hama

PBK di lapang perlu dikaji lebih lanjut (Priyono 2009).

Dari berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak bahan

alami tanaman juga bisa digunakan sebagai penarik dalam memerangkap

PBK. Beberapa hasil penelitian ekstrak kulit buah kakao baik lapisan

eksokarp dan mesokarp dapat menarik serangga PBK (Nurjannah, 2008)

dan campuran antara ekstrak kulit buah kakao baik lapisan eksokarp dan

mesokarp menyebabkan peningkatan ketertarikan PBK (Sylvia, Sulaeha

dan Citra, 2010). Ketertarikan PBK pada ekstrak kulit buah kakao

disebabkan oleh suatu senyawa kimia. Menurut Harborne at al. (1967)

pada buah dan biji kakao terdapat senyawa chlorogenic acid (asam

klorogenat) yang merupakan senyawa metabolit sekunder yang dapat

merangsang serangga untuk meletakkan telur. Asam klorogenat pertama

kali diperoleh dalam bentuk kristal melalui proses kondensasi kafein dan

quinic oleh Gorter (1909) yang berasal dari biji kopi muda. Senyawa ini

selain bersifat antibakteri, antitumor, dan antioksidan juga bersifat sebagai

stimulan serangga untuk meletakkan telur (Jeffrey, et al.,1999).

Kopi memiliki kandungan asam klorogenat tertinggi di antara

spesies tanaman, 6-7% dalam Arabika dan sampai 10% dalam Robusta.

Kandungan asam klorogenat pada kopi diduga dapat menarik serangga

dewasa PBK. Pembuktian akan hal tersebut telah dilakukan, diantaranya

penelitian Rya (2010), yang mendapatkan hasil bahwa ketertarikan

serangga dewasa PBK yang terdapat pada perlakuan ekstrak daun kopi

dengan konsentrasi 5% lebih tinggi dalam menarik PBK dibanding

konsentrasi 2,5% dan 7,5%. Dalam hal pemanfaatan buah kakao yang berumur 3-4 bulan untuk

proses ekstraksi dinilai kurang efektif karena petani memerlukan

pembesaran buah untuk diambil bijinya sebagai hasil produksi. Diperlukan

analog atau bahan pengganti dalam menghasilkan ekstrak yang mampu

Page 4: EKSTRAK BIJI KOPI SEBAGAI ATRAKTAN IMAGO …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/eb922bb1f0e9df5ca4aba42e8969f645.pdf · ... keriput dan ringan, serta ... dewasa atau fase imago. Pengendalian

menarik dan memerangkap imago PBK selain kulit buah kakao. Biji kopi

memiliki kandungan senyawa kimia yang sama dengan kulit buah kakao.

Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian ekstrak biji kopi dengan

berbagai tingkat konsentrasi untuk mengetahui kemampuan menarik

imago PBK dibandingkan dengan ekstrak kulit buah kakao.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilakukan di dua tempat yakni, Laboraturium Hama

Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan dan di Desa Maccobbu Pinrang

yang berlangsung dari Juli hingga Desember 2012.

Persiapan

Buah kopi dari jenis robusta yang berasal dari Kabupaten Polewali

ditumbuk dan dipisahkan antara kulit buah dan bijinya. Biji kemudian

ditimbang sebanyak 500 g lalu ditumbuk kembali dengan menggunakan

mortal, dan kemudian ditempatkan ke dalam toples kaca. Biji lalu

direndam dengan methanol teknis sebanyak 1 lt selama 3 hari. Setelah 3

hari, ekstrak lalu disaring dan dipindahkank ke wadah lain. Perendaman

seperti ini dilakukan sebanyak 3 kali, sehingga akan diperoleh 3 lt ekstrak

kulit buah kopi yang siap diolah. Buah kakao jenis BAL 209 yang berumur

3-4 bulan dikupas dengan menggunakan pisau kemudian bagian

mesokarp dan endokarp diambil lalu disatukan. Kulit buah tersebut lalu

dikering anginkan selama 2 hari. Setelah itu kulit buah kakao ditimbang

sebanyak 1 kg kemudian kulit buah tersebut dirajang halus dan

dimasukkan ke dalam toples. Setelah itu, kulit buah kemudian direndam

dengan methanol teknis sebanyak 3 lt. Perendaman dilakukan selama 3

hari. Perendaman seperti ini dilakukan sebanyak 3 kali, sehingga akan

diperoleh 9 lt ekstrak kulit buah kakao yang siap diolah.

Ekstrak biji kopi dan kulit buah kakao kemudian diuapkan dengan

menggunakan alat rotavapor, tujuannya adalah untuk memisahkan ekstrak

dari pelarut methanolnya. Rotavapor akan menguapkan methanol

Page 5: EKSTRAK BIJI KOPI SEBAGAI ATRAKTAN IMAGO …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/eb922bb1f0e9df5ca4aba42e8969f645.pdf · ... keriput dan ringan, serta ... dewasa atau fase imago. Pengendalian

sehingga terbentuk ekstrak yang cukup kental. Ekstrak dimasukkan ke

dalam refrigator untuk dipergunakan dalam pengujian selanjutnya. Seluruh

kegiatan ekstraksi bahan tanaman dilakukan di Laboraturium Hama

Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan.

Pupa diambil dari kulit buah kakao yang ditutup selama 5 hari

dengan menggunakan daun kakao. Setelah 5 hari daun serta kulit buah

kakao diperiksa dengan seksama. Pupa biasanya terbentuk dipermukaan

atas atau bawah daun atau disela-sela alur kulit buah kakao. Pupa yang

diperoleh disimpan di dalam wadah. Pemeliharaan pupa dilakukan di

Laboratorium Hama Jurusan Hama dan Penyakit Tanaman. Pupa

disimpan dalam wadah plastik yang bagian atasnya dilapisi kain kasa,

pada bagian bawah wadah plastik dioleskan kapur anti serangga untuk

mencegah datangnya semut. Pemeliharaan dilakukan hingga pupa

berubah menjadi imago, dan siap digunakan dalam proses pengujian.

Pelaksanaan

Percobaan untuk skala laboraturium terdiri dari 3 jenis konsentrasi

ekstrak biji kopi yakni 3% , 5%, 7 % serta 1 kontrol, sehingga terdiri dari 4

perlakuan, dimana tiap perlakuan dilakukan sebanyak 6 ulangan, dengan

jumlah serangga uji sebanyak 30 ekor dari tiap ulangan. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan toples plastik

berbentuk silinder. Disekeliling toples dibuat 4 lubang dengan diameter 2,5

cm dengan jarak masing-masing lubang 5 cm. Pada lubang kemudian

dipasang tabung plastic kecil mengarah keluar. Dibagian dasar tabung

dibuat lubang sebagai tempat sirkulasi udara. Lubang tersebut dilapisi kain

kasa agar serangga tidak keluar.

Setelah toples pengujian tersebut disiapkan, pupa yang telah

berubah menjadi imago dimasukkan sebanyak 30 ekor. Pada penutup

toples dipasangi kawat yang menghadap ke dalam untuk meletakkan

kapas berisi madu sebagai makanan bagi imago PBK. Selanjutnya kapas

dipotong dengan ukuran 2 x 2 cm. Pada kapas diteteskan sebanyak 0,5 ml

Page 6: EKSTRAK BIJI KOPI SEBAGAI ATRAKTAN IMAGO …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/eb922bb1f0e9df5ca4aba42e8969f645.pdf · ... keriput dan ringan, serta ... dewasa atau fase imago. Pengendalian

ekstrak kopi dengan konsentrasi 3%, 5%, dan 7%. Kapas kemudian

diletakkan di tengah-tengah lembar perekat berukuran 1 x 3 cm. Lembar

perekat beserta kapas dimasukkan ke dalam 4 tabung yang berada toples

pelastik. Masing-masing tabung diberi kode berdasarkan tingkat

konsentrasinya.

Setelah itu toples ditutup kain hitam agar tidak ada intervensi lain

pada pengamatan selain pengaruh ekstrak itu sendiri. Parameter

pengamatan adalah konsentrasi berapa yang paling berpengaruh dalam

menarik dan memerangkap imago PBK.

Setelah pengujian tahap awal selesai, masuk kepada tahap

pengujian selanjutnya dimana konsentrasi yang paling baik pada

pengujian sebelumnya digunakan kembali, yakni ekstrak biji kopi dengan

konsentrasi 5% dan 7%, dengan tambahan perlakuan berupa ekstrak kulit

buah kakao yakni 5% sebagai pembanding. Penggunaan ekstrak kulit

kakao berdasarkan penelitian Waniada (2010) yang menyatakan

ketertarikan imago PBK tinggi pada konsentrasi 5%, dengan nilai

ketertarikan 64%. Percobaan disusun dengan menggunakan Rancangan

Acak Lengkap (RAL). Percobaan terdiri dari 3 jenis konsentrasi 5% biji

kopi , 5% kulit kakao, 7% biji kopi serta 1 kontrol, sehingga terdiri dari 4

perlakuan, dimana tiap perlakuan dilakukan sebanyak 4 ulangan, dengan

jumlah serangga uji sebanyak 30. Setelah itu toples ditutup kain hitam

agar tidak ada intervensi lain pada pengamatan selain pengaruh ekstrak

itu sendiri.

Setelah melewati uji in vitro, konsentrasi yang paling banyak

menarik imago PBK dari dua percobaan sebelumnya digunakan kembali

untuk percobaan skala lapang. Percobaan dilakukan dengan

menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri dari 5 perlakuan

dimana setiap perlakuan dilakukan sebanyak 5 ulangan.

A1 : Ekstrak Biji Kopi 5%

A2 : Ekstrak Biji Kopi 7%

A3 : Ekstrak Biji Kopi 5 % + Ekstrak Kulit kakao 2,5 %

Page 7: EKSTRAK BIJI KOPI SEBAGAI ATRAKTAN IMAGO …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/eb922bb1f0e9df5ca4aba42e8969f645.pdf · ... keriput dan ringan, serta ... dewasa atau fase imago. Pengendalian

A4 : Ekstrak Kulit Kakao 5 % (KK)

A5 : Perekat (Kontrol)

Setiap ekstrak akan dipasang dengan menggunakan perangkap

segitiga. Perangkap akan dipasang 0,5 m di atas kanopi tanaman kakao.

Perangkap dipasangi kawat sepanjang 10 cm lalu dikaitkan ke ranting

atau percabangan pohon. Perangkap dipasang pada tiap 3 pohon dengan

jarak yang diberikan antara perlakuan yakni 100 m.

Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah banyaknya

serangga dewasa PBK yang tertarik pada perlakuan yang diujikan. Tingkat

ketertarikan serangga dewasa PBK terhadap ekstrak biji kopi, dihitung

berdasarkan persamaan menurut dari Sighomang et al (1984).

Persentase Ketertarikan =( N – A )

N %100 ݔ

Keterangan :

N : Banyaknya serangga dewasa yang terdapat pada perlakuan

A : Banyaknya serangga dewasa pada control

Klasifikasi Ketertarikan :

Kelas 0 : Attraktan negatif

Kelas 1 : 0 – 20% (Kurang atau rendah)

Kelas 2 : 21,1% - 40% (Sedang)

Kelas 3 : 40,1% - 60% (Cukup)

Kelas 4 : 61,1% - 80% (Tinggi)

Kelas 5 : 80,1 – 100% (Sangat tinggi)

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Ketertarikan Imago PBK Dalam Berbagai Konsentrasi Pada Ekstrak Biji Kopi

Hasil percobaan ketertarikan pada berbagai tingkat konsentrasi

menunjukkan bahwa ekstrak biji kopi dapat bersifat atraktan terhadap

Page 8: EKSTRAK BIJI KOPI SEBAGAI ATRAKTAN IMAGO …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/eb922bb1f0e9df5ca4aba42e8969f645.pdf · ... keriput dan ringan, serta ... dewasa atau fase imago. Pengendalian

imago PBK. Pengujian berbagai konsentrasi memperlihatkan bahwa pada

konsentrasi 7% dan 5% lebih banyak menarik dan memerangkap

serangga dewasa PBK dibandingkan dengan konsentrasi 3 % dan kontrol.

Gambar 1. Persentase Rata-rata Imago PBK yang Terperangkap pada Pengujian

Ekstrak Biji Kopi pada Beberapa Tingkat Konsentrasi Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata

pada taraf uji BNT=0,05

Pada gambar 4 memperlihatkan bahwa jumlah serangga dewasa

yang terperangkap tertinggi pada konsentrasi 7% dengan nilai persentase

rata-rata 25,0%, diikuti dengan konsentrasi 5 % dengan persentase rata-

rata 17,2%, kemudian konsentrasi 3 % dengan persentase rata-rata

12,2%, dan jumlah terendah kontrol sebesar 6,1%. Hasil analisis uji BNT

perlakuan 7 % berbeda nyata dengan perlakuan kontrol, namun tidak

berbeda nyata dengan perlakuan 5 %, begitu pula perlakuan 5 % tidak

berbeda nyata dengan perlakuan 3 %, dan perlakuan 3 % tidak berbeda

nyata terhadap kontrol.

Tabel 2. Persentase dan kelas ketertarikan imago PBK yang terperangkap pada pengujian ekstrak biji kopi

Perlakuan Persentase

Kelas Ketertarikan

Ketertarikan

(%)

Tingkat Kriteria

3 % KP 50,13 Kelas 3 Cukup

6.1c

12.2bc

17.2ab

25.0a

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

30.0

KONTROL 3% 5% 7%Rata

-rat

a Im

ago

PBK

yang

Te

rper

angk

ap

Konsentrasi Perlakuan (%)

Page 9: EKSTRAK BIJI KOPI SEBAGAI ATRAKTAN IMAGO …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/eb922bb1f0e9df5ca4aba42e8969f645.pdf · ... keriput dan ringan, serta ... dewasa atau fase imago. Pengendalian

5% KP 64,60 Kelas 4 Tinggi

7% KP 75,6 Kelas 5 Sangat tinggi

Banyaknya imago PBK yang terdapat pada konsentrasi 7 %

menyebabkan tingkat preferensi serangga dewasa PBK pada perlakuan

ini adalah yang tertinggi, yaitu sebesar 75,6 %, sedangkan pada ekstrak

dengan konsentrasi 5 % adalah 64,60 %, dan pada ekstrak dengan

konsentrasi 3 % dengan persentase ketertarikan sebesar 50,13 %. Di

dalam biji kopi terkandung beberapa senyawa kimia antara lain, kafein,

trigoneline, protein, karbohidrat, asam alifatik, asam klorogenat, lemak,

glikosida, mineral, dan komponen volatile (Sri dan Yusianto 2005). Dari

beberapa kandungan kimia tersebut, asam klorogenat bertindak sebagai

senyawa atraktan terhadap imago PBK. Hal ini sesuai Renwick dan Chew

(1994) bahwa asam klorogenat selain bertindak sebagai antioksidan pada

manusia, juga bersifat menarik serangga.

2. Ketertarikan Imago PBK Pada Ekstrak Biji Kopi Dan Kulit Buah Kakao Hasil percobaan ketertarikan menunjukkan bahwa ekstrak biji kopi

dengan konsentrasi 7% masih lebih bersifat atraktan terhadap imago PBK.

Sedangkan ekstrak kulit buah kakao dengan konsentrasi 5% memiliki nilai

persentase yang lebih tinggi dibanding dengan ekstrak biji kopi

konsentrasi 5%. Hal ini terlihat pada diagram di bawah ini.

Page 10: EKSTRAK BIJI KOPI SEBAGAI ATRAKTAN IMAGO …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/eb922bb1f0e9df5ca4aba42e8969f645.pdf · ... keriput dan ringan, serta ... dewasa atau fase imago. Pengendalian

Gambar 2. Persentase Rata-rata Imago PBK yang Terperangkap pada Pengujian Ekstrak Biji Kopi (KP) dan Ekstrak Kulit Buah Kakao (KK) pada Beberapa Tingkat Konsentrasi

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata pada taraf uji BNT=0,05

Pada gambar 5 memperlihatkan bahwa jumlah imago PBK yang

terperangkap pada konsentrasi 7% biji kopi memiliki nilai persentase

tertinggi sebesar 31%, kemudian diikuti oleh konsentrasi 5% kulit kakao

sebesar 19%, konsentrasi 5% biji kopi sebesar 15%, dan kontrol sebesar

4% . Hasil analisis uji BNT perlakuan ekstrak biji kopi konsentrasi 7%

berbeda nyata dengan perlakuan kontrol, ekstrak biji kopi 5 % dan ekstrak

kulit kakao 5 %.

Tabel 3. Persentase dan kelas ketertarikan imago PBK yang terperangkap pada pengujian ekstrak biji kopi dan kulit buah kakao

Perlakuan Persentase

Kelas Ketertarikan

Ketertarikan

(%)

Tingkat Kriteria

5% KK 78,26 Kelas 4 Tinggi

5% KP 72,22 Kelas 4 Tinggi

4d

19b

15bc

31a

0

5

10

15

20

25

30

35

KONTROL 5% kulit kakao 5% biji kopi 7% biji kopi

Rata

-rat

a Im

ago

PBK

yang

Te

rper

angk

ap

Konsentrasi Perlakuan (%)

Page 11: EKSTRAK BIJI KOPI SEBAGAI ATRAKTAN IMAGO …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/eb922bb1f0e9df5ca4aba42e8969f645.pdf · ... keriput dan ringan, serta ... dewasa atau fase imago. Pengendalian

7% KP 86,48 Kelas 5 Sangat tinggi

Banyaknya imago PBK yang terdapat pada ekstrak biji kopi

konsentrasi 7 % menyebabkan tingkat preferensi serangga dewasa PBK

pada perlakuan ini adalah yang tertinggi sebesar 86,48%, sedangkan

pada ekstrak kulit buah kakao dengan konsentrasi 5 % adalah 78,26 %, ,

dan pada ekstrak biji kopi konsentrasi 5 % dengan persentase ketertarikan

sebesar 72,22%.

3. Uji Lapangan

Hasil uji lapangan berupa pemasangan perangkap dengan

menggunakan ekstrak biji kopi dan ekstrak kulit buah kakao pada berbagai

konsentrasi menunjukkan bahwa ekstrak biji kopi dengan konsentrasi 7%

masih lebih besifat atraktan terhadap imago PBK jika dibandingkan

dengan ekstrak biji kopi konsentrasi 5%, ekstrak kulit buah kakao

konsentrasi 5%, maupun campuran antara ekstrak biji kopi 5% dan 2,5 %

ekstrak kulit buah kakao. Hal ini terlihat pada diagram di bawah ini.

Gambar 3. Rata-rata Imago PBK yang Terperangkap pada Pengujian Skala

Lapang Dengan Menggunakan Ekstrak Biji Kopi (KP) dan Ekstrak Kulit Buah Kakao (KK) pada Beberapa Tingkat Konsentrasi

Pada uji lapang, tingkat imago yang terperangkap pada ekstrak

kopi (KP) memiliki nilai rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak

0

0.6

0.2 0.2

1.2

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

KONTROL 5% KP 5% KK 5% KP + 2.5% KK

7% KP

Rata

-rat

a Im

ago

PBK

yang

Te

rper

angk

ap

Konsentrasi Perlakuan

Page 12: EKSTRAK BIJI KOPI SEBAGAI ATRAKTAN IMAGO …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/eb922bb1f0e9df5ca4aba42e8969f645.pdf · ... keriput dan ringan, serta ... dewasa atau fase imago. Pengendalian

kulit kakao (KK), yakni pada konsentrasi 7 % (KP) sebesar 1,2 ekor, 5 %

(KP) 0,6 ekor, 5 % (KK) 0,2 ekor, campuran antara 5 % (KP) + 2,5 % (KK)

sebesar 0,2 ekor, dan kontrol 0 ekor. Ekstrak biji kopi memiliki kepekatan

warna lebih dari ekstrak kulit buah kakao, begitu pula dengan kekentalan

ekstrak itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh asam klorogenat pada biji kopi

sangat tinggi dan dapat mencapai 12 persen berdasarkan bobot (Salisbury

1995). Kepekatan dalam ekstrak biji kopi disebabkan oksidasi asam

klorogenat yang diikuti oleh polimerisasi (gabungan dari monomer-

monomer) menyebabkan pembentukan quinon yang menyebabkan

perubahan warna cokelat yang pekat. Namun sedikitnya jumlah imago

yang tertarik masih dipengaruhi beberapa faktor, antara lain kondisi

lingkungan dan bahan perekat yang digunakan. Hal ini sesuai dengan

pendapat Morallo-Rejesus (1986) dalam Ramlah (2004) bahwa senyawa

metabolit sekunder yang terdapat pada tanaman atau yang berasal dari

tanaman akan mudah mengalami penguraian.

KESIMPULAN

Kesimpulan

Ekstrak biji kopi mampu menarik imago PBK dibandingankan

dengan ekstrak kulit buah kakao, hal ini terlihat dari persentase imago

PBK yang terperangkap serta persentase preferensinya pada pengujian

skala in vitro dan uji lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

AAK, 2008. Budidaya Tanaman Kopi. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Anonim, 2011. Asam Klorogenat. (online)

(http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_klorogenat diakses tanggal 10 Agustus 2011)

Anonim, 2011. Pro-oxidant (online) ( http://en.wikipedia.org/wiki/Pro-oxidant, diakses tanggal 3 Nopember 2011)

Page 13: EKSTRAK BIJI KOPI SEBAGAI ATRAKTAN IMAGO …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/eb922bb1f0e9df5ca4aba42e8969f645.pdf · ... keriput dan ringan, serta ... dewasa atau fase imago. Pengendalian

Anonim, 2011. Asam Klorogenat (online) (http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_klorogenat diakses 1 Agustus 2011)

Araque, Pedronel, Herley Casanova, Carlos Ortiz, Beatriz Henao, dan Carlos Pelaez. 2007. Insecticidal Activity of Caffeine Aqueos Solutions and Caffeine Oleate Emulsions against Drosophila melanogaster and Hypothenemus hampei. J. Agric. Food Chem., 2007, 55 (17), pp 6918-6922.

Dewi, V.S. 2007. Mekanisme Resistensi Tanaman Kakao Terhadap Penggerek Buah Kakao (PBK) (Conopomorpha cramerella Snellen). Program Pascasarja Universitas Hasanuddin

Griffiths, L.A. 1958. Phenolic Acids and Flavanoids of Theobroma cacao. Separation and Identification By Paper Chromatography. Biochem. Jour. 70 : 120-125

Harborne, J.B., Herbert Baxter and Gerard P. Moss., 1970. Phytochemical Dictionary “ A Hand book of Bioactive Coumpounds from Plants “ second Edition. Taylor and Francis, Ltd.

Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia. Penuntun Cara Moderen Menganalisis Tumbuhan. Terbitan kedua. Penerbit ITB, Bandung.

Harinder P. S. Makkar, P. Siddhuraju and Klaus Becker, Plant Secondary Metabolites , Methods in Molecular Biology, 2007, Volume 393, 89-91, DOI: 10.1007/978-1-59745-425-4_15

Hatanaka, T., Y.E. Choi, T. Kusano & H. Sano (1999). Transgenic plants of coffee (Coffea canephora) from embryogenic callus via Agrobacterium tumefaciens-mediated transformationPlant Cell Rep.,19, 106-110.

Hulme, A.C. 1952. The Isolation of Chlorogenic Acid from the Apple Fruit. Ditton Laboratory, Department of Scientific and Industrial Research, East Malling, Maidatone, Kent. Biochem 1953 Vol : 53.

Isyana, B., O. Ivanova. 2011. Carrot’s Resistant To Carrot Fly and Carrot Weevil, and Ways to Increase It (In Russian). Plant Protection Research Institute (St. Petersburg)

Jalil, A. Maleyki, Amin Ismail, 2008. Polyphenols in Cocoa and Cocoa Products : Is There a Link between Antioxidant Properties and Health?. ISSN 1420-3049. (Molecules 2008, 13, 2190-2219; DOI: 10.3390/molecules 13092190)

James DG, 2007. Futher Field Evaluation of Synthetic Herbivora-Induced Plan Volatiles As Attractants For Benificial Insect. J. Of Chemical Ecology Vol. 31 (2) : 481-495.

Lattanzio, Vincenzo, Veronica M.T. Lattanzio & Angela Cardinali. 2006. Role of Phenolic in The Resistance Mechanisms of Plants Against Fungal Pathogens and insect. ISBN: 81-308-0034-9. Editor : Filippo Imperato (Research Signpost 37/661 (2), Fort

Page 14: EKSTRAK BIJI KOPI SEBAGAI ATRAKTAN IMAGO …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/eb922bb1f0e9df5ca4aba42e8969f645.pdf · ... keriput dan ringan, serta ... dewasa atau fase imago. Pengendalian

P.O., Trivandrum-695 023, Kerala, India) Lim, G.T. and K.Y. Pan., 1986. Observation on the sexual activity and egg

production of cacao podborer Conopomorpha cramerella (Snellen) in the Laboratory. Annual Research Report, Departement of Agriculture, Kota Kinibalu, Sabah.

Mustafa, Burhanuddin. 2005. Kajian Penyarungan Buah Muda Kakao Sebagi Suatu Metode Pengendalian Penggerek Buah Kakao (PBK) Conopomorpha cramerella Snellen (Lepidoptera : Gracillariidae). Dinas Perkebunan Sulawesi Selatan. ISBN : 979-95025-6-7

Oka, I.N,. 1995. Pengendalian Hama Terpadu dan Implementasinya Di Indonesia. Gadjah Mada University Press. Cetakan I.

Renwick, J.A.A & F.S. Chew. 1994. OVIPOSITION BEHAVIOR IN LEPIDOPTERA. Annu. Rev. Entornot. 1994. 39:377-400

Robinson, Trevor. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Terjemahan Kokasih Padmawinata. Bandung : Penerbit ITB Bandung.

Rudkin, G. 0. & Nelson, J. M. (1947). J. Amer. Chemical. Soc.69, 1470. Salisbury FB, Ross CW. 1995. Fisiologi Tumbuhan, Jilid 2. penerjemah:

Lukman DR, Sumaryono. Bandung:Penerbit ITB. Hal:145-147. ISBN 979-8591-27-5

Shukla, K. Shailendra, Tiwari V.K., Sushma Rani, Tewari I.C., 2011. Studies On Synthetic And Biological Activity Of Some New Triorganotin (IV) Carboxylates. ISSN : 2230-9314 & E-ISSN : 2230-9322, Volume. 1, Issue 2, 2011, PP-10-19

Sondheimer, E., 1958. On The Distribution Of Caffeic Acid and The Chlorogenic Acid Isomers In Plants. Arch. Biochem and Biophys. 74 : 131-138

Vance, C.P.T, K., Kirk, & R.T. Sherwood. 1980. Lignifications as a mechanism of disease resistance. Annual Review of Phytopathology 18:259-88.

Wardojo, S. 1980. The cocoa podborer – major hidranceto development. Indonesian Agricultural Research & Development Journal, 2:1-4.

Waniada, Citra. 2010. Pengujian Ekstrak Kulit Buah Kakao Sebagai Stimulant Imago Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella Snellen) Pada Tanaman Kakao (Theobroma cacao L). Universitas Hasanuddin.

Wahyudi, T. 2011. Panduan Lengkap Kakao. Penerbit Niaga Swadaya (online) (http://books.google.co.id/books?id=zo6a4YE-5o0C&pg=PA146&lpg=PA146&dq=asal+feromon+pbk&source=bl&ots=ailyb2e3E_&sig=hUztnYygWOqSKy0p1226FsuQzvY&hl=id&ei=Dm8yTr7pCcOtrAfqjcHLCw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=4&ved=0CCcQ6AEwAw#v=onepage&q&f=false diakses tanggal 29 Juli 201)

Page 15: EKSTRAK BIJI KOPI SEBAGAI ATRAKTAN IMAGO …pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/eb922bb1f0e9df5ca4aba42e8969f645.pdf · ... keriput dan ringan, serta ... dewasa atau fase imago. Pengendalian