PENYUSUNAN MASTERPLAN JAIP PENYUSUNAN MASTERPLAN JAIP PROVINSI JAMBI PROVINSI JAMBI MATERI PRESENTASI PENDAHULUAN PROVINSI JAMBI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PEMAHAMAN TERHADAP AGROINDUSTRI GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN DEFENISI MASTERPLAN AGROINDUSTRI KONDISI FISIK TANJUNG JABUNG TIMUR KONDISI UMUM TANJUNG JABUNG TIMUR KONDISI PELABUHAN MUARA SABAK PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN RPJM PROV. JAMBIJAMBI YG MENDUKUNG AGROINDUSTRI PENDEKATAN & METODOLOGI METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN METODOLOGI PENDUKUNG PEKERJAAN PENDEKATAN PENGEMBANGAN KAWASAN RENCANA PELAKS PEKERJAAN JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI JADUAL PELAKSANAAN PEKERJAAN ORGANISASI PELAKSANA PEKERJAAN SEKIAN & TERIMA KASIH DEFENISI AGROINDUSTRI LOKASI JAIP
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENYUSUNAN MASTERPLAN JAIPPENYUSUNAN MASTERPLAN JAIP PROVINSI JAMBIPROVINSI JAMBI
MATERI PRESENTASI PENDAHULUAN
PROVINSI JAMBI
KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMURKABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
PEMAHAMAN TERHADAP AGROINDUSTRI
GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN
DEFENISI MASTERPLAN AGROINDUSTRI
KONDISI FISIK TANJUNG JABUNG TIMUR KONDISI UMUM TANJUNG JABUNG TIMURKONDISI PELABUHAN MUARA SABAK
PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
RPJM PROV. JAMBIJAMBI YG MENDUKUNG AGROINDUSTRI
PENDEKATAN & METODOLOGI
METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN
METODOLOGI PENDUKUNG PEKERJAAN
PENDEKATAN PENGEMBANGAN KAWASAN
RENCANA PELAKS PEKERJAAN
JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI
JADUAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
ORGANISASI PELAKSANA PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
DEFENISI AGROINDUSTRI
LOKASI JAIP
PEMAHAMAN PEKERJAANPEMAHAMAN PEKERJAAN
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN
MASTERPLAN AGROINDUSTRI
KONDISI FISIKKONDISI UMUMPELABUHAN MUARA SABAK
PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
PENDEKATAN & METODOLOGI
METODOLOGI PEKERJAAN
METODOLOGI PENDUKUNG
PENGEMBANGAN KAWASAN
RENCANA PELAKS PEKERJAAN
JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI
JADUAL PEKERJAAN
ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
DEFENISI AGROINDUSTRI
PEMBUKAAN
PEMAHAMAN PEKERJAANPEMAHAMAN PEKERJAAN
LINGKUP PEKERJAAN
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN
MASTERPLAN AGROINDUSTRI
KONDISI FISIKKONDISI UMUMPELABUHAN MUARA SABAK
PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
PENDEKATAN & METODOLOGI
METODOLOGI PEKERJAAN
METODOLOGI PENDUKUNG
PENGEMBANGAN KAWASAN
RENCANA PELAKS PEKERJAAN
JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI
JADUAL PEKERJAAN
ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
DEFENISI AGROINDUSTRI
PEMBUKAAN
PEMAHAMAN TERHADAP MASTERPLAN AGROINDUSTRIPEMAHAMAN TERHADAP MASTERPLAN AGROINDUSTRI
DEFENISIS AGROINDUSTRI
AGROINDUSTRI adalah industri yang memberi nilai tambah pada produk pertanian dalam arti luas termasuk hasil laut, hasilk hutan, peternakan dan perikanan (Handito Hadi Joewono)
PRINSIP AGROINDUSTRI
• Memacu keunggulan kompetitif produk/komoditi serta komparatif setiap wilayah,
• Memacu peningkatan kemampuan suberdaya manusia dan menumbuhkan agroindustri yang sesuai dan mampu dilakukan di wilayah yang dikembangkan,
• Memperluas wilayah sentra-sentra agribisnis komoditas unggulan yang nantinya akan berfungsi sebagai penyandang bahan baku yang berkelanjutan,
• Memacu pertumbuhan agribisnis wilayah dengan menghadirkan subsistem-subsitem agribisnis,
• Menghadirkan berbagai sarana pendukung berkembangnya industri pedesaan
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN
MASTERPLAN AGROINDUSTRI
KONDISI FISIKKONDISI UMUMPELABUHAN MUARA SABAK
PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
PENDEKATAN & METODOLOGI
METODOLOGI PEKERJAAN
METODOLOGI PENDUKUNG
PENGEMBANGAN KAWASAN
RENCANA PELAKS PEKERJAAN
JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI
JADUAL PEKERJAAN
ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
DEFENISI AGROINDUSTRI
PEMBUKAAN
PEMAHAMAN TERHADAP MASTERPLAN AGROINDUSTRIPEMAHAMAN TERHADAP MASTERPLAN AGROINDUSTRIMASTERPLAN AGROINDUSTRI
MASTERPLAN berfungsi untuk mewujudkan keselarasan dan keserasian bangunan dengan bangunan, bangunan dengan prasarana dan lingkungannya, serta menjaga keselamatan bangunan dan lingkungannya.
MANFAAT MASTERPLAN
• pemberian ijin mendirikan bangunan dan pemanfaatan bangunan;
• penertiban letak, ukuran bangunan gedung dan bukan gedung serta bukan bangunan;
• penyusunan rancang bangun bangunan gedung dan bukan gedung;
• jaminan kepastian hukum dalam pelaksanaan pembangunan, termasuk kepastian untuk mendapatkan pelayanan, kondisi yang selaras dan serasi dalam melakukan kegiatannya
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN
MASTERPLAN AGROINDUSTRI
KONDISI FISIKKONDISI UMUMPELABUHAN MUARA SABAK
PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
PENDEKATAN & METODOLOGI
METODOLOGI PEKERJAAN
METODOLOGI PENDUKUNG
PENGEMBANGAN KAWASAN
RENCANA PELAKS PEKERJAAN
JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI
JADUAL PEKERJAAN
ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
DEFENISI AGROINDUSTRI
PEMBUKAAN
PEMAHAMAN TERHADAP MASTERPLAN AGROINDUSTRIPEMAHAMAN TERHADAP MASTERPLAN AGROINDUSTRIMASTERPLAN AGROINDUSTRI MUATAN MASTERPLAN
1). Rencana tapak pemanfaatan ruang
a. Rencana perpetakan lahan lingkungan (kavling);
b. Rencana tata letak bangunan dan pemanfaatan bangunan;
c. Rencana tata letak jaringan pergerakan lingkungan;
d. Rencana tata letak jaringan utilitas lingkungan;
e. Rencana ruang hijau dan penghijauan
2). Arahan pelaksanaan pembangunan lingkungan
a. Ketentuan letak dan penampang (Pra Rencana Teknik);
b. Ketentuan letak dan penampang (Pra Rencana Teknik) jaringan pergerakan;
c. Ketentuan letak dan penampang (Pra Rencana Teknik) jaringan utilitas lingkungan;
d. Ketentuan (Pra Rencana Teknik) sempadan bangunan, dan ketentuan bangunan lainnya
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN
MASTERPLAN AGROINDUSTRI
KONDISI FISIKKONDISI UMUMPELABUHAN MUARA SABAK
PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
PENDEKATAN & METODOLOGI
METODOLOGI PEKERJAAN
METODOLOGI PENDUKUNG
PENGEMBANGAN KAWASAN
RENCANA PELAKS PEKERJAAN
JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI
JADUAL PEKERJAAN
ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
DEFENISI AGROINDUSTRI
PEMBUKAAN
PEMAHAMAN TERHADAP MASTERPLAN AGROINDUSTRIPEMAHAMAN TERHADAP MASTERPLAN AGROINDUSTRIMASTERPLAN AGROINDUSTRI MUATAN MASTERPLAN (LANJUTAN)
3). Pedoman pengendalian pelaksanaan pembangunan lingkungan
a. Ketentuan administrasi pengendalian pelaksanaan rencana dan program, misalnya melalui mekanisme perijinan mendirikan bangunan;
b. Ketentuan pengaturan operasionalisasi penerapan pola insentif, dis- insentif, hak pengalihan intensitas bangunan, hak bangunan di atas tanah/di bawah tanah;
c. Arahan pengendalian pelaksanaan berupa ketentuan penata pelaksanaan/manajemen pelaksanaan bangunan;
d. Mekanisme pelaporan, pemantauan, dan evaluasi program (baik yang dilakukan oleh instansi yang berwenang maupun keterlibatan masyarakat dalam pengawasan), serta pengenaan sanksi (berupa teguran, pencabutan ijin, perdata maupun pidana).
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN
MASTERPLAN AGROINDUSTRI
KONDISI FISIKKONDISI UMUMPELABUHAN MUARA SABAK
PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
PENDEKATAN & METODOLOGI
METODOLOGI PEKERJAAN
METODOLOGI PENDUKUNG
PENGEMBANGAN KAWASAN
RENCANA PELAKS PEKERJAAN
JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI
JADUAL PEKERJAAN
ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
DEFENISI AGROINDUSTRI
PEMBUKAAN
PEMAHAMAN TERHADAP MASTERPLAN AGROINDUSTRIPEMAHAMAN TERHADAP MASTERPLAN AGROINDUSTRIMASTERPLAN AGROINDUSTRI PROSES PERENCANAAN
Penentuan kawasan perencanaan Agroindustri
Identifikasi permasalahan pelaksanaan pembangunan
kawasan
Perkiraan kebutuhan pelaksanaan pembangunan
kawasan
Perumusan Rencana Teknik Ruang Kawasan Agroindustri
Penetapan rencana teknik ruang kawasan
Perkiraan kebutuhan pengembangan kependudukan; Perkiraan kebutuhan pengembangan ekonomi;Perkiraan kebutuhan fasilitas sosial dan ekonomi;Perkiraan kebutuhan pengembangan lahanPerkiraan kebutuhan prasarana dan sarana
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN
MASTERPLAN AGROINDUSTRI
KONDISI FISIKKONDISI UMUMPELABUHAN MUARA SABAK
PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
PENDEKATAN & METODOLOGI
METODOLOGI PEKERJAAN
METODOLOGI PENDUKUNG
PENGEMBANGAN KAWASAN
RENCANA PELAKS PEKERJAAN
JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI
JADUAL PEKERJAAN
ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
DEFENISI AGROINDUSTRI
PEMBUKAAN
PEMAHAMAN TERHADAP MASTERPLAN AGROINDUSTRIPEMAHAMAN TERHADAP MASTERPLAN AGROINDUSTRIRPJM PROV. JAMBI YG MENDUKUNG AGROINDUSTRI VISI PEMBANGUNAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2006 – 2010, yaitu
JAMBI MAMPU, MAJU DAN MANDIRI
MISI PEMBANGUNAN
1.Peningkatan kesejahteraan dan kualitas kehidupan masyarakat
2.Peningkatan daya saing dan kemandirian daerah
3.Peningkatan pembangunan prasarana dan sarana dasar
4.Peningkatan kualitas pelayanan publik.
5.Peningkatan perlindungan masyarakat
STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH
1. Pemerintah Yang Berwibawa dan Bersih dari KKN
2. Sumber Daya Manusia Sebagai Penggerak Pembangunan
3. Potensi Sumber Daya Alam Daerah yang Siap Untuk Digali Dalam Mengaserelasikan Roda Pembangunan
AGENDA PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAMBI TAHUN 2006 – 2010
1. Meningkatkan Daya Saing Ekonomi
2. Meningkatkan Kemampuan dan Pemerataan Pembangunan Daerah
3. Meningkatkan Kesejahteraan dan Kehidupan Masyarakat Yang Berkualitas
4. Meningkatkan Pembangunan Hukum dan Tata Pemerintahan Yang Baik
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN
MASTERPLAN AGROINDUSTRI
KONDISI FISIKKONDISI UMUMPELABUHAN MUARA SABAK
PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
PENDEKATAN & METODOLOGI
METODOLOGI PEKERJAAN
METODOLOGI PENDUKUNG
PENGEMBANGAN KAWASAN
RENCANA PELAKS PEKERJAAN
JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI
JADUAL PEKERJAAN
ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
DEFENISI AGROINDUSTRI
PEMBUKAAN
PEMAHAMAN TERHADAP MASTERPLAN AGROINDUSTRIPEMAHAMAN TERHADAP MASTERPLAN AGROINDUSTRIRPJM PROV. JAMBI YG MENDUKUNG AGROINDUSTRI
PENINGKATAN DAYA SAING EKONOMI DENGAN AGROINDUSTRI
Peningkatan daya saing agro-industri di Provinsi Jambi selama lima tahun ke depan dijabarkan ke dalam 7 (tujuh) program pembangunan yang terdiri atas 2 (dua) program unggulan dan 5 (lima) program penunjang. Program unggulan, yaitu : (1 ) Pengembangan agribisnis dan (2) Peningkatan kapasitas infrastruktur. Program-program penunjang, yaitu : (1) Peningkatan pengetahuan dan keterampilan SDM, (2) Peningkatan standarisasi produk agro-industri, (3) Peningkatan kemampuan teknolog i industri, (4) Penataan struktur industri, dan (5) Optimalisasi administrasi dan insentif perpajakan.
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN
MASTERPLAN AGROINDUSTRI
KONDISI FISIKKONDISI UMUMPELABUHAN MUARA SABAK
PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
PENDEKATAN & METODOLOGI
METODOLOGI PEKERJAAN
METODOLOGI PENDUKUNG
PENGEMBANGAN KAWASAN
RENCANA PELAKS PEKERJAAN
JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI
JADUAL PEKERJAAN
ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
DEFENISI AGROINDUSTRI
PEMBUKAAN
KONSEP PENGEMBANGANKONSEP PENGEMBANGANKAWASAN AGROPOLITAN DI INDONESIAKAWASAN AGROPOLITAN DI INDONESIA
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN
MASTERPLAN AGROINDUSTRI
KONDISI FISIKKONDISI UMUMPELABUHAN MUARA SABAK
PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
L a h a n p e r t a n i a n ( d e s a - d e s a h i n t e r l a n ) y a n g m e m a s o k p r o d u k s e g a r d a n j u g a p r o d u k o l a h a n h a s i l p e r t a n i a n . P u s a t A g r o p o l i t a n
P e r m u k i m a n t e r m a s u k d i d a l a m n y a t e r d a p a t k e l e m b a g a a n d a n p e t a n i y a n g i n o v a t i f P r a s a r a n a j a l a n
GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAANGAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAANKONDISI FISIK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMURMuara Sabak yang merupakan ibukota dari Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi adalah lokasi wilayah kajian dalam kegiatan penyusunan Masterplan Jambi Agro Industrial Park (JAIP). Luas wilayahnya 5.443 km² dengan populasi 176.771 jiwa
TABEL 3.1. NAMA KECAMATAN BESERTA IBUKOTA DAN JUMLAH DESA/KELURAHAN DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
TAHUN 2005 No
Kecamatan Ibu Kota Banyak Desa
Banyak Kelurahan
Total
1 Muara Sabak Timur Muara Sabak 10 2 12
2 Nipah panjang Nipah Panjang 8 2 10
3 Mendahara Mendahara Ilir 8 0 8
4 Rantau Rasau Bandar Jaya 11 0 11
5 Sadu Sungai Lokan 9 0 9
6 Dendang Rantau Indah 7 0 7
7 Muara Sabak Barat Nibang Putih 5 0 5
8 Mendahara Ulu Simpang Kiri 6 0 6
9 Kuala Jambi Kampung Laut 2 2 4
10 Geragai Blok G 9 0 9
11 Berbak Desa Simpang 6 0 6
81 6 87
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN
MASTERPLAN AGROINDUSTRI
KONDISI FISIKKONDISI UMUMPELABUHAN MUARA SABAK
PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
PENDEKATAN & METODOLOGI
METODOLOGI PEKERJAAN
METODOLOGI PENDUKUNG
PENGEMBANGAN KAWASAN
RENCANA PELAKS PEKERJAAN
JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI
JADUAL PEKERJAAN
ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
DEFENISI AGROINDUSTRI
PEMBUKAAN
GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAANGAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAANKONDISI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
Kabupaten Tanjung Jabung Timur seluas 5.445 kilometer persegi ini dikaruniai sumber daya alam berlimpah. Di perut bumi wilayahnya terdapat kandungan minyak bumi dan gas alam yang sudah dieksploitasi. Lahan tanaman pangan 55.000 hektar, lahan perkebunan 60.000 hektar, serta garis pantai 370 kilometer.
Kegiatan ekonomi dari minyak dan gas tercatat Rp 16,8 miliar dari dana perimbangan bagi hasil bukan pajak untuk tahun 2003. Namun, bukan sektor ini yang menjadi tumpuan hidup mayoritas penduduk. Sebanyak 79 persen penduduk hidup dari lahan pertanian.
Lahan sawah seluas 87.644 hektar yang pengairannya bergantung pada pasang surut Sungai Batanghari terbentang di hampir semua kecamatan. Tahun 2001 luas panen 50.753 hektar dengan produksi padi 155.010 ton. Kecamatan penghasil padi terbesar adalah Muarasabak, disusul Nipah Panjang, Sadu, dan Rantau Rasau.
Potensi perikanan laut sekitar 77.575 ton per tahun. Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung Jabung produksi tahun 2001 26.754 ton. Banyak nelayan yang langsung menjual ikan dan udang tangkapannya ke pembeli di tengah laut. Sentra penghasil ikan berada di Kecamatan Muarasabak, Nipah Panjang, dan Mendahara.
Di masa mendatang, Tanjung Jabung Timur direncanakan menjadi gerbang Provinsi Jambi. Semua ekspor dari berbagai wilayah di provinsi akan melalui pelabuhan Muarasabak.
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN
MASTERPLAN AGROINDUSTRI
KONDISI FISIKKONDISI UMUMPELABUHAN MUARA SABAK
PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
PENDEKATAN & METODOLOGI
METODOLOGI PEKERJAAN
METODOLOGI PENDUKUNG
PENGEMBANGAN KAWASAN
RENCANA PELAKS PEKERJAAN
JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI
JADUAL PEKERJAAN
ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
DEFENISI AGROINDUSTRI
PEMBUKAAN
GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAANGAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAANKONDISI PELABUHAN MUARA SABAKPelabuhan Muara Sabak (samudera) merupakan tempat yang efesien dibandingkan pelabuhan lain di Jambi sebagai sarana distribusi barang, sehingga peluang untuk tumbuh menjadi pelabuhan modern. Secara administratif, pelabuhan ini terletak di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan Muara Sabak sebagai ibu kota kabupaten.
Pelabuhan Muara Sabak saat ini telah memiliki berbagai fasilitas a.l. luas areal yang relatif besar yaitu 189 hektare dengan kedalaman alur pelayaran sampai dengan 4,5 LWS (Lower Water Sea-di bawah permukaan laut), kedalaman kolam pelabuhan 5 LWS-7 LWS, dermaga beton ukuran 50 m x 15 m, trestel (jembatan penghubung) beton ukuran 47 m x 8 m, mooring dolphin (sarana tambat kapal) dua buah, bolder enam buah, lapangan penumpukan seluas 2.337 m2, instalasi pipa air yang siap operasi serta lampu penerangan dermaga.
Meskipun sudah dapat melayani aktivitas bongkar muat, namun hingga saat ini masih sepi pengunjung dan masih jarang perusahaan yang memanfaatkan pelabuhan ini. Ini terjadi karena Pemprov Jambi sebagai regulator di daerah dan PT Pelindo Cabang Jambi belum secara maksimal memanfaatkan pelabuhan ini. Di samping itu kedua institusi ini juga saling menunggu siapa yang berani duluan untuk mengeluarkan investasi guna membangun berbagai fasilitas pendukung pelabuhan.
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN
MASTERPLAN AGROINDUSTRI
KONDISI FISIKKONDISI UMUMPELABUHAN MUARA SABAK
PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
PENDEKATAN & METODOLOGI
METODOLOGI PEKERJAAN
METODOLOGI PENDUKUNG
PENGEMBANGAN KAWASAN
RENCANA PELAKS PEKERJAAN
JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI
JADUAL PEKERJAAN
ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
DEFENISI AGROINDUSTRI
PEMBUKAAN
GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAANGAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAANKONDISI PELABUHAN MUARA SABAKPemerintah kabupaten menjadikan transportasi sebagai prioritas pembangunan. Total target APBD tahun 2003 Rp 188,5 miliar, dengan anggaran belanja pembangunan Rp 84 miliar. Separuh dari anggaran pembangunan tersebut, Rp 42 miliar, untuk belanja sektor transportasi. Dijanjikan jalan utama ke kompleks pemerintah kabupaten dan Pelabuhan Muarasabak tahun 2003 rampung diaspal dan ditingkatkan.
TABEL 3.1. REALISASI TRAFIK TIGA PELABUHAN DI JAMBIRealisasi tahun No Uraian Satuan
Tw 1 2006 Tw 1 2007 Tren (%) 1 Jumlah kunjungan kapal A. Pelayaran luar negeri unit 251 317 126,29 GT 1.031.382 637.919 61,85 B. Pelayaran dalam negeri unit 758 726 95,78 GT 569.054 387.412 68,08 C. Pelayaran rakyat unit 34 28 82,35 GT 8.033 9,963 86,68 Jumlah unit 1.043 1.071 102,68 GT 1.608.469 1.032.294 64,18 2 Jumlah arus barang berdasarkan
perdagangan
A. Impor ton 17.186 23.296 135,55 B. Ekspor ton 373.969 247.963 66,31
C. Bongkar ton 183.074 389.556 212,79 D. Muat ton 356.900 444.615 124,58
Jumlah ton 931.126 1.105.430 118,72 3 Jumlah arus barang berdasarkan
PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
RPJM TENTANG AGROINDUSTRI
PENDEKATAN & METODOLOGI
METODOLOGI PEKERJAAN
METODOLOGI PENDUKUNG
PENGEMBANGAN KAWASAN
RENCANA PELAKS PEKERJAAN
JADUAL PELIBATAN TENAGA AHLI
JADUAL PEKERJAAN
ORGANISASI PEKERJAAN
SEKIAN & TERIMA KASIH
DEFENISI AGROINDUSTRI
PEMBUKAAN
PENDEKATAN & METODOLOGIPENDEKATAN & METODOLOGIPENDEKATAN PENGEMBANGAN KAWASANKAWASAN didefinisikan sebagai kawasan yang mempunyai fungsi tertentu, dimana kegiatan ekonominya, sektor dan produk unggulannya, mempunyai potensi mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah sekitarnya. Kawasan ini secara sendiri-
sendiri maupun secara bersama membentuk suatu klaster. Klaster dapat berupa klaster pertanian dan klaster industri, tergantung dari kegiatan
ekonomi yang
dominan dalam kawasan itu.
TUJUAN PENGEMBANGAN KAWASAN
• Membangun masyarakat pedesaan, beserta sarana dan prasarana yang mendukungnya;
• Mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan;
• Mengurangi tingkat kemiskinan melalui peningkatan pendapatan masyarakat;
• Mendorong pemerataan pertumbuhan dengan mengurangi disparitas antar daerah;
• Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan konservasi sumberdaya alam demi kesinambungan pembangunan daerah.
• Mendorong pemanfaatan ruang desa yang efisien dan berkelanjutan
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN
MASTERPLAN AGROINDUSTRI
KONDISI FISIKKONDISI UMUMPELABUHAN MUARA SABAK
PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
Untuk mendapatkan lahan matang yang dapat digunakan sebagai kawasan perumahan harus dilakukan perekayasaan terhadap tanah, dengan cara melakukan pengurugan dan pengupasan (cut & fill), terutama untuk kawasan yang memiliki kontur lereng (variatif) dan tanah berawa.
Mengacu kepada konsep kawasan yang ramah lingkungan, maka usaha-usaha teknik yang akan dilakukan harus seminimal mungkin merubah atau merekayasa kondisi awalnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari biaya konstruksi yang mahal dan mendayagunakan bentuk permukaan tanah.
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN
MASTERPLAN AGROINDUSTRI
KONDISI FISIKKONDISI UMUMPELABUHAN MUARA SABAK
PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
Perataan / grading dan drainase dalam kawasan perencanaan menjadi suatu bagian fungsional dan estetik yang tak dapat dipisahkan dan terintegrasi dengan tapak, ruang serta struktur yang ada. Walaupun terdapat bagian tanah dalam kawasan perencanaan yang relatif datar, sehingga seakan-akan kondisi topografi tidak menentukan perencanaan tapak, tetap dilakukan proses analisis terhadap pengelompokkan untuk menciptakan sistem drainase yang baik.
METODOLOGI PERANCANGAN SISTEM PERGERAKAN
secara keseluruhan mengarah ke pusat lingkungan sebagai orientasi kawasan, dan menyebar ke semua zona fungsional dalam kawasan. Dengan pertimbangan alasan keamanan dan kejelasan mobilitas pergerakan kendaraan, maka sistem sirkulasi dalam kawasan menggunakan sistem loop, yaitu kendaraan yang datang dan keluar hanya melalui satu pintu masuk (pintu gerbang).
METODOLOGI PERANCANGAN LANSCAPPING
Penataan landscape ini ditujukan pada cara pengaturan ruang dan massa bangunan di alam terbuka dengan mengkomposisikan elemen-elemen landscape alami / eksisting dengan elemen-elemen buatan / tambahan. Beberapa faktor yang ikut menentukan dalam proses pembentukan landscape dan lingkungan antara lain adalah topografi, hidrologi, iklim dan cuaca serta desain landscape itu sendiri.
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN
MASTERPLAN AGROINDUSTRI
KONDISI FISIKKONDISI UMUMPELABUHAN MUARA SABAK
PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
Jaringan utilitas yang direncanakan di kawasan ini terdiri dari jaringan telpon, listrik, air bersih, air kotor (buangan rumah tangga) dan sistem persampahan lingkungan. Semua kebutuhan jaringan utilitas ini menjadi faktor penting dalam menjalankan aktifitas sebuah kawasan baru.
TABEL 4.1. STANDAR KEBUTUHAN UTILITAS KAWASAN AGROINDUSTRI
NO TEKNIS PELAYANAN KAPASITAS PELAYANAN KETERANGAN 1 Luas lahan perunit
usaha 0,3 – 5 Ha • Rerata industri manufaktur butuh lahan
1,34 Ha. Perbandingan lebar panjang : lebar 2:3 atau 1:2 dengan lebar minimum 18 m diluar GSB
• Ketentuan KDB, KLB GSJ & GSB disesuaikan dengan Perda yang bersangkutan
Jalan utama 2 jalur satua arah dengan lebar perkerasan 2 x 7 m atau 1 jalur 2 arah dengan lebar perkerasan minimal 8 m
2 Jaringan Jalan
Jalan lingkungan 2 arah dengan lebar perkerasan minimum 7 m
3 Saluran drainase Sesuai debit Ditempatkan di kiri kanan jalan utama dan jalan lingkungan
4 Saluran severage Sesuai debit Saluran tertutup yang terpisah dari saluran dranase
5 Air Bersih 0,55 – 0,75 l/det/ha Air bersih dapat bersumber dari PDAM maupun air tanah yang dikelola sendiri oleh pengelola KI, sesuai dengan peraturan yang berlaku
6 Listrik 0,15 – 0,2 MVA/ Ha Bersumber dari listrik PLN maupun listrik swasta
7 Telekomunikasi 4 – 5 SST/ Ha • Termasuk faksimile/ telex • Telepon umum 1 SST/ 10 Ha
8 Kapasitas Kelola IPAL Standar influent: • BOD: 400 – 600 mg/ l • COD : 600 – 800 mg/ l • TSS : 400 – 600 mg/ l • Ph : 4 - 10
Kualitas parameter limbah cair yang berada diatas standar influent yang ditetapkan, wajib dikelola terlebih dahulu oleh pabrik ybs
9 Tenaga kerja 90 – 110 TK/ ha 10 Kebutuhan hunian 1 – 5 TK/ unit hunian Hunian dapat berupa:
• Rumah hunian • Mess karyawan
11 Bangkitan transportasi • Eksport = 3,5 TEU’s/ Ha/ Bln
• Impor = 3 TEU’s/ Ha/ bln
Belum termasuk angkutan buruh dan karyawan
12 Prasarana dan sarana sampah
• 1 bak sampah/ kapling • 1 armada sampah/ ha • 1 unit TPS/ 20 ha
Perkiraan limbah padat yang dihasilkan adalah 4 m3/ ha/ hari
12 Kebutuhan fasilitas komersial
• Sesuai kebutuhan dengan maksimum 20% luas lahan
• Dalam fasilitas komersial ini diperlukan adanya suatu trade center sebagai tempat untuk promosi dan pemasaran kawasan serta produk-produk yang dihasilkan di dalam kawasan
• Kantor perijinan 1 atap
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN
MASTERPLAN AGROINDUSTRI
KONDISI FISIKKONDISI UMUMPELABUHAN MUARA SABAK
PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN
Kualitas parameter limbah cair yang berada diatas standar influent yang ditetapkan, wajib dikelola terlebih dahulu oleh pabrik ybs.
2 Tenaga kerja 90 – 110 TK/Ha 3 Kebutuhan
hunian 1,5 TK/unit hunian Hunian dapat berupa :
• Rumah hunian • Mess/dormitori karyawan
4 Bangkitan Transportasi
• Eksport=3,5 TEU’s/Ha/bln
• Import=3,0 TEU’s/HA/Bln
Belum termasuk angkutan buruh dan karyawan.
5 Prasarana dan sarana sampah (padat)
• 1 bak sampah/ kapling
• 1 armada sampah/ 20 Ha
• 1 unit TPS/20 Ha
Perkiraan limbah padat yang dihasilkan adalah : 4 m3/Ha/Hari
6 Kebutuhan Fasilitas Komersial
• Sesuai kebutuhan dengan maksimum 20% luas lahan.
• Dalam fasilitas komersial ini diperlukan adanya suatu trade center sebagai tempat untuk promosi dan pemasaran kawasan serta produk-produk yang dihasilkan di dalam kawasan.
2. Sebagai Pembatas (Kebisingan dan Pemandangan Kurang Baik)
3. Sebagai Penghias (Fungsi Estetis)
4. Sebagai pengendali iklim mikro (mengurangi partikel debu di udara, sehingga mengurangi pemanasan sinar matahari , menghalangi - sinar matahari, dan sebagai pematah angin)
5. Sebagai orientasi (memberikan penekanan pada bentuk jaringan jalan)
PEMAHAMAN AGROINDUSTRI
WILAYAH PERENCANAAN
MASTERPLAN AGROINDUSTRI
KONDISI FISIKKONDISI UMUMPELABUHAN MUARA SABAK
PEMAHAMAN PEKERJAAN MAKSUD, TUJUAN & SASARAN LINGKUP PEKERJAAN