EKSISTENSI GROUP CAMPURSARI ELSHADAY DI GEREJA PANTEKOSTA NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG Oleh : Rizca Stevia Suryono Dosen Pembimbing : Dr. Anik Juwariyah, M. Si ABSTRAK Musik sangat penting dalam ibadah gereja, sebab sebagian besar porsi ibadah gereja memiliki unsur musik, baik vokal maupun instrumental. Begitu pentingnya musik di dalam gereja. Musik Campursari di Gereja Pantekosta Ngunut Kabupaten Tulungagung inilah yang masih mempertahankan kebudayaan tradisional dengan menggunakan jenis aliran musik campursari dan difokuskan keberadaan group campursari bagi Gereja Pantekosta Ngunut Kabupaten Tulungagung yang menjadi icon. Rumusan masalah yang akan terjawab yakni awal mula berdirinya group elshaday, bentuk penyajian dan fungsi group campursari elshaday. Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui eksistensi/ keberadaan, bentuk penyajian musik campursari, fungsi dari group Campusari Elshaday, menambah referensi/ literatur bagi mahasiswa Sendratasik Universitas Negeri Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah pengumpulan data secara akurat dan sesuai apa yang direncanakan. Pada penelitian ini juga tidak perlu pengolesan dan pengujian, melainkan berusaha menelusuri, memahami, menjelaskan gejala dan kaitan hubungan antara segala yang diteliti. Hasil Penelitian ini adalah eksistensi (keberadaan) group campursari elshaday di gereja Pantekosta Ngunut Kabupaten Tulungagung dipertunjukkan pada saat ibadah di gereja setempat tiap 3 bulan sekali. Group ini juga menampilkan suatu bentuk penyajian musik campursari pada acara hari besar seperti Natal dan paskah. Group elshaday menerima undangan atau permintaan dari gereja lain yaitu 1
27
Embed
EKSISTENSI GROUP CAMPURSARI ELSHADAY DI GEREJA PANTEKOSTA NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG
Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : RIZCA STEVIA SURYONO, http://ejournal.unesa.ac.id
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
EKSISTENSI GROUP CAMPURSARI ELSHADAY DI GEREJA
PANTEKOSTA NGUNUT KABUPATEN TULUNGAGUNG
Oleh : Rizca Stevia Suryono
Dosen Pembimbing : Dr. Anik Juwariyah, M. Si
ABSTRAK
Musik sangat penting dalam ibadah gereja, sebab sebagian besar porsi ibadah gereja memiliki unsur musik, baik vokal maupun instrumental. Begitu pentingnya musik di dalam gereja. Musik Campursari di Gereja Pantekosta Ngunut Kabupaten Tulungagung inilah yang masih mempertahankan kebudayaan tradisional dengan menggunakan jenis aliran musik campursari dan difokuskan keberadaan group campursari bagi Gereja Pantekosta Ngunut Kabupaten Tulungagung yang menjadi icon. Rumusan masalah yang akan terjawab yakni awal mula berdirinya group elshaday, bentuk penyajian dan fungsi group campursari elshaday. Tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui eksistensi/ keberadaan, bentuk penyajian musik campursari, fungsi dari group Campusari Elshaday, menambah referensi/ literatur bagi mahasiswa Sendratasik Universitas Negeri Surabaya.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah pengumpulan data secara akurat dan sesuai apa yang direncanakan. Pada penelitian ini juga tidak perlu pengolesan dan pengujian, melainkan berusaha menelusuri, memahami, menjelaskan gejala dan kaitan hubungan antara segala yang diteliti.
Hasil Penelitian ini adalah eksistensi (keberadaan) group campursari elshaday di gereja Pantekosta Ngunut Kabupaten Tulungagung dipertunjukkan pada saat ibadah di gereja setempat tiap 3 bulan sekali. Group ini juga menampilkan suatu bentuk penyajian musik campursari pada acara hari besar seperti Natal dan paskah. Group elshaday menerima undangan atau permintaan dari gereja lain yaitu untuk menjalin cinta kasih antar sesama. Perkembangan musik campursari group elshaday yaitu dari seorang tokoh yang bernama Ain. Ain adalah seorang tokoh pencipta lagu hari jadi Tulungagung. Beliau juga berjemaat di Gereja Pantekosta Ngunut. Beliau bekerja sama dengan Ninik Mujiati, bergabunglah untuk membentuk suatu group musik campursari elshaday pada tahun 2007 sampai pada saat ini. Fungsi musik campursari group elshaday pada saat ini yaitu untuk melayani Tuhan/ mengagungkan Tuhan dengan cara bernyanyi di dalam gereja dan di luar gereja. Sebagai pengikat tali persaudaraann diantara sesama.
Kata Kunci : Eksistensi, Campursari, Group Elshaday, Gereja Pantekosta Ngunut.
1
I. Pendahuluan
Musik sangat penting dalam ibadah gereja, sebab sebagian besar porsi ibadah
gereja memiliki unsur musik, baik vokal maupun instrumental. Begitu pentingnnya
musik di dalam gereja, sehingga Marthin Luther, tokoh gereja Protestan era
reformasi menyatakan bahwa gereja yang baik adalah gereja yang bernyanyi.
Makna musik dalam ibadah gereja dalam istilah lain dalam liturgi gereja
adalah ungkapan simbolis perayaan imam jemaat gereja. Perayaan iman yang
dimaksud adalah penghayatan terhadap misteri dalam agama Kristen dalam diri
Kristus sebagai sosok penyelamat yang benar-benar menyentuh perasaan umat
dalam nyanyian. Hubungan musik liturgi (seharusnya) bersifat harmonis, yaitu
keseimbangan antara musik dan penghayatan iman menjadi tidak terpisahkan.
Komisi kesenian adalah komisi non-kategorial yang bertugas melakukan
pemeliharaan iman/ rohani dan persekutuan melalui kegiatan-kegiatan kesenian
seperti kegiatan paduan suara dan semacamnya. Mengenai hal ini, Gereja sebaiknya
tidak perlu membatasi tentang jenis-jenis kesenian yang boleh atau tidak boleh
diadakan yang penting, ia tidak bertentangan dengan iman Kristen, disamping
mampu menggugah semangat bergereja bagi Jemaat. Jadi, jenis – jenis kesenian
yang diadakan tergantung dari minat mayoritas anggota jemaat gereja. Namun
demikian, tetap ada jenis – jenis kesenian tertentu yang sifatnya universal sehingga
perlu dikelola secara serius. Jenis – jenis kesenian tersebut misalnya adalah puji –
pujian bagi Tuhan dalam bentuk paduan suara, kelompok vokal, atau nyanyian solo
dengan berbagai variasi musik gereja (Prodjowijono, 2008 : 132).
Unsur musik dalam gereja seharusnya memiliki keterkaitan dengan gereja
dalam hal pengembangan kehidupan spiritual, sumber daya, organisasi gereja,
mentalitas, keahlian, intergritas keteladanan umat beriman yang harus senantiasa
dipikirkan oleh gereja sebagai organisasi. Dengan begitu musik menjadi alat teologi
dalam mendidik umat yang bertujuan mencerdaskan umat untukberperilaku yang
baik sesuai ajaran gereja.
Campursari merupakan salah satu bentuk kesenian yang hidup di Jawa.
Bentuk musik ini merupakan perkawinan antara musik modern dengan musik etnik.
Dalam musik ini para seniman mencoba memadukan dua unsur musik yang berbeda
untuk dapat memunculkan suatu bentuk musik yang baru. Dalam hal ini, instrumen
etnik yang digunakan adalah gamelan (gamelan ageng) yang dipadukan dengan
instrumen musik modern seperti gitar elektrik, bass, drum, dan keyboard.
2
Perpaduan ini membuat sebuah musik yang berbeda. Karena kedua jenis musik
antara gamelan dengan campursari mempunyai gaya, teknik permainan,
karakteristik nada yang berbeda. Dalam permainannya kedua jenis musik ini saling
mengisi antara satu denagan yang lainnya. Perpaduan antara alat musik tradisi
gamelan dengan alat musik modern menghasilkan nada - nada baru dan indah