1 KARAKTERISTIK EKOSISTEM PERAIRAN MENGALIR (Studi kasus: Sungai Ciapus Kuadran 3 Stasiun 30) Penulis : Kelompok 6 * ABSTRAK Perairan mengalir atau lentik memiliki interaksi yang saling menghubungkan antara komponen biotik dengan abiotik. Komponen abiotik merupakan biota yang menopang kehidupan berbagai organisme didalamnya. Organisme tersebut adalah komponen biotik. Tempat yang dijadikan observasi kali ini dilakukan di Sungai Ciapus. Metode yang digunakan dalam praktikum ini menggunakan transek kuadrat sebagai daerah acuan untuk pengambilan beberapa contoh organisme dan pengamatan kondisi lingkungan dari beberapa parameter, seperti parameter fisika, kimia, dan biologi. Organisme yang diambil dikategorikan berdasarkan kebiasaan hidupnya. Beberapa contoh organismenya adalah neuston, nekton, perifiton, plankton, dan bentos. Kondisi lingkungan diamati berdasarkan pH, suhu, kecerahan, debit, kecepatan arus air dan intensitas cahaya matahari. Komponen abiotik tersebut tentunya memiliki pengaruh terhadap biotik yang hidup didalamnya. Hal itu yang mendasari praktikum kali ini, yaitu mengamati keterkaitan antara biotik dan abiotik dengan cara mengamati keadaan lingkungan dari berbagai paramater. Maka akan terlihat relasi antara keduanya. PENDAHULUAN Ekologi perairan dibagi menjadi dua, yaitu ekologi perairan menggenang (lentik), dan perairan mengalir (lotik). Ekosistem perairan mengalir (lotic) merupakan bagian dari habitat air tawar. Air mengalir, atau habitat lotic ( berasal dari kata lotus yang berarti “tercuci” ) seperti mata air, aliran air atau sungai (E. P. Odum,1998). Perairan lotik dapat kita temui pada perairan sungai. Melalui praktikum lapang ke Sungai Ciapus yang terletak di belakang Asrama Putra TPB, Institut Pertanian Bogor, diharapkan dapat memahami karakteristik perairan mengalir yang telah didapat dari materi sebelum praktikum di laboratorium. Perairan mengalir didefinisikan sebagai perairan terbuka yang dicirikan adanya arus dan perbedaan gradient lingkungan (elevasi) dimana di dalamnya terjadi interaksi antara komponen biotik dan abiotik. Arus menjadi faktor pembatas utama pada habitat air mengalir. Pada ekosistem * Diwa Perkasa (C54100071), Priska Widyastuti (C54100072), Fitrianti Sofyan(C54100042), Muh. Ihsan Harahap (C54100009), Heri Ichsan (C54100030), Lucia Pamungkasih Santoso (C54100018). Di bawah bimbingan Giri Rohmad Barokah (C34090059)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
KARAKTERISTIK EKOSISTEM PERAIRAN MENGALIR(Studi kasus: Sungai Ciapus Kuadran 3 Stasiun 30)
Penulis : Kelompok 6*
ABSTRAK
Perairan mengalir atau lentik memiliki interaksi yang saling menghubungkan antara komponen biotik dengan abiotik. Komponen abiotik merupakan biota yang menopang kehidupan berbagai organisme didalamnya. Organisme tersebut adalah komponen biotik. Tempat yang dijadikan observasi kali ini dilakukan di Sungai Ciapus. Metode yang digunakan dalam praktikum ini menggunakan transek kuadrat sebagai daerah acuan untuk pengambilan beberapa contoh organisme dan pengamatan kondisi lingkungan dari beberapa parameter, seperti parameter fisika, kimia, dan biologi. Organisme yang diambil dikategorikan berdasarkan kebiasaan hidupnya. Beberapa contoh organismenya adalah neuston, nekton, perifiton, plankton, dan bentos. Kondisi lingkungan diamati berdasarkan pH, suhu, kecerahan, debit, kecepatan arus air dan intensitas cahaya matahari. Komponen abiotik tersebut tentunya memiliki pengaruh terhadap biotik yang hidup didalamnya. Hal itu yang mendasari praktikum kali ini, yaitu mengamati keterkaitan antara biotik dan abiotik dengan cara mengamati keadaan lingkungan dari berbagai paramater. Maka akan terlihat relasi antara keduanya.
PENDAHULUAN
Ekologi perairan dibagi menjadi dua, yaitu ekologi perairan menggenang(lentik), dan perairan mengalir (lotik). Ekosistem perairan mengalir (lotic) merupakan bagian dari habitat air tawar. Air mengalir, atau habitat lotic ( berasal dari kata lotus yang berarti “tercuci” ) seperti mata air, aliran air atau sungai (E. P. Odum,1998). Perairan lotik dapat kita temui pada perairan sungai. Melalui praktikum lapang ke Sungai Ciapus yang terletak di belakang Asrama Putra TPB, Institut Pertanian Bogor, diharapkan dapat memahami karakteristik perairan mengalir yang telah didapat dari materi sebelum praktikum di laboratorium. Perairan mengalir didefinisikan sebagai perairan terbuka yang dicirikan adanya arus dan perbedaan gradient lingkungan (elevasi) dimana di dalamnya terjadi interaksi antara komponen biotik dan abiotik. Arus menjadi faktor pembatas utama pada habitat air mengalir. Pada ekosistem ini, dasar perairan merupakan hal yang penting sekaligus menentukan sifat komunitas serta kerapatan populasi dari komunitas. Dasar perairan yang keras terutama yang terdiri dari batu merupakan habitat yang baik bagi organisme untuk menempel atau melekat. Dengan demikian, komposisi jenis dari komunitas habitat air mengalir akan berbeda sekali jika dibandingkan dengan komunitas habitat air tergenang seperti danau atau kolam. Sungai merupakan suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Ciri air sungai antara lain adalah mengandung sedikit sedimen dan makanan, aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Biasanya air sungai dingin dan jernih, suhu airnya bervariasi sesuai letak geografis. Air yang mengalir tidak mendukung keberadaan plankton (Setiowati dan Furqonita 2007).
Ekosistem perairan mengalir merupakan perairan terbuka yang dicirikan dengan adanya arus dan perbedaan gradien lingkungan serta interaksi antara faktor biotik dan abiotik (Sutrisno, 1991). Salah satu bentuk dari perairan mengalir adalah sungai. Sungai adalah suatu perairan terbuka, memiliki arus, adanya perbedaan gradien lingkungan, serta masih memiliki pengaruh-pengaruh daratan. Sungai memiliki beberapa ciri antara lain : memiliki arus, resident time (waktu tinggal arus) cepat, organisme yang ada memiliki adaptasi biota khusus, substrat umumnya berupa batu, kerikil, pasir, dan lumpur, tidak terdapat stratifikasi suhu dan oksigen, serta sangat mudah mengalami pencemaran dan mudah pula menghilangkannya (Odum, 1993).
BAHAN DAN METODEObservasi yang dilakukan di Sungai Ciapus menggunakan beberapa bahan seperti
lugol, akuades dan formalin. Bahan tersebut digunakan untuk mengawetkan spesimen contoh yang diambil. Serta alat seperti transek kuadrat, paralon berdiameter 3 inchi dengan panjang 2 meter, plankton net, secchi disk, termometer, saringan, ember 10 L, botol film 10 buah, karet, surber, kamera dan tali kur. Alat-alat tersebut digunakan untuk menunjang kegiatan yang dilakukan pada analisis perairan mengalir di Sungai Ciapus.
PENGAMBILAN SAMPEL DI LAPANG
Tempat yang dijadikan sarana untuk praktikum kali ini adalah Sungai Ciapus. Praktikan menjadikan kuadran 3 sebagai wilayah acuan untuk mengambil contoh spesimen. Sebelum menentukan wilayah stasiun, siapkan terlebih dahulu transek kuadrat yang telah disusun membentuk persegi. Setelah ditentukan wilayah kemudian menentukan daerah stasiun satu. Beri jarak antar stasiun namun agak lebih menjorok dari garis tepi batas antara danau dan daratan. Warna perairan dapat dilihat dengan kasat mata dengan mengamati partikel-partikel yang terdispersi didalamnya. Setelah itu warna air perairan didapat dengan cara difoto menggunakan kamera. Kecerahan air di Sungai Ciapus diamati dengan menggunakan secchi disk. Secchi disk yang telah diberikan skala kedalaman dimasukan ke dalam perairan. Setelah itu perhatikan ketika secchi disk mulai tidak terlihat. Lalu catat kedalamannya. Kemudian tarik secchi disk secara perlahan. Ketika warna dan bentuk secchi disk mulai terlihat, catat kedamannya. Lakukan perulangan sebanyak 3 kali di dalam transek kuadrat dengan tempat yang berbeda. Suhu perairan Sungai Ciapus diukur dengan menggunakan termometer. Perulangan pencatatan termometer sebanyak 3 kali di dalam wilayah transek yang telah ditentukan. Namun dilakukan di tempat yang berbeda walaupun masih di dalam transek yang sama. Kemudian catat hasil yang didapat dari semua perulangan. Kedalaman air dapat ditentukan menggunakan paralon 3 inchi yang telah diberi skala kedalaman. Paralon hanya dibiarkan tenggelam dengan posisi vertikal tanpa diberi adanya gaya dorong dari praktikan. Catat kedalamannya melalui skala. Lakukan sebanyak 3 kali di wilayah transek kuadrat, namun di tempat yang berbeda.
Benthos diambil dengan menggunakan surber yang disimpan melawan arus sungai. Biarkan arus sungai melewati surber dan bagian dasar pun diaduk agar organismenya bisa terbawa arus dan memasuki surber. Beberapa saat, setelah itu angkat dan perhatikan. Jika ada bhentos yang tersaring oleh surber, masukan ke dalam jar dan hitung berapa jumlah benthos yang terambil. Plankton diambil dengan menggunakan ember 10 liter sebanyak 10 kali ke dalam plankton net. Plankton yang tersaring oleh plankton net tersebut kemudian dimasukkan ke dalam botol film lalu diberi formalin untuk mengawetkan spesimen tersebut. Perifiton diambil dengan melalui substrat yang ada di dasar perairan kemudian dikerik menggunakan sikat gigi dan dicampur dengan aquades di dalam botol film. Hasil kerikan yang dicampur dengan akuades dimasukan ke dalam botol film lalu diberi larutan formalin untuk diawetkan. Nekton diambil dengan menggunakan serok/sair yang diserokan masih di dalam wilayah transek kuadrat. Perhatikan nekton yang tersaring lalu masukan ke dalam botol film. Neuston diambil dengan memperhatikan permukaan perairan yang masih di dalam transek kuadrat. Jika ada organisme yang hidup ambil dengan menggunakan serok/sair.
Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan kertas pH. Sampel air yang diambil dari perairan Sungai Ciapus diukur derajat keasamannnya dengan menggunakan kertas pH. Kertas pH menunjukan bahwa Sungai Ciapus memiliki pH 6.
3
ANALISIS LABORATORIUM DAN DATA
Analisis yang dilakukan dengan cara mengamati contoh yang telah diambil dari Sungai Ciapus dengan menggunakan mikroskop cahaya. Data yang diperoleh dari laboratorium dan lapangan diolah dan dihitung seperti:1. Kecerahan
Kecerahan perairan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :d1+d22
Keterangan :d1 : Kedalaman pada saat secchi disk tidak tampak ketika diturunkan (m)d2 : Kedalaman pada saat secchi disk mulai tampak ketika diangkat (m)
2. Kelimpahan planktonKelimpahan jumlah plankton yang terdispersi pada perairan dapat dicari dengan :
N= OiOpxVrVox1Vsxnx .P
Keterangan :Oi : luas gelas penutup (324 mm2)
Op : luas satu lapang pandang (1,306 mm2)Vr : volume satu botol contoh hasil saringan (30 mL)Vo : volume satu tetes air contoh (0,05 mL)Vs : volume air yang disaring (100 L)n : jumlah plankton yang tercacah (ind)x : jumlah pengulanganP : jumlah lapang pandang (5)
3. Kelimpahan perifitonKelimpahan jumlah perifiton yang terdispersi pada perairan dapat dicari dengan :
N= OiOpxVrVox1Axnx .P
Keterangan :Oi : luas gelas penutup (324 mm2)
Op : luas satu lapang pandang (1,306 mm2)Vr : volume satu botol contoh hasil saringan (30 mL)Vo : volume satu tetes air contoh (0,05 mL)Vs : volume air yang disaring (100 L)A : luas bidang kerikan (4 cm2)x : jumlah pengulanganP : jumlah lapang pandang (5)
4. Kepadatan benthosKelimpahan jumlah benthos yang terdapat pada perairan dapat dicari dengan :
X= xnM
Keterangan :X : kepadatan benthos (ind/m2)x : jumlah individu per satuan alat (ind)n : jumlah pengulanganM : luas bukaan mulut alat (62x10-4 m2)
4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lingkungan Perairan
Berdasarkan lingkungan perairan yang praktikan amati diperoleh data yang didapat dari parameter fisika, biologi, dan kimia. Parameter fisika berupa warna peraiaran, kecerahan, suhu, kecepatan arus, debit arus, dan kedalaman perairan. Warna yang ditampakan pada setiap sub stasiun hampir memiliki warna yang sama yaitu bening kecokelatan. Hal tersebut dikarenakan arus sungai yang terus membawa partikel terdispersinya sehingga sedimen halus yang mengendap di dasar perairan terbawa arus tersebut. Kecerahan pada sub stasiun satu adalah 20, sub stasiun dua adalah 21, dan sub stasiun tiga adalah 20. Suhu pada sub stasiun satu adalah 29 0C , sub stasiun dua adalah 29,1 0C, dan sub stasiun tiga adalah 29 0C. Tipe substrat yang didapat dari ketiga sub stasiun adalah berupa batuan-batuan besar. Diduga bahwa tempat yang dijadikan lahan praktikum itu dekat dengan hulu sungai, karena banyak babatuan yang cukup besar. Sedangkan parameter kimia adalah pengukuran pH perairan Sungai Ciapus. Didapat besarnya pH dari pengambilan sampel dari periran Sungai Ciapus sebesar 6.
Tabel 1. Parameter Fisika Kimia Ekosistem Perairan Tergenang Sungai Ciapus
Parameter Unit SS-1* SS-2* SS-3*Fisika
WarnaBening
kecokelatanBening
kecokelatanBening
kecokelatanSuhu 29 0C 29,5 0C 29 0C
Kedalaman 16 cm 24 cm 27 cmKecerahan 20 21 20
Tipe Substrat Batuan Besar Batuan Besar Batuan BesarKecepatan arus 0,2483 m/s 0,2069 m/s 0,5425 m/s
Berdasarkan data yang diperoleh dari analisis, diperoleh bahwa ada kesamaan warna perairan dari ketiga sub stasiun yaitu bening kecokelatan. Hal ini dikarenakan jarak antar sub stasiun tidak terlalu jauh dan organisme yang hidup didalamnya seperti lumut dan partikel kecil yang terdispersi di perairan. Perbedaan suhu antar sub stasiun tidak terlalu berbeda dengan signifikan. Hal ini berkaitan dengan arus sungai yang deras sehingga mencampur semua perairan, suhu pun menjadi realatif sama. Perbedaan kecerahan pada setiap sub stasiun pun tidak terlalu jauh berbeda. Arus sungai juga membawa tipe substrat sehingga substrat yang ada tercampur merata ke beberapa daerah.
Dapat disimpulkan bahwa warna perairan yang sama disebabkan oleh organisme yang hidup dan letak stasiun yang berdekatan. Perbedaan suhu dikarenakan perbedaan intensitas cahaya, namun pada kasus ini, sampel yang diambil berada pada suhu yang relatif sama dikarenakan intensitas cahaya yang masuk juga relatif sama. Perbedaan kedalaman dikarenakan kontur dasar perairan yang berbeda. Perbedaan kecerahan disebabkan oleh arus yang mengaduk substrat.
Biologi
Plankton
5
Plankton itu merupakan salah satu jenis organisme yang cara hidupnya mengikuti gerak arus. Sehingga banyak ditemukan pada perairan manapun jika ekosistemnya mendukung agar plankton dapat hidup.
Pengambilan sampel plankton dilakukan dengan menyaring sebanyak 10 kali dengan menggunakan ember 10 L. Jadi total air yang disaring dengan menggunakan plankton net sekitar 100 L. Dari hasil pengambilan sampel di perairan didapat dua jenis sampel, yaitu fitoplankton dan zooplankton. Plankton yang diperoleh adalah Gonatozygon, Phormidium, Tabellaria, Osmarium, Clasterium, Cyclotella, dan Penium.
Tabel 3. Kelimpahan Plankton pada Kuadran 3 Sungai Ciapus
Gambar 1. Kelimpahan fitoplankton dan zooplankton pada Stasiun 30, Sungai Ciapus
Plankton termasuk organisme akuatik yang berukuran mikroskopik yang biasanya tersuspensi atau berenang di dalam air hanya berrgerak dan hanya mengikuti gerak arus perairannya. Plankton dibedakan menjadi dua macam, yaitu fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton yakni golongan tumbuhan yang mempunyai klorofil sehingga dapat menghasillkan makanan sendiri. Sedangkan zooplankton tergolong dalam jenis hewan.
Pada praktikum kali ini yang dilakukan di Sungai Ciapus lebih banyak ditemukan fitoplankton, karena memang kebutuhan akan organisme produsen itu harus lebih besar daripada konsumer (zooplankton). Kebutuhan energi untuk berbagai organisme lain ditopang oleh keberadaan fitoplankton ini, sehingga memang seharusnya kelimpahan fitoplankton itu kebih besar daripada zooplankton. Jika tidak akan terjadi ketidakseimbangan.
6
Perifiton
Perifiton adalah sejenis organisme yang tumbuh atau hidup pada suatu permukaan substrat yang melayang atau tenggelam di dalam air seperti tanaman, bebatuan, kayu, dan sebagainya. Organisme ini sering kali ditemukan pada subsrat yang telah disebutkan tadi jika diperhatikan lagi.
Perifiton didapatkan dengan cara mengerik substra, pada kali ini adalah batuan yang berada di dalam sungai.
Tabel 4. Kelimpahan Plankton pada Kuadran 1 Sungai Ciapus
Gambar 2. Kelimpahan perifiton pada Stasiun 30, Sungai Ciapus
Perifiton biasanya hidup pada substrat yang ada di perairan. Perairan yang diamati merupakan sungai yang memiliki arus yang deras. Sehingga banyak ditemukan substrat berupa bebatuan saja. Kalau pun ada substrat lain, itu sangat jarang sekali karena akan terbawa arus sungai tersebut. Kontur sungai pun dominan dengan bebatuan, sehingga dapat diprediksi bahwa banyak perifiton yang hidup dengan menempel pada bebatuan tersebut. Bebatuan Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan kelimpahan perifiton di kuadran 3 cukup banyak.
7
Bentos
Bentos didapatkan dengan cara menaruhkan alat khusus di dalam perairan, yaitu surber, yang ditempatkan mengahadap arah arus perairan. Sehingga arus akan menghanyutkan dengan sendirinya bentos yang tersapu. Bentos yang diperoleh berdasarkan pengamatan pada setiap sub stasiun adalah organime kecil yang hidup di dasar perairan. Hal ini berkaitan dengan arus yang besar sehingga organisme yang besar akan lebih mudah terbawa arus. Selain itu, jenis substrat dasar di perairan tersebut dominan dengan bebatuan, sehingga akan sulit untuk jenis bentos tertentu agar dapat bertahan hidup.
Tabel 6. Kelimpahan Benthos pada Kuadran 1 Sungai Ciapus
Gambar 3. Kelimpahan benthos pada Stasiun 30, Sungai Ciapus
Berdasarkan data yang diperoleh, banyaknya bentos tergantung dengan kondisi perairan tersebut. Organisme yang banyak ditemukan yaitu organisme yang berukuran kecil namun dapat terlihat oleh kasat mata. Benthos yang tersaring oleh surber jika diamati lebih teliti lagi memliki semacam pengait pada tubuhnya. Pengait yang ada dapat berupa modifikasi dari tubuh organisme tersebut.
8
Kelimpahan bentos pada Sungai Ciapus ini realatif sedikit. Arus yang deras membawa substrat yang ada dan beberapa organisme yang tidak dapat bertahan dengan arus tersebut, salah satunya bentos. Sehingga kelimpahan bentos yang ditemukan relatif sedikit.Nekton dan Neuston
Praktikum yang dilakukan di Sungai Ciapus, praktikan menemukan beberapa nekton. Pada sub stasiun satu, stasiun dua dan stasiun tiga, tidak ditemukan satu pun nekton dan neuston. Arus yang relatif besar pada area praktikum membuat beberapa nekton tidak dapat berenang diantara kolom perairan tersebut. Nekton jenis tertentu, seperti ikan sapu-sapu banyak ditemukan di pinggir perairan yang arusnya realtif tenang. Sedangkan neuston tidak ditemukan dikarenakan neuston itu biasanya berupa serangga yang dapat menempel pada permukaan perairan, sehingga mereka lebih cepat berpindah ketika didekati. Serta arus yang relatif besar tidak memungkinkan organisme neuton untuk berada di atas perairan tersebut.
Tumbuhan Air
Tumbuhan air merupakan tumbuhan yang hidup di sekitar air maupun di dalam air. Tumbuhan air merupakan penghasil energi, karena dapat memanen energi matahari dari klorofilnya. Sehingga tanamai air berperan penting dalam rantai energi hingga menuju konsumer. Karena tumbuhan air merupakan produsen utama penyedia energi bagi organisme lain.
Praktikum yang dilakukan di Sungai Ciapus, praktikan banyak menemukan tumbuhan berjenis lumut yang banyak menempel pada bebatuan besar maupun kecil. Selebihnya praktikan tidak menemukan tumbuhan jenis lainnya lagi. Hal ini dikarenakan dasar perairan yang berupa batuan besar, sehingga tanaman tidak dapat hidup di dalamnya serta arus yang cukup besar untuk menghanyutkan tumbuhan jika ada yang tumbuh di dalamnya.
INTERAKSI KOMPONEN ABIOTIK DAN BIOTIK
Tentunya dalam kajian ekosistem itu memperhatikan relasi antara komponen biotik dan abiotiknya. Dalam praktikum kali ini, komponen abiotik adalah substrat, suhu, pH, dan kecerahan. Sedangkan komponen biotiknya segala organisme yang hidup di perairan Sungai Ciapus ini, seperti neuston, nekton, plankton, perifiton, dan bentos. Contoh hal sederhananya yaitu fitoplankton membutuhkan cahaya matahari untuk menghasilkan energi. Sedangkan tingkat kecerahan perairan tersebut terlihat sampai dasar. Keadaan ini akan menguntungkan bagi organisme fitoplankton karena keberadaan cahaya matahari yang cukup banyak tentunya sudah menjadi sumber energi bagi organisme tersebut untuk melakukan fotointesis. Tentunya suhu dan pH juga berpengaruh terhadap kehidupan organisme di dalamnya. Pada umumnya organisme perairan mengalir memiliki batas toleransi yang rendah. Sehingga jika keseimbangan pH dan suhu berubah terdapat beberapa organisme yang dapat mati. Arus yang realtif besar membuat organisme yang hidup didalamnya melakukan beberapa modifikasi tubuh. Seperti pengait yang ditemukan pada organisme bentos.
INTERAKSI ANTARA KOMPONEN BIOTIK PENYUSUN EKOSISTEM PERAIRAN
Interaksi yang terjadi antara komponen biotik yang hidup di perairan salah satunya rantai energi. Produsen tingkat pertama yaitu fitoplankton merupakan organisme yang menghasilkan energi lalu dimakan oleh zooplankton. Begitu pun seterusnya hingga mencapai konsumer tingkat teratas. Terdapat transfer energi antara organisme tersebut. Setelah itu zooplankton tadi dimakan oleh nekton yang berupa ikan pemakan plankton. Sehingga terjadi rantai makan dan perpindahan energi dari produsen tingkat rendah hingga konsumen tingkat tinggi. Secara langsung rantai makanan ini mengakibatkan rantai energi yang berpindah juga dari trofik terendah hingga yang tertinggi. Adanya fitoplankton dan tumbuhan air merupakan peranan yang sangat penting bagi semua
9
organisme yang ada di perairan tersebut. Dikarenakan energi yang bersumber dari cahaya matahari hanya dapat dipananen oleh beberapa organisme saja, salah satunya fitoplankton dan tumbuhan air.
KESIMPULAN
Komponen yang menyusun ekosistem itu dibedakan atas abiotik dan biotik. Komponen biotik merupakan komponen hidup seperti neuston, nekton, plankton, perifiton, dan bentos. Sedangkan komponen abiotik itu seperti substrat, suhu, pH, sinar matahari, dan kecerahan. Komponen-komponen tersebut saling berinteraksi sehingga membentuk jaring makanan dari produsen tingkat bawah sampai konsumen tingkat atasdan terbentuknya aliran energi antar organisme. Terdapat suatu relasi yang membuat kedua komponen tersebut saling berinteraksi. Hal ini menunjukan bahwa terjadi keseimbangan di Sungai Ciapus.
Fitoplankton lebih banyak ditemukan di perairan daripada zoopalnkton. Ini berarti ekosistem yang menopang seluruh kehidupan organisme terutama pada fitoplankton itu cocok dengan keadaan yang dibutuhkan oleh fitoplankton ketimbang zooplankton. Terdapat sumber energi yang besar bagi organisme lainnya untuk dapat hidup di perairan. Terdapat relasi juga antara organisme yang hidup pada perairan Sungai Ciapus.
Daftar Pustaka
Kimball, J. W. 1999. Biologi Edisi Kelima. Erlangga: Jakarta. Odum, EP. 1998. Dasar-dasar ekologi. edisi ke-3.Yogyakarta: Gadjah mada University
press.Sachlan, M. 1972.Planktonologi. Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian:
Jakarta.
Lampiran
Peta Lokasi
Foto Kegiatan
10
Hasil Wawancara dengan Penduduk Sekitar
1. Apa saja manfaat sungai bagi masyarakat setempat ?2. Sumber daya hayati atau nonhayati apa saja yang dimanfaatkan ?3. Aktivitas apa saja yang ada di sekitar sungai ?4. Bagaimana pengelolaan sungai selama ini ?
Jawaban1. Manfaat sungai bagi masyarakat setempat adalah untuk mencuci, tempat
memancing, air untuk masak, mandi dan minum.2. Sumber daya hayati yang dimanfaatkan adalah ikan, pasir, batu dan air.3. Aktivitas yang dilakukan adalah mandi, mencuci dan memancing4. Air sungai dikelola dengan baik oleh IPB dan disuling untuk air minum.
Tabel 7. Kelimpahan total Plankton pada stasiun 26 Sungai Ciapus