BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada masyarakatnya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya pertama kemajuan atau penyesuaian teknologi , kedua dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk , ketiga secara institusi ( lembaga ) dan dasar terhadap berbagai tuntutan kondisi yang ada , dan keempat yaitu pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara. Indikator kemajuan pembangunan suatu negara adalah pertumbuhan ekonomi , indikator ini pada dasarnya mengukur kemampuan suatu negara untuk memperbesar outputnya dalam laju yang lebih cepat dari pada tingkat pertumbuhan penduduknya. Pembangunan ekonomi tidak terlepas dari pertumbuhan ekonomi dimana pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Pada negara – negara maju maupun negara yang sedang berkembang , Naik atau turunnya pertumbuhan ekonomi di suatu negara ternyata dibarengi munculnya permasalahan makro ekonomi yang secara teori seharusnya tidak terjadi , misalnya pertumbuhan ekonomi yang tinggi juga diikuti dengan meningkatnya jumlah pengangguran. Padahal berdasarkan teori Pertumbuhan Ekonomi yang tinggi seharusnya menambah jumlah investasi – investasi baru Universitas Sumatera Utara
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan kapasitas dalam jangka
panjang dari negara bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi
kepada masyarakatnya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau
dimungkinkan oleh adanya pertama kemajuan atau penyesuaian teknologi , kedua
dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk , ketiga secara institusi (
lembaga ) dan dasar terhadap berbagai tuntutan kondisi yang ada , dan keempat
yaitu pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.
Indikator kemajuan pembangunan suatu negara adalah pertumbuhan
ekonomi , indikator ini pada dasarnya mengukur kemampuan suatu negara untuk
memperbesar outputnya dalam laju yang lebih cepat dari pada tingkat
pertumbuhan penduduknya. Pembangunan ekonomi tidak terlepas dari
pertumbuhan ekonomi dimana pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan
ekonomi dan sebaliknya pertumbuhan ekonomi memperlancar proses
pembangunan ekonomi.
Pada negara – negara maju maupun negara yang sedang berkembang ,
Naik atau turunnya pertumbuhan ekonomi di suatu negara ternyata dibarengi
munculnya permasalahan makro ekonomi yang secara teori seharusnya tidak
terjadi , misalnya pertumbuhan ekonomi yang tinggi juga diikuti dengan
meningkatnya jumlah pengangguran. Padahal berdasarkan teori Pertumbuhan
Ekonomi yang tinggi seharusnya menambah jumlah investasi – investasi baru
Universitas Sumatera Utara
yang gilirannya akan menyerap tenaga kerja yang lebih banyak. Gross Domestic
Product ( GDP ) atau lebih dikenal dengan PDB ( Produk Domestik Brutto )
merupakan total pendapatan dan pengeluaran total nasional atas output barang dan
jasa dalam satu periode tertentu. PDB ini mencerminkan kinerja ekonomi,
sehingga jika PDB semakin meningkat , maka semakin baik pula kinerja
perekonomian di negara tersebut. PDB suatu negara sangat penting dalam
perekonomian maka perlu dianalisa faktor – faktor apa sajakah yang dapat
mempengaruhi PDB.,ada banyak sekali faktor yang mempengaruhinya baik secara
langsung ataupun tidak langsung.Menurut teori para ahli yaitu Keynes, PDB
terbentuk dari empat faktor yang berpengaruh secara positif, keempat faktor
tersebut adalah ekspor netto ( NX ) , konsumsi ( C ) , Investasi ( I ) , dan
pengeluaran Pemerintah. Keempat faktor tersebut juga dipengaruhi oleh faktor –
faktor seperti tingkat pendapatan , tingkat harga , suku bunga , tingkat inflasi ,
money supply, nilai tukar.
Para ahli ekonomi berpendapat bahwa adanya kecendrungan menaik bagi
output perkapita saja tidaklah cukup, tapi kenaikan output harus bersumber dari
proses intern perekonomian tersebut, artinya proses pertumbuhan ekonomi harus
bersifat menghasilkan kekuatan bagi timbulnya kelanjutan pertumbuhan dalam
jangka panjang ( periode selanjutnya ).
Selanjutnya disini dijelaskan faktor – faktor (input dan output) yang akan
menunjang pertumbuhan ekonomi suatu negara :
1. Sumber Daya Manusia Tenaga kerja mempunyai jumlah tenaga kerja dan
keterampilan angkatan kerja.Banyak ekonom melihat bahwa kualitas input tenaga
kerja seperti keterampilan , pengetahuan , pendidikan dan disiplin merupakan
Universitas Sumatera Utara
satu-satunya unsur penting dari Pertumbuhan Ekonomi.Perkembangan teknologi
dalam kegiatan ekonomi menuntut tersedianya tenaga kerja yang terampil dan
terlatih.Contohnya perkembangan teknologi dalam bidang infokom ( informasi
dan komunikasi ) yang dahulu tenaga kerja hanya terampil memakai mesin ketik
karena perkembangan teknologi harus memaksakan belajar dan mengetik dengan
cara komputer.
2. Sumber Daya Alam Pertumbuhan Ekonomi suatu negara dipengaruhi oleh
kekayaan alamnya seperti suburnya tanah , luasnya daerah , keadaan iklim dan
cuaca , jumlah dan hasil hutan , hasil dari pertanian , hasil dari laut , barang
tambang . Kekayaan alam akan dapat memperlancar usaha untuk mengembangkan
ekonomi suatu negara, biasanya negara berkembang peranan hasil pertanian dan
pertambangan minyak yang di ekspor menjadi penggerak utama bagi permulaan
pertumbuhan ekonomi, meskipun demikian , sumber daya alam tidaklah
menjamin terjadinya pertumbuhan ekonomi, karena banyak negara yang tidak
mempunyai kekayaan alam seperti singapura namun pertumbuhan ekonominya
berkembang dengan pesat.
3. Sumber Daya Modal Sumber Daya Modal merupakan komponen yang
penting dalam pertumbuhan ekonomi.Dalam masyarakat yang sangat kurang maju
sekalipun barang-barang modal sangat besar perannya dalam kegiatan ekonomi.
Negara – negara yang pertumbuhan ekonominya berkembang pesat cenderung
melakukan investasi yang besar untuk pembentukan modal seperti contoh
membangun jalur transportasi kereta api , lapangan udara , membangun rigasi ,
jalan dan jembatan serta prasarana lainnya. Hal ini merupakan fakta bahwa ini
mampu meningkatkan dan terjadinya pertumbuhan ekonomi karena semakin besar
Universitas Sumatera Utara
uang yang digunakan dalam proses produksi maka semakin besar output yang
dihasilkan tetapi dengan syarat penggunaannya dikelola secara efektif dan efisien.
4. Teknologi Kemajuan teknologi mampu menaikkan efesiensi kegiatan
memproduksi barang . Kemajuan ini akan menurunkan biaya produksi dan
meningkatkan jumlah produksi.
2.2. Teori Pertumbuhan Ekonomi
Tanpa bermaksud mengabaikan beberapa definisi mengenai pertumbuhan
ekonomi yang sudah disampaikan sebelumnya, untuk lebih menyederhanakan
pembahasan, pertumbuhan ekonomi yang dimaksud dalam bahasan ini adalah
merupakan perkembangan atau kenaikan GDP suatu negara. Pertumbuhan
ekonomi bisa bersumber dari perubahan atau kenaikan pada sisi aggregate
demand dan sisi aggregat supply.
Proses pertumbuhan ekonomi secara garis besarnya dipengaruhi oleh dua
macam faktor, yakni faktor ekonomi dan non ekonomi. Pertumbuhan ekonomi
suatu negara sangat tergantung pada sumber alamnya, sumber daya manusia,
kapital, usaha, teknologi, dan sebagainya. Semua itu merupakan faktor-faktor
ekonomi. Tetapi pertumbuhan ekonomi tidak mungkin bisa terjadi selama
lembaga sosial dan budaya, kondisi politik dan keamanan, serta nilai-nilai moral
dalam suatu bangsa tidak menunjang. Dengan kata lain tanpa adanya dukungan
faktor-faktor non ekonomi semacam itu secara baik, maka pertumbuhan ekonomi
kemungkinan tidak terwujud. Adapun untuk menghitung laju pertumbuhan
ekonomi pada suatu negara berdasarkan konsep GDP caranya sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
gt = GDPt – GDP t-1
GDP
X 100% ...........................................................[2.1]
t-1
dimana gt adalah pertumbuhan ekonomi pada tahun t, GDPt adalah besarnya
Gross Domestic Product pada tahun ke t, dan GNPt-1 adalah besarnya Gross
Domestic Product pada tahun ke t-1. Teknik perhitungan laju pertumbuhan
ekonomi semacam inilah yang paling banyak digunakan oleh setiap instansi-
instansi, lembaga-lembaga, badan-badan resmi pemerintah maupun swasta.
Sebenarnya perhitungan laju pertumbuhan ekonomi untuk suatu negara banyak
caranya, tergantung model pertumbuhan bagaimana yang digunakan. Beberapa
model pertumbuhan ekonomi yang sangat terkenal diantaranya adalah model
pertumbuhan Harrod (1947) and Domar (1957), model pertumbuhan jangka
panjang Solow (1956), model akumulasi kapital Joan Robinson (1956), model
pertumbuhan Kaldor (1957), model Mahalanobis (1952), model Fel’dman (1957),
model pertumbuhan endogenus (endogenous growth model) dan lain-lain.
2.3. Pertumbuhan Ekonomi Harrod-Domar
Harrod-Domar memberi peranan kunci kepada investasi di dalam proses
pertumbuhan ekonomi, khususnya mengenai sifat ganda yang dimiliki investasi.
Pertama, investasi menciptakan pendapatan (merupakan dampak dari permintaan
investasi), dan kedua, investasi memperbesar kapasitas produksi perekonomian
dengan cara meningkatkan stok kapital (merupakan dampak dari penawaran
investasi). Karena itu selama investasi netto tersedia dan tetap berlangsung,
pendapatan riil dan output akan senantiasa meningkat. Namun demikian, untuk
Universitas Sumatera Utara
mempertahankan tingkat ekuilibrium pendapatan pada kapasitas full employment,
baik pendapatan riil dan output keduanya harus dalam laju yang sama pada saat
kapasitas produktif kapital meningkat. Kalau tidak, setiap perbedaan antara
keduanya akan menimbulkan kelebihan kapasitas atau ada kapasitas yang
menganggur (idle capacity). Hal ini memaksa pengusaha membatasi pengeluaran
investasinya yang akhirnya membawa dampak buruk terhadap perekonomian
yaitu menurunkan pendapatan dan kesempatan kerja pada periode berikutnya,
sehingga menggeser perekonomian keluar jalur steady growth. Jadi apabila
employment hendak dipertahankan dalam jangka panjang maka investasi harus
senantiasa diperbesar. Hal ini jelas memerlukan pertumbuhan pendapatan riil
secara terus menerus pada tingkat yang cukup untuk menjamin penggunaan
kapasitas secara penuh atas stok kapital yang terus tumbuh. Tingkat pertumbuhan
pendapatan yang diperlukan inilah disebut sebagai warranted rate of growth atau
tingkat pertumbuhan yang terjamin (Jhingan, 1993). Model Harrod-Domar
dibangun berdasarkan asumsi-asumsi : (1) perekonomian dalam kondisi full
employment dan closed economy, (2) tidak ada campur tangan pemerintah, (3)
APS sama dengan MPS, dan MPS dianggap konstan, (4) rasio stok kapital
terhadap pendapatan dianggap tetap, (5) tidak ada penyusutan barang kapital, (6)
tingkat harga umum konstan (upah riil sama dengan pendapatan riil), (7) tidak ada
perubahan tingkat bunga. Menurut Domar, sisi penawaran agregat ditunjukkan
melalui jumlah netto potensi kenaikan output perekonomian yang dirumuskan
sebagai berikut :
dY = Iv ………………..........................….............................……………… [2.2]
Universitas Sumatera Utara
dimana dY adalah kenaikan output, I adalah investasi, dan v adalah rasio kapital-
output. Telah kita ketahui bersama bahwa investasi itu merupakan salah satu
faktor penentu dalam permintaan agregat, dan juga telah dipahami bahwa
keterkaitan antara permintaan agregat dengan output dapat dijelaskan melalui
multiplier. Kita dapat menulis kembali bahwa dalam keseimbangan pasar barang :
Y = C + S ................................................................................................[2.3]
Oleh karena I = S dan C = cY maka,
Y = cY + I ..............................................................................................[2.4]
Y – cY = I ..............................................................................................[2.5]
( 1- c ) Y = I ..............................................................................................[2.6]
sY = I .............................................................................................[2.7]
Y = (1/s)I .............................................................................................[2.8]
Dimana Y adalah pendapatan nasional, I adalah investasi, s merupakan marginal
propensity to saving atau MPS, dan 1/s adalah multplier. Untuk menunjukan
adanya perubahan, persamaan [2.8] menjadi :
dY = ( 1/s )dI .............................................................................................[2.9]
Universitas Sumatera Utara
Menurut Domar untuk mencapai pertumbuhan steady state, permintaan agregat
harus tumbuh dalam laju yang sama dengan pertumbuhan kapasitas output.
Dengan demikian dari persamaan [2.2] dan [2.9] diperoleh :
Iv = ( 1/s ) dI ...........................................................................................[2.10]