KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE 2018 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Pendidikan S1 Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Ekonomi Kesehatan AK008 (Peminatan Semester 6) Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Pendidikan S1 Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Ekonomi Kesehatan
AK008
(Peminatan Semester 6)
Bagian
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page i
Daftar Isi
Daftar Isi ..................................................................................................................... i
Kata Pengantar .......................................................................................................... ii
Deskripsi Singkat Mata Kuliah .................................................................................. 3
Beban Kredit ............................................................................................................. 3
Situasi Pembelajaran Metode pembelajaran yang diterapkan pada mata kuliah ini adalah metode pembelajaran
orang dewasa (adult education) dimana mahasiswa menjadi subjek dan dosen berfungsi
sebagai nara sumber dan sebagai fasilitator. Situasi pembelajaran yang akan diterapkan
adalah:
1. Belajar mandiri dengan membaca dan mereview bahan bacaan yang disediakan
sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran selanjutnya.
2. Diskusi Kelompok untuk mendiskusikan isu penting yang berkaitan dengan topik
kuliah.
Penilaian Hasil belajar mahasiswa akan dinilai dari tingkat pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan
skill (behavior) sebagai berikut:
1. Ujian Tengah Semester dengan bobot 30%
2. Ujian Akhir Semester dengan bobot 30%.
3. Absensi,Penugasan melalui kuis,tugas individu maupun kelompok dengan bobot 40%
4. Bagi mahasiswa yang tidak memenuhi kehadirannya di kelas (75% dari 14 kali tatap
muka) tidak diperkenankan untuk mengikuti UTS dan UAS tanpa pengecualian.
Kriteria Penilaian : Standar penilaian dibagi menjadi 8 tingkat kelulusan yaitu: A : total nilai 80-100 B+: total nilai 75-79 B : total nilai 70-74 C+: total nilai 62-69 C : total nilai 56-61 D+: total nilai 50-55 D : total nilai 40-49 E : total nilai 0-39
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 5
Daftar Pustaka Bahan pembelajaran dalam perkuliahan ini terdiri dari:
1. Daftar bacaan dan referensi lain yang tersedia di Perpustakaan PS KM Unud.
2. Artikel dari jurnal terkait
Buku teks
1. Witter S, et al. Health Economics for Developing Country, BUPA, 2000 2. Thabrany H (ed). Pendanaan Kesehatan dan Alternatif Mobilisasi Dana Kesehatan
di Indonesia, Rajawali, 2006 3. Berger et.al (2003). Health care cost,quality and outcomes, ISPOR 4. Jack,W. Principles of Health economics for Developing country ( e-book), WBI
Development Studies,1999 5. GTZ,(2004). Social Security System Reform in Indonesia 6. Rokx,C, et.al. Health Financing in Indonesia : A reform Road map( e-book), The World
Bank,2008
Websites Jurnal:
http://jmpk-online.net (gratis)
http://www.who.int/buletin/en (gratis)
http://highwire.stanford.edu/lists/devecon.dtl (gratis untuk artikel tertentu bagi pengakses di
negara berkembang)
http://bmj.bmjjournals.com (gratis untuk artikel tertentu bagi pengakses di negara
berkembang)
Penelusuran data:
http://scholar.google.com
http://www.eldis.org
http://id21.org
Badan-badan internasional::
http://www.who.int
http://www.worldbank.org
http://www.globalhealth.org
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 6
Lembaga pemerintahan dan badan-badan nasional
http://depkes.go.id
http://sjsn.menkokesra.go.id
http://www.desentralisasi-kesehatan.net/id/home
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 7
Jadwal Perkuliahan SKM ber-SKS
Waktu : Setiap hari Selasa pukul 08.00 – 09.40 Wita
Tempat : Ruang Kuliah, Gedung PS. IKM FK Unud Jl PB Sudirman Denpasar
Sesi Topik Sub topik PBM/Dosen Sesi 1
Study Guide Kontrak Perkuliahan Pendahuluan
• Struktur dan Kontrak perkuliahan
• Peranan ilmu ekonomi dalam kesehatan
• Karakteristik Industri Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan
Kuliah Tanya jawab PAI
Sesi 2
Prinsip Ekonomi,Konsep,danetika bisnis rumah sakit
• Industri farmasi,profit dan etika
• Transisi ekonomi RS • Etika RS
Kuliah Tanya jawab PAI
Sesi 3
Perilaku Ekonomi Rumah Sakit
• Model standar perusahaan for profit
• Model RS Pemerintah dan RS Swasta
• Model ekonomi RS non profit • Hal-hal terkait dengan perilaku
• Definisi PPP • Metode PPP • Implementasi PPP dalam
dunia kesehatan
Kuliah Tanya jawab PAI
Sesi 6
Asuransi kesehatan
• Konsep asuransi kesehatan • Permasalahan dalam asuransi
kesehatan • Asuransi kesehatan swasta
dan pemerintah •
Kuliah,tanya jawab dan Diskusi PAI
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 8
Sesi 7
Cost of care dalam dunia kesehatan
• Definisi cost of care • Komponen cost of care • Case Study
Kuliah,tanya jawab dan Diskusi SS
Ujian Tengah Semester
Sesi 8
Cost of Illness
• Definisi COI • Konsep pelaksanaan COI • Metode penelitian COI
Kuliah Tanya jawab RN
Sesi 9
Economic Evaluation
• Pengertian economic evaluation
• Penentuan cost dalam EE • Penentuan outcome • Case study
Kuliah Tanya jawab RN
Sesi 10
NHA/DHA
• Health account • National Health Account • District Health account
Kuliah Tanya jawab PAI
Sesi 11
Priority Setting • Definisi priority setting • Kriteria priority setting • Case study – Cave Rescue
Seminar dan diskusi PAI
Sesi 12
Budgeting • Konsep budgeting • Cara penyusunan budget • Case study penyusunan
budget dalam lembaga kesehatan
Seminar dan diskusi SS
Sesi 13
Student presentation • Case Study Economic evaluation
• Presentasi klp 1,2, dan 3
Seminar dan diskusi PAI
Sesi 14
Student presentation • Case Study Economic evaluation
• Presentasi klp 4 dan 5
Seminar dan diskusi PAI
Ujian Akhir Semester (UAS)
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 9
Rencana Pembelajaran
Pengampu Mata Kuliah
PUTU AYU INDRAYATHI,SE,.MPH
Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa mengetahui tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, penugasan serta penilaian yang dipergunakan dalam mata kuliah analisa kebijakan kesehatan
2. Mahasiswa mampu membedakan karakteristik industry kesehatan dan pelayanan kesehatan ditinjau dari sisi demand dan supply
Ringkasan
Sesi ini merupakan perkenalan terhadap mata kuliah analisa kebijakan dimana mahasiswa akan diberikan gambaran umum tentang mata kuliah AKK meliputi tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, penugasan, para pengampu serta metode penilaian yang dipergunakan. Pada sesi ini, mahaiswa juga akan diperkenalkan dengan konsep-konsep dasar dalam kebijakan kesehatan serta beberapa model pendekatan yang banyak dipergunakan dalam analisa kebijakan kesehatan.
Aktivitas Pembelajaran
1. Kuliah pengantar
2. Diskusi dan tanya jawab
Evaluasi Diri
Jelaskan hal-hal berikut:
1. Apakah perbedaan demand secara umum dengan demand pada dunia kesehatan? 2. Konsep penting apakah yang harus diperhatikan dari sisi supply kesehatan? 3. Apakah terdapat perbedaan antara pasar dalam ilmu ekonomi dengan pasar pada dunia
kesehatan?
Sesi 1: PENDAHULUAN
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 10
Pengampu Mata Kuliah
PUTU AYU INDRAYATHI,SE,.MPH
Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa mengetahui prinsip ekonomi,konsep ekonomi,dan etika bisnis rumah sakit
2. Mahasiswa mampu membedakan karakteristik industry farmasi dan industry rumah sakit yang profit dan non for profit
Ringkasan
Pada sesi ini akan dijelaskan mengenai dimensi dari kekuasaan dan penerapannya dalam
proses kebijakan. Disamping itu, mahasiswa juga akan diperkenalkan teori-teori yang
membahas pembagian kekuasaan di masyarakat dan memahami terhadap yang menentukan
kebijakan kesehatan. Sesi ini kemudian akan memberikan mahasiswa pengetahuan
mengenai perbandingan teori-teori pembuatan keputusan yang didasarkan pada peran
kekuasaan dalam proses kebijakan.
Aktivitas Pembelajaran
1. Ceramah (Handout presentasi)
2. Diskusi dan tanya jawab
Evaluasi Diri
Mampu menjawab :
1. Bagaimana transisis ekonomi sebuah rumah sakit? 2. Apa saja etika bisnis yang harus dilaksanakan oleh RS?
Sesi 2: PRINSIP EKONOMI, KONSEP DAN ETIKA BISNIS RUMAH SAKIT
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 11
Pengampu Mata Kuliah
PUTU AYU INDRAYATHI, SE,.MPH
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu menggunakan berbagai teori ekonomi untuk menjelaskan bagaimana
model perusahaan bekerja dalam sistem rumah sakit dan pelayanan kesehatan
Ringkasan
Pada sesi ini akan dijelaskan mengenai model standar perusahaan for profit,model RS
Pemerintah dan RS Swasta serta hal-hal yang terkait dengan perilaku RS
Aktivitas Pembelajaran
1. Ceramah (Handout presentasi) 2. Diskusi dan tanya jawab
Evaluasi Diri
1. Apakah beda dari model ekonomi RS Pemerintah dan RS Swasta 2. Hal-hal apa sajakh yang terkait dengan perilaku RS?
Sesi 3: PERILAKU EKONOMI RUMAH SAKIT
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 12
Pengampu Mata Kuliah
PUTU AYU INDRAYATHI,SE,.MPH
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu memahami peran dari pihak swasta dalam sistem pelayanan kesehatan
serta dampak yang mungkin muncul dari adanya privatisasi dalam pelayanan kesehatan
Ringkasan
Pada sesi ini mahasiswa akan diberikan penjelasan mengenai system pelayanan kesehatan
dan permasalahan dari sector kesehatan,bagaimana peran sector swasta dalam pelayanan
kesehatan dan masalah yang muncul
Aktivitas Pembelajaran
Ceramah (Handout presentasi)
Diskusi dan tanya jawab
Evaluasi Diri
1. Apa yang dimaksud dengan privatisatisi ? 2. Apa sajakah bentuk dari privatisasi dalam pelayanan kesehatan ? 3. Apakah dampak ynag mungkin muncul dari privatisasi ditinjau dari sisi demand dan supply?
Sesi 4: PRIVATISASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 13
Pengampu Mata Kuliah
PUTU AYU INDRAYATHI, SE,.MPH
Tujuan Pembelajaran
Menganalisis peran dan kepentingan berbagai kepentingan termasuk sektor publik dan
swasta dalam proses pembiayaan kesehatan
Ringkasan
Pada sesi ini mahasiswa akan diperkenalkan dengan konsep public private partnership dalam
pembiayaan kesehatan dimana pemerintah dan swasta bersinergi dalam pembiayaan
kesehatan
Aktivitas Pembelajaran
Kuliah,tanya jawab dan Diskusi
Evaluasi Diri
1 Sebutkan definisi public private partnership ! 2 Metode pelaksanaan kerjasama pemerintah dan swasta dilaksanakan dalm
bentuk apa saja? 3 Bagaimana implementasi konsep PPP dalam dunia kesehatan?
Sesi 5: PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 14
Pengampu Mata Kuliah
PUTU AYU INDRAYATHI, SE,.MPH
Tujuan Pembelajaran
Menganalisis tentang perkembangan asuransi kesehatan di Indonesia
Ringkasan
Pada sesi ini mahasiswa akan diperkenalkan dengan konsep asuransi kesehatan serta
menjelaskan bagaimana pokok persoalan pembiayaan kesehatan di Indonesia dalam
upayanya mencapai universal health coverage
Aktivitas Pembelajaran
1. Kuliah pengantar
2. Kunjungan lapangan ke kantor BPJS Kesehatan
Evaluasi Diri
1. Definisi dari asuransi kesehatan? 2. Sejarah perkembangan asuransi kesehatan di Indonesia
Sesi 6: ASURANSI KESEHATAN
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 15
Pengampu Mata Kuliah
NI PUTU SANTI SURYANTINI,SE,.MM
Tujuan Pembelajaran
Pada sesi iniBerisi hal2 yang harus dikuasai mahasiswa setelah menyelesaikan topik ini.
Lebih rinci dari tujuan instruksional dan terukur. Sama dengan indikator pencapaian di P2KBK
Ringkasan
Berisi ringkasan pendek tentang apa yang dibicarakan pada sesi ini.
Aktivitas Pembelajaran
(diisi sesuai dengan aktivitas pembelajaran setiap sesi)
1. Tugas baca (sebelum sesi)
Artikel, bab spesifik dlm buku, dll “……judul………….”
Ditulis tentang aspek-aspek penting yang perlu dipahami dari bahan bacaan tersebut
2. Kuliah pengantar
3. Tutorial/Diskusi Kelompok (Group Discussion)
Ditulis tujuan dan topic/pertanyaan diskusi
4. Kunjungan lapangan
Ditulis tujuan, lokasi
5. Presentasi
Ditulis topic presentasi
Evaluasi Diri
Berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dapat dijawab sendiri oleh mahasiswa untuk
mengukur kompetensi dirinya terkait topik bahasan
Sesi 7 : COST OF CARE DALAM DUNIA KESEHATAN
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 16
Pengampu Mata Kuliah
RINI NOVIYANI,SSi,Apt,MSi
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan mengaplikasikan konsep cost of illness dalam
kasus pelayanan kesehatan
Ringkasan
Pada sesi ini mahasiswa akan diajarkan tentan definisi COI,cara penghitungan COI,dan
metode yang dipakai
Aktivitas Pembelajaran
1. Tugas baca bahan ajar yang ditulis oleh pengampu mata kuliah
2. Kuliah pengantar
3. Case Study
Lampiran BACALAH DIKTAT YANG BERJUDUL COST OF ILLNESS (BEBAN EKONOMI PENYAKIT
DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN
Sesi 8 : COST OF ILLNESS
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 17
PUTU AYU INDRAYATHI RINI NOVIYANTI
BAHAN AJAR
COST OF ILLNESS (BEBAN EKONOMI PENYAKIT
DALAM PEMBANGUNAN KESEHATAN )
OLEH :
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 18
KATA PENGANTAR
Pertumbuhan ekonomi dapat mempengaruhi pembangunan di sektor
kesehatan dan pendidikan. Pendidikan juga dapat mempengaruhi kesehatan,
semakin tinggi taraf pendidikan seseorang maka tingkat kesadaran akan
kesehatan meningkat. Pada saat ini, pemerintah fokus dalam permasalahan
kesehatan karena rendahnya permasalahan kesehatan mendorong terciptanya
manusia produktif sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Demikian pula dengan pembangunan kesehatan, sesuai dengan program
pemerintah yang ingin menciptakan Indonesia sehat sebagai salah satu pendorong
yang bersinergi dengan pembangunan ekonomi maka banyak dilakukan
perubahan – perubahan baik di ruang lingkup skala daerah dan nasional.
Pembangunan kesehatan lebih terfokus ke preventive serta mengedepankan
pendekatan persuasif. Serta adanya perbaikan – perbaikan sistem kesehatan yang
ada di Indonesia.
Dalam dunia kesehatan, ilmu ekonomi dapat dipergunakan untuk
mengetahui perilaku pemberi pelayanan kesehatan yang kemudian dicocokkan
dengan perilaku masyarakat sebagai pembeli atau penerima subsidi pelayanan
kesehatan. Dengan pemahaman seperti ini maka pelayanan kesehatan sebenarnya
dapat disebut sebagai suatu komoditi yang harus diperlakukan secara hati-hati.
Bahan ajar ini akan memberikan pemahaman kepada mahasiswa konsep Cost of
Illness yang diterapkan pada sektor kesehatan. Bahan ajar ini dibuat sebagai
pedoman mahasiswa dalam mengikuti semua kegiatan pembelajaran dari mata
kuliah ini. Semoga bahan ajar ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya
untuk menunjang pembelajaran di Program Studi Kesehatan Masyarakat.
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 19
Denpasar, Desember
2016
Tim Pengajar
DAFTAR ISI
Daftar Isi .................................................................................................................................. i
Kata Pengantar ....................................................................................................................... ii
Deskripsi Singkat Mata Kuliah ................................................................................................ 3
Beban Kredit ........................................................................................................................... 3
Sesi 1: PENDAHULUAN .............................................................................................................. 9 Pengampu Mata Kuliah ................................................................................................................. 9 Tujuan Pembelajaran ..................................................................................................................... 9 Ringkasan ....................................................................................................................................... 9
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 20
Sesi ini merupakan perkenalan terhadap mata kuliah analisa kebijakan dimana mahasiswa akan diberikan gambaran umum tentang mata kuliah AKK meliputi tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, penugasan, para pengampu serta metode penilaian yang dipergunakan. Pada sesi ini, mahaiswa juga akan diperkenalkan dengan konsep-‐konsep dasar dalam kebijakan kesehatan serta beberapa model pendekatan yang banyak dipergunakan dalam analisa kebijakan kesehatan. ..................................................................................................................... 9 Aktivitas Pembelajaran .................................................................................................................. 9 Evaluasi Diri ................................................................................................................................... 9
Sesi 2: PRINSIP EKONOMI, KONSEP DAN ETIKA BISNIS RUMAH SAKIT ..................................... 10 Pengampu Mata Kuliah ............................................................................................................... 10 Tujuan Pembelajaran ................................................................................................................... 10 Ringkasan ..................................................................................................................................... 10 Pada sesi ini akan dijelaskan mengenai dimensi dari kekuasaan dan penerapannya dalam proses kebijakan. Disamping itu, mahasiswa juga akan diperkenalkan teori-‐teori yang membahas pembagian kekuasaan di masyarakat dan memahami terhadap yang menentukan kebijakan kesehatan. Sesi ini kemudian akan memberikan mahasiswa pengetahuan mengenai perbandingan teori-‐teori pembuatan keputusan yang didasarkan pada peran kekuasaan dalam proses kebijakan. ......................................................................................................................... 10 Aktivitas Pembelajaran ................................................................................................................ 10 Evaluasi Diri ................................................................................................................................. 10
Sesi 3: PERILAKU EKONOMI RUMAH SAKIT ............................................................................. 11 Pengampu Mata Kuliah ............................................................................................................... 11 Tujuan Pembelajaran ................................................................................................................... 11 Ringkasan ..................................................................................................................................... 11 Aktivitas Pembelajaran ................................................................................................................ 11 Evaluasi Diri ................................................................................................................................. 11
Sesi 4: PRIVATISASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN ............................................................. 12 Pengampu Mata Kuliah ............................................................................................................... 12 Tujuan Pembelajaran ................................................................................................................... 12 Mahasiswa mampu memahami peran dari pihak swasta dalam sistem pelayanan kesehatan serta dampak yang mungkin muncul dari adanya privatisasi dalam pelayanan kesehatan ........ 12 Ringkasan ..................................................................................................................................... 12 Aktivitas Pembelajaran ................................................................................................................ 12 Diskusi dan tanya jawab .............................................................................................................. 12 Evaluasi Diri ................................................................................................................................. 12
Sesi 5: PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP ..................................................................................... 13 Pengampu Mata Kuliah ............................................................................................................... 13 Tujuan Pembelajaran ................................................................................................................... 13 Ringkasan ..................................................................................................................................... 13 Aktivitas Pembelajaran ................................................................................................................ 13 Evaluasi Diri ................................................................................................................................. 13
Sesi 6: ASURANSI KESEHATAN ................................................................................................. 14 Pengampu Mata Kuliah ............................................................................................................... 14 Tujuan Pembelajaran ................................................................................................................... 14 Ringkasan ..................................................................................................................................... 14 Aktivitas Pembelajaran ................................................................................................................ 14 Evaluasi Diri ................................................................................................................................. 14
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 21
Sesi 7 : COST OF CARE DALAM DUNIA KESEHATAN .................................................................. 15 Pengampu Mata Kuliah ............................................................................................................... 15 Tujuan Pembelajaran ................................................................................................................... 15 Ringkasan ..................................................................................................................................... 15 Aktivitas Pembelajaran ................................................................................................................ 15 Evaluasi Diri ................................................................................................................................. 15
Sesi 8 : COST OF ILLNESS ......................................................................................................... 16 Pengampu Mata Kuliah ............................................................................................................... 16 Tujuan Pembelajaran ................................................................................................................... 16 Ringkasan ..................................................................................................................................... 16 Aktivitas Pembelajaran ................................................................................................................ 16 Lampiran ............................................................................................................................... 16
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ 18
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 19
b. Biaya ........................................................................................................................ 28
d. Jenis Jenis Cost ....................................................................................................... 31
Sesi 1: TOPIK ........................................................................................................................... 64 Pengampu Mata Kuliah ............................................................................................................... 64 Tujuan Pembelajaran ................................................................................................................... 64 Ringkasan ..................................................................................................................................... 64 Aktivitas Pembelajaran ................................................................................................................ 64 Evaluasi Diri ................................................................................................................................. 64 Lampiran ............................................................................................................................... 64
Sesi 1: TOPIK ......................................................................................................................... 100 Pengampu Mata Kuliah ............................................................................................................. 100 Tujuan Pembelajaran ................................................................................................................. 100 Ringkasan ................................................................................................................................... 100 Aktivitas Pembelajaran .............................................................................................................. 100 Evaluasi Diri ............................................................................................................................... 100 Lampiran ................................................................................... Error! Bookmark not defined.
Sesi 1: TOPIK ......................................................................................................................... 101 Pengampu Mata Kuliah ............................................................................................................. 101 Tujuan Pembelajaran ................................................................................................................. 101 Ringkasan ................................................................................................................................... 101 Aktivitas Pembelajaran .............................................................................................................. 101 Evaluasi Diri ............................................................................................................................... 101 Lampiran ................................................................................... Error! Bookmark not defined.
Sesi 1: TOPIK ......................................................................................................................... 102 Pengampu Mata Kuliah ............................................................................................................. 102 Tujuan Pembelajaran ................................................................................................................. 102
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 22
Ringkasan ................................................................................................................................... 102 Aktivitas Pembelajaran .............................................................................................................. 102 Evaluasi Diri ............................................................................................................................... 102 Lampiran ................................................................................... Error! Bookmark not defined.
Sesi 1: TOPIK ......................................................................................................................... 103 Pengampu Mata Kuliah ............................................................................................................. 103 Tujuan Pembelajaran ................................................................................................................. 103 Ringkasan ................................................................................................................................... 103 Aktivitas Pembelajaran .............................................................................................................. 103 Evaluasi Diri ............................................................................................................................... 103 Lampiran ................................................................................... Error! Bookmark not defined.
Sesi 1: TOPIK .................................................................................. Error! Bookmark not defined. Pengampu Mata Kuliah .................................................................. Error! Bookmark not defined. Tujuan Pembelajaran ...................................................................... Error! Bookmark not defined. Ringkasan ........................................................................................ Error! Bookmark not defined. Aktivitas Pembelajaran ................................................................... Error! Bookmark not defined. Evaluasi Diri .................................................................................... Error! Bookmark not defined. Lampiran ................................................................................... Error! Bookmark not defined.
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 23
PENDAHULUAN
Sehat adalah sebuah kondisi maksimal, baik dari fisik, mental dan sosial sehingga dapat
melakukan suatu aktifitas yang menghasilkan sesuatu. Kondisi tubuh yang sehat pada manusia dapat
kita lihat dari kebugaran tubuh. Dalam sebuah lingkungan masyarakat terkadang mengalami beberapa
masalah kesehatan, baik yang muda, tua, wanita maupun pria. Kesehatan dapat diartikan sebuah
investasi penting untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya
penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM),
kesehatan adalah salah satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan Dalam Undang-undang
Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
Tujuan dasar pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan yang berkaitan dengan
kualitas hidup masyarakat. Pembangunan sering dikaitkan oleh pertumbuhan ekonomi yang dapat
meningkatkan kesejahteraan manusia. Berdasarkan United National Development Program, terdapat 3
(tiga) indikator pembangunan manusia yaitu dengan mengukur kesehatan, pendidikan dan kemampuan
ekonomi. (UNDP, 2003-2006)
Pertumbuhan ekonomi dapat mempengaruhi pembangunan di sektor kesehatan dan pendidikan.
Pendidikan juga dapat mempengaruhi kesehatan, semakin tinggi taraf pendidikan seseorang maka
tingkat kesadaran akan kesehatan meningkat. Pada saat ini, pemerintah fokus dalam permasalahan
kesehatan karena rendahnya permasalahan kesehatan mendorong terciptanya manusia produktif
sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Demikian pula dengan pembangunan kesehatan, sesuai dengan program pemerintah yang ingin
menciptakan Indonesia sehat sebagai salah satu pendorong yang bersinergi dengan pembangunan
ekonomi maka banyak dilakukan perubahan – perubahan baik di ruang lingkup skala daerah dan
nasional. Pembangunan kesehatan lebih terfokus ke preventive serta mengedepankan pendekatan
persuasif. Serta adanya perbaikan – perbaikan sistem kesehatan yang ada di Indonesia.
Tujuan dasar pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan yang berkaitan dengan
kualitas hidup masyarakat. Pembangunan sering dikaitkan oleh pertumbuhan ekonomi yang dapat
meningkatkan kesejahteraan manusia. Berdasarkan United National Development Program, terdapat 3
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 24
(tiga) indikator pembangunan manusia yaitu dengan mengukur kesehatan, pendidikan dan kemampuan
ekonomi. (UNDP, 2003-2006)
Pertumbuhan ekonomi dapat mempengaruhi pembangunan di sektor kesehatan dan pendidikan.
Pendidikan juga dapat mempengaruhi kesehatan, semakin tinggi taraf pendidikan seseorang maka
tingkat kesadaran akan kesehatan meningkat. Pada saat ini, pemerintah fokus dalam permasalahan
kesehatan karena rendahnya permasalahan kesehatan mendorong terciptanya manusia produktif
sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Demikian pula dengan pembangunan kesehatan, sesuai dengan program pemerintah yang ingin
menciptakan Indonesia sehat sebagai salah satu pendorong yang bersinergi dengan pembangunan
ekonomi maka banyak dilakukan perubahan – perubahan baik di ruang lingkup skala daerah dan
nasional. Pembangunan kesehatan lebih terfokus ke preventive serta mengedepankan pendekatan
persuasif. Serta adanya perbaikan – perbaikan sistem kesehatan yang ada di Indonesia.
Meningkatnya biaya pelayanan kesehatan dari tahun ke tahun sudah merupakan hal yang umum
diketahui, dan industri penyedia pelayanan kesehatan sudah berupaya mengendalikannya utuk tetap
bisa bertahan. Peningkatan biaya pelayanan kesehatan ini diikuti suasana perubahan struktur
pengeluaran pembiayaan pelayanan kesehatan dalam hal sumber dan penggunaannya. Perubahan yang
nyata adalah pergeseran pembiayaan pemeliharaan kesehatan dari - pembiayaan perorangan sistim out-
of-pocket dan pembiayaan pemerintah bagi masyarakat kurang mampu sampai miskin - kearah asuransi
kesehatan sosial (social health insurance) (Villaverde & Manog, 2004). Pergeseran beban pembiayaan
pemeliharaan kesehatan dari out-of-pocket dan pembiayaan anggaran pemerintah menjadi asuaransi
kesehatan sosial diharapkan mampu menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara lebih adil dan
merata. Melalui asuransi kesehatan sosial, dharapkan sikaya dan sedang sehat akan mensubsidi
simiskin dan sedang sakit yang akan menghasilkan suatu jaminan sosial disektor kesehatan
(Villaverde& Manog, 2004).
Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan komponen paling mahal dalam sistim
pelayanan kesehatan (the most expensive component of the health care system). Tingginya biaya
infrastruktur, pengembangan teknologi dan biaya operasional dan besarnya jumlah staf di rumahsakit,
rumahsakit akan menyerap jumlah terbesar anggaran pemerintah yang akan mempengaruhi sistim
pelayanan kesehatan. Pada tahun 1999 Philippine National Health Accounts, kombinasi pengeluaran
RS Pemerintah Daerah dan Pusat menyerap hampir 50 % pengeluaran pemerintah disektor pelayanan
kesehatan. Bahkan RS Daerah menyerap hampir 68 percent alokasi biaya kesehatan daerah. Hal ini
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 25
menyebabkan komponen sistim pelayanan kesehatanlainnya seperti public health, health regulation,
and other support services – mejadi seperti tertingal (Villaverde& Manog, 2004).
Melakukan reformasi untuk transformasi RS Pemerintah menjadi otonom secara finansial akan
memungkinkan pemerintah untuk mensosialisasikan dan mengutip biaya pemanfaatan pelayanan
kesehatan, mengupayakan sumber pemasukan, membuat suatu drug revolving funds, rasionalisasi
penetapan pelayanan yang dikenai biaya dan kebijakan tarif. Mekanisme ini akan mengurangi
ketergantungan RS Pemerintah pada subsidi dan anggaran langsung dari pemerintah. Jumlah uang dan
sumberdaya yang terbebaskan karena mekanisme ini akan dapat dipakai untuk disektor public health
programs, local health systems development, health regulation and quality assurance. Namun tidak
dapat dipungkiri adanya tekanan mengikuti tatanan safety net, seperti mengadakan social health
insurance, sebagai strategi melindungi kelompok miskin dan kurang mampu terutama kelompok yang
sangat tergantung pada fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah. Oleh karenanya perlu memngikuti
tatanan ini dengan menyelenggarakan suatu pembiayaan pelayanan kesehatan yang lebih adil dan
merata yang mensubsidi pelayanan rumahsakit atau melalui suatu social health insurance.(Villaverde&
Manog, 2004)
Kebutuhan penghematan karena peningkatan biaya pemeliharaan kesehatan merupakan
tantangan utama yang dihadapi sistim pelayanan kesehatan dewasa ini. Sering menjadi perdebatan
bahwa kontrol biaya merupakan tools yang efektif mengurangi baik level mapun kecepatan
peningkatan pengeluaran biaya kesehatan. Namun, pengalaman menunjukkan bahwa penghematan
merupakan sebagian kecil dari volume peningkatan. Peningkatan biaya biasanya terjadi pada pemberi
pelayanan kesehatan, terutama oleh dokter, yang cenderung menyediakan bahan – bahan pelayanan
kesehatan dan pelayanan dalam upayanya meningkatkan pemasukan atau menarik kembali pemasukan
yang hilang (recapture lost revenues). Fenomena ini dikenal sebagai the behavioral offset or volume
response (Nguyen, 1995). Perkembangan perilaku ini menghasilkan banyak implikasi pada sistim
pembiayaan pelayanan kesehatan diberbagai negara. Karena keterbatasan data, tidak selalu mungkin
menganalisis dampak kontrol biaya terhadap perilaku pemberi pelayanan kesehatan. Lebih spesifik,
dapat dilihat reaksi perilaku dokter terhadap pengurangan biaya pada level praktek pelayanan dokter
pada Medicare program for 1989 and 1990. Dapat diamati bahwa kontrol biaya saja tidak cukup
menahan peningkatan biaya pelayanan kesehatan yang berarti perlu tools tambahan untuk melakukan
upaya penghematan biaya (Nguyen, 1995).
Penyelenggaraan program kesehatan masyarakat, selalu terkait dengan efektifitas program
(outcome assessment), efisiensi (economic evaluation), akses (reachability of services) dan rasa
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 26
keadilan (equal provision for equal needs). Evaluasi ekonomi memberikan informasi objektif
menyangkut jumlah biaya yang diserap program (Lim, 1999).
PENELITIAN EVALUATIF
Meningkatnya perhatian terhadap evaluasi menjadikan terciptanya suatu jenis riset yang
disebut penelitian evaluatif (evaluation research). Jenis penelitian ini relatif baru. Ada dua penyebab
ketertarikan terhadap jenis penelitian evaluatif ini. Pertama, evaluasi diharapkan menyertai setiap
program sosial. Kedua, terdapat suatu kebutuhan suatu keberhasilan program yang didasarkan atas
suatu proses yang sistematik dan objektif.
Salah satu definisi penelitian evaluatif menjelaskan sebagai sebuah proses penerapan applying
scientific procedures untuk mengumpulkan bukti yang dapat dipercaya dan sahih yang dengannya suatu
kegiatan khusus menghasilkan suatu efek atau outcomes (Rutman 1977). Sesuai dengan definisi lain,
suatu penerapan teknik ilmu sosial dalam pendekatan program kegiatan sosial disebut sebagai
evaluation research (Wright 1967). Penelitian dimaksud disini termasuk epidemiology dan penelitian
disektor kesehatan Susser (1975) dalam Trisnantoro (1993) tetapi tidak termasuk pada laboratorium,
biologi atau penelitian yang tidak melibatkan manusia lainnya (nonhumans).
Pada awal tahun 1970, artikel tentang economic evaluation diterbitkan. Disusul terbitnya artikel
tetang perlunya economic evaluation di sektor pelayanan kesehatan pada 1974 oleh Alan Williams dari
York University, Toronto, Ontario. Menyusul publikasi Drummond et.al (1987) yang menerbitkan buku
tentang evaluasi ekonomi dengan tujuan konsumsi akademisi. Fokus health care economic evaluations
mulai bergeser karena beberapa keputusan beberapa pemerintah negara mengharuskan perlunya
evaluasi ekonomi bagi beberapa obat sebelum ditetapkan anggarannya. Dari perspektif sosial, unsur –
unsur sumberdaya yang termasuk biaya langsung dalam biaya pelayanan kesehatan harus dimasukkan
dalam perhitungan adalah: biaya langsung pelayanan, biaya pelayanan sosial, dan biaya pasien beserta
biaya keluarganya (direct patient costs, time costs and productivity costs). Dalam kenyataan, belum ada
ksepakatan umum biaya apa saja yang harus dicantumkan dalam perhitungan biaya pelayanan kesehatan
(nonhealth care cost benefits of new technologies) dan bagaimana biaya dihitung (indirect costs).
Pengukuran outcome manakah yang harus digunakan? Specific outcome menentukan jenis teknik
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 27
analisis yang digunakan (cost effectiveness, cost benefit or cost utility analysis). Outcomes bisa saja
klinis, biaya atau pemanfaatan pelayanan (clinical, costs or utilities). Meskipun quality of life sudah
merupakan bagian dari industri pelayanan kesehatan, evaluasi dan pengukurannya sering menjadi
masalah karena minimnya instrumen yang ada. Faktor terkait pada kesehatan yang mana dalam quality
of life yang akan disertakan pada suatu economic evaluation? Apakah quality-adjusted life years
(QALY) dapat dianggap sebagai suatu gold standard? Sering jawabannya tergantung pada ekonom
kesehatan yang melakukan analisis (Menon, 2001).
Policy research dan evaluation research sangat terkait erat. Menurut Majchrzak (1984) dalam
Trisnantoro (1996), policy research adalah suatu proses yang menuntun penelitian, atau suatu analisis
masalah sosial yang mendasar dalam memungkinkan para pembuat keputusan menghasilkan
rekomendasi yang pragmatis dan action oriented untuk mengatasi masalah yang ada.
Policy research merupakan riset empirik yang dilakukan untuk menjelaskan beberapa aspek
hubungan dalam membuat dan melaksanakan kebijakan.
KOMPONEN EVALUASI EKONOMI
Drummond et al (1987) hearts Trisnantoro (1996) mengidentifikasi empat komponen dalam
evaluasi pelayanan kesehatan programmer yaitu: khasiat, efektivitas, ketersediaan, dan efisiensi. ahli
lainnya mengusulkan istilah "ekuitas" sebagai komponen penting dari evaluasi program kesehatan.
a. Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi merupakan suatu analisis perbandingan alternatif kegiatan baik biaya
maupun dampaknya (Drummond et al. ,1997). Disektor yang lebih spesifik seperti sektor pelayanan
kesehatan, analisis ekonomi mengamati hubungan dan membandingkan biaya dengan konsekuensi
pada penerapan teknologi baru dalam hal memilah, mendiagnosa,mengobati dan upaya rehabilitasi
pasien (Poulsen). Analisis ekonomi dengan demikian dilakukan bertujuan untuk menjawab pertanyaan
apakah teknologi kesehatan yang baru lebih cost-effective dibandingkan dengan yang digunakan saat
ini yang semestinya dapat digunakan untuk menggantikan (CCOHTA 1997).
Banyak pengertian tujuan dilakukannya evaluasi ekonomi di sektor pelayanan kesehatan.
Williams in 1985 menyebutkan tujuan evaluasi ekonomi adalah untuk menarik manfaat sebanyak
mungkin dari penggunaan sumber daya pada upaya pelayanan kesehatan. Drummond, (1987)
mendefinisikan evaluasi ekonomi sebagai identifikasi, pengukuran, penilaian dan membandingkan
biaya dan outcome pengobatan atau proses pengobatan yang akan dipertimbangkan. Evaluasi ekonomi
ini juga dapat ditinjau dari berbagai perspektif: sosial, pasien dan ICU yang berakibat perbedaan
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 28
penggunaan metode evaluasi (Edbrooke). Peran evaluasi ekonomi dalam pelayanan intensive care
dimasa depan akan sangat tergantung pada komitmen para intensivists, industri pelayanan kesehatan
dan pemerintah. Banyak metode penelitian standar yang dapat dipakai pelayanan. Penggunaan proxies
for costing, seperti severity of illness ataupun workload scoring systems tidak cukup memadai untuk
mengamati biaya pelayanan perorangan. Penelusuran metodologi lebih lanjut dibutuhkan untuk
menghasilkan economic tools dalam penerapan cost-effectiveness study di ICU.
b. Biaya
Secara definisi, biaya dipahami sebagai konsumsi atas sumber daya (nilai sumber daya yang
dikonsumsi). Konsumsi sumber daya dalam kaitannya dengan aktivitas dalam sektor pelayanan
kesehatan membutuhkan sumber daya kesehatan, sumber daya non kesehatan, waktu caregivers
informal yang diberikan oleh keluarga dan teman, penggunaan waktu pasien dalam hubungannya
dengan aktivitas mereka sendiri, juga lost production sebagai akibat dari penyakit dan kematian (Luce
et al. 1996, Drummond et al. 1997) dalam (Poulsen). Jika dikaitkan dengan teknologi yang ada, semua
penggunaan sumber daya ini harus diukur dalam economic analysis dengan perspektif sosial. Sebagai
contohnya, apakah suatu analisis dengan perspektif rumah sakit hanya memfokuskan pada penggunaan
sumber daya di rumah sakit? Sehingga, perspektif yang terpilih untuk economic analysis menjadi sangat
penting dalam kaitannya dengan penggunaan sumber daya, sehingga biaya, dapat diidentifikasi dan
dihitung. Segala sesuatu yang tidak berkaitan dengan penggunaan sumber daya bukan merupakan cost
sehingga tidak dimasukkan dalam economic analysis. Dalam terminologi economic analysis
pengeluaran sama dengan cost, karena biasanya berkaitan dengan budget dan tidak mengungkapkan
opportunity cost untuk suatu kegiatan (Poulsen). Inilah sebabnya kegiatan perawatan dibagi atas tiga
jenis biaya: Start-up cost, Point cost; dan Interval cost (Edbrooke). Ongkos rata-rata untuk rawat inap
seringkali tidak memperdulikan kenyataan bahwa cost biasanya bervariasi selama tinggal di rumah
sakit, dimana hari-hari terakhir seringkali menjadi yang termurah (Brooks 1996).
Penting untuk diingat bahwa analisis biaya dapat diatasi dari perspektif yang berbeda.
Misalnya, Greenhalgh (1997) menawarkan sudut pandang model perawatan kesehatan yang didanai
pemerintah di Inggris dengan menyatakan "Dari titik Treasury pandang, intervensi kesehatan biaya
yang paling efektif adalah salah satu yang mengembalikan semua warga segera status wajib pajak dan,
ketika Status ini tidak lagi dapat dipertahankan, menyebabkan langsung, kematian mendadak.
Tabel 1. Deskripsi Jenis Biaya Berdasarkan Perspektif
Perspektif Jenis Biaya Contoh
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 29
Perspektif
Sosial
Sektor
Pelayanan
Kesehatan
Rumah
Sakit
Direct cost di
Rumah Sakit
Staf perawatan kesehatan, obat-
obatan, tes, biaya modal (peralatan
dan bangunan), rawat inap tinggal
(htel), kunjungan rawat jalan, biaya
overhead (e. g. makanan, cahaya,
panas), (penelitian dan pendidikan)
Direct cost di
sektor private
Kunjungi untuk kunjungan dokter
umum, spesialis swasta, fisioterapis,
dll; obat resep (pangsa dibayar oleh
asuransi kesehatan masyarakat),
skrining program.
Direct cost di
sektor lainnya
Perawatan rumah dan perawatan di
rumah, pengaturan sosial (dukungan
keuangan untuk obat-obatan dari
pemerintah kota, bantu dan alat).
Direct cost untuk
pasien dan
keluarganya
Pembayaran pengguna (obat-obatan,
dokter gigi), biaya perjalanan, biaya
waktu karena waktu pasien digunakan
untuk pengobatan, keluarga atau
teman-teman (dibayar), penggunaan
waktu pasien
Produktivitas yang
hilang
Ketidakhadiran sementara pasien dari
pekerjaan karena sakit, mengurangi
kapasitas kerja karena sakit dan
kecacatan, atau kehilangan produksi
akibat kematian dini
Biaya kesehatan
dimasa yang akan
datang.
Biaya perawatan kesehatan yang tidak
terkait masa depan yang disebabkan
oleh obat dari pasien dengan
pengobatan ini
EVALUASI FARMAKOEKONOMI
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 30
a. Pengertian Farmakoekonomi
Farmakoekonomi adalah deskripsi dan analisis biaya terapi menggunakan obat untuk
memelihara fungsi kesehatan dan sosial. Penelitian farmakoekonomi adalah proses identifikasi,
mengukur, dan membandingkan harga (yang akan dikeluarkan konsumen) dengan konsekuensi (klinik,
ekonomi, humanistic) dari produk dan pelayanan kefarmasian (Bootman, 2005).
b. Kategori Biaya
1) Biaya medis langsung (direct medical cost) adalah biaya yang harus dibayarkan untuk
pelayanan kesehatan. Biaya ini meliputi biaya pengobatan, tenaga medis, biaya tes
laboraturium, dan biaya pemantauan efektivitas dan efek samping (Budiharto & Soewarta,
2008).
2) Biaya medis tidak langsung (direct non medical cost) adalah biaya yang harus dikeluarkan
secara langsung yang tidak terkait langsung dengan pembelian produk atau jasa pelayanan
kesehatan. Biaya yang termasuk didalamnya adalah biaya transportasi dari dan ke rumah sakit,
makanan untuk keluarga pasien (Budiharto & Soewarta, 2008).
3) Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang dapat mengurangi produktivitas pasien
maupun keluarga, kehilangan pendapatan karena tidak biasa bekerja akibat sakit, kehilangan
waktu (Budiharto & Soewarta, 2008).
4) Biaya tidak teraba (intangible cost) adalah biaya yang berhubungan dengan rasa sakit pasien
dan penderitaannya, khawatir tertekan, efek nya pada kualitas hidup. Kategori ini tidak bias
diukur dalam matar uang, namun sangat penting bagi pasien maupun dokter (Budiharto &
Soewarta, 2008).
c. Perspektif Analisis
Perspektif adalah sudut pandang mana yang diambil peneliti dalam melakukan evaluasi
farmakoekonomi. Perspektif analisis terbagi menjadi empat, yaitu :
1) Perspektif pasien yaitu pasien mendapatkan pelayanan kesehatan dengan biaya yang murah
2) Perspektif penyedia pelayanan kesehatan yaitu menyediakan pelayanan kesehatan yang
diperlukan masyarakat.
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 31
3) Perspektif pembayar (perusahaan asuransi) yaitu membayarkan biaya terkait dengan pelayanan
kesehatan yang digunakan peserta asuransi selama pelayanan kesehatan yang digunakan peserta
termasuk dalam tanggungan perusahaan bersangkutan. Menyusun program pelayanan
kesehatan yang lebih efektif sehingga nantinya dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.
4) Perspektif masyarakat yaitu masyarakat menggunakan pelayanan kesehatan untuk mencegah
terjangkitnya berbagai penyakit, seperti program pencegahan penyakit dengan imunisasi
(Anny, 2007).
d. Jenis Jenis Cost
Tergantung perspektif yang dipilih, seluruh biaya yang terkait harus diikutkan dalam
analisis (Poulsen). Biaya bahan habis pakai/obat/bahan farmasi dan (kadang-kadang) insentif
karyawan. Komposisi biaya ini akan berbeda bila di RS Swasta yang sudah menerapkan unit
cost analysis secara lebih konsekuen dimana sudah menambahkan unsur profit dan discounted
price dalam price setting nya.
Tabel 2. Perilaku biaya dan Komponen biaya
Dicount List
Price Profit
Selling
Price
Indirect
Cost
Biaya/Harga Jual
Total
Cost
Biaya Overhead Fixed
Cost Manuf
Cost Direct
cost
Peralatan
Medik/Sarana
Gaji/Insentif/Dokter Variable
Cost Bahan Habis Pakai
Obat/Farmasi
Pelayanan Kesehatan memiliki banyak bentuk-bentuk yang nyata yang mengandung:
ketidakpastian, asuransi, masalah-masalah informasi, usaha non-profit, batasan dalam
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 32
kompetisi, peran kebutuhan; dan, intervensi pemerintah melalui subsidi dan bantuan
masyarakat (Martinez-Giralt).
Sektor pelayanan kesehatan terutama menyangkut pembiayaan, tidak hanya perspektif
penyelenggara, perspspektif lain misalnya pelanggan mesti dipertimbang kan (Edbrooke).
Perspective merupakan sudut pandang ekonomi suatu analisis dilakukan, dan menentukan jenis
elemen biaya yang terlibat (Smith), luasnya analisis; dan, konsekuensi dan manfaat apa yang
dapat dihasilkan dari analisis untuk bahan pengambilan (Poulsen). Alternatif perspektif
termasuk society, public payers, insurance companies, providers, and patients. Hubungan
perspektif dengan elemen biaya terilustrasi pada tabel:-2, yang menunjukkan bahwa elemen
biaya dipertimbangkan dari perspektif society, the provider/payer, and the patient (Smith).
Perspektif yang paling komprehensif adalah yang berkaitan dengan sosial, dimana semua biaya
terkait dan konsekuensinya dari teknologi kesehatan harus diidentifikasi, diukur dan dinilai,
tidak perduli biaya dan konsekuensinya berdampak pada siapa. Akan tetapi, seringkali, analisa
ekonomi dilakukan dari perspektif yang sempit, seperti perspektif sektor pelayanan kesehatan,
perspektif rumah sakit saja; atau perspektif pasien saja (Poulsen). Lebih sempit lagi adalah bila
evaluasi ekonomi dilakukan dari sudut kepentingan kebijakan pengambilan keputusan
penetapan anggaran; misalnya oleh pemerintah atau asuransi kesehatan nasional. Melakukan
analisa ekonomi sebaiknya dilakukan dari perspektif yang terluas, dan memiliki perspektif
budget. Jika suatu ekonomi analisis digunakan untuk memprioritaskan pada suatu tingkat sosial
tertentu, agar prioritas menjadi optimal; analisis yang ada harus dilakukan berdasarkan
perspektif sosial. Hal ini untuk menghindarkan situasi dimana teknologi ditunjukkan cost
effective dari perspektif yang sempit, tetapi tidak cost-effective dari perspektif sosial (Coyle).
.
Tabel 3. Cost elements under alternative perspectives
Cost Elemen Societal Veteran Affairs Patient and Patient’s
Family
Medical care (total cost) All costs All covered costs Out-of-pocket
payments
Pateint time for treatment All costs None Atient’s opportunity
costs
Paid caregiving All costs All covered costs Out-of-pocket
payments
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 33
Unpaid caregiving All costs Opportunity costs of
caregiver time
Transportation and non
medical services
All costs All covered costs (if
any)
Al costs
Sick/disability leave,
transfer payments
Administrative
cost only
Amount paid +
administrative costs
Amount received
(negative cost)
Source: Luce et al. (1996) dalam Smith et al
Karena adanya ketidakpastian dalam memperkirakan penggunaan sumber daya dan
effectiveness, analisa sensitivitas yang lengkap harus diterapkan untuk menilai seberapa sensitif hasil
penelitian dapat diubah dalam hal parameter atau anggapan inti (Coyle).
Evaluasi pelayanan kesehatan harus memberi jawaban menyangkut efficacy, effectiveness dan
availability dari program. Efikasi disini berarti; apakah program bermanfaat dan terlaksana semestinya.
Effectiveness dari program menjawab pertanyaan mutu dan relevansinya, dan menilai availability
menjawab apakah program menyentuh populasi target. Jika ketiga pertanyaan ini terjawab positif,
masih harus dinilai secara ekonomis (economically oriented questions), untuk menjawab pertanyaan
apakah biaya dan sumber daya yang dikeluarkan program yang sekarang lebih pantas dibandingkan
program alternatif. Para ahli ekonomi menyebut hal ini sebagai opportunity cost dari program
(Martinez-Giralt).
Empat jenis utama metode analisis adalah: costminimization analysis, CEA, CUA dan CBA. Keempat
jenis ini dalam penerapannya berbeda datam outcome yang diestimasi, begitu juga rekomendasi untuk
pengambilan keputusan yang dihasilkan (Shea-Lewis, 2000) (Poulsen).
1. Cost Minimzation Analysis (CMA)
CMA merupakan jenis khusus EE (Zierler, 2000). Penggunaan analisis ekonomi jenis ini adalah
dengan pemahaman yang nyata bahwa kedua program atau teknologi yang dibandingkan menghasilkan
dampak (health outcome) yang sama atau ekivalen; berupa efektivitas yang sama, setara secara klinis
dan statistik; berbeda dalam biaya, oleh karenanya jenis analisis ini hanya menyoroti dan
memperhitungkan biaya saja dengan kata kunci yang harus diperhatikan yaitu "equivalent outcome"
(Shea-Lewis, 2000) (Zierler, 2000) (Poulsen) (Coyle) (WHO)(Balekdjian, 2002). Analisis jenis ini
sangat berguna bagi manajer rumah sakit ketika akan memutuskan rasio perawat dan pasien. Kombinasi
ketenagaan paramedik keperawatan, pembantu perawat, paramedik non perawatan, dan teknisi; untuk
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 34
hasil yang sama, akan tebih murah biayanya bila petayanan keperawatan hanya diselenggarakan oleh
paramedik keperawatan saja (Shea-Lewis, 2000).
2. Cost–Effectiveness Analysis (CEA)
Dalam CEA, effectiveness pembanding diukur dengan single outcome. Perbandingan yang
dibuat dengan tambahan cost sumber daya yang dibutuhkan untuk mendapatkan unit effectiveness
tambahan (Coyle). Outcome diukur dalam hasil bentuk natural; misalnya berapa tahun umur bertambah
oleh penerapan teknologi kesehatan tersebut. (Gyrd-Hansen et al. 1998). Sama halnya dengan CMA;
CEA merupakan jenis evaluasi yang paling jarang digunakan dalam pengambilan keputusan. Hanya
mungkin menyimpulkan kondisi cost-effective dan seberapa besarnya nilai costeffectiveness-nya
(Drummond et al. 1987). CEA dapat dilakukan bila tujuan evaluasi ada(ah untuk membandingkan
beberapa alternatif strategi dengan both different cost and different effectiveness. Tujuannya adalah
melihat strategi mana yang lebih murah biayanya per unit output atau memberi output terbanyak untuk
sejumlah biaya yang tersedia (the lowest cost per unit of output, or alternatively the strategy that
delivers the highest output for a given fixed budget).
Dalam cost-effectiveness analysis, indikator yang dibandingkan haruslah sama dengan
pengukuran yang lazim digunakan pada sektor pelayanan kesehatan (WHOICDS/TB12002. 305 a).
CEA digunakan untuk menetapkan biaya dan manfaat suatu program pengobatan untuk mencari
program yang paling memberi manfaat untuk sejumlah biaya tertentu (Russell, Gold, Siegel, Daniels
& Weinstein, 1996). Cost effectiveness analysis berusaha untuk menunjukkan benefit yang relatif
terhadap intervensi medis versus beberapa intervensi atau benefit yang relatif terhadap satu treatment
dengan yang lain. Hal ini merupakan cost analysis yang paling sering digunakan dalam pelayanan
kesehatan. (Shea-Lewis, 2000).
3. Cost-utility analysis (CUA)
Analisis jenis ini mencakup biaya dan pengukuran quality of life sebagai outcome pengukuran.
Sebagai hasil, cost-utility analysis memungkinkan doctors dan manajer untuk membandingkan pilihan
investasi bagi berbagai upaya penyembuhan dengan berpatokan kepada skala "Quality-Adjusted Life"
(Edbrooke).
CUA berbeda dari CEA dalam hal outcome yang diukur yaitu dalam bentuk quality-adjusted
life-years (QALY). Selain pertambahan umur dan mutu penambahan umur, penurunan insidens
morbidity dan mortality, juga penting menilai penggunaan teknologi kesehatan itu pada penderita
kronis. Pada cost-utility analysis pertambahan umur dikaitkan dengan mutu tahun-tahun sehat
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 35
kehidupan (Poulsen). CUA adalah kategori analisa pharmacoeconomic yang paling kontroversial,
karena merupakan inti dari penghitungan quality of life (QoL). Karena quality of life sulit dinilai,
metode ini jarang dilakukan kecuali pada penelitian khusus pasien kanker (Shea-Lewis, 2000). Dengan
penekanan pada persepsi dan perasaan individu, studi seperti ini dapat digunakan untuk kasus-kasus
yang membutuhkan outcome yang lebih konkrit seperti kanker dan AIDS stadium lanjut (Balekdjian,
2002). CUA lebih merupakan pendekatan komprehensif karena perbandingan nilai ekonomisnya adalah
outcome yang dinilai pada suatu populasi atau cohort hipotetis, diukur sejak awal program sampai akhir
periode observasi (Zierler, 2000). Seperti halnya dengan CEA, CUA relevan dilakukan jika tujuan
adalah membandingkan pelayanan kesehatan yang terkait dengan biaya berbeda dan outcome yang
berbeda pula; inilah sebabnya sering juga dianggap sebagai suatu bentuk CEA. Hal yang membedakan
adalah bahwa CUA lebih mengukur utilitas pada berbagai program. Secara umum utility berarti
kegunaan (usefulness). (WHO/CDSITBI2002. 305 a).
4. CBA (CBA)
CBA mengukur biaya dan outcome dalam bentuk moneter mengacu perbandingan langsung
biaya dan outcome dalm unit yang sama. Langkahlangkah yang umum ditempuh adalah sebagai berikut
(Edbrooke):
a) Identifikasi sifat biaya dan manfaat
b) Mengukur biaya dan manfaat dalam nilai moneter (uang)
c) Kalkufasi nilai awal dari biaya dan manfaat
d) Membandingkan nilai awal biaya dan manfaat dan menginterpretasikannya hasilnya untuk
membantu pengambilan keputusan. CBA kurang luas digunakan di ICU karena sulitnya menilai
kehidupan (life) dalam nilai uang.
CBA membandingkan beberapa program, menghitung total biaya program, mengestimasi
manfaat dan membandingkan total biaya dengan manfaat (Shea-Lewis, 2000). Kebaikan anilisis jenis
ini adalah bahwa biaya dan outcome diukur dalam bentuk nilai uang yang memungkinkan net benefit
dapat dihitung, dan menilai teknologi yang diukur dibutuhkan atau tidak dan apakah manfaat lebih
tinggi dari biaya yang dikeluarkan (Poulsen). Pengukuran ini tidak hanya terkait dengan biaya (cost)
merawat suatu penyakit tetapi juga benefit (manfaat) keuangan didapatkan berdasarkan outcome
kesehatan yang meningkat. Laporan disajikan sebagai benefit keuangan secara keseluruhan atau
sebagai suatu perbandingan: savings per dollar yang dihabiskan (Balekdjian, 2002),
(WHOICDSITB/2002.305 a). Program atau intervensi disebut "cost-beneficial' jika nilai manfaat
(benefits) melebihi biaya (cost) yang dikeluarkan. Akan tetapi, tehnik untuk menempatkan nilai
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 36
keuangan pada intangible outcome pelayanan kesehatan seringkali tidak dapat diterima, sehingga
CBAs menjadi jarang digunakan (Coyle).
Tabel 4. Pilihan Jenis Analisis Ekonomi
Jenis Analisis
Ekonomi Jenis Analisis Ekonomi Spesifik Keterangan
1 CMA Bila teknologi yang dibandingkan setara
(equally effective Hanya membutuhkan data biaya
2 CEA
Bila teknologi yang dibandingkan berbeda
(different)
Salah satu teknologi mendominasi yang lain
Aktifitas-aktifitas memiliki tujuan yang sama,
effektifitas dibandin kan
Biaya yang berbeda dinilai untuk
effektifitas an berbeda
Kemungkinan lebih efektif dan lebih
murah dari an lain
3 CUA
Bila quality of life penting sebagai hasil
keluaran
Bila aktifitas lintas spesialisasi dibandingkan
4 CBA
Bila effek non-health juga penting
Bila hanya satu teknologi an di assess
Bila kehidupan individu dinilai secara moneter
Bila aktifitas sosial lintas sosial
diperbandingkan
Proses pengobatan dan informasi
utilisasi
Jenis analisis lain adalah cost of illness analysis (COI) yang mengkaitkan biaya penyakit ini
terhadap kehidupan sosial; misalnya outcome dan biaya yang dikeluarkan masyarakat terhadap
penyakit sakit pungung (back pain) disuatu negara. Jenis analisis ini tidak membandingkan teknologi
kesehatan, hanya menghitung total biaya yang dikeluarkan masyarakat; juga tidak memberikan
informasi tentang opportunity cost sehingga sering dianggap bukan jenis analisis ekonomi (Drummond
et al. 1997). (Poulsen).
Evaluasi ekonomi merupakan analisis perbandingan pilihan atas beberapa alernatif baik biaya maupun
konsekuensinya (Martinez-Giralt). Dikenal dua komponen dalam evaluasi ekonomi yaitu: biaya dan
outcome.
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 37
Terkait dengan pelayanan kesehatan, dikenal biaya-biaya: cost dokter, rumah sakit, obat (c1), kepada
pasien dan keluarganya termasuk biaya cost of lost production dan waktu senggang (c2) dan sektor lain
(c3). Pada sisi konsekuensi, ditandai dengan tiga kategori: identifikasi (identification), pengukuran
(measurement) dan valuasi (valuation). Pertama, ditetapkan lebih dahulu bahwa status kesehatan pasien
akan meningkat sebagai konsekuensi dari pelaksanaan program. Ini bisa diukur dalam bentuk efek
pertambahan umur kehidupan dan hari kecacatan yang berkurang (life-years gained, disability days
reduced) dan kita bisa menilai juga efek tersebut dalam bentuk utility, u, (health state preferences) atau
dalam nilai maneter, w, (willingness-to-pay). Kedua, program pelayanan kesehatan dapat mengarah
pada nilai yang lain (v) seperti informasi tentang kesehatan seseorang, treatments alternatif. Akhirnya,
program kesehatan dapat menghemat sumberdaya di sektor pelayanan kesehatan (s1), kepada pasien
dan keluarga (s2), dan sektor lain (s3). Tergantung alternatif program, biaya dan konsekuensi selalu
terkombinasi, yang membedakan ciri evaluasi ekonomi yang diterapkan (see Drummond et al, 1997)
CMA hanya berkaitan dengan cost tanpa mempertimbangkan konsekuensinya. Sehingga, haf
ini merupakan sebagian bentuk evaluasi ekonomi. Dalam hal evaluasi ekonomi yang dijelaskan
sebelumnya, hal ini akan membandingkan cost savings dalam suatu program: (c1 + c2 + c3) - (s1 + s2
+ s3).
CEA tidak hanya mempertimbangkan cost tetapi juga outcome peningkatan kesehatan: [(c1 +
c2 + c3) - (s1 + s2 + s3)]/e. Sama halnya, CUA berkaitan dengan cost penilaian status kesehatan ((c1 +
c2 + c3) - (s1 + s2 + s3)]/u.
Akhirnya, CBA dapat memastikan jumlah total seseorang mau untuk membayar program
tertentu, dan membandingkannya secara langsung dengan cost untuk menilai apakah programnya
berharga untuk dilakukan: (w+v+s1+s2+s3) - (c1+c2+c3). Untuk membedakan beberapa teknik
evaluasi ekonomi ini adalah sebagai berikut:
CEA menilai cost-effectiveness ratio. Hasilnya adalah berupa sejumlah nilai uang untuk setiap
tahun kehidupan yang bertambah (per life-year gained). CEA berguna biia alternatif program yang
dibandingkan diukur effeknya dalam unit yang sama, tidak bermanfaat bila dilakukan dalam suatu
program tunggal dimana tidak bisa dilakukan cost-effectiveness ratio. CUA adalah bentuk khusus CEA
untuk mengukur setiap effek penambahan QALYs. Kelebihan CUA terhadap CEA adalah
menggunakan unit pengukuran yang umum sehingga mudah membandingkan beberapa program
alternatif, tetapi CUA baik dilakukan bila quality of life merupakan isu utama dari pelaksanaan
program. CBA melihat manfaat sosial dari program. Penetapan keputusannya sederhana: semua
program yang memberikan manfaat sosial yang positif pantas dilaksanakan. Panduan sederhana tentang
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 38
ketiga tehnik analisis yang berbeda ini juga informasi yang dibutuhkan dapat ditemukan di Jacobs
(1997).
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 39
COST OF ILLNESS
Analisis Cost of Illness (COI) merupakan bentuk evaluasi ekonomi yang paling awal di sektor
pelayanan kesehatan. Tujuan utama COI adalah untuk mngevaluasi beban ekonomi dari suatu penyakit
pada masyarakat, meliputi seluruh sumber daya pelayanan kesehatan yang dikonsumsi. Studi COI dapat
menggambarkan penyakit mana yang membutuhkan peningkatan alokasi sumber daya untuk
pencegahan atau terapi, tetapi mempunyai keterbatasan dalam menjelaskan bagaimana sumber daya
dialokasikan, karena tidak dilakukan pengukuran benefit. Selain itu, dalam studi ini dikembangkan
berbagai metode, yang dapat membatasi perbandingan dari hasil studi. Studi dapat bervariasi
berdasarkan sudut pandang, sumber data yang digunakan, kriteria biaya tidak langsung, dan kerangka
waktu untuk menghitung biaya.
Studi COI yang komprehensif meliputi baik biaya langsung maupun tidak langsung. Biaya
langsung mengukur opportunity cost dari sumber daya yang digunakan untuk mengatasi penyakit
tertentu, sedangkan biaya tidak langsung mengukur nilai sumber daya yang hilang karena penyakit
tertentu. Meskipun beberapa studi juga memasukkan intangible cost dari nyeri atau sakit, biasanya pada
pengukuran kualitas hidup, kategori biaya tidak dihitung karena kesulitan menghitung biaya secara
tepat. Biaya medik langsung meliputi pengeluaran pelayanan kesehatan untuk diagnosis, terapi, terapi
pemeliharaan, dan rehabilitasi, sedangkan biaya non-medik langsung adalah sumber daya sumber daya
yang tidak terkait langsung dengan pelayanan kesehatan, misalnya transportasi dari atau ke tempat
pelayanan kesehatan, pengeluaran untuk keluarga, dan waktu dari anggota keluarga untuk merawat
pasien. Istilah biaya tidak langsung digunakan untuk menilai produktivitas yang hilang terkait dengan
penyakit atau kematian. Istilah ini tidak sama artinya jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda.
Dalam akuntasi, biaya tidak langsung mengacu pada aktivitas tambahan atau pendukung yang
dibutuhkan unit pengguna, oleh karena itu disarankan untuk menggunakan istilah biaya produktivitas
yang terkait dengan morbiditas dan mortalitas.
Studi COI dapat dilakukan dari beberapa sudut pandang yang berbeda, dimana masing-masing
sudut pandang biaya yang dihitung berbeda. Berdasarkan sudut pandang (perspektif) tersebut dapat
diukur biaya masyarakat, sistem pelayanan kesehatan, pihak ketiga, pemerintah, atau pasien.
Tipe Cost of Illness
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 40
Studi cost of illness dapat dilakukan berdasarkan data epidemiologi, yaitu pendekatan prevalensi atau
insidensi, metode yang dipilih untuk menghitung biaya, yaitu top down atau bottom up, dan hubungan
antara awal penelitian dan pengumpulan data, yaitu studi retrospektif dan prospektif.
a. Pendekatan Prevalensi vs Insidensi
Studi COI dapat didasarkan pada prevalensi atau insidensi. Studi prevalensi mengacu pada
jumlah total dari kasus pada periode tertentu (biasanya dalam satu tahun), sedangkan insidensi
mengacu pada jumlah kasus baru yang muncul dalam periode waktu tertentu. Pendekatan
prevalensi memperkirakan biaya penyakit atau kelompok penyakit pada semua kasus yang
terjadi dalam periode satu tahun, baik biaya langsung maupun produktivitas yang hilang.
Pendekatan insidensi memperkirakan biaya seumur hidup kasus baru dari suatu keadaan atau
kelompok keadaan dalam periode tertentu.
Analisis COI yang didasarkan pada prevalensi dapat bermanfaat jika tujuan studi
adalah :
1. Memberikan gambaran kepada pembuat keputusan pada suatu keadaan dimana
pengeluaran tidak sesuai dengan biaya riil. Karena terdapat perbedaan numerik antara
pendekatan prevalensi dan insidensi, tujuan dari pendekatan prevalensi lebih baik daripada
insidensi.
2. Merencanakan kebiajakn cost containment, karena studi ini memberikan gambaran kepada
pembuat keputusan pengeluaran secara menyeluruh dan lebih penting lagi komponen biaya
utama.
Analisis COI yang iddasarkan insidensi khususnya bermanfaat jika tujuannya adalah:
1. Penilaian terhadap pencegahan. Analisis ini memperkirakan penghematan yang dapat
diperoleh jika dilakukan tindakan pencegahan.
2. Menganalisa manajemen penyakit dari awal terjadinya penyakit sampai sembuh atau
meninggal. Pendekatan insidensi menganalisis stage atau keparahan penyakit sehingga
menggambarkan bagaimana biaya didistribusikan jika penyakit berkembang. Hal ini dapat
membangkitkan, misalnya pengembangan pedoman klinik atau terapi untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi baik manajemen penyakit secara keseluruhan dan untuk setiap
tahapan dari clinical pathway.
Studi COI yang didasarkan pada prevalensi lebih sering dilakukan karena data yang diperlukan
lebih sedikit dan asumsi yang digunakan lebih kecil dibandingkan dengan insidensi. Data yang
diperlukan cukup data satu tahun dan tidak diperlukan asumsi mengenai survival rate dan lama sakit.
Lifetime cost dapat dihitung dari biaya per tahun, asumsi steady state insidensi penyakit, perkembangan
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 41
penyakit, survival rate, dan terapi; tetapi perkiraannya mungkin tidak tepat seperti jika digunakan data
riil dari terapi (data longitudinal) pada penyakit tersebut karena kemungkinan dilakukan perubahan
terapi.
Metode khusus untuk menghitung lifetime cost menggunakan data biaya per tahun berbeda,
pendekatan dasar untuk masing-masing metode adalah menggunakan data satu tahun sebagai cross-
section dari bagaimana biaya didistribusikan berdasarkan umur. Asumsinya adalah biaya secara cros-
sectional pada usia yang berbeda menggambarkan perkembangan dari penyakit. Metode ini dapat
digunakan untuk memperkirakan perbedaan biaya karena adanya penyakit dan tanpa penyakit
berdasarkan usia. Metode ini menggambarkan tambahan per person cost berdasarkan usia, yang dapat
digabungkan dengan data jumlah pasien dengan penyakit yang diperkirakan survive pada masing-
masing usia untuk memperkirakan lifetime cost. Metode lain untuk memperkirakan lifetime cost adalah
dengan mengalikan data biaya per unit dalam 1 tahun dengan opini ahli mengenai kurun waktu penyakit.
Metode yang ketiga adalah menggunakan data presentase biaya pada tahun pertama untuk
memperkirakan lifetime cost total.
Studi COI khususnya berguna untuk mengukur penghematan potensial dari kasus yang bisa
dicegah dari suatu penyakit. Lebih jauh lagi dapat digunakan sebagai data untuk melakukan analisis
efektivitas-biaya, analisis cost-benefit atau analisis pencegahan penyakit. Untuk penyakit akut dimana
hanya biaya dalam satu tahun yang dihitung, maka pendekatan berdasarkan prevalensi dan insidensi
akan memberikan hasil yang sama. Untuk penyakit kronis dimana biaya bisa lebih dari satu tahun,
maka studi yang didasarkan pada insidensi memberikan informasi lebih mengenai biaya dari kasus yang
bisa dicegah. Studi berdasarkan prevalensi dapat dilakukan untuk penyakit kronis, tetapi perlu
interpretasi sebagai gambaran dari biaya dalam satu tahun, daripada biaya yang dapat dihemat jika
semua kasus penyakit dapat dicegah.
b. Pendekatan Top Down vs Bottom-up
Perbedaan lain antara kedua pendekatan di atas adalah bahwa pada pendekatan insidensi
analisis dilakukan secara bottom up, meliputi semua biaya penyakit selama hidup. Data yang diperlukan
lebih detail dibandingkan pendekatan prevalensi. Pendekatan prevalensi dilakukan secara top down,
mengalokasikan total biaya untuk masing-masing kategori penyakit secara umum.
Pada pendekatann bottom up, perkiraan biaya dapat dibagi menjadi 2 langkah. Langkah
pertama, adalah memperkirakan jumlah input yang diperlukan dan langkan kedua adalah
memperkirakan unit cost dari input yang digunakan. Biaya diperhitungkan dengan mengalikan unit
cost dengan jumlahnya. Data yang diperlukan akan bervariasi, tergantung dari cakupan penelitian. Pada
studi yang komprehensif, biasanya dilakukan survei secara nasional sehingga dapat disajikan data yang
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 42
sesungguhnya dari sumber daya yang digunakan. COI top down dapat menyebabkan alokasi biaya
kurang tepat, pertama disebabkan pengeluaran biaya pelayanan kesehatan nasional bisa lebih rendah
atau lebih tinggi dari biaya langsung total. Kedua, eksklusi dari kategori biaya tidak dipertimbangkan
(misalnya biaya transportasi atau pelayanan informal), sehingga akan menyebabkan bias karena
perkiraan biaya berdasarkan kategori penyakit, kategori penyakit yang berbeda dapat menyebabkan
perbedaan biaya non medik. Ketiga, biaya total menggambarkan diagnosis primer. Hal ini akan
menyebabkan masalah jika pasien mengalami multiple diagnosis.
c. Cost of Illness Prospektif vs Retrospektif
COI dapat dilakukan secara prosfektif dan retrospektif tergantung dari hubungan antara waktu
penelitian dilakukan dan pengumpulan data. Pada studi COI retrospektif, saat studi dilakukan, semua
kejadian yang relevan sudah terjadi. Proses pengumpulan data mengacu pada data yang sudah ada,
sedangkan pada studi SOI prospektif kejadian yang relevan belum terjadi saat penelitian dilakukan.
Proses pengumpulan data dilakukan dengan mengikuti pasien setiap waktu. COI berdasarkan prevalensi
maupun insidensi dapat dilakukan secara prospektif atau retrospektif.
Kelebihan dari COI retrospektif adalah lebih murah dan waktu yang diperlukan lebih pendek
dibandingkan dengan prospektif karena data yang diperlukan sudah tersedia saat penelitian dilakukan.
Desain retrospektif lebih efisien terutama untuk penelitian pada penyakit yang durasinya panjang dan
memerlukan waktu beberapa tahun untuk mencapai end point nya. COI retrospektif bisa dilakukan jika
data yang diperlukan tersedia. Sebaliknya, pada COI prospektif, peneliti dapat merancang sistem
pengumpulan data yang diperlukan. Data penyakit dan penggunaan sumber daya pelayanan kesehatan
dapat diperoleh data yang lengkap untuk setiap intervensi yang dilakukan. Kedua, kepada pasien dapat
diberikan buku harian untuk mendapatkan data biaya yang belum tercatat oleh organisasi pelayanan
kesehatan. Dengan cara ini dengan mudah dapat dilakukan pengukuran biaya non medik langsung,
seperti biaya transportasi. Perkiraan waktu tidak bekerja bisa diperkirakan dengan lebih tepat. Namun
demikian, jika penyakit memerlukan waktu yang sangat lama untuk mencapai end point misalnya
penyakit hepatitis C yang memerlukan waktu terapi 30 sampai 40 tahun maka kalau dilakukan COI
prospektif akan memerlukan biaya yang mahal dan waktu yang sangat lama. Pada kasus ini, COI
retrospektif lebih efisien untuk mengukur beban penyakit.
d. Evaluasi biaya dalam Cost of Illness
COI diperkirakan dnegan mengidentifikasi komponen biaya dan menilai dalam unit moneter.
Kategori biaya yang dihitung dalam memperkirakan biaya total dari COI adalah biaya langsung dan
produktivitas yang hilang.
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 43
Metode yang digunakan untuk menghitung biaya pelayanan adalah dengan pendekatan micro-costing
atau gross-costing. Pada metode micro-costing, biaya pelayanan dinilai dengan menjumlahkan masing-
masing komponen biaya-biaya kunjungan ke rumah sakit, maka dilakukan identifikasi , pengukuran,
dan evaluasi terhadap sumber daya seperti misalnya personel, terapi, dan test laboratorium. Dengan
kata lain bahwa micro-costing menggunakan pendekatan bottom up yaitu perhitungan komponen biaya
produksi (input) untuk mendapatkan output. Sebaliknya, dengan pendekatann gross-costing, biaya
pelayanan (misalnya kunjungan ke rumah sakit) dinilai secara top down, yaitu dengan cara membagi
total biaya pelayanan dengan jumlah total pelayanan yang dihasilkan dalam periode waktu tertentu.
Kedua pendekatan ini tujuannya adalah untuk menghitung unit cost dari pelayanan, namun
demikian tingkat ketepatan dari kedua metode tersebut sedikit berbeda. Hasil dari pendekatan micro-
costing menggambarkan biaya pelayanan yang aktual sedangkan pendekatan gross-costing
menghasilkan nilai rata-rata. Pendekatan micro-costing sangat akurat dan merupakan gold standard
untuk penilaian biaya, namun demikian pendekatan ini memerlukan biaya yang mahal dan waktu lebih
lama. Pendekatan micro-costing direkomendasikan jika tujuan dari analisis adalah untuk menegaskan
perbedaan biaya dari suatu pelayanan kesehatan.
Sudi COI merupakan salah satu pendekatan yang penting dalam ekonomi kesehatan sebagai
alat untuk membuat keputusan. COI berbeda dengan evaluasi ekonomi yang lain karena tidak
membandingkan biaya dan outcome.
e. Tujuan utama dari COI adalah:
1. Untuk menilaai beban ekonomi suatu penyakit dalam masyarakat. Hasil studi dapat digunakan
sebagai informasi tentang jumlah sumber daya yang digunakan karena penyakit dan
berdasarkan data epidemiologi morbiditas dan mortalitas dapat diketahui peringkat penyakit
berdasarkan beban ekonominya.
2. Untuk mengidentifikasi komponen biaya utama dan biaya total berdasarkan insidensi. Hal ini
dapat membantu pembuat kebijakan untuk menetapkan dan/atau membatasi:
a. Kebijakan penetapan biaya pada komponen yang memberikan porsi terbesar dari total
biaya.
b. Mengontrol implementasi nyata dari kebijakan kesehatan sebelumnya.
3. Untuk mengidentifikasi manajemen klinik dari suatu penyakit pada tingkat nasional. Hasil
evaluasi COI dapat membantu pembuat keputusan dan manajer untuk menganalisa fungsi
produksi yang digunakan untuk menghubungkan input dan/atau pelayanan intermediate untuk
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 44
mencapai output. Pedoman klinik merupakan salah satu contoh hasil akhir pada kasus ini, dapat
digunakan untuk identifikasi manajemen penyakit terutama jika dinilai tidak efektif atau sangat
beragam.
4. Menjelaskan variasi biaya. Pada kasus ini dapat dilakukan analisis statistik untuk mengetahui
apakah terdapat hubungan antara variasi biaya dan variabel penyakit ( misalnya keparahan),
pasien (misalnya variabel demografi) atau penyelenggara pelayanan kesehatan (misalnya
rumah sakit pendidikan dibandingkan rumah sakit daerah). Hasil penelitian ini akan membantu
manajer untuk membuat perencanaan dengan informasi yang lebih akurat untuk menentukan
pelayanan ke depan. Pola dari sumber daya yang digunakan dalam pelayanan sangat penting
untuk merencanakan pelayanan kesehatan.
Studi COI mengukur beban ekonomi dari suatu penyakit dan memperkirakan nlai maksimum
yang dapat dihemat atau diperoleh jika penyakit dapat disembuhkan. Pengetahuan COI dapat membantu
pembuat kebijakan untuk memutuskan penyakit apa yang diprioritaskan untuk ditentukan kebijakan
pelayanan kesehatan dan pencegahannya. Selain itu, studi ini dapat menjelaskan regimen terapi mana
pada suatu penyakit yang dapat menurunkan beban penyakit tersebut. Bagi pemegang kebijakan, studi
COI dapat menggambarkan pengaruh finansial dari suatu penyakit pada program kesehatan di
masyarakat. Bagi manajer, dapat diketahui penyakit apa yang mempunyai pengaruh besar pada biaya.
Studi COI menyediakan informasi yang penting untu cost-effectiveness analysis dan cost benefit
analysis, memberikan kerangka kerja untuk perkiraan biayanya.
Analisis Biaya
Analisis biaya (cost analysis) menilai biaya - biaya dalam penyelenggaraan pelayanan, program
atau intervensi. Dilakukan untuk menilai jenis biaya apa saja yang terlibat dalam mengembangkan atau
mengontrak suatu pelayanan tertentu, atau program yang diterapkan. Analisis biaya tidak sampai jauh
memperhitungkan effectiveness program, sehingga tidak dapat mengatakan sesuatu tentang apa yang
dimasukkan dalam pembiayaan. Pelayanan Kesehatan memiliki banyak bentuk-bentuk yang nyata yang
mengandung: ketidakpastian, asuransi, masalah-masalah informasi, usaha non-profit, batasan dalam
kompetisi, peran kebutuhan; dan, intervensi pemerintah melalui subsidi dan bantuan masyarakat
(Martinez-Giralt).
Pertama, cost yang langsung berkaitan dengan sektor kesehatan dalam bentuk sumber daya
rumah sakit berupa: treatment, bed days, out-patient attendance, overheads dan sumber daya perawatan
komunitas: kunjungan visite dokter dan perawat, ambulans. Kedua, perlu dipertimbangkan cost secara
langsung oleh pasien dan keluarganya. Disini, perlu dipertimbangkan treatment dan cuti, waktu untuk
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 45
keluarga perawat, menemani pasien di rumah sakit, dan pengeluaran dengan uangnya sendiri seperti
biaya transportasi, makanan di rumah sakit, dll. Akhirnya, sumber daya sektor lain dapat juga
dimasukkan seperti kunjungan pekerja sosial, bantuan nursing home, waktu untuk volunteers, dll.
(Martinez-Giralt).
Pengukuran Biaya:
Banyak cara pengumpulan data biaya, salah satunya adalah melalui rekaman catatan dari
pemberi pelayanan kesehatan (Evers). Beberapa masalah dapat muncul dengan menggunakan cara ini.
Pertama, sangat sulit merekam seluruh konsumsi medik karena pemberi pelayanan kesehatan maupun
perusahaan asuransi hanya mencatat sebagian biaya terkait sistim pelayanan kesehatan tertentu saja.
Kedua, menggunakan sumber data tersebut tidak akan memungkinkan mengukur biaya pasien dan
keluarganya. Ketiga, informasi hanya tersedia pada tingkat rerata biaya, tidak pada level perpasien.
Untuk mengukur informasi biaya pada level pasien hanya dapat dilakukan dengan mengamati biaya
perpasien. Cara ini sering digunakan beberapa peneliti dengan menggunakan instrument yang
dirancang khusus. Cara lain adalah dengan menghubungi seluruh pemberi pelayanan kesehatan,
penanggung biaya fasilitas pelayanan dengan melihat bllling dan medical records mereka (Evers).
Sering cara lain digunakan terutama dalam menghitung cost-of illness.
Jika seseorang ingin mendapatkan gambaran penuh dari biaya dan terutama jika seseorang
ingin menyertakan out-of-saku biaya dan biaya tidak langsung, seseorang dapat mewawancarai pasien
dan / atau keluarga pasien atau mengirim kuesioner kepada mereka (Evers). Sejumlah peneliti
dilengkapi data biaya yang telah mereka peroleh sendiri dengan mengadaptasi data dari penelitian lain
atau dengan membuat model untuk menemukan seberapa besar biaya yang. Jika data tidak tersedia dari
sumber-sumber ini, seseorang dapat memperkirakan biaya. Sejumlah penelitian tidak menjelaskan
bagaimana biaya benar-benar diukur (Evers).
Valuasi biaya: Hanya beberapa penelitian menghitung harga biaya yang sebenarnya. Seperti
umum di Evaluasi studi Ekonomi, biaya yang digunakan sebagai proxy untuk biaya dalam banyak studi.
Biaya yang tidak dikenakan biaya melainkan 'negosiasi harga'. Dalam pasar yang sempurna, harga sama
dengan biaya peluang. Di pasar perawatan kesehatan, harga terdistorsi oleh berbagai kekuatan,
termasuk subsidi silang dan costhifting. Oleh karena itu biaya bukan merupakan cara yang tepat
memperkirakan biaya. Banyak penelitian juga digunakan biaya rata-rata. Untuk atribut nilai moneter
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 46
untuk item biaya, berbagai sumber yang tersedia, seperti survei, waktu dan gerak penelitian, statistik
nasional, penelitian lain dan klaim asuransi (Evers).
Marjinal Biaya Dan Kesempatan Biaya:
Dua concept Utama Yang menjiwai analisis Ekonomi adalaha: analisis marjinal Dan biaya
kesempatan. Dalam analisis marjinal, Manfaat Investasi tambahan Tambahan PADA sumeberdaya
Yang ADA also diamati sebagai engamatan Terhadap mencakup biaya Tambahan Dan penghematan.
Biaya kesempatan dari suatu kegiatan adalah nilai usaha alternatif yang mungkin telah dilakukan
dengan sumber daya yang sama (Evers). Sebagian besar keputusan yang dibuat dalam konteks
anggaran: tidak setiap intervensi dapat dilakukan, sehingga memilih salah satu alternatif memerlukan
memboikot manfaat yang mungkin telah berasal dari alternatif terbaik berikutnya (Evers). evaluasi
ekonomi penuh yang dibangun di atas konsep ekonomi dasar biaya kesempatan dan kesepakatan
dengan biaya ini setidaknya secara implisit (Evers).
Secara keseluruhan tampak bahwa klien menerima perawatan fasilitas yang biaya yang lebih
besar kepada pemerintah dari klien menerima rumah / komunitas perawatan berbasis. Namun, ada
variasi yang signifikan dengan tingkat perawatan. Ada juga biaya perbedaan antara klien yang tetap
dalam jenis yang sama dan tingkat perawatan untuk waktu yang cukup lama dan mereka yang memiliki
perubahan status selama periode waktu. Ini harus, bagaimanapun, harus diingat bahwa ada komponen
gaji swasta untuk sebagian besar layanan perawatan penerus. biaya pengguna akan perlu dimasukkan
dalam analisis biaya yang lebih lengkap.
Contoh ekstrim dari implikasi dari berat relatif pembayaran oleh individu terhadap pembayaran
oleh pemerintah adalah bahwa di Atlantic Kanada fasilitas perumahan klien mungkin pendapatan diuji
dan mungkin harus membayar sampai biaya penuh perawatan. Dengan demikian, individu kaya
mungkin membayar biaya penuh perawatan di fasilitas tapi mungkin menerima perawatan di rumah
subsidi pemerintah jika mereka di masyarakat. Dengan demikian, bagi individu tersebut perawatan di
rumah akan merupakan biaya yang lebih besar kepada pemerintah dari perawatan perumahan.
Penghasilan kena pajak admisi untuk review erawatan Pertama, mencakup biaya Dan utilisasi
cenderung menurun SETIAP kalinya. Ada perbedaan tajam antara klien rumah / masyarakat dan klien
perumahan dalam penggunaan pelayanan rumah sakit. rumah klien / masyarakat menggunakan
pelayanan rumah sakit kurang sebelum perawatan pertama mereka tetapi menggunakan pelayanan
rumah sakit lebih dari klien fasilitas setelah dimulainya perawatan. Ini adalah karena penurunan yang
sangat tajam dalam pemanfaatan rumah sakit setelah klien dirawat fasilitas perawatan jangka panjang.
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 47
biaya pharmacare cenderung memiliki sedikit peningkatan dari waktu ke waktu dan tidak menunjukkan
biaya dan "puncak" Pemanfaatan saat masuk peduli. Pola-pola ini adalah konsisten di tiga kohort
dipelajari dan di tingkat perawatan. Penurunan berat pada hari rumah sakit untuk klien fasilitas
keseluruhan, dan khususnya di tingkat perawatan diperpanjang, harus dicatat. Tampaknya bahwa
fasilitas dapat merawat klien dengan cara seperti untuk mengurangi penerimaan ke rumah sakit. Untuk
klien perawatan diperpanjang, mereka sudah di rumah sakit dan ada kemungkinan bahwa mereka akan
menerima perawatan lebih, sesuai kebutuhan, di bangsal perawatan diperpanjang daripada ditransfer
ke sayap lain dari rumah sakit perawatan akut. Temuan ini tampaknya menunjukkan bahwa sebagian
besar orang-orang mengaku perawatan berkelanjutan tampaknya telah memiliki insiden pencetus, atau
krisis kesehatan, yang mungkin telah menyebabkan penerimaan mereka untuk melanjutkan perawatan,
bukannya mengaku peduli karena kerusakan bertahap status fungsional mereka.
Ini adalah kebiasaan untuk melakukan analisis sensitivitas hasil Ekonomi Evaluasi. Analisis
sensitivitas dapat dilakukan pada asumsi yang melekat dalam penelitian dan pada asumsi tentang data
seperti perkiraan biaya satuan. Kedua jenis asumsi akan ditinjau dalam bagian ini. Tujuan dari analisis
dalam penelitian ini adalah untuk melakukan analisis biaya komparatif rumah klien / masyarakat versus
klien perumahan.
Mencakup biaya Pelayanan di Rumahsakit LEBIH Murah dibandingkan rawat rumah.
Tampaknya bahwa ketika klien masuk ke fasilitas perawatan jangka panjang biaya fasilitas mereka naik
tapi pemanfaatannya layanan lainnya, termasuk pelayanan rumah sakit, menurun. Mengingat tingginya
proporsi biaya untuk klien perawatan rumah dicatat oleh perawatan di rumah sakit, ada dasarnya adalah
trade-off biaya antara perawatan di rumah sakit dan perawatan perumahan sebagai klien berpindah dari
perawatan rumah untuk perawatan perumahan. Temuan dalam penelitian ini agak sensitif, untuk klien
perawatan di rumah, ke rumah sakit per diem tingkat yang dipilih dan jumlah rata-rata hari klien
perawatan di rumah menghabiskan waktu di rumah sakit, terutama untuk klien di tingkat perawatan
yang lebih tinggi. Secara umum, peningkatan 50 persen dalam biaya unit rumah sakit atau dalam
pemanfaatan akan meningkatkan biaya keseluruhan untuk klien perawatan di rumah sekitar 25 persen.
Sebuah proporsi yang signifikan dari diferensial yang dicatat dengan jumlah yang lebih besar dari hari
di rumah sakit yang digunakan oleh klien perawatan diperpanjang dalam kelompok itu. Dalam hal
perawatan fasilitas, hasilnya cukup sensitif terhadap tingkat per diem perawatan fasilitas seperti mereka
account untuk sebagian besar biaya untuk klien fasilitas. Perencana dan pembuat kebijakan akan ingin
mempertimbangkan biaya perawatan fasilitas sebagai bagian dari analisis mereka untuk melihat apakah
perawatan di rumah memang alternatif costeffective untuk perawatan perumahan. Ini adalah masalah
yang signifikan karena Hollander (1994) menemukan variasi dalam biaya per diem perawatan fasilitas
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 48
di Kanada untuk fasilitas pemerintah menjalankan, tidak-untuk-profit sarana dan fasilitas milik. Dia
juga menemukan bahwa fasilitas yang sangat kecil (yaitu, sekitar 15 tempat tidur atau kurang)
umumnya memiliki jauh lebih rendah per diem daripada fasilitas lain, yang lebih besar. Harus diingat
bahwa relatif efektivitas biaya perawatan di rumah tidak hanya tergantung pada biaya perawatan
kesehatan secara keseluruhan untuk klien perawatan di rumah, tetapi juga pada biaya perawatan
fasilitas. Ada jauh lebih banyak ruang untuk membuat substitusi hemat biaya di daerah dengan fasilitas
yang relatif lebih tinggi per diem, dengan asumsi biaya perawatan di rumah tidak juga secara
proporsional lebih tinggi.
Analisis Biaya: Analisis di mana hanya biaya alternatif dibandingkan.
Biaya-Minimalisasi Analisis: Analisis di mana biaya alternatif dibandingkan dan konsekuensi
dari layanan yang dianggap setara, misalnya, pencarian untuk alternatif biaya terendah. Analisis Biaya-
Efektivitas: Sebuah analisis di mana biaya dan konsekuensi dari program diukur dalam sebanding,
sesuai, unit fisik alami, misalnya, biaya yang berkaitan dengan efek tunggal yang mungkin berbeda
dalam besarnya di seluruh alternatif.
Biaya-Utilitas Analisis: Analisis di mana biaya dan konsekuensi dari program yang diukur dalam satuan
waktu disesuaikan bobot utilitas kesehatan, misalnya, biaya yang terkait dengan satu atau lebih efek,
yang belum tentu umum untuk setiap alternatif, oleh standar mengukur utilitas seperti hidup tahun
kualitas yang disesuaikan. Analisa Cost-Benefit: Analisis di mana biaya dan konsekuensi dari program
yang baik dihargai dalam hal moneter, misalnya, biaya yang terkait dengan satu atau lebih efek, yang
belum tentu umum untuk setiap alternatif, dengan ukuran standar uang.
Economic Outcome
Economic outcome tidak mudah dikaitkan dengan pengeluaran intervensi kesehatan pada
tingkat pelayanan kesehatan yang berbeda. Sebaliknya, figur seperti ini seringkali disediakan oleh
provider, payer atau pemerintahan. Di masa lalu, utilisasi pelayanan kesehatan digunakan sebagai bukti
status kesehatan. Akan tetapi, sulit untuk mengartikan standard kesehatan karena perbedaan akses
pelayanan dan faktor lain yang berhubungan dengan penggunaan pelayanan kesehatan di masyarakat.
Faktor-faktor kebudayaan dan ekonomi di masyarakat mungkin dapat mengubah hubungan antara
kesehatan dan penggunaan informasi (Zollner). Economic outcome yang merefleksikan nilai keuangan
manfaat kesehatan atau ukuran-ukuran status kesehatan dan pilihan pasien (quality-adjusted life years)
adalah inti dari metode evaluasi ekonomi yang berbeda. Semua metode evaluasi ekonomi menguji satu
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 49
intervensi atau lebih dan membandingkan sumber daya yang penting untuk menjalankan intervensi
(input) dengan konsekuensi atau manfaatnya (output). Metode evaluasi ekonomi cost-minimization
analysis, cost-effectiveness analysis, cost-utility analysis and cost-benefit analysis - yang bermacam-
macam berbeda dalam hal memperinci dan menilai input dan konsekuensinya. Meskipun penilaian
input dan konsekuensi mengikuti pendekatan yang sama - (i) identifikasi input dan konsekuensi, (ii)
mengukur dengan menggunakan unit fisik yang sesuai, dan (iii) penilaiannya. Beberapa pembiayaan
intervensi pelayanan kesehatan dapat disembunyikan atau tidak diketahui. Tidak seluruh input dan
outcome dapat dievaluasi dalam satuan yang tepat, misalnya outcome intangible berupa: berkurangnya
rasa sakit karena penyembuhan fungsi fisik (Zollner). Menilai input dan konsekuensinya adalah aspek
yang paling sulit dalam melaksanakan evaluasi ekonomi. Hal ini karena ukuran standar nilai dan harga
hanya muncul di real market, dan hal ini hanya mengcover minoritas input dan konsekuensi kesehatan.
Salah satu tugas prinsip pengambil keputusan kesehatan adalah memutuskan bagaimana
menterjemahkan pengeluaran kesehatan dengan manfaat (benefit) yang lebih. Pengambil keputusan
menanyakan bahwa setiap pengeluaran tambahan dapat dibuktikan berdasarkan outcome yang
diharapkan. Penilaian outcome pada tingkat yang lebih luas menggunakan morbidity dan mortality -
meskipun tersedia dari sumber data nasional - seringkali tidak sensitif untuk menghitung outcome
intervensi kesehatan tertentu, terutama peningkatan target dalam fungsi fisik, mental dan sosial.
Sebaliknya, pengukuran mencakup bidang kesehatan yang multiple, seperti pengukuran umum atau
kondisi yang khusus, membutuhkan sumber daya yang penting ketika diterapkan dalam skala yang
lebih luas. Hal ini dapat mengarah kepada diseminasi yang luas (Zollner).
Gambaran Evaluasi Ekonomi (Zierler, 2000)
Untuk suatu sumberdaya pada tingkat yang tersedia, tujuannya dalam memaksimalkan outcome
kesehatan total diasumsikan bahwa peningkatan dalam status kesehatan dapat dicapai melalui
intervensi klinis yang memiliki beberapa pembiayaan yang dapat diukur, dengan menyediakan cost
effectiveness yang dapat dinilai dengan baik (Zierler, 2000). Salah satu analisa formal cost adalah
bahwa anggapan eksplisit benefits harus diantisipasi dengan suatu intervensi dan dilakukan untuk
mencapainya. Beberapa alternatif treatment dapat dibandingkan dalam hal perkiraan cost dan outcome
dan penilaian penjualan dibuat dengan dikaitkan etikal, politikal dan keputusan-keputusan lain yang
relevan. Bentuk dasar cost analysis yang komparatif adalah perbandingan pembiayaan yang sederhana
yang semata-mata menanyakan tentang seberapa banyak biaya intervensi yang harus dibandingkan.
Tahap pertama ini mungkin dapat membantu menunjukkan apakah investigasinya terjamin
(Zierler, 2000). Akan tetapi, hasil analysis seperti ini tidak dapat diartikan secara penuh tanpa informasi
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 50
klinis atas suatu pendekatan; a procedure not worth doing is not worth doing well (yaitu, secara efisien).
Sehingga, perbandingan simple cost menunjukkan departure points rather than destinations (Zierler,
2000). Cost-effectiveness analysis dan cost-benefit analysis adalah dua pendekatan yang secara
bersama-sama mempertimbangkan cost dan outcome terapi. Kebingungan tentang penggunaan
terminologi ini menjadi semakin luas, dan studi yang diberi label analisa cost-effectiveness seringkali
merupakan kenyataan CBA, dan kebalikannya. Cost-benefit dan cost-effectiveness analysis adalah sama
karena keduanya menghitung monetary cost intervensi klinis. Perbedaan utama antara dua pendekatan
ini adalah CBA mengharuskan cost dan benefits untuk digambarkan dalam unit monetary (utamanya,
mata uang) dan cost-effectiveness analysis menjatuhkan tidak adanya persyaratan dalam ekspresi
benefits (Zierler, 2000). Meskipun cost-effectiveness analysis juga mengukur cost dalam unit monetary,
outcome klinik seringkali tertinggal dalam unit yang natural daripada yang telah diconvert pada mata
uang tertentu. Pendekatan cost-effectiveness menghindari penilaian outcome tertentu dalam hal mata
uang tetapi terbatas pada perbandingan dengan tujuan yang dapat diungkapkan dalam unit yang sama
(contohnya, perubahan yang berdampak pada mortality yang diharapkan) (Zierler, 2000). Dokter dan
pembuat keputusan secara implisit menetapkan nilai-nilai monetary pada outcome dengan cara memilih
menyediakan pelayanan klinis yang khusus. Contohnya, keputusan untuk menjalankan terapi yang
dapat meningkatkan rata-rata kelangsungan hidup dengan 1 tahun untuk setiap uang $50,000 yang
dihabiskan berarti life-year nya paling sedikit $50,000. Jika intervensi yang tersedia dengan 1 tambahan
life-year dapat menghemat $500,000, hal ini akan mengarah pada kesimpulan bahwa pengambil
keputusan yang tidak mempertimbangkan outcome ini akan menjadi berharga dengan pengeluaran yang
diharapkan. Akan tetapi, keputusan ini tidak selalu dibuat konsisten, dengan beberapa intervensi biaya
per life-year lebih tinggi yang dapat disediakan dan yang lain dengan cost per life-year saved lebih
rendah bukan (Zierler, 2000).
Mengumpulkan Cost Data
Pada setiap tingkat Pengambilan Keputusan, data yang kegunaan mencakup biaya menyangkut
DAFTAR PUSTAKA Andrew HB, Bernie J. The Death of Cost Minimization Analysis. Health Economics 2001;
10(2): 179-184 Baltussen R , Niessen L. Priority setting of health interventions: the need for multi-criteria
decision analysis. Cost Effectiveness and Resource Allocation 2006 ; 4 : 14. Bootman, Lyle, dkk. Principles of pharmacoeconomics, second edition.
Cost Minimization Analysis. Encyclopedia of Behavioral Medicine. Available athttp://www.springerreference.com/docs/html/chapterdbid/346185.html
Drummond M , Jonsson B , Rutten F . The role of economic evaluation in the pricing and reimbursement of medicines. Health Policy 1997 ; 40 : 199 – 215.
Farmer KC, Schwartz WJ, Rayburn WF, Turnbull G. A costminimization analysis ofintracervical PGE2 for cervical ripening in an outpatient versus inpatient setting.Clinical Therapeutics 18(4):747–756, 1996
Fatimah, S. 2013. “Ekonomi Kesehatan”. (http://repository.usu.ac.id diakses 1 Agustus 2015).
Helen Dakin, Sarah Wordsworth. Cost-Minimization analysis versus cost-effectiveness analysis, revisited. Health economics Research Centre, University of Oxford, UK. 22: 22-34, 2013.
Hoffmann C , Stoykova B A , Nixon J et al . Do health-care decision makers fi nd economic evaluations useful? The fi ndings of focus group research in UK health authorities. Value in Health 2002 ; 5 : 71 – 78 .
Lubis, Ade F.2009. Ekonomi Kesehatan. Universitas Sumatra Utara. USU Press. McGraw-Hill. Pharmacoeconomics : Principles, Methods and Application. 2011
Newby D, Hill S. Use of pharmacoeconomics in prescribing research. Part 2: CostMinimization analysis—When are two therapies equal? Journal of Clinical Pharmacyand Therapeutics 28(2):145–150, 2003
Richardson, Jeff. Cost Utility Analisys : Whar Should be Measured ; Utility, value or haelt Year Equivalents. University of Zurich, Switzerland. 1990
Rimawati, Eti. 2004. Konsep Dasar Ilmu Ekonomi dan Ekonomi Kesehatan. (http://eprints.dinus.ac.id di akses 15 Juli2015).
Setiawati, Elsa P. 2009. Evaluasi Ekonomi pada Pelayanan Kesehatan . (http://www.pustaka.unpad.ac.id diakses 15 Juli 2015).
Talmor D , Shapiro N , Greenberg D , Stone P W , Neumann P J. When is critical care medicine cost-effective? A systematic review of the cost-effectiveness literature. Critical Care Medicine 2006 ; 34 : 2738 – 2747.
Vogenberg R.F. Introduction to Applied Pharmacoeconomics. New York: McGraw-Hill. Medical Publishing Division 2001.
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 99
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 100
Pengampu Mata Kuliah
PUTU AYU INDRAYATHI, SE,.MPH
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan mampu memahami manfaat penghitungan NHA dan DHA dalam
pelayanan kesehatan
Ringkasan
Pada sesi ini mahasiswa akan diberikan penjelasan mengenai definisi NHA dan
DHA,manfaatnya serta cara penghtungannya
Aktivitas Pembelajaran
1. Tugas baca (sebelum sesi)
2. Kuliah pengantar
3. Tutorial/Diskusi Kelompok (Group Discussion)
Evaluasi Diri
1. Definisi NHA 2. Definisi DHA 3. Manfaat NHA/DHA
Sesi 10 :NHA/DHA
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 101
Pengampu Mata Kuliah
PUTU AYU INDRAYATHI, SE,.MPH
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan mampu memahami manfaat penentuan prioritas dalam pelayanan
kesehatan
Ringkasan
Pada sesi ini mahasiswa diajarkan mengenai definisi priority setting dan konsep dasar
penentuannya diakhiri dengan case study
Aktivitas Pembelajaran
1. Kuliah pengantar
2. Case Study
Evaluasi Diri
1. Definisi Case study 2. Prinsip dasar priority
Sesi 11: PRIORITY SETTING
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 102
Pengampu Mata Kuliah
NI PUTU SANTI SURYANTINI,SE.,MM
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan mampu memahami tentang budgeting,manfaat budgeting dan cara
penentuan budgeting dalam kaitannya dalam pelayanan kesehatan
Ringkasan
Pada sesi ini mahasiswa akan diajarkan mengenai definisi penganggaran,cara-car penetuann
anggaran dan cara membuat anggaran.
Aktivitas Pembelajaran
1. Kuliah pengantar
2. Case Study
Evaluasi Diri
1. Definisi Budgeting 2. Cara-cara penghitungan budget 3. Metode yang biasa dipakai dalm penentuan budget
Sesi 12: BUDGETING
KURIKULUM PS IKM STUDY GUIDE
2018
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 103
Pengampu Mata Kuliah
PUTU AYU INDRAYATHI, SE,.MPH
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu mengaplikasikan materi-materi yang telah diberikan dalam kelas
terdahulu dalam bentuk presentasi kelompok
Ringkasan
Pada sesi ini mahasiswa akan mempresentasikan topic-topik yang diangkat sebagai bhan
presentasi
Aktivitas Pembelajaran
1. Presentasi
a. Kelompok 1 b. Kelompok 2 c. Kelompok 3 d. Kelompok 4 e. Kelompok 5
Evaluasi Diri
Diskusi dari materi-materi yang telah dipresentasikan