EKONOMI ISLAM DALAM PERSPEKTIF EKONOMI MAKRO DAN KEBIJAKAN PUBLIK UNTUK MENJAWAB KEGAGALAN EKONOMI KAPITALISME Dwi Condro Triono, Ph. D. Lecturer, Surakarta State Institute of Islamic Studies (IAIN Surakarta) Second Plenary Session Sharia Economics Conference 2013 Hannover, Germany – February 9, 2013
22
Embed
Ekonomi Islam dalam Perspektif Ekonomi Makro dan Kebijakan Publik untuk Menjawab Kegagalan Ekonomi Kapitalisme
Presentasi yang disampaikan oleh Bapak Dwi Condro Triono, Ph. D. dalam Sharia Economics Conference 2013 yang dilaksanakan pada tanggal 9 February 2013 di Leibniz Universität Hannover
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
EKONOMI ISLAM DALAM PERSPEKTIF EKONOMI MAKRO DAN KEBIJAKAN PUBLIK UNTUK MENJAWAB KEGAGALAN EKONOMI KAPITALISME
Dwi Condro Triono, Ph. D.
Lecturer, Surakarta State Institute of Islamic Studies (IAIN Surakarta)
Second Plenary Session
Sharia Economics Conference 2013
Hannover, Germany – February 9, 2013
KEGAGALAN SISTEM EKONOMI KAPITALISME
1. Sistem ekonomi kapitalisme senantiasa menyebabkan terjadinya krisis ekonomi yang bersifat siklik.
2. Sistem ekonomi kapitalisme senantiasa menciptakan hegemoni ekonomi, sehingga terjadi jurang (gap) antara negara kaya dengan negara miskin, kelompok kaya dengan kelompok yang miskin.
09/02/2013 2 Second Plenary Session: Dwi Condro Triono, Ph. D.
1. Terjadinya krisis ekonomi yang bersifat siklik
• Mengapa krisis ekonomi senantiasa terjadi dalam kapitalisme?
• Karakter ekonomi kapitalisme: senantiasa mengejar pertumbuhan ekonomi yang tinggi. – Ajaran Adam Smith: kunci peningkatan
kesejahteraan ekonomi suatu negara adalah akumulasi kapital (capital accumulation).
– Ajaran Jean Babtiste Say: Setiap penawaran akan menghasilkan permintaannya sendiri (Supply creates its own demand)
09/02/2013 Second Plenary Session: Dwi Condro Triono, Ph. D. 3
Pertumbuhan Ekonomi Tinggi
• Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat dicapai dengan menciptakan JANTUNG penggerak ekonomi, yaitu:
1. Lembaga Perbankan • Berfungsi mempercepat penyerapan modal dari
sektor rumah tangga ke sektor perusahaan.
• Penggerak dari mesin penyedotnya adalah imbalan bunga.
• Karakter bunga adalah bersifat tetap (fix rate) dan besarnya dijanjikan di depan.
09/02/2013 Second Plenary Session: Dwi Condro Triono, Ph. D. 4
Pendukung Pertumbuhan
Agar proses akumulasi kapital dapat lebih meningkat lagi, kapitalisme menciptakan:
2. Pasar modal • Berfungsi untuk menambah kecepatan
penyerapan modal dari rumah tangga ke perusahaan kapitalis.
• Untuk memperbesar akumulasi kapitalnya, perusahaan kapitalis dapat menerbitkan kertas saham dengan imbalan deviden dan obligasi dengan imbalan bunga.
09/02/2013 Second Plenary Session: Dwi Condro Triono, Ph. D. 5
Pendukung Pasar Modal
Agar transaksi di Pasar modal dapat lebih bergairah lagi, kapitalisme menciptakan:
3. Pasar sekunder • Berfungsi untuk menerima penjualan kembali saham
dan obligasi dari pasar primer secara harian.
• Tujuan utamanya adalah untuk memperoleh selisih harga (capital gain) dari saham, obligasi dan valuta asing (valas).
• Capital gain ini lebih besar nilainya daripada deviden dan suku bunga.
09/02/2013 Second Plenary Session: Dwi Condro Triono, Ph. D. 6
Pendukung pasar Sekunder
Agar pasar sekunder lebih besar lagi proses transaksinya, kapitalisme menciptakan: 4. Pasar derivatif
• Memberikan fasilitas kepada perbankan yang telah mensekuritisasi asset surat utangnya (securitization of asset) untuk dijual kembali.
• Bank pembeli sekuritas tersebut selanjutnya dapat mensekuritisasi lagi (securitization of security) sehingga menjadi surat berharga turunan kedua, untuk dijual kembali.
• Surat berharga turunan kedua dapat disekuritisasi lagi untuk menjadi surat berharga turunan ketiga, untuk dijual kembali.
• Demikian seterusnya.
09/02/2013 Second Plenary Session: Dwi Condro Triono, Ph. D. 7
Ledakan Krisis Ekonomi
• Surat utang yang telah dijual dalam bentuk turunan berkali-kali, merupakan penggelembungan ekonomi yang sangat besar dengan sandaran pada asset riil yang sangat kecil.
• Inilah pertumbuhan ekonomi yang bersifat semu.
• Jika terjadi kemacetan pembayaran dari pangkalnya, maka akan langsung menimbulkan ledakan besar atau krisis ekonomi.
09/02/2013 Second Plenary Session: Dwi Condro Triono, Ph. D. 8
Siklus Krisis Ekonomi
• Jika terjadi krisis ekonomi, kapitalisme tetap mengandalkan negara (pemerintah) untuk melakukan penyelamatan.
• Penyelamatan dilakukan dalam bentuk pemberian talangan (bailout) kepada jantungnya kapitalisme, yaitu perbankan.
• Dana talangan diambilkan dari anggaran belanja negara (APBN) yang berasal dari pajak rakyat.
• Jika proses penyelamatan ekonomi sudah berhasil, maka kapitalisme akan mengulangi lagi siklus pertumbuhan ekonominya.
09/02/2013 Second Plenary Session: Dwi Condro Triono, Ph. D. 9
2. Terjadinya Hegemoni Ekonomi
• Dalam keadaan ekonomi yang masih normal, dengan dukungan Perbankan dan Pasar Modal, maka perusahaan kapitalis akan melakukan hegemoni ekonomi di tingkat nasional:
1. Perusahaan yang besar (kapitalis) akan senantiasa “memakan” perusahaan kecil. Hal itu sesuai dengan Hukum Akumulasi Kapital (The Law of Capital Accumulations).
09/02/2013 Second Plenary Session: Dwi Condro Triono, Ph. D. 10
Hegemoni selanjutnya
2. Penguasaan terhadap bahan baku, seperti penguasaan terhadap sektor pertambangan, energi, kehutanan, dsb.
3. Penguasaan terhadap kepemilikan negara, seperti penguasaan terhadap sektor telekomunikasi, media massa, pelabuhan, perbankan, pendidikan, rumah sakit, dsb.
4. Menjadi penguasa-ha, yaitu menjadi penguasa sekaligus pengusaha.
09/02/2013 Second Plenary Session: Dwi Condro Triono, Ph. D. 11
Di Level Internasional
Jika sudah menguasai level nasional, maka perusahaan kapitalis akan menghegemoni dunia: 1. Mengekspor produknya ke negara ekonomi lemah, yaitu
dengan memaksakan liberalisasi perdagangan dunia. 2. “Mematikan” perusahaan lokal, yaitu dengan mendirikan
MNC di negara tersebut. 3. Menguasai bahan bakunya, yaitu dengan memaksakan UU
PMA. 4. Menjatuhkan harga bahan bakunya, yaitu dengan
menjatuhkan kurs mata uangnya. 5. Menguasai tenaga kerjanya, yaitu dengan meliberalisasi
pendidikannya. 6. Menempatkan penguasa boneka, yaitu dengan memberikan
bantuan dana kampanye.
09/02/2013 Second Plenary Session: Dwi Condro Triono, Ph. D. 12
SOLUSI EKONOMI ISLAM
• Solusi yang diberikan ekonomi Islam ada dua pilihan:
1. Solusi yang bersifat parsial.
2. Solusi yang bersifat sistemik.
• Masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan.
09/02/2013 Second Plenary Session: Dwi Condro Triono, Ph. D. 13
1. Solusi Parsial:
• Melakukan Islamisasi terhadap lembaga keuangan dari sistem ekonomi kapitalisme.
• Keunggulannya: lebih aplikatif.
• Kelemahannya: 1. Baru sebatas upaya untuk menghilangkan unsur riba
atau bunga.
2. Menimbulkan banyak problem baru, khususnya dalam aspek hukum fiqh-nya.
3. Belum mampu menjawab kegagalan sistem ekonomi kapitalisme.
09/02/2013 Second Plenary Session: Dwi Condro Triono, Ph. D. 14
2. Solusi Sistemik
• Dengan membangun sistem ekonomi yang berbeda dari kapitalisme.
• Keunggulannya: akan dapat mengatasi kegagalan dari ekonomi kapitalisme secara sistemik.
• Kelemahannya: kurang aplikatif, kecuali apabila ada kesungguhan untuk melakukan perubahan pada sistem ekonominya.
09/02/2013 Second Plenary Session: Dwi Condro Triono, Ph. D. 15
Sistem Ekonomi Islam
• Memiliki pandangan dasar, bahwa kepemilikan harta kekayaan itu dibagi tiga:
2. Kepemilikan umum Tambang yang besar (timah, tembaga, emas, perak, bijih besi dsb); barang kebutuhan umum (minyak, gas, sumber air, hutan dsb) dan fasilitas umum (jalan, jembatan, gunung, danau, laut dsb)
09/02/2013 Second Plenary Session: Dwi Condro Triono, Ph. D. 16
Jantung Ekonomi Islam
• Jantung ekonomi Islam bukanlah perbankan, melainkan BAITUL MAAL (seperti APBN dalam ekonomi kapitalisme).
• Sumber pendapatan Baitul Maal bukan dari PAJAK sebagaimana dalam ekonomi kapitalisme.
• Pembelanjaan Baitul Maal juga berbeda dengan ekonomi kapitalisme.
09/02/2013 Second Plenary Session: Dwi Condro Triono, Ph. D. 17
Pendapatan Baitul Maal
• Sumber pendapatan Baitul Maal ada 3, yaitu: 1. Dari sektor kepemilikan individu: zakat, infaq,
shodaqoh, hibah.
2. Dari sektor kepemilikan umum: hasil pertambangan, kehutanan dan energi, seperti: emas, perak, tembaga, bijih besi, alumunium, hasil hutan, minyak bumi, gas, batubara, uranium dsb.