Top Banner
EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG RATU PARA RASUL SKRIPSI Diajukan kepada Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Filsafat Program Studi Ilmu Teologi-Filsafat Agama Katolik Oleh ANTONIUS WILLIAM NOPE NPM: 16.75.5829 SEKOLAH TINGGI FILSAFAT KATOLIK LEDALERO 2020
119

EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

Mar 10, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG

RATU PARA RASUL

SKRIPSI

Diajukan kepada Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero

untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana Filsafat

Program Studi Ilmu Teologi-Filsafat

Agama Katolik

Oleh

ANTONIUS WILLIAM NOPE

NPM: 16.75.5829

SEKOLAH TINGGI FILSAFAT KATOLIK LEDALERO

2020

Page 2: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

ii

LEMBARAN PENERIMAAN JUDUL

a. Nama :Antonius William Nope

b. NPM : 16.75.5829

c. Judul : Ekaristi Dan Devosi Rosario Di Mata Umat KBG Ratu Para

Rasul

d. Pembimbing:

1. Ignasius Ledot, S. Fil. Lic : .................................

(Penanggung Jawab)

2. Antonius Marius Tangi, Drs. Lic : ..................................

3. Dr. Philipus Ola Daen : ..................................

Tanggal Diterima : 28 September 2019

Mengesahkan:

Wakil Ketua I

Dr. Yosef Keladu

Mengetahui

Ketua STFK Ledalero

Dr. Otto Gusti N. Madung

Page 3: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

iii

Dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi

Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero

dan Diterima untuk Memenuhi Sebagian

dari Syarat-syarat guna Memperoleh

Gelar Sarjana Filsafat

Program Studi Ilmu Teologi-Filsafat

Agama Katolik

Pada

29 Mei 2020

Mengesahkan

SEKOLAH TINGGI FILSAFAT KATOLIK LEDALERO

Ketua

Dr. Otto Gusti Ndegong Madung

DEWAN PENGUJI:

1. Ignasius Ledot, S. Fil. Lic : .................................

2. Antonius Marius Tangi, Drs. Lic : .................................

3. Dr. Philipus Ola Daen : .................................

Page 4: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

iv

Page 5: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

v

KATA PENGANTAR

Ekaristi dan Devosi Rosario merupakan dua hal yang nampaknya berbeda

namun pada kenyataannya memiliki hubungan yang erat. Ekaristi merupakan hal

yang paling mendasar dalam kehidupan iman umat kristiani. Ekaristi menjadi hal

yang paling mendasar sebab Ekaristi merupakan puncak dari penghayatan iman

umat Katolik. Ia menjadi puncak dari penghayatan iman umat Katolik sebab di

dalam Ekaristi, segenap umat mengenang kembali perstiwa besar di mana Kristus

telah melewati sengsara, wafat dan pada akhirnya bangkit dari kematian demi karya

penyelamatan umat manusia yang telah direncanakan oleh Allah. Devosi Rosario,

di sisi lain merupakan suatu bentuk penghormatan terhadap sosok Maria Bunda

Kritus. Maria dihormati atas peran besarnya yang telah mengambil peran besar

sebagai ibu Tuhan. Melalui Maria, rencana karya penyelamatan umat manusia

dimulai.

Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki

hubungan erat di mana keduanya saling menghidupi. Rosario sebagai sebuah

devosi pada dasarnya harus mendorong umat ke dalam penghayatannya yang tepat

terhadap ekaristi sebagai puncak penghayatan iman mereka. Melalui devosi rosario.

umat dihantar dalam permenungan tentang perjalanan hidup Kristus yang

berpuncak pada lahirnya Ekaristi. Pemahaman tersebut sejatinya perlu dimiliki dan

dipahami dengan baik oleh segenap umat kristiani. Namun, dalam pengalaman

pastoral penulis, seringkali dijumpai bahwa pada umumnya umat belum belum

memiliki pemahaman yang cukup baik terkait kedua hal ini. Akibat dari

pemahaman yang kurang baik tersebut umat cenderung terlena terhadap salah satu

hal dan melupakan yang lainnya. Kecenderungan umum yang dijumpai oleh

penulis adalah umat seringkali lebih mengutamakan devosi rosario itu sendiri

dibandingkan dengan ekaristi yang justru merupakan hal terpenting dalam

kehidupan iman umat.

Bertolak dari realitas tersebut, penulis terdorong untuk melakukan sebuah

penelitian untuk melihat bagaimana umat memahami dan menghayati ekaristi dan

devosi rosario. Penulis berpikir bahwa penting apabila hal ini dilihat melalui

Page 6: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

vi

kelompok terkecil dalam komunitas Gereja yakni Komunitas Basis Gerejawi. Oleh

karena itu, penulis memilih KBG Ratu Para Rasul sebagai tempat di mana penulis

melakuk penlitiannya. Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah

pertama-tama sebagai sebuah persyaratan dalam rangka menyelesaikan program

kesarjanaannya di STFK Ledalero, kedua, penulis berharap penelitian yang

dilakukan ini dapat memberikan dampak baik terhadap bagaimana umat,

khususnya umat KBG Ratu Para Rasul, memahami dan akhirnya mampu

menghayati ekaristi dan devosi rosario secara seimbang sehingga iman mereka

dapat bertumbuh dengan lebih baik.

Penulis bersyukur kepada Tuhan karena atas berkat dan tuntunan-Nya,

skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis patut mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah terlibat dalam membantu proses penyelesaian skripsi ini.

Terima kasih kepada Ignasius Ledot, S. Fil. Lic., selaku pembimbing skripsi ini

yang dengan penuh kesetiaan dan kesabaran telah membimbing penulis hingga

skripsi ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari bahwa berkat sumbangan pikiran

dan tenaga dari pembimbing, penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini.

Terima kasih yang sama pula penulis sampaikan kepada Rm. Antonius Marius

Tangi, Lic., Pr, yang telah bersedia menjadi penguji dan berkenan memberikan

dukungan berupa sumbangan pikiran demi perbaikan dalam penyelesaian karya

tulis ini.

Penulis juga berterima kasih kepada lembaga Sekolah Tinggi Filsafat

Katolik Ledalero dan lembaga Seminari Tinggi Interdiosesan St. Petrus Ritapiret

yang telah mendukung penyelesaian skripsi melalui berbagai sarana dan prasarana

yang telah disediakan. Terima kasih juga kepada Mama Florentina Ortje, Bapa

Avelinus Moat Sareng, Mama Yustina Dhema,Saudari Theresia Yuliana Bhala dan

seluruh umat KBG Ratu Para Rasul yang telah membantu proses berjalannya

penelitian yang dilakukan oleh penulis. Terima kasih kepada Bapa Yoap Daniel

Nope, Mama Irena Aloysia Nope Fenat, saudara dan saudari penulis, serta seluruh

sahabat, saudara/i yang telah senantiasa mendukung penulis melalui doa dan

berbagai motivasi sehingga pada akhirnya tulisan ini dapat diselesaikan.

Page 7: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

vii

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, segala bentuk kritikan dan saran yang membangun dari para pembaca akan

menjadi masukkan yang sangat berharga bagi penulis demi penyempurnaan karya

tulis ini. Akhirnya, semoga tulisan sederhana ini dapat memberikan sesuatu yang

bermanfaat kepada pembaca sekalian. Terima kasih dan selamat membaca. Tuhan

memberkati.

Ledalero, 24 Mei 2020

Penulis

Page 8: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

LEMBARAN PENERIMAAN JUDUL ................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................................ iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

BAB I ............................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 5

1.3 Metode Penulisan ................................................................................................ 5

1.4 Sistematika Penulisan .......................................................................................... 6

BAB II ............................................................................................................................. 7

KOMUNITAS BASIS GEREJANI RATU PARA RASUL ............................................... 7

2.1 Selayang Pandang Tentang Komunitas Basis Gerejani Ratu Para Rasul ............. 7

2.12 Konteks Biblis Komunitas Basis Gerejani ........................................................... 9

2.1.3 Menurut Kitab Hukum Kanonik ........................................................................ 10

2.1.4 Menurut Dekrit Ad Gentes ................................................................................. 10

2.1.5 Menurut Redemptoris Missio ............................................................................. 11

2.1.6 Menurut Familiaris Consortio ........................................................................... 11

2.2 Sekilas Tentang Paroki ST. Mikael Nita ............................................................ 12

2.2.1 Gambaran Singkat Tentang Paroki St. Mikael Nita ........................................... 12

2.2.2 Para Pastor Yang Pernah Berkarya di Paroki St. Mikael Nita ............................ 13

2.2.3 Peluang dan Tantangan Pastoral ........................................................................ 14

2.2.4 Aspek Kehidupan Sosial Umat Paroki St. Mikael Nita pada Umumnya ............ 15

2.3 Sejarah Terbentuknya KBG Ratu Para Rasul .................................................... 17

2.4 Demografi KBG Ratu Para Rasul ...................................................................... 19

Page 9: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

ix

2.4.1 Latar Belakang Pekerjaan .................................................................................. 24

2.5 Kehidupan Harian Umat KBG Ratu Para Rasul ................................................ 25

2.5.1 Aktifitas Harian Rumah ..................................................................................... 26

2.5.2 Aktifitas Bekerja ................................................................................................ 26

2.5.3 Kegiatan-Kegiatan Khusus ................................................................................ 26

2.5.4 Doa Bersama ..................................................................................................... 27

2.5.5 Perayaan Ekaristi ............................................................................................... 27

2.5.6 Kegiatan-Kegiatan Rohani Khusus .................................................................... 28

2.5.7 Relasi Antar Anggota KBG ............................................................................... 28

2.6 Suka Duka Hidup Berorganisasi Dalam KBG Ratu Para Rasul ......................... 28

2.7 Kesimpulan ................................................................................................................ 30

BAB III ........................................................................................................................... 31

TINJAUAN UMUM TERHADAP EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO .................... 31

3.1 Tinjauan Umum Terhadap Ekaristi .................................................................... 31

3.1.1 Pengertian Ekaristi............................................................................................. 31

3.1.2 Sejarah Ekaristi.................................................................................................. 32

3.1.2.1 Perayaan Ekaristi Dalam Gereja Perdana .......................................................... 33

3.1.2.2 Perayaan Ekaristi Pada Abad-Abad Pertama ..................................................... 35

3.1.2.3 Perayaan Ekaristi Pada Abad IV-VI .................................................................. 36

3.1.2.4 Perayaan Ekarsti Pada Abad Pertengahan.......................................................... 38

3.1.2.5 Perayaan Ekaristi Pada Abad XVI-XX .............................................................. 39

3.1.2.6 Perayaan Ekaristi Dalam Semangat Konsili Vatikan II ..................................... 40

3.1.3 Struktur Dasar Ekaristi ...................................................................................... 42

3.1.3.1 Ritus Pembuka ................................................................................................... 42

3.1.3.2 Liturgi Sabda ..................................................................................................... 44

3.1.3.3 Liturgi Ekaristi .................................................................................................. 47

3.1.3.4 Ritus Penutup .................................................................................................... 53

3.1.4 Ekaristi Dalam Kehidupan Umat Kristen .......................................................... 53

3.2 Tinjauan Umum Terhadap Devosi Rosario........................................................ 55

3.2.1 Pengertian Devosi Rosario ................................................................................ 55

3.2.2 Latar Belakang Dan Sejarah Devosi Rosario ..................................................... 56

3.2.3 Peristiwa-Peristiwa Dalam Rosario ................................................................... 59

3.2.3.1 Peristiwa Mulia.................................................................................................. 59

Page 10: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

x

3.2.3.2 Peristiwa Terang ................................................................................................ 59

3.2.3.3 Peristiwa Gembira ............................................................................................. 60

3.2.3.4 Peristiwa Sedih .................................................................................................. 61

3.2.5 Rosario Sebagai Doa Umat ................................................................................ 62

3.2.6 Rosario Dalam Kaitannya Dengan Perayaan Ekaristi ........................................ 63

3.2.6.1 Rosario "Laudato Si" ......................................................................................... 63

3.2.6.2 Peran Maria Dalam Kisah Injil Yohanes ........................................................... 64

3.2.6.3 Devosi Rosario Dan Ekaristi ............................................................................. 65

3.3 Kesimpulan ................................................................................................................ 66

BAB IV ........................................................................................................................... 67

EKARISTI DAN DEVOSI DI MATA UMAT KBG RATU PARA RASUL .................. 67

4.1 Penjabaran Hasil Data Penelitian Terhadap Umat KBG Ratu Para Rasul

Mengenai Ekaristi dan Devosi Rosario .............................................................. 67

4.1.1 Partisipan dan Instrumen Penelitian................................................................... 67

4.1.2 Prosedur Penelitian ............................................................................................ 68

4.1.3 Hasil Penelitian.................................................................................................. 68

4.2 Pemahaman dan Penghayatan Umat KBG Ratu Para Rasul Terhadap Perayaan

Ekaristi ..................................................................................................................

........................................................................................................................... 85

4.2.1 Pemahaman Terhadap Perayaan Ekaristi ........................................................... 86

4.2.2 Penghayatan Terhadap Ekaristi ......................................................................... 86

4.3 Pemahaman dan Penghayatan Umat KBG Ratu Para Rasul Terhadap Devosi

Rosario ..................................................................................................................

........................................................................................................................... 87

4.3.1 Pemahaman Terhadap Devosi Rosario .............................................................. 87

4.3.2 Penghayatan Terhadap Devosi Rosario ............................................................. 88

4.4 Evaluasi dan Tanggapan Penulis ....................................................................... 88

BAB V ........................................................................................................................... 92

PENUTUP ....................................................................................................................... 92

5.1 Kesimpulan........................................................................................................ 92

5.2 Usul dan Saran................................................................................................... 99

5.2.1 Bagi Umat KBG Ratu Para Rasul ...................................................................... 99

5.2.2 Bagi Lembaga-Lembaga Pendidikan ............................................................... 100

5.2.3 Bagi Pastor Paroki St. Mikael Nita .................................................................. 100

Page 11: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

xi

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 102

Lampiran 1 ..................................................................................................................... 105

Page 12: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara umum kita memahami term "umat" sebagai kumpulan

manusia-manusia. Dalam lingkup kehidupan Gereja, umat berarti kumpulan

manusia yang percaya akan Kristus, mereka pun turut menjadi pengikut Kristus,

termasuk kelompok tertahbis maupun yang tak tertahbis (awam beriman). Kaum

awam beriman bersama para rohaniwan serta biarawan/i, membentuk satu Umat

Allah dan Tubuh Kristus. 1 Umumnya term "umat" lebih mengarah kepada

kelompok awam beriman, atau mereka yang tidak tertahbis. Kelompok umat awam

senantiasa berkumpul bersama untuk menjalin hubungan tidak saja dengan Kristus,

tetapi juga dengan sesama kelompok umat awam beriman. Dengan adanya

hubungan yang terjalin tersebut maka umat awam dapat bersama-sama

menjalankan suatu tugas yang merupakan tugas utama umat awam yakni

mewartakan karya keselamatan kepada dunia. Dekrit Apostolicam Actuositatem

mengatakan bahwa kaum awam menerima tugas serta haknya untuk merasul

berdasarkan persatuan mereka dengan Kritus Kepala. Persatuan yang dimaksud

tersebut diterima oleh umat dalam babtis dan penguatan sakramen-sakramen2

Berdasarkan pemahaman tentang tugas utama umat awam tersebut, maka

umat awam menjadi sebuah unsur penting bagi kaum klerus dalam membangun

suatu hirarki Gereja. Umat awam senantiasa menjadi objek utama karya

keselamatan dan di saat yang sama pula mengambil peran dalam pewartaan

keselamatan bagi sesama umat. Dalam misi membangun dan mewartakan Kerajaan

Allah, kaum klerus memiliki hubungan yang kuat dan dapat dikatakan tak

terpisahkan dengan umat awam. Kaum klerus adalah gembala bagi umat awam, dan

1Yohanes Paulus II, "Christi Fidelis Laici" Himbauan Apostolik Pasca Sinode tentang Panggilan

dan Tugas Kaum Awam Beriman di dalam Gereja dan di dalam Dunia., penerj. Piet Go (Jakarta:

Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI, 1989), hal. 62. 2

Tahta Suci, Apostolicam Actuositatem., penerj. R. Hardawiryana (Jakarta: Departemen

Dokumentasi Dan Penerangan KWI, 1991), hal. 7.

Page 13: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

2

sebaliknya umat awam adalah domba yang harus digembalakan oleh kaum klerus.

Bila domba hidup tanpa gembala, ia akan tersesat.3

Agar umat awam mampu menjalankan tugasnya dalam mewartakan

Kerajaan Allah, maka menjadi amat penting bagi Gereja untuk mampu

memberikan tuntunan dan bimbingan agar umat awam dapat senantiasa berada

dalam alur pemahaman yang benar sesuai dengan ajaran-ajaran yang diberikan oleh

Gereja. Pemahaman-pemahaman ini penting diberikan kepada umat awam agar

mereka tidak memiliki penafsiran, pemahaman, atau konsep yang keliru berkaitan

dengan apa yang diajarkan oleh Gereja. Dampak buruk dari ketidakmampuan umat

awam dalam memahami ajaran-ajaran Gereja dengan benar adalah kesesatan.

Salah satu hal mendasar yang paling penting untuk dipahami oleh umat

adalah ekaristi. Ekaristi menjadi puncak dari seluruh rangkaian ziarah umat Allah.

ekaristi adalah puncak perayaan iman Kristen yang di dalamnya umat Allah

bersama-sama berkumpul dan menghayati kembali rangkaian peristiwa

penyelamatan yang dibuat oleh Kristus. Oleh karena ekaristi adalah puncak dari

penghayatan iman umat Kristus maka ekaristi dapat disebut sebagai sebuah

perayaan iman. Dalam keterlibatannya, umat awam diharapkan mampu

benar-benar menghayati peryaaan suci ini. Maka, Gereja dalam hal ini kaum klerus,

harus dapat memberikan pengajaran kepada umat awam tentang

pemahaman-pemahaman yang benar tentang ekaristi. Pemahaman-pemahaman

yang benar yang dimaksudkan adalah mengenai ekaristi, mengapa ekaristi itu

penting dan apa tujuannya sehingga seluruh umat Kristus perlu merayakannya.

Umat awam perlu memahami mengapa ekaristi menjadi hal penting dan

mendasar. Hal ini dimaksudkan agar umat awam tidak salah memahami dan

berpikir bahwa dalam hidup imannya kepada Kristus, ada hal penting atau

mendasar lain di samping ekaristi. Perlu juga dipahami oleh segenap umat bahwa

segala hal yang membantu pertumbuhan iman umat harus menghantar mereka

kepada penghayatan ekaristi yang tepat. Permasalahan yang seringkali muncul

adalah bahwa umat terkadang begitu mudah terlena dengan aspek-aspek lain di luar

ekaristi yang meskipun hal itu membantu pertumbuhan iman mereka, di sisi lain,

hal itu justru mengaburkan pemahaman umat dan pada akhirnya mengurangi

3bdk. Yoh. 10: 11-18

Page 14: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

3

penghayatan mereka terhadap ekaristi. Penulis dalam hal ini mengambil salah satu

aspek yakni kegiatan devosi, khususnya devosi rosario.

Berdoa rosario telah menjadi salah satu kebiasaan rutin yang dijalankan

oleh segenap umat beriman dari masa ke masa. Rosario juga menjadi salah satu doa

yang populer didaraskan oleh umat beriman dari berbagai kalangan. St. Yohanes

Paulus II dalam surat apostoliknya Rosarium Virginis Mariae mengatakan:

"Sebagai devosi populer, doa rosario sangat sederhana, tetapi memiliki kedalaman

teologis suatu doa, yang serasi bagi mereka yang memerlukan kontemplasi yang

lebih mendalam."4

Dalam berdoa rosario, umat memberikan penghormatannya kepada Bunda

Tersuci Perawan Maria, dan juga menyampaikan segala permohonan mereka

kepada Maria untuk dihantarkan kepada Puteranya, Yesus Kristus. Dalam doa

rosario terjalin suatu hubungan ibu dan anak antara Maria dan umat. Maria hadir

sebagai sosok ibu yang begitu dekat dan bersedia mendengarkan seluruh perkara

putra-putrinya. Relasi yang menggambarkan hubungan antara ibu dan anak ini

membuat umat merasa begitu dekat dengan kehadiran Maria dalam doa rosario.

Aspek terpenting dalam praktek devosi rosario yang perlu secara hati-hati

diperhatikan oleh umat adalah bahwa umat tidak boleh kehilangan arah dan tujuan

yang ada dibalik praktek devosi ini. Hal ini terjadi karena dalam devosi rosario

umat dapat dengan mudah terlena dalam ikatan emosional dengan obyek devosi

yakni Maria sehingga penghayatan umat hanya sebatas pada perasaan yang terjalin

antara umat dan obyek devosi itu dan melupakan inti penghayatan yang utama

yakni iman kepada Kristus.5

Devosi rosario dan perayaan ekaristi sama-sama menuntut penghayatan

umat dalam pelaksanaannya. Dengan menghayati perayaan ekaristi umat akan

sungguh mampu berada dalam pengalaman kehadiran Kristus yang telah wafat dan

bangkit dan dikenangkan kembali dalam seluruh rangkaian Perayaan Ekaristi.

Penghayatan yang benar akan hal ini akan mengantarkan umat kepada rasa syukur

yang dalam dan semangat untuk mewartakan kabar penyelamatan dalam tugas

perutusannya sebagai umat Allah. Di samping itu, penghayatan yang benar

4Paus Yohanes Paulus II, Surat Apostolik: Rosarium Virginis Mariae., penerj. Ernest Mariyanto

(Jakarta: Departemen Dokumentasi Dan Penerangan KWI, 2003), hlm. 42. 5Remigius Ceme, Merangkai Identitas Maria (Maumere: Penerbit Ledalero,2017), hlm. 110.

Page 15: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

4

terhadap praktek devosi rosario akan menghantarkan umat pada pertumbuhan iman

yang sejati yang berpusat pada Allah saja. Allah melalui perantaraan Maria

senantiasa menjadi figur Bapa yang mendengarkan segala permohonan

anak-anakNya.

Agar umat awam dapat masuk kepada sebuah penghayatan yang benar

ketika melaksanakan devosi rosario dan perayaan ekaristi maka pertama-tama

mereka perlu memahami apa yang menjadi makna dibalik kebutuhan mereka dalam

melaksanakan kedua hal tersebut. Pemahaman ini perlu agar umat tidak salah

dalam memandang tujuan atau makna dari kedua hal ini. Kekhawatiran yang

muncul adalah terdapat kemungkinan bahwa umat akan lebih mementingkan salah

satu dari dua hal ini dan mengabaikan yang lainnya. Melalui

pengalaman-pengalaman pastoral dan perbincangan-perbincangan di tengah umat,

penulis melihat adanya kecenderungan-kecenderungan berkaitan dengan

ketidakpahaman umat tentang tingkatan-tingkatan atau prioritas-prioritas hidup

menggereja. Di antaranya yaitu apakah umat sudah merasa cukup dengan rajin

mendoakan doa rosario sehingga tidak perlu mengikuti perayaan ekaristi atau

sebaliknya umat merasa tidak perlu melakukan devosi karena sudah merayakan

ekaristi. Adanya kecenderungan-kecenderungan tersebut membuat penulis merasa

terpanggil untuk mendalami tema ini dan mencoba membantu umat untuk melihat

hubungan yang ada diantara kedua hal ini. Penulis merasa penting bahwa

pemahaman yang benar ini dipahami pertama-tama oleh kelompok terkecil dalam

komunitas Gereja. Oleh sebab itu langkah awal yang harus dilakukan oleh Gereja

adalah mengajarkan kepada umat dimulai dalam kelompok-kelompok terkecil

dalam organisasi Gereja yaitu Komunitas Basis Gerejawi atau KBG.

Penulis melalui tulisan ini ingin melihat secara lebih mendalam bagaimana

umat awam (dalam hal ini kelompok terkecil dalam organisasi Gereja) memahami

dan juga menghayati Ekaristi dan devosi Rosario. Untuk memperoleh data tersebut,

penulis melakukan sebuah penelitian terhadap umat di KBG Ratu Para Rasul,

sebuah KBG yang berada di, Lingkungan Ritapiret, Paroki St. Mikael Nita

Keuskupan Maumere. KBG Ratu Para Rasul sendiri berada di dalam naungan

Paroki St. Mikael, Nita. Atas dasar itu, penulis memilih judul EKARISTI DAN

Page 16: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

5

DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG RATU PARA RASUL sebagai

judul untuk tulisan ini.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan umum dari penelitian dan penulisan ini adalah untuk menjelaskan

seperti apa penghayatan umat KBG Ratu Para Rasul terhadap devosi rosario dan

perayaan ekaristi kepada para pembaca tulisan ini. Bagi umat di KBG Ratu Para

Rasul tulisan ini akan berguna karena penulis, melalui tulisan ini menerangkan

makna dan arti dari devosi rosario dan perayaan ekaristi dan menunjukkan

hubungan yang ada diantara kedua hal tersebut. Penulis berharap tulisan ini dapat

menambah pemahaman umat di KBG Ratu Para Rasul tentang devosi rosario dan

perayaan ekaristi.

Adapun tujuan-tujuan khusus dari penelitian dan penulisan ini adalah

sebagai berikut:

Bagi penulis tulisan ini dihasilkan untuk memenuhi salah satu

persyaratan dalam memperoleh gelar kesarjanaan pada Sekolah

Tinggi Filsafat Katolik Ledalero-Maumere

Tulisan ini akan sangat membantu pastor paroki setempat untuk

melihat dan membimbing umat dalam mengembangkan

penghayatan iman yang benar terhadap devosi rosario dan perayaan

ekaristi.

1.3 Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam menyelesaikan karya tulis ini adalah studi

kepustakaan dan penelitian lapangan. Metode studi kepustakaan digunakan dalam

kaitan dengan pendekatannya yang bersifat deduktif di mana penulis dalam

melakukan penulisan akan berangkat dari teori yang diperoleh dari sumber-sumber

kepustakaan, dan berdasarkan teori tersebut turun ke lapangan untuk

mengumpulkan data 6 . Dalam menyelesaikan karya tulisan ini, penulis

pertama-tama mengumpulkan teori-teori berkaitan dengan ekaristi dan devosi

rosario dari sumber kepustakaan dan kemudian turun ke lapangan untuk melakukan

6Bernard Raho, Sosiologi (Maumere: Penerbit Ledalero,2016), hlm. 30.

Page 17: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

6

penelitian. Objek penelitian adalah umat yang ada di KBG Ratu Para Rasul. Dalam

melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode kuisioner dan wawancara

untuk mengumpulkan data.

1.4 Sistematika Penulisan

Seluruh karya tulis ini dibagi dalam lima bab yang dirinci sebagai berikut:

Bab I, merupakan pendahuluan. Dalam bab ini penulis memberikan latar

belakang dari penulisan karya ini. Di dalamnya penulis menyertakan alasan-alasan

mengapa penulis memilih tema ini untuk dijadikan suatu karya tulis. Disertakan

pula di dalam bab ini, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika

penulisan.

Bab II, merupakan pembahasan berkaitan dengan umat yang menjadi objek

penelitian penulis, yaitu umat di KBG Ratu Para Rasul. Di dalamnya penulis

memberikan gambaran mengenai situasi umat di KBG ini. Penulis juga akan

memberikan sekilas gambaran mengenai Paroki St. Mikael Nita, paroki di mana

KBG Ratu Para Rasul bernaung.

Bab III, merupakan tinjauan-tinjauan umum berkaitan dengan ekaristi dan

devosi rosario. Di dalamnya, penulis memberikan penjelasan-penjelasan yang lebih

rinci berkaitan dengan kedua hal ini. Penulis juga akan membahas bagaimana

ekaristi dan rosario tersebut berperan dalam hidup umat Kristen, serta memberikan

beberapa penjelasan berkaitan dengan peristiwa-peristiwa dalam devosi rosario.

Bab IV, merupakan pembahasan mengenai hasil penelitian penulis

berkaitan dengan tema besar yang dipilih yakni, Ekaristi dan Devosi Rosario Di

Mata Umat KBG Ratu Para Rasul. Di dalamnya penulis menerangkan bagaimana

umat di KBG Ratu Para Rasul memahami dan menghayati ekaristi dan devosi

rosario. Pada bagian akhir dari bab ini, penulis menyertakan evaluasi dan

tanggapan penulis sendiri berkaitan dengan hasil penelitian yang dilakukan.

Bab V, merupakan bagian penutup dari rangkaian penulisan karya tulis ini

yang berisikan kesimpulan dan usul saran dari penulis.

Page 18: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

7

BAB II

KOMUNITAS BASIS GEREJANI RATU PARA RASUL

2.1 Selayang Pandang Tentang Komunitas Basis Gerejani Ratu Para

Rasul

Pada bab ini penulis akan memberikan gambaran mengenai KBG Ratu

Para Rasul dimulai dengan memberikan sekilas gambaran tentang paroki St.

Mikael Nita di mana KBG Ratu Para Rasul berada, lalu penulis menggambarkan

situasi KBG Ratu Para Rasul di awal berdirinya, dan memberikan berbagai data

berkaitan dengan demografi dari KBG Ratu Para Rasul. Namun, sebelum masuk

ke dalam pembahasan tersebut penulis memberikan sedikit definisi tentang KBG

itu sendiri. Dalam mendefinisikan KBG, penulis mengambil beberapa sumber

yakni Kitab Hukum Kanonik, Dekrit Ad Gentes, Redemptoris Missio, dan

Familiaris Consortio. Alasan mengapa penulis memilih sumber-sumber tersebut

adalah karena beberapa dari dokumen-dokumen tersebut seperti Redemptoris

Missio dan Familiaris Consortio berbicara langsung tentang KBG dan apa peran

umat melalui KBG. Sedangakan Kitab Hukum Kanonik dan Ad Gentes dipilih

karena keduanya dilihat cukup untuk menggambarkan seperti apa kerjasama yang

semestinya terjalin antara gembala dan umat yang terbagi ke dalam

wilayah-wilayah teritorial (KBG).

2.1.1 Komunitas Basis Gerejani

Philipus Panda Koten mendefinisikan KBG sebagai satuan umat yang

relatif kecil dan inklusif, yang bertemu secara berkala (tetap dan teratur) untuk

berbagi masalah-masalah hidup harian dan bersama-sama mencari pemecahannya

dalam terang Sabda Allah (Kitab Suci).7

Ada empat ciri KBG berdasarkan definisi di atas.8Pertama, KBG adalah

sebuah persekutuan umat yang relatif kecil, inklusif, dan warganya bertemu secara

berkala. Frase relatif kecil sering diartikan sebagai yang terdiri atas 10-20 keluarga.

7 Philipus Panda Koten, “Memahami KBG sebagai Pilar Karya Pastoral”, Jurnal Ledalero, Vol.

8, No. 2, Desember 2009, hlm. 198. 8 Ibid.,hlm. 198-199.

Page 19: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

8

Usaha untuk membentuk kelompok-kelompok kecil sebagai umat basis tidak

mempunyai maksud lain selain membuka kemungkinan agar orang-orang Kristen

sungguh bisa hidup bersama dalam semangat Kristus dengan melibatkan seluruh

anggotanya.9 Sifat inklusif merujuk pada situasi dialog dan kerja sama dengan

siapa saja untuk memecahkan masalah dalam hidup bersama. Frase bertemu secara

berkala merujuk pada pertemuan mingguan.

Kedua, inspirasi dasar untuk refleksi dan aksi KBG adalah Kitab Suci. Jadi,

di dalam setiap pertemuan KBG, umat berusaha untuk menyelidiki solusi yang

ditawarkan oleh Allah dalam Kitab Suci bagi masalah dalam hidup bersama. Umat

yang berkumpul secara berkala dalam satu KBG berusaha mendalami Kitab Suci

bukan hanya dari koleksi buku-buku ilmiah-biblis, melainkan terlebih dari

kehidupan konkret sehari-hari. Pengalaman-pengalaman dengan eksegese berbasis

rakyat memunculkan pertanyaan: bagaimana pembaca biasa (umat)

memperlakukan Kitab Suci dan bagaimana Kitab Suci memperlakukan pembaca

biasa?10

Untuk bisa menghayati ciri kedua di atas, ciri ketiga KBG adalah bahwa

umat diharapkan memiliki pemahaman yang memadai tentang situasi riil

kehidupan bersama. Dalam bahasa teologis, umat mesti memahami secara baik

konteks mereka sebab konteks menjadi sumber serentak sasaran dalam berteologi

(pastoral).11

Keempat, arah perjuangan KBG adalah kebaikan bersama dan

penghargaan terhadap sesama tanpa memandang status dan peranan pastoral

apapun. Betapa pun keanekaragaman orang dan peranan, tugas dan fungsi di dalam

Gereja secara keseluruhan adalah membawa umat manusia untuk berkumpul

bersama sebagai satu keluarga Allah.12

9 Georg Kirchberger, Allah Menggugat Sebuah Dogmatik Kristiani (Maumere: Penerbit

Ledalero, 2007), hlm. 621. 10

John Mansford Prior, Menjebol Jeruji Prasangka: Membaca Alkitab dengan Jiwa (Maumere:

Penerbit Ledalero, 2010), hlm. 5. 11

Paulus Budi Kleden, “”Yang Lain” sebagai Fokus Berteologi Kontekstual di Indonesia”,

Jurnal Ledalero, Vol. 9, No. 2, Desember 2010, hlm. 158-159. Keterangan dalam kurung

berasal dari penulis. 12

John Powell, Visi Kristiani, Kebenaran yang Memerdekakan Kita (Yogyakarta: Penerbit

Kanisius, 1997), hlm. 192.

Page 20: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

9

2.12 Konteks Biblis Komunitas Basis Gerejani

Pembentukan Komunitas Basis Gerejani diinspirasi dari Kitab Suci

Perjanjian Baru, terutama dari Kisah Para Rasul yang berbunyi,

"Mereka bertekun dalam persekutuan, tetap bersatu hati,

berkumpul bersama-sama (bidang persekutuan), bertekun dalam

pengajaran rasul-rasul (bidang pewartaan), selalu berkumpul

untuk memecahkan roti dan berdoa, memuji Allah (bidang

liturgi), membagi-bagi sesuai dengan keperluan masing-masing

(bidang pelayanan), mereka disukai semua orang

(kesaksian)”.13

Selain itu dalam Kis 4:32-37, ditonjolkan bahwa "Komunitas Jemaat Perdana

senantiasa sehati dan sejiwa.

Roma 12:3-13 memberikan tekanan ”Gereja sebagai suatu persekutuan."

sedangkan surat Santo Paulus kepada umat di Korintus, menekankan Gereja

sebagai suatu tubuh:

"Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya

banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan

suatu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab dalam satu Roh kita

semua, baik orang Yahudi, mau pun orang Yunani, baik budak,

maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita

semua diberi minum dari satu Roh. Karena tubuh juga tidak

terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota. Allah telah

menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota yang

tidak mulia diberikan penghormatan khusus, supaya jangan terjadi

perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang

berbeda itu saling memperhatikan. Karena itu jika satu anggota

menderita, semua turut menderita; jika satu anggota dihormati,

semua anggota turut bersukacita. Kamu semua adalah tubuh

Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya”.14

Dari kutipan-kutipan tersebut dapat diambil suatu gambaran tentang misi

Komunitas Basis Gerejani, yaitu: suatu kesatuan dalam Roh yang terarah kepada

Bapa, di mana semua anggota menjadi kawanan orang-orang kudus, keluarga Allah

dengan dasar ajaran Para Rasul (apostolik) dan para nabi, di dalam Kristus sebagai

pemimpin di mana tubuh seluruh bangunan menjadi Bait Allah yang kudus.

13

bdk. Kis 2:42-47 14

bdk. 1 Kor 12:12-30

Page 21: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

10

2.1.3 Menurut Kitab Hukum Kanonik

Dalam Kitab Hukum Kanonik nomor 518 tertulis "Pada umumnya paroki

hendaknya bersifat teritorial, yakni mencakup semua orang beriman kristiani

wilayah tertentu".15 Walaupun dituliskan secara tersirat, bisa dipahami KBG

sebagaimana dimaksud dengan "semua orang beriman kristiani wilayah tertentu".

Hadirnya KBG berguna untuk menghimpun umat yang tersebar diberbagai

wilayah paroki dalam kehidupan kesehariannya, sehingga umat yang tersebar

dalam berbagai KBG tersebut merasa menjadi bagian dari kehidupan Gereja.

KBG dibentuk agar imam yang bertugas sebagai pastor paroki dapat menjalankan

tugas kegembalaannya dengan lebih terstruktur. Karya kegembalaan yang

dimaksud seperti misalnya pelayanan doa, katekese, perayaan ekaristi dalam

kelompok.

2.1.4 Menurut Dekrit Ad Gentes

Dekrit Ad Gentes mengungkapkan bagaimana umat sebagai bagian dari

anggota Gereja membutuhkan KBG sebagai salah satu sarana untuk dapat

menjalankan tugas-tugas gerejawi mereka di tengah dunia:

Hendaknya para misionaris, yang bekerja sama dengan Allah,

membangun umat beriman sedemikian rupa, sehingga ...

mereka dengn pantas menunaikan tugas-tugas keimanan,

kenabian dan rajawi, yang oleh Allah dipercayakan kepada

mereka. Begitulah komunitas kristiani menjadi tanda kehadiran

Allah di dunia.16 (AG.15)

Sebagai bagian dari Gereja, umat kristiani memiliki peran penting untuk

mewartakan kabar gembira hingga kepelosok dunia. KBG merupakan sarana di

mana umat dapat mengembangkan kemampuan mereka dalam menjalankan tugas

mereka. Di samping itu kehadiran KBG dapat dikatakan sebagai sebuah tanda

keadiran Tuhan di tengah masyarakat setempat.

15

Kitab Hukum Kanonik., penerj. V. Kartosiswoyo et. al., cetakan XII (Jakarta: Obor, 2004) hlm.

168. 16

Ad Gentes, dalam R. Hardawiryana (penerj.) Dokumen Konsili Vatikan II, cetakan XII (Jakarta:

Penerbit Obor, 2013), hlm. 433.

Page 22: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

11

2.1.5 Menurut Redemptoris Missio

Terdapat beberapa hal yang dapat diambil dari ensiklik Redemptoris

Missio berkaitan dengan peran KBG. Melalui ensiklik tesebut, Paus Yohanes

Paulus II mengatakan bahwa:

Komunitas-komunitas Basis Gerejawi merupakan tanda adanya

daya di dalam kehidupan Gereja, suatu sarana pembinaan dan

penginjilan, dan suatu titik pangkal yang kokoh bagi suatu

masyarakat baru yang dilandaskan pada "peradaban cinta".

Komunitas-komunitas ini mendesentralisasikan dan mengatur

komunitas paroki; pada paroki itulah mereka senantiasa

menyatukan diri17(RM.51)

KBG pada dasarnya menjadi tanda yang menunjukkan bahwa Gereja sedang

dalam misinya yakni mewartakan kabar gembira kepada dunia. KBG menjadi

bukti bahwa iman akan Kristus sedang bertumbuh di tengah-tengah umat beriman.

Oleh sebab itulah dikatakan bahwa umat yang berada dalam komunitas-komunitas

basis merupakan daya bagi kehidupan Gereja.

Selanjutnya Paus Yohanes Paulus II mengatakan, "Di dalam

komunitas-komunitas basis, orang kristen secara pribadi mengalami kebersamaan

dan karena itu merasakan bahwa ia sedang memainkan suatu peranan yang aktif

dan didorong untuk ikut ambil bagian dalam tugas bersama.".18

Melalui ungkapan

ini dapat dilihat bahwa KBG hadir sebagai tempat di mana umat akan merasa

sebagai bagian dari kehidupan Gereja. KBG secara langsung menjadi penghubung

antara umat dan kaum klerus. Dengan adanya KBG, Gereja merangkul seluruh

umat sehingga tak ada umat yang merasa diasingkan dari Gereja yang merupakan

kehidupan imannya.

2.1.6 Menurut Familiaris Consortio

Amanat Apostolik Familiaris Consortio mengungkapkan bagaimana KBG

yang terbentuk di tiap-tiap paroki harus dapat menjadi rumah bagi umat yang

sendirian. Definisi umat yang sendirian ini merujuk pada umat yang tidak

memiliki sanak saudara di sekitarnya, para perantau dan pengembara, dan secara

17

Yohanes Paulus II, Redemptoris Missio, penerj. Alfons S. Sahardi dan Fransiskus Borgias

(Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI, 1992), hlm. 61. 18

Ibid.

Page 23: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

12

khusus terhadap mereka yang terpinggirkan dari masyarakat. Paus Yohanes

Paulus II berkata,

Bagi mereka yang tidak mempunyai keluarga dalam arti biasa,

pintu Keluarga Besar yakni Gereja, harus terbuka makin lebar.

Gereja yang dimaksudkan adalah Gereja yang menemukan

perwujudan konkret dalam keluarga keuskupan dan paroki,

dalam komunitas-komunitas basis gerejawi dan dalam gerakan

kerasulannya. Gerejalah rumah tangga dan keluarga bagi siapa

saja, khususnya bagi mereka yang "letih, lesu dan berbeban

berat.19(FC.85)

KBG menjadi rumah bagi mereka dan menjadi sarana agar umat yang

sendirian tersebut dapat lebih mengenal Gereja di mana ia berada. Sehingga

dengan itu semua umat tanpa terkecuali menjadi satu sebagai keluarga dalam

kehidupan bersama gerejawi.

2.2 Sekilas Tentang Paroki ST. Mikael Nita

Pada bagian ini penulis akan masuk ke dalam pembahasan mengenai KBG

Ratu Para Rasul dengan memberikan gambaran seputar Paroki St. Mikael Nita

dan gambaran sederhana berkaitan dengan umat Paroki St. Mikael Nita secara

keseluruhan, kemudian penulis akan mulai membahas sejarah berdirinya KBG

Ratu Para Rasul dan memberikan gambaran tentang demografi dan kehidupan

harian umat KBG Ratu Para Rasul.

2.2.1 Gambaran Singkat Tentang Paroki St. Mikael Nita20

Paroki St. Mikael Nita terbentuk pada tahun 1915. Sebelumnya, bangunan

gereja merupakan sebuah kapela dan menjadi bagian dari paroki Koting. Pastor

pertama yang bertugas itu adalah P.Mertens, SVD. Umat saat itu masih banyak

yang masih kafir dan memeluk kepercayaan-kepercayaan tradisional. Namun,

berkat usaha pendekatan dan kerja keras dari pastor paroki, banyak umat yang

pada akhirnya dipermandikan. Setelah itu dibentuk komunitas-komunitas rohani

seperti Santa Ana dan Konggregasi Santa Maria.

19

Paus Yohanes Paulus II, Familiaris Consortio, penerj. R. Hardawiryana (Jakarta: Departemen

Dokumentasi dan Penerangan KWI, 1993), hlm. 26-27. 20

Profil St. Mikael Nita (ms), 2017. hlm. 1-10

Page 24: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

13

Pada awal berdirinya, umat kala itu berasal dari kelompok-kelompok kecil

yang berdiam di sekitar wilayah Gereja St. Mikael yang terbagi menurut

suku-suku dan marganya yang disebut dengan Kloang. Kloang-kloang tersebut

semakin bertambah jumlahnya sehingga seiring dengan perkembangannya,

terbentuklah kampung-kampung dengan namanya masing-masing seperti

misalnya Nita, Tebuk, Nitakloang, Rane, Rotat, Natawulu, Nilo, Lirikelan,

Guru/Guur Bledot.

Nama Paroki adalah Paroki St. Mikael Nita. Nama Nita berhubungan

dengan nama kampung Nita yang pada awal terbentuknya, merupakan suatu

wilayah kediaman beberapa kelompok suku yang bermukim di sekitar pohon yang

disebut pohon Nita. Wilayah tersebut kemudian menjadi Kampung Nita.

Sedangkan nama St. Mikael dipilih menjadi malaikat pelindung paroki. Pastor

Paroki yang melayani saat ini adalah Rm. Stefanus Lebuan.

2.2.2 Para Pastor Yang Pernah Berkarya di Paroki St. Mikael Nita

Berikut ini adalah nama-nama para pastor yang pernah berkarua di Paroki

St. Mikael Nita:

RP. Mertens RP. Grotman RP. Haimarkers RP. Groot RP. Rovinus RP. Otto Bauer RP. Gitmann RP. Skauter RP. Fauster RP. Luters RP. Yan Lan RP. Frigauten, RP. Daniel Kiti RP. Tarsisius Djuan Udjan RD. Yosef Lalu RD. Yan Delau RD. Cyrillus Meo Mali RD. Yan Mbenu RD. Yakobus Soba RD. Hendrikus Sengga RD. Ephifanus Nale Rimo

Page 25: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

14

RD. Marselinus Wera RD. Christian Rudi Parera RD. Yohanes Maria Vianey Lobo RD. Dominikus Dange RD. Antonius Marius Tangi RD. Stefanus Lebuan

Melalui daftar para gembala yang pernah berkarya di Paroki St. Mikael

Nita dapat diketahui bahwa dalam perjalanannya Paroki St. Mikael Nita berdiri di

bawah semangat hidup para imam SVD dan juga imam Diosesan. Hal ini dapat

dilihat dari para gembala yang datang dari serikat SVD dan para imam Diosesan.

Peras dan karya para pastor-pastor tersebut berpengaruh terhadap bagaimana

keadaan dan situasi Paroki St.Mikael Nita hingga pada detik ini. Gereja melalui

pastor-pastor tersebut telah membantu membangun kehidupan umat tidak hanya

secara fisik melainkan juga secara mental.

2.2.3 Peluang dan Tantangan Pastoral

Peluang Pastoral

o Bidang Ekonomi

Tekstur tanah yang mendukung usaha tani dan dekat

dengan sarana pasar.

o Bidang Budaya

Adat dan kebiasaan umum masyarakat tidak menghalangi

perkembangan iman umat.

o Bidang Keagamaan

Kesadaran umat akan pentingnya agama bagi hidupnya

semakin meningkat.

Tantangan Pastoral

o Bidang Ekonomi

Tantangan yang paling berat dihadapi oleh umat saat ini

adalah menurunnya harga komoditi dan menurunnya

produksi.

o Bidang Politik

Page 26: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

15

Tantangan berat dalam bidang politik yang dihadapi saat ini

adalah kurangnya minat politk dan kesadaran umat untuk

memilih pemimpin yang berwibawa dan bijaksana masih

kurang.

o Bidang Relasi Sosial

Dalam bidang relasi sosial tantangan yang masih dialami

saat ini adalah merosotnya nilai kebersamaan dan

kepedulian terhadap sama saudara yang menderita semakin

berkurang.

o Bidang Budaya

Dalam bidang budaya tantangan yang masih dialami saat

ini adalah berkurangnya kebiasaan gotong-royong, adanya

tekanan ekonomi keluarga dan menurunnya rasa memiliki.

o Bidang Keagamaan

Dalam bidang keagamaan tantangan yang masih dialami

saat ini adalah masih banyak umat yang belum menghayati

iman kristianinya dalam artian masih banyak umat yang

menghadiri perayaan ekaristi pada perayaan-perayaan

tertentu saja dan partisipasi umat dalam doa bersama di

KBG masih kurang.

2.2.4 Aspek Kehidupan Sosial Umat Paroki St. Mikael Nita pada Umumnya

Ada pun beberapa aspek kehidupan yang menggambarkan secara

sederhana tentang kehidupan umat Paroki St. Mikael Nita pada umumnya:

Aspek Sosial-Budaya

Sebagian besar masyarakat masih memegang teguh warisan adat dan

budaya dari nenek moyang dalam berbagai hal. Hal ini dapat dilihat dari

ritual-ritual adat yang dibuat untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu seperti upacara

kelahiran, tahapan-tahapan pernikahan (peminangan, pembelisan, pernikahan),

dan upacara kematian (penguburan, malam keempat, dan malam keempat puluh).

Page 27: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

16

Aspek Sosial-Ekonomi

Pada umumnya umat di Paroki St. Mikael Nita memiliki mata pencaharian

utama sebagai petani, peternak, pedagang keliling dan tukang ojek. Sumber

pendapatan umat diperoleh dari kebun yang dimiliki oleh sebagian besar umat.

Beberapa produk utama yang dihasilkan di kebun-kebun umat yakni kakao, kopra,

pisang, ubi, sayur-sayuran, dan buah-buahan.

Aspek Sosial-Edukatif

Berkaitan dengan tingkat pendidikan umat di Paroki St. Mikael Nita,

umumnya umat memiliki tingkat pendidikan yang berbeda-beda. 80% umat

menempuh pendidikan hingga tingkat Sekolah Dasar (SD), 10% umat menempuh

pendidikan hingga tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), 6% umat

menempuh pendidikan hingga ke tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMA), dan

4% dari umat menempuh pendidikan hingga ke tingat perguruan tinggi dan

memperoleh gelar sarjana.

Di wilayah Paroki St. Mikael Nita juga terdapat beberapa sekolah dari

berbagai tingkat yaitu 6 SD (TKK Nita 1, TKK Boa Joang, TKK Teras Tebuk,

TKK Todang, TKK Satap Natawulu, dan TKK Nita), 11 SD (SDK Nita 1, SDK

Nita 2, SDK Tebuk, SDI Solot, SDI Nogodue, SDK Nitakloang, SDI Nitakloang,

SDN Natawulu, SDI Natawulu, SDK Nilo, dan SDN Lirikelan), 2 SMP (SMPN 1

Nita dan SMPK Kimang Buleng), dan 1 SMA (SMAN 1 Nita).

Aspek Sosial-Religius

Umat Paroki St. Mikael Nita pada umumnya giat berdoa dan karena itu,

banyak dibentuk beberapa kelompok doa seperti Kelompok Doa Bunda Hati

Tersuci Maria (KBHTM), Komunitas Tritunggal Mahakudus (KTM), KTM Kid

untuk anak-anak, Legio Maria, Kelompok Doa Kerahiman, Kelompok St. Anna,

Kelompok Karmelit Awam, Kelompok St. Maria, Kelompok St. Yosef, dan

Kelompok Doa Gerakan Imam Maria (GIM). Berkaitan dengan pembinaan iman

dan pengembangan wawasan kelompok muda maka paroki membentuk organisasi

Page 28: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

17

Orang Muda Katolik dengan nama OMK Emaus Nita. Di samping itu juga

dibentuk organisasi iman bagi anak-anak yakni kelompok putra-putri altar.

2.3 Sejarah Terbentuknya KBG Ratu Para Rasul

KBG Ratu Para Rasul terletak di Ritapiret, Desa Nita, Dusun Tour Orin

Bao, Maumere. Ibu Florentina Ortje adalah ketua KBG saat ini. KBG Ratu Para

Rasul terdaftar sebagai salah satu KBG yang berada di dalam wilayah Paroki St.

Mikael, Nita, dan termasuk ke dalam Lingkungan Ritapiret bersamaan dengan 7

KBG lainnya. KBG ini berada persis di depan Seminari Tinggi Interdiosesan

Santo Petrus Ritapiret. Sebelum menjadi sebuah KBG, wilayah ini merupakan

wilayah tempat tinggal dari para karyawan atau karyawati Seminari Tinggi Santo

Petrus Ritapiret.21

Ketika pada akhirnya wilayah ini menjadi sebuah KBG

sebagian besar anggotanya adalah para karyawan dan karyawati dari seminari

tersebut. Nama Ratu Para Rasul sendiri dijadikan nama pelindung dari KBG ini

karena sebagian besar anggota KBG ini bekerja demi membantu kehidupan para

frater yang dilihat sebagai "rasul". Karena itulah KBG ini mengambil nama Ratu

Para Rasul.

Terdapat perbedaan terhadap bagaimana kehidupan anggota KBG Ratu

Para rasul pada masa awal berdirinya dan kehidupan anggota KBG Ratu Para

Rasul saat ini.22 Di masa awal berdirinya KBG Ratu Para Rasul, semangat dan

partisipasi anggota KBG dalam menghadiri berbagai kegiatan di KBG sangatlah

tinggi. Umumnya para anggota KBG membawa serta anggota keluarganya dalam

setiap kegiatan yang diadakan oleh KBG. Dalam kehidupan berorganisasi pun,

semua tugas dijalankan secara seimbang oleh seluruh anggota KBG. Hal ini dirasa

telah jauh berbeda dengan keadaan KBG Ratu Para Rasul saat ini di mana pada

umumnya keluarga mengirimkan utusan anggota keluarganya sebagai perwakilan

dalam mengikuti kegiatan-kegiatan di KBG. Kegiatan-kegiatan di KBG pun saat

ini lebih banyak dihadiri oleh para istri atau ibu rumah tangga.

Karena letaknya yang berada tepat di depan Seminari Tinggi Interdiosesan

Santo Petrus Ritapiret, sebagian besar anggota KBG Ratu Para Rasul menjalin

21

Saat itu kata "Interdiosesan" belum diberikan pada nama seminari 22

Hasil wawancara dengan Yustina Dhema, Anggota KBG Ratu Para Rasul, Paroki St. Mikael Nita

pada 14 Mei 2020

Page 29: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

18

hubungan yang baik dan erat terhadap para frater dan para imam yang berada di

seminari tersebut. Seringkali para frater dilibatkan dalam berbagai kegiatan rohani

di KBG seperti memberikan katekese, atau membawakan ibadat rosario. Para

frater juga sering dimintai bantuan untuk melatih koor dan menjadi bagian dari

anggota koor ketika KBG mendapatkan tanggungan kor di paroki.

Keakraban anggota KBG Ratu Para Rasul dengan para frater di Seminari

Tinggi Santo Petrus menjadi suatu ciri khas tersendiri yang membedakan KBG

Ratu Para Rasul dan KBG lainnya yang berada di Lingkungan Ritapiret. Pada

mulanya kebiasaan melibatkan para frater dalam kegiatan-kegiatan di KBG hanya

terjadi di KBG Ratu Para Rasul. Kebiasaan ini kemudian dianggap baik dan

perlahan, kebiasaan ini mulai diikuti oleh KBG-KBG lainnya di Lingkungan

Ritapiret. Kehadiran para frater di sekitar anggota KBG Ratu Para Rasul juga

memberikan dampak terhadap tingkat pelayanan anggota KBG Ratu Para Rasul.

Kerena sebagian besar anggota KBG Ratu Para Rasul adalah karyawan atau

karyawati yang bekerja atau yang pernah bekerja di seminari, para anggota

memiliki tingkat ketekunan dan kedisiplinan yang lebih baik dibandingkan

dengan anggota KBG lainya. Bagi anggota KBG Ratu Para Rasul yang hidup

diantara para rohaniwan dan bekerja bagi mereka, ketekunan dalam melayani dan

bekerja tersebut terbawa hingga kehidupan mereka sebagai bagian dari umat

Paroki St. Mikael Nita. Hal ini juga diharapkan memberikan pengaruh yang baik

terhadap perkembangan benih panggilan di tengah-tengah umat KBG Ratu Para

Rasul.

KBG Ratu Para Rasul terdiri dari dua belas kepala keluarga dengan total

anggota yang termasuk di dalamnya yakni 51 jiwa.23 Anggota KBG Ratu Para

Rasul didominasi oleh orang dewasa berusia 30 tahun ke atas. Berkaitan dengan

orang muda, banyak dari mereka sedang bekerja dan kuliah di luar wilayah Pulau

Flores sehingga tidak menetap di wilayah KBG ini. Orang muda lainnya adalah

beberapa anak dan remaja usia SD hingga Perguruan Tinggi. Umat KBG ini juga

berasal dari berbagai daerah baik dari dalam wilayah Maumere maupun dari luar

wilayah Maumere. Tidak terdapat pembagian ke dalam seksi-seksi pada struktur

keanggotaan KBG Ratu Para Rasul. Tingkat jabatan dalam struktur keanggotaan

23

Informasi ini diperoleh berdasarkan data yang dikeluarkan oleh paroki per Januari 2020.

Page 30: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

19

KBG Ratu Para Rasul terdiri atas ketua, wakil, bendahara dan kemudian disusul

oleh para anggota. Struktur keanggotaan KBG Ratu Para Rasul adalah sebagai

berikut:

STRUKTUR ORGANISASI KBG RATU PARA RASUL

Ketua bertugas untuk mengatur hampir segala hal. Dimulai dari mengajak

seluruh anggota untuk datang dan berkumpul, menyampaikan informasi dari

lingkungan atau paroki, mengatur pembagian tugas dan menggerakkan seluruh

anggota. Wakil ketua bertugas untuk membantu ketua dalam menjalankan

tugasnya. Wakil juga mengambil alih peran ketua ketika ketua sedang

berhalangan. Sedangkan tugas bendahara adalah mengurus keuangan para anggota

KBG, mengatur pemasukan dan pengeluaran kas KBG. Keuangan dalam KBG

diperoleh dari kolekte pada saat diadakan doa-doa harian.

2.4 Demografi KBG Ratu Para Rasul

Berdasarkan hasil pendataan yang diperoleh dari Paroki St. Mikael Nita,

penulis memperoleh data mengenai jumlah secara keseluruhan anggota KBG Ratu

Para Rasul yakni 51 jiwa dengan total 26 orang laki-laki dan 25 orang perempuan

yang terbagi ke dalam 12 kepala keluarga. Penulis mengolah data yang diperoleh

ke dalam tiga kelompok yakni kelompok usia, pekerjaan, dan pendidikan terakhir.

Bila dipisahkan ke dalam kelompok usia maka 45% anggota KBG berusia

di atas 30 tahun, 37% berusia 15-30 tahun, sedangkan 18% dari seluruh anggota

KETUA

WAKIL

BENDAHARA

ANGGOTA

Page 31: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

20

KBG Ratu Para Rasul berusia di bawah 15 tahun. Bila dipisahkan ke dalam

kelompok pekerjaan maka data yang diperoleh adalah sebagai berikut, 22% dari

anggota melakukan pekerjaan mandiri (kios, penjahit, penenun, dan petani), 13%

bekerja sebagai karyawan, pegawai, dan guru, 20% tidak bekerja, dan 45% dari

anggota masih berstatus pelajar atau mahasiswa. Bila dipisahkan ke dalam

kelompok berdasarkan pendidikan terakhir maka 10% dari anggota KBG pernah

mengenyam pendidikan hingga tingkat perguruan tinggi, 29% mengenyam

pendidikan hingga tingkat SMA, 12% mengenyam pendidikan hingga tingkat SD,

4% belum berekolah, sedangkan 45% dari anggota KBG Ratu Para Rasul masih

berstatus sebagai pelajar atau mahasiswa.

Perbandingan pengelompokan anggota KBG Ratu Para Rasul dapat dilihat

pada diagram-diagram berikut:

Diagram 1. Anggota KBG Ratu Para Rasul Berdasarkan Jenis Kelamin

Diagram tersebut menunjukkan persentase jumlah anggota KBG Ratu Para

Rasul berdasarkan jenis kelamin. Melalui diagram tersebut dapat diketahui bahwa

jumlah anggota KBG Ratu Para Rasul hampir seimbang antara anggota laki-laki

dan anggota perempuan. Dari 51 jiwa, 26 (51%) terdiri dari laki-laki dan 25

(49%) terdiri dari perempuan. Melalui jumlah yang hampir seimbang tersebut

penulis melihat adanya sebuah potensi di mana pembagian-pembagian tugas

dalam KBG dapat dijalankan secara seimbang antara kelompok laki-laki dan

perempuan. Hal penting untuk menghindari adanya

kecenderungan-kecenderungan di mana pada umumnya, tugas-tugas dalam KBG

lebih banyak diatur oleh kelompok perempuan.

Page 32: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

21

Diagram 2. Anggota KBG Ratu Para Rasul Berdasarkan Rentang Usia

Diagram tersebut menunjukkan jumlah anggota KBG Ratu Para Rasul

berdasarkan rentang usia. Melalui diagram tersebut dapat diketahui bahwa

sebagian besar anggota KBG Ratu Para Rasul terdiri dari anggota berusia di atas

30 tahun dengan jumlah 23 orang (45%), dan anggota yang berada dalam rentang

usia 15-30 tahun dengan jumlah 19 orang (37%). Hanya sebagian kecil dari

anggota KBG Ratu Para Rasul yang berusia di bawah 15 tahun dengan jumlah 9

orang (18%). Melalui data tersebut penulis menemukan bahwa sebagian besar dari

anggota KBG Ratu Para Rasul berada dalam rentang usia-usia produktif. Hal ini

tentu menjadi potensi yang dimiliki oleh KBG ini dalam hal matapencaharian.

Akan sangat disayangkan jika anggota KBG Ratu Para Rasul yang berada dalam

usia produktif tersebut tidak memiliki mata pencaharian tetap atau tidak bekerja

sama sekali.

Di samping itu, persentase anggota KBG Ratu Para Rasul yang berada

dalam usia sekolah menunjukkan bahwa masih ada potensi di mana

pemahaman-pemahaman yang benar terhadap perayaaan ekaristi dan devosi

rosario ditanamkan sejak usia dini. Penulis melihat bahwa dalam masa-masa

inilah umat memiliki kesempatan yang besar untuk belajar memahami dan

menghayati kedua hal tersebut di mana hal tersebut dapat ditanamkan melalui

kegiatan-kegiatan seperti SEKAMI, OMK, pendidikan saat komuni pertama dan

pendidikan menjelang penerimaan sakramen Krisma. Hal ini oleh penulis dilihat

akan sangat berguna bagi pemahamn dan penghayatan terhadap perayaan ekaristi

dan devosi rosario di kemudian hari.

Page 33: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

22

Diagram 3. Anggota KBG Ratu Para Rasul Berdasarkan Kelompok

Pekerjaan

Diagram di atas menunjukkan persentase jumlah anggota KBG Ratu Para

Rasul berdasarkan pekerjaan yang dimiliki. Melaluid diagram tersebut dapat

diketahui bahwa sebagian besar anggota KUB Ratu Para Rasul merupakan pelajar

dengan jumlah 23 orang (45%), anggota yang memiliki usaha mandiri dengan

jumlah 11 orang (22%), anggota dengan profesi sebagai karyawan, pegawai, dan

guru dengan jumlah 7 orang (13%), dan anggota KBG yang tidak bekerja dengan

jumlah 10 orang (20%).

Melalui data tersebut penulis, seperti yang telah dikatakan sebelumnya,

melihat adanya potensi yang besar untuk menanamkan sejak dini (usia sekolah)

pemahaman yang benar tentang perayaan ekaristi dan devosi rosario. Namun,

penulis juga melihat adanya beberapa keterlambatan terjadi diantara

anggota-anggota yang masih bersekolah tersebut. Beberapa diantara anggota KBG

Ratu Para Rasul masih berada di bangku Sekolah Menengah Atas dalam usia

22-24 tahun. Rentang usia ini, pada umumnya adalah rentang usia produktif di

mana seseorang seharusnya sudah berada dalam tahap memiliki pekerjaan dan

penghasilan sendiri atau sekurang-kurangnya berada di tahap Perguruan Tinggi.

Hal ini tentu dapat menjadi penghambat di kemudian hari ketika anggota KBG

yang bersangkutan tersebut hendak memasuki tahap mencari pekerjaan.

Sebagian besar anggota KBG Ratu Para Rasul yang bekerja memperoleh

pendapatan dari hasil usaha mandiri mereka sebagai penjahit atau penenun, petani,

Page 34: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

23

dan sebagai penjual. Hal ini cukup menggambarkan situasi perekonomian dari

anggota KBG Ratu Para Rasul yang berada di kelas menengah ke bawah. Hal ini

menjadi salah satu faktor penyebab adanya keterlambatan yang terjadi pada

anggota-anggota yang seharusnya sudah berada dalam usia kerja, tetapi masih

berada di bangku sekolah. Di samping itu, perlu diperhatikan juga bahwa sebesar

20% anggota KBG Ratu Para Rasul tidak memiliki pekerjaan atau pengangguran.

Hal ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya anggota KBG yang belum

memasuki usia sekolah atau anggota KBG yang sakit, dan anggota KBG yang

memang setelah menyelsaikan pendidikanny belum mendapatkan pekerjaan tetap.

Hal ini tentu akan menjadi beban tersendiri terhadap kehidupan anggota KBG

Ratu Para Rasul.

Diagram 3. Anggota KBG Ratu Para Rasul Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Terakhir.

Diagram di atas menunjukkan persentase jumlah anggota KBG Ratu Para

Rasul berdasarkan tingkat pendidikan terakhir. Melalui diagram tersebut dapat

diketahui bahwa sebagian besar anggota KBG dengan jumlah 23 orang (45%)

sedang dalam proses pendidikan, 15 orang (29%) pernah menyelesaikan

pendidikan hingga tahap SMA, 6 orang (12%) pernah menyelesaikan pendidikan

hingga tahap SD/SMP, 5 orang (10%) pernah menyelesaikan pendidikan hingga

tahap pergurun tinggi. Penulis melihat bahwa pada umumnya tingkat pendidikan

seseorang akan berpengaruh pada pemahamanya terhadap sesuatu. Namun tidak

Page 35: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

24

menutup kemungkinan bahwa siapa pun dapat memiliki pemahaman yang baik

terhadap sesuatu sekalipun memiliki tingkat pendidikan yang rendah.

Berdasarkan pemahaman tersebut, penulis pada awal penelitiannya dan

juga melalui pengalaman pastoralnya melihat bahwa sebagian besar anggota KBG

Ratu Para Rasul belum memiliki pemahaman yang baik terhadap perayaan ekaristi

dan devosi rosario, serta berpikir bahwa faktor tingkat pendidikan yang pernah

diraih oleh anggota KBG Ratu Para Rasul dapat menjadi salah satu penyebab.

Namun, apabila pemahaman yang baik justru berasal dari mereka yang pernah

menyelesaikan pendidikan hingga tahap SD/SMP atau SMA, maka perlu dilihat

apakah mereka pernah menjadi murid dari sekolah umum, murid dari

sekolah-sekolah khusus seperti seminari atau sekolah asrama, atau mereka

memang pernah mendapat pengajaran berkaitan dengan hal ini dalam

kesempatan-kesempatan tertentu.

Melalui data yang ada, peneliti dapat melihat bagaimana tingkat

pendidikan terakhir dari para anggota KBG Ratu Para Rasul mempengaruhi

pekerjaan yang dimiliki oleh mereka saat ini. Sebagian besar anggota KBG yang

membuka usaha mandiri seperti kios, usaha menjahit dan menenun, serta petani

adalah mereka yang pernah menempuh pendidikan hingga tahap SD atau SMA,

sedangkan mereka yang menempuh pendidikan hingga tingkat Perguruan Tinggi

umumnya bekerja sebagai pegawai atau guru. Hanya sebagian kecil dari

kelompok anggota KBG berpendidikan terakhir SD atau SMA yang bekerja

sebagai karyawan.

2.4.1 Latar Belakang Pekerjaan

Mayoritas umat di KBG ini memiliki usaha mandiri untuk bekerja

sedangkan beberapa diantaranya bekerja sebagai pegawai atau karyawan. Umat di

KBG ini memiliki lahan kebun yang aktif dikelola sebagai salah satu sumber

pemenuhan kebutuhan hidup. Melalui data yang diperoleh 22% dari anggota KBG

Ratu Para Rasul memiliki usaha mandiri sebagai pekerjaanya.

Usaha mandiri yang dimaksud adalah petani, membuka usaha menjahit

dan menenun, serta ada pula yang membuka usaha kios serta kos-kosan. Beberapa

anggota KBG yang bekerja sebagai petani melakukan pekerjaan mereka di tanah

Page 36: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

25

milik keuskupan Maumere yang berada di sekitar wilayah KBG Ratu Para Rasul.

Tanah tersebut dipercayakan kepada beberapa warga di sekitar wilayah tersebut

untuk dikelola sebagai kebun. Penghasilan dari kebun tersebut dimanfaatkan

seutuhnya oleh para petani yang bekerja di sana baik untuk dijual atau

dikonsumsi, terkadang mereka yang bekerja di kebun tersebut mengantarkan

beberapa hasil kebun tersebut kepada seminari.

Selain mereka yang membuka usaha mandiri untuk bekerja, 13% anggota

KBG Ratu Para Rasul bekerja sebagai karyawan, pegawai, ada juga yang bekerja

sebagai guru. Karena letaknya yang berada di depan Seminari Tinggi

Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret, maka beberapa dari anggota KBG ini bekerja

sebagai karyawan seminari yakni sebagai supir, tukang listrik, penjahit, dan

pembuat kue. Para penjahit yang bekerja di seminari juga memiliki usaha mandiri

yakni usaha menjahit di rumah mereka masing-masing. Beberapa dari anggota

KBG Ratu Para Rasul bekerja sebagai pegawai dari beberapa instansi dan juga

mengajar sebagai guru.

Terdapat total perentase yakni 20% dari anggota KBG Ratu Para Rasul

yang tidak bekerja. Mereka terdiri dari orangtua yang pensiun atau lanjut usia, ibu

rumah tangga, anak-anak balita dan pemuda atau pemudi usia produktif yang

memang belum mendapakan pekerjaan atau memilih untuk berdiam diri di rumah,

sedangkan sisanya yakni 45% dari anggota KBG Ratu Para Rasul merupakan

pelajar yang masih dalam proses pendidikan baik di sekolah maupun perguruan

tinggi.

2.5 Kehidupan Harian Umat KBG Ratu Para Rasul

Kehidupan umat di KBG Ratu Para Rasul digambarkan melalaui kegiatan

mereka setiap hari. Hal ini dimulai dari bagaimana mereka mengawali hari dan

bekerja, apa yang mereka lakukan ketika perkerjaan mereka telah selesai, seperti

apa kehidupan rohani mereka secara khusus dalam hal berdoa dan merayakan

ekaristi. Penulis juga memberikan gambaran berkaitan dengan kegiatan-kegiatan

khusus yang umumnya terdapat di KBG Ratu Para Rasul.

Page 37: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

26

2.5.1 Aktifitas Harian Rumah

Ketika sebagian besar aktifitas harian anggota KBG telah selesai di sore

hari, mereka menggunakan waktu untuk beristirahat, berbincang bersama

tetangga, membersihkan rumah dan halaman, atau bagi anak-anak sekolah,

mereka menghabiskan waktu sorenya bermain di jalan-jalan sekitar wilayah KBG.

Namun ada juga yang setelah beristirahat, melanjutkan pekerjaan berkebun

mereka di sore hari. Pada malam hari tidak ada banyak kegiatan yang dilakukan

oleh para anggota KBG ini, pemandangan umum yang biasanya terjadi di malam

hari adalah anak-anak muda yang berkumpul di jalanan sekitar wilayah KBG ini.

2.5.2 Aktifitas Bekerja

Umat di KBG Ratu Para Rasul tergolong umat yang sibuk karena

tugas-tugas harian mereka. Pada umumnya kesibukan tersebut telah dimulai di

pagi hari mulai dari mengurusi anak yang bersekolah, memberi makan ternak,

mulai pergi bekerja sambil terus membuka kios yang mereka miliki dan dijaga

oleh anggota keluarga lainnya, beberapa mulai sibuk dengan usaha menjahit atau

usaha menenun. Pada umumnya kesibukan di tempat kerja baru selesai pada pukul

14.00 WITA. Namun, kesibukan itu tetap berlanjut dengan kegiatan mengurusi

kebun dan menjaga kios. Kesibukan harian yang ada di KBG ini dapat dikatakan

sebagai suatu kesibukan harian normal pada umumnya.

2.5.3 Kegiatan-Kegiatan Khusus

Di samping mengurus kesibukan masing-masing, anggota KBG Ratu Para

Rasul juga memiliki kerjasama yang baik ketika ada kesempatan-kesempatan

khusus. Kesempatan-kesempatan khusus yang dimaksud seperti ketika ada

kedukaan, pernikahan, dan sambut baru. Para anggota KBG biasanya bekerja

sama agar acara-acara bersama tersebut berjalan dengan lancar. Para istri dan

pemudi memasak sedangkan para suami dan para pemuda bersama mengerjakan

pekerjaan berat seperti membangun tenda. Terkadang karena posisinya yang

berada tepat di depan Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret

membuat anggota KBG Ratu Para Rasul menjadi akrab dengan para frater

sehingga dalam kesempatan tertentu para frater menggunakan rumah salah satu

Page 38: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

27

anggota KBG untuk membuat acara seperti syukuran tahbisan diakon atau acara

perpisahan kelompok-kelompok keuskupan. Anggota KBG Ratu Para Rasul

dalam kesempatan kegiatan bersama tersebut terkadang memberikan santunan

berupa uang dari kas KBG kepada pemilik acara.

2.5.4 Doa Bersama

KBG Ratu Para Rasul merupakan KBG yang anggota-anggotanya cukup

rutin membuat kegiatan rohani bersama. Doa bersama anggota KBG rutin dibuat

pada hari Selasa dan Kamis malam setiap minggu pertama dalam bulan. Kegiatan

doa yang dilakukan adalah doa rosario bersama. Doa rutin ini bertujuan untuk

mengeratkan tali persaudaran antara umat KBG, mengajak anggota KBG untuk

menjadi lebih dekat kepada Tuhan. Doa rutin KBG ini menjadi kesempatan untuk

bertukar informasi berkaitan dengan kehidupan berorganisasi mereka (tanggungan

tugas dari paroki dan lain sebagainya). Doa rutin ini ditiadakan apabila hari Selasa

atau Kamis pada bulan jatuh pada tanggal 6. Pada tanggal 6 tiap bulannya dibuat

doa lingkungan sehingga doa bersama di KBG diganti dengan doa bersama di

Lingkungan. Di samping itu, ketika ada kesempatan khusus seperti kedukaan,

pernikahan, dan sambut baru maka diadakan misa bersama atau ibadat bersama

yang melibatkan seluruh anggota KBG.

2.5.5 Perayaan Ekaristi

Dalam merayakan perayaan ekaristi mingguan, anggota KBG Ratu Para

Rasul lebih banyak memilih untuk mengikuti Perayaan Ekaristi di kapela

Seminari Tinggi Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret. Hal ini terjadi karena lokasi

KBG berada tepat di depan seminari dan juga karena bagi beberapa anggota KBG

Ratu Para Rasul, perayaan ekaristi di seminari berlangsung lebih cepat

dibandingkan dengan perayaan ekaristi di paroki. Pada perayaan besar seperti

Natal dan Paskah, umat KBG akan tetap menghadiri Perayaan Ekaristi di seminari

dibandingkan dengan di paroki. Para anggota KBG baru akan mengikuti Perayaan

Ekaristi di paroki ketika mereka mendapatkan tanggungan tugas seperti koor atau

petugas altar. Hanya sebagian kecil anggota KBG yang mengikuti perayaan

ekaristi harian, umumnya mereka hanya mengikuti Perayaan Ekaristi pada hari

Page 39: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

28

Minggu. Perayaan Ekaristi kelompok KBG juga biasanya diadakan setiap kali ada

kunjungan pastor paroki.

2.5.6 Kegiatan-Kegiatan Rohani Khusus

Umumnya diadakan Perayaan Ekaristi dalam kelompok KBG sebanyak

satu kali dalam sebulan. Katekese juga dibuat secara khusus pada bulan Kitab

Suci. Anggota KBG Ratu Para Rasul yang terlibat dalam kegiatan ini umumnya

adalah para istri dan beberapa pemuda serta anak. Dalam beberapa kesempatan

para frater dari Seminari Tinggi Interdiosesan St. Petrus Ritapiret juga dilibatkan

dalam kegiatan-kegiatan rohani di KBG.

Dalam membangun relasi di tingkat Lingkungan, para anggota KBG Ratu

Para Rasul senantiasa berpartisipasi aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan doa

bersama di Lingkungan yang diadakan pada tanggal 6 setiap bulannya. Begitu

pula pada kegiatan-kegiatan bersama di Paroki seperti kerja bakti dan

pertemuan-pertemuan yang melibatkan anggota KBG.

2.5.7 Relasi Antar Anggota KBG

Pada umumnya relasi sosial yang terjadi di tengah-tengah para anggota

KBG Ratu Para Rasul cukup baik. Hampir semua anggota terlibat dalam berbagai

kegiatan bersama yang berlangsung di KBG, Lingkungan mau pun Paroki.

Terkadang terjadi ketidakcocokan antara satu anggota dan anggota lainnya.

Namun pada umumnya hal ini tidak bertahan lama dan keadaan kembali seperti

sediakala.

2.6 Suka Duka Hidup Berorganisasi Dalam KBG Ratu Para Rasul

Dalam menjalani kehidupan berorganisasi dalam KBG, banyak

pengalaman suka-duka yang dialami oleh seluruh anggota KBG Ratu Para

Rasul. Kesulitan-kesulitan yang sering dialami oleh para anggota yang pernah

memegang jabatan pengurus inti adalah ketika para anggota KBG Ratu Para Rasul

merasa bahwa segala tugas yang dipercayakan kepada KBG merupakan tanggung

jawab ketua. Hal ini membuat mereka yang pernah menjabat sebagai ketua merasa

Page 40: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

29

kesulitan ketika anggotanya sulit digerakan sehingga sebagai ketua mereka

terkadang terbebani karena harus bekerja sendiri.24

Keterlibatan kaum muda dan para suami dalam berbagai kegiatan doa

masih perlu ditingkatkan. Hampir pada setiap kegiatan doa, mayoritas anggota

yang berpartisipasi adalah para istri. Ketua KBG seringkali memberi tekanan

kepada seluruh anggota KBG bahwa KBG bukanlah organisasi wanita di mana

yang berpartisipasi aktif dalam menjalankan tugas-tugas bersama hanya para

anggota wanita. Ia menekankan bahwa dalam KBG semua anggotanya harus

berpartisipasi aktif secara khusus dalam kegiatan rohani.

Dalam wawancara bersama Ibu Florentina, ia menyampaikan

pandangannya bahwa KBG merupakan sarana bagi umat dari kelompok terkecil

untuk dapat menjalankan tugasnya sebagai umat beriman yang bersekutu. Baginya

seluruh anggota harus dapat melihat pentingnya hal ini dan itulah mengapa

seluruh anggota harus perpartisipasi secara aktif dalam kegiatan-kegiatan bersama

di KBG. Ia menambahkan bahwa keterlibatan para suami dan pemuda lebih

cenderung terlihat ketika ada kegiatan yang melibatkan pekerjaan berat.

Di sisi lain, masih terdapat beberapa anggota KBG Ratu Para Rasul yang

berstatus suami yang memiliki pandangan bahwa berdoa adalah tugas para istri.25

Begitu pula dengan pemuda-pemudi, mereka menjadi kurang aktif karena

merasa bahwa kegiatan tersebut didominasi oleh orangtua dan hanya melibatkan

urusan-urusan orangtua, sehingga sebagai anak muda mereka merasa tidak

dilibatkan atau tidak memiliki kepentingan khusus untuk bergabung 26

Kesulitan-kesulitan lain yang harus dihadapi adalah ketika terjadi pertikaian

antara anggota KBG. Hal ini akan menjadi kesulitan khususnya pada

kegiatan-kegiatan yang melibatkan kerjasama seluruh anggota KBG. Untuk

mengatasi hal ini , umumnya ketua akan berusaha mendamaikan kedua belah

pihak.

24

Hasil wawancara dengn Florentina Ortje, Ketua KBG Ratu Para Rasul, Paroki St. Mikael Nita,

pada 1 Maret 2020 25

Hasil wawancara dengan Avelinus Moat Sareng, Anggota KBG Ratu Para Rasul, Paroki St.

Mikael Nita pada 8 Maret 2020. 26

Hasil wawancara dengan Theresia Yuliana Bhala, Anggota KBG Ratu Para Rasul, Paroki St.

Mikael Nita pada 8 Maret 2020

Page 41: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

30

Dari semua kesulitan-kesulitan yang dialami, hal baik yang terdapat dalam

kehidupan berorganisasi para anggota KBG Ratu Para Rasul adalah tingginya

semangat kekeluargaan di antara mereka. Bagi mereka perselisihan adalah hal

yang sangat wajar terjadi dalam kehidupan berorganisasi. Para anggota KBG akan

senantiasa membantu sesama anggota lainnya yang mengalami kemalangan.

Meskipun memiliki satu dan dua kekurangan, seluruh anggota KBG tetap dapat

menjalankan tugas-tugas yang dipercayakan kepada mereka

2.7 Kesimpulan

Penulis melihat bahwa dari berbagai aspek kehidupan anggota KBG Ratu

Para Rasul, dapat ditemukan potensi-potensi di mana anggota KBG Ratu Para

Rasul mampu untuk memperoleh pemahaman yang benar terhadap perayaan

ekaristi dan devosi rosario. Hal ini dapat dilihat dari persentase anggota KBG

Ratu Para Rasul yang sebagian besarnya terdiri dari para pelajar di mana pada

tahap ini kesempatan yang dapat digunakan untuk memberikan

pemahaman-pemahaman yang benar seputar perayaan ekaristi dan devosi rosario

yang cukup besar dan lokasi dari KBG tersebut yang berada tepat di depan

Seminari Tinggi Interdiosesan Ritapiret di mana dengan hadirnya para rohaniwan

di tengah-tengah kehidupan para anggota KBG Ratu Para Rasul diharapakan

dapat memberikan pengaruh tentang bagaimana para anggota KBG Ratu Para

Rasul memandang perayaan ekaristi dan devosi rosario.

Oleh sebab itu, sebelum melihat seperti apa pemahaman umat KBG Ratu

Para Rasul terhadap perayaan ekaristi dan devosi rosario, penulis pada bab

selanjutnya akan memberikan penjelasan terhadap apa itu ekaristi dan devosi

rosario dan memberikan gambaran berkaitan dengan hubungan yang ada di antara

kedua hal ini.

Page 42: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

31

BAB III

TINJAUAN UMUM TERHADAP EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO

3.1 Tinjauan Umum Terhadap Ekaristi

Pada bagian ini penulis akan memeberikan ulasan-ulasan berkaitan dengan

apa itu perayaan ekaristi dimulai dari pengertian ekaristi secara umum yang dalam

penjelasannya penulis mengutip penjelasan yang diberikan oleh E. Martasudjita, Pr

dalam bukunya yang berjudul "Ekaristi, Tinjauan Teologis, Liturgis, dan

Pastoral", penulis kemudian memberikan penjelasan tentang perjalanan

perkembangan sejarah perayaan ekaristi yang juga diambil dari sumber yang

sama, kemudian diberikan gambaran dan penjelasan tentang struktur dan tata

perayaan ekaristi secara umum. Di bagian akhir penulis memberikan gambaran

berkaitan dengan bagaimana peran ekaristi bagi kehidupan umat kristiani.

3.1.1 Pengertian Ekaristi

Ekaristi merupakan puncak dari penghayatan iman Katolik. Oleh sebab

itulah Ekaristi merupakan suatu perayaan iman dan disebut sebagai suatu perayaan.

Dalam Ekaristi umat menghayati seluruh peristiwa penyelamatannya oleh Kristus

yang terwujud dalam peristiwa wafat dan kebangkitanNya. Untuk menjelaskan

pengertian istilah Ekaristi dan perkembangnnya, penulis mengutip penjelasan yang

diberikan oleh E. Martasudjita, Pr dalam bukunya yang berjudul "Ekaristi,

Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral"27.

Istilah Ekaristi berasal dari kata Yunani yaitu eucharistia yang berarti puji

dan syukur. Kata ini berasal dari kata kerja Yunani eucharistein yang berarti

memuji dan mengucap syukur. Dalam perkembangannya banyak terjadi pasang

surut dan perubahan istilah yang digunakan untuk menyebut keseluruhan rangkaian

Perayaan Ekaristi ini. Istilah eucharistein ini dalam Kitab Perjanjian Baru

digunakan bersamaan dengan istilah eulogein (memuji-beryukur), untuk

menerjemahkan kata bahasa Ibrani barekh (memuji-memberkati). Istilah barekh ini

merupakan bentuk kata kerja dari berakhah. Istilah ini sendiri merujuk pada suatu

27

E. Martasudjita, Ekarisi: Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral, (Yogyakarta: Penerbit

Kanisius, 2005), hlm. 28-30.

Page 43: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

32

doa berkat yang berisi pujian, syukur dan permohonan yang berlangsung dalam

perjamuan makan Yahudi. Dengan demikian, kata ekaristi memiliki asal-usulnya

pada doa berkat dalam perjamuan makan yahudi. Kata ekaristi telah digunakan

untuk menyebutkan seluruh rangkaian Perayaan Ekaristi pada tiga abad pertama

sejarah Gereja.

Perubahan baru terjadi pada abad keempat di mana penggunaan istilah

ekaristi mulai menghilang. Di Gereja Barat, istilah ekaristi mulai disempitkan

untuk menyebutkan santapan ekaristis atau komuni. Mulai pada abad tersebut

istilah "kurban" (sacrificium) dan "persembahan" (oblatio) menjadi populer

digunakan untuk menunjuk seluruh rangkaian perayaan dan menggantikan istilah

ekaristi.

Di samping itu, pada abad kedua puluh, penggunaan istilah eucharistia

perlahan tenggelam dengan munculnya penggunaan bahasa Latin yakni pada abad

ketiga dan abad keempat dalam liturgi Gereja. Istilah ekaristi kembali populer

digunakan pada abad kedua puluh dengan munculnya konstitusi liturgi

Sacrosanctum Concillium, yang memberi judul pada bab II dengan "Misteri

Ekaristi Suci".

Poin utama yang ingin ditekankan adalah bahwa istilah ekaristi secara tepat

menunjukkan isi dari apa yang dirayakan oleh umat beriman dalam seluruh

rangkaian Perayaan Ekaristi. Istilah ekaristi mengungkapkan pujian syukur atas

karya penyelamatan Allah yang terlaksana melalui Yesus Kristus, sebagaimana

berpuncak dalam peristiwa wafat dan kebangkitan Kristus.Dalam pujian syukur

tersebut, Gereja mengenangkan serta menghadirkan misteri penebusan Kristus itu

sekarang ini dan di sini.

3.1.2 Sejarah Ekaristi

Secara teknis kita dapat mengatakan bahwa Perayaan Ekaristi yang pertama

terjadi pada peristiwa perjamuan malam terakhir oleh Yesus Kristus bersama para

muridnya. Dalam peristiwa tersebut, dengan jelas Yesus mengamanatkan kepada

para muridNya untuk melanjutkan tradisi perjamuan tersebut sebagai kenangan

akan diriNya. 28 Rasul Paulus sendiri dalam beberapa suratNya mengingatkan

28

bdk.Luk 22: 17-19

Page 44: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

33

pentingnya Ekaristi untuk dijalankan bagi umat yang percaya29. Meski pun begitu,

peran Kristus pada apa yang sering dianggap sebagai Ekaristi yang pertama

tersebut nampaknya hanya sebatas pada pemberian amanat agar peristiwa

perjamuan tersebut diwariskan secara turun-temurun bagi orang yang percaya.

Sementara susunan Perayaan Ekaristi sendiri mengalami perubahan sejalan dengan

perkembangan jaman.

Theodore Klauser mengatakan bahwa kegiatan-kegiatan liturgis diambil

alih oleh praktek Yudaisme terakhir. Pola tersebut kemudian dilanjutkan oleh

jemaat Gereja Purba Meski pun terkadang Gereja menciptakan sendiri bentuk

ibadatnya. Dalam jemaat-jemaat bukan Yahudi, lebih banyak terjadi peminjaman

bentuk ibadat dari praktek keagamaan di kalangan Romawi-Yunani.30

Dalam alur perubahan jaman, bentuk serta perkembangan Perayaan Ekaristi

tersebut oleh E. Martasudjita terbagi ke dalam beberapa kelompok yakni: Perayaan

Ekaristi dalam Gereja Perdana, Perayaan Ekaristi pada Abad-Abad Pertama,

Perayaan Ekaristi pada Abad IV-VI, Perayaan Ekaristi pada Abad Pertengahan,

Perayaan Ekariti pada Abad XVI-XX, dan Perayaan Ekaristi dalam Semangat

Konsili Vatikan II.31

3.1.2.1 Perayaan Ekaristi Dalam Gereja Perdana

Perayaan Ekaristi jemaat Gereja Perdana berakar dalam

perjamuan-perjamun makan Yesus dengan orang-orang berdosa, perjamuan malam

terakhir, dan perjamuan makan dengan Kristus yang bangkit pada saat

penampakanNya. Perayaan Ekaristi mulai ada sejak awal berdirinya. Hal ini dapat

dilihat dalam beberapa bacaan yang menunjukkan bagaimana jemaat-jemaat Gereja

Perdana berkumpul dalam suatu pertemuan untuk mendengarkan Sabda Allah,

mengadakan perjamuan, dan merayakan Ekaristi yang oleh Lukas disebut

"pemecahan roti"(bdk. Kis 2:42 dan 2:46-47).

Ada pun kebiasaan berkumpul pada hari Minggu untuk merayakan Ekaristi

telah hadir bersamaan pula dengan kebiasaan merayakan ekaristi tersebut. Dalam

Kis 20:7 digambarkan situasi di mana para jemaat berkumpul pada hari pertama

29

bdk.1 Kor 1: 23-29 30

Theodore Klauser, Sejarah Singkat Liturgi Barat, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1991), hlm. 13 31

E. Martasudjita, op. cit.,, hlm. 40-58.

Page 45: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

34

dalam minggu untuk memecah-mecahkan roti. Jemaat perdana nampaknya

memang memiliki kebiasaan untuk berkumpul pada hari Minggu. Salah satu

alasannya yakni karena pada hari Minggu merupakan hari di mana Tuhan bangkit

(bdk. Mat 28:1; Mrk 16:1; Luk 24;1; Yoh 20:1).

Berdasarkan bentuknya, Perayaan Ekaristi pada masa Gereja Perdana

digabungkan dengan suatu perjamuan makan yang disebut dengan agape. Perayaan

Ekaristi dirayakan dalam bentuk yang sama seperti yang dilakukan oleh Yesus

Kristus pada peristiwa perjamuan terakhir di mana sebelum perjamuan didaraskan

doa berkat atas roti, kemudian dilanjutkan dengan perjamuan agape tersebut, dan

ditutup dengan mendaraskan doa berkat atas piala. Pendarasan doa berkat atas roti

dan piala dengan tindakan disekitarnya dipisahkan oleh agape tersebut. Meski pun

begitu keduanya tetap dipandang sebagai suatu kesatuan.

Dalam kurun waktu yang relatif cepat, bagian pendarasan doa berkat

terhadap roti sebelum perjamuan agape digabungkan dengan bagian pendarasan

doa berkat atas piala sesudah perjamuan makan, sehingga kedua bagian pendarasan

doa berkat tersebut menjadi satu kesatuan Perayaan Ekaristi. Perubahan ini juga

mengakibatkan terjadinya pemisahan antara Perayaan Ekaristi tadi dengan

perjamuan makan agape. Perjamuan makan agape diadakan sebelum Perayaan

Ekaristi dilangsungkan dan hal ini nampaknya telah terjadi sejak jaman para rasul.

Ada pun beberapa alasan mengapa perjamuan makan agape dan Perayaan Ekaristi

dipisahkan yakni karena jumlah jemaat yang semakin banyak dan terjadi

perpecahan antara jemaat berdasarkan golongan miskin dan kaya sehingga

berujung pada tindakan diskriminatif terhadap kelompok miskin. Hingga pada

masa sesudah para rasul perjamuan makan agape dan Perayaan Ekaristi menjadi

benar-benar dipisahkan. Perjamuan makan agape biasanya telah dilakukan pada

hari Sabtu malam sebelum pada hari Minggu pagi Perayaan Ekaristi

dilangsungkan.

Dengan adanya pemisahan perjamuan makan agape dan Perayaan Ekaristi

maka terdapat sebuah tempat kosong yang ditinggalkan oleh perjamuan makan

agape tersebut. Kekosongan ini segera diisi dengan liturgi sabda yang terdiri atas

bacaan-bacaan, homili, dan doa-doa. Liturgi sabda ini diadakan sebelum liturgi

Ekaristi, sedangkan dalam perayaan ekaristi mazmur, himne, dan nyanyian rohani

Page 46: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

35

juga disertakan dan dinyanyikan. Penyatuan liturgi sabda dan liturgi Ekaristi

nampaknya telah berkembang menjadi suatu perkembangan liturgis Perayaan

Ekaristi yang pasti dalam Gereja abad I-II. Dengan begitu pada akhir abad I, Gereja

telah memiliki bentuk dan Perayaan Ekaristi yang terus bertahan hingga saat ini.

Berikut adalah bentuk dasar Perayaan Ekaristi pada masa Gereja Perdana:

o Liturgi Sabda yang terdiri atas bacaan-bacaan, homili dan doa-doa

Liturgi Ekaristi yang terdiri atas:

o Doa Syukur Agung yang dibawakan oleh pemimpin umat. Doa Syukur

Agung ini meliputi doa berkat yang berupa pujian syukur atas roti dan

piala, dan tindakan serta sabda Yesus atas roti dan piala.

o Komuni yang berupa penerimaan roti dan anggur ekaristis oleh seluruh

umat.

3.1.2.2 Perayaan Ekaristi Pada Abad-Abad Pertama

Kreativitas menjadi suatu ciri khas yang memenuhi Perayaan Ekaristi para

jemaat di Abad-Abad Pertama kehidupan Gereja. Hal ini terlihat melalui ciri

karismatis para pemimpinnya dan sekaligus ditandai dengan adanya pergeseran

menuju pembakuan hal-hal yang esensial dari Perayaan Ekaristi. Meski pun begitu,

pada masa ini belum terdapat suatu pembakuan Tata Perayaan Ekaristi (TPE)

seperti yang dimiliki Gereja pada saat ini.Yang menarik dalam Perayaan Ekaristi

pada masa ini adalah pemimpin dapat merumuskan sendiri doa-doa dalam Perayaan

Ekaristi, termasuk Doa Syukur Agung. Sekali pun begitu, dalam mendaraskan Doa

Syukur Agung, unsur kisah serta kata-kata institusi yang merupakan inti dari doa

ini tetaplah sama dan satu.

Kebebasan dalam menyusun doa tersebut nampaknya berdampak terhadap

pandangan jemaat terhadap pemimpin mereka. Kemampuan seorang pemimpin

untuk mendaraskan Doa Syukur Agung yang bagus seringkali menjadi tolak ukur

untuk melihat melihat apakah pemimpin tersebut unggul dan memiliki karisma.

Kebebasan ini juga membuat Perayaan Ekaristi dalam Gereja pada masa ini begitu

beragam. Gereja yang tersebar di berbagai tempat tersebut memiliki praktek Tata

Perayaan Ekaristinya masing-masing, Meski pun bentuk dasarnya tetap sama dan

satu.

Page 47: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

36

Seorang imam dari Roma bernama Hipolitus mengeluarkan sebuah teks

liturgi yang lengkap menggambarkan bagaimana Perayaan Ekaristi pada

masa-masa abad pertama (terkhusus pada abad III) diadakan dan juga mengenai

praktek-praktek Gereja saat itu. Hipolitus nampaknya ingin menyampaikan apa

yang menurutnya tradisional dan sesuai dengan tradisi para rasul. Hal ini beranjak

dari kenyataan tentang banyaknya ragam tata Perayaan Ekaristi yang berbeda-beda

dalam Gereja di berbagai tempat. Barangkali, pada masa itu, imam atau pemimpin

ibadat yang berkarisma dipandang semakin langka. Hal ini menyebabkan Gereja

semakin membutuhkan suatu teks liturgis dari segi ortodoks yang kualitasnya

terjamin. Maka dari itu, perlahan mulai disusun suatu pembakuan teks-teks

liturgis seiring dengan pertumbuhan Gereja yang pesat khususnya pada abad IV.

Gereja pada abad-abad pertama ini adalah Gereja yang hidup di tengah

situasi penganiayaan. Umumnya orang-orang Kristiani yang berada di dalam

kekaisaran Romawi hidup secara tidak bebas serta banyak yang menjadi martir

pada tiga abad pertama Masehi tersebut. Hal ini memaksa jemaat untuk merayakan

Ekaristi secara sembunyi-sembunyi di rumah-rumah, di katakombe-katakombe,

atau di kuburan bawah tanah di sekitar kota Roma.

Pada masa ini bahasa liturgi yang digunakan adalah bahasa Yunani. Bahasa

ini menjadi bahasa sehari-hari masyarakat dan umat di seluruh wilayah kekaisaran

Romawi. Pada abad ke III, bahasa Latin mulai diberlakukan dan hal ini pun

memiliki dampaknya pada bahasa yang dipakai dalam litugi Gereja, hingga pada

abad IV Paus Damaskus dengan resmi menyatakan bahasa Latin sebagai bahasa

resmi liturgi, termasuk untuk Perayaan Liturgi di Roma.

3.1.2.3 Perayaan Ekaristi Pada Abad IV-VI

Edik Milan dimaklumkan pada tahun 313 oleh Konstantinus. Ia sendiri

bahkan memberikan dukungan dan keistimewaan berkaitan dengan berbagai hal

kepada umat kristiani. Perubahan situasi yang sangat besar dialami oleh Gereja,

dari Gereja yang teraniaya menjadi Gereja yang memperoleh kebebasan dan

dihormati. Perubahan yang besar ini memiliki dampaknya bagi Gereja. Terjadi

pembengkakan jemaat terutama pada tahun 380 di mana agama Kristen dijadikan

agama negara dan membuat semua orang di wilayah kekaisaran romawi menjadi

Page 48: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

37

kristiani. Namun, permasalahannya di sini adalah apakah pada masa tersebut orang

menjadi kristiani sungguh disebabkan oleh imannya kepada Kristus atau sekedar

agar memperoleh suatu kerhormatan karena pada masa itu menjadi pemimpin

Gereja setara dengan Kaisar sehingga orang akan menjadi sangat terhormat dengan

menduduki posisi tersebut.

Terhadap liturgi Gereja, perubahan ini juga memiliki dampaknya tersendiri.

Pada masa ini khususnya pada abad IV hingga abad VI Perayaan Ekaristi yang

semula hanya dapat dirayakan di dalam katakombe-katakombe, kini telah dapat

dilakukan di basilika-basilika yang merupakan bangunan dan gedung raja yang

megah dan besar. Pakaian uskup dan imam pun mejadi khusus, bagus, berseni,

agung dan semarak. Sejak tahun 321 hari Minggu menjadi hari libur agar umat

dapat berkumpul dan merayakan Ekaristi serta dilakukan juga perayaan-perayaan

khusus saat hari-hari raya dan peringatan orang-orang kudus menggantikan

pesta-pesta kafir.

Pada masa-masa ini Perayaan Ekaristi yang semula hanya terdiri dari liturgi

sabda dan liturgi Ekaristi menjadi lebih lengkap dengan penambahan ritus pembuka

serta nyanyian-nyanyian. Pada ritus pembuka mulai muncul kebiasaan perarakan

petugas ke altar mengingat gedung Gereja yang semakin besar dan luas. Hingga

akhir abad ke V, perarakan masih dilakukan dalam situasi hening seperti pada saat

perarakan Jumat Agung masa sekarang ini. Sejak abad V-VI perarakan diiringi

dengan sebuah litani yang dijawab "Kyrie" oleh umat, Meski pun kemudian

"Kyrie" ini juga diucapkan sesudah perarakan. Madah "Gloria" awalnya digunakan

dalam Ibadat Pagi, namun kemudian dimasukkan dalam Perayaan Ekarisi di Roma

sekitar abad IV. Madah "Gloria" pada awalnya hanya digunakan pada perayaan

Natal saja, namun setelah itu juga digunakan pada saat Paskah dan pada hari-hari

Minggu, serta pada pesta-pesta para martir. Pada masa ini juga dimasukan nyanyian

offertorium (nyanyian persembahan) dan nyanyian komuni. Embolisme setelah

Bapa Kami juga ditambahkkan pada abad IV dan mulai dinyanyikan pada abadV.

Dari semua perkembangan yang terjadi dalam liturgi Gereja abad ini,

terdapat satu yang terpenting yakni terbentuknya Doa Syukur Agung yang disebut

Kanon Romawi. Doa Syukur Agung Kanon Romawi ini masih tetap bertahan

hingga saat ini yang dikenal sebagai Doa Syukur Agung I.

Page 49: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

38

3.1.2.4 Perayaan Ekarsti Pada Abad Pertengahan

Sejak abad VIII terjadi pembakuan ritus liturgi misa kudus dalam liturgi

Gereja. Hal ini berdampak pada penyeragaman praktek Perayaan Ekaristi menurut

ritus Romawi. Liturgi Gereja, khususnya Perayaan Ekaristi ritus Romawi, digarap

secara serius menurut bahan baku liturgi Romawi, yaitu dari perayaan dan doa-doa

yang terdapat dalam buku Sacramentum Adrianus (sebuah buku yang berisi

kumpulan doa untuk Perayaan Ekaristi, pembabtisan, dan upacara lainnya yang

ditulis oleh Paus Adrianus pada abad VIII). Hal ini adalah buah dari kerjasama

antara Paus Leo III dan Karolus Agung yang merupakan raja bangsa Franken dan

kemudian digelari Kaisar Romawi pada tahun 800 oleh Paus LeoIII. Tata Perayaan

Ekaristi hasil pembaharuan di masa Karolus Agung ini dikenal dengan ritus

Roma-Galikan. Demi kesatuan rakyatnya, Karolus Agung mewajibkan agar Tata

Perayaan Ekaristi ritus Roma-Galikan digunakan di seluruh wilayah kekaisarannya.

Hal ini disambut baik oleh rakyatnya bahkan ritus ini juga digunakan di luar

wilayah kekaisarannya seperti misalnya kerajaan-kerajaan di Germania Utara di

mana isi dari ritus ini ditambah lagi sesuai dengan kebiasaan setempat Meski pun

tidak merubah bentuk aslinya. Kini Misa kudus tersebut dikenal dengan liturgi

Roma-Galikan-Germania.

Pada tahun 1073-1085 Paus Gregorius VII mengharuskan seluruh uskup di

Gereja Barat untuk menggunakan liturgi Romawi. Ia juga mewajibkan agar semua

teks liturgi mendapatkan pengesahan dari kuria Roma. Ia berharap agar dengan cara

ini kemurnian ajaran dan bentuk perayaan liturgi di mana pun dapat dipelihara.

Pada masa ini doa-doa imam dan tambahan ritus gerak juga ditambah. Penambahan

tersebut diantara lain adalah doa-doa singkat imam saat mencium altar, memegang

hosti, dan sebagainya. Gereja sangat memusatkan seluruh perhatian teologis dan

liturgisnya pada kehadiran Kristus dalam Sakramen Mahakudus. Oleh karena itu,

mulai pada masa ini pun berkembang devosi terhadap Sakramen Mahakudus. Pada

masa ini juga berkembang suatu misa yang disebut dengan misa votiv, yakni misa

yang dirayakan menurut ujud tertentu. Dari sinilah dapat dimaklumi hadirnya

model misa pribadi para imam yang harus membacakan itensi atau ujud misa

tertentu.

Page 50: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

39

Penghayatan umum liturgi Abad Pertengahan memberikan kesan bahwa

liturgi hanya merupakan urusan kaum klerus dan hal ini membuat umat menjadi

terasing dari perayaan liturgi. Selain daripada kenyataan bahwa umat tidak

memahami bahasa yang digunakan (Bahasa Latin), umat juga tidak memahami apa

yang sedang dirayakan dalam Ekaristi tersebut. Hal ini disebabkan oleh doa-doa,

khususnya Doa Syukur Agung yang pada saat itu didoakan secara lembut dan

bisik-bisik. Tujuannya adalah untuk menjaga kesucian dan suasana agung, sakral

dan misteri. Dalam Konsili Lateran IV disampaikan bahwa umat beriman minimal

menerima hosti sekali dalam setahun. Kala itu komuni kudus diterimakan langsung

di lidah umat untuk menjaga kekudusan Tubuh Kristus yang diterima. Keterasingan

umat dari perayaan liturgi menjadi salah satu latar belakang proses penjauhan umat

dari altar. Sejak abad VIII, altar digeser ke tembok dan imam harus merayakan

Ekaristi dengan posisi membelakangi umat. Terasingnya umat dari perayaan liturgi

juga menyebabkan suburnya praktek devosi yang dilakukan oleh umat selama

Perayaan Ekaristi berlangsung.

3.1.2.5 Perayaan Ekaristi Pada Abad XVI-XX

Abad XVI merupakan masa di mana terjadi suatu perubahan dalam sejarah

Gereja. Hal ini ditandai dengan lahirnya gerakan Reformasi oleh Marthin Luther,

Johanes Calvin, Zwingli, dan sebagainya. Gerakan ini menentang teologi dan

praktek Gereja yang bagi mereka telah jauh menyimpang dari satu-satunya sumber

hidup iman yakni Kitab Suci. Mereka menolak Tradisi Gereja dan termasuk di

dalamnya, Misa Kudus. Gerakan pemisahan ini juga terjadi di Inggris ketika Raja

Henry VIII memisahkan Gereja Inggris dari Gereja Roma dan sejak itu berdirilah

Gereja Anglikan Inggris.

Konsili Trente diadakan sebagai bentuk tanggapan Gereja terhadap gerakan

reformasi tersebut. Namun, oleh karena situasi Gereja yang pada saat itu tidak

mudah, pelaksanaan sidang tersebut sering tertunda bahkan hingga bertahun-tahun.

Sidang tersebut harus berlangsung dalam kurun waktu yang cukup lama yaitu dari

tahun 1545 hingga 1563. Dengan alasan kekurangan waktu, maka Paus Pius V

(1566-1572) diberi wewenang untuk mempersiapkan pembaharuan bidang liturgi,

termasuk di dalamnya Tata Perayaan Ekaristi. Hasilnya adalah pemakluman

Page 51: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

40

Missale Romanum Pius V. Pada tahun 1588 Paus Sixtus (1585-1590) mendirikan

sebuah Kongregasi Suci yang tugas utamanya adalah untuk mengawasi kesetiaan

Gereja di mana pun dalam melaksankan perayaan liturgi sesuai dengan

pembahruan yang telah ditentukan oleh Konsili Trente. Dalam pembaharuan ini

pun ditegaskan bahwa bahasa Latin menjadi bahasa wajib yang digunakan dalam

perayaan liturgi bagi Gereja Katolik di seluruh dunia.

Sejak abad XVI atau pasca-Trente, liturgi Gereja Katolik sangat

menekankan kesatuan dan keseragaman dalam melaksanakan ritus Romawinya.

Para imam dan uskup dilarang untuk melakukan perubahan dalam Tata Perayaan

Ekaristi. Hal ini beranjak pada kenyaatan tentang adanya kecenderungan para

imam dan uskup yang memberikan perubahan dalam Tata Perayaan Ekaristi

walaupun tidak mengubah apapun dari struktur dasarnya. Peraturan dari Paus V ini

masih membuat umat hanya berperan sebagai pendengar dan penonton serta

mengamati apa yang dilakukan oleh para imam dalam Perayaan Ekaristi.

Terdapat masa di mana bagian khotbah dilepaskan dari liturgi dan diadakan

sebelum Perayaan Ekaristi di mulai, yakni pada zaman Barok (abad XVII-XVIII).

Pada tahun 1903, Paus Pius X mengeluarkan Motu Proprio,Tra le sollecitudini,

yang membahas tentang pembaharuan musik Gereja. Di dalamnya, Paus Pius X

mengharapkan agar umat dapat berpartisipasi aktif dalam liturgi Gereja. Di sinilah

mulai bermunculan gerakan-gerakan liturgi yang tujuannya adalah agar umat lebih

memahami liturgi dan berpartisipasi aktif, sehingga umat tidak hanya berperan

sebagai penonton saja. Pembaharuan-pembaharuan ini berbuah baik dengan adanya

tanggapan positif dari Takhta Suci di mana Paus Pius XII berusaha memberikan

pembaruan pada pengaturan perayaan malam Paskah (1951) dan kemudian liturgi

Pekan Suci pada tahun 1955. Namun, puncak dari seluruh gerakan pembaharuan

tersebut ialah Konsili Vatikan II pada awal abad XX yang dokumen pertamanya

adalah mengenai liturgi Gereja.

3.1.2.6 Perayaan Ekaristi Dalam Semangat Konsili Vatikan II

Paus Yohanes XXIII memberikan perubahan dalam sejarah Gereja dengan

mengubah wajah Gereja melalui prakarsanya yang terkenal yakni pemanggilan

konsili ekumenis: Konsili Vatikan II. Penekanan perubahan yang ada di dalamnya

Page 52: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

41

yakni mengenai bagaimana Gereja mulai membuka diri terhadap dunia dan

menjadikan Gereja sebagai sebuah sakramen keselamatan Allah bagi dunia. Dunia

tidak lagi dipandang sebagai kelompok kafir, pendosa atau bahkan musuh.

Sebaliknya, Gereja menjadikan dunia sebagai partner dialognya.

Dokumen pertama dalam Konsili Vatikan II adalah Konstitusi Liturgi

Sacrosanctum Concilium (SC). Konstitusi Liturgi SC ini dianggap sebagai puncak

dari seluruh rangkaian perjuangan pembaharuan liturgi Gereja. Kini umat

diharapkan dapat secara aktif mengikuti Perayaan Ekaristi. Di samping itu,

Perayaan Ekaristi pun kini dapat dijalankan dengan menggunakan bahasa pribumi.

Bahasa Latin tidak lagi menjadi bahasa wajib dalam Perayaan Ekaristi. Imam pun

merayakan Ekaristi di tengah umat, pembacaan Sabda Allah dipandang sebagai

bagian pokok dari Perayaan Liturgi, termasuk Misa Kudus. Homili dijadikan

bagian internal dalam liturgi sabda sehingga tidak lagi dipisahkan di luar Perayaan

Ekaristi. Proses inkulturasi mulai terasa dengan mulai dimasukannya tarian,

nyanyian, dan musik dari budaya setempat.

Untuk menjaga pelaksanaan keputusan Konsili Vatikan II, Paus Paulus VI

membentuk sebuah komisi dan panitia yang mempersiapkan pembaruan buku-buku

liturgi menurut semangat Konsili Vatikan II. Buku Missale Romanum yang baru

diterbitkan pada tahun 1970 untuk menggantikan buku Missale Romanum Paulus

VI. Terbitan baru ini merupakan suatu edisi pembaharuan yang betul-betul

memasukan seluruh unsur kekayaan liturgi Gereja. Terdapat tiga buah tambahan

Doa Syukur Agung di dalam Tata Perayaan Ekaristi yang baru yakni, Kanon

Romawi yang menjadi DSA I dan DSA II-IV. Setelah itu dalam rangka Tahun Suci

(Yubelium) pada tahun 1975, Kongregasi Ibadat menerbitkan sebuah DSA baru

yang bertema "Rekonsiliasi", yang biasa dikenal dengan DSA V dan VI.

Bersamaan dengan itu diterbitkan pula tiga buah DSA untuk anak-anak yang

sekarang dikenal dengan DSA VIII, IX, dan X.

Atas kehendak Paus Yohanes Paulus II, diterbitkanlah Missale Romanum

2002. Hal ini dilakukan karena beberapa alasan, salah satunya adalah Missale

Romanum 1970 telah digunakan selama 30 tahun dan dalam masa itu Gereja dalam

perkembangannya telah banyak mengalami perubahan. Dengan demikian secara

Page 53: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

42

keseluruhan mulai dari tahun 1969 hingga saat ini telah terbit tiga edisi Missale

Romanum.

3.1.3 Struktur Dasar Ekaristi

Berdasarkan Pedoman Umum Misale Romawi. 32 seluruh rangkaian

Perayaan Ekaristi terbagi dalam empat bagian besar yakni Ritus Pembuka, Liturgi

Sabda, Liturgi Ekaristi dan Ritus Penutup. Apabila diurutkan maka susunan

Perayaan Ekaristi adalah sebagai berikut:

3.1.3.1 Ritus Pembuka

Dalam Ritus Pembuka terdapat perarakan masuk, salam, kata pengantar,

pernyataan tobat, Tuhan Kasihanilah, Kemuliaan, dan doa pembuka. Seluruh

bagian tersebut memiliki tujuan yakni untuk mempersatukan umat yang berhimpun

dan mempersiapkan mereka agar dapat masuk dan dengan segenap hati menghayati

seluruh rangkaian Perayaaan Ekaristi.

Perarakan Masuk.

Ritus pembuka dalam Perayaan Ekaristi diawali dengan perarakan masuk.

Para pertugas liturgi beserta imam berjalan menuju altar dengan urutan yang telah

diatur. Perarakan ini hendaknya diiringi oleh nyanyian pembukaan yang dibawakan

oleh paduan suara atau koor dan juga umat. Nyanyian pembuka bertujuan untuk

membuka Perayaan Ekaristi, membina kesatuan umat, dan mengantar umat untuk

masuk ke dalam masa liturgi atau peristiwa yang dirayakan.

Penghormatan Altar dan Salam.

Setelah arakan petugas liturgi dan imam tiba di panti imam, imam dan para

petugas berlutut atau membungkuk untuk menghormati altar. Kemudian imam

langsung menuju altar dan mencium altar. Dalam perayaan-perayaan khusus,

setelah mencium altar, imam mengitari altar dan salib sambil mendupainya. Imam

kemudian menyampaikan salam kepada umat dan juga sebuah pengantar singkat

berkaitan dengan Perayaan Ekaristi yang akan dirayakan.

32

Komisi Liturgi KWI, Pedoman Umum Misale Romawi (Ende: Nusa Indah, 2002), hlm. 41-60.),

Page 54: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

43

Pernyataan Tobat

Imam kemudian mengajak umat untuk sejenak merenung dan menyesali

segala dosa dan kesalahan-kesalahannya di waktu-waktu yang lalu, maksud dari

pernyataan tobat diletakan pada bagian awal dalam Perayaan Ekaristi adalah agar

segenap umat yang mengikuti Perayaan Ekaristi hadir dalam keadaan bersih dan

pantas di hadapan Allah. Setelah pernyataan tobat imam memberikan absolusi.

Perlu diingat bahwa absolusi yang diberikan ini tidak memiliki kuasa pengampunan

yang sama dengan absolusi yang diberikan dalam Sakramen Tobat.

Tuhan Kasihanilah

Pernyataan tobat selalu disusul dengan nyanyian Tuhan Kasihanilah,

kecuali jika seruan ini telah tercantum dalam pernyataan tobat. Tuhan Kasihanilah

bersifat seruan sehingga dapat dinyanyikan atau didaraskan secara silih berganti

antara umat dan imam atau antara umat dan para petugas paduan suara.

Kemuliaan

Madah Kemuliaan merupakan salah satu bagian yang paling meriah

sekaligus penting dalam ritus pembukaan. Dalam Kemuliaan segenap umat yang

hadir dalam Perayaan Ekaristi memuji-muji dan memuliakan Allah. Sama seperti

Tuhan Kasihanilah, madah Kemuliaan didaraskan atau dinyanyikan secara silih

berganti antara umat dan imam atau antara umat dan para petugas paduan suara.

Madah Kemuliaan ini wajib dinyanyikan atau didaraskan pada hari Minggu di luar

masa Adven dan Prapaskah dan juga pada hari-hari raya atau pada

peringatan-peringatan lainnya dalam kalendar liturgi. Umumnya dalam perayaan

biasa atau Perayaan Ekaristi harian bagian Kemuliaan ini ditiadakan.

Doa Pembuka

Setelah seluruh rangkaian persiapan batin umat dan puji-pujian di awal

Perayaan Ekaristi selesai, umat diajak untuk masuk ke dalam permenungan sabda

Allah pada Liturgi Sabda. Imam mengajak umat untuk berdoa dan imam mulai

mendaraskan Doa Pembuka. Sesuai dengan tradisi tua Gereja, doa pembuka

diarahkan kepada Allah Bapa, dengan pengantaraan Putera, dalam Roh Kudus dan

diakhiri dengan rumusan sebagai berikut:

Page 55: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

44

o Apabila doa diarahkan kepada Bapa.

Dengan pengantaraan Yesus Kristus PutraMu, Tuhan kami, yang bersama

dengan Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah,

kini dan sepanjang masa.

o Apabila doa diarahkan kepada Bapa, tetapi pada akhir doa disebut Putra.

Sebab Dialah Tuhan, pengantara kami, yang bersama dengan Dikau,

dalam persatuan dengan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan

sepanjang masa.

3) Apabila doa diarahkan kepada Putera.

Sebab Engkaulah Tuhan, pengantara kami, yang bersama dengan Bapa,

dalam persatuan dengan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan

sepanjang masa.

Umat menanggapi doa ini dan menjadikannya sebagai doa mereka sendiri

dengan menjawab Amin.

3.1.3.2 Liturgi Sabda

Inti dari Liturgi Sabda adalah bacaan-bacaan dari Alkitab dan

nyanyian-nyanyian tanggapannya. Pokok inti ini diperdalam dengan adanya

homili, syahadat, dan doa umat. Sabda Allah yang didengarkan dalam Liturgi

Sabda diuraikan dalam homili sebab dalam homili Allah sendiri berbicara kepada

umatNya melalui perantaraan imamNya. Sabda Allah ini diresapi dan dihayati oleh

umat dalam rupa keheningan nyanyian serta dihayati dalam syahadat. Dan setelah

itu umat memanjatkan segala permohonan mereka dalam doa umat.

Ada pun bagian-bagian dalam Liturgi Sabda itu dibagi dalam urutan berikut:

Saat Hening

Umat perlu memiliki waktu dan kesempatan untuk dapat

merenungkan dan menghayati setiap pesan dari bacaan-bacaan yang telah

didengarkan. Oleh karena itu perlu disisipkan saat hening dalam Liturgi

Sabda. Saat hening sangat tepat apabila diletakan sesudah bacaan pertama,

bacaan kedua, atau setelah bacaan Injil.

Page 56: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

45

Bacaan-bacaan Alkitab

Rangkaian bacaan yang diberikan kepada umat haruslah sesuai

dengan kaidah penataan bacaan Alkitab. Kaidah penataan bacaan Alkitab

yang dimaksud adalah bagaimana bacaan tersebut dapat menunjukkan

kesatuan dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dengan sejarah

keselamatan. Oleh sebab itu bacaan-bacaan serta mazmur tanggapan tidak

boleh diganti dengan bacaan-bacaan lain di luar Alkitab. Perlu diingat

bahwa bacaan-bacaan dalam Perayaan Ekaristi harus dibawakan oleh

petugas selain imam selebran, sedangkan Injil dibawakan oleh diakon atau

imam selain imam konselebran. Hanya jika tidak ada petugas lain barulah

imam selebran mengambil alih tugas ini.

Bacaan Injil merupakan puncak dari Liturgi Sabda. Bacaan Injil

harus dibawakan secara terhormat karena pada dasarnya bacaan Injil lebih

mulia dari bacaan-bacaan lainnya. Maka dari itu tata cara membawakannya

juga berbeda yakni sebagai berikut : (1) Diakon yang ditugaskan

memaklumkan Injil mempersiapkan diri dengan berdoa atau meminta

berkat dari imam selebran; (2) umat beriman, lewat aklamasi-aklamasi,

mengakui dan mengimani kehadiran Kristus yang bersabda kepada umat

dalam pembacaan Injil; selain itu umat berdiri selama pembacaan Injil

berlangsung; (3) Kitab Injil sendiri diberi penghormatan yang sangat

khusus.

Mazmur Tanggapan

Mazmur terletak setelah bacaan pertama. Mazmur tanggapan

hendaknya sesuai dengan bacaan yang bersangkutan yang biasanya diambil

dari Buku Bacaan Misa (Lectionarium). Mazmur tanggapan dapat

didaraskan atau sebaiknya dilagukan. Pemazmur membawakan ayat-ayat

mazmur sedangkan umat menanggapi dengan menyanyikan atau

mendaraskan bagian ulangan dalam mazmur.

Bait Pengantar Injil

Bait pengantar Injil dibawakan sesudah bacaan yang langsung

mendahului bacaan Injil, dengan atau tanpa alleluya sesuai dengan

Page 57: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

46

ketentuan rubrik dan sesuai dengan masa liturgi. Bait pengantar Injil

memiliki tempatnya tersendiri di mana denganya umat mempersiapkan diri

untuk mendengarkan Tuhan yang akan bersabda melalui bacaan Injil dan

oleh sebab itu umat berdiri dan melagukan bait pengantar Injil, dipandu oleh

paduan suara atau solis.

Perlu diingat bahwa bait pengantar Injil ini dibawakan dengan atau

tanpa alleluya sesuai dengan ketentuan rubrik dan masa liturgi yang

berlangsung. Oleh sebab itu, hal-hal berikut ini perlu diperhatikan :

a. Di luar Masa Prapaskah, dilagukan bait pengantar Injil dengan alleluya.

Ayat-ayat diambil dari Buku Bacaan Misa.

b. Dalam Masa Prapaskah, dilagukan bait pengantar Injil tanpa alleluya

sebagaimana ditentukan dalam Buku Bacaan Misa.

Jika sebelum Injil hanya ada satu bacaan, maka hendaklah diperhatikan hal-hal

berikut:

Di luar Masa Prapaskah, sesudah bacaan pertama dapat dilagukan nyanyian

mazmur alleluya atau mazmur tanggapan disusul bait pegantar Injil dengan

alleluya.

Dalam Masa Prapaskah, sesudah bacaan pertama dapat dilagukan mazmur

tanggapan dan bait pengatar Injil tanpa alleluya atau mazmur taggapan saja.

Kalau tidak dilagukan, bait pengantar Injil dengan atau tanpa alleluya dapat

dihilangkan.

Homili

Homili merupakan penjelasan tentang bacaan dari Alkitab atau pun

penjelasan tentang teks lain yang diambil dari ordinarium atau proprium

Perayaan Ekaristi hari itu, yang memiliki hubungan dengan misteri yang

dirayakan, atau yang bersangkutan dengan keperluan khusus umat yang

hadir. Homili biasanya dibawakan oleh imam yang memimpin Perayaan

Ekaristi. Dalam kesempatan atau situasi tertentu, homili dapat juga

dibawakan oleh imam konselebran atau diakon. Awam tidak diperkenankan

untuk membawakan homili. Dianjurkan juga bahwa setelah homili diberi

kesempatan hening bagi umat untuk merenungkan homili yang baru saja

didengar.

Page 58: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

47

Pernyataan Iman

Tujuan dari pernyataan iman adalah agar umat yang berhimpun

dapat menanggapi Sabda Allah yang didengar dan dijelaskan dalam homili.

Pernyataan iman dilafalkan sesuai dengan rumus yang disahkan. Dalam

pernyataan iman, umat mengenang kembali serta mengakui pokok-pokok

misteri iman mereka sebelum akhirnya umat masuk ke dalam Liturgi

Ekaristi.

Pernyataan imam dapat dinyanyikan atau pun didaraskan oleh imam

bersama dengan umat pada hari Minggu dan hari raya serta pada

perayaan-perayaan khusus yang meriah.

Doa Umat

Umat menanggapi sabda Allah yang telah didengar dengan iman

melalui doa umat. Dalam doa umat, umat menyampaikan

permohonan-permohonan mereka yang secara umum merupakan wujud

bagi Gereja, bangsa-bangsa dan para pemimpinnya, untuk para pejabat

pemerintah, untuk orang-orang yang sakit dan menderita, untuk semua

orang dan untuk keselamatan dunia. Doa umat dipimpin oleh imam selebran

yang mengajak umat untuk berdoa dan menutupnya dengan doa. Ujud-ujud

doa umat dibawakan oleh petugas lain entah diakon, solis, lektor, atau oleh

awam beriman lainnya.

3.1.3.3 Liturgi Ekaristi

Kristus menetapkan kurban dan perjamuan Paskah yang terus menerus

menghadirkan kurban salib dalam Gereja. Hal ini terjadi setiap kali imam, atas

nama Kristus Tuhan, melakukan perayaan yang sama seperti yang dilakukan oleh

Tuhan sendiri dan diwariskan kepada murid-muridNya sebagai peringatan akan

Dia. Dalam perayaan itu, Kristus mengangkat roti dan anggur yang adalah lambang

tubuh dan darahNya, dan diberikanNya kepada murid-muridNya. Gereja mengatur

susunan Liturgi Ekaristis sedemikian rupa agar sesuai dengan tindakan Kristus

tersebut. Susunan bagian-bagian dalam Liturgi Ekaristi adalah sebagai berikut:

Page 59: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

48

Persiapan Persembahan

Bahan persembahan yang akan dikonsekrasi menjadi tubuh

dan darah Kristus dibawa ke altar. Sebelumnya meja altar sudah

disiapkan terlebih dahulu, maksudnya di sini adalah pada altar telah

ditata korporale, purifikatorium, Misale, dan piala. Setelah itu

barulah bahan persembahan dibawa ke altar. Umat boleh

menghantar bahan persembahan ini yang nanti di depan altar akan

diterima oleh imam atau diakon. Adakalanya pada saat persiapan

persembahan, umat menunjukkan rasa syukur mereka dengan

membawa rupa-rupa persembahan lain selain roti dan anggur seperti

sayur mayur, uang persembahan, atau buah-buahan. Semua ini juga

diterima oleh imam atau diakon namun diletakan di tempat lain

selain altar.

Roti dan anggur disiapkan di altar oleh imam sambil

mengucapkan rumus-rumus yang telah ditentukan. Bahan

persembahan juga dapat didupai oleh imam. Pendupaan

melambangkan persembahan dan doa Gereja yang naik ke hadirat

Allah seperti halnya asap dupa. Setelah itu imam pun didupai oleh

diakon atau petugas lain. Maksud dari tindakan ini menggambarkan

pelayanan kudus yang ia sandang, lalu umat pun didupai sebagai

simbol martabat luhur yang mereka peroleh lewat pembabtisan.

Imam lalu membasuh tangannya sebagi simbol bahwa ia

menginginkan hati yang bersih.

Doa Persiapan Persembahan

Ketika seluruh persiapan persembahan telah dilaksanakan

maka imam mengajak umat untuk berdoa sebagai penanda untuk

masuk ke dalam Doa Syukur Agung. Dalam setiap perayaan

ekaristi hanya terdapat satu doa persembahan. Doa tersebut diakhiri

dengan penutup singkat, yaitu:

Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.

Page 60: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

49

Kalau Putera disebut diakhir doa:

Yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa.

Umat kemudian menjawab Amin.

Doa Syukur Agung

Doa Syukur Agung merupakan bagian pusat dan puncak dari

seluruh perayaan. Doa Syukur Agung adalah sebuah doa syukur dan

pengudusan. Pada tahap ini, imam mengajak segenap umat yang

hadir untuk memusatkan hati mereka kepada Tuhan dengan berdoa

dan bersyukur. Semua umat yang beriman mengambil bagian dalam

doa ini. Maksud dari doa ini adalah agar seluruh umat beriman

menggabungkan diri dengan Kristus dalam memuji karya Allah

yang agung dan dalam mempersembahkan kurban. Oleh imam hal

ini disampaikan kepada Allah Bapa, dalam Roh Kudus, dengan

pengantaraa Roh Kudus. Ada pun hal-hal penting yang perlu

diperhatikan dalam Doa Syukur Agung:

e. Ucapan syukur, khususnya pada bagian prefasi. Imam atas nama

seluruh umat, memuji Allah Bapa dan bersyukur atas segala karya

keselamatan dariNya atau atas alasan-alasan lain. Pada pesta atau

perayaan liturgi tertentu salah satu segi dari karya keselamatan

tersebut lebih ditonjolkan.

f. Aklamsi. Seluruh umat beriman berpadu dengan para penghuni

surga, melagukan Kudus. Sebagai bagian dari Doa Syukur Agung,

aklamasi ini dilambungkan oleh seluruh umat beriman bersama

imam.

g. Epiklesis. Gereja memohon kuasa Roh Kudus, dan berdoa supaya

bahan persembahan yang disampaikan oleh umat dikuduskan

menjadi Tubuh dan Darah Kristus, juga agar kurban murni itu

menjadi sumber keselamatan bagi mereka yang akan

menyambutnya dalam komuni.

h. Kisah Institusi dan konsekrasi. Kata-kata dan tindakan Kristus

dalam bagian ini diulang, dan dengan demikian dilangsungkan

kurban yang dilakukan oleh Kristus sendiri pada saat malam

Page 61: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

50

terakhir. Kristus mempersembahkan Tubuh dan DarahNya dalam

rupa roti dan anggur dan memberikannya kepada para muridNya

lalu berpesan agar misteri ini dirayakan secara terus menerus.

i. Anamnesis. Gereja memenuhi amanat Kristus Tuhan yang

disampaikan melalui para rasul, yakni, "Lakukanlah ini untuk

mengenangkan Daku!". Oleh sebab itu Gereja mengenangkannya

secara khusus sengsaraNya yang menyelamatkan, kebangkitanNya

yang mulia, dan kenaikanNya ke surga.

j. Persembahan. Gereja mempersembahkan kurban murni kepada

Allah Bapa dalam Roh Kudus. Tujuannya adalah agar dalam

mempersembahkan kurban murni ini umat beriman belajar juga

untuk mempersembahkan diri sendiri. Melalui Kristus, umat

beriman akan semakin sempurna bersatu dengan Allah dan sesama

umat, sehingga akhirnya Allah menjadi segala-galanya dalam

semua.

k. Permohonan. Dalam permohonan ini nampak dengan nyata bahwa

ekaristi dirayakan dalam persekutuan dengan seluruh Gereja baik

yang ada di surga mau pun yang ada di bumi. Menjadi jelas pula

bahwa kurban ekaristi diadakan bagi kesejahteraan seluruh Gereja

dan semua anggotanya, baik yang hidup mau pun yang telah mati.

l. Doksologi Penutup. Pada bagian ini diungkapkan pujian kepada

Allah yang dikukuhkan dan ditutup oleh umat dengan aklamasi

Amin panjang.

Ritus Komuni

Perayaan Ekaristi berarti Perayaan Paskah, oleh sebab itu

seperti yang telah diamanatkan Kristus, umat beriman yang

mempersiapkan hati dengan baik, hendaknya menyambut Tubuh

dan Darah Kristus sebagai makanan rohani. Inilah tujuan dari

pemecahan roti dan ritus-ritus lain yang menyiapkan dan mengantar

umat untuk komuni.

Page 62: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

51

Bapa Kami

Dalam doa Bapa Kami, umat beriman memohon rezeki

sehari-hari. rezeki sehari-hari ini juga berarti Roti Ekaristi. Umat

juga memohon pengampunan dosa, agar anugerah kudus itu

diberikan kepada umat yang kudus. Imam mengajak jemaat untuk

berdoa. Kemudian seluruh umat beriman membawakan Bapa Kami

secara bersama-sama dengan imam. Imam lalu sendirian

mengucapkan embolisme, yang diakhiri oleh umat dengan

doksologi. Embolisme menguraikan isi permohonan terakhir dalam

Bapa Kami dan memohon agar seluruh umat dibebaskan dari segala

kejahatan.

Baik ajakan imam dan Bapa Kami, mau pun embolisme dan

doksologi dilagukan atau didaraskan dengan suara yang jelas.

Ritus Damai

Gereja memohon damai dan kesatuan bagi Gereja dan bagi

seluruh umat manusia, sedangkan umat beriman, menyatakan

persekutuan jemaat dan cinta kasih satu sama lain sebelum

dipersatukan dalam Tubuh Kristus.

Tata cara memberikan salam damai ditentukan oleh

Konferensi Uskup sesuai dengan kekhasan dan kebiasaan

masing-masing bangsa. Namun, sebaiknya orang-orang

memberikan salam hanya kepada orang-orang yang berada di

dekatnya dan dengan cara yang pantas.

Pemecahan Roti

Pemecahan roti menandakan bahwa umat yang banyak

menjadi satu, karena menyambut komuni dari roti yang satu, yakni

Kristus sendiri, yang wafat dan bangkit demi keselamatan dunia.

Pemecahan roti dimulai sesudah salam damai, dan harus dijalankan

dengan khidmat dan hanya dijalankan oleh imam atau diakon.

Sementara imam atau diakon melakukan pemecahan roti,

dilagukanlah Anak Domba Allah, yang seturut ketentuan, dibawakan

Page 63: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

52

oleh solis atau paduan suara dengan jawaban oleh umat. Anak

Domba Allah juga dapat didaraskan karena fungsinya adalah

mengiringi jalannya pemecahan roti. Nyanyian ini dapat diulang

seperlunya hingga pemecahan roti berakhir.

Komuni

Imam dan umat menyiapkan diri dengan berdoa agar Tubuh

dan Darah Kristus yang akan disambut dapat benar-benar berguna

bagi hidup dan pelayanan mereka masing-masing. Setelah itu imam

mengangkat roti Ekaristi di atas patena dan menunjukkannya

kepada segenap umat serta mengundang segenap umat untuk ikut

makan perjamuan Kristus. Imam dan umat kemudian menyatakan

ketidakpantasannya dengan kata-kata yang dikutip dari Injil.

Nyanyian komuni telah dimulai ketika imam menyambut Tubuh dan

Darah Kristus. Ada pun tujuan dari nyanyian komuni adalah sebagai

berikut:

1) Agar umat yang secara batin bersatu dalam komuni juga

menyatakan persatuannya secara lahir dalam nyanyian bersama.

2) Menunjukkan kegembiraan hati.

3) Menggarisbawahi corak "jemaat" dan perarakan komuni.

Setelah pembagian Tubuh dan darah Kristus selesai, imam

dan umat dianjurkan untuk berdoa dalam kesempatan hening. Pada

bagian ini dapat juga diisi dengan madah syukur atau nyanyian

pujian, atau didoakan mazmur. Imam kemudian menyampaikan doa

komuni untuk menutup seluruh rangkaian ritus komuni. Hal ini

bertujuan agar misteri yang telah dirayakan dapat menghasilkan

buah.

Perlu diingat bahwa dalam setiap Misa hanya terdapat satu

doa komuni yang selalu diakhiri dengan penutup singkat yakni

sebagai berikut:

Apabila doa diarahkan kepada Bapa:

Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan Kami.

Page 64: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

53

Apabila diarahkan kepada Bapa, tetapi disebut Putra pada akhir doa:

yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa.

Apabila doa diarahkan kepada Putra:

Sebab Engkaulah yang hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang

masa.

Segenap umat menjadikan doa penutup ini sebagai doa mereka

sendiri dengan aklamasi Amin.

3.1.3.4 Ritus Penutup

Ritus penutup merupakan bagian akhir dari seluruh rangkaian Perayaan

Ekaristi. Sebelum memberikan berkat kepada umat, imam biasanya memberikan

amanat singkat apabila diperlukan. Setelah itu imam memberikan salam dan

berkat yang pada hari-hari dan kesempatan tertentu disemarakan dengan berkat

meriah atau dengan doa untuk umat. Imam atau diakon kemudian mengutus

segenap umat.

Seluruh rangkaian Perayaan Ekaristi ditutup dengan penghormatan altar.

Imam dan diakon mencium altar, kemudian mereka bersama para pelayan yang lain

membungkuk khidmat ke arah altar.

3.1.4 Ekaristi Dalam Kehidupan Umat Kristen

Ekaristi adalah suatu perayaan persekutuan, sebab di dalamnya segenap

umat Kristiani berhimpun, bertemu dengan sesama dan yang terutama, bertemu

dengan Kristus. Ekaristi menjadi saat di mana umat bersekutu dengan Kristus

dalam peristiwa pemecahan roti yang adalah puncak dari seluruh rangkaian

Perayaan Ekaristi. Umat dengan hati terbuka dan kesadaran penuh menerima

Tubuh dan Darah Kristus dalam komuni (communio: persekutuan). Dengan adanya

persekutuan tersebut, Ekaristi tampil sebagai puncak dari segala sakramen dalam

Page 65: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

54

penyempurnaan persatuan umat beriman dengan Allah Bapa, oleh persekutuan

dengan diri kepada Kristus, melalui perantaraan Roh Kudus.33

Sebagai puncak perayaan iman umat Kristen, Ekaristi tentu memiliki

perannnya tersendiri dalam kehidupan seluruh umat Kristen. Allah mengutus Roh

PutraNya yang bagi setiap Gereja dan masing-masing orang beriman menjadi asas

penghimpun dan pemersatu dalam ajaran para Rasul dan persekutuan, dalam

pemecahan roti dan doa-doa. 34 Dalam merayakan Ekaristi umat datang dan

berkumpul untuk mengikuti seluruh rangkaian perayaan liturgi dan ritus-ritus yang

ada. Umat bersama-sama mengambil peran yang juga penting dalam rangka

memperlancar jalannya Perayaan Ekaristi. Hal ini tentu berdampak pada tingkat

persatuan umat. Dengan adanya peran umat dalam Perayaan Ekaristi, semangat

persatuan umat dikuatkan. Contoh praktisnya adalah bagaimana umat yang terbagi

dalam lingkungan-lingkungan atau kelompok basis mendapatkan giliran dalam

menanggung tugas-tugas liturgi mingguan dalam suatu paroki.Tugas-tugas tersebut

berupa penanggung koor, petugas lektor, putra-putri altar, hingga petugas penjaga

keamanan.

Dalam semangat persekutuan, umat dalam Perayaan Ekaristi pun

mengemban suatu tugas mulia yakni perutusan. Hal ini merupakan perintah

terakhir Kristus dalam peristiwa kenaikanNya ke Surga35. Segenap umat beriman

diutus untuk menjadi pewarta kabar baik mengenai keselamatan dari Kristus,

melaksanakan perintah untuk saling mengasihi dan membangun Kerajaan Allah di

dunia. Oleh karena itulah umat diharapkan dapat terus menjalankan peran sosial

mereka di tengah masyarakat dengan selalu berpadu pada tugas perutusan mereka

oleh Gereja. Pentingnya tugas perutusan umat di tengah masyarakat membuatnya

tidak terpisahkan dalam liturgi perayaan. Pada ritus penutup dalam Perayaan

Ekaristi, imam membubarkan umat dengan mengutus mereka setelah berkat

penutup diberikan. Pada akhir perayaan imam mengutus seluruh umat dengan

seruan, "Pergilah, kalian diutus". Herman P. Panda mengatakan, "Umat diutus

33

Paus Yohanes Paulus Kedua, "Ecclesia De Eucharistia": Ekaristi dan Hubungannya dengan

Gereja, penerj. Anicetus B. Sinaga (Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan Konferensi

Waligereja Indonesia, 2005), hlm. 30 34

Lumen Gentium dalam R. Hardawiryana (penerj. Dokumen Konsili Vatikan II, Cetakan 12

(Jakarta: Penerbit Obor, 2013), hlm. 87 35

bdk.Matius 29:19-20

Page 66: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

55

setelah pikiran dicerahkan dengan Sabda dan jiwa disegarkan dengan tubuh, darah,

jiwa dan keAllahan Yesus Kristus dalam Komuni Kudus. Umat diutus untuk

membawa Kristus ke tengah dunia."36

Di samping semangat persekutuan dan tugas perutusan, Ekaristi juga

menghantar umat kepada pertumbuhan imannya yang sejati terhadap misteri

penyelamatan Kristus. Umat beriman dibawa masuk untuk mendalami dan

menghayati karya penyelamatan Kristus serta kehadiranNya dalam rupa roti dan

anggur dalam Ekaristi. Umat mengenang kembali bagaimana Kristus telah

menyerahkan nyawaNya bagi keselamatan dunia dan sesudah itu menunjukkan

bagaiamana kuasaNya dapat mengalahkan maut dengan kebangkitanNya pada hari

ketiga. Peristiwa wafat dan kematian Kristus membawa umat ke dalam sebuah

refleksi mengenai besarnya kasih yang dimilikiNya tidak hanya kepada umat yang

beriman kepadanya tetapi juga bagi seluruh dunia. Kesadaran akan hal ini

sepatutnya membuat segenap umat beriman tergerak untuk mewujudnyatakan iman

mereka sehingga iman mereka berkembang menjadi sebuah aksi nyata tindakan

kasih terhadap sesama.

3.2 Tinjauan Umum Terhadap Devosi Rosario

Pada bagian ini penulis memberikan pengertian dari devosi rosario dengan

pertama-tama menjelaskan pengertian umum tentang devosi dan kemudian secara

lebih khusus tentang devosi rosario, dan selanjutnya penulis menerangkan sejarah

perkembangan devosi rosario itu sendiri. Pada bagian ini penulis mulai

memberikan gambaran tentang apa peran devosi rosario terhadap kehidupan umat

kristen, dan bagian yang terpenting dari sub bab ini adalah penulis memberikan

penjelasan tentang seperti apa hubungan yang ada di antara devosi rosario dan

perayaan ekaristi.

3.2.1 Pengertian Devosi Rosario

Sebelum membahas lebih khusus apa pengertian devosi rosario, maka perlu

diketahui terlebih dahulu arti dan makna devosi secara umum. Devosi secara

36

Herman P. Panda, Sakramen dan Sakramentali dalam Gereja(Yogyakarta: Penerbit Amara Books

Yogyakarta, 2013), hlm. 45.

Page 67: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

56

etimologis berasal dari kata Latin devotio yang berarti penyerahan diri kepada

sosok yang dianggap agung, pengabdian yang rela, doa, ibadah, kesalehan,

pematangan, hal berpuasa, janji, kaul dan pengabdian demi kaul.37 Dari pengertian

tersebut dapat dilihat bahwa secara sederhana devosi berarti dedikasi seseorang

dalam rupa doa, pujian, dan kurban terhadap sosok lainnya yang dianggap agung.

Devosi merupakan penyerahan diri dalam bentuk penghormatan dan pengabdian.

Devosi selalu berkaitan dengan batin dan hati yang mau menyerahkan diri kepada

Tuhan melalui para kudusNya.38 Dalam hubungannya dengan rosario, maka devosi

rosario berarti dedikasi seseorang terhadap Maria sebagai obyek dari devosi ini

dalam rupa berdoa, memanjatkan pujian, dan kurban dengan menggunakan

manik-manik rosario sebagai sarananya.

Devosi rosario adalah devosi yang ditujukan kepada Maria sehingga devosi

ini tergolong dalam devosi Marial. Secara umum terdapat tiga tingkatan dalam

devosi yakni latria, dulia, dan hyperdulia. Devosi Marial termasuk di dalam

tingkatan devosi hyperdulia.39

3.2.2 Latar Belakang Dan Sejarah Devosi Rosario

Devosi rosario yang digunakan saat ini telah mengalami perjalanan

perkembangan yang sangat panjang. Perjalanan sejarah devosi rosario dimulai pada

saat Gereja memandang doa 'Bapa kami' sebagai sebuah doa yang dasariah. Kala

itu, para calon babtis harus menghafal doa 'Bapa kami' di samping "Credo" atau

syahadat para rasul. Stefan Leks dalam bukunya, Rosario Berdasarkan Alkitab40,

menguraikan sejarah panjang rosario. Dalam bukunya ia mengurakan bahwa pada

Abad Pertengahan atau sekitar abad kesepuluh, terdapat sebuah kendala di mana

beberapa bruder dalam biara-biara tidak dapat membaca. Hal ini membuat

37

Th. L. Verhoeven dan Marcus Carvallo, Kamus Latin-Indonesia (Ende: Nusa Indah, 1969), hlm.

306. 38

F.D Wellam, Kamus Sejarah Gereja (Jakarta: Gunung Mulia, 2006), hlm. 69. 39

Dr. C. Groenen Ofm, Mariologi Teologi & Devosi (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1988), hlm.

149. 40

Dalam tradisi teologi Kristen kata "douleia" itu menjadi istilah dengan arti "kebaktian kepada

seorang manusia atau orang kudus" berbeda dengan "latreia" atau jenis praktik devosi yang hanya

boleh disampaikan kepada Allah saja. Sedangkan Maria dipandang sebagai yang paling kudus

diantara semua orang kudus, maka dari itu devosi kepadanya disebut hyperdulia. lih. Stefan Leks,

Rosario Berdasarkan Alkitab (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1989), hlm. 11.

Page 68: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

57

bruder-bruder tersebut mengalami kendala dalam membaca doa "officium" atau doa

khusus para biarawan serta rohaniwan yang hampir seluruhnya terdiri dari

bacaan-bacaan Kitab Suci. Oleh karena itu, bruder-bruder yang tak dapat membaca

ini menggantikannya dengan mendaraskan 'Bapa kami' berulang-ulang. Pada saat

yang sama pula, ada banyak awam yang mendaraskan doa demikian.

Jumlah doa "Bapa kami" tadi dihitung dengan seuntai tali berikat-ikat atau

sebuah manik-manik yang disebut Paternoster atau 'Bapa kami'. Doa 'Bapa kami'

yang diucapkan berjumlah 150 seturut dengan jumlah mazmur. Dengan begitu, doa

'Bapa kami' yang diucapkan sebanyak 150 kali itu disebut dengan Kitab Mazmur

Kristus. Hingga pada abad kesebelas tali Paternoster tersebut juga dipakai untuk

mendaraskan doa 'Salam Maria'.

Dalam sejarah perkembangannya telah diketahui bahwa devosi kepada

Maria telah berkembang sejak dahulu. Misalnya pada abad ketujuh di Roma di

mana perarakan persembahan diiringi dengan nyanyian "Ave Maria gratia plena"

atau yang berarti "Salam Maria penuh rahmat. "Devosi-devosi terhadap Maria

secara khusus dilestarikan di biara-biara. Pada abad kesepuluh dan abad kesebelas

dalam buku-buku doa para biarawan sering disebut dengan doa 'Salam Maria'. Pada

abad kesebelas munculah kebiasaan untuk memberikan salam kepada Bunda Maria

ketika seseorang melewati lukisan atau patung Maria. Orang akan menyebut atau

menyanyikan kata-kata Ave Maria arau Salam Maria.

Pada saat itu, pengucapan "Salam Maria" tidak dilanjutkan dengan "Santa

Maria Bunda Allah..." seperti yang dikenal sekarang ini. Pada saat itu hanya

didaraskan bagian pertama saja atau hingga pada kata-kata "...terpujilah buah

tubuhmu." Kala itu, orang biasanya akan berlutut untuk menghormati Yesus, 'buah

tubuh' Maria. Jumlah 'Salam Maria' yang didaraskan dihitung sesuai pada untaian

tali Paternoster. Rangkaian doa 'Salam Maria' yang diucapkan 150 kali diberi nama

Kitab Mazmur Maria. Dalam perkembangannya, 150 'Salam Maria' tersebut dibagi

ke dalam tiga bagian yang masing-masing hanya terdiri atas 50 'Salam Maria' yang

disebut dengan korona atau mahkota. Kata ini mengingatkan orang-orang pada

masa itu akan hiasan-hiasan dari kembang yang mirip dengan mahkota atau pun

topi yang bianya menghiasi kepala dari patung atau lukiasan-lukisan Maria.

Page 69: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

58

Lanjutan dari doa 'Salam Maria' yakni 'Santa Maria bunda Allah, doakanlah

kami yang berdosa ini sekarang dan waktu kami mati. Amin.", ditambahkan dan

dijadikan doa resmi sejak Paus Pius V (tahun 1568) meresmikan terbitan

'Breviarium'. Namun lanjutan dari doa 'Salam Maria' ini baru diterima secara umum

pada abad ketujuhbelas. Pada abad ketigabelas, telah ada kebiasaan untuk

menghubungkan doa 'Salam Maria' yang diulang-ulang tersebut dengan berbagai

renungan tentang sejumlah peristiwa dalam kehidupan Yesus. Di masa itu juga

terdapat kebiasaan untuk menambah kata-kata "...buah tubuhmu" dengan nama

Yesus dan dengan sebuah kalimat pelengkap, seperti, "Yang didera dengan kejam",

"Yang dimahkotai duri", dan sebagainya.

Pada abad kelimabelas hadir seorang biarawan bernama Dominikus. Oleh

anjuran pemimpin biaranya, ia berusaha menggabungkan dua praktek kesalehan,

yakni doa rosario yang terdiri dari 50 'Salam Maria' dan renungan mengenai

kehidupan Yesus serta ibuNya. Pada tahun 1410 ia menyusun 50 seruan penutup

doa 'Salam Maria', yang langsung dihubungkan dengan nama Yesus, yang pada saat

itu menjadi penutup doa. Seruan-seruan tersebut ditujukan kepada para pemakai

rosario dan diterima dengan antusias. Doa yang telah disempurnakan tersebut

dengan cepat menjadi populer baik dalam bahasa Latin mau pun bahasa Jerman

(Rosenkranz).

Mulai pada tahun 1475, mulai muncul serikat-serikat yang mempopulerkan

doa rosario di Gereja. Dengan munculnya seni cetak, daftar lima belas peristiwa

yang ditetapkan sebagai landasan renungan selama doa rosario mulai dikenal di

mana-mana. Terdapat sebuah buku kecil yang dicetak di Ulm pada tahun 1483 di

mana buku tersebut menganjurkan tiga rangkaian gambar, masing-masing gambar

memuat lima lukisan tersendiri, yaitu: Lima sukacita Maria, Lima penumpahan

darah Kristus, dan Lima sukacita Maria sesudah bangkitnya Yesus. Inilah

kelimabelas peristiwa rosario yang dikenal pada saat ini, kecuali dua darinya yakni

peristiwa Tertidurnya Maria dan Penghakiman Terakhir.

Daftar tetap dari lima belas peristiwa rosario ini disusun di Spanyol dan

ditetapkan di sana sejak tahun 1488. Daftar itulah yang disahkan oleh Paus Pius V,

biarawan dominikan, ketika ia menetapkan rosario sebagai doa yang sah pada tahun

Page 70: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

59

1569. Setahun sebelumnya, paus yang sama mengesahkan teks doa 'Salam Maria'

yang sampai sekarang tidak diubah.

3.2.3 Peristiwa-Peristiwa Dalam Rosario

Peristiwa-peristiwa yang ada dalam rosario sejatinya ingin mengajak umat

yang mendoakannya untuk merenungkan segala situasi dan pengalaman hidup

Kristus mau pun Maria sendiri. Rosario dalam perkembangannya hingga pada

saat ini terdiri dari empat peristiwa besar yakni peristiwa mulia, peristiwa terang,

peristiwa gembira, dan persitiwa sedih.

3.2.3.1 Peristiwa Mulia

Peristiwa Mulia ke empat yakni "Maria diangkat ke Surga" merupakan

puncak dari semua keteladanan dan ketaatan serta ketulusan Bunda Maria dan juga

puncak dari keikutsertaan Maria yang mengambil bagian dalam karya keselamatan

Allah bagi semua orang. Segala sikap dan keutamaan yang dilakukan oleh Maria

sepanjang hidupnya senantiasa membuahkan kemuliaan bagi Putranya.

Pengalaman Maria tersebut membuahkan pengharapan bagi orang beriman untuk

bisa mengalami kemuliaan, bersama Kristus yang telah dimuliakan. "Tetapi

tiap-tiap orang menurut urutannya Kristus sebagai buah sulung, sesudah itu mereka

yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan- Nya".41

Ketabahan, kesetiaan, dan sikap rendah hati Maria merupakan

keutamaannya yang mengagumkan. Keterlibatannya dalam karya penebusan

Yesus, Puteranya, membuatnya menerima anugerah istimewa, dan kemudian

diangkat ke surga, jiwa dan raganya. Keseluruhan sikap dan tindakan iman Maria

inilah yang dapat menjadi teladan bagi semua orang dalam menjalani hidup

sehingga pada akhirnya dapat memperoleh kehidupan kekal di surga.

3.2.3.2 Peristiwa Terang

Setiap peristiwa yang ada pada peristiwa terang rosario adalah pewahyuan

Kerajaan Allah yang nampak dalam pribadi Yesus.42 Kisah Peristiwa Terang yang

41

bdk. 1 Kor 15:23 42

Paus Yohanes Paulus II, "Rosarium Virginis Mariae", penerj. Ernest Mariyanto (Jakarta:

Departemen Dokumentasi Dan Penerangan Konferensi Waligereja Indonesia, 2003), hlm. 25.

Page 71: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

60

ke dua "Yesus menyatakan diri-Nya dalam pesta pernikahan di Kana" merupakan

pewahyuan yang dinyatakan sendiri oleh Bapa pada pembaptisan Yesus di Sungai

Yordan dan digemakan oleh Yohanes Pembaptis, serta diucapkan oleh Maria di

Kana, "Lakukan apa yang la katakan".43 Maria tidak banyak ditonjolkan dalam

kisah-kisah peristiwa terang. Namun perkataanya pada saat peristiwa di Kana

kiranya menjadi sebuah panutan besar yang menghantar umat kepada Kristus.

Kata-kata ini merupakan nasihat yang paling besar yang diucapkan Maria dan

dijadikan sebagai sebuah amanat bagi Gereja seluruh zaman. Ujaran ini merupakan

pengantar yang tepat untuk kata-kata dan tanda-tanda yang dibuat Yesus dalam

pelayanan di hadapan umum, dan ini menjadi dasar keyakinan bahwa sungguh

terlibat dalam seluruh "Peristiwa Terang". 44 Maria menunjukkan sikap rendah

hatinya dengan tidak menonjolkan diri dalam setiap karya ajaib yang melibatkan

dirinya terutama ketika hal itu secara lagsung melibatkan Putranya. Kerendahan

hati Maria ini sekiranya menjadi satu nilai penting yang dapat diteladani.

3.2.3.3 Peristiwa Gembira

Dalam Peristiwa Gembira yang pertama "Maria Menerima Kabar Gembira

dari Malaikat Gabriel", 45 salam dari Malaikat Gabriel kepada Maria dikaitkan

dengan ajakan, "Bersukacitalah, Maria". Seluruh sejarah keselamatan yang telah

dituntun kepada salam ini merupakan rencana Bapa untuk menyatukan segala

sesuatu dalam Kristus.46 Allah Bapa menaruh hati pada Maria dan mengangkatnya

menjadi Bunda Putra-Nya. Karena hal ini, seluruh umat manusia menyatakan

bahwa Maria dengan tulus ikhlas menyetujui kehendak Allah.47 Sikap iman Maria

yang tulus ikhlas menerima undangan Allah untuk mengandung Putra Allah dengan

tepat memperlihatkan bahwa Maria meyerahkan dirinya secara total pada kehendak

Allah. Ungkapan "Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu" yang diucapkan oleh

43

bdk Yoh 2:5 44

Paus Yohanes Paulus II, op. cit., hlm. 27 45

bdk Luk 1:26-38 46

bdk. Ef 1: 6 47

Paus Yohanes Paulus II, op. cit., hlm. 25

Page 72: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

61

Maria merupakan sikap iman dan penyerahan total atas rencana Allah pada dirinya.

Inilah teladan Gereja yang ulung.48

Selain itu, pada Peristiwa Gembira yang ke lima "Yesus ditemukan dalam

Bait Allah"49 terlihat sikap iman Maria yakni dengan menyimpan segala perkara

dalam hatinya. Maria tidak segera memarahi Yesus ketika ia menemukanNya di

Bait Allah tetapi Maria justru menyimpannya dalam hati. Menyimpan dalam hati

segala perkara di sini bukan berarti Maria tidak mau tahu dengan apa yang

dilakukan Yesus tetapi mengandung arti sebenarnya bahwa ia merenungkan dalam

hatinya dan dibawanya dalam doa. Sikap dan keteladanan Maria yang selalu

membawa setiap perkara dalam hatinya dan dibawa dalam doa merupakan suatu

sikap yang patut diteladani.

3.2.3.4 Peristiwa Sedih

Rangkaian kisah dalam peristiwa ini hampir seluruhnya mengisahkan

penyertaan Maria yang setia menemani Kristus dalam penderaanNya hingga

wafatNya di kayu salib. "Dan dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara

ibu-Nya, Maria, isteri Klopas dan Maria Magdalena..." (Yoh.19:25-27). Kutipan ini

menunjukkan bahwa ada sebuah relasi yang dekat dengan Yesus. Maria senantiasa

hadir dan menyaksikan penderitaan Putra-Nya, bahkan sampai wafat di kayu salib.

Paus Yohanes Paulus II menyebutkan bahwa penderitaan Bunda Maria di kaki salib

ini merupakan pengosongan iman yang terdalam yang pernah terjadi dalam sejarah

manusia.50 Di kaki salib itulah dipenuhinya nubuat Simeon, "Dan suatu pedang

akan menembus jiwamu sendiri" (Luk 2:35).

Di sini keagungan dan kesempurnaan Maria yang mengutamakan kehendak

Allah, walaupun harus menempuh jalan penderitaan terihat. Semua penderitaan

karena menyaksikan siksaan yang dialami oleh Putranya di tanggung Maria dengan

hati tabah. Selain itu, dalam diri Maria dapat pula ditemukan keteladanan kesetiaan

total sebagai hamba Allah dalam menanggapi dan melaksanakan SabdaNya.

48

Tahta Suci, "Lumen Gentium". Penerj. Roberto Hardawiryana (Jakarta: Departemen Dokumentasi

Dan Penerangan KWI, 1990), hlm. 77 49

bdk Luk 2:41-52 50

Paus Yohanes Paulus II, Redemptoris Mater (Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan

KWI, 1987), hlm. 28.

Page 73: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

62

Keteladanan hidupnya inilah yang patut mejadi contoh teladan hidup umat beriman

dalam menghidupi panggilannya sebagai umat Allah.

3.2.5 Rosario Sebagai Doa Umat

Rosario merupakan salah satu doa yang paling populer di kalangan

masyarakat kristiani. Doa rosario merupakan doa yang sederhana namun

mendalam.51 Doa ini dikenal sebagai doa yang sederhana, cara membawakannya

juga sangat praktis, dapat dibawakan pribadi mau pun bersama doa rosario dapat

dibawakan oleh hampir setiap kalangan. Rosario nampaknya menjadi doa yang

dipandang memiliki berbagai manfaat. Kesederhanaan ini yang pertama-tama

membuatnya menjadi doa yang populer. Dalam berdoa rosario, umat memberikan

penghormatannya kepada Bunda Tersuci Perawan Maria, dan juga menyampaikan

segala permohonan mereka kepada Maria untuk dihantarkan kepada Puteranya,

Yesus Kristus. Dalam doa rosario terjalin suatu hubungan ibu dan anak antara

Maria dan umat. Maria hadir sebagai sosok ibu yang begitu dekat dan bersedia

mendengarkan seluruh perkara putra-putrinya. Relasi yang menggambarkan

hubungan antara ibu dan anak ini membuat umat merasa begitu dekat dengan

kehadiran Maria dalam doa rosario.

Dalam pesannya pada Minggu misi ke-77, Paus Yohanes Paulus II

mengundang umat dari berbagai kalangan untuk berdoa rosario, dalam pesannya ia

berkata:

Tingkatkanlah doa Rosariomu, secara pribadi dan dalam

komunitas, untuk memperoleh dari Tuhan rahmat yang

dibutuhkan oleh Gereja dan umat manusia. Saya mengundang

siapa saja untuk melakukan ini: anak-anak, orang dewasa, tua

dan muda, keluarga-keluarga, paroki-paroki dan

komunitas-komunitas religius.

Undangan Paus Yohanes Paulus II dalam pesan ini menegaskan bagaimana rosario

diyakini sebagai doa yang dekat dengan umat kristiani, doa yang sederhana namun

memiliki dampak yang besar.

51

Paus Yohanes Paulus II, op. cit., hlm. 7

Page 74: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

63

3.2.6 Rosario Dalam Kaitannya Dengan Perayaan Ekaristi

Berdoa rosario tidak lain adalah berkontemplasi bersama Bunda Maria,

memandang wajah Kristus. 52 Maria telah sejak dahulu kala mengambil peran

penting dalam kehidupan umat beriman. Maria secara pasti terlibat dalam Karya

Penyelamatan Allah, ia memiliki peranan istimewa dalam setiap Misteri Kristus di

Dunia.53 Secara harafiah kita dapat memahami keistimewaan peranan Maria ini

karena ia adalah wanita yang menjadi ibu Kristus secara biologis. Kristus yang

adalah Sabda yang menjadi manusia berdiam di dalam rahim Maria. Hal ini dalam

artian tertentu menunjukkan bahwa Maria adalah tabernakel hidup sebab di dalam

tubuhnya Sabda yang hadir dalam wujud tubuh manusia itu berdiam. Maria sendiri

telah dipersiapkan Allah untuk menjalankan tugas mulia sebagai ibu Kristus, dan

Maria dengan kehendak bebas menerima peran tugas yang dipercayakan

kepadanya.54 Peranan yang diambil Maria dalam sejarah penyelamatan Kristus

tidak hanya berasal dari kenyataan bahwa ia adalah ibu Tuhan secara biologis tetapi

juga melalui keibuan manusiawi dan keibuan teologisnya.55

3.2.6.1 Rosario "Laudato Si"

Pada awal Maret 2020 Paus Fransiskus mengajak segenap umat kristen

untuk menyediakan waktu yakni pada tanggal 16-24 Mei 2020 sebagai pekan

Laudato Si dalam rangka memperingati 5 tahun dikeluarkannya ensiklik tersebut

yang membahas tentang lingkungan hidup namun di samping itu ajakan ini juga

sebagai sebuah promosi yang bertujuan agar segenap umat semakin mengenal

ensiklik tersebut. Untuk melancarkan ajakan ini, Bapak Ignasius Kardinal Suharyo

dalam homily Perayaan Ekaristi Paskah Pontifikal56

pada Minggu 12 Maret 2020

mengundang segenap umat beriman Indonesia untuk melakukan pertobatan

52

Ibid., hlm. 8 53

Tahta Suci, op. cit., hlm.86 54

Dr. C. Groenen Ofm, op. cit., hlm.103 55

Stanislaus Surip, Perempuan Itu Maria? (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2007), hlm. 80. 56Misa Pontifikal adalah misa khidmat yang dirayakan oleh seorang uskup dengan upacara yang ditentukan dalam “Caeremoniale Episcoporum” I dan II. Upacara penuh dilaksanakan ketika uskup merayakan Misa di atas takhta di Gereja Katerdralnya sendiri, atau atas izin di atas takhta di keuskupan lain. Lih. https://www.newadvent.org/cathen/12232a.htm diakses pada 2 Mei 2020.

Page 75: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

64

ekologis dengan tujuan yakni untuk memohon ampun atas segala perbuatan

manusia terhadap lingkungan hidup.

Agar umat dapat dengan mudah menanggapi ajakan ini serta lebih mengenal

ensiklik Laudato Si, maka ajakan ini diwujudkan dalam bentuk devosi rosario yang

disebut Rosario Laudato Si. Doa Rosario Laudato Si mencoba mengaitkan seluruh

peristiwa-peristiwa yang ada dalam peristiwa-peristiwa rosario yang telah dikenal

secara umum oleh umat kristen dengan beberap isi penting dalam ensiklik Laudato

Si. Upaya-upaya ini didasari oleh pengandaian bahwa ensiklik Laudato Si

merupakan bimbingan dan spirituaitas Katolik tentang bumi dan segala macam

permasalahan yang ada di dalamnya yang tentu memiliki kaitan erat dengan kisah

keselamatan yang ada di dalam Injil.57

Hadirnya Rosario Laudato Si menjadi tanda bahwa devosi rosario yang

akrab dikenal di kalangan umat merupakan sebuah doa yang fleksibel dan karena

itu, melalui peristiwa-peristiwa rosario ia dapat menjadi bahan permenungna

terhadap berbagai konteks kehidupan iman umat salah satunya dan yang terpenting

adalah ekaristi. Sama halnya dengan Doa Rosario yang dikeluarkan dengan tujuan

agar umat dapat melihat bahwa permasalahan lingkungan hidup memilki kaitan

erat dengan kisah penyelamatan yang ada di dalam Injil, devosi rosario secara

sejatinya hendak menghantarkan segenap umat untuk masuk ke dalam penghayatan

tentang kisah penyelamatan Kristus yang berpuncak pada ekaristi.

3.2.6.2 Peran Maria Dalam Kisah Injil Yohanes

Dalam sejarah yang tertulis dalam Injil Yohanes, Maria telah menjadi sosok

perantara antara umat dan Kristus. Dalam kaitannya dengan hal ini baiklah kita

melihat kembali pada peristiwa mukjizat Yesus yang pertama dalam kisah

pernikahan di Kana.58 Maria menyadari kesulitan para pelayan kala itu mengenai

kekurangan anggur yang mereka alami. Maria kemudian menyampaikan hal ini

kepada Kristus dan setelah itu Kristus membuat mukjizat terjadi dengan mengubah

air menjadi anggur. Ada pun pada kisah penyaliban, Kristus telah memaklumatkan

kepada murid yang dikasihiNya untuk mengambil Maria sebagai ibunya, dan

57

Al. Andang L. Binawan et al., Doa Rosario Laudato Si (2020), hlm. 3. 58

bdk. Yohanes 2:1-11

Page 76: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

65

kepada Maria ia menunjuk muridNya tersebut sebagai anaknya dengan berkata

"Ibu, inilah anakmu?" dan "Inilah ibumu."59

Tindakan Maria pada peristiwa pernikahan di Kana dan ungkapan Kristus

pada saat Ia disalib membawa umat pada suatu penghayatan akan bagaimana Maria

mengambil peran penting dalam kehidupan umat yang beriman kepada Putranya.

Melalui kedua kisah tersebut kita dapat melihat bagaimana Maria menjadi

pengantara umat yang berkesusahan yang memohon mukjizat dari Allah. Di sisi

lain, Kristus telah memberikan kepada umat beriman ibunya agar sebagaimana

relasi seorang ibu dan anak, Maria dapat menjadi sosok yang menaungi umatnya

yang mengalami kesusahan. Dr. C. Groenen Ofm dalam bukunya mengatakan

bahwa relasi antara Maria dan manusia terjalin melalui Kristus sebagai

satu-satunya penebus. 60 Kristus dengan kata lain, menjadikan Maria sebagai

perantara atas segala doa dan permohonan umat beriman.

3.2.6.3 Devosi Rosario Dan Ekaristi

Dalam kaitannya dengan Ekaristi, devosi rosario sebagai sebuah devosi

kedudukannya adalah sebagai pendukung Ekaristi. Rosario sebagai satu dari

berbagai macam devosi hendaknya menguatkan Ekaristi tersebut. Devosi Rosario

dapat disebut sebagai ringkasan seluruh Injil. Doa ini bersifat doa kontemplatif

pujian dan permohonan. Proses doa ini teratur dan bertingkat yang mencerminkan

Sabda Allah dalam memasuki dunia manusia dan membawa dalam penebusan.

Urutannya tertata karena merenungkan peristiwa-peristiwa pokok keselamatan

yang dilaksanakan oleh Kristus yang pada akhirnya menghantar umat pada

penghayatan terhadap Ekaristi. Maria dalam liturgi ritus Romawi memiliki

kedudukannya sendiri dan sesuai dengan praksis yang dikeluarkan Konsili Vatikan

II karena ia dipandang sebagai wanita yang juga patut mendapatkan

penghormatan. 61 Dalam dokumen tersebut dibahas mengenai Maria dalam

pembaharuan liturgi Romawi dan Santa Perawan Maria sebagai model Gereja

dalam ibadat Ilahi.

59

bdk. Yohanes 19:26-27 60

Dr. C. Groenen Ofm, loc. cit., 61

Paus Paulus VI, "Marialis Cultus". Penerj. Piet Go (Jakarta: Departemen Dokumentasi Dan

Penerangan KWI, 2006), hlm. 9

Page 77: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

66

Dalam mendaraskan permenungan-permenungan di tiap-tiap peristiwa

rosario, umat mengenangkan perjalanan kisah hidup Kristus yang berpuncak pada

Ekaristi. Devosi kepada Maria pada hakikatnya memiliki tujuan untuk

mengarahkan umat beriman kepada karya penyelamatan Kristus. Ia harus

membawa manusia untuk menjadi lebih dekat dengan Kristus yang karya

penyelamatanNya hadir dalam Liturgi Ekaristi.

3.3 Kesimpulan

Perayaan ekaristi sejatinya merupakan puncak dari penghayatan iman umat

kristen. Ia menjadi sebuah perayaan sebab di dalam ekaristi segenap umat beriman

merayakan kehadiran Kristus dalam rupa roti dan anggur. Di samping itu, ia

menjadi puncak dari penghayatan iman umat kristen karena dalam perayaan

ekaristi segenap umat menghayati peristiwa penyelamatan Kristus melalui

perjalanan sengsara, wafat, dan kebangkitanNya dari maut. Rosario sebagai sebuah

devosi hendak mengajak umat untuk menghormati Bunda Maria yang telah

mengambil peran besar dalam karya penyelamatan umat. Ia menjadi sosok yang

patut dihormati karena melalui dia, Allah menurunkan PuteraNya yang tunggal

untuk menyelamatkan manusia. Devosi sejatinya menjadi sebuah pendukung dari

ekaristi. Keduanya tidak dapat dipisahkan. Devosi rosario menghantarkan umat

kristen ke dalam permenungan-permenungan perjalanan hidup Kristus yang

berpuncak pada hadirnya Ekaristi.

Melalui bab ini penulis telah memberikan gambaran tentang perayaan

ekaristi dan devosi rosario, serta memberikan penjelasan tentang hubungan seperti

apa yang terdapat di antara keduanya. Pada bab berikutnya penulis akan mulai

memberikan hasil dari penelitian yang dilakukan terhadap umat KBG Ratu Para

Rasul. Pemahaman yang ditulis dalam bab ini akan berguna sebagai sebuah

pembanding terhadap pemahaman umat KBG Ratu Para Rasul terhadap perayaan

ekaristi dan devosi rosario.

Page 78: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

67

BAB IV

EKARISTI DAN DEVOSI DI MATA UMAT KBG RATU PARA RASUL

4.1 Penjabaran Hasil Data Penelitian Terhadap Umat KBG Ratu Para

Rasul Mengenai Ekaristi dan Devosi Rosario

Pada bab ini penulis akan menjabarkan seluruh hasil penelitian yang

dilkakukan terhadap anggota KBG Ratu para rasul. Sebelum menjabarkan hasil

penelitian, peneliti terlebih dahulu menjelaskan tentang tahapan-tahapan yang telah

ditempu dalam melaksanakan penelitian ini. Pada bagian akhir dari bab ini penulis

memberikan evaluasi dan tanggapan penulis tentang hasil penelitian yang telah

diperoleh.

4.1.1 Partisipan dan Instrumen Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis terjadi di KBG Ratu Para Rasul.

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan alat bantu kuisioner yang

dibagikan kepada 22 responden yang telah ditentukan oleh penulis. 22 responden

yang di pilih ditentukan berdasarkan jenis kelamin, latar belakang pendidikan

terakhir dan rentang usia dengan perincian yakni 22 responden terdiri dari 11 orang

laki-laki dan 11 orang perempuan, 6 orang pernah menyelesaikan pendidikan

hingga tingkat SD/SMP, 6 orang pernah menyelesaikan pendidikan hingga tingkat

SMA, 5 orang pernah menyelesaikan pendidikan hingga tingkat Perguruan Tinggi,

dan 5 orang masih berstatus sebagai pelajar. Dari 22 responden yang dipilih 11

responden berada dalam rentang usia 18-37 tahun, dan 11 responden lainnya berada

dalam rentang usia 38-58 tahun.

Alasan mengapa penulis memilih responden berdasarkan

kelompok-kelompok tersebut adalah untuk melihat apakah faktor jenis kelamin,

tingkat pendidikan dan usia mempengaruhi kemampuan dan keterlibatan responden

dalam berbagai hal yang berkaitan dengan karya penulisan ini. Jumlah 22

responden dilihat telah cukup mewakili 51 anggota KBG Ratu Para Rasul, di

samping itu terdapat beberapa kesulitan dalam menentukan jumlah responden

Page 79: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

68

diantaranya adanya anggota KBG yang belum dapat membaca atau menulis, dan

beberapa anggota yang terdaftar berada di luar lokasi penelitian (merantau).

4.1.2 Prosedur Penelitian

Ada pun langkah-langkah yang telah di tempuh oleh penulis dalam

melakukan penelitiannya yakni menyiapkan dan menyusun pertanyaan-pertanyaan

yang akan dibagikan dalam kuisioner dan menentukan kategori responden,

menghubungi ketua KBG Ratu Para Rasul dan memberikan penjelasan berkaitan

dengan maksud dan tujuan dari kegiatan yang dilakukan oleh penulis, menjelaskan

isi kuisioner dan tujuan penelitian kepada para responden yang telah dipilih,

membagikan kuisioner kepada para responden dan menyepakati serta menentukan

waktu dua hari bagi responden untuk melakukan pengisian kuisioner, pengumpulan

kuisioner pada tenggat hari yang telah ditentukan, dan melakukan pengolahan data

yang diperoleh dari kuisioner yang telah diperoleh.

4.1.3 Hasil Penelitian

Melalui penelitian yang telah dilakukan, penulis memperoleh data yang

dijawbarkan dalam tabel-tabel berikut ini:

Tabel 1. Partisipasi Umat dalam Kegiatan-Kegiatan di KBG Ratu Para Rasul

Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari data di atas dapat diketahui bahwa secara umum sebagian besar

anggota KBG Ratu Para Rasul terlibat aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan

yang ada di KBG. Dapat dilihat bahwa 14 (63,63%) dari 22 responden sering

RESPONDE

N

JAWABAN

TOTAL TIDAK

PERNAH JARANG SERING SELALU

F % F % F % F % F %

L - - 1 4.54 8 36.36 2 9.09 11 50

P - - - - 6 27.27 5 22.72 11 50

TOTAL - - 1 4.54 14 63.63 7 31.81 22 100

Page 80: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

69

mengikuti kegiatan-kegiatan di KBG sedangkan 7 (31,81%) dari 22 responden

selalu mengikuti kegiatan-kegiatan di KBG. Hanya 1 (4,54%) dari 22 responden

yang jarang mengikuti kegiatan di KBG.

Jika dilihat secara khusus persentase keterlibatan anggota KBG Ratu Para

Rasul umumnya didominasi oleh anggota perempuan di mana dari 22 responden

sebesar 22,72% selalu mengikuti kegiatan-kegiatan di KBG dibandingkan dengan

anggota laki-laki yang hanya sebesar 9,09%. Dari tabel tersebut pula dapat dilihat

bahwa 4,54% jawaban jarang mengikuti kegiatan di KBG Ratu Para Rasul berasal

dari kelompok kategori laki-laki.

Tabel 2. Partisipasi Umat dalam Kegiatan-Kegaiatan di KBG Ratu Para

Rasul Berdasarkan Tingkat Pendidikan

RESPONDEN

JAWABAN TOTAL

TIDAK

PERNAH JARANG SERING SELALU

F % F % F % F % F %

SD/SMP - - - - 3 13.63 3 13.62 6 27.27

SMA - - - - 4 18.18 2 9.09 6 27.27 PERGURUAN

TINGGI - - - - 4 18.18 1 4.54 5 22.72

MASIH

PELAJAR - - 1 4.54 3 13.63 1 4.54 5 22.72

TOTAL - - 1 4.54 14 63.63 7 31.81 22 100

Data pada tabel di atas menunjukkan perentase keterlibatan para responden

terhadap kegiatan-kegiatan di KBG Ratu Para Rasul berdasarkan tingkat

pendidikan. Pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa pada umumnya sebagian

besar responden yang sering mengikuti kegiatan-kegiatan di KBG adalah mereka

yang pernah menyelesaikan pendidikan hingga tingkat SMA dan Perguruan Tinggi,

yakni 18,18%, kemudian diikuti oleh responden yang pernah menyelesaikan

pendidikan hingga tingkat SD dan mereka yang berstatus masih pelajar yakni

sebesar 13,63%. Persentase jarang berpartisipasi pada kegiatan-kegiatan di KBG

pada tabel tersebut terlihat pada kelompok responden yang masih pelajar yakni

sebesar 4,54%.

Page 81: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

70

Tabel 3. Partisipasi Umat dalam Kegiatan-Kegiatan di KBG Ratu Para Rasul

Berdasarkan Rentang Usia

RESPONDEN

JAWABAN TOTAL TIDAK

PERNAH JARANG SERING SELALU

F % F % F % F % F %

18-37 THN - - 1 4.54 9 40.90 1 4.54 11 50

38-58 THN - - - - 5 22.72 6 27.27 11 50

TOTAL - - 1 4.54 14 63.63 7 31.81 22 100

Tabel di atas menunjukkan persentase keterlibatan responden dalam

kegiatan-kegiatan di KBG Ratu Para Rasul berdasarkan rentang usia. Secara

khusus dapat dilihat bahwa 27,27% responden yang mengatakan selalu terlibat

dalam kegiatan-kegiatan di KBG Ratu Para Rasul berasal dari kelompok dalam

rentang usia 38-58 thn. Angka ini lebih besar dibandingkan dengan responden yang

berada dalam rentang usia 18-37 tahun yakni sebesar 4,54%, sedangkan umumnya

responden menjawab sering mengikuti kegiatan-kegiatan di KBG Ratu Para Rasul.

Sebagian kecil responden yang mengatakan jarang terlibat dalam kegiatan-kegiatan

di KBG Ratu Para Rasul berasal dari kelompok 18-37 tahun, yakni sebesar 4,54%.

Tabel 4. Partipasi Umat dalam Kegiatan Doa Rosario di KBG Ratu Para

Rasul Berdasarkan Jenis Kelamin

RESPONDEN

JAWABAN TOTAL TIDAK

PERNAH JARANG SERING SELALU

F % F % F % F % F %

L 1 4.54 2 9.09 6 27.27 2 9.09 11 50

P - - - - 4 18.18 7 31.81 11 50

TOTAL 1 4.54 2 9.09 10 45.45 9 40.90 22 100

Tabel di atas menunjukkan persentase partisipasi responden dalam kegiatan

doa rosario di KBG Ratu Para Rasul berdasarkan kelompok jenis kelamin. Dari

tabel tersebut secara umum dapat diketahui bahwa pada umumnya responden

sering mengikuti kegiatan doa rosario di KBG Ratu Para Rasul yakni 10 (45,45%)

dari 22 responden. Kemudian dapat diketahui pula bahwa 9 (40,90%) dari 22

Page 82: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

71

responden mengatakan selalu terlibat dalam kegiatan doa rosario di KBG Ratu Para

Rasul, 2 (9,09%) responden mengatakan jarang dan 1 (4,54%) mengatakan tidak

pernah terlibat dalam kegiatan doa rosario di KBG Ratu Para Rasul.

Jika dilihat secara khusus dapat diketahui pada tabel di atas bahwa sebagian

besar responden yang mengatakan selalu mengikuti kegiatan doa rosario berasal

dari kelompok responden berjenis kelamin perempuan dengan persentase sebesar

31,81% sedangkan besar persentasi kelompok responden berjenis kelamin laki-laki

sebesar 9,09%. Jawaban jarang mengikuti kegiatan doa rosario sebesar 9,09% dan

tidak pernah mengikuti kegiatan doa rosario sebesar 4,54% berasal dari responden

berjenis kelamin laki-laki.

Tabel 5. Partisipasi Umat dalam Kegiatan Doa Rosario di KBG Ratu Para

Rasul Berdasarkan Tingkat Pendidikan

RESPONDEN

JAWABAN TOTAL

TIDAK PERNAH JARANG SERING SELALU

F % F % F % F % F %

SD/SMP - - 1 4.54 3 13.63 2 9.09 6 27.27

SMA - - 1 4.54 3 13.62 2 9.09 6 27.27 PERGURUAN

TINGGI - - - - 3 13.62 2 9.09 5 22.72

MASIH

PELAJAR 1 4.54 - - 2 9.09 2 9.09 5 22.72

TOTAL 1 4.54 2 9.09 11 50 8 36.36 22 100

Tabel di atas menunjukkan persentase keterlibatan responden dalam

kegiatan doa rosario di KBG Ratu Para Rasul. Pada tabel tersebut dapat dilihat

perolehan data yang cukup seimbang bahwa pada umumnya responden dari

berbagai kelompok pendidikan akhir sering terlibat dalam kegiatan doa rosario di

KBG Ratu Para Rasul. Hanya sebesar 4,54% dari responden yang mengatakan

jarang terlibat dalam kegiatan doa rosario di KBG Ratu Para Rasul yakni responden

yang berasal dari kelompok masih pelajar.

Page 83: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

72

Tabel 6. Partisipasi Umat dalam Kegiatan Doa Rosario di KBG Ratu Para

Rasul Berdasarkan Rentang Usia

RESPOND

EN

JAWABAN TOTAL

TIDAK PERNAH JARANG SERING SELALU

F % F % F % F % F %

18-37 THN 1 4.54 - - 6 27.27 4 18.18 11 50

38-58 THN - - 2 9.09 5 22.72 4 18.18 11 50

TOTAL 1 4.54 2 9.09 11 50 8 36.36 22 100

Tabel di atas menunjukkan persentase keterlibatan responden terhadap

kegiatan doa rosario di KBG Ratu Para Rasul berdasarkan kelompok rentang usia.

Melalui data tersebut dapat diketahui bahwa pada umumnya responden yang sering

terlibat dalam kegiatan doa rosario di KBG Ratu Para Rasul merupakan responden

yang berasal dari kelompok dalam rentang usia 18-37 tahun, yakni sebesar 27,27%

sedangkan dari kelompok responden dalam rentang usia 38-58 tahun sebesar

22,72%.

Besar persentase responden yang selalu terlibat dalam kegiatan doa rosario

di KBG Ratu Para Rasul seimbang antara kelompok responden dalam rentang usia

18-37 tahun dan kelompok responden dalam rentang usia 38-58 tahun yakni

sebesar 18,18%. Terdapat 9,09% responden yang mengatakan jarang terlibat dalam

kegiatan doa rosario di KBG Ratu Para Rasul yakni yang berasal dari kelompok

responden dalam rentang usia 38-58 tahun. 4,54% responden dari kelompok dalam

rentang usia 18-37 mengatakan tidak pernah terlibat dalam kegiatan doa rosario di

KBG Ratu Para Rasul.

Page 84: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

73

Tabel 7. Perasaan Umat KBG Ratu Para Rasul Ketika Berdoa Rosario

Berdasarkan Jenis Kelamin

RE

SP

O

N

DE

N

JAWABAN TOTAL TIDAK

MERASAKAN

APAPUN

BIASA SAJA

KARENA SUDAH

BIASA

MERASA TERSENTUH DAN

DEKAT KEPADA BUNDA

MARIA

MERASA TERSENTUH

DAN DEKAT KEPADA

KRISTUS F % F % F % F % F %

L 1 4,54 - - 9 40.90 1 4.54 11 50

P - - - - 11 50 - - 11 50

T

O

TA

L 1 4,54 - - 20 90.90 1 4.54 22 100

Data pada tabel di atas menunjukkan persentase perasaan responden pada

saat mendoakan rosario berdasarkan kelompok jenis kelamin. Secara umum dapat

dilihat bahwa sebagian besar responden merasa tersentuh dan dekat kepada Bunda

Maria saat mendoakan doa rosario yakni sebanyak 20 (90,50%) dari 22 responden.

1 (4,53%) dari 22 responden justru mengatakan ia merasa tersentuh dan dekat

kepada Kristus ketika mendoakan doa rosario, dan 1 (4,54%) dari 22 responden

mengatakan bahwa ia tidak merasakan apapun saat mendoakan doa rosario.

Jika dilihat secara lebih khusus maka akan diketahui bahwa seluruh

responden yang berasal dari kelompok responden berjenis kelamin perempuan

yakni 11 (50%) mengatakan bahwa mereka merasa tersentuh dan dekat kepada

Bunda Maria saat mendoakan doa rosario. Hal ini berbeda dari jawaban responden

yang berasal dari kelompok responden laki-laki di mana 9 (40,90%) dari 22

responden mengatakan mereka merasa tersentuh dan dekat dengan Bunda Maria

pada saat mendoakan doa rosario sedangkan 1 (4,54%) responden mengataka

merasa tersentuh dan dekat kepada Kristus, serta 1 (4,54%) mengatakan tidak

merasakan apapun.

Page 85: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

74

Tabel 8. Perasaan Umat KBG Ratu Para Rasul Ketika Berdoa Rosario

Berdasarkan Tingkat Pendidikan

RESPONDEN

JAWABAN

TOTAL TIDAK

MERASAKAN

APAPUN

BIASA SAJA

KARENA

SUDAH

BIASA

MERASA

TERSENTUH DAN

DEKAT KEPADA

BUNDA MARIA

MERASA

TERSENTUH DAN

DEKAT KEPADA

KRISTUS

F % F % F % F % F %

SD/SMP - - - - 5 22.72 - - 6 27.27

SMA - - - - 6 27.27 - - 6 27.27

PT - - - - 4 18.18 1 4.54 5 22.72

PELAJAR 1 4.54 - - 4 18.18 5 22.72

TOTAL 1 4.54 - - 20 72.72 1 4.54 22 100

Tabel di atas menunjukkan persentase perasaan umat KBG Ratu Para Rasul

saat mendoakan doa rosario berdasarkan kelompok tingkat pendidikan. jika dilihat

secara khusus, dapat diketahui bahwa pada umumnya persentase perasaan

responden yang mengatakan merasa tersentuh dan dekat dengan Bunda Maria

cukup seimbang yakni 22,72% dari kelompok responden yang pernah

menyelesaikan pendidikan hingga tingkat SD/SMP, 27,27% dari kelompok

responden yang pernah menyelesaikan pendidikan hingga tingkat SMA, 18,18%

dari kelompok responden yang pernah menyelesaikan pendidikan hingga tingkat

Perguruan Tinggi, dan 18,18% dari responden yang masih berstatus pelajar.

Variasi jawaban terjadi pada kelompok responden yang berasal dari

kelompok responden yang pernah menyelesaikan pendidikan hingga tahap

Perguruan Tinggi di mana diperoleh respon sebesar 4,54% untuk jawaban merasa

tersentuh dan dekat kepada Kristus, sedangkan besar persentase yang sama juga

terdapat pada kelompok responden yang berasal dari kelompok pelajar untuk

jawaban tidak merasakan apapun.

Page 86: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

75

Tabel 9. Perasaan Umat KBG Ratu Para Rasul Ketika Berdoa Rosario

Berdasarkan Rentang Usia

RESPON

DEN

JAWABAN

TOTAL TIDAK

MERASAKAN

APAPUN

BIASA SAJA

KARENA

SUDAH BIASA

MERASA

TERSENTUH DAN

DEKAT KEPADA

BUNDA MARIA

MERASA

TERSENTUH DAN

DEKAT KEPADA

KRISTUS F % F % F % F % F %

18-37

THN 1 4,54 - - 9 40.90 1 4.54 11 50 38-58

THN - - - - 11 50 - - 11 50

TOTAL 1 4,54 - - 20 90.90 1 4.54 22 100

Tabel di atas menunjukkan persentase perasaan responden ketika berdoa

rosario berdasarkan kelompok rentang usia. Melalui data pada tabel tersebut dapat

diketahui secara khusus bahwa persentase terbesar pada kelompok responden yang

berada dalam rentang usia 38-58 tahun yakni sebesar 50% menjawab merasa

tersentuh dan dekat kepada Bunda Maria. Jawaban yang bervariasi berasal dari

kelompok responden yang berada dalam rentang usia 18-37 tahun dengan data

4,54% mengatakan tidak merasakan apapun, 40,90% mengatakan merasa tersentuh

dan dekat kepada Bunda Maria, dan 4,54% mengatakan merasa tersentuh dan dekat

kepada Kristus.

Tabel 10. Partisipasi Umat KBG Ratu Para Rasul dalam Kegiatan-Kegiatan

di Paroki Berdasarkan Jenis Kelamin

RESPONDEN

JAWABAN TOTAL TIDAK

PERNAH JARANG SERING SELALU

F % F % F % F % F %

L 1 4.54 3 13.63 5 22.72 2 9.09 11 50

P - - 2 9.09 7 31.81 2 9.09 11 50

TOTAL 1 4.54 5 22.72 12 54.54 4 18.1

8 22 100

Tabel di atas menunjukkan persentase partisipasi responden terhadap

kegiatan-kegiatan di paroki berdasarkan kelompok jenis kelamin. Melalui tabel di

atas dapat diketahui bahwa pada umumnya responden sering terlibat dalam

kegiatan-kegiatan di paroki. 12 (54,54%) dari 22 responden mengatakan sering

terlibat dalam kegiatan di paroki, 5 dari 22 responden (22,72 %) mengatakan jarang

Page 87: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

76

terlibat dalam kegiatan-kegiatan di paroki, 4 (18,18%) dari 22 responden

mengatakan selalu terlibat dalam kegiatan-kegiatan di paroki, dan 1 (4,54%) dari

22 responden mengatakan tidak pernah terlibat dalam kegiatan-kegiatan di paroki.

Jika dilihat secara khusus dapat dilihat bahwa banyak responden berjenis

kelamin perempuan yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan di paroki. Dari tabel

tersebut dapat diketahui data dari responden perempuan yakni 31,81% yang

mengatakan sering terlibat dalam kegiatan-kegiatan di paroki, 18,18% mengatakan

selalu terlibat dalam kegiatan-kegiatan di paroki, dan 9,09% mengatakan jarang

terlibat dalam kegiatan di paroki. Data dari responden laki-laki adalah sebagai

berikut 22,72% mengatakan sering terlibat dalam kegiatan-kegiatan di paroki,

9,09% mengatakan selalu terlibat dalam kegiatan-kegiatan di paroki, 9,09%

mengatakan jarang terlibat dalam kegiatan-kegiatan di paroki, dan 4,54% tidak

pernah terlibat dalam kegiatan-kegiatan di paroki.

Tabel. 11 Partisipasi Umat KBG Ratu Para Rasul dalam Kegiatan-Kegiatan

di Paroki Berdasarkan Tingkat Pendidikan

RESPONDEN

JAWABAN TOTAL

TIDAK PERNAH JARANG SERING SELALU

F % F % F % F % F %

SD/SMP - - - - 4 18.18 2 9.09 6 27.27

SMA - - - - 4 18.18 2 9.09 6 27.27

PERGURUAN TINGGI - - 3 13.63 1 4.54 1 4.54 5 22.72

MASIH PELAJAR 1 4.54 2 9.09 2 9.09 - - 5 22.72

TOTAL 1 4.54 5 22.72 11 50 5 22.72 22 100

Tabel di atas menunjukkan persentase keterlibatan responden dalam

kegiatan-kegiatan di paroki berdasarkan kelompok pendidikan terakhir. Dari data

tersebut dapat diketahui data sebagai berikut; dari responden yang pernah

menyelesaikan pendidikan hingga tingkat SD/SMP 18,18% mengatakan sering

terlibat dalam kegiatan-kegiatan di paroki, 9,09% mengatakan selalu terlibat dalam

kegiatan-kegiatan paroki. dari responden yang pernah menyelesaikan pendidikan

hingga tingkat SMA 18,18% mengatakan sering terlibat dalam kegiatan-kegiatan di

paroki, dan 9,09% mengatakan selalu terlibat dalam kegiatan-kegiatan di paroki.

Dari responden yang pernah menyelesaikan pendidikan hingga tingkat Perguruan

Page 88: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

77

Tinggi 13,63% mengatakan jarang terlibat dalam kegiatan-kegiatan di paroki,

4,45% mengatakan sering terlibat dalam kegiatan-kegiatan di paroki, dan 4,54%

mengatakan selalu terlibat dalam kegiatan-kegiatan di paroki. Dari responden yang

berstatus masih pelajar, 9,09% mengatakan sering terlibat dalam kegiatan-kegiatan

di paroki, 9,09% mengatakan selalu terlibat dalam kegiatan-kegiatan di paroki, dan

4,54% mengatakan tidak pernah terlibat dalam kegiatan-kegiatan di paroki.

Tabel. 12 Partisipasi Umat KBG Ratu Para Rasul dalam Kegiatan-Kegiatan

di Paroki Berdasarkan Rentang Usia

RESPONDEN

JAWABAN TOTAL

TIDAK PERNAH JARANG SERING SELALU

F % F % F % F % F %

18-37 THN 1 4.54 5 22.72 4 18.18 1 4.54 11 50

38-58 THN - - - - 8 36.36 3 13.63 11 50

TOTAL 1 5.54 5 22.72 12 54.54 4 18.18 22 100

Data pada tebel di atas menunjukkan persentase keterlibatan responden

dalam kegiatan-kegiatan di paroki berdasarkan kelompok rentang usia. Dari tabel

tersebut dapat diketahui data sebagai berikut; dari kelompok responden dalam

rentang usia 18-37 tahun 22,72% jarang mengikuti kegiatann-kegiatan di paroki,

18,18% mengatakan sering terlibat dalam kegiatan-kegiatan di paroki, 4,54%

mengatakan selalu terlibat dalam kegiatan-kegiatan di paroki, dan 4,54%

mengatakan tidak pernah terlibat dalam kegiatan-kegiatan di paroki. Dari

kelompok responden dalam rentang usia 38-58 tahun, 36,36% mengatakan sering

terlibat dalam kegiatan-kegiatan di paroki, dan 13,63% mengatakan selalu terlibat

dalam kegiatan-kegiatan paroki.

Page 89: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

78

Tabel. 13 Partisipasi Umat KBG Ratu Para Rasul dalam Perayaan Ekaristi

Mingguan Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel di atas menunjukkan persentase keterlibatan responden dalam

Perayaan Ekaristi mingguan berdasarkan kelompok jenis kelamin. Dari tabel

tersebut dapat diketahui bahwa pada umumnya responden selalu mengikuti

Perayaan Ekaristi mingguan. Dari tabel tersebut diperoleh data sebagai berikut 13

(59,09%) dari 22 responden mengatakan selalu mengikuti Perayaan Ekaristi

mingguan, 8 (36,36%) responden mengatakan sering mengikuti Perayaan Ekaristi

minguan, dan 1 (4,54%) mengatakan tidak pernah mengikuti Perayaan Ekaristi

mingguan.

Jika dilihat secara lebih khusus, dapat diketahui bahwa 36,36% responden

perempuan selalu mengikuti Perayaan Ekaristi mingguan dan 13,63% sering

mengikuti Perayaan Ekaristi mingguan, sedangkan dari kelompok responden

laki-laki, 22,72% mengatakan selalu mengikuti Perayaan Ekaristi mingguan,

22,72% mengatakan sering mengikuti Perayaan Ekaristi mingguan, dan 4,54%

mengatakan tidak pernah mengikuti Perayaan Ekaristi mingguan.

RESPONDEN

JAWABAN

TOTAL TIDAK

PERNAH JARAN

G SERING SELALU

F % F % F % F % F %

L 1 4.54 - - 5 22.72 5 22.72 11 50

P - - - - 3 13.63 8 36.36 11 50

TOTAL 1 4.54 - - 8 36.36 13 59.09 22 100

Page 90: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

79

Tabel. 14 Partisipasi Umat KBG Ratu Para Rasul dalam Perayaan Ekaristi

Mingguan Berdasarkan Tingkat Pendidikan

RESPONDEN

JAWABAN TOTAL TIDAK

PERNAH JARANG SERING SELALU

F % F % F % F % F %

SD/SMP - - - - 1 4.54 5 22.70 6 27.27

SMA - - - - 2 9.09 4 18.18 6 27.27 PERGURUAN

TINGGI - - - - 3 13.63 2 9.09 5 22.72

MASIH

PELAJAR 1 4.54 - - 2 9.09 2 9.09 5 22.72

TOTAL 1 4.54 - - 8 36.36 13 59.09 22 100

Tabel di atas menunjukkan persentase keterlibatan responden dalam

Perayaan Ekaristi mingguan berdasarkan kelompok tingkat pendidikan terakhir.

Melalui data tersebut dapat diketahui secara lebih khusus data sebagai berikut;

dari kelompok responden yang pernah menyelesaikan pendidikan hingga tingkat

SD 22,70% mengatakan selalu mengikuti Perayaan Ekaristi mingguan, dan 4,54%

mengatakan sering mengikuti Perayaan Ekaristi mingguan. Dari kelompok

responden yang pernah menyelesaikan pendidikan hingga tingkat SMP/SMA

18,18% mengatakan selalu mengikuti Perayaan Ekaristi mingguan, dan 9,09%

mengatakan sering mengikuti Perayaan Ekaristi mingguan. Dari kelompok

responden yang pernah menyelesaikan pendidikan hingga tingkat Perguruan Tinggi

13,63% mengatakan sering mengikuti Perayaan Ekaristi mingguan, dan 9,09%

mengatakan selalu mengikuti Perayaan Ekaristi mingguan. Dari kelompok

responden yang masih pelajar 9,09% mengatakan selalu mengikuti Perayaan

Ekaristi mingguan, 9,09% mengatakan sering mengikuti Perayaan Ekarsti

mingguan, dan 4,54% mengatakan tidak pernah mengikuti Perayaan Ekaristi

mingguan.

Page 91: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

80

Tabel. 15 Partisipasi Umat KBG Ratu Para Rasul dalam Perayaan Ekaristi

Mingguan Berdasarkan Rentang Usia

RESPONDE

N

JAWABAN TOTAL TIDAK

PERNAH JARANG SERING SELALU

F % F % F % F % F %

18-37 THN 1 4.54 - - 6 27.27 4 18.18 11 50

38-58 THN - - - - 2 9.09 9 40.90 11 50

TOTAL 1 4.54 - - 8 36.36 1

3 59.09 22 100

Tabel di atas menunjukkan persentase keterliban responden dalam Perayan

Ekaristi mingguan berdasarkan rentang usia. Melalui tabel tersebut dapat diketahui

data sebagai berikut 40,90% dari kelompok responden yang berada dalam rentang

usia 38-58 tahun mengatakan selalu mengikuti Perayaan Ekaristi mingguan dan

9,09% mengatakan sering mengikuti Perayaan Ekaristi mingguan. Kemudian, dari

kelompok responden yang berada dalam rentang usia 18-37 tahun diperoleh data

sebagai berikut; 18,18% responden mengatakan selalu mengikuti Perayaan Ekaristi

mingguan, 27,27% mengatakan sering mengikuti Perayaan Ekaristi mingguan, dan

4,54% mengatakan tidak pernah mengikuti Perayaan Ekaristi mingguan.

Tabel. 16 Partisipasi Umat KBG Ratu Para Rasul dalam Perayaan Ekaristi

Harian Berdasarkan Jenis Kelamin

RESPONDEN

JAWABAN TOTAL TIDAK

PERNAH JARANG SERING SELALU

F % F % F % F % F %

L 6 27.27 5 22.72 - - - - 11 50

P 4 18.18 5 22.72 - - 2 9.09 11 50

TOTAL 10 45.45 10 45.45 - - 2 9.09 22 100

Tabel di atas menunjukkan persentase keterlibatan responden dalam

Perayaan Ekaristi harian. Melalui data tersebut, secara umum dapat diketahui

bahwa sebagian besar responden mengatakan jarang atau tidak pernah mengikuti

Perayaan Ekaristi harian. Besar persentase dari responden yang mengatakan tidak

pernah dan jarang mengikuti Perayaan Ekaristi harian adalah 45,45% atau 10 dari

Page 92: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

81

22 responden untuk masing-masing kolom "Tidak Pernah" dan "Jarang".

Sedangkan total responden yang mengatakan selalu mengikuti Perayaan Ekaristi

harian sebesar 9,09% atau 2 dari 22 responden.

Jika dilihat secara lebih khusus dapat diketahui data sebagai berikut; dari

kelompok responden berjenis kelamin perempuan diketahui bahwa 18,18%

mengatakan tidak pernah mengikuti Perayaan Ekaristi harian, 22,72% mengatakan

jarang mengikuti Perayaan Ekaristi harian, dan 9,09% mengatakan selalu

mengikuti Perayaan Ekaristi harian, sedangkan dari kelompok responden berjenis

kelamin laki-laki diketahui bahwa 27,27% responden mengatakan tidak pernah

mengikuti Perayaan Ekaristi harian, dan 22,72% mengatakan jarang mengikuti

Perayaan Ekaristi harian.

Tabel. 17 Partisipasi Umat KBG Ratu Para Rasul dalam Perayaan Ekaristi

Harian Berdasarkan Tingkat Pendidikan

RESPONDEN

JAWABAN TOTAL

TIDAK PERNAH JARANG SERING SELALU

F % F % F % F % F %

SD/SMP 3 13.63 3 13.63 - - - - 6 27.27

SMA 3 13.63 2 9.09 - - 1 4.54 6 27.27 PERGURUAN

TINGGI 3 13.63 2 9.09 - - - - 5 22.72

MASIH PELAJAR 1 4.54 3 13.63 - - 1 4.54 5 22.72

TOTAL 10 45.45 10 45.45 - - 2 9.09 22 100

Data pada tabel di atas menunjukkan persentase keterlibatan responden

dalam Perayaan Ekaristi harian berdasarkan kelompok pendidikan terakhir. Melalui

tabel tersebut dapat diketahui bahwa 13,63% responden yang pernah

menyelesaikan pendidikan hingga tingkat SD/SMP mengatakan tidak pernah dan

jarang mengikuti Perayaan Ekaristi harian, 13,63% responden yang mengatakan

pernah menyelesaikan pendidikan hingga tingkat SMA mengatakan tidak pernah

mengikuti Perayaan Ekaristi harian, 9,09% mengatakan jarang mengikui Perayaan

Ekaristi harian, sedangkan 4,54% mengatakan selalu mengikuti Perayaan Ekaristi

harian, 13,63% dari kelompok responden yang pernah menyelesaikan pendidikan

hingga tingkat Perguruan Tinggi mengatakan tidak pernah mengikuti Perayaan

Ekaristi harian, sedangkan 9,09% mengatakan jarang mengikuti Perayaan Ekaristi

Page 93: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

82

harian, 13,63% dari responden yang berstatus masih pelajar mengatakan jarang

mengikuti Perayaan Ekaristi harian, 4,54% responden mengatakan tidak pernah

mengikuti Perayaan Ekaristi harian, sedangkan 4,54% mengatakan selalu

mengikuti Perayaan Ekaristi harian

Tabel. 18 Partisipasi Umat KBG Ratu Para Rasul dalam Perayaan Ekaristi

Harian Berdasarkan Rentang Usia

RESPONDEN

JAWABAN TOTAL

TIDAK PERNAH JARANG SERING SELALU

F % F % F % F % F %

18-37 THN 3 13.63 7 31.81 - - 1 4.54 11 50

38-58 THN 7 31.81 3 13.63 - - 1 4.54 11 50

TOTAL 10 45.45 10 45.45 - - 2 9.09 22 100

Tabel di atas menunjukkan persentase keterlibatan responden dalam

mengikuti Perayaan Ekaristi harian berdasarkan kelompok rentang usia. Dari tabel

tersebut dapat diketahui bahwa 31,81% responden yang berada dalam rentang usia

38-58 tahun tidak pernah mengikuti Perayaan Ekaristi harian, 13,63% mengatakan

jarang mengikuti Perayaan Ekaristi harian sedangkan 4,54% mengatakan selalu

mengikuti Perayaan Ekaristi harian. Di samping itu, dapat diketahui pula bahwa

13,63% responden yang berada dalam rentang usia 18-37 tahun mengatakan tidak

pernah mengikuti Perayaan Ekaristi harian, 31,81% mengatakan jarang mengikuti

Perayaan Ekaristi harian, sedangkan 4,54% mengatakan selalu mengikuti Perayaan

Ekaristi harian.

Tabel. 19 Perasaan Umat KBG Ratu Para Rasul Ketika Mengikuti Perayaan

Ekaristi Berdasarkan Jenis Kelamin

RES

PO

ND

EN

JAWABAN

TOTAL TIDAK

MERASAKAN

APAPUN

BIASA SAJA

KARENA

SUDAH

BIASA

MERASA TERSENTUH

DAN DEKAT KEPADA

KRISTUS

MERASA

TERSENTUH

DAN DEKAT

KEPADA

BUNDA MARIA

F % F % F % F % F %

L - - - - 11 50 - - 11 50

P - - - - 11 50 - - 11 50

TO

TAL - - - - 22 100 - - 22 50

Page 94: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

83

Tabel di atas menunjukkan persentase perasaan responden ketika mengikuti

Perayaan Ekaristi berdasarkan kelompok jenis kelamin. Dari tabel tersebut dapat

diketahui bahwa seluruh responden mengatakan mereka merasa tersentuh dan dekat

kepada Kristus saat mengikuti Perayaan Ekaristi.

Tabel. 20 Perasaan Umat KBG Ratu Para Rasul Ketika Mengikuti Perayaan

Ekaristi Berdasarkan Tingkat Pendidikan

RESPONDE

N

JAWABAN

TOTAL TIDAK

MERASAKAN

APAPUN

BIASA SAJA

KARENA

SUDAH BIASA

MERASA

TERSENTUH DAN

DEKAT KEPADA

KRISTUS

MERASA

TERSENTUH

DAN DEKAT

KEPADA

BUNDA MARIA F % F % F % F % F %

SD/SMP - - - - 6 27.27 - - 6 27.27

SMA - - - - 6 27.27 - - 6 27.27

PERGURUA

N TINGGI - - - - 5 22.72 - - 5 22.72

MASIH

PELAJAR - - - - 5 22.72 - - 5 22.72

TOTAL - - - - 22 100 - - 22 100

Tabel di atas menunjukkan persentase perasaan responden ketika mengikuti

Perayaan Ekaristi berdasarkan kelompok tingkat pendidikan terakhir. Dari tabel

tersebut dapat diketahui bahwa seluruh responden mengatakan mereka merasa

tersentuh dan dekat kepada Kristus saat mengikuti Perayaan Ekaristi.

Tabel. 21 Perasaan Umat KBG Ratu Para Rasul Ketika Mengikuti Perayaan

Ekaristi Berdasarkan Rentang Usia

RESPONDEN

JAWABAN

TOTAL TIDAK

MERASAKAN

APAPUN

BIASA SAJA

KARENA

SUDAH BIASA

MERASA

TERSENTUH

DAN DEKAT

KEPADA

KRISTUS

MERASA

TERSENTUH

DAN DEKAT

KEPADA BUNDA

MARIA F % F % F % F % F %

18-37 THN - - - - 11 50 - - 11 50

38-58 THN - - - - 11 50 - - 11 50

TOTAL - - - - 22 100 - - 22 100

Tabel di atas menunjukkan persentase perasaan responden ketika mengikuti

Perayaan Ekaristi berdasarkan kelompok rentang usia. Dari tabel tersebut dapat

Page 95: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

84

diketahui bahwa seluruh responden mengatakan mereka merasa tersentuh dan dekat

kepada Kristus saat mengikuti Perayaan Ekaristi.

Tabel. 22 Perbandingan Penghayatan Umat KBG Ratu Para Rasul Terhadap

Devosi Rosario dan Perayaan Ekaristi Berdasarkan Jenis Kelamin

RESPONDEN

JAWABAN TOTAL

DEVOSI ROSARIO PERAYAAN EKARISTI

F % F % F %

L 8 36.36 3 13.63 11 50

P 9 40.90 2 9.09 11 50

TOTAL 17 77.27 5 22.72 22 100

Data pada tabel di atas menunjukkan persentase perbandingan penghayatan

responden terhadap Devosi Rosario dan Perayaan Ekaristi berdasarkan kelompok

jenis kelamin. Secara umum dapat diketahui bahwa 17 (77,27%) dari 22 responden

lebih menghayati Devosi Rosario sedangkan 5 (22,72%) dari 22 responden

mengatakan lebih menghayati Perayaan Ekaristi. jika dilihat secara lebih khusus

dapat diketahui bahwa 40,90% responden berjenis kelamin perempuan lebih

menghayati Devosi Rosario sedangkan 22,72% lebih menghayati Perayaan

Ekaristi, 36,36% responden berjenis kelamin laki-laki lebih menghayati Devosi

Rosario sedangkan 13,63% lebih menghayati Perayaan Ekaristi.

Tabel. 23 Perbandingan Penghayatan Umat KBG Ratu Para Rasul Terhadap

Devosi Rosario dan Perayaan Ekaristi Berdasarkan Tingkat Pendidikan

RESPONDEN

JAWABAN TOTAL

DEVOSI ROSARIO PERAYAAN EKARISTI

F % F % F %

SD/SMP 6 27.27 - - 6 27.27

SMA 4 18.18 2 9.09 6 27.27 PERGURUAN

TINGGI 2 9.09 3 13.63 5 22.72

MASIH PELAJAR 5 22.72 - - 5 22.72

TOTAL 17 77.27 5 22.72 22 100

Tabel di atas menunjukkan perentase perbandingan penghayatan responden

terhadap Devosi Rosario dan Perayaan Ekaristi berdasarkan kelompok tingkat

Page 96: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

85

pendidikan. Melalui tabel tersebut dapat diketahui data sebagai berikut 27,27% dari

responden yang pernah menyelesaikan pendidikan hingga tingkat SD/SMA lebih

menghayati Devosi Rosario, 18,18% responden yang pernah menyelesaikan

pendidikan hingga tingkat SMA lebih menghayati Devosi Rosario, sedangkan

9,09% lebih menghayati Perayaan Ekaristi, 9,09% responden yang pernah

menyelesaikan pendidikan hingga tingkat Perguruan Tinggi lebih menghayati

Devosi Rosario, sedangkan 13,63% lebih menghayati Perayaan Ekaristi, sedangkan

dari kelompok responden yang masih berstatus pelajar 22,72% mengatakan lebih

menghayati Devosi Rosario.

Tabel. 24 Perbandingan Penghayatan Umat KBG Ratu Para Rasul Terhadap

Devosi Rosario dan Perayaan Ekaristi Berdasarkan Rentang Usia

RESPONDEN

JAWABAN TOTAL

DEVOSI ROSARIO PERAYAAN EKARISTI

F % F % F %

18-37 THN 8 36.36 3 13.63 11 50

38-58 THN 9 40.90 2 9.09 11 50

TOTAL 17 77.27 5 22.72 22 100

Tabel di atas menunjukkan persentase perbandingan penghayatan

responden terhadap Devosi Rosario dan Perayaan Ekaristi. Melalui data pada tabel

tersebut dapat diketahui bahwa 40,90% responden yang berada dalam rentang usia

38-58 tahun lebih menghayati Devosi Rosario, sedangkan 9,09% lebih menghayati

Perayaan Ekaristi. Di sisi lain, 36,36% responden yang berada dalam rentang usia

18-37 tahun lebih menghayati Devosi Maria sedangkan 13,63% lebih menghayati

Perayaan Ekaristi.

4.2 Pemahaman dan Penghayatan Umat KBG Ratu Para Rasul Terhadap

Perayaan Ekaristi

Melalui kuisioner yang diberikan kepada para responden, penulis

memperoleh gambaran tentang bagaimana umat KBG Ratu Para Rasul memahami

dan menghayati perayaan ekaristi. Gambaran-gambaran yang diperoleh yakni

sebagai berikut.

Page 97: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

86

4.2.1 Pemahaman Terhadap Perayaan Ekaristi

Pemahaman anggota KBG Ratu Para Rasul terhadap Perayaan Ekaristi pada

umumnya berkisar pada pemahaman-pemahaman umum seputar Ekaristi adalah

perayaan yang dipimpin oleh seorang imam, dan pada saat itu Kristus hadir dalam

rupa roti dan anggur, Ekaristi juga menjadi sebuah kesempatan untuk mendekatkan

diri kepada Kristus yang hadir tersebut.62

Anggota lain memahami Ekaristi sebagai

sebuah kesempatan di mana umat Kristen berkumpul sebagai satu keluarga untuk

menyambut tubuh dan darah Kristus.63

Sebagian kecil dari anggota KBG Ratu Para Rasul mampu memahami

Ekaristi sebagai puncak perayaan iman Kristen. Mereka dapat memandang

Perayaan Ekaristi sebagai suatu puncak perayaan iman karena dalam Ekaristi

dikenangkan kembali rangkaian peristiwa sengsara, wafat, dan kebangkitanNya64

.

Mereka juga melihat Ekaristi sebagai sebuah pengenangan akan peristiwa malam

perjamuan terakhir Kristus bersama para murid-Nya.

4.2.2 Penghayatan Terhadap Ekaristi

Melalui penelitian yang telah dilakukan dengan alat bantu kuisioner, penulis

mengetahui bahwa hanya sebagian kecil dari responden yang dapat lebih mudah

menghayati Ekaristi jika dibandingkan dengan Devosi Rosario.65

Alasan mengapa

mereka lebih menghayati Ekaristi adalah karena mereka melihat Ekaristi sebagai

puncak perayaan iman, Ekaristi sebagai sumber kekuatan terutama ketika mereka

menerima Tubuh dan Darah Kristus, serta melalui Ekaristi mereka dapat

mengenang kembali peristiwa malam perjamuan terakhir.66

62

Hasil wawancara dengan Greggorius Frenky Koban, Anggota KBG Ratu Para Rasul, Paroki St.

Mikael Nita pada 9 Maret 2020. 63

Hasil wawancara dengan Andris W. Laja, Anggota KBG Ratu Para Rasul, Paroki St. Mikael Nita,

pada 8 Maret 2020. 64

Hasil wawancara dengan Ignasius Ida, Anggota KBG Ratu Para Rasul. Paroki St. Mikael Nita,

pada 8 Maret 2020. 65

Melalui penelitian yang dilakukan dengan alat bantu kuisioner penulis memperoleh hasil yakni

dari total 22 responden 5 orang respnden mengatakan lebih mudah menghayati Ekaristi sedangkan

17 responden lainnya mengatakan lebih mudah menghayati Devosi Rosario. Data ini dapat dilihat

secara pada Tabel. 22 hingga Tabel. 24 halaman 84-85. 66

Hasil wawancara dengan Philipus Liga, Anggota KBG Ratu Para Rasul, Paroki St. Mikael Nita

pada 8 Maret 2020.

Page 98: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

87

4.3 Pemahaman dan Penghayatan Umat KBG Ratu Para Rasul Terhadap

Devosi Rosario

Melalui kuisioner yang diberikan kepada para responden, penulis

memperoleh beberapa gambaran tentang pemahaman dan penghayatan umat KBG

Ratu Para Rasul terhadap devosi rosario. Gambaran-gambaran yang diperoleh

yakni sebagai berikut:

4.3.1 Pemahaman Terhadap Devosi Rosario

Pada umumnya pemahaman umat KBG Ratu Para Rasul terhadap Devosi

Rosario berkisar pada Devosi Rosario sebagai sebuah doa keluarga yang biasanya

didoakan dalam keluarga, kelompok KBG, atau didaraskan secara pribadi.67

Devosi Rosario juga dipandang sebagai sebuah sarana yang dapat digunakan oleh

umat ketika mereka memiliki intensi atau permohonan.68

Umat KBG Ratu Para

Rasul pada umumnya telah memahami bahwa dalam berdevosi rosario, doa dan

harapan di hantarkan kepada Putra melalui perantaraan Bunda Maria, pemahaman

ini bersumber dari keyakinan bahwa Maria telah mengambil peran sebagai ibu

Tuhan, dan oleh sebab itu menjadi ibu Gereja dan ibu seluruh umat yang percaya

sehingga mereka meyakini bahwa segala permohonan yang disampaikan melalui

perataraan Bunda Maria, secara khusus melalui doa Rosario pasti akan

dikabulkan69

.

Sebagian kecil dari umat memahami Devosi Rosario sebagai sebuah tradisi

Kristiani yang diturunkan terus menerus. Mereka memahami bahwa sebagai sebuah

devosi, rosario diwariskan secara turun-temurun untuk menghormati Bunda Maria

yang telah mengambil peran dalam kisah perjalanan hidup Kristus. Dari

pemahaman tersebut mereka dapat melihat bahwa dengan berdevosi rosario umat

dihantar untuk dapat masuk dalam misteri permenungan karya penyelamatan

Kristus.

67

Hasil wawancara dengan Theresia Yuliana Bhala, Anggota KBG Ratu Para Rasul, Paroki St.

Mikael Nita pada 8 Maret 2020. 68

Hasil wawancara dengan Florentina Ortje, Ketua KBG Ratu Para Rasul, Paroki St. Mikael Nita

pada 1 Maret 2020. 69

Hasil wawancara dengan Petrus Medon, Anggota KBG Ratu Para Rasil, Paroki St. Mikael Nita

pada 9 Maret 2020.

Page 99: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

88

4.3.2 Penghayatan Terhadap Devosi Rosario

Sebagian besar responden yang terlibat dalam penelitian yang dilakukan

oleh penulis mengatakan mereka lebih mudah menghayati Devosi Rosario jika

dibandingkan dengan Ekaristi. Alasan mengapa mereka lebih memilih Devosi

Rosario adalah karena Devosi Rosario dipandang sebagai doa yang singkat, mudah,

dan tidak bertele-tele untuk dibawakan dan dapat dilakukan kapan saja baik pribadi

atau berkelompok.70

Kesederhana dalam membawakan doa rosario membuat umat

lebih mudah memahami dan menghayati apa yang sedang mereka lakukan di

dalamDevosi Rosario. Beberapa responden bahkan mengatakan bahwa

permenungan akan peristiwa penyelamatan oleh Kristus lebih mudah dihayati

melalui Devosi Rosario dibandingkan dengan Perayaan Ekaristi.71

Doa rosario menjadi lebih mudah dihayati dan pada akhirnya lebih banyak

diminati karena melalui doa ini umat merasakan adanya jalinan yang kuat antara

Maria sebagi ibu dan umat sebagai anak. Mereka percaya bahwa melalui Devosi

Rosario, segala permohonan akan dikabulkan.72

4.4 Evaluasi dan Tanggapan Penulis

Melalui seluruh rangkaian penelitian yang telah dilakukan oleh penulis,

terdapat beberapa hal yang diperoleh yakni:

Pertama, Pada umumnya keterlibatan anggota KBG Ratu Para Rasul dalam

kegiatan-kegiatan rohani di KBG dan di paroki dapat dikatakan baik. Namun

beberapa kecenderungan yang didapat oleh penulis adalah bahwa keterlibatan

tersebut pada umumnya didominasi oleh kelompok perempuan dan anggota yang

umumnya berusia di atas 38 tahun. Partisipasi kelompok laki-laki dan mereka yang

berusia di bawah 38 tahun dapat dikatakan kurang. Seperti pada bab sebelumnya

telah ditulis bahwa terdapat beberapa anggota laki-laki yang mengatakan bahwa

berdoa adalah tugas para istri (perempuan), sedangkan tugas suami (laki-laki)

adalah bekerja. Mengenai keterlibatan kelompok yang lebih muda, persentase

70

Hasil wawancara dengan Maria Defiana Ndepo, Anggota KBG Ratu Para Rasul, Paroki St.

Mikael Nita pada 9 Maret 2020. 71

Hasil wawancara dengan Basilius J. Kisa, Anggota KBG Ratu Para Rasul, Paroki St. Mikael Nita

pada 9 Maret 2020. 72

Hasil wawancara dengan Maria Helciana Mua Koban, Anggota KBG Ratu Para Rasul, Paroki St.

Mikael Nita pada 9 Maret 2020.

Page 100: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

89

keterlibatan yang kecil dibandingkan dengan mereka yang berusia 38 tahun ke atas

dapat dipengaruhi oleh faktor pandangan bahwa urusan-urusan yang ada dalam

organisasi KBG adalah urusan orang dewasa sehingga mereka yang berusia lebih

muda merasa tidak memiliki kepentingan untuk ikut terlibat dalam

kegiatan-kegiatan tersebut.

Kedua, melalui penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, tidak

ditemukan indikasi bahwa faktor tingkat pendidikan terakhir dari para anggota

KBG Ratu Para Rasul mempengaruhi persentase keterlibatan anggota dalam

berbagai kegiatan baik di KBG atau di paroki. Pada umumnya persentase

keterlibatan anggota KBG Ratu Para Rasul dalam berbagai kegiatan baik di KBG

atau di paroki berdasarkan tingkat pendidikan terakhir adalah sama atau seimbang.

Perbedaan kecil terdapat pada mereka yang masih berstatus sebagai pelajar yang

dalam beberapa kegiatan dapat dikatakan cukup terlibat dan pada kegiatan lainnya

tidak terlibat sama sekali.

Ketiga, dapat dilihat adanya pengaruh tingkat pendidikan terakhir dari para

anggota KBG Ratu Para Rasul terhadap pemahaman mereka akan devosi rosario

dan ekaristi. Mereka yang pernah menyelesaikan pendidikan hingga tingkat

Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas secara

umum melihat ekaristi sebagai tempat di mana segenap umat kristiani hadir dan

berkumpul sebagai suatu keluarga. Mereka memahami ekaristi sebagai suatu

kesempatan bagi umat untuk mengenang kembali perjamuan Kristus dan karya

penyelamatanNya melalui sengsara dan wafatNya di kayu salib. Sebagian kecil dari

mereka mengatakan ekaristi merupakan perayaan terpenting dalam kehidupan umat

kristiani dan oleh sebab itu ekaristi menjadi puncak dari penghayatan iman umat

terhadap Kristus.

Di sisi lain, mereka memandang devosi rosario kepada Bunda Maria

sebagai sarana di mana mereka dapat menyampaikan seluruh permohonan mereka

dan meyakini Maria sebagai ibu Tuhan dan ibu segenap umat akan mengabulkan

permohonan-permohonan mereka. Mereka juga memahami bahwa dalam berdoa

rosario Maria berperan sebagai pengantara permohonan mereka kepada Kristus.

Mereka yang pernah menyelesaikan pendidikan hingga tahap perguruan

tinggi memahami ekaristi sebagai suatu perayaan di mana umat berkumpul dan

Page 101: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

90

mengenang seluruh rangkaian peristiwa penyelamatan Kristus dan melalui roti dan

anggur Ia hadir di tengah-tengah umat yang berkumpul tersebut. Beberapa dari

mereka memahami devosi rosario sebagai suatu bentuk tradisi di mana umat

menghormati Maria yang telah mengambil peran dalam rangkaian peristiwa

penyelamat Kristus.

Mereka yang masih pelajar (umumnya berusia di bawah 25 tahun) melihat

perayaaan ekaristi sebagai suatu kewajiban bagi umat kristen, namun di sisi lain

mereka telah memahami bahwa dalam ekaristi, Kristus mengundang kembali

segenap umat untuk datang menghadiri perjamuan kudus seperti yang telah

dilakukan Kristus pada murid-muridnya di malam perjamuan terakhir. Mereka

memahami bahwa dalam ekaristi Kristus hadir dalam rupa roti dan anggur.

Di sisi lain umumnya mereka memandang devosi rosario sebagai suatu

kewajiban berdoa yang dilakukan pada saat bulan Maria atau bulan rosario, baik

dalam keluarga atau pun dalam kelompok KBG. Namun hal yang menarik adalah

justru dari kelompok anggota yang masih pelajar ini penulis menemukan salah satu

dari responden yang memahami rosario sebagai salah satu sarana yang dapat

digunakan untuk mendekatkan diri kepada Kristus, karena dalam devosi rosario

peristiwa hidup Kristus direnungkan.

Keempat, dapat diketahui bahwa umat di KBG Ratu Para Rasul sangat

membutuhkan suatu relasi yang lebih personal yang dapat membuat mereka merasa

nyaman. Kedekatan yang begitu personal ini membuat mereka merasa yakin bahwa

segala kesulitan akan teratasi dan permohonan mereka akan terwujud, inilah yang

mereka dapatkan melalui devosi rosario kepada Bunda Maria berdasarkan pada apa

yang mereka pahami. Mengapa hanya sebagian kecildari mereka yang merasakan

hal ini melalui Perayaan Ekaristi? Pada umumnya mereka kurang dapat menghayati

Perayaan Ekaristi sebab pemahaman umum mereka terhadap ekaristi terbatas pada

ekaristi sebagai suatu kewajiban umat kristiani belaka dan sebagai kesempatan di

mana umat kristiani berkumpul. Hal ini membuat mereka tidak begitu mengalami

suatu relasi personal yang intim terhadap Kristus yang hadir melalui ekaristi

tersebut.

Penulis dapat mengatakan bahwa terdapat kecenderungan di mana umat

kurang meminati sesuatu yang memakan banyak waktu, dan rumit dalam

Page 102: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

91

pelaksanaanya. Ekaristi dipandang sebagai suatu perayaan atau upacara yang

memakan banyak lama dan bertele-tele. Hal ini mungkin bisa dikatakan sebagai

salah satu faktor yang mempengaruhi penghayatan umat KBG Ratu Para Rasul

terhadap ekaristi. Devosi rosario, dengan segala kesederhanaan stata cara

pelaksanaannya berdampak pada bagaimana umat dapat dengan mudah

menghayatinya. Semakin besar penghayatan maka semakin besar relasi personal

yang intim tersebut diperoleh.

Page 103: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

92

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian yang dibuat ini merupakan suatu studi deskriptif yang

menggunakan sarana kuisioner atau pertanyaan penuntun yang sederhana untuk

melihat dan menilai sejauh mana pemahaman dan penghayatan umat di KBG Ratu

Para Rasul baik terhadap Ekaristi atau Devosi Rosario dengan subyek penelitian

adalah umat di KBG Ratu Para Rasul. Penelitian ini terbagi ke dalam tiga kelompok

analisis yaitu analisis berdasarkan jenis kelamin, analisis berdasarkan tingkat

pendidikan terakhir, dan analisis berdasarkan rentang usia.

Melalui data-data yang telah terkumpul dan yang telah dianalisa, penulis

membuat sebuah rangkuman sebagai berikut.

Pertama, mengenai partisipasi umat dalam kegiatan-kegiatan di KBG Ratu

Para Rasul. Analisis ini dibagi ke dalam tiga bagian analisis yakni berdasarkan jenis

kelamin, tingkat pendidikan terakhir, rentang usia. Secara umum dapat dilihat

bahwa partisipasi umat KBG Ratu Para Rasul dalam kegiatan-kegiatan yang ada di

KBG adalah baik. Penulis mengatakan baik karena sebagian besar responden

mengatakan sering terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang ada di KBG sedangkan

hanya sebagian kecil saja yang mengatakan jarang terlibat dalam kegiatan-kegiatan

di KBG. Apabila dilihat secara khusus, penulis melihat bahwa berdasarkan jenis

kelamin, umat KBG Ratu Para Rasul yang selalu terlibat dalam kegiatan di KBG

pada umumnya adalah umat berjenis kelamin perempuan, sedangkan umat yang

berjenis kelamin laki-laki pada umumnya sering atau jarang terlibat dalam kegiatan

di KBG. Berdasarkan tingkat pendidikan, umat KBG Ratu Para Rasul yang selalu

terlibat dalam kegiatan di KBG pada umumnya adalah umat yang pernah

menyelesaikan pendidikan hingga pada tingkat SD/SMP sedangkan mereka yang

pernah menyelesaikan pendidikan hingga pada tingkat SMA, Perguruan Tinggi,

dan yang masih berstatus sebagai pelajar pada umumnya sering atau jarang terlibat

dalam kegiatan di KBG. Berdasarkan rentang usia, umat KBG Ratu Para Rasul

yang selalu terlibat dalam kegiatan di KBG umumnya adalah mereka yang berada

dalam rentang usia 38-58 tahun, sedangkan persentase umat yang berada dalam

Page 104: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

93

rentang usia 18-37 pada umumnya sering atau jarang terlibat dalam

kegiatan-kegiatan di KBG.

Kedua, mengenai partisipasi umat KBG Ratu Para Rasul dalam kegiatan

doa rosario. Secara umum penulis dapat melihat bahwa umat di KBG Ratu Para

Rasul memiliki persentase keterlibatan dalam kegiatan doa rosario yang baik

karena sebagian besar umat mengatakan selalu atau sering terlibat dalam kegiatan

doa rosario di KBG. Jika dilihat secara khusus, dapat diketahui bahwa berdasarkan

jenis kelamin, umat yang selalu terlibat dalam kegiatan doa rosario di KBG pada

umumnya adalah umat yang berjenis kelamin perempuan, sedangkan umat yang

berjenis kelamin laki-laki pada umumnya jarang atau tidak pernah mengikuti

kegiatan doa rosario di KBG Ratu Para Rasul. Berdasarkan tingkat pendidikan

terakhir, umat KBG Ratu Para Rasul yang selalu terlibat dalam KBG kegiatan doa

rosario di Ratu Para Rasul adalah seimbang baik mereka yang pernah

menyelesaikan pendidikan hinggat tahap SD/SMP, SMA, Perguruan Tinggi, dan

yang masih berstatus sebagai pelajar. Berdasarkan rentang usia, dapat diketahui

bahwa umat yang selalu dan sering terlibat dalam kegiatan doa rosario di KBG Ratu

Para Rasul pada umumnya adalah mereka yang berada dalam rentang usia 38-58

tahun, sedangkan umat yang berada dalam rentang usia 18-37 tahun pada umumnya

sering atau jarang terlibat dalam kegiatan doa rosario di KBG.

Ketiga, mengenai perasaan umat KBG Ratu Para Rasul pada saat berdoa

rosario. Secara umum penulis dapat melihat bahwa sebagian besar umat merasa

tersentuh dan dekat kepada Bunda Maria pada saat berdoa rosario. Jika dilihat

secara khusus, berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat bahwa umat yang merasa

tersentuh dan dekat kepada Bunda Maria adalah umat yang berjenis kelamin

perempuan, sedangkan umat yang berjenis kelamin laki-laki ada yang merasa

tersentuh dan dekat kepada Kristus. Berdasarkan tingkat pendidikan dapat

diketahui bahwa umat yang merasa tersentuh dan dekat kepada Bunda Maria adalah

mereka yang pernah menyelesaikan pendidikan hingga pada tahap SD/SMP, SMA,

dan mereka yang masih pelajar, sedangkan mereka yang pernah menyelesaikan

pendidikan hingga pada tahap Perguruan Tinggi ada yang mengatakan merasa

tersentuh dan dekat kepada Kristus pada saat berdoa rosario. Berdasarkan rentang

usia dapat diketahui bahwa umat yang merasa tersentuh dan dekat kepada Bunda

Page 105: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

94

Maria pada saat berdoa rosario adalah umat yang berada dalam rentang usia 38-58

tahun, sedangkan mereka yang berada dalam rentang usia 18-37 tahun ada yang

mengatakan merasa tersentuh dan dekat kepada Kristus saat berdoa rosario.

Keempat, mengenai partisipasi umat di KBG Ratu Para Rasul dalam

kegiatan-kegiatan di paroki. Secara umum penulis dapat melihat bahwa persentase

keterlibatan umat di paroki adalah cukup baik. Dikatakan cukup baik karena

umumnya umat selalu dan sering terlibat dalam kegiataan di KBG, namun tidak

sedikit juga umat yang jarang atau tidak pernah terlibat dalam kegiatan-kegiatan di

paroki. Apabila dilihat secara lebih khusus, berdasarkan jenis kelamin umat KBG

Ratu Para Rasul yang selalu dan sering terlibat dalam kegiatan-kegiatan di paroki

pada umumnya adalah umat yang berjenis kelamin perempuan sedangkan umat

yang berjenis kelamin laki-laki pada umumnya sering, jarang, atau tidak pernah

terlibat dalam kegiatan-kegiatan di paroki. Berdasarkan tingkat pendidikan

terakhir, umat yang selalu dan sering terlibat dalam kegiatan-kegiatan di paroki

pada umumnya adalah umat yang pernah menyelesaikan pendidikan hingga pada

tahap SD/SMP, dan SMA sedangkan umat yang pernah menyelesaikan pendidikan

hingga ke tahap Perguruan Tinggi dan mereka yang masih berstatus sebagai pelajar

pada umumnya sering, jarang, atau tidak pernah terlibat dalam dalam

kegiatan-kegiatan di paroki. Berdasarkan rentang usia, umat KBG Ratu Para Rasul

yang selalu dan sering terlibat dalam kegiatan-kegiatan di paroki pada umumnya

adalah mereka yang berada dalam rentang usia 38-58 tahun, sedangkan umat yang

berada dalam rentang usia 18-37 tahun sering, jarang, atau tidak pernah terlibat

dalam kegiatan di paroki.

Kelima, mengenai partisipasi umat KBG Ratu Para Rasul dalam Perayaan

Ekaristi mingguan. Secara umum penulis dapat melihat bahwa keterlibatan umat

KBG Ratu Para Rasul dalam Perayaan Ekaristi mingguan adalah baik. Dikatakan

baik karena sebagian besar umat mengatakan selalu dan sering mengikuti

Perayaang Ekaristi mingguan. Apabila dilihat secara lebih khusus, berdasarkan

jenis kelamin umat KBG Ratu Para Rasul yang selalu dan sering mengikuti

Perayaan Ekaristi mingguan pada umumnya adalah umat yang berjenis kelamin

perempuan, sedangkan umat yang berjenis kelamin laki-laki pada umumnya sering

dan tidak pernah mengikuti Perayaan Ekaristi mingguan. Berdasarkan tingkat

Page 106: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

95

pendidikan terakhir, dapat dilihat bahwa umat KBG Ratu Para Rasul yang selalu

mengikuti Perayaan Ekaristi mingguan pada umumnya adalah mereka yang pernah

menyelesaikan pendidikan hingga tahap SD/SMP dan SMA, sedangkan mereka

yang pernah menyelesaikan pendidikan hingga tahap Perguruan Tinggi dan yang

masih berstatus sebagai pelajar pada umumnya sering dan tidak pernah mengikuti

Perayaan Ekaristi mingguan. Berdasarkan rentang usia, dapat diketahui bahwa pada

umumnya umat yang selalu mengikuti Perayaan Ekaristi mingguan adalah umat

yang berada dalam rentang usia 38-58 tahun, sedangkan mereka yang berada dalam

rentang usia 18-37 pada umumnya sering dan tidak pernah mengikuti Perayaan

Ekaristi mingguan.

Keenam, mengenai partisipasi umat KBG Ratu Para Rasul dalam Perayaan

Ekaristi harian. Secara umum penulis dapat melihat bahwa keterlibatan umat KBG

Ratu Para Rasul dalam Perayaan Ekaristi harian dapat dikatakan kurang baik.

Dikatakan kurang baik karena sebagian besar umat KBG Ratu Para Rasul jarang

dan tidak pernah mengikuti Perayaan Ekaristi harian. Apabila dilihat secara lebih

khusus dapat diketahui bahwa berdasarkan jenis kelamin, umat KBG Ratu Para

Rasul yang selalu mengikuti Perayaan Ekaristi harian adalah umat yang berjenis

kelamin perempuan walaupun persentasenya kecil, umumnya mereka mengatakan

jarang mengikuti Perayaan Ekaristi harian, sedangkan sebagian besar umat yang

berjenis kelamin laki-laki mengatakan jarang dan tidak pernah mengikuti Perayaan

Ekaristi harian. Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir, dapat diketahui bahwa

sebagian besar umat KBG Ratu Para Rasul baik mereka yang pernah

menyelesaikan pendidikan hingga tahap SD/SMP, SMA, Perguruan Tinggi dan

mereka yang masih berstatus sebagai pelajar jarang dan tidak pernah mengikuti

Perayaan Ekaristi harian. Berdasarkan rentang usia, dapat diketahui bahwa pada

umumnya sebagian besar umat yang berada dalam rentang usia 38-58 tahun tidak

pernah mengikuti Perayaan Ekaristi harian, sedangkan umat yang berada dalam

rentang usia 18-37 tahun pada umumnya jarang mengikuti Perayaan Ekaristi

harian.

Ketujuh, mengenai perasaan umat KBG Ratu Para Rasul ketika mengikuti

Perayaan Ekaristi. Secara umum penulis melihat bahwa seluruh umat KBG Ratu

Para Rasul merasa tersentuh dan dekat kepada Kristus pada saat mengikuti

Page 107: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

96

Perayaan Ekaristi. Begitu pula ketika data ini dilihat secara lebih khusus. Dapat

diketahui bahwa baik dalam kelompok jenis kelamin, tingkat pendidikan terakhir,

dan rentang usia, umat KBG Ratu Para Rasul merasa tersentu dan dekat kepada

Kristus saat mengikuti Perayaan Ekaristi.

Kedelapan, mengenai perbandingan penghayatan umat KBG Ratu Para

Rasul terhadap Perayaan Ekaristi dan Devosi Rosario. Penulis melihat bahwa

secara umum umat KBG Ratu Para Rasul lebih menghayati devosi rosario

dibadingkan dengan Perayaan Ekaristi. Apabila dilihat secara lebih khusus dapat

diketahui bahwa berdasarkan jenis kelamin, persentase umat KBG Ratu Para Rasul

yang berjenis kelamin perempuan lebih besar daripada umat KBG Ratu Para Rasul

yang berjenis kelamin laki-laki dalam menghayati devosi rosario, Sedangkan hanya

sebagian kecil baik dari kelompok umat yang berjenis kelamin laki-laki atau

perempuan yang lebih memilih lebih menghayati Perayaan Ekariti dibandingkan

dengan devosi rosario. Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir dapat diketahui

bahwa pada umumnya umat yang lebih memilih menghayati devosi rosario

memiliki persentase yang seimbang antara umat yang pernah menyelesaikan

pendidikan terakhir hingga tahap SD/SMP, SMA, dan mereka yang masih berstatus

sebagai pelajar sedangkan umat yang pernah menyelesaikan pendidikan hingga

tahap Perguruan Tinggi pada umumnya lebih memilih menghayati Perayaan

Ekaristi dibandingkan dengan devosi rosario. Berdasarkan rentang usia pada

umumnya umat yang berada dalam rentang usia 38-58 tahun memiliki persentase

yang lebih besar dibandingkan dengan umat yang berada dalam rentang usia 18-37

tahun. Hanya sebagian kecil dari umat baik yang berada dalam rentang usia 18-37

tahun dan umat yang berada dalam rentang usia 38-58 tahun yang lebih memilih

menghayati Perayaan Ekaristi.

Kesembilan, penulis melihat bahwa sebagian besar umat KBG Ratu Para

Rasul yang berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan rohani yang ada di KBG

Ratu Para Rasul adalah umat yang berjenis kelamin perempuan. Penulis

memberikan asumsinya terkait dengan hal ini yakni bahwa umat berjenis kelamin

perempuan pada umumnya lebih memperhatikan hal-hal rohani. Kelompok

perempuan pada umumnya bergerak menggunakan perasaan mereka.

Kegiatan-kegiatan rohani merupakan kegiatan yang selalu melibatkan perasaan.

Page 108: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

97

Dalam berdoa misalnya, orang yang berdoa selalu mempunyai jalinan perasaan

antara dirinya, kepada siapa ia berdoa, dan terhadap apa yang ia doakan. Hal inilah

yang menurut penulis membuat partisipasi umat perempuan dalam

kegiatan-kegiatan rohani lebih besar bila dibandingkan dengan umat laki-laki. Hal

ini tidak hanya berpengaruh pada tingkat partisipasi umat tetapi juga terhadap

bagaimana mereka memandang devosi rosario. Melalui data yang diperoleh oleh

penulis terlihat bahwa dalam berdoa rosario, seluruh responden perempuan

mengatakan bahwa mereka merasa tersentuh dan dekat kepada Maria. Di sisi lain,

dalam pertayaan yang sama, ada responden berjenis kelamin laki-laki yang

mengatakan bahwa melalui doa rosario ia merasa tersentuh dan dekat kepada

Kristus. Melalui hal ini, penulis dapat mengataka bahwa pemahaman dan

penghayatan responden perempuan dalam kaitannya dengan devosi rosario terbatas

pada bagaimana perasaan mereka bekerja terhadap devosi rosario, sedangkan

responden berjenis kelamin laki-laki dapat melihat dan memahami bagaimana

devosi rosario menghantarkan mereka untuk dekat kepada Kristus.

Kesepuluh, seperti yang telah dikatakan pada bab sebelumnya, penulis

melihat bahwa pada umumnya pemahaman yang baik terhadap perayaan ekaristi

dan devosi rosario berasal dari responden yang pernah menyelesaikan pendidikan

hingga tahap perguruan tinggi serta beberapa dari mereka yang masih dalam proses

pendidikan. Melalui fakta ini, penulis dapat mengatakan bahwa semakin tinggi

tingkat pendidikan umat, maka semakin tinggi pula kemampuan umat tersebut

untuk dapat memahami perayaan ekaristi dan devosi rosario. Di samping itu,

beberapa responden yang masih berada dalam proses pendidikan pun dapat

memahami dengan cukup baik perayaan ekaristi dan devosi rosario. Berkaitan

dengan hal ini, penulis berasumsi bahwa responden tersebut telah dibekali dengan

beberapa sarana yang dapat membantu pemahaman mereka seperti SEKAMI atau

OMK.

Kesebelas, penulis melihat bahwa pada umumnya umat KBG Ratu Para

Rasul memahami Perayaan Ekaristi sebagai sebuah perayaan di mana Kristus hadir

dalam rupa roti dan anggur, sebagai sebuah perayaan di mana seluruh umat Kristen

berkumpul sebagai suatu keluarga, dan juga terdapat umat yang melihat Perayaan

Ekaristi sebagai sebuah kewajiban bagi umat Kristiani. Hanya sebagian kecil

Page 109: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

98

umat yang melihat Perayaan Ekaristi sebagai suatu perayaan terpenting dan

menjadi puncak penghayatan iman Kristen.

Keduabelas, penulis melihat bahwa pada umumnya umat KBG Ratu Para

Rasul memahami devosi rosario sebagai suatu sarana di mana umat dapat

menghaturkan seluruh permohonan mereka. Mereka pada umumnya memahami

bahwa Maria sebagai ibu Tuhan, ibu Gereja dan oleh sebab itu menjadi ibu

seluruh umat beriman pasti akan mengabulkan permohonan mereka dan di samping

itu mereka juga memahami bahwa dalam berdoa rosario, permohonan yang

disampaikan kepada Bunda Maria dihantarkan kepada Putranya, Yesus Kristus.

Terdapat sebagian kecil umat KBG Ratu Para Rasul yang telah memahami devosi

rosario sebagai sebuah sarana penghormatan terhadap Bunda Maria, dan di sisi lain

mereka juga melihat bahwa melalui devosi rosario, umat dihantar untuk semakin

dekat dengan Kristus melalui perisitiwa-peristiwa hidupNya yang direnungkan

dalam devosi rosario.

Kesebelas, melalui poin kesebelas dan keduabelas dapat diketahui bahwa

sebagian besar umat KBG Ratu Para Rasul belum memahami dengan cukup baik

dan mendalam mengenai apa itu Perayaan Ekaristi dan Devosi Rosario.

Ketigabelas, penghayatan umat yang lebih cenderung mengarah kepada

devosi rosario dibandingkan dengan Perayaan Ekaristi disebabkan oleh Perayaan

Ekaristi yang dilihat sebagai suatu perayaan yang memakan waktu lama, rumit, dan

bertele-tele. Hal ini menyebabkan umat kesulitan dalam menghayati Perayaan

Ekaristi. Devosi rosario di sisi lain, dipandang sebagai sebuah doa yang sederhana

dan mudah dibawakan. Kesederhanaan inilah yang memudahkan umat dalam

menghayati devosi rosario. Kemudahan umat dalam menghayati devosi Rosario

menciptakan adanya keakraban antara umat dan obyek dari devosi ini, yakni Bunda

Maria dan dari situ tercipta relasi personal yang intim dari umat dan Bunda Maria.

Di sisi lain, adanya kecenderungan dalam melihat Perayaan Ekaristi sebagai suatu

kewajiban umat Kristen belaka menjadi salah satu faktor mengapa relasi personal

yang terbentuk seperti dalam devosi rosario tidak dapat terwujud.

Keempatbelas, penulis melihat adanya potensi-potensi bagi umat KBG Ratu

Para Rasul untuk membangun pemahaman yang baik terhadap perayaan ekaristi

dan devosi rosario. KBG Ratu Para Rasul cukup banyak umat yang berusia di

Page 110: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

99

bawah 30 tahun. Hal ini menjadi peluang yang dapat digunakan untuk menanamkan

pemahaman yang baik terhadap perayaan ekaristi dan devosi rosario. Hal ini dapat

diwujudkan dengan menyertakan pendidikan tentang perayaan ekaristi dan devosi

rosario melalui sarana seperti SEKAMI dan OMK. Dampak dari langkah ini

apabila dilaksanakan dengan baik adalah pada masa yang akan datang, umat KBG

Ratu Para Rasul yang pada usia muda telah dibekali dengan pemahaman yang baik

tentang perayaan ekaristi dan devosi rosario dapat menurunkan kepada

anak-anaknya pemahaman-pemahaman ini sehingga hal dapat bertahan secara

berkelanjutan pada kehidupan umat KBG Ratu Para Rasul kedepannya. Di samping

itu, letak KBG Ratu Para Rasul yang berada tepat di depan Seminari Tinggi

Interdiosesan Santo Petrus Ritapiret membuat umat KBG Ratu Para Rasul memiliki

relasi yang baik dengan para frater yang sedang berada dalam proses pendidikan di

seminari. Pemahaman-pemahaman yang baik dan benar terhadap perayaan ekaristi

dan devosi rosario dapat diberikan kepada umat KBG oleh para frater melalui

pergaulan hidup sehari atau pun dalam kegiatan-kegiatan khusus seperti katakese,

ibadat doa rosario, dan latihan-latihan koor bersama yang biasanya melibatkan para

frater.

5.2 Usul dan Saran

Tujuan utama penulis dalam membuat tulisan ini adalah agar umat KBG

Ratu Para Rasul memiliki pemahaman yang benar terhadap perayaan ekaristi dan

devosi rosario. Penulis juga melalui tulisan ini hendak menyampaikan kepada umat

KBG Ratu Para Rasul mengenai hubungan yang ada di antara kedua hal ini bahwa

sejatinya ekaristi dan devosi rosario merupakan dua hal yang saling menghidupkan.

Setelah melihat seluruh hasil dari analisis data berkaitan dengan

pemahaman dan penghayatan umat KBG Ratu Para Rasul terhadap Perayaan

Ekaristi dan Devosi Rosario yang dapat dikatakan belum terlalu baik, maka dengan

rendah hati penulis ingin menyampaikan beberapa usul dan saran sebagai berikut.

5.2.1 Bagi Umat KBG Ratu Para Rasul

Pertama, umat KBG Ratu Para Rasul perlu lebih menyadari

keterbatasan-keterbatasan yang masih mereka miliki dalam segala aspek baik itu

Page 111: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

100

partisipasi dalam kegiatan di KBG dan di paroki serta pemahaman, atau

penghayatan mereka terhadap Perayaan Ekaristi dan Devosi Rosario agar dengan

menyadari hal tersebut umat diharapkan mampu memiliki usaha untuk membenah

diri demi mengatasi segala keterbatasan yang ada.

Kedua, berkaitan dengan poin pertama, maka umat KBG Ratu Para Rasul

perlu meningkatkan keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan di KBG dan di paroki

termasuk di dalamnya Perayaan Ekaristi dan Devosi Rosario.

Ketiga, umat perlu memiliki semangat untuk mendalami makna dan arti

sejati dari Perayaan Ekaristi dan Devosi Rosario.

Keempat, diharapkan bagi ketua KBG Ratu Para Rasul untuk senantiasa

mengajak dan merangkul seluruh anggotanya agar dapat berpartisipasi aktif dalam

kegiatan-kegiatan di KBG dan di paroki termasuk di dalamnya Perayaan Ekaristi

dan Devosi Rosario. Dalam hal ini ketua KBG perlu melibatkan seluruh anggota

dari semua kalangan.

Kelima, ketua KBG Ratu Para Rasul perlu memastikan para anggota KBG

Ratu Para Rasul memiliki sarana berdoa rosario seperti rosario, buku-buku doa dan

sarana-sarana lainnya yang berhubungan dengan pengembangan kualitas hidup

rohani umat.

5.2.2 Bagi Lembaga-Lembaga Pendidikan

Pertama, melihat kenyataan bahwa paroki St. Mikael Nita memiliki sarana

dan prasarana pendidikan yakni Yayasan Pendidikan Kimang Buleng, maka pastor

paroki dapat memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada tersebut dengan

menggerakkan para pengajar agar dapat membekali para peserta didik dengan

pemahaman-pemahaman yang benar tentang perayaan ekaristi dan devosi rosario.

5.2.3 Bagi Pastor Paroki St. Mikael Nita

Pertama, pastor paroki diharapkan agar sedapat mungkin mengetahui situasi

umatnya yang terpisah dalam kelompok-kelompok KBG, termasuk di dalamnya

umat di KBG Ratu Para Rasul, secara khusus adalah mengenai pemahaman dan

penghayatan mereka terhadap Perayaan Ekaristi dan Devosi Rosario.

Page 112: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

101

Kedua, pastor paroki diharapkan dapat memberikan sarana kepada umat

agar mereka mampu mendalami pemahaman dan penghayatan mereka berkaitan

dengan kedua hal tersebut. Hal ini dapat terwujud dalam kesempatan-kesempatan

misa kelompok KBG atau dalam berbagai kegiatan katakese dengan bantuan

katekis atau biarawan/i.

Keempat, pastor paroki diharapkan dapat mengarahkan para pendamping

SEKAMI dan OMK agar penanaman pemahaman terhadap ekaristi dan devosi

rosario dapat diberikan pada kelompok-kelompok ini.

Ketiga, pastor paroki diharapkan dapat senantiasa mengingatkan seluruh

umat akan pentingnya keterlibatan dalam berbagai kegiatan baik dalam KBG atau

di paroki.

Page 113: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

102

DAFTAR PUSTAKA

KAMUS, DOKUMEN GEREJA

Kitab Hukum Kanonik. Penerj. V. Kartosiswoyo.et.al. Cet. XII. Jakarta: Obor,

2004.

Konsili Vatikan II. Dokumen Konsili Vatikan II. Penerj. R. Hardawiryana. Cetakan

XII. Jakarta: Obor, 2013.

Komisi Liturgi KWI. Pedoman Umum Misale Romawi. Ende: Nusa Indah, 2002.

Paus Paulus VI. Marialis Cultus. Penerj. Piet Go. Jakarta: Departemen

Dokumentasi dan Penerangan KWI, 2006.

Paus Yohanes Paulus II. Christi Fidelis Laici. Penerj. Piet Go. Jakarta: Departemen

Dokumentasi dan Penerangan KWI, 1989.

----------------------------. Ecclesia De Eucharistia. Penerj. Anicetus B. Sinaga.

Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI, 2005.

----------------------------. Familiaris Consortio. Penerj. R. Hardawiryana. Jakarta:

Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI, 1993.

----------------------------. Redemptoris Mater. Jakarta: Departemen Dokumentasi

dan Penerangan KWI, 1967.

----------------------------. Redemptoris Missio. Penerj. Alfons S. Sahadi dan

Fransiskus Borgias. Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan

KWI, 1992.

----------------------------, Rosarium Virginis Mariae. Penerj. Ernest Mariyanto.

Jakarta Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI, 2003.

Tahta Suci. Apostolicam Actuositatem. Penerj. R. Hardawiryana. Jakarta:

Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI, 1991.

Verhoeven, Th. L dan Marcus Carvallo. Kamus Latin-Indonesia. Ende: Nusa

Indah, 1969.

Page 114: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

103

Wellam, F. D. Kamus Sejarah Gereja. Jakarta: Gunung Mulia, 2006.

BUKU

Ceme, Remegius. Merangkai Identitas Maria.Maumere: Penerbit Ledalero, 2017.

Groenen, C. Mariologi Teologi dan Devosi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1988.

Kirchberger, Georg. Allah Menggugat Sebuah Dogmatik Kristiani. Maumere:

Penerbit Ledalero, 2007.

Klauser, Theodore. Sejarah Singkat Liturgi Barat. Yogyakarta: Penerbit Kanisius,

1991.

Leks, Stefan. Rosario Berdasarkan Alkitab. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1989.

Martasudjita, E. Ekaristi: Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral. Yogyakarta:

Penerbit Kanisius, 2005.

Panda, Herman P. Sakramen dan Sakramentali dalam Gereja. Yogyakarta:

Penerbit Amara Books Yogyakarta, 2013.

Powell, John. Visi Kristiani, Kebenaran yang Memerdekakan Kita (Yogyakarta:

Penerbit Kanisius, 1997.

Manford Prior, John. Menjebol Jeruji Prasangka: Membaca Alkitab dengan Jiwa .

Maumere: Penerbit Ledalero, 2010.

Raho, Bernard. Sosiologi. Maumere: Penerbit Ledalero, 2016

Surip, Stanislaus. Perempuan Itu Maria? Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

MANUSKRIP

L, Al Andang et al. Doa Rosario Laudato Si. 2002.

Profil St. Mikael Nita. 2017.

Page 115: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

104

JURNAL

Budi Kleden, Paulus.“”Yang Lain” sebagai Fokus Berteologi Kontekstual di

Indonesia”. Jurnal Ledalero, Vol. 9, No. 2, Desember 2010.

Panda Koten, Philipus. “Memahami KBG sebagai Pilar Karya Pastoral”. Jurnal

Ledalero, Vol. 8, No. 2, Desember 2009.

WAWANCARA

Bhala, Theresia Yuliana. Wawancara, 8 Maret 2020

Dhema, Yustina. Wawancara, 14 Mei 2020

Ida, Ignasius. Wawancara, pada 8 Maret 2020.

Kisa, Basilius J. Wawancara pada 9 Maret 2020.

Koban, Greggorius Frenky Koban. Wawancara, 9 Maret 2020.

Koban, Maria Helciana Mua. Wawancara, pada 9 Maret 2020

Laja, Andris W. Wawancara, pada 8 Maret 2020.

Medon, Petrus. Wawancara, pada 9 Maret 2020.

Ndepo, Maria Defiana. Wawancara, pada 9 Maret 2020.

Ortje, Florentina. Wawancara, 1Maret 2020

Sareng, Avelinus Moat. Wawancara, 8 Maret 2020

INTERNET

https://www.newadvent.org/cathen/12232a.htm diakses pada 2 Mei 2020.

Page 116: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

105

Lampiran 1

KUISIONER

EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG RATU PARA

RASUL

A. Data Diri Responden

1. Nama Lengkap/Status :

2. Tempat/Tanggal Lahir : /

3. Pendidikan Terakhir : SD/SMP/SMA/Perguruan Tinggi*

4. Pekerjaan :

B. Pertanyaan Kuisioner.

1. Bagaimana relasi Anda dengan sesama anggota KBG Ratu Para Rasul?

A. Buruk B. Biasa Saja C. Baik

2. Bagaimana relasi Anda dengan sesama anggota Lingkungan?

A. Buruk B. Biasa Saja C. Baik

3. Bagaimana relasi Anda dengan sesama anggota Paroki?

A. Buruk B. Biasa Saja C. Baik

4. Bagaimana partisipasi Anda dalam kegiatan-kegiatan bersama di KBG?

A. Tidak pernah terlibat dalam kegiatan-kegiatan di KBG

B. Jarang terlibat dalam kegiatan-kegiatan di KBG

C. Sering terlibat dalam kegiatan-kegiatan di KBG

Page 117: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

106

D. Selalu terlibat dalam kegiatan-kegiatan di KBG

5. Apakah Anda berpartisipasi aktif dalam kegiatan doa rosario di KBG?

A.Tidak pernah terlibat dalam kegiatandoa rosario di KBG

B. Jarang terlibat dalam kegiatan doa rosario di KBG

C. Sering terlibat dalam kegiatan doa rosario di KBG

D. Selalu terlibat dalam kegiatan doa rosario di KBG

6. Bagaimana perasaan Anda ketika mendoakan doa rosario?

A. Tidak merasakan apapun

B. Biasa saja karena sudah biasa

C. Merasa tersentuh dan dekat kepada Bunda Maria

D. Merasa tersentuh dan dekat kepada Kristus

7. Bagaimana partisipasi Anda dalam kegiatan-kegiatan bersama di Paroki?

A. Tidak pernah terlibat dalam kegiatan di Paroki

B. Jarang terlibat dalam kegiatan-kegiatan di Paroki

C. Sering terlibat dalam kegiatan-kegiatan di Paroki

D. Selalu terlibat dalam kegiatan-kegiatan di Paroki

8. Bagaimana partisipasi Anda dalam mengikutiPerayaan Ekaristi mingguan?

A. Tidak pernah mengikuti Perayaan Ekaristi mingguan.

B. Jarang mengikuti Perayaan Ekaristi mingguan.

C. Sering mengikuti Perayaan Ekaristi mingguan.

D. Selalu mengikuti Perayaan Ekaristi mingguan.

Page 118: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

107

9. Apakah Anda mengikuti misa harian?

A. Ya B. Sesekali C. Tidak

10. Bagaimana perasaan Anda ketika mengikuti Perayaan Ekaristi?

A. Tidak merasakan apa-apa

B. Biasa saja karena merupakan hal yang sudah biasa

C. Merasa tersentuh dan dekat kepada Kristus

11. Mana yang lebih mudah Anda hayati?

A. Perayaan Ekaristi

B. Berdoa Rosario

12. Menurut Anda mana yang lebih dekat dengan hati anda, Perayaan Ekaristi atau

Devosi Rosario? Mengapa? 1 kalimat.

........................................................................................................................

............................................................. .

13. Tuliskan apa itu Perayaan Ekaristi menurutAnda?

........................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

................................................................................................................................. .

14. Tuliskan apa itu Doa Rosario menurut Anda?

........................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

............................................................................................................................ .

Page 119: EKARISTI DAN DEVOSI ROSARIO DI MATA UMAT KBG ...103.56.207.239/15/1/Antonius William Nope. Skripsi. (16...Ekaristi dan Devosi Rosario sejatinya merupakan dua hal yang memiliki hubungan

108

Lampiran 2

PERTANYAAN WAWANCARA

1. Seperti apakah KBG Ratu Para Rasul di masa awal terbentuknya?

2. Seperti apa aktifitas harian para anggota KBG Ratu Para Rasul?

3. Menurut Anda seperti apa relasi antar sesama anggota KBG?

4. Menurut Anda seperti apa relasi antara anggota KBG dengan sesama

anggota Lingkungan?

5. Menurut Anda seperti apa relasi antara anggota KBG dengan sesama umat

Paroki?

6. Seperti apa kegiatan rohani harian para anggota KBG Ratu Para Rasul?

7. Apakah seluruh anggota rutin menjalankan kegiatan doa rosario pada Bulan

Maria dan Bulan Rosario?

8. Apakah seluruh anggota berpartisipasi aktif dalam menjalankan

kegiatan doa tersebut?

9. Apakah seluruh anggota berpartisipasi aktif dalam Perayaan Ekaristi

mingguan?

10. Menurut Anda apakah anggota KBG Ratu Para Rasul berpartisipasi aktif

dalam kegiatan Paroki?

11. Menurut Anda apakah anggota KBG Ratu Para Rasul bertanggung jawab

dalam menjalankan tugas yang dipercayakan oleh Paroki kepada KBG

Ratu Para Rasul?

12. Sebagai ketua, apa saja suka dan duka dalam menjalankan tugas Anda?

13. Sebagai anggota, apa saja suka dan duka Anda sebagai bagian dari KBG

Ratu Para Rasul?

14. Menurut Anda apa itu Ekaristi?

15. Menurut Anda apa itu Devosi Rosario?