eJournal - Jurnal Administrasi Bisnisejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content... · Web viewdan laba yang ingin dicapai. untuk produk kusen perlu pertimbangan kembali dalam
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
ANALISIS BREAK EVEN POINT UNTUK PERENCANAAN LABA PADA UD. MEUBEL SETIA BUDI DI SAMARINDA
PERIODE TAHUN 2014-2016
Faradilla Noviani 1
AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis besarnya penerimaan dan
produksi perusahaan dalam keadaan mencapai Break Even Point. Dan untuk mengetahui nilai penjualan minimal yang harus dicapai perusahaan untuk mencapai target laba yang diinginkan pada UD. Meubel Setia Budi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Lokasi dan sampel dipilih secara sengaja yaitu UD. Meubel Setia Budi. Metode analasis data yang digunakan adalah 1) pemisahan biaya metode titik tertinggi dan terendah 2) perhitungan Break Even Point 3) perhitungan perencanaan target laba. Hasil penelitian yang diperoleh adalah 1) secara keseluruhan penerimaan dan produksi produk meubel pada UD. Meubel Setia Budi pada tahun 2016 telah mencapai BEP, tetapi dalam hal ini untuk produk kusen UD. Meubel Setia Budi mengalami kerugian karena perolehan penjualan tidak melampaui nilai titik impasnya. Sedangkan untuk produk pintu panel dan jendela telah mencapai nilai BEP. 2) target laba yang diinginkan perusahaan sebesar 30% dari laba tahun 2016 maka perusahaan harus mencapai nilai penjualan minimal 255 unit pintu panel dan 601 unit jendela. Saran yang diberikan adalah agar UD. Meubel Setia Budi Samarinda meningkatkan penjualan produk kusen agar dapat melampaui nilai BEP dan melakukan efesiensi terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melindungi posisi laba perusahaan agar tidak menderita kerugian dengan berusaha menambah pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan yang lama.
Kata kunci: Break Even Point, Perencanaan Laba
PendahuluanUsaha industri adalah suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan
kegiatan ekonomi, bertujuan mengahasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu, dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang bertanggung jawab atas usaha tersebut
1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected]
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 451-465
perkembangan dan kemajuan dunia usaha telah membawa pengusaha kearah persaingan yang semakin ketat, sedangkan usaha untuk mencapai laba tidak dapat dipisahkan dari masalah penjualan. Adanya hal tersebut memaksa pengusaha untuk dapat berkerja keras dan membuat perencanaan yang baik agar dapat bersaing secara kompetitif.
Perencanaan yang baik akan mempengaruhi secara langsung kelancaran serta keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan salah satu alat perencaan yang dapat digunakan adalah analisis titik impas atau dikenal dengan nama Break Even Point (BEP) Salah satu kegunaan break even point adalah untuk mengetahui pada jumlah berapa hasil penjualan sama dengan jumlah biaya. Atau perusahaan beroperasi dalam kondisi tidak laba dan tidak pula rugi, atau laba sama dengan nol (Kasmir, 2010: 166).
Untuk dapat menentukan analisis Break Even Point (BEP) biaya yang terjadi harus dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang secara total tidak berubah ketika aktivitas bisnis meningkat dan menurun. Biaya variabel adalah biaya yang totalnya meningkat secara proporsional terhadap penurunan dalam aktivitas dan menurun secara proporsional terhadap penurunan dalam aktivitas (Carter, 2009 ; 69).
UD. Meubel Setia Budi Samarinda merupakan industri pengolah kayu menjadi beberapa jenis barang meubel. Berikut tabel data penjualan yang diperoleh oleh UD. Meubel Setia Budi.Samarinda.
Tabel Data Penjualan UD. Meubel Setia Budi Tahun 2014-2016
TOTAL 374.700.000Sumber : UD. Meubel Setia Budi Samarinda (diolah)
Dari tabel diatas menunjukan bahwa jumlah penjualan produk UD. Meubel Setia Budi di Samarinda periode tahun 2014 hingga 2016 mengalami
452
Analisis Break Even Point UD. Meubel Setia Budi Di Samarinda (Faradilla)
penurunan.dan Pihak pemilik usaha UD. Meubel Setia Budi Samarinda setiap tahunnya selalu menginginkan laba 30% dari laba tahun sebelumnya. Sehingga pada tahun 2017 pihak pemilik usaha menginginkan laba sebesar 30% dari laba tahun 2016. Untuk mencapai target laba yang diinginkan maka pemilik usaha harus mampu meningkatkan volume penjualan dari tahun 2016, serta mengetahui jumlah volume penjualan minimal yang harus dicapai agar peningkatan laba sebesar 30% dari tahun 2016 dapat tercapai.
Dengan menggunakan analisis break even point UD. Meubel Setia Budi Samarinda dapat memperoleh informasi mengenai tingkat penjualan minimal yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian serta penetapan sejauh mana volume penjualan dianggap aman bila mengalami penurunan.
Bertolak dari latar belakang tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Analisis Break Even Point Untuk Perencanaan Laba Pada UD. Meubel Setia Budi di Samarinda Periode Tahun 2014-2016”.
Kerangka Dasar TeoriPengertian Akuntansi
Reeve, (2009 : 9) akuntansi dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.Pengertian Akuntansi Manajemen
Secara spesifik menurut Hansen dan Mowen (2006 : 9) akuntansi manajemen adalah proses mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasikan dan melaporkan informasi yang bermanfaat bagi pengguna internal dalam merencanakan, mengendalikan, dan membuat keputusan.Akuntansi Biaya1. Pengertian Akuntansi Biaya
Menurut Menurut Horngren (2008: 2) menjelaskan bahwa akuntansi biaya mengukur, menganalisis dan melaporkan informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan biaya perolehan atau penggunaan sumber daya dalam suatu organisasi.2. Pengertian Biaya
Mulyadi (2005: 8), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terajadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.3. Pemisahan dan Karakteristik Biaya
Menurut Mulyadi (2005: 471-474) ada tiga metode untuk memperkirakan fungsi biaya dengan menggunakan pendekatan analisis data biaya masa lalu atau pendekatan historis, yaitu: Metode titik tertinggi dan terendah (High and Low Point Method), Metode Biaya Berjaga (Standby Cost Method), Metode Kuadrat Terkecil (Least-Square Method).
453
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 451-465
Analisis Break Even PointPengertian Break Even Point Multiproduk
Untuk perusahaan yang memproduksi lebih dari satu jenis barang maka dalam perhitungannya menggunakan break even point multiproduk. Dimana menurut Jumingan (2014: 213) bagi suatu perusahaan yang memproduksi dan menjual dua jenis barang atau lebih dalam memperhitungkan titik impasnya (break even point), perusahaan tersebut harus di pandang seolah-olah hanya memproduksi dan menjual satu jenis barang saja.Tujuan Break Even Point
Tujuan dihitungnya titik impas dari perusahaan, baik perusahaan tersebut memiliki satu jenis produk maupun memiliki beberapa jenis produk untuk memberikan batas/rambu-rambu buat manajemen perusahaan, untuk mencapai penjualan minimal yang harus dicapai perusahaan agar perusahaan tidak mengalami kerugian (Rudianto, 2009: 71).Teknik penentuan Break Even Point
Metode yang dapat digunakan untuk menghitung break even point menurut Rudianto(2013: 30-32): Metode persamaan, Metode Margin Kontribusi, Metode Grafik.Margin Of Safety
Munawir (2007: 198) menyatakan bahwa margin of safety adalah selisih antara penjualan yang di budget atau tingkat penjualan tertentu dengan penjualan pada tingkat break even merupakan tingkat keamanan (margin of safety) bagi perusahaan dalam melakukan penurunan penjualan.Perencanaan Laba
Menurut Putra (2009: 131) perencanaan laba adalah salah satu bagian hal yang sangat penting dalam manajemen suatu perusahaan. Dalam menciptakan nilai tambah ekonomis tersebut, pimpinan perusahaan harus mampu menggunakan, memanfaatkan, dan memaksimalkan sumber daya perusahaan (output) yang diperoleh dari sumber daya yang terbaik (input
Metode PenelitianJenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Dengan menggunakan Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2013: 11-14).Definisi Operasional / Fokus Penelitian
Biaya-biaya operasional yang diperlukan untuk proses produksi produk UD. Meubel Setia Budi Samarinda, yaitu :a) Biaya Tetap : Biaya penyusutan bangunan, penyusutan mesin, penyusutan kendaraan, pemeliharaan mesin dan kendaraan, Biaya lain-lain.b) Biaya Variabel : Biaya bahan baku, upah langsung, Pengangkutan.c) Biaya Semi variabel : Biaya telepon, listrik, air
454
Analisis Break Even Point UD. Meubel Setia Budi Di Samarinda (Faradilla)
Teknik Pengumpulan Dataa) Penelitian Kepustakaan b) Penelitian Lapangan.
Teknik Analisis DataPemisahan Biaya Semi Variabel
Adapun komponen biaya yang harus diadakan pemisahan tetap dan variabelnya seperti biaya air, listrik dan telepon. Dalam melakukan pemisahaanya menggunakan Metode Titik Tertinggi dan Titik Terendah (Abdul Halim dan Bambang Supomo, 2005 : 25). Adapun skemanya yaitu :Perhitungan Break Even Point Multiproduk
UD. Meubel Setia Budi menjual lebih dari satu barang, yaitu kusen, pintu dan jendela maka analisis Break Even Point menggunakan Analisis Multi Produk. Rumus yang dapat dikembangkan menurut Hansen dan Mowen (2005 :220)
Untuk dapat mengitung Break Even Point Multiproduk maka digunakan formulasi sebagai berikut: Rudianto (2013: 30-32)
Impas dalam Satuan Rupiah =
Impas dalam Unit Produk = Perhitungan Margin Of Safety
Untuk menghitung batas keamanan digunakan suatu rumus menurut Munawir (2004: 199) adalah sebagai berikut:
Margin os Safety = Perhitungan Perencanaan Laba
Adapun perhitungannya menggunakan rumus yang dinyatakan oleh Putra (2009: 131)
Jumlah diproduksi/dijual =
Hasil Penelitian Tabel Total Data Produksi Periode Tahun 2016
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 451-465
Sumber: UD. Meubel Setia Budi Samarinda (diolah)
Tabel Penggolongan Jenis Biaya Pada Periode Tahun 2016Jenis Biaya Biaya Tetap
(Rp)Biaya Variabel
(Rp)Biaya
Semi VariabelBiaya Pengangkutan Kusen 615.300Biaya Pengangkutan Pintu Panel 487.035Biaya Pengangkutan Jendela 1.441.949Biaya Admistrasi dan Umum 840.000Biaya Pemeliharaan Mesin 3.000.000Biaya Pemeliharaan kendaraan 700.000Biaya Penyusutan Mesin 390.000Biaya Penyusutan Kendaraan 6.973.000Biaya Telepon 204.000Biaya Bahan Baku 155.300.000Biaya Bahan Baku Tidak Langsung
294.000
Biaya tenaga kerja langsung 43.945.000Biaya Listrik 1.596.000Biaya Air 1.800.000
JUMLAH 11.903.000 202.083.284 3.600.000Sumber: UD. Meubel Setia Budi Samarinda (diolah)Analisis dan Pembahasan
Biaya semi variabel harus dipisahkan terlebih dahulu menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Dengan demikian analisis yang dapat digunakan adalah:
Tabel Rincian Biaya Listrik Periode Tahun 2016No Bulan Jumlah Tagihan (Rp)1. Januari 75.1582. Februari 104.2913. Maret 98.3674. April 129.3125. Mei 139.0006. Juni 181.2407. Juli 98.7208. Agustus 133.4419. September 148.40010. Oktober 294.17111. November 99.70012 Desember 94.200
TOTAL 1.596.000Sumber: UD. Meubel Setia Budi Samarinda Keterangan :
= Biaya Listrik Terendah= Biaya Lisrtrik Tertinggi
456
Analisis Break Even Point UD. Meubel Setia Budi Di Samarinda (Faradilla)
Dengan menggunakan metode titik tertinggi dan titik terendah, maka perhitunganya sebagai berikut :
Tabel Perhitungan Biaya Listrik Tetap Dan VariabelBulan Volume Produksi Biaya Listrik (Rp) Keterangan Biaya
Oktober 126,92 294.171 Biaya TertinggiJanuari 42,68 75.158 Biaya Terendah
84,12 219.013 SelisihSumber: UD. Meubel Setia Budi Samarinda(diolah)Biaya variabel per unit (b) = Rp 219.013 : 84,12 = Rp 2.603,58Total biaya (Y) = Rp 1.596.000Total biaya variabel = Rp 2.603,58 84,12 =(Rp 219.013) Total biaya tetap (a) = Rp 1.376.987Dengan demikian fungsi biaya listrik sebagai berikut :Y = 1.376.987 + 2.603,58xBiaya tetap = Rp 1.376.987Biaya variabel = Rp 2.603,58x
= Rp 2.603,58 84,12= Rp 219.013
Tabel Rincian Biaya Air Periode Tahun 2016No Bulan Jumlah Tagihan (Rp)1. Januari 104.2502. Februari 137.0003. Maret 126.0004. April 194.2505. Mei 145.3006. Juni 169.2507. Juli 122.5008. Agustus 134.3009. September 152.50010. Oktober 197.00011. November 183.40012 Desember 134.250
TOTAL 1.800.000 Sumber: UD. Meubel Setia Budi Samarinda (diolah)Keterangan :
= Biaya Listrik Terendah= Biaya Lisrtrik Tertinggi
Dengan menggunakan metode titik tertinggi dan titik terendah, maka perhitunganya sebagai berikut :
Tabel Perhitungan Biaya Air Tetap Dan VariabelBulan Volume Produksi Biaya Air (Rp) Keterangan Biaya
Oktober 126,92 197.000 Biaya TertinggiJanuari 42,68 104.000 Biaya Terendah
84,12 93.000 Selisih
457
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 451-465
Sumber: UD. Meubel Setia Budi Samarinda (diolah)Biaya variabel per unit (b) = Rp 93.000 : 84,12 = Rp 1.105,56Total biaya (Y) = Rp 1.800.000Total biaya variabel = Rp 1.105,56 𝗑 84,12 =(Rp 93.000)Total biaya tetap (a) = Rp 1.707.000Dengan demikian fungsi biaya air sebagai berikut :Y = 1.707.000 + 1.105,56xBiaya tetap = Rp 1.707.000Biaya variabel = Rp 1.105,56x
= Rp 1.105,56 𝗑 84,12= Rp 93.000
Tabel Rincian Biaya Telepon Tahun 2016No Bulan Jumlah Tagihan (Rp)1. Januari 15.0002. Februari 18.3003. Maret 17.0004. April 16.2155. Mei 16.5256. Juni 15.4007. Juli 16.0008. Agustus 19.5009. September 18.20010. Oktober 20.38511. November 15.30012 Desember 16.175
TOTAL 204.000Sumber: UD. Meubel Setia Budi Samarinda (diolah)Keterangan :
= Biaya Listrik Terendah= Biaya Lisrtrik Tertinggi
Dengan menggunakan metode titik tertinggi dan titik terendah, maka perhitunganya sebagai berikut :
Tabel Perhitungan Biaya Telepon Tetap Dan VariabelBulan Volume Produksi Biaya Air (Rp) Keterangan BiayaMei 126,92 20.385 Biaya Tertinggi
Februari 42,68 15.000 Biaya Terendah84,12 5.385 Selisih
Sumber: UD. Meubel Setia Budi Samarinda (diolah)Biaya variabel per unit (b) = Rp 5.385 : 84,12 = Rp 64,02Total biaya (Y) = Rp 204.000Total biaya variabel = Rp 64,02 𝗑 84,12 =(Rp 5.385) Total biaya tetap (a) = Rp 198.615Dengan demikian fungsi biaya air sebagai berikut :
458
Analisis Break Even Point UD. Meubel Setia Budi Di Samarinda (Faradilla)
Y = 198.615 + 64,02xBiaya tetap = Rp 198.615Biaya variabel = Rp 64,02x
= Rp 64,02 𝗑 84,12= Rp 5.385
Setelah diadakan pemisahaan biaya ke dalam biaya tetap, biaya variabel serta biaya semi variabel, maka jumlah biaya-biaya tersebut akan tampak sebagai berikut :Tabel Biaya Tetap dan Biaya Variabel Setelah Pemisahan Biaya Tahun 2016
Jenis Biaya Biaya Tetap Biaya Variabel BiayaSemi Variabel
Biaya Pengangkutan Kusen 615.300Biaya Pengangkutan Pintu Panel 487.035Biaya Pengangkutan Jendela 1.441.949Biaya Administrasi dan Umum 840.000Biaya Pemeliharaan Mesin 3.000.000Biaya Pemeliharaan kendaraan 700.000Biaya Penyusutan Mesin 390.000Biaya Penyusutan Kendaraan 6.973.000Biaya Telepon 198.615 5.385Biaya Bahan Baku 155.300.000Biaya Bahan Baku Tidak Langsung
294.000
Biaya tenaga kerja langsung 43.945.000Biaya Listrik 1.376.988 219.012Biaya Air 1.707.000 93.000
JUMLAH 15.185.603 202.400.681Sumber: UD. Meubel Setia Budi Samarinda (diolah)
Tabel Biaya Variabel Per Meter Kusen Periode Tahun 2016No Keterangan Jumlah (Rp)1. Biaya Bahan Baku (Kayu) 24.0002. Biaya Bahan Baku Tidak Langsung Solar (1 liter @Rp
6.000 ÷ 150) 403. Biaya Upah TKL Kusen Per Meter 6.0004. Biaya Listrik 2.603,575. Biaya Air 1.105,566. Biaya Telepon 64,027. Biaya Pengangkutan (Rp 615.300 ÷ 150) 4.102
Total Biaya Variabel Per Meter Kusen 37.915,15Pembulatan 37.915,15
Sumber: UD. Meubel Setia Budi Samarinda(diolah)Dengan demikian biaya variabel total untuk produk kusen adalah :
= Total biaya variabel per meter kusen 𝗑 jumlah produksi = 37.915 𝗑 150= Rp 5.687.250
459
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 451-465
Tabel Biaya Variabel Per Unit Pintu Panel Periode Tahun 2016No Keterangan Jumlah (Rp)1. Biaya Bahan Baku (Kayu)2. Biaya Bahan Baku Tidak Langsung Solar (27 liter @Rp
6.000 ÷ 237) 683,543. Biaya Upah TKL Kusen Per Unit 110.0004. Biaya Listrik 2.603,575. Biaya Air 1.105,566. Biaya telepon 64,027. Biaya Pengangkutan (487.035 ÷ 237) 2.055
Total Biaya Variabel Per Unit Pintu 420.309,16Pembulatan 420.309
Sumber: UD. Meubel Setia Budi Samarinda(diolah)Dengan demikian biaya variabel total untuk produk kusen adalah :
= Total biaya variabel per unit pintu 𝗑 jumlah produksi = 420.309 𝗑 237 = Rp 99.613.233
Tabel Biaya Variabel Per Unit Jendela Periode Tahun 2016No Keterangan Jumlah (Rp)1. Biaya Bahan Baku (Kayu + Kaca) 163.037,972. Biaya Bahan Baku Tidak Langsung Solar (21 liter @Rp
6.000 ÷ 485) 259,793. Biaya Upah TKL Kusen Per Unit 35.0004. Biaya Listrik 2.603,575. Biaya Air 1.105,566. Biaya Telepon 64,027. Biaya Pengangkutan (1.441.949 ÷ 485) 2.973,09
Sumber: UD. Meubel Setia Budi Samarinda (diolah)Dengan demikian biaya variabel total untuk produk kusen adalah :
= Total biaya variabel per unit jendela 𝗑 jumlah produksi = 205.044 𝗑 485 = Rp 99.446.340Analisis Break Even Point
Untuk mengetahui Break Even Point penjualan masing-masing produk UD. Meubel Setia Budi perhitungannya sebagai berikut :Break Even Point Produk
Kusen (Rp) = == Rp 33.012.180,43 = Rp 33.012.180 (Pembulatan)
Break Even Point Produk
Kusen (Unit) =
= = 473,3 meterBreak Even Point Produk
Pintu Panel (Rp) = = = Rp 32.309.793,62 = Rp 32.309.794 (Pembulatan)
Break Even Point Produk
Pintu Panel(Unit) =
= = 39,99 = 40 unit (Pembulatan)
Break Even Point Produk
Jendela (Rp) = = = Rp 35.315.355,81 = Rp 35.315.356 (Pembulatan)
Break Even Point Produk
461
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 451-465
Jendela (Unit) =
= = 97,99 = 98 unit (Pembulatan)
Tabel Hasil Analisis Break Even Point Periode Tahun 2016Keterangan Nilai Perolehan Penjualan Nilai Break Even Point
Penjualan (Rp) :KusenPintu PanelJendela
Rp 10.500.000Rp 189.600.000Rp 174.600.000
Rp 33.012.180Rp 32.309.794Rp 35.315.356
Penjualan (Meter/Unit)KusenPintu PanelJendela
150237485
473,34098
Sumber: UD. Meubel Setia Budi Samarinda (diolah)Perencanaan Laba
Perusahaan merencanakan kenaikan laba pada tahun 2017 sebesar 30% dari laba tahun 2016. Adapun laba yang menjadi target perusahaan untuk tahun 2017 adalah sebagai berikut :Target laba tahun 2017 Produk Pintu Panel = 30% Rp 74.801.164
= Rp 97.241.513Maka jumlah yang harus diproduksi atau dijual adalah sebagai berikut :
Target penjualan dalam (unit) =
= = 296 UnitTarget penjualan dalam (Rp) = 296 unit 𝗑 harga per unit
= 296 unit 𝗑 Rp 800.000 =Rp 236.800.000
Target laba tahun 2017 Produk Jendela = 30% Rp 59.968.057= Rp 77.958.474
Maka jumlah yang harus diproduksi atau dijual adalah sebagai berikut :
Target penjualan dalam (unit) =
= = 601 UnitPenjualan dalam (Rp) = 601 unit 𝗑 harga per unit
= 601 unit 𝗑 Rp 360.000 = Rp 216.360.000Tabel Hasil Perhitungan Perencanaan Laba Periode Tahun 2017
Keterangan Tahun 2016Perencanaan Laba
Tahun 2017( Perencanaan Laba 30%
462
Analisis Break Even Point UD. Meubel Setia Budi Di Samarinda (Faradilla)
dari Tahun 2016)Perolehan Laba (Rp):KusenPintu PanelJendela
Sumber UD. Meubel Setia Budi Samarinda (diolah)Margin Of Safety
Margin of Safety dari UD. Meubel Setia Budi adalah sebagai berikut:Margin of safety produk
pintu panel = × 100%
= × 100%
= × 100% = 86%Margin of safety (Rp) produk pintu panel = 86% 𝗑 Rp 236.800.000 = Rp 203.648.000Margin of safety (unit) produk pintu panel = Rp 203.648.000 ÷ 800.000 = 255 unit Margin of safety
produk jendela = × 100%
= × 100%
= × 100% = 84%Margin of safety (Rp) produk jendela = 84% 𝗑 Rp 216.360.000 = Rp 181.742.400Margin of safety (unit) produk jendela = Rp 181.742.400 ÷ 360.000 = 505 unit
Tabel Hasil Perhitungan Margin Of Safety Dari Perencanaan Laba Periode Tahun 2017
Keterangan Perencanaan Laba 30% dari Tahun
2016
Margin Of Safety(%)
Margin Of Safety(Rp)
463
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 451-465
Penjualan Untuk Mencapai Perencanaan Laba (Rp)KusenPintu PanelJendela
(-)Rp 236.800.000Rp 216.360.000
(-)86%84%
(-)Rp 203.648.000Rp 181.742.400
Penjualan Untuk Mencapai Perencanaan Laba (Meter/Unit)KusenPintu PanelJendela
(-)296601
(-)86%84%
(-)255505
Sumber: UD. Meubel Setia Budi Samarinda (diolah)
Penutup Berdasarkan hasil penelitian serta analisis dan pembahasan mengenai
break even point terhadap penjualan produk UD. Meubel Setia Budi di Samarinda untuk periode tahun 2016 maka penulis menarik suatu kesimpulan hasil perhitungan analisis break even point dapat diketahui nilai break even point pada tahun 2016 dalam penjualannya untuk produk-produk pada UD. Meubel Setia Budi Samarinda adalah a) Untuk produk kusen mengalami kerugian karena nilai penjualan tidak melampaui nilai titik impas (break even point). b) Untuk produk pintu panel memperoleh keuntungan karena nilai penjualan telah melampaui nilai titik impas (break even point).c) Untuk produk jendela memperoleh keuntungan karena nilai penjualan telah melampaui nilai titik impas (break even point).
Setelah melakukan perhitungan target laba sebesar 30% dari laba tahun 2016 besarnya laba yang diinginkan pemilik usaha pada tahun 2017 adalah sebesar Rp 97.241.513 untuk produk pintu panel dan sebesar Rp 77.950.474 untuk produk jendela. Apabila dalam kondisi tertentu perusahaan mengalami penurunan penjualan maka penurunan tersebut tidak boleh melebihi margin of safety penjualannya yaitu sebesar 86% untuk produk pintu panel dan 84% untuk produk jendela.
Setelah melihat analisis Break Even Point dapat diketahui hasil perhitungan nilai titik impasnya, margin of safety, dan laba yang ingin dicapai. untuk produk kusen perlu pertimbangan kembali dalam penetapan harga jual per meter kusen dan biaya proses produksinya.
Secara keseluruhan agar UD. Meubel Setia Budi Samarinda dapat memperoleh laba yang maksimal maka UD. Meubel Setia Budi Samarinda harus terus meningkatkan penjualan dengan maksimal agar tidak menderita kerugian, salah satunya dapat dilakukan dengan melalui perluasaan pangsa pasar dan melakukan efesiensi biaya operasional yang terjadi.
Daftar PustakaSumber Buku
464
Analisis Break Even Point UD. Meubel Setia Budi Di Samarinda (Faradilla)
Atkinson, Anthony A., et el . 2009. Management Accounting, Dewi Miranti Kartika (terjemahan) Akuntansi Manajemen, PT Indeks, Jakarta.
Basu Swasta. 2001. “Manajemen Penjualan Edisi Ketiga”. BPFE , Yogyakarta.Halim, Abdul dan Bambang Supomo, 2005. Akuntansi Manajemen Yogyagkarta,
Yogyakarta.Hansen, dan R Maryanne M Mowen, 2006. Accounting Managerial Volume
1,eddition 7th Fitriasari, Dewi dan Deny Amos Kwary (terjemahan) Akuntansi Manajemen Jilid Satu Edisi Ketujuh, Salemba Empat, Jakarta.
Hendra S. Raharja Putra. 2009. Manajemen Keuangan dan Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta.
Horngren, Charies T., Srikant M. Daltar George Father, 2006. Cost Accounting Book 1 Volume 1 12th,. Edition Lestari, P.A (terjemahan) Akuntansi Biaya Dengan Pendekatan Manajerial Jilid Satu, Erlangga, Jakarta.
Jumingan, 2014. Analisis Laporan keuangan, cetakam kelima, PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Jusup, Al Haryono, 2005. Dasar-dasar Akuntansi jilid 1 edisi 6, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
Kasmir, 2010. Pengantar Manajemen Keuangan edisi kedua, Prenadamedia Group, Jakarta.
Mulyadi, 2005. Akuntansi Biaya, edisi 5, Unit Penerbitan dan Percetakan Akademik Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta.
Munawir, S, 2007. Analisa Laporan Keuangan, Liberty Yogyakarta, Yogyakarta.Reeve, James M, et al, 2009. Principle of Accounting Indonesia Achepation
Volume 1,Dian, Damayanti (Terjemahan). Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia, Jilid 1 Salemba Empat, Jakarta.
Rudianto, 2013. Akuntasni Manajemen, edisi enam, Erlangga. Jakarta.Samryn, L.M 2012. Akuntansi Manajemen Informasi Biaya Untuk Mengendalikan
Aktivitas Operasi dan Investasi, Kencana, Jakarta.Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Bisnis, cetakan kelima, CV. Alfabeta,
Bandung.Sumarni, Murti dan Jhon Soeprihanto, 2003. Pengantar Bisnis (Dasar-Dasar
Ekonomi Perusahaan), Edisi Kelima, Liberty Yogyakarta, Yogyakarta.S.R, Soemarso, 2009. Akuntansi Suatu Pengantar, Salemba Empat, Jakarta.Yadiato, Winwin dan Ilham Wahyudi, 2008. Pengantar Akuntansi Edisi Revisi,
Jakarta.Sumber DokumenNiken Triswardani, Leonita. 2013. “Analisis Break Even Point Penjualan Tabung
LPG Pada PT. Patra Gemilang Samarinda”. Tesis tidak diterbitkan Samarinda : Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman.
465
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 2, 2017: 451-465
Dinasti. 2011. “Analisis Break Even Point Terhadap Penjualan Tandon Lembuswana Pada UD. Bintang Mas Jaya”. Tesis tidak diterbitkan Samarinda. Fakultas Ilmu Ekonomi Universitas Mulwarman.
Evananda Zaenal, Lesti. 2013. “Analisis Break Even Point Pada PT. Bumi Lestari Indah di Sangata”. Tesis tidak diterbitkan Samarinda : Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman.
Sumber InternetWinardi. 2005. “Pengertian penjualan”. (Online) (www. kajianpustaka.com , diakses 19 Desember 2016)Thamrin Abdullah dan Francis Tantri. 2016 . “Pengertian Penjualan”. (Online) (www.kajianpustaka.com, diakses 19 Desember 2016).