Top Banner
THE LIMIT TO GROWTH EFISIENSI PEMANFAATAN ENERGI UNTUK KETAHANAN ENERGI DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTANNama : Achmad Baihaqi NIM : 041111067 Kelas / No Presensi : B / 27 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
20

EFISIENSI PEMANFAATAN ENERGI UNTUK KETAHANAN ENERGI DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Jan 31, 2016

Download

Documents

abhaqi

Energi sangat dibutuhkan dalam menjalankan aktivitas ekonomi suatu negara. Ketersediaan energi dalam jumlah yang cukup dan kontinyu sangat penting untuk memenuhi kebutuhan berbagai sektor dalam mencapai pertumbuhan ekonomi. Sumberdaya Alam memiliki hubungan yang searah dengan pembangunan ekonomi suatu negara yang keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Penggunaan energi secara efisien akan menciptakan pembangunan berkelanjutan dan energi akan tetap tersedia dalam jangka panjang. Penghematan penggunaan energi berbasis sumber daya alam tidak terbarukan dapat dilakukan dari sektor permintaan maupun penyediaannnya. Diperlukan peran pemerintah dalam mengalokasikan sumberdaya alam yang sifatnya terbatas untuk kepentingan pembangunan ekonomi nasional.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: EFISIENSI PEMANFAATAN ENERGI UNTUK  KETAHANAN ENERGI DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

THE LIMIT TO GROWTH

“EFISIENSI PEMANFAATAN ENERGI UNTUK

KETAHANAN ENERGI DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN”

Nama : Achmad Baihaqi

NIM : 041111067

Kelas / No Presensi : B / 27

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

Page 2: EFISIENSI PEMANFAATAN ENERGI UNTUK  KETAHANAN ENERGI DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

EFISIENSI PEMANFAATAN ENERGI UNTUK

KETAHANAN ENERGI DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

1. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai lebih dari

3.700 pulau dan memiliki garis pantai sepanjang 81.000 km2. Dengan keuntungan

geografis yang dimiliki, menjadikan Indonesia sebagai negara yang kaya akan

sumberdaya alam hayati baik yang bersifat renewable resources maupun

nonrenewable resources. Sebagian sumberdaya alam tersebut digunakan oleh

manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk kebutuhan akan energi.

Pengelolaan maupun pemanfaatan sumberdaya alam dewasa ini

berorientasi pada kemakmuran rakyat yang ditunjukkan dengan tingginya

pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hal ini dimungkinkan karena sumberdaya

alam merupakan salah satu motor penggerak pembangunan baik dalam konteks

daerah maupun negara. Masalah yang sering muncul dalam pengelolaan

sumberdaya alam adalah berbagai dampak negatif yang mengakibatkan manfaat

yang diperoleh dari sumberdaya sering tidak seimbang dengan biaya sosial yang

harus ditanggung (Fauzi, 2006).

Energi sangat dibutuhkan dalam menjalankan aktivitas ekonomi suatu

negara. Ketersediaan energi dalam jumlah yang cukup dan kontinyu sangat

penting untuk memenuhi kebutuhan berbagai sektor dalam mencapai

pertumbuhan ekonomi. Zaman dahulu orang menggunakan energi kayu bakar

sebagai bahan bakar, tenaga hewan sebagai sarana transportasi, tenaga angin

untuk berlayar, dan tenaga energy lain yang bersifat renewable resources. Seiring

dengan perkembangan zaman, kebutuhan energi semakin meningkat. Kayu bakar

digantikan dengan batubara dan sarana transportasipun digerakkan oleh mesin

berbahan bakar minyak. Oleh karena itu, manusia mulai mencari sumber-sumber

enegi baru seperti batubara, minyak bumi, dan gas alam yang bersifat non

renewable resources. Penggunaan energi yang nonrenewable resources ini

membutuhkan biaya yang besar dalam membangun infrastruktur yang mendukung

proses terbentuknya bahan bakar fosil.

Page 3: EFISIENSI PEMANFAATAN ENERGI UNTUK  KETAHANAN ENERGI DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Energi yang tersedia di dunia sifatnya terbatas, sedangkan kebutuhan

manusia akan energi tidak terbatas bahkan meningkat dari tahun ke tahun. Elinur,

dkk (2011) menyatakan bahwa, secara keseluruhan, negara-negara di dunia

menggunakan energi fosil yang bersifat unrenewable resources untuk memenuhi

kebutuhan energinya. Dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dan

perekonomian negara, kebutuhan energy fosilpun semakin meningkat.

Meningkatnya kebutuhan energi fosil tanpa diimbangi penghematan dalam

penggunaan energy dan pencarian sumber-sumber energi baru akan

mengakibatkan terjadinya krisis energi. Oleh karenanya diperlukan upaya

optimalisasi pasokan energi dan efisiensi dalam pemanfaatannya.

Eksploitasi energi besar-besaran yang dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan manusia dan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dapat

menyebabkan kerusakan lingkungan. Manusia dalam mengeksploitasi energi

sering melupakan bahwa sumber daya tersebut bersifat terbatas. Alam dan

seisinya semakin lama semakin berkurang daya dukungnya, sehingga eksploitasi

lingkungan yang didasarkan pada kepentingan ekonomis semata, pada suatu

ketika akan menyebabkan terganggunya keseimbangan ekologis. Kondisi seperti

inilah yang disebut Djojohadikusumo (1981) dalam Tri sebagai krisis lingkungan,

yaitu gejala akibat kesalahan atau kekurangan dalam pola dan cara pengelolaan

sumber kebutuhan hidup manusia.

Kebutuhan akan energi dari batubara menimbulkan eksploitasi besar-

besaran batubara di Kalimantan. Eksploitasi besar-besaran tersebut telah

menyebabkan lahan pertanian sekitar rusak. Lubang-lubang bekas galian batubara

tidak terdapat ikan dan hewan-hewan kecil sulit untuk hidup. Tumpukan tanah

bekas galian tampak seperti bukit-bukit kecil yang terdapat dalam suatu lubang

besar. Sisa-sisa batubara kualitas rendah yang tidak dipasarkan berserakan

dimana-mana sehingga ekosistem yang dulunya baik menjadirusak, pohon-pohon

banyak yang mati, hewan-hewan lari mencari habitat yang baru. Tanah menjadi

gersang dan tandus dan terbentuknya lubang-lubang besar tanpa manfaat.

Kebutuhan manusia akan energi juga berhubungan tegak lurus dengan

pencemaran. Konsumsi energi juga menimbulkan senyawa emisi atau polutan.

Page 4: EFISIENSI PEMANFAATAN ENERGI UNTUK  KETAHANAN ENERGI DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Polutan akan timbul ketika terjadi konsumsi energi bahan bakar fosil, yang mana

pada waktu itu terjadi perubahan energi dari energi kimia ke energi mekanik,

listrik, atau panas tergantung penggunaan energi tersebut. Senyawa yang

ditimbulkan biasanya dikelompokkan ke dalam Hidrokarbon (HC), Nitrogen

Oksida (NOx) dan Karbon Monoksida (CO). Apabila jumlah emisi yang

ditimbulkan melebihi daya serap lingkungan, hal ini dapat menimbulkan

kerusakan lingkungan. Polutan yang dihasilkan tersebut merupakan factor terbesar

terjadinya hujan asam, pemanasan global dan perubahan iklim.

Semakin banyak dan bervariasi kebutuhan manusia yang dipenuhi lewat

usaha industri, maka tingkat pencemaran lingkungan dapat dipastikan semakin

tinggi pula. Dan jika hal tersebut dilakukan terus menerus, pada suatu saat akan

terjadi keadaan dimana pertumbuhan ekonomi tidak dapat ditingkatkan lagi,

sementara kemampuan dan kualitas lingkungan sulit untuk diperbaiki kembali.

Inilah yang disebut dengan limit to growth yang diperkenalkan oleh Meadows.

Sebagai salah satu upaya untuk mengatasi terjadinya the limits to growth

ini adalah perlu adanya capital investment untuk menahan laju pertumbuhan

penduduk beserta seluruh kebutuhannya, menekan polusi lingkungan, serta

mempertahakan kualitas dan daya dukung lingkungan (sumber daya alam) secara

lebih stabil. Jika hal ini bisa dilakukan maka hsilnya adalah stabilitas jumlah

penduduk dan peningkatan kualitas hidup manusia. Inilah yang menjadi tujuan

dari gagasan the limits to growth yang sering disebut sebagai konsep the greening

of the globe yang di Indonesia sering diidentikkan dengan konsep pembangunan

berkelanjutan (sustainability development).

Energi merupakan salah satu penunjang pertumbuhan ekonomi suatu

negara. Pembangunan ekonomi suatu negara harus senantiasa memperhatikan

pengelolaan sumberdaya alam yang dimilki agar dapat menjamin kehidupan

sekarang dan ketersediaan di masa yang akan datang. Pembangunan nasional

harus menjamin terciptanya pembangunan yang berkelanjutan.

2. PENYEDIAAN ENERGI DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL

Page 5: EFISIENSI PEMANFAATAN ENERGI UNTUK  KETAHANAN ENERGI DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Dalam neraca energi Indonesia, penyediaan energi terbagi atas

penyediaan energi primer (primer energy supply) dan energi akhir ( final energy

supply). Penyediaan energi primer adalah energi yang disediakan langsung dari

alam, seperti batu bara, minyak mentah, gas alam, dan energi lainnya. Penyediaan

energi primer di dalam neraca energi merupakan penjumlahan produksi dengan

impor dan dikurangi oleh ekspor. Sedangkan energi akhir adalah energi yang

dapat digunakan langsung oleh penggunanya. Penyediaan energi akhir merupakan

penjumlahan penyediaan energi primer dengan transformasi energi dikurangi oleh

penyediaan sendiri.

Selama beberapa tahun terakhir, pertumbuhan energi Indonesia mencapai

7 – 8 persen pertahun. Pertumbuhan ini lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi

Indonesia saat ini berkisar antara 5 – 6 persen. Meskipun demikian, masih

tingginya elastisitas energi Indonesia yang berada pada kisaran 1,6 mencerminkan

belum efisiennya penggunaan energi Indonesia. Indonesia masih berada di bawah

Thailand dan Singapura yang memilki elastisitas energi 1,4 dan 1,1.

Namun pertumbuhan energi yang tinggi ini tidak pula ditunjang dengan

kebijakan penyediaan energi yang baik. Data menunjukkan, pada tahun 2011,

minyak masih menjadi energi dengan pangsa terbesar yang mencapai 49,5 persen

dari jumlah total energi sebesar 1,176 miliar setara barel minyak (SBM) / Barrel

Oil Equivalent (BOE). Pangsa terbesar selanjutnya adalah batu bara dan gas

dengan jumlah proporsi masing – masing sebesar 26% dan 20,4%. Hal ini

menunjukkan sangat tingginya ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil

yang mencapai 95%.

2.1 Batubara

Batu bara memiliki peranan yang penting dalam pemenuhan kebutuhan

energi dan jaminan ketersediaan energi bagi masyrakat. Saat ini batu bara banyak

digunakan di PLTU dan beberapa industri. Menurut Miranti (2008) dalam Djaimi

dan Elinur (2011), Batu bara banyak digunakan untuk pembangkit listrik. Sekitar

71,1 persen dari konsumsi batu bara domestic diserap oleh pembangkit listrik, 17

persen oleh industri semen, dan 10,1 persen digunakan untuk industri tekstil dan

kertas. Pemanfaatan batubara sebagai sumber energi disebabkan cadangan

Page 6: EFISIENSI PEMANFAATAN ENERGI UNTUK  KETAHANAN ENERGI DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

batubara masih tersedia dan harganya yang relatif lebih murah daripada BBM dan

LNG.

Penyediaan energi batubara domestik lebih kecil daripada produksi yang

dihasilkan. Hal ini terjadi karena batubara lebih banyak diekspor dari pada untuk

konsumsi dalam negeri. Gambar 1 menunjukkan bahwa prooduksi batubara

cenderung meningkat. Selama 19 tahun terakhir (1990 – 2008) produksi batubara

meningkat sebesar 19,03 persen per tahun, impor sebesar 13,49 persen per tahun

dan ekspor sebesar 25,01 persen per tahun. Pada periode 1990 – 2008 total

produksi batubara 7.152,25 juta SBM dan total ekspor batubara sebesar 5.176,68

juta SBM, hanya 0,28 persen yang dikonsumsi dalam negeri dan sisanya 72,31

persen yang diekspor.

2.2 Minyak Mentah

Minyak mentah (Crude Oil) smerupakan bahan baku yang digunakan

untuk menghasilkan bahan bakar seperti premium, solar, minyak tanah, dan

pelumas. Minyak mentah memegang peranan penting dalam mencukupi

kebutuhan energi. Minyak mentah termasuk dalam sumberdaya alam yang tidak

dapat diperbaharui, sehingga cadangannya makin menipis sejalan dengan tuntutan

kebutuhan energi yang semakin meningkat.

Gambar 2 menunjukkan produksi minyak mentah Indonesia yang

cenderung menurun selama periode 1990-2008 dengan tingkat penurunan rata-rata

sebesar 1,93 persen per tahun dari 533.56 juta SBM pada tahun 1990 menjadi

357,50 juta SBM pada tahun 2008. Sebaliknya, impor minyak mentah mengalami

peningkatan rata-rata sebesar 4,75 pertahun. Kebutuhan impor minyak mentah

diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk

yang terus meningkat.

2.3 Bahan Bakar Minyak

Gambar 3 menunjukkan penyediaan energi BBM yang mengalami

peningkatan selama periode 1990 – 2008. Selama rentang tahun tersebut

penyediaan energi meningkat sebesar 3,01 persen pertahun dari 288,01 juta SBM

menjadi 420,89 SBM. Peningkatan penyediaan energi BBM disebabkan oleh

peningkatan impor BBM, sedangkan produksi BBM domestic cenderung

Page 7: EFISIENSI PEMANFAATAN ENERGI UNTUK  KETAHANAN ENERGI DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

menurun. Pada periode 1990-2008 produksi BBM menuru sebesar 0,78% dari

271,10 juta SBM menjadi 168,62 juta SBM.

2.4 Gas Alam

Gambar 4, menunjukkan produksi gas alam selama tahun 1990 – 2008

mengalami penurunan. Selama periode tersebut gas alam mengalami penurunan

sebesar 1.19 persen pertahun dari 507,95 juta SBM menjadi 385,07 juta SBM.

Rendahnya produksi gas alam ini karena terbatasnya kapasitas produksi gas.

Kilang-kilang produksi gas sudah berumur tua dan investasi pada aktivitas

eksplorasi untuk membangun sumur-sumur gas dan minyak baru semakin rendah.

Di sisi lain, ekspor gas alam menunjukkan peningkatan dari tahun 1990 – 2008

dari 5,74 juta SBM menjadi 59,17 juta SBM, dengan rata-rata peningkatan sebesar

48,72 persen per tahun. Peningkatan ekspor gas alam disebabkan oleh kemajuan

teknologi, peningkatan permintaan gas, dan harga gas yang relatif lebih murah

dari harga BBM, serta pemanfaatan gas lebih ramag lingkungan.

3. KONSUMSI ENERGI NASIONAL

Pembahasan tentang konsumsi energi nasional dibedakan berdasarkan

jenis energi, yaitu batubara, BBM, dan gas. Untuk setiap jenis energi yang

dikonsumsi kemudian dirinci menurut sektor penggunaannya. Energi yang

dikonsumsi merupakan energi akhir (Final Energy).

Jumlah konsumsi energi berhubungan dengan perkembangan

perekonomian suatu negara. Di Indonesia menunjukkan bahwa peningkatan

Produk Domestik Bruto (PDB) diiringi dengan peningkatan konsumsi energi. Hal

ini dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 menunjukkan bahwa Produk Domestik Bruto yang

didisagregasi dalam empat sektor ekonomi pada periode 1993 – 2008 semuanya

cenderung mengalami peningkatan. Sektor yang memberikan kontribusi terbesar

adalah sektor lainnya (pertambangan, konstruksi, listrik, gas, air bersih,

perdagangan, hotel, restoran, komunikasi, dan jasa) dikuti dengan sektor industri,

kemudian sektor pertanian, dan terakhir sektor transportasi.

Page 8: EFISIENSI PEMANFAATAN ENERGI UNTUK  KETAHANAN ENERGI DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa konsumsi energi cenderung

meningkat dari tahu 1993 – 2008. Sektor ekonomi dengan konsumsi energi

tertinggi adalah sektor industry, diikuti dengan sektor transportasi, kemudian

sektor lainnya, dan terendah sektor pertanian. Dengan melihat trand PDB yang

meningkat pada Gambar 5 dan membandingkan tingkat konsumsi energi yang

juga meningkat, memperkuat hipotesis bahwa seiring dengan berkembangnya

perekonomian maka kebutuhan terhadap energi juga mengalami peningkatan.

3.1 Batubara

Dari Gambar 7 dapat dilihat bahwa dalam kurun waktu 1999-2008 total

konsumsi batubara mengalami pertumbuhan yang signifikan dari 9,41 juta SBM

menjadi 159,70 juta SBM. Peningkatan konsumsi batubara ini lebih disebabkan

oleh peningkatan konsumsi sektor industri. Sektor industri meningkatkan

konsumsi batubara lebih disebabkan oleh harga BBM yang cenderung meningkat

sebagai konsekuensi dari pengurangan subsidi BBM oleh pemerintah.

Sektor lain yang juga mengkonsumsi batubara adalah sektor rumah

tangga, namun dengan jumlah yang sangat kecil bahkan pada tahun 2007-2008

tercatat tidak ada rumah tangga yang mengkonsumsi batubara.

3.2 Bahan Bakar Minyak

Minyak bumi sebagai salah satu jenis energi yang banyak dikonsumsi

masyarakat dunia. Terjadinya krisis minyak telah membuktikan secara langsung

maupun tidak langsung peran energi bagi perkembangan ekonomi suatu negara.

Pada masa krisis tersebut penyebab utamanya adalah meningkatnya permintaan

minyak mentah dunia yang dibarengi dengan menurunnya kapasitas produksi

negara-negara penghasil minyak. Krisis minyak ini telah mempengaruhi ekonomi

negara – negara maju maupun negara berkembang.

Di Indonesia, konsumsi BBM semakin tahun semakin meningkat. Ardi

dan Yunita (2009) menyatakan bahwa peningkatan yang cukup besar ini

merupakan salah satu masalah utama ketersediaan BBM jenis premium dan solar

sektor transportasi di Indonesia di tengah-tengah penurunan produksi minyak

mentah secara alami. Dalam kondisi seperti sekarang ini, maka penghematan

konsumsi BBM perlu segera dilakukan. Dengan menghemat 10% konsumsi BBM

Page 9: EFISIENSI PEMANFAATAN ENERGI UNTUK  KETAHANAN ENERGI DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

sektor transportasi di Indonesia sama dengan temuan eksplorasi yang

memproduksikan 90 ribu barel per hari minyak mentah. Oleh karena itu,

Pemerintah perlu kembali mengajak masyarakat untuk melakukan penghematan

konsumsi energi kususnya BBM.

Bahan Bakar Minyak merupakan energi yang digunakan oleh seluruh

sektor pengguna. Pada Gambar 8, konsumsi BBM mengalami peningkatan yang

signifikan pada periode 2000-2005 konsumsi BBM tetap mengalami peningkatan

namun tidak signifikan. Sementara itu pada periode 2005-2008 konsumsi BBM

cenderung menurun kecuali konsumsi BBM oleh sektor transportasi yang tetap

mengalami peningkatan.

3.3 Gas

Gas merupakan salah satu energi yang cukup potensial penyediaannya di

Indonesia. Namun penggunaannya relatif masih kecil dibandingkan dengan BBM

yang ketersediaannya semakin langka. Dari Gambar 9 terlihat bahwa konsumsi

gas cenderung berfluktuasi dengan trend yang cenderung meningkat dari 46,64

juta SBM pada tahun 1990 menjadi 105,57 juta SBM pada tahun 2008.

Peningkatan konsumsi gas lebih disebabkan oleh peningkatan konsumsi

gas oleh sektor industri dan sektor rumah tangga, sedangkan konsumsi gas oleh

sektor transportasi dan sektor lainnya relatif stagnan. Konsumsi gas masih

didominasi untu pembangkit listrik / PLN dan sektor industri. Kebutuhan gas utuk

pembangkit tenaga listrik pada tahun 2009 mencapai 1,8 BSCFD (Billion

Standard Cubic – Feet per Day). Namun baru terpenuhi 1 BSCFD. Pada tahun

2015 mendatang diperkirakan kebutuhan gas untuk pembangkit listrik PLN

sebesar 2,1 BSCF.

4. KETAHANAN ENERGI DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Telah dibahas di atas bahwa energi merupakan point penting dalam

perekonomian suatu negara. Di negara berkembang seperti Indonesia, tingkat

pertumbuhan ekonomi bergantung seberapa banyak energi yang tersedia, semakin

banyak energi yang tersedia maka pertumbuhan ekonomi akan semakin cepat.

Negara berkembang melakukan eksploitasi besar-besaran terhadap sumber daya

Page 10: EFISIENSI PEMANFAATAN ENERGI UNTUK  KETAHANAN ENERGI DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

alam untuk memenuhi kebutuhan energinya. Jika eksploitasi ini terus dilakukan

tanpa ada batas maka cadangan sumberdaya alam akan semakin berkurang dan

enegipun akan semakin sulit ditemukan. Dibutuhkan kontrol pemerintah atau

pihak yang berwenang untuk membatasi ekspoloitasi energi, sehingga energi

dapat digunakan dengan efisien. Penggunaan energi secara efisien akan

menciptakan pembangunan berkelanjutan dan energi akan tetap tersedia dalam

jangka panjang.

Menurut Emil Salim dalam Sujatmoko (1992), pembangunan

berkelanjutan (sustainable development) adalah suatu proses pembangunan yang

mengoptimalkan manfaat dari sumber daya alam dan sumber daya manusia,

dengan menyerasikan sumber alam dan manusia dalam pembangunan. Perlunya

konsep pembangunan berkelanjutan ini didasari oleh lima ide pokok. Pertama,

proses pembangunan mesti berlangsung secara berkelanjutan, terus-menerus, dan

kontinyu, yang ditopang oleh sumber daya alam, kualitas lingkungan dan manusia

yang berkembang secara berlanjut pula. Kedua, sumber alam terutama udara, air,

dan tanah memilii ambang batas, dimana penggunaannya akan menciutkan

kuantitas dan kualitasnya. Ketiga, kualitas lingkungan berkorelasi langsung

dengan kualitas hidup. Keempat, bahwa pola penggunaan sumber alam saat ini

mestinya tidak menutup kemungkinan memilih opsi atau pilihan lain di masa

depan. Dan kelima, pembangunan berkelanjutan mengandaikan solidaritas

transgenerasi, sehingga kesejahteraan sekarang tidak mengurangi kemungkinan

bagi generasi selanjutnya untuk meningkatkan kesejahteraan pula.

Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan reaksi dari

pembangunan konvensional yang beranggapan bahwa alam memiliki kemampuan

yang tak terbatas dalam menyediakan sumberdaya bagi kebutuhan manusia.

Menurut pembangunan konvensional, kelestarian alam dan pembangunan

ekonomi merupakan hal yang terpisah satu sama lain. Padahal sesungguhnya

antara alam dan pembangunan ekonomi memiliki pengaruh satu sama lain yang

tidak dapat dipisahkan.

Untuk dapat menjamin proses pembangunan dalam konteks

berkelanjutan, perlu diperhatikan beberapa faktor penentunya. Faktor-faktor

Page 11: EFISIENSI PEMANFAATAN ENERGI UNTUK  KETAHANAN ENERGI DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

penentunya adalah pertumbuhan penduduk (population), kegiatan atau ekspansi

industri (industrial output perkapita), kebutuhan bahan konsumsi (food per

kapita), polusi serta sumberdaya dan daya dukung lingkungan, dimana seluruh

pendekatan tersebut dijelaskan dalam konsep limit to growth.

Dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, ada dua aspek

yang perlu diperhatikan. Aspek pertama adalah pemakaian energi yang terlalu

boros. Seiring denganberjalannya waktu, konsumsi energi cenderung mengalami

peningkatan karena jumlah penduduk yang meningkat dan kebutuhan energi untuk

pembangunan juga meningkat. Aspek yang kedua adalah penyediaan energi

khususnya energi fosil yang bersifat nonrenewable resources. Pada masa

mendatang, ketersediaan energi fosil akan habis sehingga pilihannya adalah

memanfaatkan energi yang bersifat renewable resources. Oleh karena itu perlu

adanya inovasi untuk menciptakan energi berbasis renewable resources yang

ramah lingkungan untuk energi berkelanjutan.

Tujuan dari penghematan (efisiensi) energi ialah mengurangi penggunaan

energi untuk menekan biaya energi serta mengurangi dampak lingkunagan yang

disebabkan oleh penggunaan energi. Penghematan energi dapat dilakukan dari sisi

permintaan (demand side) maupun sisi permintaan (supply side). Penghematan

energi juga dapat dilihat dari sisi penerapan teknologi yang efisien dan ramah

lingkungan.

Menurut Elinur dan Djaimi (2011) ada beberapa cara yang dapat

dilakukan untuk penghematan energi di sektor rumah tangga. Pertama, melakukan

kampanye hemat energi dengan menekankan pada penggunaan peralatan rumah

tangga dan peralatan lainnya yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan.

Misalnya menyalakan lampu yang benar-benar dibutuhkan untuk penerangan,

menonaktifkan peralatan elektronik apabla tidak dioperasikan, dan lainnya.

Kedua, menggunakan peralatan rumah tangga dan peralatan lainnya yang hemat

energi, seperti lampu dan peralatan memasak rumah tangga hemat energi. Ketiga,

merancang bangunan yang efisien energi dalam hal pengaturan suhu dan

pencahayaan.

Page 12: EFISIENSI PEMANFAATAN ENERGI UNTUK  KETAHANAN ENERGI DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Dalam sektor industri, penghematan energi dapat dilakukan dengan

pemenfaatan alat yang sesuai dengan kebutuhan dan menerapkan teknologi

industri yang hemat energi. Selain itu perlu adanya subtitusi energi ke energi yang

lebih murah dan bersih, misalnya dari penggunaan minyak kemudian beralih ke

penggunaan batubara. Namun juga harus diperhatikan polutan yang seminimal

mungkin yang dapat dinetralisisr lingkungan sehingga tidak menimbulkan

keruskan lingkungan.

Sektor transportasi merupakan salah satu sektor yang paing banyak

mengkonsumsi BBM. Pemakaian energi yang boros oleh sektor ini lebih

dikarenakan banyaknya kendaraan pribadi yang digunakan oleh masyarakat

sehingga menimbulkan kemacetan khususnya dikota-kota besar. Banyaknya

kendaraan pribadi ini juga dikarenakan mudahnya masyarakat mendapatkan akses

pembiayaan untuk membeli kendaraan baru.

Untuk penghematan energi di sektor transportasi ada dua cara yang

dilakukan. Pertama, menyusun renscana tata kota dan tata wilayah yang

terintegrasi, meliputi aktivitas ekonomi wilayah, penyediaan sarana prasarana

yang memadai. Kedua, membangun transportasi masal dalam kota dan antar kota

yang efisien seperti kereta listrik / monorail, bus, mikrolet, dan sarana transportasi

lain yang aman dan nyaman.

Selain dari sisi permintaan, penghematan energi juga dapat dilakukan

dari sisi penyadiaan. Dari sisi peneyediaan, penghematan energi dapat dilakukan

dengan tiga cara. Pertama, pendataan dan penyusunan sistem informasi yang

akurat menurut jenis energi dan pengguna oleh suatu unit atau satuan tugas. Data

tersebut dapat digunakan untuk data tersebut dapat digunakan untuk memantau

dan memberikan informasi kepada industri tentang kemungkinan penerapan

teknologi yang lebih efisien. Kedua membangun dan menerapkan teknologi

teransformasi dan distribusienergi yang efisien sehingga dapat mengurangi

kebocoran energi. Dan ketiga, menerapkan strategi pemanfaatan energi yang

tepat. Pemanfaatan energi yang tepat dapat dilakukan dengan melihat ketersediaan

energi fosil dan potensi pengembangan energi alternatif.

Page 13: EFISIENSI PEMANFAATAN ENERGI UNTUK  KETAHANAN ENERGI DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Mengingat semakin menipisnya cadangan energi fosil, khususnya

minyak, maka pemerintah perlu melakukan berbagai upaya dalam jangka

paendek, menengah, dan jangka panjang. Dalam jangka pendek, berbagai upaya

perlu dilakukan untuk meningkatkan produktivitas pemanfaatan energi antara lain

dengan cara mengkonversi minyak tanah ke gas untuk rumah tangga, penurunan

subsidi BBM, dan peningkatan kemampuan kilang. Pemerintah telah melakukan

konversi dari minyak tanah ke gas untuk sektor rumah tangga dan pengurangan

subsidi BBm juga telah dilakukan per Bulan Juni tahun 2013 yang semula

premium memiliki harga Rp, 4500 / liter menjadi Rp. 6000/liter.

Untuk jangka menengah, perlu adanya upaya untuk meningkatkan

investasi untuk produksi, pengolahan dan distribusi energi, serta upaya konservasi

penggunaan energi berbasis bahan bakar minyak ke jenis energi yang lainnya.

Dalam jangka panjang, upaya untuk menggeser penggunaan energi yang

bersumber dari nonrenewable resources beralih ke penggunaan energi yang

bersifat renewable resources, seperti pemanfaatan angn, air, bahan bakar nabati

(biomas, biodiesel, biogas) dan sumber energi yang berkelanjutan lainnya.

Dengan penggunaan energi yang bersifat renewable resources, maka akan lebih

ramah lingkungan dan menimbulkan polutan yang lebih sedikit sehingga daya

dukung lingkungan tetap terjaga dalam pembangunan nasional.

Dalam melakukan produksi energi yang berbasis nonrenewable

resources, hendaknya juga memperhatikan aspek kelestarian lingkungan dan

sumber daya. Sehingga sumber daya alam yang jumlahnya terbatas tidak hanya

dapat dinikmati oleh generasi saat ini tetapi juga dapat dinikmati generasi yang

akan datang. Penghematan penggunaan energi juga perlu dilakukan untuk

menjamin ketersediaan energi masa depan sehingga pembangunan yang

berkelanjutanpun dapat terus dilaksanakan.

5. KESIMPULAN

Energi sangat dibutuhkan dalam menjalankan aktivitas ekonomi suatu

negara. Ketersediaan energi dalam jumlah yang cukup dan kontinyu sangat

penting untuk memenuhi kebutuhan berbagai sektor dalam mencapai

Page 14: EFISIENSI PEMANFAATAN ENERGI UNTUK  KETAHANAN ENERGI DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

pertumbuhan ekonomi. Sumberdaya Alam memiliki hubungan yang searah

dengan pembangunan ekonomi suatu negara yang keduanya tidak dapat

dipisahkan satu sama lain. Penggunaan energi secara efisien akan menciptakan

pembangunan berkelanjutan dan energi akan tetap tersedia dalam jangka panjang.

Penghematan penggunaan energi berbasis sumber dayaalam tidak terbarukan

dapat dilakukan dari sektor permintaan maupun penyediaannnya. Diperlukan

peran pemerintah dalam mengalokasikan sumberdaya alam yang sifatnya terbatas

untuk kepentingan pembangunan ekonomi nasional.

Pemerintah perlu melakukan upaya jangka pendek, menengah dan jangka

panjang untuk menjamin ketersediaan energi dalam jangka panjang. Dalam jangka

pendek, pemerintah perlu melakukan meningkatkan produktivitas pemanfaatan

energi. Untuk jangka menengah, perlu adanya upaya untuk meningkatkan

investasi untuk produksi, pengolahan dan distribusi energi, serta upaya konservasi

penggunaan energi berbasis bahan bakar minyak ke jenis energi yang lain. Dalam

jangka panjang, upaya untuk menggeser penggunaan energi yang bersumber dari

nonrenewable resources beralih ke penggunaan energi yang bersifat renewable

resources. Dengan demikian, diharapkan pembangunan ekonomi yang

memanfaatkan jasa dan daya dukung alam, tidak menimbulkan kerusakan secara

ekologis.

Page 15: EFISIENSI PEMANFAATAN ENERGI UNTUK  KETAHANAN ENERGI DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

DAFTAR PUSTAKA

Astra, I. Made. 2010. Energi dan Dampaknya Terhadap Lingkungan. Jurnal

Meteorologi dan Geofisika Volume 11 No. 2. Jakarta

D.S, Elinur dkk. 2011. Analisis Perilaku Konsumsi dan Penyediaan Energi Dalam

Perekonomian Indonesia. Jurnal Ekonomi Indonesia. Jakarta. ISEI

Elinur dan Djaimi Bakce. 2011. Mewujudkan Ketahanan Energi Nasional : Suatu

Strategi Energi Berkelanjutan. Jurnal Ekonomi Indonesia. Jakarta. ISEI

Fauzi, Ahmad. 2006. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Jakarta.

Gramedia Pustaka Utama.

Masriah dan Mujahid. 2011. Pembangunan Ekonomi Berwawasan Lingkungan.

Malang. Penerbit Universitas Negeri Malang.

Ministry Energy and Mineral Resources (MEMR). 2009. Handbook of Energy

and Economic Statistic of Indonesia. Jakarta. Pusdatin ESDM

Soemarwoto, Otto. 1994. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta.

Djambatan.

Sujatmoko. 1992. Pembangunan Berkelanjutan. Jakarta. Gramedia Pustaka

Utama.

Utomo, Tri Widodo W. _____. Keseimbangan Kepentingan Ekonomis Dan

Ekologis Dalam Menunjang Kebijakan Pembangunan Berkelanjutan

(Sustainable Development). _______.________

_______. 2012. Pengembangan Energi Baru Terbarukan. Jurnal Kajian

Lemhannas RI. Edisi 14. Jakarta. Lemhannas RI.

Page 16: EFISIENSI PEMANFAATAN ENERGI UNTUK  KETAHANAN ENERGI DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Lampiran

Gambar 1

Penyediaan Energi Batubara Tahun 1990-2008

Sumber : Ministry of Energy and Mineral Resources 2009 dalam Elinur (2011)

Gambar 2

Penyediaan Energi Minyak Mentah Indonesia Tahun 1990 – 2008

Sumber : Ministry of Energy and Mineral Resources 2009

Page 17: EFISIENSI PEMANFAATAN ENERGI UNTUK  KETAHANAN ENERGI DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Gambar 3

Penyediaan Energi BBM Indonesia Tahun 1990-2008

Sumber : Ministry of Energy and Mineral Resources 2009

Gambar 4

Penyediaan Energi Gas Alam Indonesia Tahun 1995-2008

Sumber : Ministry of Energy and Mineral Resources 2009

Page 18: EFISIENSI PEMANFAATAN ENERGI UNTUK  KETAHANAN ENERGI DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Gambar 5

PDB Enam Sektor Ekonomi Tahun 1993 – 2008

Sumber : BPS dalam Elinur (2011)

Gambar 6

Konsumsi Energi Akhir Enam Sektor Ekonomi Tahun 1993 – 2008

Sumber : Ministry of Energy and Mineral Resources 2009

Page 19: EFISIENSI PEMANFAATAN ENERGI UNTUK  KETAHANAN ENERGI DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Gambar 7

Konsumsi Energi Batubara Indonesia Tahun 1990-2008

Sumber : Ministry of Energy and Mineral Resources 2009

Gambar 8

Konsumsi Energi BBM Indonesia Tahun 1990 – 2008

Sumber : Ministry of Energy and Mineral Resources 2009

Page 20: EFISIENSI PEMANFAATAN ENERGI UNTUK  KETAHANAN ENERGI DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Gambar 9

Konsumsi Energi Gas Indonesia Tahun 1990 – 2008

Sumber : Ministry of Energy and Mineral Resources 2009 dalam Elinur (2011)