TESIS EFEK PEMBERIAN TABLETZAT BESI (Fe) DAN TEH DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA TEA) TERHADAP BERAT BADAN DAN KADAR LEUKOSIT IBU HAMIL EFFECT OF GIVING Fe TABLETS AND MORINGA OLEIFERA TEA AGAINST BODY WEIGHT AND LEUKOCYTE LEVEL IN PREGNANT WOMAN ST. HASRIANI P102172037 PROGRAM STUDI MAGISTERKEBIDANAN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITASHASANUDDIN MAKASSAR 2019
95
Embed
EFFECT OF GIVING Fe TABLETS AND MORINGA OLEIFERA TEA ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
TESIS
EFEK PEMBERIAN TABLETZAT BESI (Fe) DAN TEH DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA TEA) TERHADAP BERAT
BADAN DAN KADAR LEUKOSIT IBU HAMIL
EFFECT OF GIVING Fe TABLETS AND MORINGA OLEIFERA TEA AGAINST BODY WEIGHT AND LEUKOCYTE LEVEL
IN PREGNANT WOMAN
ST. HASRIANI P102172037
PROGRAM STUDI MAGISTERKEBIDANAN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITASHASANUDDIN
MAKASSAR 2019
iii
ABSTRAK
St. Hasriani. Efek Pemberian Tablet Zat Besi (Fe) dan Teh Daun Kelor (Moringa oleifera Tea) Terhadap Berat Badan dan Kadar Leukosit Ibu Hamil (dibimbing oleh Werna Nontji, Veny Hadju, Suryani As’ad, Andi
Wardihan Sinrang dan Burhanuddin Bahar).
Daun kelor merupakan tanaman kaya kandungan nutrisi yang dapat memperbaiki hemoglobin, leukosit, protein dan asupan zat gizi. Penelitian ini bertujuan menggambarkan efek pemberian tablet zat besi(Fe) dan the daun kelor (Moringa oleifera Tea) terhadap berat badan dan kadar leukosit ibu hamil.
Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Pangkajene dan Puskesmas Lawawoi Kabupaten Sidenreng Rappang dengan metode penelitian Quasi Experiment non randomized control group pretest-posttest design. Sampel penelitian adalah ibu hamil trimester III (≥28 minggu) dibagi dua kelompok yaitu kelompok intervensi (n=18) dan kelompok kontrol (n=18). Berat badan diukur dengan timbangan berat badan SECA, kadar leukosit diukur dengan hematologi analyzer. Data dianalisis dengan menggunakan Uji T Independen, Paired T-Test dan Chi-Square.
Hasil analisis rerata berat badan pada kelompok intervesi dari 60.88±8.37 menjadi 62.94±8.71 dengan selisih 2.06. Pada kelompok kontrol dari 56.85±5.02 menjadi 58.47±5.19 dengan selisih 1.62. Kelompok intervensi dan kontrol tidak signifikan dengan nila p=0,081 (p>0,05). Sedangkan nilai rerata kadar leukosit pada kelompok intervesi dari 11396±1903 menjadi 9416±1715 dengan selisih 1979. Pada kelompok kontrol dari 10658±1424 menjadi 10967±964 dengan selisih 308. Kelompok intervensi dan kontrol menunjukkan nilai signifikan dengan nilaip=0.002 (p<0.005). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian teh daun kelor+tablet Fe efektif meningkatkan berat badan dan meurunka kadar leukosit dan ibu hamil.
Kata Kunci: Berat Badan, Kadar Leukosit, Ibu hamil, Tablet Zat Besi (Fe), Teh Daun Kelor
v
ABSTRACT
St. Hasriani. The effect of Giving of Iron (Fe) Tablet and Moringa oleifera Tea Leaves on Body Weight and Leukocyte Content of Pregnant Women (supervised by Werna Nontji, Veny Hadju, Suryani As’ad, Andi Wardihan Sinrang dand Burhanuddin Bahar).
Moringa leaves are rich in nutritional content that can improve hemoglobin, leukocyte, protein and nutrient intake. The research aimed at describing the effect of giving of the iron (Fe) tablet and Moringa oleifera Tea on the body weight and leukocyte content of the pregnant women.
The research was conducted in the Public Health Center (PHC) Pangkajene and PHC Lawawoi of Sidenreng Rappang. The research used and quasi experiment non-randomized control group pre-test – post-test design. The research samples were the third trimester pregnant women (28 weeks) who were divided into two groups namely the intervention group (n=18) and control group (n=18), body weight was measured by the weight SECA scale and leukocyte content was measured by the hematologic analyser. The data were analysed using independent t-test, paired t-test and Chi-square test.
The analysis result indicates that the average body weight of intervention group 60.88±8.37 to 62.94±8.71 with the difference of 2.06 kg. of the control group 56.85±5.02 to 58.47±5.19 with the difference of 1.62 kg. The intervention group and control group were not significant values with p=0,081 (p>0,05). The mean score of the leukocyte content of the intervention group 11396±1903 to 9416±1715 with the difference of 1979/mm3. Of the control group 10658±1424 to 10967±964 with the difference of -308/mm3. The intervention group and control group showed significant values with p=0.002 (p<0.005). it can be concluded that the giving of the Moringa oleifera tea+Fe tablet effectively indreases body weights and reduces the leukocyte content of pregnant women.
Key words: Body weight, leukocyte content, pregnant women, iron (Fe) tablet, moringa oleifera tea
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahirabbil ‘alamin, dengan mengucap puji syukur pada
Allah SWT, Sang Pemberi inspirasi bagi yang mau berpikir.Dengan
hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitianyang
berjudul “Efek Pemberian Tablet Zat Besi(Fe) dan Teh Daun Kelor
(Moringa Oleifera Tea) Terhadap Berat Badan dan Kadar Leukosit Ibu
Hamil”. Penulisan tesis ini merupakan bagian dari rangkaian persyaratan
dalam rangka penyelesaian program Magister Kebidanan Pascasarjana
Universitas Hasanudidin.
Penyusunan tesis ini tidak terlepas dari bimbingan, arahan dan
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan
hati kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA., selaku Rektor Universitas
Hasanuddin Makassar.
2. Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc., selaku Dekan Sekolah Pasca
Sarjana Universitas Hasanuddin Makassar.
3. Dr.dr.Sharvianty Arifuddin, Sp.OG (K), Ketua Program Studi
Magister Kebidanan Universitas Hasanuddin Makassar.
4. Dr,Werna Nontji, S.Kp.,M.Kep selaku pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktu memberikan arahan dan masukan serta
bantuannya sehingga penelitian ini siap untuk diuji didepan penguji
vii
5. Prof.dr. Veni Hadju, M.Sc.,Ph.D selaku pembimbing II yang
senantiasa meluangkan waktu memberikan arahan dan masukan
serta bantuannya sehingga penelitian ini siap untuk diuji didepan
penguji
6. Prof. Dr. dr. Suryani As’ad, M.Sc, Sp.GK, Prof. Dr. dr. A. Wardihan
Sinrang, MS, dan Dr.dr.Burhanuddin Bahar, MS selaku penguji
yang telah member masukan, bimbingan, serta perbaikan sehingga
penelitian ini dapat terselesaikan.
7. Kepala Puskesmas Lawawoi dan Kepala Puskesmas Pangkajene
Kabupaten Sidenreng Rappang yang telah memberikan izin dalam
pelaksanaan studi awal dan penelitian.
8. Para Dosen dan Staff Program Studi Magister Kebidanan yang
telah dengan tulus memberikan ilmunya selama menempuh
pendidikan.
9. Civitas Akadmika STIKES Muhammadiyah Sidrap yang telah
dengan tulus memberi dukungan, bantuan dan memberikan ilmunya.
10. Teman seperjuangan mahasiswa magister kebidanan angkatan
ketujuh yang banyak membantu dalam penulisan tesis ini.
11. Seluruh responden (ibu hamil) yang bersedian dan berpartisipasi
selama penelitian.
Melalui kesempatan ini maka penulis menyampaikan terima kasih
yang setinggi-tingginya kepada kedua orang tua, ayahanda Nurdin T dan
Ibunda tercinta St. Harami yang telah mencurahkan kasih sayang,
kesabaran mendidik serta dukungan dan doanya kepada penulis, serta
saudara-saudaraku. Serta seluruh keluarga yang tidak dapat disebutkan
satu persatu, terima kasih semuanya.
Dengan segenap kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan
kritik membangun guna perbaikan dan penyempurnaan tesis ini.Semoga
Allah SWT memberikan balasan kebaikan yang berlipat ganda dan
senantiasa melimpahkan berkah dan rahmatnya kepada pihak yang telah
membantu penyelesaian tesis ini. Semoga hasil tesis ini nantinya bisa
bermanfaat bagi kemaslahatan umat dan bagi kita semua. Amiin
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Makassar, Desember 2019
St. Hasriani
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS .......................................................... iii
ABSTRAK ................................................................................................ iv
ABCTRACT ............................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................ vi
DAFTAR ISI .............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv
DAFTAR LAMBANG/ SINGKATAN ........................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 10
A. Kehamilan............................................................................... 10
5. Tabel 5. Karakteristik Responden pada Kelompok Intervensi dan
Kontrol ............................................................................................... 97
6. Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pola
Makan Pretestdan Post Test pada Kelompok Intervensi dan
Kontrol ............................................................................................. 100
7. Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Berat Badan, Kadar
Leukosit dan Kadar Hepcidin Ibu Hamil Pretest dan Posttest Pada
Kelompok Intervensi dan Kontrol ..................................................... 101
8. Tabel 8. Efek sebelum dan setelah pemberian Teh daun Kelor dan
Tablet Zat Besi (Fe) Terhadap Berat Badan dan Kadar Leukosit Ibu
Hamil pada Kelompok Intevensi dan Kelompok Kontrol .................. 105
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Gambar 1. Tanaman kelor ................................................................. 35
2. Gambar 2. Jenis-jenis leukosit ........................................................... 60
3. Gambar 3. Kerang kateori ................................................................. 74
4. Gambar 4. Kerangka konsep ............................................................. 75
5. Gambar 5. Alur penelitian .................................................................. 92
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar penjelasan penelitian
Lampiran 2 : Lembar persetujuan menjadi responden
Lampiran 3 : Kusioner penyaringan
Lampiran 4 : Lembar Kontrol pemberian tablet zat besi (Fe)
Lampiran 5 : Lembar kontrol pemberian teh daun kelor
Lampiran 6 : Lembar Hasil Olah Data SPSS
Lampiran 7 : Master tabel
Lampiran 8 : Rekomendasi dari etik
Lampiran 9 : Surat permohonan izin meneliti dari UNHAS
Lampiran 10 : Surat izin meneliti dari Puskesmas Lawawoi
Lampiran 11 : Surat izin meneliti dari Puskesmas Pangkajene
Lampiran 12 : Rekomendasi penelitian dari KESBAG Sidrap
Lampiran 13 : Surat selesai meneliti dari RS UNHAS
Lampiran 14 : Dokumentasi Kegiatan Penelitian
xv
DAFTAR LAMBANG/ SINGKATAN
Lambang/ Singkatan Keterangan
ACTH Adrenocorticotropic hormone ADH Anti diuretic hormone AKB Angka Kematian Bayi AKI Angka Kematian Ibu ANC Antenatal Care ASI Air Susu Ibu BB Berat Badan BBLR Berat Badan Lahir Rendah Cm Centimeter CO2 Karbondioksida CPD Cephalo Pelvic Disproportion CRH corticotropin-releasing hormone DJJ Denyut Jantung Janin ELISA Enzyme Linked Immuno-Sorbent Assay Fe2+ Ferro Fe3+ Ferri FPN1 Feoportin1 FSH Follicle Stimulating Hormone GFR Glomerular Filtration Rate Hb Hemoglobin hCG Human Chorionic Gonadotropin HIV Human Immunodeficiency Virus IMD Inisiasi Menyusu Dini IMS Infeksi Menular Seksual IMT Indeks Massa Tubuh KB Keluarga Berencana KEK Kekurangan Energi Kronik Kemenkes Kementerian Kesehatan Kg Kilo Gram Kkal Kilo kalori LH Luteinzing Hormone LiLA Lingkar Lengan Atas Mg Mili Gram mmHg Mili Meter Air Raksa O2 Oksigen Permenkes Peraturan Menteri Kesehatan PITC Provider Initiated Testing and Councelling Riskesdas Riset Kesehatan Dasar TT Tetanus Toksoid WHO World Health Organization
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan masa dimulainyakonsepsi sampai
lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari dihitung dari
haripertama haid terakhir. Kehamilan merupakan awal dari periode
pertumbuhan dan perkembangan janin. Kesehatan ibu sebelum dan
saat hamil sangat berkaitan karena sebagai penentu status kesehatan
bayinya di masa yang akan datang (Sugita and Supiati, 2016).
Pada masa kehamilan,seorang wanita mengalami perubahan
fisiologis, biologis, dan psikis. Kehamilan sebagai keadaan fisiologis
dapat diikuti proses patologis yang mengancam keadaan ibu dan janin
karena adanya komplikasi sehingga dapat menyebabkan kematian
baik pada ibu maupun pada janin(Nisak and Wigati, 2018).
Berdasarkan data WHO (World Health Organization) tahun
2018. Angka kematian Ibu sangat tinggi, sekitar sekitar 830
perempuan meninggal karena komplikasi kehamilan atau persalinan di
seluruh dunia setiap hari. Diperkirakan pada tahun 2015 sekitar
303.000 ibu meninggal selama dan setelah kehamilan. Hampir semua
kematian ini terjadi dinegara dengan sumber daya rendah, dan
sebgian besar dapat dicegah. Angka kematian ibu di negara
berkembang pada tahun 2015 yaitu 239 per 100.000 kelahiran hidup
sedangkan di negara maju hanya 12 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2015 (WHO, 2018).
Salah satu penyebab tidak langsung AKI dan AKB adalah
masalah gizi. Ibu hamil memerlukan zat gizi yang jauh lebih banyak
daripada yang diperlukan dalam keadaan biasa. Disamping untuk
kebutuhan tubuhnya sendiri berbagai zat gizi itu juga diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin yang ada didalam
kandungannya (Putri and Hastutik, 2017). Rendahnya status gizi dan
pola makan yang salah pada ibu hamil dapat mengakibatkan
terjadinya gangguan gizi antara lain anemia, gangguan pertumbuhan
janin dan pertambahan berat badan yang kurang pada ibu hamil (Harti
et al, 2016).
Berat badan ibu sebelum hamil dan kenaikan berat badan
kurang selama kehamilan (underweight) dapat menimbulkan resiko
bayi lahir dengan berat badan rendah dan sebaliknya jika kenaikan
berat badan ibu hamil berlebihan (overweight) bisa menjadi indiklasi
awal terjadinya pre-eklampsia dan mengalami resiko perdarahan
(Waryana, 2010; Prisusanti and Juwita, 2018).
Penilainan kebutuhan gizi ibu hamil dapat dilakukan dengan
mengukur kecukupan gizi dengan menggunakan pengukuran
antropometri. Ukuran antropometri yang paling sering digunakan
adalah kenaikan berat badan, lingkar lengan atas (LILA) dan
mengukur kadar Hb. Pertambahan berat badan bertujuan memantau
3
pertumbuhan janin, pengukuran LILA untuk mengetahui apakah
menderita Kekurangan Energi Kronik (KEK) dan pengukuran kadar Hb
untuk mengetahui kondisi ibu apakah menderita anemia gizi
(Candrasari et al., 2012; Putri and Hastutik, 2017; Waryana, 2010).
Anemia salah satu masalah gizi yang sering terjadi pada ibu
hamil disebabkan oleh kekurangan zat besi sehingga lebih sering
disebut anemia defisiensi besi (Rizki et al, 2017; Ponomban et al.,
2013). Kekurangan kadar hemoglobin mengakibatkan kurangnnya
oksigen yang ditranspor ke sel tubuh sehingga menimbulkan gejala
letih, lesu dan cepat capek yang dapat mempengaruhi nafsu makan
dan dapat berakibat pada kenaikan berat badan ibu hamil secara tidak
langsung (Sanampe, 2014).
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) menunjukkan
48,9% ibu hamil mengalami anemia atau kekurangan darah. Jumlah
ibu hamil yang mengalami anemia paling banyak pada usia 15-24
tahun sebesar 84,6%, usia 25-34 tahun sebesar 33,7%, usia 35-44
tahun sebesar 33,6% dan usia 45-54 tahun sebesar 24%.
Hal ini berkaitan dengan ibu hamil yang rentang mengalami
anemia, selama kehamilan akan terjadi peningkatan volume plasma
sehingga mengakibatkan hemodilusi atau pengenceran sel darah dan
penurunan kadar hemoglobin dari 15 g/dl menjadi 12,5 g/dl dan pada
6% ibu hamil bisa mencapai di bawah 11 g/dl (Rizkiet al, 2017).
Anemia yang berkelanjutan dapat menyebabkan berkurangnya
aktivitas kognitif ibu dan gangguan depresi, persalinan preterm,
reterdasi pertumbuhan intrauterin, kematian janin intrauterine, dan
infeksi neonatal (Abdelazim et al, 2018).
Di Kabupaten Sidenreng Rappang pada tahun 2017 jumlah ibu
hamil 6043 dan ibu hamil anemia 1643 orang (27,2%), tahun 2018
jumlah ibu hamil 6039 dan ibu hamil anemia 1127 orang (18,7%). Hal
ini memberikan gambaran bahwa terjadi penurunan proporsi ibu hamil
anemia, pemerintah melakukan program penanggulangan anemia
pada ibu dengan memberikan 90 tablet Fe selama kehamilan untuk
menurangi kejadian anemia (Dinas Kesehatan Kabupaten Sidenreng
Rappang 2019).
Dari 14 Puskesmas yang ada di Kabupaten Sidenreng
Rappang jumlah kasus anemia yang terbesar yaitu Puskesmas
Lawawoi dan Puskesmas Pangkajene. Jumlah ibu hamil di
Puskesmas Lawawoi Kabupaten Sidenreng Rappang tahun 2017 yaitu
762 dan anemia 287 orang (37,7%) dan tahun 2018 ibu hamil 829 dan
anemia 179 orang (21.6%). Di Puskesmas Pangkajene Kabupaten
Sidenreng Rappang tahun 2017 jumlah ibu hamil 1560 dan anemia
411 orang (26.3%) dan tahun 2018 ibu hamil 1187 dan anemia 229
orang (19.3%). Meskipun tiap tahunnya mengalami penurunan namun
masih tergolong tinggi kejadian anemia, pemerintah masih berupaya
menurunkan kasus anemia dengan penyuluhan tentang asupan zat
5
gizi bagi ibu hamil dan melanjutkan program pemerintah 90 tablet Fe
(Dinas Kesehatan Kabupaten Sidenreng Rappang 2019).
Upaya pemerintah untuk mengatasi defisiensi besi pada ibu
hamil adalah dengan pemberian tablet tambah darah (Fe) yaitu 1
tablet sehari selama kehamilan dan minimal 90 tablet selama
kehamilan (Kemenkes RI and Millenium Challenge Account –
Indonesia, 2015).
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018) menunjukkan
73,2% ibu hamil mendapatkan tablet Fe, yang mendapat ≥90 butir
sebanyak 24% dan yang mengkonsumsi sebanyak 15,3% , ibu yang
mendapatkan<90 butir sebanyak 76% dan yangmengkonsumsi
sebanyak 82,8%. Hal ini menunjukkan bahwa ketidakpatuhan ibu
hamil mengkonsumsi Fe. Salah satu faktor ketidakpatuh
mengkonsumsi adalah efek Fe yang menyebabkan mual (Riskesdas,
2018). Upaya untuk menanggulai terjadinya masalah tersebut yaitu
diperlukan penambahan asupan berbahan dasar makanan lokal yang
mampu memenuhi kebutuhan zat gizi. Salah satu pangan yang
memiliki kandungan zat gizi yang baik untuk ibu hamil adalah daun
jaringan (infark miokardial, sirosis hati, luka bakar, kanker organ,
emfisema, ulkus peptikum), leukima, penyakit kolagen, anemia
hemolitik, anemia sel sabit, penyakit parasitic, stress
(pembedahan, demam, kekacauan emosional yang berlangsung
lama (Nugraha, 2015)
63
6. Cara Pengkuran leukosit
a. Teknik pengambilan sampel darah pemeriksaan hematology
umumnya digunakan darah vena.
Pada orang dewasa vena yang sering diambil darahnya adalah
vena dalam fosa kubiti. Cara mengambil darah vena adalah
sebagai berikut:
1) Lakukan desinfeksi dengan alcohol 70% dan biarkan
sampai mengering
2) Pasang torniket, sarankan mengepal dan membuka tangan
berkali-kali supaya vena terlihat jelas
3) Tegangkan kulit diatas vena dengan tangan non dominan
supaya vena tak bergerak
4) Tusuk kulit dengan jarum sampai masuk vena
5) Longgarkan torniket secara perlahan, lalu hisap darah
sesuai kebutuhan
6) Buanglah tetes darah yang pertama dengan kapas kering
7) Pasang kapas alcohol diatas jarum lalu cabut jarum dengan
cepat
8) Tekan daerah tusukan dengan kapas sampai beberapa
menit (boleh dilakukan oleh pasien)
9) Cabut jarum dari semprit lalu alirkan darah kebotol secara
perlahan melalui dinding botol supaya tidak terjadi lisis sel-
sel darah (Wahid.N, 2015).
b. Pengukuran Leukosit
Menghitung jumlah leukosit dapat dilakukan dengan Metode
Sismex XP 100 yang dilakukan oleh tenaga laboratorium
dengan standar prosedur opersional
F. Efek Teh Daun Kelor pada Kadar Leukosit
Sebuah fase alamiah yang akan dilalui oleh seorang wanita yang
telah mengalami menstruasi/ haid adalah kehamilan. Pada fase ini
akan terjadi perubahan fisiologis dan biologis serta psikologis pada
seorang wanita. Dalam kehamilan juga ada beberapa kebutuhan
dasar yang harus dipenuhi salah satunya kebutuhan nutrisi
(Mandriawati et al, 2016).
Pada masa kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi.
Pola makan pada ibu hamil akan mempengaruhi keseimbangan
asupan dan pengeluaran energi, jika kebutuhan nutrisi ibu hamil
terpenuhi maka akan mempengaruhi berat badan ibu. Azupan zat gisi
yang dibutuhkan ibu hamil berupa zat gizi makro dan mikro.
Saat kehamilan zat besi yang dibutukan oleh tubuh lebih banyak
dibandingkan saat tidak hamil.Zat besi bagi wanita hamil dibutuhkan
untuk memenuhi kehilangan basal, juga untuk pembentukan sel-sel
darah merah yang semakin banyak serta janin dan plasenta.Seiring
dengan bertambahnya umur kehamilan, zat besi yang dibutuhkan
semakin banyak. Dengan demikian resiko anemia zat besi semakin
besar (Waryana, 2010).
65
Selama kehamilan rentang terjadi stress oksidatif sehingga
dibutuhkan Antioksidan tambahan (Nadimin, 2016). Tubuh bereaksi
terhadap stressor sehingga metabolisme meningkat sebagai
persiapan untuk pemakaian energi, terjadi peningkatan kecepatan
denyut jantung, peningkatan tekanan darah dan peningkatan
pernapasan. Demikian pula endofrin disekresikan, sel darah merah
(eritrosit) lebih banya dilepaskan untuk membantu oksgien dan sel
darah putih (Leukosit) dihasilkan lebih banyak untuk melawan infeksi
(Ningsih S, 2018).
Peningkatan leukosit menunjukkan aktivitas pertahanan pada
jaringan.Leukositosis adalah peningkatan jumlah leukosit dalam
sirkulasi hingga melebihi nilai normal. Hal ini paling sering disebabkan
oleh infeksi atau proses inflamasi. Akumulasi leukosit di lokasi infeksi
dengan pelebaran pembuluh darah dan meningkatnya kebocoran
cairan protein dalam jaringan disebut inflamasi (Kumar et al, 2013).
Konsumsi daun kelor merupakan salah satu alternatif untuk
menanggulangi kasus inflamasi.Moringa oleifera merupakan tanaman
bagian terbesar dari family moringa ceae. Telah lebih dua decade
berbagai laporan telah menggambarkan kandungan gizi dan dampak
medisnya (Niraj, 2012).
Daun kelor mengandung unsur multi zat gizi mikro yang sangat
dibutuhkan oleh ibu hamil seperti : beta carotene, thiamin (B1),
riboflavin (B2), niacin (B3), kalsium, zat besi, fosfor, magnesium,seng,
vitamin C, sehingga dapat menjadi alternatif untuk menggantikan
suplementasi multiple mikronutrien untuk meningkatkan status gizi ibu
hamil. Tumbuhan ini mudah ditemukan di seluruh wilayah Indonesia
dan dapat dikonsumsi sebagai sumber makanan yang kaya akan
protein, asam amino, mineral, vitamin, antioksidan dan anti-inflamasi.
G. Efek Teh Daun Kelor pada Berat Badan Ibu Hamil
Daun kelor mengandung unsur zat gizi mikro yang sangat
dibutuhkan oleh ibu hami. Seperti beta (B3), kalsium, zat besi, fosfor,
magnesium, vitamin C, sebagai alternative untuk meningkatkn status
gizi ibu hamil. Dengan gizi ibu hamil sangat mempengaruhi berat
badan ibu dan berat badan bayi baru lahir. Karena kualitas bayi yang
lahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu.Dossou (2011)
mengaitkan antara konsumsi daun kelor dengan pertambahan berat
badan dan hasilnya membuktikan bahwa daun kelor dapat mencegah
penurunan berat badan pada ibu karena kandungan protein tanaman
kelor yang berlebih.
Berat badan diatur oleh suatu system yang kompleks, termasuk
perifer dan faktor sentral. Dua hormone yang berperan dalam
pengaturan asupan makanan dan berat badan adalah leptin dan grelin
(Kloket al, 2007). Selain nutrient yang diperoleh dari asupan ibu hamil
juga mendapatkan tambahan zat gizi yang bersumber dari ekstrak
daun kelor.
67
Kandungan Vitamin B3 (niasin) sebanyak 8,2 mg/100 gram daun
kering yang terdapat dalam ekstrak daun kelor berperan dalam
metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energy, metabolisme
lemak, dan protein, sedangkan Mn berperan sebagai enzim dalam
metabolisme ini. AKG B3 untuk ibu hamil trimester III sebanyak 16 mg.
Vitamin B2 (Riboflavin) berperan sebagai salah satu komponen
koenzim flavin mononukleotida (FMN) dan flavin aenin dinukleotida
(FAD). Kedua enzim ini berperan dalam regenerasi energy bagi tubuh
melalui proses respirasi. Semua vitamin B membantu tubuh
mengubah karbohidrat menjadu glukosa untuk menghasilkan energi.
Beberapa jurnal yang terkait dengan variable yang diteliti dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4. Penelitian terkait
No Nama Peneliti/ Tahun Judul Penelitian Jenis Penelitian Subyek
Penelitian Hasil Penelitian
1 Anang Otoluwa, Abdul Salam, Yasmin Syauki, Muh. Nurhasan, Yustiyanty Monoarfa, Suryani As’ad, Veni Hadju, A. Razak Thaha (2014)
Effect of Moringa Oleifera Leaf Extracts Supplementation in Preventing Maternal DNA Damage
A double bind, randomized control trial study
Ibu hamil trimester III
Pada kelompok intervensi, konsentrasi 8-OHdG adalah 3616 pg/ml dan secara signifikan berkurang 36% selama intervensi (p=0,000) dan tingkat 8-OHdG lebih tinggi pada kelompok control 3690 pg/ml, dan berkurang setelah intervensi 30,4% (p=0,019) artinya tidak ada perbedaan yang signifikan kadar 8-OHdG pada kelompok intervensi maupun kelompok control tetapi presentase kecepatan pada kelompok intervensi lebih basar dari kelompok konrol.
2 Hermansyah, Veni Hadju, Burhanuddin Bahar (2014)
Moringa Leaves Extract on Food Intake and Weight Gain of Pregnant Women Working in Informal Sector
Randomized controlled Double Blind
Ibu hamil umumnya bekerja sebagai penjual di pasar tradisional
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan karakteristik subjek sebelum penelitian (P>0.05).Setelah intervensi, Asupan energi dan asam folat menurun pada kedua kelompok dengan penurunan lebih besar dan bermakna pada kelompok kontrol (p<0,05), namun perbedaan penurunannya tidak bermakna (p>0,05). Asupan protein, zat besi, dan serat juga menurun pada kedua kelompok namun tidak bermakna, perbedaan penurunannya tidak bermakna (p>0,05). Asupan Vitamin C dan vitamin E menurun pada kedua kelompok dengan penurunan lebih besar
69
pada kelompok intervensi dan bermakna (p<0,05), namun perbedaan penurunannya tidak bermakna (p>0,05). Asupan zink meningkat pada kelompok intervensi dan menurun pada kelompok kontrol yang tidak bermakna, namun perbandingan antar kelompok menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05). BB ibu hamil terlihat meningkat baik pada kelompok intervensi (56,06 ± 9,86 menjadi 61,23 ± 9,85, p=0,000) maupun kelompok kontrol (58,66 ± 10,07 menjadi 61,74 ± 9,86, p=0,000) dan terlihat perbedaan yang bermakna untuk peningkatan ini antara ke dua kelompok (5,16 ± 2,38 vs. 3,08 ± 1,81, p=0.000). Pemberian ekstrak daun kelor dapat meningkatkan BB namun tidak dapat memberikan peningkatan asupan ibu hamil pekerja sektor informal.
3 Idohou-Dossou N, Diouf A, Gueye AL, Guiro AT, S Wade (2011)
Impact of daily consumption of moringa (moringa Oleifera) dry leaf powder on iron status of senegalese lactating women
Single randomized control trial
Ibu menyusui yang mengalami anemia
82 ibu menyusi yang mengalami anemia menerima 100 gr tepung daun kelor (intervensi) dan 120 mg besi sulfat + 0,5 mg asam folat (Kontrol). Hasilnya menunjukka bahwa kelompokkontrol mengalami peningkatan status besi tetapi tidak dengan kelompok intervensi. Namun kelompok intervensi tidak mengalami penurunan berat badan selama masa penelitian.
4 Ishaq Iskandar, Veni Hadju, Suryani As'ad, Rosdiana Natsir (2015)
Effect of Moringa Oleifera Leaf Extracts Supplementation in Preventing Maternal Anemia and Low-Birth-Weight
Double blind, randomized control trial study, pretest-posttest controlled
Ibu hamil Hasil penelitian menemukan peningkatan kadar hemoglobin yang signifikan pada kelompok intervensi (p <0,05). Konsumsi ekstrak kelor Oleifera meningkatkan kadar hemoglobin menjadi 58%. Pada kelompok kontrol, konformitas ibu hamil tidak berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kadar hemoglobin wanita hamil. Ekstrak kelor Oleifera mampu mempertahankan kadar feritin serum turun hingga 50%. BBLR tidak ditemukan pada wanita hamil yang menerima ekstrak daun Moringa oleifera. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi dosis yang tepat dari ekstrak daun kelor.
Ibu Hamil Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berstatus gizi normal dengan rata-rata IMT 21,68 kg/m2 (±1,887 SD), rata-rata penambahan BB selama kehamilan 7,06+ 3,956 SD serta sebagian besar pola konsumsi makanan pokok adalah 6 porsi dan lauk hewani <4 porsi dan >4 porsi. Berdasarkan uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara status gizi terhadap penambahan berat badan (p=0,008, r=-0,311), ada hubungan antara pola makan makanan pokok terhadap penambahan berat badan (p= 0,003, r = 0,344), dan ada
71
hubungan antara pola makan lauk sumber hewani terhadap penambahan berat badan (p=0,024, r=0,268). terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dan pola makan (pola makan makanan pokok dan lauk hewani) terhadap penambahan berat badan ibu hamil.
6 Misrawati, Werna Nontji, Veni Hadju (2018)
The Effect Giving of Moringa Oleifera Leavels Flour Pregnant Women to Levels Malondialdehyde (MDA)
A randomized double blind design dengan pretest-posttest controlled
Ibu hamil Setelah Implementasi diperoleh rata-rata penurunan kadar malondialdehyde pada kelompok Fe sebesar 9.64±1,9 nmol/mj dengan uji paied t-test diperoleh nilai p value 0,116, hal ini menunjukkan tidak ada pengaruh pemberian Fe terhadap kadar MDA. Dan nilai rata-rata pada kelompok tepung daun kelor sebesar -17.27±9.231 nmol/ ml dengan uji paired t-test diperoleh nilai p value 0,008 menunjukan ada pengaruh tepung daun kelor terhadap kadar MDA. Berdasarkan uji independent samples test diperoleh nilai p value selisih 0,001 (<α=0,05). Dengan demikian, kelompok yang diberikan tepung daun kelor lebih efektif menurunkan kadar MDA dibandingkan dengan yang diberi Fe.
7 Muhammad Syafruddin Nurdin, Andi Imam Arundhana Thahir, Veni Hadju (2018)
Supplementations on Pregnant Women and the Potential of Moringa Oleifera Supplement to
Double blind, randomized control trial design
Ibu hamil trimester II
Sebeum intervensi (Baseline), tidak terlihat perbedaan yang bermakna pada semua kelompok untuk umur kehamilan, lingkar lengan atas, dan kadar hemoglobin (Hb) (p >0,05). Setelah
Prevent Adverse Pregnancy Outcome
intervensi (endline), terlihat penurunan yang bermakna pada kadar Hb pada semua kelompok. Pada kelompok anemia, terlihat penigngkatan Hb yang signifikan pada kelompok GBF. Disamping itu, pada kelompok GEK tidak terjadi penurunan (p=0,962). Terhadi penurunan Hb pada semua kelompok, walaupun penurunan lebih rendah pada kelompok GBF dibansingkan kelompok yang memperoleh kelor. Namun pada mereka yang anemia, terjadi peningkatan Hb yang bermakna. Pemberian dosis 2 kapsul (100 gram) tepung kelor, dapat mencegah terjadinga penurunan Hb pada kelompok tersebut.
8 Yatim, Yulfianti, Veni Hadju, Rahayu Indriasri (2013)
Pengaruh Ekstrak Daun Kelor terhadap BBL dan PBL Bayi Ibu Hamil Pekerja Sektor Informal
Quasi Experiment dengan desain randomized controlled double blind
Ibu hamil Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden pada kedua kelompok tidak perbedaan bermakna. Setelah dilakukan intervensi, berat badan ibu hamil pada kedua kelompok meningkat secara signifikan (p=0,000). Demikian pula LLA pada kedua kelompok (p=0,000) dan perbedaan ini bermakna secara signifikan (p=0,000). Adapun untuk Hb ditemukan penurunan pada kelompok intervensi dan peningkatan pada kelompok kontrol, namun karena nilai perubahannya kecil, perubahan ini tidak bermakna (p=0,909) dan (p=0,337). Secara statistic tidak ada
73
perbedaaan yang bermakna secara rerata berat badan lahir bayi (p=0,168) dan panjang badan lahir (p=0,612) antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Setelah pemberian ekstrak daun kelor selama 3 bulan pad ibu hamil pekerja sektor informal ada peningkatan yang bermakna rerata berat badan dan LLA ibu, sedangkan rerata berat badan lahir dan panjang badan lahir tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna, sehingga perlu dilakukan penelitian serupa dengan menggunakan sampel yang lebih besar.
Indeks Massa Tubuh Awal Kehamilan Ibu sebagai Indikator yang Paling Berperan terhadap Kenaikan Berat Badan Ibu Selama Hamil
Studi longitudinal bagian dari Tanjungsari Cohort Study (TCS)
Ibu haml Terdapat hubungan negatif IMT dengan KBB (p=0,002 dan r2=0,234). Kenaikan berat badan ibu selama hamil pada IMT kurang, normal, overweight, obes 1 dan obes 2 masing-masing 7,38; 8,54; 6,73; 4,38 dan 3,30 kg. Perubahan asupan energi dan protein pada subjek dengan IMT tinggi dan rendah masing-masing p=0,09 dan p=0,96. Indeks massa tubuh ibu trimester pertama merupakan indikator yang paling berperan terhadap kenaikan berat badan ibu selama hamil, IMT berbanding terbalik dengan kenaikan berat badan ibu selama hamil kecuali pada IMT kurang.
10 Zakaria, Veni Hadju, Suryani As’ad, Baharuddin Bahar (2015)
The Effect Of Moringa Leaf Extract In Breastfeeding Mothers Againts Anemia Status And Breast Milk Iron Content
Desaign of randomized cotrolled intervention double blind
Ibu menyusui 15-20 hari serelah persalinan normal
Status anemia pada ibu menyusui yang memperoleh ekstrak daun kelor setelah intervensi dan berbeda secara signifikan dibandingkan kontrol (p <0,05), namun kandungan besi dari ASI pada ibu menyusui yang memperoleh ekstrak daun kelor tidak berbeda secara signifikan (p >0,05) dengan ibu menyusui yang memperoleh tepung daun kelor.
75
H. Kerangka Teori
Gambar 3.Kerangka Teori :Maryam (2016), Mandriwati (2016), Kasim (2016), Ningsih (2018), Manuaba (2010)
Asupan Zat Gizi
Nafsu makan Aktivitas fisik
Cacingan Umur
Paritas Pendidikan Pekerjaan
Defisiensi Zat Gizi
Anemia
Penghambatan absorpsi zat besi
Kebutuhan Nutrisi ↑
Pola konsumsi Ibu Hamil Tidak Terpenuhi
Ibu Hamil Trimester III
Kadar antioksidan ↓
Stress Oksidatif
Penanda inflamasi
Leukosit ↑ Berat Badan ↓
Terpenuhi
Ibu Hamil Normal
Persalinan & BBL Normal
Mikro Makro
Tablet Fe: zat besi, asam folat
Pola Makan : 1. Frekuensi 2. Jenis 3. Jumlah
Teh Daun Kelor
Zat besi, Kalsium, Zinc, Vitamin A, C dan E, Lemak, Karbohidrat,Protein Antioksidan serta Anti-inflamasi
↑ Hepcidin
I. Kerangka Konsep
Keterangan :
= Variabel Independen = Variabel Dependen = Variabel Antara
Gambar 3. Kerangka konsep
J. Hipotesis Penelitian
Ada efek perbedaan berat badan dan kadar leukosit pada pemberian
tablet zat besi (Fe) + teh daun kelor (Moringa oleifera tea) dan tablet besi
(Fe) ibu hamil.
Pola Makan
Berat Badan Ibu Hamil
Suplemen Tablet Besi (Kontrol)
Teh daun kelor (Moringa oleifera)
Kadar Leukosit Ibu Hamil
77
K. Definisi Operasional
1. Pemberian tablet zat besi (Fe)
Tablet tambah darah yang berupa tablet mineral sangat dibutuhkan
untuk pembentukan sel darah merah dan diberikan pada ibu hamil
yaitu 60 mg besi element + asam folat 0,400 mg. Dosis yang
diberikan 1x1 atau 1 kapsul/hari. Dengan metode pemeriksaan lembar
kontrol dengan skala nominal secara teratur dalam waktu 2 bulan.
Kriteria Objektif :
Patuh : Jika ibu hamil mengkonsumsi selama 8 minggu
dengan dosis 1x1 secara berturut-turut
Tidak patuh : Jika ibu hamil mengkonsumsi < 8 minggu dengan
dosis 1x1
2. Pemberian teh daun kelor
Daun kelor yang dikeringkan dan diolah dalam bentuk teh kemudian
diberikan pada ibu hamil. Teh daun kelor 1 kantong 2500mg, diberikan
selama 8 minggu dengan dosis 2x1 yaitu 2 kantung/hari, diminum pagi
hari dan sore hari. Dengan metoe pemeriksaan lembar kontrol dengan
skala nominal secara teratur dalam waktu 2 bulan.
Kriteria Objektif:
Patuh : Jika ibu hamil mengkonsumsi selama 8 minggu
dengan dosis 2x1 secara berturut-turut
Tidak patuh : Jika ibu hamil mengkonsumsi < 8 minggu dengan
dosis 2x1
3. Berat badan
Berat badan merupakan hasil peningkatan /penurunan semua
jaringan yang ada pada tubuh, antara lain: tulang, otot, lemak, bayi,
plasenta, cairan ekstra, dan lain-lain. Pengukuran menggunakan
timbangan berat badan. Skala ordinal.
Kriteria Objektif :
Underweight : Jika kenaikan berat badan ibu ≤ 8 Kg
Normal : Jika kenaikan berat badan ibu 8-12,5 Kg
Overweight : Jika kenaikan berat badan ibu ≥ 12,5 Kg
4. Leukosit
Salah satu komponen sel yang terdapat dalam darah, dimana masa
bertahannya selama 12-13 hari yang menjadi penangkal atau antibody
pada tubuh, yang diukur dengan uji lab hematologi menggunakan
sismex XP 100 dengan standar cut off pain. Skala ordinal
Kriteria Objektif :
Tinggi : Jika Jumlah leukosit ibu hamil ≥9000/mm3
Normal : Jika Jumlah leukosit ibu hamil 5000-9000/mm3
Rendah : Jika Jumlah leukosit ibu hamil ≤5000/mm3
5. Pola makan
Pola makan sehari adalah kebiasaan makan ibu hamil dalam sehari
meliputi makan pagi, siang dan malam yang diukur dengan
menggunakan kuesioner recall 24 jam. Skala nominal
79
Kriteria Objektif :
Cukup : Jika dalam salah satu waktu makan (pagi/ siang/
malam) ada Karbohidrat+protein+sayur+buah/susu
Kurang : Jika dalam salah satu waktu makan (pagi/ siang/