EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN FLAMBOYAN, MAHONI, DAN PINUS SERTA KORELASINYA TERHADAP PENCEMARAN TANAH DI KAWASAN INDUSTRI DAUR ULANG AKI BEKAS SKRIPSI RIBBIALIF WIGA FATHULLAH PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M / 1442 H
90
Embed
EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb) PADA DAUN ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb)
PADA DAUN FLAMBOYAN, MAHONI, DAN PINUS
SERTA KORELASINYA TERHADAP PENCEMARAN TANAH
DI KAWASAN INDUSTRI DAUR ULANG AKI BEKAS
SKRIPSI
RIBBIALIF WIGA FATHULLAH
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020 M / 1442 H
i
EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb)
PADA DAUN FLAMBOYAN, MAHONI, DAN PINUS
SERTA KORELASINYA TERHADAP PENCEMARAN TANAH
DI KAWASAN INDUSTRI DAUR ULANG AKI BEKAS
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
Program Studi Kimia
Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh
RIBBIALIF WIGA FATHULLAH
NIM 11160960000030
PROGRAM STUDI KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020 M/ 1442 H
ii
EFEKTIVITAS PENYERAPAN LOGAM TIMBAL (Pb)
PADA DAUN FLAMBOYAN, MAHONI, DAN PINUS
SERTA KORELASINYA TERHADAP PENCEMARAN TANAH
DI KAWASAN INDUSTRI DAUR ULANG AKI BEKAS
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan UIN.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulisan
ini dalam bentuk apapun tanpa izin UIN dan Pusat Penelitian dan Pengembangan
Kualitas Laboratorium Lingkungan - Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (P3KLL - KLHK) Serpong.
vi
ABSTRAK
RIBBIALIF WIGA FATHULLAH. Efektivitas Penyerapan Logam Timbal (Pb) dalam Daun Flamboyan, Mahoni, dan Pinus serta Korelasinya terhadap Pencemaran Tanah di Kawasan Industri Daur Ulang Aki Bekas. Dibimbing oleh HENDRAWATI and EDY JUNAIDI.
Industri daur ulang aki bekas banyak dilakukan di berbagai daerah di Indonesia dengan komponen utama aki terbuat dari logam timbal (Pb). Tanaman flamboyan, mahoni, dan pinus merupakan tanama non pangan yang digunakan untuk fitoremediasi logam berat Pb yang merupakan limbah B3 yang mencemari lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penyerapan logam Pb pada daun flamboyan, mahoni, dan pinus serta pengaruhnya terhadap tanah yang ditanami tanaman tersebut. Metode sampling menggunakan purposive sampling area pada titik lokasi di daerah Desa Kadu Tangerang yang merupakan Kawasan industri daur ulang aki bekas. Destruksi asam pada daun mengacu pada AOAC 975.03-2005 dan tanah pada APHA 3030H-2017 menggunakan HNO3 65 % dan HClO4 70 % . Quality Control yang dilakukan meliputi linearitas, calibration check solution (CCS), presisi, dan akurasi (standard reference material dan % Recovery Spike) dengan tujuan untuk menjamin mutu hasil pengujian yang valid menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Hasil yang didapatkan bahwa setiap jenis daun memiliki hasil uji yang berbeda nyata dengan nilai Sig. 0,012 pada uji Anova lalu efektifitas penyerapan Pb terbaik pada daun flamboyan sebesar 2568.98 ppm, efisiensi penyerapan daunnya sebesar 62 % dan efektifitas penyisihan tanahnya sebesar 25 %. Uji korelasi Pearson pada kadar Pb daun dan tanah mempunyai hubungan yang positif (+) dengan derajat hubungan korelasi lemah. Kadar Pb pada tanah yang ditanami flamboyan,mahoni, dan pinus di kawasan peleburan aki sebesar 3040,53 - 3399,44 ppm sehingga masih melebihi ambang batas World Health Organization (WHO) yaitu sebesar 400 ppm. Kata Kunci : fitoremediasi, industri daur ulang aki, daun, flamboyan, mahoni, pinus
vii
ABSTRACT
RIBBIALIF WIGA FATHULLAH. The Effectiveness of Lead Metal (Pb) Absorption on Flamboyant, Mahogany, and Pine Leaves and Its Correlation to Soil Pollution in Used Battery Recycling Industrial Areas. Supervised by HENDRAWATI and EDY JUNAIDI. The recycling industry of used batteries is widely practiced in various regions in Indonesia, with the main component of batteries made of lead (Pb) metal. Flamboyant plants, mahogany, and pine are non-food plants used for phytoremediation of heavy metal Pb, which is B3 waste that pollutes the environment. This study aims to analyze the absorption of Pb in flamboyant leaves, mahogany, and pine and its effect on the soil planted with these plants. The sampling method used a purposive sampling area at a location point in the area of Kadu Village, Tangerang, which is a used battery recycling industrial area. Acid digestion in leaves refers to AOAC 975.03-2005 and soil in APHA 3030H-2017 using HNO3 65% and HClO4 70%. Quality control includes linearity, calibration check solution (CCS), precision, and accuracy (standard reference material and% Recovery Spike) to ensure the quality of valid test results using Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). The results obtained were that each type of leaf had significantly different test results from the Sig. 0.012 in the Anova test, then the best Pb absorption effectiveness in flamboyant leaves was 2568.98 ppm, the leaf absorption efficiency was 62% and the soil removal effectiveness was 25%. Pearson's correlation test on leaf and soil Pb levels has a positive (+) relationship with the degree of weak correlation. The Pb content in the soil planted with flamboyant, mahogany, and pine in the battery smelting area was 3040.53 - 3399.44 ppm so that it still exceeds the World Health Organization (WHO) threshold of 400 ppm. Keywords: soil, leaves, lead pollution, SSA, acidic destruction.
viii
KATA PENGANTAR
Tidak ada kata yang paling indah selain puji dan rasa syukur kehadirat Allah
SWT, yang menentukan segala sesuatu atas kehendak-Nya, sehingga tidak ada
segelintir jiwa manusia bahkan sebutir debu pun yang lepas dari ketetapan Allah
SWT. Alhamdulillah berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
penelitian ini yang berjudul “Efektivitas Penyerapan Logam Timbal (Pb) pada
Daun Flamboyan, Mahoni, dan Pinus serta Korelasinya terhadap Pencemaran
Tanah di Kawasan Industri Daur Ulang Aki Bekas” yang disusun untuk memenuhi
mata kuliah Sidang Skripsi. Adanya bantuan dan partisipasi dalam penyusunan
skripsi ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada beberapa pihak sebagai berikut.
1. Dr. Hendrawati, M.Si selaku pembimbing I yang telah memberi wawasan,
ilmu, dan bimbingan dan kemudahan dalam penulisan.
2. Edy Junaidi, S.P, M.Si selaku pembimbing II yang telah memberi wawasan,
bimbingan selama pelaksanaan penelitian dan kemudahan dalam penulisan.
3. Nurhasni, M.Si selaku penguji I dan Dr. Sandra Hermanto, M.Si selaku
penguji II yang telah memberikan wawasan ilmu pengetahuan dan
kemudahan dalam penulisan.
4. Dr. La Ode Sumarlin, M.Si. selaku Ketua Program Studi Kimia Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M.Env.Stud. selaku Dekan Fakultas Sains
dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
ix
6. Bapak Munazat dan ibu Dewi, terimakasih yang tak terbatas atas doa yang
dihaturkan, pengorbanan, dan ketulusannya dalam membentuk kepercayaan
diri saya.
7. Staff laboratorium tanah Bu Siti, Mas Bro Hisyam, Bang Onig, Mba Endah,
Ka Ness dan Ka Riris yang telah memberikan bantuan dan bimbingannya
selama analisa di laboratorium Tanah.
8. Aii yang selalu mendukung, menemani, dan mendoakan saya.
9. Teman-teman yang melakukan kegiatan penelitian di KLH Didik, Pipid,
May, Miya, Ibul, dan Angkatan 2016 yang selalu mengingatkan dan
memberikan semangat.
10. Pengurus DEMA FST 2019-2020 yang selalu menemani, mendukung dan
mendoakan dengan tulus untuk kelancaran penelitian saya.
11. Ketua HIMKA, HIMAFI, HIMATIKA, HIMBIO, HIMSI, HITAM, HMJ
Agribisnis, dan HIMTI 2019-2020 yang saling mengejek dalam kebaikan
agar bersemangat untuk segera menyelesaikan kuliah.
Dalam penulisan skripsi ini penulis berusaha untuk menyajikan yang terbaik
dan penuh kepercayaan diri, tetapi dengan penuh kesadaran bahwa tiada
kesempurnaan yang mutlak pada karya manusia. Penulis berharap adanya saran dan
kritik yang bersifat membangun guna memperoleh hasil yang lebih baik.
Tangerang Selatan, November 2020
Penulis
x
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1 1.2 Perumusan Masalah ..................................................................................... 5
1.3 Hipotesis Penelitian ....................................................................................... 6 1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 6
1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 7
2.1 Pencemaran Daur Ulang Aki (Accumulator) .............................................. 7 2.2 Pencemaran Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) ...................... 8 2.3 Logam Berat .................................................................................................. 8
2.4 Fitoremediasi Tanaman .............................................................................. 10 2.4.1 Flamboyan ........................................................................................ 12
2.5 Tanah ........................................................................................................... 15 2.6 Destruksi Asam ........................................................................................... 17
2.6.2 Presisi ............................................................................................... 20 2.6.3 Linearitas Kurva Kalibrasi ............................................................... 20 2.6.4 Standar Tengah ................................................................................ 21
2.7 Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) .................................................... 21 BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 33
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 33 3.2 Alat dan Bahan ............................................................................................ 33
xi
3.2.1 Alat ................................................................................................... 33 3.2.2 Bahan ............................................................................................... 33
3.3 Diagram Alir Penelitian ............................................................................. 34 3.4 Penentuan Lokasi Pengambilan Sampel ................................................... 35
3.5 Teknik Pengambilan Sampel ..................................................................... 36 3.5.1 Teknik Pengambilan Sampel Daun (Sukarsono, 1998) ................... 36 3.5.2 Teknik Pengambilan Sampel Tanah (Scrimgeour, 2008) ................ 36
3.6 Preparasi Sampel ........................................................................................ 37 3.6.1 Preparasi Sampel Daun (AOAC 980.03 2005) ................................ 37
3.6.2 Preparasi Sampel Tanah ................................................................... 37 3.7 Pembuatan Larutan Uji Pb ........................................................................ 37
3.7.1 Pembuatan larutan baku standar 100 ppm ....................................... 37 3.7.2 Larutan Standar Pb ........................................................................... 37
3.8 Pembuatan Spike Sampel ........................................................................... 37 3.8.1 Pembuatan Spike Sampel Daun ....................................................... 37
3.8.2 Pembuatan Spike Sampel Tanah ...................................................... 38 3.9 Destruksi Asam pada sampel Daun dan Tanah ....................................... 38
3.9.1 Penentuan Kadar Timbal (Pb) pada Daun Secara Destruksi Asam (AOAC 975.03 2005) ..................................................................................... 38 3.9.2 Penentuan Kadar Timbal (Pb) pada Tanah Secara Destruksi Asam (APHA 3030 H 2017) ..................................................................................... 38
3.10 Penentuan Kadar Air Sampel Tanah ........................................................ 39
3.11.3 Pengukuran Ekstrak Sampel Daun dan Tanah dengan AAS ........... 41 3.12 Analisis Data ................................................................................................ 42
3.12.1 Konsentrasi Timbal dalam Daun dan Tanah .................................... 42 3.12.2 Penentuan Kadar Air ........................................................................ 42 3.12.3 Penentuan Bobot Kering .................................................................. 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 44 4.1 Hasil Penetapan Quality Control .............................................................. 44
4.5 Hasil Uji Kandungan Logam Pb yang Terserap dalam Daun dan Terakumulasi dalam Tanah serta Korelasi antar Kedua Variabel ................ 49
4.6 Perbandingan Kadar Penyerapan Daun terhadap Penurunan Kadar Logam Pb di Tanah ............................................................................................. 52 4.7 Perbandingan Akumulasi dan Efisiensi Serapan Logam Pb pada Setiap Jenis Daun ............................................................................................................. 55 4.8 Perbandingan kadar Pb dalam tanah dengan ambang batas World Health Organization (WHO) .............................................................................. 60 BAB V ................................................................................................................... 65
Allah SWT menciptakan alam dengan segala keindahan dan keistimewaan.
Sejalan dengan perkembangan zaman, teknologi terus diciptakan manusia untuk
menunjang kehidupan. Namun, dari hasil penemuan itu banyak yang telah
melampaui batas dalam penerapannya. Salah satu teknologi tersebut ialah proses
peleburan aki bekas yang asapnya dapat menyebabkan pencemaran udara yang
melebihi ambang batas dan berbahaya untuk lingkungan terutama tempat tinggal
masyarakat. Allah SWT jelas menegaskan dampak yang akan ditimbulkan bila
manusia berbuat kerusakan, telah disebutkan pada QS Ar-Rum/30: 41:
هم اس� ل�ذ�ق
�دى الن
� اسبت
�بحر� بما ك
� وال �ب
� ال
ساد �فف
�هر ال
� ظ
هم يرجعون
�عل
�وا ل
�ذي ع مل
� بعض ال
Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (Kementrian Agama, 2015).
Menurut Shihab (2001), ayat tersebut menerangkan bahwa campur tangan
manusia telah mengakibatkan kerusakan yang terjadi di daratan dan lautan. Ayat
ini sejalan dengan kondisi perkembangan zaman ini. Kerusakan yang terjadi di
daratan adalah akibat dari perbuatan manusia, seperti bahaya asap dari zat-zat hasil
pembakaran pabrik yang dominan digunakan manusia untuk bernafas dalam
menjalani kehidupan sehari-hari.
Industri daur ulang aki bekas telah banyak dilakukan dan tersebar di berbagai
tempat di Indonesia. Komponen aki sampai detik ini masih berbahan utama logam
2
timbal (Pb). Aki yang sudah rusak didaur ulang dan dileburkan kembali untuk
mengambil kembali logam timbal murni. Proses daur ulang aki bekas ini jika tidak
diatur dengan penggunaan teknologi yang tepat maka akan berdampak buruk
terhadap lingkungan dan kesehatan mahluk hidup, karena logam timbal pada
dasarnya dipisahkan dengan proses peleburan, sehingga disamping menghasilkan
logam timbal murni, juga menghasilkan sisa peleburan yang berdampak buruk
terhadap lingkungan dan aktivitas manusia yaitu limbah B3 (bahan berbahaya dan
beracun) seperti partikulat debu timbal. Pb yang terhirup oleh manusia setiap hari
akan diserap, disimpan dan kemudian ditampung dalam darah. Maka dari itu Pb
dapat menghambat pendengaran, pertumbuhan otak, serangan jantung, keguguran,
gangguan sistem reproduksi, kecacatan pada janin, atau bahkan dapat menimbulkan
kanker (Ebadi et al., 2005).
Aktifitas di tanah disebabkan oleh pengaruh kegiatan manusia atau mahluk
hidup lainnya. Ketika permukaan tanah telah tercemar suatu zat berbahaya atau
beracun, maka ia dapat menguap atau tersapu air hujan dan masuk ke dalam tanah.
Pencemaran yang masuk ke dalam tanah mengendap sebagai zat kimia beracun
yang dapat terpapar langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat
mencemari air tanah dan udara di sekitarnya. Pencemaran logam timbal (Pb)
menjadi masalah penting karena saat terakumulasi di tanah dapat menyebar ke
daerah sekitarnya melalui air, angin, dan penyerapan oleh tumbuhan (Chaney et al.,
1998).
Pencemaran udara di kawasan industri, khususnya kawasan Industri Desa
Kadu di daerah Kabupaten Tangerang terindikasi adanya kontaminasi logam berat
jenis timbal (Pb) yang sudah sangat memprihatinkan. Hal ini ditandai dengan
3
ditemukannya kadar timbal yang tinggi pada udara ambien seperti di beberapa titik
di Desa Kadu yang kadarnya bisa mencapai 3,66 μg/m3 per 24 jam dikarenakan
adanya pencemaran pabrik peleburan aki bekas (Mukhtar et al., 2014). Hasil
tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi Pb telah melampaui baku mutu sesuai PP
No 41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara yaitu 2 μg/m3 per 24
jam. Berbagai sumber paparan timbal dapat terserap kedalam tubuh melalui jalur
pencernaan, pernapasan, dan kontak dengan kulit, hal ini ditandai dengan data
penelitian bahwa kadar timbal dalam darah pada anak sekolah di sekitar kawasan
industri Kadu tersebut yang mencapai rata-rata 39,18 μg/dL, sementara ambang
batas kadar timbal dalam darah menurut World Health Organization (WHO)
mengisyaratkan hanya 5 μg/dL (Budiyono et al., 2016). Pemukiman yang berada di
sekitar kawasan industri tersebut, juga ditemukan timbal pada lantai-lantai rumah
masyarakat di sekitarnya, hal ini ditandai dengan hasil penelitian kadar timbal rata-
rata pada debu lantai rumah bervariasi antara 442 – 558 μg/ft2, sedangkan pada
tanah berkisar 505 – 5066 μg/ft2 (Bobu et al., 2013) .
Penanaman pohon merupakan salah satu bentuk solusi alternatif terhadap
pencemaran udara akibat logam timbal. Walaupun saat ini dalam pemulihan
pencemaran udara dan tanah belum banyak menerapkan teknologi fitoremediasi,
namun diharapkan kedepan akan menjadi teknologi pembersih lingkungan yang
potensial dengan disokong oleh keanekaragaman hayati tanaman di Indonesia,
sehingga program pembangunan yang bekelanjutan (sustainable development)
dapat tercapai. Fitoremediasi tanaman lebih unggul karena tanaman lebih tahan
lama dibandingkan mikroorganisme pada kontaminan yang cukup tinggi dan
4
mampu menyerap toksitas logam berat jauh lebih efisien tanpa merusak
pertumbuhan dari tanaman (Irawanto, 2010).
Beberapa jenis pohon yang mampu menyerap timbal yaitu pinus sebesar
700.8 ppm, flamboyan sebesar 168.1 ppm, dan mahoni sebesar 30.77 ppm
(Hindratmo et al., 2019). Fitoremediasi tanaman pangan dapat menyebabkan
pencemaran logam berat akan lebih berbahaya bagi manusia karena logam berat
yang masuk ke dalam tubuh manusia dapat membahayakan tubuh dan
menyebabkan toksisitas kronis sehingga dapat merusak fungsi organ hati, ginjal,
dan kerapuhan tulang (Ratnawati & Fatmasari, 2018). Oleh dari itu ada penelitian
ini, peneliti memilih tanaman Flamboyan, Mahoni, dan Pinus karena tidak menjadi
sumber pangan di kalangan masyarakat, sehingga dapat menjadi solusi alternatif
dalam meminimalisir dan menjadi bahan rekomendasi untuk jenis tanaman yang
berpotensi menyerap timbal dari pencemaran udara sebagai buffer alami. Dengan
begitu, penelitian ini mampu menyajikan data pembuktian untuk
merekomendasikan tanaman yang dapat digunakan dalam tindakan
penanggulangan dampak pencemaran timbal, khususnya di sekitar lokasi peleburan
aki bekas, karena penelitian yang ada sampai saat ini masih banyak menilai sumber
pencemaran logam berat dari kendaraan bermotor padahal bensin yang
mengandung timbal untuk kendaraan telah dihentikan penggunaannya di Indonesia
secara keseluruhan sejak tahun 2006 (Alifandi, 2010)
Pada penelitian ini pengambilan contoh uji dilakukan dengan metode
Purposive Sampling yang pemilihan titik lokasi sesuai dengan pengetahuan yang
dimiliki oleh peneliti. Analisis sampel di laboratorium menggunakan metode
destruksi asam pada daun yang mengacu pada AOAC 975.03-2005 dan tanah pada
5
APHA 3030H-2017 menggunakan instrumen Spektrofotometri Serapan Atom
Nyala (SSA). Data hasil uji dianalisis untuk mengukur kandungan Pb pada masing-
masing daun dan tanah, uji korelasi Pearson pada variable daun dan tanah, nilai
efisiensi serapan daun, nilai efektivitas penyisihan tanah, menentukan beda nyata
rata-rata penyerapan Pb pada masing-masing daun menggunakan uji ANOVA satu
arah, dan akumulasi Pb dalam tanah dibandingkan dengan ambang batas yang
ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) yaitu sebesar 400 ppm.
Dengan demikian, penelitian untuk mengidentifikasi efektivitas penyerapan
kadar timbal pada daun flamboyan, mahoni, dan pinus serta pengaruhnya terhadap
tanah di kawasan industri peleburan aki bekas di Desa Kadu, Kabupaten Tangerang
ini perlu dilakukan. Selain itu, penelitian yang membahas konsentrasi timbal pada
daun dan tanah berdasarkan sumber pencemar selain kendaraan tranportasi seperti
industri peleburan aki bekas masih belum banyak dilakukan dan dikaji secara
mendalam.
1.2 Perumusan Masalah
1. Daun manakah (flamboyan, mahoni, dan pinus) yang paling efektif menyerap
logam timbal (Pb) sehingga mempengaruhi kadar yang terakumulasi didalam
tanah.
2. Apakah ada keterkaitan antara kadar timbal (Pb) yang terserap di daun dengan
yang terakumulasi di tanah yang di tanami tanaman penyerap logam tersebut.
3. Membandingkan kadar Pb dalam tanah di kawasan industri daur ulang aki
bekas yang ditanami tanaman flamboyan, mahoni, dan pinus dengan ambang
batas yang ditetapkan World Health Organization (WHO).
6
1.3 Hipotesis Penelitian
1. Kandungan limbah pencemaran berupa debu timbal (Pb) yang terserap oleh
daun memiliki perbedaan dan mempengaruhi akumulasi pada tanah yang
berada di kawasan pabrik peleburan aki bekas.
2. Data yang dihasilkan terdapat korelasi antara kandungan logam timbal (Pb)
pada daun dan tanah di kawasan industri daur ulang aki bekas.
3. Kadar Pb dalam tanah di kawasan industri daur ulang aki bekas bekas yang
ditanami tanaman flamboyan, mahoni, dan pinus telah melewati ambang
batas yang ditetapkan World Health Organization (WHO).
1.4 Tujuan Penelitian
1. Menganalisis efektivitas penyerapan kadar logam timbal (Pb) pada daun
flamboyan, mahoni, dan pinus serta pengaruhnya terhadap tanah yang
ditanami tanaman tersebut.
2. Mengidentifikasi hubungan antara kadar logam timbal (Pb) pada daun dan
tanah yang berada di Kawasan industri peleburan aki bekas.
3. Mengetahui kadar Pb dalam tanah di kawasan industri daur ulang aki bekas
bekas yang ditanami tanaman flamboyan,mahoni, dan pinus terhadap ambang
batas yang ditetapkan World Health Organization (WHO).
1.5 Manfaat Penelitian
Mengetahui efisiensi penyerapan daun Flamboyan, Mahoni, dan Pinus dalam
menyerap pencemaran logam timbal (Pb) di udara dan tanah, serta menganalisa
hubungan konsentrasi Pb antara tanah dan daun. Penelitian ini juga sebagai
pembuktian data bahwa pabrik peleburan aki bekas sangat mencemari lingkungan.
7
Tanaman penyerap yang memiliki efesiensi penyerapan yang baik diharapkan bisa
menjadi solusi alternatif bagi pengusaha, pemerintah maupun masyarakat setempat
untuk meminimalisir masalah pencemaran lingkungan akibat debu timbal (Pb) yang
efeknya sangat membahayakan bahkan dapat meyebabkan kematian. Selain itu,
penelitian ini akan penulis rekomendasikan untuk Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (DLHK) Kabupaten Tangerang sebagai landasan/bahan kajian untuk
menjalankan PERDA Kab.Tangerang No. 02 tahun 2010, pasal 44 tentang
Pemulihan pencemaran terkhusus untuk menangani pabrik peleburan aki bekas
yang mencemari lingkungan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pencemaran Daur Ulang Aki (Accumulator)
Accumulator atau Aki adalah komponen penyuplai energi dalam kendaraan
bermotor. Sampai saat ini komponen utamanya masih terbuat dari logam timbal
(Pb) dan belum ada alternatif yang mampu menggantikannya. Sebagai penyuplai
energi listrik, didalam aki timbul reaksi kimia sebagai berikut :
Pengulangan pengujian dilakukan secara duplo maka presisi ditentukan
berdasarkan nilai perbedaan presentase relative % RPD (relative percent different)
lalu dibandingkan dengan nilai keberterimaan pada Control Chart presisi Tanah.
Rumus yang digunakan yaitu :
% 𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 = 𝑥𝑥1−𝑥𝑥2𝑥𝑥
𝑥𝑥 100 %………………………………. (4)
Keterangan : %RPD = perbedaan presentase relative
x1 = hasil pengujian pertama
x2 = hasil pengujian kedua,
x = rata-rata hasil uji pertama dan kedua
3.11.3 Pengukuran Ekstrak Sampel Daun dan Tanah dengan AAS
Diukur sampel dengan memasukan selang penyedot kedalam larutan sampel,
lalu alat AAS akan mendeteksi otomatis, begitupun dengan sampel selanjutnya.
42
Setelah pengukuran selesai, data dapat diperoleh dan klik ikon print untuk
mendapatkan data dalam bentuk hardcopy.
3.12 Analisis Data
3.12.1 Konsentrasi Timbal dalam Daun dan Tanah
Menurut Arisusanti & Purwani, (2013), potensi tanaman sebagai remidiator
dilakukan dengan menghitung akumulasi logam berat dengan menggunakan Atomic
Absorption Spectrophotometer (AAS), serta menghitung konsentrasi logam timbal
dalam daun dan tanah berdasarkan SNI 06-6992.3-2004 sebagai berikut :
𝐶𝐶𝑥𝑥 = 𝐶𝐶 𝑥𝑥 𝑉𝑉 𝑥𝑥 𝑓𝑓𝑆𝑆𝐵𝐵
…………………………………. (5)
Keterangan :
Cx : Konsentrasi logam timbel dalam daun/tanah (ppm); C : Konsentrasi logam timbel dari dari kurva kalibrasi (μg/mL); V : Konsentrasi volume akhir (mL) Fp : Faktor pengenceran (bila tidak ada pengenceran, maka fp =1) B : Berat kering contoh uji (g)
Data yang dikumpul diolah secara manual dengan bentuk tabel dan grafik.
Data yang telah disajikan dan diintrepretasikan, kemudian dianalisis permasalahan
yang telah ditentukan. Untuk menganalisa data tersebut, digunakan Analysis of
Variance (ANOVA) satu arah untuk mengetahui letak beda nyata antar variabel
digunakan uji lanjut Post Hoc dengan tingkat kepercayaan 95 % dan keduanya
dilakukan menggunakan program komputer SPSS versi 26.
Dalam hal ini sampel daun F4, tanah F4 dan tanah f2 dilakukan spike dengan
perhitungan pada Lampiran 10. Hasil uji spike sampel daun menghasilkan %
Recovery Spike sebesar 107,95 %, tanah tanaman menghasilkan % Recovery Spike
sebesar 100,17 %, dan tanah kontrol menghasilkan % Recovery Spike sebesar
119,66 %. Dengan demikian semua sampel menghasilkan nilai % Recovery Spike
yang memenuhi rentang nilai Batas Kendali Atas (UCL), Batas Peringatan Atas
(UWL), Batas Peringatan Bawah (LWL), dan Batas Kendali Bawah (LCL) pada
Control Chart Akurasi Logam Pb Daun dan Tanah P3KLL-KLHK yang artinya
sudah memenuhi standar dan sesuai hasil yang diharapkan.
3. Presisi
Presisi merupakan pengulangan pengujian yang bertujuan mengukur
keragaman nilai hasil pengujian terhadap contoh uji yang sama dari seorang analis
dengan menggunakan metode pengujian dan peralatan tertentu. Bagan kendali
presisi digunakan untuk melihat konsistensi analis, kestabilan peralatan serta
48
tingkat kesulitan metode pengujian yang digunakan, karena presisi merupakan
tingkat kedekatan hasil–hasil pengukuran ulang suatu rangkaian hasil pengujian
diantara hasil-hasil itu sendiri.
Tabel 3. Hasil Pengujian RPD pada Sampel Daun dan Tanah
No Analit % RPD Control Chart Presisi Logam Pb Daun
Control Chart Presisi Logam Pb Tanah
1 Sampel Daun F4 0,1013 UCL 11,252 UCL 9,15 2 Spike Daun F4 1,1186 UWL 8,708 UWL 7,29 3 Montana Soil 2771a 0,6936 4 Sampel Tanah F4 0,0299 5 Spike Tanah F4 0,3834 6 Sampel Tanah T2 0,0311 7 Spike Tanah T2 0,4613
Pada sampel yang dilakukan spike dihasilkan nilai presisi karena dilakukan
duplo. Pada Tabel 3 dan perhitungan di Lampiran 11 diketahui bahwa nilai % RPD
pada pengujian Pb pada daun tidak lebih dari 11,25 % sebagaimana yang ditetapkan
dalam Control Chart Presisi Logam Pb Daun P3KLL-KLHK dan pada tanah tidak
lebih dari 9,15 %. Sebagaimana ditetapkan pula dalam Control Chart Presisi Logam
Pb Tanah P3KLL-KLHK yang artinya hasil uji telah memenuhi standar,
mempunyai presisi yang baik, dan data yang dihasilkan dapat diterima.
4. Calibration Check Solution
Standar tengah dari rentang kurva kalibrasi sebagai verifikasi kalibrasi
dengan menganalisis calibration check solution (CCS) sebelum menganalisa
sampel uji dengan nilai keberterimaan sesuai dengan konsentrasi standar tengah.
49
Tabel 4. Hasil Pengujian CCS pada Kurva Standar Daun dan Tanah
No Analit %CCS Syarat Keterangan
1 Larutan Std 10 ppm kurva Daun 2,4 <5% Memenuhi
2 Larutan Std 10 ppm kurva Tanah 2,8 <5% Memenuhi
Dari hasil pengukuran Standar tengah pada kurva standar pengukuran daun
dengan perhitungan pada Lampiran 12 menghasilkan %CCS sebesar 2,4% dan
tanah menghasilkan %CCS sebesar 2,8% yang telah memenuhi syarat
keberterimaan (CCS < 5%). Dengan demikian, artinya alat masih dalam keadaan
yang stabil dan baik dalam melakukan pengukuran sehingga bisa dilanjut untuk
melakukan pengukuran sampel.
4.5 Hasil Uji Kandungan Logam Pb yang Terserap dalam Daun dan
Terakumulasi dalam Tanah serta Korelasi antar Kedua Variabel
1. Hasil Kandungan Logam Pb dalam Daun dan Tanah
Polutan Pb yang tersebar di udara akan menempel pada permukaan daun. di
antara jaringan yang ada di dalam tubuh tanaman, daun merupakan bagian yang
paling kaya akan unsur-unsur kimia, dengan demikian kemungkinan akumulasi
unsur pb di dalam jaringan daun lebih besar. Menurut Koeppe dan Miller dalam
Siringiringo (2000) kemampuan tanaman dalam menjerap timbal sangat
dipengaruhi keadaan permukaan daun tanaman. Daun yang mempunyai bulu
(pubescent) atau daun yang permukaannya kesat (berkerut) mempunyai
kemampuan yang lebih tinggi dalam menjerap timbal, dari pada daun yang
mempunyai permukaan lebih licin dan rata. Hal yang sama juga dinyatakan oleh
50
Strakman dalam Siringiringo (2000) bahwa kemampuan daun tanaman menjerap
suatu polutan dipengaruhi oleh karakteristik morfologi daun, seperti ukuran dan
bentuk daun, adanya rambut pada permukaan daun dan juga tekstur daun.
Tabel 5. Hasil Pengujian Kandungan Logam pada Daun dan Tanah
Penanaman Kandungan Logam Pb µg/g
Tanah Daun
Awal Akhir Flamboyan 4129.76 3091.29 2568.98 Mahoni 4129.76 3040.53 500.95 Pinus 4129.76 3399.44 1482.29
Pada tabel 5 hasil uji penyerapan Pb yang terbesar terdapat pada daun
flamboyan dengan total 2568,98 ppm sejalan dengan pernyataan Hendrasarie
(2007) bahwa daun yang mempunyai bulu (pubescent) pada permukaan atau daun
yang permukaannya kesat (berkerut) mempunyai kemampuan yang lebih tinggi
dalam menjerap timbel, daripada daun yang mempunyai permukaan lebih licin.
Lalu selanjutnya pada daun pinus dengan total 1482.29 ppm yang terserap oleh
daun, sejalan dengan yang disampaikan Inayah et al (2010) daun yang berbentuk
jarum mempunyai stomata lebih banyak daripada daun lebar, sehingga tanaman
berdaun jarum lebih efektif dalam menjerap Pb di udara dibandingkan tanaman
berdaun lebar. Penjelasan yang sama dikemukakan oleh Wedling dalam Antari dan
Sundra (2002) yang menyatakan penyerapan Pb pada daun terjadi karena partikel
Pb di udara masuk ke dalam daun melalui proses penyerapan pasif. Masuknya
partikel Pb ke dalam jaringan daun sangat dipengaruhi oleh ukuran dan jumlah dari
stomata. Sedangkan kandungan Pb yang terkecil terdapat pada perlakuan
penanaman mahoni dengan total 500.95 ppm. Daun mahoni menyerap logam Pb
lebih sedikit, sejalan dengan pernyataan Anisa (2019) bahwa kerapatan stomata
51
daun mahoni meningkat pada lokasi-lokasi yang mempunyai kandungan polutan
yang tinggi sehingga daun tidak dapat menyerap logam dengan maksimal. Ukuran
stomata yang lebih besar (panjang 10 µm dan lebar 2-7 µm) daripada ukuran
partikel Pb (kurang dari 4 µm) memungkinkan Pb masuk ke dalam jaringan daun
melalui stomata begitupun sebaliknya jika ukuran partikel Pb lebih besar daripada
ukuran stomata daun. (Baker & Allen 1978, diacu dalam Jihan 2005).
Kadar logam Pb yang tidak terdeteksi selain di tanah dan daun kemungkinan
berada di bagian tanaman lain (akar, batang, bunga atau biji) atau tanaman
mengalami phytodegradation atau phytotransformation ini merupakan proses
ketika tanaman menguraikan rantai molekul kompleks logam menjadi lebih
sederhana yang kemungkinan berguna bagi tumbuhan itu sendiri (Irwanto, 2010).
Phytovolatization adalah proses menarik dan transpirasi zat kontaminan oleh
tumbuhan dalam bentuk yang telah menjadi larutan terurai untuk selanjutnya di
uapkan ke atmosfir. Proses rhyzodegradation yaitu penguraian zat-zat kontaminan
oleh aktivitas mikrobia yang berada di sekitar perakaran tanaman yang juga menjadi
alasan tidak terdeteksinya logam Pb (Irwanto, 2010). Kemungkinan lain seperti
ikut menguapnya logam dalam sampel bersamaan dengan air atau zat dan senyawa
lainnya pada saat destruksi asam, juga tidak homogennya tanah dikarenakan saat
pengambilan sampel tanah, tanah tidak diaduk dengan baik sehingga logam Pb
tidak ditemukan secara merata dalam tanah sehingga tanah yang terambil tidak
mengandung terlalu banyak logam ini dapat dipertimbangkan sebagai alasan
tingginya kadar logam Pb yang hilang pada tanah (Yusuf dkk., 2014).
52
2. Hasil Uji Korelasi Kandungan Pb dalam Daun dan Tanah
Untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antar variabel daun dan tanah
serta jenis derajat hubungan antara daun dan tanah menggunakan uji Korelasi
Pearson dengan aplikasi SPSS seperti tabel 6.
Tabel 6. Hasil Uji Korelasi Pearson dari aplikasi SPSS
Correlations Pb Daun Pb Tanah
Pb Daun Pearson Correlation 1 0.305 Sig. (2-tailed) - 0.270
N 15 15
Pb Tanah Pearson Correlation 0.305 1 Sig. (2-tailed) 0.270 -
N 15 15
Dari hasil uji korelasi Pearson pada Lampiran 17 menghasilkan nilai Pearson
Correlation yang positif (+) yaitu sebesar 0,305. Sesuai dengan pedoman derajat
hubungan bahwa nilai Pearson Correlation 0,21 – 0,40 = korelasi lemah
(Sujarweni, 2014). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kandungan Pb daun dan
tanah memiliki hubungan yang positif (+) dengan derajat hubungan korelasi lemah
yang berarti memiliki hubungan yang berkorelasi tetapi tidak terlalu signifikan.
4.6 Perbandingan Kadar Penyerapan Daun terhadap Penurunan Kadar
Logam Pb di Tanah
Pencemaran udara yang mengandung partikel Pb yang besar akan jatuh
ketanah sedangkan partikel yang lebih kecil akan melayang lebih lama dan akhirnya
jatuh kepermukaan daun atau ke tanah. Dengan demikian, tingkat sebaran polutan
beragam antar tanah yang tertutupi daun dan tidak, lalu jumlah dan morfologi daun
yang beragam antara jenis tanaman. Oleh dari itu, berikut pengaruh penanaman
53
terhadap penurunan konsentrasi logam pada media tanah, dapat dilihat pada
Gambar 11.
Gambar 11. Grafik Penurunan Kandungan Pb dalam Tanah Hasil pengujian kandungan logam berat dalam tanah yang mengalami
penurunan terbesar terdapat pada tanah yang di tanami oleh tanaman mahoni yaitu
sebesar 3040,53 ppm, lalu disusul dengan tanah yang ditanami flamboyan yaitu
sebesar 3091.29 ppm, sedangkan tanah yang mengalami penurunan terkecil
terdapat pada tanah yang di tanami oleh tanaman pinus yaitu sebesar 3399,44 ppm.
Penurunan konsentrasi ini dapat diakibatkan oleh perpindahan logam secara difusi
dan osmosis dimana massa zat pada media dengan konsentrasi yang tinggi (tanah)
akan berpindah ke media dengan konsentrasi yang rendah (tanaman). Penurunan
konsentrasi logam dalam tanah yang ditanami tanaman flamboyan. Mahoni, dan
pinus disebabkan oleh proses perpindahan logam dan kemampuan tanaman dalam
menyerap logam berat. Logam berat yang terkandung dalam tanah yang tidak
ditanami tanaman mempunyai nilai yang tinggi, sedangkan yang ditanami tanaman
mempunyai nilai yang lebih rendah dan pada setiap jenis tanaman mempunyai
karakteristik yang berbeda sehingga terdapat selisih yang cukup signifikan antara
Mahoni 981.34600 575.14383 0.243 -553.0593 2515.7513 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Berdasarkan hasil pengujian Post Hoc Test angka perbedaan rata-rata untuk
penyerapan Pb pada daun flamboyan dengan mahoni adalah 2068,03 dengan
perbedaan rata-rata penyerapan Pb berkisar antara 533,62 (Lower Bound) sampai
57
dengan 3602,44 (Upper Bound) pada tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil
uji diatas diketahui nilai Sig sebesar 0,010 < 0,05 yang berarti dapat disimpulkan
bahwa perbedaan rata-rata penyerapan Pb secara deskriptif antara kedua jenis daun
tersebut berbeda nyata. Lalu perbedaan rata-rata penyerapan Pb pada daun
flamboyan dengan pinus adalah 1086,68 dengan kisaran antara -447,72 (Lower
Bound) sampai 2621,90 (Upper Bound) pada tingkat kepercayaan 95%.
Berdasarkan hasil uji diatas diketahui nilai Sig sebesar 0,184 < 0,05 yang berarti
dapat disimpulkan bahwa perbedaan rata-rata penyerapan Pb secara deskriptif
antara kedua jenis daun tersebut tidaklah signifikan. Sementara itu, perbedaan rata-
rata penyerapan Pb pada daun pinus dengan mahoni adalah 981,37 dengan kisaran
antara -553,60 (Lower Bound) sampai 2515,75 (Upper Bound) pada tingkat
kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil uji diatas diketahui nilai Sig sebesar 0,243 <
0,05 yang berarti dapat disimpulkan bahwa perbedaan rata-rata penyerapan Pb
secara deskriptif antara kedua jenis daun tersebut tidaklah signifikan. Selanjutnya
untuk melihat kesamaan rata-rata penyerapan Pb dilakukan uji lanjut Tukey HSD
seperti tabel 9.
Tabel 9. Hasil Uji Lanjut Tukey HSD
Leaf N Subset for alpha = 0.05
1 2 Mahoni 5 500.946 - Pinus 5 1482.292 1482.292
Flamboyan 5 - 2568.976 Sig. - 0.243 0.184
Berdasarkan hasil pengujian Tukey HSD pada subset 1 terdapat data
penyerapan Pb mahoni dan pinus 0,243 ≥ 0,05 yang artinya rata-rata penyerapan
kedua jenis daun tersebut secara signifikan adalah sama. Pada subset 2 terdapat data
58
penyerapan pinus dan flamboyant 0,184 ≥ 0,05 yang artinya rata-rata penyerapan
Pb kedua jenis daun tersebut secara signifikan adalah sama. Dalam uji One Way
ANOVA ini dapat disimpulkan bahwa pada pengujian 3 jenis daun dengan masing-
masing 5 kali ulangan disimpulkan bahwa rata-rata ketiga jenis daun tersebut
berbeda nyata dalam menyerap Pb yang tercemar diudara. Setelah dilakukan uji
lanjut menghasilkan rata-rata penyerapan Pb pada daun flamboyan dengan mahoni
saja yang mempunyai nilai berbeda secara signifikan, sedangkan pada daun
flamboyan dengan pinus atau mahoni dengan pinus rata-rata mempunyai nilai
penyerapan Pb yang tidak signifikan. Dengan demikian, variabel daun dalam
menyerap Pb hanya berpengaruh secara signifikan pada daun flamboyan dan
mahoni. Tetapi secara statistik kandungan Pb yang terserap pada daun flamboyan,
mahoni, dan pinus memiliki perbedaan. Perbedaan ini diduga karena banyaknya
faktor yang mempengaruhi kandungan Pb dalam daun, seperti jangka waktu
tanaman kontak dengan Pb, kandungan Pb dalam tanah, morfologi dan fisiologi
daun, umur daun, faktor yang mempengaruhi areal serta jenis tanaman di sekeliling
daun tersebut (Sukarsono, 1998).
Jika dilihat dari total kadar penyerapan Pb pada ketiga jenis daun tersebut,
nilai pada daun flamboyan memang lebih tinggi dari daun lainnya yaitu sebesar
2568,98 ppm dalam menyerap logam Pb dan nilai penyerapan daun mahoni yang
terendah yaitu sebesar 500,95 ppm. Hasil ini akan dibahas lebih lanjut bersamaan
dengan efisiensi serapan logam Pb yang juga dapat dihitung untuk mengetahui
informasi yang menggambarkan kemampuan tanaman dalam menyerap logam Pb.
Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 10.
59
Tabel 10. Efisiensi Serapan Pb pada Daun Flamboyan, Mahoni, dan Pinus
Penanaman Kandungan Logam Pb µg/g
Tanah Awal Daun Flamboyan 4129.76 2568.98 Mahoni 4129.76 500.95 Pinus 4129.76 1482.29
Kenaikan konsentrasi logam Pb dalam daun yang diperoleh, kemudian
digunakan untuk menghitung nilai efektifitas penyerapan Pb dalam daun yang
bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif daun dalam menyerap Pb.
Gambar 13. Grafik Efisiensi Serapan Pb pada Daun Berdasarkan Gambar 13 dengan perhitungan terlampir pada Lampiran 15
terlihat bahwa efisiensi serapan logam Pb tertinggi terdapat pada penanaman
flamboyan sebesar 62 %, lalu pada penanaman pinus sebesar 36 % dan terendah
pada penanaman mahoni sebesar 12 %. Hal ini menunjukkan bahwa penanaman
flamboyan memiliki peran terbaik dalam menyerap logam Pb yang ada dikawasan
industri, lalu disusul pada penanaman pinus yang memiliki peran cukup baik dalam
menyerap logam pb. Tingginya efisiensi serapan logam Pb pada penanaman
flamboyan dan pinus didukung dengan hasil akumulasi logam Pb pada daun yang
62%
12%
36%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Flamboyan Mahoni Pinus
%Ef
isien
si Se
rapa
n Pb
Daun
60
tinggi. Sedangkan penanaman mahoni memiliki tingkat efisiensi serapan logam Pb
terendah diantara daun lain. Dari hasil penelitian, walaupun efektivitas penyisihan
tertinggi ada pada tanah tanaman mahoni sebesar 26 % tapi hanya memiliki
efisiensi serapan daun sebesar 12 % sehingga diyakini terdapat banyak logam Pb
yang terakumulasi dibagian tanaman lain atau hilang karena proses
phytodegradation, phytovolatization, rhyzodegradation, atau menguapnya logam
bersamaan dengan air atau zat dan senyawa lainnya pada saat destruksi asam.
Berbeda dengan nilai efisiensi serapan daun flamboyan yang terlihat lebih baik
karena memiliki efektivitas penyisihan tanah sebesar 25 % dan juga memiliki
efisiensi serapan daun sebesar 62 % sehingga dinyatakan bahwa penyerapan daun
flamboyan secara signifikan membantu meminimalisir pencemaran dengan
menyerap logam Pb.
4.8 Perbandingan kadar Pb dalam tanah dengan ambang batas World
Health Organization (WHO)
Hasil pengujian akumulasi logam pb pada tanah yang ditanami tanaman
flamboyan, mahoni, dan pinus mengandung logam Pb rata rata 3040,33 – 3399,44
ppm. Sedangkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ambang batas aman
pada tanah yaitu maksimal 400 ppm (Sukandarrumidi et al., 2018). Oleh dari itu
dapat disimpulkan bahwa kadar Pb dalam tanah disekitar pabrik peleburan aki
bekas melebihi ambang batas aman, sehingga tanah tidak baik digunakan untuk
aktivitas pertanian atau perkebunan yang menghasilkan pangan dimasyarakat, dan
air tanah (sumur) yang berada disekitaran pabrik tersebut kemungkinan bisa sangat
berbahaya.
65
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian efektivitas penyerapan logam timbal (Pb) dalam
daun flamboyan, mahoni, dan pinus serta pengaruhnya terhadap tanah di kawasan
industri daur ulang aki bekas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Setiap jenis daun memiliki hasil uji yang berbeda nyata dengan nilai Sig. 0,012
< 0,05 pada uji ANOVA, hasil uji lanjut rata-rata penyerapan Pb pada daun
flamboyan dengan mahoni saja yang mempunyai nilai berbeda secara signifikan
sehingga efektivitas penyerapan Pb terbaik terdapat pada daun flamboyan
dengan kandungan sebesar 2568.98 ppm, efisiensi penyerapan daun sebesar 62
% dan Akumulasi Pb dalam tanah dari 4129.76 ppm menjadi 3091.29 ppm
sehingga efektifitas penyisihan tanahnya sebesar 25 %.
2. Hubungan kadar logam Pb yang terserap oleh daun dan terakumulasi didalam
tanah dengan uji korelasi Pearson mempunyai hubungan yang positif (+)
dengan derajat hubungan korelasi lemah.
3. Kadar logam Pb yang terdeteksi pada tanah yang ditanami tanaman
flamboyan,mahoni, dan pinus di kawasan industri peleburan aki sebesar
3040,53 - 3399,44 ppm sehingga masih melebihi ambang batas yang ditetapkan
WHO yaitu sebesar 400 ppm.
66
5.2 Saran
Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan, ada beberapa hal yang perlu
dilakukan untuk memperbaiki dan mengembangkan penelitian sebelumnya, antara
lain :
1. Perlu dilakukan analisis pada bagian tanaman lain sepeti akar, batang,
bunga, dan biji untuk mengetahui total fitoremediasi penyerapan Pb pada
setiap bagian tanaman flamboyan, mahoni, dan pinus.
2. Perlu dilakukan analisis kandungan Pb pada udara ambien dengan sampling
pada hari yang bersamaan untuk mengetahui alur pencemaran Pb serta
korelasi semua variabel mulai dari sumbernya yaitu udara yang terserap
oleh daun, batang, bunga, dan akumulasi Pb dalam tanah yang terserap oleh
akar dan biji.
3. Karena dihasilkan kandungan Pb yang terakumulasi ditanah sangat tinggi
dan melebihi ambang batas WHO, perlu dilakukan analasis pada air tanah
(sumur) di lingkungan masyarakat yang kemungkinan sangat berbahaya jika
kandungannya tinggi.
4. Tindakan pemulihan bisa dengan melakukan penanaman secara masif jenis-
jenis pohon potensial dalam menyerap polutan timbal. Selain tindakan
pemulihan, pengurangan risiko pencemaraan timbal dapat dilakukan dengan
menghentikan atau memperketat standar operasional prosedur atau regulasi
pada aktivitas-aktivitas yang dapat menjadi sumber pencemar timbal, dan
mengedukasi seluruh lapisan masyarakat yang terdampak akan bahaya
pencemaran timbal.
67
5. Stakeholder industri harus meningkatkan kualitas teknologi dalam proses
daur ulang aki bekas agar asap dan sisa peleburan tidak mencemari
lingkungan, seperti meningkatkan kualitas penyaringan asap pada proses
peleburan, atau menyediakan tempat khusus untuk menampung sisa
peleburan.
68
DAFTAR PUSTAKA
Aiyen DSA. (2005). Ilmu Remediasi Untuk Atasi Pencemaran Tanah di Aceh dan Sumatera [diakses 2 Nov 2019]. (Peneliti Fitoremediasi Dosen pada Fakultas Pertanian Universitas Tadulako). Tersedia pada: http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/04/ilpeng/1592821
AOAC. 2005. Official Methods of Analysis of The Association of Official Analytical Chemist. AOAC Inc. Washington.
Alifandi A. (2010). Bensin Timbal [diakses 18 Nov 2019]. Tersedia pada: https://www.bbc.com/indonesia/laporan_khusus_bensintimbal /2010/03/100325
Alloway BJ, & Ayres DJ. (1997). Chemical Principles of Environmental Pollution 2nd. UK: Blackie Academic & Professional.
Andriani N, Moh AB, dan Hasniar. (2018). Nutrien N-P di Perairan Pesisir Pangkep, Sulawesi Selatan. Journal of Chemical Information and Modeling, 10(9), 135–141. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Apriyanti D, Indria SV, & Dianinayati SY. (2013). Pengkajian Metode Analisis Amonia Dalam Air Dengan Metode Salicylate Test Kit. Jurnal Ecolab, 7(2), 60–70. https://doi.org/10.20886/jklh.2013.7.2.60-70
Arisandi P. (2001). Mangrove jenis apiapi (Avicennia marina) alternatif pengendalian pencemaran logam berat pesisir. Lembaga Kajian Ekologi Dan Konservasi Lahan Basah [diakses 24 Nov 2019]. Tersedia pada: http//www.teranet.or.id
Arisusanti RJ & Purwani KI. (2013). Pengaruh Mikoriza Glomus fasciculatum terhadap Akumulasi Logam Timbal (Pb) pada Tanaman Dahlia pinnataha. Journal Sains dan Seni Pomits. 2(2), 2337-3520
Athanasius, & Bayuseno. (2009). Evaluasi Proses Daur Ulang Accu Bekas serta Kualitas Produk Timbal. Rotasi Pascasarjana Universitas. 11, 15–19., 11, 15–19.
Bobu FR, Noor JAE, & Bunawas B. (2013). Pengukuran konsentrasi timbal (Pb) dalam debu di rumah penduduk kawasan Desa Kadu, Kecamatan Curug, Tangerang – Banten. Brawijaya Physics Student Journal, 1(1), 1–6.
Bose TP, Das, & Maiti G. (1998). Trees of the World. Vol. I.Regional Plant Resource CentreFitter. A. H. and Hay, R. K. M. (1991). Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: UGM Press. Orissa.
BPLH. (2008). Laporan kegiatan Pengendalian Pencemaran Udara di Kota Bandung. Bandung: BPLH Kota Bandung.
69
Budiyono B, Haryanto B, Hamonangan E, & Hindratmo B. (2016). Korelasi Timbal Dalam Darah Dan Tingkat Kecerdasan (Majemuk) Siswa Sekolah Dasar Di Sekitar Peleburan Aki Bekas Di Kabupaten Tangerang Dan Kabupaten Lamongan. Jurnal Ecolab, 10(1), 41–47. https://doi.org/10.20886/jklh.2016.10.1.41-47
Chan CC, Lam H, Lee YC, & Zhang XM. (2004). Analytical Method Validation and Instrument Performance Verification. Wiley-Interscience, 303. https://doi.org/https://doi.org/10.1021/op0498159
Chaney R, Brown S, & Angle J. (1998). Soil-root interface: Food chain contamination and ecosystem health. Am 3:9-11.
Csuros M, & Csuros C. (2002). Environmental Sampling and Analysis for Metals. In A CRC Press Company. Lewis Publisher.
Darmono. (1995). Logam dalam Sistem Biologi Mahluk Hidup. Jakarta: UI Press.
Darmono. (2001). Lingkungan Hidup dan Pencemaran : Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam. Jakarta: UI Press.
Ebadi AG, Zare S, Mahdavi M, & Babaee M. (2005). Study and Measurement of Pb, Cd, Cr and Zn in Green Leaf of Tea Cultivated in Gillan Province of Iran. 4, 270–272. https://doi.org/10.3923/pjn.2005.270.272
Ghosh M, & Singh S. (2005). A Review on Phytoremediation of Heavy Metals and Utilization of Its By-products. Applied Ecology and Environmental Research, 3. https://doi.org/10.15666/aeer/0301_001018
Hardiani H. (2009). Potensi Tanaman Dalam Mengakumulasi Logam Cu pada Media Tanah Terkontaminasi Limbah Padat. 44(1), 27–40.
Hendrasarie, N. (2007). Kajian Efektifitas Tanaman Dalam Menjerap Kandungan Pb Di Udara. Jurnal Rekayasa Perencanaan, 3(2), 1–15.
International Conference on Harmonization [ICH]. (2005). Validation of Analytical Procedures: Text and Methodology Q2 (R1). www.ich.org
Hindratmo B, Junaidi E, Masitoh S, & Fauzi R. (2019). Kemampuan 11 ( Sebelas ) Jenis Tanaman dalam Menyerap Logam Berat Timbel ( Pb ). 11, 29–38.
I, R., P.B.A.N, K., S, D., & D, S. (1994). Bioconcentration of Heavy Metal by Plants. Biotechnology, 5(Current opinion), 285–290.
Irawanto R. (2010). Fitoremediasi Lingkungan Dalam Tanaman Bali. UPT Balai Konserasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi. Jurnal LIPI, 2(4), 29–35.
Kartikasari M. (2016). Analisis Logam Timbal (Pb) Pada Buah Apel (Pylus Malus L.) Dengan Metode Destruksi Basah Secara Spektrofotomerti Serapan Atom [skripsi]. Malang (ID): Universitas Islam Negeri Malang Khoiriyah A, Samang L, & Zubair A. (2015). Fitoremediasi Tanah Tercemar
70
Logam Cd dan Pb dengan Menggunakan Tanaman Akar Wangi. Jurnal Universitas Hasanuddin Makasar. Makasar, 9(2),57-69
Khopkar. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik diterjemahkan oleh Saptorahardjo (pp. 274–287). Surabaya: Airlangga Press.
Muchtadi. (2009). Destruksi Basah dan Kering. Makasar: UNHAS Press.
Mukhtar R, Lahtiani S, Hamonangan E, & Wahyudi H. (2014). Kajian Baku Mutu Logam Berat di Udara Ambien Sebagai Bahan Masukan Lampiran PP41 / 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Ecolab, 8(1).
Muliadi M, Liestianty D, Yanny & Sumarna S. (2013). Fitoremediasi: Akumulasi dan Dstribusi Logam Berat Nikel, Cadmmium dan Chromium dalam Tanaman Ipomea reptana. https://doi.org/10.13140/2.1.4222.2726
Musriadi. (2014). Akumulasi Logam Temabga ( Cu ) dan Timbal ( Pb ) pada Karang Acropora formosa dan Acropora hyacinthus di Pulau Samalona, Barranglompo dan Bonebatang, Jurnal Universitas Hasanuddin Makasar. 56.
Palar H. (2004). Pencemaran dan toksikologi logam berat. Jakarta: Rineka Cipta.
Prasetyono DS. (2012). Daftar Tanaman Obat Ampuh di Sekitar Kita. Yogyakarta: Flash Books.
Ratnawati R, & Fatmasari RD. (2018). Fitoremediasi Tanah Tercemar Logam Timbal (Pb) Menggunakan Tanaman Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata) dan Jengger Ayam (Celosia plumosa). Al-Ard: Jurnal Teknik Lingkungan, 3(2), 62–69. https://doi.org/10.29080/alard.v3i2.333
Kementrian Agama RI. (2015). Al-Quran Terjemahan. Jakarta: CV Darus Sunnah.
Salisbury F & Ross C. (1995). Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB Press.
Scrimgeour C. (2008). Soil Sampling and Methods of Analysis (Second Edition). Edited by M. R. Carter and E. G. Gregorich. Boca Raton, Fl, USA: CRC Press (2008), pp. 1224, £85.00. ISBN-13: 978-0-8593-3586-0. In Experimental Agriculture (Second, Vol. 44, Issue 3). CRC Press. https://doi.org/10.1017/s0014479708006546
Sheppard SC, & Addison JA. (2008). Soil Sample Handling and Storage. In M. R. Carter & E. G. Gregorich (Eds.), Soil Sampling and Methods of Analysis (second Edition) (Second, pp. 63–65). CRC Press.
Shihab MQ. (2001). Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an. Jakarta: Lentera Hati.
Skoog D. (2004). Fundamental of Analytical Chemistry, 9th Ed. Brooks. USA: Cool.
71
Snyder LR, Kirkland J, & Glajch J. (1997). Practical HPLC Method Development Second Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Sukandarrumidi, Rakhman AN, & Maulana FW. (2018). Geotoksikologi : Usaha Menjaga Keracunan Akibat Bencana Geologi. Yogyakarta: UGM Press.
Sukarsono. (1998). Dampak Pencemaran Udara Terhadap Tumbuhan di Kebun Raya Bogor. Bogor: IPB Press.
Suseno & Hadi P. (2014). Studi Evaluasi Proses Solidifikasi Limbah B-3 dari Limbah Padat (Slag) Industri Daur Ulang Aki Bekas pada Media Pasir Semen. Jurnal Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim. Semarang, 5, 14–19.
Susilo YEB. (2003). Menuju Keselarasan Lingkungan Memahami Sikap Teologis
Manusia Terhadap Pencemaran Lingkungan. Surabaya: Averroes.
Szkoda J, & Żmudzki J. (2005). Determination of lead and cadmium in phosphoric acid by graphite furnace atomic absorption spectrometry. Bull Vet Inst Pulawy, 49(5), 89–92.
Tjitrosoepomo, G. (2003). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Vogel RM. (1990). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro (G. Svehla (ed.)). Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka.
Wiratna Sujarweni. (2015). SPSS untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Wulandari EA, & Sukesi. (2013). Preparasi Penentuan Kadar Logam Pb , Cd dan Cu dalam Nugget Ayam Rumput Laut Merah (Eucheuma cottonii). Jurnal Sains Dan Seni Pom Its, 2(2), 12–14.
Yudha GP, Noli ZA, & Idris DM. (2013). Pertumbuhan Daun Angsana (Pterocarpus indicus Willd) dan Akumulasi Logam Timbal (Pb). Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.), 2(2), 83–89.
Yulipriyanto H. (2010). Biologi Tanah dan Strategi Pengelolaannya. Yogyakarta :Graha Ilmu.
Yusuf M, & Arsyad A. (2014). Fitoremediasi Tanah Tercemar Logam Berat Pb dan Cd Dengan Menggunakan Tanaman Lidah Mertua (Sansevieria trifasciata). Jurnal Universitas Hasanuddin, 69–73.
Mahoni 981.34600 575.14383 0.243 -553.0593 2515.7513 *. The mean difference is significant at the 0.05 level.
c. Tabel Hasil Uji Lanjut Tukey HSD
Daun N Subset for alpha = 0.05
1 2 Mahoni 5 500.946
Pinus 5 1482.292 1482.292 Flamboyan 5 2568.976
Sig. 0.243 0.184
d. Tabel Hasil Uji Pearson Correlations
Correlations Pb Daun Pb Tanah
Pb Daun
Pearson Correlation
1 0.305
Sig. (2-tailed)
0.270
N 15 15
Pb Tanah
Pearson Correlation
0.305 1
Sig. (2-tailed)
0.270
N 15 15 Derajat Keeratan Hubungan pada Uji Korelasi (Sujarweni. 2014) •Nilai Koefisien Korelasi 0,00 - 0,20 berarti hubungan sangat lemah •Nilai Koefisien Korelasi 0,21 - 0,40 berarti hubungan lemah •Nilai Koefisien Korelasi 0,41 - 0,70 berarti hubungan kuat •Nilai Koefisien Korelasi 0,71 - 0,90 berarti hubungan sangat kuat •Nilai Koefisien Korelasi 0,91 - 0,99 berarti hubungan kuat sekali •Nilai Koefisien Korelasi 1 berarti hubungan sempurna