Page 1
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR TERHADAP
KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI
SISWA KELAS IV SDN NO. 125 INPRES BAJENG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
HARTINA PRATIWI
NIM : 10540922414
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018
Page 2
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : HARTINA PRATIWI
Nim : 10540922414
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi : Efektivitas Penggunaan Media Gambar Terhadap
Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas IV
SDN No. 125 Inpres Bajeng Kabupaten Takalar
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim
penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau
dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi
apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Agustus 2018
Yang Membuat Pernyataan
HARTINA PRATIWI
NIM. 10540922414
Page 3
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : HARTINA PRATIWI
Nim : 10540922414
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya
akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Agustus 2018
Yang Membuat Pernyataan
HARTINA PRATIWI
NIM. 10540922414
Page 4
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
“Ikatlah ilmu dengan menulis.”
(Ali Bin Abi Thalib ra)
Tak ada yang mudah
Tapi tak ada yang tidak mungkin
Selama kita masih menginginkannya
Hidup adalah pilihan Antara memilih dan dipilih
Usahakanlah yang terbaik
PERSEMBAHAN
Tiada kasih sayang setulus kasih sayangmu
Tiada pengorbanan seikhlas pengorbananmu
Kuperuntukkan karya tulis sederhana ini kepada
Ayahanda dan Ibunda tercinta (Bapak alm. Muh. Sain dan Ibu Hj.
Tene), serta keluarga dan teman-teman. Terima kasih atas kasih
sayang, doa, semangat dan dukungan yang selalu menyertai
langkahku.
Page 5
ABSTRAK
Pratiwi, Hartina. 2018. Efektivitas Penggunaan Media Gambar Terhadap
Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas IV SDN No. 125 Inpres
Bajeng. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Ilmu
Pendidikan. Universitas Negeri Muhammadiyah Makassar. Pembimbing 1:
A.Tenri Ampa., Pembimbing II: Sulfasyah.
Pembelajaran menulis karangan narasi di kelas IV SDN No. 125 Inpres
Bajeng yang belum efektif mengakibatkan keterampilan menulis narasi belum
optimal. Pembelajaran menulis karangan narasi yang dilakukan guru
menggunakan penugasan langsung dengan media teks bacaan. Oleh karena itu,
guru perlu memanfaatkan media pembelajaran untuk membantu pembelajaran
menjadi inovatif. Berdasarkan hal tersebut dapat dirumusakan permasalahan yaitu
bagaimanakah efektivitas media gambar terhadap keterampilan menulis karangan
narasi siswa kelas IV SDN No. 125 Inpres Bajeng?. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menguji efektivitas media gambar terhadap keterampilan menulis karangan
narasi siswa kelas IV SDN No. 125 Inpres Bajeng.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian Pre-Experimental
Design dengan sampel yaitu seluruh siswa kelas IV di SDN No. 125 Inpres
Bajeng berjumlah 20 orang. Teknik pengumpulan data digunakan adalah tes yaitu
tes sebelum diberikan perlakuan (pre-test) dan tes setelah diberikan perlakuan
(post-test). Sedangkan pengujian hipotesis menggunakan uji t ( t-test).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa: 1) ada
perbedaan penggunaan media gambar dengan model konvensional terhadap
keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV SDN No. 125 Inpres Bajeng
dengan nilai rata-rata saat pretest 40,75 dan nilai rata-rata saat posttest 81,25 ; 2)
Penggunaan media gambar efektif dibandingkan model konvensional terhadap
keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV SDN No. 125 Inpres Bajeng
ditunjukkan dengan t hitung lebih besar dari t tabel (18,43>2,093). Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar efektif
terhadap keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV SDN No. 125
Inpres Bajeng.
Keefektifan media gambar diharapkan menjadi pertimbangan bagi guru
kelas IV SDN No. 125 Inpres Bajeng untuk menerapkan media gambar pada
pembelajaran bahasa Indonesia dengan aspek atau materi yang lain. Pemanfaatan
media gambar diharapkan dapat menjadi media pembelajaran bahasa Indonesia
yang efektif.
Kata kunci: karangan narasi, efektivitas, media gambar
Page 6
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil’Alamin penulis panjatkan kehadirat Allah swt.
Rab yang Maha pengasih tapi tidak pilih kasih, Maha penyayang yang tidak pilih
sayang penggerak yang tidak bergerak, atas segala limpahan rahmat dan
petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Efektivitas Penggunaan Media Gambar Terhadap Keterampilan Menulis
Karangan Narasi Siswa Kelas IV SDN No. 125 Inpres Bajeng”. Shalawat dan
salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad saw ,Sang Murabbi
segala zaman, dan para sahabatnya, tabi’in dan tabi’ut tabi’in serta orang-orang
yang senantiasa ikhlas berjuang di jalanNya.
Segala usaha dan upaya telah dilakukan oleh penulis dalam rangka
menyelesaikan skripsi ini dengan semaksimal mungkin. Namun, penulis
menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan.
Akan tetapi, penulis tak pernah menyerah karena penulis yakin ada Allah SWT
yang senantiasa mengirimkan bantuan-Nya dan dukungan dari segala pihak. Oleh
karena itu, penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
orang tuaku tercinta yang telah memberikan kasih sayang, jerih payah, cucuran
keringat, dan doa yang tidak putus-putusnya buat penulis, sungguh semua itu tak
mampu penulis gantikan atas segala dukungan, semangat, pengorbanan,
kepercayaan, pengertian dan segala doanya.
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada kepada Dr. A. Tenri Ampa, M.Hum dan Sulfasyah,
S.Pd., M.A., Ph. D selaku pembimbing I dan II yang telah memberikan
bimbingan, arahan serta motivasi sejak awal penyusunan hingga selesainya skripsi
ini. Semoga Allah SWT selalu merahmati kita semua dan menghimpun kita dalam
hidayahNya. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. H.
Abd Rahman Rahim SE., MM, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar,
Erwin Akib, M.Pd., Ph.D, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar, dan Alim Bahri, S.Pd., M.Pd ketua
Page 7
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar serta seluruh dosen dan para staf
pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian
ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis. Keluarga dan seluruh
sahabat penulis terkhusus buat teman-teman PGSD kelas F yang tak bosan-
bosannya membantu dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan proses
pendidikan.
Penulis berharap semoga amal baik semua pihak yang ikhlas memberikan
dukungan dalam penyusunan skripsi ini mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
karya selanjutnya. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin Ya
Rabbal Al-Amin.
Makassar, Agustus 2018
Penulis
Page 8
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ........................................................................................ iv
SURAT PERJANJIAN ............................................................................................ v
MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xv
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5
D. Manfaat penelitian ..................................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
A. Kajian Pustaka ............................................................................................ 7
1. Penelitian Yang relevan ........................................................................ 7
2. Hakikat Media Pembelajaraan .............................................................. 8
3. Hakikat Keterampilan Menulis ............................................................. 15
4. Hakikat Karangan Narasi ...................................................................... 19
Page 9
B. Kerangka pikir ............................................................................................ 25
C. Hipotesis Penelitian ................................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ................................................................................. 28
1. Jenis Penelitian ...................................................................................... 28
2. Desain Penelitian ................................................................................... 28
B. Populasi dan Sampel ................................................................................... 31
C. Defenisi Operasional Variabel .................................................................... 33
D. Instrumen Penelitian ................................................................................... 34
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 34
F. Analisis Data ............................................................................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ........................................................................................... 42
B. Pembahasan ................................................................................................ 45
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ..................................................................................................... 51
B. Saran ........................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
Page 10
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Jumlah kelas dan Besarnya Populasi ................................................................... 32
3.2 Jumlah kelas dan Besarnya Sampel ..................................................................... 33
3.3 Rubrik Penilaian ................................................................................................... 35
4.1 Deskripsi nilai rata-rata pre-test, post-test dan persentase perbandingan
nilai rata-rata .............................................................................................................. 42
Page 11
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Pikir .................................................................................................... 26
3.1 Tipe One Group Pre-test Post-test Design ........................................................... 29
4.1 Diagram Persentase Nilai Rata-rata pada tahap Pre-test dan Post-test ............... 43
Page 12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 2 : Materi Ajar
Lampiran 3 : Soal Pre-Test
Lampiran 4 : Soal Post-Test
Lampiran 5 : Rubrik Penilaian
Lampiran 6 : Lembar Penilaian
Lampiran 7 : Daftar Nilai Pre-test
Lampiran 8 : Daftar Nilai Post-test
Lampiran 9 : Skor Nilai Pre-test
Lampiran 10: Skor Nilai Post-test
Lampiran 11: Tabel Perhitungan untuk mencari mean ( rata-rata ) nilai Pre-test
dan Post Tabel Perhitungan untuk mencari mean ( rata-rata ) nilai Pre-test dan
Post-test
Lampiran 12: Analisis Pre-test dan Post-test
Lampiran 13: Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis
Lampiran 14: Tabel nilai kritis distribusi T
Lampiran 15: Dokumentasi
Page 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar terdapat materi yang
mengharapkan kemampuan siswa dalam menyusun karangan tentang berbagai
topik dengan memperhatikan ejaan. Pengajaran Bahasa Indonesia pada materi
menulis karangan guru diharapkan mampu memperhatikan kemampuan siswa
baik secara teknik penulisan atau pengungkapan ide oleh siswa kedalam bentuk
tulisan yang nantinya akan tersusun menjadi sebuah karangan. Penggunan media
pendukung penyampaian sebuah materi harus diperhatikan oleh guru sebelum
melaksanakan proses pembelajaran.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa memiliki
kemampuan sebagai berikut: (1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai
dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis; (2) menghargai dan
bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa
negara; (3) memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk berbagai tujuan; (4) menggunakan bahasa Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial; (5)
menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa; (6) menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia. Adapun ruang lingkup mata pelajaran
Page 14
bahasa Indonesia meliputi aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan
menulis.
Materi menulis karangan narasi dalam pelajaran Bahasa Indonesia,
mengharapkan siswa mampu menulis sehingga tampak seolah-olah pembaca
melihat atau mengalami sendiri peristiwa tersebut. Objek yang diuraikan kedalam
bentuk tulisan harus benar-benar menggambarkan objek yang mereka lihat. Hal
ini melatih siswa untuk lebih fokus dalam proses kegiatan yang membutuhkan
konsentrasi tinggi.
Keadaan tersebut juga terjadi di SDN No. 125 Inpres Bajeng. Berdasarkan
observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti sebelumnya dengan guru kelas
IV, hasil wawancara ditemukan beberapa kondisi yaitu guru kurang optimal dalam
menggunakan variasi media pembelajaran, sehingga mengakibatkan kurangnya
antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaran serta rendahnya
pengetahuan dan pemahaman siswa khususnya pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Salah satu kendala dalam mengajarkan materi menulis karangan pada
siswa yaitu timbul dari diri siswa itu sendiri. Siswa terbiasa dimanjakan orang tua
mereka, hal ini berakibat pada kebiasaan siswa yang malas melakukan suatu
pekerjaan. Dalam pelajaran menulis siswa sulit mengungkapkan ide atau
pemikirannya kedalam bentuk tulisan. Dengan kemajuan teknologi siswa lebih
memilih jalan pintas dengan mencari karangan di internet apabila mendapatkan
tugas menulis karangan dari guru. Kurangnya kegemaran siswa dalam membaca
juga menimbulkan lemahnya keterampilan menulis karangan. Terkadang siswa
mengalami kesulitan menentukan objek penulisan yang nantinya akan dijadikan
Page 15
bahan dalam karangan. Banyak siswa yang mengeluh terhadap pembelajaran
mengarang karena pelajaran mengarang dirasa tidak menyenangkan, melelahkan,
sulit, membutuhkan banyak pemikiran, bahkan dianggap membosankan, sehingga
berakibat buruk pada kemampuan siswa dalam mengembangkan kreativitasnya.
Selain itu, dalam proses belajar mengajar guru tidak menggunakan variasi, dalam
hal ini guru kurang memanfaatkan media visual untuk merangsang keterampilan
siswa menulis karangan narasi. Sehingga menyebabkan rasa kebosanan siswa,
perhatian siswa kurang, mengantuk dan akibatnya tujuan belajar tidak tercapai.
Hal ini juga diperkuat dengan data hasil wawancara dengan guru kelas IV,
kebanyakan Guru meminta siswa untuk menulis karangan narasi tanpa memberi
contoh terlebih dahulu pada siswa tentang cara menulis karangan narasi yang baik
dan benar, siswa hanya duduk diam mendengarkan dan mengerjakan tugas dari
guru sehingga pembelajaran yang disajikan menjadi kurang menggembirakan dan
kurang bermakna karena guru tidak melibatkan siswa untuk aktif. Akibatnya
pembelajaran jauh dari aktivitas yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Keterampilan menulis perlu mendapat perhatian yang sungguh- sungguh
sejak pendidikan dasar. Peneliti mengambil materi menulis karangan, tidak hanya
mengarang bebas melainkan karangan yang terorganisir yaitu menulis karangan
narasi. Nurgiyantoro (2011: 23) menjelaskan “karangan adalah suatu bentuk
sistem komunikasi lambang visual”. Keraf (1989: 136) mengatakan “narasi
merupakan suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk
yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu
kejadian waktu”. Kutipan tersebut dapat dipahami bahwa karangan narasi
Page 16
merupakan sebuah karya berbentuk tulisan yang tersusun secara sistematis berisi
sebuah gambaran mengenai objek yang diceritakan. Oleh karena itu, kemampuan
mengarang siswa harus mendapat perhatian serius.
Berdasarkan permasalahan yang muncul maka dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia perlu adanya suatu perubahan yang dapat memberikan dorongan dan
motivasi besar pada siswa untuk belajar menulis. Pemberian dorongan dan
motivasi dapat dilakukan dengan penggunaan media dalam proses pembelajaran.
Arsyad (2013: 2) mengungkapkan bahwa media merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada
umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya. Maka agar lebih
menarik dan menumbuhkan motivasi belajar bagi siswa, diperlukan media yang
dapat menyalurkan imajinasi siswa yang kreatif. Salah satu media yang dapat
dimanfaatkan dalam proses pembelajaran karangan narasi adalah pemberian suatu
rangsangan visual (gambar). Dalam tahap awal untuk merangsang pengembangan
kognisi dan imajinasi siswa, kita dapat memanfaatkan tugas-tugas menulis dengan
rangsang tertentu seperti gambar, buku, atau yang lain. Jadi, dengan gambar kita
dapat membantu mempermudah anak untuk menuangkan gagasan-gagasannya
kedalam bentuk bahasa atau lambang visual (tulisan), karena gambar akan
memberikan panduan dan inspirasi tentang apa dan bagaimana yang harus ditulis
oleh siswa.
Page 17
Diharapkan pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan media visual
berupa gambar pada materi menulis karangan narasi dapat mendorong siswa aktif,
kreatif, dan terampil dalam menulis karangan, sehingga siswa dapat menuangkan
ide, gagasan, imajinasinya dalam bentuk tulisan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dapat
dirumuskan permasalahan yaitu: Bagaimanakah efektivitas media gambar
terhadap keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV SDN No. 125
Inpres Bajeng?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian yaitu:
Untuk menguji efektivitas media gambar terhadap keterampilan menulis karangan
narasi siswa kelas IV SDN No. 125 Inpres Bajeng.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Secara teoritis penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi
untuk penelitian selanjutnya berkaitan dengan pemanfaatan media visual gambar
dalam keterampilan menulis karangan narasi di kelas IV dalam pelajaran Bahasa
Indonesia di Sekolah Dasar. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai landasan teori
untuk kegiatan inovasi pada pembelajaran dan sebagai rujukan bagi penelitian
selanjutnya dalam meneliti kemampuan menulis siswa. Selain itu penelitian ini
Page 18
dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang berbahasa khususnya
pada keterampilan menulis karangan narasi pada siswa sekolah dasar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Penelitian ini memberikan masukan kepada guru sekolah dasar dalam
menguasai variasi media pembelajaran visual berupa gambar foto, slide, media
visual yang diproyeksikan. Sehingga guru dapat memanfaatkan media
pembelajaran sesuai dengan situasi dan kondisi di kelas untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran serta profesionalitas guru di era globalisasi seperti ini.
b. Bagi Siswa
Penerapan media gambar dapat meningkatkan peran aktif siswa dalam
proses pembelajaran. Selain itu, media gambar juga dapat meningkatkan semangat
belajar siswa, meningkatkan siswa untuk berpikir kreatif, penggugah motivasi,
minat, serta keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga keterampilan
menulis karangan narasi siswa dalam menuangkan sebuah ide kedalam bentuk
tulisan melalui sebuah media visual gambar dapat dilakukan dengan baik dan
benar.
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah
dalam rangka perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan
keterampilan menulis siswa di SDN No. 125 Inpres Bajeng. Selain itu, dapat
dijadikan referensi untuk lebih meningkatkan fasilitas (media pembelajaran dan
alat peraga). Dapat memberikan pembinaan dalam meningkatkan bakat, minat,
Page 19
dan kreativitas belajar siswa khususnya pada mata pelajaran bahasa Indonesia
pada materi menulis karangan.
d. Bagi Peneliti
Penelitian ini akan memberikan pengalaman positif bagi peneliti. Peneliti
dapat menambah wawasan pengetahuan terkait dengan penerapan media gambar
di dalam proses pembelajaran. Selain itu, penelitian ini dilakukan sebagai syarat
dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan.
Page 20
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Penelitian Yang Relevan
Beberapa penelitian yang pernah dilakukan yang relevan dengan penelitian
ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Sawitra dkk pada tahun 2015 dengan
judul “Pengaruh Picture And Picture Berbantuan Powerpoint Terhadap
Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Sd Kelas IV.” Hasil penelitiannya
adalah rata-rata skor yang diperoleh kelompok siswa yang dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran picture and picture berbantuan media
PowerPoint adalah 83,021, lebih besar daripada rata-rata skor kelompok siswa
yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional, yaitu sebesar
73,25. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran picture and picture
berbantuan media PowerPoint berpengaruh terhadap keterampilan menulis
karangan narasi siswa SD kelas IV.
Penelitian yang dilakukan oleh Tuwo pada tahun 2013 dengan judul
“Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas V SD Inpres 3 Kasimbar Menulis
Karangan Narasi Melalui Media Gambar Seri Dengan Metode Latihan.” Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media gambar seri dengan
menggunakan metode latihan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
menulis karangan narasi, dilihat pada nilai ketuntasan belajar klasikal yaitu pada
Page 21
siklus I tuntas sebanyak 35% dan ketuntasan belajar klasikal pada siklus II tuntas
sebanyak 90%.
Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, hasil analisis data
menunjukkan adanya keefektifan media gambar dalam keterampilan menulis
karangan narasi. Oleh karena itu, peneliti menggunakan penelitian tersebut
sebagai acuan untuk melakukan penelitian dengan judul Efektivitas Penggunaan
Media Gambar Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas IV
SDN No. 125 Inpres Bajeng.
2. Hakikat Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti
tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara
atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,
keterampilan, atau sikap. Sementara itu, Heinich (Anitah, 2009: 6.3) mengatakan
bahwa media merupakan alat saluran komunikasi. Media berhubungan erat
dengan pesan dan metode (methods) dalam proses pembelajaran. Media
pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan unruk menyampaikan isi
materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video
kamera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik,
televisi, dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar
atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa
yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
Page 22
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media
merupakan suatu alat yang digunakan oleh guru pada saat mengajar, media
berperan penting dalam membantu dan mempermudah guru menyampaikan
informasi yang akan disampaikan pada siswa dalam proses pembelajaran
sehingga tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Menggunakan media
dalam proses pembelajaran diharapkan dapat selaras dengan materi apa yang
akan diajarkan sehingga terjadi interaksi dua arah antara guru dalam
menyampaikan materi dengan siswa yang menerima materi yang diharapkan oleh
siswa.
Kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting dalam proses
belajar mengajar. Karena dalam kegiatan tersebut Ketidakjelasan bahan yang
disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.
Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada peserta didik dapat
disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang
mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan
keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan
demikian peserta didik lebih mudah mencerna bahan daripda tanpa bantuan
media.
Peranan media tidak akan terlihat bila penggunaannya tidak sejalan
dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu, tujuan
pengajaran harus diajdikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media.
Manakalah dibaikan, maka media bukan lagi sebagai alat bantu pengajaran, tetapi
sebagai penghambat dalam pencapain ujuan seacara efektif dan efesien.
Page 23
b. Jenis-Jenis Media
Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu guru
memperkaya wawasan peserta didik. Aneka macam bentuk dan jenis media
pendidikan yang digunakan oleh guru menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi
peserta didik. Dalam menerangkan suatu benda, guru dapat membawa bendanya
secara langsung kedepan peserta didik dikelas. Dengan menghadirkan bendanya
seiring dengan penjelasan mengenai benda itu, maka benda itu dijadikan sumber
belajar.
Adapun beberapa jenis media yaitu:
1). Menurut Aqib (2013:52) mengemukakan bagian-bagian dari Media grafis
(simbol–simbol komunikasi visual) mencakup:
(a) Gambar foto, (b) Sketsa, (c) Diagram, (d) Bagan, (e) Grafik, (f)
Kartun, (g) Poster, ( h) Peta, (i) Papan Flannel, (j) Papan Bulletin.
2). Media Audio (dikaitkan dengan indera pendengaran) misalnya Radio dan Alat
perekam pita magnetic.
3). Multimedia (dibantu proyektor LCD), misalnya file program computer
multimedia.
c. Fungsi dan Manfaat Media
Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu
mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang
ditata dan diciptakan oleh guru. Media berfungsi untuk tujuan instruksi dimana
informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam
Page 24
benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga
pembelajaran dapat terjadi. Levie & Lentz (Arsyad, 2013: 20) mengemukakan
empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu: (1) fungsi
atensi; (2) fungsi afektif ; (3) fungsi kognitif; (4) fungsi kompensatoris.
Fungsi atensi media visual merupakan inti, menarik dan mengarahkan
perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan
makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Fungsi
afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar
(atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat
menggugah emosi dan sikap siswa. Fungsi kognitif media visual terlihat dari
temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau
gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. Fungsi kompensatoris
media pembelajaran mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima
dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara
verbal.
Manfaat media dalam kegiatan belajar mengajar terutama untuk tingkat
SD sangat penting. Sebab pada masa ini siswa masih berpikir konkret, belum
mampu berpikir abstrak. Kehadiran media sangat membantu dalam memahami
konsep tertentu, yang tidak atau kurang mampu dijelaskan dengan bahasa.
Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi
memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi
belajar-mengajar yang lebih efektif. Media pembelajaran dalam penggunaannya
Page 25
harus relavan dengan tujuan dan isi pembelajaran, penggunaan media dalam
pembelajaran harus selalu melihat kepada tujuan dan bahan ajar. Media
pembelajaran berfungsi mempercepat proses belajar, sehingga siswa dapat
menangkap tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan lebih cepat. Media
pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar.
Pada umumnya hasil belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran
akan tahan lama mengendap sehingga kualitas pembelajaran memiliki nilai yang
tinggi. Sudjana (Djamarah dan Aswan, 2010: 137) dengan media dapat
meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berpikir. Karena itu dapat mengurangi
vebalisme.
d. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Pemilihan media pembelajaran yang akan digunakan harus tepat dengan
materi pembelajaran yang akan diajarkan. Dajamarah dan Aswan (2010: 128)
mengatakan “agar media pengajaran yang dipilih tepat, di samping memenuhi
prinsip-prinsip pemilihan, juga terdapat beberapa faktor dan kriteria yang perlu
diperhatikan”.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih media pengajaran
salah satunya memperhatikan unsur subjektivitas guru dalam memilih media
pengajaran harus dihindarkan. Djamarah dan Aswan (2010:128) Guru tidak
boleh memilih suatu media pengajaran atas dasar kesenangan pribadi.
Pemilihan program pengajaran yang akan disampaikan kepada anak didik harus
sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik isinya, strukturnya, maupun
kedalamannya. Media yang akan digunakan harus disesuaikan dengan
Page 26
perkembangan anak didik, baik dari segi bahasa, simbol-simbol yang
digunakan, cara dan kecepatan penyajiannya, ataupun waktu penggunaannya.
Menurut Djamarah dan Aswan (2010:129) Situasi dan kondisi yang ada
juga perlu diperhatikan dalam pemilihan media meliputi, (1) situasi dan kondisi
sekolah atau tempat dan ruangan yang akan dipergunakan; (2) situasi serta
kondisi anak didik yang akan mengikuti pelajaran mengenai jumlahnya,
motivasi, dan kegairahannya. Memperhatikan dari segi teknik, media
pengajaran yang akan digunakan perlu diperhatikan, apakah media tersebut
sudah memenuhi syarat yang telah ditentukan. Memperhatikan Efektivitas dan
efisiensi penggunaan dalam penggunaan media meliputi apakah dengan
menggunakan media tersebut informasi pengajaran dapat diserap oleh anak
didik dengan optimal, sehingga menimbulkan perubahan tingkah lakunya.
Sedangkan efisiensi meliputi apakah dengan menggunakan media tersebut,
waktu, tenaga, dan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut
sedikit mungkin.
Kriteria pemilihan media pengajaran dapat bersumber dari media yang
telah ada, media rancangan (media yang dibuat sendiri). Memilih media menurut
Sudjana dan Rivai (Djamarah dan Aswan, 2010: 132) untuk kepentingan
pengajaran harus memperhatikan kriteria-kriteria pemilihan media. Ketepatannya
dengan tujuan pengajaran, artinya media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-
tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Dukungan terhadap isi bahan
pelajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan
generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.
Page 27
Kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh,
setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar. Keterampilan
guru dalam menggunakannya, apa pun jenis media yang diperlukan syarat utama
adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran. Memperhatikan
ketersediaan waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat
bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung. Sesuai dengan taraf
berpikir siswa, memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai
dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat
dipahami oleh siswa.
Kriteria pemilihan media tersebut, guru dapat lebih mudah menggunakan
media mana yang dianggap tepat untuk membantu mempermudah tugas-tugasnya
sebagai pengajar. Kehadiran media dalam proses pengajaran jangan dipaksakan
sehingga mempersulit tugas guru tapi sebaliknya, yakni mempermudah guru
dalam menjelaskan bahan pengajaran. Karena itu, media bukan keharusan, tetapi
sebagai pelengkap jika dipandang perlu untuk mempertinggi kualitas belajar
mengajar.
e. Prinsip-Prinsip Pemilihan Media Pembelajaran
Djamarah dan Aswan (2010:126) Prinsip-prinsip pemilihan media (alat
bantu) pengajaran dibagi ke dalam tiga kategori yakni: (1) tujuan pemilihan,
memilih media (alat bantu) yang digunakan harus berdasarkan maksud dan tujuan
pemilihan yang jelas; (2) karakteristik media pengajaran, setiap media (alat
bantu) pengajaran mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi
keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya. Memahami
Page 28
karakteristik berbagai media pengajaran merupakan kemampuan dasar yang harus
dimiliki guru dalam kaitannya dengan keterampilan pemilihan media pengajaran;
(3) alternatif pilihan, memilih pada hakikatnya adalah proses membuat keputusan
dari berbagai alternatif pilihan. Guru bisa menentukan pilihan media mana yang
akan digunakan apabila terdapat beberapa media yang dapat diperbandingkan.
Sedangkan apabila media pengajaran hanya ada satu, maka guru tidak akan
memilih, tetapi menggunakan apa adanya.
f. Media Gambar
Angkowo dan Kosasih (2007: 26) mengatakan bahwa media gambar
adalah penyajian visual dua dimensi yang memanfaatkan rancangan gambar
sebagai sarana pertimbangan mengenai kehidupan sehari-hari, misalnya yang
menyangkut manusia, peristiwa, benda-benda, tempat, dan sebagainya. Media
gambar merupakan media yang disajikan secara visual untuk menyalurkan pesan
dari sumber informasi ke penerima pesan dalam bentuk gambar yang disalurkan
melalui indera penglihatan. Media gambar dalam pembelajaran berfungsi untuk
membangkitkan motivasi belajar siswa dan sebagai alat komunikasi dalam
menyampaikan pesan (materi pembelajaran) yang lebih kongkrit pada siswa
sehingga lebih mudah dipahami. Diantara media pendidikan yang ada, media
gambar adalah media yang paling umum dipakai. Media ini berfungsi
menyalurkan pesan dari sumber informasi ke penerima pesan. Saluran yang
dipakai menyangkut indera penglihatan, dan pesan yang disampaikan dituangkan
ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Media gambar merupakan media
yang sederhana, mudah dalam pembuatannya, dan ditinjau dari pembiayaan
Page 29
termasuk media yang murah harganya. Penggunaan media gambar yang efektif,
harus mempunyai tujuan yang jelas, pasti, dan terperinci. Media gambar yang
digunakan adalah media gambar yang ada hubungannya dengan pelajaran yang
dibahas. Media visual dalam proses belajar mengajar dapat mengembangkan
kemampuan visual, mengembangkan imajinasi anak, membantu meningkatkan
penguasaan anak terhadap hal-hal yang abstrak.
3. Hakikat Keterampilan Menulis
Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa. Tarigan (2008: 3)
menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Kegiatan menulis
harus terampil memanfaatkan grafolegi, struktur bahasa, dan kosa kata.
Keterampilan menulis ini tidak akan secara otomotis, tetapi harus melalui latihan
dan praktik yang banyak dan teratur. Menulis selalu mengharuskan seseorang
untuk kaya pengetahuan dan perasaannya, karena seseorang akan menulis jika
mengalami gejolak perasaan tertentu dan gejolak pikiran itu timbul karena kita
mengetahui sesuatu (Kurniawan, 2013: 138). Menulis sangat bermanfaat, dengan
menguasai keterampilan menulis seseorang akan mempunyai berbagai
keunggulan, mampu mengungkakan ide-idenya dengan baik secara tertulis.
Menuangkan ilmu yang diperoleh untuk dibaca orang lain. Membuat karya tulis
ilmiah dengan kualitas yang baik, serta memproduksi kalimat-kalimat efektif saat
menjawab soal-soal uraian. Tarigan (Cahyani dan Hodijah, 2007: 126)
menjelaskan perbedaan menulis dengan tiga keterampilan berbahasa lain. Menulis
memiliki kesamaan media bahasa dengan membaca, yakni sama-sama
menggunakan bahasa tulis (grafem), namun berbeda dari menyimak dan berbicara,
Page 30
yakni menggunakan bahasa lisan (fonem). Menulis memiliki kesamaan dengan
berbicara, yakni sama-sama memproduksi (menghasilkan pesan), namun berbeda
dari membaca dan menyimak. Pesan yang dihasilkan (produktif) dalam menulis,
sementara pesan yang diterima (reseptif) dalam membaca dan menyimak. Faktor-
faktor yang mempengaruhi keterampilan menulis adalah kondisi penulisan, pesan
yang dikomunikasikan, kondisi pembaca, media atau bentuk tulisan.
Menulis memerlukan teknik pengembangan ide yang menarik.
Aswanurrahman (2013: 17) mengungkapkan bahwa ide yang dikembangkan dan
ditulis harus bisa menarik perhatian dan memancing motivasi membaca para
pembaca. Penulis, dalam mengembangkan tulisannya, haruslah melihat cara
sendiri dalam mengembangkan idenya.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
keterampilan menulis adalah keterampilan dalam mengungkapkan gagasan dalam
bentuk bahasa tulis yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak
langsung. Menulis memerlukan teknik pengembangan ide yang menarik.
a. Tahap-Tahap Menulis
Menulis merupakan keterampilan mekanis yang dapat dipahami dan
dipelajari. Menulis sebagai proses mengandung makna bahwa menulis terdiri dari
tahapan-tahapan. ada tiga tahap dalam menulis, diantaranya ada prapenulisan
(persiapan), penulisan (pengembangan isi karangan), dan pascapenulisan (telaah
dan revisi atau penyempurnaan tulisan). Prapenulisan, tahap ini merupakan fase
persiapan menulis seperti halnya pemanasan (warming up) bagi orang yang
berolahraga. Fase ini sangat menentukan aktivitas dan hasil menulis
Page 31
berikutnyaPersiapan yang baik sangat memungkinkan bagi kita untuk
mengumpulkan bahan secara terarah, mengaitpadukan antar gagasan secara
runtut, serta membahasnya secara kaya, luas, dan dalam. Sebaliknya tanpa
persiapa yang memadai, banyak kesulitan yang akan kita temukan sewaktu
menulis. Murray (Cahyani dan Hodijah, 2007: 150 ) menyebutkan ada tiga
kegiatan utama dalam tahap prapenulisan, yakni pemilihan topik, penentuan
tujuan, bentuk dan pembaca tulisan, dan generalisasi dan penyusunan ide (apa
yang akan dinyatakan) dalam tulisan. Tahap penulisan, pengembangan butir demi
butir ide yang terdapat dalam kerangka karangan, dengan memanfaatkan bahan
atau informasi yang telah dipilih dan dikumpulkan. Tahap pasca penulisan,
merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan buram yang kita hasilkan.
Kegiatannya terdiri atas penyuntingan dan perbaikan (revisi). Penyuntingan
diartikan sebagai kegiatan membaca ulang suatu buram karangan dengan maksud
untuk merasakan, menilai, dan memeriksa baik unsur mekanik atau pun isi
karangan. Tujuannya adalah menemukan atau memperoleh informasi tentang
unsur-unsur karangan yang perlu disempurnakan. Kegiatan revisi dapat berupa
penambahan, penggantian, penghilangan, pengubahan, atau penyusunan kembali
unsur-unsur karangan.
b. Fungsi dan Tujuan Menulis
Menulis berfungsi sebagai alat komunikasi yang diproduksi dalam bentuk
tulisan yang nantinya isi pesan dalam tulisan akan disampaikan kepada orang
yang membaca tulisan tersebut. Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah
sebagai alat komunikasi secara tidak langsung. Dalam proses pembelajaran
Page 32
keterampilan menulis juga sangat membantu para pelajar berpikir secara kritis
dan sistematis.
c. Asas-asas Menulis
Asas-asas menulis dijelaskan oleh Nuruddin (2011: 39-46) kegiatan menulis
memerlukan asas-asas menulis yang dijelaskan berikut ini:
1). Kejelasan (clarity) yaitu asas kejelasan memberikan kemudahan bagi pembaca.
2). Keringkasan (conciseness) yaitu asas keringkasan harus diperhatikan penulis
agar tidak membuang-buang waktu pembaca.
3). Ketepatan (correctness) yaitu asas ketepatan dapat menyebabkan asumsi
penulis mengalami titik kesamaan dengan pembaca.
4). Kesatupaduan (unity) yaitu kesatupaduan gagasan pokok dalam tiap paragraph
harus diperhatikan penulis dalam menguraikan gagasan / pikiran.
5). Petautan (coherence) yaitu antar bagian tulisan harus bertautan sama lain
(antar-alinea atau kalimat) tautan ini mempermudah pembaca untuk menangkap
gagasan yang disampaikan penulis.
6). Penegasan (emphasis) yaitu adanya penonjolan aau memiliki derajat perbedaan
antar bagian dalam tulisan memberikan kemudahan kepada pembaca dalam
menangkap tekanan ide-ide tertentu.
e. Menulis Berdasarkan Rangsang Gambar
Menulis merupakan kegiatan yang komunikasi berbentuk lambang tulis.
Bentuk-bentuk visual seperti gambar dapat juga digunakan sebagai rangsangan
untuk menulis. Nurgiyantoro (2011: 428) mengatakan “gambar yang memenuhi
kriteria pragmatis untuk tugas menulis adalah gambar cerita, gambar susun yang
Page 33
tiap panel menampilkan peristiwa atau keadaan tertentu yang secara keseluruhan
membentuk sebuah cerita”. Dalam hal ini gambar yang digunakan yaitu gambar
yang sengaja digunakan untuk tugas tes menulis siswa. Hal yang utama dari
pemilihan gambar untuk tugas menulis siswa yaitu gambar yang mana tidak
mengandung tulisan yang sifatnya memberikan penjelasan atau memberikan
informasi kepada siswa. Jadi, siswa dituntut untuk mengembangkan imajinasinya
dari apa yang mereka lihat dalam gambar yang diberikan.
4. Hakikat Karangan Narasi
Nurgiyantoro (2011: 423) menjelaskan “karangan adalah suatu bentuk
sistem komunikasi lambang visual”. Unsur kebahasaan maupun unsur luar bahasa
itu sendiri akan menjadi isi karangan. Mengarang merupakan kegiatan
menuangkan hasil pemikiran hasil karya tulis yang indah bagi penulis. Ide yang
jelas dan fokus sangat diperlukan sebelum memulai mengarang, hal ini bertujuan
agar tidak membuang-buang waktu dan bicara tanpa tujuan yang jelas.
Menurut Suparno dan Yunus (2008: 4.31) karangan narasi memiliki
karakteristik menyajikan serangkaian peristiwa. Karangan ini menyampaikan
serangkaian kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis), dengan maksud
memberi arti kepada sebuah atau serentetan kejadian, sehingga pembaca dapat
memetik hikmah dari cerita itu. Tujuan menulis narasi secara fundamental ada
dua, yaitu hendak memberikan informasi atau wawasan dan memperluas
pengetahuan membaca, dan hendak memberikan pengalaman estetis kepada
pembaca. Keraf (1989: 136) mengungkapkan bahwa narasi mencakup dua unsur
dasar, yaitu perbuatan atau tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu.
Page 34
Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan
sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi.
Aswanurrahman (2013: 37) berpendapat naratif adalah tulisan yang menceritakan
sebuah kejadian.Naratif merupakan genre yang paling mudah dikenal dan
memiliki banyak ragam, sesuai dengan fungsi soaialnya. Naratif kebanyakan
dalam bentuk fiksi seperti novel, cerpen, dongeng, dan sebagainya.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
karangan narasi adalah karangan yang menceritakan suatu rangkaian kejadian
yang disusun secara urut berdasarkan urutan waktu.
a. Prinsip-Prinsip Narasi
Prinsip-prinsip dasar narasi sebagai tumpuan berpikir bagi terbentuknya
karangan narasi. Suparno dan Yunus (2008: 4.39) mengungkapkan prinsip-prinsip
narasi yaitu alur, penokohan, latar, titik pandang, dan pemilihan detail peristiwa.
Alur dengan jalan cerita tidak terpisahkan, jalan cerita memuat kejadian sedangkan
alur berpusat pada konflik. Fase alur yaitu pengenalan, timbulnya konflik, konflik
memuncak, klimaks, dan pemecahan masalah. Penokohan, mengisahkan tokoh
cerita bergerak dalam suatu rangkaian perbuatan atau mengisahkan tokoh cerita
terlibat dalam suatu peristiwa dan kejadian. Latar (Setting), tempat dan atau waktu
terjadinya perbuatan tokoh atau peristiwa yang dialami tokoh. Sudut pandang
(Point of View) dan pemilihan detail peristiwa, pemilihan sudut pandang akan
menentukan gaya dan corak cerita. Pencerita berbeda maka detail-detail cerita
yang dipilih juga berbeda.
Page 35
b. Jenis-Jenis Narasi
Menurut Keraf (1989: 136-138) mengatakan “berdasarkan tujuannya
narasi dibedakan menjadi narasi ekspositoris dan narasi sugestif”. Narasi
ekspositoris bertujuan untuk menggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui
apa yang dikisahkan. Narasi ekspositoris mempersoalkan tahap-tahap kejadian,
rangkaian-rangkaian perbuatan kepada para pembaca atau pendengar. Narasi
ekspositoris bersifat generalisasi dan khusus. Generalisasi yaitu narasi yang
menyampaikan suatu proses yang umum, yang dapat dilakukan siapa saja, dan
dapat pula dilakukan secara berulang-ulang. Khusus yaitu narasi yang berusaha
menceritakan suatu peristiwa yang khas, yang hanya terjadi pada satu kali. Narasi
sugestif bertujuan untuk memberi makna atas peristiwa atau kejadian itu sebagai
pengalaman. Dalam narasi sugestif, rangkaian peristiwa selalu melibatkan daya
khayal (imajinasi). Berdasarkan bentuk narasi, narasi dapat dibedakan menjadi
narasi fiktif dan nonfiktif. Roman, novel, cerpen, dongeng merupakan narasi
fiktif. Sedangkan narasi nonfiktif seperti sejarah, biografi, dan autobiografi.
Jenis karangan narasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah narasi
ekspositoris.
c. Kerangka Karangan
Mengarang pada hakikatnya adalah mengungkapkan atau menyampaikan
gagasan dengan bahasa tulis (Suparno dan Yunus, 2008: 3.1). Penyusunan
rancangan karangan adalah langkah kegiatan prapenulisan setelah penentuan
topik. Kerangka karangan (out line) adalah kerangka tulis yang menggambarkan
bagian-bagian atau butir-butir isi karangan dalam tahapan yang sistematis. Dalam
Page 36
kerangka karangan, akan tampak butir-butir isi karangan yang menggambarkan
sub-subtropik, karangan baik dari segi jumlah dan jenisnya, urutan sub-subtropik
isi karangan, dan hubungan antarsubtropik dalam karangan (hubungan logis atau
kronologis, dan hubungan setara dan hubungan bertingkat). Struktur karangan
terdiri atas bagian awal, isi, dan akhir. Awal karangan berfungsi untuk
memperkenalkan dan sekaligus menggiring pembaca terhadap pokok tulisan. Isi
karangan menyajikan bahasan topik atau ide utama karangan memperjelas atau
mendukung ide. Akhir karangan berfungsi untuk mengembalikan pembaca pada
ide-ide penting. Suparno dan Yunus (2008: 3.8) mengatakan “kerangka yang baik
akan membantu penulis dalam beberapa hal”.
Kerangka karangan memungkinkan penulis dapat mengarang secara
terarah karena isi kerangka sebenarnya menggambarkan arah sebuah karangan.
Kerangka karangan berguna untuk menghindari kerja ulang dan kerja yang
mubazir dapat dihindari. Kerangka karangan memungkinkan penulis dapat
memasukkan dan menempatkan materi tulisan yang baru penulis temukan dalam
bab atau sub bab tertentu, bahkan dalam bab atau sub bab yang baru. Kerangka
karangan memungkinkan penulis dapat bekerja lebih fleksibel dari segi
penyelesaian bagian karangan. Penulis dapat memulai menulis karangan dari
bagian tengah, bahkan dari bagian belakang.
d. Langkah-Langkah Menulis Karangan Narasi
Suparno dan Yunus (2008: 4.50-4.51) mengungkapkan langkah dalam
mengembangkan karangan narasi. Penentuan topik dan amanat yang akan
disampaikan dalam karangan. Menetapkan sasaran pembaca karangan. Membuat
Page 37
rancangan peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema
alur. Membagi peristiwa utama kedalam bagian awal, perkembangan, dan akhir
cerita. Merinci peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai
pendukung cerita. Menyusun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang.
e. Tes Kompetensi Menulis Karangan Narasi
Penilaian yang dilakukan terhadap hasil karangan siswa bersifat
menyeluruh berdasarkan kesan yang diperoleh dari membaca karangan secara
selintas. Aspek yang dinilai dalam menulis karangan yaitu:(1) isi karangan; (2)
organisasi isi; (3) kosakata; (4) penggunaan bahasa; dan (5) mekanik
(Nurgiyantoro, 2014: 441).
Isi masalah yang dijadikan pokok bahasan dalam kegiatan menulis
(naratif, deskriptif, ekspositori, argumentatif, dan lain-lain) perlu dijadikan salah
satu rincian kemampuan menulis apabila diikutsertakan dalam menentukan
tingkat mutu penulisan sesuai yang ditugaskan. Menurut Djiwandono (2011: 122)
kemampuan menulis karangan narasi dapat dirinci sebagai berikut: (1) isi yang
relevan; (2) organisasi yang sistematis; dan (3) penggunaan bahasa yang baik dan
benar.
Tes kemampuan menulis merupakan kegiatan penggunaan kemampuan
bahasa yang aktif-produktif yang sebaiknya diselenggarakan dalam bentuk tes
subjektif. Hal ini sesuai dengan tujuan mengungkapkan pikiran penulis yang
bersifat subjektif dan sesuai dengan kegiatan menulis sebagai kegiatan aktif-
produktif yang juga subjektif.
Page 38
Tes dikategorikan sebagai tes subjektif apabila penskoran pekerjaan
peserta tes tidak mungkin dilakukan secara objektif. Sifat dan predikat pada tes
subjektif bukan terletak pada diri peserta tes melainkan pada diri korektir dan cara
penskoran terhadap jawaban peserta tes. Butir-butir tes subjektif biasanya
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan terbuka seperti apa, bagaimana, mengapa,
siapa, kapan, dan lain-lain.
Penelitian ini menggunakan tes kemampuan menulis karangan narasi
bentuk tes esei yang jawabannya berupa unjuk kerja menyeluruh. Kriteria
penilaian yang digunakan adalah kriteria karangan (Nurgiyantoro, 2014:441)
sebagai berikut: (1) isi karangan; (2) organisasi isi; (3) kosakata; (4) penggunaan
bahasa; dan (5) mekanik.
f. Efektivitas Media Gambar pada Pembelajaran Menulis Karangan Narasi
Pembelajaran menulis karangan narasi pada hakikatnya mengarahkan
siswa untuk mengekspresikan ide atau gagasan yang dimiliki dalam bentuk tulisan
berupa karangan narasi yang memperhatikan urutan waktu atau kronologis setiap
peristiwa. Pembelajaran menulis karangan narasi pada penelitian ini diterapkan
memanfaatkan media gambar yang berisikan kesatuan cerita dan peristiwa.
Pemanfaatan media ini dipilih karena akan menjadikan siswa lebih antusias dalam
pembelajaran, siwa lebih percaya diri dalam mengemukakan gagasannya karena
sebelumnya guru telah memberikan contoh yang berkaitan dengan materi yang
akan dibahas.
Pemanfaatan media ini menggunakan media gambar. Untuk lebih menarik
perhatian siswa, gambar yang digunakan dalam penelitian ini adalah gambar suatu
Page 39
peristiwa, kegiatan berupa pengalaman yang ditampilkan pada papan tulis.
Gambar yang ditampilkan menceritakan suatu kesatuan cerita yang dapat
dijadikan alur pemikiran siswa dalam mengarang. Gambar tersebut dapat
dijabarkan menjadi paragraf. Hal ini sangat sesuai untuk pembelajaran menulis
karangan narasi. Karena dalam menulis karangan narasi terdapat salah satu ciri
yaitu adanya alur yang dibangun oleh konflik dan susunan kronologis berdasarkan
waktu.
B. Kerangka Pikir
Penelitian ini mengukur Efektivitas penggunaan media pembelajaran yaitu
media gambar pada keterampilan menulis karangan narasi. Penggunaan media
gambar diharapkan mampu membuat siswa lebih termotivasi meningkatkan
keterampilan menulis karangan narasi. Efektivitas media ini ditinjau dari aspek
pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa setelah mengikuti pembelajaran
menulis karangan narasi dengan media tersebut.
Page 40
Sebelum melakukan penelitian, peneliti menyusun rancangan penelitian
berdasarkan kerangka pikir sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA
Keterampilan Menyimak
Keterampilan Berbicara
Keterampilan Membaca
Keterampilan Menulis
MEDIA
PEMBELAJARAN
Media Gambar
MENULIS KARANGAN
NARASI
Menyebutkan komponen-
komponen yang terdapat
dalam karangan Narasi
Menulis karangan Narasi
sesuai dengan komponen-
komponen Narasi
Menulis karangan Narasi
tentang berbagai topik
sederhana.
Page 41
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, peneliti merumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H0 : Tidak ada pengaruh penggunaan media gambar terhadap hasil
belajar keterampilan menulis karangan narasi pada siswa kelas IV
SDN No. 125 Inpres Bajeng.
H1 : Ada pengaruh penggunaan media gambar terhadap hasil belajar
keterampilan menulis karangan narasi pada siswa kelas IV SDN
No. 125 Inpres Bajeng.
Page 42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif. Penelitian ini
menggunakan bentuk penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen
diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang dapat terkendalikan.
Penelitian eksperimen adalah penelitian untuk memperoleh informasi yang
merupakan perkiraan bagi informasi yang diperoleh dari eksperimen yang
sebenarnya dalam keadaan yang sebenarnya yang tidak memungkinkan untuk
mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang relevan. Sedangkan
penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan
manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk menyelidiki ada-tidaknya hubungan sebab akibat serta berapa
besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-
perlakuan tertentu pada kelompok eksperimental dan menyediakan kelompok
kontrol untuk perbandingan.
2. Desain Penelitian
Bentuk desain penelitian Pre-Experimental Design yang akan digunakan
peneliti adalah One-Group Pretest-Posttst Design.
Page 43
Desain tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Tipe One-Grup Pretest-Posttest Design
Sumber : Sugiyono (2016: 75)
Keterangan :
O1: Nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)
X: Treatment (perlakuan)
O2: Nilai posttest (setelah diberi perlakuan)
Pengukuran dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah
pemberian perlakuan dengan menggunakan instrumen yang sama. (Sugiyono,
2016: 75)
Dikatakan Pre-Experimental Design, karena desain ini belum merupakan
eksperimen sungguh - sungguh. Karena masih terdapat variable luar yang ikut
berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang
merupakan varibel dependen itu bukan semata – mata dipengaruhi oleh variable
independen.Hal inidapatterjadi, karena tidakadanya variable control, dan sample
tidak dipilih secara random. (Sugiyono, 2016: 74).
Adapun prosedur dalam pelaksanaan penelitian yaitu:
a) Pre-test
Pre-test dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa SDN No. 125
Inpres Bajeng sebelum diterapkan media visual gambar dalam pembelajaran
menulis karangan narasi. Pre-test dapat diartikan sebagai kegiatan menguji
tingkatan pengetahuan siswa terhadap materi yang akan disampaikan. Adapun
Page 44
manfaat diadakannya pre-test adalah untuk mengetahui kemampuan awal siswa
mengenai pelajaran yang akan disampaikan. Dengan mengetahui kemampuan
awal siswa ini guru akan dapat menentkan cara penyampaian pelajaran yang akan
ditempu nantinya.
b) Perlakuan ( Treatment )
Perlakuan dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan media visual
gambar dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Adapun langkah-langkah
yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Peneliti memberikan pengantar kompetensi yang diarahkan dalam
pembelajaran.
2. Peneliti mempersiapkan gambar-gambar yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Gambar yang digunakan adalah gambar dengan tema
tertentu yaitu tema “ Pengalaman “.
3. Peneliti menempelkan gambar pada papan tulis.
4. Peneliti menentukan topik tulisan. Siswa dan guru membuat kesepakatan
tentang prosedur penulisan berupa batasan jumlah kalimat maupun waktu
penulisan.
5. Peneliti meminta siswa untuk membuat rangkuman tentang gambar berupa
kegiatan, pengalaman yang ditunjukkan oleh peneliti melalui gambar yang
ditempelkan pada papan tulis. Rangkuman tersebut berisi tentang
kerangka karangan narasi. Kemudian dari kerangka karangan terebut,
siswa mengembangkannya menjadi sebuah karangan narasi yang sesuai
dengan gambar yang telah ditunjukkan oleh peneliti tadi.
Page 45
6. Siswa membuat karangan narasi berdasarkan gambar yang ditunjukkan
oleh peneliti.
c) Post-test
Post-test adalah evaluasi akhir saat materi yang diajarkan ada hari itu telah
diberikan dimna seorang guru memberikan post-test dengan maksud apakah
siswa sudah mengerti dan memahami mengenai materi yang baru saja diberikan.
Post-test dilakukan
untuk mengetahui kemampuan siswa SDN No. 125 Inpres Bajeng setelah
diterapkan media visua gambar dalam pembelajaran menulis karangan narasi.
Untuk menentukan hasil belajar siswa, peneliti memberikan Tes Menulis kepada
siswa. Manfaat dari diadakannya post-test adalah untuk memperoleh gambaran
tentang kemampuan siswa yang dicapai setelah berakhirnya penyampaian
pelajaran hasil post-test akan dibandingkan dengan hasil pre-test yang telah
dilakukan sehingga akan diketahui seberepa jauh pengaruh dari pengajaran yang
telah dilakukan, disamping sekaligus dapat diketahui bagian-bagian mana dari
bahan pengajaran yang masih belum dipahami oleh sebagian besar siswa.
B. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan pengukuran, objek atau
individu yang sedang dikaji.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
Page 46
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi polpolasi bukan hanya orang,
tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar
jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu (Sugiyono, 2016: 80).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SDN No. 125
Inpres Bajeng.
Tabel 3.1 Jumlah Kelas dan Besarnya Populasi
No. Kelas Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 IV 11 9 20
Jumlah Keseluruhan Siswa Kelas IV 20
Sumber :Hasil data jumlah siswa SDN No. 125 Inpres Bajeng
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif
(mewakili). (Sugiyono, 2016: 81).
Dalan penelitian ini peneliti mengambil sampel dari populasi seluruh siswa
kelas IV SDN No. 125 Inpres Bajeng yang berjumlah 20 orang, dengan teknik
sampling jenuh. Teknik sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila
Page 47
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila
jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang atau penelitian yang ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. ( Sugiyono, 2016:85)
Maka sampel yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu seluruh siswa
kelas IV SDN No. 125 Inpres Bajeng dengan jumlah siswa sebanyak 26 orang.
Tabel 3.2 Jumlah Kelas dan Besarnya Sampel
No. Kelas Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 IV 11 9 20
Jumlah Keseluruhan Siswa Kelas IV 20
Sumber : Hasil data jumlah siswa kelas IV SDN No. 125 Inpres Bajeng
C. Definisi Operasioanal Variabel
Menurut Sugiyono (2016: 38) variabel penelitian pada dasarnya adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa variabel yaitu objek pengamatan
dari peneliti yang akan memberikan informasi yang dapat memberikan sebuah
kesimpulan dalam sebuah penelitian.
Page 48
Variabel dalam penelitian ini yaitu:
a. Variabel Bebas/ Independent Variable (X)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran menggunakan
media visual gambar pada keterampilan menulis karangan narasi untuk kelas IV di
SDN No. 125 Inpres Bajeng.
b. Variabel Terikat/ Dependent Variable (Y)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis
karangan narasi.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat ukur yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun social yang diamati Sugiyono, 2016 : 102). Instrument
penelitian sebagai alat ukur yang digunakan pada proses penelian berdasarkan dari
variabel dependen terhadap varabel independen. Instrument yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar pretest (sebelum perlakuan) kemudian
tes hasil belajar posttest (setelah perlakuan).
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes.
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan bakat yang dimiliki
oleh individu atau kelompok. Tes merupakan serangkaian cara mengadakan
evaluasi yang berbentuk tugas, pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk
Page 49
mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok (Wahyuni 2012: 11).
F. Analisis Data
Setelah data dari seluruh responden terkumpul maka dilakukan analisis
data. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Analisis Nilai Individu
Nilai Individu merupakan nilai yang diperoleh dari hasil belajar pada
setiap individu setelah mengikuti tes. Pada penelitian ini nilai individu diperoleh
setelah proses pembelajaran bahasa Indonesia lalu setelah itu siswa diberikan tes
agar diketahui berapa skor atau nilai yang diperoleh tiap individu. Adapun
pedoman yang digunakan untuk menggambarkan tingkat daya serap siswa, hal ini
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Efektivitas Penggunaan Media Gambar
Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas Iv Sdn No
125 Inpres Bajeng
No Indikator Deskriptor Skor Total
1. Rangkaian Peristiwa
a. Rangkaian peristiwa
menurut waktu tidak urut,
mencakup awal cerita
1
4
b. Rangkaian peristiwa
menurut waktu kurang
urut, mencakup bagian
2
Page 50
awal dan inti cerita
c. Rangkaian peristiwa
menurut waktu urut,
mencakup bagian awal, inti
dan sedikit akhir cerita
3
d. Rangkaian peristiwa
menurut waktu urut, dan
mencakup bagian awal, inti
dan akhir cerita
4
2. Latar / Setting
a. Tempat, waktu dan suasana
yang diceritakan dalam
cerita tidak jelas
1
4
b. Tempat, waktu dan suasana
yang diceritakan dalam
cerita kurang jelas
2
c. Tempat, waktu dan suasana
yang diceritakan dalam
cerita cukup jelas
3
d. Tempat, waktu dan suasana
yang diceritakan dalam
cerita sangat jelas
4
3. Ejaan dan tanda Baca
a. Kesalahan dalam ejaan dan
tanda baca >12
1 4
Page 51
b. Kesalahan dalam ejaan dan
tanda baca 8 – 11
2
c. Kesalahan dalam ejaan dan
tanda baca 4 – 7
3
d. Kesalahan dalam ejaan dan
tanda baca 1 – 3
4
4. Pilihan Kata
a. Kesalahan pemilihan kata
dengan situasi yang
diceritakan >7
1
4
b. Kesalahan pemilihan kata
dengan situasi yang
diceritakan 5 – 6
2
c. Kesalahan pemilihan kata
dengan situasi yang
diceritakan 3 – 4
3
d. Kesalahan pemilihan kata
dengan situasi yang
diceritakan 1- 2
4
5. Penyusunan Kalimat
a. Penyusunan kalimat antar
paragraf tidak jelas
1
4 b. Penyusunan kalimat antar
paragraf kurang jelas
2
c. Penyusunan kalimat antar 3
Page 52
paragraf cukup jelas
d. Penyusunan kalimat antar
paragraf jelas
4
Jumlah skor minimal : 20
Sumber : Eva Nizar Zulmi: 2016
2. Rata-rata ( Mean )
Untuk menentukan nilai rata-rata dari sebuah data maka kita harus
menghitung jumlah seluruh data kemudian dibagi banyaknya data. Menentukan
nilai rata-rata dari sebuah data diperlukan rumus yang disebut mean.
Untuk mencari nilai rata-rata pada penelitian ini maka rumus yang
digunakan adalah:
∑
Keterangan :
= Skor rata - rata
∑x = Skor total
N = Jumlah siswa
3. Persentase (%) nilai rata-rata
Nilai persentase adalah sebuah angka yang dinyatakan dalam satuan persen
yang biasa ditulis dengan lambing “% “. Untuk mencari nilai persentase pada
penelitian ini maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
=
x 100
Dimana:
P = Angka persentase
Page 53
f = Frekuensi yang dicari persentasenya
N = Banyaknya sampel responden.
4. Teknik stastic t ( Uji t )
Uji t dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana pengaruh
masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variabel
terikatnya. Uji t ini dapat dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t
table atau dengan melihat kolom signifikan pada masing-masing t hitung. Teknik
yang digunakan dalam untuk menuji hipotesis tersebut adalah teknik insferensial
dengan menggunakan teknik statistic t ( Uji-t ) dengan tahapan sebagai berikut:
a) Mencari harga “Md” dengan menggunakan rumus:
Md = ∑
Keterangan:
Md = Mean dari perbedaan pretest dengan posttest
= Jumlah dari gain (posttest – pretest)
N = Subjek pada sampel.
b) Mencari harga “ ∑ ” dengan menggunakan rumus:
∑ = ∑ (∑ )
Keterangan :
∑ = Jumlah kuadrat deviasi
= Jumlah dari gain (posttest – pretest)
N = Subjek pada sampel.
Page 54
c) Menentukan harga t Hitung dengan menggunakan rumus:
t =
√∑
( )
Keterangan :
Md = Mean dari perbedaan pretest dan posttest
∑ = Jumlah kuadrat deviasi
N = Subjek pada sampel
d) Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang signifikan
Kaidah pengujian signifikan :
Jika t Hitung> t Tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima, berarti penerapan Media
Gambar lebih efektif pada keterampilan menulis karangan Narasi siswa kelas IV
SDN No. 125 Inpres Bajeng.
e) Jika t Hitung< t Tabel maka Hoditerima dan H1ditolak, berarti penerapan Media
gambar tidak lebih efektif pada keterampilan menulis karangan Narasi kelas IV
SDN No. 125 Inpres Bajeng.
f) Menentukan harga t Tabel
Mencari t Tabel dengan menggunakan table distribusi t dengan taraf signifikan
g) Membuat kesimpulan apakah Media gambar lebih efektif pada keterampilan
menulis karangan Narasi siswa kelas IV SDN No. 125 Inpres Bajeng.
Page 55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Hasil Pre-test dan Post-test Terhadap Keterampilan Menulis
Karangan Narasi Siswa Kelas IV SDN No. 125 Inpres Bajeng Kabupaten
Takalar
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SDN No.
125 Inpres Bajeng, maka diperoleh data-data yang dikumpulkan melalui
instrumen tes sehingga dapat diketahui keterampilan menulis karangan narasi
siswa berupa nilai dari Kelas IV SDN No. 125 Inpres Bajeng.
Tabel 4.1. Deskripsi nilai rata-rata pre-test, post-test dan persentase
perbandingan nilai rata-rata pre-test dan post-test
NO Tes Hasil Belajar
1, Pre-test 40,75
2. Post-test 81,25
Peningkatan ( % ) 40,5
Sumber : Data penelitian diolah tahun 2018
Gambaran hasil belajar pada siswa kelas IV SDN No. 125 Inpres Bajeng
sebelum perlakuan ( pre-test ) dapat dilihat pada Lampiran, dimana mean ( rata-
rata ) skor hasil belajar siswa kelas IV sebelum menggunanakan media gambar
Page 56
pada keterampilan menulis karangan narasi yaitu 40,75 dari skor ideal 100. Dari
data tersebut menunjukkan hasil belajar siswa pada tahap pre-test tegolong
rendah. Sedangkan mean ( rata-rata ) skor hasil belajar siswa setelah
menggunakan media gambar yaitu 81,25. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa pada tahap post-test tergolong tinggi.
Selama penelitian berlangsung terjadi perubahan. Perubahan tersebut dapat
dilihat pada peningkatan nilai persentase dari nilai rata-rata sebelum perlakuan (
Pre-test ) dan setelah perlakuan ( Post-test ) yaitu 40,5. Persentase nilai rata-rata
Pre-test dan Post-test dapat dilihat melalui diagram dibawah ini:
Gambar 4.1 Diagram Persentase Nilai Rata-rata pada tahap Pre-test dan Post-
test
Berdasarkan data yang terdapat pada diagram diatas maka dapat dilihat
dengan jelas bahwa ada peningkatan persentase nilai rata-rata Pre-test dan nilai
rata-rata Post-test yaitu 40,5.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Pre-test post-test
Persentase
Page 57
2. Efektivitas Penggunaan Media gambar terhadap Keterampilan Menulis
Karangan Narasi pada siswa kelas IV SDN No. 125 Inpres Bajeng
Kabupaten Takalar
Ketentuan bila thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Tetapi
sebaliknya apabila thitung > ttabel , maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Pengujian hipotesis menggunakan teknik statistic inferensial yaitu
menggunakan uji t.
Untuk mencari ttabel peneliti menggunakan tabel distribusi t dengan taraf
signifikan = 20 – 1 = 19 maka diperoleh t0,05 =2,093.
Berdasarkan hasil penelitian, Pengujian hipotesis menggunakan teknik
statistic inferensial yaitu menggunakan uji t yang dapat diketahui bahwa nilai
thitung sebesar 18,43. Dengan frekuensi (dk) sebesar 20 - 1 = 19, pada taraf
signifikansi 0,05 diperoleh ttabel = 2,093. Oleh karena thitung ttabel pada taraf
signifikansi 0,05, maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternative (Ha)
diterima yang berarti bahwa penggunaan media gambar efektif pada keterampilan
menulis karangan narasi siswa kelas IV SDN No. 125 Inpres Bajeng.
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh serta hasil penelitian yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa media gambar efektif pada keterampilan
menulis karangan narasi siswa kelas IV SDN No. 125 Inpres Bajeng.
Page 58
B. Pembahasan
Pada bagian ini akan diuraikan hasil yang ditemukan dalam penelitian.
Hasil yang dimaksudkan yaitu kesimpulan yang diambil berdasarkan data yang
terkumpul dan analisis data yang telah dilakukan.
Pemaparan ini merujuk pada rumusan masalah yang telah dikemukakan
pada bab pertama yaitu apakah terdapat pengaruh penggunaan media visual
gambar terhadap keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV SDN No.
125 Inpres Bajeng. Untuk membahas masalah tersebut, maka data dalam
penelitian ini dianalisis sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan pada bab III.
1. Deskripsi Hasil Pre-test dan Post-test Terhadap Keterampilan Menulis
Karangan Narasi Siswa Kelas IV SDN No. 125 Inpres Bajeng Kabupaten
Takalar
Penelitian ini mengukur efektivitas media pembelajaran yaitu media
gambar pada keterampilan menulis karangan narasi. Penggunaan media gambar
diharapkan mampu membuat siswa lebih termotivasi meningkatkan keterampilan
menulis karangan narasi. Evfektivitas media ini ditinjau dari aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis karangan
narasi dengan media tersebut.
Efektivitas media gambar dapat telihat dari hasil menulis karangan dan
aktivitas siswa selama pembelajaran. Aktivitas siswa yang tinggi akan
menciptakan suatu pembelajaran yang lebih efektif sehingga hasil tulisan siswa
dapat lebih berkualitas. Pemanfaatan media gambar dapat dikatakan efektif dalam
Page 59
pembelajaran menulis karangan narasi apabila dapat mengoptimalkan hasil
belajar siswa dalam menulis karangan narasi jika dibandingkan dengan penerapan
model ataupun metode pembandingnya yaitu Guru hanya menggunakan metode
penugasan langsung tanpa disertai pengarahan dan penyampaian tujuan khusus
dalam kegiatan menulis. Selain itu, guru belum menerapkan media pembelajaran
yang memfokuskan pada keterampilan menulis karangan narasi. Penggunaan
media dalam pembelajaran bahasa Indonesia masih menggunakan media bahan
ajar cetak berupa buku cetak bahasa Indonesia dan LKS (lembar kerja siswa).
Pada bagian ini akan diuraikan hasil yang ditemukan selama
melaksanakan penelitian. Hasil yang dimaksud yaitu kesimpulan yang diambil
berdasarkan data yang terkumpul dan analisi data yang telah dilakukan. Sampel
dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN No. 125 Inpres Bajeng
yaitu 20 orang siswa yang dimana teknik penentuan sampel dalam penelitian ini
adalah teknik sampling jenuh.
Bedasarkan data hasil penelitian dalam pelaksanaan tes keterampilan
menulis karangan narasi sebelum menggunakan media gambar yang dilakukan
peneliti pada siswa kelas IV SDN No. 125 Inpres Bajeng yaitu nilai tertinggi yang
diperoleh siswa adalah 75 yang diperoleh 1 orang siswa, nilai 55 diperoleh 2
siswa, nilai 50 diperoleh 2 siswa, nilai 45 diperoleh 2 siswa, nilai 40 diperoleh 4
siswa, nilai 35 diperoleh 2 siswa dan nilai 30 diperoleh 7 siswa.
Dari data hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
keterampilan menulis karangan narasi siswa pada tahap pretest dengan
Page 60
menggunakan instrumen test dikategorikan baik yaitu 5% atau 1 orang dari 20
siswa yang termasuk dalam kategori tuntas, dan kurang baik 95% atau 19 orang
dari 20 siswa yang termasuk dalam kategori tidak tuntas. Melihat dari hasil
presentase yang ada dapat dikatakan bahwa tingkat keterampilan menulis karangan
narasi siswa sebelum menggunakan media pembelajaran berupa media gambar
tergolong rendah.
Selain itu, dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ = 815, sedangkan nilai
dari N sendiri adalah 20. Oleh karena itu, dapat diperoleh nilai rata-rata (mean)
yaitu ,75.
Dari hasil analisis data dengan sampel 20 orang yang dianalisis diperoleh
gambaran, yaitu tidak ada siswa kelas IV SDN No. 125 yang mampu memperoleh
nilai 100 sebagai skor maksimal. Hal ini dikarenakan kurangnya motivasi dan
semangat belajar siswa pada keterampilan menulis karangan narasi yang
berdampak negatif terhadap nilai akhir yang diperoleh pada tahap pre-test.
Selama penelitian berlangsung terjadi perubahan terhadap kelas setelah
diberikan perlakuan. Perubahan tersebut berupa hasil belajar yang datanya
diperoleh setelah diberikan post- test.
Selanjutnya, dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar
bahasa Indonesia setelah diberikan perlakuan ( post-test ) yakni penggunaan
Media terhadap keterampilan menulis karangan narasi dapat dikategorikan
sangat baik yaitu 25% atau 5 orang dari 20 siswa, baik 65% atau 13 orang dari
20 siswa, cukup baik 10% atau 2 orang dari 20 siswa, sedangkan kurang baik
Page 61
0%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan memahami pembelajaran
setelah diberikan perlakuan (treatment) yakni penggunaan media gambar
terhadap keterampilan menulis karangan narasi pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia tergolong tinggi. Jadi dapat disimpulkam bahwa setelah digunakan
media gambar mempunyai hasil belajar yang lebih baik dibanding dengan
sebelum penggunaan media gambar, ini berarti ketuntasan belajar memuaskan
secara klasikal karena nilai rata-rata yang diperoleh adalah 81,25 dan telah
mencapai KKM yang diharapkan yaitu 70. Hal tersebut juga dapat diihat dari
perebandingan hasil persentase nilai rata-rata pre-test dan post-test yaitu 40,5.
Dari jumlah perbandingan ( selisih ) tersebut sudah jelas bahwa ada peningkatan
yang terjadi dari hasil rata-rata pre-test dan post-test. Oleh karena itu,
pemanfaatan media gambar efektif digunakan pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia khususnya pada materi menulis karangan narasi, serta dapat
digunakan sebagai sumber referensi serta pendukung teori pada penelitian
selanjutnya yang akan mengkaji tentang penerapan pemanfaatan media gambar
terhadap keterampilan menulis karangan narasi.
Dari data hasil analisis dapat disimpulkan bahwa media gambar efektif
digunakan dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi. Meskipun
media pembelajaran gambar memerlukan banyak gambar yang digunakan sebagai
media dalam menggali ide dan kata yang telah dipikirkan siswa. Untuk itu media
pembelajaran gambar dapat digunakan guru sebagai media pembelajaran yang
meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi. Namun guru juga perlu
Page 62
mempersiapkan sebaik mungkin agar proses pembelajaran berjalan efektif dan
memberikan hasil yang signifikan.
2. Efektivitas penggunaan Media gambar terhadap Keterampilan Menulis
Karangan Narasi pada siswa kelas IV SDN No. 125 Inpres Bajeng
Uji hipotesis digunakan untuk menyimpulkan dan membuktikan
kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan berdasarkan teori yang didukung
oleh data yang ada di lapangan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah:
H0 : Jika tHitung tTabel maka penggunaan media gambar tidak efektif pada
keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV SDN No. 125 Inpres
Bajeng Kabupaten Takalar
Ha : Jika tHitung > tTabel maka penggunaan media gambar efektif pada
keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV SDN No. 125 Inpres
Bajeng Kabupaten Takalar
Ketentuan bila thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Tetapi
sebaliknya apabila thitung > ttabel , maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Pengujian hipotesis menggunakan teknik statistic inferensial yaitu
menggunakan uji t.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan rumus uji t, dapat diketahui
bahwa nilai thitung sebesar 18,43. Dengan frekuensi (dk) sebesar 20 - 1 = 19, pada
taraf signifikansi 0,05 diperoleh ttabel = 2,093. Oleh karena thitung ttabel pada taraf
signifikansi 0,05, maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternative (Ha)
Page 63
diterima yang berarti bahwa penggunaan media gambar efektif pada keterampilan
menulis karangan narasi siswa kelas IV SDN No. 125 Inpres Bajeng.
Hasil analisis diatas yang menunjukkan efektivias penggunaan media
gambar yang sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan. Berdasarkan data
yang diperoleh keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi masih sangat
rendah sebelum diterapkan media gambar yaitu berada pada rata-rata 40,75.
sedangkan keterampilan siswa dalam menulis setelah diterapkan media gambar
berada pada rata-rata 81,25. Ini membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara sebelum dan sesudah diterapkannya media gambar pada siswa.
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa media
gambar efektif pada keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV SDN
No. 125 Inpres Bajeng.
Manfaat media dalam kegiatan belajar mengajar terutama untuk tingkat SD
sangat penting. Sebab pada masa ini siswa masih berpikir konkret, belum mampu
berpikir abstrak. Kehadiran media sangat membantu dalam memahami konsep
tertentu, yang tidak atau kurang mampu dijelaskan dengan bahasa. Penggunaan
media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi
tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi belajar-mengajar yang
lebih efektif. Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relavan dengan
tujuan dan isi pembelajaran, penggunaan media dalam pembelajaran harus selalu
melihat kepada tujuan dan bahan ajar. Media pembelajaran berfungsi mempercepat
proses belajar, sehingga siswa dapat menangkap tujuan dan bahan ajar lebih
mudah dan lebih cepat. Media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan
Page 64
kualitas proses belajar-mengajar. Pada umumnya hasil belajar siswa dengan
menggunakan media pembelajaran akan tahan lama mengendap sehingga kualitas
pembelajaran memiliki nilai yang tinggi.
Page 65
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan yang lebih rinci berkaitan pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan media visual gambar pada keterampilan menulis karangan narasi
siswa Kelas IV SDN No. 125 Inpres Bajeng sebagai berikut :
1. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa secara umum
keterampilan menulis karangan narasi siswa Kelas IV SDN No. 125 Inpres Bajeng
sebelum penggunaan media visual gambar dikategorikan sangat rendah. Hal ini
ditunjukkan dari perolehan persentase hasil belajar siswa yaitu baik yaitu 5% dan
kurang baik 95%.
2. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa secara umum hasil
belajar murid Kelas IV SDN No. 125 Inpres Bajeng setelah penggunaan media
visual gambar berpengaruh terhadap keterampilan menulis karangan narasi siswa
Kelas IV SDN No. 125 Inpres Bajeng Hal ini ditunjukkan dari perolehan
persentase hasil belajar siswa yaitu sangat baik 25%, baik 65%, cukup baik 10%,
kurang baik 0%.
3. Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media visual gambar berpengaruh terhadap keterampilan menulis
karangan narasi siswa Kelas IV SDN No. 125 Inpres Bajeng setelah diperoleh
nilai thitung sebesar 18,43 dan ttabel = 2,093. Maka diperoleh tHitung > tTabel atau
18,43 > 2,093.
Page 66
B. Saran
Berdasarkan temuan yang berkaitan hasil penelitian penggunaan moedia
visual gambar yang mempengaruhi keterampilan menulis karangan narasi siswa
Kelas IV SDN No. 125 Inpres Bajeng maka dikemukakan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Kepada para pendidik khususnya guru SDN No. 125 Inpres Bajeng
hendaknya menggunakan alat peraga dalam proses belajar mengajar agar
dapat meningkatkan motivasi siswa serta menumbuhkan minat dalam
belajar Bahasa Indonesia.
2. Kepada Peneliti, diharapkan mampu mengembangkan media pembelajaran
berupa media gambar dengan menerapkan pada materi lain untuk
mengetahui apakah pada materi lain cocok dengan strategi pembelajaran
ini demi tercapainya tujuan yang diharapkan.
3. Siswa hendaknya untuk senantiasa memperhatikan guru dalam menjelaskan
atau menerangkan materi pelajaran agar siswa tersebut dapat memahami
materi yang di ajarkan.
Page 67
DAFTAR PUSTAKA
Almasitoh, Ummu Hany & Anna Febrianty Setianingtyas. 2013. “Pengembangan
Materi Pembelajaran Mengarang Narasi Dengan Media Gambar Berseri
Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Di Klaten”. Magistra, Nomor 86,
http://journal.unwidha.ac.id/
Angkowo, Robertus, & A, Kosasih. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran.
Jakarta: PT Grasindo.
Anitah, Sri, dkk. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas
Terbuka
Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran
Kontekstual (inovatif). Bandung: CV Yrama Widya
Arsyad,Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Bahri, Syaiful, dkk. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakrta: Rineka Cipta
Darmawan, Deni. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Rosda
Djamarah, Saiful Bahri, & Aswan Zain. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Hack, Eman Mohamed Abdel, & Hasnaa Sabry Abdel-Hamid Ahmed Helwa.
2014. “Using Digital Storytelling and Weblogs Instruction to Enhance
EFL Narrative Writing and Critical Thinking Skills Among EFL Maajors
at Faculty of Education”. Educational Research, volume 5,
http://interesjournals.org/.../using-digital-storytelling-and-weblogs-
instruction
Ellyana & Maryam Isnaini Damayanti. 2014. “Penggunaan Media Gambar
Berseri Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas
III SDN Wonorejo II – 313 Surabaya”.JPGSD, volume 02 nomor 03,
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitian-pgsd/article
Emzir. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Gutiérrez, Katia Gregoria Contreras,
dkk. 2015. “Using Pictures Series Technique to Enhance Narrative
Writing among Ninth Grade Students at Institución Educativa Simón
Araujo”. English Language Teaching, volume 8 nomor 5,
http://www.ccsenet.org/journal/index.php/elt/article
Page 68
Keraf, Gorys. 1989. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia.
Nurgiyantoro, Burhan. 2011. Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis
Kompetensi. Yogyakarta: BPEE-Yogyakarta.
Putri, Sisca Pradini Olyvia & Mulyani. 2013. “Pemanfaatan Media Gambar
Berseri Untuk Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Siswa
Sekolah Dasar”.JPGSD,volume01nomor02
http://ejournal.unesa.ac.id/article/5331/18/article
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Sawitra, I Md. Gita Bagus, dkk. 2015. “Pengaruh Picture And Picture
Berbantuan Powerpoint Terhadap Keterampilan Menulis Karangan
Narasi Siswa SD Kelas IV”. e-Journal PGSD Universitas Pendidikan
Ganesha, volume 3 nomor 1,
http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article,
Susanti, Apriliya & Sri Hariani. 2013.“Penggunaan Media Gambar Berseri
Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN
Tambak Kemeraan Kecamatan Krian”.JPGSD, volume 01 nomor 02,
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitian-pgsd/article
Soyomukti, Nurani. 2015. Teori-Teori Pendidikan. Yogyakarta. Ar-Ruzz Media
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuanitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Tuwo, Ambo, dkk. 2013. “Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas V SD Inpres
3 Kasimbar Menulis Karangan Narasi Melalui Media Gambar Seri
Dengan
Wahyuni, Sri dan Ibrahim, Abd. Syukur. 2012. Assesmen Pembelajaran
Bahasa.Bandung: Refika Aditama.
Zainurrahman. 2013. Menulis: Dari Teori Hingga Praktik
(Penawar Racun Plagiarisme). Bandung: Alfabeta.
Page 69
RIWAYAT HIDUP
Hartina Pratiwi atau yang biasa disapa Titin, lahir di
Takalar 25 April 1996. Anak keempat dari empat
bersaudara merupakan anak dari pasangan Muh. Sain
(Alm) dan Hj. Tene. Mulai menapaki dunia
pendidikan formal pada tahun 2002 di SD Negeri No.
41 Malewang dan menyelesaikan pendidikan dasar
pada tahun 2008. Tahun 2008 penulis melanjutkan
pendidikan menegah pertama di SMP Negeri 1
Polombangkeng Utara dan tamat tahun 2011. Lulus dari pendidikan menengah
pertama penulis melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 3 Takalar
dan tamat pada tahun 2014. Tahun 2014 penulis melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi dan dan terdaftar sebagai salah salah mahasiswa di Universitas
Muhammadiyah Makassar pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S1).