Top Banner
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Efektivitas Untuk dapat memahami pengertian efektifitas, menurut Alvin A. Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley (2005;767) definisi efektivitas adalah sebagai berikut: “Effectiveness refers to the accomplishment of the objectives, where as efficiency refers to the recource used to achieve those objectives”. Jadi berdasarkan definisi diatas efektivitas dapat diartikan sebagai tingkat dimana tujuan dari perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Efektivitas dapat dihubungkan dengan keberhasilan pencapaian tujuan, sedangkan efisiensi dihubungkan dengan penggunaan sumber daya dalam rangka pencapaian suatu tujuan tersebut. 2.2 Pengendalian Internal 2.2.1 Pengertian Pengendalian Internal Transaksi pada suatu bank bisa terjadi tanpa batasan waktu dalam artian transaksi bisa terjadi sepanjang 24 jam non-stop. Dengan terjadinya transaksi tanpa batasan waktu itu maka aktivitas suatu bank pun semakin luas dan masalah- masalah yang dihadapi oleh pihak bank pun akan semakin banyak. Dengan munculnya masalah-masalah tersebut, maka dibutuhkan suatu pengendalian internal yang dapat mengatasi atau meminimalkan dan menyelesaikan masalah-masalah yang ada serta mencegah munculnya masalah baru. Menurut COSO (Committee Of Sponsoring Organization) sebagaimana dikutip oleh Azhar Susanto (2004;103) Pengendalian Internal dapat didefinisikan: “Internal control is broadly defined as a process, affected by an entity’s board of directors, management, and other personnel, designed to
49

EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

Jan 13, 2017

Download

Documents

TrươngTuyến
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Efektivitas

Untuk dapat memahami pengertian efektifitas, menurut Alvin A. Arens,

Randal J. Elder dan Mark S. Beasley (2005;767) definisi efektivitas adalah

sebagai berikut:

“Effectiveness refers to the accomplishment of the objectives, where as

efficiency refers to the recource used to achieve those objectives”.

Jadi berdasarkan definisi diatas efektivitas dapat diartikan sebagai tingkat

dimana tujuan dari perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Efektivitas dapat

dihubungkan dengan keberhasilan pencapaian tujuan, sedangkan efisiensi

dihubungkan dengan penggunaan sumber daya dalam rangka pencapaian suatu

tujuan tersebut.

2.2 Pengendalian Internal

2.2.1 Pengertian Pengendalian Internal

Transaksi pada suatu bank bisa terjadi tanpa batasan waktu dalam artian

transaksi bisa terjadi sepanjang 24 jam non-stop. Dengan terjadinya transaksi

tanpa batasan waktu itu maka aktivitas suatu bank pun semakin luas dan masalah-

masalah yang dihadapi oleh pihak bank pun akan semakin banyak.

Dengan munculnya masalah-masalah tersebut, maka dibutuhkan suatu

pengendalian internal yang dapat mengatasi atau meminimalkan dan

menyelesaikan masalah-masalah yang ada serta mencegah munculnya masalah

baru.

Menurut COSO (Committee Of Sponsoring Organization) sebagaimana

dikutip oleh Azhar Susanto (2004;103) Pengendalian Internal dapat

didefinisikan:

“Internal control is broadly defined as a process, affected by an entity’s board of directors, management, and other personnel, designed to

Page 2: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives in the following categories: effectiveness and efficiency of operations, reliability of financial reporting, and compliance with applicable laws an regulations”. Pengertian Pengendalian Internal menurut Ikatan Akuntan Indonesia

(2001;319.2) yaitu:

“ Pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku”. Sedangkan Pengendalian Internal menurut Marshall B. Romney dan

Paul John Steinbart (2006;229) adalah:

“Pengendalian internal (internal control) adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga asset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan.” Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal adalah

suatu proses yang dijalankan oleh manusia (dari top manajemen sampai dengan

staf operasional) yang dirancang untuk memberikan jaminan yang meyakinkan

bahwa akan tercapainya tujuan-tujuan berikut: efisiensi dan efektivitas operasi,

keandalan informasi keuangan (penyajian laporan keuangan dapat dipercaya),

ketaatan terhadap kententuan dan peraturan yang berlaku.

Berdasarkan definisi diatas pengendalian juga dapat disimpulkan sebagai

rencana dan metode yang digunakan dalam rangka menjaga asset dan memberikan

informasi yang akurat dan andal sehingga efisiensi organisasi dapat diajalankan

sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan.

2.2.2 Tujuan Pengendalian Internal

Tujuan pengendalian internal menurut Mulyadi (2002;180) adalah: “Tujuan pengendalian internal adalah untuk memberikan keyakinan

memadai dalam pencapaian 3 golongan tujuan diantaranya : 1. Kendalan informasi keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku 3. Efektivitas dan efisiensi operasi”.

Page 3: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

Ketiga hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Keandalan Informasi keuangan

Agar dapat menyelenggarakan operasi usahanya manajemen memerlukan

informasi yang akurat oleh karena itu, dengan adanya pengendalian internal

diharapkan dapat menyediakan informasi yang dapat dipercaya. Dengan

adanya data atau catatan yang dapat diandalkan memungkinkan tersusun

informasi keuangan yang dapat diandalkan pula.

2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku

Pengendalian internal dimaksudkan untuk memastikan bahwa segala peraturan

dan kebijakan yang telah diterapkan oleh manajemen untuk mencapai tujuan

perusahaan itu ditaati dan dijalankan oleh karyawan perusahaan.

3. Efektivitas dan efisiensi operasi

Pengendalian internal suatu organisasi dimaksudkan untuk menghindarkan

pengulangan yang tidak perlu dan pemborosan dalam seluruh aspek usaha,

serta mencegah penggunaan sumber daya secara tidak efektif dan efisien.

Sehingga, pengendalian internal dapat mengoptimalkan tujuan organisasi.

2.2.3 Komponen Pengendalian Internal

Ada pertimbangan penting lainnya bahwa pengendalian internal pada

suatu entitas akan berubah tegantung pada keadaan ukuran dari entitas; struktur

organisasi; karakteristik kepemilikan; pengolahan; pemeliharaan; dan penilaian

informasi: legal dan pengaturan persyaratan-persyaratan; keberagaman dan

kompleksitas dari kegiatan organisasi.

Oleh karena itu dalam merancang suatu pengendalian internal perlu

diperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tercapainya tujuan bank

secara keseluruhan. Untuk menciptakan pengendalian yang memadai harus

memenuhi beberapa kriteria.

Komponen Pengendalian Internal menurut Ikatan Akuntan Indonesia

(2001;319.2) adalah:

“ Pengendalian terdiri dari lima komponen yang saling terkait berikut ini:

Page 4: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

a. Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur.

b. Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola.

c. Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.

d. Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penang-kapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka.

e. Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu”.

Hal senada dengan penjelasan diatas bahwa ada lima kategori yang

terkandung dalam pengendalian internal menurut Alvin A. Arens, Randal J.

Elder dan Mark S. Beasley (2005;273) yaitu:

“These are called the components of internal control and are (1) the

control environment, (2) risk assessment, (3) control activities, (4)

information and communication, and (5) monitoring”.

Lima komponen pengendalian internal tersebut dapat dijelaskan dalam

gambar sebagai berikut:

Gambar 2.1

Lima Komponen Pengendalian Internal

Risk

Assessment Control

Activities Information and Communication

Control Environment

Monitoring

Sumber: Alvin A. Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley (2005;274)

Page 5: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa tanpa lingkungan pengendalian

yang efektif, maka keempat komponen lainnya tidak mungkin dapat menghasilkan

pengendalian internal yang efektif, tanpa memperhatikan kualitas mereka. Jadi

jelas bahwa lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen

pengendalian intern.

2.2.4 Keterbatasan Pengandalian Internal

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pengendalian internal

dirancang untuk memberikan jaminan yang meyakinkan bahwa akan tercapainya

suatu tujuan. Tetapi dengan adanya pengendalian internal bukan berarti tidak ada

penyelewengan-penyelewengan dan kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan

sistem operasi perusahaan. Pengendalian internal sepenuhnya tidak dapat

dianggap efektif meskipun telah dirancang dengan baik, namun keberhasilanya

tetap tergantung pada kompetensi dan keandalan.

Pengendalian internal setiap entitas memilki keterbatasan bawaan. Seperti

halnya menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2001;319.6) sebagai berikut:

“Kemungkinan pencapaian tersebut dipengaruhi oleh keterbatasan bawaan yang melekat dalam pengendalian internal. Hal ini mencakup kenyataan bahwa pertimbangan menusia dalam pengambilan keputusan dapat salah dan bahwa pengendalian internal dapat rusak karena kegagalan yang bersifat manusiawi seperti kekeliruan atau kesalahan yang sifatnya sederhana. Disamping itu pengendalian dapat tidak efektif karena adanya kolusi antara dua orang atau lebih atau manajemen mengesampingkan pengendalian internal”.

Oleh karena itu pengendalian internal hanya memberikan keyakinan

memadai, bukan mutlak, kepada manajemen dan dewan komisaris tentang

pencapaian tujuan entitas.

2.2.5 Pengendalian Internal Pengolahan Data Elektronik

Mencapai keamanan dan pengendalian yang memadai atas sumber daya

informasi suatu organisasi seharusnya merupakan prioritas utama manajemen

puncak. Walaupun tujuan pengendalian internal tetap sama apa pun metode

Page 6: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

pemrosesan datanya, sistem pengolahan data elektronik membutuhkan kebijakan

dan prosedur pengendalian internal yang berbeda. Pada dasarnya pengolahan data

elektronik merupakan sistem informasi berbasis komputer.

Menurut La Midjan dan Azhar Susanto(2001;30) sistem informasi

berbasis komputer adalah:

“Computer based information system adalah sistem informasi yang menggunakan proses secara elektronik dan dikenal sebagai EDP, disini manusia sudah kurang berperan dan diambil alih oleh komputer”.

Pengendalian internal atas pengolahan komputer dapat membantu kegiatan

pengendalian secara keseluruhan. Mencakup baik prosedur manual maupun

prosedur yang didesain dalam program komputer.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2001;314.5) prosedur manual dan

komputer sebagai berikut:

“Prosedur pengendalian manual dan komputer terdiri atas pengendalian menyeluruh yang berdampak terhadap lingkungan PDE (pengendalian umum PDE) dan pengendalian khusus atas aplikasi akuntansi (pengendalian aplikasi PDE)”.

2.2.5.1 Pengendalian Umum Pengolahan Data Elektronik

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2001;314.5) mengemukakan tujuan

pengendalian umum (general control) Sistem Informasi Komputer (SIK) adalah:

“Untuk membuat rerangka pengendalian menyeluruh atas aktivitas

SIK dan untuk memberikan tingkat keyakinan memadai bahwa

tujuan pengendalian intern secara keseluruhan dapat tercapai”.

Pengendalian umum dijelaskan oleh Ikatan Akuntan Indonesia

(2001;314.5) meliputi :

1. Pengendalian organisasi dan manajemen, didesain untuk menciptakan

rerangka organisasi aktivitas SIK, yang mencakup :

a. Kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan fungsi pengendalian.

b. Pemisahan semestinya fungsi yang tidak sejalan (seperti penyiapan

transaksi masukan, pemrograman, dan operasi komputer).

Page 7: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

2. Pengendalian terhadap pengembangan dan pemeliharaan sistem aplikasi,

didesain untuk memberikan keyakinan memadai bahwa sistem dikembangkan

dan dipelihara dalam suatu cara yang efisien dan melalui proses otorisasi

semestinya. Pengendalian ini juga didesain untuk menciptakan pengendalian

atas :

a. Pengujian, perubahan, implementasi, dan dokumentasi sistem baru atau

sistem yang direvisi.

b. Perubahan terhadap sistem aplikasi.

c. Akses terhadap dokumentasi sistem.

d. Pemerolehan sistem aplikasi dan listing program dari pihak ketiga.

3. Pengendalian terhadap operasi sistem, didesain untuk mengendalikan operasi

sistem dan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa :

a. Sistem digunakan hanya untuk tujuan yang telah diotorisasi.

b. Akses ke operasi komputer dibatasi hanya bagi karyawan yang telah

mendapat memadai otorisasi.

c. Hanya program yang telah diotorisasi yang digunakan.

d. Kekeliruan pengolahan dapat dideteksi dan dikoreksi.

4. Pengendalian terhadap perangkat lunak sistem, didesain untuk memberikan

keyakinan memadai bahwa perangkat lunak sistem diperoleh atau

dikembangkan dengan cara yang efisien dan melalui proses otorisasi

semestinya, termasuk :

a. Otorisasi, pengesahan, pengujian, implementasi, dan dokumentasi

perangkat lunak sistem baru dan modifikasi perangkat lunak sistem.

b. Pembatasan akses terhadap perangkat lunak dan dokumentasi sistem hanya

bagi karyawan yang telah mendapat otorisasi.

5. Pengendalian terhadap entri data dan program, didesain untuk memberikan

keyakinan bahwa :

a. Struktur otorisasi telah ditetapkan atas transaksi yang dimaksudkan ke

dalam sistem.

b. Akses ke data dan program dibatasi hanya bagi karyawan yang telah

mendapatkan otorisasi.

Page 8: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

2.2.5.2 Pengendalian Aplikasi Pengolahan Data Elektronik

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2001;314.6) mengemukakan tujuan

pengendalian aplikasi (application control) Sistem Informasi Komputer (SIK)

adalah:

“untuk menetapkan prosedur pengendalian khusus atas aplikasi akuntansi untuk memberikan keyakinan memadai bahwa semua transaksi telah diotorisasi dan dicatat, serta diolah seluruhnya, dengan cermat, dan tepat waktu”.

Pengendalian aplikasi dijelaskan Ikatan Akuntan Indonesia

(2001;314.6) oleh mencakup :

1. Pengendalian atas masukan, didesain untuk memberikan keyakinan memadai

bahwa:

a. Transaksi diotorisasi sebagaimana semestinya sebelum diolah dengan

komputer.

b. Transaksi diubah dengan cermat ke dalam bentuk yang dapat dibaca mesin

dan dicatat dalam file data komputer.

c. Transaksi tidak hilang, ditambah, digandakan, atau diubah tidak

semestinya.

d. Transaksi yang keliru ditolak, dikoreksi, dan jika perlu, dimasukkan

kembali secara tepat waktu.

2. Pengendalian atas pengolahan dan file data komputer, didesain untuk

memberikan keyakinan memadai bahwa :

a. Transaksi, termasuk transaksi yang dipicu melalui sistem, diolah

semestinya oleh komputer.

b. Transaksi tidak hilang, ditambah, digandakan, atau diubah tidak

semestinya.

c. Kekeliruan pengolahan diidentifikasi dan dikoreksi secara tepat waktu.

3. Pengendalian atas keluaran, didesain untuk memberikan keyakinan memadai

bahwa :

a. Hasil pengolahan adalah cermat.

b. Akses terhadap keluaran dibatasi hanya bagi karyawan yang telah

mendapatkan otorisasi.

Page 9: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

c. Keluaran disediakan secara tepat waktu karyawan yang mendapatkan

otorisasi semestinya.

4. Pengendalian masukan, pengolahan, dan keluaran dalam sistem On-Line.

a. Pengendalian masukan pada sistem on-line, didesain untuk memberikan

keyakinan bahwa :

1) Transaksi dientri ke terminal yang semestinya.

2) Data dientri dengan cermat.

3) Data dientri ke periode akuntansi yang semestinya.

4) Data yang dientri telah diklasifikasikan dengan benar dan pada nilai

transaksi yang sah (Valid).

5) Data yang tidak sah (Invalid) tidak dientri pada saat transmisi.

6) Transaksi tidak dientri lebih dari sekali.

7) Data yang dientri tidak hilang selama transmisi berlangsung.

8) Transaksi yang tidak berotorisasi tidak dientri selama transmisi

berlangsung.

b. Pengendalian pengolahan pada sistem on-line, didesain untuk memberikan

keyakinan bahwa :

1) Hasil perhitungan telah diprogram dengan benar.

2) Logika yang digunakan dalam proses pengolahan adalah benar.

3) File yang digunakan dalam proses pengolahan adalah benar.

4) Record yang digunakan dalam proses pengolahan adalah benar.

5) Operator telah memasukkan data ke computer consule yang

semestinya.

6) Tabel yang digunakan selama proses pengolahan adalah benar.

7) Selama proses pengolahan telah digunakan standar operasi

(default) yang semestinya.

8) Data yang tidak sah tidak digunakan dalam proses pengolahan.

9) Proses pengolahan tidak menggunakan program dengan versi yang

salah.

10) Hasil perhitungan yang dilakukan secara otomatis oleh program adalah

sesuai dengan kebijakan manajemen satuan usaha.

Page 10: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

11) Data masukan yang diolah adalah data yang berotorisasi.

c. Pengendalian keluaran pada sistem on-line, didesain untuk memberikan

keyakinan bahwa :

1) Keluaran yang diterima oleh satuan usaha adalah tepat dan lengkap.

2) Keluaran yang diterima oleh satuan usaha adalah terklasifikasi.

3) Keluaran didistribusikan ke pegawai yang berotorisasi.

Pengendalian atas masukan, pengolahan file data, dan keluaran dapat

dilaksanakan oleh karyawan. Sistem pengolahan data elektronik oleh pemakai

sistem, oleh grup pengendalian terpisah, atau dapat diprogram dalam perangkat

lunak aplikasi.

2.3 Sistem Pengolahan Data Elektronik

2.3.1 Pengertian Sistem Pengolahan Data Elektronik

Untuk dapat menguraikan pengertian tentang sistem pengolahan data

elektronik akan lebih jelas jika memahami pengertian tentang sistem terlebih

dahulu. Menurut Azhar Susanto (2004;24) pengertian sistem adalah:

“Sistem adalah kumpulan atau group dari subsistem atau bagian atau komponen apapun baik fisik ataupun non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu”.

Dengan demikian dapat diasumsikan berdasarkan pengertian sistem diatas

bahwa sistem merupakan kumpulan dari suatu komponen atau sumberdaya yang

pada akhirnya kumpulan-kumpulan komponen atau sumberdaya tersebut akan

saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Tujuan dari suatu sistem pada akhirnya adalah menghasilkan suatu

informasi yang dapat bermanfaat dan mempunyai kegunaan. Untuk menghasilkan

informasi yang bermanfaat dan mempunyai kegunaan diperlukan data yang

relevan dengan informasi dan data yang akan digunakan.

Menurut La Midjan dan Azhar Susanto (2003;7) pengertian data adalah:

“Data berasal dari suatu fakta yang bersumber dari suatu peristiwa

yang relevan dan setelah diolah menjadi informasi”.

Page 11: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (2004;1)

pengertian informasi adalah:

“Information is useful data organized such that correct decisions can be

based on it”.

Dari pengertian data dan informasi diatas dapat disimpulkan bahwa

informasi merupakan pengolahan suatu data yang ada sehingga dapat dijadikan

dasar untuk mengambil keputusan, karena pada dasarnya data berasal dari suatu

peristiwa yang relevan sehingga dapat memberikan gambaran yang sebenarnya

terjadi.

Data merupakan sumber agar dapat menghasilkan informasi yang

bermanfaat, namun data tidak dapat berubah dengan sendirinya menjadi sebuah

informasi. Informasi dibutuhkan manajemen untuk mengambil suatu keputusan.

Untuk dapat menghasilkan informasi maka dibutuhkan suatu sistem informasi.

Menurut John F. Nash dan Martin B. Robert, sebagaimana yang telah

dialih bahasakan oleh La Midjan dan Azhar Susanto (2003;8) pengertian sistem

Informasi adalah:

“Sistem Informasi merupakan kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur, dan pengendalian yang bermaksud menata jaringan komunikasi yang penting, proses atas transaksi-transaksi tertentu dan rutin, membantu manajemen dan pemakai intern dan ekstern dan menyediakan dasar pengambilan keputusan yang tepat (intelligent)”.

Dengan demikian dalam mengubah suatu data menjadi informasi

dibutuhkan intervensi manusia, manusia menggunakan teknologi yang ada beserta

prosedur untuk memproses data-data transaksi tertentu dan rutin dan pada

akhirnya menghasilkan informasi yang berguna dan bermanfaat.

Pemrosesan data-data transaksi tersebut merupakan sebuah siklus

pengolahan data sebagaimana yang dijelaskan oleh Jogiyanto (2000;3) siklus

pengolahan data adalah :

“suatu proses pengolahan data terdiri dari tiga tahapan dasar, yang

disebut dengan siklus pengolahan data (Data Processing Cycle), yaitu

input, processing, dan output”.

Page 12: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

Sehingga dapat disimpulkan bahwa data adalah input bagi sebuah sistem

informasi, sedangkan informasi merupakan output. Data diproses menjadi

informasi yang bermanfaat bagi para pengambilan keputusan untuk menghasilkan

keputusan yang lebih baik.

Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi yang baik dapat

memperbaiki pengambilan keputusan sebelumnya dengan beberapa cara yaitu:

sistem informasi dapat mengidentifikasi berbagai situasi yang membutuhkan

tindakan manajemen, dengan mengurangi ketidakpastian informasi memberikan

dasar untuk memilih di antara berbagai alternatif tindakan, dan informasi tentang

hasil-hasil keputusan terdahulu memberikan umpan balik (feed back) berharga

yang dapat dipakai untuk memperbaiki keputusan dimasa mendatang.

Aturan umum yang berlaku adalah semakin tinggi kualitas informasi yang

tersedia bagi manajemen, maka akan semakin baik keputusan yang dihasilkan.

Informasi harus memiliki kualitas atau karakteristik sebagaimana yang disebutkan

oleh Marshall B.Romney dan Paul John Steinbart (2006;12) mengenai

karakteristik informasi yang berguna adalah :

Tabel 2.1

Karakteristik Informasi yang Berguna

Relevant Information is relevant if it reduces uncertainty, improves decision maker’s ability to make predictions, or confirms or corrects their prior expectations.

Reliable Information is reliable if it is from error or bias and accurately represents the events or activities of the organization.

Complete Information is complete if it does not omit important aspects of the underlying events or activities that it measures.

Timely Information is timely if it is provide in time to enable decision makers to use it to make decisions.

Understandable Information is understandable if it is present in a usefull and intelligible format.

Verifiable Information is verifiable if two knowledgeable people acting indepently would each produce the same information.

Page 13: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas bahwa karakteristik informasi

yang berguna tersebut berasal dari siklus pengolahan data dari sebuah sistem

informasi sehingga informasi yang dihasilkan pun berkualitas. Sistem informasi

menganjurkan penggunaan teknologi elektronik dalam melakukan pengolahan

data.

Sistem informasi yang menggunakan proses secara elektronik dikenal

sebagai Electronic Data Processing (EDP), disini manusia sudah kurang berperan

dan diambil alih oleh komputer. Electronic Data Processing penekanannya

kepada proses untuk menghasilkan data yang cepat dan akurat, orientasi ini

kemudian berkembang kepada kualitas informasi dan dukungannya terhadap

keputusan yang diambil.

Pengertian Pengolahan data elektronik atau Electronic Data Processing

(EDP) menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (2004;4) adalah:

“Electronic data processing (EDP) is the use of computer technology to perform an organization’s transaction-oriented data processing. EDP is a fundamental accounting information system application in every organization. As computer technology has become commonplace, the term data processing (DP) has come to have the same meaning as EDP”.

EDP merupakan perangkat sistem informasi yang menggunakan teknologi

komputer di dalam organisasi untuk menyajikan informasi kepada pemakai.

Sistem informasi “berbasis – komputer” adalah kumpulan perangkat keras

(Hardware) dan perangkat lunak (Software) yang dirancang untuk mengubah data

menjadi informasi yang bermanfaat.

Menurut La Midjan dan Azhar Susanto(2001;104) Pengertian Komputer

adalah :

“Komputer adalah suatu alat elektronik yang memiliki kemampuan

mengolah data dengan kapasitas yang besar”.

Menurut D.V. Tesone (2006;27) komputer terdiri dari tiga kategori, yaitu:

“There are three major categories of computers that range in size from largest to smallest: Main frame computers

• Midrange computers • Micro computers

Micro computers. Most end users work and play on micro computers.

Page 14: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

Main frame computers are used mosly for data storage and database transactions. Midrange computers are smaller than main frames but larger than micro computers and usually act as severs to some network (including the internet) or operate as workstations to perform specific function that require high-powered calculation and artistic functions.”

Pengertian komputer menurut Atang Gumawang (2003;1) adalah :

“Komputer adalah sebuah alat elektronik yang terdiri dari tiga

bagian sistem, yaitu : Hardware, Software dan Brainware”.

Berdasarkan kemampuannya dalam mengolah data dengan kapasitas yang

besar karena dilengkapi bagian-bagian sistem yaitu: Hardware, Software, dan

Brainware, jelas bahwa komputer dapat melakukan pengolahan data transaksi-

transaksi dan keberadaan teknologi komputer sangat membantu dalam pengolahan

data. Oleh karena itu komputer merupakan bagian penting dari teknologi

informasi yang sangat membantu sistem informasi untuk mengelola informasi

secara efektif menjadi sumber daya yang bernilai dan berkualitas.

2.3.2 Tujuan Sistem Pengolahan Data Elektronik

Tujuan sistem pengolahan data elektronik adalah untuk menghasilkan

informasi yang berguna bagi para pemakai. Hal ini diungkapkan oleh La Midjan

dan Azhar Susanto (2003;89), yaitu bahwa dalam kegiatan pengumpulan dan

pengolahan data untuk menghasilkan informasi yang berguna memerlukan

pertimbangan sebagai berikut :

“1. Relevansi 2. Jumlah data yang dapat dikumpulkan 3. Efisiensi 4. Ketepatan waktu 5. Fleksibilitas 6. Ketelitian dan keamanan 7. Ekonomis”.

Hal tersebut dapat diuraikan oleh La Midjan dan Azhar Susanto

(2003;89) sebagai berikut :

Page 15: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

1. Relevansi

Disebabkan adanya keterbatasan dalam mengolah dan menyimpan, komputer

tidak mempunyai kemampuan untuk menangani semua data yang diperoleh,

oleh karena itu hanya data yang sangat berhubungan dengan pengolahan suatu

transaksi pada suatu saat saja yang akan diperhatikan dan data yang tidak ada

relevansinya pada saat tersebut sebaiknya diabaikan.

2. Jumlah data yang dapat dikumpulkan

Merupakan ukuran dari jumlah data yang dapat dikumpulkan, diolah dan

disediakan untuk pemakai selama suatu waktu.

3. Efisiensi

Efisiensi berhubungan dengan hasil yang dicapai dibandingkan

pemasukannya. Meningkatkan efisiensi dalam mengkonversi data pada

umumnya akan meningkatkan tolak ukur keberhasilan suatu sistem.

4. Ketepatan waktu

Ketepatan waktu dalam mengumpulkan dan mengolah data dan menghasilkan

informasi kepada pemakai merupakan tujuan yang sangat penting dalam

situasi tertentu.

5. Fleksibilitas

Fleksibilitas merupakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan untuk

pemakai akan informasi secara lancar dan serbaguna dan dihubungkan dengan

perubahan dalam mengkonversi data. Hal ini disebabkan oleh karena

perusahaan dengan berbagai kebutuhan akan sistem informasi memerlukan

fleksibilitas yang tinggi.

6. Ketelitian dan keamanan

Kesalahan dan kehilangan data merupakan faktor yang menentukan dalam

menilai dapat dipercayanya konversi data. Oleh karena itu dalam

mengkonversi data perlu tindakan pengendalian dan ukuran-ukuran

pengamanan yang cukup.

7. Ekonomis

Perlu dipertimbangkan manfaat yang dicapai dibandingkan dengan biaya yang

dikorbankan dalam mengkonversi data.

Page 16: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

2.3.3 Elemen-elemen Sistem Pengolahan Data Elektronik

Sebagai suatu sistem informasi, sistem pengolahan data elektronik terdiri

dari empat elemen, sebagaimana menurut Azhar Susanto (2004;67) adalah:

“1. Perangkat keras (Hardware) 2. Perangkat lunak (Software) 3. Sumber Daya Manusia (Brainware) 4. Prosedur (Procedure)”.

2.3.3.1 Perangkat Keras (Hardware)

Perangkat keras merupakan peralatan fisik yang dapat digunakan untuk

mengumpulkan, memasukan, memproses, menyimpan dan mengeluarkan hasil

pengolahan data dalam bentuk informasi.

Menurut D.V. Tesone (2006;35) mengenai perangkat keras yang

digunakan untuk alat masukkan adalah:

“Electronic pens, also known as styluses, are used to write characters on

an inputs pad for processing into printed words, as is commonly done on

PDAs to take notes.”

Berdasarkan penjelasan diatas bahwa pena elektronik sebagaimana yang

diketahui sebagai styluses digunakan untuk menulis karakter pada tempat input

untuk diproses pada huruf cetakan, sebagaimana yang telah digunakan pada

personal data assistens (PDAs). Selain pena elektronik yang dapat digunakan

untuk menulis karakter juga terdapat perangkat keras yang berfungsi untuk

memasukkan data.

Menurut D.V. Tesone (2006;36) mengenai perangkat keras yang

digunakan untuk alat masukkan adalah:

“Magnetic stripes are used commonly on point of sale (POS) systems

and automatic teller machine (ATM).”

Menurut Azhar susanto (2004;207) hardware ini pada intinya dibagi

menjadi empat macam yaitu peralatan input, pengolah (prosesor), pengingat

(memory) yang terdiri dari memori utama dan memori tambahan (kedua),

peralatan output dan peralatan komunikasi.

Page 17: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

Empat macam tersebut dapat dijelaskan oleh Azhar susanto (2004;207)

sebagai berikut :

1. Bagian input (Input Device)

Bagian input merupakan semua peralatan yang digunakan untuk memasukan

data. Seperti keyboard, joystick, scanner, digitizer, kamera digital, kamera

video dan lain-lain.

2. Bagian pengolah utama dan memori

Bagian pengolah utama dan memori terdiri dari :

a. Alat pengolah / pemroses (CPU) merupakan alat yang berfungsi untuk

mengolah data dan memiliki komponen register, ALU, dan control unit.

1) CPU (Central Processing Unit)

Prosesor atau CPU merupakan jantungnya sistem komputer, tetapi

walaupun demikian prosesor ini tidak akan memberikan manfaat tanpa

komponen pendukung lainnya.

2) ALU (Arithmetic and Logical Unit)

ALU merupakan bagian dari CPU yang melaksanakan semua

perhitungan aritmatika / matematika dan melaksanakan operasi logika

sesuai berdasarkan instruksi program.

3) Control Unit

Merupakan bagian dari CPU yang berfungsi mengatur dan

mengendalikan semua peralatan yang ada pada sistem komputer.

4) Register

Register dalam CPU berfungsi sebagai tempat penyimpanan untuk

data-data yang akan diproses oleh CPU, kapasitas penyimpanannya

sangat kecil tapi memiliki kecepatan tinggi.

b. Memori (Memory)

Alat untuk menyimpan data dikenal sebagai memori. Memori sebagai

tempat penyimpanan pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian yaitu :

1) Memori utama (Primary memory/Main memory/Main storage) dapat

dibagi dua diantaranya:

a) ROM (Read Only Memory)

Page 18: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

b) RAM (Randomly Acces Memory)

2) Memori tambahan (Secondary memory)

Memori ini digunakan untuk menyimpan data yang jumlahnya sangat

banyak.

3. Bagian Output (Output Device)

Bagian output merupakan peralatan-peralatan yang digunakan untuk

mengeluarkan segala bentuk informasi yang dapat dihasilkan oleh komputer.

Misalnya: informasi dalam bentuk suara, informasi dalam bentuk

tayangan/visual dan informasi dalam bentuk cetakan.

4. Bagian Komunikasi

Bagian komunikasi adalah peralatan yang digunakan untuk

mengkomunikasikan data dari satu lokasi ke lokasi.

Berkaitan dengan bagian komuikasi, jaringan komputer merupaka

perangkat yang dapat memicu terjadinya komunikasi data dari satu lokasi ke

lokasi lain, karena jaringan komputer menghubungkan terminal dalam satu

kesatuan, seperti halnya yang dikatakan oleh D.V. Tesone (2006;72) mengenai

jaringan komputer sebagai berikut:

“A Computer network consists of several terminals of that are linked

together for a common computing purpose.”

2.3.3.2 Perangkat Lunak (Software)

Pengertian perangkat lunak menurut Azhar Susanto (2004;234) yaitu:

“Perangkat lunak merupakan kumpulan dari program-program yang

digunakan untuk mengerjakan aplikasi tertentu pada komputer”.

Perangkat lunak dapat dikelompokan menjadi dua kelompok berdasarkan

fungsinya oleh Azhar Susanto (2004;234) yaitu :

1. Perangkat lunak sistem (System software)

Merupakan kumpulan dari perangkat lunak yang digunakan untuk

mengendalikan sistem komputer yang meliputi Sistem operasi (Operating

System), Interpreter dan Kompiler (Compiller) .

Page 19: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

2. Perangkat aplikasi (Application software)

Merupakan software jadi yang siap digunakan. Perangkat lunak aplikasi dibuat

untuk membantu masalah yang relatif umum, karena sangatlah wajar kalau

software-software ini tidak dapat memenuhi kebutuhan spesifik setiap

pengguna komputer.

2.3.3.3 Sumber Daya Manusia (Brainware)

Pengertian Brainware menurut Azhar Susanto(2004;253) yaitu:

“Brainware atau sumber daya manusia (SDM) merupakan bagian

terpenting dari komponen sistem informasi (SI) dalam dunia bisnis

yang dikenal sebagai sistem informasi akuntansi”.

Secara garis besar SDM dalam sistem informasi ini dikelompokan dalam

dua bagian oleh Azhar Susanto(2004;253), yaitu :

1. Pemilik sistem informasi

Merupakan sponsor terhadap dikembangkannya sistem informasi. Pemilik

sistem informasi cenderung berfikir sangat general, tidak detail.

2. Pemakai sistem informasi

Merupakan orang-orang yang akan menggunakan sistem informasi yang telah

dikembangkan. Para pemakai sistem informasi biasanya kurang begitu

perhatian dengan biaya yang dikeluarkan serta manfaat yang diperoleh

dibandingkan dengan pemilik sistem informasi.

2.3.3.4 Prosedur(Procedure)

Pengertian Prosedur menurut Azhar Susanto(2004;264) yaitu :

“Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan

secara berulang-ulang dengan cara yang sama”.

Prosedur penting dimiliki bagi suatu organisasi agar segala sesuatu dapat

dilakukan secara seragam. Pada akhirnya prosedur akan menjadi pedoman bagi

suatu organisasi dalam menentukan aktivitas apa saja yang harus dilakukan untuk

menjalankan suatu fungsi tertentu.

Page 20: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

2.4 Teknik Pengolahan Data Elektronik

Pengolahan data bisa dilakukan dengan banyak variasi tingkat

komputerisasinya seperti yang diungkapkan oleh George H. Bodnar dan

William S. Hopwood (2004;219) adalah:

“Data processing systems vary in the degree to which they are computerized. Some systems, although computerized, rely heavily on paper documents. Other systems can process transactions from beginning to end without a shred of paper”.

Dari ungkapan diatas dijelaskan bahwa sistem pemrosesan data bervariasi

tingkat komputerisasinya. Beberapa sistem walaupun terkomputerisasi, sangat

bertumpu pada dokumen-dokumen kertas. Sedangkan sistem lain dapat

memproses transaksi-transaksi dari awal sampai akhir tanpa selembar kertaspun.

Maka berdasar pada ungkapan diatas dapat disimpulkan bahwa

pengolahan atau pemrosesan data dapat dibagi menjadi dua berdasarkan

pengolahan datanya yaitu: Paper-Based Processing Systems dan Paperless

Processing Systems. Teknik pengolahan data elektronik tersebut menyangkut

siklus pengolahan data yaitu: sistem masukan, sistem pemrosesan, dan sistem

keluaran.

George H. Bodnar dan William S. Hopwood (2004;219) mengatakan

tentang pembagian pengolahan data elektronik berdasarkan teknik pengolahan

data Paper-Based Processing Systems dan Paperless Processing Systems tiga

siklus pengolahan data tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Sistem Masukan

a. Paper-Based Input Systems

Dalam beberapa sistem yang terkomputerisasi, masukan-masukan ke

sistem berupa dokumen dilakukan dengan ditulis tangan dan diketik.

Dokumen-dokumen ini kemudian dikumpulkan dan dikirimkan ke bagian

pengoperasian komputer untuk pemeriksaan kesalahan dan pemrosesan.

Pengumpulan dokumen-dokumen ini biasa disebut juga sebagai batch.

b. Paperless Input Systems

Dalam sistem-sistem masukan tanpa kertas (Paperless Input Systems),

kadang disebut juga sistem masukan on-line, transaksi-transaksi

Page 21: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

dimasukkan secara langsung kedalam jaringan komputer, dan kebutuhan

pengetikan dalam sumber dikurangi. Oleh karena itu, sistem tanpa-kertas

memberikan tingkat otomasi yang lebih tinggi daripada sistem dengan-

kertas.

2. Sistem Pemrosesan

a. Paper-Based Processing Systems

Pada dasarnya seluruh sistem berdasar-kertas untuk memproses transaksi

akan berorientasi-batch. Dalam sistem pemrosesan berorientasi-batch,

transaksi-transaksi dimasukkan kedalam komputer dalam bentuk batch.

Batch-batch ini kemudian diproses secara periodik. Situasi terbaik untuk

pemrosesan batch adalah apabila file tidak perlu dimutakhirkan segera,

dan laporan hanya dibutuhkan secara periodik.

b. Paperless Processing Systems

Dalam sistem pemrosesan tanpa-kertas, baik pemrosesan batch maupun

tepat-waktu dapat dilakukan.

1) Pemrosesan Batch dalam Paperless Processing Systems

Pemrosesan Batch dalam Paperless Processing Systems mirip dengan

pemrosesan dengan pemrosesan batch dalam sistem berdasar-kertas.

Perbedaan utamanya adalah pencatatan ke dalam voucher jurnal

diganti dengan fungsi yang serupa tetapi secara elektronis, dan buku

besar dimutakhirkan secara otomatis secara periodik.

2) Pemrosesan On-line, real-time dalam Paperless Processing Systems

Keuntungan utama dalam sistem tanpa-kertas adalah memungkinkan

untuk melakukan pemrosesan tepat waktu. On-line, real-time systems

(OLRS) memproses transaksi segera setelah dimasukkan dan dapat

segera pula menghasilkan keluaran untuk pemakai. Pemrosesan segera

merupakan merupakan karakteristik utama On-line, real-time systems

(OLRS).

3. Sistem Keluaran

Sistem keluaran dapat berupa sistem dengan keras, tanpa-kertas, atau antara

keduanya. Sebagian besar sistem dengan kertas, dan beroientasi-batch dengan

Page 22: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

pemrosesan file secara berurutan menghasilkan volume keluaran yang besar.

Karena sistem tersebut tidak membingungkan pemakai untuk akses-random,

sistem tersebut umumnya menghasilkan keluaran dari seluruh file sebagai

referensi. Sistem tanpa-kertas yang on-line dan real-time cenderung

menghasilkan sangat sedikit keluaran. Sistem tersebut dapat dikatakan sangat

penting bagi perusahaan berukuran sangat besar, karena sangat tidak prakis

untuk mencetak keluaran yang mungkin mencakup ratusan, ribuan, atau

bahkan jutaan catatan.

2.5 Bank

2.5.1 Pengertian Bank

Bank pada dasarnya mempunyai banyak aktivitas usaha dan mempunyai

beberapa fungsi, usaha bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

menyalurkanya kembali kepada masyakat, sehubungan dengan usaha penghimpun

dana ini, bank sering juga disebut dengan lembaga kepercayaan. Bank juga

mempunyai fungsi menawarkan jasa-jasa keuangan lain. Sejalan dengan

karakteristiknya tersebut, maka bank merupakan suatu segmen usaha yang

kegiatannya banyak diatur oleh pemerintah.

Menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Bab I Pasal 1

Bank adalah:

“ 1. Perbankan adalah segala sesautu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya;

2. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masya-rakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak;”.

Dalam UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Bab I Pasal 1 dijelaskan

bahwa bank kegiatan utama usahanya adalah menghimpun dana dalam bentuk

simpanan yang merupakan sumber dana bank dan penyaluran dananya dalam

rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Page 23: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2007;31.1) pengertian bank adalah:

“ Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.”

Menurut Kasmir (2004;23) pengertian bank dijelaskan secara lebih luas

lagi bahwa:

“ bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang

keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang

keuangan.”

Dari penjelasan yang dijabarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan

Kasmir dapat diambil kesimpulan bahwa bank merupakan lembaga yang

aktivitasnya selalu berkaitan dalam bidang keuangan oleh karenanya bank

mempunyai peranan sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara

pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta sebagai

lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.

2.5.2 Jenis-jenis Bank

Bank-bank yang beroperasi di Indonesia saat ini pada dasarnya perbedaan

jenisnya yang dapat dikelompokkan sesuai dengan fungsinya, kepemilikannya,

dan sistem pengenaan bunga.

Menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Bab III Pasal 5

jenis bank sebagai berikut:

“ (1) Menurut jenisnya, bank terdiri dari: a. Bank Umum; b. Bank Perkreditan Rakyat.

(2) Bank Umum dapat mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan tertentu atau memberikan perhatian yang lebih besar kepada kegiatan tertentu”.

Sedangkan menurut Dahlan Siamat (2005;47) jenis- jenis bank:

“Bank yang beroperasi di Indonesia dapat dibedakan berdasarkan: Fungsi, yaitu: a. Bank Sentral; b. Bank Umum; dan c. Bank Perkreditan Rakyat.

Page 24: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

Kepemilikan, yaitu: a. Bank Persero (Bank Pemerintah); b. Bank Umum Swasta Nasional; c. Bank Asing; d. Bank Pemerintah Daerah; e. Bank Campuran. Sistem Pengenaan Bunga, yaitu: a. Bank Konvensional; b. Bank Syariah. Kegiatannya di Bidang Devisa, yaitu: a. Bank Devisa (foreign exchange bank); b. Bank Non Devisa (non foreign exchange bank). Jenis Kantor, yaitu: a. Kantor Pusat (Head office); b. Kantor Cabang (Branch office); c. Kantor Cabang Pembantu ( Subbranch office); d. Kantor Kas (Cash services office); e. Kantor Perwakilan (Representative office); f. Kantor Wilayah (Regional office)”.

Menurut Kasmir (2004;32) perbedaan jenis bank yang lain adalah:

“Perbedaan lainnya adalah dilihat dari segi siapa nasabah yang

mereka layani apakah masyarakat luas atau masyarakat dalam lokasi

tertentu (kecamatan)”.

Keberagaman jenis bank tersebut diatas merupakan jenis-jenis bank yang

ada di Indonesia.

2.5.3 Pengertian Bank Umum

Berdasarkan jenis-jenis bank yang disebutkan diatas terdapat satu jenis

bank yaitu bank umum. Bank-bank yang terdapat di Indonesia kebanyakan adalah

bank umum.

Menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Bab I Pasal 1

pengertian bank umum adalah:

“Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional dan/atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam

kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran;”.

Pada UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Bab I Pasal 1 mengenai

definisi bank umum, pada dasarnya merupakan penekanan pada fungsi tambahan

Page 25: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

bank umum dalam hal pemberian pelayanan atau jasa-jasa dalam lalu lintas

pembayaran.

Oleh karena itu Kasmir (2004;33) mengemukakan bahwa bank umum

sering disebut bank komersil (commercial bank).

Menurut Stephen G. Cecchetti (2006;294) pengertian bank komersil

adalah:

“commercial banks is an institution that accepts deposits and uses the

proceeds to make consumer, commercial, and real estate loans”.

Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa bank komersil adalah

institusi yang menerima simpanan dan menggunakan pendapatan untuk

konsumen, perdagangan, dan pinjaman real estate.

2.5.4 Fungsi Pokok Bank

Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa aktivitas bank selalu berkaitan

dengan bidang keuangan, bank juga mempunyai beberapa fungsi.

Menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Bab II Pasal 3

fungsi utama bank adalah:

“ Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun

dana penyalur dana masyarakat”.

Menurut Dahlan Siamat (2005;276) fungsi pokok bank umum adalah:

“ Bank umum memiliki fungsi pokok sebagai berikut: a. menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien

dalam kegiatan ekonomi; b. menciptakan uang; c. menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat; d. menawarkan jasa-jasa keuangan lain”.

2.5.5 Jasa-Jasa Bank

Disamping mempunyai fungsi pokok perbankan juga melakukan kegiatan

jasa-jasa pendukung

Menurut Kasmir (2004;26) jasa-jasa perbankan lainnya adalah: “ Jasa perbankan lainnya antara lain meliputi: − Jasa Pemindahan Uang (Transfer) − Jasa Penagihan (Inkaso)

Page 26: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

− Jasa Kliring (Clearing) − Jasa Penjualan Mata Uang Asing (Valas) − Jasa Safe Deposit Box − Traveler’s Cheque − Bank Card − Bank draft − Letter of credit (L/C) − Bank garansi − Serta jasa bank lainnya”.

Menurut Try Widiyono (2006;36) jasa-jasa perbankan adalah:

“Bentuk bidang jasa perbankan antara lain sebagai berikut. 1. Electronic Banking.

a. Kartu ATM, kartu kredit, kartu debet, prepaid card, dan kartu-kartu lainnya

b. Internet banking c. Call banking d. Short message service (SMS) banking

2. Macam-macam surat keterangan bank. 3. Collection (cash collection dan noncash collection). 4. Priority banking/prima banking. 5. Bill payment. 6. Payment point. 7. Transaksi massal (penarikan dan pengkreditan massal). 8. Transfer dana keluar, baik dalam maupun luar negeri. 9. Penampung dana/transfer masuk. 10. Wesel (draft). 11. Bank kustodi (jasa pebitipan). 12. Sebagai wali amanat. 13. Sebagai penjamin emisi. 14. Perjanjian sewa-menyewa safe deposit box (SDB). 15. Pengiriman uang (transfer) dalam atau luar negeri. 16. Penjualan produk-produk reksa dana (distributor). 17. Penjualan produk-produk asuransi (distributor). 18. Penjualan surat utang negar. 19. Penjualan sertifikat Bank Indonesia. 20. Seluruh aplikasi, syarat dan ketentuan produk bank, dan lain-

lainnya”. 2.6 Kartu Plastik

2.6.1 Pengertian Kartu Plastik

Berdasarkan penjelasan di atas tentang pengertian bank umum bahwa bank

dapat memeberikan pelayanan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dan

Page 27: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

berdasarkan salah satu fungsi bank yang dijelaskan diatas bank menyediakan

mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi.

Pelayanan jasa dalam lalu lintas pembayaran yang telah dirasakan oleh

masyarakat dan nasabah khususnya seperti yang telah dijelaskan diatas yaitu bank

card.

Menurut Johannes Ibrahim (2004;12) pengertian bank card adalah:

“ Yang dimaksud dengan Bank Card merupakan “uang plastik” yang

dikeluarkan oleh Bank”.

Menurut Kasmir (2004;146) pengertian bank card adalah:

“ Bank Card merupakan “kartu plastik” yang dikeluarkan oleh bank yang diberikan kepada nasabahnya untuk dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran di tempat-tempat tertentu seperti supermarket, pasar swalayan, hotel, restoran, tempat hiburan dan tempat lainnya. Disamping itu dengan kartu ini dapat diuangkan (mengambil uang tunai) diberbagai tempat seperti di automated teller machine (ATM)”.

Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan “uang plastik” merupakan kartu plastik yang dikeluarkan atau diterbitkan

oleh bank.

Kartu plastik merupakan sebuah produk perbankan yang banyak

dibutuhkan oleh masyarakat sekarang ini.

Menurut Dahlan Siamat (2005;633) pengertian kartu plastik adalah:

“ Kartu plastik pada dasarnya merupakan kartu yang umumnya diterbitkan oleh bank atau perusahaan tertentu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran atas transaksi barang-barang atau jasa-jasa atau menjamin keabsahan cek yang dikeluarkan disamping untuk melakukan penarikan uang tunai”. Dan menurut Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso (2006;253)

pengertian kartu plastik adalah:

“ Kartu plastik merupakan alat berbentuk kartu yang diterbitkan

oleh suatu lembaga keuangan dan dapat digunakan untuk berbagi

transaksi keuangan”.

Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa bank menerbitkan kartu

plastik dengan maksud menjadikan kartu plastik sebagai alat pembayaran atas

Page 28: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

transaksi yang dilakukan. Kartu plastik diberikan kepada nasabah untuk dapat

dipergunakan sebagai alat pembayaran diberbagai tempat. Disamping itu kartu

plastik juga dapat diuangkan di berbagai tempat seperti di ATM (Automated

Teller Machine). Dan ATM itu sendiri telah tersebar di berbagai tempat seperti di

pusat perbelanjaan, tempat hiburan dan perkantoran sehingga nasabah diberikan

kemudahan-kemudahan dalam penyedian uang tunai melalui ATM yang tersebar

terebut.

Masyarakat lebih mengenal kartu plastik sebagai kartu kredit atau uang

plastik seperti halnya yang diungkapkan oleh Kasmir (2004;318) bahwa kartu

plastik atau uang plastik yang mampu menggantikan fungsi uang sebagai alat

pembayaran.

2.6.2 Jenis-jenis Kartu Plastik

Pengertian kartu plastik diatas menerangkan bahwa kartu plastik

mempunyai banyak layanan yang ditawarkan, namun pada dasarnya kartu plastik

mempunyai batasan dalam memberikan layanannya sehingga dibagi menjadi

beberapa jenis.

Menurut Kasmir (2004;320) batasan kartu plastik sebagai berikut:

“keleluasaan dan kebebasan dalam menggunakannya sangat dibatasi

sehingga kepada jenis kartu kredit yang dimilikinya”.

Menurut Dahlan Siamat (2005;635) penggolongan kartu plastik sebagai

berikut:

“Kartu plastik pada prinsipnya dapat digolongkan berdasarkan

fungsi dan tempat berlakunya”. Berdasarkan fungsinya:

1. Credit card

Menurut Dahlan Siamat (2005;635) credit card adalah:

“Kartu kredit atau credit card adalah jenis kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran transaksi jual beli barang atau jasa dimana pelunasan atau pembayarannya kembali dapat dilakukan dengan sekaligus atau dengan cara mencicil sejumlah minimal tertentu”.

Page 29: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

Menurut Stephen G. Cecchetti (2006;19) credit card adalah:

“ A credit card is a promise by a bank to lend the cardholder money with

which to make purchase”.

Menurut Kasmir (2004;321) credit card adalah:

“ Adalah suatu sistem dimana pemegang kartu dapat melunasi

penagihan yang terjadi atas dirinya sekaligus atau secaraangsuran

pada saat jatuh tempo”.

2. Charge card

Menurut Dahlan Siamat (2005;635) charge card adalah:

“Charge card adalah kartu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran suatu transaksi jual beli barang atau jasa di mana nasabah harus membayar kembali seluruh tagihan secara penuh pada akhir bulan atau bulan berikutnya dengan atau tanpa biaya tambahan”.

Menurut Kasmir (2004;321) charge card adalah:

“ Merupakan kartu kredit dimana pemegang kartu harus melunasi

semua tagihan yang terjadi atas dirinya sekaligus pada saat jatuh

tempo”.

3. Debit card

Menurut Joseph F. Sinkey (2002;70) debit card adalah:

“ A debit card is in effect an electronic check, which if it is an online

transaction, transfer funds from the customer’s account to the

merchant’s account instantaneously”.

Menurut Stephen G. Cecchetti (2006;19) debit card adalah:

“ A debit card works the same way as a check in that it provides the bank

with instructions to transfer funds from the cardholder’s account

directly to a merchant’s account”.

Menurut Johannes Ibrahim (2004;15) debit card adalah:

“ Dikatakan Debit Card, karena langsung mengurangi (mendebet) dan

pada saat yang sama akan mengkredit rekening merchant sebesar

nilai transaksi pada Bank penerbit atau pengelola”.

Page 30: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

4. Cash card

Menurut Dahlan Siamat (2005;636) cash card adalah:

“ Cash card pada dasarnya adalah kartu yang memungkinkan pemegang kartu untuk menarik uang tunai, baik langsung pada kasir bank maupun melalui ATM bank tertentu yang biasanya tersebar di tempat-tempat strategis, misalnya: di hotel, pusat-pusat perbelanjaan, dan wilayah perkantoran”. Menurut Kasmir (2004;322) cash card adalah:

“ Merupakan kartu yang berfungsi sebagai alat penarikan tunai pada

ATM maupun langsung di Teller bank”.

5. Check guarantee card

Menurut Dahlan Siamat (2005;636) check guarantee card adalah:

“ Kartu ini pada prinsipnya dapat digunakan sebagai jaminan dalam

penarikan cek oleh pemegang kartu”.

Menurut Kasmir (2004;322) check guarantee card adalah:

“ Merupakan kartu yang digunakan sebagai jaminan dalm penarikan

cek dan dapat pula digunakan untuk menarik uang tunai”. Berdasarkan wilayahnya:

1. Kartu Plastik Lokal

Menurut Dahlan Siamat (2005;637) kartu plastik lokal adalah:

“ Kartu plastik lokal merupakan kartu plastik yang hanya berlaku

dapat digunakan di suatu wilayah tertentu saja, misalnya Indonesia.”

2. Kartu Plastik Internasional

Menurut Dahlan Siamat (2005;637) kartu plastik internasional adalah:

“ Kartu plastik internasional adalah kartu yang dapat digunakan dan berlaku sebagai alat pembayaran internasional. Pasar kartu kredit internasional dewasa ini didominasi oleh dua merek kartu yang memiliki jaringan antarbenua, yaitu Visa dan Master Card.”

2.6.3 Pihak-Pihak yang Terkait dengan Kartu Plastik

Didalam praktik penggunaan kartu plastik ada pihak-pihak yang terkait

dengan kartu plastik. Dahlan Siamat (2005;644) mengemukakan bahwa pihak-

Page 31: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

pihak yang terkait dengan penerbitan dan penggunaan kartu plastik adalah sebagai

berikut:

Penerbit. Penerbit (issuer) disini merupakan pihak atau lembaga yang

mengerluarkan dan mengelola suatu kartu.

Acquirer. Acquirer adalah lembaga yang mengelola penggunaan kartu plastik

terutama dalam penagihan dan pembayaran antara pihak issuer dengan pihak

merchant.

Pemegang kartu. Pemegang kartu atau cardholder terdiri atas perseorangan yang

telah memenuhi prosedur atau persyaratan yang ditetapkan oleh penerbit untuk

dapat diterima sebagai anggota dan berhak menggunakan kartu sesuai dengan

kegunaannya.

Merchant. Merchant adalah pihak yang menerima pembayaran dengan kartu atas

transaksi jual beli barang atau jasa.

2.6.4 Fungsi Kartu Plastik

Kartu plastik sebagai alat pembayaran dalam melakukan transaksi pada

dasarnya memiliki fungsi. Dahlan Siamat (2005;638) mengemukakan sebagai

instrument dalam melakukan transaksi pada prinsipnya dapat dibedakan antara

lain sebagai berikut:

Sumber Kredit

Kartu plastik dapat digunakan sebagai instrumen untuk memperoleh kredit yang

dilakukan dengan cara: pertama, mekanisme pembayaran dilakukan secara

bulanan atas setiap transaksi (charge card); kedua, kartu plastik dapat

memberikan keleluasaan kepada pemegangnya untuk membayar bulanan sejumlah

minimum tertentu dari total transaksi yang dilakukan (kartu kredit); ketiga, jumlah

pembayaran yang harus dilakukan setiap bulan lebih pasti.

Sumber Uang Tunai

Beberapa cara di mana kartu plastik ini dapat digunakan untuk memperoleh uang

tunai adalah melelui counter ATM atau menggunakan kartu sebagai jaminan atas

cek yang ditarik (check guarantee card). Beberapa kartu kredit yang diterbitkan

oleh bank-bank tertentu dapat pula berfungsi sebagai cash card.

Page 32: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

Penjamin Cek

Kartu plastik yang diterbitkan beberapa bank dapat digunakan untuk menjamin

penarikan cek. Fungsi kartu plastik jenis ini sering antara lain oleh pemegang

kartu dapat digunakan untuk menjamin setiap pembayaran dengan menggunakan

cek. Dalam perkembangannya, check guarantee card ini dapat pula digunakan

untuk menarik uang tunai dari kantor-kantor cabang bank anggota skema kartu

tersebut. Disamping itu dapat juga digunakan sebagai cash card untuk

memperoleh uang tunai di ATM.

2.6.5 Proses Pengolahan Data

Prosedur penting dimiliki bagi suatu organisasi agar segala sesuatu dapat

dilakukan secara seragam.

Pengertian Prosedur menurut Azhar Susanto(2004;264) yaitu :

“Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan

secara berulang-ulang dengan cara yang sama”.

Pada akhirnya prosedur akan menjadi pedoman bagi suatu organisasi

dalam menentukan aktivitas apa saja yang harus dilakukan untuk menjalankan

suatu fungsi tertentu. Oleh karena itu proses pengolahan data kartu plastik terkait

dengan prosedur yang ada.

Prosedur-prosedur yang terkait dengan kartu plastik yaitu: prosedur

permohonan kartu plastik, prosedur penarikan uang tunai, prosedur transfer antar

rekening tabungan menggunakan kartu, prosedur transaksi menggunakan kartu

plastik, prosedur penolakan transaksi dan pemblokiran kartu plastik.

2.6.5.1 Prosedur Permohonan Kartu Plastik

Sebelum mendapatkan kartu plastik pemegang kartu terlebih dahulu

mengajukan permohonan kartu plastik. Dalam permohonan kartu plastik terdapat

dua prosedur uang berbeda, yaitu: prosedur permohonan debit card dan cash card;

dan prosedur permohonan credit card dan charge card.

Page 33: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

1. Prosedur permohonan debit card dan cash card:

Ada kesamaan antara debit card dengan cash card seperti yang

diungkapkan oleh Johannes Ibrahim (2004;15) bahwa umunya dalam kartu yang

dapat berfungsi sebagai debet card juga berfungsi sebagai cash card.

Menurut Joseph F. Sinkey (2002;70) debit card adalah:

“ A debit card is in effect an electronic check, which if it is an online

transaction, transfer funds from the customer’s account to the

merchant’s account instantaneously”.

Menurut Dahlan Siamat (2005;636) fungsi cash card adalah:

“ Disamping pelayanan penarikan uang tunai, maka penggunaan cash

card melalui ATM dapat melakukan beberapa fungsi bank antara lain

meminta informasi saldo rekening”

Berdasarkan penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa untuk

mendapatkan kedua jenis kartu tersebut harus membuka rekening tabungan

terlebih dahulu. Dengan kata lain prosedur permohonan debit card dan cash card

dimulai dengan membuka rekening tabungan terlebih dahulu.

2. Prosedur permohonan credit card dan charge card:

Credit card dan Charge card merupakan jenis kartu yang sama dalam hal

fungsinya sebagaimana yang dijelaskan oleh Dahlan Siamat (2005;638) tentang

fungsi kartu plastik bahwa credit card dan charge card mempunyai fungsi

sebagai sumber kredit.

Prosedur dalam mengajukan kartu kredit harus mengisi dan menanda-

tangani aplikasi kartu kredit sesuai yang dimohonkan oleh pemohon. Permohonan

mengajukan penerbitan kartu kredit umunya relatif sama. Johannes Ibrahim

(2004;20) menjelaskan sistem kerja dalam mengajukan permohonan hingga

disetujuinya penerbitan kartu kredit, dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Nasabah mengajukan permohonan sebagai pemegang kartu dengan memenuhi

persyaratan yang tercantum dalam aplikasi atau formulir permohonan,

memuat:

Page 34: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

1) Data pribadi.

Dicantumkan nama pribadi secara lengkap sesuai dengan identitas

pemohon (KTP,paspor), nomor KTP, kewarganegaraan, tanggal lahir,

alamat lengkap dari pemohon dan status kepemilikannya serta pendidikan

terakhir dari pemohon.

2) Data pekerjaan.

Yang dimaksud dengan pekerjaan, dapat wiraswasta atau pegawai

swasta/kalangan professional tertentu. Disebutkan nama perusahaannya,

bidang usaha, lamanya berusaha, jabatan dan departemen, lamanya

bekerja, alamat kantor, kota, dan jumlah kaeryawan.

3) Data penghasilan dan referensi Bank.

Pengahsilan pemohon dihitung besarnya per tahun dari penghasilan pokok

dan penghasilan tambahan. Aktivitas pemohon dalam menatabukukan

penghasilan yang diperolehnya pada lembaga Bank dan bukan Bank

disertai dengan dokumen-dokumen rekening Koran, tabungan, deposito

atau pendukung lainnya.

4) Data lainnya.

Merupakan data pendukung sesuai dengan masing-masing permohonan.

Misalnya pemohon telah berkeluarga, akan dimintakan keterangan tentang

suami/istri, perusahaan atau pekerjaannya, dilengkapi dengan domisili

lembaga dimaksud. Selain itu data lainnya berupa rekening bagi

pendebetan transaksi.

5) Data kartu tambahan.

Diisi bagi pemohon yang melengkapi dengan kartu tambahan. Untuk kartu

tambahan dimintakan dokumen-dokumen pribadi yang dipersyaratkan.

6) Pernyataan pemohon.

Umumnya dalam setiap aplikasi, terdapat pernyataan dari pemohon

tentang kebenaran dari informasi yang diberikan kepada Bank penerbit,

dokumen diserahkan, menerima alasan-alasan terhadap penolakan aplikasi

penerbitan kartu kredit dan kesediaan untuk terkait dalam persyaratan-

Page 35: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam perjanjian

penerbitan kartu kredit.

b. Bank menganalisis permohonan dari nasabah berdasarkan data yang diterima.

Analisis yang dilakukan oleh bank penerbit seperti halnya permohonan yang

diajukan bagi fasilitas kredit pada umunya. Bank harus bersikap hati-hati

dengan prinsip-prinsip penilaian kredit yang benar sesuai prosedur

perkreditan.

c. Permohonan yang dinilai “layak” akan ditindak-lanjuti oleh pihak bank

dengan menerbitkan “kartu kredit” atas nama pemohon beserta kartu

tambahan yang diminta.

2.6.5.2 Prosedur Penarikan Uang Tunai

Pada dasarnya semua kartu plastik dapat menarik uang tunai, hal ini

diungkapkan oleh Dahlan Siamat (2005;638) bahwa salah satu fungsi kartu

plastik sebagai sumber uang tunai. Prosedur penarikan uang tunai kartu plastik

yang dilakukan melalui ATM sama dengan prosedur penarikan uang tunai

menggunakan cash card.

Menurut Dahlan Siamat (2005;636) penarikan uang tunai melalui ATM

sebagai berikut:

“Pemegang kartu ini dimungkin untuk menarik uang tunai dengan cara yang sangat cepat, mudah, dan praktis tanpa komunikasi sama sekali dengan petugas bank: cukup dengan memasukkan kartu pada ATM dan memasukkan personal identification number (PIN) melalui tombol-tombol pada keyboard ATM”.

Kartu plastik juga bisa melakukan penarikan uang tunai melalui petugas

bank atau melalui teller.

2.6.5.3 Prosedur Transfer antar Rekening Tabungan Menggunakan Kartu

Kartu plastik dapat melakukan transfer sejumlah uang ke rekening lain,

seperti yang dikatakan oleh Dahlan Siamat (2005;636) bahwa dengan semakin

canggihnya perkembangan teknologi, pemegang kartu dapat pula melakukan

transfer antar rekening secara global dengan electronic fund transfer, EFT.

Page 36: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

Menurut Stephen G. Cecchetti (2006;20) electronic fund transfer adalah:

“Electronic fund transfer are movements of fund directly from one

account to another”.

Jasa transfer merupakan kegiatan yang dilakukan oleh bank dalam

melakukan pengiriman uang kerena dapat memberikan keuntungan bagi nasabah,

seperti yang dikatakan oleh Kasmir (2004;139) bahwa pengiriman uang atau

transfer lewat bank akan memberikan beberapa keuntungan bagi nasabah,

dibandingkan dengan jasa pengiriman lainnya.

Menurut Try Widiyono (2006;197) mengenai perkembangan transaksi

perbankan sebagai berikut:

“Pada perkembangannya, transaksi perbankan akan menggunakan sistem teknologi informasi sehingga hal tesebut akan mengakibatkan menurunnya transaksi-transaksi melalui counter bank. Kegiatan-kegiatan yang dulu dilakukan oleh cabang bank, kini cukup diwakili oleh mesin ATM dan sarana perintah lain”.

Penjelasan tersebut menegaskan bahwa kegiatan transfer sekarang ini

dapat dilakukan melalui ATM dengan menggunakan kartu. Prosedur transfer antar

rekening tabungan menggunakan kartu melalui ATM pada prinsipnya sama

dengan penarikan uang tunai, yaitu: cukup dengan memasukkan kartu pada ATM

dan memasukkan personal identification number (PIN) melalui tombol-tombol

pada keyboard ATM.

2.6.5.4 Prosedur Transaksi Menggunakan Kartu Plastik.

Dalam prosedur transaksi menggunakan kartu plastik dilakukan dengan

jenis transaksi berbeda. Jenis transaksi menggunakan kartu plastik hanya dapat

dilakukan dengan menggunakan jenis kartu plastik tertentu, yaitu charge card,

credit card, dan debit card. Dan prosedur transaksi mengunakan kartu plastik

sama dengan mekanisme transaksi kartu plastik.

Menurut Dahlan Siamat (2005;636) mekanisme transaksi debit card

sebagai berikut:

“Mekanisme pembayaran dengan debit card yang sedang berkembang saat ini adalah pemegang kartu menyerahkan kartu debitnya pada kasir di counter penjualan (point of sales), kemudian dengan

Page 37: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

menggunakan alat elektronik yang on-line dengan bank, saldo rekening pemegang kartu akan langsung terlihat pada monitor yang selanjutnya akan didebit sebesar jumlah nilai transaksinya dengan mengkredit rekening merchant”.

Seperti halnya debit card juga mempunyai prosedur transaksi yang sama

dengan mekanisme transaksi dengan credit card.Achmad Ruslan dan Nyoman

Suastini sebagaimana yang dikutip oleh Johannes Ibrahim (2004;24)

menjelaskan adapun mekanisme transaksi tersebut adalah:

a. Pada saat setelah pemegang kartu atau cardholder menyetujui perjanjian-

perjanjian yang berlaku dalam penggunaan Issuer Bank penerbit akan

membebankan joining fee dari pemegang kartu dan selanjutnya setiap tahun

akan membebankan annual fee.

b. Pemegang kartu melakukan transaksi pembelian barang atau jasa pada

merchant dengan menunjukkan kartu kreditnya dan selanjutnya cukup

menanda-tangani bill atau faktur pembelian. Sebelum proses bill atau faktur

ditanda-tangani, pihak merchant akan memeriksa secara seksama keaslian dari

kartu kredit yang bersangkutan.

c. Merchant akan menyerahkan tagihan yang telah ditanda-tangani oleh

pemegang kartu kepada Bank penerbit untuk menagih pembayaran atas

transaksi penjualan tersebut. Selanjutnya Bank penerbit akan membayar

sejumlah nilai transaksi setelah dikurangi dengan discount rate untuk

keuntungan Bank penerbit.

d. Setelah tenggang waktu tertentu atau tanggal jatuh tempo seperti yang

dituangkan dalam perjanjian (misalnya 20 hari pembayaran kepada merchant),

Bank penerbit akan menagih kepada pemegang kartu sejumlah nilai transaksi.

Page 38: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

Gambar 2.2

Transaksi dengan Kartu kredit: Pemegang Kartu, Merchant, Issuer, (Acquirer)

Transaksi (Kartu)

Barang / Jasa

Perusahaan Kartu(Issuer/Acquirer)

Pemegang Kartu

Merchant

Tagihan 100%

Pembayaran Dikurangi

Discount (5%)

PerjanjianPembayaran

cicilan + bunga

Statement tagihan Perjanjian

Sumber: Dahlan Siamat (2005;642)

Gambar 2.3

Transaksi dengan Kartu kredit: Pemegang Kartu, Merchant, Issuer, (Acquirer)

Reimbursement

Transaksi (Kartu)

Barang / Jasa Pemegang

Kartu

Perusahaan Kartu(Issuer/Acquirer)

Perusahaan Kartu(Issuer/Acquirer)

Penagihan 100%(Interchange 2%)

Perjanjian

Perjanjian

Statement tagihan

Pembayaran cicilan + bunga

Pembayaran Dikurangi

Discount (5%) Tagihan 100%

Perjanjian

Merchant

Sumber: Dahlan Siamat (2005;642)

Page 39: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

Gambar 2.2 diatas merupakan mekanisme transaksi kartu kredit dimana

perusahaan kartu berperan sebagai issuer dimana issuer tersebut sekaligus

bertindak sebagai acquirer. Pada gambar 2.3 diatas menjelaskan bahwa issuer

tidak bertindak sebagai acquirer.

Menurut Dahlan Siamat (2005;642) mekanisme transaksi kartu dapat

pula terjadi sebagai berikut:

“Mekanisme transaksi kartu dapat pula terjadi dimana issuer melibatkan pihak acquirer, yaitu pihak yang melakukan penagihan dan pembayaran antara pihak issuer dengan merchant, apabila kartu dilakukan dengan cara franchise”.

Kartu plastik selain dapat digunakan sebagai alat transaksi pembayaran

melalui merchant, namun kartu plastik juga bisa digunakan sebagai alat transaksi

pembayaran melalui ATM, seperti yang diungkapkan oleh Try Widiyono

(2006;197) bahwa pada perkembangannya, transaksi perbankan akan

menggunakan sistem teknologi informasi sehingga hal tesebut akan

mengakibatkan menurunnya transaksi-transaksi melalui counter bank. Kegiatan-

kegiatan yang dulu dilakukan oleh cabang bank, kini cukup diwakili oleh mesin

ATM dan sarana perintah lain. Kegiatan atau jasa bank yang dapat dilakukan oleh

mesin ATM salah satunya adalah payment point.

Pengertian payment point menurut Try Widiyono (2006;238) adalah:

“ Payment point adalah suatu jasa untuk menampung penagihan pihak ketiga. Layanan ini ditawarkan oleh bank kepada nasabah dalam rangka mempermudah pengelolaan atas tagihan-tagihan nasabah”.

Penagihan pihak ketiga yang dimaksud diatas juga diungkapkan oleh Try

Widiyono (2006;238) bahwa tagihan payment point yang dilayani, antara lain

pembayaran tagihan rekening listrik, rekening telepon, rekening ponsel, rekening

air PAM, PBB atau pajak lainnya, uang kuliah, dan lain sebagainya.

Prosedur transaksi pembayaran menggunakan kartu plastik melalui ATM

cenderung sama dengan transaksi-transaksi lain yang menggunakan mesin ATM,

yaitu: cukup dengan memasukkan kartu pada ATM dan memasukkan personal

identification number (PIN) melalui tombol-tombol pada keyboard ATM.

Page 40: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

2.6.5.5 Prosedur Penolakan Transaksi dan Pemblokiran Kartu Plastik

1. Prosedur Penolakkan Transaksi Kartu Plastik

Prosedur penolakkan transaksi kartu plastik lebih cenderung pada limit

transaksi yang ditentukan oleh pihak Bank.

Menurut Dahlan Siamat (2005;636) mengenai limit penarikan uang tunai

melalui ATM sebagai berikut:

“Bank biasanya menetukan limit uang tunai yang dapat ditarik atau

ditransfer melalui ATM”.

Penarikan uang tunai melalui kartu kredit pun ada limitnya seperti yang

dikatakan oleh Dahlan Siamat (2005;644) bahwa penarikan uang tunai, yang

umumnya berkisar sampai 50% dari kredit limit. Limit kredit bagi kartu kredit

adalah jumlah maksimal yang diberikan untuk setiap kartu.

Menurut Johannes Ibrahim (2004;59) tentang hak dan kewajiban bank

dalam batas memberikan batas kredit sebagai berikut:

“Memberikan pagu/batas kredit atau plafond sesuai dengan

kemampuan dan kapasitas nasabah setelah dilakukan analisis dan

memenuhi kelayakan menurut pertimbangan pihak Bank”.

Oleh karena itu, jika pemegang kartu atau cardholder melakukan transaksi

melebihi batas maksimal maka secara otomatis kartu akan menolak transaksi

tersebut.

2. Prosedur Pemblokiran Kartu Plastik

Menurut Try Widiyono (2006;203) masalah-masalah kartu, antara lain:

“ terkadang terjadi trouble, antara lain: a. kartu tertelan; b. rekening terdebet, tetapi uang tidak keluar atau keluar sebagian; c. transaksi ganda di merchant; d. kartu hilang; dan lain sebagainya”.

Prosedur pemblokiran terhadap kartu dijelaskan juga oleh Try Widiyono

(2006;203) sebagai berikut berikut, nasabah harus segera melaporkan jika terjadi

masalah kepada kantor cabang bank tersebut agar segera diproses

penyelesaiannya. Formulir keluhan biasanya disediakan oleh bank yang

bersangkutan. Namun, dalam kasus tertentu hal tersebut diatur dalam syarat dan

Page 41: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

ketentua pembukaan kartu, misalnya mengenai blokir sementara karena kartu

hilang.

2.7 Pengendalian Internal Kartu Plastik

Untuk menghindari penyalahgunaan kartu plastik oleh orang selain

pemegang kartu, pihak penerbit atau bank akan melakukan pengendalian pada

fisik kartu plastik tersebut. Pengendalian fisik kartu plastik yang diterapkan oleh

penerbit atau bank dengan menyertakan logo penerbit kartu, nomor kartu pada

kartu plastik sebagai identitas kartu tersebut, nama pemegang kartu, masa berlaku

kartu, dan tanda tangan pemegang kartu yang dapat dilihat oleh sinar ultra violet

sebagai otorisasi kartu.

Gambar 2.4

Skema Kartu Kredit

NOMOR CREDIT CARD 5

JATUH TEMPO 6 NAMA PEMEGANG 3

TANDA TANGAN 4

CLAUSULA CARD 2 NAMA BANK 1

Sumber: Imam Prayogo Suryohadibroto dan Djoko Prakoso (1995;339) Menurut Johannes Ibrahim (2004;24) pengendalian yang dilakukan

merchant sebagai berikut:

“Sebelum proses bill atau faktur ditanda-tangani, pihak merchant

akan memeriksa secara seksama keaslian dari kartu kredit yang

bersangkutan”.

Mencocokan tanda tangan yang ada pada kertas bukti transaksi dengan

tanda tangan yang ada pada kartu dengan menggunakan alat berupa sinar ultra

violet pada setiap transaksi pembayaran yang dilakukan dengan menggunakan

Page 42: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

menggunkan kartu. Pencocokan tanda tangan tersebut dimaksudkan agar pada saat

kartu plastik hilang orang selain pemegang kartu tidak dapat menggunakan kartu

tersebut untuk melakukan transaksi apapun dan transaksi ditolak.

Selain pengendalian diatas adapun aspek pengendalian internal kartu

kredit. Try Widiyono (2006;207) menjelaskan bahwa fungsi bank dalam kartu

kredit adalah sebagai marketing channel, oleh karena itu semua keluhan nasabah

atau pemegang kartu kredit dapat diberitahukan langsung kepada card center.

Menurut Johannes Ibrahim (2004;59) card center adalah:

“Yang dimaksud dengan card center Bank adalah pihak dalam

struktur organisasi Bank yang bertindak untuk dan atas nama Bank

dalam memberikan pelayanan kartu kredit”.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diasumsikan bahwa didalam

pengelolaan kartu terdapat pemisahan tugas antara pengelolaan kartu selama

penggunaan dan dan dalam hal penerbitan kartu kredit. Pengendalian juga

dilakukan pada kartu plastik bersangkutan dengan limit. Kartu kredit mempunyai

limit seperti yang dikatakan oleh Dahlan Siamat (2005;644) bahwa penarikan

uang tunai, yang umumnya berkisar sampai 50% dari kredit limit. Limit kredit

bagi kartu kredit adalah jumlah maksimal yang diberikan untuk setiap kartu.

2.8 Pengendalian Internal Data Elektronik Terhadap Kartu Plastik

Untuk menghindari penyalahgunaan atau kejahatan dengan menggunakan

kartu plastik dan kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan secara keseluruhan

prosedur kartu plastik, pihak departemen pengelola kartu atau bank akan

melakukan pengendalian dengan menggunakan alat elektronik yang disebut

komputer.

Pengendalian yang dilakukan pada transaksi melalui media elektronik,

pihak departemen pengelola kartu atau bank memberikan PIN kepada pemegang

kartu.

Menurut Dahlan Siamat (2005;636) mengenai pemberian PIN sebagai

berikut:

Page 43: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

“Untuk melakukan penarikan melalui ATM tersebut, pemegang kartu diberi nomor identifikasi pribadi (personal identification number,PIN) dan untuk demi keamanan, pemegang kartu harus menjaga kerahasiaan PIN tersebut”.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa PIN dapat dijadikan

sebagai otorisasi dari pemegang kartu karena PIN berperan sebagai identifikasi

pribadi dan bersifat rahasia.

Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (2004;196)

mengenai pengendalian formulir sebagai berikut:

“Control practices such as the use of prenumbered forms supervision

and approval apply to electronic data processing (EDP) applications as

well as others”.

Pengendalian formulir tersebut terdapat pada formulir permohonan kartu

plastik, formulir memuat nomor formulir, tanggal, dan pengesahan. George H.

Bodnar dan William S. Hopwood (2004;196) juga mengatakan bahwa key

verification is a control procedure that detects errors in the keying operation,

verifikasi kunci merupakan prosedur pengendalian yang mendeteksi kesalahan

dalam operasi pengetikan. Hal tersebut terdapat pada transaksi kartu plastik dalam

hal input data melalui media elektronik sehingga kesalahan harus diulang

pengetikannya.

Pengendalian melalui software juga dilakukan dalam pengendalian kartu

plastik khususnya pada saat kartu plastic tersebut digunkan untuk berbabagai

macam transaksi yang dilakuka melalui media elektronik yaitu dengan pengeditan

data program.

Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (2004;197)

pengeditan data program adalah:

“ Program data editing is a software technique used to screen data for

errors prior to processing”.

Selain itu, departemen pengelola kartu atau bank melakukan pemisahan

tugas. Departemen pengelola kartu di daerah tidak memproses pencatatan

transaksi, pemrosesan transaksi dilakukan secara on-line real time system ke

departemen pengelolaan kartu di pusat.

Page 44: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

Pada dasanya pengolahan data elektonik adalah pengolahan data yang

menggunakan alat komputer sehingga peranan manusia berkurang, bahkan untuk

sistem yang dijalankan secara on-line/real-time systems komputer melakukan

pemrosesan data dari pertama sampai akhir, maka dari itu software pengeditan

data program harus dimaksimalkan karena peranan manusia disini sangat kurang.

Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood (2004;219)

tentang pengendalian real-time systems adalah:

“The various special control problems in real-time systems can be

compensated for by careful program data editing checks and transaction

logs, as well as by good computer security”.

Dari pengertian diatas dapat diasumsikan berbagai pengendalian khusus

masalah-masalah yang ada dalam real-time systems bisa diimbangi dengan

pemeriksaan pengeditan data program dan register transaksi secara hati-hati,

seperti keamanan komputer yang bagus.

2.9 Hubungan Pengendalian Internal Dengan Pengolahan Data Elektronik

Untuk menciptakan pengendalian yang memadai harus memenuhi lima

kategori yang terkandung dalam pengendalian internal, menurut Alvin A. Arens,

Randal J. Elder dan Mark S. Beasley (2005;273) yaitu:

“These are called the components of internal control and are (1) the

control environment, (2) risk assessment, (3) control activities, (4)

information and communication, and (5) monitoring”.

Sebagaimana yang terlah dijelaskan sebelumnya bahwa pengolahan data

elektronik merupakan fundamental aplikasi sistem informasi akuntansi pada setiap

organisasi, yang mana pada akhirnya dihasilkan informasi yang bermanfaat.

Dalam hubungannya dengan pengendalian internal penggunaan sistem

pengolahan data elektronik tidak berubah tetapi sifat tertentu dari unsur-unsurnya

akan berubah.

Menurut James A. Hall (2004;765) tentang pemisahan tugas sistem

manual sebagai berikut:

Page 45: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

“ In a manual system, an important control activity is the separation of incompatible duties during transaction processing. In a CBIS environment, separation of dutie is not identical to that in a manual system Thus, in the CBIS environment a computer program may perform many tasks that are deemed incompatible in the manual environment”.

Jadi dalam sistem manual, pemisahan tugas merupakan aktivitas

pengendalian yang penting dari tugas-tugas yang rumit selama pengolahan

transaksi. Sedangkan apabila sistem pengolahan data elektronik diterapkan,

program komputer akan melaksanakan banyak pekerjaan yang dianggap rumit

dalam lingkungan sistem manual.

Menurut La Midjan dan Azhar Susanto (2003;144) tentang

pengendalian internal sistem pengolahan data elektronik sebagai berikut:

“ Perangkat keras komputer dan sistem perangkat lunak yang modern telah dilengkapi oleh berbagai “built in control ” dan akan mendeteksi kurang berfungsinya peralatan sehingga akan meyakinkan tingkat kepercayaan atas perhitungan, manipulasi data, dan transfer data dalam sistem informasi EDP”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan adanya beberapa “built in control ”

dalam sistem pengolahan data elektronik akan mengahasilkan informasi yang

dapat dipercaya.

Sistem pengolahan data elektronik menjadi penting karena dalam sistem

pengolahan data elektronik pencatatan tidak dilakukan oleh manusia.

Menurut James A. Hall (2004;766) mengenai catatan akuntansi sebagai

berikut:

“In a manual system, organization must keep accounting records in the form of source documents, journals, and ledgers. In some types of CBIS, on physical source documents exist. Source documents and ledger accounts are kept magnetically on various mass storage devices. Journals, in the traditional sense, do not exist in this environment”.

Dari penjelasan diatas dijelaskan bahwa dalam sistem manual, organisasi

mencatat catatan akuntansi pada dokumen-dokumen sumber, jurnal-jurnal, dan

neraca-neraca, namun pada beberapa sistem informasi berbasis komputer

Page 46: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

dilakukan pada dokumen sumber lalu disimpan secara magnetic dan jurnal pada

cara tradisional tidak dilakukan.

Selain karena dalam sistem pengolahan data elektronik pencatatan tidak

dilakukan oleh manusia, juga ada beberapa keuntungan yang diberikan oleh

sistem pengolahan data elektronik.

Menurut James A. Hall (2004;140) mengenai pengolahan data sebagai

berikut:

“Data processing. Once collected, data usually require to produce

information. Tasks in the data processing stage range from simple to

complex”.

Keuntungan lain juga diungkapkan oleh George H. Bodnar dan William

S. Hopwood (2004;68) mengenai jaringan elektronik sebagai berikut:

“electronic networks are groups of computers that are connected together electronically. They make it possible for companies to conveniently assemble transaction data and distribute information across multiple physical locations”.

Kedua penjelasan diatas menunjukkan adanya keuntungan yang diberikan

dari penggunaan pengolahan data elektronik. Keuntungan yang dimaksud adalah

setelah data dikumpulkan akan menghasilkan informasi yang mana pengolahan

datanya mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks. Dan dengan

menggunakan jaringan elektronik perusahaan-perusahaan menempatkan dengan

baik sekali data transaksi dan mendistribusikan silang informasi pada bentuk

lokasi-lokasi yang beragam. Oleh karenanya jelas bahwa sistem pengolahan data

elektronik dapat memicu terjadinya informasi yang dapat dipercaya, dan informasi

yang dapat dipercaya tersebut memenuhi kategori informasi dan komunikasi pada

lima kategori yang terkandung dalam pengendalian internal.

2.10 Efektivitas Pengendalian Internal Dalam Memperlancar Penggunaan

Kartu Plastik

Pada dasarnya semua perusahaan atau organisasi pada era sekarang ini

telah menggunakan teknologi komputer untuk mengolah data-data. Begitu pun

dengan industri perbankan, penggunaan teknologi komputer mutlak dilakukan

Page 47: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

karena dengan menggunakan teknologi komputer sistem pengolahan datanya

dilakukan secara elektronik, dan sebagaimana yang telah dijelaskan diatas bahwa

sistem pengolahan data elektronik dapat memicu terjadinya informasi yang dapat

dipercaya.

Menurut Try Widiyono (2006;195) tentang transaksi perbankan sebagai berikut:

“ Seluruh transaksi perbankan pada akhirnya dapat diakses melalui fasilitas atau sarana electronic banking. Transaksi-transaksi perbankan tidak lagi menggunakan aplikasi dalam bentuk kertas yang diisi nasabah pada counter bank, tetapi seluruh transaksi perbankan dapat diakses melalui electronic banking”.

Electronic banking yang dimaksud dalam penjelasan diatas adalah ATM

Banking, Kartu Debit, Kartu Kredit, Internet Banking, SMS Banking, Call

Banking, Phone Banking, IP Phone Banking, Kartu penarikan fasilitas lain,

termasuk sarana bayar lainnya. Kartu plastik adalah bagian dari electronic

banking karena ATM Banking, Kartu Debit, Kartu Kredit merupakan bagian dari

jenis-jenis kartu plastik.

Dengan menggunakan sistem pengolahan data elektronik dapat

meminimalisir kesalahan-kesalahan, dapat melakukan penghitungan dan

pencatatan atas transaksi yang begitu banyak, dan mampu melakukan pemrosesan

data secara akurat dan andal.

Selain dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan, dapat melakukan

penghitungan dan pencatatan atas transaksi yang begitu banyak, dan mampu

melakukan pemrosesan data secara akurat dan andal perlu didukung oleh

pengendalian internal yang memadai.

Hal tersebut karena sistem pengolahan data elektronik tidak membutuhkan

intervensi manusia yang begitu banyak, dengan kata lain sistem pengolahan data

elektronik dilaksanakan secara otomatis dan manusia disini berperan untuk

mengaplikasikan sistem pengolahan data elektronik yang dijalankan oleh

komputer.

Pengendalian internal yang dilakukan sistem pengolahan data elektronik

ditujukan agar informasi yang dihasilkan benar-benar dapat menghasilkan

informasi yang dapat membantu manajemen mengambil keputusan, dan mencegah

Page 48: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

terjadinya kejahatan-kejahatan, kesalahan, penyelewengan dalam menjalankan

sistem pengolahan data elektronik, sehingga risiko-risiko yang akan timbul dapat

diminimalisir.

Tujuan pengendalian internal menurut Mulyadi (2002;180) adalah:

“Tujuan pengendalian internal adalah untuk memberikan keyakinan memadai dalam pencapaian 3 golongan tujuan diantaranya : 1. Kendalan informasi keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku 3. Efektivitas dan efisiensi operasi”.

Risiko yang akan timbul dalam kartu plastik terkait dengan kerugian bagi

bank dan lembaga pembiayaan seperti yang dikatakan oleh Kasmir (2004;325)

bahwa jika terjadi kemacetan pembayaran oleh nasabah yang berbelanja atau

mengambil uang tunai sulit untuk ditagih mengingat persetujuan penerbitan kartu

kredit biasanya tanpa jaminan benda-benda berharga sebagaimana layaknya

kredit.

Risiko-risiko yang juga akan timbul pada sistem pengolahan data

elektronik dalam hal ini adalah risiko-risiko yang akan timbul pada sistem

pengolahan elektronik kartu plastik. Risiko-risiko tersebut berhubungan dengan

masalah-masalah kartu.

Menurut Try Widiyono (2006;203) masalah-masalah kartu, antara lain: “ terkadang terjadi trouble, antara lain: a. kartu tertelan; b. rekening terdebet, tetapi uang tidak keluar atau keluar sebagian; c. transaksi ganda di merchant; d. kartu hilang; dan lain sebagainya”.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2001;344.6) dampak suatu sistem

komputer on-line dan risikonya tergantung pada:

“Dampak suatu sistem komputer on-line terhadap sistem akuntansi dan risiko yang berkaitan umumnya tergantung kepada : 1. Luasnya sistem on-line digunakan untuk mengolah aplikasi

akuntansi. 2. Tipe dan signifikannya transaksi keuangan yang diolah. 3. Sifat arsip dan program yang dimanfaatkan dalam aplikasi”.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2001;344.7) konsekuensi

karakteristik pengolahan data secara on-line:

Page 49: EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM ...

“Karakteristik tersebut memiliki konsekuensi berikut ini: a. Tidak terdapat dokumen sumber untuk setiap transaksi masukan b. Hasil pengolahan dapat sangat ringkas. c. Sistem komputer on-line dapat didesain untuk menyediakan

laporan tercetak”.

Berdasarkan karakteristik pengolahan data secara on-line sebagaimana

telah dijelaskan menggambarkan beberapa pertimbangan yang mempengaruhi

efektivitas pengendalian internal.

Oleh karena itu risiko kecurangan atau kekeliruan dalam sistem komputer

on-line akan meningkat. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2001;344.7) risiko

keceurangan dan kekeliruan akan meningkat jika:

“Risiko terjadinya kecurangan dan kekeliruan dalam sistem komputer on-line menjadi meningkat jika terdapat alasan-alasan berikut ini: a. Jika peralatan terminal dieltakkan diseluruh entitas, kesempatan

untuk menggunakan peralatan terminal tanpa diotorisasi dan pemsukan transaksi yang tidak diotorisasi menjadi meningkat.

b. Peralatan terminal on-line memberikan kesempatan untuk terjadinya penggunaan yang tidak semestinya, seperti : (1) Modifikasi transaksi atau saldo yang sebelumnya telah

dimasukan. (2) Modifikasi program komputer. (3) Akses ke data dan program dari lokasi jauh.

c. Jika pengolahan on-line terputus dengan sebab apa pun, seperti, kegagalan telekomunikasi, kemungkinan akan terjadi hilangnya transaksi atau arsip dan pemulihanya kemungkinan tidak cermat atau tidak lengkap.

d. Akses secara on-line ke data dan program melalui telekomunikasi meningkatkan kemungkinan akses ke data dan program oleh orang yang tidak semestinya.

Berdasarkan uraian di atas, secara singkat dapat diuraikan bahwa

efektifitas pengendalian internal yang didukung oleh sistem pengolahan data

elektronik yang memadai sehingga menghasilkan informasi yang dapat dipercaya

dapat memperlancar penggunaan kartu plastik.