i EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN P3K PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PURING SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan Minat Utama Program Studi Ilmu Keperawatan Diajukan oleh Septi Triani NIM : A11300939 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG 2017
70
Embed
EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP …elib.stikesmuhgombong.ac.id/561/1/SEPTI TRIANI NIM. A11300939.pdf · pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan p3k PADA GURU SEKOLAH
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP
TINGKAT PENGETAHUAN P3K PADA GURU
SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN
PURING
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan
Minat Utama Program Studi Ilmu Keperawatan
Diajukan oleh
Septi Triani
NIM : A11300939
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2017
ii
iii
iv
v
vi
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
Skripsi, Juni 2017
Septi Triani1)
,Isma Yuniar2)
,Wuri Utami3)
Efektivitas Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan
P3K Pada Guru Sekolah Dasar Di Kecamatan Puring
ABSTRAK
Latar belakang: Angka kejadian cedera di sekolah masih banyak terjadi yaitu 4,3%.
Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan yang baik tentang P3K. Ini penting dalam
penanganan cedera yang tepat supaya tidak memperparah situasi dan kondisi korban.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan
tentang P3K.
Tujuan:Mengetahui efektivitas pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan P3K
pada guru sekolah dasar
Metode: Penelitian ini menggunakan metode quasy eksperimen dengan pre-test and post-
test menggunakan control group design. Sampel penelitian ini adalah 68 responden guru
sekolah dasar di Kecamatan Puring. Analisis data menggunakan Uji Paired t test, Uji
Wilco-xon test danUji Mann Whitney test.
Hasil:Uji Paired t-test didapatkan hasil (p=0,001) untuk kelompok leaflet dan Uji Wilco-
xontest didapatkan hasil (p=0,000) untuk kelompok ceramah. Sedangkan uji perbedaan
efektivitas dengan menggunakan Uji Mann Whitney test didapatkan hasil (p=0,000)
Simpulan: Pendidikan kesehatan tentang P3K efektif untuk meningkatkan pengetahuan.
Pendidikan kesehatan menggunakan metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan
pengetahuan.
Rekomendasi: Instansi kesehatan diharapkan menjalin kerjasama dengan sekolah untuk
memberikan pendidikan kesehatan tentang P3K secara berkala.
Kata kunci: Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan P3K
1)Mahasiswa
2)Pembimbing I
3)Pembimbing II
vii
S1 PROGRAM OF NURSING DEPT
Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong
Mini-thesis, July 2017
Septi Triani1)
, Isma Yuniar2)
, Wuri Utami3)
ABSTRACT
The Effectiveness of Health Education on Knowledge Level About First Aid
Kit of Elementary School Teachers in Puring Sub District
Background: About 4,3% incidence of injuries usually happens at school. This
encourages the teachers to have good knowledge about First Aid Kit so that they are able
to handle the injuries appropriately. This can make the situation and condition of the
victim better. One of the efforts is by providing health education on First Aid Kit.
Objective: To determine the effectiveness of health education on the knowledge level of
elementary school teachers about first aid kit.
Method: This research uses experimental quasy method with pre-test and post-test using
control group design. The samples are 68 respondents of elementary school teachers in
Puring sub district. Data was analyzed by using Paired t test, Wilco-xon test and Mann
Whitney test.
Result: Paired t test yields (p=0,001) for leaflet group. Wilco-xon got result (p=0,000) for
lecturing group. Meanwhile the effectiveness difference test using Mann Whitney test
resulting in (p=0,000)
Conclusion: Health education is effective to improve the knowledge level of elementary
teachers in Puring sub-district about first aid kit.
Recommendation: Health institutions are suggested to collaborate with schools in
providing health education about first aid.
Keywords:Health education,knowledgelevel, first aid kit
20. Jika wajah orang yang pingsan terlihat pucat buat
kepalanya lebih tinggi dari badan dengan disanggah
sesuatu
21. Menggunakan daun sirih sangat aman untuk menolong
seseorang yang mimisan
22. Kompres dingin (es) digunakan untuk membantu
menghilangkan rasa sakit dan mengurangi
pembengkakan.
23. Kompres es efektif untuk menangani memar
24. Pasta gigi efektif untuk mengolesi area tubuh yang
terkena benda panas
25. Menyirami area yang terkena luka bakar dengan
menggunakan air dingin (bukan es)
Lampiran X
Disusun Oleh:
Septi Triani
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH GOMBONG
2017
Luka
1. Pada luka lecet : Cuci menggunakan air bersih
terlebih dahulu, kemudian berikan antiseptic lalu
tutup luka dengan kassa steril
2. Jika luka perdarahan tekan langsung pada sumber
perdarahan, hingga perdarahan berhenti.
3. Jika luka memar kompres dengan es.
Mimisan
Penyebab Mimisan:
Benturan atau kebiasaan mengorek
hidung.
Udara yang kering dan panas
Pilek dan alergi
Mencium bahan kimia
Pingsan
Dislokasi (pergerseran tulang dari sendi)
Ingat akronim RICE dalam prosedur darurat untuk
mengatasi terkilir dan cedera regang:
R = Rest (Istirahat)
I = Ice (Es)
C = Compression (kompresi, seperti dengan
perban gulung)
E = Elevation (elevasi, posisikan bagian tubuh
yang cedera tetap lebih tinggi dari jantung jika
memungkinkan)
Penanganan:
Duduk, agar posisi hidung lebih tinggi dari
jantung
Penggunaan daun sirih kurang baik untuk
menolong mimisan karena kebersihannya kurang
terjaga!! Tekan langsung dengan tangan lebih
aman (yang ditekan seluruh bagian depan cuping
hidung, bernafas melalui mulut)
Fraktur
Fraktur (patah tulang): terputusnya kontinuitas
jaringan tulang. Fraktur cruris (tulang kering)
dapat dibidai dengan kaki sebelahnya jika tidak
menemukan bidai. Bidai adalah alat yang
digunakan untuk mengimmobilisasi bagian tubuh yang
fraktur atau terkilir. Fraktur dapat dibagi menjadi:
Fraktur tertutup (closed) tidak ada perlukaan
pada kulit
Fraktur terbuka (open/compound) ada
perlukaan pada kulit
Penatalaksanaan Fraktur:
Fraktur cruris (tulang kering) dapat dibidai
dengan kaki sebelahnya jika tidak
menemukan bidai. Usahakan untuk
mengistirahatkan dua sendi.
Buddy tapping (memplester jari bersamaan)
lebih efektif untuk mengimobilisasi jari yang
fraktur
Pingsan
Pingsan adalah keadaan tidak sadarkan
diri yang diakibatkan karena sakit.
Bau-bauan yang menyengat dapat digunakan
untuk mengembalikan kesadaran seseorang
yang pingsan.
Bantuan Hidup Dasar
Survei Primer : yang dapat dilkukan oleh
setiap orang (yang sudah dilatih BHD).
A = airway (jalan nafas) : pemeriksaan jalan
napas, membuka jalan napas menggunakan
teknik head tilt/Chin lift dan jaw trust
B = breathing (bantuan napas)
C = circulation (bantuan sirkulasi)
Luka bakar
1. Hentikan proses luka bakar dengan
memindahkan sumber panas
2. Sirami area luka dengan air dingin ( Bukan
es). Jangan mengolesi dengan pasta gigi!!
3. Jika luka baka berlebihan tutupi dengan kain
kering, tidak lengket dan steril
Keracunan
Racun adalah sesuatu yang meskipun dalam
jumlah sedikit namun apabila masuk ke
dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan
jaringan tubuh, sehingga mengganggu
kesehatan.
TERIMAKASIH
SEMOGA BERMANFAAT...
Untuk mengurangi kekuatan racun, berikan
air sebanyak-banyaknya
Jika korban sadar, usahakan untuk
memuntahkannya
Lampiran IX
Disusun oleh:
Septi Triani
NiM: A11300939
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
2017
LUKA
A. CARA MERAWAT LUKA GORES ATAU TERSAYAT. JIKA LUKA
TERSEBUT ADALAH LUKA YANG BARU, TINDAKAN YANG HARUS
DILAKUKAN ADALAH:
1. MENCUCI LUKA DENGAN AIR BERSIH DAN SEGERA BERI OBAT
ANTISEPTIK YANG TERSEDIA.
2. TUTUP LUKA DENGAN KASA STERIL YANG KERING DAN PLESTER
ATAU BALUT
B. Tindakan pada luka tertutup (memar)
Memar kecil pada umumnya tidak memerlukan
perawatan. Bila memar dirasa cukup besar maka
berikan kompres dingin untuk membantu
menghilangkan rasa sakit dan mengurangi
pembengkakan.
C. CARA MENGATASI PERDARAHAN AKIBAT LUKA:
LETAKKAN BAGIAN YANG LUKA LEBIH TINGGI DARI BADAN.(JIKA MEMUNGKINKAN)
GUNAKAN SEPOTONG KAIN BERSIH UNTUK MENEKAN LANGSUNG PADA
SUMBER PERDARAHAN.
LAKUKAN PENEKANAN SAMPAI TERFIKSASI SEHINGGA TAK ADA LAGI
PERDARAHAN.
JIKA DENGAN PENEKANAN PERDARAHAN TIDAK BERHENTI, LAKUKAN
PENGIKATAN LUKA DENGAN KAIN TIPIS DI SEBELAH LUKA BAGIAN YANG
MENDEKATI TUBUH.
PEMBERIAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA LUKA BAKAR:
1.SIRAMI AREA LUKA DENGAN AIR DINGIN YANG MENGALIR. (BUKAN ES)
2.JIKA PAKAIAN MELEKAT PADA LUKA BAKAR GUNTING PAKAIAN DI SEKITARNYA YANG TIDSK MENEMPEL, & JANGAN MEMAKSA UNTUK MELEPASNYA
3. JIKA LUKA BAKAR BERLEBIHAN TUTUPI DENGAN KAIN KERING, TIDAK LENGKET DAN STERIL
4.CEGAH KONTAMINASI LUKA SEBISA MUNGKIN.
KERACUNAN
RACUN ADALAH SESUATU YANG MESKIPUN DALAM JUMLAH SEDIKIT NAMUN APABILA MASUK
KE DALAM TUBUH DAPAT MENYEBABKAN KERUSAKAN JARINGAN TUBUH, SEHINGGA
MENGGANGGU KESEHATAN, MENYEBABKAN KECELAKAAN, BAHKAN DAPAT MEMBAWA
KEMATIAN.
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KERACUNAN MAKANAN:
UNTUK MENGURANGI KEKUATAN RACUN, BERIKAN AIR PUTIH SEBANYAK-BANYAKNYA
JIKA KORBAN DALAM KONDISI SADAR, USAHAKAN UNTUK MEMUNTAHKANNYA. LAKUKAN
DENGAN MEMASUKKAN JARI PADA KERONGKONGAN LEHER DAN POSISI BADAN LEBIH
TINGGI DARI KEPALA UNTUK MEMUDAHKAN KONTRAKSI.
APABILA KORBAN DALAM KEADAAN PINGSAN, BAWA SEGERA KE RUMAH SAKIT ATAU
DOKTER TERDEKAT UNTUK MENDAPATKAN PERAWATAN INTENSIF.
PINGSAN
PINGSAN ADALAH SUATU KEADAAN TIDAK SADARKAN DIRI SEPERTI ORANG TERTIDUR YANG
DIAKIBATKAN KARENA SAKIT, KECELAKAAN, KEKURANGAN OKSIGEN, KEKURANGAN DARAH,
KERACUNAN, TERKEJUT/KAGET, LAPAR, HAUS, KONDISI FISIK LEMAH, DAN SEBAGAINYA.
Yang harus dilakukan untuk membantu orang yang pingsan antara lain:
1) Untuk mengembalikan kesadaran orang yang pingsan dapat menggunakan bau-bauan yang
menyengat dan merangsang
2) Buat badannya lebih tinggi dari kepala dengan disanggah sesuatu agar darah dapat mengalir ke
kepala korban.
3) Longgarkan aksesoris dan pakaian korban yang mengganggu jalan pernafasan.
4) Beri minuman manis bila korban sudah sadar , jangan memberi minum pada saat kesadaran
korban belum benar-benar pulih agar tidak tersedak.
BANTUAN HIDUP DASAR
SURVEI PRIMER (PRIMARY SURVEY) DAPAT DILAKUKAN OLEH SETIAP ORANG (YANG SUDAH DILATIH BHD) A = AIRWAY (JALAN NAFAS) B = BREATHING (BANTUAN NAPAS) C = CIRCULATION (BANTUAN SIRKULASI)
DISLOKASI
DISLOKASI ADALAH PERGESERAN TULANG DARI SENDI.
INGAT AKRONIM RICE DALAM PROSEDUR DARURAT UNTUK MENGATASI
TERKILIR DAN CEDERA REGANG:
R = REST (ISTIRAHAT)
I = ICE (ES)
C = COMPRESSION (KOMPRESI, SEPERTI DENGAN PERBAN GULUNG)
E = ELEVATION (ELEVASI, POSISIKAN BAGIAN TUBUH YANG CEDERA
TETAP LEBIH TINGGI DARI JANTUNG JIKA MEMUNGKINKAN)
FRAKTUR
Fraktur (patah tulang) adalah terputusnya terputusnya kontinuitas jaringan tulang
dan atau tulang rawan yang pada umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Fraktur
dapat dibagi menjadi:
a. Fraktur tertutup (closed), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang
dengan dunia luar.
b. Fraktur terbuka (open/compound), bila terdapat hubungan antara fragmen tulang
dengan dunia luar karena terdapat perlukaan pada kulit.
Fraktur cruris (tulang kering) dapat
dibidai dengan kaki sebelahnya jika
tidak menemukan bidai. Usahakan
untuk mengistirahatkan 2 persendian
Bidai adalah alat yang digunakan
untuk mengimmobilisasi bagian tubuh
yang fraktur atau terkilir
Buddy tapping (memplester jari
bersamaan) lebih efektif untuk
mengimobilisasi jari yang fraktur
MIMISAN
Penyebab:
Benturan atau kebiasaan
mengorek hidung.
Udara yang kering dan panas
Pilek dan alergi
Bencium bahan kimia
PERTOLONGAN PADA MIMISAN:
a. DUDUK, AGAR POSISI HIDUNG LEBIH TINGGI DARI JANTUNG.
b. BADAN MEMBUNGKUK SEDIKIT, DAN BERNAFAS MELALUI MULUT.
c. JANGAN TIDUR TERLENTANG. KARENA ALIRAN DARAH KE HIDUNG AKAN BERTAMBAH DERAS, DAN DARAH DAPAT
TERTELAN.
d. TEKAN HIDUNG SELAMA 5 MENIT. YANG DITEKAN ADALAH SELURUH BAGIAN DEPAN CUPING HIDUNG, TEPAT DI
ATAS LUBANG HIDUNG.
e. TANGAN YANG LAIN DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MEMBERI KOMPRES DINGIN MENGGUNAKAN ES PADA TULANG
HIDUNG, UNTUK MEMPERLAMBAT ALIRAN DARAH KE HIDUNG.
f. BILA SETELAH 5MENIT MASIH BERDARAH, TEKAN LAGI SELAMA 10 MENIT.
g. KALAU MASIH TETAP BERDARAH BAWA KE RUMAH SAKIT
Penggunaan daun sirih untuk mimisan
kurang baik. Daun sirih merupakan
astrigent, yang berfungsi mengecilkan
pembuluh darah. Daun sirih dapat
menolong, tetapi sterilisasinya kurang
terjaga. Jangan-jangan mimisannya
sembuh tapi malah terjadi infeksi. Tekan
dengan jari akan lebih aman.
Lampiran XII
Lampiran XIII
Lampiran V
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada :
Yth. Bpk/Ibu Calon Responden
Assalamu’alaikum, Wr. wb.
Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Mahasiswa tingkat 4 prodi S1
Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong
Nama : Septi Triani
NIM : A11300939
Dengan ini memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden
dalam penelitian saya guna penyusunan skripsi, yang berjudul “EFEKTIVITAS
PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN P3K
PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PURING”.
Wassalamu’alaikum Wr. wb.
Hormat saya,
(Septi Triani)
Lampiran VI
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi
responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi S1
Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong, tentang “Efektivitas
Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan P3K pada Guru Sekolah
Dasar di Kecamatan Puring tahun 2017”
Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak menimbulkan dampak negatif
dan data mengenai diri saya dalam penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya oleh
peneliti. Semua berkas yang mencantumkan identitas saya hanya akan digunakan
untuk keperluan pengolahan data dan bila sudah tidak digunakan akan
dimusnahkan. Hanya peneliti yang dapat mengetahui kerahasiaan data-data
penelitian.
Demikian dengan sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun saya
bersedia berperan serta dalam penelitian ini.
Gombong, ..............................2017
Responden
(............................................)
Lampiran VIII
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
Pokok bahasan : Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
Sub Pokok Bahasan : Cara Mengatasi luka, Mengatasi mimisan, Mengatasi
pingsan, Resusitasi Jantung Paru (RJP), Mengatasi luka
bakar, Mengatasi dislokasi, Mengatasi Fraktur
Sasaran : Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Puring
Waktu : 15-30 menit
A. TIU (Tujuan Instruksional Umum)
Setelah diberikan penyuluhan pada guru sekolah dasar diharapkan pengetahuan
P3K meningkat
B. TIK (Tujuan Instruksional Khusus)
No TIK Materi Media Metode Evaluasi
Setelah diberikan
penyuluhan
pengetahuan P3K
diharapkan guru
sekolah dasar
dapat:
Lembar
balik &
leaflet
Ceramah
1. Menjelaskan cara
Mengatasi luka,
Mengatasi
mimisan,
Mengatasi pingsan,
Bantuan Hidup
Dasar, Mengatasi
luka bakar,
Mengatasi
Cara
Mengatasi
luka,
Mengatasi
mimisan,
Mengatasi
pingsan,
Bantuan
Hidup Dasar,
Guru sekolah
dasar mampu
mengetahui
cara mengatasi
luka,
Mengatasi
mimisan,
Mengatasi
pingsan,
dislokasi,
Mengatasi Fraktur,
dan Mimisan
Mengatasi
luka bakar,
Mengatasi
dislokasi,
Mengatasi
Fraktur, dan
Keracunan
Bantuan Hidup
Dasar,
Mengatasi
luka bakar,
Mengatasi
dislokasi,
Mengatasi
Fraktur, dan
Keracunan
C. Jadwal Kegiatan Penyuluhan
Waktu Kegiatan Peneliti Guru Sekolah
Dasar
5 Menit Pembukaan 1. Mengucapkan Salam
2. Memperkenalkan Diri
3. Menjelaskan maksud dan tujuan
- Menjawab salam
20
Menit
Isi - Menjelaskan cara untuk
mengatasi luka lecet dan
memar, mengatasi mimisan,
mengatasi pingsan, Bantuan
Hidup Dasar, mengatasi luka
bakar, mengatasi dislokasi,
mengatasi fraktur, Keracunan
- Menjawab dan
mendengarkan
5 Menit Penutup Mengevaluasi guru sekolah dasar
untuk menjelaskan cara mengatasi
luka lecet dan memar, mengatasi
mimisan, mengatasi pingsan,
Bantuan Hidup Dasar, mengatasi
luka bakar, mengatasi dislokasi,
mengatasi fraktur, Keracunan
Melakukan
tindakan
MATERI
A. Cara merawat luka
1. Luka gores atau tersayat. Jika luka tersebut adalah luka yang baru,
tindakan yang harus dilakukan adalah:
a. Mencuci luka dengan air bersih dan segera beri obat antiseptik yang
tersedia.
b. Tutup luka dengan kasa sterilyang kering dan plester atau balut
2. Tindakan pada luka tertutup (memar)
Memar kecil pada umumnya tidak memerlukan perawatan. Bila
memar dirasa cukup besar maka berikan kompres dingin untuk membantu
menghilangkan rasa sakit dan mengurangi pembengkakan.
3. Tindakan mengatasi perdarahan akibat luka:
a. Letakkan bagian yang luka lebih tinggi dari badan.
b. Gunakan sepotong kain bersih untuk menekan langsung pada sumber
perdarahan.
c. Lakukan penekanan 15-20 menit atau sampai terfiksasi sehingga tak
ada lagi perdarahan.
d. Jika dengan penekanan perdarahan tidak berhenti, lakukan pengikatan
luka dengan kain tipis di sebelah luka bagian yang mendekati tubuh.
B. Mimisan dan cara Perawatannya
1. Penyebab Mimisan:
a. Penyebab paling sering adalah benturan atau kebiasaan mengorek
hidung.
b. Udara yang kering dan panas mengakibatkan selaput lendir hidung
kering dan pecah.
c. Bila hidung tersumbat terus dan berbau busuk, mungkin disebabkan
anak memasukka benda ke dalam hidungnya.
d. Sekat hidung yang bengkok, menyebabkan aliran udara kurang baik.
Akibatnya selaput lendir hidung menjadi kering dan pecah.
e. Pilek dan alergi. Peradangan di rongga hidung dan membuang ingus
terlalu keras dapat menyebabkan mimisan.
f. Mencium bahan kimia, misalnya: asam sulfat, bensin, ammonia.
g. Kadang-kadang mimisan adalah gejala dari penyakit darah, misalnya:
kurang trombosit, kurang faktor pembekuan darah, leukimia dan lain-
lain. Pada penyakit-penyakit tersebut, sering ada gejala lain misalnya:
pucat, biru-biru di kulit, dan lain-lain.
h. Mimisan pada orang dewasa , dapat disebabkan karena merokok,
hipertensi, konsumsi alkohol atau mengkonsumsi obat yang dapat
mengencerkan darah.
i. Anak yang minum obat yang mengandung asetosal dan ibuprofen juga
dapat mengalami mimisan karena darah menjadi kurang cepat
membeku.
2. Pertolongan Pada Mimisan:
a. Duduk, agar posisi hidung lebih tinggi dari jantung.
b. Badan membungkuk sedikit, dan bernafas melalui mulut.
c. Jangan tidur terlentang. Karena aliran darah ke hidung akan bertambah
deras, dan darah dapat tertelan.
d. Tekan hidung selama 5 menit. Yang ditekan adalah seluruh bagian
depan cuping hidung, tapat di atas lubang hidung.
e. Tangan yang lain dapat digunakan untuk memberi kompres dingin
menggunakan es pada tulang hidung, untuk memperlambat aliran darah
ke hidung.
f. Bila setelah 5menit masih berdarah, tekan lagi selama 10 menit.
g. Kalau masih tetap berdarah bawa ke rumah sakit
h. Bila sudah sering mengalami mimisan, dapat meminta campuran
lidokain 4% untuk mengurangi nyeri dan epinefrin 1 : 10.000 untuk
mempercepat darah berhenti. Pemasangan selama 10-15 menit
seringkali sudah cukup. Semprotan hidung oxymetazoline 0.05% juga
dapat membantu
Penggunaan daun sirih untuk mimisan kurang baik. Daun sirih
merupakan astrigent, yang berfungsi mengecilkan pembuluh darah. Daun
sirih dapat menolong, tetapi sterilisasinya kurang terjaga. Jangan-jangan
mimisannya sembuh tapi malah terjadi infeksi. Tekan dengan jari akan
lebih aman.
C. Pingsan
Pingsan adalah suatu keadaan tidak sadarkan diri seperti orang tertidur
yang diakibatkan karena sakit, kecelakaan, kekurangan oksigen, kekurangan
darah, keracunan, terkejut/kaget, lapar, haus, kondisi fisik lemah, dan
sebagainya. Yang harus dilakukan untuk membantu orang yang pingsan antara
lain:
1. Untuk mengembalikan kesadaran orang yang pingsan dapat menggunakan
bau-bauan yang menyengat dan merangsang seperti minyak wangi,
amoniak, durian, dll.
2. Jika wajah orang yang pingsan itu pucat sebaiknya buat badannya lebih ti
nggi dari kepala dengan disanggah sesuatu agar darah dapat mengalir ke
kepala korban.
3. Jika muka orang yang pingsan itu merah maka sanggah kepalanya dengan
bantal atau sesuatu agar darah di kepalanya bisa mengalir ke tubuh secara
normal.
4. Apabila orang yang pingsan muntah, maka sebaiknya miringkan kepalanya
agar muntahan korban bisa keluar dengan mudah sehingga jalur pernafasan
korban bisa normal kembali.
5. Longgarkan aksesoris dan pakaian korban yang mengganggu jalan
pernafasan.
6. Beri minuman hangat bila korban sudah sadar , jangan memberi minum
pada saat kesadaran korban belum benar-benar pulih agar tidak tersedak.
7. Baringkan badan dalam posisi pemulihan sambil menunggu bnatuan
selanjutnya.
D. Bantuan Hidup Dasar
Bantuan hidup dasar merupakan bagian dari pengelolaan gawat darurat medik
yang bertujuan:
1. Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi.
2. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi dari korban
yang mengalami henti jantung atau henti nafas melalui Resusitasi Jangtung
Paru (RJP).
Resusitasi jantung paru (RJP) terdiri dari 2 tahap yaitu:
a. Survei Primer (Primary Survey), yang dapat dilakukan oleh setiap orang.
b. Survei Sekunder (Secondary Survey), yang hanya dapet dilakukan oleh
tenaga medis dan paramedic terlatih dan merupakan lanjutan dari survey
primer.
Dalam survei primer difokuskan pada bantuan nafas dan bantuan
sirkulasi serta defibrilasi. Untuk dapat mengingat dengan mudan tindakan
survei primer maka dirumuskan dengan abjad A, B, C yakni:
A = airway (jalan nafas) : pemeriksaan jalan napas, membuka jalan napas
menggunakan teknik head tilt/Chin lift dan jaw trust
B = breathing (bantuan napas): dengan cara menarik nafas biasa lalu
tempelkan bibir anda ke bibir korban dengan perantara alat pelindung diri
(face mask, face shield) lalu hembuskan perlahan.
C = circulation (bantuan sirkulasi): Lakukan kompresi sebanyak 30x
kemudian diselingi dengan nafas buatan sebanyak 2x. Ini merupakan satu
siklus.
E. Pemberian pertolongan pertama pada luka bakar:
1. Hentikan proses luka bakar dengan memindahkan sumber panas. Pastikan
pakaian yang terbakar supaya didinginkan. Jangan lepaskan kain atau
benda lain yang terbakar, kecuali benda tersebut jatuh.
2. Lepaskan pakaian sebanyak mungkin di area yang terbakar, jika kain tidak
lengket ke kulit. Pakaian yang ketat dapat membahayakann dikemudian
hari.
3. Jika penyelamat datang dalam waktu beberapa menit, sirami area luka
dengan air dingin. Jangan memberikan es.
4. Sirami sebagian luka bakar akibat kimia denganair kran yang mengalir
terus-menerus dan lembut sampai bantuan darurat tiba.
5. Selalu periksa wadah kimia untuk mendapatkan petunjuk penanganan
darurat.
6. Awasi adanya menggigil jika menggunakan air untuk mendinginkan luka
bakar yang menutupi lebihh dari 10% tubuh. Ganti ke balutan steril dan
kering jika terjadi menggigil.
7. Jangan meletakkan apa pun selain air atau zat yang telah diprogramkan
secara khusus untuk penanganan luka bakar.
8. Lepaskan perhiasan korban.
9. Pantau jalan napas, pernapasan dan sirkulasi individu. Bersiap untuk
melakukan CPR.
10. Jika luka baka berlebihan tutupi dengan akin kering, tidak lengket dan
steril. Jangan menggunakan kassa.
11. Pastikan balutan untuk tetap dingin dan basah. Pastikan untuk menjaga
individu tetap hangat dan pantau adanya hipotermia.
12. Cegah kontaminasi luka sebisa mungkin.
13. Tangani syok bila trejadi. Nyeri, kehilangan cairan tubuh, dan ansietas
berkontribusi pada terjadinya syok.
F. Cedera Muskuloskeletal
Cedera muskuloskeletal adalah cedera yang mengenai tulang, otot atau
sendi. Setelah seseorang mengalami MVA atau jatuh, lihat kemungkinan
masalah yang akan terjadi berikut ini:
1. Fraktur (patah tulang): terputusnya terputusnya kontinuitas jaringan tulang
dan atau tulang rawan yang pada umumnya disebabkan oleh rudapaksa.
Fraktur dapat dibagi menjadi:
a) Fraktur tertutup (closed), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen
tulang dengan dunia luar.
b) Fraktur terbuka (open/compound), bila terdapat hubungan antara
fragmen tulang dengan dunia luar karena terdapat perlukaan pada kulit.
Pertolongan Pertama pada fraktur
Membelat
Belat adalah alat yang digunakan untuk mengimmobilisasi bagian
tubuh yang fraktur atau terkilir. Dapat menggunakan benda yang keras dan
lurus. Belat darurat yang baik digunakan untuk lengan adalah majalah
yang dililitkan membungkus lengan dan diikat. Setiap benda yang lurus
dan panjang dapat digunakan sebagai pembelat sementara untuk tungkai.
Jangan mengikat belat terlalu ketat karena dapat memutus sirkulasi darah
ke ekstremitas.
Belat yang efektif digunakan untuk fraktur jari kaki adalah
menggunakan jari yang berada di dekatnya, plester jari bersamaan (buddy
taping). Hal yang sama juga dilakukan pada jari tangan jika mengalami
fraktur.
2. Dislokasi: Pergeseran tulang dari sendi.
Terkadang sulit menentukan apakah seseorang terjadi kesleo atau
fraktur. Jika ragu mengenai derajat cedera, asumsikan bahwa fraktur
terjadi dan tangani korban dengan tepat hingga diagnosis yang pasti
ditemukan. Gunakan es sebagai penanganan untuk fraktur atau kesleo
hingga bantuan medis datang atau tersedia. Biasanya seseorang akan
mengalami nyeri ketika bergerak atau mengangkat benda beratsetelah
mengalami fraktur. Jangan menyuruh individu untuk berdiri atau berjalan
pada bagian yang diduga mengalami fraktur untuk memeriksa nyeri,
karena hal itu akan memprburuk keadaan atau cedera.
Ingat akronim RICE dalam prosedur darurat untuk mengatasi terkilir dan
cedera regang:
R = Rest (Istirahat)
I = Ice (Es)
C = Compression (kompresi, seperti dengan perban gulung)
E = Elevation (elevasi, posisikan bagian tubuh yang cedera tetap lebih
tinggi dari jantung jika memungkinkan)
G. Keracunan
Racun adalah sesuatu yang meskipun dalam jumlah sedikit namun
apabila masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan jaringan tubuh,
sehingga mengganggu kesehatan, menyebabkan kecelakaan, bahkan dapat
membawa kematian. Pertolongan pertama pada keracunan makanan:
1. Untuk mengurangi kekuatan racun, berikan air sebanyak-banyaknya
2. Jika korban dalam kondisi sadar, usahakan untuk memuntahkannya.
Lakukan dengan memasukkan jari pada kerongkongan leher dan posisi
badan lebih tinggi dari kepala untuk memudahkan kontraksi.
3. Apabila korban dalam keadaan pingsan, bawa segera ke rumah sakit atau
dokter terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif.