Top Banner
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING WITH PEER REVIEW (PW-PR) DALAM KOMPETENSI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (Studi Eksperimental di MA Pondok Pesantren Al-Ahliyah Karawang) Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Tesis Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh: HAFIDIN NURHADI 13.2.00.0.12.01.0060 Pembimbing / Promotor : Muhammad Zuhdi, M.Ed., Ph.D. SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018
51

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

Mar 30, 2019

Download

Documents

lamthien
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN

PROBLEM BASED WRITING WITH PEER REVIEW (PW-PR) DALAM KOMPETENSI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

(Studi Eksperimental di MA Pondok Pesantren Al-Ahliyah Karawang)

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Tesis Pada

Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:

HAFIDIN NURHADI

13.2.00.0.12.01.0060

Pembimbing / Promotor :

Muhammad Zuhdi, M.Ed., Ph.D.

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

Page 2: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

iii

KATAPENGANTAR

Alhamdulillah, berkat rahmat dan karunia Allah SWT. penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Efektivitas Pembelajaran Problem Based Writing With Peer Review dalam Kompetensi Pengelolaan Lingkungan Hidup”. Shalawat serta salam semooga selalu tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW. beserta keluarganya, para sahabat serta pengikutnya. Penulisan tesis ini bermula dari kegelisahan penulis terhadap kerusakan lingkungan hidup yang berkesinambungan terjadi hingga saat ini termasuk ke dalam masalah yang sangat memprihatinkan. Kesadaran manusia terhadap kebersihan dan pelestarian lingkungan hidup khususnya di Indonesia hingga saat ini masih sangat jauh dari nilai-nilai yang dituntunkan dalam ajaran Islam, salah satunya dari sepuluh nilai landasan epistemologi kontemporerisasi ilmu pengetahuan Ziauddin Sardar dalam pengelolaan lingkungan hidup. Kesadaran manusia yang kurang terhadap pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah yang terlihat berserakan di jalanan, sekolah, bahkan di sungai-sungai. Polusi udara, banjir, longsor, kebakaran hutan, pencemaran air dan kerusakan lingkungan hidup lainnya menjadibukti nyata terkikisnya kesadaran manusia terhadap pelestarian lingkungan hidup. Sikap hedonisme, eksploitatif serta hilangnya kesadaran manusia terhadap pelestarian lingkungan hidup merupakan akibat dari paradigma positivisme yang telah melekat pada diri manusia selama ini yang memandang alam sebagai objek yang dapat dieksploitasi sesuai keinginan dan bukan merupakan hal yang sakral. Paradigma positivisme terhadap alam ini jelas harus diubah, karena jika tidak maka akan terus terjadi kerusakan lingkungan hidup akibat dari ulah manusia. Penulis mencoba mengubah paradigma positivisme terhadap alam melalui tesis ini dengan menyuguhkan konsep Islam terhadap lingkungan hidupserta beberapa landasan epistemologi kontemporerisasi ilmu pengetahuan muslim scholar. Penulis meyakini bahwa kerusakan lingkungan hidup yang terjadi berasal dari krisis pemahaman manusia yang salah terhadap alam, dan dunia pendidikanlah yang dianggap sebagai tempat yang tepat untuk mengubah pemahaman tersebut menjadi lebih baik dengan model pembelajaran yang tepat. Pada tataran teknis, pemilihan serta penggunaan model pembelajaran yang tepat sangat menentukan keberhasilan dalam memupuk pengetahuan, menumbuhkan kesadaran dalam mewujudkan kemampuan peserta didik menjaga kelestarian lingkungan hidup. Model Pembelajaran Problem Based Writing With Peer Review hadir sebagai model pembelajaran yang diduga tepat dalam mencapai keberhasilan pembelajaran pengelolaan lingkungan hidup, sehingga pada akhirnya tumbuhlah peserta didik menjadi manusia yang mampu menjaga kelestarian lingkungan hidup. Semoga karya ilmiah ini dapat diridhoi Allah SWT. sebagai salah satu pengabdian penulis terhadap kajian Islam khususnya dalam studi pendidikan dan lingkungan hidup. Semoga karya ini dapat menjadi referensi dan penelitian lanjutan untuk penyelesaian kerusakan lingkungan hidup, sehingga lahirlah manusia-manusia yang memiliki kesadaran lingkungan hidup tinggi yang dapat menjaga kelestarian

Page 3: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

iv

lingkungan hidup dan menjadikan bumi ini sebagai tempat yang nyaman untuk disinggahi. Penulis menyadari bahwa banyak yang telah memberikan bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Sehubungan dengan hal itu, penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan yang tulus terutama kepada: Kedua orang tua, ayahanda Mumun Carimun dan Ibunda Siti Aminah serta kakak dan adikku tercinta yang senantiasa memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis untuk tetap maju dan berkembang. Kedua, ucapan terimakasih kepada Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Prof. Dr. Masykuri Abdillah, MA., Direktur Sekolah Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajaran pimpinan, Prof. Dr. Didin Syaefuddin, MA., dan Dr. JM. Muslimin, MA., serta kepada seluruh dosen Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk memperdalam pengkajian Islam dari sudut pendidikan dan pengelolaan lingkungan hidup. Selain itu, tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh staf Sekolah Pascasarjana atas pelayanan dan fasilitas yang secara langsung mendukung penulis dalam penyelesaian tesis ini. Ketiga, ucapan terimakasih kepada Muhammad Zuhdi, M.Ed., Ph.D., dosen pembimbing, yang telah membimbing, mengarahkan dan memotivasi penulis selama menyusun tesis ini. Ucapan terimakasih kepada Prof. Dr. Abudin Nata, MA., Dr. Fadhilah Suralaga, M.Si., Prof. Dr. Iik Arifin Mansurnoor, MA., Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag. M.Si., Suparto, M.Ed. Ph.D., yang telah meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis. Keempat, penulis berterimakasih kepada KH>. A. Musyyafa, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ahliyah. Eman Sulaeman, S.Pd.I, Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Ahliyah beserta dewan guru dan segenap civitas akademiknya yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian penelitian dan penulisan tesis ini. Terakhir, ucapan terimakasih kepada semua pihak yang belum sempat penulis sebutkan namanya satu persatu namun telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian penulisan tesis ini. Semoga Allah memberikan balasan kebaikan serta keberkahan kepada mereka semua. A>mi>n.

Jakarta, 24 Oktober 2017 Penulis

Page 4: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

v

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Hafidin Nurhadi Tempat/tanggal lahir : Subang, 24 Oktober 1991 NIM : 13.2.00.0.12.01.0060 Jenjang Pendidikan : Program Magister (S2) Konsentrasi : Pendidikan Islam

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul “EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING WITH PEER REVIEW (PW-PR) DALAM KOMPETENSI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (Studi Eksperimental di MA Pondok Pesantren Al-Ahliyah Karawang)” adalah murni karya saya sendiri, kecuali beberapa kutipan-kutipan yang telah disebutkan sumbernya. Apabila di dalamnya terdapat kesalahan dan kekeliruan, maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya. Selain itu, apabila di dalamnya terdapat plagiasi, maka saya siap dikenakan sanksi yang berlaku.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 9 Februari 2018 Yang membuat peryataan,

Hafidin Nurhadi

Page 5: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

vi

Page 6: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

vii

PERSETUJUAN PEMBIMBING Tesis yang berjudul “Efektivitas Pembelajaran Problem Based Writing With Peer Review (PW-PR) dalam Kompetensi Pengelolaan Lingkungan Hidup” yang ditulis oleh:

Nama : Hafidin Nurhadi NIM : 13.2.00.0.12.01.0060 JenjangPendidikan : Program Magister (S2) Konsentrasi : Pendidikan Islam

Bahwa tesis ini telah melalui proses Work in Progress I,II, dan Pendahuluan, serta telah diperiksa dan diperbaiki sebagaimana mestinya. Dengan ini saya menyetujui untuk diajukan ke Ujian Tesis.

Jakarta, 10 Februari 2018 Pembimbing, Muhammad Zuhdi, M.Ed. Ph.D.

Page 7: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

viii

Page 8: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

ix

ABSTRAK

Permasalahan lingkungan hidup berakar dari krisis pemahaman manusia terhadap alam, yang membuat manusia hilang kesadaran bahkan cenderung bersikap eksploitatif terhadap alam. Dunia pendidikan terlebih pendidikan Islam menjadi solusi secara teoritis maupun praktis sebagai upaya yang mampu mengubah pemahaman dan kesadaran terhadap pengelolaan lingkungan hidup menjadi lebih baik. Padatataran teknis, pembelajaran pengelolaan lingkungan hidup yang berlandaskan pendidikan Islam membutuhkan model pembelajaran yang tepat agar tercapai kompetensi peserta didik dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Model pembelajaran Problem-based Writing with Peer Review (PW-PR) terbukti sebagai model pembelajaran yang tepat serta efektif dapat memperkuat dasar pengetahuan, menumbuhkan kesadaran peserta didik dalam upaya mengatasi kerusakan serta menjaga kelestarian lingkungan hidup, karena model pembelajaran ini berbasis masalah yang secara sistematis mengarahkan peserta didik untuk dapat memecahkannya. Efektivitas model pembelajaran PW-PR dibuktikan oleh hasil Uji Hipotesis perbedaan kompetensi kognitif dan afektif peserta didik kelas eksperimen dankelas kontrol.

Hasil penelitian ini mendukung pendapat David Orr (1994) yang menyatakan bahwa krisis lingkungan yang terjadi pada dasarnya bermula dari krisis pemahaman, dan dunia pendidikan lah yang mampu mengubah pemahaman tersebut menjadi lebih baik, terlebih pendidikan Islam yang memadukan aspek ketuhanan dalam pengelolaan lingkungan hidup, tambah Azila Ahmad Sarkawi dan Alias Abdullah (2015). Gregory S Keller dan Julian D. Avery (2006) lebih spesifik menegaskan bahwa lembaga pendidikan dapat membantu meningkatkan kepedulian konservasi melalui proses pembelajaran yang dilaksanakan secara terus menerus. Pada tataran praktis, penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh R.P. Dewi (2008) yang menunjukkan bahwa model pembelajaran PW-PR berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik SMA pada konsep pencemaran lingkungan.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, yang hanya menitikberatkan pengelolaan lingkungan hidup sampai ditingkat pemahaman saja. Tesis ini mencoba menumbuhkan kesadaran peserta didik dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.

Penelitian ini mencoba mengubah paradigm Positivisme Francis Bacon (1626) yang menyatakan bahwa pengetahuan mesti menjadi kekuatan bagi manusia untuk menguasai alam, dimana alam merupakan objek yang dapat dieksploitasi sesuai keinginan dan bukan merupakan hal yang sakral. Penelitian ini mengkritisi pendapat John Fischer yang meragukan konsep pendidikan sebagai suatu instrument penting yang dengannya mampu menghadapi krisis alam.

Sumber primer dalam penelitian eksperimental ini adalah sumber yang diperoleh dari hasil tes soal pilihan ganda serta angket berskala. Sumber sekunder penelitian ini berupa observasi, wawancara serta berbagai macam literature mengenai Konsep Islam Tentang Lingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Muslim Scholars, Problem Lingkungan Hidup di Berbagai Belahan Negara Islam, Gerakan Peduli Lingkungan Hidup Muslim Melalui Pendidikan Masyarakat, Pendidikan Islam

Page 9: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

x

Indonesia dalam Pendidikan Kelestarian Lingkungan Hidup, Efektivitas Pembelajaran, Model-model Pembelajaran dalam Pendidikan, Model Pembelajaran Problem-based Writing with Peer Review (PW-PR), Evaluasi Pembelajaran, serta Kompetensi Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Semua sumber tersebut diolah dengan menggunakan metode campuran (Mixed Method) yang menggabungkan metode kuantitatif dengan metode kualitatif.

Page 10: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

xi

ABSTRACT

Environmental problems stem from the crisis of human understanding of nature, which makes people lose consciousness and even tend to be exploitative to nature. The world of education, especially Islamic education into a theoretical and practical solutions as an effort that can change the understanding and awareness of environmental management for the better. At the technical level, learning of environmental management based on Islamic education requires an appropriate learning model in order to achieve the competence of learners in environmental management.

Problem-based Writing with Peer Review (PW-PR) model proved to be an appropriate learning model and can effectively strengthen the knowledge base, awareness raising learners in the effort to overcome the damage and maintain environmental sustainability, because this learning model is systematically based problem directing learners to solve it. The effectiveness of PW-PR learning model is proved by the result of Hypothesis Test of difference of cognitive and affective competence of experimental class and control class.

The results of this study support the opinion of David Orr (1994) which states that the environmental crisis that occurred basically stems from the crisis of understanding, and the world of education is able to change the understanding to be better, especially Islamic education that combines aspects of God in environmental management, Azila Ahmad Sarkawi and Alias Abdullah (2015). Gregory S Keller and Julian D. Avery (2006) more specifically emphasize that educational institutions can help improve conservation awareness through a continuous learning process. At the practical level, this study supports research conducted by R.P. Dewi (2008) which shows that the PW-PR learning model has an effect on increasing the critical thinking ability of high school students on the concept of environmental pollution.

This study is different from previous studies, which only emphasize environmental management until the level of understanding only. This thesis tries to raise the awareness of learners in the effort of environmental conservation.

This study attempts to change the paradigm of Francis Bacon Positivism (1626) which states that knowledge must be a force for man to dominate nature, where nature is an object that can be exploited as desired and not a sacred thing. This research criticizes the opinion of John Fischer who doubts the concept of education as an important instrument by which able to deal with natural crises.

The primary source in this experimental study is the source obtained from observations, interviews, pretest and posttest and a scaled questionnaire. The secondary sources of this research are the literature on the Concept of Islam on the Environment, Environmental Studies of Muslim Scholars, Environmental Problems in Various Islamic Countries, Muslim Environmental Care Movement through Community Education, Indonesian Islamic Education in Environmental Sustainability Education, Learning Effectiveness, Modelsof Learning in Education, Problem-based Writing with Peer Review (PW-PR) Model, Learning Evaluation, and Environmental Management Competencies.

Page 11: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

xii

All these sources are processed by using Mixed Method which combines quantitative method with qualitative method.

Page 12: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

xiii

الملخص

المشاكل البيئية تنبع من أزمة فهم اإلنسان للطبيعة، األمر الذي يجعل الناس يفقدون الوعي وحتى يميلون إلى االستغالل للطبيعة. في

اإلسالمي إلى حلول نظرية وعملية في محاولة أن يكون قادرا على تحويل الفهم والوعي اإلدارة البيئية العالم الدراسة األولى من التعليم

لألفضل. وعلى المستوى الفني، يتطلب تعلم اإلدارة البيئية على أساس التربية اإلسالمية نموذجا تعليميا مناسبا من أجل تحقيق كفاءة

المتعلمين في اإلدارة البيئية.

) نموذجا مناسبا للتعلم، ويمكن أن يعزز بشكل فعال PW-PRنموذج الكتابة القائم على المشكالت مع استعراض النظراء (وقد أثبت

تعلم قاعدة المعرفة، وزيادة الوعي المتعلمين في الجهود المبذولة للتغلب على األضرار والحفاظ على االستدامة البيئية، ألن هذا النموذج ال

بيأر من نتيجة فرضية اختبار االختالف في الكفاءة -مشكلة وتوجيه المتعلمين لحلها. أثبتت فعالية نموذج التعلم بويستند بشكل منهجي

المعرفية والعاطفية للطبقة التجريبية والطبقة السيطرة.

من أزمة فهم، والتعليم ) التي تنص على أن األزمة البيئية التي يحدث أساسا تنبع David Orr )1994نتائج هذ الدراسة تدعم فكرة

الذي يكون قادرا على تحويل هذا الفهم إلى أفضل، وال سيما التعليم اإلسالمي الذي يجمع بين الجوانب األلوهية في اإلدارة البيئية،

Julian و Alias Abdullah )2015 .(Gregory S. Kellerو Azila Ahmad Sarkawiباإلضافة إلى

D.Avery)2006(اص على أن المؤسسات التعليمية يمكن أن تساعد في تحسين الوعي بالحماية من خالل عملية يؤكدان بشكل خ

)، مما يدل على أن نموذج التعلم R.PDewi )2008التعلم المستمر. وعلى الصعيد العملي، تدعم هذ الدراسة البحوث التي أجراها

PW-PR ن المدرسة الثانوية في مفهوم التلوث البيئي.تؤثر الزيادة في مهارات التفكير الناقد لدى المتعلمين م

تختلف هذ الدراسة عن الدراسات السابقة، التي تؤكد فقط على اإلدارة البيئية حتى مستوى الفهم فقط. وتسعى هذ األطروحة إلى زيادة

وعي المتعلمين في جهود الحفاظ على البيئة.

) الذي ينص على أن المعرفة يجب أن تكون قوة لإلنسان 1626يفيسم (بوسيت Francis Baconلدراسة تغيير نموذج تحاول هذ ا

Johnليس شيئا مقدسا. هذ الدراسة للسيطرة على الطبيعة، حيث الطبيعة هي الشيء الذي يمكن استغالله كما هو مطلوب و

Fischer .انتقد رأي مفهوم مشكوك فيها التعليم كأداة هامة لمواجهة طبيعة األزمة

يسي في هذ الدراسة التجريبية هو المصدر الذي تم الحصول عليه من المالحظات والمقابالت واالختبار القبلي واالختبار المصدر الرئ

البعدي واستبيان مقيس. المصادر الثانوية لهذا البحث هي األدبيات حول مفهوم اإلسالم على البيئة والدراسات البيئية للعلماء المسلمين

مختلف البلدان اإلسالمية وحركة الرعاية البيئية اإلسالمية من خالل التربية المجتمعية والتعليم اإلندونيسي اإلسالمي والمشاكل البيئية في

-PWشكلة مع استعراض األقران (نموذج التعلم في التعليم، الكتابة على أساس الم -في التعليم االستدامة البيئية وفعالية التعلم والنموذج

PR التعلم، والكفاءات اإلدارة البيئية.) نموذج، تقييم

تتم معالجة كل هذ المصادر باستخدام طريقة مختلطة تجمع بين الطريقة النوعية والطريقة الكمية.

Page 13: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

xiv

Page 14: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

xv

PEDOMAN TRANSLITERASI Pedoman transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam penelitian ini adalah ALA-LC ROMANIZATION tables yaitu sebagai berikut: A. Konsonan

Initial Romanization Initial Romanization

}D ض A ا

Ţ ط B ب

}Z ظ T ت

‘ ع Th ث

Gh غ J ج

F ف }H ح

Q ق Kh خ

K ك D د

L ل Dh ذ

M م R ر

N ن Z ز

H ه،ة S س

W و Sh ش

Y ي }S ص B. Vokal 1. Vokal Tunggal

Tanda Nama Huruf Latin Nama

◌ Fatḥah A A

◌ Kasrah I I

◌ Ḑammah U U

2. VokalRangkap

Tanda Nama Gabungan Huruf Nama

Fatḥah dan ya Ai A dan I ◌ ... ي

Fatḥah dan wau Au A da U ◌ ... و

Contoh:

Page 15: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

xvi

ن H{aul :حول H{usain :حس

C. Vokal Panjang Tanda Nama Gabungan Huruf Nama

Fatḥah dan alif a> a dan garis di atas ــا

Kasrah dan ya Ī I dan garis di atas ــي

Ḑamah dan wau Ū u dan garis di atas ــو

D. Ta’ Marbūţah

Transliterasi ta’ marbūţah (ة) di akhir kata, bila dimatikan ditulis h. Contoh:

Madrasah :مدرسة Mar’ah : مرأة(ketentuan ini tidak digunakan terhadap kata-kata Arab yang sudah diserap kedalam bahasa Indonesia seperti shalat, zakat dan sebagainya, kecuali dikehendaki lafadz aslinya)

E. Shiddah Shiddah/Tashdīd di transliterasi ini dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf yang sama dengan huruf bershaddah itu. Contoh:

Shawwa>l :شوال <Rabbana :ربنا

F. Kata Sandang Alif + La>m • Apabila diikuti dengan huruf qamariyah, ditulis al.

Contoh: القلم : al-Qalam

Page 16: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

xvii

Daftar Singkatan ATI : Aptitude Treatment Interaction BNPB : Badan Nasional Penanggulangan Bencana CTL : Contextual Teaching and Learning IFEES : Islamic Foundation For Ecology and Environmental IPA : Ilmu Pengetahuan Alam KD : Kompetensi Dasar KTSP : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTT : Konferensi Tingkat Tinggi MA : Madrasah Aliyah MCK : Mandi, Cuci, Kakus MWF : Minhaj Welfare Foundation NGO : Non Goverment Organization PBB : Perserikatan Bangsa Bangsa PBNU : Pengurus Besar Nahdlatul Ulama PENGON : Palestinian Environmental NGOs Network PW-PR : Problem Based Writing With Peer Review SENS : Saudi Environmental Society SK : Standar Kompetensi SMA : Sekolah Menengah Atas SMK : Sekolah Menengah Kejuruan UK : United Kingdom WHO : World Health Organization WWF : World Wildlife Fund

Page 17: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

xviii

Page 18: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

xix

Daftar Tabel

Tabel 3.1 : Jumlah Peserta Didik MA Pondok Pesantren Al-Ahliyah dari Tahun Ajaran 2013/2014-2017/2018

Tabel 3.2 : Jumlah Tenaga Pendidik MA Pondok Pesantren Al-Ahliyah Tahun Ajaran 2017/2018

Tabel 3.3 : Jumlah Tenaga Kependidikan MA Pondok Pesantren Al-Ahliyah Tahun Ajaran 2017/2018

Tabel 3.4 :Sarana dan Prasarana MA Pondok Pesantren Al-Ahliyah Tahun Ajaran 2017/2018

Tabel 3.5 : Perbandingan Model Pembelajaran PW-PR dengan Model Pembelajaran Konvensional

Tabel 3.6 : Kriteria Validitas Tabel 3.7 : Rekapitulasi Uji Validitas butir Soal Pilihan Ganda Tabel 3.8 : Klasifikasi Reliabilitas Tabel 3.9 : Rekapitulasi Uji Reliabilitas Butir Soal Pilihan Ganda Tabel 3.10 : Klasifikasi Tingkat Kesukaran Tabel 3.11 : Rekapitulasi Uji Taraf Kesukaran Soal Tabel 3.12 : Kriteria Acuan Daya Pembeda Tabel 3.13 : Rekapitulasi Uji Daya Pembeda Soal Tabel 4.1 : Perbandingan Kompetensi Kognitif Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol Tabel 4.2 : Uji Homogenitas Kompetensi Posttest Kognitif Tabel 4.3 : Uji Hipotesis Kompetensi Posttest Kognitif Tabel 4.4 : Perbandingan Kompetensi Afektif Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol Tabel 4.5 : Uji Homogenitas Kompetensi Posttest Afektif Tabel 4.6 : Uji Hipotesis Kompetensi Posttest Afektif Tabel 4.7 : Nilai Respon Peserta Didik Terhadap Model Pembelajaran Problem

Based Writing With Peer Review (PW-PR)

DaftarDiagram

Diagram 1.1 : Alur Penelitian

Daftar Grafik

Grafik 4.1 : Perbandingan Nilai Rata-rata Kompetensi Kognitif Peserta Didik

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Grafik 4.2 : Perbandingan Nilai Rata-rata Kompetensi Afektif Peserta Didik

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Page 19: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

xx

Page 20: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

xxi

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI .............................................................. v PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... vii ABSTRAK...................................................................................................... ix ABSTRACK ................................................................................................... xi xiii ............................................................................................................... ملخصTRANSLITERASI .......................................................................................... xv DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xvii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xix DAFTAR DIAGRAM ..................................................................................... xix DAFTAR GRAFIK ......................................................................................... xix DAFTAR ISI .................................................................................................. xxi BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1 A. Latar Belakang ......................................................................................... 1 B. Permasalahan ........................................................................................... 11 C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 16 D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 16 E. Penelitian Terdahulu yang Relevan .......................................................... 17 F. Metodologi Penelitian .............................................................................. 18 G. Sistematika Penulisan .............................................................................. 29 BAB II PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PENDIDIKAN ISLAM 31 A. Konsep Islam Tentang Lingkungan Hidup ................................................ 31 B. Kajian Lingkungan Hidup Muslim Scholars ............................................. 36 C. Problem Lingkungan Hidup di Berbagai Belahan Negara Islam ................ 56 D. Gerakan Peduli Lingkungan Hidup Muslim Melalui Pendidikan

Masyarakat .............................................................................................. 66 E. Peran Pendidikan Islam Indonesia Dalam Pendidikan Kelestarian

Lingkungan Hidup.................................................................................... 70 F. Efektivitas Pembelajaran Sebagai Indikator Keberhasilan Belajar ............ 72 G. Model-Model Pembelajaran dalam Pendidikan ......................................... 73 H. Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam Mata Pelajaran Biologi Madrasah

Aliyah ...................................................................................................... 99 I. Pentingnya Pendidikan Lingkungan Hidup ............................................... 99 BAB III MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM-BASED WRITING WITH PEER REVIEW (PW-PR) SEBAGAI SOLUSI PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP...... 103

Page 21: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

xxii

A. Profil Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Ahliyah ............................. 103 B. Model Pembelajaran yang Sesuai Diterapkan dalam Pengelolaan

Lingkungan Hidup.................................................................................... 103 C. Perbedaan Model Pembelajaran Konvensional dengan Model

Pembelajaran Problem Based Writing With Peer Review (PW-PR) .......... 105 D. Aplikasi Pembelajaran Problem Based Writing With Peer Review

(PW-PR) dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup ...................................... 106 E. Evaluasi Pendidikan Berbasis Model Pembelajaran Problem Based

Writing With Peer Review (PW-PR) Pada Kompetensi pengelolaan Lingkungan Hidup.................................................................................... 107

BABIV EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM-BASED WRITING WITH PEER REVIEW (PW-PR) .......................................................................................... 122 A. Efektivitas Model Pembelajaran PW-PR dalam Kompetensi

Kognitif Peserta Didik ............................................................................. 122 B. Efektivitas Model Pembelajaran PW-PR dalam Kompetensi

Afektif Peserta Didik ............................................................................... 128 C. Respon Peserta Didik Terhadap Pembelajaran PW-PR ............................. 134 D. Model Pembelajaran PW-PR Sebagai Model Pembelajaran

Efektif dalam Kompetensi Pengelolaan Lingkungan Hidup ...................... 136 BAB V PENUTUP ....................................................................................................... 139 A. Kesimpulan .............................................................................................. 139 B. Saran-Saran .............................................................................................. 140

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 142 GLOSARIUM ................................................................................................. 156 DAFTAR INDEKS .......................................................................................... 160 BIODATA PENULIS ...................................................................................... LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................................

Page 22: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Allah SWT memang menciptakan alam ini untuk manusia, mencakup

segenap sumber dayanya baik yang terkandung di dalam tanah, di laut, di udara maupun yang terhampar di permukaan bumi.1 Hal ini mengindikasikan baik secara tekstual maupun secara kontekstual bahwa nikmat Allah yang diturunkan ke bumi ini bagi manusia sangat melimpah.2 Manifestasi dari rasa syukur atas nikmat yang berlimpah itu diantaranya kita harus selalu menjaga bumi ini dengan sebaik-baiknya.3 Rasa syukur ini semestinya telah ditanamkan sejak dini agar kelak mutu pendidikan manusia berada di tataran yang bisa menjaga bumi dan jagad raya ini dengan penuh tanggung jawab.4

Jika dipandang secara ekologis, pemeliharaan bumi adalah sebuah keniscayaan yang tidak dapat ditawar oleh siapapun dan kapanpun.5 Oleh sebab itu, pemeliharaan bumi atau pelestarian lingkungan telah mutlak menjadi tanggung jawab manusia.6 Sedangkan secara spiritual al-fiqhi>yah al-Islami>yah, Allah memiliki kepedulian ekologis yang paripurna.7 Kedua cara pandang diatas dapat memberikan keseimbangan pola pikir yang mengindikasikan bahwa lingkungan yang baik berupa sumber daya alam yang melimpah yang diberikan Allah kepada manusia tidak akan lestari dan pulih tanpa kepedulian manusia.8

Penulisan tesis ini bermula dari kegelisahan penulis terhadap kerusakan

lingkungan hidup yang berkesinambungan terjadi hingga saat ini termasuk ke

dalam masalah yang sangat memprihatinkan. Kesadaran manusia terhadap

kebersihan dan pelestarian lingkungan hidup khususnya di Indonesia hingga saat

1Hamka, Tafsir Al –Azhar Juzu’ 1 (Jakarta : Pustaka Panjimas, 1982), 158. 2Departemen Agama RI, Alqur’anTafsir Per Kata disarikan dariTafsir Al-Munir

Karya Syeikh Imam Nawawi (Tangerang : Kalim, 2011), 26. 3Abubakr Ahmed Bagader and others, Environmental Protection In Islam : Second

Revised Edition (Jeddah : IUCN, 1994), 30. 4Abdussalam Ibadi, “Al-Bi>ah Min Manz}u>ri> Isla>mi> : Al Mu’tamar Al-‘a<m Al-

Kho<misa ‘Ashara Li Aka<di>mi>yah A<la Al-Ba>i>t Al-Ma<liki>yah,” Al-Bi>ah F>i> Al-Isla>m(2010) : 19-29.

5W.F. Ganong, “Ecology,” Journal of ScienceVol.16 , No. 393 (Februari 2014), http://www.jstor.org/stable/1627953?origin=JSTOR-pdf (diakses pada tanggal 22 Maret 2014).

6Muhammad Shalash, “Ru’yat Al-Shari<ah Al-Isla<mi>yah Wa Manhajuha< fi< Al-Hufa<z} ‘Ala Al-Bi>ah,” Di>ra>sat Fi> Al-Wa>qi’ Falist}i>n (2014) : 153.

7Nomanul S. Haq,“Islam and Ecology,” American Journal of Art and Science4 (2014), 147, http://www.jstor.org/stable/20027722?origin=JSTOR-pdf (diakses pada tanggal 22 Maret 2014).

8Imam Nasrudin, Konsep Lingkungan Hidup dan Pendidikan Islam dalam Perspektif Teologi Pendidikan (Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2010) , 20.

Page 23: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

2

ini masih sangat jauh dari nilai-nilai yang dituntunkan dalam ajaran Islam, salah

satunya dari sepuluh nilai landasan epistemologi kontemporerisasi ilmu

pengetahuan Ziauddin Sardar dalam pengelolaan lingkungan hidup.9 Kesadaran

manusia yang kurang terhadap pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh

kecil sampah-sampah yang terlihat berserakan di jalanan, sekolah, bahkan di

sungai-sungai. Polusi udara, banjir, longsor, kebakaran hutan, pencemaran air dan

kerusakan lingkungan hidup lainnya menjadi bukti nyata terkikisnya kesadaran

manusia terhadap pelestarian lingkungan hidup. Sikap hedonisme, eksploitatif

serta hilangnya kesadaran manusia terhadap pelestarian lingkungan hidup

merupakan akibat dari paradigma positivisme yang telah melekat pada diri

manusia selama ini yang memandang alam sebagai objek yang dapat dieksploitasi

sesuai keinginan dan bukan merupakan hal yang sakral.10 Paradigma positivisme

terhadap alam ini jelas harus diubah, karena jika tidak maka akan terus terjadi

kerusakan lingkungan hidup akibat dari ulah manusia.

Penulis mencoba mengubah paradigma positivisme terhadap alam melalui penelitian ini dengan menyuguhkan konsep Islam terhadap lingkungan hidup serta beberapa landasan epistemologi kontemporerisasi ilmu pengetahuan muslim scholar. Penulis meyakini bahwa kerusakan lingkungan hidup yang terjadi berasal dari krisis pemahaman manusia yang salah terhadap alam,11 dan dunia pendidikanlah yang dianggap sebagai tempat yang tepat untuk mengubah pemahaman tersebut menjadi lebih baik dengan model pembelajaran yang tepat. Pada tataran teknis, pemilihan serta penggunaan model pembelajaran yang tepat sangat menentukan kebehasilan dalam memupuk pengetahuan, menumbuhkan kesadaran dalam mewujudkan kemampuan peserta didik menjaga kelestarian lingkungan hidup. Model Pembelajaran Problem Based Writing With Peer Review hadir sebagai model pembelajaran yang diduga efektif dapat memperkuat pengetahuan, menumbuhkan kesadaran peserta didik dalam upaya dalam upaya mengatasi kerusakan serta menjaga kelestarian lingkungan hidup, karena model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang berbasis masalah yang secara sistematis mengarahkan peserta didik untuk dapat memecahkan sebuah

9 sepuluh nilai yang dijadikan sebagai landasan epistemologi dalam usaha

kontemporarisasi ilmu pengetahuan Islam ini, yaitu tauhid, khilafah, amanah, ‘ilm, halal, haram, ‘adl, zulm, istishlah, dan dhiya. Sardar, “Why Islam Needs Islamic Science”, New Scientist, Vol. 94, 1982, halaman. 25-8.

10 Seperti ditambahkan oleh Shiva, tidak hanya terjadi dikotomi antara subjek dan objek, material dan spritual, tetapi juga dikotomi antara laki-laki dan perempuan, rasional dan emosional, yang pada gilirannya menciptakan suatu sains modern yang bercorak patriarki. Akibatnya, perempuan berada dalam cengkeraman dominasi laki-laki melalui sains modern. Vandana Shiva, “Western Science and Its Destruction of Local Knowledge” dalam The Post-Development Reader, Majid Rahnema dan Victoria Bawtree (eds), London, New Jersey: Zed Books, 1997, halaman. 163-164

11 David Orr, Earth in Mind on Education, Environtment and The Human Prospect (Washington, DC: Island Press, 1994), 27.

Page 24: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

3

masalah. Sehingga pada akhirnya tumbuhlah peserta didik menjadi manusia yang mampu menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Pendidikan adalah lembaga yang bergerak dalam bidang noble industry (industri mulia) yang mengemban misi ganda, yaitu setengah profit dan sosial.12 Dikatakan profit, karena tanpa modal dan dukungan finansial yang cukup, pendidikan juga tidak dapat berlangsung secara baik.13 Lembaga pendidikan bukan untuk mengambil keuntungan sebagaimana perusahaan. Pada prinsip pengelolaannya, baik sekolah maupun perguruan tinggi sama-sama membutuhkan penjaminan mutu sebagai tolak ukur untuk menilai keberhasilan atau kegagalannya.14 Tanpa adanya penjaminan mutu, lembaga pendidikan sulit melihat sejauh mana ketercapaian kualitas atau daya saing yang dimiliki.

Pendidikan harus memiliki strategi jitu dalam upaya meningkatkan dan memantapkan kualitasnya agar mampu bersaing di era globalisasi dengan melahirkan manusia-manusia bermutu yang berdaya saing tinggi dan tangguh.15 Manusia-manusia dengan daya saing yang tinggi inilah yang bisa membawa suatu negara ke arah kemajuan. Mutu berarti memfokuskan pada kemampuan menghasilkan produk dan jasa yang semakin baik dengan harga yang semakin bersaing.16

Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam BAB II pasal 3, dikatakan: bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.17

Mutu pendidikan menurut Edward Sallis, bukan suatu yang terjadi dengan sendirinya, ia merupakan hasil dari suatu proses pendidikan secara keseluruhan mulai dari input peserta didik yang berkualitas, faktor kualitas dan kompetensi

12Mujtahid, “Kepemimpinan dan Manajemen Mutu Pendidikan”, Rabu, 09 Maret 2011, http://www.uin-malang.ac.id/Kepemimpinan-dan-Manajemen-Mutu-Pendidikan.htm(diakses pada tanggal 15 Mei 2014).

13Kevin B. Smith, “Ideology and Education : Market Theory and Education,”Online Journal of Ideology and Education, (2003), 7, http://www.sunypress.edu/pdf/60700.pdf (diakses pada tanggal 23 Maret 2014).

14Zvi Lamm, “Ideologies and Educational Thought,” Hebrew University’s Onlinearticle of Ideology and Education (1986), 6, http://www.zvilamm-archive.org/articles/ideologies_educational_thought.pdf (diakses pada tanggal 22 Maret 2014).

15Tony Bush and D. Middlewood, Leading and Managing People in Education (London: Sage Publication, 2005) 7.

16Theresia Kristianty, “Peningkatan Mutu Pendidikan Terpadu Cara Deming”, Jurnal Pendidikan Penabur, Juli 2005, http://www.bpkpenabur.or.id (diakses pada tanggal 03 Februari 2014).

17Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bandung: Fokus Media, 2003), 6.

Page 25: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

4

guru dalam menunjang proses belajar mengajar, kurikulum dan bahan ajar yang relevan dengan kondisi peserta didik serta memperhatikan tuntutan masa depan peserta didik, manajemen kepemimpinan dan sistem administrasi sekolah yang handal dalam menunjang pelayanan pendidikan, faktor fisik, sarana prasarana sekolah yang layak dan memadai untuk mendukung situasi belajar peserta didik, faktor pembiayaan sekolah yang harus dikorbankan untuk memperoleh pendidikan secara simultan dan saling berpengaruh.18

Berbicara mengenai masalah mutu pendidikan di negara kita Indonesia ini, dirasa hingga saat ini mutu pendidikan khususnya dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam yang di dalamnya membahas pemeliharaan bumi, mayoritas bisa dikatakan masih dalam mutu yang rendah. Indonesia meraih peringkat terbawah terkait dengan mutu pendidikannya berdasarkan data The Learning Curve Pearson 2014. Lembaga pemeringkatan pendidikan dunia ini memaparkan jika Indonesia menduduki posisi terbawah alias akhir dalam mutu pendidikan di seluruh dunia. Indonesia menempati posisi ke-40 dengan indeks ranking dan nilai secara keseluruhan yakni minus 1,84. Pada kategori kemampuan kognitif indeks ranking 2014 versus 2012, Indonesia diberi nilai -1,71. Nilai pencapaian pendidikan yang dimiliki Indonesia, diberi skor -2,11. Posisi Indonesia ini menjadi yang terburuk, dimana Meksiko, Brasil, Argentina, Kolombia, dan Thailand, menjadi lima negara dengan rangking terbawah yang berada di atas Indonesia.19

Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia saat ini, khususnya dalam pembahasan pengelolaan lingkungan hidup (salah satu Kompetensi Dasar dalam pelajaran IPA),20 disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu pertama cara mengajar pendidik yang kurang menarik sehingga menimbulkan kebosanan pada peserta didik; kedua, pendidik kurang menguasai materi yang diajarkan; ketiga, pendidik kurang memberikan kesempatan bertanya kepada peserta didik; keempat, evaluasi belajar yang kurang tepat dan kurang adil meyebabkan penilaian hasil akhir belajar peserta didik tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran. Selain itu, juga adanya anggapan dari pendidik bahwa pengetahuan peserta didik dapat ditransfer langsung dari pikiran pendidik ke pikiran peserta didik, artinya pengetahuan yang

18Edward Sallis, Total Quality Management in Education, Management Mutu

Pendidikan, alih bahasa Ahmad Ali Riyadi dkk. (Yogjakarta: IRCiSoD, 2006), 30-31. 19The Economist Intelligence Unit, “The Learning Curve”, (London, 2014),

http://www.m.thelearningcurve.pearson.com/reports/the-learning-curve-report-2014(diakses pada tanggal 19 Mei 2014).

20Kemampuan peserta didik Indonesia pada tahun 2014 dalam bidang IPA berada pada urutan ke 38 dari 40 negara berdasarkan laporan survey lembaga internasional TIMSS (Trends International Mathematics and Science Study). Survey ini terjadi berkatkerjasama TIMSS and PIRLS International Study Center, Lynch School of Education, Boston College, and International Association for the Evaluation of Educational Achievement,tentang laporan survey ini lihat International Association for the Evaluation of Educational Achievement, “TMISS and PIRLS”, (Boston College, 2014), http://timss.bc.edu/(diakses pada tanggal 19 Mei 2014).

Page 26: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

5

dimiliki pendidik seutuhnya dapat diajarkan kepada peserta didik.21 Perbaikan mutu pendidikan hendaknya menjadi pusat perhatian berbagai

pihak dalam suatu negara, oleh pemerintah pusat maupun daerah, para ahli pendidikan, orang tua peserta didik serta unsur masyarakat yang peduli terhadap pendidikan. Gairah ini mendorong terjadinya proses pelayanan pendidikan pada posisi yang strategis dalam pembangunan sumber daya manusia, karena manusia unggul dalam ilmu pengetahuan adalah hasil dari pengelolaan yang tepat terhadap sistem pendidikan.22

Pada pembelajaran IPA Biologi dalam konteks pengelolaan lingkungan hidup di salah satu Madrasah Aliyah Swasta di Karawang yang akan dijadikan objek penelitian, saat ini proses pembelajaran yang digunakan masih berkisar pada penggunaan model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah. Pembelajaran IPA di kelas umumnya hanya dilaksanakan dalam bentuk satu arah. Pendidik lebih banyak berceramah dihadapan peserta didik, sementara peserta didik mendengarkan. Padahal pembelajaran IPA tidak cukup dengan metode ceramah. Penggunaan model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah hanya memungkinkan peserta didik untuk berperan secara pasif dalam proses belajar.23 Metode ini mengakibatkan peserta didik memiliki banyak pengetahuan, tetapi tidak dilatih untuk menemukan konsep dan mengaplikasikannya sebagai suatu bentuk sikap, kesadaran atau menjadi karakter. Dalam proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student-centered), maka peserta didik memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk membangun sendiri pengetahuannya sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang mendalam (deep learning).24 Sehingga diharapkan dari kemampuan pemahaman yang mendalam terhadap suatu pelajaran dapat menghantarkan peserta didik memiliki kompetensi afektif yang kuat dan pada tahap selanjutnya dapat diaplikasikan ke tahap penerapan (implementing).25

Dalam dunia pendidikan, sudah menjadi umum dan menjadi hal yang familier terkenal istilah taksonomi. Istilah taksonomi dalam dunia pendidikan diartikan sebagai acuan pemilahan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya pendidikan dalam bentuk tingkah laku baik kegiatan menganalisis atau mengaplikasikan sebuah pandangan yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan

21Sardiman, Interaksi Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2004), 98. 22Robert E. Slavin, Educational Pshycology (theory and practice) (Massachusetts:

A division of Paramount Publisihing, 1994), 1-9. 23Rustaman and others, Strategi Belajar Mengajar Biologi (Malang : UM Press,

2005), 4. 24TonyBush and Middlewood, Leading and Managing People in Education,

(London: Sage Publication, 2005), 10. 25L.W. Anderson &D.R. Krathwohl, A Taxonomy for Learning Teaching and

Assessing (New York: Addison Wesley Longman, 2001), 1.

Page 27: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

6

sehari-hari.26 Rex Heer memaparkan bahwa Taksonomi dalam dunia pendidikan ini

pertama kali dikemukakan oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Bloom menyebutkan bahwa tujuan pendidikan dapat dibagi menjadi beberapa domain (ranah/kawasan). Setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya. Ketiga domain tersebut adalah sebagai berikut : 1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif) yang berisi perilaku perilaku yang

menekankan aspek aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian dan keterampilan berfikir.

2. Affective Domain (Ranah Afektif) yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi dan cara penyesuaian diri.

3. Psychomotoric Domain (Ranah Psikomotorik) yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulis tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.27

Pendapat Ki Hajar Dewantoro yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto menggambarkan ketiga domain diatas kedalam istilah tiga tujuan pendidikan yaitu Cipta, Rasa dan Karsa. Cipta berarti bagaimana peserta didik mampu memiliki penalaran atau pemahaman mengenai pelajaran. Rasa berarti bagaimana siswa dapat mengahayati pelajaran yang sudah didapatkan. Terakhir Karsa diartikan sebagai bentuk aplikasi atau pengamalan dari pelajaran yang telah didapatkan dan dihayati.28

Pasal 25 Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menjelaskan bahwa kompetensi lulusan mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan. Ini berarti bahwa pembelajaran dan penilaian harus mengembangkan kompetensi peserta didik yang berhubungan dengan ranah kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan ranah psikomotorik (keterampilan) sebagai tolak ukur berhasilnya kompetensi lulusan dalam pencapaian tujuan pendidikan.29

Pada umumnya penilaian yang dilakukan oleh pendidik lebih menekan pada penilaian ranah kognitif. Hal ini kemungkinan besar karena pendidik kurang memahami ranah afektif dan psikomotor. Oleh karena itu perlu ada acuan untuk mengembangkan perangkat penilaian ranah afektif dan psikomotorik agar tercapai

26L.W. Anderson and others, A Taxonomy for Learning Teaching and Assessing

:A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives (New York: David McKay Company, 2001), 2.

27Rex Heer, “A Taxonomy for Learning Teaching and Assessing :A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives”, Online article of A Model of Learning and adjectives (Iowa State University, 2009), http://www.celt.iastate.edu/teaching-resources/effective-practice/revised-blooms-taxonomy/ (diakses pada tanggal 20 Mei 2014).

28Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), 5. 29Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan, Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.

Page 28: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

7

betul ketiga domain dalam tujuan pendidikan.30 Pada hakikatnya pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antar

peserta didik dengan lingkungannya untuk mencapai suatu tujuan yang sebelumnya telah ditetapkan.31

Rustaman dalam bukunya mengemukakan bahwa suatu strategi belajar mengajar diperlukan agar proses pembelajaran dapat berjalan secara optimal guna mencapai hasil belajar peserta didik yang diinginkan.32 Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran ditentukan oleh penggunaan strategi pembelajaran yang digunakan oleh pendidik. Oleh karena itu, diperlukan suatu strategi pembelajaran yang inovatif, dan dapat meningkatkan peran aktif, serta prestasi belajar peserta didik. Sehingga tercapailah efektivitas dari sebuah pembelajaran.

Efektivitas pembelajaran diartikan sebagai sesuatu yang menghasilkan belajar yang bermanfaat dan bertujuan bagi peserta didik melalui prosedur pembelajaran yang tepat. Efektivitas pembelajaran sering kali diukur dengan tercapainya tujuan pembelajaran, atau ketepatan dalam mengelola suatu situasi. 33beberapa hal yang terkandung dalam definisi ini, yakni efektivitas pembelajaran merupakan kegiatan edukatif yang memiliki ciri : (1) bersistem (sistemik), yang dilakukan melalui tahap perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, penilaian, dan penyempurnaan. (2) sensitif terhadap kebutuhan akan tugas belajar dan kebutuhan pembelajar. (3) kejelasan akan tujuan sehingga dapat dihimpun usaha yang tepat untuk pencapaiannya. (4) bertolak dari kemampuan atau kekuatan peserta didik, pendidik, masyarakat dan pemerintah.34

Efektivitas pembelajaran dapat diartikan pula sebagai sesuatu yang tepat guna, berhasil guna, atau mencapai tujuan atau pencapaian tujuan pembelajaran.35 dalam hal ini efektivitas pembelajaran atau pembelajaran yang efektif adalah usaha yang membuahkan hasil atau menghasilkan belajar yang bermanfaat dan bertujuan bagi para peserta didik, melalui penggunaan prosedur yang tepat. Dalam definisi ini kata efektivitas pembelajaran mengandung dua indikator penting, yaitu terjadinya belajar pada peserta didik dan apa yang dilakukan oleh pendidik. Dengan demikian, prosedur pembelajaran yang dipakai oleh pendidik dan bukti mahasiswa belajar akan dijadikan fokus dalam usaha pembinaan efektivitas pembelajaran. Menurut Gaff dalam Miarso (2004) pembelajaran yang efektif

30Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), 6. 31Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 : Panduan Pembelajaran KBK (

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), 12. 32Rustaman and others, Strategi Belajar Mengajar Biologi (Malang : UM Press,

2005), 4. 33 Yusuf Hadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan (Jakarta : Prananda

Media, 2004), 536. 34 Yusuf Hadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan (Jakarta : Prananda

Media, 2004), 516. 35 Astim Riyanto, Proses Belajar Mengajar Efektif di Perguruan Tinggi (Bandung

: Yapemdo, 2003), 6.

Page 29: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

8

meliputi bagaimana membantu peserta didik untuk mencapai tujuan belajar.36 Dalam aspek teori yang lain, Simon Devung yang dikutip oleh Sentot Sadono mengartikan efektivitas sebagai kemampuan untuk melakukan hal yang tepat atau menyelesaikan sesuatu dengan baik.37

Efektivitas pembelajaran tidak lain adalah usaha pembelajaran yang berkriteria daya tarik atau daya guna, artinya dengan pemanfaatan seperangkat karakteristik tersembunyi pendidik menolong peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, efektivitas adalah salah satu indikator dari proses pembelajaran yang baik. Indikator lainnya adalah efisiensi dan produktivitas.

Dalam teori efektivitas, kata efektivitas berarti membandingkan antara hasil atau prestasi yang diperoleh dengan tujuan atau pencapaian tujuan. Disini menjadi jelas bahwa efektivitas menyangkut dengan pencapaian tujuan atau hasil yaitu membuat sesuatu yang benar didalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain efektivitas menyangkut sejauh mana tujuan telah tercapai.38

Efektivitas pembelajaran dapat diketahui dengan cara menghitung nilai rata-rata kelas. Pembelajaran dikategorikan efektif apabila 75% peserta didik mendapat nilai lebih besar atau sama dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) pada nilai 65.39

Maka dari itu, untuk mencapai tujuan pendidikan secara instruksional dengan baik maka dibutuhkan model pembelajaran yang tepat dalam pengelolaan lingkungan hidup, agar tercapai pula efektivitas dari sebuah pembelajaran. Salah satu pembelajaran yang diasumsikan dapat meningkatkan peran aktif serta prestasi belajar peserta didik adalah pembelajaran menggunakan Problem-Based Writing with Peer Review (PW-PR).

Model pembelajaran PW-PR merupakan model pembelajaran berbasis masalah yang kemudian pemecahan masalah tersebut dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Tulisan mengenai pemecahan masalah yang dikerjakan peserta didik lalu ditinjau ulang oleh teman sebayanya atau peserta didik lain untuk kemudian diberi respon baik dari segi penulisannya maupun dari segi isi. Tidak mudah bagi peserta didik untuk menuangkan segala yang ada dalam benaknya ke dalam bentuk tulisan yang baik. Problem-based writing mengharuskan peserta didik untuk memaparkan pemikiran mereka juga menyatakan struktur kognitif peserta didik yang muncul dari pemahamannya40.

Tinjauan ulang teman sebaya atau peer review dilakukan untuk lebih

36 Yusuf Hadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan (Jakarta : Prananda

Media, 2004), 514-536. 37 Sentot Sadono, Pengaruh Motivasi Kepemimpinan Hamba dan Kreatifitas

Terhadap Efektivitas Kepemimpinan ketua Sekolah Tinggi Teologi Se-Jawa Tengah (Semarang : Disertasi STTBI, 2004), 53.

38 Yusuf Hadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan (Jakarta : Prananda Media, 2004), 514-536.

39 Nurgana, Statistika Untuk Penelitian (Bandung : Remaja Rosdakarya,1985),7. 40 Nancy J. Pelaez,“Problem-Based Writing with Peer Review Improves Academic

Performance In Physiology“, Rabu, 5 Juni 2002, http://advan. physiology.org/cgi/content/full/26/3/174#F (diakses pada tanggal 10 Mei 2014).

Page 30: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

9

mengasah pengetahuan peserta didik. Saat melakukan peer review, peserta didik akan memberikan respon terhadap tulisan pemecahan masalah temannya yang tentu saja dalam memberikan respon, peserta didik dituntut untuk memiliki kemampuan berpikir yang lebih sehingga dapat memilah-milah mana pernyataan yang dapat diterima berdasarkan penjelasan- penjelasan yang dikemukakan temannya dan mana yang tidak. Pembelajaran Problem-based Writing with Peer Review (PW-PR) erat kaitannya dengan pengembangan kemampuan peserta didik dalam memecahkan permasalahan.41

Bentuk permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang perlu dipecahkan dan diatasi antara lain adalah mengenai pengelolaan lingkungan hidup. Salah satu Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Biologi 1.3 kelas X bab 10 SMA/MA dan sederajat menyatakan bahwa peserta didik harus dapat memahami konsep, peka serta peduli terhadap permasalahan, serta memiliki motivasi untuk menjaga dan menyayangi lingkungan hidup sebagai manifestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.42

Pernyataan Gregory S. Keller dan Julian D. Avery sangat tepat menjawab peran manusia dalam mengatasi kerusakan lingkungan. Mereka mengatakan bahwa lembaga pendidikan dapat membantu meningkatkan kepedulian konservasi melalui proses pembelajaran yang dilaksanakan secara terus menerus.43 Pernyataan ini diperkuat oleh pendapat David Orr yang mengatakan bahwa krisis lingkungan yang terjadi pada dasarnya bermula dari krisis pemahaman, dan dunia pendidikanlah yang mampu mengubah pemahaman tersebut menjadi lebih baik.44 Konsep pengelolaan lingkungan hidup relatif mudah untuk dipahami karena secara langsung peserta didik dapat melihat fenomena pencemaran dan kerusakan lingkungan yang terjadi di lingkungan sekitarnya (seperti : asap kendaraan, kegundulan hutan, longsor, atau sungai yang dipenuhi sampah dan limbah).

Lingkungan hidup sebagai wahana berlangsungnya proses rantai kehidupan terasa masih menjadi isu yang tak henti dibicarakan oleh kalangan peneliti, pakar, LSM, dan organisasi-organisasi yang menaruh kepedulian tinggi terhadap lingkungan. Lingkungan hidup sebagai bagian dari kehidupan sejatinya memberikan manfaat bagi kesejahteraan umat manusia. Namun, ketersediaan sarana lingkungan yang memiliki keterbatasan menyebabkan perlunya manajemen

41 Nancy J. Pelaez,“Problem-Based Writing with Peer Review Improves Academic

Performance In Physiology“, Rabu, 5 Juni 2002, http://advan. physiology.org/cgi/content/full/26/3/174#F1 (diakses pada tanggal 10 Mei 20014).

42Puskur, “Silabus Mata Pelajaran Biologi Sekolah Menengah Atas”, Selasa, 19 Juni 2015, http:www.puskur.net/inc/silabus/sma/Biologi/pdf (diakses pada tanggal 10 Mei 2016).

43Gregory S. Keller, Julian D. Avery, “How Teaching Institutions Can Help Conservation Biology”, Journal BioScience, Vol. 56, No. 5 (University of California Press, Mei, 2006), 374.

44David Orr adalah seorang pakar tentang pendidikan dan lingkungan, juga asisten khusus Presiden Oberlin College pada University of Vermont, tentang tulisan ini baca David Orr, Earth in Mind on Education, Environtment and The Human Prosspect (Washington, DC: Island Press, 1994), 27.

Page 31: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

10

dalam pengelolaannya. UU No 32 Tahun 2009 Pasal 1 ayat 1 tentang Perlindungan Pengelolaan

Lingkungan Hidup menyatakan bahwa Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

Sementara pasal 1 ayat 2 menyatakan tentang pengertian mengenai pengelolaan lingkungan hidup yang berarti upaya sistematis dan dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum.45

Seperti diungkap majalah kesehatan Healthy Times, pola pembangunan yang berorientasi pada pelestarian fungsi lingkungan hidup telah menjadi agenda global yang harus dilaksanakan oleh berbagai negara. Kerangka acuan untuk melaksanakan konsistensi tersebut didsasarkan salah satunya pada KTT Bumi di Rio De Janeiro, beberapa waktu silam. Pola tersebut didasari pemikiran bahwa semakin dibutuhkan perhatian yang serius untuk menempatkan lingkungan pada porsi yang bisa lebih dipertanggungjawabkan, yakni sebagai bagian dari kehidupan dan bukan semata-mata obyek yang terus menerus dieksploitir.

Aspek responsibility merupakan bagian inheren dalam sistem pengelolaan lingkungan hidup untuk menghindarkan diri dari upaya perusakan lingkungan. Rasa tanggung jawab yang besar terhadap lingkungan perlu dilandasi suatu sikap moral yang memandang lingkungan sebagai bagian yang sangat penting dari proses kontinuitas kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Pengelolaan lingkungan hidup dapat diartikan pula sebagai upaya sadar dan berencana serta terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan dan pengembagan sumber daya alam secara bijaksana. Pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia dilandaskan pada pelestarian kemampuan lingkungan yang serasi dan seimbang, untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan bagi peningkatan kesejahteraan manusia46.

Pengelolaan lingkungan hidup mutlak dilakukan karena lingkungan sangat mempengaruhi kehidupan Manusia. Kehidupan manusia di muka bumi ini tidak terlepas dari peran serta lingkungan. Sebagaimana manusia merupakan bagian dari lingkungan, bersama-sama dengan tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme yang telah menjadi satu mata rantai yang tidak akan terpisah. Untuk itulah, manusia harus memanfaatkan sumber daya alam secara tepat, agar lingkungan tetap lestari.

Dengan menerapkan pengelolaan lingkungan hidup akan terwujud kedinamisan dan keharmonisan antara manusia dengan lingkungannya. Untuk

45 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, https://www.profauna.net/id/content/uu-no-32-tahun-2009-tentang-perlindungan-dan-pengelolaan-lingkungan-hidup (diakses pada tanggal 12 Januari 2017).

46 Anton Ryadie, “Mencermati Pentingnya Pengelolaan Lingkungan Hidup”, Artikel Lingkungan Hidup Majalah Healthy Times (2014), http://healthytimes.co.id/perlunya-manajemen-pengelolaan-lingkungan-hidup/ (diakses pada tanggal 12 Januari 2017).

Page 32: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

11

mencegah dan menghindari tindakan manusia yang semena-mena (eksploitasi) maka diterapkan kebijakan melalui undang-undang lingkungan hidup.

Di Indonesia hal ini dapat dikaji dalam pengelolaan lingkungan hidup dimana dikatakan bahwa dengan diberlakukannya UU No. 4 Th. 1982 yang disempurnakan dan diganti dengan UU No. 23 Th. 1997, masalah lingkungan hidup telah menjadi faktor penentu dalam proses pengambilan keputusan pemanfaatan dan pengolahan SDA. Pembangunan tidak lagi menempatkan SDA sebagai modal, tetapi sebagai satu kesatuan ekosistem yang di dalamnya berisi manusia, lingkungan alam dan/atau lingkungan buatan yang membentuk kesatuan fungsional, saling terkait, dan saling tergantung dalam keteraturan yang bersifat spesifik, berbeda dari satu tipe ekosistem ke tipe ekosistem yang lain. Oleh sebab itu, pengelolaan lingkungan hidup bersifat spesifik, terpadu, holistik dan berdimensi ruang. Karena pada hakikatnya, lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28H Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, maka kewajiban pengelolaan lingkungan hidup menjadi tanggungan bagi setiap individu warga negara Indonesia.47

Pada Bab II pasal 4 UU No. 23 Th. 1997 dikemukakan bahwa sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah sebagai berikut : 1. Tercapainya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup. 2. Terwujudnya manusia Indonesia sebagai insan lingkungan hidup yang mempunyai sikap dan tindak untuk melindungi serta membina lingkungan hidup. 3. Terjaminnya kepentingan generasi masa kini dan generasi masa mendatang. 4. Tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup. 5. Terkendalinya pemanfaatan sumber daya secara bijaksana. 6. Terlindunginya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari dampak usaha dan/atau kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup48. Dari sasaran-sasaran pengelolaan lingkungan hidup di atas, jika dikaitkan dengan taksonomi Bloom, maka kompetensi pengelolaan lingkungan hidup menurut UU No. 23 menuntut individu untuk memiliki ketiga kompetensi dalam hirarki taksonomi Bloom. Pertama, individu wajib memiliki kompetensi kognitif (pengetahuan dan pemahaman tentang pengelolaan lingkungan hidup). Kedua, individu wajib memiliki kompetensi afektif (sikap untuk menjaga kelestarian

47 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, https://www.profauna.net/id/content/uu-no-32-tahun-2009-tentang-perlindungan-dan-pengelolaan-lingkungan-hidup (diakses pada tanggal 12 Januari 2017).

48 Juni Hartono, “Pengelolaan Lingkungan Hidup (Pengertian, Tujuan, Sasaran Lingkungan Hidup)”, Artikel dalam Majalah Biomagz (2016) , http://www.biomagz.com/2016/03/pengelolaan-lingkungan-hidup-pengertian.html (diakses pada tanggal 13 Januari 2017).

Page 33: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

12

lingkungan hidup). Ketiga, individu wajib memiliki kompetensi psikomotorik (tindakan untuk menanggulangi kerusakan serta melindungi lingkungan hidup).

Pada tatanan teknis dalam dunia pendidikan formal, Kompetensi pengelolaan lingkungan hidup dituangkan pula dalam Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 mata pelajaran IPA Biologi kelas X, yang menuntut peserta didik untuk mencapai dua ranah kompetensi taksonomi Bloom, yaitu kompetensi kognitif (peserta didik dituntut untuk memiliki pemahaman tentang konsep kerusakan dan upaya pelestarian lingkungan hidup) dan kompetensi afektif (peserta didik dituntuk untuk memiliki sikap dan respon terhadap kerusakan lingkungan hidup yang terjadi serta memiliki tekad untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup). Secara jelas hal ini dijabarkan dalam indikator pencapaian kompetensi pengelolaan lingkungan hidup yang menyatakan bahwa peserta didik harus dapat memiliki: (1) pemahaman tentang konsep (penyebab dan dampak) kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh manusia (pencemaran air, tanah dan udara) dan konsep mengenai upaya pelestarian lingkungan hidup, (2) sikap terhadap kerusakan lingkungan hidup serta tekad atau motivasi untuk memelihara serta menjaga kelestarian lingkungan hidup (air, tanah dan udara).49

Pada peserta didik MA yang akan dijadikan objek penelitian, tingkat kemampuan kognitif pada tingkat pemahaman mengenai pengelolaan lingkungan hidup masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas masih dibawah kriteria ketuntasan belajar yang telah ditetapkan. Hal ini pula yang menghambat peserta didik dapat sampai ke tingkat kompetensi afektif terlebih sampai ke tingkat kompetensi psikomotorik dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Rendahnya kompetensi kognitif serta kompetensi afektif peserta didik yang menjadi acuan pencapain tujuan pendidikan dalam pengelolaan lingkungan hidup dapat terjadi karena dalam aktifitas proses belajar mengajar di kelas yang dilakukan oleh pendidik masih menggunakan model pembelajaran konvensional dengan metode ceramah disertai dengan evaluasi pembelajaran yang tidak menyeluruh.50

Model pembelajaran Problem-based Writing with Peer Review (PW-PR) diduga sebagai model pembelajaran yang tepat serta efektif dapat memperkuat dasar pengetahuan (kompetensi kognitif), menumbuhkan kesadaran (kompetensi afektif) peserta didik dalam upaya mengatasi kerusakan serta menjaga kelestarian lingkungan hidup, karena model pembelajaran ini berbasis masalah yang secara sistematis mengarahkan peserta didik untuk dapat memecahkannya.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dirasa perlu dilakukan penelitian eksperimental mengenai Efektivitas Model Pembelajaran PW-PR dalam Kompetensi Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Dalam penelitian ini diharapkan nantinya dapat meningkatkan peran aktif

49 Puskur, “Silabus Mata Pelajaran Biologi Sekolah Menengah Atas”, Selasa, 19

Juni 2015, http:www.puskur.net/inc/silabus/sma/Biologi/pdf (diakses pada tanggal 10 Mei 2016).

50 Sardiman, Interaksi Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), 98.

Page 34: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

13

peserta didik dalam proses pembelajaran dan meningkatkan kompetensi kognitif, afektif serta menjadi dasar tumbuhnya kompetensi psikomotorik peserta didik dalam pengelolaan lingkungan hidup. Sehingga pada akhirnya tumbuh menjadi sebuah karakter dalam diri peserta didik kesadaran dan tekad untuk mengatasi kerusakan dan memelihara kelestarian lingkungan hidup.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka identifikasi

beberapa masalah yang muncul dalam penelitian ini dapat dijabarkan dalam beberapa pernyataan penelitian sebagai berikut:

1) Pembelajaran IPA dalam KD pengelolaan lingkungan hidup di kelas umumnya hanya dilaksanakan dalam bentuk satu arah. Pendidik lebih banyak berceramah dihadapan peserta didik, sementara peserta didik mendengarkan.

2) Penguasaan konsep atau kompetensi kognitif peserta didik MA Pondok Pesantren Al Ahliyah terhadap pengelolaan lingkungan hidup masih rendah karena kurang tepatnya model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran pengelolaan lingkungan hidup / masih menggunakan model pembelajaran konvensional (metode ceramah).

3) Kesadaran peserta didik atau kompetensi afektif peserta didik MA Pondok Pesantren Al Ahliyah terhadap pengelolaan lingkungan hidup masih rendah karena kurang tepatnya model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran pengelolaan lingkungan hidup / masih menggunakan model pembelajaran konvensional (metode ceramah).

4) Peran aktif peserta didik MA Pondok Pesantren Al Ahliyah dalam proses belajar mengajar masih rendah karena model pembelajaran yang digunakan masih menggunakan model pembelajaran konvensional (metode ceramah). 2. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat dikemukakan

rumusan masalah yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimanakah Efektivitas Model Pembelajaran Problem-based Writing

with Peer Review (PW-PR) dalam Kompetensi Pengelolaan Lingkungan Hidup? (a) Adakah perbedaan yang signifikan sebagai indikator efektivitas

pembelajaran antara Kompetensi Kognitif peserta didik yang menggunakan model pembelajaran Problem-based Writing with Peer Review (PW-PR) dengan peserta didik yang menggunakan model pembelajaran konvensional metode ceramah pada kompetensi

Page 35: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

14

pengelolaan lingkungan hidup? (b) Adakah perbedaan yang signifikan sebagai indikator efektivitas

pembelajaran antara Kompetensi Afektif peserta didik yang menggunakan model pembelajaran Problem-based Writing with Peer Review (PW-PR) dengan peserta didik yang menggunakan model pembelajaran konvensional metode ceramah pada kompetensi pengelolaan lingkungan hidup?

2) Bagaimanakah respon peserta didik terhadap penerapan model pembelajaran Problem-based Writing with Peer Review (PW-PR)?”.

3. Batasan Masalah Agar penelitian ini menjadi lebih terarah, ruang lingkup masalah yang

diteliti dibatasi pada hal-hal sebagai berikut: 1) Objek dalam penelitian ini adalah peserta didik MA Pondok Pesantren Al

Ahliyah Karawang tahun ajaran 2017/2018. 2) Pembelajaran yang ditawarkan dan digunakan dalam penelitian ini adalah

model pembelajaran Problem-based Writing with Peer Review (PW-PR) pada kelas Eksperimen yang akan dibandingkan dengan model pembelajaran Konvensional metode ceramah pada kelas Kontrol.

3) Kompetensi Kognitif dan Afektif dalam penelitian ini adalah kompetensi yang diukur berdasarkan Taksonomi Bloom yang direvisi Anderson & Kratwohl juga Simpson meliputi: (1)Kompetensi Kognitif : mengingat (C1), mengerti (C2), dan menerapkan (C3). (2)Kompetensi Afektif : menerima (A1), menanggapi (A2), menilai (A3), sementara mengorganisasi (A4), dan menjadi karakter (A5) tidak dijadikan pengkuran,51

4) Kompetensi Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam penelitian ini dibatasi sesuai dengan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPA Biologi kelas X dengan indikator : (1) pemahaman tentang konsep (penyebab dan dampak) kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh manusia (pencemaran air, tanah dan udara) dan konsep mengenai upaya pelestarian lingkungan hidup, (2) sikap terhadap kerusakan lingkungan hidup serta tekad atau motivasi untuk memelihara serta menjaga kelestarian lingkungan hidup (air, tanah dan udara).52

5) Efektivitas Pembelajaran Problem-based Writing with Peer Review (PW-PR) akan dibuktikan dengan uji hipotesis / uji signifikansi perbedaan antara kompetensi kognitif dan afektif kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran PW-PR dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional metode ceramah.

51L.W. Anderson &D.R. Krathwohl, A Taxonomy for Learning Teaching and

Assessing (New York: Addison Wesley Longman, 2001), 1. 52 Puskur, “Silabus Mata Pelajaran Biologi Sekolah Menengah Atas”, Selasa, 19 Juni

2015, http:www.puskur.net/inc/silabus/sma/Biologi/pdf (diakses pada tanggal 10 Mei 2016).

Page 36: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

15

Berikut ini adalah 2 hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini : (a). Ha = terdapat perbedaan yang signifikan sebagai indikator efektivitas

pembelajaran antara kompetensi kognitif kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran PW-PR dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional metode ceramah pada kompetensi pengelolaan lingkungan hidup.

H0 = tidak terdapat perbedaan yang signifikan sebagai indikator efektivitas pembelajaran antara kompetensi kognitif kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran PW-PR dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional metode cermah pada kompetensi pengelolaan lingkungan hidup.

(b). Ha = terdapat perbedaan yang signifikan sebagai indikator efektivitas pembelajaran antara kompetensi afektif kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran PW-PR dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional metode ceramah pada kompetensi pengelolaan lingkungan hidup.

H0 = tidak terdapat perbedaan yang signifikan sebagai indikator efektivitas pembelajaran antara kompetensi afektif kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran PW-PR dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional metode ceramah pada kompetensi pengelolaan lingkungan hidup.

Hipotesis akan diterima (Ha) apabila “t” hitung (t stat) lebih besar dari “t” tabel (t critical two-tail). Sedangkan hipotesis akan ditolak (H0) apabila “t” hitung (t stat) lebih kecil dari “t” tabel (t critical two-tail)53. Pengujian hipotesis diolah dan dihitung pada program Microsoft Exel menggunakan data analysis t-Test Two-Sample Assuming Equal Variances apabila varian data homogen, dan menggunakan data analysis t-Test Two-Sample Assuming Unequal Variances apabila varian data homogen54.

6) Respon peserta didik terhadap model pembelajaran Problem-based Writing with Peer Review (PW-PR) pada penelitian ini diukur menggunakan skala likert 5 tingkat (Sangat Setuju, Setuju, Ragu-ragu, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju)55 dengan interpretasi persentase Evaluasi Pendidikan Arikunto56.

53 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,

2011). 308. 54 Dickson Kho, “Uji Hipotesis t-test dengan Menggunakan Microsoft Excel”,

Artikel Ilmu Statistika Teknik Elektronika, (2012), http://teknikelektronika.com/uji-hipotesis-t-test-dengan-menggunakan-microsoft-excel/ (diakses pada tanggal 28 Agustus 2016).

55 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2014), 93-94. 56 Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2003), 194.

Page 37: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

16

C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan yang ingin

diperoleh dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan menganalisis tentang efektivitas model pembelajaran PW-PR dalam kompetensi pengelolaan lingkungan hidup. Berdasarkan tujuan umum tersebut, maka tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan menganalisis tentang: 1. Kompetensi Kognitif dan Afektif peserta didik sebelum pembelajaran PW-PR

dalam kompetensi pengelolaan lingkungan hidup. 2. Kompetensi Kognitif dan Afektif peserta didik setelah pembelajaran PW-PR

dalam kompetensi pengelolaan lingkungan hidup. 3. Pembuktian perbedaan antara kompetensi kognitif dan afektif peserta didik

kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran PW-PR dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional metode ceramah pada kompetensi pengelolaan lingkungan hidup, sebagai ukuran efektivitas pembelajaran PW-PR.

4. Respon peserta didik terhadap penerapan model pembelajaran PW-PR dalam kompetensi pengelolaan lingkungan hidup.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai kalangan, diantaranya: 1. Bagi Peserta Didik

a. Mengembangkan struktur proses kognitif dan afektif peserta didik dalam mengintegrasikan pengetahuan yang dimilikinya untuk memecahkan permasalahan sehari-hari.

b. Memberikan pengalaman terlibat secara langsung untuk merangsang peserta didik belajar aktif dalam pembelajaran menggunakan PW-PR.

c. Kegiatan peer review dapat menambah pengetahuan peserta didik terhadap materi yang dipelajari.

2. Bagi Pendidik a. Memberikan informasi serta gambaran tentang penggunaan model

pembelajaran PW-PR. b. Memberikan suatu alternatif menarik dalam memecahkan beberapa masalah

dalam upaya mengaktifkan peserta didik dalam belajar dan membangun pengetahuannya sendiri.

c. Memberikan gambaran mengenai tingkat pemahaman, penghayatan dan penerapan masing-masing peserta didik dalam pengelolaan lingkungan hidup.

3. Bagi Peneliti Lain a. Memperoleh informasi mengenai efektivitas model pembelajaran PW-PR

dalam kompetensi pengelolaan lingkungan hidup. b. Membuktikan apakah model pembelajaran PW-PR sesuai dengan tujuan

pendidikan Sekolah Menengah Atas, Madrasah Aliyah ataupun Sekolah Menengah Kejuruan di Indonesia dalam meningkatkan kompetensi kognitif serta afektif peserta didik pada kompetensi pengelolaan lingkungan hidup.

Page 38: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

17

c. Sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya. E. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Imam Nasrudin (2010) menyatakan bahwa lingkungan hidup yang baik

berupa sumber daya alam yang melimpah yang diberikan Allah kepada manusia

tidak akan lestari dan pulih tanpa kepedulian manusia57.

Abdussalam Ibadi (2010) lebih spesifik menyatakan bahwa rasa syukur

terhadap nikmat Allah dengan menjaga kelastarialam harus ditanamkan sejak dini

agar kelak mutu pendidikan manusia berada pada tatanan yang bisa menjaga bumi

dengan penuh tanggung jawab58.

Mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh David Orr (1994) yang

mengatakan bahwa krisis lingkungan hidup yang terjadi pada dasarnya bermula

dari krisis pemahaman, dan dunia pendidikanlah yang mampu merubah

pemahaman tersebut menjadi lebih baik,59 terlebih pendidikan Islam yang

memadukan aspek ketuhanan dalam pengelolaan lingkungan hidup, tambah Azila

Ahmad Sarkawi dan Alias Abdullah (2015)60

Gregory S Keller dan Julian D. Avery (2006) juga menegaskan dalam

penelitiannya bahwa lembaga pendidikan dapat membantu meningkatkan

kepedulian konservasi melaui proses pembelajaran yang dilaksanakan secara terus

menerus.61

Robert E. Slavin (1994) secara spesifik menyatakan pada tatanan teknis

bahwa proses pelayanan pendidikan berada pada posisi yang strategis dalam

pembangunan sumber daya manusia, karena manusia unggul dalam ilmu

57 Imam Nasrudin, Konsep Lingkungan Hidup dan Pendidikan Islam dalam

Perspektif Teologi Pendidikan (Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2010) , 20. 58 Abdussalam Ibadi, “Al-Bi>ah Min Manz}u>ri> Isla>mi> : Al Mu’tamar Al-‘a<m Al-

Kho<misa ‘Ashara Li Aka<di>mi>yah A<la Al-Ba>i>t Al-Ma<liki>yah,” Al-Bi>ah F>i> Al-Isla>m(2010) : 19-29.

59David Orr, Earth in Mind on Education, Environtment and The Human Prospect (Washington, DC: Island Press, 1994), 27.

60 Azila Ahmad Sarkawi and Alias Abdullah, “Contextualising the Islamic Fundamentals in the Contemporary Concepts of Sustainability, Livability and Quality of Life in the Built Environment”, Middle-East Journal of Scientific Research 23 (6): 1249-1256, (2015). https://www.researchgate.net/profile/Azila_Ahmad_Sarkawi/publication/286439482_Contextualising_the_Islamic_Fundamentals_in_the_Contemporary_Concepts_of_Sustainability_Livability_and_Quality_of_Life_in_the_Built_Environment/links/5668f46c08ae7dc22ad38ea7.pdf (diakses pada tanggal 29 Desember 2015)

61Gregory S. Keller, Julian D. Avery, “How Teaching Institutions Can Help Conservation Biology” , Journal BioScience, Vol. 56, No. 5 (University of California Press, Mei, 2006), 374.

Page 39: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

18

pengetahuan adalah hasil dari pengelolaan yang tepat terhadap sistem

pendidikan62.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nancy J. Pelaez (2002) menunjukkan bahwa Pembelajaran menggunakan Problem-based Writing with Peer Review (PW-PR) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam konsep fisiologi manusia dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan metode tradisional (ceramah) baik diuji menggunakan instrumen soal tes dalam bentuk pilihan ganda maupun esai.63

Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh R.P. Dewi (2008) menunjukkan bahwa model pembelajaran PW-PR berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa SMA pada konsep pencemaran lingkungan.64 F. Metodologi

1. Jenis Penelitian Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

metode penelitian Mixed Method (Metode campuran/kombinasi yang menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif). Secara umum, metode Mixed Method (penelitian campuran) merupakan penelitian yang melibatkan pengumpulan, analisis, dan interpretasi kuantitatif dan data kualitatif dalam satu studi atau dalam serangkaian penelitian yang menyelidiki fenomena mendasar yang sama65.

2. Objek dan Lokasi Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik MA Pondok

Pesantren Al Ahliyah Karawang tahun ajaran 2017/2018. Lokasi dalam penelitian ini adalah Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-

Ahliyah yang berada di Jl. Jendral Sudirman No.19 Bakan Maja Desa Sarimulya Kecamatan Kota Baru Kabupaten Karawang. Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Ahliyah berdiri pada tahun 1974 berawal dari berdirinya Pondok Pesantren Al-Ahliyah.

Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Ahliyah resmi terdaftar di Departemen Agama Kanwil Jawa Barat pada tahun 1981 dengan Akreditasi terdaftar. Seiring perkembangan dan peningkatan mutu pelayanan pendidikan

62 Robert E. Slavin, Educational Pshycology (theory and practice) (Massachusetts: A division of Paramount Publisihing, 1994), 1-9.

63Nancy J. Pelaez,“Problem-Based Writing with Peer Review Improves Academic Performance In Physiology“, Rabu, 5 Juni 2002,http://advan. physiology.org/cgi/content/full/26/3/174#F1 (diakses pada tanggal 10 Mei 20014).

64R.P. Dewi, “Pengaruh Problem-Based Writing With Peer Review (PW-PR) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Konsep Pencemaran Lingkungan”,Skripsi Sarjana Pendidikan Biologi FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.

65 Cameron, Roslyn, “Mixed Method Research”, 2 Juli 2015, https://www.deakin.edu.au/__data/assets/pdf_file/0020/681023/Dr-r-cameron_mixed-methodology.pdf (diakses pada tanggal 10 Januari 2016).

Page 40: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

19

Madrasah, pada tahun 1999 Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al Ahliyah telah diakui keberadaannya oleh Badan Akreditasi menjadi diakui dan saat ini telah mendapatkan Akreditasi dengan predikat A.

Dalam upaya mengembangkan kemampuan peserta didik, pendidikan di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Ahliyah berpegang pada asas keseimbangan antara kreativitas dan disiplin, antara persaingan dan kerjasama serta antara tuntutan dan prakarsa.

Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Ahliyah merupakan lembaga pendidikan Islam formal yang sederajat dengan Sekolah Menengah Umum. Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Ahliyah mempunyai tujuan agar peserta didik : 1). Dapat melanjutkan pendidikan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 2). Mampu mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi dan kesenian yang dijiwai ajaran Agama Islam. 3). Dapat menjadi anggota masyarakat yang mampu mengadakan hubungan timbal

balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar dalam suasana keagamaan.66

Hal ini sesuai dengan surat keputusan Menteri Agama RI nomor 373 tahun 1993, BAB II pasal 22, tertangal 22 Desember 1993 tentang Tujuan Madrasah Aliyah.

Adapun alasan penulis mengambil lokasi ini adalah: Pertama, adanya populasi yang heterogen yang terdiri dari berbagai macam latar belakang adat istiadat yang ditandai dengan berbagai macam suku dan asal daerah tinggal peserta didik. Kedua, kesadaran terhadap cinta lingkungan hidup di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Ahliyah masih rendah, hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata IPA Biologi yang memuat bab pengelolaan lingkungan hidup di tingkat Madrasah Aliyah masih dibawah rata-rata yang ditandai pula dengan terlihatnya sampah yang berserakan. Ketiga, Lokasi penelitian berada di kabupaten Karawang yang masih berada di bawah peringkatnya dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain di Jawa Barat seperti kabupaten Bandung, Majalengka, Indramayu, Cirebon dan Kuningan yang meraih gelar Adipura (kota dan kabupaten yang yang melampaui batas pencapaian dari segi pengendalian pencemaran air dan udara, pengelolaan tanah, perubahan iklim, sosial, ekonomi serta keanekaragaman hayati).67 Kelima, Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Ahliyah belum mendapatkan penghargaan Adiwiyata (Sekolah yang mampu bertanggung jawab terhadap perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola yang

66 Wawancara bersama Bapak Eman Sulaeman selaku Kepala Sekolah Madrasah

Aliyah Pondok Pesantren Al-Ahliyah (Karawang, 13 Desember 2017) 67Alam Endah, Daftar Kota Peraih Adipura tahun 2013,

http://alamendah.org/2013/06/10/daftar-kota-peraih-adipura-2013/. (diakses pada tanggal 10 Mei 2014)

Page 41: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

20

baik). Keenam, MA Pondok Pesantren Al-Ahliyah memiliki laboratorium IT Canggih dari Kedutaan Besar Amerika Serikat sebagai penunjang pembelajaran.68

3. Waktu Penelitian Waktu dalam penelitian ini terbagi menjadi dua. Pertama, waktu yang

dibutuhkan untuk melakukan kajian literatur (kualitatif), mulai dari penyusunan proposal penelitian sampai selesai menyusun hasil penelitian kurang lebih dua tahun. Kedua, waktu yang digunakan secara teknis untuk melakukan penelitian eksperimental dalam penerapan model pembelajaran PW-PR yang dilakukan selama 30 hari, dimulai dari tanggal 13 Desember 2017- 11 Januari 2018 dengan rincian sebagai berikut : tanggal 13 Desember 2017 (wawancara dengan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ahliyah dan Kepala Sekolah MA Pondok Pesantren Al-Ahliyah), tanggal 14-21 Desember 2017 (observasi lingkungan MA Pondok Pesantren Al-Ahliyah), tanggal 22 Desember 2017 – 11 Januari 2018 (penerapan model pembelajaran PW-PR pada kelas eksperimen sebanyak 7x pertemuan, dan pembelajaran konvensional metode ceramah pada kelas kontrol sebanyak 7x pertemuan.

4. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu sumber data

primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah sumber data yang

diperoleh dari hasil tes soal pilihan ganda dan angket berskala. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah sumber data yang

diperoleh dari observasi, wawancara, serta dari berbagai macam literatur yang berkaitan dengan pembahasan penelitian mengenai Efektivitas Pembelajaran PW-PR dalam Kompetensi Pengelolaan Lingkungan Hidup.

5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data primer : (1) Tes soal pilihan ganda untuk

mengetahui kompetensi kognitif peserta didik, (2) Angket berskala untuk mengetahui kompetensi afektif dan respon peserta didik terhadap penerapan model pembelajaran PW-PR.

Teknik pengumpulan data primer dari hasil tes soal pilihan ganda (kompetensi kognitif) dan angket berskala (kompetensi afektif) dilakukan melalui metode penelitian True-Experimental (eksperimen yang nyata). Dikatakan true eksperimental, karena dalam penelitian ini, peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi69. Desain penelitian yang digunakan adalah the randomized pretest- posttest control classes group design. Menurut Sukmadinata dalam desain ini kedua kelompok diberi tes awal

68 Liputan6, Bantuan Laboratorium IT Canggih dari Amerika Serikat, http://news.liputan6.com/read/288084/bantuan-laboratorium-it-canggih-dari-as (diakses pada tanggal 10 Mei 2016)

69Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013), 112.

Page 42: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

21

(pretest) dengan tes yang sama. Kelompok eksperimen diberi perlakuan khusus, sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan seperti biasanya. Kemudian kedua kelompok dites dengan tes yang sama sebagai tes akhir (posttest).70 Rancangan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1 Rancangan Penelitian

Group / Kelas Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen T1 X1 T2 Kontrol T1 X2 T2 Keterangan : T1 =Test awal T2 = Tes akhir X1 = Perlakuan dengan menggunakan pembelajaran PW-PR X2 = Perlakuan dengan menggunakan pembelajaran Konvensional

Teknik pengumpulan data sekunder : (1) Observasi terhadap lingkungan

MA Pondok Pesantren Al-Ahliyah untuk memperoleh data mengenai keadaan lingkungan hidup di sekolah, (2) Wawancara dengan Kepala Sekolah MA Pondok Pesantren Al-Ahliyah dan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ahliyah untuk mengetahui sejarah dan profil sekolah, (3) Berbagai kajian literatur mengenai Konsep Islam Tentang Lingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Muslim Scholars, Problem Lingkungan Hidup di Berbagai Belahan Negara Islam, Gerakan Peduli Lingkungan Hidup Muslim Melalui Pendidikan Masyarakat, Pendidikan Islam Indonesia dalam Pendidikan Kelestarian Lingkungan Hidup, Efektivitas Pembelajaran, Model-model Pembelajaran dalam Pendidikan, Model Pembelajaran Problem-based Writing with Peer Review (PW-PR), Evaluasi Pembelajaran, serta Kompetensi Pengelolaan Lingkungan Hidup.

6. Populasi dan Penentuan Sampel Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.71 Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh peserta didik MA Pondok Pesantren Al Ahliyah Karawang tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 367 orang.

Penelitian hanya dilakukan terhadap sekelompok anggota populasi yang mewakili populasi. Sekelompok anggota populasi yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan dari padanya disebut sampel.

Secara umum, untuk penelitian korelasional, jumlah sampel sebanyak 30 individu telah dipandang cukup besar, sedang dalam penelitian kausal komparatif dan eksperimental 15 individu untuk setiap kelompok yang dibandingkan dipandang sudah cukup memadai. Ada kecenderungan bahwa semakin besar ukuran

70Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya,

2008), 204. 71Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), 130.

Page 43: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

22

sampel akan semakin mewakili populasi.72 Maka dari itu, diambillah sebanyak 30 individu dari masing-masing kelompok yang akan dibandingkan, dua kali lipat dari batas cukup pengambilan sampel penelitian komparatif dengan alasan agar sampel semakin dapat mewakili populasi.

Sampel dalam penelitian ini terdiri atas dua kelas yaitu kelas A sebanyak 30 peserta didik sebagai kelas eksperimen dan kelas B sebanyak 30 peserta didik sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel kedua kelas ini menggunakan teknik acak kelas (cluster random sampling). Dalam hal ini, populasi dibagi menjadi beberapa kelompok atau cluster. Secara acak cluster-cluster yang diperlukan diambil dengan proses pengacakan. Setiap anggota yang berada di dalam cluster-cluster yang diambil secara acak tadi merupakan sampel yang diperlukan.73 30 peserta didik yang dijadikan sampel pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol terdiri dari masing-masing 10 peserta didik dari kelas X, 10 peserta didik dari kelas XI, dan 10 peserta didik dari kelas XII yang diambil secara acak menurut urutan abjad.

7. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dan non-

test sebagai alat pengumpul data. a. Tes tertulis

Tes tertulis sebanyak 20 soal pilihan ganda digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif peserta didik. Soal pilihan ganda yang digunakan dalam penelitian ini akan disusun dan di judge berdasarkan standar kompetensi bab pengelolaan lingkungan hidup, kemudian dilakukan uji coba kepada peserta didik yang sudah mendapatkan materi pengelolaan lingkungan untuk menganalisis tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas, dan reliabilitas tiap butir soal. Tes tertulis ini diberikan sebelum pembelajaran (pretest) pada pertemuan pertama dan sesudah dilakukan pembelajaran (posttest) pada pertemuan terakhir dengan asumsi bahwa melalui pemberian alat evaluasi yang sama dapat diketahui perubahan nilai peserta didik setelah diberi perlakuan.

b. Non-tes Instrumen non-test terdiri dari dua bagian. Pertama, instrument berupa

pernyataan pada angket yang diberikan kepada peserta didik. Angket yang digunakan dalam pengukuran kompetensi afektif mengacu pada pengukuran skala likert 5 tingkat (Sangat Setuju, Setuju, Ragu-ragu, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju)74 dengan interpretasi persentase Evaluasi Pendidikan Arikunto75. Angket digunakan untuk mengukur kemampuan afektif peserta didik. Jawaban seluruh peserta didik pada angket dijumlahkan dan dihitung nilai rata-rata kelas serta kemudian dipersentasekan. Kedua, instrument yang berupa pernyataan pada angket

72Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosdakarya,

2008), 261. 73 Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2001), 173. 74 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2014), 93-94. 75 Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2003), 194.

Page 44: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

23

yang digunakan untuk mengetahui respon peserta didik terhadap penerapan model pembelajaran PW-PR. Angket yang digunakan dalam pengukuran kompetensi afektif mengacu pada pengukuran skala likert 5 tingkat (Sangat Setuju, Setuju, Ragu-ragu, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju)76 dengan interpretasi persentase Evaluasi Pendidikan Arikunto77. Jawaban seluruh peserta didik pada angket dijumlahkan dan dihitung nilai rata-rata kelas serta kemudian dipersentasekan.

8. Metode Pengolahan dan Analisis Data Pada Penelitian ini, data pertama yang akan diolah adalah data sekunder

(kualitatif) yang terdiri dari hasil observasi dan wawancara serta berbagai macam kajian literatur yang berkaitan dengan pembahasan penelitian. Analisis dari data sekunder merujuk kepada Teknik Analisis Data Kualitatif menurut Miles dan Huberman yaitu dengan 3 teknik analisis yaitu : reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.78

Data kedua yang akan diolah adalah data primer yang terdiri dari hasil tes 20 soal pilihan ganda yang mengukur kompetensi kognitif peserta didik, data hasil dari 10 pernyataan dalam angket berskala yang mengukur kompetensi afektif peserta didik, serta data hasil dari 5 pernyataan dalam angket berskala yang menginterpretasikan respon peserta didik terhadap model pembelajaran PW-PR.

a. Pengolahan Data Hasil Tes Kompetensi Kognitif Pengolahan data hasil tes kompetensi kognitif diolah menggunakan uji

statistik parametrik. Sementara data yang diperoleh dari penelitian berupa nilai pretest dan posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang diperoleh dari hasil tes kemampuan kognitif melalui instrumen pilihan ganda diolah secara kuantitatif79.

Pengolahan data instrumen pilihan ganda dilakukan dengan menghitung nilai rata-rata (mean) kompetensi kognitif pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, baik dari hasil pretest maupun posttest untuk mengetahui perbandingan nilai rata-rata kelas. Pada tahap selanjutnya, dilakukan Uji Homogenitas menggunakan uji F pada program microsoft exel data analysis F-Test: Two-Sample for Variances untuk mengetahui homogen atau heterogennya ragam perbandingan nilai posttest kognitif kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Setelah dilakukan Uji Homogenitas/ Uji F kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan Uji Hipotesis dengan Uji t untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan model pembelajaran PW-PR pada kelas eksperimen. Proses pengujian hipotesis diolah dan dihitung menggunakan data analysis t-Test: Two-Sample Assuming Equal Variances apabila data yang telah diuji homogen, atau menggunakan data analysis t-Test: Two-Sample Assuming Unequal Variances apabila data yang telah diuji

76 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2014), 93-94. 77 Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2003), 194. 78 Ariesto Hadi Sutopo, Terampil Mengolah Data Kualitatif Dengan NVIVO,

(Jakarta : Prenada Media Grup, 2010), 35. 79 Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), 194.

Page 45: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

24

heterogen, pada program microsoft exel. Maka langkah terakhir adalah menginterpretasikan dan menganalisis hasil dari pengujian hipotesis.

b. Pengolahan Data Hasil Tes Kompetensi Afektif Pengolahan data hasil tes kompetensi kognitif diolah menggunakan uji

statistik parametrik. Sementara data yang diperoleh dari penelitian berupa nilai pretest dan posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang diperoleh dari hasil tes kompetensi afektif melalui instrumen angket berskala diolah secara kuantitatif80.

Pengolahan data instrumen angket berskala dilakukan dengan menghitung nilai rata-rata (mean) kompetensi afektif pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, baik dari hasil pretest maupun posttest untuk mengetahui perbandingan nilai rata-rata kelas. Selanjutnya nilai rata-rata kedua kelas diinterpretasikan dengan menggunakan pedoman generalisasi persentase dari setiap jawaban. Pada tahap selanjutnya, dilakukan Uji Homogenitas menggunakan uji F pada program microsoft exel data analysis F-Test: Two-Sample for Variances untuk mengetahui homogen atau heterogennya ragam perbandingan nilai posttest afektif kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Setelah dilakukan Uji Homogenitas/ Uji F kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan Uji Hipotesis dengan Uji t untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan model pembelajaran PW-PR pada kelas eksperimen. Proses pengujian hipotesis diolah dan dihitung menggunakan data analysis t-Test: Two-Sample Assuming Equal Variances apabila data yang telah diuji homogen, atau menggunakan data analysis t-Test: Two-Sample Assuming Unequal Variances apabila data yang telah diuji heterogen, pada program microsoft exel. Maka langkah terakhir adalah menginterpretasikan dan menganalisis hasil dari pengujian hipotesis.

c. Pengolahan Data Hasil Respon Pengolahan data respon peserta didik kelas eksperimen terhadap penerapan

model pembelajaran PW-PR dilakukan dengan menggunakan teknik persentase dari setiap jawaban dan perhitungan nilai rata-rata kelas. Data yang diperoleh dari hasil angket berskala diolah secara kuantitatif.81

9. Pendekatan

Pendekatan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua. Pertama menggunakan pendekatan Eksperimental dan Komparatif dalam metode penelitian kuantitatif. Kedua, menggunakan pendekatan metode kualitatif melalui observasi terhadap lingkungan sekolah, wawancara bersama Pengasuh Pesantren dan Kepala Sekolah, serta kajian berbagai literatur yang sesuai dengan pembahasan. 10. Prosedur Penelitian

Tahapan dalam penelitian ini meliputi tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian. Berikut ini merupakan penjelasan

80 Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), 194. 81 Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), 194.

Page 46: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

25

secara rinci dari ketiga tahapan tersebut : a. Tahap persiapan

Langkah-langkah dalam tahap persiapan ini meliputi: (1). Melakukan studi kepustakaan. (2). Penyusunan proposal penelitian. (3). Seminar proposal penelitian. (4). Revisi proposal penelitian. (5). Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman

yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar. (6). Penyusunan instrumen penelitian. (7). Judgement instrumen penelitian agar soal yang digunakan valid. Aspek

yang di-judge adalah jenjang kognitif, kedalaman materi, dan tata bahasa.

(8). Uji coba instrumen. (9). Analisis hasil uji coba instrumen untuk memperoleh validitas,

reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda tiap butir soal. (10). Revisi instrumen.

b. Tahap pelaksanaan Langkah-langkah dalam tahap pelaksanaan ini meliputi: (1). Memberikan pretest kompetensi kognitif serta afektif di awal

pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. (2). Melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar mengenai materi

pengelolaan lingkungan hidup pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran PW-PR dan kelas kontrol dengan model pembelajaran Konvensional metode ceramah.

Secara teknis, berikut ini akan dipaparkan alur penerapan model pembelajaran PW-PR dalam materi pelajaran pengelolaan lingkungan hidup pada kelas eksperimen: 1) Pertemuan Pertama (1x45 menit)

(a) Pendidik menjelaskan sistematika pembelajaran menggunakan model pembelajaran PW-PR

(b) Pendidikan memberikan prolog tentang sepuluh landasan epistemologis kontemporerisasi ilmu pengetahuan Islam Ziauddin Sardar (tauhid, khilafah, amanah, ilm, halal, haram, ‘adl, zulm, istishlah dan dhiya) pada konsep pengelolaan lingkungan hidup. 2) Pertemuan Kedua (1x45 menit) : Sub Materi Pencemaran / Kerusakan dan Pemeliharaan Kelestarian Air

(a) Peserta didik diberi pertanyaan tentang apa saja penyebab pencemaran air dan dampaknya bagi kehidupan, serta bagaimana cara menanggulangi pencemaran air dan memelihara kelestariannya.

(b) Peserta didik diberikan akses internet di laboratorium komputer untuk melihat langsung peristiwa kerusakan / pencemaran air serta mencari jawaban-jawaban dari pertanyaan di atas dari berbagai macam literatur (internet, buku, jurnal atau bertanya kepada ahlinya) kemudian melakukan Problem Based Writing atau

Page 47: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

26

menuangkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas / pemecahan masalah tentang pencemaran air dituangkan ke bentuk tulisan oleh peserta didik. 3) Pertemuan Ketiga (1x45 menit) : Sub Materi Pencemaran / Perusakan dan Pemeliharaan Kelestarian Air

(a) Peserta didik melakukan peer review atau mengomentari jawaban temannya

(b) Pendidik kemudian melakukan penguatan-penguatan konsep serta mendiskusikan berbagai miskonsepsi yang terdapat pada jawaban peserta didik. 4) Pertemuan Keempat (1x45 menit) : Materi Pencemaran / Kerusakan dan Pemeliharaan Kelestarian Tanah

(a) Peserta didik diberi pertanyaan tentang apa saja penyebab pencemaran tanah dan dampaknya bagi kehidupan, serta bagaimana cara menanggulangi pencemaran tanah dan memelihara kelestariannya.

(b) Peserta didik diberikan akses internet di laboratorium komputer untuk melihat langsung peristiwa kerusakan / pencemaran tanah serta mencari jawaban-jawaban dari pertanyaan permasalahan di atas dari berbagai macam literatur (internet, buku, jurnal atau bertanya kepada ahlinya) kemudian melakukan Problem Based Writing atau menuangkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas / pemecahan masalah tentang pencemaran tanah dituangkan ke bentuk tulisan oleh peserta didik. 5) Pertemuan Kelima (1x45 menit) : Materi pencemaran / kerusakan dan pemeliharaan kelestarian Tanah

(a) Peserta didik melakukan peer review atau mengomentari jawaban temannya.

(b) Pendidik kemudian melakukan penguatan-penguatan konsep serta mendiskusikan berbagai miskonsepsi yang terdapat pada jawaban peserta didik. 6) Pertemuan Keenam (1x45 menit) : Materi Pencemaran / Kerusakan dan Pemeliharaan Kelestarian Udara

(a) Peserta didik diberi pertanyaan tentang apa saja penyebab pencemaran udara dan dampaknya bagi kehidupan, serta bagaimana cara menanggulangi pencemaran tanah dan memelihara kelestariannya.

(b) Peserta didik diberikan akses internet di laboratorium komputer untuk melihat langsung peristiwa kerusakan / pencemaran tanah serta mencari jawaban-jawaban dari pertanyaan permasalahan di atas dari berbagai macam literatur (internet, buku, jurnal atau bertanya kepada ahlinya) kemudian melakukan Problem Based Writing atau menuangkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas / pemecahan masalah tentang pencemaran udara dituangkan ke bentuk tulisan oleh peserta didik.

Page 48: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

27

7) Pertemuan Ketujuh (1x45 menit) : Materi Pencemaran / Kerusakan dan Pemeliharaan Kelestarian Udara

(a) Peserta didik melakukan peer review atau mengomentari jawaban temannya.

(b) Pendidik kemudian melakukan penguatan-penguatan konsep serta mendiskusikan berbagai miskonsepsi yang terdapat pada jawaban peserta didik.

(3). Memberikan posttest kompetensi kognitif serta afektif di akhir pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

(4). Memberikan angket untuk mengetahui respon peserta didik terhadap pembelajaran PW-PR.

c. Tahap penyelesaian Langkah-langkah dalam tahap penyelesaian ini meliputi:

(1). Pengolahan data. (2). Pembahasan hasil pengolahan data. (3). Menarik kesimpulan dari hasil pengolahan dan analisis data.

Page 49: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

28

11. Alur Penelitian Penelitian ini dilakukan secara sistematis dengan gambaran alur penelitian

sebagai berikut : Diagram 1.1 Alur Penelitian

Penyusunan instrumen, judgment, uji coba

instrumen, revisi instrumen, mengurus perizinan

Pembuatan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)

Penarikan kesimpulan

Pembuatan

kisi-kisi

kriteria

instrumen

Analisis dan pembahasan temuan penelitian

Pembelajaran konvensional pada kelas kontrol

Studi kepustakaan

Pelaksanaan tes akhir (kognitif serta afektif)

dan Respon

Pembelajaran PW-PR pada kelas eksperimen

Pelaksanaan tes awal

Penentuan subjek penelitian

Penyusunan proposal penelitian

Rumusan masalah

Page 50: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

29

G. Sistematika Penulisan

Tesis ini terdiri dari lima bab. Setiap bab terdiri dari sub bab sesuai dengan wilayah kajian masing-masing. Antara bab satu hingga bab lima mempunyai keterkaitan yang erat. Karena itu, memahami salah satu bab tanpa mengetahui bab lain dimungkinkan terjadi keterputusan pengetahuan.

Bab I Pendahuluan, terdiri dari: Latar Belakang, Permasalahan, Penelitian Terdahulu yang Relevan, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan.

Bab II berisi kajian teoritis tentang Konsep Islam Tentang Lingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Muslim schoolar, Problem Lingkungan Hidup di Bebagai Belahan Negara Islam, Gerakan Peduli Lingkungan Hidup Melalui Pendidikan Masyarakat, Peran Pendidikan Islam Indonesia Dalam Pendidikan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Efektivitas Pembelajaran Sebagai Indikator Keberhasilan Belajar. Model-Model Pembelajaran Dalam Pendidikan, dan Pentingnya Pendidikan Lingkungan Hidup.

Bab III berisi tentang kajian teoritis dan hasil penelitian tentang Profil Madrasah Aliyah Al-Ahliyah, Model Pembelajaran yang Sesuai diterapkan dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Hidup, Perbedaan Model Pembelajaran Konvensional dengan Model Pembelajaran Problem Based Writing with Peer Review (PW-PR), Aplikasi Model Pembelajaran Problem Based Writing with Peer Review (PW-PR) dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan Evaluasi Pendidikan Berbasis Model Pembelajaran Problem Based Writing with Peer Review (PW-PR).

BAB IV berisi tentang pembahasan penelitian mengenai Efektivitas Model Pembelajaran PW-PR dalam Kompetensi Kognitif Peserta Didik, Efektivitas Model Pembelajaran PW-PR dalam Kompetensi Afektif Peserta Didik, Respon Peserta Didik Terhadap Pembelajaran Problem Based Writing with Peer Review (PW-PR), Model Pembelajaran PW-PR Sebagai Model Pembelajaran Efektif dalam Kompetensi Pengelolaan Lingkungan Hidup.

BAB V berisi tentang Kesimpulan dan Saran-saran untuk penelitian selanjutnya.

Page 51: EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM BASED WRITING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41651/1/Hafidin...pelestarian lingkungan hidup terbukti dari contoh kecil sampah-sampah

30