Page 1
1
Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe AIR (Auditory Intellectually
Repetition) Memuat Karakteristik PMRI Ditinjau dari Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Bintan
Ria Riski Pinasti, Alona Dwinata, Febrian
[email protected]
Program Studi Pendidikan Matematika
FKIP-Universitas Maritim Raja Ali Haji
2019
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran kooperatif
tipe AIR (Auditorry Intellectually Repetition) memuat karakteristik PMRI
dibandingkan pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampuan pemahaman
konsep matematis siswa. Jenis penelitian ini yaitu quasi eksperimen dengan
desain pretest posttest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Bintan tahun ajaran 2018/2019 yang
terdiri dari 3 kelas. Penelitian ini menggunakan dua kelas sebagai sampel yang di
ambil dengan teknik acak kelas, yaitu kelas VIII.C dengan jumlah siswa 22 orang
sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII.B yang berjumlah 22 orang sebagai kelas
kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa
lembar observasi dan tes kemampuan pemahaman konsep matematis pada materi
nilai rata-rata. Dari hasil analisis diperoleh rata-rata peningkatan pemahaman
konsep matematis siswa kelas eksperimen sebesar 0,6698, sedangkan rata-rata
peningkatan kelas kontrol sebesar 0,3671. Berdasarkan hasil perhitungan uji
hipotesis menggunakan Independent Sample T-tes pada taraf signifikansi 5% atau
(α = 0,05), diperoleh sig (2-tailed) sebesar 0,000. Dalam penelitian ini
menggunakan uji satu pihak (pihak kanan) diperoleh sig 0,000 dimana p-value <
α, maka Ho ditolak. Hal ini berarti peningkatan kemampuan pemahaman konsep
matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif tipe AIR (Auditorry Intellectually Repetition) memuat karakteristik
PMRI lebih tinggi dari pada yang memperoleh pembelajaran konvensional.
Kata Kunci: Kooperatif Tipe AIR (Auditorry Intellectually Repetition) Memuat
Karakteristik PMRI, Pemahaman Konsep Matematis
Page 2
2
PENDAHULUAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diselenggarakan oleh Trends In
International Mathematics and Science Study yang mengukur prestasi matematika
dan sains peserta didik di berbagai negara pada tahun 2015 menunjukkan bahwa
Indonesia memperoleh skor matematika sebesar 397 poin dan menduduki posisi
45 dari 50 negara. Data ini menunjukkan bahwa prestasi matematika siswa di
Indonesia masih tergolong rendah. Fakta di lapangan juga menunjukkan hal yang
sama karena berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di salah satu sekolah
negeri di Bintan yang telah menerapkan kurikulum 2013 sejak 2017, ditemukan
bahwa meskipun buku teks matematika telah menawarkan persoalan matematika
dalam konteks sehari-hari namun tidak merubah minat siswa untuk menyukai
mata pelajaran matematika. Selain itu siswa kerap kesulitan dalam memahami dan
menyelesaikan permasalahan yang disajikan. Proses pembelajaran yang belum
berpusat kepada siswa berdampak pada pengetahuan yang dimiliki siswa hanya
sebatas pengetahuan yang diajarkan oleh guru, sehingga siswa kerap mengalami
kebingungan ketika dihadapkan dengan persoalan matematika yang bervariasi.
Dalam rangka mengimplementasikan kurikulum 2013, pemerintah
mempersiapkan buku teks dan buku guru mata pelajaran kurikulum 2013 sebagai
upaya meningkatkan kualitas proses pembelajaran siswa. Buku teks kurikulum
2013 khususnya mata pelajaran Matematika SMP menyajikan materi ajar dan
permasalahan matematika dengan konteks kehidupan sehari-hari. Untuk dapat
menyelesaikan persoalan dalam kehidupan sehari-hari terlebih dahulu dibutuhkan
pemahaman konsep matematis siswa yang baik.
Page 3
3
Pemahaman konsep matematis merupakan kemampuan dasar yang menjadi
bekal awal agar memudahkan siswa dalam belajar matematika, hal ini didukung
oleh pendapat Zulkardi dalam Effendi (2017: 88) bahwa “Mata pelajaran
matematika menekankan pada konsep”. Dengan demikian penanaman konsep
matematis kepada peserta didik sangat penting dilakukan oleh guru agar peserta
didik dapat menyelesaikan permasalahan matematika yang disajikan buku teks
kurikulum 2013.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk menanamkan
pemahaman kosep kepada siswa adalah dengan melakukan pemilihan model
pembelajaran. Model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif dalam
meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa adalah model kooperatif tipe
Auditory Intellectually and Repetition. Model pembelajaran AIR memberikan
kesempatan siswa belajar secara berkelompok dan menekankan pada tiga aspek,
yaitu melakukan kegiatan auditory yang meliputi kegiatan menyimak,
memberikan pendapat, bertanya, maupun melakukan presentasi hasil diskusi
kelompok sehingga setiap siswa berkontribusi aktif dalam pembelajaran.
Sedangkan kegiatan intellectually dapat mencakup kegiatan berpikir siswa dalam
menyelesaikan masalah dan menemukan kembali suatu konsep matematika.
Kegiatan repetition yakni memberikan tes atau tugas pada akhir pembelajaran
secara individu agar siswa menjadi lebih paham dengan konsep matematika yang
dipelajari.
Dalam dunia pendidikan matematika dikenal model pembelajaran
Pendidikan Matematika Realistik (PMR). Model pembelajaran ini relevan dengan
buku teks matematika kurikulum 2013 yang menyajikan materi dan permasalahan
Page 4
4
terkait kehidupan sehari-hari karena karakteristik model pembelajaran ini
menggunakan permasalahan kontekstual sebagai titik awal pembelajaran yang
kemudian dibawa menuju bentuk matematika formal. Selain itu karakteristik
penggunaan model dalam menyelesaikan masalah kontekstual, dan keterkaitan
antar konsep juga ditekankan sehingga dalam suatu pembelajaran dapat
menanamkan beberapa konsep sekaligus. Karakteristik PMRI inilah yang akan
dimanfaatkan ke dalam model pembelajaran kooperatif tipe AIR agar
pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman konsep matematis sehingga siswa
dapat menyelesaikan permasalahan matematika pada buku teks matematika SMP
kurikulum 2013 yang didominasi permasalahan kontekstual.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti berkeinginan
untuk melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Pembelajaran
Kooperatif Tipe AIR (Auditory Intellectually Repetition) Memuat
Karakteristik PMRI Ditinjau dari Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Bintan”.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2018/2019 dan
bertempat di SMP Negeri 4 Bintan. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas
VIII SMP Negeri 4 Bintan yang terdiri dari 3 kelas. Pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik acak kelas. Peneliti membuat tiga undian untuk kelas
VIII A, VIII B, dan VIII C dan kemudian peneliti mengambil dua undian. Dari
dua undian yang terambil peneliti mengambil undian secara acak, undian pertama
yang terambil sebagai kelas eksperimen yaitu kelas VIII C dengan jumlah siswa
Page 5
5
sebanyak 22 siswa, sedangkan undian kedua sebagai kelas kontrol yaitu kelas VIII
B dengan jumlah siswa sebanyak 22 siswa.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian
yaitu quasi experiment dan desain penelitian yang digunakan yaitu pretest posttest
control group design. Dalam penelitian ini digunakan 2 kelas yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberikan perlakuan
pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif tipe AIR (auditory
intellectually repetition) memuat karakteristik PMRI, sedangkan kelas kontrol
tidak diberikan perlakuan yaitu pembelajaran secara konvensional. Desain
penelitian dapat ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:
Sampel Penelitian Tes Awal Perlakuan Tes Akhir
Kelas Eksperimen O1 X O2
Kelas Kontrol O3 O4
Keterangan:
O1 = tes kemampuan awal (pretest) kelas eksperimen
O2 = tes kemampuan akhir (posttest) kelas eksperimen
O3 = tes kemampuan awal (pretest) kelas kontrol
O4 = tes kemampuan akhir (posttest) kelas kontrol
X = penerapan pembelajaran kooperatif tipe AIR memuat karakteristik PMRI
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
dan observasi. Tes dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data hasil
pretest dan posttest siswa terkait kemampuan pemahaman konsep matematis.
Bentuk tes yang digunakan adalah tes subjektif berbentuk esai (uraian). Tes
bentuk esai adalah jenis tes kemajuan belajar siswa yang memerlukan jawaban
yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata (Arikunto, 2012: 177). Observasi
Page 6
6
atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan
jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang berlangsung (Sukmadinata,
2015: 220). Observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengamati
keterlaksanaan pembelajaran dalam kelas. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah instrumen utama dan instrumen pendukung. Instrumen utama
terdiri dari lembar tes kemampuan pemahaman konsep matematis, sedangkan
instrumen pendukung terdiri dari lembar observasi, silabus pembelajaran, rencana
pelaksanaan pembelajaran, lembar kerja peserta didik, kisi-kisi soal, dan pedoman
penskoran pemahaman konsep matematis.
Data dalam penelitian ini menggunakan N-gain yang diperoleh dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah:
1. Gain Ternormalisir
Dalam penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa pada saat sebelum dan sesudah belajar
dengan model pembelajaran kooperatif tipe AIR memuat karakteristik PMRI
maupun model pembelajaran konvensional, maka dilakukan penghitungan N-gain
masing-masing kelas. Nilai gain dapat dihitung dengan menggunakan rumus gain
ternormalisir menurut Hake (1999: 4) sebagai berikut:
Gain ternormalisir (g) = sko posttest - sko p etest
sko maksima idea - sko p etest
Setelah N-gain diperoleh, maka hasil tersebut dapat diinterpretasikan ke
dalam kriteria sebagai berikut:
Page 7
7
Tabel Kriteria interpretasi nilai gain
Besar Gain Interpretasi Gain
g 0,7 Tinggi
0,3 g 0,7 Sedang
g 0,3 Rendah
Sumber: Hake (1999: 4)
2. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data N-gain yang
diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak.
Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov
melalui bantuan program SPSS versi 24. Jika p value > 0,05 maka sampel berasal
dari populasi yang berdistribusi normal dan Jika p value 0,05 maka atau sampel
berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Apabila data berdistribusi normal maka akan dilakukan uji homogenitas
untuk mengetahui apakah data kedua sampel yang diteliti berasal dari populasi
dengan varians yang sama atau berbeda. Uji homogenitas dapat dilakukan melalui
bantuan program SPSS versi 24 dengan menggunakan uji Levene Test. Jika nilai
Sig > 0,05 maka varians nilai kemampuan pemahaman konsep matematis kedua
kelompok homogen dan jika nilai Sig 0,05 maka varians nilai kemampuan
pemahaman konsep matematis kedua kelompok tidak homogen.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis merupakan tahap akhir yang dilakukan untuk menjawab
hipotesis yang peneliti ajukan yaitu pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe AIR memuat karakteristik PMRI lebih efektif
Page 8
8
dibandingkan model pembelajaran konvensional ditinjau dari pemahaman konsep
matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Bintan pada materi Statistika. Adapun
hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
: rata-rata gain kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas
eksperimen lebih rendah atau sama dengan rata-rata gain kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa kelas kontrol ( )
: rata-rata gain kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas
eksperimen lebih tinggi rata-rata gain kemampuan pemahaman konsep
matematis siswa kelas kontrol )
Setelah menguji hipotesis, pengambilan keputusan dilakukan dengan
ketentuan jika p value > 0,05 maka H0 diterima dan jika p value 0,05 maka H0
ditolak.
HASIL
A. Deskripsi Pembelajaran
1. Kelas eksperimen
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan di kelas
eksperimen yaitu kelas VIII C. Peneliti memberikan pretest di kelas eksperimen
pada 20 Mei 2019 yang berlangsung selama 60 menit. Pada pertemuan pertama
peneliti mulai melaksanakan kegiatan pembelajaran pada 22 Mei 2019 yang
berlangsung selama 90 menit. Pertemuan kedua dilaksanakan pada 24 Mei 2019
berlangsung selama 60 menit. Selama peneliti menerapkan model kooperatif tipe
AIR (Auditory Intellectually Repetition) memuat karakteristik PMRI, proses
pembelajaran diamati oleh satu observer untuk melihat kesesuaian kegiatan guru
Page 9
9
dan siswa dengan rencana proses pembelajaran (RPP) yang telah dirancang.
Lembar observasi digunakan observer untuk menilai kegiatan siswa dan guru
yang teramati atau tidak teramati. Pada tahap akhir penelitian, peneliti
memberikan posttest ke kelas eksperimen pada 25 Mei 2019 yang berlangsung
selama 60 menit.
2. Kelas Kontrol
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan di kelas
kontrol yaitu kelas VIII B. Peneliti terlebih dahulu memberikan pretest kepada
kelas kontrol pada 20 Mei 2019 yang berlangsung selama 60 menit. Proses
pembelajaran di kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional dimana
peneliti sebagai guru lebih mendominasi selama pembelajaran berlangsung.
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama dilaksanakan pada 21 Mei 2019
yang berlangsung selama 90 menit. Pertemuan kedua di kelas VIII B dilaksanakan
pada 23 Mei 2019 yang berlangsung selama 60 menit. Pada akhir penelitian,
peneliti memberikan posttest pada 25 Mei 2019 di kelas kontrol yang berlangsung
selama 60 menit.
B. Hasil Penelitian
1. Analisis data penelitian
a. Analisis data kualitatif
Lembar observasi kegiatan guru dan siswa saat peneliti menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe AIR (Auditory Intellectually Repetition) memuat
karakteristik PMRI diisi oleh Bapak Triyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran
matematika di SMP Negeri 4 Bintan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada 22
Mei 2019 di VIII C selaku kelas eksperimen. Pada lembar observasi kegiatan guru
Page 10
10
dan siswa terlihat observer memberikan ceklis pada semua poin sehingga dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran di kelas eksperimen telah sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pertemuan kedua dilaksanakan pada 24 Mei
2019 di VIII C. Pada lembar observasi kegiatan guru dan siswa observer
memberikan ceklis pada semua poin sehingga pembelajaran di kelas eksperimen
yang dilaksanakan peneliti telah sesuai dengan RPP yang di rancang sebelumnya.
b. Analisis data kuantitatif
1) Gain ternormalisasi
Berdasarkan hasil gain ternormalisasi dari kedua kelas di peroleh rata-rata
gain ternormalisasi pada kelas eksperimen yang diberikan perlakuan model
pembelajaran kooperatif tipe AIR (Auditory Intellectually Repetition) memuat
karakteristik PMRI lebih tinggi yaitu sebesar 0,66 dibandingkan kelas yang tidak
diberikan perlakuan sebesar 0,36.
2) Uji normalitas
Berdasarkan perhitungan uji normalitas yang dilakukan dengan uji
Kolmogorov Smirnov menggunakan program SPPS versi 24, N-gain kelas
eksperimen memiliki nilai signifikasi 0,094 > 0,05 dan kelas kontrol memiliki
nilai signifikasi 0,140 > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ke dua
sampel berdistribusi normal.
3) Uji homogenitas
Berdasarkan Uji homogenitas dilakukan dengan uji Levene dengan program
SPPS versi 24, dengan ta af signifikansi yaitu α = 0,05, dipe o eh ni ai
signifikansi sebesar 0,169 > 0,05 yang menunjukan bahwa data kelas eksperimen
dan kelas kontrol memiliki varians yang homogen.
Page 11
11
4) Uji hipotesis
Berdasarkan Hasil uji independent sampel t-test yang diperoleh dengan taraf
signifikasi 5% (a = 0,05) diperoleh bahwa nilai Sig dengan asumsi varians yang
sama adalah sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,000
maka nilai sigfinikansinya kurang dari 0,05 sehingga H0 di tolak. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata gain kemampuan pemahaman
konsep matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata gain
kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kontrol. Dengan kata lain
peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang mendapat
pembelajaran dengan model kooperatif tipe AIR (Auditory Intellectually
Repetition) memuat karakteristik PMRI lebih tinggi dari pada yang memperoleh
pembelajaran konvensional, sehingga pembelajaran model kooperatif tipe AIR
(Auditory Intellectually Repetition) memuat karakteristik PMRI lebih efektif
dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa
dibandingkan model pembelajaran konvensional.
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membantu siswa dalam
meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa karena dalam
memecahkan permasalahan matematika sangat diperlukan pemahaman konsep
matematis yang baik. Hal ini didukung oleh Wijaya (2018: 433) yang menyatakan
bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis merupakan landasan penting
untuk berpikir dalam menyelesaikan permasalahan matematika maupun
permasalahan sehari-hari.
Page 12
12
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pembelajaran matematika dengan
model pembelajaran kooperatif tipe AIR memuat karakteristik PMRI
menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas
eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol yang belajar dengan model
pembelajaran konvensional. Hal ini dibuktikan dengan perolehan rata-rata n-gain
pada masing-masing kelas dimana untuk kelas ekperimen memiliki rata-rata n-
gain sebesar 0,66 sedangkan kelas kontrol memiliki rata-rata n-gain sebesar 0,36.
Berdasarkan hasil perhitungan uji independent sampel t-test diperoleh nilai
p value < a dengan p value =
0,000 = 0,000, dimana 0,000 lebih kecil dari
0,05 maka H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa yang belajar dengan model pembelajaran
kooperatif tipe AIR memuat karakteristik PMRI lebih tinggi dibandingkan dengan
kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang belajar dengan model
pembelajaran konvensional, dengan demikian pembelajaran matematika dengan
model pembelajaran kooperatif tipe AIR memuat karakteristik PMRI lebih efektif
dibandingkan model pembelajaran konvensional.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri 4 Bintan
dan pembahasan yang telah dipaparkan oleh peneliti pada bab sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan model pembelajaran
kooperatif tipe AIR memuat karakteristik PMRI lebih efektif dalam meningkatkan
kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dibandingkan model
pembelajaran konvensional.
Page 13
13
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillahirabbilalamin peneliti mengucapkan puji dan syukur
kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya
sehingga peneliti dapat menyelesaikan artikel repository ini. Peneliti
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait terutama untuk dosen
pembimbing yang telah membantu peneliti dalam membimbing dan mengarahkan
peneliti dalam penyusunan skripsi sampai kepada pembuatan artikel repository.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Effendi, K. N. S. (2017b). Pemahaman konsep siswa kelas VIII pada materi kubus
dan balok. Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics
Learning and Education, 2(2), 10–17.
R. Hake, R. (1999). Analyzing change/gain scores. American educational
research association’s division D, measurement and research metodology,
Hlm. 1-28.
Rawambaku, H. (2015). Metodologi Penelitian Indonesia: Dasar-Dasar Analisis
dan Pengolahan Data Statistik. Jakarta: Libri.
Sukmadinata, N. S. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Wijaya, Destiniar, & Mulbasari. (2018). Kemampuan pemahaman konsep
matematis siswa dengan menggunakan model pembelajaran auditory
intellectually repetition (AIR). Prosiding Seminar Nasional 21
Universitas PGRI Palembang.