http://www.sastraku.com http://www.bacagratisku.blogspot.com EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DALAM UPAYA PENINGKATAN PRESTASI SISWA DI MTS MA’ARIF LEGOK SKRIPSI Diajukan kepada Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) “AL-AMIN” Kandanghaur – Indramayu Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh: DODI JAYA NIM : 06.01.0035 NRK : 38125.2006 Jurusan Pendidikan Agama Islam
127
Embed
Efektivitas pembelajaran bahasa arab dalam upaya peningkatan prestasi di mts ma'arif legok
Skripsiku yang akan disidangkan di STIT Al-amin Indramayu http://www.sastraku.com http://www.bacagratisku.blogspot.com
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Semakin Anda memahami lebih banyak tentang dunia di sekitar Anda, semakin bergairah dan penasaran terhadap kenyataan hidup dalam hidup Anda.
Gairah adalah salah satu elemen pokok yang meringankan upaya dan mengubah kegiatan-kegiatan yang biasa-biasa saja menjadi suatu pekerjaan yang dapat dinikmati.
Semakin besar “Mengapa” Anda akan semakin besar energi yang mendorong Anda untuk meraih sukses.
Mimpi tidak hanya membantu Anda berhadapan dengan kegagalan, tetapi mereka juga memotivasi Anda secara konstan.
Mimpi masa kini adalah kenyataan hari esok.
Anda bisa, jika Anda berpikir bisa, selama akal mengatakan bisa. Batasan apakah sesuatu masuk akal atau tidak, kita lihat saja orang lain, jika orang lain telah melakukannya atau telah mencapai impiannya, maka impian tersebut adalah masuk akal.
Menuliskan tujuan akan sangat membantu dalam menjaga alasan melakukan sesuatu.
Apakah kita bisa untuk mengemban misi kita? Insya Allah kita bisa, karena Allah Mahatahu, Allah tahu sampai dimana potensi dan kemampuan kita. Jika kita tidak merasa mampu berarti kita belum benar-benar mengoptimalkan potensi kita.
Jika target obsesi itu baik, maka memiliki obsesi bukan hanya baik, tetapi harus. Karena motivasi dari sebuah obsesi sangat kuat.
Untuk menjadi sukses, Anda harus memutuskan dengan tepat apa yang Anda inginkan, tuliskan dan kemudian buatlah sebuah rencana untuk mencapainya.
Bisakah kita meraih sukses yang lebih besar lagi?
Merumuskan Visi dan Misi adalah salah satu bentuk dalam mengambil keputusan, bahkan pengambilan keputusan yang cukup fundamental. Visi dan Misi Anda akan menjiwai segalagerak dan tindakan di masa datang.
Jangan takut dengan gagalnya meraih visi, kegagalan meraih visi sebenarnya bukan suatu kegagalan, tetapi merupakan keberhasilan yang Anda tempuh meski tidak sepenuhnya.
Visi itulah yang akan menuntun perjalanan hidup Anda.
Menciptakan kebiasaan baru adalah salah satu dari kunci sukses. Jika anda ingin sukses Anda harus mulai menciptakan kebiasaan-kebiasaan yang akan membawa Anda kepada kesuksesan.
Jika Anda ingin menang— dalam bisnis, karir, pendidikan, olah raga, dsb— maka Anda harus memiliki kebiasaan-kebiasaan seorang pemenang pula.
KATA PENGANTAR
� ِم �ْس� ْح�مِن� اللِه� ِب � الَّر ْح�يِم الَّر
Sesungguhnya semua sanjungan, puja dan puji hanyalah miuilk allah, Rabb yang
maha menciptakan dan memelihara serta yang menguasai seluruh perbendaharaan di
langit dan bumi. Dia yang membawa manusia dari kegelapan (kejahiliahan) menuju
peradaban dibawah naungan hidayah nya. Tidak ada yang patut disembah kecuali hanya
dia.
Semoga shalawat dan salam selalu tercurah untuk utusan-mu yang mulia, suci
dan terpelihara Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam, para keluarga, dan para
sahabatnya, serta untuk para pengikut sunnahnya yang setia hingga akhir zaman.
Alhamdulillah, atas karunia-Nya penulis bisa menyelesaikan Skripsi ini. Penulis
juga menyadari bahwa ada berbagai pihak yang telah membantu dalam proses
penggarapan Skripsi ini, baik dari awal hingga akhir. Oleh karenanya penulis
menyampaikan rasa terimakasih yang takterhingga kepada segenap pihak yang turut
berjasa besar dalam menyelesaikan tulisan ini, yaitu :
1. Bapak Drs. AHMAD S, M.Ag, Selaku Ketua STIT AL-AMIN, sekaligus sebagai
Pembimbing I yang telah membantu, mengarahkan, dan memberi kemudahan dalam
penulisan skripsi ini.
2. Bapak Drs…………., selaku pembimbing II yang telah mengoreksi dan merevisi
redaksi penulisan Skripsi ini.
3. Segenap Dosen STIT “AL-AMIN” yang telah telah membimbing dan mendidik
penulis selama study.
4. Seluruh staf dan Karyawan STIT “AL-AMIN” yang telah mengurus birokrasi dan
keperluan administrasi penulis.
5. Ayahanda Safrudin (ALM) dan Ibunda Saniah, dan segenap keluarga tercinta yang
telah memberikan do’a dan dukungan kepada Penulis serta memberikan semangat
dalam menyelesaikan penulisan Skripsi.
6. Kepala Sekolah MTs Ma’arif Legok, Guru-guru, dan segenap Pengurus Yayasan
Darul Ma’arif yang telah memberikan motivasi serta bantuan yang besar baik moril
maupun spirituil juga memfasilitasi selama penulis melakukan observasi sehingga
dapat menyelesaikan tugas skripsi ini.
Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih banyak kepada semua pihak
yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan baik moril
maupun materiil. Semoga semua itu dicatat oleh Allah sebagai amal shalih dan dibalas
oleh-Nya. Amien.
Ikhtiar penulis dalam Skripsi ini sudah semaksimal mungkin, namun demikian
penulis masih merasa terdapat kekurangan didalamnya. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang konstruktif sangat penulis butuhkan dengan senang hati.
Berkat bantuan, bimbingan, arahan dan dorongan dari berbagai pihak, semua
hambatan dan kesulitan dapat teratasi. Sehingga Skripsi yang berjudul “EFEKTIVITAS
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DALAM UPAYA PENINGKATAN
PRESTASI SISWA DI MTs MA’ARIF LEGOK”, dengan bacaan Alhamdulillah dapat
terselesaikan.
Sehubungan dengan hal itu kiranya tidak ada kata yang pantas diucapkan kecuali
ucapan Jazaakumullah Khairan Katsiran, dengan iringan do’a semoga bantuan mereka
menjadi amal shaleh dan mendapat ridha dari Allah, Amien.
Indramayu, November 2010
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi dan pendukung dalam pergaulan
manusia dalam sehari-hari baik antara individu dengan individu, individu dengan
masyarakat, maupun dengan bangsa tertentu. Adapun bahasa Arab merupakan
bahasa yang istimewa di dunia ini seperti yang kita ketahui, bahwasannya bahasa
Arab tidak hanya merupakan bahasa peradaban, melainkan juga sebagai bahasa
persatuan umat Islam di dunia. Bahasa Arab adalah selain merupakan bahasa Al-
Qur’an (firman Allah atau kitab pedoman umat Islam) yang memiliki uslub yang
bermutu juga memiliki sastra yang sangat mengagungkan manusia dan manusia
tidak mampu untuk menandingi. Menurut Abdul Alim Ibrahim (1978;48) bahwa
bahasa Arab merupakan bahasa orang Arab dan sekaligus juga merupakan bahasa
Islam.1
1 Azhar Arsad, Bahasa Arab dan Beberapa Metode Pengajarannya, (Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003), hal. 7
Bahasa-bahasa lain termasuk bahasa Indonesia, tidak dapat diandalkan
untuk memberikan kepastian arti yang tersurat dan tersirat yang terkandung dalam
Al-Qur’an (Ash Shidiqi,1975;2007) karena Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa
Arab, maka kaidah-kaidah yang diperlukan dalam memahami Al-Qur’an bersendi
atas kaidah-kaidah bahasa Arab, memahami asas-asasnya, merupakan uslub-
uslubnya dan mengetahui rahasia-rahasianya (Ash Shidgi, 1972;284)2 Pengajaran
bahasa Arab adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong,
membimbing, mengembangkan serta membina kemampuan bahasa Arab, baik
secara aktif maupun pasif serta menumbuhkan sikap positif. Adapun yang
dimaksud dengan berbahasa Arab aktif yaitu kemampuan berkomunikasi dengan
baik dan benar secara lisan, yaitu dalam berkomunikasi atau berbicara dengan
orang lain maupun secara tertulis seperti membuat karangan. Sedangkan
kemampuan berbahasa pasif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan
orang lain dan kemampuan memahami isi bacaan. Kemampuan berbahasa Arab
serta sikap positif terhadap bahasa tersebut sangat penting karena dapat membantu
dalam memahami sumber ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan hadits, dan kitab
bahasa Arab yang berkenaan dengan Islam. Oleh karena itu, bahasa Arab
merupakan bahasa Al-Qur’an dan menjadi salah satu alat komunikasi
internasional. Dengan demikian itu mempelajari bahasa Arab menjadi sesuatu
kebutuhan bagi setiap orang khususnya bagi umat Islam.itu dikarenakan bahasa
Arab merupakan bahasa istimewa dan juga menjadi bahasa pilihan karena telah
menjadi bahasa Al-Qur’an. Meskipun bahasa Arab merupakan bahasa Al-Qur’an
bukan berarti Al-Qur’an tersebut diturunkan untuk bangsa Arab saja, melainkan
untuk seluruh bangsa di seluruh dunia.
2 Ibid 9
Dikarenakan bahasa tersebut disesuaikan dengan tingkat kemampuan
bangsa di seluruh dunia guna untuk memahaminya sebagai mana dalam firman
Allah SWT.
Artinya: “Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa
kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka.
Maka Allah menyesatkan siapa yang dia kehendaki, dan memberi petunjuk
kepada siapa yang dia kehendaki. dan Dia-lah Tuhan yang Maha Kuasa lagi
Maha Bijaksana”. (QS.Ibrahim ayat 4).3
Jadi al–Qur’an dengan bahasanya tersebut telah diukur atau didesain
oleh Allah untuk dapat dipahami dan diamalkan oleh bangsa manapun. Tatkala
kita merasa kesulitan dengan hal apapun yang menyangkut bahasa Arab, bukan
berarti alasan dari kesulitan kita adalah bahasa Arab yang nota bena merupakan
bahasa asing bagi kita sebagai orang Indonesia. Pada dasarnya yang kita butuhkan
adalah kemauan yang besar untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan
bahasa Arab sehingga memperoleh hasil yang kita harapkan. Sebagai salah satu
contoh, siswa yang sedang mengikuti pelajaran bahasa Arab, hendaknya
menghilangkan kesan pertama kali bahasa Arab itu sulit, karena bahasa adalah
merupakan kebiasaan yang terus dilatih akan mudah memahaminya. Begitu juga
dengan guru hendaknya guru pengajar bahasa Arab haruslah memberi motivasi
terhadap anak didiknya, bahwa bahasa Arab itu mudah asalkan ada kemauan yang
besar untuk mempelajarinya. Dalam suatu sistem mempelajari bahasa Arab yang
3 (QS.Ibrahim: 4) qur’an terjemah Departemen Agama Republik Indonesia
ideal diharapkan siswa mempunyai ketrampilan atau melewati fase-fase bahasa
Arab antara lain:
1. Ketrampilan mendengar.
2. Ketrampilan berbicara.
3. Ketrampilan membaca.
4. Ketrampilan menulis.4
Agar tujuan pembelajaran tercapai, guru hendaknya pandai-pandai
mengelola kelasnya dengan memperhatikan efektifitas dan efisien dari kegiatan
belajar mengajar yang telah direncanakan. Untuk tuntutan itu, guru harus
membantu para siswa untuk mencapai pembelajaran yang efektif dan efisien.
Adapun pembelajaran yang efektif adalah suatu upaya mengetahui
berhasil tidaknya pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab khususnya baik dari segi
proses maupun hasil. Maka peran guru tidak cukup sebagai pengajar saja.
Disamping para pengajar juga diharapkan pakar bahasa Arab sangat membantu
perkembangan pembelajaran bahasa Arab itu sendiri. Upaya yang dapat dilakukan
berupa pengadaan pusat latihan, laboratorium bahasa, media-media yang
menyajikan bahasa Arab yang praktis dan buku-buku karya ilmiah yang
menyajikan bahasa Arab yang mudah atau gamblang dan metodologis5
Keberhasilan seorang siswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi
belajar siswa yang bersangkutan. Di dalam pendidikan siswa akan dinilai
keberhasilannya melalui tes hasil belajar. Hasil yang diharapkan adalah prestasi
4 Maluddin Sukamto dan Akhmad Munawwir, Tata Bahasa Arab Sistematis, (Yogyakarta:Norma Media Idea, 2004), hal. 5
58Tayas Yusuf dan Syaiful Anwar. Metodologi Pengajaran dan Bahasa Arab, (Jakarta:Grafindo Persada 1995)
belajar yang baik karena setiap orang menginginkan prestasi yang tinggi, baik
siswa, guru, sekolah, maupun orang tua hingga masyarakat. Namun antara siswa
satu dengan siswa yang lainnya berbeda dalam pencapaian prestasi belajar. Ada
yang mampu mencapai prestasi yang tinggi, namun ada juga siswa yang rendah
prestasi belajarnya.
Adanya perbedaan prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam
individu seperti kecerdasan, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan
kesiapan. Sedangkan faktor eksternal adalah semua faktor yang bersumber dari
luar seperti lingkungan. Lingkungan ini terdiri dari tiga yaitu lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga meliputi
cara orangtua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan
ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.
Lingkungan sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah
dan lain-lain. Sedangkan lingkungan masyarakat meliputi keadaan siswa dalam
masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakakat
B. Rumusan Masalah
Sehubungan dengan permasalahan tersebut diatas dalam penulisan
skripsi ini penulis ingin mengkaji metode pengajaran bahasa Arab dalam
rumusan :
(1) Bagaimana efektivitas pembelajaran bahasa arab di mts ma’arif legok
(2) metode apa saja yang digunakan guru dalam pelaksanaan pembelajaran
bahasa arab di mts ma’arif legok
(3) Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat prestasi siswa dalam
pembelajaran bahasa arab di mts ma’arif legok
C. Tujuan Penelitian dan kegunaan penelitian
Sedangkan tujuan dari yang ingin dicapai dari penulisan skripsi ini adalah:
1. Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran bahasa arab
2. Untuk mengetahui metode apa saja yang digunakan guru dalam
pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab
3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mendukung dan menghambat
prestasi siswa dalam pembelajaran bahasa arab
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang merupakan studi
kasus pada Madrasah Tsanawiyah Ma’arif Legok. Pengumpulan data pada
penelitian ini menggunakan metode wawancara / interview dan dokumentasi.
Sumber data penulis peroleh dari sumber data primer, yaitu informan yang
terdiri dari guru bahasa Arab. Dan sumber data sekunder adalah sumber data
tangan kedua tempat penyimpanan dokumen.
Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka manfaat dari hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Penulisan skripsi ini diharapkan sebagai sumbangan pemikiran bagi para
praktisi dunia pendidikan dan bagi tenaga pengajar khususnya agar lebih
memperhatikan peranannya sebagi pengajar dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas serta dalam memperhatikan penggunaan metode yang
variatif demitercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan
2. Penulisan skripsi ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi
guru atau yang berkecimpung dalam dunia pendidikan untuk
meningkatkan kualitas pendidikanya.
D. Langkah-langkah penelitian
1. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang merupakan studi kasus
pada Madrasah Tsanawiyah Maarif Legok. Pengumpulan data pada
penelitian ini menggunakan metode wawancara / interview dan
dokumentasi. Sumber data penulis peroleh dari sumber data primer, yaitu
informan yang terdiri dari guru bahasa Arab kelas. Dan sumber data
sekunder adalah sumber data tangan kedua tempat penyimpanan dokumen
3. Populasi dan sampel
a. Populasi penelitian
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di mts ma’arif legok
sebanyak 125 orang dengan karakteristik yang sama memiliki stratifikasi
berdasarkan tingkatan kelas.
b. Dengan karakter populasi yang memiliki strata seperti digambarkan
diatas, maka sampel penelitian diambil dengan teknik stratied sampling,
yakni penelitian berdasarkan strata yang ada, yakni sebanyak 3 kelas
masing-masing kelas sebanyak 15 orang.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Observasi
Observasi sebagai alat pengumpul data, banyak digunakan untuk
mengukur tingkah laku individu, ataupun proses terjadinya sesuatu yang
dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi
buatan6. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran
umum pembelajaran di Madrasah tsanawiyah ma’arif Legok dan untuk
6Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan (Bandung: Sinar Baru, 1989), hal. 109
mengetahui kondisi fisik sarana dan prasarana dari obyek penelitian,
maka penulis menggunakan metode observasi secara langsung di
Madrasah Tsanawiyah Maarif Legok guna mengamati dan mencatat
secara sistematis fenomena-fenomena yang diteliti.7
b. Metode Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mencari jumlah siswa yang ada pada
Madrasah Tsanawiyah Maarif Legok secara keseluruhan dan data-data
yang berhubungan dengan penelitian.
c.Metode Interview
Dalam mengumpulkan data penelitian penulis melakukannya dengan
metode interview guna mengetahui data tentang metodologi
pembelajaran bahasa arab dalam proses belajar mengajar dan kendala-
kendala dalam pembelajaran bahasa Arab. Metode ini digunakan untuk
mendapatkan jawaban dari responden dengan cara Tanya jawab8 dan
suatu komunikasi verbal semacam percakapan yang bertujuan
memperoleh informasi.
d. Metode Angket Metode ini digunakan untuk menjaring data yang akan
dianalisis dalam penelitian dan berkaitan dengan metodologi
pembelajaran bahasa Arab.
2. Instrumen Penelitian
Untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini,
penulis menggunakan beberapa instrumen penelitian sebagai berikut:
22 Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. (Semarang: CV. IKIP Semarang Press.), h18
makna, sesuatu entah tes, kegiatan dialog, pengalaman fisik dan lain-lain. Belajar
merupakan proses mengasimilasi dan
Menghubungkan dengan pengalaman atau bagian yang dipelajarinya dari
pengertian yang dimiliki sehingga pengertiannya menjadi berkembang.23
Sehubungan dengan hal itu, ada beberapa ciri atau prinsip dalam belajar menurut
Paul Suparno sebagai berikut:
1. Belajar mencari makna. Makna diciptakan siswa dari apa yang mereka lihat,
dengar, rasakan, dan alami.
2. Konstruksi makna adalah proses yang terus menerus.
3. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan
pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar
bukanlah hasil perkembangan tetapi perkembangan itu sendiri.
4. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subyek belajar dengan dunia fisik
dengan lingkungannya.
5. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui si subyek
belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan
yang telah dipelajari.24
Berdasarkan ciri-ciri yang disebutkan di atas, maka proses mengajar
bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa tetapi suatu
kegiatan yang memungkinkan siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya dan
menggunakan pengetahuan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
23 Sardiman, AM. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.),h37
24 Ibid.h38
karena itu guru sangat dibutuhkan untuk membantu belajar siswa sebagai
perwujudan perannya sebagai mediator dan fasilitator.
4. Prinsip-prinsip Belajar
Untuk melengkapi berbagai pengertian dan makna belajar, perlu
dikemukakan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan belajar. Seorang guru atau
calon guru perlu mengetahui prinsip-prinsip belajar yaitu prinsip-prinsip belajar
yang harus dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda dan oleh
setiap siswa secara individual. Beberapa prinsip belajar yang perlu diketahui
antara lain:
1. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
a. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan
minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional
b. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat
pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
c. Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat
mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif.
d. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
2. Sesuai hakikat belajar
a. Belajar itu proses kontinyu maka harus tahap demi tahap menurut
perkembangannya.
b. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery.
c. Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu
dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang
diharapkan.
3. Sesuai materi atau bahan yang harus dipelajari
a. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur,
penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap
pengertiannya.
b. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan
tujuan instruksional yang harus dicapai.
4. Syarat keberhasilan belajar
a. Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar
dengan tenang.
b. Repetisi, dalam belajar mengajar perlu ulangan berkali-kali agar
pengertian/ketrampilan/sikap itu mendalam pada siswa. 25
5. Teori-teori Belajar
Selama perkembangan sejarah psikologi, kita banyak sekali mengenal
aliran psikologi. Setiap aliran tersebut mempunyai pandangan sendiri mengenai
belajar. Berikut ini adalah beberapa teori tentang belajar:
1. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Daya
Menurut teori ini, jiwa manusia terdiri dari bermacam-macam daya. Masing-
masing daya dapat dilatih dalam rangka untuk memenuhi fungsinya. Untuk
25 Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka Cipta.),h 27-28
melatih daya itu dapat digunakan berbagai cara atau bahan. Misalkan untuk
melatih daya ingat dalam belajar dengan menghafalkan kata-kata atau angka,
istilah-istilah asing.
2. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Gestalt
Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari
bagian-bagian/unsur. Sehingga dalam kegiatan belajar berawal dari
pengamatan. Pengamatan itu penting dilakukan secara menyeluruh. Sehingga
berdasarkan teori ini mudah atau sukarnya suatu pemecahan masalah
tergantung pada pengamatan. Menurut aliran teori ini, seseorang belajar jika
mendapatkan insight. Insight ini diperoleh kalau seseorang melihat hubungan
tertentu antara berbagai unsur dalam situasi tertentu.
Dari aliran ilmu jiwa Gestalt memberikan beberapa prinsip yang penting,
antara lain:
a. Manusia bereaksi dengan lingkungannya secara keseluruhan, tidak hanya
secara intelektual, tetapi juga secara fisik, emosional, sosial dan sebagainya.
b. Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan.
c. Manusia berkembang secara keseluruhan sejak dari kecil sampai dewasa,
lengkap dengan segala aspek-aspeknya.
d. Belajar adalah perkembangan ke arah diferensiasi yang lebih luas.
e. Belajar hanya berhasil apabila tercapai kematangan untuk memperoleh insight.
f. Tidak mungkin ada belajar tanpa ada kemauan untuk belajar, motivasi memberi
dorongan yang menggerakkan seluruh organisme.
g. Belajar akan berhasil kalau ada tujuan.
h. Belajar merupakan suatu proses bila seseorang itu aktif, bukan ibarat suatu
bejana yang diisi.
3. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Asosiasi
Ilmu jiwa asosiasi berprinsip bahwa keseluruhan itu sebenarnya terdiri
dari penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Dari aliran ini ada dua
teori yang terkenal yakni:
a. Teori Konektionisme
Teori ini mengatakan belajar adalah pembentukan hubungan antara
stimulus dan respon, antara aksi dan reaksi. Antara stimulus dan respon ini
akan terjadi suatu hubungan yang erat kalau sering dilatih. Berkat latihan yang
terus menerus, hubungan antara stimulus dan respon itu akan terbiasa,
otomatis.
b. Teori Conditioning
Teori ini mengemukakan bahwa seseorang akan melakukan sesuatu
kebiasaan karena adanya suatu tanda. Kondisi yang diciptakan merupakan
syarat memunculkan refleks bersyarat.
4. Teori Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan
bahwa pengetahuan kita itu adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Secara
sederhana konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan kita merupakan
konstruksi dari kita yang mengetahui sesuatu. Pengetahuan itu bukanlah suatu
fakta yang tinggal ditemukan, melainkan suatu perumusan yang diciptakan
orang yang sedang mempelajarinya. Jadi seseorang yang belajar itu membentuk
pengertian. 26
Bettencourt menyimpulkan bahwa konstruktivisme tidak bertujuan
mengerti hakikat realitas tetapi lebih hendak melihat bagaimana proses kita
menjadi tahu tentang sesuatu. Jadi menurut teori konstruktivisme, belajar
adalah kegiatan yang aktif dimana si subjek belajar membangun sendiri
pengetahuannya. Subjek belajar juga mencari sendiri makna dari sesuatu yang
mereka pelajari.27
5. Teori belajar dari R. Gagne
Dalam masalah belajar, Gagne memberikan dua definisi:
a. Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.
b. Belajar adalah pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.
Gagne mengatakan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia
dapat dibagi menjadi lima kategori yang disebut dengan the domainds of
learning yaitu sebagai berikut ini:
1) Keterampilan motoris (motor skill)
Dalam hal ini perlu koordinasi dari berbagai gerakan badan misalnya
melempar bola, main tenis, mengemudi mobil dan sebagainya.
2) Informasi verbal
26 Sardiman, AM. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), hal 30-36
27 Ibid. h37
Orang dapat menjelaskan sesuatu dengan berbicara, menulis,
menggambar, dalam hal ini dapat dimengerti bahwa untuk mengatakan
sesuatu perlu intelegensi.
3) Kemampuan intelektual
Manusia mengadakan interaksi dengan dunia luar dengan simbol-simbol.
Kemampuan belajar dengan cara inilah yang disebut dengan “kemampuan
intelektual”.
4) Strategi kognitif
Strategi kognitif merupakan organisasi keterampilan yang internal (internal
organized skill) yang perlu untuk belajar mengingat dan berpikir.
Kemampuan ini berbeda dengan kemampuan intelektual, karena ditujukan
ke dunia luar dan tidak dapat dipelajari hanya dengan berbuat satu kali serta
memerlukan perbaikan-perbaikan terus menerus.
5) Sikap
Kemampuan ini tak dapat dipelajari dengan ulangan-ulangan, tidak
tergantung atau dipengaruhi oleh hubungan verbal seperti halnya domain
yang lain. Sikap ini penting dalam proses belajar, tanpa kemampuan ini
belajar tak akan berhasil dengan baik.
Berdasarkan teori-teori belajar yang dijelaskan di atas teori yang sesuai
dengan motivasi adalah teori belajar menurut R. Gagne yang menyebutkan
bahwa belajar adalah proses untuk memperoleh motivasi. Sedangkan teori
yang sesuai
dengan faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi yang sedang dikaji oleh
peneliti yaitu metode pembelajaran adalah teori konstruktivisme. Teori ini
meyebutkan bahwa proses belajar mengajar bukanlah kegiatan
memindahkan pengetahuan dari guru ke subjek belajar/siswa, tetapi suatu
kegiatan yang memungkinkan subjek belajar merekonstruksi
pengetahuannya. Mengajar adalah bentuk partisipasi dengan subjek belajar
dalam membentuk pengetahuan dan membuat makna, mencari kejelasan
dan membentuk justifikasi. Karena itu guru mempunyai peran yang penting
sebagai mediator dan fasilitator untuk membantu optimalisasi belajar siswa
dengan cara menggunakan metode-metode mengajar yang tepat.
C. Pengertian Prestasi Belajar Bahasa Arab
"Belajar adalah suatu tingkah laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan
diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik, maupun sikap".28 Ketiga aspek
tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Oleh karena itu dalam
kegiatan belajar mengajar harus berjalan secara efektif agar mampu
mempengaruhi hasil belajar siswa. Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai
dari yang telah dilakukan, dikerjakan. Prestasi belajar adalah bukti keberhasilan
dari seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar atau mempelajari
sesuatu.29
prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau
angka nilai yang diberikan oleh guru.30
28Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. (Semarang: CV. IKIP Semarang Press),h64
29 Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka),h895
30 Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. (Jakarta: Grasindo),h75
Prestasi belajar bahasa arab merupakan hasil belajar yang telah dicapai
pada mata pelajaran bahasa arab yang ditunjukkan nilai tes atau angka yang
diberikan oleh guru bahasa arab. Berdasarkan pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar bahasa arab merupakan hasil yang telah
dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan belajar yang ditunjukkan dengan nilai
tes atau angka nilai dari hasil evaluasi yang diberikan oleh guru bahasa arab.
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ada dua macam yaitu
faktor internal dan faktor eksternal
1. Faktor Internal adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar
seperti:
a. Faktor Jasmaniah, meliputi
a) Faktor kesehatan
Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan orang terganggu,
selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing,
mengantuk, kurang darah atau gangguan fungsi alat indera.
b) Cacat tubuh
Cacat tubuh ini dapat berupa buta, tuli, patah kaki dan patah tangan.
b. Faktor Psikologis, meliputi
a) Intelegensi
Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih
berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Siswa
yang mempunyai intelegensi tinggi dapat berhasil dengan baik dalam
belajarnya dikarenakan belajar dengan menerapkan metode belajar
yang efisien. Sedangkan yang mempunyai intelegensi rendah perlu
mendapatkan pendidikan khusus.31
b) Perhatian
Perhatian menurut Ghazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi,
jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek benda/hal atau
sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik maka
siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. 32
c) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar.
Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan
disimpan karena minat menambah kegiatan belajar.
d) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru
akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau
berlatih.
e) Motivasi
Seseorang akan berhasil dalam belajarnya bila mempunyai
penggerak atau pendorong untuk mencapai tujuan. Penggerak atau
pendorong inilah yang disebut dengan motivasi.
f) Kematangan
31 Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
32 Ibid.55
Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan
seseorang, di mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan
kecakapan baru. Belajar akan berhasil bila anak sudah siap (matang).
g) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan respon atau
bereaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar
karena jika siswa sudah memiliki kesiapan dalam belajar maka hasil
belajarnya akan lebih baik.
c. Faktor Kelelahan
Kelelahan dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan
kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglai, sedangkan
kelelahan rohani terlihat dengan kelesuan dan kebosanan.
2. Faktor Eksternal
a. Keadaan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan utama dalam proses belajar. Keadaan yang
ada dalam keluarga mempunyai pengaruh yang besar dalam pencapaian
prestasi belajar misalnya cara orang tua mendidik, relasi anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua.
b. Keadaan sekolah
Lingkungan sekolah adalah lingkungan di mana siswa belajar secara
sistematis. Kondisi ini meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,
metode belajar dan fasilitas yang mendukung lainnya.
c. Keadaan masyarakat
Siswa akan mudah kena pengaruh lingkungan masyarakat karena
keberadaannya dalam lingkungan tersebut. Kegiatan dalam masyarakat,
mass media, teman bergaul, lingkungan tetangga merupakan hal-hal yang
dapat mempengaruhi siswa sehingga perlu diusahakan lingkungan yang
positif untuk mendukung belajar siswa.
D. Metode Pembelajaran
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Mengajar adalah suatu usaha yang sangat kompleks, sehingga sulit menentukan
bagaimana sebenarnya mengajar yang baik. Metode adalah salah satu alat untuk
mencapai tujuan. Sedangkan "pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan
oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang
lebih baik"33.
Menurut Ahmadi yg dikutip oleh Yatik Hidayanti, metode pembelajaran adalah
suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau
instruktur.34 Pengertian lain mengatakan bahwa metode pembelajaran merupakan
teknik penyajian yang dikuasai oleh guru untuk mengajar atau menyajikan bahan
pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual ataupun secara
kelompok agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa
dengan baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah strategi
pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai media untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini mendorong seorang guru untuk
33 Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. (Semarang: CV. IKIP Semarang Press),h24
34 Hidayanti, Yatik. 2006. Pengaruh Motivasi, Metode Pembelajaran dan Lingkungan terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas X SMAN 12 Semarang. (UNNES: Skripsi)
mencari metode yang tepat dalam penyampaian materinya agar dapat diserap
dengan baik oleh siswa. Mengajar secara efektif sangat bergantung pada
pemilihan dan penggunaan metode mengajar.
2. Pemilihan dan Penentuan Metode
Dalam proses belajar mengajar guru harus selalu mencari cara-cara baru untuk
menyesuaikan pengajarannya dengan situasi yang dihadapi. Metode-metode yang
digunakan pun haruslah bervariasi untuk menghindari kejenuhan pada siswa.
Namun metode yang bervariasi ini tidak akan menguntungkan bila tidak sesuai
dengan situasinya. Baik tidaknya suatu metode pembelajaran dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Winarno Surakhmad dalam Djamarah mengatakan bahwa
pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Anak didik Di ruang kelas guru akan berhadapan dengan sejumlah anak dengan
latar belakang kehidupan yang berlainan. Status sosial mereka juga bermacam-
macam. Demikian juga dengan jenis kelamin serta postur tubuh. Pendek kata
dari aspek fisik selalu ada perbedaan dan persamaan pada setiap anak didik.
Sedangkan dari segi intelektual pun sama ada perbedaan yang ditunjukkan dari
cepat dan lambatnya tanggapan anak didik terhadap rangsangan yang diberikan
dalam kegiatan belajar mengajar. Aspek psikologis juga ada perbedaan yaitu
adanya anak didik yang pendiam, terbuka, dan lain-lain. Perbedaan dari aspek
yang disebutkan di atas mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang
mana sebaiknya guru ambil untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif
dalam waktu yang relatif lama demi tercapainya tujuan pengajaran yang telah
dirumuskan secara operasional.
2. Tujuan yang akan dicapai Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap
kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat mempengaruhi penyeleksian metode
yang harus digunakan. Metode yang dipilih guru harus sesuai dengan taraf
kemampuan yang hendak diisi ke dalam diri setiap anak didik. Jadi metode
harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
3. Situasi belajar mengajar Situasi belajar mengajar yang diciptakan guru tidak
selamanya sama. Maka guru harus memilih metode mengajar yang sesuai
dengan situasi yang diciptakan. Di waktu lain, sesuai dengan sifat bahan dan
kemampuan yang ingin dicapai oleh tujuan maka guru menciptakan lingkungan
belajar secara berkelompok. Jadi situasi yang diciptakan mempengaruhi
pemilihan dan penentuan metode mengajar.
4.Fasilitas belajar mengajar Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi
pemilihan dan penentuan metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang
menunjang belajar anak di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan
mempengaruhi pemilihan metode mengajar.
5. Guru. Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi.
Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam
memilih dan menentukan metode. Apalagi belum memiliki pengalaman
mengajar yang memadai. Tetapi ada juga yang tepat memilihnya namun dalam
pelaksanaannya menemui kendala disebabkan labilnya kepribadian dan
dangkalnya penguasaan atas metode yang digunakan. Sedangkan kriteria
pemilihan metode menurut Slameto (1991:98) adalah:
a. Tujuan pengajaran, yaitu tingkah laku yang diharapkan dapat ditunjukkan siswa
setelah proses belajar mengajar.
b. Materi pengajaran, yaitu bahan yang disajikan dalam pengajaran yang berupa
fakta yang memerlukan metode yang berbeda dari metode yang dipakai untuk
mengajarkan materi yang berupa konsep, prosedur atau kaidah.
c. Besar kelas (jumlah kelas), yaitu banyaknya siswa yang mengikuti pelajaran
dalam kelas yang bersangkutan. Kelas dengan 5-10 orang siswa memerlukan
metode pengajaran yang berbeda dibandingkan kelas dengan 50-100 orang
siswa.
d. Kemampuan siswa, yaitu kemampuan siswa menangkap dan mengembangkan
bahan pengajaran yang diajarkan. Hal ini banyak tergantung pada tingkat
kematangan siswa baik mental, fisik dan intelektualnya.
e. Kemampuan guru, yaitu kemampuan dalam menggunakan berbagai jenis
metode pengajaran yang optimal.
f. Fasilitas yang tersedia, bahan atau alat bantu serta fasilitas lain yang dapat
digunakan untuk meningkatkan efektivitas pengajaran.
g. Waktu yang tersedia, jumlah waktu yang direncanakan atau dialokasikan untuk
menyajikan bahan pengajaran yang sudah ditentukan. Untuk materi yang
banyak akan disajikan dalam waktu yang singkat memerlukan metode yang
berbeda dengan bahan penyajian yang relatif sedikit tetapi waktu penyajian
yang relatif cukup banyak.35
Syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar
adalah:
1. Metode mengajar harus dapat membangkitkan motif, minat atau gairah belajar
siswa.
35 Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka Cipta),h98
2. Metode mengajar harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian
siswa.
3. Metode mengajar harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mewujudkan hasil karya.
4. Metode mengajar harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih
lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan).
5. Metode mengajar harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan
cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
6. Metode mengajar harus dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas
dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan.
7. Metode mengajar harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai dan
sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam
kehidupan sehari-hari.36 Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban
menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di
kelas. Salah satu kegiatan yang harus dilakukan adalah melakukan penentuan dan
pemilihan metode. Suatu metode yang digunakan oleh guru untuk mengajar harus
benar-benar dikuasai. Sehingga pada saat penggunaannya dapat menciptakan
suasana interaksi edukatif.
Untuk menghindari kejemuan dan berhentinya minat siswa terhadap
pelajaran yang disampaikan maka hendaknya guru menggunakan metode
yang bervariasi. Bahkan metode yang digunakan dapat menumbuhkan
keinginan siswa untuk belajar secara mandiri dengan menggunakan teknik
36 Hidayanti, Yatik. 2006. Pengaruh Motivasi, Metode Pembelajaran dan Lingkungan terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas X SMAN 12 (Semarang . UNNES: Skripsi).
tersendiri. Di dalam kelas guru menyampaikan bahan pelajaran. Bahan
pelajaran itu akan kurang memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar
lebih lanjut bila penyampaiannya menggunakan strategi yang kurang tepat.
Metode-metode yang dipilih dipergunakan berdasarkan manfaatnya, jadi
seorang guru dikatakan kompeten bila ia memiliki khazanah cara
penyampaian yang kaya dan memiliki kriteria yang akan digunakan untuk
memilih cara-cara dalam menyajikan pengalaman belajar mengajar. Dalam
proses belajar mengajar juga dibutuhkan alat bantu yang digunakan untuk
menghilangkan verbalitas. Sehingga siswa lebih cepat menyerap materi yang
telah disampaikan. Metode pembelajaran yang diterapkan guru hendaknya
dapat mewujudkan hasil karya siswa. Siswa dituntun untuk dapat berfikir
kritis dan kreatif dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan ide-idenya. Pemilihan metode yang kurang tepat dengan
sifat bahan dan tujuan pembelajaran menyebabkan kelas kurang bergairah
dan kondisi siswa kurang kreatif. Sehingga dengan penerapan metode yang
tepat dengan berbagai macam indikator tersebut dapat meningkatkan minat
siswa pada bahan pelajaran yang disampaikan dan minat yang besar pada
akhirnya akan berpengaruh terhadap prestasi yang akan diraihnya
3. Macam-macam Metode Pembelajaran
Banyak macam metode pembelajaran yang dapat digunakan. Berikut ini adalah 9
macam metode pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar
dan diungkapkan peneliti antara lain:
1. Metode ceramah Metode ceramah adalah suatu cara mengajar yang digunakan
untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok
persoalan serta masalah secara lisan.37
a. Kelebihan metode ceramah 1) Guru lebih menguasai kelas
2) Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas
3) Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar
4) Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya
5) Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik
b. Kelemahan metode ceramah
1) Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
2) Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) lebih besar menerima.
3) Membosankan bila selalu digunakan dan terlalu lama.
4) Sukar menyimpulkan siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya.
2. Metode tanya jawab Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang
memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat dua arah sebab pada
saat yang sama terjadi
dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya
guru menjawab.
a. Kelebihan metode tanya jawab
1) Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa.
2) Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir, termasuk
daya ingatan.
3) Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan
mengemukakan pendapat.
37 Ibrahim, R. 2003. Perencanaan Pengajaran. (Jakarta: Rineka Cipta),h106
b. Kelemahan metode tanya jawab
1) Siswa merasa takut bila guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani
dengan menciptakan suasana yang tidak tegang.
2) Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan
mudah dipahami siswa.
3) Sering membuang banyak waktu.
4) Kurangnya waktu untuk memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa.
3. Metode diskusi Metode diskusi adalah bertukar informasi, berpendapat, dan
unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat
pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih cermat tentang permasalahan atau
topik yang sedang dibahas.
a. Kelebihan metode diskusi
1) Merangsang kreatifitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa dan
terobosan baru dalam pemecahan masalah.
2) Mengembangkan sikap saling menghargai pendapat orang lain.
3) Memperluas wawasan.
4) Membina untuk terbiasa musyawarah dalam memecahkan suatu masalah.
b. Kelemahan metode diskusi
1) Membutuhkan waktu yang panjang.
2) Tidak dapat dipakai untuk kelompok yang besar.
3) Peserta mendapat informasi yang terbatas.
4) Dikuasai orang-orang yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri.
4. Metode demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang
cukup efektif sebab membantu para siswa untuk memperoleh jawaban dengan
mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu.
a. Kelebihan metode demonstrasi
1) Menghindari verbalisme.
2) Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.
3) Proses pengajaran lebih menarik.
4) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan
kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri.
b. Kelemahan metode demonstrasi
1) Memerlukan keterampilan guru secara khusus.
2) Kurangnya fasilitas.
3) Membutuhkan waktu yang lama.
5. Metode Eksperimen Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, di
mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri
sesuatu yang dipelajari.38
a. Kelebihan metode eksperimen
1) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan
percobaan.
2) Membina siswa membuat terobosan baru.
3) Hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat
Pembentukan Yayasan Pendidikan Islam (YASPI) Darul Ma’arif berawal dari
keinginan untuk membangun Madrasah Tsanawiyah yang kemudian berhasil
didirikan pada tanggal 23 Maret 1986 dengan tempat kegiatan belajar sementara
berlokasi di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ma’arif, desa Legok kecamatan Lohbener
Adapun para pendirinya adalah:
1). K.H. M. Mahmudin
2). K.H. M. Didin
3). H. Daradjat Sudrajat
4). H. Ridwan Syafe'i
5). M. Tabrani
6). Iim Ibrahim
7). M. Sarmaja (Alm)
Baru pada tanggal 9 Mei 1986 mendapat pengesahan dari Akte Notaris: Ibrahim
Basya No. 5 dan terdaftar pada Pengadilan Negeri Sukabumi No. W8. DLHM
07.01.50/1986-PN-Smi. Mts Ma’arif Legok mulai beroperasi/membuka tahun
ajaran baru pada tanggal 16 Juli 1986 dengan jumlah pendaftar perdana 42 siswa.
Tujuan utama pendirian Madrasah Tsanawiyah Ma’arif Legok ini adalah untuk
mencetak lulusan-lulusan yang berintelektual-santri dan bersantri intelektual. Oleh
karena itu dalam kegiatan dipadukan antara pengajaran di sekolah dan kegiatan
pengajian Al-Qur'an dengan materi ayat-ayat pilihan yang disesuaikan dengan
pelajaran agama di sekolah yang menggunakan metode tahfidz berikut
terjemahannya terutama ayat-ayat yang berkenaan dengan akhlak (moral).
Pada tahun 1995 Madrasah Tsanawiyah Ma’arif resmi memiliki bangunan sendiri
dengan lima lokal dan menyediakan asrama putera/puteri bagi siswa yang tempat
tinggalnya jauh namun bersungguh-sungguh untuk belajar di Madrasah
Tsanawiyah tersebut. Sampai saat ini Tsanawiyah ma’arif Legok telah
mengeluarkan 21 angkatan/lulusan. Adapun yang menjabat sebagai ketua yayasan
Darul Ma’arif Legok saat ini adalah Bapak DRS.MUNAJI,MA yang merupakan
pendiri dan pemilik tanah MTs Ma’arif Legok.
Selama....Tahun Madrasah Tsanawiyah Ma'arif Legok berdiri yang
terletak ditengah-tengah masyarakat adapun desa tersebut dibatasi oleh beberapa
desa antara lain
1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Lohbener
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bojong Slawi
3. Sebelah selatan berbatasan dengan desa Jatisawit Lor
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Waru
Sedangkan Madrasah Tsanawiyah Ma'arif Legok itu sendiri dibatasi oleh
beberapa pembatas, yaitu :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan perkebunan penduduk
2. Sebelah Timur berbatasan dengan sungai cimanuk
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan rumah penduduk, masjid, asrama,
pesantren.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan rumah penduduk.
Kemudian sampai sekarang masih terawat,terjaga dan masih diandalkan
kebradaannya hal ini dikarenakan factor kepduliaan yang di gerakkan tokoh
ulama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, guru, para orang tua, wali murid skitar,
sarana umum seperti masjid, lapangan volley, lapangan bulu tangkis, dan
beberapa prasarana lainnya. Hal ini dapat menunjang dan memudahkan siswa
dalam meningkatkan proses pembelajaran serta mengembangkan minat dan
bakatnya. Lembaga pndidikan Ma’arif dibawah naungan organisasi Nahdlatul
Ulama (NU), sampai sekarang MTs Ma’arif masih eksis berkembang dan masih
juga memiliki fasilitas yang memadai. Antara lain gedung milik sendiri
berkapasitas yang cukup, dan dilihat jangkauan MTs Ma’arif lebih mudah
dijangkau roda dua. Disamping itu pula menjamin sekali keamanan madrasah
karena setiap penduduk keluar rumah pasti mlewati Madrasah Tsanawiyah
Ma’arif Legok, baik pagi, siang maupun malam hari. Dan juga setiap santri
pesantren selalu belajar digedung madrasah tersebut, baik siang maupun malam.
Dilihat dari ketenangan belajar.
2. Struktur Organisasi
3. Sarana dan prasarana
4. Kegiatan Belajar Mengajar
2. Struktur Organisasi
Menerapkan tenaga baru dalam memegang mata pelajaran atau Guru kelas
hendaknya berhati-hati karena bisa salah atu kurang sesuai dengan pengalaman
pendidikan. Mengenai hal ini maka secermat mungkinn bagi kepala sekolah untuk
menerapkan tenaga Guru yang tentunya didasari dengan pengalaman pendidikan
serta pengalaman yang diterimanya.
Tenaga Guru Madrasah Tsanawiyah Ma’arif Legok ada orang personil
termasuk Kepala Madrasah. Tujuh orang yang mengalami latar belakang
pendidikan berbeda-beda dan diberlakukan sistem Guru kelas, sehingga setiap
Guru harus menghadapi setiap hari dari jam 07:00 sampai dengan 12:30 siang.
Untuk lebih jelasnya Struktur Organisasi dapat dilihat pada tabel/grafik berikut
dibawah ini :
B. Metode penelitian
Sesuai dengan tujuan yang dicapai, penelitian ini menggunakan metode
kualitatif, yakni penelitian yang menurut moleong (2004:37) memiliki ciri sebagai
berikut: brlatar alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat
peneliti, memanfaatkan metode kualitatif, menganalisis secara induktif,
mengarahkan sasaran pada usaha menemukan teori dari dasar, bersifat deskriptif,
lebih mementingkan proses dari pada hasil, membatasi studi dengan fokus,
memliki kriteria untuk menguji keabsahan data, rancangan penelitian bersifat
sementara, dan hasil penelitian diseakati bersama antara pihak peneliti dengan
subyek yang diteliti.
Untuk melakukan eksplorasi seperti yang dikehendaki dalam penelitian
kualitatif seperti digambarkan diatas, tatakerja yang dikehendaki lebih
menekankan pada observasi dan wawancara mendala. Hal ini akan memberikan
pemahaman secara konprehenshif terhadap pemikiran, sikap serta perilaku subyek
penelitian dengan segala dinamika yang terjadi dalam proses pembentukan
realitas sosial tersebut. Secara spesifik, model penelitian ini dapat
mendeskripsikan efektivitas pembelajaran bahasa arab dalam upaya peningkatan
prestasi siswa di mts ma’arif legok.
1. Informan penelitian / sumber data
Sasaran yang dijadikan objek penelitian ini (informan) adalah pelaku
langsung dalam pengelolaan pendidikan di mts ma’arif legok dengan rincian
sebagai berikut:
a. Segmen pertama, adalah informan dari unsur pengelola yang terdiri dari
kepala madrasah (1 orang) dan guru (3 orang)
b. Segmen kedua, informan yang dapat memberi informasi tambahan
seperti……
Dengan demikian jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak…,
terdiri dari segmen pelaksana…orang dan segmen pendukung… orang.
2. Instrumen penelitian
a. Jenis instrumen
Jenis instrumen dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dengan
kepala madrasah tsanawiyah ma’arif legok para guru dan siswa madraasah
b. Keabsahan data
Untuk menguki keabsahan data, dilakukan uji trianggulasi antara data hasil
wawancara, observasi, dan study dokumentasi atau antara sumber data satu
dengan sumber data lainnya.
3. Teknik pengumpulan data
Dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data dilakukan secara padu
antara berbagai teknik yang dikenal dengan trianggulasi (adanya upaya
mengkomparasikan antara data hasil observasi, dengan hasil wawancara
mendalam, dan study dokumentasi atau antara sumber data satu dengan
sumber data lainnya.
a. Observasi
Menurut gulo (2002:116) pengamatan (observasi) adalah suatu metode
pengumpulan data dimana peneliti atau kolaburatornya mencatat informasi
sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Dalam penelitian
kualitatif observasi merupakan salah satu teknik utama yang digunakan
peneliti untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan konteks,
sehingga peneliti dapat memperoleh makna dari informasi yang
dikumpulkan.
b. Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan
responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam
hubungan tatap muk, sehingga gerak dan mimik respondenmerupakan
pola media yang melengkapi kata-kata secara verbal (gulo,2003:119).
Wawancara dibuka dengan perkenalan dan penciptaan situasi yang
kondusif. Kemudian pertanyaan-pertanyaan diajukan, baik berstruktur
maupun tidak berstruktur. Dalam proses tanya jawab dengan responden,
pewawancara selain bertanya danmenyimak jawabannya, juga mencatat
jawaban-jawaban dari responden yang hasilnya harus di setujui oleh
responden.
c. Studi dokumentasi
Meskipun data penelitian deskriptif kebanyakan diperoleh dari sumber
manusia melalui observasi dan wawancara, untuk melengkapinya perlu
dilakukan studi doumentasi. Dokumen adalah tulisan harian, surat, dan
dokumen resmi. Teknik ini dimaksudkan untuk mengetahui tentang
penerapan pembelajaran bahasa arab dalam upaya peningkatan prestasi
siswa yang terdokumentasikan.
4. Teknik analisis data
a. Analisis data lapangan
Dari hasil catatan lapangan, peneliti melakukan analisis pendahuluan atau
preliminary analisis terhadap data yang ada. Hasil dari analisis ini
diasumsikan sebagai bahan perolehan data lanjutan apabila terdapat
kekuranglengkapan data, sehingga bisa dilakukan perolehan data susulan.
b. Tahap analisis setelah data terkumpul
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti setelah data terkumpul meliputi:
1). Kategorosasi
Kategorisasi data dalam aplikasinya menurut Bogdan dan Biklen di
istilahkan sebagai coding categories, yakni menyortir data deskriptif
yang telah dikumpulkan, sehingga spesifikasi topik-topik tertentu
dapat dipisahkan dari data lainnya secara fisik…sorting the
descriptive data you have collected (the signs under which you would
pile the toys) so that the material bearing on a given topic can be
physically separated from other dat. (bogdandan biklen, 1992:66)
2). Reduksi data
Setelah kategorisasi data dilakukan kedalam bentuk rangkuman data
sesuai dengan fokus penelitian, sub fokus penelitian atau kasifikasi
fokus, selanjutnya dilakukan analisis data tentang kelengkapan dan
relevansi data yang ada. Dari hasil analisis tersebut, maka proses
reduksi data hanya dilakukan terhadap data yang benar-benar kurang
relevan dengan fokus penelitian.
3). Display dan klasifikasi data
Display data dilakukan dengan maksusuntuk melihat data secara
keseluruhan, sedangkan klasifikasi data dipergunakan untuk melihat
pengelompokkan data sesuai dengan fokus penelitian.proses yang
dapat dilakukan melalui pengelompokkan kedalam matrik
4). Interpretasi dan verifikasi
Setelah langkah-langkah diatas dilakukan, data yang ada di
interpretasi sesuai dengan kebutuhan, sehingga proses penelitian terus
berkembang secara dinami. Proses generalisasi senantiasa dilakukan
dengan maksud untuk menemukan konsep-konsep dasar yang
signifikan dengan masalah penelitian (grounded theor).
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Efektivitas pembelajaran bahasa arab di MTs ma'arif legok
Kata efektivitas atau efektifitas sering digunakan oleh orang dalam
berbagai bidang. Seperti bidang pendidikan, perdagangan,pertanian dan lain
sebagainya.
1. Pengertian Efektivitas
Efektivitas mempunyai definisi yaitu suatu upaya yang dapat membawa
pengaruh, akibat, memberikan hasil yang memuaskan atau memanfaatkan waktu
dan cara dengan sebaik-baiknya.
Dalam dunia pendidikan kata efektivitas sering dipakai pada pola
penyampaian salah satu materi pelajaran terhadap anak didik atau mahasiswa
ketika terjadi proses belajar mngajar dikelas agar tujuan pengajaran tercapai
dengan baik. Proses belajar mengajar dikatakan efektif apabila berhasil guna,
artinya ada perubahan tingkah laku, baik itu yang berdimensi kognitif (ranah
cipta), afektif (ranah rasa), atau yang berdimensi psikomotor (ranah karsa) bahkan
meliputi segenap aspek organisme yang bersifat permanen.
Selain itu, kata efesien pun sering digunakan dalam dunia pendidikan yang
maknanya tidak jauh berbeda dengan kata efektif. Efisien atau efesiensi adalah
usaha atau bekerja dengan harapan memperoleh hasil yang baik tanpa
menghamburkan biaya, tenaga, dan waktu yang banyak. Sedangkan menurut Gie,
The Liang dalam bukunya "Cara Belajar Efesien", Yogyakarta : 1985 menjelaskan
efesiensi adalah sebuah konsep yang mencerminkan perbandingan terbaik antara
usaha dengan hasilnya.
Dengan dwmikian, ada dua macam efesiensi yang dapat dicapai siswa
yaitu:
a. Efisiensi Usaha belajar
b. Efesiensi Hasil Belajar
1. Efesiensi hasil belajar
Suatu kegiatan belajar dapat dikatakan efektif atau efesien kalau prestasi
belajar yang diinginkan dapat dicapai memuaskan dengan hasil usaha minimal.
Usaha dalam hal ini segala sesuatu yang digunakan untuk mendapat hasil belajar
yang memuaskan, seperti tenaga, pikiran, waktu, peralatan, dan lain-lain yang
relevan dengan kegiatan belajar. Efesiensi dari sudut usaha ini dapat digambarkan
dalam model berikut ini :
Model Gambaran Efesiensi dari Sudut Usaha Belajar
Usaha belajar
Usaha belajar
Usaha belajar
TONO
TUTI
NANI
Prestasi Belajar
Dari gambaran model diatas memperlihatkan kepada kita bahwa Nani
lebih efisien dari pada Tuti dan Tono, karena dengan usaha yang minim dapat
mencapai hasil belajar yang sama tingginya dengan dengan prestasi belajar Tuti
dan Tono. Padahal Tuti dan Tono telah belajar lebih keras, memakan waktu yang
lama dan biaya yang banyak, daripada Nani.
2. Efesiensi Hasl Belajar
Selanjutnya sebuah kegiatan belajar dapat pula dikatakan efesien apabila
dengan usaha belajar tertentu memberikan prestasi belajar tinggi. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan model berikut :
Prestasi Rendah
Prestasi Sedang
Prestasi Tinggi
Model di atas memperlihatkan bahwa Nani adalah siswa yang efesien
ditinjau dari prestasi yang dicapai, karena ia menunjukkan perbandingan yang
terbaik dari sudut hasil. Dalam hal ini, meskipun usaha belajar Nani sama
besarnya dengan usaha Tuti dan Tono (lihat kotak belajar), ia telah memperoleh
prestasi yang optimal atau lebih tinggi daripada prestasi si Tuti dan Tono.
Usaha Belajar
TONO
TUTI
NANI
B. Upaya peningkatan prestasi belajar siswa MTs Ma'arif Legok
Bentuk upaya yang dilakukan oleh guru bidang study bahasa arab dalam
pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) adalah berupaya supaya siswa
MTs ma'arif Legok terampil dalam menguasai keterampilan berbahasa.
Sebelum diketahui apa pengertian ketrampilan berbahasa Arab seutuhnya terlebih
dahulu penulis akan menguraikan apa yang dimaksud dengan ketrampilan dan
bahasa Ketrampilan adalah kecekatan, kecakapan atau kemampuan untuk
melakukan sesuatu dengan baik dan cermat. Sedangkan berbahasa adalah
sebagaimana ciri prefeks -ber pada bahasa Indonesia, menyatakan
makna“kebiasaan melakukan sesuatu”. Bahasa suatu sistem komunikasi,
dialaminya dan hakekat bahasa sebenarnya adalah makna.41
b. Indikator ketrampilan berbahasa Arab.Tercapainya suatu keberhasilan dalam
ketrampilan berbahasa Arab ditandai beberapa kemahiran diantaranya yaitu;
1) Kemahiran menyimak (istima’)
Di MTs Ma’rif Legok Kemahiran menyimak (listening) skill dapat dicapai
dengan latihan-latihan mendengar perbedaan satu phoneme dengan phoneme
yang lainnya antara satu ungkapan dengan ungkapan lainnya, baik langsung
dari native speaker atau melalui rekaman tape untuk memahami bentuk dan arti
dari apa yang didengar diperlukan latihanlatihan berupa mendengarkan materi
yang direkam dan pada waktu yang bersamaan melihat rangkaian gambar yang
mencerminkan arti dari isi apa yang didengarkan tersebut.
2) Kemahiran berbicara (kalam)
41Jos Daniel Parera, Linguistik, Edukasional, (Jakarta: Airlangga, 1997), h. 26-27
Kemahiran berbicara atau speaking skill merupakan kemahiran linguistic yang
paling rumit, karena ini menyangkut masalah berfikir atau memikirkan apa
yang harus dikatakan sementara menyatakan apa yang telah dipikirkan. Semua
ini memerlukan persediaan kata dan kalimat tertentu yang cocok dengan situasi
yang dikehendaki dan memerlukan banyak latihan ucapan dan ekspresi atau
menyatakan pikiran dan perasaan secara lisan system leksikal, gramatikal dan
semantic digunakan simultan dengan intonasi tertentu.
3) Kemahiran membaca (Qiro’ah)
Kemahiran membaca mencakup dua hal yaitu mengenali simbul-simbul tertulis
dan memahami isinya dengan beberapa cara. Diantaranya dengan membekali
murid dengan perbendaharaan kata yang cukup. Aktifitas membaca,
menyediakan input bahasa sama seperti menyimak. Namun demikian membaca
memiliki kelebihan dari menyimak dalam hal pemberian butir linguistic yang
lebih akurat. Disamping itu pembaca yang baik bersifat otonom dan bisa
berhubungan dengan melalui majalah, buku atau surat kabar berbahasa Arab42
dengan cara seperti itu pembelajaran akan memperoleh kosakata dan bentuk-
bentuk bahasa dalam jumlah banyak yang sangat bermanfaat dalam interaksi
komunikatif, faktor tersebut jelas menunjukkan bahwa pengajaran membaca
perlu memperoleh perhatian serius dan wacana membaca tidak boleh hanya
dipandang sebagai batu loncatan bagi aktivitas berbicara dan menulis semata,
tujuan pengajaran bahasa sebagaimana kita ketahui adalah mengembangkan
kemampuan bagi siswa, dengan demikian guru bertugas untuk meyakinkan
42 Furqonul Aziz dan Chaidar Al-Wasilah, Pengajaran Bahasa Komunikatif, (Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2000, Cet. II), h. 10828
bahwa proses belajar mengajar akan menjadi pengalaman yang sangat
menyenangkan bagi para siswa.
4) Kemahiran menulis (Kitabah)
Kemahiran menulis menyangkut 3 hal yaitu:
a) Kemahiran membuat alphabet Kemahiran membuat alphabet dimaksud
untuk menyatakan bunyi berbeda-beda antara bahasa yang lain
b) Kemahiran mengeja
Kemahiran mengeja ini akan berkembang menjadi modifikasi kalimat yaitu
mengubah kalimat yang ada dengan unsur yang lain, menyempurnakan
kalimat yang belum selesai atau mengubah kalimat aktif menjadi pasif,
begitu sebaliknya.
c) Kemahiran menyatakan perasaan dan pikiran melalui tulisan atau yang
lazimnya disebut komposisi. Kemahiran ini dapat dicapai melalui latihan-
latihan yang berupa:
(1) Merangkum bacaan terpilih dan menceritakan kembali dalambentuk
tulisan, tetapi menggunakan kata-kata siswa itu sendiri.
(2) Menceritakan gambaran yang dilihat atau pekerjaan yang dilakukan
siswa sehari-hari.
(3) Membuat diskripsi suatu gambaran atau peristiwa sampai masalah
sekecil-kecilnya.
(4) Menceritakan perbuatan yang biasanya dilakukan oleh siswa,seperti
mengendarai sepeda dan lain-lainnya.
3 Problematika dan Solusi dalam pembelajaran bahasa
Dalam proses pembelajaran, tidak terlepas dari adanya problematika dihadapi
oleh para pengajar, para peserta didik dan alat pembelajaran yang meliputi;
buku pedoman belajar. Problem sangat beragam sehingga problem dari kelas
yang lain tidak sama, begitu juga dengan problem pembelajaran bahasa Arab.
Berikut ini paparan singkat tentang problem pembelajaran bahasa Arab secara
umum yang tentunya perlu diketahui oleh para guru dan para siswa dalam
pembelajaran bahasa Arab. Dengan demikian guru dapat mempersiapkan
solusi-solusi alternatif untuk mencapai pembelajaran yang efektif dan efisien.
a. Dari pihak guru
1. Guru tidak memahami metodologi pembelajaran yang terus berkembang
sehingga guru kurang memahami materi yang diajarkan. Untuk mengatasi
masalah itu guru harus menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan.
2. Guru kurang konsisten dalam penerapan tahapan-tahapan metode yang ada
3. Guru tidak memahami psikologi peserta anak didiknya sehingga proses
pembelajaran berjalan kaku dan tidak menarik bagi siswa. Untuk
mengatasi masalah psikologi anak didik diharapkan seorang guru
mengenal watak atau karakter siswa sehingga membantu aspek-aspek
pribadi para siswa untuk meningkatkan kreatifitas pembelajaran dikelas.
b. Dari pihak siswa
1. Siswa tidak memiliki kemauan yang kuat untuk belajar, karena kurangnya
dukungan yang kuat dari orang-orang terdekat. Untuk mengatasi hal
tersebut siswa hendaknya dijelaskan tentang tujuan atau manfaat dari
pembelajaran tersebut
2. Latar belakang lingkungan yang kurang mendukung kemajuan prestasi
belajar, untuk mengatasi problem tersebut siswa harus mempunyai
prasyarat dalam hal ini siswa harus mempunyai motivasi belajar dengan
upaya pembelajaran.43
3. Siswa tidak memiliki rasa percaya diri terutama dalam
pembelajaran bahasa, ini dikarenakan orang yang belajar bahasa yang
utama harus memiliki rasa percaya diri untuk berkomunikasi tanpa hal itu
siswa akan sulit berkembang dalam mengatasi hal ini para siswa
diperbolehkan untuk berbicara meskipun mengabaikan grammar atau
Qawaid.
4.Penyajian dan analisis data
1. Data hasil dokumentasi
Data yang diperoleh dengan dokumentasi ini digunakan untuk melengkapi hasil
penelitian tentang keadaan MTs Ma’arif Legok, letak geografis MTs Ma’arif
Legok, buku pedoman MTs Ma’arif Legok yang terdiri dari sejarah MTs Ma’arif
Legok, keadaan siswa dan guru, keadaan sarana dan prasarana di MTs Ma’arif
Legok, dan nilai siswa yang menjadi acuan tingkat keefektifan pembelajaran
bahasa Arab.
2. Data hasil interview
Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini memperoleh hasil data yang
diperoleh melalui salah satu pengajar atau guru pada mata pelajaran bahasa Arab
tentang pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab.
43 Oemar Hamalik Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995) h.67
Setelah penulis melakukan interview dengan guru pengajar bahasa Arab di
kelas 1-3, beliau mengatakan bahwa tingkat kemampuan siswa dalam belajar
bahasa Arab berbeda-beda, artinya ada siswa yang pandai dan mudah faham
terhadap pelajaran bahasa Arab, namun ada juga yang agak lambat tehadap
pelajaran bahasa Arab. Begitu juga prestasi belajarnya pun tergantung pada
kemampuan yang mereka miliki. Dalam proses pengajarannya, beliau
menggunakan metode pengajaran yang selalu bervariasi, artinya ia menyesuaikan
dengan rencana pengajaran. Ini dilakukan sebagai upaya untuk proses
pembelajaran yang enak. Misalkan metode iqro’, beliau membacakan bahan
bacaan yang ada dengan benar, lalu semua siswa mengikutinya sampai benar.
Beliau juga memberikan kesempatan untuk dua anak yang memiliki kemampuan
berbahasa Arab yang berbeda. Ini dilakukan supaya siswa saling memotivasi
untuk maju. Selain itu, untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa, beliau juga
menambahkan materi muhadasah (percakapan), karena menurut beliau bahasa
tidak hanya diujikan lewat tulis, tapi bagaimana anak tersebut mampu untuk
berkomunikasi secara aktif, karena bahasa merupakan kebiasaan yang diulang-
ulang. Apabila ditemukan siswa yang tertinggal dalam prestasinya, beliau
memberikan kesempatan untuk mengulang di minggu yang akan datang sampai
anak tersebut faham. Dalam menerima pelajaran, siswa yang lulusan dari
Madrasah Ibtidaiyah cenderung mudah memahami apa yang diberikannya.
Sedangkan siswa yang dari SD, biasanya tingkat pemahamannya pun lemah dan
mudah tertinggal. Untuk menyiasati hal semacam ini, dalam hal disiasati dengan
menggunakan kitab nahwul wadieh karena sangat membantu para siswa yang
tingkat pemahamannya lemah. Beliau memberikan kesempatan yang sama antara
siswa yang mempunyai kemampuan rendah dengan siswa yang mempunyai
kemampuan tinggi dalam belajar agar tidak terjadi kesenjangan diantara
keduanya. Sedangkan Ibu Murni mengatakan bahwa tingkat kemampaun siswa
dalam bahasa arab juga diperngaruhi oleh sejak kapan ia belajar bahasa Arab,
apakah dari MI atau SD. Karena hal ini sangat berpengaruh dengan proses
pembelajaran dalam kelas. Biasanya beliau memisahkan antara lulusan SD dengan
MI, karena terdapat perbedaan yang signifkan dalam penguasaan materi.
3. Data hasil observasi
Penggunaan metode observasi dilakukan dengan cara terjun langsung ke lapangan
yaitu dengan mengamati guru yang sedang mengajar serta siswa yang sedang
belajar. Adapun hasil observasi adalah:
1) Guru bahasa Arab dalam mengajar menggunakan beberapa metode diantaranya
metode ceramah, diskusi kelompok, penugasan dan juga dengan permainan-
permainan yang berhubungan dengan materi pelajaran.
2) Dalam mengajar guru sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan baik itu
menyangkut materi sebelumnya atau materi yang sedang dibahas dan siswa pun
diberi kesempatan bertanya dan berfikir.
3) Guru selalu memperhatikan siswanya, jika pada saat pelajaran berlangsung dan
terdapat siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru maka guru akan
menegurnya.
4) Pada saat pelajaran bahasa Arab, siswa memegang atau memiliki buku paket
bahasa arab sehingga dapat membantu meningkatkan kemampuan berbahasa
Arab.
5) Guru selalu memberikan motivasi dan dorongan kepada siswanya untuk selalu
semangat dalam belajarnya agar menghasilkan prestasi yang diinginkannya.
4. Data hasil angket
Angket yang diberikan kepada responden terdiri dari 13 item soal yang diberikan
kepada 43 siswa. Setiap item mempunyai 3 alternatif jawaban sebagai berikut:
a. Senang
b. Biasa saja
c. Tidak senang
Table
Tentang sikap terhadap pelajaran Bahasa Arab
NO Kriteria Nilai N F Prosentase
1 Senang
Biasa saja
Tidak senang
43 38 90%
2 5 10%
3 - -
Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab
senang yaitu dengan prosentase 90% dan dapat dikonsultasikan dengan standart
yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 76%-100% adalah tergolong baik
dalam hal sikap siswa terhadap pelajaran bahasa Arab. Pertanyaan diatas
digunakan peneliti untuk mengetahui tingkat kesukaan siswa terhadap pelajaran
bahasa Arab.
Table
Tentang qira’ah dan Muhadatsah yang terdapat dalam pelajaran Bahasa Arab
NO Kriteria Nilai N F Prosentase
1 Sangat Sulit
Cukup Sulit
Kadang-kadang
43 37 70%
2 16 30%
3 - -
Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab
sangat sulit yaitu dengan prosentase 70% dan dapat dikonsultasikan dengan
standart yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 56%-75% adalah
tergolong cukup dalam hal penguasaan qiroa’ah dan muhadasah dalam pelajaran
Bahasa Arab. Pertanyaan diatas digunakan peneliti untuk mengetahui tingkat
kelancaran siswa dalam membaca teks Arab.
Table
Tentang Insya’ dan kitabah
NO Kriteria Nilai N F Prosentase
1 Tidak Sulit
Cukup Sulit
Sangat Sulit
43 14 36%
2 29 64%
3 - -
Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab
cukup sulit yaitu dengan prosentase 64% dan dapat dikonsultasikan dengan
standart yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 56%-75% adalah
tergolong cukup dalam hal penguasaan insya'. Pertanyaan diatas digunakan
peneliti untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menulis Arab dan
mengarang dengan menggunakan bahasa Arab.
Table
Tentang Latihan dan Soal
NO Kriteria Nilai N F Prosentase
1 Tidak Sulit
Cukup Sulit
Sangat Sulit
43 12 32%
2 31 68%
3 - -
Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab
cukup sulit yaitu dengan prosentase 68% dan dapat dikonsultasikan dengan
standart yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 56%-75% adalah
tergolong cukup dalam hal penguasaan latihan soal dalam kitab. Pertanyaan diatas
digunakan peneliti untuk mengevaluasi pemahaman siswa tentang materi yang
telah diajarkan oleh guru dalam pembelajaran bahasa .
Table
Tentang pelajaran yang diberikan oleh guru
NO Kriteria Nilai N F Prosentase
1 Selalu Mengingat
Kadang-kadang
Tidak Mengingat
43 36 83%
2 7 17%
3 - -
Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab
selalu mengingat yaitu dengan prosentase 83% dan dapat dikonsultasikan dengan
standart yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 76%-100% adalah
tergolong baik dalam hal pelajaran yang diberikan guru. Pertanyaan diatas
digunakan peneliti untuk mengetahui apakah siswa menyukai pembelajaran yang
diberikan guru dalam pembelajaran bahasa Arab
Table
Tentang materi yang diberikan oleh guru
NO Kriteria Nilai N F Prosentase
1 Tidak Sulit 43 31 66%
Cukup Sulit
Sangat Sulit
2 12 34%
3 - -
Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab
tidak sulit yaitu dengan prosentase 66% dan dapat dikonsultasikan dengan
standart yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 56%-75% adalah
tergolong cukup dalam hal materi yang digunakan guru. Pertanyaan diatas
digunakan peneliti untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman siswa
dalam memahami materi pelajaran yang diajarkan oleh guru.
Table
Tentang perasaan anda setelah belajar Bahasa Arab
NO Kriteria Nilai N F Prosentase
1 Tidak Sulit
Cukup Sulit
Sangat Sulit
43 34 69%
2 9 31%
3 - -
Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab
sangat menyukai yaitu dengan prosentase 69% dan dapat dikonsultasikan dengan
standart yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 56%-75% adalah
tergolong cukup dalam hal perasaan siswa terhadap pelajaran bahasa Arab.
Pertanyaan diatas digunakan peneliti untuk mengetahui perasaan anak didik dalam
menyikapi pelajaran bahasa Arab.
Table
Tentang Metode Mengajar
NO Kriteria Nilai N F Prosentase
1 Tidak Sulit
Cukup Sulit
Sangat Sulit
43 37 80%
2 5 20%
3 - -
Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab selalu
variatif yaitu dengan prosentase 80% dan dapat dikonsultasikan dengan standart yang
dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 56%-75% adalah tergolong baik dalam hal
penyampaian guru dengan menggunakan metodenya. Pertanyaan diatas digunakan
peneliti untuk mengetahui apakah siswa menyukai metode yang digunakan guru
dalam pembelajaran bahasa Arab
Table
Tentang alat peraga yang digunakan oleh guru
NO Kriteria Nilai N F Prosentase
1 Selalu Menggunakan
Kadang-Kadang
Tidak Menggunakan
43 35 80%
2 4 10%
3 4 10%
Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab
selalu menggunakan yaitu dengan prosentase 80% dan dapat dikonsultasikan
dengan standart yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 56%-75% adalah
tergolong baik dalam hal alat peraga yang digunakan oleh guru. Pertanyaan diatas
digunakan peneliti untuk mengetahui perangkat-perangkat yang dipakai guru
dalam pembelajaran bahasa Arab.
Table
Tentang Evaluasi yang diberikan guru
NO Kriteria Nilai N F Prosentase
1 Tidak Sulit
Cukup Sulit
Sangat Sulit
43 35 70%
2 8 30%
3 - -
Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab
tidak sulit yaitu dengan prosentase 70% dan dapat dikonsultasikan dengan
standart yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 56%-75% adalah
tergolong cukup dalam hal evaluasi yang diberikan guru. Pertanyaan diatas
digunakan peneliti untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami
pelajaran yang diajarkan oleh guru.
Table
Tentang tugas yang diberikan guru
NO Kriteria Nilai N F Prosentase
1 Selalu mengrjakan
Kadang-kadang
Tidak mengerjakan
43 31 70%
2 8 20%
3 4 10%
Dari table di atas menunjukkan bahwa mayoritas responden menjawab
selalu mengerjakan yaitu dengan prosentase 70% dan dapat dikonsultasikan
dengan standart yang dikeluarkan oleh Suharsimi Arikunto yaitu 56%-75% adalah
tergolong cukup dalam hal tugas yang diberikan oleh guru. Pertanyaan diatas
digunakan peneliti untuk mengetahui apakah murid mampu menyelesaikan tugas
yang diberikan guru pada setiap akhir pelajaran bahasa Arab.
REKAPITULASI PROSENTASE
NO PERTANYAANPROSENTASE
A B C
1 Sikap siswa terhadap pelajaran bahasa arab 90% 10% -
2Menyukai qira’ah dan muhadatsah yang terdapat dalam pelajaran Bahasa Arab
70% 30% -
3Kesulitan memahami insya’ dan kitabah yang terdapat dalam pelajaran Bahasa Arab
64% 36% -
4 Latihan soal pelajaran yang diberikan oleh guru 68% 32% -
5 Mengingat pelajaran yang diberikan guru 83% 17% -
6 Tentang materi yang diajarkan guru 66% 34% -
7.Tentang perasaan siswa setelah belajar Bahasa Arab
69% 31% -
8 Apakah metode yang digunakan guru selalu 80% 20% -
variatif dalam penyampaian materi pelajaran
9Setiap pembelajaran guru menggunakan alat peraga
80% 10% 10%
10 Kesulitan saat evaluasi dilaksanakan 70% 30% -
11Apakah anda selalu mengerjakan tugas yang diberikan olh guru
70% 20% 10%
Setelah diketahui prosentase dari masing-masing item pertanyaan tentang
kegiatan belajar mengajar bahasa Arab, maka dapat diketahui bahwa tingkat
efektifitas pembelajaran bahasa Arab sangat efektif.
5. Data hasil raport
Untuk mengetahui penerapan sebuah kitab dapat dikatakan efektif apabila
hasil yang diperoleh siswa juga baik. Karena hal itu merupakan tolak ukur
terakhir dalam menentukan keefesienan tersebut. Disini penulis juga akan
menyajikan data hasil belajar yang diperoleh siswa kelas 1, 2 dan 3 selama
setahun, untuk mengetahui tingkat efektifitas pembelajaran di MTs Ma’rif Legok.
Nilai kemudian dikonsultasikan dengan data interpretasi nilai yaitu. 80-100 sangat
baik, 70-79 baik, 60-69 cukup dan jelek 0-59, untuk memperkuat data dan
penelitian ini maka peneliti sajikan data nilai kelas 1, 2 dan 3.
Table
Daftar nilai 1, 2 dan 3
NO Kelas 1 Nilai Kelas 2 Nilai Kelas 3 Nilai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
a. Keadaan Guru
Untuk mempermudah mengetahui keadaan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Desa Legok Kecamatan Lohbener Kabupaten Indramayu maka dapat dilihat pada
tabel I sebagai berikut :
TABEL I
Data Tenaga pengajar MI Ma’arif Legok
NO NAMA L/P TEMPAT/TANGGAL LAHIR
JABATAN PENDIDIKAN ALAMAT
1 Ropingi L IM, 6 Juli 1964 Kepala D 2 LEGOK
2 Catinih P IM, 12-10-1978 Guru D 2 LEUWIGEDE
3 Rahmat L Im, 16-05-1977 Guru D 2 LEGOK
4 Nasorih L Im, 07 Juni 1978 Guru D 2 LEGOK
5 Amin maskana L Im, 12 Juli 1978 Guru SMA LEGOK
6 Ru’yat alhilal L IM, 6 Sept 1980 Guru SMA LEGOK
7 nuridah p Im, 16-12-1980 Guru SMA LEGOK
B. Keadaan Siswa
Keadaan siswa yang ada di MI Ma’rif Legok Kecamatan Lohbener
Kabupaten Indramayu berdasarkan stanbuk siswa berjumlah 99 siswa, terdiri dari
50 siswa Laki-laki dan 49 siswa Perempuan. Adapun data tersebut dapat dilihat
pada tabel II sebagai berikut :
TABEL 2
Data Keadaan siswa MI Ma’rif Legok
NO Jenis Kelamin
Kelas Jumlah
I II III IV V VI
1 L 8 8 12 7 10 5 50
2 P 9 11 9 7 7 8 49
Jumlah 14 18 21 13 16 11 99
C. Sarana dan Prasarana
1. Letak Geografis MI Ma’rif Legok
Sarana dan Prasarana merupakan hal yang mutlak bagi suatu lembaga
pendidikan seperti MI Ma’rif, Mengingat keadaan sarana dan prasarana unsur
penunjang yang sangat penting. Proses kegiaatan pembinaan di Ma’rif tanpa
adanya sarana dan Prasarana memadai sangat sulit untuk menghasilkan anak didik
yang berprestasi dan berkualitas
Dengan adanya fasilitas dan prasarana bagi lembaga penddidikan sangat
mutlak di perlukan yaitu berupa alat-alat pendidikan, sebab dengan terpenuhinya
sarana bagi lembaga pendidikan akan memperlancar proses belajar mengajar.
Dengan demikian kemajuan yang di capai oleh seluruh pengelola pendidikan akan
mudah teratasi.
Proses berlangsungnya suatu kegiatan baik yang terprogram maupun
monoprogram sangat ditentukan oleh keadaan dua prasarana sebagai alat
kelancaran suatu kegiatan tersebut. Begitu juga proses berlangsungnya suatu
kegiatan yang dicanangkan oleh sebuah lembaga pendidikan dimana biasanya
didalamnya terdapat bebagai ragam kegiatan intrakurikuler dan proses kegiatan
belajar mengajar, tentu memerlukan fasilitas yang menunjang sebagai program,
untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh lembaga pendidikan MI ma’rif
Legok.
Sarana dan prasarana di MI Ma’rif Legok Kecamatan Lohbener Kabupaten
Indramayu diantaranya adalah sebagai berikut :
Dari letak geografis MI Ma’rif Legok Kecamtan Lohbener Kabupaten
Indramayu adalah sekitar + 20 KM dari arah selatan kota Indramayu, sedangkan
jarak kantor kuwu Desa Legok + 1 KM. kemudian lokasi tepatnya yaitu didepan
Masjid Legok Blok Kolot, disebelah utara Desa Krasak pulo dan sebelah timur
sungai cimanuk.
a. Sebelah utara berbatasan dengan wilayah Desa Lohbener
b. Sebelah timur berbatasan dengan sungai cimanuk
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bojong Slawi
d. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Waru.
Dilihat dari letak geografis, MI Ma’rif legok sangat mudah untuk
dijangkau karena dapat ditempuh dengan seperti halnya, sepeda, jalan kaki, dan
kendaraan bermotor.
Proses berlangsungnya suatu kegiatan baik yang terprogram maupun
monogram sangat ditentukan oleh keadaan dan prasarana sebagai alat kelancaran
suatu kegiatan tersebut. Begitu proses berlangsungnya suatu kegiatan yang
dilaksanakan oleh suatu lembaga pendidikan dimana biasanya didalamnya
terdapat berbagai raganm kegiatan Intrakurikuler dan proses kegiatan belajar
mengajar, tentu memerlukan fasilitas yang menunjang sebagai realita untuk
mencapai tujuan yang diharapkan oleh suatu lembaga pendidikan yang
bersangkutan.
2. Fasilitas Sarana dan Prasarana
a. Fasilitas Bangunan
Secara umum keadaan MI Ma’rif Desa Legok Kecamatan Lohbener Kabupaten Indramayu dikatakan baik, ruang belajar serat fasilitas yang ada masih layak untuk digunakan, terdiri dari :
- R uang Kantor dan Kepala Sekoalh
- Ruang belajar 6 (enam) buah
- WC Sekolah untuk Guru dan Murid
- Masjid
- Lapangan
c. Fasilitas Belajar Mengajar
- Meja Murid sebanyak 100 buah
a. Kursi murid sebanyak 200 buah
b. Lemari sebanyak 6 Buah
c. Meja Guru sebanyak 8 Buah
d. Kursi guru sebanyak 8 Buah
Salah satu yang menunjang sarana untuk siswa MI Ma’rif yang biasanya disuplai dari para donator dan tidak menutup kemungkinan masih membutuhkan dana tambahan dari masyarakat.
Untuk pengelola dana tersebut di alokasikan sesuai kebutuhan sekolah dan murid-murid MI Ma’rif Desa Legok Kecamatan Lohbener Kabupaten Indramayu, seperti pengadaan buku-buku pelajaran, buku penunjang materi, sarana dan operasional lainya. Ini dimaksudkan untuk membimbing SDM sesuia dengan tujuan pendidikan Nasional.
3. Fasilitas Olahraga
Fasilitas Olahraga yang ada di Mi Ma’rif memang sangat terbatasi, namun hal ini tidak mengurangi semangat siswa-siswi yang ada di sekolah tersebut untuk melakukan olahraga setiap hari sabtu dan dilakukan oleh masing-masing kelas sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan .
Adapun fasilitas olahraga yang tersedia di MI Ma’rif Legok adalah sebagai berikut :