Page 1
i
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING
TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI ORGAN GERAK
HEWAN SISWA KELAS V SD INPRES WAEMATA KABUPATEN
MANGGARAI BARAT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
Siti Nur Asti Ayu
NIM 10540 9628 15
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
OKTOBER 2020
Page 8
viii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Jangan bersedih atas apa yang terjadi hari ini,
sebab kita tidak tahu apa yang akan terjadi
hari esok.
Kupersembahkan karya ini buat:
Kedua orang tuaku, suamiku, dan saudaraku, tanpa
inspirasi, dorongan, dan dukungan yang telah kalian
berikan kepada saya, saya mungkin bukan apa-apa saat ini.
Page 9
ix
ABSTRAK
Siti Nur Asti Ayu. 2020. Efektivitas Model Pembelajaran Mind Mapping
Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Organ Gerak Hewan Siswa Kelas V SD Inpres
Waemata Kabupaten Manggarai Barat. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar. Pembimbing I Irmawanty dan pembimbing II Ma‟ruf.
Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Experimental dengan
menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design yang dalam
pelaksanaannya melibatkan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan
model pembelajaran mind mapping terhadap hasil belajar IPA materi organ gerak
hewan siswa kelas V SD Inpres Waemata Kabupaten Manggarai Barat. Subyek
populasi penelitian adalah siswa kelas V SD Inpres Waemata yang terdiri dari 4
kelas. Dengan penentuan sampel dipilih secara sampling purposive (pertimbangan
tertentu) sehingga diperoleh kelas V A sebagai kelompok eksperimen dan kelas V
B sebagai kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pretest siswa
kelas kontrol memperoleh skor rata-rata hasil belajar yaitu 56,94 dan pretest siswa
kelas eksperimen memperoleh skor rata-rata yaitu 59,7. Sedangkan pada posttest
siswa kelas kontrol memperoleh skor rata-rata yaitu 72,5 dan posttest siswa kelas
eksperimen memperoleh skor rata-rata yaitu 87,75. Berdasarkan hasil analisis
statistik inferensial dengan menggunakan uji t diketahui bahwa nilai t hitung yang
diperoleh siswa kelas kontrol yaitu 5.80, dan nilai t hitung yang diperoleh siswa
kelas eksperimen yaitu 8,26. Nilai t hitung siswa kelas eksperimen lebih besar
dibandingkan nilai t hitung kelas kontrol. Nilai t hitung yang diperoleh siswa kelas
eksperimen kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel. Derajat kebebasan (d.b) =
38-1 = 37 dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh t tabel = 1,68. Jadi, t hitung ≥ t tabel
atau 8,26 ≥ 1,68, dan rata-rata keaktifan siswa yaitu 73.5, maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Ini berarti bahwa penggunaan model pembelajaran mind mapping efektif
digunakan dalam pembelajaran IPA tema 1 organ gerak hewan dan manusia
subtema 1 organ gerak hewan siswa kelas V SD Inpres Waemata Kabupaten
Manggarai Barat.
Kata Kunci : hasil belajar, mind mapping
Page 10
x
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahi Rabbil ‟Alamin. Kalimat yang paling utama diucapkan atas
segala limpahan rahmat Allah Sang Penentu Segalanya, yang telah memberikan
kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Efektivitas Model Pembelajaran Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar IPA
Materi Organ Gerak Hewan Siswa Kelas V SD Inpres Waemata Kabupaten
Manggarai Barat”.
Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi tauladan
bagi umat muslim diseluruh dunia dan sebagai pelopor peradaban manusia yang hakiki.
Tulisan ini diajukan sebagai syarat yang harus dipenuhi guna memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan.
Sepenuhnya penulis menyadari bahwa skripsi ini takkan terwujud tanpa adanya
ulur tangan dari orang-orang yang telah digerakkan hatinya oleh Sang Khalik untuk
memberikan dukungan, bantuan, bimbingan baik secara langsung maupun tidak langsung
bagi penulis, oleh karena itu di samping rasa syukur kehadirat Allah SWT, penulis juga
menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak yang selama ini memberikan bantuan
hingga terselesainya skripsi ini.
Pada kesempatan ini, penulis secara istimewa berterima kasih kepada kedua
orang tuaku tercinta kepada Ayahanda Hadi dan Ibunda Irma, atas segala jerih payah,
pengorbanan dalam mendidik, membimbing dan mendoakan serta segala materi yang
diberikan kepada penulis dalam setiap langkah menjalani hidup selama ini sehingga
selesainya studi (S1) penulis. Maafkan ananda yang selama ini telah banyak membuat
Page 11
xi
ayahanda dan ibunda kecewa, demikian pula untuk suami saya Mustafa Gabi dan adik-
adik saya Tiar, Ikhdar dan Ilham, tiada kata yang mampu penulis definisikan untuk
mengungkapkan rasa terima kasih atas segala pengorbanan dan pengertian yang diberikan
selama penulis menempuh pendidikan. Semoga Allah SWT. selalu memberikan
perlindungan, kesehatan, dan pahala yang berlipat ganda atas segala kebaikan yang telah
dicurahkan kepada penulis selama ini
Ibunda Irmawanty, S.Si.,M.Pd. selaku pembimbing I dan ayahanda Ma‟ruf,
S.Pd.,M.Pd. selaku pembimbing II, yang dengan tulus ikhlas meluangkan waktunya
memberikan petunjuk, arahan dan motivasi kepada penulis sejak awal hingga selesainya
skripsi ini. Semoga Allah SWT. selalu memberikan perlindungan, kesehatan, dan pahala
yang berlipat ganda atas segala kebaikan yang telah dicurahkan kepada penulis selama
ini.
Pada kesempatan ini, dengan segala hormat penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag, selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib, M.Pd., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Aliem Bahri, S.Pd.,M.Pd.
selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak dan Ibu Dosen Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas
segala bimbingan dan ilmu yang diberikan kepada penulis selama di bangku kuliah, Ibu
Maria A. Nila Kusuma, S.Pd.,SD, selaku Kepala SDI Waemata dan Ibu Siti Mariami,
S.Pd.,SD, sebagai guru mata pelajaran IPA yang senantiasa membimbing selama
melakukan penelitian serta peserta didik kelas V A dan V B atas segala pengertian dan
kerjasamanya, terima kasih atas perhatian, doa dan telah menjadi bagian dari jejak
perjuanganku selama ini.
Page 12
xii
Terlalu banyak orang yang berjasa kepada penulis selama menempuh pendidikan
di Universitas Muhammadiyah Makassar, sehingga tidak akan muat bila dicantumkan dan
dituturkan semuanya dalam ruang yang terbatas ini, kepada mereka semua tanpa
terkecuali penulis ucapkan terima kasih yang teramat sangat dalam dan penghargaan yang
setinggi-tingginya.
Dengan kerendahan hati penulis menyampaikan bahwa tak ada manusia yang
luput dari kesalahan dan kekhilafan. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan
saran dan kritik yang membangun sehingga penulis dapat berkarya yang lebih baik lagi
pada masa yang akan datang. Dengan harapan dan do‟a penulis, semoga skripsi ini
memberikan manfaat dan menambah khasanah ilmu khususnya di bidang pendidikan
guru sekolah dasar.
Aamiin Yaa Rabbal „Alamin.
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Makassar, 15 Oktober 2020
Penulis
Page 13
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. iii
KARTU KONTROL BIMBINGAN ............................................................ iv
SURAT PERNYATAAN.............................................................................. vi
SURAT PERJANJIAN ................................................................................. vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ viii
ABSTRAK ................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................... 7
A. Kajian Teori ..................................................................................... 7
1. Hakikat Efektivitas ..................................................................... 7
Page 14
xiv
2. Belajar ........................................................................................ 8
3. Pembelajaran .............................................................................. 10
4. Pembelajaran IPA ....................................................................... 11
5. Model Pembelajaran Mind Mapping .......................................... 15
6. Hasil Belajar ............................................................................... 23
B. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................... 24
C. Kerangka Pikir ................................................................................. 25
D. Hipotesis ........................................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 29
A. Rancangan Penelitian ....................................................................... 29
B. Populasi dan Sampel ........................................................................ 30
C. Variabel Penelitian ........................................................................... 30
D. Definisi Operasional Variabel .......................................................... 31
E. Instrumen Penelitian ......................................................................... 32
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 34
G. Teknik Analisis Data ........................................................................ 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 41
A. Hasil Penelitian ................................................................................ 41
B. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 51
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 53
A. Kesimpulan ...................................................................................... 53
B. Saran ................................................................................................. 53
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 55
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 57
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... 126
Page 15
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa ............................................................. 33
3.2 Teknik Kategori Standar SD Inpres Waemata ........................................... 36
3.3 Kriteria Ketuntasan Secara Individual ........................................................ 37
4.1 Rincian Kegiatan Penelitian ....................................................................... 41
4.2 Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas siswa ........................................... 43
4.3 Statistik Skor Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen (Pretest dan Posttest)
..................................................................................................................... 44
4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar IPA Kelas
Eksperimen (Pretest dan Posttest) .............................................................. 44
4.5 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen (Pretest dan
Posttest) ...................................................................................................... 45
4.6 Statistik Skor Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol (Pretest dan Posttest) ...... 46
4.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol
(Pretest dan Posttest) .................................................................................. 46
Page 16
xvi
4.8 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol (Pretest dan Posttest)
..................................................................................................................... 47
4.9 Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ........... 48
4.10 Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Kelas Kontrol .................. 48
4.11 Hasil Uji Homogenitas Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol (Pretest
dan Posttest) ............................................................................................... 49
4.12 Hasil Analisis Uji t ..................................................................................... 51
Page 17
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Bagan Kerangka Pikir ................................................................................. 27
3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design ........................... 29
Page 18
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
LAMPIRAN A .................................................................................................. 58
1. Silabus ......................................................................................................... 59
A.2 RPP ............................................................................................................. 63
A.3 Hasil Mind Mapping Siswa ........................................................................ 79
A.4 Soal Pretest-Posttest .................................................................................. 82
LAMPIRAN B .................................................................................................. 96
B.1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa ................................................................ 97
B.2 Hasil Belajar Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ....................................... 104
B.3 Hasil Belajar Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ................................ 105
B.4 Perhitungan Uji Normalitas ........................................................................ 106
B.5 Perhitungan Uji Homogenitas Varian ........................................................ 120
B.6 Perhitungan Uji Hipotesis ........................................................................... 121
B.7 Dokumentasi ............................................................................................... 122
Page 19
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan pengalaman belajar di berbagai lingkungan yang
berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh bagi perkembangan individu.
Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan merupakan suatu hal yang
sangat penting untuk ditingkatkan demi tercapainya cita-cita dan tujuan Negara.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar
Nasional Pendidikan Pasal 19 Ayat 1, proses pembelajaran pada satuan
pendidikan harus diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (SNP,
2013:10). Berdasarkan pengertian tersebut, guru dituntut untuk mampu
melakukan perencanaan dengan baik, sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat
berjalan dengan baik, serta penilaian dalam pembelajaran bisa diarahkan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
Dalam kurikulum pendidikan dasar salah satunya wajib memuat Ilmu
Pengetahuan Alam. Sejalan dengan hal tersebut, mata pelajaran IPA wajib
diberikan kepada siswa pada jenjang pendidikan dasar. Ilmu Pengetahuan Alam
merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan
percobaan (induktif) namun pada perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh
dan dikembangkan berdasarkan teori (deduktif).
Page 20
2
Susanto (2014:165) menyatakan mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran
yang selama ini dianggap sulit oleh sebagian besar siswa mulai dari jenjang
sekolah dasar sampai sekolah menengah. Hal itu dibuktikan dari hasil perolehan
UAS yang dilaporkan oleh Depdiknas masih sangat jauh dari standar yang
diharapkan. Bahkan semakin tinggi jenjang pendidikan, maka rata-rata nilai UAS
IPA menjadi semakin rendah. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan
saat ini adalah masalah lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang
diterapkan. Proses pembelajaran IPA di sekolah dasar masih banyak yang
dilaksanakan secara konvensional. Guru belum sepenuhnya melaksanakan
pembelajaran secara aktif dalam melibatkan siswa serta belum menggunakan
berbagai pendekatan/strategi pembelajaran yang bervariasi berdasarkan karakter
materi pelajaran (Susanto, 2014:166).
Setelah peneliti melakukan observasi di SD Inpres Waemata Kabupaten
Manggarai Barat, menunjukkan hasil belajar IPA siswa kelas V sangat rendah.
Hal itu dibuktikan setelah Ulangan Akhir Semester Kelas V pada mata pelajaran
IPA selesai dilaksanakan di SD Inpres Waemata Kabupaten Manggarai Barat,
dimana 65% siswa yang mengikuti ulangan tersebut dinyatakan harus mengulang
karena tidak mencapai KKM yang ditargetkan oleh guru yang bersangkutan yaitu
70, rata-rata siswa hanya mendapatkan nilai ulangan 65, bahkan ada yang dibawah
angka 65. Proses pembelajaran belum maksimal mengaktifkan siswa dalam
belajar. Proses pembelajaran IPA tampak belum menggunakan model-model
pembelajaran yang inovatif karena masih cenderung menggunakan model
pembelajaran langsung yaitu model pembelajaran konvensional. Terkadang guru
menerapkan metode diskusi dengan jumlah kelompok yang besar, sehingga hanya
Page 21
3
beberapa siswa yang aktif dalam kelompok, sedangkan beberapa siswa hanya
bergurau dengan temannya yang lain. Selain itu, siswa juga masih sulit dalam
memahami dan mengingat materi yang diajarkan, terutama pada materi yang
panjang dan harus dihafalkan. Dengan model pembelajaran konvensional, siswa
merasa bosan dan cenderung lebih pasif dalam pembelajaran, sehingga hasil
belajar IPA siswa kelas V SD Inpres Waemata Kabupaten Manggarai Barat
rendah.
Untuk mengatasi berbagai problematika dalam pelaksanaan pembelajaran
IPA, tentu diperlukan model-model pembelajaran yang dapat memudahkan siswa
memahami dan mengingat materi pelajaran dengan baik serta menuntut
keterlibatan siswa secara aktif sehingga pembelajaran dapat berlangsung dalam
situasi yang menyenangkan. Salah satu model yang dapat digunakan yaitu model
mind mapping (pemetaan pikiran). Mind mapping merupakan model pembelajaran
dengan teknik mencatat kreatif yang hanya menggunakan kata kunci, dan gambar
(simbol) yang saling terhubung dengan topik sentral. Dengan menggunakan
model pembelajaran mind mapping, kegiatan mencatat menjadi menyenangkan
karena siswa bebas berkreasi selama mencatat. Siswa juga dapat menggunakan
warna dan menyisipkan gambar atapun simbol dalam catatannya. Mind mapping
memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri
seseorang. Hal ini akan memudahkan siswa dalam mengatur dan mengingat segala
bentuk informasi.
Penelitian yang mendukung dalam pemecahan masalah ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Ni Putu Stya Prahita tahun 2014 dengan judul
“Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping terhadap Hasil Belajar
Page 22
4
IPA pada Siswa Kelas IV”. Adapun hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan anatara siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan model mind mapping dan siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional kelas IV SD di Desa
Yehembang Gugus IV Diponegoro Kecamatan Mendoyo tahun pelajaran
2013/2014 (t hitung = 3.87 ; t tabel = 2.076) dimana perbandingan perhitungan hasil
belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model mind mapping
adalah X = 13,70 lebih besar dari hasil belajar IPA siswa yang mengikuti
pembelajaran model konvensional adalah X = 10,42. Hal ini menunjukkan bahwa
penggunaan model mind mapping berpengaruh terhadap hasil belajar IPA.
Berdasarkan beberapa permasalahan di atas maka peneliti mencoba
melakukan penelitian yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Mind
Mapping Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Organ Gerak Hewan Siswa
Kelas V SD Inpres Waemata Kabupaten Manggarai Barat.”
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas yaitu: “Apakah
penggunaan model pembelajaran mind mapping efektif digunakan dalam
pembelajaran IPA materi organ gerak hewan di kelas V SD Inpres Waemata
Kabupaten Manggarai Barat”? Indikator efektivitas pembelajaran ditinjau dari dua
aspek yaitu: ketercapaian ketuntasan hasil belajar, dan aktivitas siswa pada saat
belajar.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui efektivitas penggunaan model
Page 23
5
pembelajaran mind mapping dalam pembelajaran IPA materi organ gerak hewan
di kelas V SD Inpres Waemata Kabupaten Manggarai Barat, dengan indikator
efektivitas ditinjau dari dua aspek yaitu: ketercapaian ketuntasan hasil belajar, dan
aktivitas siswa pada saat belajar.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan pengetahuan
dalam teori pembelajaran IPA, khususnya pembelajaran dengan menggunakan
model mind mapping.
2. Manfaat Praktis
1. Bagi Siswa
1. Meningkatkan aktivitas belajar dan kreativitas siswa.
2. Meningkatkan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran
mind mapping.
2. Bagi Guru
1. Guru dapat mengenal dan mengaplikasikan berbagai model pembelajaran
inovatif di kelas.
2. Terciptanya pembelajaran yang variatif dalam pembelajaran IPA di SD.
3. Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi guru dalam
menerapkan model pembelajaran mind mapping.
3. Bagi Sekolah
Bagi SD Inpres Waemata Kabupaten Manggarai Barat sebagai populasi
penelitian, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
Page 24
6
sekolah sehingga dalam rangka perbaikan proses pembelajaran IPA dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dan hasil penelitian ini dapat memperkaya dan
melengkapi hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan oleh guru-guru lain.
Page 25
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Efektivitas
Menurut Moore D. Kenneth (1998) dalam Sumantri (2016:1) yang
menjelaskan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa
jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai, atau makin besar
presentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya. Efektivitas merupakan
suatu konsep yang sangat penting karena mampu memberikan gambaran
mengenai keberhasilan individu dalam mencapai sasaran atau tingkat pencapaian
tujuan-tujuan. Pencapaian tujuan tersebut berupa peningkatan pengetahuan dan
keterampilan serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran.
Berdasarkan pemahaman tersebut dapat dikemukakan aspek-aspek efektivitas
belajar, yaitu: 1) peningkatan pengetahuan; 2) peningkatan keterampilan; 3)
perubahan sikap; 4) perilaku; 5) kemampuan adaptasi; 6) peningkatan integrasi; 7)
peningkatan Partisipasi; 8) peningkatan interaksi kultural. Hal ini penting untuk
dimaknai bahwa keberhasilan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa
ditentukan oleh efektivitasnya dalam pencapaian kompetensi belajar (Hamdani,
2011:194).
Efektivitas pembelajaran akan tercapai apabila seorang guru mampu untuk
mengelola proses belajar mengajar secara efektif dan efisien dan mampu untuk
membangkitkan motivasi siswa untuk belajar. Selain itu, efektivitas pembelajaran
Page 26
8
memerlukan adanya pengembangan belajar meliputi: learning two know, learning
to doo, learning to live together, learning to be.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa, efektivitas merupakan gambaran keberhasilan individu
dalam mencapai suatu tujuan baik tujuan kuantitatif maupun kualitatif.
2. Belajar
Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko, fisik, dan sosio menuju ke
perkembangan pribadi seutuhnya. Namun, realitas yang dipahami oleh sebagian
besar masyarakat tidaklah demikian. Sebagian besar masyarakat menganggap
belajar di sekolah adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan (Suprijono,
2015:3).
Menurut pengertian psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan
yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata
dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010:2).
Menurut Susanto (2016:4), belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan
seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep,
pemahaman atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya
perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun
bertindak.
Page 27
9
Dalam kegiatan belajar, terdapat prinsip-prinsip yang mendasari belajar.
Berikut prinsip-prinsip belajar menurut Suprijono (2015:4).
a. Belajar merupakan perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai hasil
belajar memiliki ciri-ciri seperti sebagai hasil tindakan rasional
instrumental yaitu perubahan-perubahan yang disadari, kontinu atau
berkesinambungan dengan perilaku lainnya, fungsional atau bermanfaat
sebagai bekal hidup, positif atau berakumulasi, sebagai usaha yang
direncanakan dan dilakukan, permanen, bertujuan dan terarah, serta
mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.
b. Belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong tujuan yang
ingin dicapai. Belajar adalah proses sistematik dan dinamis, konstruktif,
dan organik. Belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai
komponen belajar.
c. Belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah
hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.
Dalam kegiatan belajar, selain prinsip juga dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Menurut Slameto (2010:54), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada
di luar individu.
Faktor internal dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a. Faktor jasmaniah, terdiri dari faktor kesehatan dan cacat tubuh.
Page 28
10
b. Faktor psikologis, terdiri dari intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, dan kesiapan.
c. Faktor kelelahan.
Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar, dapat dikelompokkan
menjadi tiga faktor, yaitu:
a. Faktor keluarga, terdiri dari cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua,
dan latar belakang kebudayaan.
b. Faktor sekolah, terdiri dari metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,
waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode
belajar, dan tugas rumah.
c. Faktor masyarakat, terdiri dari kegiatan siswa di dalam masyarakat, teman
bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
3. Pembelajaran
Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi antara anak
dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan pendidik. Kegiatan
pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam
lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak (Majid, 2014:15).
Dalam makna yang lebih kompleks pembelajaran hakikatnya adalah usaha
sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi
siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang
diharapkan. Dari makna ini jelas terlihat bahwa pembelajaran merupakan interaksi
dua arah dari seorang guru dan peserta didik, di mana antara keduanya terjadi
Page 29
11
komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi
proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran, dan tabiat,
serta pembentukan sikap dan keyakinan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar
dengan baik (Susanto, 2016:9).
4. Pembelajaran IPA
a. Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari Ilmu
Pengetahuan atau Sains yang semula berasal dari bahasa Inggris
„science’. Kata science berasal dari bahasa Latin „scientia‟ yang
berarti saya tahu. „Scientia‟ terdiri dari social science (ilmu
pengetahuan sosial) dan natural science (ilmu pengetahuan alam).
Fowler dalam Trianto (2012: 136), IPA adalah pengetahuan yang
sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala
kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan deduksi.
Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu kumpulan teori yang
sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam,
lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan
eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka,
jujur, dan sebagainya (Trianto, 2014:137). Dengan demikian, pada
hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam yang
dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji
Page 30
12
kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah.
Gagne (2010) dalam Sulistyowati & Wisudawati (2014: 24),
science should be viewed as a way of thinking in the pursuit of
understanding nature, as a way of investigating claims about phenomena,
and as a body of knowledge that has resulted from inquiry yang berarti
bahwa IPA harus dipandang sebagai cara berpikir dalam pencarian tentang
pengertian rahasia alam, sebagai cara penyelidikan terhadap gejala alam,
dan sebagai batang tubuh pengetahuan yang dihasilkan dari inkuiri.
Nokes (1941) dalam Hisbullah & Selvi (2018 : 2), IPA juga
merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan metode khusus.
Secara umum, kegiatan dalam IPA berhubungan dengan eksperimen,
namun dalam hal-hal tertentu konsep IPA adalah hasil tanggapan pikiran
manusia atas gejala yang terjadi di alam.
Berdasarkan definisi diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala alam yang
disusun secara sistematik yang didasarkan pada percobaan dan
pengamatan yang dilakukan oleh manusia.
b. Hakikat pembelajaran IPA
Menurut Kardi dan Nur (1994) dalam Trianto (2012 :142), bahwa
hakikat IPA mesti tercermin dalam tujuan pendidikan dan metode
mengajar yang digunakan. Dengan demikian pembelajaran IPA pada
tingkat pendidikan manapun harus dikembangkan dengan memahami
berbagai pandangan tentang makna IPA, yang dalam konteks pandangan
hidup dipandang sebagai suatu instrumen untuk mencapai kesejahteraan
Page 31
13
dan kebahagiaan sosial.
Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses
ilmiah, dan sikap ilmiah. IPA mengandung nilai-nilai tertentu yang
berguna bagi masyarakat, yang dimaksud dengan nilai adalah sesuatu yang
dianggap berharga yang terdapat dalam IPA dan menjadi tujuan yang akan
dicapai, yaitu: nilai praktis, nilai intelektual, nilai sosial-budaya-ekonomi-
politik, nilai kependidikan, dan nilai keagamaan.
Berdasarkan hakikat IPA, Laksmi dalam Trianto (2014:141)
mengemukakan nilai-nilai IPA yang dapat ditanamkan dalam
pembelajaran IPA, sebagai berikut:
a. Kecakapan bekerja dan berpikir secara teratur dan sistematis
menurut langkah-langkah metode ilmiah.
b. Keterampilan dan kecakapan dalam mengadakan pengamatan,
mempergunakan alat-alat eksperimen untuk memecahkan masalah.
c. Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan
masalah baik dalam kaitannya dengan pelajaran sains maupun
dalam kehidupan.
Ahmad Susanto (2014:168-169) mengemukakan hakikat
pembelajaran IPA diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu:
a. IPA sebagai produk, kumpulan hasil penelitian yang telah ilmuwan
lakukan dan sudah membentuk konsep yang telah dikaji sebagai
kegiatan analitis. Bentuk IPA sebagai produk antara lain: fakta-
fakta, prinsip, hukum dan teori IPA.
Page 32
14
b. IPA sebagai proses, untuk menggali dan memahami pengetahuan
tentang alam. Karena IPA merupakan kumpulan fakta dan konsep,
maka IPA membutuhkan proses dalam menemukan fakta dan teori
yang akan digeneralisasi oleh ilmuwan. Proses dalam memahami
IPA disebut keterampilan proses sains, seperti mengamati,
mengukur, mengklasifikasikan, dan menyimpulkan.
c. IPA sebagai sikap, sikap ilmiah yang harus dikembangkan dalam
pembelajaran sains dalam melakukan penelitian dan
mengkomunikasikan hasil penelitian. Menurut Sulistyorini dalam
Susanto (2014:169), ada sembilan aspek yang dikembangkan dari
sikap ilmiah dalam pembelajaran IPA, yaitu: sikap ingintahu, ingin
mendapat sesuatu yang baru, sikap kerja sama, tidak putus asa,
tidak berprasangka, mawas diri, bertanggung jawab, berpikir bebas,
dan kedisiplinan diri.
Dengan demikian, proses belajar mengajar IPA lebih ditekankan
pada pendekatan keterampilan proses, sehingga murid dapat menemukan
fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori dan sikap ilmiah
murid itu sendiri yang akhirnya dapat berpengaruh positif terhadap
kualitas proses pendidikan maupun produk pendidikan.
c. Materi IPA organ gerak hewan
Pada penelitian ini materi yang digunakan adalah materi Ilmu
Pengetahuan Alam kelas V pada tema 1 organ gerak hewan dan manusia
subtema 1 organ gerak hewan.
Alat gerak hewan terbagi menjadi 2 yaitu:
Page 33
15
Alat gerak aktif (otot)
Alat gerak pasif (tulang)
1) Hewan vertebrata (hewan yang memiliki tulang belakang)
Kucing berjalan menggunakan kaki
Burung terbang menggunakan sayap
Ikan berenang menggunakan sirip
Katak melompat menggunakan kaki
Buaya bergerak dengan menempelkan perut ke tanah (melata)
2) Hewan invertebrata (hewan yang tidak memiliki tulang belakang)
Laba-laba bergerak menggunakan kaki
Capung bergerak menggunakan sayap
Siput bergerak menggunakan otot perut
Gurita bergerak menggunakan tentakel
Bintang laut bergerak menggunakan ampula di kaki tabungnya
5. Model Pembelajaran Mind Mapping
a. Pengertian model
Menurut Joyce & Weil (1980) dalam Sumantri (2016:37)
mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang
digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran. Secara lebih
konkret, dapat dikemukakan bahwa model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang
sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan
pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai
pedoman dalam perencanaan pembelajaran bagi para pendidik dalam
Page 34
16
melaksanakan aktivitas pembelajaran (Fathurrohman, 2015:29). Selain itu,
model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau pola yang dapat
digunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka di
dalam kelas atau mengatur tutorial, dan untuk menentukan
material/perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku,
kurikulum dan sebagainya (Trianto, 2014:52).
Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi
perancang pengajaran para guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi
yang akan diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran
tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik (Trianto, 2014:52).
Penggunaan model pembelajaran haruslah sesuai dengan materi pelajaran
supaya dapat menciptakan lingkungan belajar yang menjadikan siswa
belajar (Fathurrohman, 2015:30).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan perencanaan atau
pola yang digunakan oleh guru dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dan berfungsi sebagai
pedoman dalam perencanaan pembelajaran bagi para pendidik.
b. Model mind mapping
Menurut Silberman dalam Shoimin (2014:105) mind mapping
merupakan cara kreatif bagi tiap siswa untuk menghasilkan gagasan,
mencatat apa yang dipelajari, atau merencanakan tugas baru. Shoimin
dalam Fathurrohman (2015:206) mengemukakan bahwa mind mapping
Page 35
17
pada umumnya menyajikan informasi yang terhubung dengan topik
sentral, dalam bentuk kata kunci, gambar (simbol), dan warna sehingga
suatu informasi dapat dipelajari dan diingat secara cepat dan efisien.
Menurut Sani (2019:254-255) mind mapping merupakan salah satu
bentuk pembelajaran yang digunakan melatih kemampuan menyajikan isi
(content) materi dengan pemetaan pikiran (mind mapping). Mind map
dikembangkan oleh Tony Buzan sebagai cara untuk mendorong peserta
didik mencatat hanya dengan menggunakan kata kunci dan gambar.
Kegiatan ini sebagai upaya yang dapat mengoptimalkan fungsi otak kiri
dan kanan, yang kemudian dalam aplikasinya sangat membantu untuk
memahami masalah dengan cepat karena telah terpetakan. mind mapping
atau peta pikiran adalah metode mempelajari konsep. Konsep ini
didasarkan pada cara kerja otak menyimpan informasi. Cara kerja peta
pikiran adalah menuliskan tema utama sebagai titik sentral atau tengah dan
memikirkan cabang-cabang atau tema-tema turunan yang keluar dari titik
tengah tersebut dan mencari hubungan antara tema turunan itu. Mind
mapping berbeda dengan peta konsep. Mind mapping berupa bagan yang
menonjolkan tampilan visualnya (dibuat semenarik mungkin),
penyusunannya sesuai dengan cara kerja pikiran agar tampak mudah
dipahami otak. Sedangkan peta konsep berupa bagan teratur yang terdiri
dari suatu konsep yang dikelompokkan sesuai kriteria dan dihubung-
hubungkan antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya. Peta
konsep menampilkan penjelasan dan tidak terlalu menonjolkan tampilan
Page 36
18
visual. Cara penyusunannya juga sesuai urutan dari topik utama ke topik
sekunder dan bagian-bagiannya.
Silberman menjelaskan mind mapping terdiri dari tiga komponen
utama, yaitu sebagai berikut:
1. Topik sentral: pokok atau fokus pikiran/isu yang hendak
dikembangkan, dan diletakkan sebagai “pohon”.
2. Topik utama: level pikiran lapis kedua sebagai bagian dari topik
sentral dan diletakkan sebagai “cabang” yang melingkari “pohon”.
3. Sub topik: level pikiran lapis ketiga sebagai bagian dari cabang dan
diletakkan sebagai “ranting” (dalam Fathurrohman, 2015:206).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa model pembelajaran mind mapping merupakan
model pembelajaran dengan teknik mencatat dengan menggunakan kata
kunci, gambar (simbol), dan warna yang saling terhubung dengan topik
sentral sehingga siswa dengan mudah mempelajari suatu informasi dan
dapat diingat dengan cepat. Dengan cara ini maka bisa didapatkan
gambaran mengenai hal-hal apa saja yang sudah diketahui dan area mana
saja yang masih belum dikuasai dengan baik.
c. Langkah-langkah pembuatan mind mapping
Pedoman dalam pembuatan mind mapping adalah sebagai berikut:
1. Mulai dari tengah untuk menentukan topik sentral (menentukan
pohon), dibuat dalam kertas kososng bentuk landscape disertai
gambar berwarna.
Page 37
19
2. Tentukan topik utama (menentukan cabang) sebagai bagian penting
dari topik sentral.
3. Tentukan sub topik sebagai “ranting” yang diambil dari topik
utama.
4. Secara kreatif gunakan gambar, simbol, kode, dan dimensi seluruh
peta pikiran anda.
5. Sedapat mungkin gunakan kata kunci tunggal, dengan huruf kapital
atau huruf kecil.
6. Gunakan garis lengkung untuk menghubungkan antara topik
sentral dengan topik utama atau sub topik. Untuk stimulasi visual,
gunakan warna dan ketebalan yang berbeda untuk masing-masing
alur hubungan.
7. Kembangkan mind mapping sesuai gaya masing-masing siswa.
8. Memahami suatu teks, siswa terlebih dahulu harus membaca teks
tersebut untuk mendapat gambaran yang menyeluruh dan
bermakna (Fathurrohman, 2015:207).
Menurut Buzan (2012:15), langkah-langkah membuat mind map
yaitu sebgai berikut:
1. Tentukan tema atau topik dari mind map, tulis topik tersebut pada
bagian tengah kertas kosong yang diletakkan mendatar
(landscape). Memulai penulisan dari pusat memberikan kebebasan
otak untuk menyebar ke segala arah dan mengekspresikan dirinya
lebih bebas dan alami.
Page 38
20
2. Gunakan pula gambar untuk topik utama. Sebuah gambar atau foto
akan mempunyai seribu kata yang membantu otak dalam
menggunakan imajinasi yang akan diungkapkan. Sebuah gambar
sentral akan lebih menarik, membuat otak tetap terfokus,
membantu otak berkosentrasi, dan mengaktifkan otak.
3. Gunakan berbagai warna. Bagi otak, warna sama menariknya
dengan gambar. Warna membuat peta pikiran (mind mapping)
lebih hidup, menambah energi pada pemikiran yang kreatif, dan
menyenangkan.
4. Cari topik-topik cabang yang berhubungan dengan topik utama.
Tuliskan pula dengan satu kata kunci untuk tiap-tiap topik cabang.
Menghubungkan tiap-tiap topik cabang, akan membantu
memahami dan mengingat lebih banyak dengan mudah.
5. Gunakan gambar atau kode-kode sederhana untuk tiap topik
cabang.
6. Cari hubungan antara topik cabang dengan topik utama. Gambar
hubungan dengan membuat garis lengkung yang menghubungkan
antara topik cabang dengan topik utama menggunakan pensil
warna.
7. Sisihkan ruang kosong pada kertas untuk penambahan
tema/gagasan/topik. Ruang kosong digunakan untuk menempatkan
ide yang tiba-tiba muncul.
Kegiatan membuat mind mapping dapat dimulai dengan
pertanyaan, kemudian biarkan siswa menulis apa yang akan menjadi
Page 39
21
jawabannya. Tidak ada jawaban atau pendapat siswa yang salah, karena
semua pendapat adalah benar. Ini akan jelas terlihat pada cabang yang
memperinci pendapat semula.
d. Langkah-langkah penerapan model mind mapping
Langkah-langkah pembelajaran model mind mapping menurut Sani
(2019:255) sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi
oleh siswa dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif
jawaban.
3. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang.
4. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil
diskusi.
5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil
diskusinya dan guru mencatat di papan tulis dan mengelompokkan
sesuai kebutuhan guru.
6. Peserta didik membuat peta pikiran atau diagram berdasarkan
alternatif jawaban yang telah didiskusikan.
7. Beberapa peserta didik diberi kesempatan untuk menjelaskan ide
pemetaan konsep berpikirnya.
8. Peserta didik diminta membuat kesimpulan dan guru memberi
perbandingan sesuai konsep yang disediakan.
Selain itu, menurut Swadarma (2013:65) langkah-langkah model
pembelajaran mind mapping sebagai berikut:
Page 40
22
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Guru memberikan penjelasan tentang materi pelajaran.
3. Selama guru menjelaskan, siswa membuat catatan-catatan kecil
yang berisi penjelasan guru.
4. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
5. Siswa membuat mind mapping dari catatan-catatan kecil masing-
masing anggota kelompok.
6. Siswa menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan guru
berdasarkan mind mapping yang telah dibuat, anggota lain
menyimak dan memberi tanggapan.
7. Tiap perwakilan siswa dari kelompok lain bergantian
menyampaikan hasil mind mapping mereka.
8. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran.
e. Kelebihan dan Kekurangan Model Mind Mapping
Model mind mapping memiliki kelebihan sebagai berikut:
1. Cara ini cepat.
2. Teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang
muncul dalam pemikiran.
3. Proses menggambar diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain.
4. Diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk
menulis.
Adapun kekurangan model mind mapping sebagai berikut:
1. Hanya siswa yang aktif yang terlibat.
2. Tidak seluruh murid belajar.
Page 41
23
3. Jumlah detail informasi tidak dapat dimasukkan (Shoimin,
2014:107).
6. Hasil Belajar
Dalam proses pembelajaran, terdapat hasil belajar yang merupakan hasil
atau perubahan yang dialami setelah terjadinya proses belajar. Menurut Sani
(2019:38) hasil belajar adalah perubahan perilaku atau kompetensi (sikap,
pengetahuan, keterampilan) yang diperoleh siswa setelah melalui aktivitas belajar.
Hasil belajar bisa diartikan sebagai perubahan-perubahan yang telah terjadi pada
diri siswa, baik menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil
dari kegiatan belajar. Ibrahim dalam Susanto (2016:5), hasil belajar diartikan
sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah
yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah
materi tertentu.
Jenis perilaku yang diharapkan muncul setelah mengikuti sebuah kegiatan
belajar adalah: a) perilaku kognitif, b) perilaku afektif, dan c) perilaku
psikomotor. Perilaku kognitif adalah perilaku yang berkaitan dengan kemampuan
mengingat dan berpikir. Perilaku afektif adalah perilaku yang berkaitan dengan
nilai, norma, sikap, perasaan, dan kemauan. Sedangkan perilaku psikomotor
merupakan perilaku yang menyangkut aspek keterampilan atau gerakan (Sani,
2019:38).
Dari beberapa pengertian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
belajar dan pembelajaran merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
karena merupakan suatu aktivitas utama dalam mencapai hasil belajar yang
meliputi perubahan tingkah laku yang terdapat didalam individu (siswa) pada
Page 42
24
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam penelitian ini dari ketiga ranah
hasil belajar tersebut, peneliti hanya akan membahas tentang aspek kognitif saja.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian ini dilaksanakan dengan merujuk dari beberapa hasil penelitian
pendidikan yang relevan, di antaranya yaitu penelitian yang dilakukan oleh:
1. Dessy Dwiningrum, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang pada tahun 2015.
Berdasarkan perhitungan statistik diketahui bahwa aktivitas belajar siswa
menunjukkan bahwa thitung > ttabel (4,438 > 2,060) dan nilai signifikansi
kurang dari 0,05 (0,000<0,05). Selanjutnya pada data hasil belajar siswa
menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel (4,091 > 2,060) dan nilai
signifikansi kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05) sehingga H0 ditolak dan Ha
diterima. Kesimpulan dari hasil penelitian tersebut adalah aktivitas dan
hasil belajar siswa pada materi menulis puisi yang menerapkan model
Mind Mapping lebih baik daripada yang menerapkan model konvensional.
2. Siti Komariyah, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Sultan Maulana
Hasanuddin Banten pada tahun 2018. Hasil penelitiannya menunjukkan
terdapat perbedaan keterampilan menulis puisi kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Hal ini dibuktikan melalui data signifikansi yaitu 0,00 < 0,05 dan t
hitung > dari t tabel yaitu 4,761 > 1,671. Dengan demikian model mind
mapping berpengaruh pada keterampilan menulis pusi siswa kelas IV SD
Negeri Purwakarta 1.
Page 43
25
3. Friezsya Puti Chandramica, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung pada tahun
2017. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model
pembelajaran mind mapping terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD
Negeri 2 Gunung Terang Bandarlampung.
Persamaan ketiga penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan
adalah model pembelajaran yang digunakan yaitu model mind mapping.
Persamaan berikutnya adalah pada hasil yang diharapkan, yaitu terjadi pengaruh
dan efektif terhadap hasil belajar murid. Sementara perbedaannya adalah subjek
yang diteliti, waktu dan tempat penelitian. Ketiga penelitian di atas cukup relevan
karena membuktikan efektivitas dan pengaruh penggunaan model mind mapping
sehingga dapat dijadikan sebagai referensi untuk melakukan penelitian lebih
lanjut.
C. Kerangka Pikir
Seorang guru yang professional harus mampu memilih dan menerapkan
model-model pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan, sehingga siswa dapat
berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran, dan mampu meningkatkan hasil
belajar siswa. Secara garis besar pembelajaran IPA siswa kelas V SD Inpres
Waemata Kabupaten Manggarai Barat belum berhasil. Hal ini dibuktikan melalui
perolehan hasil belajar IPA siswa kelas V yang kurang memuaskan, dimana 65%
siswa yang mengikuti ulangan dinyatakan harus mengulang karena tidak
mencapai KKM yang ditargetkan oleh guru yang bersangkutan yaitu 70. Proses
pembelajaran IPA di kelas V SD Inpres Waemata belum maksimal dalam
mengaktifkan siswa dalam belajar, karena guru cenderung menggunakan model
Page 44
26
pembelajaran langsung yaitu model pembelajaran konvensional. Terkadang guru
menerapkan metode diskusi dengan jumlah kelompok yang besar, sehingga hanya
beberapa siswa yang aktif dalam kelompok, sedangkan beberapa siswa hanya
bergurau dengan temannya yang lain. Selain itu, siswa juga masih sulit dalam
memahami dan mengingat materi yang diajarkan, terutama pada materi yang
panjang dan harus dihafalkan.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut, maka peneliti mencoba
melakukan penelitian eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran mind
mapping. Dalam penelitian ini, model tersebut akan diteliti untuk mengetahui
efektivitasnya terhadap hasil belajar IPA materi organ gerak hewan pada siswa
kelas V SD Inpres Waemata Kabupaten Manggarai Barat.
Dalam penelitian ini yaitu pada kelas eksperimen dan kelas kontrol akan
diberi pretest, kemudian memberikan perlakuan pada kelas eksperimen melalui
penggunaan model pembelajaran mind mapping. Sedangkan untuk kelas kontrol
pembelajaran dilakukan secara langsung tanpa memberikan perlakuan. Setelah
diberikan perlakuan melalui penggunaan model pembelajaran mind mapping pada
kelas eksperimen tahap selanjutnya yaitu melakukan posttest pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa
setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
mind mapping. Hasil dari penelitian berupa data kemudian dianalisis sehingga
menghasilkan temuan. Dari temuan tersebut dapat diketahui efektivitas model
mind mapping terhadap hasil belajar siswa. Secara sederhana kerangka penelitian
ini dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut:
Page 45
27
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Pembelajaran IPA
Materi Organ Gerak Hewan
Kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
IPA sehingga hasil belajar menjadi rendah
Kelas Eksperimen
Penggunaan Model Pembelajaran
Mind Mapping
Kelas Kontrol
Pembelajaran Secara
Konvesional
Pretest
Posttest
Efektif
Ketuntasan Hasil
Belajar Siswa
Tercapai
Aktivitas Siswa
(Aktif)
Page 46
28
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka piker di atas, maka dirumuskan
hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. “Penggunaan model
pembelajaran mind mapping efektif digunakan dalam mengajarkan materi organ
gerak hewan siswa kelas V SD Inpres Waemata Kabupaten Manggarai Barat”.
Ho = diterima apabila : thitung ≤ ttabel
Ha = diterima apabila : thitung ≥ ttabel
HO : Model pembelajaran mind mapping tidak efektif digunakan dalam
pembelajaran IPA tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 1 organ
gerak hewan siswa kelas V SD Inpres Waemata Kabupaten Manggarai
Barat.
Ha : Model pembelajaran mind mapping efektif digunakan dalam pebelajaran
IPA tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 1 organ gerak hewan
siswa kelas V SD Inpres Waemata Kabupaten Manggarai Barat.
Page 47
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Experimental. Desain yang
digunakan adalah nonequivalent control group design. Dalam desain penelitian ini
terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua
kelompok tersebut kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal dan
adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil
pretest yang baik adalah apabila nilai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
tidak berbeda secara signifikan.
Gambar 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design
Pretest Variabel Terikat Posttest
O1 X O2
O3 O4
Keterangan:
O1 : Pretest pada kelas eksperimen
O2 : Posttest pada kelas eksperimen
O3 : Pretest pada kelas kontrol
O4 : Posttest pada kelas kontrol
X : Perlakuan pada kelas eksperimen berupa penggunaan model Mind
Mapping pada pembelajaran IPA materi organ gerak hewan siswa
kelas V SD Inpres Waemata Kabupaten Manggarai Barat
Page 48
30
Berdasarkan desain penelitian yang telah dipaparkan, penulis melakukan
dua kali tes pada masing-masing kelompok. Pretest dilakukan terhadap kelas
eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui pemahaman awal siswa mengenai
materi organ gerak hewan sebelum diberikan treatmen. Sedangkan posttest
dilakukan setelah diterapkan model mind mapping di kelas eksperimen pada
materi organ gerak hewan. Posttest dilakukan pada kelas eksperimen maupun di
kelas kontrol.
Setelah kelompok kontrol dan kelompok eksperimen melakukan posttest
hasil keduanya kemudian dibandingkan atau diuji perbedaannya. Perbedaan yang
signifikan antara kedua nilai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol akan
menunjukan efektivitas dari treatmen yang telah diberikan.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Inpres
Waemata Kabupaten Manggarai Barat tahun ajaran 2020/2021 yang terdiri dari
empat kelas. Dengan perincian terdapat 27 siswa kelas V A, 27 siswa kelas V B,
27 siswa kelas V C, dan 27 siswa kelas V D.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V A sebagi kelas
eksperimen dan siswa kelas V B sebagai kelas kontrol yang ditentukan dengan
menggunakan teknik “Purposive Sampling”.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
Page 49
31
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Menurut hubungan antara
satu variabel dengan variabel yang lain dibedakan menjadi:
a. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,antecedent.
Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas
adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah model pembelajaran mind mapping.
b. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam
bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat
adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA
materi organ gerak hewan.
D. Definisi Operasional Variabel
Variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini secara operasional
didefinisikan sebagai berikut:
a. Model pembelajaran mind mapping merupakan cara kreatif bagi tiap siswa
untuk menghasilkan gagasan, mencatat apa yang dipelajari, atau
merencanakan tugas baru. Mind mapping merupakan suatu upaya yang
dilakukan untuk mengoptimalkan fungsi otak kiri maupun kanan, sehingga
dalam pengaplikasiannya sangat membantu untuk memahami masalah dengan
cepat karena telah terpetakan. Mind mapping pada umumnya menyajikan
informasi yang terhubung dengan topik sentral, dalam bentuk kata kunci,
Page 50
32
gambar (simbol), dan warna sehingga suatu informasi dapat dipelajari dan
diingat secara cepat dan efisien. Dimana cara kerja mind mapping ini dengan
menuliskan tema utama sebagai titik sentral kemudian memikirkan tema-tema
turunan yang keluar dari titik sentral tersebut.
b. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seseorang setelah
mengalami proses belajar yang meliputi tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek
afektif, dan aspek psikomotorik. Karena belajar itu sendiri merupakan proses
dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perilaku yang
relatif menetap.
E. Instrumen Penelitian
1. Lembar observasi kegiatan pembelajaran
Lembar observasi merupakan alat penilaian berupa catatan yang digunakan
untuk mengamati atau mengobservasi kegiatan yang terjadi selama proses
pembelajaran berlangsung. Lembar observasi dalam penelitian ini yaitu
menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
IPA pada materi organ gerak hewan dengan menggunakan model pembelajaran
mind mapping.
Page 51
33
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa
Aspek yang
Diamati
Indikator
Eksplorasi Siswa memperhatikan penjelasan guru
Siswa aktif bertanya tentang penggunaan model
mind mapping
Mengerti instruksi tentang langkah-langkah
pembelajaran dengan penggunaan model mind
mapping
Memperhatikan pada saat penyampaian
pembelajaran
Siswa dapat menerima dan senang bekerja secara
kelompok
Elaborasi Siswa dapat bekerjasama dalam kelompok
Membuat mind mapping sesuai kreativitasnya
masing-masing
Menggunakan gambar atau simbol dengan benar
sebagai ide sentral atau konsep utama materi
Menjabarkan/menghubungkan konsep utama
dalam bentuk cabang-cabang (sub konsep)
Kesesuaian antara konsep utama dengan sub
konsep
Mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
tentang pembuatan mind mapping dengan materi
organ gerak hewan
Mampu menjawab pertanyaan dari guru maupun
siswa lain
Menerima penghargaan dari hasil yang telah
dicapai
Konfirmasi Menerima penjelasan/jawaban yang benar dari
guru
Mendapatkan hasil penilaian dari guru
2. Tes Hasil Belajar
Tes yang digunakan untuk mengetahui data pencapaian hail belajar siswa
adalah pretest dan posttest, yakni berupa tes pilihan ganda. Bentuk instrumen
Page 52
34
soal-soal tes ini berupa soal pilihan ganda berjumlah 25 soal dengan 4 alternatif
jawaban. Soal bentuk pilihan ganda dipilih, karena memiliki keunggulan yang
dapat dinilai dengan mudah, cepat, dan objektif. Tes bentuk pilihan ganda (PG)
merupakan bentuk tes objektif yang paling banyak digunakan, karena banyak
sekali materi yang dapat dicakup.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi
atau pengamatan merupakan sebagai alat penilaian yang sering digunakan untuk
mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang
dapat diamati, baik dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi buatan.
Lembar observasi aktivitas siswa diisi oleh pengamat untuk membantu peneliti
dalam memperoleh data.
2. Tes Hasil Belajar
Tes yang digunakan adalah pretest dan posttest. Adapun langkah-langkah
pengumpulan data yang akan dilakukan sebagai berikut:
a. Pretest
Pretest dilakukan sebelum diberikan perlakuan (mind mapping). Pretest
dilakukan untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh siswa sebelum
diterapkannya model pembelajaran mind mapping. Pretest dilakukan pada
kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
b. Perlakuan
Dalam hal ini peneliti menerapkan model pembelajaran mind mapping pada
kegiatan pembelajaran IPA materi organ gerak hewan pada kelas eksperimen.
Page 53
35
c. Posttest
Setelah pemberian perlakuan dilakukan, tindakan selanjutnya adalah posttest
untuk mengetahui efektivitas penggunaan model pembelajaran mind mapping
terhadap hasil belajar IPA materi organ gerak hewan pada siswa kelas V SD
Inpres Waemata Kabupaten Manggarai Barat. Posttest dilakukan pada kelas
eksperimen maupun kelas kontrol.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data penelitan dimaksudkan untuk menganalissis data hasil tes
penelitian berkaitan dengan hasil belajar IPA, teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis deskriptif dan analisis inferesial. Data yang terkumpul berupa nilai
pretest dan posttest kemudian dibandingkan. Membandingkan kedua nilai tersebut
dengan mengajukan pertanyaan apakah ada perbedaan nilai yang didapatkan
antara nilai pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol.
1. Teknik Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang
telah terkumpul selama proses penelitian dan bersifat kuantitatif. Adapun analisis
deskriptif yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Rata-rata (mean)
∑
Keterangan :
Mx : Mean (rata-rata)
∑ : Jumlah dari hasil perkalian antara masing-masing skor
dengan frekuensinya
Page 54
36
N : Banyaknya murid
2. Nilai yang paling banyak muncul (modus)
Mo = nilai yang paling banyak muncul
3. Nilai tengah (median)
Urutkan data terkecil hingga terbesar atau sebaliknya, kemudian cari
posisi median dengan rumus berikut:
Me = ½ (n+1)
4. Standar Deviasi
SD = √∑( )
Dimana:
= data ke i
= mean
= jumlah data
Kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori hasil belajar IPA di
SD Inpres Waemata Kabupaten Manggarai Barat yaitu:
Tabel 3.2 Teknik Kategori Standar di SD Inpres Waemata
No. Tingkat Penguasaan (%) Kategori Hasil Belajar
1. 0 - 59 Sangat Rendah
2. 60 – 69 Rendah
3. 70 – 79 Sedang
4. 80 -89 Tinggi
5. 90 - 100 Sangat Tinggi
Page 55
37
Tabel 3.3 Kriteria Ketuntasan Secara Individual
Kriteria Ketuntasan Kualifikasi
≥70 Tuntas
<70 Tidak Tuntas
Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai
berikut:
P =
2. Teknik Analisis Statistik Inferensial
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data
sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Suatu data yang normal
merupakan salah satu syarat untuk dilakukan uji Parametric. Sedangkan jika salah
satu data atau kedua data tersebsut tidak berdistribusi normal maka uji yang
dilakukan adalah uji Non-Parametric. Dalam penelitian ini uji normalitas yang
digunakan adalah Uji Chi Kuadrat.
X² = ∑( )
.Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji normalitas adalah sebagai
berikut:
a. Daerah jangkauan/Range/Rentang (R)
R = Xmax – Xmin
b. Menentukan banyaknya kelas (k)
K = 1 + 3,3 log n
Keterangan:
Page 56
38
K = banyaknya kelas
n = banyaknya data
c. Panjang Interval Kelas
Interval =
d. Setelah menentukan rentang, banyak kelas dan panjang kelas maka
langkah selanjutnya adalah menyusun data dalam tabel distribusi
frekuensi.
c. Menghitung rata-rata ( )
Rumus rata-rata:
= ∑
∑
d. Mencari simpangan baku (standar deviasi)
e. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara sebagai berikut:
Menentukan batas kelas yaitu ujung bawah kelas dan ujung atas kelas
Mencari nilai Z menggunakan batas bawah dan batas atas kelas interval
Mencari luas 0-Z dari tabel
Mencari selisih luas tiap kelas interval
f. Mencari frekuensi yang diharapkan
g. Mencari Chi Kuadrat hitung
h. Membandingkan nilai X² hitung dengan X² tabel
i. Hipotesis
Ho = Data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Ha = Data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal
j. Kriteria pengujian:
Ho diterima jika X² hitung < X² tabel
Page 57
39
Ha diterima jika X² hitung ≥ X² tabel
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui seragam atau tidaknya
varians sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Uji ini
menggunakan uji Fisher pada taraf signifikansi a = 0,05.
F hitung =
Kriteria pengujian:
Jika F hitung ≤ F tabel kedua sampel dikatakan homogen
Jika F hitung > F tabel kedua sampel dikatakan tidak homogen
3. Uji Parametrik
Dalam pengujian data melalui uji parametrik ini peneliti menggunakan
teknik statistik t (uji-t), dengan tahapan sebagai berikut:
√ √
Keterangan:
Mχ = Mean Variabel X
My = Mean Variabel Y
SDχ = Standar Deviasi X
S2 = Standar Deviasi Y
N = Subjek pada sampel
Hasil perhitungan menggunakan rumus uji-t kemudian dibandingkan
dengan ttabel dengan dk = N-1 = 38-1 = 37 dengan taraf signifikan a = 0,05 = 1,68.
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Page 58
40
Ho = Model pembelajaran mind mapping tidak efektif digunakan dalam
pembelajaran IPA tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 1
organ gerak hewan siswa kelas V SD Inpres Waemata Kabupaten
Manggarai Barat.
Ha = Model pembelajaran mind mapping efektif digunakan dalam
pembelajaran IPA tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 1
organ gerak hewan siswa kelas V SD Inpres Waemata Kabupaten
Manggarai Barat.
Kriteria pengujian:
Ho = diterima apabila : thitung ≤ ttabel
Ha = diterima apabila : thitung ≥ ttabel
Page 59
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres Waemata Kabupaten Manggarai
Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur yang berlokasi di Jln. Pius Pau Labuan Bajo
mulai pada tanggal 18 agustus sampai 31 agustus 2020. Penelitian ini dilakukan
melalui tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap
pelaporan.
Tabel 4.1 Rincian Kegiatan Penelitian
Tahapan Tanggal Kegiatan
Persiapan 18 Agustus
2020
Mengantar surat izin penelitian ke sekolah
19 Agustus
2020
Observasi ke sekolah
21 Agustus
2020
Melakukan konsultasi dengan guru mata
pelajaran IPA untuk mengetahui jadwal mata
pelajaran IPA.
22 Agustus
2020
Menyiapkan perangkat pembelajaran, yaitu
silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), materi ajar, media pembelajaran, lembar
observasi, soal-soal pretest dan posttest.
Pelaksanaan 24 Agustus
2020
Memberikan pretest pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
25 Agustus
2020
Pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama
pada kelas kontrol.
26 Agustus
2020
Pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama
pada kelas eksperimen.
Page 60
42
27 Agustus
2020
Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua pada
kelas kontrol.
28 Agustus
2020
Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua pada
kelas eksperimen.
29 Agustus
2020
Memberikan posttest pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen.
Pelaporan 31 Agustus
2020
Melakukan analisis data untuk menguji hipotesis
dan menyimpulkan hasil penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SD Inpres
Waemata Kabupaten Manggarai Barat, maka diperoleh data-data yang
dikumpulkan melalui statistik tes sehingga dapat diketahui hasil belajar IPA pada
tema 1 organ gerak hewan dan manusia, subtema 1 organ gerak hewan siswa kelas
V SD Inpres Waemata Kabupaten Manggarai Barat serta melalui lembar observasi
sehingga dapat diketahui aktivitas guru dan aktivitas siswa selama penelitian
berlangsung.
1. Observasi
Observasi dalam penelitian ini yaitu menggunakan lembar observasi untuk
mengukur konsistensi RPP dengan pelaksanaan pembelajaran, cara guru mengajar
dengan menggunakan model pembelajaran mind mapping serta keterlibatan siswa
dalam proses pembelajaran. Lembar observasi keterlaksanaan model
pembelajaran ini dibuat berdasarkan RPP untuk mendukung keterlaksanaan model
pembelajaran yang diterapkan di dalam kelas yaitu dengan menggunakan model
pembelajaran mind mapping pada siswa kelas V SD Inpres Waemata Kabupaten
Manggarai Barat. Keterlaksanaan model pembelajaran didasari dengan
pengamatan aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran
Page 61
43
berlangsung dan selanjutnya pengamat menuliskan hasil pengamatannya dengan
mengisi lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran yang telah
disediakan. Pengamatan dilakukan dalam 2 kali pertemuan selama pembelajaran
berlangsung.
a. Deskripsi Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa
Pada lembar observasi siswa yang dilakukan oleh dua orang pengamat
pada pertemuan kedua merupakan gambaran dari aktivitas yang dilakukan siswa
selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran mind
mapping. Hasil observasi terhadap aktivitas siswa duperoleh rata-rata skor 73.5
dengan kategori penilaian “Baik Sekali”.
Tabel 4.2 Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa
No. Pertemuan Pengamat
1. 1 72
2. 2 75
Jumlah 147
Nilai Rata-rata 73.5
Kategori Penilaian Baik Sekali
2. Hasil Analisis Statistik Desskriptif
a. Hasil Belajar Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen (V A)
Data skor hasil belajar IPA pada tahap pretest dan posttest kelas
eksperimen sebelum penggunaan model pembelajaran mind mapping dapat dilihat
pada tabel 4.3 berikut ini.
Page 62
44
Tabel 4.3 Statistik Skor Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen Pretest
dan Posttest
Statistik
Nilai Statistik
Pretest Posttest
Sampel 20 20
Skor Ideal 100 100
Skor tertinggi 80 100
Skor terendah 40 75
Rentang skor 40 25
Rata-rata 59,75 87,75
Standar deviasi 1.68 2.40
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dideskripsikan bahwa nilai rata-rata pretest
siswa kelas V A SD Inpres Waemata sebelum penerapan model pembelajaran
mind mapping yaitu 59,75 dan nilai rata-rata posttest setelah diterapkan model
pembelajaran mind mapping yaitu 87,75. Apabila skor hasil belajar pretest dan
posttest siswa kelas eksperimen dikelompokkan ke dalam lima kategori, maka
diperoleh distribusi dan frekuensi hasil belajar sebelum diberi perlakuan seperti
ditunjukkan tabel 4.4 berikut :
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar IPA Kelas
Eksperimen (Pretest dan Posttest).
No. Skor Pretest Posttest Kategori
Hasil
Belajar
Frekuensi Persentase
(%)
Frekuensi
Persentase
(%)
1. 0 - 59 8 40% - - Sangat
Rendah
2. 60 – 69 8 40% - - Rendah
3. 70 – 79 2 10% 2 10% Sedang
4. 80 -89 2 10% 7 35% Tinggi
5. 90 - 100 - - 11 55% Sangat
Tinggi
Jumlah 20 100% 20 100%
Page 63
45
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pada tahap pretest
dikategorikan yakni sangat rendah 40%, rendah 40%, sedang 10%, tinggi 10%
dan sangat tinggi 0%. Sedangkan pada tahap posttest dikategorikan yakni sangat
rendah 0%, rendah 0%, sedang 10%, tinggi 35%, dan sangat tinggi 55%.
Selanjutnya data skor pretest dan posttest siswa dianalisis berdasarkan KKM
70,00 pada tabel berikut ini.
Tabel 4.5 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kelas Eksperimen
(pretest dan posttest).
Kriteria
Ketuntasan
Kualifikasi
Pretest Posttest
F P(%) F P(%)
≥70 Tuntas 4 20% 20 100%
<70 Tidak Tuntas 16 80% - -
Berdasarkan tabel 4.5 terlihat bahwa pada tahap pretest yang memenuhi
Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 4 orang (20%) dan yang tidak tuntas
sebanyak 16 orang (80%). Sedangkan pada tahap posttest terlihat semua siswa
memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal, maka dapat disimpulkan bahwa
ketuntasan hasil belajar IPA siswa kelas V A SD Inpres Waemata Kabupaten
Manggarai Barat melalui penggunaan model pembelajaran mind mapping
mencapai ketuntasan klasikal.
b. Hasil Belajar Pretest dan Posttest Kelas Kontrol (V B)
Data skor hasil belajar IPA pada tahap pretest dan posttest kelas kontrol
dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini.
Page 64
46
Tabel 4.6 Statistik Skor Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol (Pretest dan
Posttest)
Statistik
Nilai Statistik
Pretest Posttest
Sampel 18 18
Skor Ideal 100 100
Skor tertinggi 80 80
Skor terendah 40 60
Rentang skor 40 20
Rata-rata 56,94 72,5
Standar deviasi 1.86 2.06
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dideskripsikan bahwa nilai rata-rata pretest
siswa kelas V B SD Inpres Waemata yaitu 56,94 dan nilai rata-rata posttest yaitu
72,5. Apabila skor hasil belajar pretest dan posttest siswa kelas kontrol
dikelompokkan ke dalam lima kategori, maka diperoleh distribusi dan frekuensi
hasil belajar sebelum diberi perlakuan seperti ditunjukkan tabel 4.7 berikut :
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar IPA Kelas
Kontrol (Pretest dan Posttest).
No. Skor Pretest Posttest Kategori
Hasil
Belajar Frekuensi Persentase
(%)
Frekuensi
Persentase
(%)
1. 0 - 59 8 44.44% - - Sangat
Rendah
2. 60 – 69 6 33.33% 4 22.22% Rendah
3. 70 – 79 3 16.67% 10 55.56% Sedang
4. 80 -89 1 5.56% 4 22.22% Tinggi
5. 90 - 100 - - - % Sangat
Tinggi
Jumlah 18 100% 18 100%
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa pada tahap pretest
dikategorikan yakni sangat rendah 44.44%, rendah 33.33%, sedang 16.67%,
tinggi 5.56% dan sangat tinggi 0%. Sedangkan pada tahap posttest dikategorikan
Page 65
47
yakni sangat rendah 0%, rendah 22.22%, sedang 55.56%, tinggi 22.22%, dan
sangat tinggi 0%. Selanjutnya data skor pretest dan posttest siswa dianalisis
berdasarkan KKM 70,00 pada tabel berikut ini.
Tabel 4.8 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kelas Kontrol (pretest dan
posttest).
Kriteria
Ketuntasan
Kualifikasi
Pretest Posttest
F P(%) F P(%)
≥70 Tuntas 4 22.22% 14 77.78%
<70 Tidak Tuntas 14 77.78% 4 22.22%
Berdasarkan tabel 4.8 terlihat bahwa pada tahap pretest yang memenuhi
Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 4 orang (22.22%) dan yang tidak tuntas
sebanyak 14 orang (77.78%). Sedangkan pada tahap posttest yang memenuhi
Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 14 orang (77.78%) dan yang tidak tuntas
sebanyak 4 orang (22.22%), maka dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil
belajar IPA siswa kelas V B SD Inpres Waemata Kabupaten Manggarai Barat
mencapai ketuntasan klasikal.
3. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan Uji Chi
Quadrat. Uji normalitas ini dilakukan pada data kelas eksperimen dan kelas
kontrol yang meliputi hasil pretest dan posttest masing-masing kelompok. Dasar
pengambilan keputusan data berdistribusi normal yaitu jika nilai X² hitung < dari
nilai X² tabel, sebaliknya data berdistribusi tidak normal jika X² hitung ≥ X² tabel.
Page 66
48
Hipotesis
Ho = Data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Ha = Data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal
Kriteria pengujian:
Ho diterima jika X² hitung < X² tabel
Ha diterima jika X² hitung ≥ X² tabel
a. Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
Kelompok Data
Chi Quadrat
Keterangan X² hitung X² tabel
N = 20
Pretest 8.99 9.49 X² hitung < X² tabel
(Normal)
Posttest 2.73 9.49 X² hitung < X² tabel
(Normal)
Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa nilai X² hitung yang diperoleh pada
tahapan pretest dan posttest kelas eksperimen yaitu 8.99 dan 2.73. Karena nilai X²
hitung < X² tabel yaitu 9.49 maka data pretest dan posttest kelas eksperimen
berdistribusi normal.
b. Uji Normalitas data Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
Kelompok Data
Chi Quadrat Keterangan
X² hitung X² tabel
N = 18
Pretest 3.21 9.49 X² hitung < X² tabel
(Normal)
Posttest 0.72 9.49 X² hitung < X² tabel
(Normal)
Page 67
49
Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa nilai X² hitung pretest dan posttest
kelas kontrol yaitu 3.21 dan 0.72. Karena nilai X² hitung < X² tabel yaitu 9.49
maka data pretest dan posttest kelas kontrol berdistribusi normal.
3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk membuktikan bahwa data yang
diperoleh dari hasil penelitian berupa hasil belajar siswa (tes awal dan tes akhir)
pada kelas kontrol dan kelas eksperimen tersebut homogen. Uji homogenitas data
pada penelitian ini menggunakan uji F. Data hasil tes dari dua variabel akan
mempunyai sebaran yang homogen apabila Fhitung ≤ Ftabel dan data tidak homogen
apabila Fhitung ≥ Ftabel.
Hipotesis:
Ho = Kedua sampel dikatakan homogen jika F hitung < F tabel
Ha = Kedua sampel dikatakan tidak homogen jika F hitung ≥ F tabel
Tabel 4.11 Hasil Uji Homogen Data Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
(Pretest-Posttest)
Pretest (a = 0,01) = 7.37 Posttest (a = 0,01) = 7.37
F hitung < F tabel = 1.21 < 7.37
(Homogen)
F hitung < F tabel = 5.17 <7.37
(Homogen)
Dari hasil pengujian yang dilakukan pada analisis data (pretest-posttest)
kelas eksperimen dan kelas kontrol didapatkan Fhitung = 1.21 dan 5.17. Fhitung yang
telah diperoleh dibandingkan dengan Ftabel yaitu pada taraf signifikan a = 0,01,
dengan frekuensi (df2 –df1 ) 38 - 1 = 37, diperoleh Ftabel = 7.37 maka dapat
disimpulkan bahwa data pretest Fhitung < Ftabel (1.21 < 7.37) dan data posttest F
Page 68
50
hitung < F tabel (5.17 < 7.37). Hal ini berarti terima Ho menunjukkan bahwa data
(pretest-posttest) kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut homogen.
4. Uji Hipotesis
1) Uji-t
Setelah melakukan uji normalitas dan uji homogen varian sehingga
mendapatkan hasil data yang berdistribusi normal dan mendapatkan varian-varian
yang homogen. Selanjutnya melakukan uji statistik t. Untuk menguji hipotesis
pada penelitian ini digunakan uji-t pada taraf signifikan a = 0,05 dan db = N-1 =
38 – 1 = 37 maka diperoleh t 0,05 = 1.68.
Hipotesis:
Ho = Model pembelajaran mind mapping tidak efektif digunakan dalam
pembelajaran IPA tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 1
organ gerak hewan siswa kelas V SD Inpres Waemata Kabupaten
Manggarai Barat.
Ha = Model pembelajaran mind mapping efektif digunakan dalam
pembelajaran IPA tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 1
organ gerak hewan siswa kelas V SD Inpres Waemata Kabupaten
Manggarai Barat.
Kriteria Pengujian:
Ho = diterima jika t hitung ≤ t tabel
Ha = diterima jika t hitung ≥ t tabel
Page 69
51
Tabel 4.12 Hasil Analisis Uji-t
Kelompok Data t hitung t tabel Keterangan
n = 20 Eksperimen 8.26 1.68 t hitung ≥ t tabel atau 8.20 ≥ 1.68
(Efektif)
n = 18 Kontrol 5.80 1.68 t hitung ≥ t tabel atau 5.80 ≥ 1.68
(Efektif)
Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus uji-t pada pretest dan
posttest kelas kontrol diperoleh t hitung sebesar 5.80 kemudian dibandingkan
dengan t tabel =1,68. Setelah dibandingkan ternyata t hitung > t tabel atau 5.80 > 1.68.
Sedangkan perhitungan nilai pretest dan posttest menggunakan uji-t pada kelas
eksperimen diperoleh t hitung sebesar 8.26 kemudian dibandingkan dengan t tabel
yaitu 8.26 ≥ 1.68. Berdasarkan hasil pengujian dari data pretest dan posttest pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dapat diambil keputusan bahwa nilai t
hitung pada kelas eksperimen lebih besar yaitu 8.26 dari nilai t hitung kelas kontrol
yaitu 5.80 atau 8.26 ≥ 5.80. Sehingga dapat dismpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima, berarti penggunaan model pembelajaran mind mapping efektif
digunakan dalam pembelajaran IPA tema 1 organ gerak hewan dan manusia
subtema 1 organ gerak hewan di kelas V SD Inpres Waemata Kabupaten
Manggarai Barat. .
B. Pembahasan
Dari penelitian yang telah dilakukan terlihat jelas bahwa terdapat
perbedaan hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen (V A) dan kelas kontrol
(V B). Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar kelas
eksperimen dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas kontrol. Nilai rata-rata kelas
Page 70
52
eksperimen adalah 87,75, sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 72,5.
Sehingga dapat dikatakan bahwa “model pembelajaran mind mapping efektif
digunakan dalam pembelajaran IPA tema 1 organ gerak hewan dan manusia
subtema 1 organ gerak hewan pada siswa kelas V SD Inpres Waemata Kabupaten
Manggarai Barat”. Mind mapping merupakan model pembelajaran dengan teknik
mencatat kreatif yang hanya menggunakan kata kunci, dan gambar (simbol) yang
saling terhubung dengan topik sentral. Dengan menggunakan model pembelajaran
mind mapping, kegiatan mencatat menjadi lebih menyenangkan karena siswa
bebas berkreasi selama mencatat, siswa juga dapat menggunakan warna dan
menyisipkan gambar dalam catatannya. Mind mapping juga dapat menghasilkan
catatan yang memberikan banyak informasi dalam satu halaman dan
memperlihatkan hubungan antara berbagai konsep dan ide. Maka dengan mind
mapping, daftar informasi yang panjang bisa dialihkan menjadi peta yang
berwarna-warni, teratur, dan mudah untuk diingat. Hal-hal inilah yang
menyebabkan model pembelajaran mind mapping efektif digunakan dalam
pembelajaran IPA pada tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 1 organ
gerak hewan siswa kelas V SD Inpres Waemata. Dalam penelitian ini sudah
dilihat bahwa dengan menggunakan model pembelajaran mind mapping hasil
belajar siswa meningkat, serta dapat mengaktifkan dan memotivasi belajar siswa,
karena ketika pembelajaran berlangsung siswa sangat aktif bertanya dan
memberikan tanggapan mengenai hasil mind mapping yang dipaparkan oleh
temannya. Hal ini juga dibuktikan melalui nilai rata-rata keaktifan belajar siswa.
Page 71
53
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
melalui penggunaan model pembelajaran mind mapping efektif digunakan dalam
pembelajaran IPA tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 1 organ gerak
hewan siswa kelas V SD Inpres Waemata Kabupaten Manggarai Barat. Hal ini
dibuktikan melalui ketercapaian ketuntasan hasil belajar siswa kelas eksperimen
pada tahap posttest terlihat semua siswa memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal,
dan hasil perhitungan uji-t, dimana t hitung ≥ t tabel (8.26 ≥ 1.68). Dan rata-rata
keaktifan siswa yaitu 73,5.
B. Saran
Berdasarkan temuan yang berkaitan hasil penelitian bahwa penerapan model
pembelajaran mind mapping sangat berpengaruh dan efektif terhadap hasil belajar
IPA tema 1 organ gerak hewan dan manusia subtema 1 organ gerak hewan siswa
kelas V SD Inpres Waemata Kabupaten Manggarai Barat, maka dikemukakan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Kepada Kepala sekolah sebagai pemegang kebijakan pendidikan disekolah,
kiranya memberikan dorongan serta fasilitas kepada guru untuk
mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif dan variatif dalam
mengembangkan mutu pendidikan di sekolah.
2. Kepada para pendidik khususnya guru SD Inpres Waemata Kabupaten
Manggarai Barat yang melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
Page 72
54
model pembelajaran mind mapping disarankan agar tidak hanya menjelaskan
secara verbal atau pun metode konvensional tetapi juga membimbing murid
yang mengalami kesulitan, sehingga mampu meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar murid.
3. Kepada peneliti, diharapkan mampu mengembangkan model pembelajaran
mind mapping dengan menerapkan pada materi lain untuk mengetahui apakah
pada materi lain cocok dengan model pembelajaran ini demi tercapainya
tujuan yang diharapkan.
Page 73
55
DAFTAR PUSTAKA
Buzan, T. 2012. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Chandramica, P. F. 2017. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Mind
Mapping Terhadap Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2
Gunung Terang Bandarlampung. Skripsi tidak diterbitkan.
Bandarlampung: Universitas Lampung.
Dwiningrum, D. 2015. Keefektifan Model Mind Mapping Dalam Pembelajaran
Menulis Puisi Pada Siswa Kelas III SD Negeri Pekauman 2 Kota Tegal.
Skripsi tidak diterbitkan. Tegal: UNNES.
Fathurrohman. 2015. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Haryono. 2013. Pembelajaran IPA Yang Menarik dan Mengasyikkan: Teori dan
Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Press.
Hisbullah & Selvi, N. 2018. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Di Sekolah Dasar.
Makassar: Aksara Timur.
Komariyah, S. 2018. Pengaruh Model Pembelajaran Mind Mapping (Peta
Pikiran) Terhadap Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas IV SD Negeri
Purwakarta 1 Kota Cilegon. Skripsi tidak diterbitkan. Banten: UIN Sultan
Maulana Hasanuddin Banten.
Majid, A. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Ma‟ruf. 2018. Statistika Dasar: Untuk Penelitian Pendidikan Fisika. Makassar:
LPP Unismuh Makassar.
Samatowa, U. 2013.Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks.
Sani, R. A. 2019. Strategi Belajar Mengajar. Depok: Rajawali Pers.
Shoimin, A. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. 2011. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Page 74
56
Sulistyowati, E. dan Wisudawati, A.W. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sumantri, M. S. 2016. Strategi Pembelajaran: Teori dan Praktik di Tingkat
Pendidikan Dasar. Jakarta: Rajawali Pers.
Suprijono, A. 2015. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susanto, A. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana.
Susanto, A. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenadamedia Grup.
Swadarma, D. 2013. Mind Mapping dalam Kurikulum Pembelajaran. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.
Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Trianto. 2014. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara
Peraturan Pemerintah Republik Indoneia Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar
Nasional Pendidikan. 2013. Jakarta: Standar Nasional Pendidikan.
Page 75
57
L
A
M
P
I
R
A
N
Page 76
58
LAMPIRAN A
1. SILABUS
2. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
3. HASIL MIND MAPPING SISWA
4. SOAL PRETEST DAN POSTTEST
Page 81
63
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SD Inpres Waemata
Kelas/ Semester : V/ 1 (Satu)
Tema 1 : Organ Gerak Hewan dan Manusia
Subtema 1 : Organ Gerak Hewan
Pembelajaran ke : 1
Alokasi Waktu 1 x Pertemuan (6 x 35 Menit)
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan
tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
IPA
Kompetensi Dasar Indikator
3.1 Menjelaskan alat gerak dan
fungsinya pada hewan dan
manusia serta cara memelihara
3.1.1 Mengidentifikasi alat gerak
hewan dan manusia
3.1.2 Membedakan organ gerak
Page 82
64
kesehatan alat gerak manusia
4.1 Membuat model sederhana alat
gerak manusia dan hewan
beberapa hewan beserta
fungsinya
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan membaca teks tentang organ gerak hewan dan manusia, siswa
dapat menyebutkan alat gerak hewan dan manusia secara benar.
Dengan mengamati gambar cerita, siswa mampu menyebutkan organ
gerak kelinci beserta fungsinya secara tepat.
Dengan mengamati rangka organ gerak berbagai hewan, siswa mampu
membedakan organ gerak dari berbagai hewan secara tepat.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Teks bacaan tentang organ gerak hewan dan manusia
Mengamati gambar cerita tentang kelinci
Menceritakan gambar tentang kelinci
Mengamati rangka organ gerak kelinci, burung, katak, ikan, dan kadal.
E. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik
Metode : Diskusi, tanya jawab, dan ceramah
Model : Mind Mapping
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan
memberikan salam dan menanyakan kabar
siswa. Selanjutnya guru mengecek kehadiran
siswa.
Guru meminta salah seorang siswa untuk
15
menit
Page 83
65
memimpin do‟a.
Guru melakukan appersepsi sebagai awal
komunikasi guru sebelum melaksanakan
pembelajaran inti.
Guru bersama siswa menyanyikan Lagu
Garuda Pancasila atau lagu nasional lainnya.
Guru memberikan penguatan tentang
pentingnya menanamkan semangat
Nasionalisme.
Guru menginformasikan tema, dan subtema
pembelajaran yang akan disampaikan.
Inti Eksplorasi
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa.
Pertanyaan yang bisa diajukan yaitu:
Apa pengertian organ gerak?
Ada berapa organ gerak yang ada pada
hewan?
Bagaimana cara merawat organ gerak
manusia?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru menunjukkan contoh mind mapping
kepada siswa dengan jelas.
Guru menjelaskan cara pembuatan mind
mapping kepada siswa dengan benar
Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang mind mapping.
Elaborasi
Guru memberikan penjelasan tentang materi
yang dipelajari. Selama guru menjelaskan,
siswa membuat catatan-catatan kecil yang
berisi penjelasan guru.
185
menit
Page 84
66
Guru membagi siswa ke dalam beberapa
kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa.
Siswa membuat mind mapping dari catatan-
catatan kecil masing-masing anggota
kelompok.
Guru memberikan kesempatan kepada
masing-masing perwakilan kelompok untuk
mempresentasekan hasil mind mapping
mereka.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa
lain untuk bertanya atau menanggapi.
Guru memberikan penghargaan berupa
pujian terhadap hasil mind mapping siswa.
Tiap perwakilan siswa dari kelompok lain
bergantian menyampaikan hasil mind
mapping mereka.
Konfirmasi
Guru memberikan umpan balik positif dan
penguatan terhadap keberhasilan siswa dalam
mengerjakan mind mapping.
Guru menjelaskan kembali materi yang
masih belum dipahami oleh siswa.
Guru memberikan penilaian yang sesuai
terhadap hasil pekerjaan siswa.
Penutup Guru membagikan LKS kepada masing-
masing siswa untuk melakukan evaluasi.
Guru mengumpulkan hasil evaluasi yang
telah dikerjakan oleh siswa.
Guru membimbing siswa menyimpulkan
materi yang telah dipelajari.
Guru mengajak siswa untuk menyanyikan
10
menit
Page 85
67
salah satu lagu daerah.
Guru memberikan tindak lanjut berupa PR.
Guru bersama siswa berdo‟a sebelum pulang
yang dipimpin oleh salah seorang siswa.
Guru memberikan salam.
G. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Buku Siswa Tema: Organ Gerak Hewan dan Manusia Kelas V (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017).
Buku teks bacaan tentang organ gerak hewan dan manusia
Gambar cerita kelinci
Gambar rangka organ gerak hewan (kelinci, burung, katak, ikan, dan kadal)
Mind Mapping
Page 86
68
H. PENILAIAN
1. Sikap: Percaya diri, peduli, tanggung jawab, disiplin
Format Penilaian
No Sikap Belum
Terlihat
Mulai
Terlihat
Mulai Ber-
kembang
Membu-
daya Ket.
1 Percaya diri
2 Peduli
3 Tanggung
jawab
4. Disiplin
2. Pengetahuan
Siswa mengerjakan soal-soal latihan tertulis, remedial, dan pengayaan pada
buku siswa
Format Penilaian
Nama Siswa Hasil Penilaian Pengetahuan
Aspek 1 Aspek 2
Tercapai
(√)
Belum
Tercapai
(√)
Tercapai
(√)
Belum
Tercapai
(√)
Keterangan:
1. Aspek 1: Menyebutkan alat gerak pada hewan dan manusia
2. Aspek 2: Menyebutkan organ gerak hewan kelinci beserta fungsinya.
Page 87
69
3. Keterampilan
Penilaian Unjuk Kerja
a. Rubrik Membuat Mind Mapping
Aspek
Baik Sekali Baik Cukup Perlu Bimbingan
4 3 2 1
Isi dan
Pengetahuan
Isi mind
mapping
lengkap,
menunjukkan
pengetahuan
penulis yang
baik
Mind mapping
yang lengkap dan
informatif akan
memudahkan
pembaca
memahami secara
keseluruhan
materi serta
tambahan
beberapa gambar
dan keterangan
akan memberikan
informasi
tambahan bagi
pembaca
Mind mnapping
yang lengkap
dan informatif
akan
memudahkan
pembaca
memahamui
keseluruhan
materi
Mind mapping
yang lengkapd
an informatif
akan
memudahkan
pembaca
memahami
sebagian besar
materi
Mind mapping
yang lengkap
dan informatif
akan
memudahkan
pembaca
memahami
beberapa bagian
dari materi
Kata kunci Penggunaan kata
kunci yang sangat
efektif (semua ide
ditulis dalam
bentuk kata
kunci)
Semua ide
ditulis dalam
kata kunci dan
kalimat
Penggunaan kata
kunci terbatas
(semua ide
ditulis dalam
bentuk kalimat)
Tidak ada atau
sangat terbatas
dalam pemilihan
kata kunci
(beberapa ide
ditulis dalam
bentuk paragraf)
Hubungan
cabang utama
dengan cabang
lainnya
Menggunakan
lebih dari 3
cabang
Menggunakan 3
cabang
Menggunakan 2
cabang
Hanya
menggunakan 1
cabang
Desain (warna
dan gambar)
Menggunakan
warna berbeda
disetiap cabang
dan pemberian
gambar/simbol
pada ide sentral,
cabang utama,
dan cabang
lainnya
Menggunakan
warna berbeda
disetiap cabang
dan pemberian
gambar/simbol
hanya pada ide
sentral, dan
cabang utama
Menggunakan
warna berbeda
disetiap cabang
dan pemberian
gambar/simbol
pada ide sentral
Tidak
menggunakan
warna dan
gambar atau
hanya
menggunakan
satu warna
Page 89
71
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SD Inpres Waemata
Kelas/ Semester : V/ 1 (Satu)
Tema 1 : Organ Gerak Hewan dan Manusia
Subtema 1 : Organ Gerak Hewan
Pembelajaran ke : 2
Alokasi Waktu 1 x Pertemuan (6 x 35 Menit)
I. KOMPETENSI INTI
5. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
6. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
7. Memahami pengetahuan factual dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan
tempat bermain.
8. Menyajikan pengetahuan factual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
J. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
IPA
Kompetensi Dasar Indikator
3.1 Menjelaskan alat gerak dan
fungsinya pada hewan dan
manusia serta cara memelihara
kesehatan alat gerak manusia
3.1.1 Menyebutkan organ gerak
hewan beserta fungsinya
3.1.2 Membedakan organ gerak
hewan vertebrata dan
Page 90
72
4.1 Membuat model sederhana alat
gerak manusia dan hewan
avertebrata
3.1.3 Mengidentifikasi gerak ikan di
air
K. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan mendengarkan penjelasan guru, siswa mampu mengidentifikasi
penggolongan hewan berdasarkan struktur tubuhnya.
Dengan mengamati gambar, siswa mampu membedakan hewan vertebrata
dan avertebrata.
Dengan mengamati gambar, siswa mampu menyebutkan organ gerak
hewan beserta fungsinya secara tepat.
Dengan membaca teks, siswa mampu mengidentifikasi gerak ikan di air
secara tanggung jawab.
L. MATERI EMBELAJARAN
Penggolongan hewan vertebrata dan avertebrata
Ciri-ciri hewan vertebrata dan avertebrata
Membaca bacaan gerakan ikan di air
M. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik
Metode : Diskusi, tanya jawab, dan ceramah
Model : Mind Mapping
N. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Guru membuka pelajaran dengan
memberikan salam dan menanyakan kabar
siswa.
Guru meminta salah seorang siswa untuk
15
menit
Page 91
73
memimpin do‟a.
Guru melakukan appersepsi sebagai awal
komunikasi guru sebelum melaksanakan
pembelajaran inti.
Guru bersama siswa menyanyikan Lagu
Garuda Pancasila atau lagu nasional lainnya.
Guru memberikan penguatan tentang
pentingnya menanamkan semangat
Nasionalisme.
Guru menginformasikan tema, subtema dan
pembelajaran yang akan disampaikan.
Inti Eksplorasi
Guru melakukan tanya jawab dengan siswa.
Pertanyaan yang bisa diajukan yaitu:
Apa pengertian organ gerak?
Ada berapa organ gerak yang ada pada
hewan?
Bagaimana cara merawat organ gerak
manusia?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru menunjukkan contoh mind mapping
kepada siswa dengan jelas.
Guru menjelaskan cara pembuatan mind
mapping kepada siswa dengan benar
Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang mind mapping.
Elaborasi
Guru memberikan penjelasan tentang materi
yang dipelajari. Selama guru menjelaskan,
siswa membuat catatan-catatan kecil yang
berisi penjelasan guru.
185
menit
Page 92
74
Guru membagi siswa ke dalam beberapa
kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa.
Siswa membuat mind mapping dari catatan-
catatan kecil masing-masing anggota
kelompok.
Guru memberikan kesempatan kepada
masing-masing perwakilan kelompok untuk
mempresentasekan hasil mind mapping
mereka.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa
lain untuk bertanya atau menanggapi.
Guru memberikan penghargaan berupa
pujian terhadap hasil mind mapping siswa.
Tiap perwakilan siswa dari kelompok lain
bergantian menyampaikan hasil mind
mapping mereka.
Konfirmasi
Guru memberikan umpan balik positif dan
penguatan terhadap keberhasilan siswa dalam
mengerjakan mind mapping.
Guru menjelaskan kembali materi yang
masih belum dipahami oleh siswa.
Guru memberikan penilaian yang sesuai
terhadap hasil pekerjaan siswa.
Penutup Guru membagikan LKS kepada masing-
masing siswa untuk melakukan evaluasi.
Guru mengumpulkan hasil evaluasi yang
telah dikerjakan oleh siswa.
Guru membimbing siswa menyimpulkan
materi yang telah dipelajari.
Guru mengajak siswa untuk menyanyikan
10
menit
Page 93
75
salah satu lagu daerah.
Guru memberikan tindak lanjut berupa PR.
Guru bersama siswa berdo‟a sebelum pulang
yang dipimpin oleh salah seorang siswa.
Guru memberikan salam.
O. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Buku Siswa Tema: Organ Gerak Hewan dan Manusia Kelas V (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2017).
Gambar rangka organ gerak hewan vertebrata dan avertebrata
Teks bacaan organ gerak pada hewan vertebrata dan avertebrata
Mind Mapping
Page 94
76
P. PENILAIAN
3. Sikap: Percaya diri, peduli, tanggung jawab, disiplin
Format Penilaian
No Sikap Belum
Terlihat
Mulai
Terlihat
Mulai Ber-
kembang
Membu-
daya Ket.
1 Percaya diri
2 Peduli
3 Tanggung
jawab
4. Disiplin
4. Pengetahuan
Siswa mengerjakan soal-soal latihan tertulis, remedial, dan pengayaan pada
buku siswa
Format Penilaian
Nama Siswa Hasil Penilaian Pengetahuan
Aspek 1 Aspek 2
Tercapai
(√)
Belum
Tercapai
(√)
Tercapai
(√)
Belum
Tercapai
(√)
Keterangan:
4. Aspek 1: Menyebutkan organ gerak pada hewan vertebrata
5. Aspek 2: Menjelaskan pengertian, ragam, dan langkah-langkah membuat
gambar ilustrasi
Page 95
77
6. Keterampilan
Penilaian Unjuk Kerja
b. Rubrik Membuat Mind Mapping
Aspek
Baik Sekali Baik Cukup Perlu Bimbingan
4 3 2 1
Isi dan
Pengetahuan
Isi mind
mapping
lengkap,
menunjukkan
pengetahuan
penulis yang
baik
Mind mapping
yang lengkap dan
informatif akan
memudahkan
pembaca
memahami secara
keseluruhan
materi serta
tambahan
beberapa gambar
dan keterangan
akan memberikan
informasi
tambahan bagi
pembaca
Mind mnapping
yang lengkap
dan informatif
akan
memudahkan
pembaca
memahamui
keseluruhan
materi
Mind mapping
yang lengkapd
an informatif
akan
memudahkan
pembaca
memahami
sebagian besar
materi
Mind mapping
yang lengkap
dan informatif
akan
memudahkan
pembaca
memahami
beberapa bagian
dari materi
Kata kunci Penggunaan kata
kunci yang sangat
efektif (semua ide
ditulis dalam
bentuk kata
kunci)
Semua ide
ditulis dalam
kata kunci dan
kalimat
Penggunaan kata
kunci terbatas
(semua ide
ditulis dalam
bentuk kalimat)
Tidak ada atau
sangat terbatas
dalam pemilihan
kata kunci
(beberapa ide
ditulis dalam
bentuk paragraf)
Hubungan
cabang utama
dengan cabang
lainnya
Menggunakan
lebih dari 3
cabang
Menggunakan 3
cabang
Menggunakan 2
cabang
Hanya
menggunakan 1
cabang
Desain (warna
dan gambar)
Menggunakan
warna berbeda
disetiap cabang
dan pemberian
gambar/simbol
pada ide sentral,
cabang utama,
dan cabang
lainnya
Menggunakan
warna berbeda
disetiap cabang
dan pemberian
gambar/simbol
hanya pada ide
sentral, dan
cabang utama
Menggunakan
warna berbeda
disetiap cabang
dan pemberian
gambar/simbol
pada ide sentral
Tidak
menggunakan
warna dan
gambar atau
hanya
menggunakan
satu warna
Page 100
82
KISI-KISI SOAL PRETES DAN POSTTEST
Kompetensi Dasar
Indikator
Bentuk
Soal
Nomor Soal
Bobot
3.1 Menjelaskan alat
gerak dan fungsinya
pada hewan dan
manusia serta cara
memelihara kesehatan
alat gerak manusia.
3.1.1
Mengidentifikasi
ciri-ciri makhluk
hidup.
PG (C1) 1, 3 10
3.1.2
Menganalisis
yang termasuk
alat gerak
hewan.
PG (C4) 21, 22 10
3.1.3
Membedakan
organ gerak dari
beberapa hewan.
PG (C2) 10, 20, 25 10
3.1.4
Menentukan
fungsi dari organ
gerak hewan.
PG (C3) 9, 12, 6, 14, 15 10
3.1.5
Mengemukakan
perbedaan alat
gerak aktif dan
alat gerak pasif.
PG (C2) 13, 16, 23, 24 10
3.1.6
Membedakan
hewan
vertebrata dan
avertebrata.
PG (C2) 2, 4, 5, 7, 8, 11 10
3.1.7
Membandingkan
organ gerak
hewan
vertebrata dan
avertebrata.
PG (C6) 17, 18, 19 10
Page 101
83
SOAL PRETEST
Satuan Pendidikan : SD Inpres Waemata
Kelas / Semester : V / Ganjil
Mata Pelajaran : IPA
Pokok Bahasan : Organ Gerak Hewan
Waktu : 2 x 60 Menit
Nama Siswa :
Kelas :
PILIHAN GANDA
PETUNJUK:
Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C dan D sesuai dengan jawaban yang
kalian anggap paling benar!
1. Bergerak adalah salah satu dari …
a. Ciri makhluk hidup
b. Kelemahan makhluk hidup
c. Makanan makhluk hidup
d. Tugas makhluk hidup
2. Siput merupakan salah satu jenis hewan yang tak memiliki tulang belakang
namun …
a. Memiliki rangka luar
b. Tidak memiliki rangka luar
c. Tidak mempunyai rangka tengkorak
d. Mempunyai organ gerak berupa kaki dan tangan
3. Makhluk hidup akan bergerak apabila ada … yang mengenai pada bagian
tubuhnya.
Page 102
84
a. Makanan
b. Musuh
c. Air
d. Rangsangan
4. Berdasarkan jenisnya, hewan terbagi menjadi dua kelompok yaitu …
a. Vertebrata dan amfibi
b. Vertebrata dan melata
c. Melata dan avertebrata
d. Vertebrata dan avertebrata
5. Belut, siput, dan serangga merupakan hewan yang termasuk golongan …
a. Avertebrata
b. Mamalia
c. Vertebrata
d. Amfibi
6. Gerak pada manusia dan hewan menggunakan organ gerak yang tersusun
dalam …
a. Sistem pencernaan
b. Sistem reproduksi
c. Sistem gerak
d. Sistem alami
7. Burung merupakan salah satu jenis hewan yang mampu bergerak terbang
hingga ribuan kilometer. Burung tersebut merupakan hewan yang termasuk
golongan …
a. Reptilia
b. Serangga
c. Amfibi
d. Vertebrata
Perhatikan paragraf di bawah ini untuk mengisi soal nomor 8 sampai 10!
Vertebrata merupakan jenis golongan yang memiliki tulang belakang,
contohnya seperti ikan, belut, burung, sapi, dll. Ikan merupakan hewan vertebrata
atau hewan bertulang belakang yang memiliki sistem gerak yang berbeda dengan
Page 103
85
hewan vertebrata lainnya. Bentuk tubuh ikan berbentuk seperti rudal. Bentuk
rudal ini berfungsi memudahkan gerak ikan untuk bergerak di dalam air. Ikan
dapat dengan mudah berenang ke kanan dan ke kiri ataupun ke atas dan ke bawah
berkat bentuk tubuhnya yang seperti rudal dan lentur. Bentuk rudal ini juga dapat
mengurangi hambatan yang tercipta di dalam air ketika ikan bergerak.
Ikan bergerak menggunakan ekor dan sirip-siripnya, kemudian ekor dan
siripnya menimbulkan gaya dorong yang mendorong tubuh ikan untuk bergerak di
dalam air.
8. Apa yang dimaksud hewan vertebrata …
a. Hewan tak bertulang
b. Hewan bertulang belakang
c. Hewan tak bertulang belakang
d. Jawaban a, b dan c benar semua
9. Apakah fungsi bentuk tubuh ikan yang berbentuk rudal itu?
a. Agar dapat mudah bernafas di air
b. Mengurangi hambatan dalam air sehingga memudahkan untuk bergerak
c. Sebagai teknik kamuflase untuk menipu predator yang ada di dalam air
d. Sebagai pendorong tubuh ikan berenang
10. Ikan bergerak menggunakan …
a. Kaki
b. Sayap
c. Sirip
d. Insang
11. Contoh hewan vertebrata adalah …
a. Ikan, burung, dan sapi
b. Ikan, burung, dan ulat
c. Ikan, lintah dan sapi
d. Amoeba, burung dan sapi
12. Organ gerak pada hewan berfungsi sebagai …
a. Berdiam
b. Berjalan
Page 104
86
c. Hibernasi
d. Melihat
13. Tulang merupakan organ gerak …
a. Pasif
b. Aktif
c. Positif
d. Hiperaktif
14. Hewan yang bergerak dengan cara melompat adalah …
a. Katak dan sapi
b. Burung dan ayam
c. Tikus dan kucing
d. Kanguru dan kodok
15. Di bawah ini adalah hewan-hewan yang bergerak dengan cara terbang, kecuali
…
a. Elang
b. Tikus
c. Merpati
d. Ayam
16. Otot yang berfungsi sebagai organ gerak menempel pada …
a. Kulit
b. Gigi
c. Darah
d. Tulang
17. Hewan yang bergerak melata contohnya …
a. Buaya
b. Kambing
c. Kera
d. Kutilang
18. Hewan yang bergerak dengan cara berenang adalah …
a. Kupu-kupu
b. Kucing
c. Ayam
Page 105
87
d. Lele
19. Burung bergerak dengan cara …
a. Melata
b. Berjalan
c. Melompat
d. Terbang
20. Organ gerak pada tubuh hewan salah satunya adalah …
a. Hidung
b. Mata
c. Telinga
d. Kaki
21. Alat gerak aktif pada tulang hewan adalah …
a. Otot
b. Penglihatan
c. Cahaya
d. Kulit
22. Alat gerak pada tubuh hewan yang cenderung pasif adalah ...
a. Tulang
b. Otot
c. Sendi
d. Kulit
23. Tulang disebut alat gerak … karena tidak dapat bergerak dengan sendirinya.
a. Aktif
b. Hewan
c. Pasif
d. Manusia
24. Otot disebut alat gerak aktif karena hal berikut, kecuali …
a. Mampu berkontraksi dan berelaksasi
b. Mampu memanjang dan memendek
c. Mampu menggerakkan tulang
d. Rangka tulang
Page 106
88
25. Laba-laba merupakan salah satu jenis hewan avertebrata. Laba-laba bergerak
menggunakan …
a. Sayap
b. Kaki
c. Perut
d. Sirip
Page 107
89
KUNCI JAWABAN PRETEST
1. a. Ciri-ciri makhluk hidup
2. a. Memiliki rangka luar
3. d. Rangsangan
4. d. Vertebrata dan avertebrata
5. a. Avertebrata
6. c. Sistem gerak
7. d. Vertebrata
8. b. Hewan bertulang belakang
9. b. Mengurangi hambatan dalam air sehingga memudahkan untuk bergerak
10. c. Sirip
11. a. Ikan, burung, dan sapi
12. b. Berjalan
13. a. Pasif
14. d. Kanguru dan kodok
15. b. Tikus
16. d. Tulang
17. a. Buaya
18. d. Lele
19. d. Terbang
20. d. Kaki
21. a. Otot
22. a. Tulang
23. c. Pasif
24. d. Rangka tulang
25. b. Kaki
Page 108
90
SOAL POSTTEST
Satuan Pendidikan : SD Inpres Waemata
Kelas / Semester : V / Ganjil
Mata Pelajaran : IPA
Pokok Bahasan : Organ Gerak Hewan
Waktu : 2 x 30 Menit
Nama Siswa :
Kelas :
PILIHAN GANDA
PETUNJUK:
Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C dan D sesuai dengan jawaban yang
kalian anggap paling benar!
1. Organ gerak adalah …
a. Bagian tubuh makhluk hidup yang tidak dapat bergerak
b. Bagian tubuh makhluk hidup yang ditumbuhi bulu
c. Bagian tubuh makhluk hidup yang bisa bergerak
d. Bagian tubuh
2. Alat gerak terbagi menjadi dua, yaitu …
a. Alat gerak aktif dan alat gerak palsu
b. Alat gerak aktif dan alat gerak pasif
c. Alat gerak palsu dan alat gerak asli
d. Alat gerak biasa dan alat gerak tidak biasa
3. Karena … kelinci dapat meloncat dan bergerak.
a. Organ gerak
b. Organ reproduksi
c. Insting
d. Organ pencernaan
Page 109
91
4. Hewan dan manusia memiliki … macam alat gerak yang digunakan.
a. 4
b. 3
c. 2
d. 5
5. Tulang disebut alat gerak … karena tidak dapat bergerak dengan sendirinya.
a. Aktif
b. Hewan
c. Pasif
d. Manusia
6. Salah satu ciri makhluk hidup adalah seperti di bawah ini, kecuali …
a. Bernafas
b. Berdiam
c. Bergerak
d. Butuh makan
7. Otot disebut alat gerak … karena memiliki suatu senyawa kimia yang dapat
membuatnya bergerak.
a. Hewan
b. Pasif
c. Aktif
d. Manusia
8. Yang bukan merupakan kegunaan dari organ gerak adalah …
a. Melompat
b. Tidur
c. Berjalan
d. Berenang
9. Gerak pada manusia dan hewan menggunakan organ gerak yang tersusun
dalam …
a. Sistem alami
b. Sistem reproduksi
c. Sistem pencernaan
d. Sistem gerak
Page 110
92
10. Kelinci dan kucing dapat melompat dan berlari karena … mereka sama.
a. Jumlah kaki
b. Makanan
c. Otot
d. Organ gerak
11. Kelinci merupakan hewan …
a. Reptil
b. Mamalia
c. Amfibi
d. Karnivora
12. Hewan kelinci dan kucing memiliki kesamaan, yaitu mempunyai … buah
kaki.
a. 2
b. 4
c. 3
d. 5
13. Laba-laba merupakan salah satu jenis hewan avertebrata. Laba-laba bergerak
menggunakan …
a. Sayap
b. Kaki
c. Perut
d. Sirip
14. Hewan yang bergerak dengan cara berenang adalah …
a. Kupu-kupu
b. Kucing
c. Ayam
d. Lele
15. Burung bergerak dengan cara …
a. Melata
b. Berjalan
c. Melompat
d. Terbang
Page 111
93
16. Hewan vetebrata disebut juga hewan bertulang belakang. Di bawah ini
termasuk hewan vertebrata, kecuali …
a. Cacing
b. Kelinci
c. Anjing
d. Tikus
17. Hewan yang bergerak melata contohnya …
a. Buaya
b. Kambing
c. Kera
d. Kutilang
18. Perhatikan contoh berikut ini,
1) Termasuk dalam kelompok hewan mamalia
2) Makanannya adalah sayur-sayuran, namun makanan kesukaannya adalah
wortel
3) Umumnya hidup berkelompok
4) Bergerak lambat
5) Tidak memiliki tulang belakang
Yang bukan merupakan ciri-ciri kelinci ditunjukkan oleh nomor …
a. 1), 4)
b. 2), 3)
c. 3), 4)
d. 4), 5)
19. Organ gerak pasif pada hewan adalah …
a. Otot
b. Gigi
c. Tulang
d. Daging
20. Ular bergerak dengan menggunakan …
a. Otot perut
b. Kaki
c. Sayap
Page 112
94
d. Melompat
21. Contoh hewan vertebrata adalah …
a. Ikan, burung, dan sapi
b. Ikan, burung, dan ulat
c. Ikan, lintah dan sapi
d. Amoeba, burung dan sapi
22. Organ gerak pada hewan berfungsi sebagai …
a. Berdiam
b. Berjalan
c. Hibernasi
d. Melihat
23. Contoh hewan avertebrata adalah …
a. Siput, cacing, dan burung
b. Siput, burung, dan ulat
c. Siput, lintah, dan sapi
d. Siput, laba-laba, dan belalang
24. Siput merupakan salah satu jenis hewan yang tak memiliki tulang belakang
namun …
a. Memiliki rangka luar
b. Tidak memiliki rangka luar
c. Tidak mempunyai rangka tengkorak
d. Mempunyai organ gerak berupa kaki dan tangan
25. Organ gerak aktif pada hewan adalah …
a. Otot
b. Gigi
c. Dada
d. Tulang
Page 113
95
KUNCI JAWABAN POSTTEST
1. c. Bagian tubuh makhluk hidup yang bisa bergerak
2. b. Alat gerak aktif dan alat gerak pasif
3. a. Organ gerak
4. c. 2
5. c. Pasif
6. b. Berdiam
7. c. Aktif
8. b. Tidur
9. d. Sistem gerak
10. d. Organ gerak
11. b. Mamalia
12. b. 4
13. b. Kaki
14. d. Lele
15. d. Terbang
16. a. Cacing
17. a. Buaya
18. d. 4), 5)
19. c. Tulang
20. a. Otot perut
21. a. Ikan, burung, dan sapi
22. b. Berjalan
23. d. Siput, laba-laba, dan belalang
24. a. Memiliki rangka luar
25. a. Otot
Page 114
96
LAMPIRAN B
1. HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
2. HASIL BELAJAR PRETEST DAN POSTTEST
KELAS KONTROL
3. HASIL BELAJAR PRETEST DAN POSTTEST
KELAS EKSPERIMEN
4. PERHITUNGAN UJI NORMALITAS
5. PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS VARIAN
6. PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS
7. DOKUMENTASI
Page 115
97
LAMPIRAN B.1
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING
Satuan Pendidikan : SD Inpres Waemata
Kelas/ Semester : V/ Satu (1)
Tema 1 : Organ Gerak Hewan dan Manusia
Subtema 1 : Organ gerak Hewan
Pembelajaran Ke : 1
Waktu/ Tanggal : 26 Agustus 2020
Petunjuk: Berilah tanda cek (√) pada kolom yang sesuai dengan kriteria jenis
pengamatan
No.
Tahapan
Kegiatan
Pernyataan
Skor
1 2 3 4
1. Pendahuluan
Kedisiplinan
Siswa
1. Siswa tepat waktu masuk ke kelas
sebelum pelajaran dimulai.
√
2. Siswa memberikan salam pada
guru sebelum pelajaran dimulai.
√
3. Siswa berdo‟a sebelum pelajaran
dimulai.
√
Kesiapan Siswa
Menerima
Pelajaran
4. Siswa menyiapkan buku dan alat
tulis lainnya di atas meja
√
5. Siswa mampu menjawab
pertanyaan apersepsi dengan benar.
√
6. Siswa mengetahui tujuan
pembelajaran
√
2. Inti
Eksplorasi 7. Siswa memperhatikan contoh mind √
Page 116
98
mapping yang ditunjukkan guru.
8. Siswa aktif bertanya tentang
penggunaan mind mapping.
√
9. Siswa mengerti instruksi tentang
langkah-langkah pembelajaran
dengan penggunaan model
pembelajaran mind mapping.
√
10. Siswa memperhatikan penyampaian
pembelajaran menggunakan mind
mapping oleh guru.
√
11. Siswa bisa menerima teman
sekelompoknya.
√
Elaborasi 12. Siswa mampu bekerja sama dengan
teman kelompoknya.
√
13. Siswa membuat mind mapping
sesuai dengan kreativitas dan
imajinasinya masing-masing.
√
14. Siswa menggunakan gambar atau
simbol dengan benar sebagai ide
sentral atau konsep utama materi.
√
15. Siswa menghubungkan ide sentral
ke dalam bentuk cabang-cabang
(sub konsep).
√
16. Siswa menyesuaikan antara ide
sentral dengan sub konsep.
√
17. Siswa mempresentasekan hasil
kerja kelompoknya tentang
pembuatan mind mapping dengan
materi organ gerak hewan.
√
18. Siswa mampu menjawab
pertanyaan dari guru maupun siswa
√
Page 118
100
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING
Satuan Pendidikan : SD Inpres Waemata
Kelas/ Semester : V/ Satu (1)
Tema 1 : Organ Gerak Hewan dan Manusia
Subtema 1 : Organ gerak Hewan
Pembelajaran Ke : 2
Waktu/ Tanggal : 28 Agustus 2020
Petunjuk: Berilah tanda cek (√) pada kolom yang sesuai dengan kriteria jenis
pengamatan
No.
Tahapan
Kegiatan
Pernyataan
Skor
1 2 3 4
1. Pendahuluan
Kedisiplinan
Siswa
1. Siswa tepat waktu masuk ke kelas
sebelum pelajaran dimulai.
√
2. Siswa memberikan salam pada
guru sebelum pelajaran dimulai.
√
3. Siswa berdo‟a sebelum pelajaran
dimulai.
√
Kesiapan Siswa
Menerima
Pelajaran
4. Siswa menyiapkan buku dan alat
tulis lainnya di atas meja
√
5. Siswa mampu menjawab
pertanyaan apersepsi dengan benar.
√
6. Siswa mengetahui tujuan
pembelajaran
√
2. Inti
Eksplorasi 7. Siswa memperhatikan contoh mind
mapping yang ditunjukkan guru.
√
Page 119
101
8. Siswa aktif bertanya tentang
penggunaan mind mapping.
√
9. Siswa mengerti instruksi tentang
langkah-langkah pembelajaran
dengan penggunaan model
pembelajaran mind mapping.
√
10. Siswa memperhatikan penyampaian
pembelajaran menggunakan mind
mapping oleh guru.
√
11. Siswa bisa menerima teman
sekelompoknya.
√
Elaborasi 12. Siswa mampu bekerja sama dengan
teman kelompoknya.
√
13. Siswa membuat mind mapping
sesuai dengan kreativitas dan
imajinasinya masing-masing.
√
14. Siswa menggunakan gambar atau
simbol dengan benar sebagai ide
sentral atau konsep utama materi.
√
15. Siswa menghubungkan ide sentral
ke dalam bentuk cabang-cabang
(sub konsep).
√
16. Siswa menyesuaikan antara ide
sentral dengan sub konsep.
√
17. Siswa mempresentasekan hasil
kerja kelompoknya tentang
pembuatan mind mapping dengan
materi organ gerak hewan.
√
18. Siswa mampu menjawab
pertanyaan dari guru maupun siswa
lain.
√
Page 121
103
ANALISIS DATA HASIL OBSERVASI
A. Rata-Rata Skor = ∑ ( )
Pertemuan I + Pertemuan II =
=
= 73.5
B. Skor Tertinggi = Jumlah Butir Soal x Skor Tertinggi Tiap Butir Soal
22 x 4 = 88
C. Skor Terendah = Jumlah Butir Soal x Skor Terendah Tiap Butir Soal
22 x 1 = 22
D. Selisish Skor = Skor Tertinggi – Skor Terendah
88 – 22 = 66
E. Kisaran Nilai Untuk Tiap Kriteria =
Jumlah kriteria penilaian = 4
Selisih skor = 66
Kisaran tiap kategori =
= 16.5
Tabel. Interval Kategori Penilaian Aktivitas Siswa
No. Rentang Nilai Interprestasi Penilaian
1. 22 – 38 Kurang Sekali
2. 39 – 55 Kurang
3. 56 – 72 Baik
4. 73 - 88 Baik Sekali
Jadi skor observasi aktivitas siswa yaitu 73,5 termasuk dalam kategori penilaian
Baik Sekali.
Page 122
104
LAMPIRAN B.2
Hasil Belajar Pretest dan Posttest Kelas Kontrol (V B)
No.
Nama
Nilai
Pretest Posttest
1. Muhamad Ferdi 60 70
2. Harlulu 45 65
3. Agussalim 60 75
4. Yohanes Ragung 45 75
5. Micela Putri 70 80
6. Abiel Tunardi 60 75
7. Maria Natalie 60 70
8. Nurul Hidayah 40 65
9. Khusnul Khatimah 55 75
10. Diana Putri 40 60
11. Nurhatika 55 70
12. Eva Rovina 80 80
13. Faisal Yuswan 60 70
14. Selviani 60 75
15. Ayu Nastiti 70 80
16. Dandi Putra 55 75
17. Agung Kurniawan 40 65
18. Ariska 70 80
Page 123
105
LAMPIRAN B.3
Hasil Belajar Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen (V A)
Kelas Eksperimen (V A)
No.
Nama
Nilai
Pretest Posttest
1. Agung Kurniawan 45 75
2. Adinda Rizka 60 90
3. Andre Adi Wijaya 55 85
4. Alfian Firmansyah 40 80
5. Apri Suryani 65 90
6. Yolanda Fonia 70 100
7. Ayu Sintia 65 95
8. Vinsen Tajudin 55 80
9. Riskayani 80 100
10. Fatmawati 50 95
11. Fernando Thios 65 90
12. Akbar Maulana 65 90
13. Siti Hajar 45 80
14. Rismayani 65 85
15. Novitasari 80 100
16. Kristanto 70 90
17. Kristio Yohanes 55 80
18. Maria Ulfa 65 85
19. Suhartono 60 90
20. Putri Erlinda Sari 40 75
Page 124
106
LAMPIRAN B.4
Uji Normalitas Data
1. Uji normalitas pretest kelas kontrol
Nilai tertinggi = 80, nilai terendah = 40, banyaknya data (n) = 18
Rentang = 80 – 40 = 40
Banyak Kelas = 1 + 3,3 log 18 = 5.142 = 5
Panjang Interval Kelas =
= 8
Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol
No. Kelas Interval ƒi Nilai Tengah (xi)
1. 40 – 47 5 43,5
2. 48 – 55 3 51,5
3. 56 – 63 6 59,5
4. 64 – 71 3 67,3
5. 72 - 80 1 76
Jumlah 18
Nilai rata-rata
= ∑
=
= 55,93
Tabel Simpangan Baku (Standar Deviasi)
Skor ƒi Χi ƒiXi Xi - Xi - ² ƒi (χi - ) ²
40 – 47 5 43,5 217.5 -12.43 154.5049 772.5245
48– 55 3 51,5 154.5 -4.43 19.6249 58.8747
56 – 63 6 59,5 357 3.57 12.7449 76.4694
64 – 71 3 67,3 201.9 11.37 129.2769 387.8307
72 – 80 1 76 76 20.07 402.8049 402.8049
Jumlah 18 10069 718.9565 1,698.5042
Page 125
107
Simpangan Baku
S = √∑ ( )
.
= √
= √ = 9.99
Membuat Daftar Frekuensi yang Diharapkan
Tabel Ujung Bawah Kelas dan Ujung Atas Kelas Interval
No. Kelas Interval Batas Bawah Kelas Batas Atas Kelas
1. 40 – 47 39,5 47,5
2. 48– 55 47,5 55,5
3. 56 – 63 55,5 63,5
4. 64 – 71 63,5 71,5
5. 72 – 80 71,5 80,5
Menentukan Nilai Z Menggunakan Tepi Bawah dan Tepi Atas Kelas
Z =
Z =
Z1 =
= -1.64 Z1 =
= -0.84
Z2 =
= -0.84 Z2 =
= -0.04
Z3 =
= -0.04 Z3 =
= 0.75
Z4 =
= 0.75 Z4 =
= 1.55
Z5 =
= 1.55 Z5 =
= 2,45
Page 126
108
Mencari Luas 0-Z
No.
Tepi Bawah Tepi Atas Selisih
Luas 0-Z Z Luas 0-Z Z Luas 0-Z
1. -1.64 0.4495 -0.84 0.2995 0.15
2. -0.84 0.2995 -0.04 0.0160 0.2835
3. -0.04 0.0160 0.75 0.2734 0.2574
4. 0.75 0.2734 1.55 0.4394 0.166
5. 1.55 0.4394 2,45 0.4929 0.0535
Mencari Frekuensi yang diharapkan
Selisih Luas 0-Z Ei
0.15 2.7
0.2835 5.103
0.2574 4.6332
0.166 2.988
0.0535 0.963
Frekuensi yang diharapkan (Ei) dari hasil pengamatan (Oi) untuk
variabel
No.
Batas
Kelas
Z
Luas 0-Z
Luas Tiap
Kelas
Interval
(Ei)
(Oi)
1. 39,5 -1.64 0.4495 0.15 2.7 5
2. 47,5 -0.84 0.2995 0.2835 5.103 3
3. 55,5 -0.04 0.0160 0.2574 4.6332 6
4. 63,5 0.75 0.2734 0.166 2.988 3
5. 71,5 1.55 0.4394 0.0535 0.963 1
80,5 2,45 0.4929 ∑
Page 127
109
Mencari Quadrat Hitung (X² hitung)
X² = ∑( )
X² = ( )
+
( )
+
( )
+
( )
+
( )
X² = 1,95 + 0.86 + 0.40 + 0.0000481928 + 0.0014215992 = 3.21
Nilai ɑ = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1 = 5 – 1 = 4, maka
diperoleh X² tabel = 9,49
X² hitung < X² tabel (3.21 < 9,49), maka data pretest kelas kontrol
berdistribusi normal
2. Uji normalitas posttest kelas kontrol
Skor tertinggi = 80 Skor terendah = 60 banyak data (n) = 18
Rentang = 80 – 60 = 20
Banyak Kelas = 1 + 3,3 log 18 = 5.142 = 5
Panjang Interval Kelas =
= 4
Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol
No. Kelas Interval ƒi Nilai Tengah (xi)
1. 60 - 63 1 61,5
2. 64 – 67 3 65,5
3. 68 – 71 4 69,5
4. 72 – 75 6 73,5
5. 76 – 80 4 78
Jumlah 18
Page 128
110
Nilai rata-rata
= ∑
=
= 71,61
Tabel Simpangan Baku (Standar Deviasi)
Skor ƒi Χi ƒiXi Xi - Xi - ² ƒi (χi - ) ²
60 - 63 1 61,5 61,5 -10.11 102.2121 102.2121
64 – 67 3 65,5 196,5 -6.11 37.3321 111.9963
68 – 71 4 69,5 278 -2.11 4.4521 17.8084
72 – 75 6 73,5 441 1.89 3.5721 21.4326
76 – 80 4 78 312 6.39 40.8321 163.3284
Jumlah 18 188.4005 416.7778
Simpangan Baku
S = √∑ ( )
.
= √
= √ = 4.95
Membuat Daftar Frekuensi yang Diharapkan
Tabel Ujung Bawah Kelas dan Ujung Atas Kelas Interval
No. Kelas Interval Batas Bawah Kelas Batas Atas Kelas
1. 60 - 63 59,5 63,5
2. 64 – 67 63,5 67,5
3. 68 – 71 67,5 71,5
4. 72 – 75 71,5 75,5
5. 76 – 80 75,5 80.5
Page 129
111
Menentukan Nilai Z Menggunakan Tepi Bawah dan Tepi Atas Kelas
Z =
Z =
Z1 =
= -2.44 Z1 =
= -1.63
Z2 =
= -1.63 Z2 =
= -0.83
Z3 =
= -0.83 Z3 =
= -0.02
Z4 =
= -0.02 Z4 =
= 0.78
Z5 =
= 0.78 Z5 =
= 1.79
Mencari Luas 0-Z
No.
Tepi Bawah Tepi Atas Selisih
Luas 0-Z Z Luas 0-Z Z Luas 0-Z
1. -2.44 0.4927 1.63 0.4484 0.0443
2. -1.63 0.4484 -0.83 0.2967 0.1517
3. -0.83 0.2967 -0.02 0.0080 0.2887
4. -0.02 0.0080 0.78 0.2823 0.2743
5. 0.78 0.2823 1.79 0.4633 0.181
Mencari Frekuensi yang diharapkan
Selisih Luas 0-Z Ei
0.0443 0.7974
0.1517 2.7306
0.2887 5.1966
0.2743 4.9374
0.181 3.258
Page 130
112
Frekuensi yang diharapkan (Ei) dari hasil pengamatan (Oi) untuk
variabel
No.
Batas
Kelas
Z
Luas 0-Z
Luas Tiap
Kelas
Interval
(Ei)
(Oi)
1. 59,5 -2.44 0.4927 0.0443 0.7974 1
2. 63,5 -1.63 0.4484 0.1517 2.7306 3
3. 67,5 -0.83 0.2967 0.2887 5.1966 4
4. 71,5 -0.02 0.0080 0.2743 4.9374 6
5. 75,5 0.78 0.2823 0.181 3.258 4
80.5 1.79 0.4633 ∑
Mencari Quadrat Hitung (X² hitung)
X² = ∑( )
X² = ( )
+
( )
+
( )
+
( )
+
( )
X² = 0.05 + 0.02 + 0.27 + 0.22 + 0.16 = 0.72
Nilai ɑ = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1 = 5 – 1 = 4, maka
diperoleh X² tabel = 9,49
X² hitung < X² tabel (0.72 < 9,49), maka data posttestt kelas kontrol
berdistribusi normal
3. Uji normalitas pretest kelas eksperimen
Skor tertinggi = 80 Skor terendah = 40 banyaknya data (n) = 20
Rentang = 80 – 40 = 40
Banyak Kelas = 1 + 3,3 log 20 = 5.293 = 5
Page 131
113
Panjang Interval Kelas =
= 8
Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen
No. Kelas Interval ƒi Nilai Tengah (xi)
1. 40 – 47 4 43,5
2. 48 – 55 4 51,5
3. 56 – 63 2 59,5
4. 64 – 71 8 67,3
5. 72 – 80 2 76
Jumlah 20
Nilai rata-rata
= ∑
=
= 59,47
Tabel Simpangan Baku (Standar Deviasi)
Skor ƒi Χi ƒiXi Xi - Xi - ² ƒi (χi - ) ²
40 – 47 4 43,5 174 -15.97 255.0409 1,020.1636
48– 55 4 51,5 206 7.97 63.5209 254.0836
56 – 63 2 59,5 119 0.03 0.0009 0.0018
64 - 71 8 67,3 538.4 7.83 61.3089 490.4712
72 – 80 2 76 152 16.53 273.2409 546.4818
Jumlah 18 653.1125 2,311.202
Simpangan Baku
S = √∑ ( )
.
Page 132
114
= √
= √ = 11.02
Membuat Daftar Frekuensi yang Diharapkan
Tabel Ujung Bawah Kelas dan Ujung Atas Kelas Interval
No. Kelas Interval Batas Bawah Kelas Batas Atas Kelas
1. 40 – 47 39,5 47,5
2. 48– 55 47,5 55,5
3. 56 – 63 55,5 63,5
4. 64 – 71 63,5 71,5
5. 72 – 80 71,5 80,5
Menentukan Nilai Z Menggunakan Tepi Bawah dan Tepi Atas Kelas
Z =
Z =
Z1 =
= -1.81 Z1 =
= -1.08
Z2 =
= -1.08 Z2 =
= -0.36
Z3 =
= -0.36 Z3 =
= 0,46
Z4 =
= 0,46 Z4 =
= 1.09
Z5 =
= 1,09 Z5 =
= 1.90
Page 133
115
Mencari Luas 0-Z
No.
Tepi Bawah Tepi Atas Selisih
Luas 0-Z Z Luas 0-Z Z Luas 0-Z
1. -1.81 0.4649 -1.08 0.3599 0.105
2. -1.08 0.3599 -0.36 0.1406 0.2193
3. -0.36 0.1406 0.46 0.1772 0.0366
4. 0.46 0.1772 1.09 0.3621 0.1849
5. 1.09 0.3621 1.90 0.4713 0.1092
Mencari Frekuensi yang diharapkan
Selisih Luas 0-Z Ei
0.105 2.1
0.2193 4.38
0.0366 0.73
0.1849 3.698
0.1092 2.18
Frekuensi yang diharapkan (Ei) dari hasil pengamatan (Oi) untuk
variabel
No.
Batas
Kelas
Z
Luas 0-Z
Luas Tiap
Kelas
Interval
(Ei)
(Oi)
1. 39,5 -1.81 0.4649 0.105 2.1 4
2. 47,5 -1.08 0.3599 0.2193 4.38 4
3. 55,5 -0.36 0.1406 0.0366 0.73 2
4. 63,5 0.46 0.1772 0.1849 3.698 8
5. 71,5 1.09 0.3621 0.1092 2.18 2
80,5 1.90 0.4713 ∑
Page 134
116
Mencari Quadrat Hitung (X² hitung)
X² = ∑( )
X² = ( )
+
( )
+
( )
+
( )
+
( )
X² = 1,72 + 0.03 + 2.20 + 5.03 + 0.01 = 8.99
Nilai ɑ = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1 = 5 – 1 = 4, maka
diperoleh X² tabel = 9,49
X² hitung < X² tabel (8.99 < 9,49), maka data pretest kelas eksperimen
berdistribusi normal
4. Uji normalitas posttest kelas eksperimen
Skor tertinggi = 100 Skor terendah = 75 banyaknya data (n) = 20
Rentang = 100 – 75 = 25
Banyak Kelas = 1 + 3,3 log 20 = 5.293 = 5
Panjang Interval Kelas =
= 5
Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol
No. Kelas Interval ƒi Nilai Tengah (xi)
1. 75 – 79 2 77
2. 80 – 84 4 83
3. 85 – 89 3 87
4. 90 – 94 6 92
5. 95 – 100 5 97.5
Jumlah 20
Page 135
117
Nilai rata-rata
= ∑
=
= 89,32
Tabel Simpangan Baku (Standar Deviasi)
Skor ƒi Χi ƒiXi Xi - Xi - ² ƒi (χi - ) ²
75 – 79 2 77 154 64.68 4,183.5024 8,367.0048
80 – 84 4 83 332 242.68 58,893.5824 235,574.3296
85 – 89 3 87 261 171.68 29,474.0224 88,422.0672
90 – 94 6 92 552 462.68 214,072.7824 1,284,436.6944
95 – 100 5 97.5 487.5 398.18 158,547.3124 792,736.562
Jumlah 20 1,786.5 465,171.202 2,409,536.658
Simpangan Baku
S = √∑ ( )
.
= √
= √ = 11.26
Membuat Daftar Frekuensi yang Diharapkan
Tabel Ujung Bawah Kelas dan Ujung Atas Kelas Interval
No. Kelas Interval Batas Bawah Kelas Batas Atas Kelas
1. 75 – 79 74,5 79,5
2. 80 – 84 79,5 84,5
3. 85 – 89 84,5 89,5
4. 90 – 94 89,5 94,5
5. 95 – 100 94,5 100,5
Page 136
118
Menentukan Nilai Z Menggunakan Tepi Bawah dan Tepi Atas Kelas
Z =
Z =
Z1 =
= -1.31 Z1 =
= -0.87
Z2 =
= -0.87 Z2 =
= -0.42
Z3 =
= -0.42 Z3 =
= 0.01
Z4 =
= 0.01 Z4 =
= 0.46
Z5 =
= 0.46 Z5 =
= 0.99
Mencari Luas 0-Z
No.
Tepi Bawah Tepi Atas Selisih
Luas 0-Z Z Luas 0-Z Z Luas 0-Z
1. -1.31 0.4049 -0.87 0.3078 0.0971
2. -0.87 0.3078 -0.42 0.1628 0.145
3. -0.42 0.1628 0.01 0.0040 0.1588
4. 0.01 0.0040 0.46 0.1772 0.1732
5. 0.46 0.1772 0.99 0.3389 0.3389
Mencari Frekuensi yang diharapkan
Selisih Luas 0-Z Ei
0.0971 1.942
0.145 2.9
0.1588 3.176
0.1732 3.464
0.3389 6.778
Page 137
119
Frekuensi yang diharapkan (Ei) dari hasil pengamatan (Oi) untuk
variabel
No.
Batas
Kelas
Z
Luas 0-Z
Luas Tiap
Kelas
Interval
(Ei)
(Oi)
1. 74,5 -1.31 0.4049 0.0971 1.942 2
2. 79,5 -0.87 0.3078 0.145 2.9 4
3. 84,5 -0.42 0.1628 0.1588 3.176 3
4. 89,5 0.01 0.0040 0.1732 3.464 6
5. 94,5 0.46 0.1772 0.3389 6.778 5
100,5 0.99 0.3389 ∑
Mencari Quadrat Hitung (X² hitung)
X² = ∑( )
X² = ( )
+
( )
+
( )
+
( )
+
( )
X² = 0,001 + 0.41 + 0,009 + 1.85 + 0.46 = 2.73
Nilai ɑ = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 1 = 5 – 1 = 4, maka
diperoleh X² tabel = 9.49
X² hitung < X² tabel (2.73 < 9.49), maka data posttestt kelas
eksperimen berdistribusi normal
Page 138
120
LAMPIRAN B.5
Perhitungan Uji Homogenitas Varian
1. Uji Homogen Pretest pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
F =
=
= 1.21
F hitung yang telah diperoleh dibandingkan dengan F tabel yaitu pada taraf
signifikan a = 0,01, dengan frekuensi (df2 – df1) 38 - 1 = 37, diperoleh F tabel =
7.37 dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika F hitung ≤ F tabel kedua sampel dikatakan homogen
Jika F hitung > F tabel kedua sampel dikatakan tidak homogen
Ternyata F hitung ≤ F tabel atau 1.21 ≤ 7.37, maka varian-varian adalah
homogen.
2. Uji Homogen Posttest pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
F =
=
= 5.17
F hitung yang telah diperoleh dibandingkan dengan F tabel yaitu pada taraf
signifikan a = 0,01, dengan frekuensi (df2 – df1) 38 - 1 = 37, diperoleh F tabel =
7.37 dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika F hitung ≤ F tabel kedua sampel dikatakan homogen
Jika F hitung > F tabel kedua sampel dikatakan tidak homogen
Ternyata F hitung ≤ F tabel atau 5.17 ≤ 7.37, maka varian-varian adalah
homogen.
Page 139
121
LAMPIRAN B.6
Perhitungan Uji Hipotesis
1. Uji-t
a. Perhitungan nilai perbedaan pretes dan posttest kelompok kontrol
t =
√
√
=
√
√
=
√
√
=
√
=
√ =
= 5.80
b. Perhitungan nilai perbedaan pretes dan posttest kelas eksperimen
t =
√
√
=
√
√
=
√
√
=
√ =
√ =
= 8.26
Page 140
122
LAMPIRAN B.7
Dokumentasi
Page 144
126
RIWAYAT HIDUP
Siti Nur Asti A. Dilahirkan di Lambur Kabupaten Manggarai
Barat pada tanggal 02 Agustus 1998, anak pertama dari empat
bersaudara. Anak dari pasangan Ayahanda M. Hadi dan
Ibunda St. Irma. Penulis masuk sekolah dasar pada tahun 2003
di SDN Jati Makmur Lambur Kabupaten Manggarai Barat dan
tamat pada tahun 2009. Pada tahun itu juga penulis melanjutkan pendidikan
Sekolah Menengah Pertama di SMP Darul Furqan Kota Bima dan tamat pada
tahun 2012 kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA Darul Furqan
Kota Bima pada tahun 2012 dan selesai pada tahun 2015. Pada tahun yang sama
(2015), penulis melanjutkan pendidikan pada Program Strata Satu (S1) Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar dan selesai pada tahun 2020.