Page 1
1
EFEKTIVITAS MINOXIDIL SEBAGAI TERAPI
ALOPECIA AREATA
Wayan Evie Frida Yustin
Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana
ABSTRAK
Alopecia areata merupakan kerontokan rambut dengan bentukan patchy,
penyebab tersering dari alopecia nonscarring. Terjadi pada 1,7 % penduduk
Amerika umur 50 tahun. Bisa terjadi pada kedua jenis kelamin pada semua ras
dan dapat terjadi pada semua umur. Faktor genetik dan imunologi berperan
penting sebagai penyebab alopecia areata. Gambaran klinis dari alopecia areata
yaitu lesi berbentuk bulat atau oval, kebotakan total, halus pada kulit kepala atau
pada bagian tubuh lain yang mempunyai rambut. Minoxidil merupakan salah satu
terapi yang efektif untuk alopecia areata. Diketahui lebih dari 30 tahun minoxidil
dapat menstimulasi pertumbuhan rambut. Minoxidil bekerja pada folikel rambut,
membuka saluran kalium, dan mempunyai efek vaskular yang dapat
meningkatkan aliran darah ke rambut. Penelitian histologi menunjukkan bahwa
terapi minoxidil dapat meningkatkan proporsi folikel rambut pada fase anagen dan
menurunkan folikel rambut pada fase telogen. Minoxidil melalui metabolit
sulfatnya dapat membuka saluran kalium sehingga dengan terbukanya saluran
kalium dapat meningkatkan pertumbuhan rambut. Penelitian dari efek minoxidil
pada keratinosit epidermal manusia dan folikel rambut dengan kondisi kultur yang
berbeda dan penanda proliferasi, ditemukan bahwa minoxidil dengan konsentrasi
mikromolar dapat menstimulasi proliferasi pada kedua tipe sel dan seluruh kondisi
kultur, sedangkan minoxidil dengan konsentrasi milimolar akan menghambat
pertumbuhan sel. Di samping itu beberapa penelitian juga melaporkan hubungan
minoxidil terhadap efek vaskular dan menstimulasi VEGF yang dapat
meningkatkan pertumbuhan rambut.
Kata kunci : Alopecia areata, patchy, minoxidil, respon folikel.
Page 2
2
EFECTIVITY MINOXIDIL AS A TREATMENT OF
ALOPECIA AREATA
ABSTRACT
Alopecia areata is hair loss with patchy formation, the most common cause
of alopecia nonscarring. Occurred in 1,7 % of Americans aged 50 years. Can
occurs in both sexes, all races and any age. Genetic and immunological factors
play an important role as a cause of Alopecia areata. The clinical features
alopecia areata are round or oval lesions, total baldness, smoothness on the scalp
or other parts of the body that has hair. Minoxidil is one of the effective therapy
for Alopecia areata. Known for more than 30 years of minoxidil to stimulate hair
growth. Minoxidil works on hair follicles, opening the potassium channels, and
have vascular effects that can increase blood flow to hair. Histological studies
showed that minoxidil therapy may increase the proportion hair follicles in anagen
phase and decrease hair follicles at telogen phase. Minoxidil through sulphat
metabolites can open potassium channels, the opening potassium channels can
increase the hair follicles growth. The study of the effects minoxidil on human
epidermal keratinocytes and hair follicles with different culture conditions and
markers proliferation, found that minoxidil with micro molar concentration can
stimulate proliferation both type of cells and all culture condition, whereas
minoxidil with milimolar concentration will inhibit cell growth. In addition,
several studies have also reported an association minoxidil to vascular effect and
stimulating VEGF can promote the increase hair follicle
Key words : Alopecia areata, patchy, minoxidil, follicle response.
Page 3
3
PENDAHULUAN
Alopecia areata merupakan
penyebab tersering dari alopecia
nonscarring, terjadi pada 1,7 %
penduduk Amerika umur 50 tahun.
Bisa terjadi pada kedua jenis kelamin
baik laki-laki maupun perempuan.
Alopecia areata terjadi pada semua
umur, tetapi lebih sering pada dekade
ke 3 dan ke 4. Alopecia areata bisa
terjadi pada setiap bagian dari tubuh
tetapi lebih umum dan nyata pada
kepala. Pasien biasanya mengeluh
rambut rontok tiba-tiba dan ditandai
dengan gugurnya rambut.
Karakteristik lesi dari alopecia
areata biasanya bulat atau oval,
botak secara total dengan permukaan
halus. Keadaan ini sering
menimbulkan masalah psikososial
terutama pada anak-anak dan dewasa
muda. 1,2
Penyebab pasti alopecia
areata belum diketahui. Tetapi
diduga disebabkan karena berbagai
faktor seperti faktor genetik dan
imunologi, tekanan emosional,
kekurangan nutrisi,
ketidakseimbangan hormonal, pasca
kemoterapi atau radioterapi, agen
infeksi, keabnormalan melanosit atau
keratinosit, faktor neurologi, serta
ada penelitian yang menyebutkan
karena terjadinya mutasi keratin. 2,3
Pemilihan terapi tergantung
dari umur pasien dan derajat
alopecia areata. Beberapa terapi
dianjurkan untuk dilakukan dimana
salah satunya terapi minoxidil.
Minoxidil dinilai efektif sebagai
terapi alopecia areata walaupun
mekanismenya belum diketahui
secara jelas. Dari beberapa penelitian
dilaporkan bahwa aplikasi lokal
minoxidil bisa mencegah kerontokan
serta dapat menumbuhkan rambut
baru pada sebagian orang. Terdapat
beberapa hipotesis tentang
Page 4
4
mekanisme kerja minoxidil yaitu
menstimulasi sintesis DNA folikular
dan bekerja pada kanal kalium di
rambut.
Anatomi Dasar Rambut 4
Rambut merupakan helaian halus
dari jaringan yang muncul di atas
permukaan kulit. Rambut terdapat
pada semua bagian tubuh kecuali
pada kelopak mata, telapak tangan
dan telapak kaki. Ada 3 tipe rambut
yaitu :
- Rambut lanugo,
merupakan rambut halus
yang melindungi tubuh
pada bayi yang belum
lahir, akan menghilang
tepat sebelum atau saat
kelahiran.
- Rambut vellus, tipe
rambut yang halus, yang
melapisi sebagian besar
tubuh, dapat dilihat
dengan jelas pada wajah
wanita.
- Rambut terminal, rambut
dengan struktur lebih
panjang, kasar,
ditemukan pada kulit
kepala, pada wajah laki
laki, pada telinga dan alis
mata, di lengan, dada dan
bagian pubis.
Komponen rambut terdiri dari
70-80% keratin, 3-6% senyawa
minyak, 1% zat warna melanin dan
pheomelanin, 15% kelembapan air
dan sisanya adalah karbohidrat dan
unsur-unsur mineral. Secara umum
komposisi kimiawi dari batang
rambut adalah 50% karbon, 21%
oksigen, 18% nitrogen, 7% hydrogen
dan 4% sulfur. Setiap jenis rambut
memiliki struktur dasar yang sama,
yaitu terdiri dari tiga lapisan :
1. Lapisan kutikula. Lapisan
terluar dari sel transparan,
Page 5
5
yang akan membentuk
permukaan yang melindungi
rambut. Lapisan ini mengatur
masuknya zat kimia yang
dapat merusak rambut dan
melindungi rambut dari suhu
panas dan kekeringan. Bentuk
sel tumpang tindih, dan jika
diraba dari dasar ke ujung
terasa halus, tetapi jika diraba
dari ujung ke dasar akan
terasa kasar.
2. Lapisan korteks. Merupakan
lapisan tengah dan terluas,
terdiri dari sel yang berbentuk
rantai spiral panjang. Setiap
sel terbentuk dari kumpulan
serat, dimana serat tersebut
merupakan kumpulan dari
makro fibril. Makro fibril
dibentuk dari kumpulan serat
yang lebih kecil lagi yang
disebut proto fibril (struktur
panjang, spiral, berantai).
Serat dan jaringan ini
berfungsi untuk memberikan
kekuatan, ketebalan,
elastisitas pada rambut.
Pigmen pada korteks
memberikan warna alami
pada rambut.
3. Lapisan medulla. Bagian
terdalam dari rambut, tidak
ada fungsi yang khusus dan
kadang tidak ada pada setiap
rambut. Untuk lebih jelasnya
struktur rambut dapat dilihat
pada gambar 1.
Page 6
6
Gambar 1. Struktur rambut 2
Tahap Pertumbuhan Rambut 4
Rambut secara konstan tumbuh,
selama periode antara satu dan enam
tahun rambut aktif tumbuh,
kemudian berhenti, istirahat dan
berdegenerasi, dan akhirnya rontok.
Sebelum rambut rontok, folikel
rambut baru biasanya sudah siap
untuk menggantikannya. Jika rambut
tidak diganti maka akan timbul
kebotakan. Ada 3 tahap pertumbuhan
rambut yaitu anagen (fase
pertumbuhan), katagen (fase
transisional), telogen (fase istirahat).
Tahap-tahap pertumbuhan rambut
dapat dilihat pada gambar 2.
Fase Anagen
Anagen merupakan fase aktif dari
pertumbuhan rambut, dapat
berlangsung dari beberapa bulan
sampai beberapa tahun. Pada tahap
ini dasar dari folikel rambut
dibentuk serta ditentukannya tebal,
bentuk dan tekstur dari rambut.
Warna rambut juga terbentuk di
bagian awal anagen.
Fase Katagen
Katagen merupakan fase transisi
ketika rambut berhenti tumbuh
namun aktivitas selular terus
berlanjut pada papila. Bulbus rambut
secara bertahap lepas dari papila dan
bergerak menuju folikel.
Fase Telogen
Telogen merupakan tahap akhir, saat
tidak ada pertumbuhan rambut.
Folikel mulai menyusut, dan secara
lengkap terpisah dari papila. Tahap
istirahat tidak berlangsung lama,
menjelang akhir tahap telogen, sel-
sel mulai aktif dan mempersiapkan
fase anagen baru untuk pertumbuhan
rambut kembali.
Page 7
7
Gambar 2.
Tahap-tahap pertumbuhan rambut. 5
Alopecia areata
Alopecia areata biasanya timbul
dengan bentukan patchy, kerontokan
rambut yang nonscarring pada tubuh
yang memiliki rambut. Secara umum
alopecia areata dimediasi oleh
limfosit T langsung pada folikel
rambut. Penyebab pastinya belum
diketahui tetapi kemungkinan besar
disebabkan oleh interaksi faktor
genetik dan lingkungan.
Karakteristik lesi dari alopecia
areata bulat halus atau botak oval
dengan bentukan patchy pada kepala
atau daerah lain pada tubuh yang
mempunyai rambut. Kebanyakan
pasien (80 %) dengan single patch,
12,5 % two patches dan 7, 7 % lebih
dari dua. Jumlah patches tidak
dihubungkan dengan beratnya
penyakit. Kerontokan rambut pada
alopecia areata biasanya
asimptomatik. Meskipun beberapa
pasien mengeluh nyeri, rasa terbakar
atau merasa gatal sebelum timbulnya
patch. Pada beberapa pasien alopecia
areata dapat berkembang menjadi
alopecia totalis atau universalis.6
Patofisiologi
Page 8
8
Faktor Genetik
Faktor genetik berperan penting
sebagai penyebab alopecia areata.
Ditemukan pada 10% - 42% kasus
individu yang memiliki riwayat
keluarga alopecia areata. Insiden
keluarga dari alopecia areata
dilaporkan sekitar 37% pada pasien
yang terkena kebotakan pertama
pada umur 30 tahun dan 7,1%
setelah umur 30 tahun. Dilaporkan
juga terdapat alopecia areata pada
kembar identik.2
Beberapa gen yang
berhubungan, seperti human
leukocyte antigen (HLA) yang
terdapat pada bagian lengan pendek
di kromosom 6, membentuk Major
Hystocompability Complexs (MHC).
Kompleks MHC telah diteliti pada
pasien alopecia areata karena
keterkaitannya antara penyakit
autoimun dengan peningkatan
frekuensi antigen HLA. Hubungan
yang terjadi antara kedua HLA kelas
I (HLA-A, -B, -C) dan kelas II
(HLA-DR, -DQ, -DP) telah dipelajari
dalam alopecia areata. 2
Dengan mengidentifikasi
hubungan genetik HLA, maka para
peneliti telah lebih dekat mengetahui
dan memahami struktur dari epitopes
oleh sel T, yang merupakan kunci
dari respon imun peradangan
folikular terhadap alopecia areata.
Identifikasi dari antigen alopecia
areata merupakan langkah besar
dalam memahami mekanisme
alopecia areata dan berguna dalam
membuat terapi dan pencegahan
untuk penyakit ini.2
Alopecia areata memiliki
sifat kompleks yang melibatkan
banyak gen. Pada pasien dengan
sindrom down didapatkan 8,8%
mengalami alopecia areata, 30%
dari pasien dengan
autoimunpoliglandular sindrom juga
Page 9
9
mengalami alopecia areata.
Polimorfisme dalam kluster IL-1
akan memodulasi respon IL-1. IL-1
memiliki efek langsung pada
pertumbuhan rambut. Pada folikel
rambut, IL-1 menghambat
pertumbuhan serat rambut dan
menginduksi perubahan morfologi
yang sering terlihat pada penyakit
alopecia areata.2
Dari bukti-bukti ini dapat
diindikasikan bahwa alopecia areata
merupakan penyakit poligenik
dengan korelasi gen yang beragam
baik dari segi pengaruh yang
melemahkan maupun gen lain yang
memperparah penyakit ini.
Kemungkinan utama, ada hubungan
antara faktor genetik dengan faktor
lingkungan yang merangsang
perkembangan penyakit. Pada hal ini,
gen penyebab utama masih belum
ditemukan. 2
Faktor Imunologi
Gambar 3. Patogenesis dari
Alopecia areata 2
Imun memegang peranan dalam
patogenesis alopecia areata. Gambar
3 menunjukkan beberapa proses
imunologikal yang terjadi dalam
alopecia areata. Antigen presenting
cells seperti sel langerhans, semakin
meningkat pada bulbus yang
mempengaruhi folikel rambut. Hal
ini akan menyebabkan timbulnya
peristiwa imunologikal yaitu
peningkatan IL-2, gamma interferon
dan ICAM. Peningkatan ini
Page 10
10
mengakibatkan penginduksian
kehilangan atau kerontokan rambut.
Ini dianggap sebagai respon sel dari
Type 1 T Helper (Th1). 2
Sitokin juga memiliki peran
penting dalam alopecia areata.
Sitokin merupakan imunomodulator
yang berperan dalam memediasi
peradangan dan mengatur proliferasi
sel. Sitokin berasal dari keratinosit
epidermal, interleukin IL-1a, IL-1b
dan TNF-a merupakan penghambat
dari siklus pertumbuhan folikel
rambut dan secara in vitro
menghasilkan perubahan pada
bentuk folikel rambut yang sama
seperti bentuk alopecia areata. Sel T
helper menghasilkan sitokin yang
dibagi menjadi dua subbagian. Sel T
helper tipe 1 (Th1) menghasilkan
interferon y (IFN-y) dan IL-2. Sel T-
Helper tipe 2 (Th2) menghasilkan sel
IL-4 dan IL-5. 2
Gambaran Klinis 2
Alopecia areata bisa bermanifestasi
dengan beberapa gejala klinis yang
berbeda. Pasien biasanya mengeluh
mengalami kerontokan rambut yang
mendadak dan rambut menjadi
rontok dalam jumlah tertentu.
Karakterisitik lesi dari alopecia
areata secara umum adalah
berbentuk bulat atau oval, kebotakan
total, lesi halus pada kulit kepala atau
pada bagian tubuh lainnya. Lesi bisa
berwarna merah muda atau coklat
muda. Rambut rontok dapat dilihat
pada kedua rambut yang masih intak
maupun yang sudah patah.
Presentasi klinik dari alopecia
areata dikategorikan berdasarkan
bentuk dan luas dari kerontokan
rambut. Jika dikategorikan
berdasarkan bentuknya, maka dapat
dibagi menjadi :
- Patchy Alopecia areata,
lesi bentuk bulat atau
Page 11
11
oval pada daerah
kehilangan rambut
(paling sering) dapat
dilihat pada gambar 4.
- Reticular Alopecia
areata, lesi berbentuk
retikular pada daerah
rambut rontok bisa
dilihat pada gambar 5.
- Ophiasis-bandlike
Alopecia areata,
kerontokan rambut pada
daerah kulit kepala
temporo-occipital.
- Ophiasis inversus
Alopecia areata,
kerontokan rambut pada
daerah kulit kepala
fronto-parietal.
- Diffuse Alopecia areata,
kerontokan rambut
tersebar di seluruh kulit
kepala.
Jika dikategorikan berdasarkan
luas daerah yang terkena, maka dapat
dibagi menjadi bentuk :
- Alopecia areata parsial,
dengan kehilangan
rambut sebagian
- Alopecia areata totalis,
100% kehilangan rambut
pada kulit kepala
- Alopecia areata
universalis, 100%
kehilangan rambut pada
kulit kepala dan tubuh.
Gambar 4. Patchy Alopecia areata
Gambar 5. Reticular Alopecia areata
Efektivitas Minoxidil sebagai
Terapi Alopecia areata 7
Diketahui lebih dari 30 tahun
minoxidil dapat menstimulasi
pertumbuhan rambut, walaupun
mekanisme kerjanya belum diketahui
secara jelas. Pada percobaan
Page 12
12
binatang minoxidil topikal dapat
memperpendek fase telogen,
menyebabkan masuknya folikel
rambut pada fase istirahat secara
prematur ke fase anagen dan
kemungkinan mempunyai
mekanisme kerja yang sama pada
manusia. Minoxidil mungkin juga
menyebabkan pemanjangan fase
anagen dan peningkatan ukuran
folikel rambut. Pemakaian minoxidil
secara oral dapat menurunkan
tekanan darah dengan
merelaksasikan otot polos vaskular
melalui aksi dari sulphated
metabolite, minoxidil sulphate,
dengan membuka saluran
sarcolemmal KATP. Ada beberapa
kejadian dimana efek stimulasi dari
minoxidil pada pertumbuhan rambut
juga membuka saluran kalium oleh
minoxidil sulphate, tetapi hal ini sulit
untuk dibuktikan dan tidak ada bukti
yang jelas bahwa saluran KATP
terdapat pada folikel rambut.
Beberapa efek in vitro dari minoxidil
digambarkan pada monokultur dari
berbagai kulit dan tipe sel folikel
rambut yaitu menstimulasi proliferasi
sel, menghambat sintesis kolagen,
dan menstimulasi faktor
pertumbuhan pembuluh darah
endotel serta sintesis prostaglandin.
Beberapa atau semua efek ini
mungkin berhubungan dengan
pertumbuhan rambut, tetapi hasil
aplikasi yang diperoleh dari
percobaan kultur sel terhadap
complex biology dari folikel rambut
belum jelas.
Pada awal tahun 1970 minoxidil
dikenal sebagai obat antihipertensi.
Hypertricosis merupakan efek
samping dari pemakaian secara oral
termasuk pertumbuhan kembali
rambut pada pria yang mengalami
kebotakan. Walaupun mekanismenya
belum jelas minoxidil dinilai efektif
Page 13
13
terhadap pertumbuhan rambut pada
orang yang mengalami kerontokan
rambut.
Respon Folikel Rambut terhadap
Minoxidil
Ada beberapa cara kerja obat yang
dapat menstimulasi pertumbuhan
rambut, ada yang meningkatkan
tingkat pertumbuhan rambut,
meningkatkan diameter dari serat
rambut, mengubah siklus rambut,
yaitu dengan memperpendek fase
telogen dan memperpanjang fase
anagen, atau melalui kombinasi dari
efek tersebut. Bukti menunjukkan
bahwa minoxidil bekerja terutama
pada siklus rambut dan juga
meningkatkan diameter rambut.
Pada percobaan binatang dengan
tikus dilaporkan bahwa tidak ada
efek pada durasi fase anagen dengan
pemakaian minoxidil topikal tetapi
terjadi pemendekan durasi telogen
pada siklus rambut secara spontan
dari lahir hingga umur 80 hari. Pada
binatang yang tidak mendapat
pengobatan, fase telogen berlangsung
selama 20 hari, sedangkan pada
binatang yang sudah mendapat
minoxidil topikal, fase telogen hanya
berlangsung 1-2 hari lalu kembali ke
fase anagen. Percobaan juga
dilakukan pada macaque (monyet
dengan ekor pendek yang terdapat di
Asia dan Afrika Utara), minoxidil
topikal mencegah meningkatnya
kerontokan rambut pada macaque
remaja dan meningkatkan
pertumbuhan rambut pada hewan
yang mulai botak. Penelitian
histologi menunjukkan bahwa terapi
dengan minoxidil dapat
meningkatkan proporsi folikel
rambut pada fase anagen dan
menurunkan folikel rambut pada fase
telogen serta dapat meningkatkan
ukuran folikel rambut.
Page 14
14
Pada manusia, dengan
menggunakan minoxidil topikal
pertumbuhan rambut sangat cepat
meningkat, diukur dari jumlah
rambut dan berat rambut. Bukti
peningkatan dalam 6-8 minggu dari
mulai terapi dan umumnya
puncaknya terjadi pada 12-16
minggu. Sepertinya tidak mungkin
bahwa respon dari kecepatan ini
dapat dihitung dari folikel rambut
yang mengecil dan penjelasan
selanjutnya mungkin minoxidil
memicu folikel dalam fase laten dari
telogen ke anagen. Hipertrikosis
dapat terjadi pada terapi minoxidil
secara oral namun adakalanya juga
terjadi pada pemakaian minoxidil
secara topikal bisa mengenai dahi
dan juga lengan. Peningkatan
panjang rambut pada bagian ini
menunjukkan bahwa minoxidil
memperpanjang durasi dari fase
anagen pada manusia. Dari hasil
penelitian histologi pada manusia
kurang meyakinkan dibandingkan
pada macaque. Pada sebuah
penelitian ditemukan peningkatan
rasio anagen atau telogen setelah
terapi minoxidil selama 12 bulan
pada pria botak, tetapi perubahan
yang utama adalah peningkatan rata
rata diameter rambut. Hal ini tidak
jelas terlihat pada 4 bulan pertama
dan rata rata diameter mengalami
penurunan pada 12 bulan, ini terjadi
karena pengambilan dari diameter
rambut yang kecil ke fase anagen.
Terapi minoxidil dapat menyebabkan
hipertrofi folikel rambut tetapi
walaupun terjadi peningkatan rata
rata diameter rambut pada pria botak
yang mendapat terapi minoxidil
setelah 12 minggu, peningkatan yang
mirip juga muncul pada subjek yang
menjadi kontrol. Di samping itu
terdapat faktor lain yang dapat
mempengaruhi perubahan rata-rata
Page 15
15
diameter rambut yaitu dengan
perawatan. Hal ini menunjukkan
bahwa folikel rambut individu
menjadi lebih besar, seperti
peningkatan rata rata diameter
kemungkinan juga muncul karena
pengambilan khusus dari diameter
rambut yang besar dari fase laten
siklus rambut.
Mekanisme Kerja Minoxidil
Melalui Saluran Kalium 7
Dari observasi klinis terdapat
beberapa bukti pada percobaan
binatang dan in vitro yang
menunjukkan bahwa meningkatnya
pertumbuhan rambut berhubungan
dengan terbukanya saluran kalium.
Regulasi saluran kalium
mempengaruhi pertumbuhan folikel
rambut manusia pada kultur organ.
Folikel rambut manusia mampu
mensintesis rambut baru pada kultur
dengan meningkatkan panjang
rambut secara teratur. Setelah 2 hari
terjadi penurunan secara bertahap
pada jumlah folikel rambut yang
tersisa saat fase anagen sampai 70%
pada hari ke sembilan, ketika anagen
berakhir folikel menunjukkan
perubahan menyerupai katagen pada
daerah bulbus rambut dengan
hilangnya pigmentasi dan serat
rambut tumbuh keatas sehingga
hilangnya kontak dengan papila
dermal. Minoxidil tidak mempunyai
efek pada aspek pertumbuhan rambut
, dimana ketika penutupan saluran
KATP, tulbotamide secara signifikan
menurunkan jumlah pertumbuhan
folikel (p < 0,01), hanya 45%
pertumbuhan rambut yang berkurang
setelah 9 hari dari kultur,
bagaimanapun ketika minoxidil dan
tulbotamide diinkubasi bersamaan
tidak ada penghambatan pada
anagen.
Page 16
16
Banyak penelitian yang sudah
melakukan kultur organ folikel
rambut manusia tetapi hanya ada satu
laporan yang menjelaskan
peningkatan pengambilan tymidine
oleh kultur folikel rambut manusia
dalam responnya terhadap minoxidil.
Minoxidil menyebabkan masuknya
folikel rambut secara prematur ke
anagen dan mungkin memperpanjang
anagen dan meningkatkan ukuran
folikel rambut. Dengan efek itu,
hanya perpanjangan anagen yang
dapat menjadi model dari kultur
folikel rambut, dan perubahan folikel
in vitro mencapai in vivo yang
bertahan hidup diukur dengan hari
daripada minggu atau bulan. Respon
lain dari kultur folikel terhadap
minoxidil kemungkinan karena
model yang tidak sensitif atau tidak
dapat diterapkan pada model.
Bagaimanapun juga minoxidil
memperpanjang hidup dari folikel
sehingga jika tanpa minoxidil akan
mengalami degenerasi in vitro yang
cepat walaupun pada konsentrasi
yang tidak dapat dicapai in vivo.
Efek ini terjadi dimediasi dengan
metabolik sulfat dan terjadi secara
tidak langsung tetapi masih ada bukti
yang belum dikonfirmasi bahwa ini
melibatkan saluran kalium.
Pada penelitian kultur sel
menunjukkan bahwa efek stimulasi
dari minoxidil pada pertumbuhan
fibroblast 3T3 dihambat oleh blokade
farmakologi dari saluran kalium.
Bagaimanapun belum ada bukti yang
jelas bahwa saluran KATP
memperlihatkan penurunan jumlah
sel folikel rambut. Peneliti mencari
saluran kalium pada lapisan luar akar
rambut dari folikel rambut yang
dikultur dan sel papila dermal dari
kulit menggunakan teknik patch
clamp. Mereka mengidentifikasi
konduktan kalsium yang besar dan
Page 17
17
kecil yang mengaktivasi saluran
kalium pada membran sel, saluran ini
tidak diblok oleh ATP atau
glibenclamide ( penghambat saluran
KATP yang spesifik) dan tidak juga
minoxidil sulfat yang meningkatkan
efluks dari 86RB menunjukkan tidak
adanya saluran KATP. Baru baru ini
sebuah penelitian melaporkan bahwa
sel papila kulit manusia
menunjukkan mRNA untuk reseptor
sulfonilurea SUR2B. Reseptor
sulfonilurea yang sama menunjukkan
pada pembuluh darah sel otot polos.
Respon Seluler terhadap Minoxidil
7
Folikel rambut merupakan folikel
kompleks yang terdiri dari struktur
epitelial, dermal, pigmen, dan sel
imun, serta sebuah pembuluh darah
perifolikular dan juga jaringan saraf.
Interaksi antara sel tersebut meliputi
regulasi pertumbuhan epitelial,
diferensiasi dan siklus rambut.
Beberapa tipe sel sudah diisolasi
untuk mempelajari tentang aksi dari
minoxidil, tetapi percobaan untuk
melokalisasi minoxidil atau
metabolisme minoxidil dengan ikatan
pada populasi sel yang spesifik
dalam folikel rambut belum
diketahui. Percobaan pada folikel
tikus menunjukkan bahwa minoxidil
dan minoxidil sulfat dipusatkan pada
melanosit dan sel pigmen epitel
daerah suprapapilari pada folikel.
Bagaimanapun hal ini mungkin
disebabkan oleh ikatan non spesifik
dari melanin dimana tidak ada bukti
yang menunjukkan ikatan minoxidil
pada folikel yang tidak berpigmen
maupun yang berpigmen dimana
keduanya mempunyai respon yang
sama terhadap minoxidil.
Banyak penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui efek
minoxidil dalam proliferasi sel in
Page 18
18
vitro. Beraneka tipe sel yang
digunakan meliputi keratinosit
epidermal, keratinosit folikel rambut,
dan fibroblast kulit dari manusia,
tikus dan macaque. Hasilnya
bervariasi dan berubah-ubah.
Penelitian dari efek minoxidil pada
keratinosit epidermal manusia dan
folikel rambut dengan kondisi kultur
yang berbeda dan penanda
proliferasi, ditemukan bahwa
minoxidil dengan konsentrasi
mikromolar dapat menstimulasi
proliferasi pada kedua tipe sel dan
seluruh kondisi kultur, sedangkan
minoxidil dengan konsentrasi
milimolar akan menghambat
pertumbuhan sel.
Hasil yang bervariasi juga
didapatkan dari penelitian dengan
fibroblast. Minoxidil dengan
konsentrasi tinggi menghambat
pertumbuhan dari fibroblast kulit
manusia. Pada tangan yang lain,
penyerapan thymidine dapat
meningkatkan kultur fibroblast
folikular macaque dengan minoxidil
konsentrasi mikromolar tetapi tidak
pada fibroblast non folikular.
Dengan adanya variasi dari hasil
penelitian dari berbagai tipe sel
sangat susah untuk membandingkan
hasilnya. Setelah dipertimbangkan,
disarankan bahwa minoxidil
memiliki efek untuk menstimulasi
pertumbuhan sel pada konsentrasi
yang secara klinis relevan.
Efek Vaskular 7
Gagasan yang mengatakan bahwa
minoxidil dapat menstimulasi
pertumbuhan rambut dengan
meningkatkan aliran darah ke kulit
memberikan hasil yang kontradiksi.
Dari hasil penelitian dengan
menggunakan minoxidil topical (1
%, 3 %, 5 %) pada aliran darah ke
kulit kepala yang botak dengan
Page 19
19
menggunakan Laser Dopler
Velocimetry (LDV) dan photopulse
plethymography menunjukkan
peningkatan aliran darah ke kulit
yang secara statistik signifikan
dengan minoxidil 5 % solution.
Tetapi dari penelitian lain yang juga
menggunakan LDV gagal
menemukan perubahan aliran darah
ke kulit dengan menggunakan
minoxidil topical 3 %. Perbedaan
hasilnya mungkin disebabkan karena
konsentrasi minoxidil yang lebih
tinggi pada penelitian yang pertama.
Penggunaan minoxidil topikal 5
% lebih efektif daripada dosis yang
lebih rendah. Pertumbuhan rambut
dengan menggunakan minoxidil
topikal 5% terlihat pada 40% pasien,
dengan peningkatan scalp 20-99%
setelah 1 tahun. Hasilnya lebih
berhasil pada kasus yang lebih
ringan. Obat ini tidak terlalu efektif
pada pasien dengan alopecia totalis
atau universalis. Pada University of
British Columbia Hair Clinic hanya
minoxidil 5% topikal ekstra yang
digunakan untuk alopecia areata.
Minoxidil topikal digunakan dengan
cara dioleskan 2 kali sehari.
Pertumbuhan kembali rambut
biasanya terlihat setelah penggunaan
selama 12 minggu. Respon obat
maksimal biasanya tercapai dalam 1
tahun, penggunaan harus dilanjutkan
sampai perbaikan muncul. Obat ini
dapat digunakan pada kulit kepala
dan alis mata, juga dapat digunakan
pada jenggot pria.2
Efikasi cairan minoxidil bisa
ditingkatkan dengan menggunakan
anthralin dan betamethasome
diproprionat. Pada kombinasi
dengan topical minoxidil, anthralin
diaplikasikan 2 jam setelah
penggunaan miinoxidil.
Betamethason diproprioanat krim
Page 20
20
diaplikasikan dua kali sehari, 30
menit setelah penggunaan minoxidil.
Waalaupun kombinasi terapi lebih
efektif daripada monoterapi, terapi
ini tidak efektif pada pasien dengan
alopesia totalis atau universalis. Efek
samping dari minoxidil sangat jarang
termasuk iritasi lokal, dermatitis
kontak alergi, dan pertumbuhan
rambut pada wajah. Efek samping ini
akan berkurang ketika terapi terus
dilanjutkan dan absorpsi sistemiknya
minimal.2
RINGKASAN
Alopecia areata merupakan
kerontokan rambut dengan bentukan
patchy, penyebab tersering dari
alopecia nonscarring. Bisa terjadi
pada kedua jenis kelamin pada
semua ras dan dapat terjadi pada
semua umur. Faktor genetik dan
imunologi berperan penting sebagai
penyebab alopecia areata. Gambaran
klinis dari alopecia areata yaitu lesi
berbentuk bulat atau oval, kebotakan
total, halus pada kulit kepala atau
pada bagian tubuh lain yang
mempunyai rambut.
Minoxidil dinilai sebagai
terapi yang efektif untuk alopecia
areata. Diketahui lebih dari 30 tahun
minoxidil dapat menstimulasi
pertumbuhan rambut. Diduga dengan
pemakaian minoxidil dapat
menyebabkan pemanjangan fase
anagen dan peningkatan ukuran
folikel rambut. Penelitian histologi
menunjukkan bahwa terapi minoxidil
dapat meningkatkan proporsi folikel
rambut pada fase anagen dan
menurunkan folikel rambut pada fase
telogen. Minoxidil melalui metabolit
sulfatnya dapat membuka saluran
kalium sehingga dengan terbukanya
saluran kalium dapat meningkatkan
pertumbuhan rambut. Penelitian dari
efek minoxidil pada keratinosit
Page 21
21
epidermal manusia dan folikel
rambut dengan kondisi kultur yang
berbeda dan penanda proliferasi,
ditemukan bahwa minoxidil dengan
konsentrasi mikromolar dapat
menstimulasi proliferasi pada kedua
tipe sel dan seluruh kondisi kultur,
sedangkan minoxidil dengan
konsentrasi milimolar akan
menghambat pertumbuhan sel. Di
samping itu beberapa penelitian juga
melaporkan hubungan minoxidil
terhadap efek vaskular dan
menstimulasi VEGF yang dapat
meningkatkan pertumbuhan rambut.
DAFTAR PUSTAKA 1. Whiting, DA. Histopathologic
Features of Alopecia Areata.
Arch Dermatol. 2003; 139:1555-
1559.
2. Shapiro J. Hair Loss: Principles
of Diagnosis and Management
of Alopecia. UK: Martin Dunitz;
2002. p. 19 – 70.
3. Chapalain V, Winter, H, et al. Is
The Loose Anagen Hair
Syndrome a Keratin Disorder?
Arch Dermatol. 2002;138:501-
506.
4. Green and Paladino. Structure of
Hair. Volume 1 Issue 4-August
1998.
5. Harrison S and Bergfeld W.
Diffuse hair loss: its trigger and
management. Cleve Clin J Med.
2009; 76(6): 361 – 367. 5
6. Drombowski, NC, Bergfeld,
WF. Alopecia Areata : What to
expect from current treatments.
Cleveland Clinic Journal of
Medicine. 2005 ; 72: 758-768.
7. Messenger,AG, Rudegren, J.
Minoxidil: Mechanism of action
on hair growth. British Journal
of dermatology. 2004;150;186-
194.