Top Banner
i i EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI BATURAPPE KECAMATAN BIRINGBULU KABUPATEN GOWA THE EFFECTIVENESS OF THE METHOD EXCURSION POETRY WRITING SKILLS OF SIXTH GRADE STUDENTS IN PUBLIC PRIMARY SCHOOLS BATURAPPE BIRINGBULU DISTRICT OF GOWA TESIS ABD. SALAM NIM: 04.07.815.2012 PROGRAM STUDY BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2014
114

EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

Oct 16, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

i

i

EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VI

SEKOLAH DASAR NEGERI BATURAPPE KECAMATAN BIRINGBULU

KABUPATEN GOWA

THE EFFECTIVENESS OF THE METHOD EXCURSION

POETRY WRITING SKILLS OF SIXTH GRADE STUDENTS IN PUBLIC PRIMARY SCHOOLS BATURAPPE BIRINGBULU

DISTRICT OF GOWA

TESIS

ABD. SALAM NIM: 04.07.815.2012

PROGRAM STUDY BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2014

Page 2: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

ii

ii

EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VI

SEKOLAH DASAR NEGERI BATURAPPE KECAMATAN BIRINGBULU

KABUPATEN GOWA

TESIS

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Magister

Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Disusun dan Diajukan oleh:

ABD SALAM NIM: 04.07.815.2012

kepada

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2014

Page 3: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

iii

iii

HALAMAN PENGESAHAN

TESIS

EFEKTIVITAS METODE WIDYA WISATA DALAM KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VI

SEKOLAH DASAR NEGERI BATURAPPE KECAMATAN BIRINGBULU KABUPATEN GOWA

Disusun dan Diajukan oleh

ABD SALAM NIM: 04.07.815.2012

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Tesis Pada tanggal 7 November 2014

Menyetujui,

Komisi Pembimbing:

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Muhammad Rapi Tang, M.S. Dr. Sitti Aida Azis, M.Pd.

Mengetahui:

Direktur Program Pascasarjana Ketua Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia Prof. Dr. H. M. Ide Said DM, M.Pd Dr. Abd. Rahman Rahim, M.Hum NBM. 988463 NBM. 922699

Page 4: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

iv

iv

HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI Judul Tesis : Efektivitas Metode Widyawisata dalam

Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas VI

Sekolah Dasar Negeri Baturappe Kecamatan

Biringbulu Kabupaten Gowa.

Nama Mahasiswa : Abd. Salam

NIM : 04.07.815.2012.

Program Studi : Pendidikan Bahasa

Kekhususan : Bahasa dan Sastra Indonesia

Telah diuji dan dipertahankan di depan Panitia Penguji Tesis pada

tanggal, 7 November 2014 dan dinyatakan telah memenuhi persyaratan

dan dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada Program

Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 10 Desember 2014

1. Prof. Dr. Muhammad Rapi Tang, M.S. ...............................................

(Ketua / Pembimbing / Penguji)

2. Dr. Sitti Aida Azis, M.Pd. ...............................................

(Sekretaris / Pembimbing / Penguji)

3. Prof. Dr. H.M. Ide Said, D.M, M.Pd. ...............................................

(Penguji)

4. Dr. Abd. Rahman Rahim, M.Hum. ..............................................

(Penguji)

Page 5: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

v

v

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR PROGRAM PASCASARJANA

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Abd. Salam

Nomor Pokok : 04.07.815.2012

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Judul : Efektivitas Metode Widyawisata dalam

Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas VI

Sekolah Dasar Negeri Baturappe Kecamatan

Biringbulu Kabupaten Gowa.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini

benar - benar merupakan hasil karya saya sendiri bukan merupakan

pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa

sebagian atau keseluruhan tesis ini hasil karya orang lain, saya bersedia

menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Makassar, 7 November 2014

Yang berjanji

Abd Salam

Page 6: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

vi

vi

PRAKATA

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Puji dan syukur penulis acapkan ke hadirat Allas Swt., yang selalu

memberikan berkat hidayah, rahmat, petunjuk, sehingga penulisan tesis ini

dapat diselesaikan. Dengan selesainya penulisan tesis ini tidak terlepas

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,penulis menyampaikan terima

kasih dan penghargaan kepada Prof.Dr Muhammad Rapi Tang, M.S. dan

Dr. Sitti Aida Azis, M.Pd. masing-masing Pembimbing I dan Pembimbing II

keduanya tidak mengenal lelah dalam memberikan bimbingan, arahan, dan

motivasi.

Penghargaan yang tidak terhingga penulis sampaikan pula

kepada Prof. Dr. H. M. Ide Said DM., M.Pd. Direktur Program Pascasarjana

Universitas Muhammadiyah Makassar yang memberikan fasilitas sehingga

penulis dapat menyelesaikan studi sesuai dengan rencana. Demikian pula

penghargaan dan terima kasih kepada Dr. Abd. Rahman Rahim, M.Hum.

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Program

Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar yang selalu

memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi untuk segera menyelesaikan

pendidikan.

Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada Kepala

Dinas Pendidikan Olahraga dan Pemuda Kabupaten Gowa yang

memberikan izin mulai mengikuti perkuliahan sampai pada pelaksanaan

penelitian di Sekolah Dasar Negeri Baturappe.

Page 7: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

vii

vii

Ucapan terima kasih pula disampaikan kepada rekan-rekan guru di

SD Negeri Baturappe Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa yang

banyak membantu mulai dari pertama kuliah sampai selesainya tesis ini.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa apa yang penulis

persembahkan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis

sangat mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun dari

pembaca tesis ini.

Makassar, November 2014

Penulis

om

Page 8: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

viii

viii

ABSTRAK Abd. Salam, 2014. Efektivitas Metode Widyawisata dalam Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri Baturappe Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa dibimbing oleh Muhammad Rapi Tang dan Sitti Aida Azis masing-masing Pembimbing I dan Pembimbing II Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran keterampilan menulis puisi yang efektif dengan menerapkan metode widyawisata pada siswa kelas VI SD Negeri Baturappe Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa.

Pada penelitian ini digunakan metode tes untuk memperoleh data hasil belajar dan metode wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti dengan nara sumber atau sumber data.

Hasil penelitian ini menunjukkan efektifnya pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan metode widyawisata dilihat dari segi: (1) Perencanaan pembelajaran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan tujuan pembelajaran dengan menerapkan metode widyawisata. Tujuan pembelajaran menulis puisi dirancang dalam kegiatan proses berupa: penemuan ide, penulisan puisi, penyajian, dan penilaian pembelajaran yang disusun antara peneliti dan kolaborator dinyatakan efektif karena hampir semua aspek berkategori sangat baik. (2) Pelaksanaan pembelajaran penulisan puisi oleh siswa sangat kreativitas, tekun, antusias, serius, aktif, teliti, dan kerja sama menjadi indikator keberhasilan. Pemanfaatan kata menjadi sebuah puisi sangat efektif, karena siswa diberi kebebasan berkarya. Hal tersebut merupakan gambaran penerapan metode widyawisata cukup efektif. Hasil evaluasi juga dinyatakan efektif karena perolehan nilai siswa rata-rata mencapai standar nilai yang diharapkan, berdasarkan aspek yang diteliti, yaitu: tema, diksi, amanat dan irama, dinyatakan efektif dilihat dari hasil postes lebih tinggi dari pada hasil prites. (3) Hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa mengikuti pembelajaran menulis puisi, umumnya mengalami kesulitan memilih kata-kata yang tepat menulis puisi. Kesulitan teratasi dengan diterapkannya metode widyawisata.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan tesis ini.

Kata Kunci: Efektivitas, Metode Widyawisata, Keterampilan Menulis,

Puisi

Page 9: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

ix

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. ii

HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI ............................................. iii

KETERANGAN PERBAIKAN HASIL ............................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS .................................................. v

PRAKATA ........................................................................................ vi

ABSTRAK ........................................................................................ vii

ABSTRACT ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................ 11

C. Tujuan Penelitian .................................................................. 12

D. Manfaat Penelitian ................................................................ 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka ...................................................................... 14

1. Tinjauan Hasil Penelitian Sebelumnya ............................ 14

2. Tinjauan Teori dan Konsep ............................................ 17

B. Karangka Pikir dan Hipotesis Pengaruh ............................... 53

1. Kerangka Pikir ................................................................. 53

2. Hipotesis Tindakan .......................................................... 56

Page 10: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

x

x

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian ................................................. 57

B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 58

C. Populasi, Sampel, dan Sampling ......................................... 58

D. Metode Pengumpulan Data ................................................. 59

E. Definisi Operasional Variabel ............................................... 59

F. Instrumen Penelitian ............................................................ 60

G. Teknik Analisis Data ............................................................. 60

H. Indikator Keberhasilan ......................................................... 60

I. Pengecekan Validasi Temuan atau Simpulan ..................... 61

BAB IV HASIL PENILITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Menulis Puisi dengan Metode Widyawisata 62

B. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................. 82

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .............................................................................. 91

B. Saran ................................................................................... 92

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 94

Lampiran.......................................................................................... 98

Page 11: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

xi

xi

ABSTRACT

Abd. Salam, 2014. Effectiveness of method excursions in Poetry Writing Skills Grade VI Public Elementary School District of Biringbulu Gowa Baturappe guided by Muhammad Rapi Tang and Sitti Aida Aziz each supervisor I and II

This study aims to describe teaching poetry writing skills effectively by applying the method widya sixth grade students travel on State Primary School baturappe Biringbulu District of Gowa

In this study the test method is used to obtain data on learning outcomes and methods of data collection techniques interviews are conducted through face to face and question and answer directly between data collectors and researchers with a resource or data source.

The results of this study demonstrate the effectiveness of learning to write poetry by applying the method excursions terms of: (1) Planning pembelajaransangat affect the success of the learning objectives by applying the method of travel widya. The purpose of learning poetry dirancangdalam process activities include: Penmemuan ideas, writing poetry, presentation and assessment of learning are arranged between researchers and collaborators declared effective because almost all aspects very well categorized, (2) The implementation of learning poetry by students are very creative, diligent, enthusiastic, serious, active, conscientious, and cooperation be an indicator of success. Pemampaatan words into a poem is very effective, because students are given kebeasan work. This is an overview of the application of the method is quite effective travel widya. Evaluation results also declared effective because the acquisition value of the average students achieve the standards expected value, based on the aspects studied, namely theme, diction, mandate, and rhythm, otherwise effective seen from the results of the posttest higher than the results of the test pri (3) The results of the interviews showed that students follow the teaching of writing poetry, generally have difficulty choosing the right words to write poetry. The difficulty is resolved by the application of methods widya tour.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan tesis ini.

Keywords: Effectiveness, Widya method Travel, Poetry Writing Skills

Page 12: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

xii

xii

method excursions

Page 13: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

ABSTRAK Abd. Salam, 2014. Efektivitas Metode Widyawisata dalam Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri Baturappe Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa dibimbing oleh Prof.Dr Muhammad Rapi Tang, M.S. dan Dr. Sitti Aida Azis, M.Pd. masing-masing Pembimbing I dan Pembimbing II Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran keterampilan menulis puisi yang efektif dengan menerapkan metode widyawisata pada siswa kelas VI SD Negeri Baturappe Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa.

Pada penelitian ini digunakan metode tes untuk memperoleh data hasil belajar dan metode wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti dengan nara sumber atau sumber data.

Hasil penelitian ini menunjukkan efektifnya pembelajaran menulis puisi dengan menerapkan metode widyawisata dilihat dari segi: (1) Perencanaan pembelajaran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan tujuan pembelajaran dengan menerapkan metode widyawisata. Tujuan pembelajaran menulis puisi dirancang dalam kegiatan proses berupa: penemuan ide, penulisan puisi, penyajian, dan penilaian pembelajaran yang disusun antara peneliti dan kolaborator dinyatakan efektif karena hampir semua aspek berkategori sangat baik. (2) Pelaksanaan pembelajaran penulisan puisi oleh siswa sangat kreativitas, tekun, antusias, serius, aktif, teliti, dan kerjasama menjadi indikator keberhasilan. Pemanfaatan kata menjadi sebuah puisi sangat efektif, karena siswa diberi kebebasan berkarya. Hal tersebut merupakan gambaran penerapan metode widyawisata cukup cukup efektif. Hasil evaluasi juga dinyatakan efektif karena perolehan nilai siswa rata-rata mencapai standar nilai yang diharapkan, berdasarkan aspek yang diteliti, yaitu: tema, diksi, amanat dan irama, dinyatakan efektif dilihat dari hasil postes lebih tinggi daripada hasil pretest. (3) Hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa mengikuti pembelajaran menulis puisi, umumnya mengalami kesulitan memilih kata-kata yang tepat menulis puisi. Kesulitan teratas dengan diterapkannya metode widyawisata.

Kata Kunci: Efektivitas, Metode Widyawisata, Keterampilan Menulis, Puisi

Page 14: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan proses yang sangat penting bagi manusia.

Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan

pendidikannya. Peningkatan mutu pendidikan selalu diupayakan dengan

berbagai cara. Di antaranya penataran guru, pergantian atau

penyempurnaan kurikulum, dan peningkatan sarana dan prasarana

pendidikan.

Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu terobosan

pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia

(SDM). Untuk meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah melakukan

berbagai macam perubahan pada sistem pendidikan, salah satunya

adalah perubahan atau penyempurnaan kurikulum.

Kurikulum yang pernah diterapkan masing-masing memiliki ciri

khas tersendiri. Kurikulum 1975 lebih berpijak pada pendekatan struktural.

Hal ini dapat dilihat pada penyajian pokok bahasan yang lebih

menekankan struktur secara berulang-ulang, mulai dari jenjang

pendidikan dasar sampai dengan jenjang pendidikan menengah.

Keterampilan berbahasa disajikan secara terpisah antara aspek

kebahasaan dengan kesastraan. Kurikulum tersebut kurang berhasil,

maka lahirlah Kurikulum 1984 yang mengarah kepada pendekatan

Page 15: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

2

komunikatif. Kurikulum 1984 juga dinilai masih kurang berhasil, maka

lahirlah Kurikulum 1994 yang kemudian dengan Kurikulum 2004 dengan

pendekatan kompetensi. Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) kemudian

disempurnakan pada tahun 2006 menjadi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) yang digunakan di sekolah (Mulyasa, 2009).

Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan dan pengajaran,

memiliki tanggung jawab besar untuk mengejar ketinggalan itu. Metode,

strategi, dan teknik pengajaran di kelas harus dirancang sedemikian rupa

oleh guru sehingga dapat melahirkan pembelajaran yang tepat dan

berhasil guna. Guru merupakan ujung tombak pendidikan dituntut untuk

bekerja lebih kreatif dan inovatif, sehingga proses pembelajaran yang

dilakukannya tidak monoton, tetapi bervariasi sehingga siswa berminat

mengikuti pelajaran dengan suasana yang menyenangkan. Karena dalam

proses pembelajaran, guru berusaha mengaitkan mata pelajaran atau

bahan ajar dengan alam sekitar siswa yang dikenal dengan pembelajaran

kontekstual.

Guru sebagai pelaksana proses pembelajaran di sekolah memikul

tanggung jawab yang sangat besar untuk mengembangkan dan

menjabarkan isi kurikulum yang telah digariskan oleh pemerintah. Untuk

mata pelajaran bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran menulis puisi,

guru dituntut menata sedemikian rupa perangkat pembelajaran agar

pembelajaran dapat berhasil guna sesuai dengan harapan yang dicita-

citakan bersama. Seorang guru harus menyadari bahwa siswa adalah

Page 16: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

3

penulis alamiah yang masih polos dan selalu mempunyai sesuatu untuk

diungkapkan. Tulisan mereka dapat membuat orang-orang di sekitar

melihat sebagai sesuatu dengan cara yang tidak pernah mereka lakukan.

Sebagai siswa SD yang masih tergolong lugu dan tergolong penulis alami.

Pikiran mereka kadang berkecamuk dengan berbagai macam gagasan.

Mereka berpikir dan bernalar untuk menghasilkan tulisan yang baik.

Menulis merupakan kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan

tulisan sebagai mediumnya. Salah satu kegiatan menulis yang harus

digalakkan bagi siswa adalah menulis karya sastra, khususnya puisi.

Menulis merupakan suatu proses melahirkan tulisan yang berisi

gagasan. Banyak yang melakukannya secara spontan, tetapi juga ada

yang berkali-kali mengadakan koreksi dan penulisan kembali (Jakob

Sumardjo, 2001: 30)

Keterampilan menulis merupakan salah satu aspek keterampilan

berbahasa yang tidak kalah pentingnya dari keterampilan yang lain,

terutama dalam mengungkapkan ide, pikiran, dan perasaan melalui

tulisan, baik fiksi maupun nonfiksi. Bahkan, kehidupan manusia hampir

tidak dapat dipisahkan dari kegiatan menulis. Oleh karena itu,

keterampilan menulis harus diajarkan dengan baik kepada siswa kelas VI

SD. Para siswa di sekolah dasar sebagai penulis pemula harus dibina,

dibekali, dan ditempa keterampilan menulisnya sehingga mereka mampu

menuangkan ide, pikiran, perasaan, dan gagasan dalam berbagai jenis.

Oleh karena itu, pembinaan keterampilan menulis seharusnya sejak dini

Page 17: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

4

dilakukan mulai dari tingkat sekolah dasar. Tentu saja, model pembinaan

keterampilan menulis di sekolah dasar disesuaikan dengan tingkat

perkembangan usia, psikologi, dan kategori/tingkat kemampuan menulis.

Sejalan dengan hal tersebut, pelajaran bahasa Indonesia sebagai

salah satu ilmu dasar yang memegang peranan penting dalam

pengembangan kecerdasan siswa. Melalui pembelajaran bahasa

Indonesia, diharapkan keterampilan berkomunikasi dapat berhasil, baik

secara lisan maupun tertulis. Dalam keterampilan menulis siharapkan

siswa mampu menjadi manusia yang komunikatif dalam pergaulan sehari-

hari. Lebih khusus menulis puisi yang bertujuan agar siswa mampu

menuangkan segala ide, pikiran, pengalaman, pesan, perasaan, gagasan,

pendapat, dan imajinasinya dalam bentuk bahasa tulis yang baik dan

menarik.

Menulis puisi dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada sekolah

dasar (SD) dapat dilihat dari dua aspek. Pertama aspek menulis sebagai

salah satu kompetensi keterampilan berbahasa. Kedua aspek apresiasi

sastra, sebagai pembelajaran yang diintegrasikan dengan keterampilan

berbahasa. Kompetensi yang diharapkan diperoleh siswa melalui

pembelajaran menulis puisi adalah kemampuan menuangkan segala

pikiran, pesan, perasaan, gagasan, pendapat, imajinasi dalam karya

sastra berbentuk puisi. Kegiatan menulis puisi menekankan pada

intensitas pergulatan siswa dengan karya sastra, sebelum mereka

menghasilkan puisi sendiri.

Page 18: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

5

Pembelajaran menulis puisi di SD sesuai dengan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan bertujuan meningkatkan keterampilan siswa dalam

berbahasa secara tepat dan kreatif, meningkatkan kemampuan berpikir

logis dan bernalar, serta meningkatkan kepekaan perasaan dan

kemampuan siswa untuk memahami dan menikmati karya sastra. Selain

itu, pembelajaran menulis puisi dimaksudkan agar siswa terdidik menjadi

manusia yang berkepribadian, sopan, beradab, berbudi pekerti yang

halus, memiliki rasa kemanusiaan, berkepedulian sosial, memiliki

apresiasi budaya dan penyaluran gagasan, berimajinasi, berekspresi

secara kreatif, baik secara lisan maupuan tertulis. Pembelajaran menulis

puisi juga dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

menikmati menghayati, dan memahami karya puisi.

Dalam proses pembelajaran menulis puisi, kesesuaian antara

materi pelajaran dengan tingkat perkembangan emosi, intelektual, dan

psikologis siswa menjadi pertimbangan penting. Kemampuan guru untuk

memadukan kedua sisi tersebut dalam pembelajaran menulis puisi, sangat

mempengaruhi suasana pembelajaran. Guru harus menciptakan suasana

belajar yang menyenangkan, sehingga siswa tidak jenuh belajar dan tidak

merasa terbebani.

Agar pembelajaran berlangsung dengan baik, lingkungan belajar

harus mendukung kenyamanan belajar, tidak membosankan yang

memungkinkan siswa selalu ingin belajar. Lingkungan belajar yang baik

adalah lingkungan yang kaya akan sumber dan aspirasi belajar. Kelas

Page 19: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

6

merupakan laboratorium siswa untuk belajar. Guru harus memodivikasi

kelas semaksimal mungkin dengan sumber, metode, teknik, dan strategi

belajar yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan siswa. Oleh karena itu,

pembelajaran harus berpusat kepada siswa, namun tidak berarti bahwa

guru meninggalkan perannya sebagai pembimbing. Guru harus mampu

menciptakan kondisi pembelajaran multi arah. Guru yang baik tentu saja

selalu siap menjadi panutan dan tempat bertanya bagi siswanya.

Guru berperan sebagai pembimbing dalam proses pembelajaran

adalah menjadi tempat bertanya bagi siswa yang mengalami kesulitan

belajar, memberikan bantuan belajar, menunjukkan jalan pemecahan

masalah, memperbaiki kesalahan yang dilakukan siswa, memberikan

dorongan dan motivasi belajar. Maka tugas guru tidak semudah apa yang

dibayangkan oleh sebagian masyarakat. Tugas guru dituntut selalu

berada bersama dengan siswa, terlibat langsung di dalam proses

pembelajaran.

Namun, kenyataan di lapangan mengenai proses pembelajaran

menulis puisi di Sekolah Dasar Negeri Baturappe Kecamatan Biringbulu

Kabupaten Gowa masih jauh dari harapan. Pembelajaran menulis puisi

masih terdapat kelemahan dan kekurangan, terutama aspek strategi,

teknik, dan penilaiannya. Hal seperti ini harus secepatnya diantasipasi,

agar pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan harapan. Pembelajaran

menulis puisi dilaksanakan masih menggunakan metode konvensional

yang berpusat pada guru. Metode ceramah dan penugasan langsung

Page 20: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

7

masih mendominasi proses pembelajaran. Siswa diajarkan tentang jenis-

jenis puisi, teori puisi, sejarah puisi, dan penyair-penyair terkenal, tetapi

siswa tidak pernah mengalami sendiri secara langsung proses mencipta

puisi. Hal seperti ini terjadi, karena guru belum memahami teknik dan

strategi pembelajaran yang tepat digunakan untuk meningkatkan

keterampilan menulis puisi. Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya

praktis untuk mengatasi kelemahan dan kekurangan pembelajaran di

sekolah. Salah satu cara yang dianggap tepat untuk meningkatkan

keterampilan menulis puisi adalah dengan menggunakan metode

widyawisata.

Materi menulis puisi merupakan salah satu materi yang disajikan

dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD. Secara tegas, dikemukakan

dalam KTSP 2006 bahwa kegiatan menulis puisi bertujuan menggali dan

mengembangkan kompetensi dasar siswa, yakni kompetensi menulis

puisi. Pencapaian kompetensi menulis puisi dapat diukur berdasarkan

indikator pembelajarannya, yakni siswa mampu menulis puisi yang berisi

gagasan sendiri dengan menampilkan pilihan kata yang tepat dan rima

yang menarik untuk menyampaikan maksud/ide. Kompetensi dasar

menulis puisi yang diharapkan mempunyai dua tujuan utama. Pertama,

siswa menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan, dan

mengomunikasikan gagasan dan informasi, serta untuk berintegrasi

dengan orang lain. Kedua, para siswa juga diharapkan dapat memahami

dan berpartisipasi dalam kegiatan menulis puisi agar mereka dapat

Page 21: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

8

menghargai karya artistik, budaya, intelektual, serta menerapkan nilai-nilai

luhur untuk meningkatkan kematangan pribadi menuju masyarakat

beradab (Depdiknas, 2006: 13-15).

Pembelajaran menulis puisi membantu siswa untuk

mengekspresikan gagasan, perasaan, dan pengalamannya. Siswa

mencurahkan isi batinnya, ide, dan pengalamannya melalui bahasa yang

indah. Dengan berlatih menulis puisi, akan mendorong siswa untuk belajar

bermain dengan kata-kata, menafsirkan dunianya dengan suatu cara baru

yang khas dan menyadari bahwa imajinasinya dapat menjadi konkret bila

dapat memilih kata-kata dengan cermat untuk ditulis puisi.

Untuk mengembangkan nilai estetika yang dimiliki siswa, maka

diperlukan bimbingan dan pengarahan yang maksimal. Salah satu

alternatif pengembangan potensi estetika tersebut adalah melalui

pembelajaran menulis puisi. Melalui pembelajaran menulis puisi, siswa

mencapaikan wadah untuk mencurahkan kemampuan estetika yang

dimilikinya, sekaligus merupakan arena bermain dengan kata-kata. Teknik

seperti ini diharapkan dapat melahirkan kreativitas, ekspresi, mengasah

kepekaan jiwa, dan mengembangkan imajinasi siswa melaui media tulis.

Berdasarkan uraian tersebut tampak bahwa pembelajaran menulis

puisi sangat penting diajarkan kepada siswa. Menyadari pentingnya

pembelajaran menulis puisi bagi siswa SD, maka pembelajaran tersebut

perlu mencapai perhatian yang serius. Akan tetapi, kenyataan di lapangan

menunjukkan bahwa pembelajaran menulis puisi di sekolah masih

Page 22: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

9

mengalami kendala dan cenderung dihindari oleh siswa. Hal ini

disebabkan tidak dengan pemahaman nilai dan manfaat lainnya yang

dapat diperoleh siswa ketika menulis puisi. Selain itu, teknik yang

digunakan dalam pembelajaran puisi masih kurang sehingga minat dan

kompetensi siswa menulis puisi juga tidak memadai.

Melalui metode widyawisata menulis puisi di Sekolah Dasar Negeri

Baturappe Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa sebagai sekolah

sasaran penelitian ditemukan masalah pembelajaran menulis puisi yang

menunjukkan kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. Suasana

pembelajaran masih berlangsung secara monoton, konvensional, dan

menjemukan siswa. Salah satu kesulitan yang dihadapi oleh guru adalah

keterbatasan pengetahuan dan wawasan dengan teknik, strategi, dan

metode pembelajaran menulis puisi. Kondisi lingkungan, sarana dan

prasarana, maupun bahan ajar masih jauh dari memadai untuk

mendukung terciptanya proses pembelajaran yang betul-betul bermakna.

Metode widyawisata ialah suatu cara penguasaan bahan pelajaran

dengan membawa siswa langsung kepada objek yang akan dipelajari

yang terdapat di luar kelas atau di lingkungan kehidupan nyata. Metode

widyawisata antara lain diterapkan karena objek yang akan dipelajari

hanya terdapat di tempat tertentu. Selain itu, pengalaman langsung dapat

membuat siswa lebih tertarik kepada pelajaran yang disajikan sehinggga

lebih ingin mendalami hal yang diminatinya dengan mencari informasi dari

Page 23: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

10

buku-buku sumber lainnya serta menumbuhkan rasa cinta kepada

lingkungan alam dan lingkungan budaya.

Menurut Djamarah (2002) “metode widyawisata merupakan cara

mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat

atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki

sesuatu”.

Metode widyawisata berfungsi pula memberikan variasi belajar

kepada siswa. Agar metode widyawisata ini dapat mencapai hasil yang

optimal, maka diperlukan dengan perencanaan yang matang,

pelaksanaan yang efektif dan efisien, serta dengan kegiatan tindak lanjut

seperti evaluasi, pelaporan, diskusi, deklamasi, pameran sederhana,

pemuatan karangan siswa pada koran sekolah, majalah dinding, atau

media lainnya.

Dengan kondisi pembelajaran seperti yang dikemukakan di atas,

berkaitan dengan pembelajaran menulis puisi mengakibatkan siswa

menjadi gagap dan asing menulis puisi. Permasalahan dan kondisi

pembelajaran seperti itu, tentu saja tidak boleh dibiarkan begitu saja tanpa

penyelesaian. Oleh karena itu, diperlukan upaya keras mencari solusi

yang tepat untuk mengantisipasinya. Guru memegang peranan utama dari

sebuah proses pembelajaran ditantang, untuk mampu mencari metode,

teknik, dan strategi pembelajaran yang tepat, sehingga kompetensi

menulis puisi dapat tercapai sesuai dengan harapan.

Page 24: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

11

Kendala lain yang terkadang ditemui oleh siswa dalam menulis

puisi antara lain, siswa kesulitan menemukan ide, kesulitan menentukan

kata-kata dalam menulis puisi, kesulitan mengembangkan ide menjadi

puisi karena minimnya penguasaan kosakata, dan kesulitan menulis puisi

karena tidak terbiasa mengemukakan perasaan, pemikiran, imajinasinya,

serta kurang mampu menghubungkan antara dunia khayal dengan dunia

nyata ke dalam puisi. Oleh karena itu, langkah yang dapat dilakukan untuk

mengatasi hal tersebut, untuk menciptakan ide dan gagasan diterapkan

metode widyawisata.

Melihat pentingnya menulis puisi serta berdasarkan latar belakang

di atas dan rendahnya pemahaman bagi Siswa SD kelas VI, maka penulis

tertarik untuk mengkaji dan meneliti tentang “Efektivitas Metode

Widyawisata dalam Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas VI

Sekolah Dasar Negeri Baturappe Kecamatan Biringbulu Kabupaten

Gowa”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Apakah pembelajaran keterampilan menulis

puisi dapat efektif melalui metode widyawisata pada siswa kelas VI

Sekolah Dasar Negeri Baturappe Kecamatan Biringbulu Kabupaten

Gowa?”

Page 25: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

12

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran

keterampilan menulis puisi yang efektif dengan menerapkan metode

widyawisata pada siswa kelas VI SD Negeri Baturappe Kecamatan

Biringbulu Kabupaten Gowa.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

Secara teoretis penelitian ini diharapkan menambah khasanah

dalam pembelajaran menulis puisi dan bermanfaat dalam

pengembangan teori pembelajaran bahasa Indonesia dalam hal ini

mengenai keterampilan menulis puisi. Penelitian ini diharapkan dapat

memberikan sumbangan bagi pengembangan teori pembelajaran

bahasa Indonesia, dan dapat dipakai oleh peneliti lain sebagai

pendamping dalam meneliti mengenai pembelajaran menulis puisi.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaaat bagi siswa, guru,

sekolah, dan peneliti sendiri.

1. Sekolah

Memberikan sumbangan pemikiran kepada guru kelas yang

mengajarkan menulis puisi di kelas VI Sekolah Dasar Negeri

Baturappe Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa, sehingga ke

Page 26: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

13

depannya dalam proses pembelajaran dapat menggunakan

metode/teknik yang bervariasi.

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi

peningkatan kualitas pembelajaran menulis puisi di kelas VI Sekolah

Dasar Negeri Baturappe Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa,

memberikan sumbangan pemikiran kepada pembaca. Membangkitkan

minat siswa agar tidak bosan dalam mengikuti proses pembelajaran

Bahasa Indonesia sehingga mereka dapat tertarik dalam mengikuti

pelajaran dan akhirnya memiliki keterampilan menulis puisi.

2. Peneliti

Menambah pengetahuan tentang metode widyawisata dan

menambah perbaikan kualitas dalam proses belajar mengajar di kelas

pada sekolah dasar.

Page 27: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka

1. Tinjauan Hasil Penelitian Sebelumnya

Beberapa penelitian yang pernah dilakukan dan memiliki kemiripan

maupun bidang kajian dengan penelitian ini, di antaranya; Maswah (2011)

dengan judul penelitian “Efektivitas Pembelajaran Sejarah Melalui Metode

Resitasi (Penugasan) pada Siswa Kelas X SMA Yapip Makassar

Sunggumunasa Kabupaten Gowa” diperoleh hasil bahwa dengan

pengunaan metode Resitasi suasana belajar di kelas menjadi hidup dan

dapat mengektifitaskan pembelajaran sesuai dengan apa yang ingin

ditingkatkan oleh peneliti. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang

ikut aktif dalam mengajukan permasalahan dan memecahkan suatu

permasalahan dan pada saat proses pembelajaran berlangsung pada

Siklus II guru melakukan pendekatan yang lebih kepada siswa yang

tingkat kemampuan belajarnya dibawah rata-rata untuk mencapaikan

bimbingan secara langsung agar mereka lebih aktif dan dapat

melibatkan diri dalam proses pembelajaran.

Bahariah (2012) dengan judul penelitian “Penerapan Pendekatan

Konstruktivisme Assisted Learning dalam Meningkatkan Keterampilan

Menulis Surat Resmi Siswa Kelas VIII SMP N 36 Makassar” diperoleh

meningkatnya kemampuan siswa dalam menulis surat resmi yang terlihat

dari pengamatan yang semula siswa hanya menulis apa yang ada di

Page 28: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

15

buku, namun setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan

pendekatan Konstruktivisme Asisted Learning siswa sudah mampu

mengembangkan materi dan dari pengamatan tersebut dapat diketahui

secara langsung bahwa dengan pendekatan tersebut siswa merasa

senang karena melalui pendekatan tersebut guru dan siswa saling

berinteraksi dengan baik sehingga pemahaman siswa tentang penulisan

surat resmi lebih bisa ditingkatkan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya

siswa yang mampu menulis surat resmi dengan baik dan benar.

Syamsiar Syahrul (2011) melakukan penelitian dengan judul

Implementasi Model Cooperative Learning dengan Setting Kemah Wisata

dengan Peningkatan Kompetensi Menulis Puisi di SMP Negeri 3 Biringbulu

Satap Garing Kabupaten Gowa, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan

hasil yang signifikan. Hal itu terbukti bahwa pada Siklus I dikategorikan

masih belum maksimal. Pada Siklus II dengan berbagai cara positif yang

dilakukan guru yaitu perbaikan perencanaan pembelajaran, perbaikan

pelaksanaan pembelajaran, dan perbaikan penilaian sehingga

menunjukkan (1) dengan peningkatan kualitas pembelajaran menulis puisi;

(2) meningkatkan motivasi belajar siswa dalam kegiatan menulis puisi; (3)

meningkatkan hasil belajar, baik secara kelompok maupun secara individu.

Rahmawati (2011) melaksanakan PTK dengan judul Peningkatan

Kemampuan Menulis Kreatif Puisi Siswa Kelas VII SMP Sawerigading

Makassar Kota Makassar dengan Teknik Pengelompokan Kata

(Clustering), setelah pelaksanaan evaluasi pembelajaran menulis kreatif

Page 29: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

16

puisi siswa dengan teknik pengelompokan kata (clustering) menunjukkan

hasil yaitu pada siklus I dikategorikan belum maksimal, karena perolehan

nilai siswa belum mencapai 85% dari seluruh jumlah siswa untuk

mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan yakni 70 ke

atas. Pada siklus II, seiring dengan perbaikan perencanaan pembelajaran,

perbaikan pada tahap pelaksanaan tindakan, hasil penilaian pun

menunjukkan peningkatan, yaitu lebih dari 85% siswa mampu mencapai

nilai di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) yakni nilai 70 ke atas.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis kreatif

puisi siswa kelas VII SMP Sawerigading Makassar dengan teknik

pengelompokan kata (clustering) mengalami peningkatan.

Rahmawati (2011) mengutip hasil penelitian yang berkaitan

dengan keterampilan menulis di antaranya; (1) Agustinawati (2004)

meneliti tentang “penggunaan teknik menulis akrostik” dapat

meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas II SMP Negeri Tapin

Tengah Kabupaten Tapin. (2) La Abo (2005) meneliti tentang “strategi

pembelajaran menulis kreatif yang berpusat pada siswa” dapat

meningkatkan hasil belajar menulis kreatif. Penelitian dilaksanakan pada

siswa Madrasah Aliah di Kota Kendari. (3) Agustina (2010) meneliti

tentang “pembelajaran keterampilan menulis puisi bebas melalui media

rekaman lumpur Lapindo” menunjukkan peningkatan.

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti tersebut

di atas, dapat ditarik kesimpulan umum bahwa proses pembelajaran

Page 30: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

17

menulis puisi lebih efektif dan bermakna jika menggunakan strategi

pembelajaran yang berpusat pada siswa. Keterlibatan siswa secara utuh

dalam proses pembelajaran mampu meningkatkan hasil belajar siswa

menulis puisi.

2. Tinjauan Teori dan Konsep

a. Definisi Belajar

Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang

sangat fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan

proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling

pokok dan penting dalam keseluruhan proses pendidikan.

Belajar pada hakekatnya adalah proses interaksi dengan semua

situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai

prosesyang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui

berbagaipengalaman.

Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk

pengetahuan, keterampilan maupun sikap dan nilai yang positif sebagai

pengalaman untuk mencapaikan sejumlah kesan dari bahan yang telah

dipelajari. Kegiatan belajar tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di

rumah, dan di tempat lain seperti di museum, di laboratorium, di hutan dan

dimana saja. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang

kompleks. Sebagai tindakan maka belajar hanya dialami oleh siswa

Page 31: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

18

sendiri dan akan menjadi penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses

belajar.

Menurut Vernon S. Gerlach & Donal P. Ely dalam bukunya

Teaching & Media-A Systematic Approach (1971) (dalam Arsyad, 2011:3)

mengemukakan bahwa “belajar adalah perubahan perilaku, sedangkan

perilaku itu adalah tindakan yang dapat diamati. Dengan kata lain perilaku

adalah suatu tindakan yang dapat diamati atau hasil yang diakibatkan oleh

tindakan atau beberapa tindakan yang dapat diamati”. Sedangkan

Menurut Gagne (dalam Wandi, 2007: 41) belajar didefinisikan sebagai

“suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu

pengalaman”. Slameto (2003: 5) menyatakan belajar adalah “suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Lebih lanjut Abdillah (dalam Aunurrahman, 2010: 35)

menyimpulkan bahwa “belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan

oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan

pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu”. Menurut pendapat

tradisional yang dikutip dari Sadiman dkk (2003: 2) “belajar adalah

menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan”. Di sini yang

dipentingkan pendidikan intelektual, kepada anak-anak diberikan

Page 32: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

19

bermacam-macam pelajaran untuk menambah pengetahuan yang

dimilikinya, terutama dengan jalan menghafal.

Siahaan (2005: 2) berpendapat bahwa “Belajar adalah suatu

bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang

dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman

dan latihan. Tingkah laku yang baru itu misalnya dari tidak tahu menjadi

tahu, timbulnya pengertian baru, serta timbul dan berkembangnya sifat-

sifat sosial dan emosional. Sedangkan Reber (dalam Sugihartono dkk.,

2007: 74) mendefinisikan dalam dua pengertian, pertama, belajar sebagai

proses memperoleh pengetahuan, dan kedua, belajar sebagai

kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang

diperkuat.

Dengan demikian, dapat disimpulkan belajar adalah perubahan

tingkah laku pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak

hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga

berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat,

watak, penyesuaian diri. Jadi, dapat dikatakan bahwa belajar itu sebagai

rangkaian kegiatan jiwa raga yang menuju perkembangan pribadi manusia

seutuhnya.

b. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran mengandung makna dengan kegiatan mengajar dan

belajar, di mana pihak yang mengajar adalah guru dan yang belajar

adalah siswa yang berorientasi pada kegiatan mengajarkan materi yang

Page 33: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

20

berorientasi pada pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan

siswa sebagai sasaran pembelajaran. Dalam proses pembelajaran akan

mencakup berbagai komponen lainnya, seperti media, kurikulum, dan

fasilitas pembelajaran.

Darsono (2002: 24-25) secara umum menjelaskan pengertian

pembelajaran sebagai “suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru

sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih

baik”. Sedangkan secara khusus pembelajaran dapat diartikan sebagai

berikut:

1) Teori Behavioristik, mendefinisikan pembelajaran sebagai usaha guru

membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan

lingkungan (stimulus). Agar terjadi hubungan stimulus dan respons

(tingkah laku yang diinginkan) perlu latihan, dan setiap latihan yang

berhasil harus diberi hadiah dan atau reinforcement (penguatan).

2) Teori Kognitif, menjelaskan pengertian pembelajaran sebagai cara

guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir agar dapat

mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari.

3) Teori Gestalt, menguraikan bahwa pembelajaran merupakan usaha

guru untuk memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa,

sehingga siswa lebih mudah mengorganisirnya (mengaturnya) menjadi

suatu gestalt (pola bermakna).

Page 34: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

21

4) Teori Humanistik, menjelaskan bahwa pembelajaran adalah

memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran

dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya.

5) Arikunto (1993: 12) mengemukakan “pembelajaran adalah suatu

kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan

pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang

belajar”. Lebih lanjut Arikunto (1993: 4) mengemukakan bahwa

“pembelajaran adalah bantuan pendidikan kepada anak didik agar

mencapai kedewasaan di bidang pengetahuan, keterampilan dan

sikap”. Sedangkan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nasional Nomor 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa “pembelajaran

adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar

pada suatu lingkungan belajar”.

Dari berbagai pendapat pengertian pembelajaran di atas, maka

dapat ditarik suatu simpulan bahwa pembelajaran merupakan suatu

proses kegiatan yang memungkinkan guru dapat mengajar dan siswa

dapat menerima materi pelajaran yang diajarkan oleh guru secara

sistematik dan saling mempengaruhi dalam kegiatan belajar-mengajar

untuk mencapai tujuan yang diinginkan pada suatu lingkungan belajar.

Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi, yaitu proses

penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke

penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/media dan penerima

pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Proses yang

Page 35: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

22

akan dikomunikasikan adalah isi ajaran ataupun didikan yang ada dalam

kurikulum, sumber pesannya bisa guru, siswa, orang lain ataupun penulis

buku dan media.

Demikian pula kunci pokok pembelajaran ada pada guru (pengajar),

tetapi bukan berarti dalam proses pembelajaran hanya guru yang aktif

sedang siswa pasif. Pembelajaran menuntut keaktifan kedua belah pihak

yang sama-sama menjadi subjek pembelajaran. Jadi, jika pembelajaran

ditandai oleh keaktifan guru sedangkan siswa hanya pasif, maka pada

hakikatnya kegiatan itu hanya disebut mengajar. Demikian pula bila

pembelajaran di mana siswa yang aktif tanpa melibatkan keaktifan guru

untuk mengelolanya secara baik dan terarah, maka hanya disebut belajar.

Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran menuntut keaktifan guru dan

siswa.

c. Definisi Efektivitas Pembelajaran

Jika dilihat dari istilah tersebut, maka terdapat dua suku kata yang

berbeda, yakni efektivitas dan pembelajaran. Makna dari efektivitas itu

sendiri adalah ketepatgunaan, hasil guna, dan menunjang tujuan.

Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, di mana kegiatan

guru sebagai pendidik harus mengajar dan siswa sebagai terdidik yang

belajar. Dari sisi siswa sebagai pelaku belajar dan sisi guru sebagai

pengajar, dapat ditemukan dengan perbedaan dan persamaan. Hubungan

guru dan siswa adalah hubungan fungsional, dalam arti pelaku pendidik

dan pelaku terdidik. Dari segi tujuan akan dicapai baik guru maupun siswa

Page 36: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

23

sama-sama mempunyai tujuan sendiri-sendiri. Meskipun demikian, tujuan

guru dan siswa tersebut dapat dipersatukan dalam tujuan instruksional.

Dari segi proses, belajar dan perkembangan merupakan proses

internal siswa. Pada belajar dan perkembangan, siswa sendiri yang

mengalami, melakukan, dan menghayatinya. Inilah yang dimaksud

dengan pembelajaran, dimana proses interaksi terjadi antara guru dengan

siswa, yang bertujuan untuk meningkatkan perkembangan mental,

sehingga menjadi mandiri dan utuh, di samping itu, proses belajar tersebut

terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar.

Dalam proses belajar tersebut, siswa menggunakan kemampuan

mentalnya untuk mempelajari bahan belajar. Kemampuan kognitif, afektif,

dan psikomotorik yang dibelajarkan dengan bahan belajar menjadi suku

rinci dan menguat. Dengan informasi tentang sasaran belajar, penguatan,

evaluasi dan keberhasilan belajar, menyebabkan siswa semakin sadar

akan kemampuan dirinya.

Dari kegiatan interaksi belajar-mengajar tersebut, guru

membelajarkan siswa dengan harapan bahwa siswa belajar. Maka, ranah-

ranah tersebut semakin berfungsi. Sebagai ilustrasi, pada ranah kognitif

siswa dapat memiliki pengetahuan, pemahaman, dapat menerapkan,

menganalisis, sintesis, dan mengevaluasi. Pada ranah afektif siswa dapat

melakukan penerimaan, partisipasi, menentukan sikap, mengorganisasi

dan membentuk pola hidup. Sedangkan pada ranah psikomotorik siswa

dapat mempersepsi, bersiap diri, membuat gerakan-gerakan sederhana

Page 37: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

24

dan kompleks, membuat penyesuaian pola gerak dan menciptakan gerak-

gerak baru.

Walaupun kita tahu bahwa belajar mungkin saja terjadi tanpa

pembelajaran atau dilakukan secara insidental, namun dampak

pembelajaran tersebut dengan belajar sangat bermanfaat dan biasanya

mudah diamati. Apabila pembelajaran dirancang untuk mencapai suatu

tujuan belajar tertentu (a specific learning objective), maka pembelajaran

itu mungkin akan lebih berhasil atau lebih efektif dalam mencapai tujuan

yang ingin dicapai.

Pembelajaran mencakup peristiwa-peristiwa yang dihasilkan atau

ditimbulkan oleh sesuatu yang bisa berupa bahan cetakan (buku teks,

surat kabar, majalah, dsb.), gambar, program televisi, atau kombinasi dari

objek-objek fisik, dan sebagainya. Peristiwa ini mencakup semua ranah

atau domain hasil belajar (learning outcomes). Secara singkat, dapat kita

katakan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa yang

dapat mempengaruhi si pelajar sedemikian rupa, sehingga akan

mempermudah ia dalam belajar, atau belajar yang dilakukan oleh si

pelajar dapat dipermudah/difasilitasi.

Maka pembelajaran dapat dikatakan efektif, apabila dapat

memfasilitasi pemerolehan pengetahuan dan keterampilan si pelajar

melalui penyajian informasi dan aktivitas yang dirancang untuk membantu

memudahkan siswa dalam rangka mencapai tujuan khusus belajar yang

diharapkan.

Page 38: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

25

Depdiknas (2012) mendefinisikan efektif dengan “ada efeknya

(akibatnya, pengaruhnya, kesannya)” atau “dapat membawa hasil,

berhasil guna (usaha, tindakan)” dan efektivitas diartikan “keadaan

berpengaruh; hal berkesan” atau ” keberhasilan (usaha, tindakan)”.

Dari beberapa pengertian efektivitas di atas dapat disimpulkan

bahwa efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan yang

tepat atau mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas juga

berhubungan dengan masalah bagaimana pencapaian tujuan atau hasil

yang diperoleh, kegunaan atau manfaat dari hasil yang diperoleh, tingkat

daya fungsi unsur atau komponen, serta masalah tingkat kepuasaan

pengguna (client).

d. Pendekatan dan Model Penilaian Efektivitas

Untuk mengetahui efektivitas suatu program, perlu dilakukan

penilaian dengan manfaat atau daya guna program tersebut. Penilaian

dengan manfaat atau daya guna disebut juga dengan evaluasi. Dulu,

evaluasi hanya berfokus pada hasil yang dicapai. Jadi, untuk

mengevaluasi objek pendidikan, seperti halnya pembelajaran, hanya

berfokus pada hasil yang telah dicapai peserta. Akhir-akhir ini, usaha

evaluasi ditujukan untuk memperluas atau memperbanyak variable

evaluasi dalam bermacam-macam model evaluasi.

Dalam menilai efektivitas program, Tayibnafis (2000: 23-36)

menjelaskan berbagai pendekatan evaluasi, yakni sebagai berikut.

Page 39: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

26

1) Pendekatan eksperimental (experimental approach). Pendekatan ini

berasal dari kontrol eksperimen yang biasanya dilakukan dalam

penelitian akademik. Tujuannya untuk memperoleh kesimpulan yang

bersifat umum tentang dampak suatu program tertentu dengan

mengontrol sabanyak-banyaknya faktor dan mengisolasi pengaruh

program.

2) Pendekaatan yang berorientasi pada tujuan (goal oriented approach).

Pendekatan ini memakai tujuan program sebagai kriteria untuk

menentukan keberhasilan. Pendekatan ini sangat wajar dan prakits

untuk desain pengembangan program. Pendekatan ini memberi

petunjuk kepada pengembang program, menjelaskan hubungan antara

kegiatan khusus yang ditawarkan dengan hasil yang akan dicapai.

3) Pendekatan yang berfokus pada keputusan (the decision focused

approach). Pendekatan ini menekankan pada peranan informasi yang

sistematik untuk pengelola program dalam menjalankan tugasnya.

Sesuai dengan pandangan ini, informasi akan amat berguna apabila

dapat membantu para pengelola program membuat keputusan. Oleh

sebab itu, evaluasi harus direncanakan sesuai dengan kebutuhan

untuk keputusan program.

4) Pendekatan yang berorientasi pada pemakai (the user oriented

approach). Pendekatan ini memfokuskan pada masalah utilisasi

evaluasi dengan penekanan pada perluasan pemakaian informasi.

Tujuan utamanya adalah pemakaian informasi yang potensial.

Page 40: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

27

Evaluator dalam hal ini menyadari sejumlah elemen yang cenderung

akan mempengaruhi kegunaan evaluasi, seperti cara-cara pendekatan

dengan klien, kepekaan, faktor kondisi, situasi seperti kondisi yang

telah ada (pre-existing condition), keadaan organisasi dengan

pengaruh masyarakat, serta situasi dimana evaluasi dilakukan dan

dilaporkan. Dalam pendekatan ini, teknik analisis data, atau penjelasan

tentang tujuan evaluasi memang penting, tetapi tidak sepenting usaha

pemakai dan cara pemakaian informasi.

5) Pendekatan yang responsif (the responssive approach). Pendekatan

responssif menekankan bahwa evaluasi yang berarti adalah evaluasi

yang mencari pengertian suatu isu dari berbagai sudut pandang

semua orang yang terlibat, berminat, dan berkepentingan dengan

program (stakeholder program). Evaluator menghindari satu jawaban

untuk suatu evaluasi program yang diperoleh dengan memakai tes,

kuesioner, atau analisis statistik, sebab setiap orang yang dipengaruhi

oleh program merasakannya secara unik. Evaluator mencoba

menjembatani pertanyaan yang berhubungan dengan melukiskan atau

menguraikan kenyataan melalui pandangan orang-orang tersebut.

Tujuan evaluasi adalah untuk memahami ihwal program melalui

berbagai sudut pandang yang berbeda.

Selain melalui pendekatan-pendekatan di atas, efektivitas

pembelajaran dapat ditinjau dengan menggunakan berbagai model

evaluasi. Salah satu model yang populer adalah model CIPP (Context,

Page 41: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

28

Input, Process, Product) yang diajukan oleh Stufflebeam dalam Tim

Pengembang MKDK Kurikulum dan Pembelajaran (2001: 40). Model ini

bertitik tolak pada pandangan bahwa keberhasilan program pendidikan

dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: (1) karakterisitk siswa dan

lingkungan; (2) tujuan program dan peralatan yang dipakai; dan (3)

prosedur dan mekanisme pelaksanaan program.

Menurut model ini, terdapat empat dimensi yang perlu dievaluasi

sebelum, selama, dan sesudah program pendidikan dikembangkan.

Dimensi-dimensi tersebut antara lain sebagai berikut.

(1) Konteks (context), merupakan situasi atau latar belakang yang

memengaruhi tujuan dan strategi yang dikembangkan, misalnya:

kebijakan departemen atau unit kerja yang bersangkutan, sasaran

yang ingin dicapai oleh unit kerja, dan masalah ketenagaan yang

dihadapi unit kerja.

(2) Masukan (input), mencakup bahan, peralatan, dan fasilitas yang

disiapkan untuk keperluan program, misalnya: dokumen kurikulum dan

bahan ajar yang dikembangkan, staf pengajar yang bertugas,

sarana/prasarana yang tersedia, dan media pendidikan yang

digunakan.

(3) Proses (process), merupakan pelaksanaan nyata dari program

pendidikan di kelas/lapangan yang meliputi: pelaksanaan proses

pembelajaran, pelaksanaan evaluasi, dan pengelolaan program.

Page 42: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

29

(4) Hasil (product), yaitu keseluruhan hasil yang dicapai oleh program.

Hasil utama yang diharapkan dari program produktif adalah

meningkatnya kompetensi siswa sesuai bidang keahliannya.

Model evaluasi lainnya yang cukup kemprehensif dalam menilai

sebuah program pelatihan adalah model Cascio. Marwansyah dan

Mukaram (2000: 78) mengemukakan bahwa dengan model Cascio kita

dapat mengukur perubahan yang terjadi dalam empat kategori untuk

mengetahui efektif tidaknya suatu pelatihan. Kategori-kategori tersebut

adalah sebagai berikut.

(1) Reaksi peserta dengan pelatihan dalam bentuk pendapat dan sikap

tentang pelatih, cara penyajian materi, kegunaan dan perhatian atas

materi pelatihan, serta kesungguhan dan keterlibatan selama latihan

berlangsung.

(2) Hasil belajar yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan

perubahan sikap yang terjadi pada peserta atas materi, media, dan

metode belajar yang diterapkan dalam pelatihan, baik selama

pelatihan berlangsung atau sesudah pelatihan.

(3) Perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil dari kehadiran dalam

program pelatihan mencakup rasa tanggung jawabnya dengan tugas-

tugas yang diberikan, memiliki team work atau kerja sama yang kokoh,

loyal dan disiplin serta memiliki jiwa kepemimpinan.

(4) Hasil yang terkait dengan peningkatan produktivitas atau kualitas

organisasi secara keseluruhan dan hasil yang tinggi dari para lulusan

Page 43: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

30

pelatihan setelah mengikuti pendidikan dan latihan, sebagai wujud

tercapainya tujuan dari pelatihan itu sendiri.

Kategori evaluasi reaksi dan belajar, lebih mudah dilakukan

dibandingkan dengan yang terakhir, yaitu perubahan perilaku dan

tercapainya hasil yang optimal. Perubahan perilaku sukar untuk

diidentifikasi, karena banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar program

pelatihan. Akhirnya, dampak pelatihan dengan hasil yang dicapai

merupakan ukuran yang paling signifikan. Hal ini dapat dinilai dengan

mengetahui tingkat kepuasan dunia usaha/industri sebagai user dari

lulusan.

e. Pengertian Keterampilan Menulis

Keterampilan menulis merupakan salah satu jenis keterampilan

berbahasa yang harus dikuasai siswa. Banyak ahli telah mengemukakan

pengertian menulis. Menurut Saleh Abbas (2006: 125) “keterampilan

menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan

perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis”. Ketepatan

pengungkapan gagasan harus didukung dengan ketepatan bahasa yang

digunakan, kosakata dan gramatikal dan penggunaan ejaan.

Menurut Rofi’uddin Ahmad dan Darmiyati Zuhdi (1999: 159)

“keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan menuangkan

pikiran, gagasan, pendapat tentang sesuatu, tanggapan dengan suatu

pernyataan keinginan, atau pengungkapan perasaan dengan

menggunakan bahas tulis”. Menurut Tarigan (2008: 3) “keterampilan

Page 44: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

31

menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang produktif dan

ekspresif yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung

dan tidak secara tatap muka dengan pihak lain”. Keterampilan menulis

atau mengarang adalah merupakan penuangan buah pikiran ke dalam

bahasa tertulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai atau dikemas

secara utuh dan jelas sehingga dapat dikomunikasikan kepada pembaca.

Menurut pendapat Nurgiyantoro (2010: 273), “menulis adalah

aktivitas mengungkapkan gagasan melalui media bahasa”. Menulis

merupakan kegiatan produktif dan ekspresif sehingga penulis harus

memiliki kemampuan dalam menggunakan kosakata, tata tulis,dan

struktur bahasa. M. Atar Semi (1993: 47), mengartikan keterampilan

“menulis sebagai tindakan memindahkan pikiran dan perasaan ke dalam

bahasa tulis dengan menggunakan lambang-lambang”. Senada dengan

pendapat tersebut, menurut Harris dalam Rofi’uddin Ahmad dan Darmiyati

Zuhdi, (1999: 276) “keterampilan menulis diartikan sebagai kemampuan

menggunakan bahasa untuk menyatakan ide, pikiran atau perasaan

kepada orang lain dengan menggunaan bahasa tulis”.

Menulis sebagai satu bentuk peristiwa komunikasi pada hakekatnya

menuangkan gagasan, pendapat, perasaan, keinginan, dan kemauan,

serta informasi ke dalam tulisan kemudian “mengirimkannya” kepada

orang lain (Syafi’ie, 1988: 45). Kegiatan menulis memerlukan suatu

perencanaan. Setiap kali seseorang akan memulai menulis, ia harus

Page 45: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

32

memunyai perencanaan penulisan. Perencanaan itu mungkin ada dalam

pikiran saja, atau mungkin pula dituangkan secara rinci di atas kertas.

Selain itu, menulis juga merupakan aktivitas komunikasi yang

menggunakan bahasa sebagai medianya. Wujudnya berupa tulisan yang

terdiri dari rangkaian huruf-huruf yang bermakna dengan semua

kelengkapannya, seperti ejaan dan tanda baca. Menulis juga merupakan

suatu proses penyampaian gagasan, pesan, sikap dan pendapat kepada

pembaca dengan simbol-simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat

dan disepakati bersama oleh penulis dan pembaca.

Sebagai suatu aktivitas, setidaknya terdapat empat unsur-unsur

yang terlibat dalam kegiatan menulis. Keempat unsur tersebut adalah: (1)

menulis sebagai penyampai pesan, (2) pesan atau isi tulisan, (3) saluran

tulisan, dan (4) pembaca sebagai penerima pesan. Penulis sebagai

penyampai pesan mengandung makna bahwa sebelum menulis, seorang

penulis telah memikirkan maksud dan ide yang hendak disanipaikan

kepada pembaca. Ide yang ditulis kemungkinan mempunyai manfaat yang

besar bagi orang lain yang membutuhkan. Melalui tulisan pesan atau isi

tulisan (ide atau gagasan) penulis tersampaikan kepada pemabaca.

Dengan demikian, sebelum menulis seorang penulis sebaiknya

memperhatikan apa yang hendak ditulis, saluran dan bentuk tulisan apa

yang hendak digunakan, dan ditujukan kepada siapa tulisan itu.

Ada beberapa persyaratan yang sebaiknya dimiliki oleh seseorang

untuk menghasilkan tulisan yang baik, Syafi’ie (1988: 45) mengemukakan

Page 46: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

33

bahwa syarat-syarat tersebut adalah (1) kemampuan untuk menemukan

masalah yang akan ditulis, (2) kepekaan dengan kondisi pembaca, (3)

kemampuan menyusun rencana penulisan, (4) kemampuan menggunakan

bahasa, (5) kemampuan memulai tulisan dan (6) kemampuan memeriksa

tulisan. Selain itu, menulis juga dilaksanakan dengan melalui suatu

proses. Sorenson (2000: 6-12) mengemukakan bahwa proses menulis

dilaksanakan melalui beberapa tahapan. Tahapan tersebut adalah (1)

persiapan menulis, (2) menulis, (3) revisi, dan (4) membaca ulang naskah

tulisan. Tahap persiapan menulis meliputi: pengumpulan ide dan

informasi, mencari topik, mempersempit permasalahan atau topik,

menentukan tujuan penulisan, menganalisis pembaca, menulis ide pokok,

menganalisis materi atau mengelola informasi yang terkumpul. Tahap

menulis meliputi: kebiasan menulis yang baik yaitu: mencari situasi atau

waktu yang tepat dan melaksanakan rencana yang telah ditentukan,

mengecek kembali apakah rencana tersebut sudah sesuai dengan

persiapan menulis dan menggunakan metode yang tepat, membiarkan ide

itu mengalir, mengabaikan teknik menulis (sementara), tulisan sesuai

dengan topik yang sudah ditentukan, menulis draf kasar, mengikuti teknik

penulisan yang baik. Tahap revisi meliputi: mengecek struktur paragraf,

struktur kalimat, konsentrasi tulisan. Tahap membaca ulang tulisan

meliputi: kegiatan mengecek tanda baca dan tata bahasa. Keseluruhan

menulis itu sebaiknya dilaksanakan agar diperoleh tujuan menulis yang

baik.

Page 47: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

34

Menulis merupakan aktivitas pengekpresian ide, gagasan, pikiran

atau perasaan ke dalam lambang-lambang kebahasaan. Sedangkan

menurut Suparno dan Yunus (2008: 1.3) “menulis merupakan kegiatan

menyampaikan pesan (komunikasi) dengan mengunakan bahasa tulis

sebagai media atau alatnya”.

Menurut DePorter dan Hemacki (2002: 179), menulis merupakan

aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan, belahan

otak kiri, otak kanan berhubungan dengan emosi, perasaan, sedangkan

otak kiri berhubungan dengan logika dan ilmu pengetahuan. Belajar

menulis harus memanfaatkan kedua belahan otak itu.

Hal ini berarti bahwa, pembelajar menulis tidak hanya berhubungan

dengan kata, kalimat, ejaan, gagasan, larik, bait, dan tema, tetapi juga

berhubungan dengan semangat, spontanitas, emosi, warna, gairah,

kegembiraan, inspirasi dan lain-lain. Kenyataannya, pembelajaran di

sekolah seringkali mengabaikan hal tersebut. Dalam pembelajaran

menulis, seringkali siswa hanya dibimbing tentang teori menulis kata,

kalimat, larik, bait, dan gaya bahasa, sedangkan hal yang berhubungan

dengan otak kanan tidak disentuh sama sekali. Tidak heran jika

pembelajar menjadi bosan bahkan siswa merasa takut untuk memulai

menulis.

Dalam komunikasi tulis setidaknya terdapat empat unsur yang

terlibat yaitu (1) penulis sebagai penyampai pesan, (2) isi tulisan atau

pesan, (3) saluran atau medianya berupa tulisan dan (4) pembaca

Page 48: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

35

sebagai penerima pesan. Menurut The Liang Gie (2002: 3) “keterampilan

menulis adalah keterampilan dalam pembuatan huruf, angka, nama, suatu

tanda bahasa apapun dengan suatu alat tulis pada suatu halaman

tertentu. Sedangkan mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan

seseorang dalam mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya

melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dikemukakan

bahwa keterampilan menulis adalah keterampilan menuangkan ide,

gagasan, perasaan dalam bentuk bahasa tulis sehingga orang lain yang

membaca dapat memahami isi tulisan tersebut dengan baik.

f. Tujuan Menulis

Menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan lambang

grafis yang dimengerti oleh penulis bahasa itu sendiri maupun orang lain

yang mempunyai kesamaan pengertian dengan simbol-simbol bahasa

tersebut. Jadi, dapat dilihat bahwa tujuan dari menulis adalah agar tulisan

yang dibuat dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain yang mempunyai

kesamaan pengertian dengan bahasa yang dipergunakan. Dengan

demikian, keterampilan menulis menjadi salah satu cara berkomunikasi,

karena dalam pengertian tersebut muncul satu kesan dengan pengiriman

dan penerimaan pesan.

Selain pendapat di atas, M. Atar Semi (2007: 14) menjelaskan

hakikat menulis sebagai proses kreatif memindahkan gagasan dalam

lambang tulisan. Menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran dan

Page 49: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

36

perasaan dengan tulisan. Dapat juga diartikan menulis adalah

berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada

orang lain secara tertulis. Selanjutnya, Suriamiharja, dkk, (1997: 2) juga

mengartikan bahwa “menulis adalah menjelmakan bahasa lisan, mungkin

menyalin atau melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang,

membuat surat, membuat laporan, dan sebagianya”. Nurudin, (2007: 4)

menyatakan bahwa “menulis adalah kegiatan untuk menghasilkan tulisan.

Tulisan adalah sesuatu yang diahasilkan akibat kegiatan proses kreatif

penulisannya. Dengan kata lain, hasil gagasan dalam bahasa tulis yang

dapat dibaca dan dimengerti oleh amsyarakat pembaca”.

Tidak ada waktu yang tidak tepat untuk memulai menulis. Antinya,

kapanpun, di mana pun, dan dalam situasi bagaimanapun seseorang

dapat melakukannya. Ketakutan akan kegagalan bukanlah penyebab

yang harus dipertahankan. Itulah salah satu kiat, teknik, dan strategi yang

ditawarkan oleh Nunan (1991: 86).

Menulis dilakukan dengan berbagai tujuan. Tujuan menulis antara

lain: untuk mengekspresikan diri, memberikan informasi kepada pembaca,

untuk menghasilkan karya sastra, dan lain-lain. Tujuan ekspretif terkait

dengan kegiatan pengamatan dengan objek, tempat, memperkirakan

serta menginterpretasikan sesuatu. Tujuan ini seringkali digunakan untuk

hiburan dan kesenangan atau sebagai kegemaran. Tujuan informatif

terkait dengan kegiatan menggambarkan suatu peristiwa atau

pengalaman, menguraikan konsep-konsep, dan mengembangkan

Page 50: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

37

gagasan baru. Menurut D’Angelo (dalam Salam, 2009: 2) tujuan penulisan

itu dibagi menjadi empat tujuan utama yaitu:

1. Tulisan yang bertujuan memberitahukan atau mengajar disebut

wacana informative (invormative discourse).

2. Tulisan yang bertujuan meyakinkan atau mendesak disebut wacana

persuasive (persuasive discourse)

3. Tujuan yang bertujuan menghibur/menyenangkan atau yang

mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer atau wacana

kesastraan (literary discourse).

4. Tulisan yang bertujuan mengekspresikan perasaan dan emosi disebut

wacana ekspresif (expresive discourse).

Setiap penulis harus mempunyai tujuan yang jelas dari tulisan yang

akan ditulisnya. Menurut Suriamiharja dkk. (1997: 10) “tujuan dari menulis

adalah agar tulisan yang dibuat dapat dibaca dan dipahami dengan benar

oleh orang lain yang mempunyai kesamaan pengertian dengan bahasa

yang dipergunakan. Sedangkan menurut Suparno dan Yunus (2008: 3.7)

“tujuan yang ingin dicapai seorang penulis bermacam-macam yaitu

menjadikan pembaca ikut berpikir dan bernalar,membuat pembaca tahu

tentang hal yang diberitakan, menjadikan pembaca beropini, menjadikan

pembaca mengerti, membuat pembaca terpersuasi oleh isi karangan,

membuat pembaca senang dengan menghayati nilai-nilai yang

dikemukakan seperti nilai kebenaran, nilai agama, nilai pendidikan, nilai

sosial, nilai moral, nilai kemanusiaan dan nilai estetika.

Page 51: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

38

M. Atar Semi (2007: 14-18) menjelaskan bahwa tujuan menulis

adalah sebagai berikut:

1) Untuk menceritakan sesuatu. Pengalaman, pemikiran, imajinasi,

perasaan, dan intuisi sebaiknya dituangkan dalam bentuk tulisan;

2) Untuk memberikan petunjuk dan pengarahan. Hal ini tercermin apabila

sesorang mengajari untuk mengerjakan sesuatu dengan tahapan yang

benar;

3) Untuk menjelaskan sesuatu. Bahwa tulisan dibuat untuk memberikan

pengertian dan pembahasan secara mendalam tentang sesuatu;

4) Untuk meyakinkan. Hal ini dilakukan untuk meyakinkan orang dengan

pandangan yang diajukan; dan

5) Merangkum. Dengan merangkum sesorang akan mudah dalam

mempelajari isi buku dan akan lebih mudah dalam menguasai bahan.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan

bahwa tujuan menulis adalah agar pembaca mengetahui, mengerti dan

memahami nilai-nilai dalam sebuah tulisan sehingga pembaca ikut

berpikir, berpendapat atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan

isi tulisan.

g. Pembelajaran Keterampilan Menulis di Sekolah Dasar

Keterampilan menulis seperti halnya keterampilan berbahasa yang

lain perlu dimiliki oleh siswa. Keterampilan menulis sudah mulai dilatihkan

di tingkat Sekolah Dasar. Sebelumnya, pada kelas rendah ditanamkan

dasar-dasar menulis. Jika dasarnya sudah kuat dan dikuasai dengan

Page 52: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

39

benar maka siswa dapat menulis dengan baik dan benar. Keterampilan

menulis sangat kompleks karena menuntut siswa untuk menguasai

komponen–komponen di dalamnya, misalnya penggunaan ejaan yang

benar, pemilihan kosakata yang tepat, penggunaan kalimat efektif, dan

penyusunan paragraf yang baik.

Pembelajaran merupakan interaksi atau komunikasi aktif antara

dua pihak. Kompenen utama dari interaksi tersebut adalah pengajar dan

pembelajar. Keduanya dikatakan utama karena pada hakikatnya

merupakan dua subjek dengan perangkat-perangkat kemampuan yang

dinamik. Pengajar yang berkedudukan sebagai perancang, penggerak,

dan fasilitator belajar bagi pembeiajar, berkemampuan untuk menafsirkan

situasi sedemikian rupa sehingga sanggup melakukan modifikasi strategi

maupun teknik pengelolaan pembelajaran secara tepat. Di lain pihak,

pembelajar berkemampuan untuk menafsirkan petunjuk-petunjuk,

melakukan antisipasi, dan aktif bertindak sesuai dengan karakteristik yang

ia miliki (Djojosuroto, 2005: 63).

Membelajarkan menulis harus memperhatikan perkembangan

menulis anak. Perkembangan anak dalam menulis terjadi secara

perlahan–lahan. Anak perlu mencapaikan bimbingan dalam memahami

dan menguasai cara mentransfer pikiran ke dalam tulisan. Menulis puisi,

tentunya siswa tidak langsung bisa melahirkan puisi yang berkategori

bagus. Bahkan pada awal-awal pembelajaran, siswa banyak mengalami

kesulitan dan menemui hambatan. Di sinilah siswa perlu dilatih dan

Page 53: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

40

dibimbing tahap demi tahap agar potensi kreativitasnya berkembang

hingga siswa menjadi kreatif menulis puisi dengan memperhatikan aspek

pribadi, motivasi, proses, dan produk dalam pembelajaran.

h. Pengertian Puisi

Retno Winarni (2009: 7) “Sastra adalah hasil kreativitas pengarang

yang bersumber dari kehidupan manusia secara langsung melalui rekaan

dengan bahasa sebagai medianya”. Sesuatu disebut teks sastra jika (1)

teks tersebut tidak melulu disusun untuk tujuan komunikatif praktis atau

sementara waktu, (2) teks tersebut mengandung unsur fiksionalitas, (3)

teks tersebut menyebabkan pembaca mengambil jarak, (4) bahannya

diolah secara istimewa, dan (5) mempunyai keterbukaan penafsiran.

Puisi merupakan salah satu genre sastra yang banyak

mencapaikan perhatian, terutama dalam lingkungan akademisi dan forum-

forum yang bertajuk sastra. Puisi adalah ragam sastra yang bahasanya

terikat oleh irama, matra, rima serta penyusunan larik dan bait (Depdiknas,

2005: 903).

Puisi adalah salah satu genre atau jenis sastra. Seringkali istilah

“puisi” disamakan dengan “sajak”. Akan tetapi, sebenarnya tidak sama,

puisi itu merupakan jenis sastra yang melingkupi sajak, sedangkan sajak

adalah bagian atau individu dari puisi (Komaidi, 2007: 200). Secara

etimologi istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poeima ‘membuat’ atau

poesis ‘pembuatan’, dan dalam bahasa Inggris disebut poem atau poetry.

Tetapi arti yang semula ini lama kelamaan semakin dipersempit ruang

Page 54: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

41

lingkupnya menjadi “hasil seni sastra, yang kata-katanya disusun menurut

syarat-syarat yang tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan

kadang-kadang kata-kata kiasan”. Menurut Dresden, puisi adalah sebuah

dunia dalam kata (www.google.com). Isi yang terkandung di dalam puisi

merupakan cerminan pengalaman, pengetahuan, dan perasaan penyair

yang membentuk sebuah dunia bernama puisi.

Puisi adalah cabang seni yang paling sulit untuk dihayati secara

langsung sebagai totalitas. Elemen-elemen seni dalam puisi ini ialah kata.

Sebuah kata adalah suatu unit totalitas utuh yang kuat berdiri sendiri.

Puisi menjadi totalitas-totalitas baru dalam pembentukan-pembentukan

baru, dalam kalimat-kalimat yang telah mempunyai suatu urutan yang

logis. Aminuddin (1990) ”Puisi diartikan “membuat” dan “pembuatan”

karena lewat puisi pada dasarnya seorang telah menciptakan suatu dunia

tersendiri, yang mungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana

tertentu, baik fisik maupun batiniah”.

Menurut Rahmanto (1988: 49) puisi pada dasarnya adalah bentuk

sastra lisan. Pesan dan kesan yang dibawakannya baru akan benar-

benan menyentuh gerak hati seseorang apabila puisi itu dibacakan atau

dikutip secara lisan. Puisi, bagaimanapun memiliki nilai-nilai iramatis dan

dramatis yang sangat menentukan kualitasnya.

Menurut Sugono (2003: 5) puisi adalah jenis sastra yang bentuknya

dipilih dan ditata dengan cermat sehingga mampu memertajam kesadaran

orang akan suatu pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus

Page 55: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

42

lewat bunyi, irama, dan makna khusus. Sedangkan Arnold (dalam

Nauman. 2001; 3) yang menyatakan puisi adalah kritik kehidupan (poetry

is the criticism of life).

Pradopo (2005: 14) menyatakan bahwa puisi (sajak) merupakan

sebuah struktur yang kompleks, maka untuk memahaminya perlu

dianalisis sehingga dapat diketahui bagian-bagian dan jalinannya secara

nyata. Untuk menganalisis puisi setepat-tepatnya perlulah diketahui

apakah sesungguhnya (wujud) puisi itu.

Menurut Jabrohim dkk. (2003: 12) puisi dibangun oleh dua struktur

penting yaitu bentuk dan isi. Lebih lanjut dinyatakan bahwa, istilah bentuk

dan isi oleh para ahli dinamai berbeda-beda, diantaranya struktur tematik

atau struktur semantik dan struktur sintaktik puisi menurut Hartoko,

sedangkan tema dan struktur menurut Hutagalung, bentuk fisik dan

bentuk batin oleh Marjorie Boulton, dan hakikat dan metode oleh

I.A.Richards.

Terdapat tiga hal yang membedakan karya sastra dengan karya

tulis lainnya, yaitu sifat khayali, dengan nilai-nilai seni/estetika, dan

penggunaan bahasa yang khas. Karya sastra dapat dikelompokkan

menjadi dua kelompok, yaitu (a) sastra imajinatif, dan (b) sastra non-

imajinatif. Sastra imajinatif mempunyai ciri isinya bersifat khayali,

menggunakan bahasa yang konotatif, memenuhi syarat-syarat estetika

seni. Sastra non-imajinatif mempunyai ciri-ciri isinya menekankan unsur

faktual/faktanya, menggunakan bahasa yang cenderung denotatif,

Page 56: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

43

memenuhi unsur-unsur estetika seni. Pengertian indah, tidak semata-mata

merujuk pada bentuk, tetapi juga keindahan isi yang berkaitan dengan

emosi, imaji, kreasi dan ide.

Puisi merupakan karya sastra paling tua dan pertama kali ditulis

oleh manusia. Menurut Waluyo (2010: 1) “puisi adalah karya sastra

dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan

bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif). Kata-kata dalam

puisi benar-benar padat dan terpilih sehingga sangat indah bila dibaca”.

Puisi memiliki teks yang mempunyai ciri-ciri kebahasaan tersendiri. Yang

dimaksud dengan teks-teks puisi ialah teks-teks monolog yang isinya tidak

pertama-tama merupakan alur.

Slamet Muljana (dalam Pradopo, 1998) mendefinisikan “puisi

sebagai bentuk sastra dalam pengulangan suara atau kata yang

menghasilkan rima, ritma, dan musikalitas”. Puisi mengekspresikan

pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi

panca indera dalam susunan yang berirama. Semua itu merupakan

sesuatu yang penting, yang direkam dan dekspresikan, dinyatakan

dengan menarik dan memberi kesan. Puisi merupakan salah satu bentuk

karya sastra yang juga perlu diapresiasi. Puisi adalah karya sastra tertulis

yang paling awal ditulis oleh manusia (Waluyo, 2010: 1). Puisi sebagai

salah satu bentuk karya sastra tentunya harus mempunyai fungsi estetik

yang harus ada dalam setiap penciptaan karya sastra.

Page 57: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

44

Menurut Shahnon Ahmad (dalam Komaidi, 2007: 201) mengutip

definisi para penyair romantik Inggris. Misalnya, Samuel Taylor Coleridge

mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan

terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara

sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan

unsur lainnya sangat erat hubungannya.

Sayuti juga memberikan batasan, yakni bahwa puisi adalah

pengucapan bahasa yang memperhitungkan dengan aspek-aspek bunyi

di dalamnya, yang mengungkapkan pengalaman imajinatif, emosional dan

intelektual penyair yang ditimba dari kehidupan individu dan sosialnya,

yang diungkapkan dengan teknik tertentu sehingga puisi itu dapat

membangkitkan pengalaman tertentu pula dalam diri pembaca atau

pendengarnya.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, disimpulkan bahwa puisi

merupakan ungkapan perasaan seseorang berdasarkan pengalamannya

yang dituangkan melalui kata-kata indah, padu, imajinatif, serta berirama

dan disusun dengan mengkonsentrasikan struktur fisik dan struktur batin.

Dan juga menurut Dick Hartoko, unsur-unsur puisi yang paling penting

terdiri dari dua unsur, yaitu unsur tematik atau unsur semantik puisi dan

unsur sintaksis puisi (www.google.com). Unsur tematik atau unsur

semantik puisi menuju ke arah struktur batin sedangkan unsur sintaksis

mengarah pada struktur fisik puisi. Struktur batin adalah makna yang

terkandung dalam puisi yang tidak secara langsung dapat dihayati.

Page 58: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

45

Struktur batin terdiri dari dari (1) tema, (2) perasaan, (3) nada dan

suasana, (4) amanat atau pesan. Struktur fisik adalah struktur yang bisa

kita lihat melalui bahasanya yang tampak. Struktur fisik terdiri dari (1)

diksi, (2) pengimajian, (3) bahasa figuratif atau majas, (4) dan rima.

i. Struktur Puisi

Adapun unsur-unsur pembangun puisi menurut A. Sayuti Suminto

(2000: 55) menyebutkan bahwa unsur-unsur yang terkandung dalam puisi

meliputi bunyi dan aspek-aspeknya, diksi, citraan, bahasa kias, sarana

retorik, wujud visual, dan makna puisi. Waluyo (2010: 27) berpendapat

bahwa struktur fisik puisi terdiri dari baris-baris puisi yang bersama-sama

membangun bait-bait puisi. Bait-bait itu membangun kesatuan makna di

dalam keseluruhan puisi sebagai sebuah wacana. Struktur fisik

merupakan medium pengungkap struktur batin puisi. Adapun unsur-unsur

yang termasuk dalam struktur fisik puisi menurut Waluyo adalah: diksi,

pengimajian, kata konkret, majas (meliputii lambang dan kiasan),

bersivikasi (meliputi rima, ritma, dan metum), tipografi, dan sarana

retorika. Dengan demikian, ada tujuh macam unsur yang termasuk

struktur fisik. Adapun struktur batin puisi terdiri atas tema, nada, perasaan,

dan amanat.

Hakikat puisi terdiri dari empat hal pokok, yaitu:

1. Sense (tema, arti)

Sense atau tema adalah pokok persoalan (subyek matter) yang

dikemukakan oleh pengarang melalui puisinya. Pokok persoalan

Page 59: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

46

dikemukakan oleh pengarang baik secara langsung maupun secara tidak

langsung (pembaca harus menebak atau mencari-cari, menafsirkan).

Makna sebuah puisi dapat dipahami setelah membaca karya , arti tiap

kata dan kiasan yang dipakai, juga memperhatikan unsur puisi lain yang

mendukung makna (Wiyatmi, 2009: 73).

2. Feeling (rasa)

Feeling adalah sikap penyair dengan pokok persoalan yang

dikemukakan dalam puisinya. Setiap penyair mempunyai pandangan yang

berbeda dalam menghadapi suatu persoalan.

3. Tone (nada)

Tone adalah sikap penyair dengan pembaca atau penikmat

karyanya pada umumnya. Dengan pembaca, penyair bisa bersikap

rendah hati, angkuh, persuatif, sugestif.

4. Intention (tujuan)

Intention adalah tujuan penyair dalam menciptakan puisi tersebut.

Walaupun kadang-kadang tujuan tersebut tidak disadari, semua orang

pasti mempunyai tujuan dalam karyanya. Tujuan atau amanat ini

bergantung pada pekerjaan, cita-cita, pandangan hidup, dan keyakinan

yang dianut penyair.

Untuk memberikan pengertian yang lebih memadai, berikut ini

dikemukakan uraian singkat mengenai unsur-unsur pembangun puisi

tersebut.

Page 60: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

47

1. Diksi

Diksi atau pilihan kata mempunyai peranan penting dan utama

untuk mencapai keefektifan dalam penulisan suatu karya sastra

khususnya puisi. Untuk mencapai diksi yang baik seorang penulis harus

memahami secara lebih baik masalah kata dan maknanya, harus tahu

memperluas dan mengaktifkan kosa kata, harus mampu memilih kata

yang tepat, kata yang sesuai dengan situasi yang dihadapinya, dan harus

mengenali dengan baik macam corak gaya bahasa sesuai dengan tujuan

penulisan.

Diksi merupakan esensi penulisan puisi yang merupakan faktor

penentu kemampuan daya cipta. Penempatan kata-kata sangat penting

artinya dalam rangka menumbuhkan suasana puitik yang akan membawa

pembaca pada penikmatan dan pemahaman yang menyeluruh atau total

(A. Sayuti Suminto, 2008: 143-144).

2. Pengimajian

Pengimajian ini berguna untuk memberi gambaran yang jelas,

menimbulkan suasana khusus, membuat hidup gambaran dalam pikiran

dan penginderaan, untuk menarik perhatian, untuk memberikan kesan

mental atau bayangan visual penyair menggunakan gambaran-gambaran

angan. Gambaran angan, gambaran pikiran, kesan mental, dan bahasa

yang menggambarkannya biasa disebut dengan istilah citra atau imaji.

Cara membentuk kesan mental atau gambaran sesuatu biasa disebut

dengan istilah citraan (imagery). Hal-hal yang berkaitan dengan citra

Page 61: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

48

ataupun citraan disebut pencitraan atau pengimajian. A. Sayuti Suminto

(2008: 169-171) menjelaskan bahwa citraan adalah kata atau rangkaian

kata yang mampu menggugah pengalaman keindahan atau menggugah

indra dalam proses penikmatan (membaca dan mendengarkan).

3. Kata Konkret

Kata konkret adalah kata-kata yang digunakan oleh penyair untuk

menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana batin dengan

maksud untuk membangkitkan imaji pembaca. Penyair berusaha

mengkonkretkan kata-kata, maksudnya kata-kata itu diupayakan dapat

menyaran kepada arti yang menyeluruh. Dalam hubungannya dengan

pengimajian, kata konkret merupakan syarat atau sebab terjadinya

pengimajian.

4. Bahasa Figuratif

Gaya bahasa atau gaya adalah cara penyair menggunakan

bahasa. Bahkan jika dua penulis adalah untuk menggunakan plot yang

sama, karakter, dan pengaturan, hasilnya akan ada dua cerita berbeda

karena gaya bahasa mereka berbeda dalam kompleksitas, irama, panjang

kalimat, kehalusan, serta jumlah dan jenis gambar dan metafora.

j. Metode Widyawisata

Metode widyawisata merupakan metode pembelajaran yang

berhubungan dengan kegiatan membawa kelompok mengunjungi

beberapa tempat yang khusus, menarik untuk mengamati situasi,

mengamati kegiatan menemui seseorang atau objek yang tidak ada

Page 62: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

49

dikelas atau ketempat pertemuan. Istilah karya wista terkadang disebut

juga dengan widyawisata atau study tour. Pelaksanaannya bisa dalam

waktu singkat, beberapa hari atau dalam waktu yang panjang.

Metode widyawisata biasanya berhubungan dengan kegiatan

mengunjungi beberapa tempat yang menarik dan khusus. Kegiatan ini

membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu lebih dari tiga jam. Setelah

menyelesaikan kegiatan ini anak didik ditugaskan untuk membuat laporan

dan mendiskusikan bersama dengan anak didik yang lain dan didampingi

oleh pendidik, hasil akhir selanjutnya dibukukan.

Menurut Roestiyah yang dikutip oleh (Ahmad Munjin Nasih, 2009:

89), metode widyawisata bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau

memperdalam pelajaran dengan melihat kenyataannya. Karena itu

dikatakn bahwa metode widyawisata adalah cara mengajar yang

dilaksanakan dengan mengajak anak didik kesuatu tempat atau objek

tertentu diluar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu.

Metode widyawisata ini digunakan karena memiliki tujuan sebagai

berikut: (1) siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari objek

yang dilihatnya; (2) siswa dapat turut menghayati dan mengetahui lebih

dalam tentang pekerjaan yang dilakukan orang lain; (3) siswa bisa melihat,

mendengar, meneliti dan mencoba apa yang dihadapinya, agar nantinya

dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang sama ia

bisa mempelajari mata pelajaran.

Beberapa keuntungan metode widyawisata sebagai berikut:

Page 63: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

50

a) Siswa mencapai pengalaman-pengalaman pribadi yang nyata dan

langsung, misalnya merencanakan sesuatu secara besama-sama.

b) Siswa dapat mengamati kejadian-kejadian dalam situasai yang

sebenarnya, misalnya mengamati orang melakukan pekerjaan,

mewawancarai pekerja dan orang-orang lain dilakukan ditempatnya.

c) Siswa dapat belajar berbagai macam hal dalam waktu bersamaan,

misalnya mengamati lingkungan alam, lingkungan sosial sejarah,

hubungan kerja dan sebagainya.

d) Siswa dapat mengkaji pengetahuan yang diperolahnya dari buku

dengan keadaan yang sebenarnya.

Sementara itu, kekurangan metode widyawisata adalah sebagai berikut:

a) Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.

b) Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.

c) Dalam widyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas dari pada

tujuan utama, sedangkan unsur studinya terabaikan.

d) Memerlukan pengawasan yang lebih ketat dengan setiap gerak-gerik

anak didik dilapangan.

e) Biaya cukup mahal apabila ke tempat-tempat rekreatif.

f) Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran

widyawisata dan keselamatan anak didik, terutama widyawisata jangka

panjang dan jauh.

Page 64: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

51

k. Langkah-Langkah Metode Widyawisata

Sebelum widyawisata digunakan dan dikembangkan sebagai

metode pembelajaran. Menurut Mulyasa (dalam Ahmad Munjin Nasih,

2009) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

1) Menentukan sumber-sumber masyarakat sebagai sumber belajar

2) Mengamati kesesuaian sumber belajar dengan tujuan dan program

sekolah.

3) Menganalisis sumber belajar berdasarkan nilai-nilai paedagogis .

4) Menghubungkan sumber belajar dengan kurikulum, apakah sumber-

sumber belajar dalam widyawisata menunjang dan sesuai dengan

tuntutan kurikulum, apabila mendukung, widyawisata dapat

dilaksanakan.

5) Membuat dan mengembangkan program widyawisata secara logis dan

sistematis.

6) Melaksanakan widyawisata sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, materi

pelajaran, efek pembelajaran, serta iklim yang kondusif.

7) Menganalisis apakah tujuan widyawisata telah dicapai atau tidak,

apakah terdapat kesulitan-kesulitan perjalanan atau kunjungan,

memberikan ucapan terima kasih kepada mereka yang telah

membantu membuat laporan widyawisata dan cacatan untuk bahan

widyawisata mendatang

Page 65: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

52

Agar penggunaan metode widyawisata dapat efektif, maka

pelaksanaannya perlu memperhatikan langkah-langkah sebagi berikut:

Pertama, perencanaan. Perencanaan widyawisata meliputi perumusan

tujuan, penetapan objek sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai,

penetapan waktu, penyusunan rencana belajar selama widyawisata

berlangsung, dan penyediaan perlengkapan yang dibutuhkan. Kedua,

pelaksanaan. Pada tahap ini para siswa dibimbing oleh guru agar kegiatan

tidak menyimpang dari tujuan yang telah direncanakan. Ketiga, akhir

kegiatan. Pada tahap ini siswa harus diminta laporannya, baik lisan

maupun tulisan, yang merupakan inti masalah yang dipelajari pada waktu

widyawisata berlangsung.

Untuk dapat melaksanakan widyawisata dengan berhasil perlu

diperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:

a) Tujuan kegiatan supaya dibicarakan dan dinformasikan kepada siswa

secara jelas.

b) Aturan-aturan yang harus dipatuhi selama pelaksanaan kegiatan

supaya didiskusikan dengan siswa sebelum kegiatan berlangsung.

Misalnya tugas pimpinan kelompok, pembagian pekerjaan,

pembagian pekerjaan, bahan dan alat-alat yang diperlukan, cara

pembuatan laporan dan sebagainya.

c) Objek dan waktu kegiatan supaya dipilih yang memungkinkan

sebagian siswa ikut, sehingga mereka dapat memperoleh

pengalaman-pengalaman yang setara.

Page 66: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

53

d) Pemilihan objek sejauh mungkin supaya disesuaikan dengan

kebutuhan kelompok dan individu, sehingga memungkinkan diperoleh

hasil yang sebesar-besarnya.

e) Setiap kelompok supaya mencapai tugas tertentu dan setelah selesai,

widyawisata melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada guru.

B. Kerangka Pikir dan Hipotesis Pengaruh

1. Kerangka Pikir

Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan

berbahasa Indonesia yang harus dikuasai siswa Sekolah Dasar.

Keterampilan menulis adalah keterampilan menuangkan ide, gagasan,

perasaan dalam bentuk bahasa tulis sehingga orang lain yang membaca

dapat memahami isi tulisan tersebut dengan baik. Seseorang menulis

pasti mempunyai tujuan. Tujuan menulis adalah agar pembaca

mengetahui, mengerti, dan memahami nilai-nilai dalam sebuah tulisan

sehingga pembaca ikut berpikir, berpendapat atau melakukan sesuatu hal

yang berhubungan dengan isi tulisan.

Keterampilan menulis bukanlah keterampilan yang diwariskan

orang tua, tetapi dapat diperoleh melalui praktek dan latihan yang intensif.

Pembelajaran menulis mulai diajarkan di Sekolah Dasar melalui mata

pelajaran bahasa Indonesia. Anak kelas rendah diajarkan menulis

permulaan, menulis kalimat sederhana dan paragraf, sedangkan anak

kelas tinggi mulai diajarkan menulis lanjut yang meliputi pengembangan

Page 67: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

54

paragraf; menulis surat dan laporan; pengembangan bermacam-macam

karangan; serta menulis puisi dan naskah drama.

Menulis puisi adalah salah satu genre atau jenis sastra. Seringkali

istilah “puisi” disamakan dengan “sajak”. Akan tetapi, sebenarnya tidak

sama, puisi itu merupakan jenis sastra yang melingkupi sajak, sedangkan

sajak adalah bagian atau individu dari puisi (Komaidi, 2007:200). Secara

etimologi istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poeima ‘membuat’ atau

poesis ‘pembuatan’, dan dalam bahasa Inggris disebut poem atau poetry.

Tetapi arti yang semula ini lama kelamaan semakin dipersempit ruang

lingkupnya menjadi “hasil seni sastra, yang kata-katanya disusun menurut

syarat-syarat yang tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan

kadang-kadang kata-kata kiasan”. Menurut Dresden, puisi adalah sebuah

dunia dalam kata (www.google.com). Isi yang terkandung di dalam puisi

merupakan cerminan pengalaman, pengetahuan, dan perasaan penyair

yang membentuk sebuah dunia bernama puisi.

Keterampilan menulis puisi adalah keterampilan mengungkapkan

ide, gagasan dan perasaan dalam bentuk karangan yang menceritakan

rangkaian peristiwa atau kejadian secara kronologis.

Metode widyawisata merupakan metode pembelajaran yang

berhubungan dengan kegiatan membawa kelompok mengunjungi

beberapa tempat yang khusus, menarik untuk mengamati situasi,

mengamati kegiatan menemui seseorang atau objek yang tidak ada

dikelas atau ketempat pertemuan. Istilah karya wista terkadang disebut

Page 68: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

55

juga dengan widyawisata. Pelaksanaannya bisa dalam waktu singkat,

beberapa hari atau dalam waktu yang panjang.

Metode widyawisata biasanya berhubungan dengan kegiatan

mengunjungi beberapa tempat yang menarik dan khusus. Kegiatan ini

membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu lebih dari tiga jam. Setelah

menyelesaikan kegiatan ini anak didik ditugaskan untuk membuat laporan

dan mendiskusikan bersama dengan anak didik yang lain dan didampingi

oleh pendidik, hasil akhir selanjutnya dibukukan.

Penggunaan metode widyawisata dalam pembelajaran menulis

dapat membantu siswa menemukan ide atau gagasan, menemukan

kosakata, menuangkannya dalam bentuk tulisan. Selain itu, siswa akan

lebih tertarik dan berminat dalam mengikuti pembelajaran.

Page 69: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

56

Bagan Kerangka Pikir

2. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian dan kerangka pikir di atas, maka dapat diajukan

hipotesis tindakan yaitu penggunaan metode widyawisata dapat

meningkatkan keterampilan menulis puisi yang efektif pada siswa kelas VI

SD Negeri Baturappe Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa.

Pembelajaran Bahasa Indonesia KTSP

Menulis Membaca BerbicaraMenyimak

Metode Widyawisata Menulis Puisi

Analisis Temuan

Efektif Tidak Efektif

Posttest Prites

Page 70: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

57

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian

eksperimen adalah prosedur penelitian yang dilaksanakan untuk

mengungkapkan hubungan sebab akibat dua variabel atau lebih dengan

mengenal pengaruh variabel yang lain.

2. Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen semu

(quasy eksperimental) karena peneliti tidak mungkin mengontrol semua

variabel yang relevan, kecuali beberapa variabel tersebut.Tujuan

eksperimen semu adalah memperoleh informasi yang dapat diperoleh

dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak

memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasi semua variabel

yang relevan”. Lebih lanjut lagi Budiyono (2003: 74) mengemukakan

bahwa: peneliti semu secara khusus meneliti mengenai keadaan praktis,

yang di dalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang

relevan kecuali dari beberapa variabel tersebut”.

Page 71: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

58

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Baturapae Kecamatan

BiringBulu Kabupaten Gowa.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran

2013/2014

C. Populasi, dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikurito, 2009).

Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas VI Semester II SD

Negeri Baturappe Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa pada tahun

pelajaran 2013/2014 sebanyak 26 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2009).

Sampel dalam penelitian ini adalah 26 dari 116 siswa yaitu keseluruhan

kelas VI SD Negeri Baturappe.

Sampling adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengambil

sampel. Penelitian ini pengambilan sampelnya dilakukan dengan teknik

Purposive Sampling yaitu sampel yang diambil dengan maksud atau

tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena

peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki

informasi yang diperlukan bagi penelitiannya.

Page 72: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

59

D. Metode Pengumpulan Data

1. Metode Tes

Metode test digunakan untuk memperoleh data hasil belajar Bahasa

Indonesia. Bentuk test yang digunakan yaitu tes memuat beberapa

pertanyaan, dimana tes ini diberikan pada kelas sampel yaitu kelas VI SD

setelah mencapai perlakuan dengan model pembelajaran widyawisata.

2. Metode Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data

maupun peneliti dengan nara sumber atau sumber data.

E. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Bebas

Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman

dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Indikatornya

pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Widayawisata.

2. Variabel Terikat

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

menerima pengalaman belajarnya. Data hasil belajar diambil dari nilai tes

hasil belajar bahasa Indonesia dalam keterampilan menulis puisi.

Page 73: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

60

F. Instumen Penelitian

Instrumen penelitian bertujuan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian. Yang menjadi instrumen dalam penelitian ini meliputi: (1) tes

hasil belajar (penguasaan keterampilan menulis puisi), (2) wawancara dan

angket dengan narasumber yaitu siswa kelas VI dan guru SD Negeri

Baturappae Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu kegiatan untuk meneliti, memeriksa,

mempelajari, membandingkan data yang ada dan membuat interpretasi

yang diperlukan. Selain itu, analisis data dapat digunakan untuk

mengindentifikasi ada tidaknya masalah. Kalau ada, masalah tersebut

harus dirumuskan dengan jelas dan benar. Teknik analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yang memberikan

gambaran dengan jelas dan benar makna dari indikator-indikator yang

ada, membandingkan dan menghubungkan antara indikator yang satu

dengan indikator lain.

H. Indikator Keberhasilan

Berdasarkan kajian pustaka mengenai efektivitas pembelajaran di

atas, maka yang menjadi indikator keberhasilan dalam penelitian ini

adalah proses dan hasil. Keterampilan siswa dalam menulis puisi dengan

mata pelajaran bahasa Indonesia, dinyatakan berhasil apabila pada

proses belajar dan skor rata-rata hasil keterampilan siswa dalam menulis

puisi mengalami peningkatan dengan penggunaan metode widyawisata.

Page 74: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

61

I. Pengecekan Validasi Temuan/Simpulan

Untuk memperoleh data yang valid yaitu data yang objektif, sahih

dan handal dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi yaitu

menggali data dari sumber yang sama dengan cara yang berbeda. Dalam

hal ini, keterampilan menulis puisi siswa diperoleh dari hasil wawancara

dan menyebarkan angket tentang efektivitas metode widyawisata.

Page 75: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

62

BAB IV

HASIL PENILITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Menulis Puisi dengan Metode Widyawisata

Bagian ini memaparkan kemampuan menulis puisi siswa kelas VI

SD Negeri Baturappe Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa, yakni

(1) perencanaan pembelajaran; (2) pelaksanaan yang kolaboratif oleh

guru dan peneliti; (3) penilaian atau evaluasi pembelajaran. Rencana

pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran bertujuan

untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran menulis puisi

dengan menerapkan metode widyawisata. Pelaksanaan pembelajaran

digunakan untuk mengetahui efektif tidaknya pembelajaran. Evaluasi atau

penilaian digunakan untuk mengukur tingkat ketercapaian, baik evaluasi

proses maupun evaluasi hasil.

1. Perencanaan Pembelajaran Keterampilan Menulis Puisi yang

Efektif

Perencanaan pembelajaran merupakan tahap awal pelaksanaan

kegiatan proses belajar-mengajar. Perencanaan pembelajaran sangat

berpengaruh dengan keberhasilan pencapaian tujuan pemebelajaran.

Perencanaan pembelajaran menulis puisi dengan metode widyawisata.

Standar kompetensi yang digunakan adalah mengungkapkan

pikiran, perasaan dan informasi dengan berpidato, malaporkan isi buku

dan baca puisi. Standar kompetensi tersebut kemudian dijabarkan ke

dalam kompetensi dasar menulis puisi berkenaan dengan peristiwa yang

Page 76: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

63

pernah dialami. Tujuan pembelajarn yang ingin dicapai adalah siswa

mampu menulis puisi dengan berdasar pada struktur batin dan struktur

fisik yang tepat dan sesuai. Berdasarkan tujuan pembelajaran tersebut

dirancanglah langkah-langkah kegiatan proses pembelajaran, yaitu

(1) tahap penemuan ide, (2) tahap penulisan, dan (3) tahap penyajian.

Tahap penemuan ide dilaksanakan berdasarkan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai, yaitu siswa mampu (1) menemukan

tema puisi yang dekat dengan kehidupan nyata siswa, (2) menemukan

kata yang memiliki hubungan makna dengan tema puisi, (3) menyusun

puisi dengan memilih kata yang tepat.

Langkah-langkah kegiatan proses pembelajaran untuk mencapai

tujuan pembelajaran pada penemuan ide dilakukan melalui enam langkah,

yaitu: (1) pemberian sugesti dan motivasi tentang kegiatan menulis puisi,

(2) membangkitkan minat dan bakat siswa tentang menulis puisi, (3)

menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah kegiatan yang

akan dilaksanakan, (4) menggali dan menemukan tema puisi yang dekat

dengan kehidupan sehari-hari siswa, (5) menuliskan puisi secara cepat

yang memiliki hubungan makna dengan tema puisi yang ditetapkan, dan

(6) memilih kata yang untuk digunakan dalam proses menulis puisi.

Pada tahap penulisan puisi, langkah-langkah kegiatan

pembelajaran yang dilaksanakan, yaitu: (1) mengadakan apersepsi

dengan mengamati kembali pekerjaan yang telah dibuat pada pertemuan

sebelumnya, (2) mengamati pemodelan cara mengembangkan ide

Page 77: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

64

menjadi puisi, (3) menulis puisi sesuai dengan ide yang dipilih, (4)

melakukan revisi puisi, dan (5) menuliskan kembali puisi yang telah

direvisi.

Pada tahap penyajian, langkah-langkah kegiatan pembelajaran

yang dilakukan, yaitu: (1) menghubungkan kegiatan sebelumnya dengan

kegiatan yang akan dilaksanakan, (2) mengamati model-model puisi yang

berilustrasi, (3) memberikan ilustrasi yang sesuai dengan isi puisi, (4)

membaca puisi di depan kelas, (5) memajang puisi yang telah ditulis pada

mading kelas, dan (6) mendiskusikan kelebihan dan kekurangan yang

terdapat pada puisi yang dipajang.

Penilaian pembelajaran yang digunakan adalah penilaian proses

dan penilaian hasil. Penilaian proses pada penelitian ini meliputi aspek

keaktifan, keseriusan, kekompakan, dan keantusiasan siswa dalam

menemukan tema (lingkungan, kelurga, sahabat, atau peristiwa) yang

memiliki kesan pada diri siswa. Penilaian hasil diarahkan pada kreativitas

siswa dalam memilih kata, hubungan makna yang ditimbulkan, ketepatan

pilihan kata, dan persajakan. Pada tahap penulisan, penilaian hasil

ditekankan pada hasil menulis puisi oleh siswa. Puisi tersebut dinilai

dengan mempertimbangkan kesesuaian tema, pilihan kata, dan

persajakan, serta kandungan maknanya.

Berdasarkan hasil penyempurnaan, maka rencana pelaksanaan

pembelajaran menulis puisi dengan metode widyawisata, seperti diuraikan

pada Tabel 4.1 sebagai berikut.

Page 78: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

65

Tabel 4.1 Hasil Oservasi Perencanaan Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas VI SD Negeri Baturappe

No. Aspek/Kegiatan

Deskriptor

Kualifikasi

1.

Merumuskan indikator

a. Kejelasan indikator b. Kelengkapan rumusan indikator c. Urutan indikator dari mudah ke sukar d. Tercantum cara mengembangkan

daftar kata menjadi larik dan bait puisi

4 4 4 3

2.

Mengembangkan materi

a. Kesesuaian dengan tujuan b. Cakupan materi c. Kesesuaian materi dengan kemampuan

dan kebutuhan siswa d. Urutan materi

4 4 4

4

3.

Menyusun langkah-langkah pembelajaran dan fasilitas belajar

a. Tercantum penataan ruang dan

fasilitas belajar b. Tercantum penataan ruang dan fasilitas

sesuai dengan jenis kegiatan c. Penataan ruang dan fasilitas belajar

diarahkan agar siswa betah belajar d. Tercantum penataan ruang dan fasilitas

belajar sesuai dengan kondisi kelas

4 4

4

4

4

Menentukan cara memotivasi siswa

a. Menyiapkan bahan dan apersepsi yang

menarik perhatian siswa b. Mencantumkan tujuan yang menarik

perhatian siswa c. Memberi contoh penulisan puisi d. Menyiapkan media yang menarik

perhatian siswa

4

4 4 4

Page 79: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

66

Lanjutan Tabel 4.1.

5 - Mengembang kan metode

- Mengembang

kan media

- Memilih sumber belajar

- Langkah-langkah kegiatan pembelajaran

Evaluasi

a. Metode yang dicantumkan sesuai dengan indikator

b. Metode yanng dicantumkan sesuai dengan bahan ajar

c. Metode yang dicantumkan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa

d. Metode yanag dicantumkan lebih dari satu, dan releven dengan indikator dan bahan ajar

a. Media sesuai dengan dengan tujuan b. Media menarik perhatian siswa c. Media seauai dengan kebutuhan dan

kemampuan siswa d. Lebih dari satu media dan sesuai

tujuan pembelajaran a. Sesuai.dengfan tujuan pembelajaran b. Sesuai dengan perkembangan siswa c. Sesuai dengan materi pembelajaran d. Sesuai dengan lingkungan siswa a. Terdapat langkah-langkah kegiatan

pembelajaran b. Langkah-langkah kegiatan

pembelajaran berpusat pada siswa c. Langkah-langkah pwmbelajaran

sesuai dengan tujuan pembelajaran d. Langkah-langkah kegiatan pembelaja

sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa

a. Tercantum prosedur penilaian proses b. Tercantum prosedur penilaian hasil c. Tercantum jenis penilaian d. Prosedur dan jenis penilaian sesuai

dengan tujuan pembelajaran

4 4 3

4

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4

4

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, diketahui bahwa rencana

pembelajaran menulis puisi dengan metode widyawisata siswa kelas VI

SD Negeri Baturappe efektif. Keefektifan tersebut dapat dilihat pada

aspek: (1) rumusan indikator, (2) mengembangkan materi, (3) menyusun

langkah-langkah kegiatan pembelajaran, (4) mengembangkan metode,

media, dan sumber belajar, dan (5) evaluasi.

Page 80: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

67

Hasil analisis dengan kelima aspek tersebut menunjukkan bahwa,

perencanaan pembelajaran yang telah disusun antara peneliti dan

kolaborator efektif digunakan. Hampir semua aspek penilaian berkategori

sangat baik dan baik.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Menulis Puisi yang

Efektif

Hasil penelitian yang berupa pelaksanaan atau proses pada tahap

penulisan, dimulai dengan mengamati proses kegiatan siswa dalam

menggunakan kata-kata menjadi sebuah puisi. Kreativitas, ketekunan,

keantusiasan, keseriusan, keaktifan, ketelitian, dan kerjasama siswa

menjadi indikator keberhasilan pada kegiatan tahap penulisan puisi.

Hasil penelitian berupa proses, yaitu: pemanfaatan kata menjadi

sebuah puisi dan aktivitas merevisi puisi. Pada proses pemanfaatan kata

menjadi sebuah puisi, kegiatan berjalan baik dan efektif. Hal ini terjadi

karena siswa yakin memanfaatkan kata menjadi sebuah puisi. Mereka

menggunakan kata tersebut, bukan hanya kata bermakna denotasi

semata, tetapi juga kata bermakna konotasi. Penggunaan kata-kata yang

dikemukakan siswa sudah mempertimbangkan unsur pilihan kata dan

persajakan. Bimbingan dan arahan guru, maupun diskusi dengan teman

kelas menjadikan siswa yakin dan percaya diri menulis semua puisi

dengan baik.

Kegiatan pada penulisan puisi, siswa diberikan kebebasan untuk

berkarya dan bereksrpesi. Seluruh siswa terlihat serius dan antusias

Page 81: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

68

ketika menyimak penjelasan guru tentang kegiatan yang akan dilakukan.

Siswa bersorak gembira ketika diberi kebebasan untuk berekspresi di

sekitar sekolah. Kebebasan yang diberikan kepada siswa tersebut

dimanfaatkan siswa dengan sebaik-baiknya. Sebagian besar siswa

melakukan kegiatan menulis puisi dengan tekun dan serius.

Berdasarkan hasil penelitian seperti diuraikan di atas, dapat

disimpulkan bahwa hasil penelitian berupa proses menulis puisi dengan

metode widyawisata dinyatakan cukup efektif.

3. Hasil Penelitian Menulis Puisi yang Efektif

Hasil penelitian berupa kegiatan evaluasi yang merupakan salah

satu rangkaian pembelajaran yang bertujuan untuk mengukur sejauh

mana pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dan dapat

tercapai. Selain itu, evaluasi juga dimanfaatkan untuk mengetahui efektif

atau tidak efektifnya proses pembelajaran yang telah dilaksanakan di

kelas.

Hasil evaluasi pada penelitian ini merupakan data hasil

kemampuan siswa menulis puisi dengan menerapkan metode

widyawisata. Berdasakan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa,

kemampuan siswa menulis puisi dengan metode widyawisata telah

mencapai kategori baik dan efektif. Kesimpulan ini ditarik berdasarkan

data bahwa, perolehan nilai siswa rata-rata yang mencapai standar nilai

yang diharapkan. Berikut pemaparan data hasil evaluasi atau penilaian,

Page 82: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

69

baik data evaluasi prites maupun data hasil evaluasi posttest. Berikut data

hasil evaluasi menulis puisi pada Tabel 4.2 dan Tabel 4.3.

Tabel 4.2 Data Hasil Eavaluasi dengan Konversi Skor ke Nilai (Pretest) Siswa Kelas VI SD Negeri Baturappe

Kode Siswa

Kriteria Total Skor/Nilai Tema Diksi Rima Makna

Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai X1 15 60 15 50 13 65 15 60 58 X2 14 56 16 53 12 60 15 60 57 X3 15 60 16 53 13 65 14 56 58 X4 13 52 15 50 12 60 13 52 53 X5 12 48 14 47 12 60 15 60 53 X6 14 56 15 50 14 70 15 60 58 X7 16 64 17 57 15 75 16 64 64 X8 15 60 18 60 14 70 16 64 63 X9 18 72 17 57 14 70 17 68 66

X10 17 68 19 63 14 70 17 68 67 X11 17 68 19 63 15 75 17 68 68 X12 16 64 18 60 15 75 18 72 67 X13 15 60 16 53 16 80 18 72 65 X14 16 64 18 60 16 80 18 72 68 X15 15 60 19 63 16 80 17 68 67 X16 15 60 19 63 15 75 16 64 65 X17 17 68 16 53 15 75 17 68 65 X18 18 72 20 67 15 75 15 60 71 X19 19 76 20 67 16 80 16 64 74 X20 20 80 21 70 15 75 15 60 75 X21 19 76 20 67 15 75 20 80 74 X22 21 84 20 67 16 80 20 80 77 X23 20 80 23 77 17 85 21 84 81 X24 18 72 20 67 16 80 19 76 73 X25 19 76 20 67 15 75 20 80 74 X26 20 80 21 70 16 80 19 76 76 ∑ 434 472 382 449 1138

Page 83: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

70

Tabel 4.3 Data Hasil Eavaluasi dengan Konversi Skor ke Nilai (Posttest)

Siswa Kelas VI SD Negeri Baturappe

Kode Siswa

Kriteria Total Skor/Nilai Tema Diksi Rima Makna

Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai X1 18 72 18 60 17 85 17 68 70 X2 17 68 19 63 16 80 18 72 72 X3 19 76 18 60 17 85 18 72 72 X4 17 68 19 63 16 80 16 64 68 X5 16 64 17 57 16 80 19 76 68 X6 18 72 19 63 18 90 18 72 73 X7 20 80 21 70 19 95 20 80 80 X8 19 76 21 70 18 90 20 80 78 X9 20 80 19 63 19 95 20 80 78

X10 20 80 22 73 17 85 21 84 80 X11 20 80 22 73 18 90 20 80 80 X12 18 72 21 70 18 90 21 84 78 X13 17 68 18 60 19 95 20 80 74 X14 19 76 21 70 19 95 21 84 80 X15 20 80 24 80 20 100 23 92 87 X16 18 72 21 70 18 90 18 72 75 X17 19 76 18 60 18 90 20 80 75 X18 22 88 23 77 19 95 21 84 85 X19 22 88 23 77 20 100 22 88 85 X20 23 92 24 80 20 100 21 84 88 X21 22 88 23 77 18 90 22 88 85 X22 24 96 23 77 20 100 23 92 90 X23 22 88 25 83 20 100 23 92 90 X24 21 84 23 77 19 95 22 88 85 X25 22 88 25 83 18 90 23 92 88 X26 24 96 24 80 20 100 22 88 90 ∑ 517 554 480 529 2080

Berdasarkan data hasil evaluasi kemampuan menulis puisi siswa

kelas VI SD Negeri Baturappe dapat diuraikan berdasarkan aspek yang

diteliti, yaitu: tema, diksi, amanat dan irama. Berikut analisis kuantitatif

Page 84: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

71

hasil evaluasi atau penilaian setiap aspek dalam keterampilan menulis

puisi.

Analisis hasil evaluasi atau penilaian keterampilan menulis puisi

ditinjau dari segi aspek tema dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4 Hasil Analisis Data Aspek Tema dalam Menulis Puisi Siswa Kelas VI SD Negeri Baturappe

No Interval Skor Kategori

Prites Posttest

Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase

(%)

1 0 – 34 Sangat Rendah 0 0 0 0

2 35 – 49 Rendah 1 3,85 0 0 3 50 – 69 Sedang 15 57,69 4 15,39 4 70 – 84 Tinggi 10 38,46 14 53,85

5 85 – 100

Sangat Tinggi 0 0 8 30,77

Jumlah 26 100 26 100

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, ditunjukkan bahwa dari 26 orang

siswa ternyata hasil yang diperoleh siswa dalam menulis puisi dengan

menerapkan metode widyawisata pada aspek tema, yaitu: (1) pada

evaluasi prites terdapat 1 orang siswa (3,85%) pada kategori rendah dan

tidak terdapat pada hasil evaluasi postes; (2) pada evaluasi pretes

terdapat 15 orang (57,69%) pada kategori sedang dan menurun menjdai 4

orang (15,39%) setelah dilaksanakan postes; (3) pada evaluasi pretes

terdapat 10 orang (38,46%) pada kategori tinggi meningkat menjadi 14

orang (53,85%) setelah pelaksanaan postes; (4) pada evaluasi prites

terdapat 8 orang (30,77%) sangat tinggi setelah postes, dan tidak terdapat

Page 85: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

72

skor kategori sangat tinggi pada pelaksanaan prites; dan (5) baik evluasi

prites dan posttest tidak terdapat (0%) pada ketegori sangat rendah.

Sesuai dengan uraian di atas, menunjukkan bahwa pembelajaran

menulis puisi dengan menerapkan metode widyawisata dari aspek tema

dinyatakan efektif.

Selanjutnya, hasil analisis kuantitatif evaluasi atau penilaian

keterampilan dalam menulis puisi ditinjau dari segi aspek diksi dapat

dilihat pada Tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5 Hasil Analisis Data Aspek Diksi dalam Menulis Puisi Siswa Kelas VI SD Negeri Baturappe

No Interval Skor Kategori

Prites Posttest

Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase

(%)

1 0 – 34 Sangat Rendah 0 0 0 0

2 35 – 49 Rendah 1 3,85 0 0 3 50 – 69 Sedang 22 84,61 9 34,62 4 70 – 84 Tinggi 3 11,54 17 65,38

5 85 – 100

Sangat Tinggi 0 0 0 0

Jumlah 26 100 26 100

Pada Tabel 4.5 di atas, menunjukkan bahwa dari 26 orang siswa

ternyata hasil yang diperoleh siswa setelah dilaksanakan penilaian prites

(belum menggunakan metode widyawisata) dan hasil posttest dalam

menulis puisi dengan menerapkan metode widyawisata pada aspek diksi,

yaitu: (1) pada evaluasi prites terdapat 1 orang siswa (3,85%) pada

kategori rendah dan tidak terdapat kategori rendah setelah pelaksanaan

posttest; (2) pada evaluasi prites terdapat 22 orang (84,61%) pada

Page 86: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

73

kategori sedang dan menurun menjdai 9 orang (34,62%) setelah

dilaksanakan posttest; (3) pada evaluasi prites terdapat 3 orang (11,54%)

pada kategori tinggi meningkat menjadi 17 orang (65,38%) setelah

pelaksanaan posttest; dan (4) pada evaluasi prites dan posttest tidak

terdapat orang (0%) pada kategori sangat tinggi dan sangat rendah.

Sesuai dengan uraian di atas, dapat dilihat bahwa perolehan nilai

setelah dikalsanakan prites dan posttest pada pelaksanaan pembelajaran

menulis puisi dengan metode widyawisata dari aspek diksi dinyatakan

efektif.

Selanjutnya, hasil analisis kuantitatif keterampilan menulis puisi

ditinjau dari segi aspek rima seperti pada Tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6 Hasil Analisis Data Aspek Rima dalam Menulis Puisi Siswa Kelas IV SD Negeri Baturappe

No Interval Skor Kategori

Pretes Postes

Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase

(%)

1 0 – 34 Sangat Rendah 0 0 0 0

2 35 – 49 Rendah 0 0 0 0 3 50 – 69 Sedang 5 19,23 0 0 4 70 – 84 Tinggi 20 76,92 3 11,54

5 85 – 100

Sangat Tinggi 1 3,85 23 88,46

Jumlah 26 100 26 100

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, menunjukkan bahwa dari 26 orang

siswa ternyata hasil yang diperoleh dalam menulis puisi dengan

menerapkan metode widyawisata pada aspek kesesuaian rima, yaitu: (1)

tidak terdapat (0%) pada kategori sengan rendah dan rendah; (2) pada

Page 87: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

74

prites terdapat 5 orang siswa (19,23%) pada kategori sedang dan tidak

terdapat (0%) nilai sedang pada posttest; (3) terdapat 20 orang (76,92%)

pada kategori tinggi dan menurun menjdai 3 orang siswa (11,54%) setelah

dilaksanakan posttest; dan (4) terdapat 1 orang (3,85%) pada kategori

sangat tinggi meningkat menjadi 23 orang (88,46%) setelah pelaksanaan

posttest.

Hal tersebut di atas, menunjukkan bahwa pembelajaran menulis

puisi dengan metode widyawisata dari aspek rima dinyatakan efektif.

Selanjutnya, hasil analisis kuantitatif keterampilan dalam menulis

puisi ditinjau dari segi aspek makna pada Tabel 4.7 berikut.

Tabel 4.7 Hasil Analisis Data Aspek Makna dalam Menulis Puisi Siswa Kelas VI SD Negeri Baturappe

No Interval Skor Kategori

Pretes Postes

Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase

(%)

1 0 – 34 Sangat Rendah 0 0 0 0

2 35 – 49 Rendah 0 0 0 0 3 50 – 69 Sedang 17 65,38 2 7,69 4 70 – 84 Tinggi 9 34,62 16 61,54

5 85 – 100

Sangat Tinggi 0 0 8 30,77

Jumlah 26 100 26 100 Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, menunjukkan bahwa hasil yang

diperoleh siswa dalam menulis puisi dengan metode widyawisata pada

aspek makna, yaitu: (1) tidak terdapat (0%) kategori sangat rendah dan

rendah baik pada prites maupun posttest; (2) pada prites terdapat 17

orang siswa (65,38%) pada kategori sedang menurun menjadi 2 orang

Page 88: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

75

siswa (7,69%); (3) terdapat 9 orang siswa (34,62%) kategori tinggi

meningkat menjadi 16 orang siswa (61,54%); dan (4) tidak terdapat (0%)

pada kategori sangat tinggi pada pelaksanaan prites tetapi meningkat

menjadi 8 orang siswa (30,77%).

Sesuai dengan uraian di atas, menunjukkan bahwa pembelajaran

menulis puisi dengan metode widyawisata dari aspek makna dinyatakan

efektif.

Selanjutnya, hasil analisis kuantitatif secara keseluruhan aspek

keterampilan dalam menulis puisi. Berikut analisis hasil evaluasi atau

penilaian keterampilan menulis puisi dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut.

Tabel 4.8 Hasil Analisis secara Keseluruhan Menulis Puisi Siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri Baturappe

No Interval Skor Kategori

Prites Postes

Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase

(%)

1 0 – 34 Sangat Rendah 0 0 0 0

2 35 – 49 Rendah 0 0 0 0 3 50 – 69 Sedang 17 65,38 2 7,69 4 70 – 84 Tinggi 9 34,62 14 53,85

5 85 – 100

Sangat Tinggi 0 0 10 38,46

Jumlah 26 100 26 100

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas, menunjukkan bahwa dari 26 siswa

hasil yang diperoleh dalam menulis puisi dengan menerapkan metode

widyawisata pada keseluruhan aspek (tema, diksi, rima, dan amanat),

yaitu: (1) tidak terdapat (0%) siswa yang memperoleh nilai kategori sangat

rendah dan rendah pada pelaksanaan prites dan posttest; (2) terdapat 17

orang siswa (65,38%) pada kategori sedang menurun menjadi 2 orang

Page 89: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

76

siswa (7,69%); (3) terdapat 9 orang siswa (34,62%) meningkat menjadi 14

orang siswa (53,85%) setelah pelaksanaan posttest; dan (4) tidak terdapat

(0%) orang siswa pada kategori sangat tinggi pada prites meningkat

menjadi 10 orang siswa (38,46%) setelah dilaksanakan posttest.

Berdasarkan uraian hasil analisis data di atas, dapat disimpulkan

bahwa metode widyawisata dapat diterapkan. Hal tersebut

menggambarkan efektivitas pembelajaran, karena semua aspek yang

diteliti menunjukkan adanya peningkatan. Selain itu, efetifitas

pembelajaran dapat dilihat dari hasil data posttest yang lebih tinggi

dibandingkan dengan hasil data prites.

Untuk lebih memperkuat kesimpulan dari hasil analisis data posttest

dan prites, maka berikut ini dipaparkan hasil analisis deskriptif kuantitatif

seperti pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Analisis Deskriptif Kuantitaif Hasil Belajar Keterampilan Menulis Puisi (secara Keseluruhan)

Statistics Pretes Postes

N Valid 26 26 Missing 0 0

Mean 66,8077 79,7692 Median 67,0000 80,0000 Mode 58,00a 80,00a Std. Deviation 7,52074 7,03879 Minimum 53,00 68,00 Maximum 81,00 90,00

Hasil analisis di atas, juga dapat digunakan untuk menggambarkan

adanya peningkatan hasil belajar (indikator efektivitas pembelajaran)

Page 90: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

77

keterampilan menulis puisi. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan statistik

keduanya (umumnya, cukup melihat perbandingan rata-rata, nilai

maksimum dan nilai minimum) yang menunjukkan data posttest lebih

tinggi dibandingkan data prites.

Hasil analisis statistik inferensial (uji t-paired sample) digunakan

untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan (taraf

kepercayaan 95%) hasil belajar keterampilan menulis puisi sebelum dan

sesudah diterapkannya metode pembelajaran widyawisata. Hal ini dapat

menggambarkan ada tidaknya peningkatan hasil belajar yang signifikan.

Syarat untuk masuk di uji-t yakni data harus berdistribusi normal.

Sebelum masuk di uji-t, maka dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas

berikut:

Tabel 4.10 Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Prites ,110 26 ,200* ,963 26 ,463 Posttest ,156 26 ,104 ,939 26 ,130

*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan hasil table 4.10 di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa data prites dan posttest berdistribusi normal. Hal ini mengacu pada

kriteria “jika sig hitung (0,200) dan (0,104) > sig α (0,05), maka data

berdistribusi normal, jika sebaliknya “ sig hitung < sig α (0,05)” maka data

tidak berdistribusi normal.

Page 91: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

78

Karena telah memenuhi syarat, data berdistribusi normal, maka uji t

dapat dilakukan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.11 Hasil Uji-t Paired Samples Test

Pair 1 Posttest –

Prites

Paired Differences

Mean 12,96154 Std. Deviation 2,44100 Std. Error Mean ,47872 95% Confidence Interval of the Difference

Lower 11,97560

Upper 13,94748

T 27,075 Df 25 Sig. (2-tailed) ,000

Berdasarkan hasil uji-t pada table 4.11 di atas, maka dapat diketahui

bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil evaluasi belajar

posttest dan prites. Hal ini didasarkan pada kriteria “jika sig hitung (0,000)

< sig α (0,05) maka terdapat perbedaan yang signifikan antara dua data

yang sedang di uji’, dan sebaliknya “jika sig hitung (0,000) > sig α (0,05)

maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara dua data yang

sedang di uji”. Selanjutnya, dari data di atas dapat pula diketahui bahwa

nilai postes lebih baik atau lebih tinggi dibandingkan dengan nilai prites,

hal ini dapat dilihat dari nilai uji t (27,075) yang positif.

Analisis statistik inferensial bisa tidak digunakan jika memang tidak

di butuhkan, biasanya jika hanya ingin melihat efektivitas cukup melihat

perbandingan nilai rata-rata, nilai minimum dan nilai maksimum antara

Page 92: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

79

prites dan postes, jika mengalami peningkatan maka dapat disimpulkan

pembelajaran sudah efektif.

Akan tetapi biasanya jika jenis penelitiannya quasi eksperimen

untuk melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, maka

dilakukan uji inferensial untuk memberikan penguatan bahwa pengaruh

atau perbedaan yang terjadi itu signifikan atau berada pada taraf

kepercayaan 95% (0,05) atau 99% (0,01) , uji infersensial dipilih

berdasarkan variabel penelitian.

Ketiga hasil analisis di atas, dapat digunakan secara keseluruhan

untuk menggambarkan efektivitas pembelajaran keterampilan menulis

puisi dengan menerapkan metode widyawisata pada siswa kelas VI

Sekolah Dasar Negeri Baturappe Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa.

4. Hasil Penelitian Berdasarkan Hasil Wawancara dan Jurnal Siswa dan

Guru

Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap 26 orang

siswa kelas VI SD Negeri Baturappe Kecamatan Biringbulu Kabupaten

Gowa, diuraikan bahwa terdapat 20 orang siswa atau 76,92% menyatakan

berminat mengikuti pelajaran menulis puisi dan ada 6 orang siswa atau

23,08% menyatakan kurang berminat pada pelajaran menulis puisi.

Kondisi pembelajaran menulis puisi yang dilakukan guru, pada umumnya

siswa menyatakan kurang paham atau belum mengerti penggunaan kata-

kata dan gaya bahasa.

Page 93: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

80

Pertanyaan yang bekaitan dengan kesulitan yang dihadapi siswa

mengikuti pembelajaran menulis puisi, umumnya siswa meberikan

jawaban bahwa dalam menulis puisi mengalami kesulitan menentukan

kata-kata/pemilihan kata-kata yang tepat untuk disusun menjadi sebuah

puisi. Kesulitan menggunakan gaya bahasa dalam menulis puisi.

Demikian halnya, siswa merasa kesulitan memulai menulis puisi sesuai

dengan kriteria (tema, diksi, rima, dan makna). Namun, kesulitan-kesulitan

tersebut dapat teratas dengan diterapkannya metode widyawisata.

Penerapan metode widyawisata dalam pembelajaran menulis puisi,

pada umumnya siswa merasa senang. Kesenangan siswa tersebut karena

terlibat langsung melihat keadaan yang terjadi. Demikian harapan siswa

terkait pembelajaran menulis puisi dengan metode widyawisata, yaitu agar

metode widyawisata dapat mengantarkan siswa dapat menulis puisi

dengan bebas.

Berkaitan dengan pertanyaan dalam jurnal siswa tentang perasaan

siswa mengikuti pembelajaran menulis puisi, yaitu terdapat 3 orang siswa

merasa senang (11,45%), 17 orang siswa senang (65,38%), dan 6 orang

siswa sangat senang (23,08%). Walaupun pada umumnya siswa

menyatakan masih mengalami kesulitan menyusun kata-kata yang tepat

menjadi sebuah puisi yang baik.

Efektivitas penerapan metode widyawisata dalam menulis puisi,

sangat berpengaruh baik, karena semua siswa aktif mengikuti

pembelajaran. Hal ini diperkuat dengan pernyataan siswa bahwa “saya

Page 94: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

81

sangat senang mengikuti pembelajaran menulis puisi karena guru saya

dapat mengajar dengan baik (guru menerapkan metode widyawisata)”.

Hal di atas, sejalan dengan hasil observasi guru bahwa keaktifan

siswa selama mengikuti pembelajaran menulis puisi cukup tinggi. Respons

siswa terhadap pembelajaran yang berlangsung juga tinggi. Walaupun

kerjasama dalam kelompok masih sedang.

Berdasarkan uraian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

menulis puisi siswa kelas VI SD Negeri Baturappe Kecamatan Biringbulu

Kabupaten Gowa dengan metode widyawisata dikatakan efektif.

5. Hasil Penelitian Berdasarkan Angket Siswa

Pada bagian ini akan dibahas hasil-hasil penelitian mengenai

efektivitas metode widyawisata berdasarkan hasil wawancara menulis

puisi siswa kelas VI SD Negeri Baturappe Kecamatan Biringbulu

Kabupaten Guwa dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.

Data kualitatif merupakan data kesan siswa dalam menulis puisi,

alasan siswa dalam menulis puisi, dan efektivitas pembelajaran metode

widyawisata dalam menulis puisi yang diperoleh melalui angket. Data

Kuantitatif merupakan data yang diteliti dengan menggunakan analisis

statistik diskriptif kuantitatif. Analisis diskriptif Kuantitatif yang

dimaksudkan ini untuk memberikan gambaran umum mengenai hasil

belajar siswa dalam menulis puisi dengan menerapkan metode

widyawisata.

Page 95: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

82

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah skor keefektifan

metode widyawisata dan nilai hasil belajar siswa dalam menulis puisi.

Jumlah siswa yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI

SD Negeri Baturappe Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa yang

berjumlah 26 orang yang terdiri dari laki-laki 12 orang dan perempuan 14

orang siswa.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Peneliti sebelumnya talah melakukan penelitian tentang menulis

puisi.

Syamsiar Syahrul (2011) telah melakukan penelitian dengan judul

“Implementasi Model Cooperative Learning dengan Setting Kemah Wisata

dengan Peningkatan Kompetensi Menulis Puisi di SMP Negeri 3 Biringbulu

Satap Garing Kabupaten Gowa,” menunjukkan bahwa terjadi peningkatan

hasil yang signifikan.

Kemampuan menulis puisi siswa kelas VI SD Negeri Baturappe

Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa, yakni

1. Perencanaan Pembelajaran Keterampilan Menulis Puisi yang

Efektif

Perencanaan pembelajaran sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan pencapaian tujuan pemebelajaran. Perencanaan

pembelajaran menulis puisi dengan metode widyawisata. Tujuan

pembelajarn yang ingin dicapai adalah siswa mampu menulis puisi

dengan berdasar pada struktur batin dan struktur fisik yang tepat dan

Page 96: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

83

sesuai. Berdasarkan tujuan pembelajaran tersebut dirancanglah langkah-

langkah kegiatan proses pembelajaran, yaitu (1) tahap penemuan ide, (2)

tahap penulisan, dan (3) tahap penyajian.

Hal tersebut di atas sangat berhubungan dengan yang dikemukakan

dalam KTSP tentang materi menulis puisi, karena materi menulis puisi

merupakan salah satu materi yang disajikan dalam pembelajaran bahasa

Indonesia di SD. Secara tegas, dikemukakan dalam KTSP 2006 bahwa

kegiatan menulis puisi bertujuan menggali dan mengembangkan

kompetensi dasar siswa, yakni kompetensi menulis puisi. Pencapaian

kompetensi menulis puisi dapat diukur berdasarkan indikator

pembelajarannya, yakni siswa mampu menulis puisi yang berisi gagasan

sendiri dengan menampilkan pilihan kata yang tepat dan rima yang

menarik untuk menyampaikan maksud/ide. Kompetensi dasar menulis

puisi yang diharapkan mempunyai dua tujuan utama. Pertama, siswa

menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan, dan

mengomunikasikan gagasan dan informasi, serta untuk berintegrasi

dengan orang lain. Kedua, para siswa juga diharapkan dapat memahami

dan berpartisipasi dalam kegiatan menulis puisi agar mereka dapat

menghargai karya artistik, budaya, intelektual, serta menerapkan nilai-nilai

luhur untuk meningkatkan kematangan pribadi menuju masyarakat

beradab (Depdiknas, 2006: 13-15). Perencanaan pembelajaran itu

memegang peranan penting dalan pengajaran.

Page 97: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

84

Penemuan ide dilaksanakan berdasarkan tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai, yaitu: menemukan tema puisi yang dekat dengan

kehidupan nyata siswa, menemukan kata yang memiliki hubungan makna

dengan tema puisi, menyusun puisi dengan memilih kata yang tepat.

Penulisan puisi, mengikuti langkah-langkah kegiatan pembelajaran

yaitu: mengadakan apersepsi dengan mengamati kembali pekerjaan yang

telah dibuat pada pertemuan sebelumnya, mengamati pemodelan cara

mengembangkan ide menjadi puisi, menulis puisi sesuai dengan ide yang

dipilih, melakukan revisi puisi, dan menuliskan kembali puisi yang telah

direvisi.

Penyajian pembelajaran menulis puisi dilakukan, yaitu:

menghubungkan kegiatan sebelumnya dengan kegiatan yang akan

dilaksanakan, mengamati model-model puisi yang berilustrasi,

memberikan ilustrasi yang sesuai dengan isi puisi, membaca puisi di

depan kelas, memajang puisi yang telah ditulis pada madding kelas, dan

mendiskusikan kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada puisi yang

dipajang.

Apa yang dikemukakan di atas merupakan pedoman dalam

penulisan puisi. Ini relevan dengan apa yang dikemukakan oleh Komaidi,

(2007:200) tentang menulis puisi.

Menurut Komaidi, menulis puisi adalah salah satu genre atau jenis

sastra. Seringkali istilah “puisi” disamakan dengan “sajak”. Akan tetapi,

sebenarnya tidak sama, puisi itu merupakan jenis sastra yang melingkupi

Page 98: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

85

sajak, sedangkan sajak adalah bagian atau individu dari puisi (Komaidi,

2007:200). Sehingga perlu ada pedoman penulisan puisi. Pedoman

tersebut dinyatakan dengan program pengajaran.

Penilaian pembelajaran yang digunakan adalah penilaian proses

dan penilaian hasil. Penilaian proses pada penelitian ini meliputi aspek

keaktifan, keseriusan, kekompakan, dan keantusiasan siswa dalam

menemukan tema (lingkungan, kelurga, sahabat, atau peristiwa) yang

memiliki kesan pada diri siswa. Penilaian hasil diarahkan pada kreativitas

siswa dalam memilih kata, hubungan makna yang ditimbulkan, ketepatan

pilihan kata, dan persajakan. Pada tahap penulisan, penilaian hasil

ditekankan pada hasil menulis puisi oleh siswa. Puisi tersebut dinilai

dengan mempertimbangkan kesesuaian tema, pilihan kata, dan

persajakan, serta kandungan maknanya.

Rencana pembelajaran menulis puisi dengan metode widyawisata

siswa kelas VI SD Negeri Baturappe dinyatakan efektif. Keefektifan

tersebut dapat dilihat pada aspek: rumusan indikator, pengembangan

materi, menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran, penerapan

metode, media, dan sumber belajar, dan evaluasi. Hasil analisa dari

kelima aspek tersebut menunjukkan bahwa, pereneanaan pembelajaran

yang telah disusun antara peneliti dan kolaborator efektif digunakan.

Hampir semua aspek berkategori sangat baik.

Sehubungan dengan metode widyawisata, menurut Roestiyah yang

dikutip oleh (Munjin Nasih Ahmad, 2009: 89), metode widyawisata bukan

Page 99: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

86

sekadar rekreasi, melainkan untuk belajar atau memperdalam pelajaran

dengan melihat kenyataannya. Karena itu, dikatakan bahwa metode

widyawisata adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak

anak didik ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk

mempelajari atau menyelidiki sesuatu.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Menulis Puisi yang

Efektif

Pelaksanaan pembelajaran penulisan puisi, dimulai dengan

mengamati proses kegiatan siswa dalam menggunakan kata-kata menjadi

sebuah puisi. Kreativitas, ketekunan, keantusiasan, keseriusan, keaktifan,

ketelitian, dan kerja sama siswa menjadi indikator keberhasilan pada

kegiatan tahap penulisan puisi.

Pemanfaatan kata menjadi sebuah puisi berjalan baik dan efektif

karena mereka menggunakan kata bukan hanya kata bermakna denotasi

semata, melainkan juga kata bermakna konotasi. Penggunaan kata-kata

yang digunakan mempertimbangkan unsur pilihan kata dan persajakan.

Penulisan puisi, memberikan kebebasan kepada siswa untuk

berkarya dan bereksrpesi. Siswa terlihat serius dan antusias menyimak

penjelasan guru tentang kegiatan yang akan dilakukan dengan bersorak

gembira. Kebebasan yang diberikan kepada siswa dimanfaatkan dengan

sebaik-baiknya. Hal tersebut merupakan gambaran tentang proses

menulis puisi dengan penerapan metode widyawisata dinyatakan cukup

efektif.

Page 100: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

87

Hasil penelitian berupa kegiatan evaluasi yang merupakan

rangkaian pembelajaran dapat mengukur pencapaian tujuan

pembelajaran. Selain itu, evaluasi juga dimanfaatkan untuk mengetahui

efektif atau tidak efektifnya proses pembelajaran yang telah dilaksanakan

di kelas.

Berdasakan hasil evaluasi dapat dinyatakan bahwa, kemampuan

siswa menulis puisi dengan metode widyawisata telah mencapai kategori

baik dan efektif. Simpulan ini ditarik berdasarkan data perolehan nilai

siswa rata-rata mencapai standar nilai yang diharapkan.

Hasil evaluasi kemampuan menulis puisi siswa kelas VI SD Negeri

Baturappe diuraikan berdasarkan aspek yang diteliti, yaitu: tema, diksi,

amanat, dan irama, yaitu: (1) menunjukkan bahwa pembelajaran menulis

puisi dengan menerapkan metode widyawisata dari aspek tema

dinyatakan efektif; (2) perolehan nilai setelah dilaksanakan prites dan

postes pada pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dengan metode

widyawisata dari aspek diksi dinyatakan efektif; (3) pembelajaran

menulis puisi dengan metode widyawisata dari aspek rima dinyatakan

efektif; (4) pembelajaran menulis puisi dengan metode widyawisata dari

aspek makna dinyatakan efektif.

Berdasarkan uraian pembahasan hasil penelitian, dapat

disimpulkan bahwa metode widyawisata dapat diterapkan. Hal tersebut

menggambarkan efektivitas pembelajaran, karena semua aspek yang

diteliti menunjukkan adanya peningkatan. Selain itu, efetivitas

Page 101: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

88

pembelajaran dapat dilihat dari hasil data postes yang lebih tinggi

dibandingkan dengan hasil data prites.

Pembahasan hasil analisis deskriptif kuantitatif menggambarkan

adanya peningkatan hasil belajar (indikator efektivitas pembelajaran)

keterampilan menulis puisi. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan statistik

keduanya (umumnya, cukup melihat perbandingan rata-rata, nilai

maksimum dan nilai minimum) yang menunjukkan data postes lebih tinggi

dibandingkan data prites.

Pembahasan hasil analisis statistik inferensial (uji t-paired sample)

digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan

(taraf kepercayaan 95%) hasil belajar keterampilan menulis puisi sebelum

dan sesudah diterapkannya metode pembelajaran widyawisata. Hal ini

dapat menggambarkan ada tidaknya peningkatan hasil belajar yang

signifikan. Sesuai dengan hasil analisis data prites dan postest

berdistribusi normal.

Perbedaan yang signifikan antara hasil evaluasi belajar posttest

dan prites didasarkan pada kriteria “jika sig hitung (0,000) < sig α (0,05)

maka terdapat perbedaan yang signifikan antara dua data yang sedang di

uji’, dan sebaliknya “jika sig hitung (0,000) > sig α (0,05) maka tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara dua data yang sedang diuji”.

Selanjutnya, pembahasan dari diketahui bahwa nilai postes lebih baik

atau lebih tinggi dibandingkan dengan nilai prites, terlihat dari nilai uji t

(27,075) yang positif.

Page 102: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

89

Hasil pembahasan secara keseluruhan menggambarkan

efektivitas pembelajaran keterampilan menulis puisi dengan menerapkan

metode widyawisata pada siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Baturappe

Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa.

3. Pembahasan Penelitian Berdasarkan Hasil Wawancara dan Jurnal Siswa dan Guru

Pembahasan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti

terhadap 26 orang siswa kelas VI SD Negeri Baturappe Kecamatan

Biringbulu Kabupaten Gowa, bekaitan dengan kesulitan yang dihadapi

siswa mengikuti pembelajaran menulis puisi, umumnya siswa meberikan

jawaban bahwa dalam menulis puisi mengalami kesulitan memilih kata-

kata yang tepat menjadi sebuah puisi. Demikian halnya, kesulitan siswa

dalam memulai menulis puisi sesuai dengan kriteria (tema, diksi, rima, dan

makna). Kesulitan tersebut dapat teratas dengan diterapkannya metode

widyawisata.

Efektivitas penerapan metode widyawisata dalam menulis puisi,

sangat berpengaruh baik, karena semua siswa aktif mengikuti

pembelajaran. Diperkuat lagi pernyataan siswa bahwa “saya sangat

senang mengikuti pembelajaran menulis puisi karena guru dapat

mengajar dengan baik dengan menerapkan metode widyawisata”. Hal

tersebut tampak keaktifan siswa mengikuti pembelajaran menulis puisi

cukup tinggi. Respons siswa mengikuti pembelajaran juga tinggi sehingga

penerapan metode widyawisata dikatakan efektif.

Page 103: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

90

4. Pembahasan Penelitian berdasarkan Angket Siswa

Efektivitas metode widyawisata berdasarkan hasil angket menulis

puisi siswa kelas VI SD Negeri Baturappe Kecamatan Biringbulu

Kabupaten Guwa dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.

Data kualitatif merupakan data kesan siswa dalam menulis puisi dengan

metode widyawisata. Data Kuantitatif merupakan data yang diteliti dengan

menggunakan analisis statistik diskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif

Kuantitatif yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai

hasil belajar siswa dalam menulis puisi dengan menerapkan metode

widyawisata.

Data yang diperoleh dalam penelitian menunjukkan keefektifan

metode widyawisata dan nilai hasil belajar siswa dalam menulis puisi

cukup signifikan.

Page 104: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

91

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Sesuai dengan rumusan masalah dan pembahasan hasil penelitian

pada penelitian ini dapat disimpulkan sebagai beikut:

Perencanaan pembelajaran sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan tujuan pembelajaran dengan menerapkan metode

widyawisata. Tujuan pembelajaran menulis puisi dirancang dalam

kegiatan proses berupa: penemuan ide, penulisan puisi, penyajian, dan

penilaian pembelajaran yang disusun antara peneliti dan kolaborator

dinyatakan efektif karena hampir semua aspek berkategori sangat baik.

Pelaksanaan pembelajaran penulisan puisi oleh siswa sangat

kreativitas, tekun, antusias, serius, aktif, teliti, dan kerja sama menjadi

indikator keberhasilan. Pemanfaatan kata menjadi sebuah puisi sangat

efektif, karena siswa diberi kebebasan berkarya. Hal tersebut merupakan

gambaran penerapan metode widyawisata cukup efektif. Hasil evaluasi

juga dinyatakan efektif karena perolehan nilai siswa rata-rata mencapai

standar nilai yang diharapkan, berdasarkan aspek yang diteliti, yaitu:

tema, diksi, amanat, dan irama, dinyatakan efektif dilihat dari hasil postes

lebih tinggi daripada hasil prites.

Hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa mengikuti

pembelajaran menulis puisi, umumnya mengalami kesulitan memilih kata-

Page 105: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

92

kata yang tepat menulis puisi. Kesulitan teratasi dengan diterapkannya

metode widyawisata.

Hasil penelitian berdasarkan angket siswa dengan menggunakan

analisis kualitatif dan kuantitatif sangat efektif dengan menerapkan

metode widyawisata.

B. Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian ini, maka

beberapa saran diajukan sebagai berikut:

1. Untuk mengefektifkan perencanaan pembelajaran menulis puisi dapat

menerapkan metode widyawisata.

2. Rencana pembelajaran dirancang, yang relevan dengan kondisi siswa

dengan memperhatikan: standar kompetensi, kompetensi dasar,

indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode

pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber pembelajaran,

evaluasi yang efisien dan efektif.

3. Pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dengan metode widyawisata,

dengan memilih tema yang dekat dengan kehidupan siswa, agar

memudahkan siswa memilih kata yang tepat terutama dalam hal tema,

diksi, rima, dan makna.

4. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran menulis puisi dengan metode

widyawisata, sebaiknya guru senantiasa melakukan penilaian proses

dan hasil untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran,

khususnya menulis puisi dengan menerapkan metode widyawisata.

Page 106: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

93

5. Penentu kebijakan dalam pembelajaran, agar merekomendasikan

metode, teknik, dan strategi pembelajaran yang inovatif dalam proses

pembelajaran menulis puisi di sekolah khususnya metode widyawisata.

Page 107: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

94

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Saleh. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di

Sekolah Dasar. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Agustina. 2010. Peningkatan Menulis Puisi Bebas Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Makassar melalui Media Rekaman Lumpur Lapindo. Tesis. Makassar: PPs. Unismuh.

Agustinawati. 2004. Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas

II SMP Neg. 2 Tapin Tengah Kab.Tapin dengan Teknik Menulis Puisi Akrostik. Tesis. Malang: PPs.Universitas Neg. Malang.

Ahmad, Munjin Nasih. 2009. Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam Bandung. PT Refika Aditama. Ahmad, Rofi’uddin dan Darmiyati.Zuhdi 1999. Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia di Sekolah Tinggi. Jakarta: Dirjen Dikti. Depdikbud.

Aminuddin. 1990. “Pendekatan Tekstual dalam Analisis Bahasa Kias

Puisi”. dalam Sekitar Masalah Sastra. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Pengajaran secara Manusiawi.

Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineke Cipta.

Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.

Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Penerbit

Alfabeta Bahariah. 2012. Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Assisted

Learning dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Surat Resmi Siswa Kelas VIII SMP N 36 Makassar”: Tesis PPs Unismuh.

Budiyono. 2003. Statistika Dasar untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press Darsono, Max. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : CV IKIP

Semarang Press.

Page 108: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

95

Depdiknas, 2006.”Permendiknas Nomor 22 / 2006 tentang Standar Isi

untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah”. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas, 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama. DePoter, Bobbi dan Mike Hernacid. 2002. Quantum Learning;

Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Terjemahan. Alwiyah Abdurrahman. 2001. Bandung: Kaifa.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarata: PT. Rineka

Cipta Djojosuroto. Kinayanti. 2005. Puisi Pendekatan dan Pembelajaran.

Bandung: Nuansa. Jabrohim, dkk. 2003. Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Komaidi, Didik. 2007. Aku Bisa Menulis: Yogyakarta: Sabda Media. La Abo, 2005. Strategi Pembelajaran Menulis Kreatif pada Siswa

Madrasah Aliah di Kota Kendari. Tesis. Makassar: PPs UNM. Marwansyah, & Mukaram. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia.

Bandung: Pusat Penerbit Admistrasi Niaga Politeknik Negeri Bandung.

Maswah. 2011. Efektivitas Pembelajaran Sejarah melalui Metode Resitasi (Penugasan) Siswa Kelas X SMA Yapip Makassar Sunggumunasa Kabupaten Gowa.Tesis Makassar PPs Unismuh.

Mulyasa, E. 2009. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Kemudian

Disempurnakan pada Tahun 2006 Menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Depdikbud.

Nunan, David. 1991. Language Teaching Methodology. New York:

Prentice Hall. Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian dalam Pembelajaran Bahasa

Indonesia.Yogyakarta: BPFE.

Nurudin. 2007. Dasar-dasar Penulisan. Malang: UMM Press.

Page 109: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

96

Pradopo, Rachmat Djoko. 1998. Puisi. Jakarta: Depdikbud. Pradopo, Rachmat Djoko. 2005. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press. Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius. Rahmawati. 2011. Peningkatan Kemampuan Menulis Kreatif Puisi Siswa

Kelas VII SMP Sawerigading Makassar Kota Makassar dengan Tekinik Pengelompokan Kata (Clustering). Tesis. PPs Unismuh Makassar.

Retno, Winarni. 2009. Kajian Sastra. Salatiga: Widya Sari Press. Sadiman, Arif dkk. 2003. Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan

dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Salam. 2009. Pendidikan Penulisan Kreatif. Makassar: UNM. Semi, M. Atar 1993. Menulis Efektif. Padang: Angkasa. Semi, M. Atar. 2007. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung:

Angkasa. Siahaan, Ln. 2005. Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran IPA.

(online)Tersedia.www.p4tkipa.net/model/2005/UMUM/Teknik%20bertanya.pdf (10 juli 2013)

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sorenson, Sharon. 2000. Webster’s New Warld: Student Writing Hand Book (Fourthedition). California: IDG Book Worldwide.

Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sugono, Dendy. 2003. Buku Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat

Bahasa Depdiknas. Sumardjo, Jakob. 2001. Catatan Kecil tentang Menulis

Cerpen. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Suminto A. Sayuti. 2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama Media

Page 110: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

97

Suminto A. Sayuti. 2008. Berkenalan dengan Puisi. Yogyakarta: Gama Media

Suparno dan Yunus, Mohammad. (2008). Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:Universitas Terbuka.

Suriamiharja, Agus, Akhlah Husen, dan Nunuy Nurjanah. 1997. Petunjuk Praktis Menulis. Bandung: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung.

Syafi’ie, Imam. 1988. Retorika dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud. Syahrul, Syamsiar. 2011. Implementasi Model Cooperative Learning

dengan Setting Kemah Wisata dengan Peningkatan Kompetensi Menulis Puisi di SMP Negeri 3 Biringbulu Satap Garing Kabupaten Gowa. Tesis. PPs Unismuh Makassar.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tayyibnafis, Farida Yusuf. 2000. Evaluasi Program. Jakarta : Rineka Cipta The Liang Gie. 2002. Terampil Mengarang Bahasa Indonesia Siswa

Sekolah Dasar. Yogyakarta: Andi.

Tim Pengembang MKDK Kurikulum dan Pembelajaran. 2001. Kurikulum Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional. Waluyo, Herman J. 2010. Pengkajian dan Apresiasi Puisi. Salatiga:

Widyasari. Wandi, 2007. Pengertian Belajar Menurut Ahli.

(Online).http://www.whandi.net/2007/05/16/pengertian-belajar-menurut-ahli. Diakses 21 Oktober 2013

Winarni, Retno 2009: 7 “Kemampuan Meresepsi Puisi Indonesia Modern”.

Disertasi. UN Jakarta. Wiyatmi. 2009. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Book

Publisher.

Page 111: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

98

LAMPIRAN

Page 112: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

RIWAYAT HIDUP ABD. Salam, lahir di Tarowang Desa Tarowang Kecamatan

Galesong Selatan Kabupaten Takalar pada tanggal

17 Agustus 1963, sebagai anak keempat dari tujuh

bersaudara, pasangan Sihi Daeng Ranyu dan Sahawa

Daeng Rampu.

Pada tahun 1990 penulis menikah dengan seorang wanita bernama

Hj. Kasmiati, S.PdI, dan hingga kini dikaruniai tiga orang anak.

Penulis menempuh pendidikan, diawali dari jenjang Sekolah Dasar

Negeri Tarowang, tamat pada tahun 1975. Penulis melanjutkan ke MTs

Muhammadiyah Bontorita Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar,

tamat 1980. Penulis melanjutkan pendidikan ke SPG Muhammadiyah Ujung

Pandang, tamat 1983. Penulis melanjutkan ke STKIP-PI Ujung Pandang, tamat

2004. Pada tahun 2012 penulis kembali melanjutkan pendidikan pada Program

Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Makassar pada jurusan Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia.

Sebagai tugas akhir, penulis menulis sebuah tesis yang berjudul

“Efektivitas Metode Widyawisata dalam Penulisan Puisi pada Kelas VI SD

Negeri Baturappe Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa”.

Penulis mulai mengabdikan diri sebagai PNS (guru) pada SD Negeri

Baturappe Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa, tepatnya tanggal 1 Juni 1983

s.d 1 Maret 1999. Penulis diberi tugas tambahan sebagai Kepala SD Negeri

Page 113: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

Baturappe tahun 1999 sampai tahun 2012. Penulis diangkat sebagai Pengawas SD

tahun 2012 sampai sekarang.

Page 114: EFEKTIVITAS METODE WIDYAWISATA DALAM KETERAMPILAN …

PEMERINTAH KABUPATEN GOWA UPTD DINAS DIKORDA KECAMATAN BIRINGBULU

SD NEGERI BATURAPPE Sekretariat : Tala-tala Desa Batumalonro

SURAT PERNYATAAN PENELITIA No: 12 /Dokorda-BB/S.13/XI/2014

Berdasarkan Rekomendasi Izin Penelitian dari Kesbang Kabupaten

Gowa tertangga 2 April 2014 dengan No : 070/607/BKB.P.L/2014 tentang

Rekomendasi Penelitia pada SDN Baturappe Kecamatan Biringbulu

Kabupaten Gowa, dengan judul Tesis “ Efektifitas Metode Widyawisata dalam Penulisan Puisi kelas VI SDN Baturappe Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa” maka saya Kepala SDN Baturappe bertanda tangan

dibawah ini menyatakan bahwa:

N a m a : Abd. Salam. NIM : 04.07.815.2012

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia

Pekerjaan : Mahasiswa (S.2)

Alamat : Malonjo Desa Batumalonro Kecamatan

Biringbulu Kab. Gowa

Telah melakukan dan merampungkan penelitian pada

SDN Baturappe Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa mulai

tgl 1 s.d. 30 April 2014

Demikian Surat Keterangan ini diberikan untuk dipergunakan

sebagaimana mestinya. Tala-tala, 1 Mei 2014 Kepala SDN Baturappe

H. Baharuddin, S.PdI Pangkat : Pembuna, IV/a NIP: 19621231 198203 1 109