EFEKTIVITAS MEDIA PROMOSI POSTER ”PESAN KEAMANAN PANGAN” DARI BADAN POM RI Oleh : ARI SAPTARINI F 24101054 2005 DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
EFEKTIVITAS MEDIA PROMOSI POSTER
”PESAN KEAMANAN PANGAN” DARI BADAN POM RI
Oleh :
ARI SAPTARINI
F 24101054
2005
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
EFEKTIVITAS MEDIA PROMOSI POSTER
”PESAN KEAMANAN PANGAN” DARI BADAN POM RI
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
ARI SAPTARINI
F 24101054
2005
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSITUT PERTANIAN BOGOR
EFEKTIVITAS MEDIA PROMOSI POSTER
”PESAN KEAMANAN PANGAN” DARI BADAN POM RI
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor
Oleh :
ARI SAPTARINI
F 24101054
Dilahirkan pada tanggal 9 September 1983
Di Pekalongan
Tanggal Lulus : 12 Oktober 2005
Menyetujui,
Bogor , 15 November 2005
Prof.Dr.Ir.Winiati Pudji Rahayu, M.S. Dra. Endang Susigandhawati MM
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Dr. Ir. Dahrul Syah, MSc.
Ketua Departemen ITP
Ari Saptarini. F24101054. Efektivitas Media Promosi Poster ”Pesan Keamanan Pangan” dari Badan POM RI. Dibawah Bimbingan Prof. Dr. Ir Winiati Pudji Rahayu, M.S. dan Dra. Endang Susigandhawati, MM. (2005).
RINGKASAN
Keamanan pangan menjadi isu hangat seiring dengan kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi. Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap keamanan pangan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, produsen dan konsumen, karena itu upaya penyebarluasan informasi tentang keamanan pangan perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Perlu dilakukan proses edukasi secara terus menerus dan berkelanjutan kepada masyarakat agar informasi tentang keamanan pangan ini bisa tersebar ke seluruh pelosok tanah air. Program Promosi Keamanan Pangan dimaksudkan agar cakupan penyebarluasan informasi dapat lebih luas dan menjangkau setiap golongan masyarakat. Dalam melaksanakan atau melakukan penyebarluasan informasi dan edukasi keamanan produk pangan perlu memperhatikan metode, media, komponen yang ada di masyarakat dan kelompok sasaran yang dituju agar informasi yang disampaikan dapat dimengerti dan diterima dengan jelas.
Skripsi ini membahas tentang kegiatan magang yang dilakukan selama empat bulan di Badan POM RI dan Penelitian survei efektivitas media promosi poster “Pesan Keamanan Pangan”. Kegiatan magang dilakukan dengan pengumpulan dan pembuatan materi promosi keamanan pangan, identifikasi alamat kantor media massa, pembuatan poster percakapan dalam bentuk kartun untuk sasaran audience anak-anak, melaksanakan survei poster di Supermarket Jakarta, mengkoordinir penyebaran poster kepada himpunan dan senat mahasiswa Teknologi Pangan serta pembuatan konsep software untuk melacak penyebaran poster.
Untuk melakukan survei, sebelumnya dilakukan pengambilan data sekunder berupa jumlah penduduk Kota dan Kabupaten Bogor, jumlah mahasiswa IPB serta jumlah pusat perbelanjaan dan rumah makan yang ada di kota Bogor. Kemudian dilakukan penyebaran poster di daerah lingkar kampus IPB, lima supermarket, tiga restaurant franchise dan satu toko kimia di Bogor. Latar belakang dipilihnya lokasi diatas karena di daerah lingkar kampus IPB banyak mahasiswa pendatang, ditunjang data tahun 2001 bahwa daerah lingkar kampus IPB masih rendah kondisi sanitasinya. Sedangkan latar belakang dipilihnya lokasi supermarket dan rumah makan karena banyak dikunjungi orang sehingga tujuan market share poster keamanan pangan bisa tercapai. Data primer didapat dengan pengamatan langsung di lapangan dan pengisian kuesioner. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive dan bersifat acidental sampling. Data yang dihasilkan dalam penelitian berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Teknik statistik Nonparametris yang digunakan untuk menguji hipotesa penelitian dan menganalisa data adalah Chi Kuadrat dan koefisien kontingensi, dilanjutkan dengan uji korelasi Spearment bagi hubungan yang mempunyai nilai koefisien kontingensi agak kuat.
Responden berjumlah 160 orang, 70% adalah mahasiswa, sebanyak 56% usia responden antara 20-25 tahun, sebanyak 68.8% responden mempunyai tingkat pendidikan lulusan sekolah lanjutan/sederajat, tingkat pengeluaran
perbulan responden terbesar adalah kurang dari 1.5 juta sebanyak 77.5% dan jenis kelamin responden 59% adalah wanita.
Sebanyak 79% responden telah mengetahui tugas Badan POM RI untuk mempromosikan keamanan pangan, 75% mengetahui poster dikeluarkan Badan POM RI. Sejumlah 44% responden menyatakan ilustrasi bisa menarik mereka untuk tahu lebih banyak tentang isi keseluruhan poster, 49% menyatakan jenis tulisan yang digunakan menarik dan bisa dilihat dengan jelas, 56% menyatakan isi pesan menarik karena tema yang diangkat cukup dekat dengan masalah keseharian dan 52% menyatakan bahwa susunan/tata bahasa poster bisa dipahami.
Sebanyak 56% responden meyakini bahwa pesan yang tertulis adalah benar, akan tetapi belum bisa melaksanakannya dengan alasan terbesar adalah karena kondisi tempat dimana mereka biasanya membeli pangan/bahan pangan yang tidak memungkinkan. Sebanyak 61% menyatakan bahwa keamanan pangan sangat penting karena menyangkut kualitas generasi muda dan masa depan bangsa karena itu sebanyak 91% responden akan menyampaikan pesan yang dibacanya kepada orang lain. Mereka memilih cara promosi yang sebaiknya dilakukan adalah dengan secara terus menerus melakukan publikasi melalui media massa. Saran responden untuk poster adalah adanya penambahan jumlah dan dilakukan publikasi di tempat-tempat umum seperti stasiun, terminal, rumah sakit, pusat perbelanjaan, rumah makan dan lain sebagainya.
Pengukuran efektivitas dilakukan berdasarkan sikap responden terhadap keberadaan poster. Poster dapat dianggap sebagai suatu produk sedangkan responden adalah konsumen yang akan bertindak dengan adanya produk berupa poster. Intensi perilaku merupakan gambaran lebih nyata dari sikap, dan lebih mudah untuk memprediksikan perilaku responden. Berdasarkan hasil survei efektivitas, diambil kesimpulan faktor yang paling berpengaruh terhadap kesadaran responden untuk merubah sikap dan tindakan setelah mendapatkan informasi mengenai pesan keamanan pangan adalah berdasarkan golongan ekonominya, baru kemudian dipengaruhi oleh jenis pekerjaan dan usia mereka. Kategori jenis kelamin tidak berpengaruh secara signifikan dengan sikap, sedangkan tingkat pendidikan saling bergantung namun demikian sifatnya lemah.
Untuk perbaikan dimasa yang akan datang, perlu dilakukan segmentasi penerima pesan berdasarkan golongan ekonomi dan tetap melakukan semua kegiatan sesuai dengan strategi promosi, termasuk peningkatan publikasi melalui media massa. Selain itu kerjasama dengan mahasiswa yang dapat dimanfaatkan sebagai pelaksana teknis dalam mempromosikan keamanan pangan perlu ditingkatkan. Adanya pendekatan personal (mekanisme lobby) dengan pimpinan perusahaan swasta atau BUMN lain, serta memperluas keanggotaan Jejaring Promosi kepada agency iklan. Kerjasama dengan majalah anak-anak dapat dilakukan dengan pengisi rubrik/kolom di majalah berupa cerita seri bergambar. Kerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat yang berbasis sosial kemasyarakatan dapat dilakukan untuk memperluas penyebaran pesan keamanan pangan di masyarakat.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pekalongan, 9 September 1983. Merupakan
anak pertama dari dua bersaudara pasangan Ibu Sri Maryati dan
Bapak Afiyanto. Penulis mengawali jenjang pendidikannya di TK
Aisyiyah Pekajangan pada tahun 1987-1989, dilanjutkan SD
Muhammadiyah Pekajangan 03 pada tahun 1989-1995, Jenjang
sekolah lanjutan ditempuh penulis di SLTP Muhammadiyah Pekajangan pada
tahun 1995-1998 dan SMU Negeri I Pekalongan dari tahun 1998-2001.
Penulis lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk
IPB (USMI) pada tahun 2001 dan terdaftar pada Departemen Ilmu dan Teknologi
Pangan Fakultas Teknologi Pertanian. Selama di bangku perkuliahan penulis aktif
di keanggotaan HIMITEPA tahun 2002-2003, pengurus Himpunan Mahasiswa
Ilmu dan Teknologi Pangan tahun 2004-2005 pada Divisi Sosial Kemasyarakatan.
Juga aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa TAPAK SUCI IPB sebagai Bendahara I
tahun 2002-2004, Mitra Desa IPB, dan sebagai Ketua Bidang IPTEKS Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Kab./Kota Bogor sekaligus
distributor Compack Disk AL-Manar yang diterbitkan Komunitas Digital Library
Yogyakarta untuk wilayah Bogor dan sekitarnya. Penulis pernah menempuh
pendidikan kepenulisan di Jakarta School yang diselenggarakan Agromedia
Group. Melakukan Praktek Lapang di KPBS Pangalengan selama 2 bulan dengan
topik ”Mempelajari Proses Produksi dan Penerapan Sanitasi pada Susu
Kemasan Cup di Milk Treatment Koperasi Peternakan Bandung Selatan”.
Saat ini penulis mendapatkan kesempatan melakukan kerja magang pada posisi
Staff Riset & Development CV. Citra Pangan Mandiri Bogor.
Untuk mendapatkan gelar sarjana Teknologi Pertanian pada Departemen
Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, penulis
melakukan kegiatan magang selama 4 bulan di Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia, pada Direktorat Surveilan dan Penyuluhan
Keamanan Pangan dengan laporan akhir pembuatan skripsi (karya tulis) dengan
judul ”Efektivitas Media Promosi Poster Pesan Keamanan Pangan dari
Badan POM RI”.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
rahmat yang diberikan-Nya sehingga tugas akhir penulisan skripsi ini bisa
terselesaikan. Karya tulis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana Teknologi Pertanian. Dalam skripsi ini ditulis mengenai kegiatan
magang yang dilakukan selama empat bulan di Badan Pengawas Obat dan
Makanan (Badan POM) RI serta kegiatan survei efektivitas penyebaran media
promosi poster di Bogor. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
baik dari segi penulisan maupun bobot materi yang ditulis dalam skripsi ini.
Namun penulis berharap tulisan ini tetap bisa memberikan manfaat bagi yang
membacanya. Tak lupa penulis juga mengucapkan Terimakasih bagi pihak-pihak
yang telah membantu penulis dalam kegiatan magang dan penyusunan skripsi ini.
Terimakasih yang sebanyak-banyaknya penulis ucapkan kepada :
1. Bapak dan Ibu di rumah yang tak pernah putus selalu memberikan do’a,
semangat dan dukungan baik materiil dan juga moril selama ini.
2. Prof. Dr. Ir Winiati Pudji Rahayu, MS selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, evaluasi dan motivasi.
3. Dra. Endang Susigandhawati, MM selaku dosen pembimbing magang yang
telah memberikan bimbingannya selama penulis melakukan magang.
4. Bapak Thahja Muhandri, STP. MT. selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan evaluasi.
5. Ine, Nur, Arsus dan Tami selaku rekan magang di Badan POM atas semua
masukan, evaluasinya serta kerjasama dan kekompakannya selama magang.
6. Bapak Didik, Bapak Fahmi, Ibu Anita, Ibu Devi dan semua pegawai
di kantor Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan.
7. Kakak dan adik-adikku Nisa, Wisnu, Rio, Ibnu, Indri, yang selalu
memberikan semangat dan dukungannya. Juga untuk kakak baruku Rossi.
8. Teman-teman satu perjuangan di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
Cabang Kab./Kota Bogor angkatan 38 yang tak akan terlupakan Nia, Nunik,
Tito, Thorik, Mimi, Meka, Fikri. Kakak dan adik satu perjuangan semua
yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.
9. Anak-anak Wisma Ayu : Dian, Irma, Reti, Nelly, Ika, Gamma, Rina, Ani,
Lycha, Deti, Wina, Phia, Eny, Dewi, Nuke, Vera dan Yu ni.
10. Teman-teman di Unit Kegiatan Mahasiswa ”TAPAK SUCI” Putra
Muhammadiyah Cabang Khusus IPB. Semoga tetep eksis di IPB.
11. Teman-teman di TPG 38 semuanya, teman-teman Golongan B, terutama B5
(Anna, Winni, Endar). Kakak dan adik kelas TPG angkatan 36, 37, 39, 40,
41 dan 42 atas semua kebersamaan, bimbingan dan motivasinya. Rina dan
Yayah selaku adik bimbingan. Nur dan Anita selaku teman satu bimbingan.
12. Teman-teman IMAPEKA (Ikatan Mahasiswa Pekalongan-Batang) semua
angkatan. Semoga Persaudaraan yang terjalin selama di Bogor tidak luntur
dan tetap ada ikatan silaturahmi.
13. Teman-teman Jakarta School ”kelas kamis malam” untuk semangat dan
motivasi menulisnya, terutama buat Mas Supreh, Lulu dan Aulia (selamat
bukunya diterbitkan) semua pengajar Agromedia Sholarship Program,
terimakasih semua ilmunya.
14. Teman-teman HIMITEPA IPB yang telah membantu menempel poster
sepanjang Bara-Bateng-Balio. KMTPHP UGM (Ima), HMTP Unpas
(Dian dan Galih), HIMATETAN UNPAD (Delfi), HIMABIO UNY (Lisle),
Senat Mahasiswa FKM UI (Ferdi), HIMATETA UNSOED, Senat
Mahasiswa Tek Pangan Univ sahid, Senat Mahasiswa Tek Pangan Univ
Djuanda (Tita), HMJ GIZI Univ Indonusa Esa Unggul (Yanti), MITRA
DESA IPB (Reni), yang telah membantu mensosialisasikan poster Pesan
Keamanan Pangan di lingkungan kampus masing-masing.
Masukan dan saran sangat penulis harapkan demi sempurnanya skripsi ini.
Semoga Karya tulis ini bisa memberikan manfaat dan sumbangan yang berarti
bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Bogor, 15 November 2005
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... vi
I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 3
A. KONDISI KEAMANAN PANGAN DI INDONESIA ........ 3
B. KOMUNIKASI DAN EDUKASI KEAMANAN PANGAN 5
C. STRATEGI PROMOSI ......................................................... 7
D. AWARENESS CAMPAIGN KEAMANAN PANGAN ....... 12
E. POSTER KEAMANAN PANGAN ...................................... 13
F. EVALUASI KEGIATAN PROMOSI ................................... 16
G. LANDASAN TEORI PELAKSANAAN SURVEI
EVEKTIFITAS PROMOSI POSTER PESAN
KEAMANAN PANGAN .....................................................
16
III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 20
A. KEGIATAN MAGANG ....................................................... 20
B. SURVEI POSTER PESAN KEAMANAN PANGAN.......... 21
VI HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 26
A. KEGIATAN MAGANG ....................................................... 26
B. SURVEI POSTER PESAN KEAMANAN PANGAN.......... 29
C. KORELASI ANTARA DUA VARIABEL........................... 44
D. EFEKTIVITAS MEDIA PROMOSI POSTER .................... 53
V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 56
A. KESIMPULAN ..................................................................... 56
B. SARAN ................................................................................. 57
DAFTAR PUSTAKA 58
LAMPIRAN ........................................................................................ 61
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Tingkat Perubahan Perilaku dan Strategi Komunikasi yang Sebaiknya Dilakukan ……………………………..
9
Tabel 2. Poster Keamanan Pangan yang Telah Dikeluarkan Badan POM RI………………………………………......
14
Tabel 3. Penentuan Kriteria Nilai Korelasi ……………………… 19
Tabel 4. Data Lokasi, Jumlah Poster dan Jenis Poster yang Dilihat
23
Tabel 5. Hasil Uji Validitas Kuesioner dengan Metode One Shot .
Tabel 6. Bentuk Program Promosi yang Diselenggarakan Badan POM RI ................................................................
39
Tabel 7. Saran Responden untuk Poster Keamanan Pangan Selanjutnya .......................................................................
43
Tabel 8. Hasil Uji Chi square dan Koefisien Kontingensi untuk Jenis Kelamin ……………………………………………
44
Tabel 9. Hasil Uji Chi square dan Koefisien Kontingensi untuk Usia …………………………………………………
45
Tabel 10 Hasil Uji Chi square dan Koefisien Kontingensi untuk Tingkat Pendidikan .........................................................
46
Tabel 11 Hasil Uji Chi square dan Koefisien Kontingensi untuk Jenis Pekerjaan ………………………………………….
48
Tabel 12 Hasil Uji Chi square dan Koefisien Kontingensi untuk Pengeluaran Perbulan .......................................................
50
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Profil Pekerjaan Responden .........................................
31
Gambar 2. Keamanan Pangan Menurut Responden ......................
32
Gambar 3. Pendapat Responden tentang Penempatan Gambar, Jenis Tulisan dan Gambar Illustrasi Poster ..................
34
Gambar 4. Pendapat Responden tentang Isi Pesan, Tingkat Pemahaman dan Kemudahan Memahami Susunan Kalimat serta Tata Bahasa Poster ................................
36
Gambar 5. Kondisi Responden, Tindakan yang Dilakukan serta Faktor yang Mempengaruhi Responden Menyikapi Poster Keamanan Pangan ...........................................
38
Gambar 6. Intensitas Responden Mengakses Sumber-Sumber Media Promosi dari Badan POM RI ............................
41
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Tampilan Poster Pesan Keamanan Pangan ................. 61
Lampiran 2. Contoh Kuesioner yang Telah Valid dan Reliabel, Siap Digunakan untuk Pencarian Data ......................
63
Lampiran 3. Tahapan Penelitian Survei .......................................... 66
Lampiran 4.
Naskah Iklan Bahaya Jajan Sembarangan ………… 67
Lampiran 5. Identifikasi Media Massa di Jakarta .........................
73
Lampiran 6. Poster Pesan Keamanan Pangan dalam Bentuk Percakapan Animasi (Kartun) ....................................
76
Lampiran 7. Laporan Hasil Survei di Supermarket Jakarta ............
77
Lampiran 8. Penyebarluasan Poster oleh Himpunan dan atau Senat Mahasiswa (Daftar Kontak Person) ………......
79
Lampiran 9. Tampilan Halaman Muka Software Penyebarluasan Poster ………………………………………………
82
Lampiran 10. Hasil Identifikasi Rumah makan, Pusat Perbelanjaan dan Toko Kimia di Kota Bogor .................................
83
Lampiran 11. Kontak Person dan Alasan Pihak Manajemen Belum Bisa Menempelkan Poster pada Outlet Pertokoannya
85
Lampiran 12. Tabel Nilai r untuk α 0.05 .........................................
86
Lampiran 13. Hasil Keluaran Program SPSS untuk Uji Validitas dan Reliabilitas ...........................................................
87
Lampiran 14. Hasil Evaluasi Responden Terhadap Poster .......
91
Lampiran15. Deskrispsi Kegiatan yang Dilaksanakan Direktorat SPKP untuk Kegiatan Mempromosikan Keamanan Pangan .......................................................................
93
Daftar Lampiran (Lanjutan)
Halaman
Lampiran 16. Hasil Perhitungan Chi square dengan SPSS untuk Gender .......................................................................
97
Lampiran 17. Hasil Perhitungan Chi square dengan SPSS untuk Usia Responden .........................................................
101
Lampiran 18. Hasil Perhitungan Chi square dengan SPSS untuk Tingkat Pendidikan …………………………………
105
Lampiran 19. Hasil Perhitungan Chi square dengan SPSS untuk Jenis Pekerjaan ……………………………………
109
Lampiran 20. Hasil Perhitungan Chi square dengan SPSS untuk Pengeluaran Bulanan ………………………………
114
Lampiran 21. Hasil Perhitungan Korelasi dengan SPSS .................
119
I PENDAHULUAN
Masa depan bangsa hanya mungkin dipertahankan apabila didukung
upaya pembangunan yang intinya adalah memperbaiki dan meningkatkan kualitas
hidup masa depan yang lebih baik dari masa kini. Untuk mencapai tujuan
mewujudkan kesejahteraan setiap warga negara Indonesia, keluarga dan generasi
muda, GBHN telah menggariskan suatu kebijakan pengembangan dan
peningkatan Sumber Daya Insani (SDI) yang menyangkut kegiatan dalam empat
bidang yaitu kesehatan, gizi pangan, pendidikan dan ketenagakerjaan. Persediaan
makanan penting untuk kelangsungan hidup, masalah yang timbul dengan
berlipatnya jumlah kenaikan penduduk Indonesia adalah pada ketersediaan dan
keamanan pangan karena adanya perkembangan teknologi baik dari segi teknologi
pengolahan maupun proses produksi bahan baku pangan (Hutabarat, 1973).
Keamanan pangan bukan hanya merupakan isu dunia, tetapi juga
menyangkut kepedulian individu. Jaminan akan keamanan pangan adalah hak
asasi konsumen. Pangan termasuk kebutuhan dasar terpenting dan sangat essensial
dalam kehidupan manusia. Walaupun pangan itu menarik, nikmat, tinggi gizinya
jika tidak aman dikonsumsi, praktis tidak ada nilainya sama sekali (Anonim2,
2003). Selama ini kesadaran penduduk Indonesia terhadap keamanan pangan
masih rendah karena kurangnya pengetahuan serta rendahnya kemampuan daya
beli untuk produk pangan yang bermutu. Keamanan pangan merupakan kondisi
dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan kerusakan
akibat cemaran biologis, kimia dan fisika (Winarno, 1997).
Prinsip dasar Pendidikan Keamanan Pangan untuk Produsen dan
Konsumen adalah menanamkan pemahaman bahwa penyakit karena pangan
disebabkan oleh adanya tiga bahaya dalam pangan yaitu : bahaya biologis
(biologycal hazard), bahaya fisik (phisical hazard) serta bahaya kimia (chemical
hazard). Dengan edukasi keamanan pangan yang terus menerus dilakukan
diharapkan target sasaran dapat memahami bagaimana cara menghindari,
mencegah dan mengelola bahaya tersebut (Fardiaz, 2004). Masalah yang dihadapi
adalah bagaimana meningkatkan kemampuan produsen pangan (UKM / IRT
khususnya) dalam menghasilkan pangan yang lebih baik mutunya dan lebih aman
untuk dikonsumsi atas dasar kesadarannya terhadap keamanan pangan, bagaimana
meningkatkan kesadaran konsumen akan keamanan pangan sehingga mereka
dapat menggunakan haknya dalam memperoleh pangan yang lebih baik mutunya
dan lebih aman untuk dikonsumsi serta bagaimana menyebarkan pesan keamanan
pangan yang tepat seluas mungkin melalui berbagai cara promosi ke seluruh
negeri (Fardiaz, 2004).
Untuk menilai efektif atau tidaknya suatu kegiatan promosi, diperlukan
evaluasi. Kegiatan magang dilakukan untuk mengevaluasi sejauhmana kegiatan
penyebaran poster Pesan Keamanan Pangan oleh Badan POM RI sebagai alat
bantu dalam kegiatan promosi keamanan pangan. Untuk mengetahui efektivitas
media promosi yang digunakan, diperlukan pengujian terhadap poster-poster yang
dikeluarkan oleh Badan POM RI. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah
bahasa, gambar, tulisan pada poster sudah menarik menurut responden dan apakah
isi pesan yang disampaikan mudah dipahami.
Kegiatan survei efektivitas kali ini dibatasi hanya pada kegiatan yang
bersifat market share dan secara khusus untuk mengetahui efektivitas media
promosi poster serbagai salah satu alat bantu yang digunakan untuk membangun
kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan pangan. Diharapkan dengan
adanya pesan keamanan pangan melalui media poster, orang yang telah membaca
mulai menyadari bahwa sikapnya seharusnya berubah, karena memperhatikan
faktor keamanan pangan merupakan salah satu kunci untuk hidup sehat dan
bahagia.
II TINJAUAN PUSTAKA
A. KONDISI KEAMANAN PANGAN DI INDONESIA
Pangan adalah salah satu penentu kualitas Sumber Daya Insani (SDI)
karena pangan sangat menentukan derajat kesehatan seseorang. Keamanan
pangan telah menjadi isu pembangunan yang sangat strategis. Sehingga
dikenal slogan dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat, pikiran yang
sehat dan kemampuan optimal untuk beraktivitas. Akan tetapi karena berbagai
sebab, masih banyak orang tidak memperhatikan mutu keamanan pangan yang
dikonsumsinya. Selama ini ada anggapan bahwa kelompok masyarakat yang
tidak peduli pada keamanan pangan adalah mereka yang secara ekonomis
tidak mampu memperoleh pangan yang terjamin mutu keamanannya, kini
anggapan itu harus dibuang jauh-jauh karena kelompok masyarakat menengah
keataspun tanpa sadar lebih memilih mengkonsumsi makanan yang tidak
aman sebagai konsekuensi dari gaya hidup modern yang mereka anut.
Terjaminnya kondisi keamanan pangan di Indonesia berarti telah
memenuhi hak-hak masyarakat Indonesia untuk memperoleh pangan yang
bermutu tinggi dan aman bagi kesehatan. Kondisi keamanan pangan yang
kurang baik akan membawa dampak bagi rendahnya status kesehatan
masyarakat. Disamping itu kondisi keamanan pangan yang kurang baik juga
dapat menyebabkan kerugian negara karena ditolaknya produk pangan di
arena perdagangan internasional. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran
untuk melaksanakan good practices dapat diamati dari data keracunan pangan
yang terdapat di Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan,
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (Badan POM RI).
Bagi masyarakat Indonesia yang sebagian besar masih memiliki
pendapatan dan tingkat pendidikan yang rendah, maka kemampuan dan
kesadaran mereka sebagai konsumen masih sangat kurang. Mereka biasanya
termasuk keluarga kurang mampu untuk membeli makanan yang bermutu dan
memenuhi persyaratan yang seharusnya, hal ini disebabkan karena harganya
yang masih di luar jangkauan daya beli mereka. Karena pendidikan keluarga
tersebut juga masih tergolong rendah maka mustahil mereka dapat mengetahui
secara sadar akan bahaya serta pengaruh-pengaruh negatif lainnya yang
diakibatkan oleh konsumsi makanan. Bagi sebagian besar dari mereka,
kuantitas makanan yang dikonsumsi masih lebih penting dibandingkan
kualitas (Winarno, 1997).
Data tahun 2004 menunjukkan bahwa penyebab utama kasus
keracunan pangan adalah karena mikrobiologi (14%) dan cemaran bahan
kimia (12%). Selanjutnya data Badan POM RI juga menunjukkan bahwa
sebanyak 13% dari kasus keracunan makanan yang terjadi ternyata disebabkan
oleh makanan olahan pabrik atau industri pangan. Hal ini mengindikasikan
bahwa pengolahan pangan di industri pangan masih belum memenuhi standar
keamanan pangan (Anonim2, 2003).
Data dari Badan POM RI juga menunjukkan bahwa 19% dari
sejumlah 4501 sampel yang diuji masih tidak memenuhi syarat penggunaan
Bahan Tambahan Pangan (BTP). BTP yang paling banyak digunakan secara
tidak memenuhi syarat adalah pemanis Siklamat (5%), Sakarin (3.9%), dan
Na-Benzoat (3.9%), dari total 4501 sampel yang diuji, terdapat juga yang
dilarang penggunaanya dalam bahan pangan seperti Boraks (1.7%), Formalin
(2%) dan Rhodamin-B (0.6%) yang terdapat pada 4501 sampel yang diuji
(Anonim3, 2004). Pada bulan Februari – Maret 2004 dilakukan pengujian
terhadap 575 sampel pangan jajanan untuk anak-anak, dan hanya 218 sampel
yang memenuhi syarat, diantara sampel yang tidak memenuhi syarat sebanyak
326 sampel menggunakan Sakarin dan Siklamat, 11 sampel menggunakan
Benzoat berlebih, penggunaan bahan berbahaya Rhodamin-B 79 sampel,
Boraks 27 sampel dan teridentifikasi mengandung mikroba sebanyak 198
sampel (Rahayu, 2005).
Data-data diatas menunjukkan adanya kebutuhan untuk lebih
mengkomunikasikan pentingnya good practices pada berbagai mata rantai
produksi pangan. Mengacu pada konsep keamanan pangan terpadu
form farm to table, maka penerapan good practices perlu dikomunikasikan,
disosialisasikan dan dipraktekkan mulai dari tahap produksi
(pertanian, perikanan dan peternakan) sampai ke tingkat konsumsi
(rumah tangga). Diperlukan desain program komunikasi yang efektif untuk
bisa menyampaikan pesan mengenai pentingnya penerapan good practices
dalam keamanan pangan. Diharapkan dengan program komunikasi yang
didesain dengan baik maka dapat memotivasi pelaku bisnis pangan baik
rumah tangga, industri kecil, pedagang makanan jajanan, pengusaha katering
dan lain-lain untuk menerapkannya, sehingga kasus keracunan pangan,
penggunaan BTP yang tidak sesuai, kasus penolakan eksport bisa semakin
berkurang. Program komunikasi yang efektif diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan dan kepedulian konsumen tentang keamanan pangan.
B. KOMUNIKASI DAN EDUKASI KEAMANAN PANGAN
Komunikasi, Informasi dan Edukasi adalah suatu strategi untuk
menyampaikan pesan tertentu kepada sasaran yang tepat sehingga tujuan
komunikasi dapat tercapai. Komunikasi dapat dikatakan sebagai proses
penyampaian pesan diantara orang-orang yang terlibat dalam komunikasi
dengan memberdayakan sumber komunikasi, pesan, saluran komunikasi dan
penerima. Informasi adalah pesan yang akan disampaikan oleh sumber kepada
penerima. Sedangkan edukasi adalah proses pembelajaran dalam komunikasi
untuk memantapkan pencapaian tujuan komunikasi, untuk mendidik dan
merubah perilaku penerima ke arah yang diinginkan dalam proses komunikasi.
Perubahan yang diharapkan terjadi meliputi perubahan aspek kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan).
Begitu strategisnya peran pangan yang berkualitas dalam mencetak
Sumber Daya Insani (SDI) yang unggul, maka segala sesuatu yang berkaitan
dengan upaya menghasilkan, menghindari dan memilih pangan yang aman
perlu dikomunikasikan ke segenap lapisan masyarakat. Tujuan akhir yang
ingin dicapai adalah agar masyarakat memiliki kesamaan pemahaman tentang
pentingnya aspek keamanan pangan yang pada gilirannya akan menciptakan
masyarakat yang mau dan mampu mengolah pangan yang aman serta
masyarakat yang mau dan mampu memilih serta mengkonsumsi pangan yang
aman (Anonim1, 2002).
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari sumber kepada
penerima pesan, sehingga terjadi suatu kesamaan makna tentang pesan yang
disampaikan antara sumber dan penerima pesan, dapat disimpulkan bahwa
setiap kegiatan komunikasi minimal harus menghasilkan adanya kesamaan
makna. Pengertian minimal ini karena disetiap kegiatan komunikasi
terkandung makna informatif, persuasif dan aktif.
Informatif artinya bahwa setiap kegiatan komunikasi menyampaikan
informasi yang menyebabkan penerima mengetahui segala sesuatu yang
dikomunikasikan. Persuasif artinya kegiatan komunikasi dilakukan secara
persuasif yang memungkinkan seseorang bersedia menerima dan meyakini
kebenaran, menguasai informasi yang telah disampaikan. Aktif mengandung
makna bahwa seseorang yang telah menerima suatu informasi dari orang lain
bersedia menerapkannya dalam bentuk tindakan yang kongkrit dalam
kehidupannya (Anonim1, 2002). Komunikasi yang menghasilkan kesamaan
makna adalah komunikasi yang efektif. Proses komunikasi setidaknya
melibatkan empat unsur yaitu sumber komunikasi, pesan yang disampaikan,
saluran komunikasi dan penerima pesan komunikasi. Keempat unsur itulah
yang menentukan efektif tidaknya suatu proses komunikasi.
Penyusunan pedoman komunikasi keamanan pangan dilatar belakangi
selain karena pangan yang berkualitas adalah salah satu penentu kualitas SDI
sebagai aset penting pembangunan Indonesia secara keseluruhan, juga mutu
keamanan sebagian pangan masih rendah sebagai akibat ketidaktahuan,
keterbatasan modal dan teknologi dari para penghasil/pengolah, pangan yang
bermutu rendah masih mendominasi di Indonesia sebagi akibat masih
rendahnya pengetahuan para penanggungjawab pemasaran pangan tentang
persyaratan keamanan pangan, rendahnya pengetahuan konsumen, pengusaha,
para tokoh masyarakat formal dan non-formal tentang keamanan pangan yang
kaitannya dengan kesejahteraan masyarakat serta belum adanya koordinasi
yang sinergis dari berbagai pihak yang berperan penting dalam pengadaan dan
pemasaran pangan yang aman.
Belum adanya mekanisme kontrol yang efektif di setiap elemen
masyarakat untuk menciptakan dan mendukung terciptanya pangan yang
aman. Pemahaman keamanan pangan belum secara optimal didiseminasikan
melalui berbagai jenis media, metoda dan sumber, pesan keamanan pangan
yang dikomunikasikan kepada masyarakat belum tersusun secara spesifik,
rinci dan mendalam. Saluran-saluran modern potensial di masyarakat
tradisional maupun modern belum dimanfaatkan secara optimal dalam
mengkomunikasikan pesan keamanan pangan serta belum adanya metode
evaluasi aplikatif untuk mengukur keberhasilan kegiatan komunikasi
keamanan pangan.
C. STRATEGI PROMOSI
Mengacu pada empat unsur penentu efektivitas komunikasi, maka
strategi komunikasi keamanan pangan juga disusun berdasarkan keempat
unsur tersebut. Menurut Effendi (1994) ada tiga tujuan utama strategi
komunikasi yang ingin dicapai yaitu : (1) memastikan bahwa penerima pesan
memahami isi pesan yang diterimanya; (2) memantapkan penerimaan pesan
dari dalam diri sasaran; dan (3) memotivasi kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan implikasi pesan. Prinsip-prinsip strategi komunikasi terdiri dari
beberapa kegiatan yaitu : menetapkan dan mengenal khalayak sasaran,
mendesain pesan, menetapkan metoda atau saluran komunikasi, menetapkan
dan menseleksi media serta menetapkan sumber pesan.
1. Menetapkan dan Mengenal Khalayak Sasaran
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam merancang suatu
kegiatan komunikasi adalah mengidentifikasi masalah, data dan fakta.
Khalayak sasaran dalam komunikasi adalah penerima pesan. Menemukan
dan mengenali khalayak sasaran bagi sumber pesan adalah sangat penting
dalam menyusun strategi komunikasi yang terkait dengan isi pesan,
penentuan metode penyampaian pesan dan pemilihan saluran pesan yang
sesuai dengan isi pesan. Pengenalan khalayak sasaran akan tergantung
pada tujuan komunikasi yang hendak dicapai, yaitu apakah sekedar
membuat khalayak mengetahui tentang sesuatu yang akan disampaikan
atau dimaksudkan agar khalayak melaksanakan tindakan tertentu sesuai
pesan.
Pengenalan khalayak dilakukan dengan memperhatikan :
(1) kerangka referensi; (2) faktor situasi; (3) faktor kondisi. Kerangka
referensi terbentuk didalam diri seseorang sebagai hasil pengamatan,
pendidikan, norma, status sosial, dan sebagainya yang dimiliki individu.
Faktor situasi adalah situasi komunikasi yang dialami oleh khalayak
sasaran pada saat menerima pesan yang disampaikan oleh sumber. Faktor
kondisi adalah state of pesonality (keadaan fisik dan psikis) khalayak pada
saat menerima informasi tentang sesuatu (Anonim1, 2002).
Seorang pelaku promosi harus mempunyai gambaran yang jelas
tentang siapa sasarannya. Menurut Kotler (1995), Ada enam kondisi
khalayak setelah mendapatkan informasi tentang suatu pesan : (1) sadar
(aware) tentang keberadaan pesan, merupakan kondisi awal yang perlu
ditumbuhkan pada khalayak; (2) tahu atau paham (know) tentang objek
mungkin tidak atau belum dimiliki audiens walaupun telah sadar; (3) jika
audiens telah memiliki pemahaman tentang objek, pertanyaan selanjutnya
adalah bagaimana feel mereka terhadap obyek (suka atau tidak suka);
(4) audiens telah menyukai objek, tapi mungkin tidak memilihnya. Hanya
dijadikan salah satu dari sekian pilihan yang ada; (5) setelah audiens
menentukan pilihan ada kemungkinan mereka masih belum yakin akan
pilihannya (karena itu perlu dilakukan proses meyakinkan khalayak akan
kebenaran isi pesan); (6) audiens telah yakin dengan pilihannya akan tetapi
belum mengambil tindakan selanjutnya, dimungkinkan menunggu
informasi tambahan tentang pilihannya, menyusun rencana dan
sebagainya.
Setelah khalayak sasaran ditetepkan maka sumber komunikasi
perlu mengetahui khalayak sasaran dalam hal :
1. ciri-ciri personal seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
jumlah keluarga, frekuensi penggunaan media dan sebagainya.
2. mengenal sistem sosial dan budaya penerima meliputi bahasa yang
digunakan, persepsi mereka tentang sesuatu yang dikomunikasikan,
sikap mereka terhadap perubahan, ketergantungannya terhadap
tokoh-tokoh panutan, sistem pengambilan keputusan dalam keluarga
dan sebagainya.
3. cara dan kebiasaan komunikasi masyarakat lebih banyak menggunakan
media atau komunikasi tatap muka (langsung).
4. minat penerima terhadap inovasi.
5. status penerima (mandiri atau berkelompok).
6. tingkat motivasi (dari dalam diri atau dari luar).
7. tingkat pengetahuan penerima terhadap isi pesan.
8. seseorang melakukan perubahan perilaku sesuai dengan tingkatannya
yaitu : (1) prekontemplasi (perilaku yang ideal belum
dipertimbangkan); (2) kontemplasi (perilaku yang ideal sudah mulai
dipertimbangkan); (3) persiapan (perilaku yang ideal siap dilakukan);
(4) aksi (perilaku yang ideal benar-benar dilakukan) dan
(5) pemeliharaan (perilaku yang ideal dipelihara agar tetap dilakukan).
Berdasarkan tingkat perubahan perilaku tersebut dapat disusun
strategi komunikasi seperti dapat dilihat pada Tabel 1 :
Tabel 1. Tingkat Perubahan Perilaku dan Strategi Komunikasi yang
Sebaiknya Dilakukan
Tingkat perubahan perilaku
Strategi komunikasi
Prekontemplasi Menciptakan kepedulian dan minat Kontemplasi Mengubah persepsi Persiapan dan aksi Menciptakan situasi dan kondisi yang
mendukung terjadinya perilaku yang diharapkan
Pemeliharaan Membantu terbentuknya situasi yang mendorong agar perilaku yang diharapkan dapat dilakukan terus menerus.
Pengetahuan tidak selalu menyebabkan terjadinya perubahan
perilaku, beberapa persepsi individual dapat menghambat seseorang
melakukan perilaku yang diharapkan yaitu : (1) kognitif (kepercayaan,
keyakinan, pendapat pribadi, resiko yang disarankan dan norma-norma);
(2) emosional (kemampuan pribadi dan respon emosional); (3) Interaksi
sosial (pengaruh sosial dan anjuran kepada teman). Pada prinsipnya
menyususn strategi komunikasi berdasarkan karakteristik khalayak berarti
merekayasa atau merancang sedemikian rupa sehingga proses komunikasi
sesuai dengan kondisi khalayak penerima (Anonim1, 2002).
2. Mendesain Pesan
Sumber perlu mendesain pesan agar mampu membangkitkan minat
dan perhatian penerima terhadap perubahan. Ada empat syarat yang harus
dipenuhi agar pesan keamanan pangan yang disampaikan dapat diterima
yaitu : (1) pesan disusun, direncanakan dan disampaikan secara menarik;
(2) pesan harus menggunakan simbol-simbol yang didasarkan pada
kesamaan pengalaman antara sumber dan penerima dalam memahami
simbol tersebut; (3) pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi
penerima dan mampu memberi saran tentang cara untuk mencapai
kebutuhan; (4) pesan harus bisa memberikan alternatif bagi penerima
untuk memenuhi kebutuhan secara layak baik untuk kepentingan individu
maupun sesuai dengan situasi kelompok (Anonim1, 2002).
Secara psikologis seseorang lebih senang menyerap hal-hal yang
positif atau bersifat ganjaran bukan menakut-nakuti atau menghukum.
Oleh kerena itu pesan keamanan pangan akan lebih mudah diterima
dengan menampilkan keuntungan-keuntungan yang akan diterima jika
khalayak sasaran menerapkannya, meskipun penerapan itu juga
mengandung resiko tertentu dibandingkan dengan yang bersifat paksaan
(Anonim1, 2002).
3. Menetapkan Metode Komunikasi
Metode adalah cara mendekatkan sumber atau komunikasi dengan
khalayak sasaran. Metode komunikasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu
menurut cara pelaksanaannya dan menurut bentuk isi pesannya. Menurut
cara pelaksanaannya dikenal dua metode yaitu metode redudancy dan
metode canalizing. Metode redudancy adalah cara mempengaruhi
khalayak sasaran dengan jalan mengulang-ulang pesan yang sama,
penyampaian pesan dilakukan secara kontinu, cara penyampaian menarik
agar tidak membosankan (Anonim1, 2002).
Keuntungannya adalah khalayak akan lebih memperhatiakan pesan
dan tidak mudah lupa, kekurangannya dapat terjadi kebingungan pada
sasaran karena proses pengulangan yang berlebihan. Metode canalizing
adalah cara mengubah pengetahuan, pemikiran, pendapat dan sikap mental
khalayak ke arah yang kita kehendaki secara perlahan-lahan, karena pada
dasarnya pengetahuan, pemikiran, pendapat dan sikap seseorang
dipengaruhi oleh kerangka referensi dan pengalaman seseorang yang telah
mengkristal selama bertahun-tahun.
Sedangkan metode komunikasi berdasarkan bentuk isinya dapat
dibedakan menjadi bentuk informatif, persuasif, edukatif dan kursif.
(1) informatif berupa kegiatan penerangan, penyampaian pesan
berdasarkan data, fakta yang benar; (2) persuasif difokuskan pada
pengubahan kesadaran atau sikap mental seseorang, khalayak dalam
keadaan tersugesti terlebih dahulu; (3) edukatif mengubah perilaku
khalayak secara sengaja, teratur dan terencana, isi pesan berupa pendapat,
fakta dan data serta pengalaman seseorang yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenaranya; (4) kursif adalah metode
komunikasi yang mempengaruhi khalayak sasaran dengan cara memaksa,
pesan yang disampaikan berisi pendapat dan ancaman misalnya Peraturan
Pemerintah (PP), perintah dan intimidasi golongan tertentu
(Anonim1, 2002).
4. Menyeleksi dan Menetapkan Media
Biasanya digunakan saluran komunikasi yang paling banyak
penerimanya dan murah biayanya, paling besar dampaknya, cocok dengan
tujuan serta pesan yang disampaikan. Saluran apa yang cocok dengan isi
pesan, serta saluran komunikasi yang paling sesuai dengan ketersediaan
dana dan kemampuan mengoperasionalkannya (Anonim1, 2002).
5. Menetapkan Sumber Pesan
Peran sumber komunikasi sebagai perencana dan sekaligus
pelaksana strategi komunikasi sangat penting dalam menumbuhkan proses
komunikasi efektif. Sumber atau komunikator adalah orang atau lembaga
yang merumuskan dan berusaha menyampaiakan kepada orang lain.
Berbagai peran dilakukan dalam suatu sistem yang saling mendukung.
Dengan keseluruhan peran itu, komunikator menyampaikan pesan kepada
khalayak (Effendi, 1994). Berlo (1960) menyebutkan beberapa aspek yang
mempengaruhi kualitas sumber untuk menghasilkan komunikasi yang
tepat yaitu : (1) kemampuan sumber komunikasi; (2) sikap; (3) tingkat
pengetahuan dan (4) posisi sosial budaya.
D. AWARENESS CAMPAIGN KEAMANAN PANGAN
Program komunikasi dan promosi untuk mengkampanyekan
pengertian ”Keamanan Pangan” telah dilakukan oleh Direktorat Surveilan dan
Penyuluhan Keamanan Pangan Badan POM RI dengan memperluasnya
melalui Jejaring Promosi. Mengkampanyekan suatu istilah agar masyarakat
mengerti atau membangun kesadaran tentang pangan aman bukan hal yang
mudah karena kondisi masyarakat yang belum sadar dan istilah keamanan
pangan merupakan sesuatu yang tidak berwujud (Herlina, 2004).
Dalam mengkomunikasikan istilah ”Keamanan Pangan” sampai
terwujudnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan pangan
memerlukan proses komunikasi yang berkesinambungan dan terintegrasi
dalam suatu strategi. Kesadaran akan ”Keamanan Pangan” harus ditanamkan
di benak audiens baik kalangan menengah ke bawah maupun kalangan
menengah atas melalui upaya promosi dan komunikasi secara komprehensif,
berkesinambungan dan terintegrasi.
Kegiatan promosi dilakukan baik yang bersifat above the line
(iklan terbuka) dan bellow the line (iklan terselubung). Pendekatan kampanye
yang dilakukan Badan POM RI menggunakan Awareness Campaign Strategy
(ACS) yang dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu : (1) capturing market
share, kegiatan kampanye dan promosi diarahkan untuk menangkap,
menyebarkan dan atau menanamkan pesan kepada sebanyak-banyaknya
audiens; (2) capturing mind share, kegiatan kampanye atau promosi dengan
sasaran utamanya adalah mengedukasi target audiens dengan cara mengolah
rasio atau pikiran; (3) capturing hearth share, kegiatan yang memfokuskan
pengolahan emosi agar diperoleh image atau citra sesuai tema kampanye,
membangun loyalitas terhadap pesan yang dikampanyekan (Herlina, 2004).
Masing-masing strategi disusun dengan kegiatan-kegiatan yang
spesifik sesuai dengan tujuanya, semuanya bersinergi dalam satu strategi
kampanye kesadaran akan keamanan pangan. Strategi pesan yang digunakan
adalah yang positif, memfokuskan kepada manfaat yang diperoleh
dibandingkan bahayanya serta tidak terkesan mengajari. Kegiatan yang di
laksanakan diantaranya adalah desain strategi komunikasi keamanan pangan,
pelatihan strategi komunikasi keamanan pangan, jejaring promosi keamanan
pangan, pengadaan bahan pustaka, penerbitan buletin keamanan pangan,
pembuatan dan pencetakan materi promosi keamanan pangan, distribusi
compact disc (CD) poster keamanan pangan, pembuatan komik dan buku saku
bergambar mengenai keamanan pangan, pembuatan kalender keamanan
pangan, pameran keamanan pangan, promosi keamanan pangan melalui radio,
majalah dinding, penyuluhan keamanan pangan bagi guru sekolah serta
pengadaan seminar-seminar.
E. POSTER KEAMANAN PANGAN
Poster merupakan salah satu media yang digunakan Badan POM RI
sebagai alat bantu dalam promosi keamanan pangan. Merupakan media
promosi yang menjangkau semua lapisan masyarakat. Poster sangat efektif
terutama untuk menjangkau kalangan muda dan usia dewasa yang sangat aktif
(Jefkins, 1997). Penyampaian pesan yang singkat, bahasa yang sederhana
disertai gambar-gambar yang menarik serta warna-warna pendukung dapat
menambah daya tarik media poster sehingga lebih komunikatif terhadap
sasaran audiensnya. Penempatan poster harus strategis agar diakses oleh lebih
banyak orang sehingga lebih ekonomis dibandingkan penempelan poster pada
tempat-tempat yang tidak terjangkau audiens.
Penyebaran poster oleh Badan POM RI melalui Balai-balai POM
yang tersebar di seluruh Indonesia sampai saat ini belum ada evaluasi tingkat
efektivitas media poster sebagai alat bantu dalam mempromosikan pesan
keamanan pangan. Penyebaran poster belum optimal khususnya pada wilayah
terjadinya keracunan misalnya kampus, pabrik, rumah sakit dan lain-lain.
Frekuensi penyebaran poster belum gencar dan bersifat sambil lalu. Padahal
kampanye yang gencar dalam kurun waktu pendek akan lebih meninggalkan
kesan pada audiens dibandingkan dengan kampanye dalam kurun waktu lama
(Restikawati, 2004). Poster Keamanan Pangan yang telah dihasilkan oleh
Badan POM RI dan penempatannya yang sesuai dapat dilihat pada Tabel 2.
Sedangkan tampilan poster Pesan Keamanan Pangan dapat dilihat pada
Lampiran 1.
Tabel 2. Poster Keamanan Pangan yang Telah Dikeluarkan Badan POM RI
No poster
Judul Cocok ditempatkan di
1 Jangan menjual bahan berbahaya ini untuk pangan
Toko kimia, toko bahan baku pembuat kue
2 Waspada!!! Rumah makan, rumah sakit, hotel, puskesmas
3 Cegah kontaminasi mikroba dari karyawan
Rumah makan, industri pangan, supermarket
4 Baca label!!! Sebelum anda membeli produk pangan dalam kemasan
Supermarket, toko yang menjual bahan pangan dalam kemasan
5 Awas pencemaran melalui serangga dan hewan kotor lainnya
Rumah makan
6 Jangan gunakan bahan tambahan yang dilarang untuk pangan
Toko kimia, industri pangan
7 Perlakukan tempat sampah dengan benar
Rumah makan, sekolah, di dekat tempat pembuangan sampah
Tabel 2. Poster Keamanan Pangan yang Telah Dikeluarkan Badan POM RI (Lanjutan)
No
poster Judul Cocok ditempatkan di
8 Perhatian suhu pada saat menyimpan pangan
Rumah makan, industri pangan
9 Waspada!!! Pangan menjadi tidak aman dikonsumsi karena cemaran berbahaya
Rumah makan, industri pangan
10 Gunakan BTP (Bahan Tambahan Pangan) dengan takaran yang tepat
Toko kimia, industri pangan
11 Salah!!! Jauhkan bahan makanan yang mentah dengan yang matang
Rumah makan, posyandu, puskesmas
12 Jauhkan serangga, hewan peliharaan dan hewan liar dari makanan
Rumah makan, sekolah (TK/SD) posyandu, puskesmas
13 Hindari produk pangan dalam kemasan dari serangan tikus dan hewan lainnya
Supermarket, industri pangan (gudang), toko yang menjual bahan pangan dalam kemasan
14 Simpan produk susu pada suhu yang benar
Supermarket, toko yang menjual bahan pangan dalam kemasan puskesmas, posyandu
15 Tangani telur secara hati-hati dan masak sampai matang pada suhu yang benar
Supermarket, toko yang menjual produk telur, puskesmas, posyandu
16 Persyaratan Pelabelan untuk industri rumah tangga pangan
Supermarket, toko yang menjual bahan pangan dalam kemasan, industri pangan
17 Bakteri!!! Musuh tak terlihat Rumah makan, sekolah (TK/SD), posyandu, puskesmas
18 Menjaga kebersihan adalah cara paling utama untuk menghindari bakteri
Rumah makan, rumah sakit sekolah, posyandu, puskesmas
19 Kendalikan bakteri dengan aplikasi suhu dan waktu yang benar
Rumah makan, supermarket, toko toko yang menjual bahan pangan dalam kemasan, industri pangan
20 Dinginkan pangan secepat mungkin untuk menghindari tumbuhnya bakteri
Rumah makan, supermarket, toko toko yang menjual bahan pangan dalam kemasan, industri pangan
F. EVALUASI KEGIATAN PROMOSI
Evaluasi mencakup penilaian terhadap proses berlangsungnya
kegiatan promosi dan dampak komunikasi yang dilakukan. Beberapa aspek
yang perlu dievaluasi selama komunikasi berlangsung antara lain adalah ada
atau tidaknya gangguan selama proses komunikasi berlangsung.
Evaluasi terhadap dampak komunikasi dilakukan dengan
menggunakan pedoman sebagai berikut : (1) audience coverage, menggali
pertanyaan yang mencakup aspek jenis dan seberapa luas khalayak yang dapat
dicapai dan apakah mereka mewakili khalayak yang dituju; (2) audience
response, menggali pertanyaan yang mencakup unsur pengaruh dari isi pesan
yang disampaikan kepada khalayak, apakah isi pesan menguntungkan dan
menarik perhatian khalayak; (3) communication impact, menggali pertanyaan
tentang efek atau akibat yang terjadi pada khalayak setelah proses komunikasi
terjadi, apakah efeknya positif atau negatif; (4) process of influence, menggali
pertanyaan dengan mencakup aspek proses komunikasi yang dapat
mempengaruhi khalayak (Anonim1, 2002).
G. LANDASAN TEORI PELAKSANAAN SURVEI EVEKTIFITAS
PROMOSI POSTER PESAN KEAMANAN PANGAN
1. Metode Pengambilan Sampel
Menurut Supranto (2003), metode pengambilan contoh dibagi
menjadi dua, yaitu metode penarikan contoh probabilitas atau acak dan
metode penarikan contoh non probabilitas. Metode pengambilan contoh
probabilitas atau acak adalah suatu teknik sampling dimana pemilihan
objek atau elemen dari populasi yang akan dimasukkan dalam sampel
didasarkan atas nilai probabilitas. Setiap unsur dalam populasi mempunyai
kesampatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel, sedangkan metode
penarikan contoh non probabilitas/non acak adalah teknik sampling
dimana sampel dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu.
2. Uji Kuesioner
Sebelum daftar kuesioner disebarkan kepada responden, kuesioner
diuji terlebih dahulu. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah
pertanyaan tertentu perlu ditambahkan atau dihilangkan, apakah responden
dapat mengerti arti pertanyaan tersebut, apakah urutan pertanyaan perlu
diubah dan apakah pertanyaan yang sensitif dapat diperhalus dengan
mengubah bahasa.
3. Uji Validitas dan Reliabilitas
Dua hal yang diuji adalah validitas dan reliabilitas kuesioner. Uji
validitas berfungsi mengetahui hubungan atau korelasi antara pertanyaan
dengan skor total, sedangkan uji reliabilitas mengujikan sekelompok
pertanyaan apakah saling berhubungan dan konsisten dalam mengukur
suatu konsep pertanyaan. Terdapat enam golongan validitas, yaitu validitas
konstruk, isi, prediktif, eksternal, rupa dan validitas Budaya
(Singarimbun dan Effendi, 1989). Pada penelitian ini jenis validitas yang
digunakan adalah validitas konstruk (construct validity). Dari jenis
pertanyaan yang diajukan di dalam kuesioner, maka validitas dan
reliabilitas yang akan diuji pada penelitian ini dibatasi hanya pada
penyusunan skala sikap (pendapat) responden terhadap poster. Menurut
Pratisto (2004) uji validitas dan reliabilitas dapat dilakukan dengan dua
cara yaitu : (1) Repetitive measurement (pengukuran secara berulang).
Prinsipnya adalah dengan membandingkan hasil pengukuran pertama
dengan hasil pengukuran kedua; (2) One shot (sekali ukur) sistem ini
sering disebut juga dengan pengujian internal.
4. Uji Chi-Kuadrat
Menurut Siegel (1997), uji Chi-kuadrat merupakan suatu uji yang
digunakan untuk menetapkan signifikasi perbedaan-perbedaan antar dua
kelompok yang independen.
Hipoteses dapat diuji dengen formula sebagai berikut : χ2 = Σ (Oij – Eij)2
Eij
Dimana : χ2 = nilai Chi-kuadrat, r = jumlah baris, k = jumlah kolom
Oij = frekuensi pengamatan pada sel kolom ke-i dan baris ke-j
Eij = frekuensi harapan pada sel kolom ke-i dan baris ke-j
Untuk mendapatkan frekuensi yang diharapkan bagi
masing-masing sel (Eij), jumlah total baris dan total kolom pada sel
tertentu dikalikan, kemudian hasilnya dibagi dengan jumlah sampel (N).
Hipoteses yang digunakan adalah Ho = kedua peubah bersifat bebas,
H1 = kedua peubah saling berhubungan. Hipotesis nol ditolak jika nilai χ2
yang diperoleh lebih dari atau sama dengan nilai kritis Chi-kuadrat dari
tabel dan sebaliknya diterima bila nilai χ2 kurang dari nilai kritis
Chi-kuadrat tabel. Derajat bebas (db) yang digunakan dihitung dengan
rumus db = (k-1) (r-1) dan digunakan selang kepercayaan 95%
(Wahid, 2003).
5. Koefisien Kontingensi
Koefisien kontingensi (θ) digunakan untuk mengatur kekuatan
hubungan antar variabel (Rangkuti, 1997). Untuk menentukan kuat
lemahnya korelasi digunakan batasan Champion yaitu : (1) 0.00-0.25
menunjukkan hubungan lemah; (2) 0.26-0.50 menunjukkan hubungan
yang agak lemah; (3) 0.51-0.75 menunjukkan hubungan yang agak kuat;
(4) 0.76-1.00 menunjukkan hubungan yang kuat.
6. Korelasi Spearment
Korelasi adalah salah satu teknik statistika yang digunakan untuk
mencari hubungan antara dua variabel atau lebih yang sifatnya kuantitatif
dan kualitatif, juga untuk menguji apakah hubungan antara dua variabel
tersebut bersifat berbanding lurus atau berbanding terbalik, atau bahkan
tidak mempunyai hubungan sama sekali (Sulaiman, 2002).
Untuk kriteria penggolongan nilai korelasi dapat dilihat pada
Tabel 3, berdasarkan Young, 1982 dalam Sulaiman, 2002.
Tabel 3. Penentuan Kriteria Nilai Korelasi*
No Interval Kriteria
1 < 0.20 Dapat diabaikan 2 0.20 – < 0.40 Korelasi rendah 3 0.40 – < 0.70 Hubungan substansial 4 0.70 – 1.00 Derajat asosiasi tinggi
Ket * Young 1982 : 317 dalam Sulaiman 2002.
III METODOLOGI
A. KEGIATAN MAGANG
Kegiatan magang oleh penulis dilakukan selama 4 bulan
(Februari - Mei 2005) pada Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan
pangan (SPKP) Badan POM RI. Kegiatan yang dilakukan antara lain :
1. Pengumpulan dan Penyusunan Materi Promosi Keamanan Pangan.
Materi promosi keamanan pangan yang disusun antara lain berupa
tanya jawab untuk siaran di radio dan televisi. Materi diperoleh dari
kliping berita koran, internet maupun bahan pustaka yang ada di
perpustakaan Direktorat SPKP.
2. Penyusunan Alamat Kantor Media Massa.
Penyusunan alamat kantor media massa dilakukan dengan tujuan
untuk memudahkan kerjasama dengan media massa dalam rangka
kegiatan promosi keamanan pangan dimasa yang akan datang.
Sebelumnya terlebih dahulu dilakukan identifikasi nama, alamat, nomor
telpon dan faksimail media massa dengan memeriksa dokumen arsip dan
pencarian melalui internet.
3. Pembuatan Poster Percakapan tentang Keamanan Pangan.
Poster percakapan tentang keamanan pangan dibuat dalam bentuk
kartun, yang berisikan pesan-pesan keamanan pangan dengan sasaran
audience anak-anak.
4. Pemantauan Penempelan Poster.
Pemantauan penempelan dilakukan untuk mengetahui keberadaan
poster yang telah dikirimkan ke tiga lokasi supermarket di Jakarta
(masing-masing 100 poster). Pemantauan dilakukan melalui telpon
(untuk kantor pusat supermarket yang berlokasi jauh dari kantor Badan
POM RI) dan mengadakan kunjungan langsung ke lokasi (bagi kantor
pusat supermarket yang berlokasi tidak terlalu jauh dari kantor Badan
POM RI) .
5. Mengkoordinasi Penyebarluasan Poster Pesan Keamanan Pangan.
Koordinasi penyebarluasan poster Pesan Keamanan Pangan
dilakukan dengan partisipasi beberapa senat dan himpunan mahasiswa
Teknologi Pangan, agar poster bisa disosialisasikan dan disebarluaskan
dalam lingkungan kampus masing-masing.
6. Pembuatan Konsep software untuk Melacak Lokasi Penyebaran
Poster.
Sebagai pengendali di Direktorat SPKP diperlukan data base telah
sejauh mana poster, sebagai salah satu sarana (alat bantu) dalam
mempromosikan keamanan pangan terdistribusi di masyarakat. Pembuatan
data base dapat dilakukan dengan software yang dirancang secara khusus,
untuk memasukkan data, operator hanya mengetik data (entri) dan secara
otomatis data telah masuk ke daftar data base penyebaran poster. Sehingga
dibuatlah konsep software pelacakan lokasi penyebaran poster bersama
seorang programer di kantor Direktorat SPKP.
B. SURVEI EFEKTIVITAS POSTER PESAN KEAMANAN PANGAN
1. Teknik Pengumpulan Data
Sumber data dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh dari hasil survei kepada responden poster pesan
keamanan pangan menggunakan kuesioner dan pengamatan langsung di
lapangan. Lokasi pengambilan sampel di kota Bogor dengan terlebih dahulu
dilakukan penyebaran dan penempelan poster sebelum dilakukan survei.
Data sekunder yang diperlukan adalah jumlah penduduk Desa
Babakan, jumlah total mahasiswa IPB yang berdomisili di lingkar kampus
IPB, jumlah penduduk kota Bogor, jumlah supermarket dan rumah makan.
Data sekunder dapat diperoleh dari kantor kelurahan Desa Babakan, Badan
Pusat Statistik (BPS) Kota dan Kabupaten Bogor, Kantor Deperindag Kota
Bogor serta kantor Administrasi dan Jaminan Mutu Pendidikan (AJMP)
Institut Pertanian Bogor (IPB).
2. Kuesioner
Kuisioner yang diajukan kepada responden merupakan jenis
kuisioner Structured-Non Disguised, yaitu daftar pertanyaan yang telah
tersusun rapi dengan tujuan yang jelas bagi responden dan sifatnya tidak
tersembunyi (Supranto, 2001). Daftar pertanyaan ada yang bersifat tertutup
berbentuk Multiple Choice. Pertanyaan tertutup artinya responden tidak
diberikan kesempatan untuk memberikan jawaban selain dari pilihan yang
telah disediakan pada kuisioner tersebut (Singarimbun dan Effendi 1989).
Contoh kuesioner yang digunakan untuk survei efektivitas media promosi
poster “Pesan Keamanan Pangan” ini dapat dilihat pada Lampiran 2.
3. Pengujian Kuesioner
Kuisioner diukur validitasnya, validitas menunjukkan sejauhmana
kuisioner mengukur apa yang ingin diukur. Pengujian validitas dilakukan
dengan melakukan wawancara kepada 30 orang responden mengenai
kuisioner yang telah diisi. Pengujian kuisioner menggunakan Test-retest
sehingga dapat diukur reliabilitasnya. Test retest yaitu melakukan uji coba
dua kali pengisian kuisioner dalam waktu yang tidak terlalu lama untuk
menjamin kondisi tidak berubah (Bagusco, 2001).
Melalui cara ini, kuisioner yang baik akan mendapatkan jawaban
konsisten dari responden yang terlibat dalam uji coba. Menurut
Singarimbun dan Effendi (1989) reliabilitas adalah indeks yang
menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan.
Indeks reliabilitas dihitung menggunakan teknik pengukuran ulang dengan
selang waktu 14 hari.
4. Penetapan dan Sampling
Pengambilan sampel dilakukan secara purposive non probability
sampling. Jumlah responden ditentukan berdasarkan kisaran rumus Slovin,
yaitu salah satu teknik penentuan jumlah contoh untuk penelitian sosial
dengan tingkat kesalahan 10% (Umar, 2000). Ukuran sampel dihitung
dengan rumus n = N / (1 + N. e2 ), dimana n ukuran contoh; N ukuran
populasi; e adalah persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir atau diinginkan. Dalam
studi ini nilai e adalah 0.01. Jumlah kuesioner yang disebarkan adalah 160
buah dengan perincian 60 kuesioner disebarkan di lingkungan kampus
(di kantin-kantin di dalam kampus) dan sebanyak 100 kuesioner disebar di
lingkar kampus, supermarket serta rumah makan yang ada di Kota Bogor
dengan ketentuan responden berusia antara 15-55 tahun serta tidak buta
aksara. Responden dibatasi hanya bagi mereka yang pernah melihat serta
membaca poster Pesan Keamanan Pangan. Orang tertentu mengisi
kuesioner setelah melihat poster tertentu. Jumlah poster, lokasi dan jenis
poster yang dilihat responden dapat dilihat pada Tabel 4. Beberapa
responden diwawancarai secara lisan pendapat mereka terhadap poster yang
tertempel dilokasi.
Tabel 4. Data Lokasi, Jumlah Poster dan Jenis Poster yang Dilihat
Responden. No Lokasi Kampus Poster nomor * Σ Poster Σ Responden 1 Kantin Stevia 17, 20 2 15 2 Kantin Sapta 2, 3, 8, 9 4 15 3 Kantin PAU IPB 1,7 2 10 4 Depan sekretariat
HIMITEPA 6, 13, 14 3 20
5 Dekat Ruang Kuliah PAU
17 1 10
Sub Total 12 70
Tabel 4. Data Lokasi, Jumlah Poster dan Jenis Poster yang Dilihat Responden (Lanjutan)
No Lokasi Lingkar
Kampus Poster nomor * Σ Poster Σ Responden
1 Warung bakso Favorit 17, 18 2 5 2 Swalayan Al Amin 13, 14 2 3 3 Warung bakso Bantolo 1 1 5 4 Rumah makan Yunani 12, 17 2 5 5 Rumah makan Bang
Ucok 17 1 5
6 Rumah makan Askil 17, 18 2 5 7 Rumah makan Bahari 17 1 4 8 Rumah makan sunda 9 1 2 9 Rumah makan di dekat
pangkalan angkot Kampus dalam
2, 3, 5, 7, 11 5 8
10 Warung bakso Leisus 9 1 3
Sub Total 18 50
No Lokasi Kota Bogor Poster nomor * Σ Poster Σ Responden 1 Toko kimia Bratachem
Merdeka 1, 6 2 5
2 Hero Pasar Swalayan jalan Padjajaran Bogor
4, 14, 15, 16, 20 5 8
3 Matahari Cabang Taman topi
13, 14, 15, 20 4 3
4 Superindo Jembatan Merah
14, 15, 16, 20 4 5
5 KFC Tugu Kujang 17, 19, 20 3 5 6 CFC Taman Topi 17, 20 2 4 7 Yogyakarata Cabang
Plaza Bogor Indah 5, 13, 14, 15, 16, 20 6 10
Sub Total 26 40
TOTAL 56 160 * Keterangan nomor poster dapat dilihat pada Lampiran 1. Poster nomor 10 tidak
dipasang karena persediaan di Badan POM RI habis.
Uji efektivitas dilakukan berdasarkan audience coverage dan
audience responses dimana media/alat bantu promosi poster pesan
keamanan pangan dilihat sejauh mana jangkauan penyebarannya dan
pengaruh isi pesan baik layout, tulisan, gambar ilustrasi, bahasa/kalimat, isi
dan tingkat pemahaman responden terhadap poster tertentu yang
diamatinya. Selain itu juga akan dilihat secara singkat sejauh mana
efektivitas berdasarkan comunication impact dan process of influence yang
akan melihat efek/akibat dari proses komunikasi serta tindak lanjut yang
dilakukan responden, apakah poster akan mempengaruhi dan merubah
tingkah lakunya terhadap keamanan pangan.
5. Analisis Data
Data yang dihasilkan berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data
kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat dan
gambar sedangkan data kuantitatif berbentuk angka atau data kualitatif yang
diangkakan. Selanjutnya dilakukan uji statistik untuk mendapatkan
kesimpulan dari data yang didapatkan.
Uji yang digunakan antara lain adalah Uji kebebasan (Chi Square),
dengan melihat nilai koefisien kontingensi untuk mengetahui kekuatan
hubungan antara dua variabel yang berbeda, serta dilanjutkan dengan uji
korelasi untuk variabel yang mempunyai kekuatan hubungan
(nilai koefisien kontingensi) sangat tinggi, uji korelasi digunakan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat ketergantungan antara variabel yang satu
dengan variabel lainnya. Secara lengkap tahapan survei dapat dilihat pada
Lampiran 3.
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. KEGIATAN MAGANG
Kegiatan magang selama empat bulan di Direktorat SPKP Badan
POM RI menghasilkan antara lain adalah sebagai berikut ini :
1. Pengumpulan dan Penyusunan Materi Promosi Keamanan Pangan.
Penyusunan materi promosi keamanan pangan meliputi artikel tanya
jawab untuk bahan siaran di radio dan televisi serta naskah skenario iklan
keamanan pangan. Selama magang telah terkumpul sejumlah 4 artikel
untuk bahan tanya jawab siaran di radio dengan topik :
1. Minuman berenergi dan minuman bersoda
2. Food suplement
3. Penyakit Antraks dan Mad Cow Disease (MCD)
4. Air minum dalam kemasan (AMDK)
Satu topik artikel tanya jawab yang disiapkan telah digunakan untuk siaran
rutin mingguan di D’Radio 103,4 FM pada tanggal 12 April 2005, dengan
topik “Air Minum Dalam Kemasan” (AMDK).
Telah disusun sejumlah 8 artikel tanya jawab untuk siaran di televisi
dengan topik sebagai berikut :
Bahan-bahan berbahaya di sekitar kita
Air minum dalam kemasan (AMDK)
Bahan tambahan pangan “Pemanis buatan”
Tips penggunaan makanan kaleng
Cara menghindari penyakit karena pangan
Pentingnya menyimpan pangan yang benar
Pentingnya membaca label pangan
Keracunan pangan : Penyebab dan pencegahannya
Serta disusun satu materi promosi keamanan pangan dalam bentuk naskah
skenario iklan dengan sasaran anak-anak dengan judul “Bahaya Jajan
Sembarangan”. Contoh naskah skenario iklan dapat dilihat pada
Lampiran 4.
2. Penyusunan Alamat Kantor Media Massa.
Alamat kantor media massa yang tergabung dalam koalisi media
Indonesia yang telah disusun dapat dilihat pada Lampiran 5. Arsip alamat
ini sebagai dokumentasi dan dapat digunakan untuk mengundang media
massa jika ada acara-acara Direktorat SPKP yang perlu disebarluaskan
atau akan mengadakan konferensi pers. Diharapkan media massa bisa
menjadi public relation Badan POM RI untuk mensosialisasikan
pentingnya edukasi dan komunikasi keamanan pangan bagi masyarakat
luas.
3. Pembuatan Poster Percakapan tentang Keamanan Pangan.
Poster percakapan dalam bentuk tokoh kartun dengan pesan keamanan
pangan untuk sasaran anak-anak sebanyak 6 buah dapat dilihat pada
Lampiran 6. Promosi yang ditujukan untuk anak-anak, selain harus
mempunyai teknik penyampaian yang efektif diperlukan juga format dan
penyajian yang atraktif untuk menarik khalayak sasarannya. Berdasarkan
hasil penelitian Noviana (1991) bahwa ternyata kegiatan promosi cukup
berperan dalam mempengaruhi anak untuk memiliki atau menuruti produk
yang diiklankan.
Anak-anak menyukai promosi produk anak-anak selain karena
memang menyukai produknya, juga menyukai jingle lagu, tokoh yang
berperan serta tampilan visual media promosi tersebut. Pada tahun 2003,
data Nielsen Media Research menunjukkan bahwa rating tertinggi
tayangan televisi untuk kategori tipe program anak-anak adalah seri
tayangan animasi. Tayangan animasi sangat dekat dengan dunia
anak-anak, penggunaan tokoh kartun pada poster pesan keamanan pangan
yang ditujukan untuk sasaran anak-anak diharapkan dapat menarik minat
dan perhatian mereka.
4. Pemantauan Penempelan Poster.
Laporan hasil survei ke tiga lokasi supermarket di Jakarta dapat dilihat
pada Lampiran 7.1. Dari ketiga supermarket, hanya PT Matahari Putra
Prima yang melakukan distribusi penyebaran poster ke kantor cabangnya,
seperti dapat dilihat pada Lampiran 7.2, informasi dari PT Matahari Putra
Prima ini dikirimkan melalui faksimail. Berdasarkan wawancara via
telepon, dua perusahaan lainnya belum melakukan penyebaran poster
dengan alasan poster tidak diketahui keberadaannya sejak diserahkan dari
pihak Badan POM RI ke perusahaan. Adapun kontak person yang
dihubungi pada saat dilaksanakannya survei dapat dilihat pada
Lampiran 7.3.
5. Mengkoordinasi Penyebarluasan Poster Pesan Keamanan Pangan.
Penyebarluasan poster melalui beberapa senat dan himpunan
mahasiswa dimaksudkan untuk memperluas jejaring keterlibatan
mahasiswa yang peduli dengan kondisi keamanan pangan, dalam hal ini
mahasiswa dapat berfungsi sebagai pelaksana teknis proses sosialisasi
kepada masyarakat luas tentang pentingnya pendidikan keamanan pangan.
Sambutan positif mahasiswa ditandai dengan kunjungan rekan mahasiswa
Indonusa Esa Unggul Jurusan Gizi Masyarakat ke Badan POM RI untuk
mengetahui lebih banyak tentang poster pesan keamanan pangan. Kontak
person dan alamat baik himpunan/senat mahasiswa yang dapat dihubungi
dapat dilihat pada Lampiran 8.1 Adapun dokumentasi penyebaran poster
pesan keamanan pangan oleh mahasiswa dapa dilihat pada Lampiran 8.2.
6. Pembuatan Konsep software untuk Melacak Lokasi Penyebaran
Poster.
Tampilan halaman muka software untuk melacak sejauh mana
distribusi poster pesan keamanan pangan telah tersebar yang konsepnya
dibuat bersama seorang programer di kantor Direktorat SPKP dapat dilihat
pada Lampiran 9.
B. SURVEI POSTER PESAN KEAMANAN PANGAN
1. Penyebaran Poster
Sebelum dilakukan penyebaran poster terlebih dahulu dilakukan
identifikasi pusat perbelanjaan, rumah makan dan toko kimia yang ada di
Kota Bogor. Hasil identifikasi berdasarkan data sekunder dari Deperindag
Bogor dapat dilihat pada Lampiran 10. Penyebaran poster dilakukan di 5
lokasi supermarket yang ada di Bogor (PT Matahari, Plaza Ekalokasari,
Yogyakarta Departement Store, Superindo, PT Hero Swalayan); 3 lokasi
rumah makan francise (KFC, CFC, Hoka-Hoka Bento); dan 1 lokasi toko
kimia (PT Bratachem). Lokasi pusat perbelanjaan, rumah makan dan toko
kimia yang dipilih sebagai tempat penempelan poster serta alasan pihak
manajemen dapat dilihat pada Lampiran 11.
Pada umumnya semua rumah makan dan supermarket menyambut
baik kerjasama penempelan poster Pesan Keamanan Pangan dari Badan
POM RI, karena pesan keamanan pangan yang disampaikan juga
bermanfaat untuk memberikan informasi kepada pengunjung/pelanggan
rumah makan dan atau supermarket demi kepuasan mereka, bahwa salah
satu tujuan dari manajemen rumah makan ataupun supermarket adalah
menjamin kepuasan pelanggan. Namun berhubung tidak adanya tempat
atau ruang kosong pada rumah makan ataupun supermarket yang
bersangkutan pihak manajemen belum bisa menempelkan poster Pesan
Keamanan Pangan untuk bisa diakses responden secara langsung.
Dari beberapa pihak manajemen rumah makan yang ditemui
meyatakan bahwa selama ini hanya poster promosi produk mereka sajalah
yang mendapat prioritas utama untuk ditempel pada gerai promosi yang
tersedia di setiap outlet rumah makan. Sedangkan menurut pihak
manajemen supermarket Matahari Plaza Ekalokasari yang ditemui
menyatakan bahwa kendala tempat pemasangan poster yang membuat
mereka sampai saat ini menyatakan belum bisa menempel poster Pesan
Keamanan Pangan pada tempat strategis yang bisa diakses pengunjungnya.
2. Hasil Pengujian Kuesioner
Pengujian kuesioner meliputi uji validitas dan reliabilitas. Uji coba
dilakukan kepada tigapuluh responden yang pernah melihat dan membaca
poster Pesan Keamanan Pangan. Nilai korelasi (r) dihitung menggunakan
metode one shot (pengukuran hanya sekali) (Pratisto, 2004). Pengujian
kuesioner menghasilkan nilai r sebagai berikut, seperti dapat dilihat pada
Tabel 5 di bawah ini :
Tabel 5. Hasil Uji Validitas Kuesioner dengan Metode One Shot
No pertanyaan R hitung R table Validitas*
6 0.4921 0.361 Valid 10 0.7000 0.361 Valid 11 0.3647 0.361 Valid 12 0.3970 0.361 Valid 13 0.5371 0.361 Valid 14 0.4554 0.361 Valid 15 0.7531 0.361 Valid 16 0.4346 0.361 Valid 17 0.3986 0.361 Valid 18 0.7822 0.361 Valid 20 0.4911 0.361 Valid
Dari hasil wawancara langsung dan perhitungan statistik untuk uji
validitas menggunakan program SPSS versi 11 for windows, selanjutnya
akan diketahui apakah ada kesesuaian antara jawaban responden dengan
jawaban yang diharapkan. Secara statistik, angka korelasi yang diperoleh
harus dibandingkan dengan angka r untuk α 0.05 (Pratisto, 2004).
Adapun nilai r untuk α 0.05 dapat dilihat pada Lampiran 12. Cara
melihat angka kritik adalah dengan melihat baris N-2, dengan jumlah
responden 30 orang maka derajat bebasnya adalah 30-2 = 28. untuk taraf
signifikansi 0.05 maka nilai r adalah 0.361. Apabila didapat nilai r hitung
lebih besar dari nilai r tabel maka kuesioner dianggap valid. Dari Tabel 5
dapat dilihat bahwa semua nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel
(0.361) artinya pertanyaan diatas dinggap valid.
Untuk uji reliabilitas dilakukan dua kali pengujian, dengan
menggunakan Alpha Cronbach, SPSS 11 for Windows didapatkan nilai r
sebesar 0.968 Nilai probabilitas Sig. (2-tailed) adalah 0.000 (< 0.05), hal
ini berarti bahwa tingkat ketepatan dan korelasi antar pertanyaan dengan
konsep cukup tinggi atau dapat dikatakan reliabel dan siap digunakan
untuk pencarian data. Hasil keluaran program SPSS untuk uji validitas dan
reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 13. Selama penyebaran kuesioner
juga dilakukan wawancara kepada responden tentang tata bahasa dan
kalimat yang digunakan pada poster serta diidentifikasi sejauh mana
tingkat pemahaman mereka. Hasil evaluasi responden terhadap poster
Pesan Keamanan Pangan yang ditempel di beberapa tempat dapat dilihat
pada Lampiran 14.
3. Profil Responden
Deskripsi profil responden yang meliputi jenis kelamin, usia, jenis
pekerjaan, tingkat pendidikan dan tingkat pengeluaran perbulan diuraikan
berikut ini :
a. Jenis Kelamin dan Usia
Dari total 160 responden, 41% (66 orang) adalah laki-laki dan
jumlah responden wanita 59% (94 orang). Berdasarkan usia, 56%
(90 orang) responden adalah golongan usia 20-25 tahun, 18% (28 orang)
responden berusia dibawah 20 tahun dan 18% (28 orang) responden
dengan rentang usia 26-40 tahun, sisanya 8% (14 orang) responden
berusia antara 41-50 tahun. Sebagian besar responden adalah wanita
(59%) dengan rentang usia antara 20-25 tahun (18%).
b. Tingkat Pendidikan
Dari segi tingkat pendidikan, sebanyak 2.5% (4 orang) merupakan
lulusan SD atau sederajat, 68.8% (110 orang) lulusan sekolah lanjutan
atau sederajat, 22.5% (36 orang) lulusan sarjana-diploma dan sisanya
sebanyak 6.3% (10 orang) berjenjang pendidikan pasca sarjana.
Pekerjaan Responden
114; 70%
12; 8%
6; 4%
4; 3%
3; 2%
2; 1%
4; 3%
15; 9%
pelajarmahasisw aPNSSw astapedagang/ritelibu rumah tanggakader posyandulain-lain
c. Jenis Pekerjaan dan Tingkat Penghasilan
Responden yang disurvei sebanyak 70% (114 orang) adalah
mahasiswa, 11% (15 orang) responden adalah pegawai swasta, 12.8%
(12 orang) Pegawai Negeri Sipil (PNS), 2.1% (2 orang) adalah pelajar
3.2% (3 orang) kader posyandu, 4.3% (4 orang) ibu rumah tangga, 6.4%
(6 orang) pedagang/ritel, serta kategori lain-lain sebanyak 4.3%
(4 orang). yang terdiri diantaranya profesi humas, resepsionist, satpam,
manager toko dan guru.
Berdasarkan tingkat pengeluaran perbulan, sebanyak 77.5%
(124 orang) responden tergolong masyarakat kelas menengah kebawah
(mempunyai tingkat pengeluaran perbulan kurang dari 1.5 juta).
Sebanyak 16.3% (26 orang) responden tergolong masyarakat kelas
menengah (mempunyai tingkat pengeluaran perbulan antara 1.5 – 3.5 juta
5.6% (9 orang) responden termasuk golongan masyarakat kelas
menengah keatas (mempunyai tingkat pengeluaran perbulan
(antara 3.5 - 5.5 juta) dan 1 orang responden tergolong masyarakat
golongan ekonomi tinggi dengan tingkat pengeluaran perbulan > 5.5 juta.
Sebaran pekerjaan responden dapat dilihat pada Gambar 1. Sebagian
besar responden adalah mahasiswa dengan tingkat pengeluaran perbulan
kurang dari 1,5 juta rupiah. Hal ini berkaitan karena lokasi sampling
dilakukan di daerah lingkar kampus.
Keamanan Pangan menurut responden
49; 33%
92; 61%
9; 6%
Tidak penting, karena sejauhini masih sehat-sehat saja
Penting, tapi masih ada halyang lebih penting lagi
Sangat penting karenamenyangkut kualitas generasi
N : 160
Gambar 1. Profil Pekerjaan Responden
4. Pendapat Responden tentang Badan POM RI dan Keamanan Pangan
Dari 160 orang responden, 75% responden mengetahui tentang tugas
Badan POM RI sebagai institusi yang juga berperan dalam mengkampanyekan
keamanan pangan di Indonesia dan diantaranya 25% belum mengetahui.
Sebanyak 79% responden mengetahui bahwa poster Pesan Keamanan Pangan
yang ditempel di tempat-tempat tertentu sebagai sarana mengkampanyekan
kesadaran akan keamanan pangan dikeluarkan oleh Badan POM RI sedang
21% responden yang lain tidak mengetahui bahwa institusi yang
mengeluarkan poster adalah Badan POM RI.
Berdasarkan Gambar 2 dapat diketahui pendapat responden tentang
keamanan pangan secara umum. Sebanyak 61% responden menyatakan bahwa
keamanan pangan sangat penting karena menyangkut kualitas generasi muda
dan masa depan bangsa, 33% responden menyatakan penting, akan tetapi
masih ada hal lain yang jauh lebih penting dari pada hanya mengurusi masalah
keamanan pangan sedangkan 6% responden menyatakan keamanan pangan
tidak penting. Pendapat responden tentang keamanan pangan dipengaruhi oleh
faktor obyektif dan subyektivitas dirinya masing-masing.
Gambar 2. Keamanan Pangan Menurut Responden
Faktor obyektif menyatakan bahwa keamanan pangan sangat penting
karena menyangkut kesehatan bangsa, kerugian negara, kualitas generasi
muda, daya saing bangsa dan produktivitas organisasi. Faktor subyektif
responden didukung oleh fakta bahwa walaupun mengkonsumsi pangan yang
kurang aman akan tetapi masih tetap hidup sampai sekarang, masih lebih
penting menyelesaikan masalah pengangguran, kemiskinan, konflik dan
korupsi di Indonesia daripada Keamanan Pangan (Rimbaatmaja, 2004).
Diperlukan pengetahuan terhadap kondisi khalayak sasaran sebelum
mendapatkan informasi tentang keamanan pangan, untuk menghindarinya
tumpang tindih informasi bagi mereka yang telah benar-benar memahami
pentingnya keamanan pangan dengan responden yang sama sekali belum sadar
manfaat dan pentingnya keamanan pangan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam memberikan pemahaman kepada khalayak sasaran tentang kesadaran
keamanan pangan perlu memperhatikan kondisi karakteristik sasaran, dan
strategi promosi yang dirancangpun dibedakan sesuai dengan kondisi dan
sikap khalayak sasaran (Anonim1, 2002).
5. Pendapat Responden terhadap Poster Keamanan Pangan dan Kondisi
Mereka Setelah Melihat Poster
Berdasarkan Gambar 3, dari 160 orang responden 52% menyatakan
bahwa penempatan gambar pada poster menarik, 40% responden menyatakan
cukup dan hanya 8% responden yang menyatakan bahwa penempatan gambar
pada poster tidak menarik. Dari jawaban responden yang menyatakan tidak
menarik memberikan alasan bahwa terlalu banyak gambar, seperti pada poster
nomor 2 yang berjudul ”WASPADA!!!” Dan penuh dengan tulisan berisi
pesan persuasif, contohnya ajakan untuk mencuci tangan dengan sabun
sebelum makan.
Penempatan Gambar13; 8%
83; 52%
64; 40%
Menarik Biasa/ckp Tidak menarik
Jenis Tulisan
79; 49%
13; 8%
68; 43%
Menarik Biasa/ckp Tidak menarik
Gambar Perumpamaan (illustrasi)
71; 44%
59; 37%
30; 19%
Menarik Biasa/ckp Tidak menarik
Masih pada Gambar 3, pendapat responden mengenai jenis tulisan
yang ada pada poster, sebanyak 49% responden menyatakan menarik, 43%
menyatakan tulisan pada poster biasa saja dan 8% responden menyatakan jenis
tulisan pada poster tidak menarik. Tulisan pada poster hanya terdiri dari satu
font saja dan semuanya seragam. Tulisan yang berseni dan berbentuk ”tulisan
indah” akan lebih menarik perhatian khalayak, jenis, bentuk dan ukuran
tulisan bisa dijadikan faktor daya tarik dalam suatu media poster untuk
menarik perhatian orang yang mengamatinya (Soehout, 2003).
Juga pada Gambar 3, pendapat responden mengenai illustrasi
(gambar perumpamaan) pada poster, 44% menyatakan menarik, 37%
menyatakan cukup dan 19% menyatakan tidak menarik. Responden yang
menyatakan gambar perumpamaan tidak menarik beralasan bahwa gambar
terlalu kaku dan ilmiah. Seperti misalnya gambar pada poster nomor 6 yang
berjudul ”Jangan Gunakan Bahan Tambahan yang Dilarang untuk Pangan”
menggunakan illustrasi gelas piala yang hanya dikenal golongan tertentu.
Perumpamaan bakteri digambarkan seperti pada contoh poster nomor 17
membuat orang tertarik membaca pesan yang disampaikan, sebelum membaca
pesan yang disampaikan kebanyakan responden tidak mengetahui maksud dari
gambar. Soenarjo (1983) dalam Restikawati (2004) menyatakan bahwa poster
kadang dihiasi dengan gambar-gambar supaya menarik perhatian orang,
sehingga pesan yang ditulis di dalam poster diketahui dan diperhatikan.
Gambar 3. Pendapat Responden tentang Penempatan Gambar, Jenis Tulisan
dan Gambar Illustrasi Poster
Isi pesan poster dapat berupa pengumuman, perhatian atau anjuran
kepada publik. Dapat dilihat pada Gambar 4, dari 160 responden sebanyak
56% menyatakan isi pesan poster menarik, 41% menyatakan biasa dan 3%
menyatakan isi pesan poster kurang menarik. Tidak semua bahasa yang
digunakan pada poster Pesan Keamanan Pangan bisa dipahami semua
kalangan, karena tiap jenis poster mempunyai segmen sasaran khusus.
Penempatan poster harus disesuaikan dengan pesan yang disampaikannya,
misalnya poster nomor 1 yang berjudul Jangan Menjual Bahan Berbahaya Ini
untuk Pangan, sebaiknya ditempatkan di toko bahan kimia yang menjual
bahan kimia, karena penempatan poster ini pada supermarket dan warung
makan tidak sesuai sasaran.
Masih berdasarkan Gambar 4, sebanyak 6% responden menyatakan
tidak mengerti bahasa poster, 52% responden menyatakan bahasa poster
mudah dimengerti dan 42% menyatakan cukup dalam arti tidak terlalu sulit.
Penggunaan bahasa-bahasa ilmiah dan istilah asing seperti pada poster nomor
14 dan 19 istilah ”susu steril” dan ”susu pasteurisasi” tidak semua orang bisa
mengartikannya.
Sedangkan tingkat pemahaman responden terhadap pesan, juga dapat
dilihat pada Gambar 4, 70% responden menyatakan bisa memahami,
26% menyatakan cukup dan 4% responden tidak bisa memahami pesan yang
disampaikan. Seperti pada contoh kasus poster nomor 15 terdapat tulisan
”Bakteri Salmonella enteritidis” hanya golongan masyarakat tertentu yang
bisa memahami bahwa bakteri ini sangat berbahaya dan bisa menyebabkan
foodborne disease. Kata-kata ”panaskan sampai pada suhu 72oC” juga
tergolong rancu karena pada umumnya masyarakat tidak menggunakan
termometer pengukur suhu pada waktu memasak, sehingga pesan yang
disampaikan dengan bahasa ilmiah seperti diatas tidak bisa dipahami
responden. Istilah-istilah lain yang hanya bisa dipahami golongan khalayak
tertentu adalah HTST, susu pasteurisasi, kondisi steril, nama-nama bakteri
patogen dan nama-nama kimia untuk bahan tambahan pangan.
Isi Pesan
4; 3%
90; 56%
66; 41%
Menarik Biasa/ckp Tidak menarik
Tingkat Pemahaman
41; 26%
7; 4%
112; 70%
Bisa memahami Cukup Tidak mengerti
Kemudahan memahami susunan kalimat dan tata
bahasa poster10; 6%
67; 42%
82; 52%
Mudah SedangTidak
Menurut Soehoet (2003) bahwa hal-hal yang perlu diperhatiakn
dalam pembuatan poster adalah : (1) bahasa yang mudah dipahami semua
lapisan masyarakat; (2) bahasa yang singkat, padat dan tepat untuk
mewujudkan motif komunikasi; (3) dapat disertai dengan gambar dan lambang
yang serasi; (4) ditulis, dilukis atau dicetak dengan huruf dan gambar yang
jelas kelihatan dari jauh dan (5) menggunakan warna yang sesuai dengan isi
pesan yang menarik perhatian. Menurut Jefkins, (1997) bahwa keunggulan
media poster adalah : (1) dari segi ukuran dan dominasi cukup besar dan
menarik perhatian; (2) corak warna-warna tertentu memudahkan untuk
diingat; (3) pesan singkat yang ditulis dalam huruf besar dan mencolok
sehingga menimbulkan kesan jangka pendek pada khalayak; (4) penempatan
yang strategis dan bisa diakses banyak orang sehingga sedikit lebih ekonomis.
Sedangkan kelemahan media poster adalah ketidakmampuannya memuat
banyak pesan, rentan terhadap vandalisme atau cuaca, hanya dilihat sambil
lalu dan membutuhkan waktu cukup lama untuk merancang, mencetak dan
menyebarkannya.
Gambar 4. Pendapat Responden tentang Isi Pesan, Tingkat Pemahaman dan
Kemudahan Memahami Susunan Kalimat/Tata Bahasa Poster.
Dapat dilihat dari Gambar 5, setelah melihat poster pesan keamanan
pangan dari 160 responden, sebanyak 9% menyatakan baru menyadari ada
poster keamanan pangan, 29% responden baru mengetahui bahwa poster
tersebut dikeluarkan oleh Badan POM RI, 16% responden mulai tertarik untuk
membaca isi pesan pada poster, 18% tahu dan memahami pesan yang
disampaikan dan 28% responden menyatakan yakin bahwa pesan yang
disampaikan media poster tersebut benar adanya.
Usaha mengubah perilaku khalayak terhadap suatu pesan yang
disampaikan melalui tahapan kesiapan responden, tahapan kesiapan responden
dalam menerima suatu pesan menurut Kotler (1997) digolongkan dalam enam
kategori kondisi yaitu : (1) kesadaran ; (2) pengetahuan/pemahaman; (3)
menyukai; (4) pemilihan; (5) keyakinan pada pilihan dan (6) tindakan.
Sebagian besar responden baru mengetahu jika poster pesan keamanan pangan
tersebut dikeluarkan oleh Badan POM RI dan yakin bahwa pesan yang
disampaikan adalah benar. Mengkampanyekan suatu istilah agar masyarakat
mengerti atau membangun kesadaran akan pangan aman bukanlah hal yang
mudah, karena kondisi masyarakat Indonesia yang berpendapat yang penting
perut kenyang, untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari saja banyak
yang tidak mampu, alasan kedua adalah karena keamanan pangan merupakan
istilah yang tidak berwujud (Herlina, 2004).
Setelah mengetahui pesan keamanan pangan yang disampaikan
poster, dari 160 responden sebanyak 6% tidak merubah tindakan mereka dan
masih tetap pada kondisi semula, 56% meyakini bahwa keamanan pangan
penting akan tetapi belum dapat menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari
dikarenakan beberapa faktor, dan hanya 38% yang melakukan tindakan sesuai
dengan apa yang tertulis pada poster. Analisis ketepatan media mencakup
aspek daya tarik media, pemahaman terhadap gambar, penerimaan istilah atau
kata yang menyinggung serta keterlibatan perasaan yang dialami setelah
melihat atau membaca media. Efektivitas pesan atau materi dapat meliputi
kelima hal berikut : menarik atau tidaknya pesan, kemudahan dimengerti,
penerimaan responden, mengajak ikut serta dan bersifat membujuk
(Anonim1, 2002).
Adapun faktor-faktor yang menjadi penyebab responden belum dapat
mengikuti pesan keamanan pangan antara lain disebabkan karena kondisi yang
tidak memungkinkan seperti kondisi lokasi berjualan, kendala keterbatasan
keuangan, keterbatasan waktu atau terburu-buru dan faktor kemalasan karena
Kondisi responden setelah melihat Poster
14; 9%45; 28%
28; 18%
47; 29%
26; 16%
Menyadari ada poster PesanKeamanan PanganMengetahui Poster tersebutdikeluarkan oleh Badan POM RITertarik untuk membaca
Tahu dan memahami maksudnya
Meyakini bahwa yang tertulis benar
Faktor yang mempengaruhi responden
51; 34%
70; 47%
6; 4%23; 15%
Keuangan terbatas
Terburu-buru (keterbatasanwaktu)Merepotkan (faktor kemalasan)
Kondisi yang tidak memungkinkan
Tindakan responden setelah melihat poster
90; 56%
61; 38%
9; 6%
Tetap seperti sedia kala,pesan yang disampaikantidak berpengaruhMeyakini bahwa pesan itubenar tapi belum bisamelaksanakan Melakukan tindakan sepertiyang tertulis pada poster
alasan repot. Sebanyak 47% responden menyatakan alasan tidak bisa
melaksanakan pesan keamanan pangan adalah karena faktor kondisi tempat
yang tidak memungkinkan, 34% responden menyatakan faktor kemalasan,
15% responden menyatakan karena adanya keterbatasan waktu dan hanya
4% yang menjawab karena terbatasnya kondisi keuangan.
Sebagain besar responden adalah mahasiswa yang tinggal di lingkar
kampus IPB dengan kondisi sanitasi warung makan yang kurang bersih
(Perdani, 2001), sehingga alasan kondisi tempat yang tidak memungkinkan
bisa diterima. Persepsi individual yang dapat menghambat seseorang
melakukan perilaku yang diharapkan antara lain : (1) kognitif (kepercayaan,
keyakinan dan pendapat pribadi); (2) emosianal (kemampuan pribadi dan
respon emosional); (3) interaksi sosial (pengaruh sosial, anjuran kepada
teman).
Gambar 5. Kondisi Responden Setelah Melihat Poster, Tindakan yang Dilakukan dan Faktor yang Mempengaruhinya
Sebanyak 91% responden menyatakan akan menyampaikan pesan
keamanan pangan yang dibacanya dari poster kepada orang lain, hanya 9%
yang menyatakan tidak. Mengingat sebagain besar responden adalah
mahasiswa yang tergolong dalam usia produktif dengan tingkat frekuensi
interaksi dengan masyarakat tinggi. Pesan keamanan pangan merupakan peran
persuasif karena itu sebaiknya disampaikan dengan memaparkan keuntungan
yang diperoleh jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dengan demikian
khalayak akan tergugah untuk menyadari pentingnya keamanan pangan.
6. Media Promosi yang Sering Diakses, Cara Promosi yang Diinginkan dan
saran Untuk Poster Keamanan Pangan Selanjutnya
Faktor yang juga mempengaruhi efektifitas komunikasi adalah unsur
kepercayaan khalayak terhadap sumber, pesan yang sama kemudian
disampaikan dengan metode dan sumber yang berbeda belum tentu
menghasilkan efek yang sama. Setiap sumber mempunyai daya tarik yang
berbeda antara satu dengan lainnya. Hal inilah yang menyebabkan khalayak
tertentu mempunyai sumber pesan yang diposisikan sebagai favoritnya. Begitu
fanatiknya khalayak terhadap sumber pesan tertentu, terkadang
mengakibatkan khalayak hanya melihat siapa yang menyampaikan dan kurang
mempedulikan bagaimana isi pesan itu sendiri.
Bentuk program promosi yang diselenggarakan Badan POM RI telah
dirancang dengan satu strategi kampanye kesadaran keamanan pangan,
dilakukan dengan tiga pendekatan yaitu : penguasaan pasar, mengubah
pemikiran dan kegiatan komunikasi interpersonal. Masing-masing dari tiga
pendekatan ini mempunyai kegiatan yang berbeda karena tujuan jangka
pendek yang akan dicapainya berbeda, walaupun secara keseluruhan mengacu
pada satu tujuan jangka panjang yang sama. Kegiatan promosi dilakukan
secara terbuka maupun terselubung, sifat promosi terbuka biasanya
menekankan pada tercapainya tujuan jangka pendek, menekankan pada
persuasi, iming-iming atau bujukan yang diolah lebih ke aspek emosi
dibandingkan aspek rasio; sifat promosi terselubung lebih menekankan pada
tercapainya tujuan jangka panjang, biasanya mengandung tema. Media yang
digunakan dan kegiatan yang dilakukan oleh Badan POM RI untuk kegiatan
promosi keamanan pangan yang disusun dalam suatu strategi kampanye
kesadaran, mempunyai tema/jargon kampanye ”Keamanan Pangan Kunci
Hidup Sehat dan Sejahtera” dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Bentuk Program Promosi yang Diselenggarakan Badan POM RI
Kode Media Jenis Program Promosi
A Radio Siaran di radio tanya jawab tentang keamanan pangan rutin setiap minggu. Saat ini dilakukan siaran secara rutin tiap hari Selasa pukul 09.30 – 11.00 di D’Radio 103.4 FM Jakarta
B Televisi Tanyangan talk show di Metro TV, TV 7 dan liputan tentang Keamanan Pangan secara insidental di beberapa stasiun Televisi.
C Poster Setiap tahun dikeluarkan 10 judul poster Pesan Keamanan Pangan yang didistribusikan melalui Balai POM di seluruh Indonesia dan bekerjasama dalam Jejaring Promosi Keamanan Pangan untuk pendistribusiannya.
D Majalah Majalah-majalah tertentu sering memuat berita tentang keamanan pangan baik yang bersifat tetap maupun insidental.
Tabel 6. Bentuk Program Promosi yang Diselenggarakan Badan POM (Lanjutan)
Kode Media Jenis Program Promosi
E Buletin Buletin Keamanan Pangan rutin diterbitkan setiap enam bulan sekali sejak tahun 2002, saat ini telah diterbitkan sebanyak 6 edisi buletin Keamanan pangan.
F Leafleat/selebaran
Leafleat secara rutin dibuat setiap tahun sebanyak 10 judul dan disebarkan pada acara pameran.
G Compact Disk
Terkoordinasi dalam kegiatan Participatory Multi Level Food Safety Campaign kampanye tentang Keamanan Pangan yang dirancang dengan melalui penggalangan partisipasi setiap orang, instansi, industri, asosiasi dan stakeholder lainnya untuk bersama mendiseminasikan pesan keamanan pangan dari Badan POM RI
H Internet Badan POM RI mempunyai situs resmi http: // www. Badan POM.go.id yang memberikan berita dan informasi terkini tentang program-program Badan POM RI untuk mewujutkan kesadaran akan keamanan pangan di Indonesia.
I Pameran Pameran secara rutin dilaksanakan, membuka stand pada saat pameran dan memberikan informasi.
J Pemberian penghargaan
Penganugerahan Piagam Bintang 1, 2, 3 Keamanan Pangan kepada Industri Rumah Tangga Pangan.
Sumber : Laporan Tahunan Direktorat SPKP Tahun 2004
Deskrispsi kegiatan yang dilaksanakan Direktorat SPKP untuk
kegiatan mempromosikan Keamanan Pangan secara lengkap dapat dilihat
pada Lampiran 15. Kategori media promosi radio, majalah dan leafleat atau
selebaran masih jarang diakses responden dan lebih banyak responden
Intensitas akses responden terhadap media promosi yang dikeluarkan Badan POM RI
35
48,7
63,7
21,25
8,75
30
2,5
23,75
8,75
3,13
38,1233,8
43,75
50,63
15,63
33,75
39,37
13,13
2,5
19,37
81,87
42,5
57,5
38,744,38
45
46,87
26,3
35
46,25
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
A B C D E F G H I J
Jenis media promosi
Frek
uens
i (%
)
Sering Jarang Tidak pernah
menyatakan tidak pernah untuk program promosi yang disebarluaskan melalui
media Buletin Keamanan Pangan, Compact disk (CD), internet, pameran dan
perlombaan. Responden menyatakan sering untuk kategori media promosi
poster dikarenakan penelitian survei kali ini memang telah dikhususkan pada
efektivitas market share media promosi poster, jadi pada saat dilaksanakan
survei poster telah terlebih dahulu di sebarkan di lokasi.
Sebanyak 61% responden memilih cara promosi yang paling baik
adalah dengan pemberitahuan lewat media massa baik cetak maupun visual.
Sebanyak 32% responden memilih mengenalkan secara langsung produk yang
tergolong bahaya dan aman pada acara-acara arisan, seminar dan sebagainya,
sisanya sebanyak 7% responden menyatakan pemberian hadiah cukup efektif
untuk mempromosikan keamanan pangan, misalnya adanya penghargaan
kepada toko atau warung yang turut mendukung program kampanye
keamanan pangan dan sebagainya.
Keterangan : A s/d J merupakan kode media promosi yang dilakukan oleh Badan
POM RI seperti dapat dilihat pada Tabel 6. Gambar 6. Intensitas Responden Mengakses Sumber-sumber Media Promosi
dari Badan POM RI.
Intensitas akses responden terhadap media promosi tersebut dapat
dilihat pada Gambar 6. Setiap organisasi seharusnya memeriksa gaya,
kebutuhan dan kesempatan komunikasinya serta mengembangkan suatu
program komunikasi yang efektif dengan publik eksternal seperti wartawan,
pihak pemerintah dan masyarakat finansial (penanam modal). Selain itu juga
harus berkomunikasi efektif dengan publik internal, khususunya anggota
dewan, manajemen menengah serta pekerja profesional. Organisasi harus tahu
cara mengkomunikasikan dirinya dengan kelompok yang bervariasi agar
mendapatkan dukungan dan hubungan yang baik (Kotler, 1995).
Media massa koran harian bisa memberikan informasi yang
up to date karena frekuensi terbitnya setiap hari, sehingga informasi yang
disampaikan adalah peristiwa yang saat itu sedang hangat dibicarakan publik.
Menurut Simamora (2002) salah satu pendekatan yang secara langsung dapat
mempengaruhi sikap konsumen tanpa perlu mengubah kepercayaan terhadap
suatu hal adalah melalui iklan yang ditayangkan televisi. Televisi merupakan
media komunikasi massa yang memiliki kemampuan yang besar untuk
mengantarkan dan menyebarkan pesan pembangunan. Sikap audience
terhadap promosi dapat dipengaruhi beberapa faktor yang meliputi isi pesan,
pengaruh suasana hati dan emosi pada saat mendapat informasi keamanan
pangan (Simamora, 2002).
Televisi sebagai salah satu media komunikasi mempunyai potensi
cukup besar untuk menghasilkan efek. Hal ini dimungkinkan karena sifatnya
yang audiovisual. Penyampaian pesan yang disertai gambar dapat bergerak
mempunyai daya tarik sangat kuat dan dapat memberikan kesan yang
mendalam, sehingga memungkinkan untuk menghasilkan efek cukup besar.
Merril dan Lowenstein (1971) menyatakan bahwa efek dapat berupa
bertambahnya pengetahuan, sikap dan bahkan sampai merubah perilaku.
Berkesan atau tidaknya isi pesan yang disampaikan akan mempengaruhi
tindakan mereka selanjutnya dan hal tersebut bergantung dengan kondisi dan
suasana hati mereka saat menerima pesan.
Masing-masing media promosi mempunyai sasaran target tertentu
dan sesuai dengan tujuan jangka pendek yang dicapainya untuk terwujudnya
kesadaran masyarakat Indonesia seluruhnya akan pentingnya edukasi
keamanan pangan. Jenis-jenis program promosi yang dilaksanakan Badan
POM RI merupakan satu kesatuan yang telah terintegrasi dalam suatu strategi
promosi.
Penelitian ini hanya dibatasi pada survei efektivitas poster pesan
keamanan pangan, pada Tabel 7 dapat dilihat saran dari responden untuk
perbaikan cara promosi menggunakan media poster. Sebanyak 76.25%
responden memilih jumlah yang disebar lebih ditingkatkan dan lebih banyak
dilakukan publikasi pada tempat-tempat umum. Tempat umum yang dimaksud
adalah tempat yang banyak dikunjungi orang/tempat berkumpulnya banyak
orang seperti stasiun, rumah sakit, supermarket, rumah makan, terminal, lobi
hotel dan sebagainya. Hanya 17.5% responden yang memilih perbaikan
ukuran poster.
Tabel 7. Saran Responden untuk Poster Keamanan Pangan Selanjutnya
Keterangan
Jumlah responden
Frekuensi Responden
Persentase (%)
Jumlah yang disebarluaskan lebih banyak 160 122 76.25
Publikasi dilakukan di tempat–tempat umum 160 122 76.25
Perbaikan bahasa poster 160 92 57.50 Tema-tema terbaru sesuai dengan berita/Issu keamanan pangan yang saedang berkembang
160 85 53.13
Perbaikan isi pesan 160 84 52.50 Perbaikan gambar 160 76 47.50 Perbaikan warna 160 59 36.88 Perbaikan layout 160 54 33.75Perbaikan jenis tulisan 160 49 30.63 Perbaikan ukuran poster 160 28 17.50
C. KORELASI ANTARA DUA VARIABEL YANG BERBEDA
Alat uji yang dipakai dalam pengujian korelasi dua variabel yang
berbeda ini adalah uji Chi Square, koefisien kontingensi dan uji korelasi
spearment. Hasil uji Chi Square dan nilai koefisien kontingensi untuk variabel
bebas jenis kelamin dengan 10 pertanyaan yang berhubungan dengan sikap
responden dapat dilihat pada Tabel 8 sedangkan hasil keluaran SPSSnya dapat
dilihat pada Lampiran 16. Dapat dilihat bahwa untuk kategori jenis kelamin
bila dibandingkan dengan sepuluh pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat
responden mengenai poster dan sikap mereka setelah melihat dan membaca
poster hampir sebagian besar menyatakan tidak ada hubungan antara jenis
kelamin dengan variabel pertanyaan yang diujikan, hanya dua variabel yang
menyatakan adanya hubungan ketergantungan antara keduanya, namun
demikian nilai koefisien kontingensi mengindikasikan hubungan yang sangat
lemah.
Tabel 8. Hasil Uji Chi square dan Koefisien Kontingensi untuk Jenis Kelamin
Pertanyaan Jenis kelamin Chi Square Koef Kontingensi
Hit Tbl Kep Nil Hub Kegiatan promosi keamanan pangan yang paling diminati responden
3.058 5.99 Terima Ho
0.138 Sangat lemah
Pengetahuan responden tentang tugas BADAN POM RI mempromosikan KP
0.419 3.84 Tolak Ho
0.051 Sangat lemah
Pengetahuan responden tentang kampanye penempelan poster
2.287 3.84 Terima Ho
0.119 Sangat lemah
Tingkat pemahaman responden terhadap poster
0.579 5.99 Terima Ho
0.060 Sangat lemah
Kondisi responden setelah melihat dan membaca poster
12.017 9.49 Tolak Ho
0.264 Lemah
Mudah atau tidaknya pesan keamanan pangan dilaksanakan responden
3.366 5.99 Terima Ho
0.144 Sangat lemah
Tindakan yang dilakukan responden setelah membaca pesan
4.326 5.99 Terima Ho
0.162 Sangat lemah
Faktor yang mempengaruhi responden belum bisa melaksanakan pesan KP
5.184 7.81 Terima Ho
0.177 Sangat lemah
Penyampaian pesan Keamanan pangan kepada orang lain
2.635 3.84 Terima Ho
0.127 Sangat lemah
Pendapat responden tentang keamanan pangan
4.433 5.99 Terima Ho
0.164 Sangat lemah
Keterangan (*) Terima Ho yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara kedua variable
Tolak Ho yang berarti bahwa ada hubungan antara kedua variable Ho = Tidak ada hubungan antara dua variable yang diuji H1 = Ada hubungan antara dua variable yang diuji
Hasil uji Chi Square dan nilai koefisien kontingensi untuk variabel
bebas usia dengan 10 pertanyaan yang berhubungan dengan sikap responden
dapat dilihat pada Tabel 9 sedangkan hasil keluaran SPSSnya dapat dilihat
pada Lampiran 17. Kategori usia bila dibandingkan dengan sepuluh
pertanyaan yang berkaitan dengan sikap responden terhadap poster hampir
sebagian besar menyatakan ada hubungan saling ketergantungan antara usia
dengan sikap responden.
Tabel 9. Hasil Uji Chi square dan Koefisien Kontingensi untuk Usia
Pertanyaan Usia Chi Square Koef Kontingensi
Hit Tbl Kep Nil Hub Kegiatan promosi keamanan pangan yang paling diminati responden
24.382 12.59 Tolak Ho
0.364 Lemah
Pengetahuan responden tentang tugas BADAN POM RI mempromosikan KP
30.307 7.81 Tolak Ho
0.399 Lemah
Pengetahuan responden tentang kampanye penempelan poster
23.915 7.81 Tolak Ho
0.361 Lemah
Tingkat pemahaman responden terhadap poster
44.785 12.59 Tolak Ho
0.468 Lemah
Kondisi responden setelah melihat dan membaca poster
59.764 21.00 Tolak Ho
0.521 Agak kuat Korelasi
0.302 (rendah)
Mudah atau tidaknya pesan keamanan pangan dilaksanakan responden
10.844 12.59 Terima Ho
0.252 Lemah
Tindakan yang dilakukan responden setelah membaca pesan
29.161 12.59 Tolak Ho
0.393 Lemah
Faktor yang mempengaruhi responden belum bisa melaksanakan pesan KP
14.160 16.92 Terima Ho
0.319 Lemah
Penyampaian pesan Keamanan pangan kepada orang lain
5.323 7.81 Terima Ho
0.179 Lemah
Pendapat responden tentang keamanan pangan
23.552 12.59 Tolak Ho
0.358 Lemah
Keterangan (* ) dapat dilihat pada Tabel 8
Dilihat dari nilai koefisien kontingensinya hanya hubungan antara
usia dengan kondisi responden setelah melihat dan membaca poster yang
mempunyai hubungan agak kuat dengan nilai korelasi Spearment positif
sebesar 0.302 menandakan semakin tinggi tingkat usia akan semakin tinggi
kondisi penerimaan terhadap poster, tidak hanya sekedar menyadari bahwa
poster itu ada, akan tetapi meyakini dan mempercayai kebenaran isi pesan
yang disampaikan dan berusaha untuk menjalankannya. Hal ini didorong
dengan semakin tingginya usia, semakin banyak ilmu yang dipelajarinya
diikuti tingkat perkembangan pemahamannya tentang suatu hal. Nilai positif
menyatakan hubungan yang terjadi adalah searah.
Hasil uji Chi Square dan nilai koefisien kontingensi untuk variabel
bebas tingkat pendidikan dengan 10 pertanyaan yang berhubungan dengan
sikap responden dapat dilihat pada Tabel 10 sedangkan hasil keluaran
SPSSnya dapat dilihat pada Lampiran 18.
Tabel 10. Hasil Uji Chi square dan Koefisien Kontingensi untuk Tingkat
Pendidikan Pertanyaan Tingkat pendidikan
Chi Square Koef Kontingensi Hit Tbl Kep Nil Hub
Kegiatan promosi keamanan pangan yang paling diminati responden
31.869 12.59 Tolak Ho
0.408 Lemah
Pengetahuan responden tentang tugas BADAN POM RI mempromosikan KP
8.848 7.81 Tolak Ho
0.229 Lemah
Pengetahuan responden tentang kampanye penempelan poster
7.276 7.81 Terima Ho
0.209 Lemah
Tingkat pemahaman responden terhadap poster
23.461 12.59 Tolak Ho
0.358 Lemah
Kondisi responden setelah melihat dan membaca poster
25.139 21.00 Tolak Ho
0.368 Lemah
Mudah atau tidaknya pesan keamanan pangan dilaksanakan responden
22.054 21.00 Tolak Ho
0.348 Lemah
Tindakan yang dilakukan 23.999 21.00 Tolak 0.361 Lemah
responden setelah membaca pesan
Ho
Faktor yang mempengaruhi responden belum bisa melaksanakan pesan KP
12.446 16.92 Terima Ho
0.269 Lemah
Penyampaian pesan Keamanan pangan kepada orang lain
30.340 7.81 Tolak Ho
0.399 Lemah
Pendapat responden tentang keamanan pangan
13.029 12.59 Tolak Ho
0.274 Lemah
Keterangan ( * ) dapat dilihat pada Tabel 8
Pada Tabel 10 dan Lampiran 18 dapat dilihat bahwa untuk kategori
tingkat pendidikan bila dibandingkan dengan sepuluh pertanyaan yang
berkaitan dengan pendapat responden mengenai poster dan sikap mereka
setelah melihat dan membaca poster hampir sebagian besar menyatakan ada
hubungan saling ketergantungan antara tingkat pendidikan dengan variable
pertanyaan yang diujikan. Hanya dua pertanyaan yang menyatakan tidak ada
hubungan antara keduanya. Namun demikian nilai koefisiien kontingensi
mengindikasikan tingkat hubungan yang lemah.
Crowter (2002) dalam Gloria.net (2002) menyatakan bahwa
pendidikan adalah hal yang efektif untuk mengetahui tingkat keamanan
Pangan. Beberapa faktor yang mempengaruhi efektifitas penyampaian
informasi keamanan pangan kepada konsumen selain frekuensi penyampaian
yang berulang, juga retorika penyuluh ketika menyampaikan pesan, suasana
tempat diadakan penyuluhan dan alat peraga yang digunakan sebagai media
pendukung atau sarana untuk mempermudah penyampaian pesan. Crowter
(2002), dalam acara seminar Food Safety Education in Decentralization
mengatakan bahwa penting di Indonesia dilakukan kampanye keamanan
pangan oleh tenaga kesehatan (Gloria.net, 2002). Bahwa kondisi audience
setelah mendapatkan informasi dipengaruhi oleh kondisi psikologis, usia dan
tingkat pendidikan mereka (Kotler, 1995).
Hasil uji Chi Square dan nilai koefisien kontingensi untuk variabel
bebas jenis pekerjaan dengan 10 pertanyaan yang berhubungan dengan sikap
responden dapat dilihat pada Tabel 11 sedangkan hasil keluaran SPSSnya
dapat dilihat pada Lampiran 19.
Pada Tabel 11 dan Lampiran 19 dapat dilihat bahwa untuk kategori
jenis pekerjaan bila dibandingkan dengan sepuluh pertanyaan yang berkaitan
dengan pendapat responden mengenai poster dan sikap mereka setelah melihat
dan membaca poster semua menyatakan ada hubungan antara jenis pekerjaan
dengan variable pertanyaan yang diujikan. Adanya diferensiasi jenis pekerjaan
tertentu akan mempengaruhi pilihan dan kondisi mereka setelah melihat dan
membaca poster. Profil responden berdasarkan jenis pekerjaannya dapat
dilihat pada Gambar 1.
Tabel 11. Hasil Uji Chi square dan Koefisien Kontingensi untuk Jenis Pekerjaan
Pertanyaan
Jenis pekerjaan
Chi Square Koef Kontingensi Korelasi
Hit Tbl Kep Nil Hub Nil Ktr Kegiatan promosi keamanan pangan yang paling diminati responden
109.679
23.7 Tolak Ho
0.638 Agak kuat
0.487 Substansial
Pengetahuan responden tentang tugas BADAN POM RI mempromosikan KP
49.797 14.07 Tolak Ho
0.487 Lemah - -
Pengetahuan responden tentang kampanye penempelan poster
52.825 14.07 Tolak Ho
0.498 Lemah - -
Tingkat pemahaman responden terhadap poster
78.829 23.7 Tolak Ho
0.575 Agak kuat
0.461 Substansial
Kondisi responden setelah melihat & membaca poster
82.523 41.3 Tolak Ho
0.583 Agak kuat
0.533 Substansial
Mudah atau tidaknya pesan keamanan pangan dilaksanakan responden
89.596 23.7 Tolak Ho
0.599 Agak kuat
0.364 Rendah
Tindakan yang dilakukan responden setelah membaca pesan
61.400 23.7 Tolak Ho
0.527 Agak kuat
0.506 Substansial
Faktor yang mempengaruhi responden belum bisa melaksanakan pesan KP
39.823 32.7 Tolak Ho
0.446 Lemah - -
Penyampaian pesan Keamanan pangan kepada orang lain
48.676 14.07 Tolak Ho
0.483 Lemah - -
Pendapat responden tentang keamanan pangan
36.711 23.7 Tolak Ho
0.432 Lemah - -
Keterangan (* ) dapat dilihat pada Tabel 8
Golongan mahasiswa paling banyak adalah pada posisi mengetahui
bahwa ada poster dari Badan POM RI yang berisi pesan keamanan pangan,
mereka mengetahui bahwa poster tersebut dari Badan POM RI setelah
membaca pesannya. Golongan PNS sebagian besar telah meyakini kebenaran
isi yang disampaikan pada poster, begitu juga dengan kader posyandu, ibu
rumah tangga dan produsen/ritel.
Golongan mahasiswa menyatakan pesan pada poster mudah
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, sedang dari golongan PNS dan
pegawai swasta kebanyakan menjawab sedang saja, demikian juga untuk
golongan produsen/ritel, ibu rumah tangga dan kategori lain-lain (humas,
receptionist dan guru). Tiga orang responden kader posyandu mengatakan
bahwa pesan pada poster susah untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh motivasi dan pengetahuan yang dimiliki,
rasa ingin tahu atau keinginan untuk mengetahui lebih banyak tentang suatu
ilmu merupakan bagian dari dorongan motivasi manusia (Crowter, 2002).
Kader posyandu adalah mereka yang secara langsung berhubungan dengan
kesehatan keluarga, mereka mempunyai motivasi untuk mengetahui lebih
banyak tentang keamanan pangan sebelum mereka melakukan tindakan.
Hasil uji Chi Square dan nilai koefisien kontingensi untuk variabel
bebas pengeluaran perbulan dengan 10 pertanyaan yang berhubungan dengan
sikap responden dapat dilihat pada Tabel 12 sedangkan hasil keluaran
SPSSnya dapat dilihat pada Lampiran 20.
Pada Tabel 12 dan Lampiran 20 dapat dilihat bahwa untuk kategori
pengeluaran perbulan bila dibandingkan dengan sepuluh pertanyaan yang
berkaitan dengan pendapat responden mengenai poster dan sikap mereka
setelah melihat dan membaca poster semua menyatakan ada hubungan antara
jenis pekerjaan dengan variable pertanyaan yang diujikan.
Nilai korelasi positif menyatakan bahwa hubungan bersifat searah,
artinya semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang akan semakin baik
penerimaanya terhadap pesan keamanan pangan yang tertulis pada poster.
Klasifikasi substansial menyatakan bahwa bertambahnya tingkat pengeluaran
seseorang, akan bertambah pula pemahamannya secara bertahap. Sedangkan
klasifikasi tinggi menyatakan bahwa bertambahnya tingkat pengeluaran
perbulan tidak mengubah sikap penerimaanya responden terhadap poster.
Semakin tinggi tingkat pengeluaran perbulan tidak mempengaruhi
pilihan responden mengenai pendapat mereka tentang cara mempromosikan
keamanan pangan, juga tidak mempengaruhi pengetahuan responden
mengenai tugas Badan POM RI mempromosikan keamanan pangan dan
menyebarluaskan poster. Tingkat pemahaman responden bergantung terhadap
pengeluaran bulanan dengan tingkat ketergantungan tinggi, tidak substansial.
Tabel 12. Hasil Uji Chi square dan Koefisien Kontingensi untuk Pengeluaran
Perbulan
Pertanyaan
Pengeluaran perbulan
Chi Square Koef Kontingensi Korelasi
Hit Tbl Kep Nil Hub Nil Ktr Kegiatan promosi keamanan pangan yang paling diminati responden
204.98
12.59 Tolak Ho
0.749
Agak kuat
0.733
Derajat asosiasTinggi
Pengetahuan responden tentang tugas BADAN POM RI mempromosikan KP
139.35
7.81 Tolak Ho
0.682
Agak kuat
0.927
Derajat asosiasTinggi
Pengetahuan responden tentang kampanye penempelan poster
143.78
7.81 Tolak Ho
0.688
Agak kuat
0.947
Derajat asosiasTinggi
Tingkat pemahaman responden terhadap poster
208.7
12.59 Tolak Ho
0.752
Agak kuat
0.839
Derajat asosiasTinggi
Kondisi responden setelah melihat dan membaca poster
126.39
21.0 Tolak Ho
0.664
Agak kuat
0.699
Substansial
Mudah atau tidaknya pesan keamanan pangan dilaksanakan responden
200.45
12.59 Tolak Ho
0.746
Agak kuat
0.634
Substansial
Tindakan yang dilakukan responden setelah membaca pesan
75.389
12.59 Tolak Ho
0.566
Agak kuat
0.655
Substansial
Faktor yang mempengaruhi responden belum bisa melaksanakan pesan KP
47.628
16.92 Tolak Ho
0.479
Lemah - -
Penyampaian pesan Keamanan pangan kepada orang lain
117.61
7.81 Tolak Ho
0.651
Agak kuat
0.643
Substansial
Pendapat responden tentang keamanan pangan
26.414
12.59 Tolak Ho
0.376
Lemah - -
Keterangan (* ) dapat dilihat pada Tabel 8
Dapat dilihat pada Lampiran 20, bahwa responden golongan
ekonomi tinggi dan menengah keatas kurang mengetahui adanya kampanye
poster yang dilakukan Badan POM RI. Lokasi sampling yang jauh dari Badan
POM RI berpengaruh, hal ini berarti penyebarluasan pesan keamanan pangan
belumlah meluas dan bisa dijangkau oleh semua masyarakat, atau
masyarakatlah yang kurang peduli terhadap informasi mengenai keamanan
pangan sehingga terkesan tidak peduli pada informasi yang diberikan, karena
anggapan subyektivitas mereka bahwa ”Toh sampai sekarang masih hidup?”
Golongan masyarakat yang termasuk kelas menengah kebawah
sebanyak 112 orang bisa memahami poster, hal ini bisa dilihat karena
responden yang termasuk dalam golongan ini sebagain besar adalah
mahasiswa yang notabene mempunyai akses tinggi dengan informasi dan
berita terbaru dengan tingkat analitis dan daya nalar cukup baik.
Sebagian besar golongan ekonomi menengah kebawah menyatakan
bahwa pesan pada poster mudah dijalankan dalam kehidupan sehari-hari,
golongan masyarakat menengah keatas dan tinggi menyatakan tidak mudah.
Hal ini berkaitan dengan gaya hidup mereka yang modern dan waktu yang
terbatas. Misalnya untuk poster mengenai pemisahan penyimpanan bahan
mentah dan bahan matang di dalam almari es, jika kondisi waktu tidak
memungkinkan untuk memisahkannya, maka mereka akan menjawab tidak
mudah untuk melaksanakan pesan yang tertulis.
Semakin tinggi tingkat pengeluaran perbulan responden, mereka
akan lebih tahu tentang tugas Badan POM RI untuk mempromosikan
keamanan pangan, hal ini berkaitan dengan akses informasi yang diperoleh
oleh golongan masyarakat dengan tingkat penghasilan tinggi yang lebih luas
dibandingkan golongan masyarakat dengan tingkat penghasilan menengah
kebawah dan rendah. Golongan masyarakat dengan tingkat penghasilan tinggi
lebih mengetahui tentang kampanye penempelan poster yang dilakukan Badan
POM RI, mengingat kebanyakan responden dengan penghasilan tinggi adalah
manajer toko swalayan yang berhubungan langsung dengan barang dagangan
yang dijajakan, karena itu mereka mempunyai pengetahuan yang cukup
tentang Badan POM RI sebagai lembaga yudikatif yang mengatur peredaran
pangan dan obat-obatan di Indonesia dan melalui manajer tokolah izin
kerjasama penyebaran poster keamanan pangan di lakukan sebelumnya.
Korelasi Spearment
Uji korelasi Spearment untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan
saling ketergantungan antara dua variabel hanya dilakukan untuk pertanyaan
yang mempunyai nilai koefisien kontingensi agak kuat. Hasil uji korelasi
untuk pertanyaan yang mempunyai nilai koefisien kontingensi agak kuat dapat
dilihat pada Lampiran 21. Berdasarkan Lampiran 21 dapat dilihat pengujian
korelasi untuk variabel bebas usia hanya dilakukan untuk 1 variabel
pertanyaan. Pada variabel bebas jenis pekerjaan dilakukan untuk 5 variabel
pertanyaan, sedangkan untuk variabel bebas tingkat pengeluaran perbulan
dilakukan dikorelasikan 8 variabel pertanyaan. Untuk kategori variabel bebas
jenis kelamin dan tingkat pendidikan tidak dilakukan pengujian korelasi,
karena nilai koefisien kontingensi untuk semua variabel pertanyaan dari
keduanya menunjukkan hubungan yang lemah (seperti dapat dilihat pada
Tabel 8 dan Tabel 10).
D. EFEKTIVITAS MEDIA PROMOSI POSTER
Dinilai berdasarkan audience coverage, banyak poster yang telah
tersebar belum tertempel di tempat-tempat yang bisa diakses banyak orang.
Responden tidak mengalami kesulitan dalam mengintepretasikan gambar
perumpamaan, isi dan susunan kalimat pada poster, sehingga hambatan
penerimaan pesan dari segi substansi poster (bahasa, gambar, tulisan) bisa
dianggap kecil. Tingkat pengujian efektivitas poster berdasarkan audience
response, communication impact dan process of influence dapat diketahui
melalui penentuan sikap setelah melihat dan mengamati poster. Sikap
dibentuk dari apa yang diketahui oleh audience, serta apa yang disukai dan
yang tidak disukai.
Menurut Taylor (1991), sikap adalah persepsi individu berdasarkan
pengetahuan dan proses orientasi tindakan dengan tujuan objek atau kejadian.
Sikap hanya merupakan salah satu pengaruh pada perilaku. Sikap menurut
Schiffman, et al (1994), adalah ekspresi perasaan yang menggambarkan
preferensi seseorang atau ketidaksukaan seseorang pada suatu obyek. Obyek
sikap didefinisikan sebagai produk, kategori produk, jasa, kepemilikan,
kegunaan produk, harga, media dan atau pengecer. Dalam hal ini poster dapat
dianggap sebagai suatu produk sedangkan audience adalah konsumen yang
akan bertindak dengan adanya produk berupa poster. Komponen sikap adalah
kepercayaan (cognitive), perasaan (affective), dan intensi perilaku (conative).
Kepercayaan meliputi apa yang dipercayai dan diketahui seseorang sehingga
membentuk persepsi terhadap obyek poster. Perasaan meliputi perasaan
seseorang mengenai perilaku obyek, lebih berdasar emosi seseorang. Intensi
perilaku meliputi aksi atas perilaku seseorang menuju perilaku obyek. Penentu
dasar dari sikap adalah kepercayaan dan perasaan, sedangkan intensi perilaku
merupakan gambaran lebih nyata dari sikap, sehingga perilaku audience lebih
mudah diprediksi melalui intensi perilaku.
Sikap dapat Beberapa sifat penting dari sikap adalah kepercayaan
dalam memegang sikap dan sifat dinamis sehingga dapat berubah bersama
waktu. Sikap dapat berbeda dalam beberapa dimensi, antara lain valensi, yang
menunjuk apakah sikap itu positif, negatif atau netral. Selain itu dapat pula
berbeda pada ekstremisitas, yaitu intensi menyukai yang menunjukkan derajat
kesukaan, lalu resistensi sikap yaitu derajat dimana sikap sulit untuk berubah
dan persistensi yaitu sikap yang terhapus secara lambat akibat perubahan
waktu. Persepsi adalah pandangan atau sikap seseorang terhadap suatu hal,
yang menumbuhkan motivasi atau kekuatan, dorongan atau tekanan yang
menyebabkan seseorang melakukan atau tidak melakukan sesuatu
(Rakhmat, 1991).
Berdasarkan data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa faktor profil
responden yang paling berpengaruh terhadap sikap mereka adalah dari tingkat
pengeluaran perbulan. Artinya perbedaan golongan ekonomi yang ada di
masyarakat akan sangat mempengaruhi sikap dan tindakan mereka setelah
mendapat informasi tentang keamanan pangan maupun membaca pesan
keamanan pangan pada poster. Hal ini berkaitan dengan gaya hidup yang
berbeda yang ditunjukkan oleh masyarakat dengan tingkat perekonomian yang
berbeda (Kotler dan Amstrong, 1997).
Ada asumsi bahwa pangan yang aman hanya dapat diperoleh oleh
orang-orang yang dari segi ekonomi sangat baik. Kebanyakan penyalahgunaan
bahan berbahaya pada pangan dilakukan oleh masyarakat yang kurang
mendapat pengetahuan dan dari segi ekonomi tidak dapat menjangkau harga
bahan tambahan food grade yang lebih mahal jika dibandingkan harga bahan
tambahan pangan yang tidak aman.
Pelanggaran terbesar untuk penyalahgunaan bahan tambahan adalah
pada makanan jajanan, terutama makanan jajanan anak sekolah
(Winarno, 1997). Makanan jajanan yang juga dikenal sebagai street food
adalah jenis makanan yang dijual di kaki lima, pinggiran jalan, di stasiun,
dipasar, tempat pemukiman serta lokasi yang sejenis dengan banyak jenis serta
bervariasi dalam bentuk, ukuran, keperluan dan harga (Winarno, 1997).
Pada dasarnya konsumen berkecenderungan untuk mendapatkan
jumlah makanan sebanyak-banyaknya dengan harga serendah mungkin
(murah meriah). Agar dapat menjual makanan jajanan yang mereka buat, para
pengusaha harus dapat memenuhi kebutuhan para pembeli atau konsumen,
sebaliknya, penjual harus mendapatkan keuntungan yang cukup, bila mereka
ingin terus berjualan dan menghidupi keluarganya. Hal itu menjadi
”lingkaran setan”, ketika harga bahan makanan lebih tinggi dari harga yang
konsumen sanggup atau rela membayar, maka akibatnya penjual terdesak
untuk membuat makanan jajanan dengan jumlah yang besar dan sama dengan
mutu yang lebih rendah, terjadilah pemalsuan atau penggantian sebagian
bahan mentah dengan bahan lain yang lebih murah harganya.
Fenomena pemalsuan (adulteration) yang terjadi pada kasus
produsen makanan jajanan dengan sasaran konsumen masyarakat kelas
ekonomi menengah kebawah ini dilatarbelakangi dengan kondisi ekonomi
yang tidak memungkinkan untuk memproduksi pangan jajanan yang bermutu
tinggi dengan harga mahal. Agar tidak kehilangan konsumen, mereka terpaksa
menurunkan harga dengan konsekuensi menyebabkan turunnya mutu produk
yang dihasilkan (Winarno, 1987). Bagi masyarakat Indonesia yang sebagian
besar masih memiliki pendapatan dan tingkat pendidikan yang rendah, maka
kemampuan dan kesadaran mereka sebagai konsumen masih sangat kurang.
Mereka biasanya termasuk keluarga kurang mampu untuk membeli makanan
yang bermutu dan memenuhi persyaratan yang seharusnya, hal ini disebabkan
karena harganya yang masih di luar jangkauan daya beli mereka.
V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Responden berjumlah 160 orang, 70% adalah mahasiswa, sebanyak
56% usia responden antara 20-25 tahun, sebanyak 68.8% responden
mempunyai tingkat pendidikan lulusan sekolah lanjutan/sederajat, tingkat
pengeluaran perbulan responden terbesar adalah kurang dari 1.5 juta sebanyak
77.5% dan jenis kelamin responden 59% adalah wanita.
Dinilai berdasarkan audience coverage, banyak poster yang telah
tersebar belum tertempel di tempat-tempat yang bisa diakses banyak orang.
Responden tidak mengalami kesulitan dalam mengintepretasikan gambar
perumpamaan, isi dan susunan kalimat pada poster, sehingga hambatan
penerimaan pesan dari segi substansi poster (bahasa, gambar, tulisan) bisa
dianggap kecil. Tingkat pengujian efektivitas poster berdasarkan audience
response, communication impact dan process of influence dapat diketahui
melalui penentuan sikap setelah melihat dan mengamati poster.
Berdasarkan hasil survei efektivitas, dapat diambil kesimpulan bahwa
faktor yang paling berpengaruh terhadap sikap dan tindakan responden setelah
mendapatkan informasi mengenai pesan keamanan pangan adalah berdasarkan
golongan ekonominya. Baru kemudian dipengaruhi oleh jenis pekerjaan dan
usia mereka. Kategori jenis kelamin tidak berpengaruh secara signifikan
dengan sikap. Segmentasi pemberian informasi dan edukasi keamanan pangan
baik cara atau metodenya yang paling utama sebaiknya menggunakan
segmentasi berdasarkan penggolongan tingkat ekonomi.
Cara pemberian informasi dan edukasi yang ditujukan untuk
masyarakat kelas menengah kebawah seharusnya dibedakan dengan cara
penyampaian informasi mengenai Keamanan Pangan yang dilakukan dengan
segmentasi masyarakat golongan ekonomi kelas menengah keatas.
B. SARAN
1. Perlu dilakukannya segmentasi penerima pesan keamanan pangan
berdasarkan golongan ekonomi.
2. Kegiatan market share sebagai salah satu strategi dalam kampanye
kesadaran akan keamanan pangan masih perlu ditingkatkan lagi dengan
publikasi seluas-luasnya melalui berbagai media baik cetak, elektronik
maupun visual.
3. Perlu dilakukan survei lanjutan program-program promosi keamanan
pangan di Badan POM RI berdasarkan startegi promosi yang mengubah
pemikiran (mind share) dan pendekatan hati (heart share)
4. Perlu ditingkatkan lagi kerjasama dengan institusi kampus termasuk
kerjasama dengan mahasiswa yang bisa terlibat sebagai pelaksana teknis,
misalnya himpunan atau senat mahasiswa di kampus yang bisa digerakkan
untuk mengadakan seminar-seminar tentang keamanan pangan. Sehingga
penyebarluasan informasi tentang KP bisa lebih meluas, terutama di
daerah kampus mengingat kampus adalah salah satu tempat yang rawan
terjadinya keracunan pangan.
5. Perlu ditingkatkan lagi kerjasama dan kegiatan yang dikoordinasikan dalam
program Jejaring Promosi Keamanan Pangan (JPKP), dan adanya
pendekatan personal (mekanisme lobby) dengan pimpinan-pimpinan baik
perusahaan BUMN, swasta, atau media yang terlibat dalam keanggotaan
JPKP agar memaksimalkan fungsi mereka masing-masing.
6. Perlu memperluas keanggotaan JPKP kepada biro-biro atau agency iklan
yang biasa melakukan pembuatan scriptwriter iklan di media televisi.
Kerjasama dengan majalah anak-anak dapat dilakukan dengan secara
kontinu menjadi pengisi rubrik/kolom di majalah baik berupa cerita seri
bergambar atau poster animasi percakapan. Kerjasama dengan Lembaga
Swadaya Masyarakat yang berbasis sosial kemasyarakatan bisa dilakukan
dengan merekrut mereka turut serta bergabung dalam tenaga penyuluh
keamanan pangan, sehingga pesan-pesan keamanan pangan dan
pengetahuan mengenai pentingnya keamanan pangan semakin meluas
diketahui masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. 2002. Pedoman Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Keamanan Pangan. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta.
_______2. 2003. Analisis Kondisi Keamanan Pangan di Indonesia dan Kebutuhan
Komunikasinya dalam Laporan Strategi Komunikasi Keamanan Pangan. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta.
_______3. 2004. Laporan Pelaksanaan Pengembangan Strategi Komunikasi
Keamanan Produk Pangan Tingkat Pusat. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta.
_______4. 2004. Laporan Tahunan Direktorat Surveilan dan Penyuluhan
Keamanan Pangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta. _______5. 2005. http : //www. kotabogor.go.id/fasilitas/pusatperbelanjaan/ Bagusco. 2001. Buku yang akan Mengantarkan Anda Menjadi Peneliti Sukses
dalam 10 Jam. [email protected]. Berlo, D.K. 1960. The Process of Communication : An Introduction to Theory and
Practise. Holt, Rinehart and Winstom, Inc. New York. Badan Pusat Statistik. 2001. Data Demografi Bogor. Badan Pusat Statistik. 2002. Data Demografi Kabupaten Bogor. Effendy, O. U. 2000. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Citra Aditya Bakti.
Bandung. Effendi. 1994. Ilmu Komunikasi : Teori dan Praktek. PT Remaja Rosdakarya.
Bandung. Fardiaz, D. 2004. Kebijakan Promosi Keamanan Pangan Badan POM RI dalam
Laporan Pelaksanaan Pengembangan Strategi Komunikasi Keamanan Produk Pangan Tingkat Pusat. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta.
Gloria.net. 2002. Gloria Cyber Ministries (Gloria.net). Copyright Harian
Kompas.
Herlina, L. 2004. Strategi dan Program Promosi Keamaan Pangan dalam Laporan Pelaksanaan Pengembangan Strategi Komunikasi Keamanan Produk Pangan Tingkat Pusat. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta.
Hutabarat, S.S. 1973. Masalah Pertambahan Penduduk. Lembaga Penelitian
Pendidikan Kependudukan, IKIP. Bandung Jefkins, F. 1997. Periklanan. Edisi ketiga. PT. Erlangga. Jakarta. Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 1991. Principles of Marketing 5th Edition.
Prentice Hall International. Kotler, A. 1995. Strategi Pemasaran untuk Organisasi Nirlaba. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta. Myers, James H. dan William H. Reynolds. 1967. Consumer Behavior and
Marketing Managenent. Houghton Mifflin Company. Boston. Nuraida. L. 2000. Mikroba Patogen pada Makanan dan Sumber Pencemarannya.
Dalam Analisa Bahaya dan Pencegahan Keracunan Pangan. Hardinsyah dan Rimbawan (Ed). Perhimpunan Peminat Gizi dan Pangan Bekerjasama dengan PATPI, PDGMI, Persagi dan Dikti. Perpustakaan Nasional. Jakarta.
Noviana, I. R. 1991. Atensi Anak Usia 6-12 Tahun terhadap Penyajian Iklan di
Televisi Swasta TV3 Malaysia [Skripsi]. Universitas Indonesia, Depok. Perdani, S. 2001. Pengkajian Aspek Keamanan Pangan pada Warung Makan di
Lingkungan Kampus IPB Darmaga Bogor [Skripsi]. Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan
Percobaan dengan SPSS 12. Elex Media Computindo. Jakarta. Rahayu, W.P. 2005. Jejaring Promosi Keamanan Pangan dan Keamanan Pangan
Jajanan Anak Sekolah Pangan dalam Laporan Pelaksanaan Jejaring Promosi Keamanan Pangan. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta
Rakhmat, J. 1991. Psikologi Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Rangkuti, F. 1997. Riset Pemasaran. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Restikawati, D. 2004. Pengembangan Media Promosi Keamanan Pangan
[Skripsi]. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Rimbaatmaja, R. 2004. Kondisi Keamanan Pangan dan Kebutuhan Komunikasinya dalam Laporan Pelaksanaan Pengembangan Strategi Komunikasi Keamanan Produk Pangan Tingkat Pusat. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Jakarta.
Singarimbun, M dan S. Efendi. 1989. Metode Penelitian Survei. LP3ES, Jakarta. Siegel, S. 1997. Statistik Non Parametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial. Zanzawi
Suyuti, Landung Simatupang, Penerjemah. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Terjemahan dari : Nonparametric Statistics for The Behavioral Sciences.
Simamora, B. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. PT Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta. Schiffman, et al .1994. Consumer Behavior, 5th edition, Prentice Hall, Englewood
Cliffs. Sulaiman, W. 2002. Statistik Non Parametrik. Contoh Kasus dan Pemecahannya
dengn SPSS. Penerbit Andy. Yogyakarta. Soehout, Hoeta, A.M. 2003. Media Komunikasi. Yayasan Kampus Tercinta-IISIP.
Jakarta Supranto, J. 2001. Teknik Riset Pemasaran dan Ramalan Penjualan. Rineka Cipta,
Jakarta. Taylor James R dan Thomas C Kinnear. 1991. Marketing Research And Applied
Approach 4th International Edition. Mc Graw Hill Int. Yarnest. 2004. Paduan Aplikasi Statistik untuk SPSS Versi 11.0. Penerbit Dioma,
Malang. Widjaja, HAW. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Rineka Cipta. Jakarta. Winarno, FG. 1997. Kumpulan Tulisan Naskah Akademis Keamanan Pangan.
Pusat Studi Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Poster Keamanan Pangan yang Dikeluarkan Badan POM RI
Poster 3 Poster 2 Poster 4 Poster 5
Poster 6 Poster 7 Poster 8 Poster 9 Poster 10
Poster 1
Laampiran 1. Poster Keamanan Pangan yang Dikeluarkan Badan POM RI (Lanjutan )
Poster 11 Poster 12 Poster 13 Poster 14 Poster 15
Poster 16 Poster 17 Poster 18 Poster 19 Poster 20
61
Lampiran 2. Kuesioner yang Telah Valid dan Reliabel, yang Digunakan untuk Pengumpulan Data
KUISIONER PENELITIAN
SURVEI EFEKTIVITAS KESADARAN RESPONDEN Terhadap MEDIA PROMOSI POSTER “PESAN KEAMANAN PANGAN” DARI BADAN POM RI
Responden yang terhormat, dimohon kesediaannya untuk mengisi data kuisioner penelitian ini dengan sebenar-benarnya. Bahwa data hasil kuisioner ini nantinya akan dipergunakan
benar-benar untuk keperluan data primer skripsi (Tugas Akhir) mahasiswa yang bersangkutan, dan tidak untuk kepentingan yang merugikan pihak manapun.
1. Jenis Kelamin Anda :
a. Laki-laki b. Perempuan
2. Usia Anda saat ini : a. < 20 tahun b. 20 – 25 tahun c. 26 – 40 tahun d. 41 – 50 tahun d. > 50 tahun
3. Pekerjaan Anda sebagai : a. Pelajar b. Mahasiswa c. Pegawai Negeri Sipil (PNS) d. Swasta e. Lainnya (sebutkan) ………………
4. Tingkat pendidikan terakhir Anda : (Berdasarkan ijazah terakhir yang telah diperoleh) a.Tidak lulus SD
b.Sekolah Dasar (SD) atau sederajat
c. Sekolah Lanjutan (SLTP, SLTA) atau
sederajat
d.Pendidikan Tinggi (Diploma, S1) atau sederajat
e.Pasca sarjana (S2, S3)
5. PENGELUARAN Anda per bulan
a. < Rp. 1.5 juta b. Rp. 1.5 juta – 3.5 juta c. Rp. 3.5 juta – 5.5 juta d. > Rp. 5.5 juta
6. Menurut pendapat Anda, kegiatan penyebarluasan tentang pentingnya Keamanan Pangan sebaiknya dilakukan dengan kegiatan seperti apa?
a. Pemberitahuan kepada masyarakat,
berita-berita tentang pentingnya menjaga keamanan pangan melalui koran, radio atau televisi secara terus menerus.
b. Mengenalkan secara langsung produk
yang aman dan tidak aman untuk dikonsumsi, peragaan pada acara arisan atau pertemuan sejenisnya
c. Ajakan untuk menjaga keamanan
pangan dengan adanya lomba dan pemberian hadiah bagi yang melaksanakannya
7. Alat/sarana yang digunakan untuk
penyebaran informasi tentang pentingnya keamanan pangan yang manakah yang paling sering anda lihat/dengar.
Bagian Umum Pengetahuan Keamanan P
Lingkarilah jawaban yang menurut Anda PALING Benar! (Anda hanya boleh memilih SATU jawaban saja)
64
Lingkarilah Jawaban Anda pada angka yang disediakan di depan jawaban dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Sering
2. Jarang 3. Tidak pernah
( 1 / 2 / 3 ) Acara tanya jawab di Radio ( 1 / 2 / 3 ) Acara tanya jawab di TV ( 1 / 2 / 3 ) Poster yang ditempel di
tempat-tempat tertentu ( 1 / 2 / 3 ) Berita/artikel keamanan
pangan di Majalah ( 1 / 2 / 3 ) Buletin Keamanan Pangan
yang diterbitkan Badan POM ( 1 / 2 / 3 ) Selebaran ( 1 / 2 / 3 ) Kaset Video/rekaman ( 1 / 2 / 3 ) Teknologi Informasi yang
bisa dilihat di Warnet (Internet)
( 1 / 2 / 3 ) Acara Pameran ( 1 / 2 / 3 ) Perlombaan
8. Apakah Anda mengetahui bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia mempunyai kegiatan untuk melakukan penyebarluasan pentingnya Keamanan Pangan kepada masyarakat? a. ya b. tidak
9. Apakah Anda mengetahui bahwa Badan
POM RI melakukan kegiatan penyebarluasan itu melalui penempelan poster ”Pesan Keamanan Pangan” di Tempat-tempat umum?
a. ya b. tidak
10. Menurut anda, apakah Letak
penempatan gambar pada poster menarik? a. Menarik b. Biasa/cukup c. Tidak menarik
11. Menurut anda, apakah Jenis tulisan yang digunakan pada poster menarik? a. Menarik b. Biasa/cukup c. Tidak menarik
12. Menurut anda, apakah Isi pesan yang disampaikan mudah dimengerti? a. Mudah b. Cukup c. Sulit dimengerti
13. Menurut anda, apakah Gambar perumpamaan yang digunakan pada poster menarik? a. Menarik b. Biasa/cukup c. Tidak menarik
14.Apakah anda Memahami pesan yang
dimaksudkan dari poster tersebut? a. Bisa Memahami b. Cukup c. Tidak mengerti
15. Setelah melihat poster tersebut, anda akan… (Anda hanya boleh memilih satu jawaban saja!!)
a. Sadar bahwa ternyata ada Poster Pesan
Keamanan Pangan yang ditempel pada tempat-tempat tertentu
b. Tahu bahwa Poster Pesan Keamanan
Pangan itu dikeluarkan oleh Badan POM RI dalam rangka melaksanakan kegiatan penyebarluasan pentingnya Keamanan Pangan
c. Tertarik untuk membaca Pesan
Keamanan Pangan yang tertulis pada poster tersebut hanya sekilas saja (sambil lalu)
d. Tahu dan memahami apa yang harus
dilakukan sesuai dengan Pesan Keamanan Pangan, tetapi belum bisa mengikutinya.
e. Meyakini bahwa apa yang tertulis
pada Poster Pesan Keamanan Pangan adalah benar dan itulah yang seharusnya dilakukan.
Berdasarkan Pengamatan Anda terhadap Poster “Pesan Keamanan Pangan”
65
16. Apakah menurut anda pesan yang tertulis pada poster ”Pesan Keamanan Pangan” yang anda lihat mudah untuk dikerjakan?
a. Mudah b. Sedang
c. Tidak 17. Setelah anda mengetahui tindakan yang
seharusnya dilakukan sesuai dengan ”Pesan Keamanan Pangan” anda akan,… a. Tetap seperti sedia kala, Pesan
Keamanan Pangan yang disampaikan tidak berpengaruh
b. Meyakini bahwa Pesan Keamanan
Pangan yang tertulis adalah benar, tapi dengan alasan tertentu belum bisa mengikuti dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
c. Melakukan tindakan seperti yang
tertulis pada Pesan Keamanan Pangan, melaksanakan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
18. Apa alasan anda jika tidak mengikuti
”Pesan Keamanan Pangan" yang disampaikan? Karena,... a. Keuangan terbatas (pas-pasan) b. Terburu-buru sehingga tidak
mempedulikan apa yang seharusnya dilakukan
c. Merepotkan jika harus mengikuti Pesan Keamanan Pangan
d. Kondisi tempat yang tidak memungkinkan
19. Apakah anda akan menyampaikan
pesan-pesan Keamanan Pangan yang anda ketahui melalui poster ”Pesan Keamanan Pangan” ini kepada orang-orang terdekat anda (teman atau keluarga Anda)
a. ya b. tidak
20. Keamanan pangan menurut Anda? a. Tidak penting karena sejauh ini saya
masih sehat-sehat saja b. Penting, tapi masih ada hal-hal yang
jauh lebih penting
c. Sangat penting karena menyangkut kualitas generasi muda dan daya saing bangsa
21. Apa saran Anda untuk media poster
“Pesan Keamanan Pangan” yang dikeluarkan badan POM agar lebih baik dan efektif? Berilah tanda silang pada kotak di depan jawaban yang Anda anggap perlu :
Perbaikan Warna Perbaikan Gambar
Perbaikan Penempatan Gambar Perbaikan Isi Pesan Perbaikan Bahasa Poster Perbaikan Jenis Tulisan Perbaikan Ukuran Poster Jumlah yang disebarluaskan lebih banyak Publikasi di tempat-tempat umum Tema-tema terbaru sesuai dengan berita Keamanan Pangan yang berkembang di masyarakat
Bila anda bersedia diketahui identitasnya, silahkan mengisi formulir berikut ini : Nama Responden : Tanggal / Hari : Alamat : No telpon : Keterangan : Orang tertentu mengisi kuesioner ini setelah melihat poster pesan keamanan pangan dengan nomor tertentu Badan POM RI telah mengeluarkan sebanyak 20 poster pesan keamanan pangan dan pada survei efektivitas poster saat ini dilakukan terhadap 19 poster yang ada di Badan POM RI.
66
Lampiran 3. Tahapan Penelitian Survei
Studi pustaka
Kesimpulan dan Rekomendasi
Analisis data
Pengambilan data
Pembuatan kuisioner
Uji coba kuisioner
Reliabel dan valid?
Tabulasi data
Penentuan tujuan
Penyebaran poster dari Badan POM RI
Belum reliabel dan valid
Sudah reliabel dan valid
67
Lampiran 4. Contoh Skenario Iklan ”Bahaya Jajan Sembarangan”
“BAHAYA JAJAN SEMBARANGAN” Cerita/Skenario
Deskripsi Etiologis :
Penyebab : Intoksikasi Staphylococcus aureus
Gejala : pusing, muntah, kram usus, sakit perut bagian bawah, diare
berdarah dan berlendir pada beberapa kasus, sakit kepala, kram
otot, berkeringat, demam, menggigil, detak jantung lemah dan
pembengkakan saluran nafas.
Inkubasi : antara 1 - 7 Jam ( Biasanya antara 2 – 4 jam)
Sumber :
(1) Bahan pangan : makanan dingin yang didiamkan terlalu lama, produk susu
yang menggunakan bahan baku susu mentah. Pada kondisi penyimpanan yang
sesuai dengan pertumbuhan, toksin akan berkembang.
(2) Pekerja : merupakan sumber potensial kontaminasi S aureus, dari kulit dan
hidung pekerja dapat berpindah ke makanan, bakteri ini juga banyak terdapat
di tanah
Pencegahan :
(1) Hindari kontaminasi dengan sanitasi yang baik
(2) Hindari pekerja yang terkena infeksi
(3) Penghambatan pertumbuhan dengan cara makanan beku dan tidak
ditempatkan diudara terbuka
(4) Pengasaman atau penambahan senyawa bakteri statik
(5) Eliminasi bakteri dengan cara pasteurisasi
68
Deskripsi Tokoh / Pemeran dan Latar :
Tokoh / pemeran
Deskripsi tokoh dan latar
Setting Rumah
Banu
Perumahan tipe 32, bercat warna putih, berlantaikan keramik, ada
taman kecil di halaman, lingkungan perumahan tidak terlalu ramai
Setting Sekolah
Banu
Sekolah SD di tengah kota, dekat dengan pasar dan jalan raya
Banu Siswa kelas 2 SD umur 7 tahun, rambut hitam, lurus cepak, tinggi
90 cm berat 30 kg, berkulit sawo matang
Rio Siswa kelas 2 SD umur 7 tahun, rambut hitam, ikal , tinggi 100
cm berat 35 kg, berkulit sawo matang
Ibu Banu Ibu rumah tangga, berumur 35 tahun, berambut panjang sebahu
Bapak Banu Karyawan swasta, berumur 38 tahun, berambut cepak
Cici (Adik Banu) Anak perempuan berusia 4 tahun, rambut di ekor kuda
Bibi Perempuan tua, berumur 55 tahun yang bekerja dirumah Banu,
dengan kebaya dan rambutnya yang dikonde
Bapak Guru Bapak guru Banu, berumur 45 tahun, berkacamata, rambut cepak
Ibu Guru Ibu guru UKS Banu, berumur 38 tahun, berambut pendek
Tukang es cendol Laki-laki, berumur 45 tahun, memakai topi, membawa handuk
kecil, kulit kehitaman
Pemeran
tambahan
(1) Ibu penjual kue warna-warni; (2) Tukang gorengan,; (3)
Satpam Sekolah; (4) Tukang Ojek; (5) Petugas puskesmas
(1orang laki-laki dan 1 orang perempuan); (6) Dokter
Teman-teman Banu : (1) Rio; (2) Linda; (3) Beni; (4) Nisa dan
teman-teman sekolah banu, 20 orang siswa kelas II SD Negeri
Properti Gerobak es, motor roda 2, sapu lantai, serbet, meja makan, gelas,
cangkir, sendok, tas kerja, kapur, lokasi sekolah SD Banu
69
Naskah Iklan Episode ”Jangan Jajan Sembarangan”
Take
Kondisi Percakapan Visualisasi
01 Rumah Banu, pagi hari jam 6 : 45
Banu, berpakaian seragam merah-putih berjabat tangan dengan ibunya sebelum berangkat sekolah. Ibu membawakan tas dan tempat nasi (untuk bekal banu di sekolah). Ibu berdiri dihadapan Banu, membuka retsliting tas Banu dan memasukkan bekal makan siang untuk Banu, katanya: “Banu belajar yang benar ya, dengerkan apa yang diucapkan pak guru” “Ini bekal makan siangnya! Nanti dimakan, jangan jajan sembarangan ya,...” “Baik bu, (sahut Banu sambil mencium tangan ibunya dan berlalu pergi) “Sampai Nanti bu,... Banu pergi dulu ya,... “Assalamualaikum,... (Ucap Banu sambil berlari membuka pintu pagar) “Waalaikumsalam,... (sahut Ibu) “Jangan lari-larian! Hati-hati nanti jatuh”
02 Di kelas Banu, pak guru sedang mengajar
Pak guru di depan kelas, mengajar matematika, dengan memegang kapur yang digunakannya untuk menulis di papan tulis sesekali dia berbicara kepada murid-muridnya, lalu berbalik melihat buku bacaan yang terletak terbuka (tergeletak) diatas meja guru. “Baik anak-anak, sekarang bapak kasih tugas dan kumpulkan sekarang juga ya,... Sementara pak guru menuliskan tugas, terjadi percakapan antara Banu dan Rio di meja belakang “Banu,... Rio laper ni,... (sambil tangan kanan Rio menepuk-nepuk perutnya sendiri) “n’tar jajan es cendol yuk,... di abang depan!” (Banu yang sedari tadi sedang menulis tugas dari Pak Guru) menyahut “Enggak ah, tadi Ibu udah bawain banu bekal buat makan kok”
TEEEEETTT (bel berbunyi tanda waktu istirahat tiba) Pak guru berbalik ke murid-muridnya (Shut jam dinding kelas menunjukkan pukul 09 : 00) “Baik anak-anak, tugas ini kalian kumpulkan besok, sekarang silahkan istirahat dulu,...”
03 Halaman depan ruang kelas
Linda dan Banu mulai membuka bekal makan siang yang dibawanya, duduk di tempat duduk depan ruang kelas mereka, sementara Rio berlari Ke halaman,...
70
Banu, Istirahat Makan siang
“Rio jajan dulu ya,... (sambil berlari) “Kita makan bareng-bareng aja yuk,... (ajak banu ke Rio) masakan Ibu enak lho,...” Tapi Rio tidak menanggapi, dan tetap berlari ke tukang es
04 Halaman depan sekolah, di dekat gerobak es cendol
Tukang es berdiri di dekat gerobak esnya, Rio mendekati dan berkata “Beli satu gelas pak” Tukang es sibuk meracik es dalam plastik besar, (tukang es menggaruk-garuk hidungnya, Shut pada bagian tangan tukang es dan hidung) setelah selesai dia menutup ujungnya dengan karet gelang dan menyerahkannya kepada Rio “Seribu Nak! Ini sedotannya,... (sambil menyerahkan sedotan dan seplastik es warna merah kepada Rio) Shut pada bagian tangan tukang es dan sedotan yang diserahkan kepada Rio dengan tangan
05 Halaman depan sekolah, dekat jalan raya
Setelah Rio berlalu pergi, berseliweran kendaraan di jalanan, tukang ojek yang mendapatkan penumpang dan menyalakan mesinnya kencang sehingga asap kendaraanpun membuat tukang es batuk-batuk (dalam kondisi beberapa toples tempat es yang dijajakan terbuka)
06 Lapanan basket sekolah
Rio berlari dari halaman depan sekolah melalui pintu gerbang sekolah. Lalu meminum es cendolnya “ Hmm mmm segarnya!!” kata Rio
07 Di depan ruang kelas
Banu dan Linda sedang menikmati bekal makan siang mereka, Rio datang sambil menyedot es Cendol yang tadi di belinya. “Ada yang mau enggak?” tawarnya ke Banu dan Linda
***
Cut : Rehat sampai akhirnya siswa kelas II SD pun masuk kembali ke ruang kelas
mengikuti mata pelajaran (Shut pada jam dinding, menunjukkan pukul 11 : 45)
08 Di ruang
kelas Ketika ibu guru sedang mengajar di depan kelas, tiba-tiba Rio merasa pusing kepalanya (sambil menahan sakit) “Aduh,... (mulut Rio cengar-cengir menahan sakit kepalanya)” “Rio, Kamu kenapa?” (bisik Banu, sambil mencondongkan mukanya ke kepala Rio yang duduk di depannya) “Aduh,... kepalaku pusing,... aku ingin muntah rasanya,...
09 Kamar Pelajaran usai, Banu masih terheran-heran karena Rio
71
mandi Sekolah
yang sedari tadi Izin ke belakang belum juga kembali ke ruang kelas. Banu mengajak 3 orang temannya yang lain (Linda, Beni, Nisa) untuk mengecek ke Kamar mandi. Ditengah jalan mereka berempat bertemu Rio Banu berlari menghampiri Rio (yang berjalan sendirian, tertatih menahan sakit), disusul ketiga temannya yang lain. “Kita ke UKS aja yuk,...! (ajak Banu ke Rio) Mereka berempatpun ramai-ramai membawa Rio ke ruang UKS, Nisa dan Linda mengikuti di belakang mereka, sementara Beni dan Banu memapah tangan Rio
10 Ruang UKS
Kebetulan ada Guru jaga di UKS “Kenapa nak,...?” tanya Ibu Guru Jaga UKS kepada Banu dan kawan-kawan “Ini bu,... Tubuh Rio lemas,... lemah dan lesu, sepertinya akan pingsan (Linda menjawab pertanyaan Bu guru) Lalu Ibu Gurupun menanyai Rio. “Tadi waktu Istirahat, Rio Jajan apa?” “Es Cendol di Abang es depan bu,... “Ooo,..” (sahut bu Guru) Hmmm, Ibu Guru masih dengan bijak dan sabar menanyai Rio, sambil mengoleskan minyak kayu putih pada tubuh Rio. Rio dalam kondisi berbaring ke tempat perawatan UKS. Sementara Banu dan kawan-kawan dipersilahkan untuk masuk kembali ke ruang kelas “Wah,... bahaya ni (pikir Ibu Guru) ... jangan-jangan Rio keracunana es cendol yang disantapnya waktu istirahat tadi? (gumam bu Guru) “Rio, diantar Pak Ade ya,... Ke puskesmas, biar sembuh!” Ibu guru berjalan keluar ruangan dan memanggil pak Ade (satpam sekolah) yang sedang duduk membaca koran. “Pak,... Minta tolong ya! Ada siswa yang sakit dan perlu dibawa ke Puskesmas” “Baik bu,... “ (Pak Satpam segera bergegas menyiapkan sepeda motornya) Ibu Guru kembali untuk menjemput Rio di ruang UKS
11 Di Puskesms
Pak dokter memeriksa Rio, menanyakan beberapa pertanyaan, menulis resep dan memberikannya ke Pak Satpam
12 Di rumah Rio
Pak Satpam mengantar Rio ke Rumahnya dan memberitahukan apa yang terjadi kepada Ibu Rio “Maaf bu, anak Ibu tadi di sekolah sakit dan saya membawanya ke rumah sakit,... kata Dokter sebaiknya Rio dirawat dulu di rumah,... sudah saya izinkan ke Ibu Guru”
72
Ibu Rio langsung meminta Rio Istirahat, (dengan raut muka khawatir tapi penuh kasih sayang) Rio terbaring lemas di tempat tidur, badannya lemah, lesu. Ibu Rio merawat dengan penuh kasih sayang, mengompres jidat Rio yang mulai demam.
13 Ruang kelas, hari berikutnya
Pak Guru melihat Rio tidak masuk hari ini, melalui surat izin yang tergeletak di atas meja. Pak Guru kemudian bercerita kepada anak-anak.
*** “Baik anak-anak, Bapak kemarin mendengar dari Pak satpam bahwa teman kita Rio sekarang harus istirahat di rumah, karena sakit diare dan badannya demam!” “Kata Dokter yang kemarin memeriksa Rio, kemungkinan Rio mengalami sakit karena jajan es cendol di tempat yang tidak bersih” “Karena itu, Bapak meminta kalian supaya kalau jajan harus memperhatikan kebersihan juga ya,... jangan jajan di tempat yang kotor, berdebu dan dekat tempat pembuangan sampah, karena itu bisa menjadi sumber penyakit. “Kalau kalian melihat makanan yang dihinggapi lalat, sebaiknya mengingatkan penjualnya untuk menutup! Karena bakteri yang menempel pada kaki lalat kemungkinan akan berpindah ke tubuh kita dan menyebabkan sakit” “Kalian mengerti?” (Tegas pak Guru) (Anak-anak tampak antusias mendengarkan penjelasan Pak Guru, karena mereka tahu sendiri apa yang terjadi pada Rio kemaren) “Mengerti Pak” (ucap mereka serempak) Baik, lain kali,... kalau jajan makanan atau minuman harus lebih hati-hati,... karena kalau sakit seperti Rio sekarang, siapa yang akan menanggung? Kalian sendiri bukan?” (lanjut pak Guru)
*** “Coba Bapak lihat PR yang kemaren!!?” “Ada yang tidak mengerjakannya?” (suasana kelaspun kembali seperti biasa,...) meja Rio kosong karena sekarang Rio terbaring lemah di rumahnya
***
73
Lampiran 5. List Beberapa Media Massa yang Ada di Indonesia No Nama Media Alamat Telp Fax
1 TVRI Jalan Gerbang Pemuda Senayan Jakarta 10002
(021) 5704720-40 (021) 5731833
(021) 5733122-19
2 RCTI (Teguh Juwarno-Humas)
Jalan Raya Perjuangan Kebon Jeruk, Jakarata Barat
(021) 5303540 (021) 5303550 ekt - 1904
021-5327189 021-5320906 021-5493862
3 SCTV Gedung Mitra Lt.12 Jalan Gatot Subroto Kav.21 Jakarta Selatan
(021) 5225555 (021) 5220102
4 Metro TV Jalan Mas Pilar Raya kav. A-D Kedoya Kebon Jeruk, Jakarta Barat
(021) 58300077 (021) 58302138 ext – 2500
(021) 58302139
5 Trans TV Jalan Mampang Prapatan Kav. 12 Jakarta Selatan
(021) 79177000 (021) 79184558
6 TV 7 Gedung Darmala Sakti Lt.3 Jalan Jen. Sudirman Kav. 32-34 Jakarta Pusat
(021) 5709777 (021) 5708008-9
7 Lativi Jalan Rawa Ternate II No:2 Kawasan Pulo Gadung, Jakarta Timur
(021) 4613545 (021) 4616253
8 INDOSIAR Jalan Damai No. 11 Daan Mogot Jakarta 11510
(021) 5672222 (021) 5688888
(021) 5672223
9 Global TV Kompleks RCTI jalan raya perjuangan Kebon jeruk Jakarta barat 11530
(021) 5360601
(021) 5360602
10 TPI Jalan pintu II taman mini Indonesia Indah Pondok gede Jakarta Timur 13810 tpi.co.id
(021) 8412473
(021) 8412470
11 AN TV Bagian Humas Andalas Televisi Indonesia
- -
12 Kompas Jalan Palmerah Selatan 26-28 Jakarta
(021) 5490666 (021) 5347720
(021) 5486085 (021) 5483581
13 Suara Pembaharuan
Jalan Dewi sartika 136-D Jakarta 13630
(021) 8014077 (021) 8007262 (021) 8016131
14 Gamma Graha Bressindo Lt.2 Jalan Kemang Utara A No.3 (Jalan Bangka XII) Jakarta Selatan 12730
(021) 7183549 (021) 7183486-7
(021) 7183485 (021) 7183485
15 Bisnis Indonesia
Wisma Bisnis Indonesia Lt.5-6 Jalan S Parman Kav. 12-13 Slipi Jakarta 12740
(021) 5304016 (021) 5305869
16 Gatra Gedung Gatra, Jalan Kalibata Timur IV No.15
(021) 7973535 (021) 79196941
74
Lampiran 5. List Beberapa Media Massa yang Ada di Indonesia (Lanjutan) No Nama Media Alamat Telp Fax
17 Forum Griya Forum Jalan Sultan Iskandar Muda 90 Arteri Pondok Indah, Jakarta 12240
(021) 7262010 (021) 7227762
18 Media Indonesia
Komplek Delta Kedoya Jl. Pilar Raya kav. A-D Kedoya Selatan Kebon Jeruk Jakarta barat
(021) 5812088 (021) 7227762
19 Warta Kota Jalan Hayam wuruk 122 Jakarata 11180
(021) 2600818 (021) 6266023
20 Majalah Swa Jalan Tanah Abang III / 23 Jakarta 10160
(021) 3523839 (021) 345738
21 Suara karya Jalan Bangka Raya no.2 Kebayoran Baru Jakarta 12041
(021) 7191352 (021) 7192656
(021) 71790784 (021) 71790746
22 Majalah/ Koran tempo
Gedung Tempo Jalan Proklamasi No. 72 Jakarta, 10320 Kebayoran center Blok A 11 – A 15 Jalan Kebayoran Baru Mayestik Jakarta 12440
(021) 3916 160 (021) 7255625
(021) 3921947 (021) 7255645
23 Sinar Harapan
Jalan fachrudin No.06 Jakarta 10250
(021) 3912360 (021) 3912370
24 Ekonomi neraca
Jalan Cimandiri 24 Jakarta 10330
(021) 3102174 (021) 3107831
(021) 31907229
25 Ethical Digest
Wisma Gading permai tower C Lt. 11/6 Jalan boulevard raya Kelapa gading JakUt14240
(021) 45855196 (021) 45855209
26 Business News
Jalan Abdul Muis no.70 Jakarta 10160
(021) 3454143 (021) 3454280
27 Tabloid Nova Jalan Palmerah Barat 33-37 Jakarta Barat
(021) 5481176 (021) 5481109
28 Human Health
Jalan pakubuwono VI Blok E -1 No. 69 Jakarta selatan 12120
(021) 7245115 (021) 7200602
29 Investor Daily
Jalan Padang No.21 manggarai Jakarta Selatan
(021) 8311326 / 27
(021) 8310939
30 Tokoh Indonesia. Com
Wisma pandawa Lt.2 jalan Dewi Sartika No : 71 jakarta 13040
83701736 (021) 8009169
83701736 (021) 8009169
31 rakyat merdeka
Jalan Raya Kebayoran lama no. 17 Jakarta 12210
(021) 53673762 (021) 53699533
83671716 (021) 5349217
32 Info Konsumen Indonesia
Jalan matraman No. 11 jakarta TImur 13150 [email protected]
(021) 85911383 (021) 85911383
75
Lampiran 5. List Beberapa Media Massa yang Ada di Indonesia (Lanjutan) No Nama Media Alamat Telp Fax
33 Info Bisnis Jalan tegal Parang Selaan 17 Mampang- Jakarta
(021) 79184846 -
34 Holistic Jalan Barito II No. 33A Kebayoran baru, Jakarta
(021) 7269888 (021) 7210951
35 Tabloid Kontan
Kebayoran lama (021) 5657636 Sama
36 Ekonomi neraca
Jalan Cimandiri 24 Jakarta 10330
(021) 3102314 (021) 31907229
37 Suara Metro 911 Emergency assistance
Biro Operasi Lt.4 Polda Metro Jaya jalan Jend. Sudirman No.55 Jakarta
- -
38 Majalah SWA
Jalan Tanah abang III/23 Jakarta 10160
(021) 3523839 (021) 3457338
39 Merdeka Jalan Kebon sirih No.65 (021) 3149562 40 Radio Sonora Jalan Kebahagiaan No. 4-14 (021) 6340641 (021) 2601373
(021) 6340646 41 Pos Kota Jalan gajah mada No.100
jakarta (021) 6337735 (021) 6340314
42 Majalah Trust
Jalan Sultan Iskandar Muda No. 222 Arteri Pondok Indah Jakarta 12240
(021) 7228981 (021) 7260288
43 Majalah Terbit
Jalan polo gadung No. 15 Kawasan Industri Jakarta
(021) 4603973 (021) 4603970
44 Tabloid Nakita
Jalan Palmerah Selatan No.3 Jakarta 10270
(021) 5483008 (021) 5304046
45 Majalah Bobo
Gedung Gramedia Majalah jalan panjang No : 8A Jakarta 11530 Kotak Pos 1293 JKB 10270
(021) 5330150 ext 33201 bobonet@gramedia_majalah.com
(021) 5320627
46 Tabloid Fantasi
Jalan Prof Dr Satrio. Kav 3-5 Jakarta 12940
(021) 5276325 (021) 5276323 (021) 5255775
47 Penerbit Agromedia Pustaka
Jlaan pesona Depok Estate II Blok AK No. 18 Depok 16411 [email protected]
(021)70816988 0816705495 (021) 7705606
(021) 7705606
48 Majalah Annida
Jalan Mede No. 42 Utan Kayu Jakarta Timur 13120
(021) 8193242 [email protected]
(021) 8580569
49 Majalah Muslimah
Sikom Amsterdam Blok B Kota Wisata Jalan Transyogy Km. 6 Cileungsi 16968
-
50 Tabloid Keren Beken
Jalan Salemba Tengah No. 58 Jakarta Pusat 10440
- -
76
Lampiran 6. Contoh Poster Percakapan Kartun tentang Keamanan Pangan
77
Lampiran 7. Laporan Hasil Survei ke Supermarket di Jakarta
Lampiran 7. 1. Survei ke Tiga Lokasi Supermarket di Jakarta
Lokasi Keterangan
PT Matahari Departement
Store
Berhubung banyaknya lokasi toko dan terbatasnya poster yang disebarkan (hanya 100 eksemplar) sehingga poster baru bisa ditempel pada bagian internal perusahaan. Belum bisa menindaklanjuti tawaran untuk memperbanyak poster tersebut, akan tetapi bersedia membantu penyebaran jika Badan POM RI menyediakan posternya.
PT Carrefour Indonesia
Seratus poster dari Badan POM RI yang telah diserahkan pada tanggal 14 Pebruari 2005 tidak diketahui keberadaanya.
PT Intraco Indonesia
100 poster Keamanan pangan yang telah diserahkan pada tanggal 14 Pebruari 2005 kepada PT Indomarco (selaku kantor pusat toko Indomaret di seluruh Indonesia) tidak diketahui keberadaanya.
Lampiran 7. 2. Lokasi Penyebaran Poster oleh PT Matahari Department Store
No Store Jumlah poster Alamat Nomor telpon
1 Grand Mall Bekasi 10 Jl Jend Sudirman Kranji 88954726/
88954751-53 2 Tempat training
di kantor pusat 10 Menara Matahari Lt. 22 Jl Boulevard raya No & karawaci
5469333
3 Cilandak 20
JL TB Simatupang Kav 17 Cilandak Barat Jakarta 12430
75920309 S1 : 75920392
4 Singosaren Solo 20 Jl Gatot Subroto No 27-28 Solo
(0271) 663977/4011 sm 664288
5 Karawang 20 Jl Tuparev No 8 Karawang (0267) 412723/ (0267) 415434
6 Supermall pakuwon 20 Jl Darmo Boulevard
Surabaya (031) 7390222
78
Lampiran 7. 3. Survei ke Tiga Lokasi Supermarket di Jakarta]
Lokasi Waktu Cp Keterangan
PT Matahari Departement
Store
Penyerahan poster 14 Pebruari 2004 Pengecekan 28 April 2005
Sanjaya (Humas) 08158046388 (021) 5469333 fax (021) 5475477
Via telephone dan faks
PT Carrefour Indonesia
Penyerahan poster 14 Pebruari 2004 Pengecekan 28 April 2005 Kunjungan ke kantor 3 Mei 2005
Dekariyono W Ibu Olive (Humas) (021) 27585871 fax (021) 27585838
Survei langsung ke Kantor pusat Carrefour di Lebak Bulus juga dilakukan kontak via telephone
PT Intraco Indonesia
Penyerahan poster 14 Pebruari 2004 Pengecekan 28 April 2005
Anton (Marketing) (021) 6909400 ext 639
Via telephone
79
Lampiran 8. Identifikasi Penyebaran Poster Melalui HIMPUNAN dan SENAT Mahasiawa
Lampiran 8. 1. Alamat dan Kontak Person Himpunan dan Senat Mahasiswa
No Nama Alamat No Phon Jumlah
1. Ferdi IB (Universitas Indonesia)
Humas Senat Mahasiswa Fak Kesehatan Masyarakat (FKM-UI) Kampus Baru UI Depok 16424 Lobby Gedung A lantai 1
(021) 78887021 [email protected] CP : Ferdi
14
2. Samsul Hadi (Institut Pertanian Bogor)
Ketua Himpunan Mahasiswa Teknologi Pangan dan Gizi (HIMITEPA-IPB) Lantai Dasar Kampus FATETA IPB Darmaga PO. Box 220
(0251) 625205 CP : Samsul 08567880277 [email protected]
50
3. Dian Hardian (Universitas pasundan)
Staff Litbang HMTP Unpas, Jalan Dr. Setia Budi No : 193 Bandung.
(022) 2013090 / Fak (022) 2019339 CP : Dian 081317674462
20
4. Ni’matul Azizah (Universitas Gajah Mada)
KMTPHP UGM Jl. Sosio Yustica 1 Bulak Sumur, Sleman Yogyakarta 55281.
[email protected] (0274) 549650 CP : Ima 08562862802 Rere 08157949693
20
5. Anisah Indri Astuti (Universitas Negeri Yogyakarta)
HIMABIO Universitas Negeri Yogyakarta, Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam Kompleks Ormawa FMIPA UNY Karang Malang Yogyakarta
CP : Lisle rini 08132824881 Indri 081578794862
10
6. Yanti (Indonusa Esa Unggul)
Kampus Emas Indonusa Esa Unggul, Grogol Jakarta Jurusan Gizi Masyarakat
[email protected] CP : Yanti 08561622087
20
7. Humas (Universitas sahid)
Senat Mahasiswa Tek Pang Univ Sahid Jl Prof Dr Soepomo SH No : 84 Jakarta 2870
(021) 8312815 ext 206 Faks (021) 8554763
10
8. Delfi (Universitas Padjajaran)
Himpunan Mahasiswa Tek Pang (HIMATETAN UNPAD) Kampus Jatinangor, Jl. Raya Bandung Sumedang Km 21, Jatinangor, Sumedang
(022) 2503271 - 2503277 Fax. 2501977 CP : Delfi
10
9. ZuhRus (Universitas Soedirman)
HIMATETA UNSOED CP : Zuh Rus 081542968669
10
10. Rio (ketua HMJ) Universitas Djuanda
Senat Mahasiswa Teknologi Pangan dan Gizi Fakultas Teknologi Pertanian Univ Djuanda. Jl Tol Ciawi No : 1
(0251) 243357/240773 Fak (0251) 240985 CP : Rio
10
80
Lampiran 8. 2. Contoh Aktivitas Penempelan Poster di Beberapa Tempat
Penempelan Poster di Jalan Bara
Penempelan Poster di Rumahmakan
Penempel Poster dari HIMITEPA IPB
81
Lampiran 8. 3. Contoh Poster yang Telah Tertempel di Lokasi
Poster yang Tertempel di Rumah makan
Poster yang Tertempel di Kantin Poster yang Tertempel di Supermarket
Poster yang Tertempel di Rumah makan
82
Lampiran 9. Tampilan Awal Software Penyebarluasan Poster
83
Lampiran 10. Identifikasi Supermarket / Toko kimia / Rumah makan / Kafe di Kota Bogor
No Nama Supermarket
Lokasi
1 Superindo Cab Jembatan Merah Jalan Merdeka 2 Matahari Cab. Taman Topi Jalan Merdeka
3 Yogya Supermarket Cab Plaza Bogor Indah
Jalan Baru
4 Hero supermarket Cab Jalan Padjajaran Bogor
Jalan Padjajaran
5 Plaza Ekalokasari Jalan Padjajaran 6 Ramayana Cab. Plaza Jambu dua Warung jambu 7 Robinson Cab. Plaza Bogor Jalan baru 8 Pangrango Plaza Jalan Padjajaran 9 Ada Swalayan Jalan Padjajaran 10 Borobudur Plaza Pasar anyar
11 Toserba Prisna Merdeka
Jalan Merdeka
No Restaurant/Cafe
Lokasi
1 Hoka-hoka Bento Jalan Padjajaran
2 California Fried Chicken Jalan Merdeka
(dekat Taman Topi)/ warung jambu dll
3 Kentuky Fried Chicken Jalan Padjajaran (sebelah Tugu Kujang)
4 Saung mirah Jalan Padjajaran 5 Oh lala Jalan Padjajaran 6 A&W Jalan Merdeka 7 Es teler 77 Plaza Ekalokasari 8 Sederhana Jalan H Djuanda 9 Pia apple pie Hotel Pangrango 10 Salak Sunset Surya Kencana 11 Spektrum Jalan Padjajaran 12 Bakmi golek Plaza ekalokasari 13 Warung taman Taman kencana 14 Dedaunan Kebun Raya Bogor 15 Martabak air mancur Jalan A Yani 16 Dunkin Donnuts Jalan Padjajaran 17 Trio Jalan Padjajaran 18 Wxelso Plaza Ekalokasari
19 Mc Donald Jalan Padjajaran, Plaza Ekalokasari dll
84
Lampiran 10. Identifikasi Supermarket / Toko kimia / Rumah makan / Kafe di Kota Bogor (Lanjutan)
No Restaurant/Cafe
Lokasi
20 Texas Chicken Warung Jambu, Plaza Pangrango
21 Galuga Jalan Sindang Barang (Dekat Terminal Bubulak)
22 Hartz Chicken Buffet Jalan A Yani (deket air mancur)
23 Pizza Hut Jalan Padjajaran / Warung Jambu
24 Gumati cafe Surya Kencana 25 Vigos Jalan Padjajaran 26 Bogor permai Jalan Jenderal Sudirman 27 Mira sari Jalan Merdeka 28 Larisa Jalan Padjajaran 29 Lafonta Jalan Baru
30 Macaroni panggang Jalan Saleh (Taman kencana)
31 Bakmi japos Tugu kujang 32 Saungkuring Jalan Padjajaran 33 Bambu kuring Jalan Padjajaran
34 Simpang raya Sebelah terminal Baranang siang
35 Popeye’s
Plaza ekalokasari
No Nama toko bahan kimia
Lokasi
1 Setia Guna Jalan Dewi sartika (Pasar anyar)
2 Bratachem Jalan Dewi sartika (Pasar anyar)
3 Toko Alat-alat dan Bahan Kimia Jalan Dewi sartika (Pasar anyar)
85
Lampiran11. Kontak Person dan Jenis Poster yang Diserahkan ke Penanggung jawab Usaha
Lokasi CP No Phon / Hp
Keterangan
KFC Bogor Ibu Golda 324036 3 poster yang disebarkan nomor 17, 19 dan 20. Sangat menyambut baik kerjasama penyebarluasan informasi keamanan pangan, tetapi tidak ditempel.
CFC Bogor
Ibu Rossi 08128392076
2 poster yang disebarkan nomor 17 dan 20. Tidak ditempel dengan alasan : diperlukan konsultasi dengan pimpinan cabang yang berlokasi di Plaza Jambu Dua.
Hoka-hoka Bento Bogor
Ibu Dewi 310266/ 310267
3 poster disebarkan nomor 20, 19 dan 17. Tidak ditempel karena hanya poster promosi produk hoka-hoka bento yang bisa dipasang di Outlet toko.
PT. Matahari Putra Prima
Bapak Taufiq
338634 Cabang Taman Topi
4 jenis poster yang disebarkan nomor 13, 14, 15, 20. Mendapat respon baik dari pihak manajemen, tetapi tidak ditempel.
PT. HERO Swalayan Bogor
Bapak Ahamad yani & Bambg
353277 Bambang 08159360027
6 poster yang disebarkan ke PT Hero Swalayan mendapat sambutan sangat baik dari pihak pimpinan, tetapi tidak ditempel karena keterbatasan tempat. Poster yang disebarkan nomor 5, 13, 14, 15, 16, dan 20.
Superindo Cabang Jembatan Merah
Bapak Leon Saut
316313 4 poster yang disebarkan nomor 14, 15, 16, dan 20. Tidak ditempel dengan alasan keterbatasan tempat dan dikhawatirkan akan mengganggu kenyamanan pelanggan sewaktu memilih barang.
Jogjakarta Departmnt Store
Bapak Toni
382092 6 poster yang disebarkan nomor 5, 13, 14, 15, 16, dan 20, telah ditempel di bagian samping dari kasir.
PT. Bratachem
Triyanti Endah Wahyuni
321783 2 poster yang ditempelkan nomor 1 dan 6, mereka sangat menyambut baik kerjasama penyebaran informasi keamanan pangan dan sampai saat ini masih ditempel.
Plaza Market Place Matahari Ekalokasri
Bapak Galih
362887 5 poster yang disebarkan nomor 5, 13, 14, 15, 16. Poster ditempel dibagian internal toko, tempat pegawai dan karyawan. Tidak ditempel di bagian yang bisa diakses pengunjung karena tidak adanya papan tempat menempel.
Rumah makan
- - 5 poster disebar merata pada lima lokasi rumah makan, yaitu poster nomor 7, 11, 12, 17 dan 18. Rumah makan makan A, B, C, D, E di pasar Anyar Bogor. Poster langsung ditempel pada saat itu juga.
Keterangan : untuk keterangan nomor-nomor poster, dapat dilihat pada Lampiran 1
86
Lampiran 12. Nilai r untuk α 0.05 dapat dilihat pada
Tabel 22. Angka kritik nilai r untuk α 0.05 dan 0.01
Derajat kebebasan
(df) 5% 1%
1 0.997 1.000 2 0.950 0.990 3 0.878 0.959 4 0.811 0.917 5 0.754 0.874 6 0.707 0.834 7 0.666 0.798 8 0.632 0.765 9 0.602 0.735 10 0.576 0.708 11 0.553 0.684 12 0.532 0.661 13 0.497 0.623 14 0.497 0.623 15 0.482 0.606 16 0.486 0.590 17 0.456 0.575 18 0.444 0.561 19 0.433 0.549 20 0.423 0.537 21 0.413 0.526 22 0.404 0.515 23 0.396 0.505 24 0.338 0.495 25 0.381 0.485 26 0.374 0.478 27 0.367 0.463 28 0.361 0.463 29 0.355 0.456 30 0.349 0.449
Ket * Singarimbun Hal 146
87
Lampiran 13. Hasil Keluaran Program SPSS untuk Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 13.1. Hasil Keluaran Program SPSS untuk Uji Validitas dan Reliabilitas nomor
6 nomor
10 nomor
11 nomor
12 nomor
13 nomor
14 nomor
15 nomor
16 nomor
17 nomor
18 nomor
20 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 3 1 1 2 1 2 2 1 2 3 1 3 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 31 1 1 1 1 1 1 1 3 1 31 1 2 1 2 1 1 2 2 4 3 1 2 2 1 2 1 1 2 2 4 3 2 2 2 1 2 1 1 1 2 4 3 2 2 1 1 1 1 2 2 3 4 3 2 1 2 1 2 2 2 1 3 4 3 2 2 2 1 2 2 2 3 3 4 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 4 3 2 2 1 2 2 2 2 2 3 4 3 2 1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 2 2 1 1 2 2 2 1 3 3 3 2 1 2 1 1 2 2 1 3 3 3 2 2 1 2 1 1 2 2 3 3 3 2 2 2 1 2 1 2 1 2 3 3 2 2 1 2 1 1 2 2 2 4 3 1 2 2 1 2 1 2 1 3 4 3 1 2 2 2 2 2 2 3 3 4 3 1 2 2 1 1 1 2 2 2 4 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 1 2 1 2 1 1 2 2 2 4 3
88
Lampiran 13.2. Daftar Tabulasi Jawaban Uji Reliabilitas
Responden Hasil pengujian pertama
Hasil pengujian kedua
1 24 23 2 30 30 3 21 20 4 23 24 5 22 22 6 26 25 7 27 27 8 29 28 9 21 21 10 24 24 11 23 23 12 25 25 13 27 26 14 32 30 15 30 30 16 22 22 17 21 21 18 24 24 19 23 22 20 22 22 21 24 24 22 25 24 23 27 28 24 29 30 25 30 30 26 22 22 27 27 25 28 24 24 29 25 26 30 23 23
89
Lampiran 13.3. Uji Validitas Kuesioner dengan Program SPSS *** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ***R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. NOMOR6 1,4000 ,4983 30,0 2. NOMOR10 1,5000 ,5085 30,0 3. NOMOR11 1,4333 ,5040 30,0 4. NOMOR12 1,2000 ,4068 30,0 5. NOMOR13 1,4667 ,5074 30,0 6. NOMOR14 1,3667 ,4901 30,0 7. NOMOR15 1,5333 ,5074 30,0 8. NOMOR16 1,6333 ,6149 30,0 9. NOMOR17 2,3667 ,4901 30,0 10. NOMOR18 2,7333 1,3880 30,0 11. NOMOR20 2,8000 ,4068 30,0 N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 19,4333 17,2195 4,1496 11 Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted NOMOR6 18,0333 15,0678 ,4921 ,8056 NOMOR10 17,9333 14,2713 ,7000 ,7893 NOMOR11 18,0000 15,5172 ,3647 ,8148 NOMOR12 18,2333 15,7713 ,3970 ,8134 NOMOR13 17,9667 14,8609 ,5371 ,8020 NOMOR14 18,0667 15,2368 ,4554 ,8084 NOMOR15 17,9000 14,0931 ,7531 ,7851 NOMOR16 17,8000 14,7862 ,4346 ,8095 NOMOR17 17,0667 15,4437 ,3986 ,8124 NOMOR18 16,7000 8,8379 ,7822 ,8011 NOMOR20 16,6333 15,4816 ,4911 ,8078 Reliability Coefficients N of Cases = 30,0 N of Items = 11 Alpha = ,8194
90
Lampiran 13.4. Uji Reliabilitas Kuesioner
Correlations
1,000 ,975**, ,000
30 30,975** 1,000,000 ,
30 30
Correlation CoefficientSig. (2-tailed)NCorrelation CoefficientSig. (2-tailed)N
pengujian I
pengujian II
Spearman's rhopengujian I pengujian II
Correlation is significant at the .01 level (2-tailed).**.
Keterangan :
Dari Tabel hasil uji reliabilitas repetitive measurement diatas dapat dilihat
bahwa besarnya korelasi antara pengukuran pertama dengan pengukuran kedua
adalah 0.975. Nilai probabilitas Sig (2 tailed) adalah 0.000 (< 0.05), berarti alat
abney level yang digunakan reliabel dan siap untuk digunakan pada kegiatan
pengambilan data.
91
Lampiran 14. Hasil Evaluasi Responden terhadap Poster
No poster
Judul Evaluasi
1 Jangan menjual bahan berbahaya ini untuk pangan
Istilah ilmiah yang digunakan pada poster hanya dipahami golongan tertentu (5 responden)
2 Waspada!!! Terlalu banyak tulisan dan gambar, ukuran tulisan sangat kecil, tidak bisa dilihat dari jarak jauh (3 responden)
3 Cegah kontaminasi mikroba dari karyawan
Kombinasi warnanya terlalu sederhana (3 responden)
4 Baca label!!! Sebelum anda membeli produk pangan dalam kemasan
Illustrasi gambar terlalu sederhana (5 responden)
5 Awas pencemaran melalui serangga dan hewan kotor lainnya
Illustrasi gambar bahan pangan kurang jelas (1responden) tapi dari tulisan pesan bisa dipahami maksudnya.
6 Jangan gunakan bahan tambahan yang dilarang untuk pangan
Istilah kimia kurang bisa dipahami ( 2 responden)
7 Perlakukan tempat sampah dengan benar
Bagus dan menarik (3 responden)
8 Perhatikan suhu pada saat menyimpan pangan
Suhu yang tertulis menggunakan derajat Celsius (oC) sementara pada proses pemasakan makanan jarang sekali produsen yang menggunakan termometer (4 responden) Gambar terlalu ilmiah, kurang menarik dan hanya dapat diketahui oleh golongan orang tertentu (4 responden)
9 Waspada!!! Pangan menjadi tidak aman dikonsumsi karena cemaran berbahaya
Terlalu banyak kata-kata (pesan tidak singkat), gambar kecil dan kurang jelas (1 responden)
10 Gunakan BTP (Bahan Tambahan Pangan) dengan takaran yang tepat
Istilah kimia yang digunakan kurang tepat, sebaiknya BTP menggunakan nama umum yang dikenal dipasaran (2 responden)
11 Salah!!! Jauhkan bahan makanan yang mentah dengan yang matang
Illustrasi gambar kurang jelas menggambarkan kalau bahan pangan, sebaiknya diberi keterangan dengan tulisan bahan pangan apa (1 responden)
12 Jauhkan serangga, hewan peliharaan dan hewan liar dari makanan
Warna terlalu terang (kuning cerah), tapi gambar menarik dan pesan telah tersirat dari gambar (7 responden) Penggunaan tanda silang membingungkan responden, penggunaan tulisan ”SALAH” lebih mudah dipahami (1responden)
92
Lampiran 14. Hasil Evaluasi Responden terhadap Bahasa dan Tingkat Pemahaman Responden terhadap Poster (Lanjutan)
No poster
Judul Evaluasi
13 Hindari produk pangan dalam kemasan dari serangan tikus dan hewan lainnya
Sebaiknya diberi keterangan dimana sebaiknya menyimpan produk pangan dalam kemasan tersebut, dan kenapa contoh produk hanya susu (1 responden)
14 Simpan produk susu pada suhu yang benar
Tidak memahami istilah “susu steril” dan “susu pasteurisasi” (8 responden)
15 Tangani telur secara hati-hati dan masak sampai matang pada suhu yang benar
Adanya penggunaan nama ilmiah, bakteri Salmonella banyak responden tidak mengetahui bahaya dari bakteri tersebut dapat menimbulkan foodborne disease. Adanya batasan suhu (oC) sangat sulit menerangkan sampai seberapa lamakah telur dimasak untuk mencapai suhu 72oC (8 responden)
16 Persyaratan untuk industri rumah tangga pangan
Penggunaan gambar illustrasi produk dodol, mengesankan bahwa dodol saja yang termasuk produk IRTP, padahal banyak produk IRTP lainnya. Pihak supermarket menanyakan kenapa menyebutkan nama produk ”dodol” apakah sarana promosi suatu produk dodol (1 responden)
17 Bakteri!!! Musuh tak terlihat - 18 Menjaga kebersihan adalah
cara paling utama untuk menghindari bakteri
-
19 Kendalikan bakteri dengan aplikasi suhu dan waktu yang benar
Suhu dalam derajat Celsius (oC), penggunaan istilah susu steril dan susu pasteurisasi tidak dipahami (8 responden)
20 Dinginkan pangan secepat mungkin untuk menghindari tumbuhnya bakteri
Penggunaan freezer, refrigerator tidak dipahami (4 responden)
93
Lampiran 15. Deskrispsi Kegiatan yang Dilaksanakan Direktorat SPKP untuk Kegiatan Mempromosikan Keamanan Pangan
Lampiran 15.1. Deskrispsi Kegiatan yang Dilaksanakan Direktorat SPKP untuk Kegiatan Mempromosikan Keamanan Pangan
1. Pengadaan Bahan Pustaka
Bahan-bahan pustaka tersebut diperoleh dengan pembelian untuk buku atau berlangganan serta tukar menukar untuk buletin dan jurnal. Jumlah pustaka Keamanan Pangan di Direktorat SPKP yang tercatat berjumlah 156 judul buku dan sekitar 140 judul buku lainya belum terdaftar di perpustakaan Direktorat SPKP. Telah menerbitkan sebanyak 47 judul buku dan terdapat 12 jenis kategori jurnal dan majalah. Nama judul buku yang diterbitkan dan jurnal yang terdapat pada perpustakaan Direktorat SPKP dapat dilihat pada Lampiran 15.2
2. Penerbitan Buletin Keamanan Pangan
Buletin Keamanan Pangan diterbitkan dengan pesan utama berupa keamanan pangan secara berkesinambungan setiap enam bulan sekali sejak tahun 2002.
3. Pembuatan dan Pencetakan Materi Promosi Keamanan Pangan
Sudah dicetak sebanyak 20 judul poster dan 20 judul leaflet. Poster dan leaflet tersebut didistribusikan ke instansi terkait seperti Balai Besar / Balai POM, instansi pemerintah daerah, Puskesmas, ritel, serta masyarakat umum pada saat pameran.
4. Pembuatan Komik Mengenai Keamanan Pangan
Direktorat SPKP dengan dukungan dana dari WHO telah membuat 4 buah buku komik bergambar untuk anak-anak.
5. Pembuatan Kalender Keamanan Pangan
Kalender tahun 2005 dengan pesan keamanan pangan telah dibuat sebagai suplemen dalam buletin keamanan pangan pada akhir tahun 2004.
6. Distribusi Compact Disc (CD) Poster Keamanan Pangan
Participatory Multi Level Food Safety Campaign adalah suatu kegiatan kampanye tentang Keamanan Pangan dalam bentuk CD yang dirancang dengan melalui penggalangan partisipasi setiap orang, instansi, industri, asosiasi dan stake holder lainnya untuk bersama-sama mendiseminasikan pesan keamanan pangan.
7. Desain Strategi Komunikasi Keamanan Pangan
Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan, dengan bantuan tenaga ahli : (1) Yanefri Bachtiar; (2) Risang Rimbaatmaja dan (3) Lien Herlina, telah mengembangkan konsep mengenai Strategi Komunikasi Keamanan Pangan dalam rangka mengefektivkan program promosi keamanan pangan.
94
8. Pelatihan Strategi Komunikasi Keamanan Pangan Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan telah
melakukan upaya peningkatan kompetensi petugas dalam melakukan promosi keamanan pangan. Pelatihan ini diikuti petugas Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen (SERLIK) dari Balai Besar/Balai POM serta peserta dari pusat/Badan POM.
9. Jejaring Promosi Keamanan Pangan
Jejaring Promosi Keamanan Pangan yang merupakan sarana komunikasi antar instansi terkait dibidang Pengawasan Keamanan Pangan (PKP) mempunyai aktivitas menindak lanjuti hasil-hasil kajian komunikasi resiko dalam kaitannya dengan monitoring keamanan pangan terpadu. Sekretariat JPKP berlokasi di Badan POM dan terbentuk sejak tanggal 17 Februari 2004.
10. Pameran Keamanan Pangan
Selama tahun 2004 Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan telah berpartisipasi dalam 8 (delapan) kali pameran yang berkaitan dengan keamanan pangan, pameran tersebut umumnya diadakan 2-6 hari.
11. Promosi Keamanan Pangan melalui Radio
Pada tahun 2004 Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan merintis upaya promosi keamanan pangan melalui siaran di radio yang membahas topik-topik yang berkaitan dengan keamanan pangan. Siaran radio yang dilakukan antara lain di radio SPFM (Suara Pembangunan FM), PRO 2 FM Jakarta, dan secara rutin di D’Radio 103. 4 FM.
12. Majalah Dinding
Majalah dinding yang memuat informasi keamanan pangan telah terbit sejak bulan Juni 2004 di panel majalah dinding yang terletak di Gedung F lantai 2. Majalah dinding ini diterbitkan setiap bulan sebagai sarana tukar-menukar informasi, terutama di kalangan Deputi III, dan juga bagi tamu yang hadir di lingkungan Deputi III.
13. Penyuluhan Keamanan Pangan bagi Guru Sekolah
Penyuluhan keamanan pangan juga dilakukan kepada guru sekolah mengingat mereka mengajar, berinteraksi dan menjadi teladan bagi murid-muridnya. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan telah melakukan penyuluhan di beberapa sekolah di DKI.
14. Seminar – seminar
Staf Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan juga telah berperan serta aktif sebagai pembicara/instruktur di luar lingkup Badan POM RI. Partisipasi ini adalah sebagai upaya promosi keamanan pangan sekaligus mensosialisasikan kegiatan Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan di luar Badan POM RI.
95
Lampiran 15. 2. Judul Buku yang Diterbitkan Direktorat dan Jurnal Langganan yang ada di Perpustakaan
No Judul
1 Kebijakan dan Program Nasional Keamanan Pangan Industri Rumah Tangga
2 Pengetahuan Bahan Pangan 3 Mikrobiologi Pangan 4 Prinsip Pengawetan dan Pengolahan Pangan 5 Pengemasan, Penyimpanan, dan Pelabelan 6 Higiene dan Sanitasi Pengolahan 7 Cara Produksi Pangan yang Baik untuk Industri Rumah Tangga 8 Tujuh Alat Bantu untuk Program Peningkatan Mutu 9 Teknologi Pengolahan Pangan 10 Contoh Kasus Keberhasilan Program Perbaikan Mutu 11 Mikroba Patogen 12 Pengeringan Bahan Pangan 13 Sistem Jaminan Mutu Pangan 14 Mutu Pangan 15 Analisis Mutu Pangan 16 Perencanaan, Pengadaan, Peningkatan Mutu 17 Teknik Presentasi 18 Manajemen dan Evaluasi Pelatih 19 Klasifikasi Bahan Pangan Berdasarkan Risiko Pangannya 20 Pengendalian Keamanan Pangan 21 Pengetahuan Bahan Pangan Hewani 22 Keamanan Pangan 23 Good Practice dalam Rantai Pangan 24 Sertifikasi Produksi Pangan 25 Pedoman Pemeriksaan Sarana Produksi IRTP 26 Peraturan di Bidang Pangan 27 Bahan Tambahan Pangan 28 Dasar Komunikasi dan Penyuluhan 29 Pengembangan Usaha 30 Keputusan Kepala Badan No. HK.00.05.5.1639 31 Keputusan Kepala Badan No. HK. 00.05.5.1640 32 Keputusan Kepala Badan No. HK. 00.05.5.1641
insip Analisis Risiko
insip Kajian Risiko Mikrobiologis secara Kualitatif
insip Kajian Risiko Mikrobiologis secara Kuantitatif
Kajian Kuantitatif terhadap Risiko Mikrobiologis : Listeria monocytogenes
pada Ikan Asap
96
Kajian Kuantitatif terhadap Risiko Mikrobiologis : Kontaminasi Silang
Campylobacter jejuni pada Pangan Siap Santap Melalui Permukaan
Peralatan Pengolahan
Lampiran 15. 2. Judul Buku yang Diterbitkan Direktorat dan Jurnal Langganan yang ada di Perpustakaan (Lanjutan)
No Judul
Kajian Risiko Bahan Tambahan Pangan : Studi Kasus Penggunaan Pemanis
Aspartam
plikasi Kajian Risiko.
Keamanan Pangan
41 Bahaya Jajan Sembarangan 42 Higiene Karyawan 43 Pemberantasan Hama, Sanitasi, Tempat, dan Peralatan 44 Penanganan dan Penyimpanan Bahan Pangan 45 Piagam Bintang Satu untuk Keamanan Pangan 46 Piagam Bintang Dua untuk Keamanan Pangan 47 Piagam Bintang Tiga untuk Keamanan Pangan
No Nama Jurnal dan Buletin yang ada di Perpustakaan Direktorat SPKP
1 Info Konsumen (majalah) 2 Food Industri Asia pasific 3 Food Pasific Manufacturing 4 Food Ingredients 5 Food Industry 6 Food and baverage 7 Farmacia 8 International Food Ingredients 9 Jurnal Teknologi Pangan 10 Jurnal Mikrobiologi Indonesia 11 Tekno Pangan Agroindustri 12 Seameo Tromed RCCN – UI
97
Chi-Square Tests
3,088a 2 ,2143,115 2 ,211
,136 1 ,713
160
Pearson Chi-SquareLikelihood RatioLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)
1 cells (16,7%) have expected count less than 5. Theminimum expected count is 4,61.
a.
Chi-Square Tests
,419b 1 ,517,214 1 ,644,423 1 ,516
,581 ,323
,417 1 ,519
160
Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona
Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
Computed only for a 2x2 tablea.
0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is16,75.
b.
Symmetric Measures
,051 ,517160
Contingency CoefficientNominal by NominalN of Valid Cases
Value Approx. Sig.
Not assuming the null hypothesis.a.
Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.b.
Chi-Square Tests
2,287b 1 ,1301,728 1 ,1892,352 1 ,125
,166 ,093
2,273 1 ,132
160
Pearson Chi-SquaContinuity Correctia
Likelihood RatioFisher's Exact TesLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
Computed only for a 2x2 tablea.
0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected13,82.
b.
Symmetric Measures
,138 ,214160
Contingency CoefNominal by NomN of Valid Cases
Value Approx. Sig
Not assuming the null hypothesis.a.
Using the asymptotic standard error assuming the b.
Symmetric Measures
,119 ,130160
Contingency CoefficientNominal by NominalN of Valid Cases
Value Approx. Sig.
Not assuming the null hypothesis.a.
Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.b.
Lampiran 16. Hasil Perhitungan Chi square dengan SPSS untuk Gender Lampiran 16. 1. Output hasil uji Chi Square jenis kelamin responden dengan pendapat mereka mengenai kegiatan promosi yang sebaiknya dilakukan
GENDER * KEG Crosstabulation
38 26 3 6756,7% 38,8% 4,5% 100,0%23,8% 16,3% 1,9% 41,9%
60 25 8 9364,5% 26,9% 8,6% 100,0%37,5% 15,6% 5,0% 58,1%
98 51 11 16061,3% 31,9% 6,9% 100,0%61,3% 31,9% 6,9% 100,0%
Count% within GENDER% of TotalCount% within GENDER% of TotalCount% within GENDER% of Total
laki-laki
2
GENDER
Total
Pemberitahuan melalui
media massasecara terus
menerus
Mengenalkansecara
langsung,peragaan
pada acara2tertentu
Ajakan untukmenjaga KP
denganpemberian
hadiah
KEG
Total
Lampiran 16. 2. Output hasil uji Chi Square jenis kelamin responden dengan pengetahuan mereka akan keberadaan badan pengawas obat dan makanan Republik Indonesia
GENDER * TAHU Crosstabulation
52 15 6777,6% 22,4% 100,0%32,5% 9,4% 41,9%
68 25 9373,1% 26,9% 100,0%42,5% 15,6% 58,1%
120 40 16075,0% 25,0% 100,0%75,0% 25,0% 100,0%
Count% within GENDER% of TotalCount% within GENDER% of TotalCount% within GENDER% of Total
laki-laki
2
GENDER
Total
ya tidakTAHU
Total
Lampiran 16. 3. Output hasil uji Chi Square jenis kelamin dengan pengetahuan adanya kampanye penyebarluasan poster KP
GENDER * TEMPEL Crosstabulation
57 10 6785,1% 14,9% 100,0%35,6% 6,3% 41,9%
70 23 9375,3% 24,7% 100,0%43,8% 14,4% 58,1%
127 33 16079,4% 20,6% 100,0%79,4% 20,6% 100,0%
Count% within GENDE% of TotalCount% within GENDE% of TotalCount% within GENDE% of Total
laki-laki
2
GENDER
Total
ya tidakTEMPEL
Total
98
Chi-Square Tests
,579a 2 ,749,601 2 ,740
,087 1 ,768
160
Pearson Chi-SquareLikelihood RatioLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)
2 cells (33,3%) have expected count less than 5. Theminimum expected count is 2,93.
a.
Chi-Square Tests
12,017a 4 ,01713,643 4 ,009
2,898 1 ,089
160
Pearson Chi-SquareLikelihood RatioLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)
0 cells (,0%) have expected count less than 5. Theminimum expected count is 5,86.
a.
Chi-Square Tests
3,366a 2 ,1863,377 2 ,185
,680 1 ,410
160
Pearson Chi-SquareLikelihood RatioLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)
1 cells (16,7%) have expected count less than 5. Theminimum expected count is 4,19.
a.
Symmetric Measures
,144 ,186160
Contingency CoefficientNominal by NominalN of Valid Cases
Value Approx. Sig.
Not assuming the null hypothesis.a.
Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.b.
Symmetric Measures
,060 ,749160
Contingency CoefficientNominal by NominalN of Valid Cases
Value Approx. Sig.
Not assuming the null hypothesis.a.
Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.b.
Lampiran 16. 4. Output hasil uji Chi Square jenis kelamin responden dengan tingkat pemahaman mereka terhadap pesan yang disampaikan pada poster
GENDER * PAHAM Crosstabulation
47 18 2 6770,1% 26,9% 3,0% 100,0%29,4% 11,3% 1,3% 41,9%
65 23 5 9369,9% 24,7% 5,4% 100,0%40,6% 14,4% 3,1% 58,1%
112 41 7 16070,0% 25,6% 4,4% 100,0%70,0% 25,6% 4,4% 100,0%
Count% within GENDER% of TotalCount% within GENDER% of TotalCount% within GENDER% of Total
laki-laki
2
GENDER
Total
bisamemahami cukup tidak mengerti
PAHAM
Total
Lampiran 16. 5. Output hasil uji Chi Square jenis kelamin responden dengan kondisi mereka setelah melihat poster Pesan Keamanan Pangan
GENDER * KONDISI Crosstabulation
1 19 13 17 17 671,5% 28,4% 19,4% 25,4% 25,4% 100,0%,6% 11,9% 8,1% 10,6% 10,6% 41,9%
13 30 13 11 26 9314,0% 32,3% 14,0% 11,8% 28,0% 100,0%8,1% 18,8% 8,1% 6,9% 16,3% 58,1%
14 49 26 28 43 1608,8% 30,6% 16,3% 17,5% 26,9% 100,0%8,8% 30,6% 16,3% 17,5% 26,9% 100,0%
Count% within GENDER% of TotalCount% within GENDER% of TotalCount% within GENDER% of Total
laki-laki
2
GENDER
Total
sadar tahu tertarik memahami meyakiniKONDISI
Total
Symmetric Measures
,264 ,017160
Contingency CoefficientNominal by NominalN of Valid Cases
Value Approx. Sig.
Not assuming the null hypothesis.a.
Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.b.
Lampiran 16. 6. Output hasil uji Chi Square jenis kelamin responden dengan pendapat mereka mengenai mudah atau tidaknya pesan keamanan itu dilaksanakan
GENDER * DILAKUKN Crosstabulation
30 34 3 6744,8% 50,7% 4,5% 100,0%18,8% 21,3% 1,9% 41,9%
52 34 7 9355,9% 36,6% 7,5% 100,0%32,5% 21,3% 4,4% 58,1%
82 68 10 16051,3% 42,5% 6,3% 100,0%51,3% 42,5% 6,3% 100,0%
Count% within GENDER% of TotalCount% within GENDER% of TotalCount% within GENDER% of Total
laki-laki
2
GENDER
Total
mudah sedang tidakDILAKUKN
Total
99
Chi-Square Tests
5,184a 3 ,1595,499 3 ,139
4,803 1 ,028
160
Pearson Chi-SquareLikelihood RatioLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)
2 cells (25,0%) have expected count less than 5. Theminimum expected count is 2,51.
a.
Chi-Square Tests
4,326a 2 ,1154,961 2 ,084
2,980 1 ,084
160
Pearson Chi-SquareLikelihood RatioLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)
1 cells (16,7%) have expected count less than 5. Theminimum expected count is 3,77.
a.
Symmetric Measures
,162 ,115160
Contingency CoefficientNominal by NominalN of Valid Cases
Value Approx. Sig.
Not assuming the null hypothesis.a.
Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.b.
Symmetric Measures
,177 ,159160
Contingency CoefficientNominal by NominalN of Valid Cases
Value Approx. Sig.
Not assuming the null hypothesis.a.
Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.b.
Lampiran 16. 7. Output hasil uji Chi Square jenis kelamin responden dengan umpan balik mereka setelah mengintepretasikan poster pesan keamanan pangan
GENDER * UMPBLK Crosstabulation
1 37 29 671,5% 55,2% 43,3% 100,0%
,6% 23,1% 18,1% 41,9%8 53 32 93
8,6% 57,0% 34,4% 100,0%5,0% 33,1% 20,0% 58,1%
9 90 61 1605,6% 56,3% 38,1% 100,0%5,6% 56,3% 38,1% 100,0%
Count% within GENDER% of TotalCount% within GENDER% of TotalCount% within GENDER% of Total
laki-laki
2
GENDER
Total
tetap sepertisedia kala
meyakinibenar tapi
belummelaksan
akanmelakukantindakan
UMPBLK
Total
Lampiran 16. 8. Output hasil uji Chi Square jenis kelamin responden dengan alasan mereka tidak bisa menjalankan apa yang tertulis dalam poster
GENDER * ALASAN Crosstabulation
1 6 22 38 671,5% 9,0% 32,8% 56,7% 100,0%
,6% 3,8% 13,8% 23,8% 41,9%5 17 30 41 93
5,4% 18,3% 32,3% 44,1% 100,0%3,1% 10,6% 18,8% 25,6% 58,1%
6 23 52 79 1603,8% 14,4% 32,5% 49,4% 100,0%3,8% 14,4% 32,5% 49,4% 100,0%
Count% within GENDE% of TotalCount% within GENDE% of TotalCount% within GENDE% of Total
laki-laki
2
GENDER
Total
keuanganterbatas terburu-buru
merepotkan(malas)
kondisi tidakmemungkink
an
ALASAN
Total
100
Chi-Square Tests
2,635b 1 ,1051,795 1 ,1802,841 1 ,092
,156 ,088
2,619 1 ,106
160
Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona
Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)Exact Sig.(2-sided)
Exact Sig.(1-sided)
Computed only for a 2x2 tablea.
0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is5,86.
b.
Chi-Square Tests
4,433a 2 ,1095,073 2 ,079
3,570 1 ,059
160
Pearson Chi-SquareLikelihood RatioLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)
1 cells (16,7%) have expected count less than 5. Theminimum expected count is 3,77.
a.
Symmetric Measures
,164 ,109160
Contingency CoefficientNominal by NominalN of Valid Cases
Value Approx. Sig.
Not assuming the null hypothesis.a.
Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.b.
Lampiran 16. 9. Output hasil uji Chi Square jenis kelamin responden dengan sikap mereka menyebarluaskan pesan keamanan pangan kepada orang lain
GENDER * PROMOSI Crosstabulation
64 3 6795,5% 4,5% 100,0%40,0% 1,9% 41,9%
82 11 9388,2% 11,8% 100,0%51,3% 6,9% 58,1%
146 14 16091,3% 8,8% 100,0%91,3% 8,8% 100,0%
Count% within GENDER% of TotalCount% within GENDER% of TotalCount% within GENDER% of Total
laki-laki
2
GENDER
Total
ya tidakPROMOSI
Total
Symmetric Measures
,127 ,105160
Contingency CoefficientNominal by NominalN of Valid Cases
Value Approx. Sig.
Not assuming the null hypothesis.a.
Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.b.
Lampiran 16. 10. Output hasil uji Chi Square jenis kelamin responden dengan pendapat mereka tentang Keamanan Pangan
GENDER * PENDPAT Crosstabulation
1 19 47 671,5% 28,4% 70,1% 100,0%
,6% 11,9% 29,4% 41,9%8 30 55 93
8,6% 32,3% 59,1% 100,0%5,0% 18,8% 34,4% 58,1%
9 49 102 1605,6% 30,6% 63,8% 100,0%5,6% 30,6% 63,8% 100,0%
Count% within GENDER% of TotalCount% within GENDER% of TotalCount% within GENDER% of Total
laki-laki
2
GENDER
Total
tidak penting
masih adahal yang
lebih pentingsangatpenting
PENDPAT
Total