EFEKTIVITAS PENURUNAN SUHU TUBUH MENGGUNAKAN KOMPRES AIR HANGAT DAN KOMPRES PLESTER PADA ANAK DENGAN DEMAM DI RUANG KANTHIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS Djuwariyah, * Sodikin, ** Mustiah Yulistiani *** ABSTRACT Background : Fever is a condition when the body temperature is higher than normal or above normal temperatures. Fever can be experienced by anyone wrote, from babies to the elderly. Fever is a clinical sign of disease in children. There were several attempts to lower body temperature during fever, among others, use the warm water compress and compress bandage Aim : The aim of research is to find out the effectiveres of compressing method both with warm water and compress bandage. Metodology : the research is a type of experimental quation with the t- paried test (in pairs). Whit the Consecutive accidental sampling chosen to choose the sampling. This research also involves. Result : The result of the research is that from two variables (warm water compress and bandage compress) shows differenc influence to the decreasing of body temperature of the children while bandage compress only decreasing for about 0,13 0 C (p=0,0001) in average the warm water compress decreasing until 0,71 0 C in average (p=0,0001) Conclusion : the treatmen of giving both warm water and bandage compress are very effective in RSUD Banyumas hospital. Key words : Fever, Warm Water Compress and bandage Compress
14
Embed
EFEKTIVITAS KOMPRES AIR HANGAT DAN KOMPRES · PDF filegangguan telinga luar (laki-laki 23,3% pada perempuan 22,7%), dan tonsilitis kronik (10,5 % pada laki-laki, 13,7 % pada perempuan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
EFEKTIVITAS PENURUNAN SUHU TUBUH MENGGUNAKAN KOMPRES AIR HANGAT
DAN KOMPRES PLESTER PADA ANAK DENGAN DEMAM DI RUANG KANTHIL
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS
Djuwariyah,* Sodikin,** Mustiah Yulistiani***
ABSTRACT
Background : Fever is a condition when the body temperature is higher than normal or above normal temperatures. Fever can be experienced by anyone wrote, from babies to the elderly. Fever is a clinical sign of disease in children. There were several attempts to lower body temperature during fever, among others, use the warm water compress and compress bandage
Aim : The aim of research is to find out the effectiveres of compressing method both with warm water and compress bandage.
Metodology : the research is a type of experimental quation with the t- paried test (in pairs). Whit the Consecutive accidental sampling chosen to choose the sampling. This research also involves.
Result : The result of the research is that from two variables (warm water compress and bandage compress) shows differenc influence to the decreasing of body temperature of the children while bandage compress only decreasing for about 0,13 0C (p=0,0001) in average the warm water compress decreasing until 0,710C in average (p=0,0001)
Conclusion : the treatmen of giving both warm water and bandage compress are very effective in RSUD Banyumas hospital.
Key words : Fever, Warm Water Compress and bandage Compress
PENDAHULUAN
Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Indonesia tahun 2001, jumlah
anak usia sekolah di Indonesia 5-14 tahun (20,76%), sedang usia 0-4 tahun (5,8%) dari
total penduduk Indonesia (202.707.418). Rasio laki-laki dengan perempuan hampir
seimbang (1,003). Dari 49,1% bayi berusia lebih dari 1 tahun dan 54,8% anak balita
berusia 1-4 tahun mengeluh sakit dalam sebulan terakhir. Di antara anak usia 0-4 tahun
tersebut ditemukan prevalens panas sebesar 33,4%, batuk 28,7%, batuk dan nafas cepat
17,0%, dan diare 11,4%. Di Indonesia 5 penyakit terbesar yang menyerang anak usia 5-
14 tahun, menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995, antara anak
laki-laki dan perempuan relatif sama. Lima jenis penyakit yang sering terjadi terdiri dari
Anemia (laki-laki 52,8%, dan perempuan 49,2%), periodontal (laki-laki 30,2%,
perempuan 33,6%), infeksi akut saluran nafas (laki-laki 29,2%, perempuan 29,6%),
gangguan telinga luar (laki-laki 23,3% pada perempuan 22,7%), dan tonsilitis kronik
(10,5 % pada laki-laki, 13,7 % pada perempuan (BPPN, 2004).1
Bermacam penyakit itu biasanya makin mewabah pada musim peralihan, baik dari
musim kemarau ke penghujan maupun sebaliknya. Sebagai wilayah tropis Indonesia
merupakan tempat yang cocok bagi kuman untuk berkembang biak contohnya flu,
malaria, demam berdarah, dan diare. Terjadinya perubahan cuaca tersebut
mempengaruhi perubahan kondisi kesehatan anak. Kondisi anak dari sehat menjadi sakit
mengakibatkan tubuh bereaksi untuk meningkatkan suhu.
Demam adalah suatu kondisi saat suhu badan lebih tinggi dari biasannya atau
suhu diatas normal. Umumnya terjadi ketika seseorang mengalami ganguan kesehatan.
Suhu badan normal biasanya berkisar 360-370C.2 Jadi seseorang dikatakan demam
setelah suhu badan mencapai 37,50C atau lebih. Demam dapat dialami oleh siapa saja,
dari bayi sampai orang lanjut usia. Demam merupakan tanda klinis suatu penyakit pada
anak. Demam dapat terjadi ketika seseorang megalami gangguan kesehatan. Secara
tradisional, demam diartikan sebagai kenaikan suhu tubuh di atas normal. Terjadinya
peningkatan suhu di atas suhu normal disebabkan karena adanya reaksi infeksi oleh
virus, bakteri, jamur atau parasit yang menyerang tubuh misalnya batuk, pilek, radang
tenggorokan dan pneumoni. Orang tua banyak yang menganggap demam berbahaya
bagi kesehatan anak karena dapat menyebabkan kejang dan kerusakan otak.3
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam
keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan
mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di
hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu
panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini
terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan
suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu
tubuh inti konstan pada 37°C. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap,
hipotalamus akan merangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk
mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan
pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap. Upaya-upaya yang kita
dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh yaitu mengenakan pakaian yang tipis, banyak
minum, banyak istirahat, beri kompres, beri obat penurun panas.4 Ada beberapa teknik
dalam memberikan kompres dalam upaya menurunkan suhu tubuh antara lain kompres
2. Widjaja, M.C (2001), Mencegah dan Mengatasi Demam Pada Balita, Jakarta: Kawan Pustaka
3. Avner, J.R. (2009). Acute fever. Pediatric in Review, 30(1), 5-13. 4. Setiawati, T. (2009). Pengaruh tepid sponge terhadap penurunan suhu tubuh dan
kenyamanan pada anak usia pra sekolah dan sekolah yang mengalami demam di ruang perawatan anak rumah sakit Muhammadiyah Bandung (Tesis). Diakses pada tanggal 5 Maret 2011 dari http://www.digilib.ui.ac.id/libri2/detail.jsp?id=125439
5. Tamsuri, A. (2007). Tanda-Tanda Vital Suhu Tubuh. Jakarta. EGC. 6. Partikya. A.W. (2007). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan.
Jakarta. Raja Grafindo Persada. 7. Arifianto. (2007). Demam dan penanggulannya. Diakses pada tanggal 12 Maret 2011
dari http://jenglot234.multiply.com/journal/item/7 8. Munasir Z. (2006) Bayi Sakit Tak Selalu Disertai Dema. Diakses pada 25 April 2011.
9. Suprapti. (2008). Perbedaan pengaruh kompres hangat dengan kompres dingin terhadap penurunan suhu tubuh pada pasien anak karena infeksi di BP RSUD Djojonegoro Temanggung (Skripsi). Diakses pada tanggal 16 Maret 2011 dari http://digilib.unimus.ac.id/gdl.php?mod=browes&op=read&id= jtptunimus-gdl-s1-2008-supraptig2-422&PHPSESSID=1e67af6fa4bdd 962b254ed311c991538
10. Chung, K.S., Kang, K.S., Hwang, A.R. (1989). Cold application using a sponge bath in healthy adults. Taehan Kanho. The Korean Nurse 1989 Aug 31; Vol 28 (3), pp.68-82. DOI: 20101124
11. Nurwahyuni, Ika. (2010). Perbedaan efek teknik pemberian kompres pada daerah axilla dan dahi terhadap penurunan suhu tubuh pada klien demam di ruang rawat inap RSUP dr Wahidin Sudirohusodo Makasar (Skripsi). Diakses pada tanggal 18 Februari 2011 dari http://myzonaskripsi..com/2011/01/perbedaan-efek-teknik-pemberian kompres.html
12. Hegner, B.R (2003), Asisten Keperawatan Suatu Pendekatan Proses Keperawatan, Edisi 6, Jakarta,EGC
13. Nursanti (2009) Kompres Hangat, http://healthycenter.co.cc. Diakses 23 April 2011 14. Soedarmo, et. All. (2008). Infeksi dan pediatrik tropis.Jakarta : Ilmu Kesehatan Anak
FKUI 15. Hilmansyah, H. (2011). 8 pertanyaan seputar demam. Diakses pada tanggal 86
Agustus 2011 dari http://pranaindonesia.wordpress.com/artikel/8-pertanyaan-seputar-demam/
* Penulis adalah Perawat Ruang Kanthil RSUD Banyumas Mahasiswa Kelas Paralel
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto
** Penulis adalah Staf Edukatif Keperawatan Anak Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Purwokerto
*** Penulis adalah Staf Edukatif Keperawatan Anak Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas