EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER KERJA KERAS BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL KOLABORATIF DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING (Studi Evaluatif Deskriptif dan Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Disusun oleh: Elisabet Rubiningsih NIM: 121114018 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
Embed
EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER … filei efektivitas implementasi pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER
KERJA KERAS BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN
KLASIKAL KOLABORATIF DENGAN PENDEKATAN
EXPERIENTIAL LEARNING (Studi Evaluatif Deskriptif dan Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP
Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh:
Elisabet Rubiningsih
NIM: 121114018
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER
KERJA KERAS BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN
KLASIKAL KOLABORATIF DENGAN PENDEKATAN
EXPERIENTIAL LEARNING (Studi Evaluatif Deskriptif dan Pra Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP
Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun oleh:
Elisabet Rubiningsih
NIM: 121114018
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
Follow your heart but take your brain with you.
(Alfred Adler)
Tidak ada yang namanya kebetulan. Semua telah, sedang,
dan akan berjalan sempurna.
(Gede Prama)
Be who you are and say what you feel because those who mind don’t matter and those
who matter don’t mind. (Dr. Seuss)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan bagi....
Pemberi napas kehidupan dan Andalanku
Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa menjadi penopang
hidupku dan selalu memberi kekuatan, ketenangan, dan
kegembiraan
Bagi semua orang terdekat yang senantiasa memberikan
dukungan, perhatian, serta semangat dari awal hingga akhir
26 Penghargaan siswa terhadap teman/orang lain 1 2 2 1,67**
27 Peningkatan kerja sama/kekompakan tim 2 2 3 2,33***
28 Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan 1 2 2 1,67**
29 Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk 2 1 2 1,67**
30 Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang 2 2 2 2,0***
31 Membangun kepedulian/kesetiakawanan 1 2 2 1,67**
32 Kegembiraan siswa dalam mengikuti kegiatan 2 2 3 2,33***
33 Peningkatan keingintahuan siswa 1 2 2 1,67**
34 Memdorong siswa untuk berpendapat/merespon 1 1 1 1,0*
35 Peningkatan kesadaran siswa memperbaiki diri 1 2 1 1,33**
36 Mendorong siswa berrefleksi 1 3 1 1,67**
37 Membuat hubungan guru-siswa akrab/hangat/dekat 1 2 -1 0,67*
38 Mengatasi perilaku negatif/trouble pada siswa 1 1 1 1,0*
39 Membangkitkan keikhlasan siswa untuk menolong 1 2 1 1,33**
Mencermati Tabel 4.1 nampak bahwa mitra kolaboratif yang
terlibat di SMP Xaverius Gisting, Lampung menilai semua elemen
efektivitas implementasi model pendidikan karakter kerja keras
berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
experiential learning antara 0,67 sampai 3,0. Dinilai dari aspek,
≤1,0* Sedikit lebih baik
1,1**-1,9** Lebih baik
2,0***-3,0*** Sangat lebih baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
terdapat 11 aspek dengan skor 1,67. Selanjutnya terdapat 9 aspek
dengan skor 2,0 dan ada 6 aspek dengan skor 2,33. Selain itu, terdapat
5 aspek yang memiliki skor 1,33 serta terdapat 4 aspek yang memiliki
skor 1,0. Skor 0,67 dan 3,0 masing-masing terdapat 3 aspek dan 1
aspek. Artinya, sebagian besar dari 39 aspek efektivitas model ini
masuk dalam kategori sangat lebih baik dan lebih baik. Fakta ini
menunjukkan bahwa mitra kolaboratif mengakui bahwa implementasi
model ini sangat lebih baik/lebih efektif untuk meningkatkan karakter
kerja keras dibandingkan dengan model pendidikan karakter
terintegrasi.
2. Efektivitas Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis Layanan
Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential
Learning di SMP Xaverius Gisting, Lampung Menurut Penilaian
Siswa
Siswa yang mengikuti semua rangkaian kegiatan diberikan
kesempatan untuk memberikan penilaian terkait dengan efektivitas
model pendidikan karakter kerja keras yang diimplementasikan pada
akhir pertemuan. Terdapat 30 butir pernyataan yang tersedia dan siswa
diminta untuk mencentang kolom ya (artinya setuju terhadap isi
pernyataan) atau mencentang kolom tidak (artinya menolak isi
pernyataan) atau kolom tidak tahu (artinya tidak dapat memberi
pendapat atas nilai efektivitas yang tertuang dalam pernyataan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Penilaian dari siswa disajikan dalam bentuk persentasi (%) di tiap
itemnya dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2
Penilaian Siswa terhadap Efektivitas Model
(N= 28)
No Dalam kegiatan bimbingn karakter ini, saya
mengalami/ memperoleh/ merasa: Ya %
1 Semangat untuk mengikuti kegiatan 28 100 2 Keberanian untuk tampil/melakukan sesuatu 28 100
3 Gembira/senang dalam melaksanakan kegiatan 28 100 4 Berani berpendapat 28 100 5 Lebih kreatif 24 85.71 6 Berani mencoba melakukan sesuatu 28 100 7 Takut salah dalam melakukan permainan 6 21.43 8 Malu dalam permainan kelompok 2 7.14 9 Dihargai oleh teman-teman 26 92.86
10 Tertarik untuk mengikuti semua kegiatan 26 92.87 11 Kemudahan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan 26 92.88 12 Manfaat bagi perbaikan perilaku 27 98.43 13 Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi 25 89.29 14 Keinginan untuk menolong orang lain 28 100 15 Puas terhadap bimbingan yang diberikan 27 98.43 16 Tertantang untuk mencoba 26 92.87 17 Capek/lelah/bosan dalam mengikuti semua kegiatan 1 3.57 18 Berkesan terhadap kegiatan yang diikuti 28 100 19 Terdorong untuk terlibat aktif 28 100 20 Berani bertanggung jawab 28 100 21 Menghargai teman 28 100 22 Kesediaan bekerja sama/kekompakan tim 28 100 23 Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan 28 100 24 Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk 28 100 25 Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang 28 100 26 Membangun kepedulian/kesetiakawanan 28 100 27 Peningkatan keingintahuan siswa 28 100 28 Peningkatan keingintahuan kesadaran siswa memperbaiki diri 28 100 29 Mendorong siswa lebih disiplin 28 100 30 Membuat hubungan guru-siswa akrab/hangat/dekat 27 98.43
Keterangan: Item no 7, 8, dan 17 merupakan pernyataan negatif
Mencermati Tabel 4.2 terlihat bahwa sebagian besar siswa yang
turut serta dalam implementasi model pendidikan karakter kerja keras
berbasis bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
experiential learning menilai model ini sangat efektif. Pada delapan
belas (18) aspek penilaian, seluruh siswa (100%) menilai bahwa
implementasi model ini sangat efektif antara lain untuk berani
berpendapat, berani mencoba, keinginan untuk menolong orang lain,
kesediaan bekerja sama, dan mendorong siswa lebih disiplin. Artinya,
model implementasi pendidikan karakter ini sangat efektif digunakan
untuk meningkatkan karakter siswa.
3. Peningkatan Hasil Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis
Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan
Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII SMP Xaverius
Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 untuk Keempat Sub
Karakter yang Ditanamkan
Berdasarkan perolehan data penelitian yang bersumber dari
kuesioner tilik diri (self assessment scale) yang dihimpun di tiap akhir
sesi atau setiap pergantian topik bimbingan dalam implementasi
pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal
kolaboratif, diketahui gambaran peningkatan karakter kerja keras siswa
kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun ajaran 2014/2015
unuk setiap sesinya. Peneliti melakukan pengkategorisasian untuk
menganalisis data. Kategorisasi yang digunakan adalah
pengkategorisasian menurut Azwar. Gambaran tingkat karakter kerja
keras siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun ajaran
2014/2015 dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Grafik 4.1 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 4.3
Kategorisasi Hasil Self Assessment Scale Siswa Kelas VIII SMP
Xaverius Gisting, Lampung dalam Implementasi Model
Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis Layanan Bimbingan
Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning
Rentang
Skor Kategorisasi
SESI
I II III IV
F % F % F % F %
˃65 Sangat Tinggi 3 10,7 2 7,1 6 21,4 20 71,4
56−65 Tinggi 18 64,3 15 53,6 18 64,3 8 28,6
46−55 Sedang 7 25 10 35,7 4 14,3 0 0
36−45 Rendah 0 0 1 3,6 0 0 0 0
˂36 Sangat Rendah 0 0 0 0 0 0 0 0
Data pengkategorisasian di atas bila disajikan dalam bentuk grafik
maka akan terlihat seperti di bawah ini.
Grafik 4.1
Gambaran Peningkatan Karakter pada Siswa tiap Sesi
Penelitian ini juga menggunakan tes mengenai pendidikan karakter
kerja keras yang dilakukan di awal (pretest) dan akhir (posttest)
kegiatan. Bertolak dari perolehan data penelitian yang telah diambil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
melalui tes peningkatan karakter kerja keras, dapat diketahui gambaran
karakter kerja keras siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung
tahun ajaran 2014/2015. Hasil data menunjukkan gambaran mengenai
tingkat karakter kerja keras siswa sebelum dan sesudah mendapatkan
perlakuan, yakni layanan bimbingan klasikal kolaboratif. Berikut
visualisasi gambaran hasil pendidikan karakter kerja keras siswa kelas
VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun ajaran 2014/2015 dalam
tabel 4.4 dan grafik 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.4
Kategorisasi Karakter Kerja Keras Siswa Kelas VIII SMP
Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 Sebelum dan
Sesudah Mendapatkan Pendidikan Karakter Berbasis Layanan
Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning
Rentang
Skor Kategori
Pretest Posttest Selisih
F % F % ∑ %
>65 Sangat tinggi 6 21 15 53 9 32
56-65 Tinggi 19 68 10 36 -9 32
46-55 Sedang 3 11 3 11 0 0
36-45 Rendah 0 0 0 0 0 0
<36 Sangat rendah 0 0 0 0 0 0
Data pengkategorisasian di atas, bila disajikan dalam bentuk grafik
maka akan terlihat seperti di halaman berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Grafik 4.2
Grafik Tingkat Karakter Kerja Keras Siswa Kelas VIII SMP
Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 Sebelum dan
Sesudah Mendapatkan Pendidikan Karakter Berbasis Layanan
Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential Learning
Tingkat karakter kerja keras siswa kelas VIII SMP Xaverius
Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014-2015 sebelum (pretest)
mendapatkan pendidikan karakter berbasis layanan klasikal kolaboratif
dengan pendekatan experiential learning pada tabel 4.4 dan grafik 4.2
menunjukkan bahwa:
a. Ada 6 (21%) siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung
yang memiliki karakter kerja keras pada kategorisasi sangat
tinggi.
b. Ada 19 (68%) siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung
yang memiliki karakter kerja keras pada kategorisasi tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
c. Ada 3 (11%) siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung
yang memiliki karakter kerja keras pada kategorisasi sedang.
d. Tidak ada (0%) siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting,
Lampung yang memiliki karakter kerja keras pada kategorisasi
rendah maupun sangat rendah.
Tingkat karakter kerja keras siswa kelas VIII SMP Xaverius
Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014-2015 sesudah (posttest)
mendapatkan pendidikan karakter berbasis layanan klasikal kolaboratif
dengan pendekatan experiential learning pada tabel 4.4 dan grafik 4.2
menunjukkan bahwa:
a. Ada 15 (53%) siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung
yang memiliki karakter kerja keras pada kategorisasi sangat
tinggi.
b. Ada 10 (36%) siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung
yang memiliki karakter kerja keras pada kategorisasi tinggi.
c. Ada 3 (11%) siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung
yang memiliki karakter kerja keras pada kategorisasi sedang.
d. Tidak ada (0%) siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting,
Lampung yang memiliki karakter kerja keras pada kategorisasi
rendah maupun sangat rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
4. Signifikansi Hasil Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis
Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan
Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII SMP Xaverius
Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 Sebelum dan Sesudah
Implementasi Model
Efektivitas pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan
klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning
dianalisis dengan menggunakan uji T Wilcoxon. Hasil uji T sampel
berpasangan untuk mengetahui efektivitas pendidikan karakter
berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
experiential learning dalam meningkatkan karakter kerja keras siswa
kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014-2015
tampak pada tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5
Uji T Sampel Berpasangan Pretest−Posttest Siswa Kelas VIII
Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014-2015
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Pre 28 61.6786 5.30586 48.00 71.00
Post 28 64.1786 5.00410 50.00 73.00
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Post – Pre Negative Ranks 0a .00 .00
Positive Ranks 26b 13.50 351.00
Ties 2c
Total 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
a. Post < Pre
b. Post > Pre
c. Post = Pre
Test Statisticsb
Post - Pre
Z -4.489a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Keefektivan layanan bimbingan klasikal kolaboratif dihitung
melalui SPSS dengan rumus Two Related Sample Test (Wilcoxon)
menghasilkan mean atau rata-rata dari 28 siswa, sebelum adanya
perlakuan (pretest) nilainya yaitu 61,6786 dan sesudah adanya
perlakuan (posttest) nilai rata-rata naik menjadi 64,1786. Sehingga,
dapat dikatakan adanya peningkatan bila ditinjau dari selisih rata-rata
yakni 2,50. Kemudian bila dilihat dari standar deviasi untuk pretest
yaitu 5,30586 dan posttest yaitu 5,00410. Hal tersebut akan
memberikan arti bahwa titik data individu jauh dari nilai rata-rata.
Kemudian bila dilihat dari sisi nilai maksimum pretest dan posttest
juga mengalami kenaikan sebanyak 2 angka. Ini menandakan adanya
kenaikan dari sisi nilai maksimum pretest dengan posttest. Artinya,
bila dilihat dari perhitungan statistika memang terlihat ada
perbedaan/perubahan angka maka ada dampak yang signifikan walau
begitu data yang ada dapat sebagai acuan ke depannya supaya
program yang dibuat lebih terancang dengan baik, sistematis, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
tepat sasaran yang dilakukan dengan perhitungan dan pemikiran yang
matang.
Perhitungan dengan rumus Two Related Sample Test (Wilcoxon),
memperoleh: nilai mean rank dan sum of ranks dari kelompok
negative ranks, positive ranks, dan ties. Negative ranks artinya sampel
dengan nilai kelompok kedua (posttest) lebih rendah dari nilai
kelompok pertama (pretest). Dalam Tabel 4.5 terlihat bahwa tidak ada
nilai dari kelompok kedua lebih rendah dari nilai kelompok pertama
(post<pre=0). Positive ranks artinya sampel dengan nilai kelompok
kedua (posttest) lebih tinggi dari nilai kelompok pertama (pretest).
Pada tabel 4.5 dapat dilihat kalau ada 26 nilai dari kelompok kedua
yang lebih tinggi dari nilai kelompok pertama (post>pre= 26).
Sedangkan ties adalah nilai kelompok kedua (posttest) sama besarnya
dengan nilai kelompok pertama (pretest) dan pada nilai ties di tabel
4.5 ada 2 nilai kelompok kedua yang sama besarnya dengan nilai
kelompok pertama (post=pre ada 2). Simbol N menunjukkan
jumlahnya, mean rank adalah peringkat rata-ratanya dan sum of ranks
adalah jumlah dari peringkatnya.
Hasil perhitungan Two Related Sample Test (Wilcoxon)
memperoleh nilai Z sebesar -4,489 dengan p value (Asymp. Sig 2
tailed) sebesar 0,000 di mana lebih rendah (kurang) dari batas kritis
penelitian 0,05 (0,000<0,05). Artinya, keputusan hipotesis adalah Hi
diterima. Jadi, pendidikan karakter berbasis bimbingan klasikal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
kolaboratif dengan pendekatan experiential learning secara signifikan
efektif meningkatkan karakter kerja keras siswa kelas VIII SMP
Xaverius Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014-2015.
B. Pembahasan
1. Efektivitas Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis Layanan
Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential
Learning di SMP Xaverius Gisting, Lampung Berdasarkan
Penilaian Kepala Sekolah dan Guru
Pada tabel 4.1 disajikan hasil penilaian dari guru yang ada di SMP
Xaverius Gisting, Lampung. Ada 3 guru yang berpartisipasi mengisi
penilaian ini, yakni kepala sekolah dan 2 orang guru Mapel dengan
spesifikasi guru Mapel Sejarah dan guru Mapel Fisika. Ketiganya
memiliki masing-masing penilaian. Dapat terlihat bahwa hasil
penilaian dari kepala sekolah untuk beberapa aspek termasuk lebih
rendah bila dibandingkan dengan penilaian guru Mapel. Hal ini terjadi
karena ada berbagai kemungkinan, misalnya kepala sekolah tidak
sepenuhnya mengikuti bimbingan dari awal hingga akhir. Penilaian ini
tergantung pada persepsi masing-masing guru. Namun, kepala sekolah
dan guru Mapel setuju pada poin-poin yang berkaitan dengan proses
bimbingan yang diberikan pada siswa. Hal ini ditunjukkan dengan
kategorisasi pada poin tersebut sangat lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Bimbingan klasikal kolaboratif yang digunakan peneliti
menerapkan pendekatan experiential learning. Maksudnya, dalam
kegiatan guru BK dan guru mata pelajaran mengajak siswa untuk
berproses secara aktif sehingga siswa dapat belajar melalui
pengalamannya secara langsung. Hal ini sesuai dengan tujuan dari
experiential learning itu sendiri yakni pendekatan ini akan lebih
bermakna ketika pembelajaran dapat mempengaruhi siswa dalam
mengubah struktur kognitif, sikap, dan tentu memperluas keterampilan
yang telah ada pada siswa. Desain program akan lebih baik bila
disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik dan
disesuaikan dengan nilai karakter yang akan ditingkatkan. Apabila
komponen pada pembahasan sebelumnya dipertimbangkan serta
dipersiapkan dengan lebih matang, maka hasilnya pun akan dapat
memperbaiki karakter siswa menjadi lebih baik.
Keunggulan pendekatan experiential learning yaitu dapat
meningkatkan semangat dan gairah belajar, membantu terciptanya
suasana belajar yang kondusif, memunculkan kegembiraan dalam
proses belajar, mendorong dan mengembangkan proses berpikir
kreatif, dan mendorong siswa untuk melihat sesuatu dari perspektif
yang berbeda. Oleh karena itu, kegiatan semacam ini diminati oleh
siswa, alasannya sederhana yaitu siswa ingin suasana yang berbeda
dalam proses belajar mengajar di kelas. Kegiatan yang menyenangkan
akan membuat hubungan guru dan siswa menjadi lebih hangat. Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
pun akan dengan mudah menyampaikan materi pelajaran pada siswa.
Bila dalam kondisi yang menyenangkan akan membuat siswa lebih
mudah memahami pelajaran yang diberikan. Selain itu, dari
pengalaman belajar ini siswa diajak untuk merefleksikan pengalaman
mereka masing-masing. Dengan merefleksikan pengalaman akan
membuat siswa semakin menyadari pengalamannya dan menjadi
pribadi yang lebih baik lagi, sehingga perilaku yang salah suai
perlahan-lahan dapat diperbaiki.
Sejalan dengan pendapat Arifin (Wibowo, 2012) tentang
pendidikan karakter terintegrasi di sekolah yang memiliki banyak
hambatan sehingga pendidikan karakter kurang maksimal. Apabila
dibandingkan dengan pendidikan karakter dengan metode ini, guru
merasa lebih mudah mengaplikasikannya dalam proses belajar
mengajar di kelas.
Berdasarkan validitas penilaian dari mitra kolaboratif dapat ditarik
kesimpulan mengenai implementasi bimbingan klasikal kolaboratif
dengan pendekatan experiential learning. Model pembelajaran ini
terbukti efektif dilakukan untuk siswa di SMP Xaverius Gisting,
Lampung dibandingkan dengan model pendidikan karakterr
terintegrasi. Secara khusus efektif untuk meningkatkan karakter kerja
keras siswa kelas VIII SMP SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun
ajaran 2014/2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
2. Efektivitas Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis Layanan
Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential
Learning di SMP Xaverius Gisting, Lampung Menurut Penilaian
Siswa
Proses implementasi layanan bimbingan klasikal kolaboratif
dengan pendekatan experiential learning juga mendapatkan penilaian
secara langsung dari siswa atau penerima perlakuan. Siswa
memberikan penilaian dan hasil dari penilaian itu dapat dikatakan
sangat tinggi. Sebagian besar dari siswa merasa bahagia dan senang
mengikuti kegiatan bimbingan. Melalui proses ini, siswa makin
menyadari pentingnya menumbuhkan keberanian diri mereka. Dengan
model ini diyakini mudah diterima oleh mereka.
Kemudahan dalam menerima materi mengajak siswa untuk lebih
kreatif sehingga berani untuk mencoba hal-hal yang baru dalam proses
pembelajaran. Namun, hingga akhir kegiatan, ada dua (2) siswa yang
merasa tidak dihargai oleh temannya atau tidak tahu bahwa dirinya
dihargai oleh teman. Dalam Tabel 4.2 terdapat tiga pernyataan yang
diberikan shading hijau oleh peneliti. Hal ini dikarenakan ketiga item
tersebut merupakan pernyataan negatif. Skor rendah dalam pernyataan
negatif diartikan baik. Artinya, siswa merasa percaya diri dan tidak
takut salah serta tidak malu dalam melakukan permainan. Selain itu,
karena antusiasme yang sangat tinggi siswa tidak merasa capek, lelah,
ataupun bosan dalam mengikuti semua kegiatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Berdasarkan penilaian siswa yang tertera pada tabel 4.2, model ini
sangat efektif dan berguna bagi siswa. Dari poin-poin yang tersaji
dapat dilihat bahwa siswa menikmati proses bimbingan. Hal ini
ditandai dengan persentasi 100% di 18 itemnya yakni, item 1, 2, 3, 4 ,
6. 14, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, dan 29. Walaupun
begitu item yang negatif (unfouvarable) yaitu item 7, 8, dan 17 hanya
sedikit yang memilihnya, ini berarti hanya sedikit siswa yang
merasakan takut, malu, capek, dan jenuh dalam mengikuti semua
kegiatan bimbingan.
Dari hasil itu dapat dikatakan bahwa sebagian besar dari siswa
menikmati proses kegiatan bimbingan ini. Hal ini sejalan dengan
pendapat Kolb (1984) dan Nasution (2005) tentang experiential
learning yang menyatakan bahwa pengalaman langsung akan lebih
mengaktifkan keterampilan serta sikap sehingga dapat menjadikan
pemahaman baru bagi pembelajar. Lebih dalam lagi Nasution (2005)
mengemukakan dalam tujuan experiential learning bahwa pendekatan
ini akan lebih bermakna ketika pembelajaran dapat mempengaruhi
siswa dalam mengubah struktur kognitif siswa, mengubah sikap siswa,
dan tentu memperluas keterampilan yang telah ada pada siswa. Jika
ditinjau lebih jauh, desain program akan menjadi baik apabila
disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik dan
disesuaikan dengan nilai karakter yang dirasa masih perlu
ditingkatkan. Apabila komponen pada pembahasan sebelumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
dipertimbangkan dengan masak, maka hasil yang signifikan dapat
berdampak dalam memperbaiki karakter siswa menjadi lebih baik.
Pendekatan experiential learning ini juga memiliki keunggulan
yaitu dapat meningkatkan semangat dan gairah belajar, membantu
terciptanya suasana belajar yang kondusif, memunculkan kegembiraan
dalam proses belajar, mendorong dan mengembangkan proses berpikir
kreatif, dan mendorong siswa untuk melihat sesuatu dari perspektif
berbeda. Proses kegiatan yang menyenangkan menggugah hati siswa
semakin antusias mengikuti kegiatan. Selain itu, pemberian materi
yang menarik dan tentunya berbeda dari rutinitas belajar sehari-hari.
Persiapan, strategi pelayanan, serta alokasi waktu yang tepat dapat
mempengaruhi hasil akhirnya dan tidak kalah pentingnya adalah siapa
yang menyampaikan materi itu. Hal ini dapat mempermudah
komunikasi antara guru dan siswa. Siswa akan lebih mudah
merefleksikan pengalaman belajarnya atauu bahkan pengalaman
hidupnya.
Dengan melihat penilaian siswa mengenai efektivitas pendidikan
karakter kerja keras berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif
dengan pendekatan experiential learning di SMP Xaverius Gisting,
Lampung dapat dikatakan bahwa model ini sangat bermanfaat.
Artinya, model implementasi pendidikan karakter ini sangat efektif
digunakan untuk meningkatkan nilai karakter siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
3. Peningkatan Hasil Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis
Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan
Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII SMP Xaverius
Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 untuk Keempat Sub
Karakter yang Ditanamkan
Berdasarkan data yang dihasilkan melalui self assessment scale
tingkat karakter kerja keras, ditemukan peningkatan yang berarti baik
mulai dari sesi pertama hingga sesi keempat dalam proses
implementasi model pendidikan karakter. Pada sesi pertama terdapat
10,7% siswa yang masuk dalam kategori sedang. Hal ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor setidaknya sebagian besar siswa memang sudah
memiliki karakter kerja keras namun mungkin belum dikembangkan.
Implementasi pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan
bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential
learning memiliki intervensi berkelanjutan antara tiap topik
bahasannya.
Selanjutnya, di akhir sesi dua, sesi tiga, dan sesi empat peneliti
juga menghimpun data pemahaman siswa melalui self assessment
scale. Ternyata ada 53,6% siswa yang masuk dalam kategori tinggi
dan 7,1% termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hasil analisis data di
sesi dua ditambah lagi dengan pengalaman refleksi siswa ketika proses
implementasi berlangsung tentu sudah dapat diprediksikan. Pada sesi
ketiga hasil olah data self assessment scale karakter kerja keras
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
menunjukkan peningkatan yang berarti. Sebagian besar siswa (64,3%)
sudah memiliki pemahaman yang baik mengenai karakter kerja keras.
Selain itu, terdapat 21,4% siswa yang memiliki kategori sangat tinggi.
Di akhir sesi empat (terakhir), semua siswa sudah masuk dalam
kategori tinggi dan sangat tinggi dengan masing-masing 28,6% dan
71,4%. Pencapaian pemahaman yang cukup melonjak jauh ini tentu
dikarenakan keseriusan siswa dan kenyamanan yang dirasakan siswa
dalam proses implementasi yang menggunakan pendekatan
experiential learning. Secara keseluruhan terjadi peningkatan skor di
tiap sesi.
Dari keempat topik bimbingan dapat terlihat dinamika dari tiap
siswa. Ada siswa yang terus menerus meningkat pada tiap topik,
namun ada juga yang dinamikanya naik turun dan kemudian naik lagi.
Kenaikan yang ditampilkan memang tidak serta merta pesat. Dinamika
ini terjadi karena karakter dapat berubah-ubah tiap saat. Perubahan ini
bisa karena faktor pribadi (internal) maupun faktor luar diri (eksternal).
Faktor-faktor ini memang sangat kuat korelasinya.
Berdasarkan peningkatan hasil self assessment scale dari model
bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential
learning adalah jawaban yang efektif atas permasalahan afeksi dan
konasi di SMP Xaverius Gisting, Lampung guna meningkatkan
karakter kerja keras. Padahal siswa hanya diberikan bimbingan selama
2 (dua) hari pertemuan dengan 4 (empat) topik mengenai karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
kerja keras dan terjadi perubahan di tiap sesinya. Apalagi kegiatan ini
dapat dilakukan oleh guru secara terus menerus dan kontinu maka
masalah yang terkait dengan karakter siswa dapat dikendalikan.
4. Signifikansi Hasil Pendidikan Karakter Kerja Keras Berbasis
Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan
Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII SMP Xaverius
Gisting, Lampung Tahun Ajaran 2014/2015 Sebelum dan Sesudah
Implementasi Model
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat karakter Kerja Keras
siswa kelas VIII SMP Xaverius Giting, Lampung sebelum (pretest)
dan sesudah (posttest) mendapatkan layanan bimbingan klasikal
kolaboratif dengan pendekatan experiential learning tahun ajaran
2014/2015 untuk sebagian besar siswa-siswi memiliki karakter kerja
keras yang sangat tinggi dan tinggi. Hal ini terjadi karena para siswa
memang sudah memiliki karakter kerja keras yang tentunya telah
terbentuk dari faktor internal dan faktor eksternal siswa itu sendiri.
Walaupun ada 3 siswa yang masuk dalam kategorisasi sedang dan
tidak ada siswa yang masuk dalam kategori rendah maupun kategori
sangat rendah.
Berdasarkan tujuan penelitian, dan hasil penelitian tentang
efektivitas implementasi model pendidikan karakter kerja keras
berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan
experiential learning dapat dikatakan bahwa instrumen penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
pokok (tes karakter kerja keras) yang digunakan menunjukkan hasil
yang cukup baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan model ini secara efektif dapat membantu baik guru
maupun siswa dalam pembelajaran atau penerapan pendidikan karakter
dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan tabel 4.5 pada sub bab ini
nampak output hasil hitung two-related sample test (Wilcoxon)
menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan signifikan antara
pemahaman sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan (bimbingan
klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential learning). Artinya,
siswa merasa semakin mampu mengikuti, memahami, dan bahkan
menerapkan pendidikan karakter kerja keras dengan model yang telah
didesain oleh peneliti. Jadi, terdapat peningkatan yang signifikan dari
hasil capaian pendidikan karakter kerja keras berbasis layanan
bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential
learning pada siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun
ajaran 2014/2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
BAB V
SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN
Bab ini memaparkan simpulan, keterbatasan penelitian, serta saran terhadap
hasil penelitian.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini
dapat disimpulkan menjadi beberapa hal yaitu:
1. Mitra Kolaboratif di SMP Xaverius Gisting, Lampung berpendapat
bahwa pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal
kolaboratif dengan pendekatan experiential learning yang telah
diberikan dapat dikatakan baik/efektif dalam meningkatkan nilai-nilai
pendidikan karakter dibandingkan pendidikan karakter terintegrasi.
2. Siswa kelas VIII SMP Xaverius Gisting, Lampung tahun ajaran
2014/2015 menilai bahwa pendidikan karakter berbasis layanan
bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential
learning sangat efektif meningkatkan karakter kerja keras siswa.
3. Ada peningkatan/perubahan karakter kerja keras pada siswa dari sesi
satu ke sesi berikutnya.
4. Dengan menggunakan metode layanan bimbingan klasikal kolaboratif
dengan pendekatan experiential learning secara signifikan efektif
meningkatkan karakter kerja keras pada siswa kelas VIII SMP
Xaverius Gisting, Lampung tahun ajaran 2014/2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
B. Keterbatasan Penelitian
Pelaksanaaan penelitian pendidikan karakter kerja keras berbasis
layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan pendekatan experiential
learning pada siswa kelas VIII di SMP Xaverius Gisting, Lampung Tahun
Ajaran 2014/2015 telah dirancang secara konseptual, sistematik dan
prosedural bersama tim Stranas untuk mencapai tujuan yang optimal.
Akan tetapi, dalam penelitian ini masih terdapat kekurangan dan perlu
diadakan perbaikan serta pembenahan oleh peneliti selanjutnya. Yang
menjadi catatan evaluasi bagi peneliti meliputi:
1. Instrumen Penelitian
Alat instrumen yang digunakan dalam penelitian ini belum dilakukan
uji coba terlebih dahulu, sebelum digunakan sebagai alat untuk
memperoleh data, sehingga reliabilitas yang diperoleh termasuk dalam
kategori cukup. Hal ini dikarenakan dalam alat instrumen penelitian
beberapa item kurang mewakili nilai-nilai karakter kerja keras.
Namun, instrumen penelitian sudah diperbaiki bersama dengan Tim
Stranas.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian yang relatif singkat dalam memberikan layanan
bimbingan yakni dua hari dengan empat topik kemungkinan hanya
memberikan pemahaman bagi siswa dalam arti baru sampai pada
tataran kognisi dan afeksi. Hal ini belum dapat dipastikan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
menjadi karakter siswa dan bisa diinternalisasi dalam kehidupan
mereka sehari-hari.
C. Saran
Beberapa saran yang peneliti paparkan guna untuk mengoptimalkan
dan mengembangkan keefektivitasan layanan bimbingan serta dapat
meningkatkan karakter peserta didik agar mampu menginternalisasikan
dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
1. Bagi Kepala Sekolah
Program pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal
dengan pendekatan experiential learning efektif untuk meningkatkan
karakter kerja keras siswa, maka hal ini juga dimungkinkan dapat
digunakan untuk meningkatkan karakter-karakter yang lain sesuai
kebutuhan siswa. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu memberikan
perhatian khusus dan menggunakan pendekatan ini untuk membentuk
karakter siswa secara komprehensif yang berkerja sama dengan guru
bimbingan dan konseling atau guru mata pelajaran yang merangkap
sebagai guru pembimbing untuk berkolaborasi dengan guru-guru mata
pelajaran. Dan memberikan kebijakan untuk mendukung program-
program yang akan dilaksanakan.
2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Pembimbing yang memilki kompeten untuk mengetahui
kebutuhan-kebutuhan pesera didik melalui need assessment akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
membantu dalam memberikan layanan bimbingan dengan topik
layanan yang sesuai kebutuhan dan sasaran yang akan diberi layanan.
Penelitian ini diberikan kepada siswa kelas VIII SMP Xaverius
Gisting, Lampung dimana siswa tersebut tergolong kategori memiliki
karakter kerja keras yang baik dan program ini terbukti efektif. Maka
bagi guru bimbingan dan konseling dapat menggunakan pendidikan
karakter berbasis layanan bimbingan klasikal kolaboratif dengan
pendekatan experiential learning pada siswa-siswi yang tergolong
kategori rendah atau rendah sekali, untuk meningkatkan karakter kerja
keras maupun karakter-karakter lain yang dibutuhkan.
3. Bagi Guru Mata Pelajaran
Guru mata pelajaran diharapkan ikut berpartisipasi dan kooperatif
dalam penerapan pendidikan karakter yang terintegrasi. Langkah awal
dapat dimulai dengan membentuk kerja sama dengan Guru BK di
sekolah. Harapannya dengan adanya kolaborasi antara Guru Mata
Pelajaran dan Guru BK dapat membentuk tim yang kompak serta solid.
Dengan keadaan seperti itu, dapat bersama-sama membangun karakter
siswa lebih baik lagi.
4. Bagi Siswa
Siswa diharapkan mampu menikmati proses belajar dan mencoba
menciptakan kenyamanan ketika menjalani prosesnya, sehingga akan
semakin banyak pengetahuan serta informasi yang dapat diterima demi
pengembangan diri. Selain itu, siswa juga diharapkan dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
menerapkan nilai-nilai karakter dalam diri maupun dalam kehidupan
sehari-hari karena perannya sebagai generasi penerus Bangsa
Indonesia.
5. Bagi para Peneliti Lain
Dalam penelitian ini peneliti belum melakukan uji coba instrumen
yang digunakan untuk penelitian, sehingga belum pasti apakah setiap
item sudah mewakili karakter kerja keras siswa. Oleh karena itu, bagi
para peneliti selanjutnya dapat melakukan uji coba alat instrumen yang
akan digunakan dalam penelitian. Perhitungan waktu pelaksanaan
program agar dapat berjalan optimal dan efektif serta tepat sasaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
DAFTAR PUSTAKA
Adisusilo, Sutarjo. (2012). Pembelajaran Nilai−Karakter: Konstruktivisme dan
VCT sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif. Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Aqib, Zainal. (2011). Pendidikan Karakter: Membangun Perilaku Positif Anak
VALIDASI EFEKTIVITAS Model Pendidikan Karakter Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif
dengan Pendekatan Experiential Learning
(PEKA BILA BISA KODE EXL)
Pengantar
Bapak/Ibu Guru yang terhormat, sejak 2010 sekolah-sekolah di tanah air kita telah
menerapkan Pendidikan Karakter Terintegrasi dengan Pembelajaran (berdasarkan
Pedoman Pendidikan Karakter di SMP, Direktur Pembinaan SMP, Depdiknas, 2010).
Dalam implementasinya, para guru di lapangan mengeluhkan banyak hambatan,
seperti kurang operasionalnya pedoman, nilai karakter terrumus indah pada RPP,
namun tidak menemukan cara/strategi yang tepat dalam penerapannya, penanaman
nilai karakter terhenti hanya diceramahkan, keteladanan yang diperagakan para guru
seringkali kegerus oleh ketidakkonsistenan dan kekurangkompakan semua pihak di
sekolah. Kasus “Kantin Kejujuran” yang kini tinggal nama dapat ditunjukkan sebagai
suatu contoh kegagalan. Terlepas dari keunggulan dan keutamaan konsepnya,
implementasi Pendidikan Karakter Terintegrasi juga belum melibatkan
Konselor/Guru BK untuk bersinergi dalam eksplisitasi program. Berangkat dari
sejumlah kelemahan tersebut, Tim Penelitian Stranas Prodi BK USD 2014-2016
mencoba menawarkan sebuah model alternatif: Model Pendidikan Karakter
Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan
Experiential Learning (PEKA BILA BISA KODE EXL). Dengan model ini,
keyakinan Tim adalah, pendidikan karakter dapat lebih efektif apabila Guru Mapel
dapat berkolaborasi dengan Guru BK dalam implementasinya dengan suatu asumsi
bahwa Guru BK mampu mengaplikasikan terapan pengetahuan psikologi yang
dimilikinya dalam merancang strategi pendekatan eksperiensial. Bagaimanapun juga,
penanaman nilai karakter tidak dapat dilakukan dengan “ceramah” melainkan akan
lebih berhasil jika didekati dengan olah pembelajaran berdasarkan pengalaman
(Experiential Learning).
Petunjuk
Berangkat dari pemahaman/asumsi di atas, dan setelah mengamati contoh implementasi
model ini, kiranya Bapak/Ibu berkenan memberikan validasi/penilaian atas efektivitas
model ini. Kami memohon Bapak/Ibu mitra implementasi model menaggapi pertanyaan-
pertanyaan dan mengisi skala asesmen berikut ini.
1. Dibandingkan dengan pendidikan karakter terintegrasi (dalam pembelajaran)
yang selama ini Bapak/Ibu terapkan dalam pembelajaran, implementasi/pelaksanaan
Model PEKA BILA BISA KODE EXL ini menurut penilaian Bapak/Ibu apakah lebih
baik/efektif (+) ataukah kurang baik/kurang efektif (-)? Isikan penilaian Bapak/Ibu
pada lembar berikut.
2. Beri tanda centang (√) pada kolom sebelah kiri – (jika sedikit kurang); - - (sangat
kurang); - - - (sangat buruk) atau kolom sebelah kanan + (jika sedikit lebih baik); + +
(lebih baik); + + + (sangat lebih baik) untuk setiap Nilai Efektivitas Model.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
- - - - - - NILAI EFEKTIVITAS MODEL
PEKA BILA BISA KODE EXL
+ + + + + +
Desain/rancangan lebih operasional
Komprehensif/kelengkapan komponen
Kemudahan dalam implementasi/penerapan
Kepraktisan dalam pelaksanaan
Sistematis/keruntutan langkah
Efektivitas pencapaian tujuan
Kesesuaian dengan kebutuhan siswa
Kesesuaian dengan karakteristik siswa
Kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa
Kesesuaian dengan nilai karakter yang ditanamkan
Kemenarikannya bagi siswa
Kemudahan bagi siswa dalam mengikuti kegiatan
Kebermanfaatan bagi peningkatan karakter siswa
Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi
Kekuatannya dalam memperbaiki karakter siswa
Ketepatan strategi/metode penanaman karakter
Keberpihakan pada kearifan lokal
Kemudahan dalam mengevaluasi proses
Kemudahan dalam penilaian capaian hasil
Menumbuhkan antusias/keberkesanan bagi siswa
Memotivasi siswa untuk terlibat aktif
Menumbuhkan kreativitas/inisiatif siswa
Memunculkan keberanian siswa untuk tampil
Menanamkan rasa hormat siswa thd guru/teman
Peningkatan keberanian siswa bertanggung jawab
Penghargaan siswa terhadap teman/orang lain
Peningkatan kerja sama/kekompakan tim
Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan
Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk
Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang
Membangun kepedulian/kesetiakawanan
Kegembiraan siswa dalam mengikuti kegiatan
Peningkatan keingintahuan siswa
Mendorong siswa untuk berpendapat/merespon
Peningkatan kesadaran siswa memperbaiki diri
Mendorong siswa berrefleksi
Membuat hubungan guru-siswa akrab/hangat/dekat
Mengatasi perilaku negatif/trouble pada siswa
Membangkitkan keikhlasan siswa unt menolong
3. Menurut Bapak/Ibu, apakah model ini dapat diterapkan (perlu dilanjutkan) di sekolah
Bapak/Ibu (di SMP pada umumnya); mohon beri alasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
4. Jika model ini diterapkan secara kolaboratif antara Guru BK dan Guru Mapel tertentu,
apa kira-kira kesulitan atau hambatannya?
5. Menurut Bapak/Ibu, apa yang harus diperbaiki dalam implementasi model ini?
6. Apakah perlu disediakan modul pegangan guru dan siswa untuk implementasi model
ini?
Lingkari huruf:
a. YA, sangat perlu dan mendesak c. YA, tetapi tidak mendesak
b. TIDAK PERLU d. TIDAK TAHU
Jika ya, apa saja isi/komponen yang perlu disusun/dimasukkan dalam modul tersebut?
Nama & Tanda tangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
LAMPIRAN 9 Validasi Siswa
LEMBAR PENILAIAN SISWA
Pengantar: Anak-anak yang budiman, kalian telah mengikuti serangkaian kegiatan
bimbingan kelas yang bermuatan pendidikan karakter. Ada banyak bagian yang
mengasyikkan yang telah kalian ikuti dari Kakak-kakak Fasilitator. Kegiatan ini
sudah selesai, terima kasih atas kesediaan kalian berpartisipasi. Sekarang, kami
mohon kesediaan kalian untuk memberi kesan-kesan atau penilaian atas
pelaksanaan kegiatan tersebut. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang sesuai
dengan apa yang kamu alami/kamu peroleh dalam kegiatan-kegiatan tersebut.
No. Dalam kegiatan bimbingan karakter ini, saya
mengalami/memperoleh/merasa:
Ya Tidak Tidak
tahu
1 Semangat untuk mengikuti kegiatan
2 Keberanian untuk tampil/melakukan sesuatu
3 Gembira/senang dalam melaksanakan kegiatan
4 Berani berpendapat
5 Lebih kreatif
6 Berani mencoba melakukan sesuatu
7 Takut salah dalam melakukan permainan
8 Malu dalam permainan kelompok
9 Dihargai oleh teman-teman
10 Tertarik untuk mengikuti semua kegiatan
11 Kemudahan bagi siswa dalam melakukan kegiatan
12 Manfaat bagi perbaikan perilaku
13 Kemudahan bagi siswa dalam menangkap materi
14 Keinginan untuk menolong orang lain
15 Puas terhadap bimbingan yang diberikan
16 Tertantang untuk mencoba
17 Capek/lelah/bosan dalam mengikuti semua kegiatan
18 Berkesan terhadap kegiatan yang diikuti
19 Terdorong untuk terlibat aktif
20 Berani bertanggung jawab
21 Menghargai teman
22 Kesediaan bekerja sama/kekompakan tim
23 Mempererat rasa persaudaraan/persahabatan
24 Ketaatan terhadap norma/peraturan/petunjuk
25 Memotivasi siswa untuk berusaha/daya juang
26 Membangun kepedulian/kesetiakawanan
27 Peningkatan keingintahuan siswa
28 Peningkatan kesadaran siswa memperbaiki diri
29 Mendorong siswa lebih disiplin
30 Membuat hubungan guru-siswa akrab/hangat/dekat
Nama & Tanda tangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
LAMPIRAN 10 Self Assessment Scale
Aku Senang Menghargai Orang Lain Pilihlah dan berilah tanda centang (√) pada kolom Selalu (S), Sering (SR), Kadang (KD), dan Tidak
pernah (T) bila pernyataan ini sesuai dengan keadaanmu saat ini!
No Pernyataan S SK KD TP
1 Saya berteman dengan teman yang berbeda budaya dan
agama
2 Saya bermain HP ketika berbicara dengan orang lain
3 Saya mengejek teman saya
4 Saya menghormati orang lain yang sedang beribadah
5 Saya memperhatikan guru yang sedang mengajar
6 Saya mendengarkan teman saya yang sedang bercerita
7 Saya permisi terlebih dahulu ketika lewat di depan
orang yang lebih tua
8 Saya menyapa teman, guru, dan orang yang lebih tua
dari saya
9 Saya membantu teman saya yang sedang mengalami
kesusahan
10 Saya dapat berkomunikasi dan berinteraksi secara
efektif dan santun
11 Saya dapat menghargai adanya perbedaan pendapat
12 Saya dapat memahami hak dan kewajiban diri dan
orang lain dalam pergaulan di masyarakat
13 Terbuka terhadap atau kesediaan untuk menerima
sesuatu yang baru
14 Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada
orang lain
15 Kesediaan untuk belajar dari keyakinan dan gagasan
orang lain
16 Saya terbuka dan bersedia untuk menerima sesuatu
yang baru
17 Saya mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun
yang memiliki keberagaman latar belakang, pandangan,
dan keyakinan
18 Dapat memaafkan kesalahan orang lain
19 Saya dapat menerima kekurangan orang lain
20 Saya menghormati orang lain menjalankan ibadah
sesuai dengan agamanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Hasil Karyaku
Pilihlah dan berilah tanda centang (√) pada kolom Selalu (S), Sering (SR), Kadang (KD), dan Tidak
pernah (T) bila pernyataan ini sesuai dengan keadaanmu saat ini!
No Pernyataan S SK KD TP
1 Saya mudah puas dengan hasil yang sudah dicapai
2 Saya sedih bila hasil karya saya tidak lebih baik dari teman
3 Saya berusaha keras untuk membuat karya yang terbaik
4 Saya malas mengerjakan tugas yang tidak saya senangi
5 Karya-karya yang saya miliki tidak sebaik milik orang lain
6 Saya kurang yakin dengan karya yang saya miliki
7 Saya merasa karya saya tidak bagus sama sekali
8 Karya orang lain lebih bagus dari milik saya
9 Saya bangga melihat karya yang saya buat
10 Saya membandingkan karya saya dengan milik orang lain
11 Saya cemas bila karya saya bukan yang terbaik
12 Saya sepenuh hati membuat karya
13 Saya senang mengikuti proses pembuatan karya
14 Karya yang saya buat berbeda dari yang lain
15 Karya saya unik dan tak ada duanya
16 Saya semangat mengerjakan tugas-tugas saya
17 Karya saya dihargai orang lain
18 Saya kurang menghargai karya saya
19 Saya menyukai karya saya saat ada orang lain menyukainya
juga
20 Karya yang sudah saya buat berharga bagi diri saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Santai Nan Produktif
Pilihlah dan berilah tanda centang (√) pada kolom Selalu (S), Sering (SR), Kadang (KD), dan Tidak
pernah (T) bila pernyataan ini sesuai dengan keadaanmu saat ini!
No Pernyataan S SK KD TP
1 Saya menggunakan waktu senggang saya untuk
istirahat sepanjang hari
2 Saya menghubungi kerabat ketika ada waktu luang
3 Saya berusaha keras agar memiliki waktu luang
4 Saya merasa setiap hari adalah waktu luang
5 Saya melakukan hobi saya ketika saya memiliki waktu
luang
6 Saya tidak memiliki waktu luang dalam hidup
7 Saya membantu orangtua saya saat libur
8 Saya memilih olahraga bila memiliki waktu senggang
9 Saya sibuk mengerjakan tugas yang tidak penting
10 Saya menunda-nunda tugas
11 Saya kurang mengoptimalkan penggunaan waktu luang
12 Saya pikir waktu luang itu tidak perlu
13 Memiliki waktu luang hanya membuang-buang waktu
14 Hidup saya hampa jika tidak ada waktu luang
15 Saya mengerjakan tugas sewaktu ada waktu luang
16 Saya bermain bersama teman di waktu senggang
17 Saya memanfaatkan waktu luang saya dengan baik
18 Waktu luang berguna bagi saya
19 Saya melupakan kesibukan saya saat waktu luang
20 Saya bosan bila tidak memiliki waktu senggang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Aku Bisa
Pilihlah dan berilah tanda centang (√) pada kolom Selalu (S), Sering (SR), Kadang (KD), dan Tidak
pernah (T) bila pernyataan ini sesuai dengan keadaanmu saat ini!
No Pernyataan S SK KD TP
1 Saya orang yang penuh semangat
2 Saya bekerja dengan sepenuh hati
3 Saya adalah orang yang percaya diri
4 Saya jenuh bila situasi lingkungan kurang mendukung
5 Saya bangga dengan semua yang saya miliki
6 Saya bosan mendengarkan teman saya yang sedang
bercerita
7 Saya peduli pada lingkungan sekitar saya
8 Saya menegur teman yang terlambat masuk kelas
9 Saya enggan berdekatan dengan orang yang membuat
saya kesal
10 Saya memilih menghindari tantangan
11 Saya mementingkan keinginan sesaat
12 Saya kurang memperhatikan diri saya sendiri
13 Saya sulit menerima hal baru dalam hidup saya
14 Saya yakin mampu meraih cita-cita saya
15 Saya belajar tanpa disuruh orang tua
16 Saya terbuka pada sesuatu hal yang baru
17 Saya mampu berpikir positif pada diri saya
18 Saya berani berbicara di depan umum
19 Saya dapat menerima kekurangan pribadi saya
20 Saya pesimis pada kemampuan yang saya miliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
LAMPIRAN 11 Kuesioner Karakter Kerja Keras
KUESIONER
KARAKTER KERJA KERAS
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Petunjuk pengisian: 1. Bacalah 20 pertanyan di bawah ini dengan teliti!
2. Pilihlah jawaban A,B,C, atau D yang sesuai dengan keadaan dirimu sebenarnya.
3. Tidak ada jawaban yang dianggap paling benar atau salah
4. Tulislah jawabanmu di lembar jawaban yang diberikan oleh pembimbing.
No. Soal & pilihan jawaban
1. Teman saya marah-marah pada saya tanpa alasan yang jelas maka sikap saya
adalah...
a. Ikut marah lalu meminta maaf karena memarahinya juga.
b. Menghindarinya agar tidak ada pertengkaran lagi.
c. Memberikan kesempatan pada teman untuk meluapkan emosi.
d. Menanyakan alasan apa yang membuat teman marah.
2. Ada teman di kelas yang sedang menyampaikan pendapat maupun pertanyaan
pada guru, saya akan...
a. Mendengarkan teman yang sedang berbicara.
b. Menertawakan pendapat maupun pertanyaan yang diajukan.
c. Diam dan mengerjakan tugas yang lain.
d. Menawarkan bantuan bila teman saya belum jelas tentang pelajaran tersebut.
3. Saat ada orang yang berbeda pendapat dengan saya maka...
a. Saya mendengar pendapatnya
b. Saya bersedia menerima perbedaan pendapat dari orang tersebut
c. Saya mendengarkan pendapat orang itu dan membandingkan dengan pendapat
pribadi
d. Saya mengalihkan pembicaraan
4. Saat guru menjelaskan materi pelajaran di depan kelas saya...
a. Mengobrol dengan teman sebangku
b. Mendengarkan penjelasan guru dengan seksama
c. Berdiam diri dan tidur-tiduran yang penting mengerti penjelasan guru
d. Sering ijin keluar ke kamar mandi kalau sudah bosan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
5. Menghargai orang lain bagi saya adalah...
a. Saat orang lain juga menghargai saya
b. Menghargai orang terlebih dahulu agar saya pun dihargai juga
c. Memberikan sikap empati pada orang lain
d. Memberikan sikap simpati pada orang lain
6. Waktu luang saya, saya habiskan untuk...
a. Bermain games
b. Membaca buku pelajaran
c. Membaca buku-buku cerita
d. Menonton film yang dapat menambah pengetahuan
7. Saat hari libur saya saya gunakan untuk...
a. Membantu orangtua bersih-bersih rumah
b. Kumpul bersama teman-teman
c. Membaca buku
d. Piknik bersama teman-teman
8. Kapan kamu memiliki waktu luang di sela-sela aktivitasmu?
a. Setelah saya sudah menyelesaikan tugas sekolah
b. Saat saya melupakan tugas dan tanggung jawab saya
c. Ketika saya merasa jenuh saya mencari aktivitas tertentu agar saya segar
kembali
d. Bagi saya setiap hari itu adalah waktu luang
9. Apa yang terjadi jika kamu tidak memiliki waktu luang?
a. Saya akan merasa bingung
b. Saya pikir saya akan memiliki banyak beban pikiran
c. Saya berusaha segera menyelesaikan tugas saya agar saya memiliki waktu
luang lalu saya dapat menikmati waktu luang saya
d. Saya tidak tahu akan melakukan apa lagi
10. Saya pikir waktu luang dapat saya gunakan untuk...
a. Menyenangkan diri saya sendiri
b. Melakukan aktivitas positif yang sesuai dengan hobi saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
c. Berekreasi bersama dengan keluarga maupun teman
d. Berolahraga demi menjaga kesehatan saya
11. Sewaktu saya membuat tugas yang diberikan pada guru, misalnya menggambar
dan karya saya adalah yang terbaik. Yang saya lakukan adalah...
a. Mengabadikan gambar saya
b. Menyimpan gambar itu pada tumpukan buku-buku pelajaran saja
c. Menunjukkan gambar itu pada teman maupun keluarga
d. Biasa saja karena saya yakin bisa memberikan yang lebih baik dari sekarang
12. Kapan kamu menghargai hasil karyamu sendiri?
a. Jika karya saya adalah yang terbaik
b. Kapan saja saat saya membuat karya walaupun karya saya biasa saja
c. Tergantung situasi dan kondisi dari karya saya
d. Saya tidak tahu kapan dan apa yang saya hargai dari karya saya
13. Saya perlu menghargai hasil karya saya karena...
a. Kalau bukan saya sendiri yang menghargai karya saya mau siapa lagi
b. Saya peduli pada diri saya sendiri
c. Saya ingin terlihat senang pada karya saya
d. Saya menyukai semua karya-karya pribadi saya
14. Setelah saya mampu menghargai setiap karya pribadi saya, maka sikap saya
terhadap diri saya adalah...
a. Saya yakin pada kemampuan yang saya miliki
b. Saya bekerja keras agar dapat menghasilkan karya yang lebih baik lagi
c. Setiap karya saya itu berharga
d. Saya puas dengan proses yang saya lakukan walaupun hasil karya saya tidak
sebaik milik orang lain
15. Ketika hasil karya saya bukanlah yang terbaik tapi saya...
a. Tahu kalau saya sudah berusaha
b. Yakin kalau saya bisa mengusahakan yang lebih baik lagi
c. Akan tetap menghargai karya saya itu
d. Mulai kurang semangat melakukan hal yang lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
16. Saya yakin kalau saya...
a. Mampu memahami diri saya sendiri
b. Mampu menyelesaikan tugas yang diberikan pada saya
c. Mampu berpikir positif pada diri saya maupun orang lain
d. Mampu menjaga tingkah laku saya
17. Saya adalah orang yang...
a. Bertindak sesuai dengan perintah orang lain
b. Mementingkan prosesnya ketimbang hasil yang akan didapatkan
c. Pantang menyerah
d. Menghargai prestasi saya
18. Bila ada orang yang berhasil, saya...
a. Merasa iri lalu berusaha agar bisa berhasil juga
b. Memberikan ucapan selamat padanya
c. Segera membuat target apa yang akan dilakukan ke depan
d. Semakin termotivasi untuk berhasil
19. Setelah segala usaha dan kerja keras saya kerahkan secara optimal dan saya masih
gagal, saya akan...
a. Belajar dari kegagalan saya
b. Terus berusaha sampai berhasil
c. Kecewa dan mengoptimalkan keberhasilan yang pernah saya alami
d. Mencari aktivitas yang berbeda dari yang sekarang
20. Bila saya berhasil maka saya...
a. Akan segera puas dengan keberhasilan saya saat ini
b. Akan bersyukur dan mencoba hal yang baru lagi
c. Bangga pada diri saya
d. Yakin bahwa saya memiliki kemampuan dalam diri saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
LAMPIRAN 12 Modul Pelayanan Bimbingan
No Keterangan
1 Topik Menghargai Orang Lain
2 Tugas perkembangan Mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab
3 Bidang bimbingan Pribadi-Sosial
4 Jenis layanan Bimbingan kelas/kelompok
5 Fungsi Bimbingan Pemahaman dan pengembangan
6 Sasaran Siswa SMP VIII
7 Standar Kompetensi Peserta didik dapat mengaplikasikan dan mempraktekkan
menghargai orang lain dalam kehidupan sehari-hari
8 Kompetensi Dasar Peserta didik mampu memahami dan mengembangkan
kemampuan untuk menghargai orang lain
9 Indikator a. Menjelaskan pengertian menghargai orang lain
b. Menemukan manfaat dari menghargai orang lain
c. Makna yang dapat diambil dari pengalaman-
pengalaman tokoh yang diceritakan dalam bahan-
bahan layanan
d. Mengidentifikasi nilai-nilai karakter yang tercermin
dalam bagian-bagian layanan bimbingan seperti
muatan video, dinamika kelompok, cerita bergambar
10 Materi a. Pengertian menghargai orang lain
b. Manfaat menghargai orang lain
11 Metode Tanya jawab, sharing, dan dinamika kelompok, ceramah,
12 Waktu 2x40 menit
13 Tempat Ruang Kelas
14 Media Alat tulis, kertas, LCD, laptop
15 Mitra Kolaboratif Guru Mapel PKn, Bahasa Indonesia dan guru Agama
16 Prosedur Ikuti skenario layanan
17 Penilaian/ Evaluasi a. Inventori tilik diri (self assessment)
b. Pernyataan hasil belajar siswa
18 Rencana Tindak
Lanjut
-
A. RANCANGAN PELAYANAN
AKU SENANG MENGHARGAI ORANG LAIN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
19 Sumber Pustaka a. https://riswatunoval.wordpress.com/2013/11/11/men
ghargai-dan-menghormati-orang-lain-by-nur-kurnia-
puspita-dwi/
b. https://www.youtube.com/watch?v=M1uMKJj29Js
c. https://www.google.co.id
d. http://iphincow.com/2012/09/07/jangan-pernah-
meremehkan-orang-lain/
e. Permainan dalam dinamika kelompok (Materi
MOS/MOPD) oleh Awan Sudiawan (2010)
No Kegiatan Guru Siswa Waktu
1 Salam dan doa pembukaan
a. Membuka pertemuan dengan memberi salam hangat dan semangat pada siswa.
b. Mempersilakan salah satu siswa untuk memimpin doa.
a. Menyambut salam dari guru dengan penuh semangat
b. Salah satu siswa memimpin doa
5 menit
2 Ice breaking Menyanyikan lagu “tepuk kupu-kupu” dan mengajak siswa untuk memperhatikan serta bernyanyi bersama. TEPUK KUPU-KUPU TEPUK KUPU-KUPU.... ULETNYA MAKAN DAUN ULETNYA KEKENYANGAN, ULETNYA BERPUASA MENJADI KEPOMPONG, KEPOMPONGNYA TERBUKA MENJADI KUPU-KUPU, SEKALI LAGI...KUPU-KUPU
Memperhatikan dan bernyanyi sesuai dengan lagu tepuk kupu-kupu
5 menit
3 Self-Assessment /Kuesioner “Menghargai Orang Lain”
a. Membagikan lembar self-assessment/ kuesioner kepada seluruh siswa
b. Memberikan arahan dan penjelasan pengisian self-assessment/kuesioner kepada siswa
a. Menerima lembar self-assessment/kuesioner kepada seluruh siswa
b. Mendengarkan arahan dan penjelasan pengisian self-
Penyampaian materi mengenai Menghargai Orang Lain, yaitu : a. Memberikan materi
mengenai cara-cara untuk menghargai orang lain
b. Meminta siswa untuk mendeskripsikan langkah-langkah yang efektif untuk menghargai orang lain
Memperhatikan penjelasan materi “Menghargai Orang Lain” yang diberikan oleh guru.
10 menit
5 Dinamika kelompok
Mempersiapkan dan menjelaskan dinamika kelompok bagi siswa “Menggambar Wajah Pasangan”
Memperhatikan dan mengikuti arahan guru dalam dinamika kelompok
20 menit
6 Refleksi dinamika kelompok
Mengarahkan siswa untuk berefleksi mengenai materi layanan yang diberikan
Merefleksikan dinamika kelompokyang telah dilakukan bersama-sama.
5 menit
7 Sharing dinamika kelompok
Mempersilahkan dan meminta siwa untuk men-sharing-kan apa yang telah didapatkan dari materi layanan ini
Men-sharing-kan apa yang telah direfleksikan mengenai materi layanan
5 menit
8 Menonton video inspiratif
Menayangkan video semut part 1 menghargai orang lain
Menyaksikan video inspiratif
5 menit
9 Percikan dan kisah inspiratif
Memberikan arahan dan mempersilahkan siswa membaca kisah inspiratif “Jangan Pernah Meremehkan Orang Lain”.
Membaca dan mengamati secara mendalam isi dan makna dari kisah inspiratif.
5 menit
10 Refleksi dan sharing singkat
a. Memberikan pertanyaan refleksi pada siswa mengenai manfaat yang didapat dari keseluruhan kegiatan bimbingan
a. Menjawab pertanyaan mengenai manfaat yang didapat dari keseluruhan kegiatan bimbingan
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
b. Memberi waktu kepada siswa untuk menjawab pertanyaan refleksi
c. Mempersilakan dan meminta siswa untuk men-sharing-kan hasil refleksi dirinya
b. Men-sharing-kan hasil refleksi dirinya
11 Kesimpulan dan penutup
a. Memberikan penegasan mengenai materi dan memberikan dukungan serta meyakinkan siswa bahwa dalam menjalani hidup ini pentingnya untuk menghargai sesama
b. Memberi kesempatan pada siswa untuk membaca KIBAR “Menghargai Orang Lain”
c. Memberikan salam penutup pada siswa.
a. Mendengarkan, memperhatikan, mengerti, dan memahami akan bahwa dalam menjalani hidup ini pentingnya untuk menghargai sesame
b. Siswa membaca KIBAR yang telah disediakan
c. Menyambut salam dari guru dengan bersemangat
5 menit
1. Judul kegiatan
Menggambar Wajah Pasangan
2. Tujuan
a. Siswa mampu menghargai temannya.
b. Siswa mengenali ciri-ciri bagian wajah teman.
c. Siswa mampu menghargai dirinya sendiri.
3. Bahan
Kertas dan pena
4. Skenario pelaksanaan dinamika kelompok
a. Siswa mencari pasangan sendiri (terdiri dari 2 orang).
b. Dengan sehelai kertas setiap pasangan saling berhadapan dan mulai menggambar wajah pasangannya. Bisa mulai dari mana saja tetapi tidak boleh melihat kertas sama sekali.
c. Gerakkan tangan mengikuti arah gerak pandangannya yang menelusuri garis wajah pasangannya.
d. Setelah selesai menggambar, masing-masing pasangan bergantian mewawancarai pasangannya, mengenai nama, tempat tinggal, pekerjaan,
C. DESKRIPSI DINAMIKA KELOMPOK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
umur, keluarga dan sebagainya. Waktunya cukup 5 menit saja untuk setiap peserta.
e. Kemudian setiap pasangan tampil di depan kelompok memperkenalkan pasangannya dengan cara menunjukkan gambar pasangannya sambil menyebutkan:”Nama saya…(nama pasangannya), tempat tinggal….dan seterusnya.
(sumber: Permainan dalam dinamika kelompok (Materi MOS/MOPD) oleh Awan Sudiawan.2010)
Apa yang terjadi guys?? a. Ketika kamu menggambar wajah dari pasanganmu?
b. Ketika wajahmu digambar oleh pasanganmu?
c. Apa yang kamu pikirkan saat menggambar dan digambar? Lalu apa yang kamu
rasakan?
1. Pengertian Menghargai
Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita sangat ingin dihargai oleh rekan
kita, baik disekolah, dirumah, dikantor dan dimanapun kita berada. Kata
menghargai menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia mempunyai arti
bermacam-macam, di antaranya
memberi, menentukan, menilai,
membubuhi harga, menaksir harga,
memandang penting (bermanfaat,
berguna), menghormati. Karya orang
lain adalah hasil perbuatan manusia
berupa ‘suatu karya’ yang baik (positif) yaitu hasil dari ide, gagasan manusia
seperti seni, karya budaya, cipta lagu, mesin, atau sesuatu produk yang
bermanfaat atau berguna untuk orang lain.
2. Manfaat menghargai orang lain
a. Hati menjadi tenang
b. Relasi dengan orang lain akan terjalin dengan baik
c. Mampu meredam konflik
d. Menghormati pendapat orang lain
D. HANDOUT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
JANGAN PERNAH MEREMEHKAN ORANG LAIN
Pada suatu hari, seorang anak masuk ke dalam rumah makan yang sangat terkenal
dan mahal. Dia masuk seorang diri dan memakai pakaian biasa saja, tidak seperti
anak-anak lain yang memakai pakaian yang bagus. Anak itu duduk di salah satu kursi
lalu mengangkat tangannya untuk memanggil salah satu pelayan.
Seorang pelayan perempuan menghampiri anak kecil itu
lalu memberikan buku menu makanan. Pelayan tersebut
agak heran mengapa anak kecil itu berani masuk ke dalam
rumah makan yang mahal, padahal dari penampilannya,
pelayan itu tidak yakin bahwa sang anak kecil mampu
membayar makanan yang ada.
“Berapa harga es krim yang diberi saus strawberry dan cokelat?” tanya sang anak
kecil.
Sang pelayan menjawab, “Lima puluh ribu,”
Anak kecil itu memasukkan tangan ke dalam saku celana lalu mengambil beberapa
receh dan menghitungnya. Lalu dia kembali bertanya, “Kalau es krim yang tidak
diberi saus strawberry dan cokelat?”
Si pelayan mengerutkan kening, “Dua puluh ribu,”
Sekali lagi anak kecil itu mengambil receh dari dalam saku celananya lalu
menghitung. “Kalau aku pesan separuh es krim tanpa saus strawberry dan cokelat
berapa?”
Kesal dengan kelakuan pembeli kecil itu, pelayan menjawab dengan ketus, “Sepuluh
ribu!”
Sang anak lalu tersenyum, “Baiklah aku pesan itu saja, terima kasih!”
Pelayan itu mencatat pesanan lalu menyerahkan pada bagian dapur lalu kembali
membawa es krim pesanan. Anak itu tampak gembira dan menikmati es krim yang
hanya separuh dengan suka cita. Dia melahap es krim
sampai habis. Kemudian sang pelayan kembali datang
memberikan nota pembayaran.
“Semua sepuluh ribu bukan?” tanya anak itu lalu
membayar es krim pesanannya dengan setumpuk uang receh. Wajah sang pelayan
tampak masam karena harus menghitung ulang receh-receh itu. Lalu sang anak
E. PERCIKAN INSPIRATIF
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
mengeluarkan selembar uang lima puluh ribu dari saku celana belakangnya, “dan ini
tips untuk Anda!” ujar sang anak sambil menyerahkan selembar uang tersebut
untuk si pelayan.
Ada kalanya kita tidak melihat apa yang melekat pada tubuh seseorang saja
sebagai penilaian. Bukan hal yang bagus untuk meremehkan seseorang karena
melihat penilaian dari luar, Anda tidak akan pernah tahu pada beberapa waktu
yang akan datang, seseorang yang Anda remehkan bisa jadi merupakan pengantar
rejeki yang tak terduga. (sumber: http://iphincow.com/2012/09/07/jangan-pernah-meremehkan-orang-lain/)
Refleksi dari Kisah Inspiratif
Setelah membaca kisah inspiratif di atas, sekarang jawab pertanyaan ini yaa!!
1. Hal-hal apa saja yang bisa kamu terapkan dalam hidupmu?
2. Nilai-nilai apa saja yang bisa kamu ambil dari kisah tersebut?
3. Bila kamu menjadi penjual ice cream itu, apa yang akan kamu lakukan?
4. Bila kamu adalah anak yang membeli ice cream apa yang kamu rasakan?
Pilihlah dan berilah tanda cek list (v) pada kolom Sering (S), Kadang (K), Jarang (J), dan Tidak pernah
(T) bila pernyataan ini sesuai dengan keadaanmu saat ini!
No Pernyataan S K J T
1 Saya berteman dengan teman yang berbeda budaya dan
agama
2 Saya bermain HP ketika berbicara dengan orang lain
3 Saya mengejek teman saya
4 Saya menghormati orang lain yang sedang beribadah
5 Saya memperhatikan guru yang sedang mengajar
6 Saya mendengarkan teman saya yang sedang bercerita
7 Saya permisi terlebih dahulu ketika lewat didepan orang
yang lebih tua
8 Saya menyapa teman, guru, dan orang yang lebih tua dari
saya
9 Saya membantu teman saya yang sedang mengalami
kesusahan
10 Saya dapat berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif
dan santun
11 Saya dapat menghargai adanya perbedaan pendapat
12 Saya dapat memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain
dalam pergaulan di masyarakat
13 Terbuka terhadap atau kesediaan untuk menerima sesuatu
yang baru
14 Tidak memaksakan pendapat atau keyakinan diri pada orang
lain
G. EVALUASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
15 Kesediaan untuk belajar dari keyakinan dan gagasan orang
lain
16 Saya terbuka dan bersedia untuk menerima sesuatu yang
baru
17 Saya mampu dan mau bekerja sama dengan siapa pun yang
memiliki keberagaman latar belakang, pandangan, dan
keyakinan
18 Dapat memaafkan kesalahan orang lain
19 Saya dapat menerima kekurangan orang lain
20 Saya menghormati orang lain menjalankan ibadah sesuai
dengan agamanya
H. PESAN MORAL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
No Keterangan
1. Pokok Bahasan Hasil Karyaku
2. Bidang Bimbingan
Pribadi
3. Standar Kompetensi
Siswa dapat menampilkan hasil karyanya sendiri sesuai dengan kreativitasnya
4. Kompetensi Dasar
Siswa mampu mengekspresikan dirinya dengan menghasilkan atau membuat sesuatu hasil karya yang berguna bagi dirinya dan orang lain
5. Indikator a. Siswa mampu menyebutkan ketrampilan yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu hasil karya sendiri
b. Siswa mampu menunjukkan kreativitas yang dimiliki untukmenghasilkan sebuah hasil karya sendiri
c. Siswa mampu menciptakan/menghasilkan sesuatu hasil karya sesuai dengan imajinasi yang dimilikinya
6. Metode Pelayanan
Sharing, bimbingan kelompok, penugasan, permainan
7. Waktu 90 menit
8. Alat dan bahan Kertas lipat, gelas bekas, alat warna, lem, spidol, koran, kertas polos, rafia.
9. Sumber/ referensi
a. http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Bermain+dan+Permainan/Balita/3.permainan.pemacu.keterampilan.anak/001/003/123/11/3
b. http://artsofcards.multiply.com/journal/item/52 c. http://aksay.multiply.com/journal/item/20 d. http://youtube.com/watch?v=Xe_WkNwKrPI e. www.google.com
10. Sasaran Layanan Siswa SMP Kelas VIII ( Terintegrasi semua mapel )
NO KEGIATAN KETERANGAN WAKTU
1. Pengantar dan ice breaking
Guru pembimbing memberi penjelasan mengenai tema bimbingan lalu mengajak siswa ice breaking “Gummy Bear”.
5 menit
2. Tanya jawab
Guru pembimbing mengajak siswa untuk memahami apa itu hasil karya dengan mengumpulkan jawaban dari pertanyaan “apa itu hasil karya?
Guru memberikan arahan bagaimana membuat koran ajaib sesuai dengan keinginan mereka
20 menit
4. Sharing Guru mengajak siswa untuk menceritakan perasaannya ketika membuat koran ajaib.
10 menit
5. Menghias gelas
Guru memberikan arahan pada siswa untuk menghias gelas dan diberikan kepada orangtua setelah gelas selesai dihias
15 menit
6. Refleksi, evaluasi
Guru mengajak siswa melihat dan menceritakan kembali apa saja yang sudah dilalui selama bimbingan berlangsung
10 menit
7. Menonton video singkat
Siswa menonton video singkat tentang “Robot Agriculture, Robot Hidrolik, Robot Transporter Karya Siswa Al-Azhar, Surabaya”.
3 menit
8. Refleksi Setelah menonton video, beberapa siswa mensharingkan pengalaman mereka
7 menit
9. Kibar Siswa membaca Kibar yang tersedia 3 menit
10. Percikan inspirasi
Siswa membaca percikan inspirasi yang telah disediakan dan menjawab pertanyaan dari guru
7menit
11. Kesimpulan dan penutup
Guru memberikan kesimpulan dari pertemuan ini dan menutup pertemuan.
5 menit
1. Koran Ajaib Alat dan Bahan:
a. Kertas koran
b. Gunting
c. Stapler atau lem kertas atau cellotape
d. Rafia
Langkah-Langkah:
a. Siswa membentuk kelompok (4-5 orang dalam 1 kelompok)
b. Setiap kelompok diberikan koran dan rafia
c. Tiap kelompok diminta untuk membuat karya yang sesuai dengan
keinginan mereka
d. Apabila mereka membutuhkan alat dan bahan lainnya perlu disiapkan
juga
e. Setelah mereka selesai membuat karya mereka, maka tiap kelompok
diminta untuk menceritakan karya apa yang mereka buat di depan kelas
C. DESKRIPSI DINAMIKA KELOMPOK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Gelas untuk
ayah dan ibu
Refleksi:
2. Menghias gelas Petunjuk: siswa diminta menghias gelas sesuai dengan imajinasi mereka dan gelas tersebut akan diberikan kepada orang tua atau orang yang mereka sayangi.
Nama kegiatannya “Menghias Gelas”
Yang kita butuhkan:
a. Apapun jenis gelas yang sudah dibawa
b. Kertas warna c. Gunting d. Spidol e. Alat yang dibutuhkan untuk menghias gelas
Cara Mengerjakannya: Menghias gelas sesuai dengan gambar yang diinginkan. Gambarlah yang baik dan sopan
karena gelas ini akan diberikan kepada orang tua atau orang yang kamu sayangi.
Nah, setelah membuat koran
ajaib, mari kita lihat sekarang
hasilnya milik temanmu,
apakah ada yang sama satu
sama lain?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…
Setelah kita melakukan banyak kegiatan hari ini, pasti ada hal yang dapat kamu petik...
Mari sekarang bersama-sama menceritakan hal apa saja yang sudah kita dapat selama
pelajaran tadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
D. KIBAR (Kisah Bergambar)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
KISAH PENDIRI FACEBOOK
Pria cerdas yang menjadi tokoh di balik lahirnya facebook
adalah Mark Zuckerberg. Ia lahir dengan nama lengkap Mark
Elliot Zuckerberg. Kota kelahirannya adalah White Plains dan
tumbuh besar di Dobs Ferry West Chester Country, sebuah kota
kaya di pinggiran Sungai Hudson Amerika Serikat. Zuckerberg
beruntung memiliki dua orang tua dengan latar pendidikan yang
kuat. Ayahnya seorang dokter sementara ibunya yang berana Karen Zuckerberg
berprofesi sebagai psikiater. Mark tumbuh bersama saudanya yang lain: Arielle
Zuckerberg, Donna Zuckerberg dan juga Randi Zuckerberg. Dari namanya,
siapapun bisa menebak bahwa keluarga Zuckerberg memiliki darah Yahudi.Meski
pada faktanya, dengan terang-terangan Mark Zuckerberg mengemukakan bahwa
ia seorang atheis yang taat.
Sejak kecil, Mark sudah menunjukkan kepandaiannya. Saat bersekolah di
Akademi Phiilips Exter, ia dikenal sangat meguasai studi klasin juga ilmu
pengetahuan alam. Setelah lepas dari SMA, ia dikenal sebagai salah satu siswa
dengan kemampuan mencengangkan. Ia menguasai (menulis dan membaca) bahasa
Prancis, Ibrani, Yunani Kuno dan juga Latin. Berkat kepandaian tersebut yang
kemudian mengantarkan Mark Zuckerberg memasuki gerbang Harvard University
yang dikenal sebagai tempat mereka yang berotak encer kuliah. Ia
bahkan terdaftar dalam dua jurusan sekaligus: Psikologi dan
Komputer.
Dalam masa perkuliahan, ia mengajukan sebuah ide untuk membuat sebuah
situs pertemanan di antara para mahasiswa. Ide ini muncul dari kebiasaan kampus
Harvard yang membagikan Face Book atau buku mahasiwa dengan foto-foto
lengkap agar mereka saling mengenal satu sama lain. Sayangnya, ide brilian
Zuckerberg ditolak mentah-mentah. Namun, hal tersebut tak membuatnya
berhenti. Ia tetap mencari berbagai cara untuk mewujudkan idenya. Langkah
pertamanya adalah dengan membuat situs bernama CourseMatch dengan
alamat www.coursematch.com. Situs ini memungkinkan semua teman kelasnya
berkominikasi secara mudah. Minat terhadap Coursematch tidak terlalu signifikan.
Namun Mark tidak berhenti sampai di situ. Ia kemudian membuat situs lainnya
bernama Facemash. Mark kemudian meretas data-data mahasiwa Harvard dan