Page 1
i
EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER
CINTA TANAH AIR
BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING
(Studi Pra Eksperimen pada Siswa/i Kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen
Tahun Ajaran 2016/2017)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh:
Elining Siwiyanti
131114011
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 4
iv
HALAMAN MOTTO
Kita Tidak Akan Menjadi Lebih Baik
Jikalau Tidak Melakukan Hal-hal yang Terbaik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 5
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini saya persembahkan kepada:
Sang Pembuat Karya Terbesar dalam hidup saya
Tuhan Yesus Kristus
Tempat saya kembali, tempat saat bersandar dalam segala
hal yaitu Ayah saya Suwarso dan Ibu saya Kristiyanti
Saudari terkasih saya Enggar dan Mirma serta keluarga
besar sawidata dan wongsopawiro
Pensuport hebat saya yang tak lelah memberikan semangat
Adhitya Christianto
Dan semua orang yang ikut dalam karya hidup saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 8
viii
ABSTRAK
EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER CINTA TANAH AIR
BERBASIS LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
DENGAN PENDEKATAN EXPERIENTIAL LEARNING
(Studi Pra Eksperimen pada Siswa/i Kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen
Tahun Ajaran 2016/2017)
Elining Siwiyanti
Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) peningkatan pendidikan
karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning pada sebelum dan sesudah perlakuan, 2) signifikansi hasil
peningkatan karakter cinta tanah air, 3) peningkatan pendidikan karakter cinta
tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential
learning pada setiap sesi layanan bimbingan.
Penelitian ini adalah penelitian pra eksperimen dengan one group pre-test
post-test design. Instrument yang digunakan terdiri dari, 1) tes karakter cinta tanah
air, 2) self assessment scale. Subjek penelitian berjumlah 32 siswa kelas VIII A
SMP N 1 Petanahan Kebumen. Tes karakter cinta tanah air diberikan dalam
bentuk pilihan ganda bergradasi, dengan jumlah 20 item soal.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: 1) terdapat peningkatan hasil
pendidikan karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal dengan
pendekatan experiential learning antara sebelum dan sesudah perlakuan, 2)
terdapat peningkatan yang signifikan hasil pendidikan karakter cinta tanah air
berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning
pada siswa kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen antara sebelum dan
sesudah perlakuan, 3) terdapat peningkatan karakter cinta tanah air tiap sesi
layanan bimbingan.
Kata kunci: pendidikan karakter, karakter cinta tanah air, bimbingan klasikal,
experiential learning.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 9
ix
ABSTRACT
EFFECTIVENESS OF THE IMPLEMENTATION OF
THE LOVE OF HOMELAND CHARACTER EDUCATION
WITH CLASSICAL COUNSELING SERVICE BASE
EXPERIENTIAL LEARNING APPROACH
(Pre Experiment Study on Students Grade VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen
Academic Year 2016/2017)
Elining Siwiyanti
Sanata Dharma University
This study aims to determine: 1) an increase in the love of homeland
character education with classical counseling service base experiential learning
approach before and after treatment, 2) the significance of the result of the
increase in the love of the homeland characteristics, 3) increased homeland
character education with classical counseling service base experiential learning
approach at each session of counseling services.
This research is pre experiment with one group pre-test post-test design.
Instruments used consisted of, 1) the love of the homeland characteristics test, 2)
self-assessment scale. Subjects are 32 students of grade VIII A SMP N 1
Petanahan Kebumen. The love of the homeland characteristics test is given in the
form of graded multiple choice questions, with the number of question is 20
items.
The results showed that: 1) there is an improvement in terms of the result of
the love of homeland character education with classical counseling service base
experiential learning approach between before and after treatment, 2) there is a
significant increase in terms of the result of the love of homeland character
education with classical counseling service base experiential learning approach in
grade VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen between before and after treatment,
3) there is an increase of the love the homeland characteristics after each session
of counseling services.
Keywords: character education, the love of homeland characteristics, traditional
guidance approach, experiential learning.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 10
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat dan limpahan kasih atas
perlindungan-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang
berjudul: “Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Cinta Tanah Air
Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential Learning
pada Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen Tahun Ajaran
2016/2017” dengan baik.
Berkat dan dukungan dan bimbingan serta nasehat dari berbagai pihak
sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rohadi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si selaku Kepala Program Studi Bimbingan dan
Konseling, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Skripsi.
3. Segenap Bapak Ibu dosen Program Bimbingan dan Konseling atas bimbingan
serta pendampingan selama penulis menempuh studi.
4. Bapak Suwarso dan Ibu Kristiyanti selaku orang tua yang senantiasa
mendoakan dan mendukung proses penulis.
5. Enggar Siwiyanti dan Novita Mirma N yang telah memberikan dukungan dan
doa kepada penulis.
6. Teman-teman seperjuangan BK 2013, Karinsa Widi K, Sifra Dita N, Sindu
Anna W, Stefanus Gagas W, Santo Adi, Fransiskus Wibisana, Dorotea Kartika
W, Maria Puspita, dan teman-teman yang lain yang tidak dapat saya sebutkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 11
xi
satu persatu. Terimakasih sudah saling mensuport, mengingatkan,
mmendoakan, dan membantu selama proses penulisan tugas akhir.
7. Bapak Ibu Guru SMP N 1 Petanahan Kebumen yang sudah mengijinkan
penulis untuk melaksanakan penelitian.
8. Siswa Siswi kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen yang sudah
meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner-kuesioner dari penulis.
Penulis menyadari dalam proses menyelesaikan tugas akhir ini masih ada
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, dengan penuh rasa kerendahan
hati penulis memohon maaf. Penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan dapat digunakan sebagai refrensi alternatif bagi
peniliti lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 12
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v
HALAMAN KEASLIAN KARYA ....................................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................ vii
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......... vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A.Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 8
D.Rumusan Masalah ........................................................................................ 8
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9
G.Definisi Istilah ............................................................................................ 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 13
xiii
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 13
A.Hakikat Pendidikan Karakter ..................................................................... 13
1. Pengertian Karakter ................................................................................ 14
2. Pengertian Pendidikan Karakter ............................................................. 14
3. Tujuan Pendidikan Karakter ................................................................... 16
4. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter ............................................................. 17
5. Prinsip Pendidikan Karakter ................................................................... 21
6. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter ......................................... 21
B. Hakikat Cinta tanah air............................................................................... 23
1. Pengertian Cinta tanah air ...................................................................... 23
2.Perilaku dan Indikator Cinta tanah air ..................................................... 25
3. Karakteristik Individu yang Memiliki Karakter Cinta tanah air ............ 25
4. Aspek-aspek Cinta tanah air ................................................................... 26
C. Hakikat Bimbingan Klasikal ...................................................................... 28
1. Pengertian Bimbingan Klasikal .............................................................. 28
2. Tujuan Bimbingan Klasikal .................................................................... 28
3. Manfaat Bimbingan Klasikal .................................................................. 30
4. Teknik/Strategi dalam Layanan Bimbingan Klasikal............................. 31
5. Langkah-langkah Layanan Bimbingan Klasikal ................................... 31
D.Hakikat Experiential Learning ................................................................... 36
1. Pengertian Experiential Learning ........................................................... 36
2. Tujuan Pendekatan Experiential Learning ............................................. 37
3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Experiential Learning ............. 38
4. Kekuatan Experiential Learning ............................................................ 40
E. Kajian Penelitian Relevan .......................................................................... 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 14
xiv
F. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 42
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 46
A.Pendekatan dan Jenis Penelitian................................................................. 46
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 46
C. Subjek Penelitian ........................................................................................ 47
D.Metode Pengumpulan Data dan Instrumen ................................................ 47
1. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 47
2. Instrumen Penelitian ............................................................................... 49
E. Validitas dan Reabilitas Instrumen ............................................................ 52
1. Validitas Instrumen ................................................................................ 52
2. Reliabilitas Tes dan Kuesioner Skala Penilaian Diri ............................. 55
3. Uji Normalitas ....................................................................................... 55
F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 65
A.Hasil Penelitian .......................................................................................... 65
1. Peningkatan Hasil Sebelum dan Sesudah Layanan. ............................... 64
2. Signifikansi Peningkatan Hasil Sebelum dan Sesudah Layanan. .......... 67
3. Peningkatan Tiap Sesi Layanan Bimbingan. ......................................... 69
B. Pembahasan ................................................................................................ 72
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 76
A.Kesimpulan ................................................................................................ 76
B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 78
C. Saran ........................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 80
LAMPIRAN .......................................................................................................... 82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 15
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Desain Penelitian One Group Pretest Posttest Design ................ 46
Tabel 3.2 Data Subjek Penelitian .......................................................................... 47
Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes .......................................................................................... 50
Tabel 3.4 Kisi-kisi Self Assesment Scale............................................................... 51
Tabel 3.5 Rekapitulasi Uji Validitas Tes .............................................................. 53
Tabel 3.6 Rekapitulasi Uji Validitas Self Assesment Scale .................................. 54
Tabel 3.7 Norma Kategori Statistik Realibilitas Guilford .................................... 56
Tabel 3.8 Reliabilitas Tes ...................................................................................... 57
Tabel 3.9 Reliabilitas Self Assesment Scale .......................................................... 57
Tabel 3.10 Hasil Uji Normalitas Instrumen Tes ................................................... 58
Tabel 3.11 Norma Kategorisasi............................................................................. 60
Tabel 3.12 Norma Kategorisasi Tingkat Karakter Cinta tanah air........................ 63
Tabel 4.1 Distribusi Efektivitas Implementasi Sebelum dan Sesudah .................. 66
Tabel 4.2 Uji Signifikansi Peningkatan Karakter cinta tanah air .......................... 68
Tabel 4.3 Peningkatan Hasil Implementasi .......................................................... 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 16
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Siklus Model Experiential Learning ................................................. 38
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ............................................................................. 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 17
xvii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Peningkatan Rata-Rata Skor Antara Pretest dan Posttest ................... 64
Grafik 4.2 Komposisi Sebaran Subjek Capaian Skor Pre dan Post Test ............. 66
Grafik 4.3 Peningkatan Karakter Cinta tanah air Antar Tiga Sesi Bimbingan .... 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 18
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Tes Karakter Cinta Tanah Air ...................................... 84
Lampiran 2 Self Assesment Scale ...................................................................... 91
Lampiran 3 Tabulasi Data Pre-Test .................................................................. 92
Lampiran 4 Tabulasi Data Post-Test ................................................................ 93
Lampiran 5 Tabulasi Data Sesi 1 ...................................................................... 94
Lampiran 6 Tabulasi Data Sesi 2 ...................................................................... 95
Lamipran 7 Tabulasi Data Sesi 3 ...................................................................... 96
Lampiran 8 Tabulasi Uji Validitas Tes Karakter Cinta Tanah Air ................... 97
Lampiran 9 Tabulasi Uji Validitas Self Assessment Scale ................................ 98
Lampiran 10 Modul Pelayanan Bimbingan ……………….............................. 99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 19
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, identitas masalah,
batasan masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan definisi istilah.
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan sebuah rekayasa yang memiliki tujuan
untuk pembudayaan manusia yang dilakukan dalam pendidikan formal,
informal, dan non formal. Karakteristik yang khas dalam pembelajaran
adalah usaha sadar, terencana dan sistematik untuk mencapai tujuan, yaitu
bertujuan untuk menjadikan manusia yang memiliki karakter baik.
Membahas mengenai pembelajaran yang bertujuan menjadikan manusia
untuk memiliki karakter yang baik, dibahas lebih dalam oleh Kemendiknas
(2010: 8) yang mengatakan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan
yang menanamkan dan mengembangkan karakter-karakter luhur kepada
peserta didik, sehingga mereka memiliki karakter luhur itu, menerapkan
dan mempraktikkan dalam kehidupannya, entah dalam keluarga sebagai
anggota masyarakat dan warga negara.
Sejalan dengan pendapat Kemendiknas, pendidikan karakter saat
ini sudah mulai digalakkan, dimana pelaksanaanya terintegrasi dalam
pembelajaran yang dituangkan dalam Pedoman Pendidikan Karakter di
SMP oleh Direktorat Pembinaan SMP Tahun 2010. Namun pada
pelaksanaannya, hasil yang didapat belum optimal dan mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 20
2
hambatan. Hal tersebut dibuktikan dalam penelitian Barus (2015) yang 2
menemukan bahwa 36,4% dari 653 siswa SMP di 5 kota menunjukkan
hasil pendidikan karakter terintegrasi masih berada pada tingkat kurang
baik, dan hanya 12,3% yang tergolong pada tingkat baik dengan capaian
skor ≥ 7 pada skala stanine. Banyaknya sekolah yang belum bisa
menerapkan pendidikan karakter terintegrasi tersebut disebabkan
kurangnya pemahaman yang dalam dan luas mengenai pendidikan
karakter. Selain itu juga, beberapa sekolah menempatkan pendidikan
karakter hanya sebagai selingan saja bukan sebagai pembelajaran utama
dalam meningkatkan karakter siswa.
Rasa nasionalisme akhir-akhir ini dirasakan tidak sekuat dulu.
Generasi muda saat ini seakan-akan menganggap nasionalisme adalah hal
biasa yang tidak begitu penting. Untuk itu dimulai dari hal-hal sederhana
rasa nasionalisme perlu dibangkitkan kembali dengan menciptakan
semangat kebangsaan. Semangat dari generasi muda inilah yang harus
dikembangkan untuk menciptakan generasi yang mencintai tanah air
Indonesia. Rasa nasionalisme dan kecintaan terhadap tanah air salah
satunya dapat dipupuk melalui pendidikan.
Bangsa Indonesia bisa dikatakan bangsa yang kaya dalam segala
hal, baik dalam budaya, bahasa, kuliner, agama, suku dsb. Generasi muda
semakin banyak yang melirik budaya asing untuk dijadikan acuan
keseharian mereka. Generasi muda justru merasa lebih percaya diri
memakai dan menggunakan produk-produk dari luar negeri dibandingkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 21
3
produk-produk dalam negeri. Saat ini banyak juga orang Indonesia yang
tidak begitu bisa bahasa daerah dari mana mereka berasal. Hal ini sangat
disayangkan karena bahasa adalah salah satu kekayaan Indonesia, tidak
semua negara memiliki aneka ragam bahasa daerah seperti Indonesia.
Maka dari itu dengan adanya mata pelajaran bahasa daerah disetiap
sekolah sangatlah membantu Indonesia untuk tetap mempertahankan
kekayaan bangsa.
Dilihat dari hal sederhana seperti pelaksanaan upacara bendera, ada
beberapa siswa yang menyepelekan upacara bendera. Siswa merasa
upacara bendera adalah hal yang membosankan, hal yang tidak terlalu
penting untuk dilaksanakan terus menerus. Selain kurangnya penghayatan
pada saat upacara bendera, banyak juga siswa atau generasi muda yang
tidak hafal lagu-lagu nasional maupun lagu daerah, tidak mengetahui
pahlawan-pahlawan nasional, bahkan juga banyak peserta didik yang tidak
hafal sila-sila Pancasila (Susanto, 2008: 49).
Dunia yang semakin modern dan semakin maju membuat anak-
anak muda saat ini semakin pintar dalam mempergunakan kemajuan
teknologi yang ada. Dengan adanya teknologi yang semakin canggih,
seperti alat komunikasi yang mereka bawa dan pergunakan sangatlah
mudah untuk mengakses apa yang mereka inginkan. Banyak orang
khususnya generasi muda merasa harus mengikuti perkembangan jaman
yang ada. Orang tidak ingin ketinggalan jaman, sehingga menjadikan
individu tersebut atau generasi muda seakan-akan harus selalu mengikuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 22
4
trand yang ada. Dalam dunia fashion misalnya, generasi muda cenderung
akan memilih/ mencontoh fashion dan trand yang dianggapnya menarik
dan tidak ketinggalan jaman. Beberapa generasi muda yang dijumpai
mengatakan bahwa, kepercayaan diri mereka ditentukan melalui fashion
yang dipakainya. Mereka akan merasa percaya diri ketika mereka
mengikuti dan memakai fashion layaknya aktor maupun aktris dari barat
dibandingan fashion yang ada di Indonesia. Tetapi apabila kita mau
menilik lebih jauh mengenai dunia fashion di Indonesia sebenarnya tidak
kalah bagus dengan fashion di luar negeri, karena Indonesia memiliki
keunikan yang dapat ditonjolkan misalnya, batik saat ini mulai
dikembangkan dan dikenalkan hingga manca negara. Warna dan
kekhasannya menjadikan daya tarik tersendiri untuk penggunanya, selain
itu kain batik bisa dibuat banyak sekali pakaian-pakaian indah sesuai
kreatifitas desainer atau perancang busana. Banyak orang luar negeri yang
merasa tertarik dan menyukai kain batik, karena menurut mereka kain
batik unik dari pada kain-kain lainnya, seharusnya kita sebagai orang
Indonesia harus lebih bisa menghargai dan bangga terhadap produk
Indonesia.
Rasa toleransi antar warga Indonesia akhir-akhir ini sedang tidak
baik. Adanya profokasi menjadikan warga saling menyalahkan satu sama
lain, bersikeras bahwa agama yang dianutnya adalah agama yang paling
benar. Orang-orang yang mudah di profokasi adalah orang yang
pendidikannya rendah yang tidak mau ambil pusing akan tidakannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 23
5
Maraknya tawuran-tawuran pelajar dikota-kota besar juga menyedot
keprihatinan publik dan tentunya meresahkan masyarakat. Hal semacam
itu merupakan salah satu tindakan yang secara tidak langsung sedikit demi
sedikit menghancurkan karakter bangsa. Indonesia adalah negara yang
kaya akan budaya, agama, dan suku, melalui semua itu Indonesia harusnya
mampu melesat dan melompat tinggi ke manca negara mempertunjukkan
kekayaan bangsa Indonesia. Banyak kekayaan Indonesia yang bisa kita
tunjukkan, adanya tarian-tarian tradisional, kuliner yang kaya rasa akan
rempah-rempah Indonesia, bahasa yang unik dari masing-masing daerah,
agama, dan suku yang beraneka ragam menjadikan bangsa Indonesia
bangsa yang besar.
Penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari juga
merupakan bentuk penghargaan besar untuk Negara. Menghormati satu
sama lain dan memiliki rasa toleransi sangatlah diperlukan dalam bangsa
ini sehingga nantinya bangsa tidak akan mudah tercerai berai. Persatuan
akan semakin kuat dan bangsa Indonesia akan semakin besar dan berharga
di mata orang banyak apabila suatu bangsa memiliki ciri khas dan karakter
yang baik.
Salah satu upaya untuk meningkatkan semangat cinta tanah air
adalah melalui pendidikan karakter. Pendidikan karakter digunakan
sebagai bahan untuk menciptakan generasi muda yang memiliki jiwa
nasionalisme. Pendidikan karakter dapat dilaksanakan dan disisipkan pada
saat proses sebelum belajar mengajar di kelas, penerapan pada lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 24
6
sekolah, maupun pada saat ekstrakurikuler, meskipun dengan waktu yang
singkat. Misalnya guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu wajib
kebangsaan maupun lagu daerah ketika awal proses belajar mengajar
dimulai. Membudayakan buang sampah pada tepatnya, dan menjaga
lingkungan, hal itu adalah bentuk rasa nasionalisme. Saling menghormati
dan memberi salam satu sama lain juga merupakan ciri khas orang
Indonesia yang ramah kepada semua orang. Dengan hal-hal sederhana
seperti itu secara tidak langsung guru telah mengajarkan dan
menananmkan sikap nasionalisme kepada peserta didik. Pemberian atau
penanaman nilai-nilai karakter cinta tanah air seperti itu guru telah
mengajarkan siswa untuk belajar mencintai bangsa Indonesia.
Peneliti melakukan penelitian melalui kegiatan di kelas atau biasa
disebut layanan bimbingan klasikal. Menurut Winkel dan Hastuti
(2004:545) bimbingan klasikal adalah bimbingan kelompok yang
dilakukan secara klasikal atau dilaksanakan dengan melibatkan seluruh
siswa dalam suatu kelas di sekolah pada umumnya. Bimbingan klasikal
dapat dipahami pula sebagai bimbingan secara kelompok yang besar (20-
40 orang) dan berada dalam kelas. Bimbingan klasikal secara umum
membantu peserta didik tanpa memandang ragam permasalahan peserta
didik tetapi lebih memandang berdasarkan kebutuhan peserta didik.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Petanahan Kebumen
adalah salah satu sekolah yang menanamkan budaya cinta tanah air.
Upacara bendera masih dilaksanakan di sekolah tersebut untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 25
7
menghormati para pahlawan yang telah gugur. Tujuan lain dari
pelaksanaan upacara bendera tidak lain adalah meningkatakan kedisiplinan
siswa dalam menjalani pendidikannya. Namun pada kenyataannya
beberapa siswa cenderung mengabaikan peraturan ataupun norma-norma
yang berlaku dan siswa cenderung tidak disiplin. Masih terdapat siswa
yang mencari-cari dan memberikan alasan-alasan untuk bisa tidak
mengikuti upacara bendera. Selain itu siswa/ orang minoritas yang
beragama non muslim cenderung dipandang remeh oleh yang lain.
Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian yang berjudul “Efektivitas Implementasi Pendidikan
Karakter Cinta Tanah Air Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal
dengan Pendekatan Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII A
SMP N 1 Petanahan Kebumen Tahun Ajaran 2016/2017”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, ditemukan beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Siswa lebih percaya diri mengikuti fashion luar negeri seperti, cara
mereka memilih dan berpakaian.
2. Beberapa siswa menghindari upacara bendera.
3. Adanya siswa yang diminoritaskan karena agama yang dianutnya.
4. Pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah belum optimal.
5. Ada siswa yang kurang taat terhadap peraturan dan norma yang
berlaku di SMP Negeri 1 Petanahan, Kebumen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 26
8
6. Adanya beberapa siswa yang sering terlambat masuk sekolah dan hal
tersebut selalu terulang.
7. Belum ada penelitian mengenai karakter cinta tanah air di SMP N 1
Petanahan Kebumen.
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini difokuskan untuk menjawab masalah yang sedang
teridentifikasi di atas khusunya terkait dengan butir masalah nomor 1, 3,
dan 4 dengan mengkaji capaian karakter cinta tanah air SMP N 1
Petanahan Kebumen antara hasil pre-post tet dan skor setiap siklus (self
assesment scale) yang menunjukkan peningkatan karakter cinta tanah air
melalui layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiental
learning pada siswa kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen.
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut.
1. Seberapa tinggi peningkatan pendidikan karakter cinta tanah air
melalui layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential
learning pada siswa kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumenn
tahun 2016/2017 jika dilihat dari hasil pre test dan post test?
2. Apakah terdapat peningkatan yang signifikan terhadap hasil
pendidikan karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan
klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas
VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 27
9
3. Seberapa tinggi peningkatan pendidikan karakter cinta tanah air
berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential
learning pada siswa kelas VIII A SMP N 1 Petanahan antar sesi
layanan?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis seberapa tinggi peningkatan pendidikan karakter cinta
tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning pada siswa kelas VIII A SMP N 1 Petanahan
kebumen berdasarkan hasil pre test dan post test.
2. Menganalisis signifikansi hasil pendidikan karakter cinta tanah air
berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential
learning pada siswa kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen.
3. Menganalisis hasil peningkatan pendidikan karakter cinta tanah air
berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential
learning pada siswa kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen antar
sesi layanan.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapat penulis dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 28
10
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini memberikan tambahan pengetahuan yang lebih luas
kepada penulis, dan penulis berharap nantinya tugas akhir ini dapat
menjadi refrensi untuk penulis lainnya yang akan melakukan
penelitian sejenis dalam mengembangkan pengetahuan perkembangan
dunia pendidikan khususnya dalam pelaksanaan pendidikan karakter
Cinta tanah air.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi kepala sekolah dan para guru
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi acuan yang
dapat digunakan oleh sekolah guna mengetahui dan memahami
seberapa efektif penerapan pendidikan karakter dengan layanan
bimbingan klasikal diterapkan pada siswa. Hasil penelitian ini
juga dapat digunakan oleh kepala sekolah dan para guru guna
menyusun strategi tepat untuk meningkatkan kolaborasi
pendidikan karakter di sekolah demi tercapainya nilai-nilai
karakter pada siswa.
b. Bagi siswa kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen
Para siswa dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk
melihat seberapa baik (efektif) hasil pendidikan karakter dengan
model bimbingan klasikal yang mulai diterapkan kepada diri
mereka. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan kepada para siswa mengenai manfaat, pengetahuan, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 29
11
bimbingan bagi pengolahan diri siswa, khsusnya berkaitan dengan
karakter. Hal tersebut akan semakin memotivasi siswa/i untuk
dapat berkembang lebih optimal dan menjadi pribadi yang lebih
baik.
c. Bagi Peneliti
Peneliti dapat mengetahui dan memahami efektivitas hasil
implementasi pendidikan karakter di SMP N 1 Petanahan
Kebumen tahun ajaran 2016/2017. Selain itu, peneliti dapat
mengusulkan penyusunan modul pendidikan karakter yang sesuai
guna meningkatkan nilai-nilai karakter dalam diri siswa.
G. Definisi Istilah
1 Karakter dalam penelitian ini adalah perwujudan pikiran, perasaan dan
tindakan manusia yang didasarkan pada nilai-nilai yang berhubungan
dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, masyarakat, dan negara
yang didasarkan pada norma, hukum, budaya, adat, dan agama.
2 Pendidikan Karakter dalam penelitian ini adalah upaya intervensi
penanaman nilai-nilai karakter bagi siswa yang berguna bagi
perkembangan pribadi siswa.
3 Cinta tanah air dalam penelitian ini “Cinta tanah air adalah berfikir,
bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bangsa dan negara” seperti mecintai
produk dalam negeri, menjunjung tinggi bahasa, tidak fanatik terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 30
12
daerah orang lain (budaya, suku, agama), dan menjunjung tinggi nilai-
nilai Pancasila.
4 Bimbingan Klasikal dalam penelitian ini adalah bentuk layanan yang
diberikan kepada siswa dalam memperoleh informasi, pengalaman,
dan keterampilan serta bertujuan untuk membantu siswa memenuhi
tugas perkembangan di semua aspek kehidupannya.
5 Experiential Learning dalam penelitian ini adalah metode
pembelajaran yang mengutamakan pada proses pengalaman belajar
dengan beberapa tahap yakni experiencing, publishing, processing,
generalising, dan applying.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 31
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan hakikat pendidikan karakter, hakikat cinta tanah
air, hakikat bimbingan klasikal, dan hakikat experiental learning.
A. Hakikat Pendidikan Karakter
1. Pengertian Karakter
Menurut Suyanto (2010) karakter adalah cara berpikir dan
berperilaku yang menjadi ciri khas setiap individu untuk hidup dan
bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan
negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa
membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat
dari keputusan yang dibuat oleh tiap individu. Artinya karakter dapat
dilihat melalui pola pikir dan perilaku seseorang dalam melihat suatu
masalah dan menemukan jalan keluar bagi masalahnya di lingkungan
keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.
Zubaedi (2011) mendefinisikan bahwa karakter mengacu pada
serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi
(motivations), dan keterampilan (skill). Keempat aspek tersebut
membentuk karakter seorang individu. Dengan kata lain, karakter dapat
terwujud pada keterampilan individu dalam bersikap dan berperilaku
dengan memiliki motivasi yang mengacu pada nilai-nilai positif.
Menurut Lickona (2013) bahwa karakter berkaitan dengan
konsep moral (moral knowing), sikap moral (moral feeling), dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 32
14
perilaku moral (moral feeling). Berdasarkan ketiga komponen ini dapat
dinyatakan bahwa karakter yang baik didukung oleh pengetahuan
tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik dan melakukan
perbuatan kebaikan. Ketiganya tidak berjalan sendiri, namun saling
berkaitan dalam membentuk karakter individu. Sehingga individu tidak
hanya knowing (mengetahui), tetapi dapat merasakan bahkan bersikap
sesuai hati nuraninya.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa karakter adalah
sikap, perilaku, cara berpikir, dan motivasi yang dimiliki oleh setiap
individu untuk hidup dan bekerjasama di lingkungan masyarakat. Untuk
membentuk karakter yang baik perlu didukung oleh pengetahuan
tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat dan melakukan perbuatan
kebaikan.
2. Pengertian Pendidikan Karakter
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter adalah “bawaan,
hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat,
temperamen, watak”. Adapun berkarakter adalah berkepribadian,
berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak”. Menurut Lickona
(1991), pendidikan karakter merupakan pendidikan yang menekankan
tiga hal dalam mendidik, yaitu knowing, loving, and acting the good.
Menurutnya keberhasilan pendidikan karakter dimulai dengan
pemahaman karakter yang baik, mencintainya, dan pelaksanaan atau
peneladanan atas karakter baik itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 33
15
Menurut Suyanto (2010), Pendidikan karakter adalah
pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan
aspekpengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan
(action). Tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan
efektif.
Dari penjelasan di atas pendidikan karakter adalah sebuah
bentuk hasil usaha dari manusia itu sendiri berupa hasil
pengembangan diri. Disamping itu cara terbaik mengembangkan
kemampuan karakter anak merupakan langkah paling tepat
melindungi kehidupan moralnya sekarang dan selanjutnya. Sehingga
karakter dapat diartikan sebagai identitas diri seseorang. Sebagai
aspek kepribadian, karakter merupakan cerminan kepribadian secara
utuh dari seseorang: mentalitas, sikap, dan perilaku. Dalam instansi
pendidikan karakter dipakai sebagai uapaya penanaman kecerdasan
dalam berpikir, penghayatan dalam bentuk sikap, dan pengalaman
dalam bentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang
menjadi jati dirinya, diwujudkan dalam interaksi dengan Tuhannya,
diri sendiri, antar sesama, dan lingkungannya. Nilai-nilai luhur
tersebut antara lain: kejujuran, kemandirian, sopan santun, kemuliaan
sosial, kecerdasan berpikir termasuk kepenasaran akan intelektual,
dan berpikir logis. Penanaman pendidikan karakter perlu proses,
contoh teladan, dan pembiasaan atau pembudayaan lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 34
16
peserta didik dalam lingkungan sekolah, keluarga, lingkungan
masyarakat, maupun lingkungan media massa.
3. Tujuan Pendidikan Karakter
Dalam UUSPN No. 20 tahun 2003 Bab 2 Pasal 3 mengenai fungsi
dan tujuan Pendidikan nasional mengatakan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
Konteks pendidikan karakter berkaitan tentang kemampuan yang
harus dikembangkan pada peserta didik, yaitu kemampuan yang akan
menjadikan manusia sebagai makhluk yang berketuhanan dan
mengemban amanah sebagai pemimpin dunia. Dapat diringkaskan
bahwasannya tujuan pendidikan nasional mengarah pada
pengembangan berbagai karakter manusia Indonesia.
Menurut Koesoma, (2012:9) tujuan pendidikan kaakter dalam
setting sekolah adalah sebagai berikut:
a. Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang
dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian/
kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang
dikembangkan.
b. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak sesuai dengan nilai-
nilai yang dikemangkan oleh sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 35
17
c. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan
masyarakat dalam memerankan tanggung jawab.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan pendidikan
karakter memiliki tuuan sebagai pengoreksi, meningkatkan, dan
mengembangkan mutu suatu pendidikan di Indonesia. Berkaitan
dengan pembentukan karakter peserta didik diharapkan dapat
mencapai nilai-nilai yang sesuai dengan yang telah ditetapkan sekolah,
keluarga, maupun masyarakat, sehingga dalam hal ini diperlukan
adanya rancangan yang utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan
tujuan kompetensi lulusan yang ada, sehingga peserta didik mampu
membangun koneksi dalam hubungan yang harmonis dengan
lingkungan sekitarnya.
4. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter di Indonesia memiliki 18 nilai karakter yang
sudah dirumuskan oleh Kementrian Pendidikan Nasional
(Kemendiknas). Nilai karakter ini ditanamkan dalam diri peserta didik
sebagai upaya membangun karakter bangsa (Suyadi, 2013). Berikut ini
akan dikemukakan 18 nilai karakter menurut Kemediknas:
a. Religius
Ketaatan dan kepatuhan dalam memahami dan melaksanakan
ajaran agama (aliran kepercayaan) yang dianut, termasuk dalam hal
ini adalah sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama (aliran
kepercayaan) lain, serta hidup rukun dan berdampingan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 36
18
b. Jujur
Sikap dan perilaku yang mencerminkan kesatuan pengetahuan,
perkataan, dan perbuatan (mengetahui yang benar, mengatakan
yang benar dan melakukan yang benar), sehingga menjadikan
orang yang bersangkutan sebagai pribadi yang dapat dipercaya.
c. Toleransi
Sikap dan perilaku yang mencerminkan penghargaan terhadap
perbedaan agama, aliran keprcayaan, suku, adat, bahasa, etnis,
pendapat, dan hal-hal lain yang berbeda dengan diriny secara sadar
dan terbuka serta dapat hidup tenang ditengah perbedaan tersebut.
d. Disiplin
Kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap segala bentuk
peraturan atau tata tertib yang berlaku.
e. Kerja keras
Perilaku yang menunjukkan upaya secara sungguh-sungguh
(berjuang hingga titik darah penghabisan) dalam menyelesaikan
berbagai tugas, permasalahan, pekerjaan, dan lain-lain dengan
sebaik-baiknya.
f. Kreatif
Sikap dan perilaku yang mencerminkan inovasi dalam berbagai
segi dalam memecahkan masalah, sehingga selalu menemukan
cara-cara baru, bahkan hasil-hasil baru yang lebih baik dari
sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 37
19
g. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan berbagai tugas maupun persoalan. Namun hal ini
bukan berarti tidak boleh kerja sama secara kolaboratif, melainkan
tidak boleh melemparkan tugas daan tanggung jawab kepada orang
lain.
h. Demokratis
Sikap dan cara berpikir yang mencerminkan persamaan hak dan
kewajiban secara adil dan merata antara dirinya dengan orang lain.
i. Rasa ingin tahu
Cara berpikir, sikap, dan perilaku yang mencerminkan penasaran
dan keingintahuan terhadap segala hal yang dilihat, didengar, dan
dipelajari secara lebih mendalam
j. Semangat kebangsaan atau nasionalisme
Sikap dan tindakan yang menempatkan kepentingan bangsa dan
Negara di atas kepentingan pribadi atau individu dan golongan.
k. Cinta tanah air
Sikap dan perilaku yang mencerminka rasa bangga, setia, peduli,
dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, budaya, ekonomi,
politik, dan sebagainya, sehingga tidak mudah menerima tawaran
bangsa lain yang dapat merugikan bangsa sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 38
20
l. Menghargai prestasi
Sikap terbuka terhadap prestasi orang lain dan mengakui
kekurangan diri sendiri tanpa mengurangi semangat berprestasi
yang lebih tinggi.
m. Komunikatif
Senang bersahabat dan proaktif, yakni sikap dan tindakan terbuka
terhadap orang lain melalui komunikasi yang santun sehingga
tercipta kerja sama secara kolaboratif dengan baik.
n. Cinta damai
Sikap dan perilaku yang mencerminkan suasana damai, aman,
tenang, dan nyaman atas kehadiran dirinya dalam komunitas atau
masyarakat tertentu.
o. Gemar membaca
Kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk menyediakan waktu secara
khusus guna membaca berbagai informasi, baik buku, jurnal,
majalah, koran, dan sebagainya, sehingga menimbulkan kebijakan
bagi dirinya.
p. Peduli lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya menjada dan melestarikan
lingkungan sekitar.
q. Peduli sosial
Sikap dan perbuatan yang mencerminkan kepedulian terhadap
orang lain maupun masyarakat yang membutuhkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 39
21
r. Tanggung jawab
Sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya, baik yang berkaitan dengan diri sendiri, sosial,
masyarakat, bangsa, negara maupun agama.
5. Prinsip Pendidikan Karakter
Suyanto (2010; 23), menegaskan bahwa pendidikan karakter
harus didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter
b. Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup
pemikiran, perasaan, dan perilaku
c. Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk
membangun karakter
d. Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian
e. Memberi kesempatan kpeada peserta didik untuk menunjukkan
perilaku yang baik
f. Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan
menantang yang menghargai semua peserta didik, membangun
karakter mereka, dan membantu mereka untuk sukses
g. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik
h. Memfungsikan seluruh staff sekolah sebagai komunitas moral yang
berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada
nilai dasar yang sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 40
22
i. Adanya pembagian menghargai keragaman moral dan dukungan
luas dalam membangun inisiatif pendidikan karakter
j. Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra
dalam usaha membangun karakter
k. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-
guru karakter, dan manifestasi.
6. Indikator Keberhasilan Pendidikan Karakter
Suyanto (2010: 9) menegaskan bahwa keberhasilan program
pendidikan karakter dapat diketahui terutama melalui pencapaian
butir-butir Standar Kompetensi Lulusan oleh peserta didik yang
meliputi sebagai berikut: (1) Mengamalkan ajaran agama yang dianut
sesuai dengan tahap perkembangan remaja; (2) Memahami kekurangan
dan kelebihan diri sendiri; (3) Menunjukkan sikap percaya diri; (4)
Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang
lebih luas; (5) Menghargai keragaman agama, budaya, suku, ras, dan
golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional; (6) Mencari dan
menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain
secara logis, kritis, dan kreatif; (7) Menunjukkan kemampuan berpikir
logis, kritis, kreatif, dan inovatif; (8) Menunjukkan kemampuan belajar
secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya; (9)
Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari; (10) Mendeskripsikan gejala alam dan
sosial; (11) Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab; (12)
Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 41
23
berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam negara
kesatuan Republik Indonesia; (13) Menghargai karya seni dan budaya
nasional; (14) Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan
untuk berkarya; (15) Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman,
dan memanfaatkan waktu luang dengan baik; (16) Berkomunikasi dan
berinteraksi secara efektif dan santun; (17) Memahami hak dan
kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat;
Menghargai adanya perbedaan pendapat; (18) Menunjukkan
kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana; (19)
Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana; (20)
Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan
menengah; (21) Memiliki jiwa kewirausahaan.
B. Hakikat Cinta Tanah Air
1. Pengertian Cinta Tanah Air
“Cinta tanah air adalah berfikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi
terhadap bangsa dan negara” (Karnadi, 2007:12). Cinta tanah air
tergambar pada diri seseorang ketika orang tersebut bisa berpikir dan
bersikap baik atas negaranya. Seperti menghargai perjuangan
pahlawan, memiliki kartu tanda penduduk (KTP) tidak lebih dari satu
dan pastinya setia menjaga nama baik bangsa Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 42
24
Cinta tanah air yaitu mengenal dan mencintai tanah air wilayah
nasionalnya sehingga selalu waspada dan siap membela tanah air
Indonesia, terhadap segala bentuk ancaman tantangan, hambatan dan
gangguan yang dapat membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan
negara oleh siapapun dan dari manapun sehingga diharapkan setiap
warga negara Indonesia akan mengenal dan memahami wilayah
nusantara, memelihara melestarikan, mencintai lingkungannnya dan
senantiasa menjaga nama baik dan mengharumkan Negara Indonesia
dimata dunia (Suwarno, 2000:12).
Cinta tanah air adalah suatu sikap mencintai, bangsa dan Negara
tanpa mengenal fanatisme kedaerahan. Cinta tanah air berarti cinta
pada lingkungan dimana ia berada sampai pada ujungnya mencintai
Negara tempat ia memperoleh sumber penghidupan dan menjalani
kehidupan sampai akhir hayatnya. Dengan demikian dapat dikatakan
Cinta tanah air adalah perilaku yang menunjukkan kepedulian,
penghargaan, yang dilandasi semangat kebangsaan dan rela berkorban
demi nusa dan bangsa. Sikap cinta tanah air tiap individu dapat
tercemin melalui perilaku kehidupannya sehari-hari. Di Indonesia
anak-anak diwajibkan untuk menempuh pendidikan, karena melalui
pendidikan peserta didik dikenalkan dan diajarkan untuk mengenal dan
mencintai Negaranya Indonesia.
Cinta tanah air sama halnya cinta dengan lingkungan dimana kita
tinggal. Meyakini bahwa Pancasila sebagai dasar Negara dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 43
25
mengimplementasikannya dalam keseharian. Bela negara adalah salah
satu sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap warga Negara. Bela
negara adalah tekad, sikap, dan perilaku warga Negara yang dijiwai
oleh kecintaannya kepada Negara kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 45 dalam menjalankan kelangsungan
hidup bangsa dan Negara (Suwarno, 2000:7). Salah satu upaya Bela
negara adalah dengan tetap diselenggarakannya Pendidikan
kewarganegaraan sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional.
2. Perilaku dan Indikator Cinta Tanah Air
Perilaku sikap Cinta tanah air berarti mencintai produk dalam
negeri, rajin belajar bagi kemajuan bangsa dan Negara, mencintai
lingkungan hidup, melaksanakan hidup bersih dan sehat, mengenal
wilayah tanah air tanpa fanatisme kedaerahan (Dirjen Pothankam,
2010:47). Kesimpulannya adalah perilaku Cinta tanah air bisa didapat
ketika seseorang bisa memulai hal kecil seperti mencintai produk
dalam negeri, menempuh pendidikan, mengenal lingkungan dan hidup
damai antar sesama serta tidak fanatik terhadap daerah orang lain
(budaya, agama, suku, dan ras) adalah bukti bahwa Indonesia Negara
yang besar dari masyarakat yang memiliki perilaku baik.
3. Karakteristik Individu yang Memiliki Karakter Cinta Tanah Air
Individu yang memiliki perilaku cinta tanah air adalah individu
yang bertaqwa kepada Tuhannya, memiliki semangat kebangsaan,
disiplin akan norma dan peraturan yang ada, bertanggung jawab dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 44
26
peduli akan sesama, memiliki rasa toleransi antar agama, suku, budaya
lain, berbahasa Indonesia baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari,
menjalin kerukunan antar masyarakat, saling menghormati dan
menghargai, bangga akan bangsa dan negara, cinta produk dalam
negeri, tenggang rasa, Bineka Tunggal Ika (berbeda tetap satu tujuan),
sederhana, kreatif, cekatan (Susanto, 2008:25).
Dari pendapat ahli diatas, individu yang memiliki karakteristik
karakter cinta tanah air adalah individu yang mempunyai perilaku baik
terhadap tanah airnya. Menghargai perbedaan yang ada di Indonesia,
menghargai perjuangan pahlawan dan menjunjung tinggi bahasa
adalah ciri individu yang memiliki karakteristik baik, dan bangga akan
produk serta kekayaan yang ada di Indonesia.
4. Aspek-Aspek Cinta Tanah Air
Karakter cinta tanah air dikaitkan melalui keragaman yang ada di
Indonesia menurut Kurniawan (2013) terdapat beberapa aspek yang
perlu dipahami, antara lain adalah:
a. Sikap Bela Negara untuk Tanah Air
Cinta tanah air terbentuk dari adanya rasa kebanggaan, rasa
memiliki, rasa menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang
dimiliki oleh setiap individu pada negara tempat ia tinggal yang
tercermin dari perilaku membela tanah airnya, menjaga dan
melindungi tanah airnya, rela berkorban demi kepentingan bangsa
dan negaranya, mencintai adat atau budaya yang ada di negaranya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 45
27
dengan melestarikan alam dan lingkungan. Selain itu, menghargai
perjuangan para pahlawan, memiliki rasa toleransi antar satu
sama lain, menjunjung tinggi bahasa, memakai dan menyukai
produk dalam negeri merupakan sikap yang tercermin pada bela
negara.
b. Menghargai Orang Lain (toleransi) sebagai Warga Negara
Indonesia.
Terbentuknya sikap toleran menjadikan individu memahami
setiap perbedaan, sikap saling tolong menolong antar sesama
umat yang tidak membedakan suku, agama, budaya maupun ras,
dan adanya rasa saling menghormati serta menghargai antar
sesama umat manusia. Aspek toleransi dimaksudkan untuk
banyaknya siswa yang kurang terbuka pada berbagai macam latar
belakang orang lain disekitarnya.
c. Taat pada Norma dan Peraturan
Dalam kehidupan sehari-hari taat pada peraturan dan norma
harus diimbangi dengan sikap individu itu sendiri. Tidak hanya
peraturan dan norma Negara saja, tetapi sebagai peserta didik taat
pada peraturan dan norma yang ada di lingkungan dia berada baik
keluarga, sekolah, maupun masyarakat harus dipatuhi. Individu
harus menyadari dan tahu tujuan peraturan dan norma dibuat.
Karena apabila peraturan dan norma tersebut dilanggar maka
individu tersebut harus siap dengan sanksi yang berlaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 46
28
C. Hakikat Bimbingan Klasikal
1. Pengertian Bimbingan Klasikal
Makhrifah & Nuryono (2014:1) mengemukakan bimbingan
klasikal merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling
yang diberikan kepada peserta didik oleh guru bimbingan dan
konseling atau konselor kepada sejumlah peserta didik dalam suatu
kelas yang dilaksanakan di dalam kelas.
Winkel dan Hastuti (2004) menjelaskan bimbingan klasikal
merupakan istilah yang khusus digunakan di institusi pendidikan
sekolah dan menunjuk pada sejumlah siswa yang dikumpulkan
bersama untuk kegiatan bimbingan. Pengertian lain menyebutkan
bahwa bimbingan klasikal adalah bimbingan yang berorientasi pada
kelompok siswa dalam jumlah yang cukup besar antara 30-40 orang
siswa (satu kelas). Bimbingan klasikal dirancang menuntut konselor
untuk melakukan kontak langsung dengan peserta didik di kelas.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
bimbingan klasikal merupakan pemberian layanan informasi kepada
peserta didik melalui bimbingan dan konseling berfkus pada
optimalisasi perkembangan peserta didik itu sendiri.
2. Tujuan Bimbingan Klasikal
Menurut Makhrifah & Nuryono (2014: 2) strategi layanan dalam
bimbingan dan konseling memiliki tujuan untuk meluncurkan
aktivitas-aktivitas pelayanan yang mengembangkan potensi siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 47
29
atau mencapai tugas-tugas perkembangannya, sehingga dapat
mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan dalam Suciati (2005)
mendeskripsikan tujuan bimbingan klasikal ke dalam beberapa
bagian diantaranya sebagai berikut:
a. Tujuan bimbingan klasikal berdasarkan aspek kognitif
Berorientasi pada kemampuan berpikir, dimana mencakup
kemampuan intlektual yang sederhana, yaitu mengingat sampai
pada pemecahan masalah. Secara hirarkis tujuan bimbingan
klasikal pada aspek kognitif dari tingkatan paling rendah
meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis,
dan evaluasi.
b. Tujuan bimbingan klasikal berdasarkan aspek afektif
Berorientasi pada perasaan emosi, sistem, nilai dan sikap yang
menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu.
Secara hirarki tujuan bimbingan klasikal pada aspek afektif dari
tingkatan paling rendah meliputi penerimaan, partisipasi,
penentuan, sikap, pembentukan organisasi sitem nilai, dan
pembentukan pola hidup.
c. Tujuan bimbingan klasikal berdasarkan aspek psikomotorik
Berorientasi pada ketrampilan motorik individu mengenai
anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi syaraf
dan otot. Secara hirarkis tujuan bimbingan klasikal pada aspek
psikomotorik dari tingkatan paling rendah meliputi persepsi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 48
30
kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan
kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreativitas.
3. Manfaat Bimbingan Klasikal
Manfaat bimbingan klasikal menurut Depdiknas (Departemen
Pendidikan Nasional) tentang Bimbingan dan Konseling (2004)
diantaranya sebagai berikut:
a. Siswa semakin memahami dirinya seperti bakat, minat, sifat,
sikap, kemampuan, kebiasaan, perasaan, tingkah laku dan lain
sebagainya.
b. Siswa semakin bersikap baik dan berhasil dalam proses
bersosialisasi terhadap orang lain atau lingkungannya.
c. Siswa semakin tertarik, termotivasi, dan berminat untuk belajar
lebih giat sehingga hasil belajarnya menjadi baik.
d. Siswa semakin mampu menyelesaikan masalahnya dan
mengambil keputusan sendiri Dallam hidupnya, serta mampu
merencanakan kegiatan-kegiatan yang berguna untuk
pengembangan hidupnya.
e. Siswa semakin mampu mengembangkan nilai dan sikap secara
menyeluruh, serta perasaan sesuai dengan penerimaan diri.
f. Siswa semakin mampu menerima dan memahami tingkah laku
manusia.
g. Siswa semakin mampu untuk mempersiapkan diri dalam
menghadapi masa depan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 49
31
4. Teknik/Strategi dalam Layanan Bimbingan Klasikal
Penggunaan teknik dalam kegiatan layanan bimbingan
klasikal/kelompok mempunyai banyak fungsi. Selain dapat lebih
memfokuskan kegiatan bimbingan klasikal/kelompok terhadap tujuan
yang ingin dicapai, juga dapat membangun suasana dalam kegiatan
bimbingan lebih bergairah. Juga dapat membuat siswa agar tidak jenuh
dan bosan mengikuti kegiatan bimbingan. Seperti yang dikemukakan
oleh Tatiek Romlah (2001:86), “Bahwa teknik bukan merupakan
tujuan tetapi sebagai alat untuk mencapai tujuan”. Berikut beberapa
teknik yang biasa digunakan dalam pelaksanaan bimbingan
klasikal/kelompok:
a. Teknik pemberian informasi (expository)
Teknik pemberian informasi disebut juga dengan metode
ceramah. Artinya pemberian penjelasan oleh seorang pembicara
kepada sekelompok pendengar. Pelaksanaan teknik pemberian
informasi mencakup tiga hal, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian. Keuntungan teknik pemberian informasi antara lain
adalah:
1) Dapat melayani banyak orang,
2) Tidak membutuhkan banyak waktu sehingga efisien,
3) Tidak terlau banyak memerlukan fasilitas,
4) Mudah dilaksanakan dibandingkan teknik lain.
Sedangkan kelemahannya antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 50
32
1) Sering dilaksanakan secara monolog,
2) Individu yang mendengarkan kurang aktif,
3) Memerlukan keterampilan berbicara, supaya penjelasan menjadi
menarik.
b. Diskusi kelompok
Diskusi kelompok adalah percakapan yang telah
direncanakan antara tiga orang atau lebih dengan tujuan untuk
memecahkan masalah atau untuk memperjelas suatu persoalan.
Dinkmeyer & Munro (dalam Romlah, 2001:89) menyebutkan tiga
macam tujuan diskusi kelompok yaitu: (1) untuk mengembangkan
terhadap diri sendiri, (2) untuk mengembangkan kesadaran tentang
diri, (3) untuk mengembangkan pandangan baru mengenai
hubungan antar manusia.
c. Teknik pemecahan masalah (problem solving)
Teknik pemecahan masalah mengajarkan pada individu
bagaimana pemecahan masalah secara sistematis. Langkah-langkah
pemecahan masalah secara sistematis adalah:
1) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah
2) Mencari sumber dan memperkirakan sebab-sebab masalah
3) Mencari alternatif pemecahan masalah
4) Menguji masing-masing alternatif
5) Memilih dan melaksanakan alternatif yang paling
menguntungkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 51
33
6) Mengadakan penilaian terhadap hasil yang dicapai
d. Permainan peranan (role playing)
Bennett dalam Romlah (2001:99) mengatakan bahwa
“permainan peranan adalah suatu alat belajar yang menggambarkan
keterampilan-keterampilan dan pengertian-pengertian mengenai
hubungan anatar manusia dengan jalan memerankan situasi-situasi
yang paralel dengan yang terjadi dalam kehidupan yang
sebenarnya”. Menurut Bennett terdapat 2 macam permainan
peranan, yakni sosiodrama dan psikodrama. Sosiodrama adalah
permainan peranan yang bertujuan untuk memecahkan masalah
sosial dalam hubungan antar manusia. Melalui sosiodrama,
individu akan merasakan dang menghayati secara langsung situasi
masalah yang dihadapinya. Kemudian, dari permainan peranan itu
diadakan diskusi mengenai cara-cara pemecahan masalahnya.
Psikodrama merupakan permainan yang dimaksudkan agar
individu dapat memperoleh pengertian yang lebih baik tentang
dirinya, dapat menemukan konsep dirinya, menyatakan kebutuhan-
kebutuhannya, dan menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan
terhadap dirinya. Dengan memerenakan suatu peranan tertentu,
konflik atau ketegangan yang ada dalam dirinya dapat berkurang
atau dihindari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 52
34
e. Permainan simulasi (simulation game)
Adams dalam Romlah (2001:109) menjelaskan bahwa
permainan simulasi merupakan permainan yang bertujuan untuk
merefleksikan situasi-situasi yang terdapat dalam kehidupan
sebenarnya. Permainan simulasi dapat dikatakan sebagai permainan
peranan dan teknik diskusi.
f. Home room
Home room yakni suatu program kegiatan dalam bentuk
pertemuan antara guru dengan murid di luar jam pelajaran sekolah
untuk membicarakan beberapa hal yang dianggap perlu. Kegiatan
home room bertujuan agar guru dapat mengenal murid-muridnya,
sehingga dapat membantu murid-muridnya dengan penanganan
yang tepat dan efisien.
Program home room hendaknya menciptakan suatu situasi yang
bebas dan menyenangkan, sehingga murid-murid dapat
mengutarakan perasaannya seperti di rumah. Dalam kegiatan home
room dapat dilakukan tanya jawa, menampung pendapat,
merencanakan suatu kegiatan, dan sebagainya.
g. Karyawisata/field trip
Karyawisata/field trip merupakan kegiatan rekreasi yang
dikemas dengan metode mengajar dalam bimbingan
klasikal/kelompok dengan tujuan agar siswa memperoleh
penyesuaian dalam kelompok dalam kerjasama dan penuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 53
35
tanggungjawab. Metode karyawisata berguna untuk membantu
siswa memahami masalah kehidupan nyata dalam lingkungannya.
Contoh dari kegiatan karyawisata adalah siswa diajak ke museum,
kantor percetakan, bank, pengadlan, atau ke suatu tempat yang
mengandung nilai sejarah/budaya tertentu.
Kegiatan karyawisata ini berguna untuk mendapatkan informasi
bagi siswa. Siswa dapat langsung melihat objek-objek menarik dan
mendapatkan suatu informasi atau ilmu baru bagi dirinya. Selain
itu, siswa juga mendapakan kesempatan memperoleh terhadap
situasi kehidupan kelompok tertentu. Dan siswa juga dapat
mengembangkan bakat dan cita-cita sesuai dengan minatnya.
h. Pengajaran remedial
Pengajaran remedial merupakan suatu usaha pembimbing untuk
membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai
pelajaran tertentu. Remedial diberikan kepada siswa perlu
penanganan pribadi atau yang tidak dapat di atasi secara
kelompok/klasikal.
i. Organisasi siswa/kegiatan kelompok
Organisasi siswa atau kegiatan kelompok merupakan salah satu
cara dalam bimbingan kelompok baik dalam lingkungan sekolah
maupun di luar lingkungan sekolah. Melalui organisasi banyak
permasalahan yang dapat diselesaikan yang bersifat individu
maupun kelompok. Dalam organisasi, siswa mendapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 54
36
kesempatan untuk mengenal berbagai aspek kehidupan sosial.
Siswa juga dapat mengembangkan bakat kepemimpinannya,
memupuk rasa tanggungjawab dan harga dirinya.
5. Langkah-Langkah Layanan Bimbingan Klasikal
Barus (2015) menyatakan bahwa pelaksanaan layanan bimbingan
klasikal di dalam kelas maupun luar kelas dilakukan dalam satu
rangkaian kegiatan experiential learning. Prosedur/langkah-
langkahnya terdiri atas pengantar/instruksi → dinamika
kelompok/group process → refleksi pengalaman → sharing
pengalaman → perumusan niat (I statement) untuk berubah/perbaikan
diri. Prosedur ini bertujuan untuk mengembangkan dimensi sosial-
psikologis, keterampilan hidup, klarifikasi nilai, dan perubahan sikap
perilaku individu dalam kelompok. Barus, (2015) menambahkan
bahwa dalam layanan bimbingan klasikal, pendekatan experiential
learning lebih ditekankan, mengingat layanan bimbingan lebih
menonjol muatan aspek afeksi (nilai,sikap), perilaku, dan nilai-nilai
karakter. Hal ini berarti bahwa layanan bimbingan klasikal tepat jika
diberikan dengan menggunakan pendekatan experiential learning
D. Hakikat Experiential Learning
1. Pengertian Experiential Learning
Experiential learning adalah suatu proses belajarmengajar yang
mengaktifkan pembelajaran untuk membangun pengetahuan dan
keterampilan serta nilai-nilai juga sikap melalui pengalamannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 55
37
secara langsung. Experiential learning ini lebih bermakna ketika
pembelajar berperan serta dalam melakukan kegiatan (Nasution,
2005).
Experiential learning merupakan sebuah model holistik dari proses
pembelajaran di mana manusia belajar, tumbuh dan berkembang.
Penyebutan istilah experiential learning dilakukan untuk menekankan
bahwa experience (pengalaman) berperan penting dalam proses
pembelajaran dan membedakannya dari teori pembelajaran lainnya
seperti teori pembelajaran kognitif ataupun behaviorisme (Kolb,
1984).
Jadi experiential learning adalah suatu pendekatan yang
dipusatkan pada pengalaman belajar. Berfokus pada pembelajan
melalui dinamika kelompok yang efektif. Untuk dapat lebih
memaknai sebuah pengalaman dalam pendekatan experiential
learning dapat menggunakan media refleksi.
2. Tujuan Pendekatan Experiential Learning
Tujuan dari pendekatan experiential learning adalah untuk
mempengaruhi siswa deengan tiga cara yaitu: mengubah struktur
kognitif, mengubah sikap siswa, dan memperluas ketrampilan-
ketrampilan yang sudah ada. Ketiga tujuan ini saling berkaitan dan
tidak terpisah-pisah (Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
dapat mengekspresikan ketrampilan-ketrampilan yang sudah mereka
miliki dengan baik).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 56
38
3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Experiential Learning
Gambar 2.1 Siklus Model Experiential Learning
Pembelajaran experiential learning mengajak peserta didik
untuk mampu menjaga keseimbangan antara apa yang diamati/dialami
dengan tindakan yang diberikan terhadap pengalamannya tersebut.
Menurut Kolb (Kohonen, 2001: 28-30) pembelajaran dengan metode
experiential learning memiliki langkah-langkah utama, yaitu:
a. Pengalaman kongkrit
Pembelajaran melalui intuisi dengan mengikutsertakan
pengalaman pribadi dan menekankan pada aspek afektif seseorang,
daripada aspek kognitif. Pengalaman kongkrit merupakan orientasi
artistik yang mengandalkan sensitivitas pada rasa. Aktivitas
instruksional yang mendukung pembelajaran dalam hal ini, yaitu
diskusi kelompok kecil, simulasi, penggunaan film atau video, dan
cerita-cerita autobiografi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 57
39
b. Konseptualisasi abstrak
Proses belajar yang mengutamakan pikiran (kognitif) dan
menggunakan logika, serta pendekatan sistematis dalam
pemecahan masalah. Konseptualisasi abstrak menekankan pada
pemikiran dan manipulasi simbol abstrak dengan maksud untuk
merapikan dan menempatkan sistem konseptual. Aktivitas
instruksional yang mendukung, yaitu konstruksi teori, perkuliahan,
dan pembangungan model dan analogi.
c. Observasi reflektif
Proses belajar yang mengutamakan persepsi seseorang
terhadap sesuat, dimana berpusat pada pemahaman arti dari ide dan
situasi melalui pengamatan yang seksama. Peserta didik perlu
memperhatikan bagaimana segala sesuatu yang terjadi dengan
melihat dari perspektif yang berbeda-beda dan mengandalkan
pemikiran, perasaan, dan penilaian pribadi. Teknik instruksional
yang dapat digunakan, yaitu jurnal pribadi, karangan reflektif,
pengamatan, pertanyaan pikiran dan diskusi.
d. Eksperimen aktif
Eksperimen aktif ini mengajak peserta didik belajar melalui
tindakan. Eksperimen aktif ini menekankan pada aplikasi praktis
dan bagaimana segala sesuatu terselesaikan. Peserta didik berusaha
terus-menerus untuk memengaruhi orang, mengubah situasi, dan
mengambil resiko untuk menyelesaikan masalahnya. Teknik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 58
40
instruksional yang dapat digunakan, meliputi permainan,
drama/simulasi, penggunaan studi kasus, proyek lapangan, dan
lain-lain.
4. Kekuatan Experiential Learning dalam Pendidikan Karakter
Pendekatan experiential learning dalam pendidikan karakter
menuntut siswa untuk selalu terlibat karena siswa dianggap sebagai
pusat dalam pembelajaran. Pendekatan experiential learning
mengajak peserta didik untuk mampu mengolah diri, memaknai, dan
menafsirkan pengalaman belajarnya dengan bantuan orang lain
melalui pembelajaran. Dalam Supratiknya (2011) menjelaskan bahwa
experiential learning memiliki aktivitas inti yang menjadi ciri khas
dan kekuatan dalam proses belajarnya, beberapa diantaranya sebagai
berikut:
a. Refleksi
Refleksi adalah suatu kegiatan untuk menghadirkan
kembali dalam batin peserta didik dalam menemukan makna dan
nilai tentang pengalaman yang sudah dialami. Refleksi bertujuan
untuk mendidik pesertya didik dalam menghubungkan
pengalaman pribadi dengan pembelajaran yang didapat. Kegiatan
refleksi yang baik akan membantu peserta didik untuk menemukan
insight atau pencerahan dalam menangkap nilai-nilai hidup yang
mendalam serta mendorong peserta didik untuk bertindak
mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 59
41
b. Sharing
Kegiatan sharing adalah kelanjutan dari refleksi. Dimana
refleksi dilakukan oleh peserta didik secara individual, lalu hasil
refleksi tersebut diceritakan (sharing) dalam kelompok dengan
maksud membagikan pikiran atau perasaan yang muncul sebagai
hasil refleksi dalam kegiatan bersama. Dalam kegiatan sharing
masing-masing peserta didik saling mendengarkan dan saling
membantu untuk menangkap makna dan nilai dari berbagai
pengalaman hidup agar pengalan tersebut dapat meneguhkan
setiap peserta didik setelah melakukan sharing.
E. Kajian Penelitian Relevan
Penelitian terdahulu mengenai pendidikan karakter cinta tanah air
(2015) dengan judul tesis, Implementasi Pendidikan Karakter Pada Mata
Pelajaran di SMP Negeri 1 Kawarasan Kabupaten Kebumen. Adapun
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Pendidikan
karakter agar dilaksanakan dalam pembelajaran (KTSP ) di setiap
sekolah, 2) Sosialisai kepada guru-guru terus dilakukan , 3) Perlu daya
dukung,sarana dan prasaran untuk menunjang pendidikan karakter.
Menindaklanjuti penelitian terdahulu, peneliti melakukan penelitian
implementasi terkait dengan model pendidikan karakter berbasis layanan
bimbingan klasikal dengan pendekatan eksperiential learning untuk
meningkatkan nilai karakter cinta tanah air pada remaja SMP. Remaja
belajar mengenai cinta tanah air melalui lingkungan sekitarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 60
42
F. Kerangka Berpikir
Lemahnya karakter cinta tanah air dalam diri peserta sehingga
penanaman karakter tersebut perlu ditingkatkan melalui pendidikan
karakter. Pendidikan karakter yang diintergrasikan dalam kurikulum dan
diimplementasikan pada sekolah formal secara khusus pada jenjang
SMP, masih berkaitan dengan nilai-nilai sebatas tataran kognitif. Maka
pendidikan karakter diimplementasikan dalam layanan bimbingan
klasikal dengan pendekatan experiential learning melalui beberapa
tahap. Pendekatan experiential learning dipadankan dalam layanan
bimbingan klasikal. Tahap experiencing muncul dalam tahap pengantar
instruksi dan dinamika kelompok. Tahap publishing muncul dalam tahap
berbagi atas pengalaman pribadi dalam kelompok. Tahap processing
muncul dalam tahap diskusi antar kelompok dan refleksi pribadi. Tahap
generalising muncul dalam tahap pernyataan hasil belajar. Tahap
applying muncul dalam tahap rencana perbaikan perilaku sebagai ujung
kegiatan, pada tahap ini diyakini telah mampu menginternalisasi nilai
cinta tanah air dalam kehidupannya. Implementasi pendidikan karakter
berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential
learning diharapkan mampu meningkatkan pemahaman, penghayatan
secara efektif, dan pengamalan karakter cinta tanah air sebagai siswa.
berikut disajikan dalam gambar 2.2 berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 61
43
Guru memberikan pengantar, tujuan layanan
bimbingan, dan ice breaking untuk meningkatkan semangat siswa mengikuti layanan.
Guru memberikan penjelasan terkait tujuan layanan bimbingan dan dinamika kelompok.
Siswa
mengobservasi/mengama
ti pengalaman
berkegiatan. Siswa membagikan hasil
pengalaman pribadi. Guru memberikan
feedback.
Guru membantu siswa dalam mereflesikan
&mensharingkan pengalaman belajarnya.
Siswa mereflesikan &mensharingkan
pengalaman pribadi/kelompoknya.
Guru memberikan
materi kegiatan atas
kesimpulan siswa.
Siswa
menginternalisasikan
nilai-nilai dalam
kehidupan sehari-hari
Siswa secara
pribadi/kelompok
membuat kesimpulan
dari pernyataan hasil
belajar.
Guru memberikan bombongan atas niat
siswa.
Siswa merumuskan tekad/niat dalam
upaya perbaikan perilaku berdasarkan
konsep yang disimpulkan
Gambar 2.2
Kerangka Berpikir
Experience
Publishing
Processing
Generalising
Applying
Kesimpulan &
Pernyataan hasil belajar
(4)
Topik Bimbingan:
1. Menjunjung
toleransi
2. Mencintai
Tanah Air
Melalui
keseharian
3. Aku Disiplin
Peraturan
Pendidikan Karakter Perlu
Ditingkatkan
Pendidikan Karakter
Terintegrasi
Pendidikan karakter diformulasikan
menjadi mata pelajaran.
Pengenalan nilai-nilai secara
kognitif semata dan ceramah
Implementasi Pendidikan Karakter
Cinta tanah air Melalui Layanan
Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan
Experiential Learning
Pengantar dan Instruksi
dinamika kelompok
(1)
Berbagi pengalaman
pribadi (2)
Rencana perilaku
perbaikan
(5)
Refleksi dan sharing
pengalaman pribadi/kelompok
(3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 62
44
G. Hipotesis Penelitian
Berikut hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini .
Ho : Implementasi pendidikan karakter berbasis bimbingan klasikal
dengan pendekatan experiential learning secara signifikan tidak
efektif meningkatkan karakter cinta tanah air pada siswa kelas VIII
A SMP N 1 Petanahan Kebumen tahun ajaran 2016/2017.
Hi : Implementasi pendidikan karakter berbasis bimbingan klasikal
dengan pendekatan experiential learning secara signifikan efektif
meningkatkan karakter cinta tanah air pada siswa kelas VIII A
SMP N 1 petanahan Kebumen tahun ajaran 2016/2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 63
45
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini memaparkan jenis penelitian, subjek penelitian, metode penelitian,
metode pengumpulan data, validitas dan realibilitas kuesioner, dan teknik
analisis prosuder pengumpulan data.
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
menggunakan pendekatan pre-experimental dengan menggunakan one
group pre-test post-test design. Menurut Sugiyono (2013:109) dikatakan
pre-experimental design, karena desain ini belum merupakan eksperimen
sungguh-sungguh. Dikatakan demikian karena masih terdapat variabel
luar yang dipikirkan ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel
dependen, tetapi tidak dikontrol. Jadi hasil eksperimen yang merupakan
variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel
independen. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol,
dan sampel tidak dipilih secara random. Desain ini merupakan teknik
untuk mengetahui efek sebelum dan sesudah perlakuan. Maka dalam
penelitian ini sebelum perlakuan subyek penelitian terlebih dahulu
diberikan pre-test (tes awal) dan diakhir perlakuan diberi post-test (tes
akhir).
Tujuan dari penggunaan desain ini adalah mengetahui gambaran
umum tingkat karakter cinta tanah air siswa kelas VIII A SMP N 1
Petanahan sebelum dan sesudah mendapatkan layanan bimbingan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 64
46
klasikal dengan pendekatan experiantial learning. Selain itu peneliti akan
mengetahui efektivitas implementasi model pendidikan karakter berbasis
layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning
untuk meningkatkan karakter cinta tanah air siswa kelas VIII A SMP N 1
Petanahan pada tahun ajaran 2016/2017. Secara sederhana, desain
penelitian yang digunakan dapat digambarkan dalam tabel 3.1 sebagai
berikut:
Tabel 3.1
Tabel Desain Penelitian One Group Pretest Posttest Design
Keterangan:
O1 : tes awal (pretest) sebelum perlakuan diberikan
O2 : tes akhir (posttest)setelah perlakuan diberikan
X : treatment atau perlakuan melalui pendidikan karakter cinta tanah
air berbasis layanan bimingan dengan pendekatan experiential learning.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan tanggal 15, 16 Februari 2017 dan pada
pukul 09.00-11.30 di SMP N 1 Petanahan. Penelitian ini dilakukan dalam
dua hari pertemuan, berlokasi di ruang kelas VIII A.
Pre-test Treatment Post-test
O1 X O2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 65
47
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa siswi kelas VIII A SMP N 1
Petanahan Kebumen. Subjek penelitian berikut dijelaskan dalam tabel 3.2
berikut ini.
Tabel 3.2
Data Subjek Penelitian
Keterangan Jumlah Siswa
VIII-A 32 orang
D. Metode Pengumpulan Data dan Instrumen
1. Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono (2013) menjelaskan bahwa teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan
utama penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan.
Data merupakan suatu bahan yang sangat diperlukan untuk diteliti
atau dianalisis, maka dari itu diperlukan suatu teknik pengumpulan
data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan non tes. Tes
bertujuan untuk mendapatkan data dari hasil pre-test dan post-test
peningkatan karakter cinta tanah air. Sedangkan teknik non tes dalam
penelitian ini digunakan untuk mengetahui efektivitas implementasi
pendidikan karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 66
48
klasikal dengan pendekatan experiential learning.Adapun tahap-tahap
yang dilakukan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah
sebagai berikut.
a. Tahap persiapan
1) Menganalisis topik materi.
2) Menyusun rancangan pelayanan bimbingan dan konseling
(RPBK).
3) Mempersiapkan instrumen penelitian soal tes dan kuesioner
atau skala.
4) Membuat soal-soal tes dan item kuesioner
5) Revisi dan konsultasi kepada dosen pembimbing yaitu Dr.
Gendon Barus, M. Si
b. Tahap pelaksanaan
1) Pemberian pre-test untuk mengetahui penguasaan dan
pemahaman konsep siswa sebelum mengikuti implementasi.
2) Implementasi pendidikan karakter cinta tanah air berbasis
layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential
learning.
3) Pemberian post-test untuk melihat peningkatan penguasaan
dan pemahaman konsep siswa setelah mengikuti
implementasi.
c. Tahap akhir
1) Mengumpulkan data yang diperoleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 67
49
2) Mengolah data hasil penelitian.
3) Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian.
4) Menarik kesimpulan.
2. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2013) menjelaskan bahwa prinsip dalam
penelitian adalah pengukuran, maka diperlukan alat ukur yang tepat.
Alat ukur dalam penelitian disebut instrumen penelitian. Maka, dapat
dideskripsikan instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan
untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang dapat diamati.
instrumen dalam penelitian kuantitatif berupa tes, pedoman
wawancara, pedoman observasi, dan kuesioner. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan tiga instrumen, yaitu tes karakter cinta tanah
air, skala penilaian diri (self assessment), dan validasi penilaian siswa.
Instrumen penelitian tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Tes Karakter Cinta Tanah Air
Winkel dan Hastuti (2004: 295) menjelaskan bahwa
terdapat beberapa skala tipe penelitian, antara lain skala numerik,
skala penilaian, bergradasi, dan daftar cek. Daftar cek menyerupai
item dalam tes hasil belajar, berbentuk objektif dengan tipe pilihan
ganda. dalam penelitian ini, tes karakter cinta tanah air dibuat
dalam bentuk pilihan ganda dimana pilihan-pilihan tersebut berupa
pernyataan-pernyataan dengan alternative jawaban bergradasi
mulai dari 1 hingga 4, dan masing-masing alternative jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 68
50
mengandung kebenaran. skor 4 adalah skor tertinggi yang
mewakili nilai karakter cinta tanah air, sedangkan untuk skor 1
mewakili nilai karakter cinta tanah air yang rendah. penggunaan
kuesioner sifatnya tertutup. artinya peserta didik dapat langsung
memillih alternative jawaban yang sudah disediakan oleh penelliti.
tes tingkat karakter cinta tanah air ini diberikan oleh peneliti
kepada peserta didik disaat awal sesi (pre-test) dan akhir sesi
(post-test) bahasan. pre-test diberikan kepada siswa dengan
maksud untuk, mengetahui gambaran umum mengenai tingkat
karakter cinta tanah air siswa. sedangkan post-test dimaksudkan
untuk mengetahui efektivitas implementasi pendidikan karakter
cinta tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal dengan
pendekatan experiental learning bagi siswa kelas VIII A SMP N 1
Petanahan Kebumen tahun ajaran 2016/2017. Kisi-kisi tes karakter
cinta tanah air divisualisasikan pada tabel 3.3 sebagai berikut.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Tes Karakter Cinta Tanah Air
No Aspek Indikator Item
b. Menghargai keyakinan orang lain dan
menempatkan diri dengan baik.8, 9, 11, 20
a. Cinta tanah air budaya dan mengenal
budaya Indonesia .18, 4, 5, 14
b. Mencintai Produk dalam negeri. 16
3
Aspek taat pada
peraturan (sekolah,
umum, dan dirumah)
a. Mengatur perilaku dan bersikap sesuai
tata tertib/ peraturan yang berlaku di
sekolah, keluarga, dan masyarakat.
3, 2, 13, 15, 17
1Aspek Menghargai
orang lain ( toleransi)
a. Terbuka dalam mengenal orang lain
dari berbagai macam latar belakang
keyakinan.
1, 7
2Aspek Sikap Bela
Negara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 69
51
b. Kuesioner Skala Penilaian Diri (self assessment scale)
Kuesioner penilaian diri dalam penelitian ini berbentuk
pernyataan checklist dengan menggunakan skala Likert. Dalam
Sugiyono (2013: 134) menjelaskanskala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang sosial. Pemberian jawaban dari setiap
item yang dibuat oleh peneliti berupa kata-kata sangat setuju (sj),
setuju (s), kurang setuju (ks), tidak setuju (ts). kuesioner penilaian
diri ini dibagikan oleh peniliti kepada siswa untuk diisi setiap akhir
sesi bahasan. Kuesioner ini digunakan peneliti untuk mellihat
responsi perseptual siswa terhadap penguasaan isi materi/ butir-
butir yang diberikan dalam pendidikan karakter berbasis layanan
bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning. Kisi-
kisi skala penilaian diri akan disajikan dalam tabel 3.4 sebagai
berikut:
Tabel 3.4
Kisi-kisi Skala Penilaian Diri (Self assesmment scale)
No Topik Indikator Item
Menjunjung T inggi Toleransi.b. Mengenali nilai-nilai budaya dalam
kehidupan sehari-hari.
8, 19
a. Menjelaskan keragaman budaya Indonesia. 2, 17
b. Mampu menyebutkan simbol dan makna
bela Negara.
6, 9, 14,
10, 11,
12 c. Mengenal bangsa Indonesia melalui lagu
nasioanal.
3
a. Mampu menjelaskan pentingnya peraturan-
peraturan mengapa dibuat.
5, 7, 13,
15, 16
b. Menyebutkan manfaat peraturan 18
1 a. Mampu mendeskripsikan makna toleransi 1, 4, 20
2
Mencintai tanah air melalui keseharian.
3
Aku disiplin peraturan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 70
52
E. Validitas dan Reabilitas Instrumen
1. Validitas Instrumen
Validitas yang digunakan adalah validitas isi. Validitas isi tidak
dapat dinyatakan dengan angka, namun pengesahannya perlu melalui
tahap pengujian terhadap isi alat ukur dengan kesepakatan penilaian
dari penilai yang kompeten atau expert judgment (Azwar, 2009: 45).
Pada penelitian ini instrumen penelitian dikontruksi berdasarkan
aspek-aspek yang akan diukur dan selanjutnya dikonsultasikan pada
ahli dalam bidangnya. Ahli-ahli tersebut antara lain: Tim Dosen
Penelitian Strategis Nasional dan Dosen Pembimbing, dalam hal ini
yang berperan adalah Dr. Gendon Barus, M.Si. Selain itu, uji
validitas instrumentes maupun skala penillaian karakter cinta tanah
air dilakukan dengan uji statistik yang mengkorelasikan skor-skor
item total menggunakan teknik korelasi product moment Pearson
dengan rumus sebagai berikut:
( )( )
√* ( ) } * ( ) +
Keterangan:
: koefisien korelasi
: skor item
: skor total
: banyaknya subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 71
53
Nilai koefisien korelasi Pearson menggunakan r tabel = 0,25 pada
taraf signifikansi ≤ 0,25. Butir instrumen dapat dikatakan valid jika r
hitung ≥ 0,25, sedangkan butir instrumen dapat dikatakan tidak valid
jika r hitung ≤ 0,25. Peneliti sudah melakukan uji validitas tes karakter
cinta tanah air yang berjumlah 20 item soal dengan menggunakan
SPSS versi 16, maka diperoleh hasil hitung validitas tes karakter cinta
tanah air pada tabel 3.5 sebagai berikut.
Tabel 3.5
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas
Tes Karakter Cinta Tanah Air
No Aspek Indikator Item r hitung Sig. (2-
tailed) Keterangan
1. Aspek
toleransi
d. Terbuka dalam
mengenal orang lain
dari berbagai macam
latar belakang
keyakinan.
1 0.332 0.063 Valid
7 0.221 0.225 Revisi
a. Menghargai
keyakinan orang lain
dan menempatkan diri
dengan baik.
8 0.434* 0.013 Valid
9 0.308 0.086 Valid
11 0.028 0.254 Revisi
20 0.124 0.499 Revisi
2.
Aspek
Sikap Bela
Negara
a. Cinta tanah air
budaya dan mengenal
budaya Indonesia .
18 0.433 0.013 Valid
4 0.353 0.048 Valid
5 0.101 0.583 Revisi
14 0.625 0.000 Valid
b. Mencintai Produk
dalam negeri. 16 -0.159 0.386 Revisi
c. Bela negara
6 0.411 0.020 Valid
10 0.202 0.267 Revisi
12 0.385 0.030 Valid
19 0.467 0.007 Valid
3.
Aspek taat
peraturan
dan norma
Mengatur perilaku dan
bersikap sesuai tata
tertib yang berlaku di
sekolah.
3 0.285 0.114 Valid
2 0.177 0.331 Revisi
13 0.354 0.047 Valid
15 0.388 0.028 Valid
17 0.186 0.309 Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 72
54
Dari tabel rekapitulasi hasil uji validitas tes karakter cinta tanah air
tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 12 item valid dan 8 item yang
perlu di revisi.
Berikut disajikan tabel 3.6 rekapitulasi hasil uji validitas skala
penilaian diri/ self assessment scale.
Tabel 3.6
Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Skala Penilaian Diri
(Self Assesment Scale)
No Topik Indikator Item r hitungSig. (2-
tailed)Keterangan
1 0.272 0.132 Valid
4 0.043 0.815 Revisi
20 0.346 0.053 Valid
8 0.348 0.051 Valid
19 -0.229 0.207 Revisi
2 0.387 0.029 Valid
17 0.391 0.027 Valid
6 0.187 0.305 Revisi
9 0.178 0.328 Revisi
14 0.036 0.846 Revisi
10 0.066 0.721 Revisi
11 0.621 0 Valid
12 0.301 0.094 Valid
c. Mengenal bangsa
Indonesia melalui lagu
nasioanl.
3 0.281 0.119 Valid
5 0.583 0 Valid
7 0.178 0.328 Revisi
13 0.495 0.004 Valid
15 0.325 0.07 Valid
16 0.159 0.383 Revisi
b. Menyebutkan manfaat
peraturan18 0.186 0.309 Revisi
3 Aku disiplin peraturan
a. Mampu menjelaskan
pentingnya peraturan-
peraturan mengapa dibuat.
1 Menjunjung Tinggi Toleransi.
a. Mampu
mendeskripsikan makna
toleransi
b. Mengenali nilai-nilai
budaya dalam kehidupan
sehari-hari.
2 Mencintai tanah air melalui keseharian.
a. Menjelaskan
keragaman budaya
Indonesia.
b. Mampu menyebutkan
simbol dan makna Bela
Negara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 73
55
Dari tabel rekapitulasi hasil uji validitas self assessment scale
tersebut dapat diketahui bahwa terdapat 11 item valid dan 9 item
yang perlu di revisi.
2. Reliabilitas Tes dan Kuesioner Skala Penilaian Diri
Pengukuran reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat
kendala instrumen. Pengujian reliabilitas instrumen dihitung dengan
menggunakan metode alpha. Rumus Alpha menurut Arikunto (2010)
adalah sebagai berikut:
r11 = (
) (
∑
)
r11 : Nilai Realibilitas
∑ : Jumlah varians skor
:Varians total tiap item
k : Jumlah item/butir pertanyaan
Data dikatakan reliabel apabila rhitung lebih besar dari harga
rtabel secara teoritis atau bisa ditulis (r11> r tabel) pada taraf
signifikansi 0,05.
Jika r11≥ r tabel) berarti Realibel.
Jika r11≤ r tabel) berarti Tidak Realibel.
Sedangkan untuk menghitung nilai reliabilitas Kuesioner Validasi
Efektivitas Model digunakan Formula Kuder-Richardson. Penggunaan
rumus ini apabila setiap belahan tes merupakan butir skor dikotomi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 74
56
(Nurgiyantoro, Gunawan & Marzuki; 2000). Karena skor kuesioner
validasi model berupa angka 0 dan 1 maka digunakan rumus:
[
]
Keterangan:
r : Koefisien reliabilitas yang dicari
: Jumlah proporsi jawaban benar kali salah per butir pertanyaan
S : Varian skor tes
: Banyaknya butir soal
Selanjutnya guna mempermudah penafsiran hasil uji statistik
reliabilitas, penulis menggunakan kategori koefisien (Guilford, 1956)
dengan norma criteria skor sebagai berikut.
Tabel 3.7
Norma Kategori Statistik Reliabilitas Guilford
Norma atau kriteria
Skor
Kategori
0,91 - 1,00 Reliabilitas Sangat Tinggi
0,71 - 0,90 Reliabilitas Tinggi
0,41 - 0,70 Reliabilitas Sedang
0,21 - 0,40 Reliabilitas Rendah
-1,00-0,20 Reliabilitas Sangat Rendah
Selain itu juga, peneliti juga menguji coba dengan menghitung
reliabilitas item dengan menggunakan bantuan program komputer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 75
57
SPSS versi 16, maka diperoleh hasil hitang reliabilitas tes karakter
cinta tanah air pada tabel 3.8 sebagai berikut.
Tabel 3.8
Reliabilitas Tes Karakter Cinta Tanah Air
Tabel 3.9
Reliabilitas Skala Penilaian Diri (self assessment scale)
Berdasarkan hasil hitung reliabilitas tes karakter cinta tanah air
dapat diketahui bahwa nilai α = 0,473. Berdasarkan kriteria Guilford
dapat diketahui bahwa koefisien reliabilitas tersebut termasuk dalam
kategori rendah.
3. Uji Normalitas
Menurut Nurgiyantoro dkk (2009:110) uji normalitas adalah salah
satu bagian dari uji persyaratan analisis data, artinya sebelum
melakukan analisis data yang sesungguhnya, data penilaian tersebut
harus diuji kenormalan distribusinya. Adapun tujuan dari uji
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.333 20
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.473 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 76
58
normalitas adalah untuk mengetahui apakah data dalam variable
yang dianalisis berdistribusi normal.
Peneliti menggunakan SPSS versi 16 dalam mengukur
kenormalan distribusi pada tes karakter cinta tanah air. SPSS
memiliki kriteria dalam uji normalitas. Jika nilai signifikansi lebih
besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya,
jika nilai sifnifikansi kurang dari 0,05 maka data tersebut tidak
nomal. Setelah dilakukan uji normalitas menggunakan One Simple
Kolmogorov-Smirnov Test, hasil penghitungan data yang diperoleh
peneliti teruji berdistribusi normal. Berikut hasil uji normalitas
instrumen tes karakter cinta tanah air pada tabel 3.10
Tabel 3.10
Hasil Uji Normalitas Instrumen Tes Karakter Cinta Tanah Air
pretest posttest
32 32
Mean 53.1875 66.5938
Std. Deviation 3.92213 3.47209
Absolute 0.136 0.157
Positive 0.136 0.101
Negative -0.112 -0.157
0.767 0.89
0.599 0.407
a. Test distribution is Normal.
N
Normal
Paramete
rsaMost
Extreme
Difference
s
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 77
59
F. Teknik Analisis Data
Sugiyono (2013:207) mengatakan bahwa analisis data merupakan
kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis
responden, mentabulasi data berdasarkan variabel seluruh responden,
menyajikan tiap data variabel yang diteliti, serta melakukan perhitungan
untuk menjawab rumusan masalah. Penelitian ini menggunakan beberapa
dua teknik analisis data sebagai berikut:
1. Teknik analisis data tes karakter cinta tanah air guna menganalisis
rumusan masalah pertama untuk melihat peningkatan layanan
bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning, maka
akan dilakukan perbandingan dengan menghitung hasil pre test dan
post test. Perbandingan dapat dilakukan dengan melihat selisih hasil.
Kategorisasi bertujuan untuk menempatkan individu dalam kelompok
terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan
atribut yang diukur (Azwar, 2014:147). Kontinum jenjang pada
penelitian ini adalah sangat rendah sampai dengan sangat tinggi.
Setelah mengetahui norma kategorisasi untuk melihat peningkatan
pendidikan karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan
klasikal dengan pendekatan experiential learning, maka hasil
penghitungan analisis skor disajikan dalam norma kategorisasi tes
karakter cinta tanah air yang divisualisasikan dalam tabel 3.11 dan
tabel 3.12 berikut ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 78
60
Tabel 3.11
Norma Kategorisasi Tingkat Karakter Cinta tanah air
Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Petanahan
Tahun Ajaran 2016/2017
Norma/Kriteria
Skor
Rentang Skor Kategori
+1,8σ < μ > 68 Sangat Tinggi
+0,6σ < μ ≤ +1,8σ 56 – 68 Tinggi
-0,6σ < μ ≤ 0,6σ 44 – 55 Sedang
-1,8σ < μ ≤ -0,6σ 32 - 43 Rendah
μ ≤ -1,8σ < 32 Sangat Rendah
Keterangan:
Skor maksimum teoritik :Skor tertinggi yang diperoleh subjek
penelitian berdasarkan perhitungan skala.
Skor minimum teoritik :Skor terendah yang diperoleh subjek
penelian menurut perhitungan skala.
Standar deviasi (σ/sd) :Luas jarak rentangan yang dibagi dalam 6
satuan deviasi sebaran
μ (mean teoritik) :Rata-rata teoritik skor maksimum dan
minimum
2. Teknik analisis uji hipotesis guna menganalisis rumusan masalah
kedua, peneliti menggunakan teknik analisis uji hipotesis dalam
penelitian untuk menganalisis signifikansi hasil implementasi
pendidikan karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 79
61
klasikal dengan pendekatan experiential learning pada siswa kelas
VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen tahun ajaran 2016/2017
dilakukan dengan teknik statistik uji paired sample t test digunakan
untuk menganalisis perbedaan skor rata-rata antara pre-test dan post-
test pada siswa kelas VIII A di SMP N 1 Petanahan Kebumen tahun
ajaran 2016/2017 yang mengikuti program implementasi layanan
bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning. Berikut
adalah rumus untuk menghitung uji paired sample t-test:
2
2
1
1
2
2
2
1 2n
+ n
x-x t
21
21
n
S
n
Sr
ss
=
Keterangan:
1x : Rata-rata sampel 1 (Pre-test)
2
1s : Varians sampel 1 (Pre-test)
2x : Rata-rata sampel 2 (Post-test)
2
2s : Varians sampel 2 (Post-test)
1S : Simpangan baku sampel 1 (Pre-test)
2S : Simpangan baku sampel 2 (Post-test)
r : Korelasi antara dua data kelompok
Uji paired sampel t test dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16,
dimana data sudah diuji kenormalitasannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 80
62
3. Teknik analisis data skala penilaian diri guna menganalisis rumusan
masalah ketiga, peneliti menggunakan teknik analiss deskriptif
kategorisasi terhadap data yang diperoleh dari skala penilaian diri (self
assessment), dimana responden akan menjawab salah satu data
kuantitatif yang telah disediakan, yaitu ss (sangat setuju), s (setuju), ks
(kurang setuju), ts (tidak setuju). Oleh karena itu, skala pengukuran ini
lebih fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja, tetapi juga
dapat digunakan untuk mengukur presepsi responden terhadap
fenomena lainnya. Hasil perhitungan analisis data skor kuisoner
penilaian diri (self assessment) subjek disajikan dalam norma
kategorisasi tingkat karakter cinta tanah air siswa/I kelas VIII A SMP
N 1 Petanahan Tahun Ajaran 2016/2017 sebagai berikut:
Tabel 3.12
Norma Kategorisasi Penilaian Diri Tingkat Karakter Cinta Tanah Air
Siswa kelas VIII A SMP N 1 Petanahan
Tahun Ajaran 2016/2017
Norma/Kriteria Skor Rentang Skor Kategori
+1,8σ < μ >68 Sangat Tinggi
+0,6σ < μ ≤ +1,8σ 56 – 68 Tinggi
-0,6σ < μ ≤ 0,6σ 44 – 55 Sedang
-1,8σ < μ ≤ -0,6σ 32 – 43 Rendah
μ ≤ -1,8σ < 32 Sangat Rendah
Kategori di atas kemudian diterapkan sebagai patokan dalam
pengelompokan tinggi rendahnya tingkat karakter cinta tanah air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 81
63
berdasarkan skala penilaian diri (self assessment) dengan jumlah 20
item diperoleh unsur perhitungan capaian skor subjek sebagai berikut:
Skor maksimum teoritik : 4 x 20 = 80
Skor minimum teoritik : 1 x 20 = 20
Luas jarak : 80-20 = 60
Standar deviasi (σ/sd) :
= 10
μ (mean teoritik) :
= 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 82
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memaparkan hasil dan pembahasan hasil penelitian. Hasil
penelitian dipaparkan unruk menjawab rumusan masalah penelitian ini.
A. Hasil Penelitian
1. Peningkatan Hasil Pendidikan Karakter Cinta Tanah Air
Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan
Experiential Learning di SMP N 1 Petanahan Kebumen Sebelum
dan Sesudah Layanan.
Berdasarkan perolehan data penelitian yang dikumpulkan
dengan menggunakan tes karakter cinta tanah air siswa kelas VIII A
SMP N 1 Petanahan Kebumen tahun ajaran 2016/2017 sebelum dan
sesudah layanan. Peneliti melakukan analisis data dengan menghitung
selisih rata-rata pretest dan posttest. Berikut disajikan peningkatan
implementasi pendidikan karakter cinta tanah air dari hasil pre test
dan post test.
Grafik 4.1 Peningkatan Rata-Rata Skor Karakter Cinta Tanah
Air Siswa antara Pretest dan Posttest
53,19
66,59
0,00
10,00
20,00
30,00
40,00
50,00
60,00
70,00
pretest posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 83
65
Capaian rata-rata skor tes karakter cinta tanah air sebesar 53,19
(pre test) dan 66,59 (post test) jika dihitung dengan ketentuan
maka dapat diketahui capaian rata-rata skor siswa mengalami
kenaikan sebesar 13,4 poin. Selanjutnya distribusi efektivitas
pendidikan karakter cinta tanah air antara sebelum dan sesudah
implementasi sebagai berikut.
Tabel 4.1
Distribusi Efektivitas Implementasi
Pendidikan Karakter Cinta Tanah Air
antara Sebelum dan Sesudah Implementasi
B
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa hasil tes karakter
cinta tanah air sebelum tindakan (pre test) sebagai berikut:
a. Ada 8 (25%) siswa dikategorikan memiliki karakter cinta tanah air
tinggi.
b. Ada 24 (75%) siswa dikategorikan memiliki karakter cinta tanah
air sedang. Sedangkan hasil tes karakter cinta tanah air sesudah
tindakan (post test) menunjukkan hasil sebagai berikut:
a. Ada 16 (50%) siswa dikategorikan memiliki karakter cinta tanah
air sangat tinggi.
Rentang Skor Kategorisasi Pre-test Post-Test
F % F %
>68 Sangat tinggi 0 0 16 50
56-68 Tinggi 8 25 16 50
44-55 Sedang 24 75 0 0
32-43 Rendah 0 0 0 0
<32 Sangat rendah 0 0 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 84
66
b. Ada 16 (50%) siswa dikategorikan memiliki karakter cinta tanah
air tinggi.
Hasil data sebelum dan sesudah tindakan memiliki selisih tiap
kategorinya. Kategori rendah memiliki selisih (-1), kategori sedang
memiliki selisih (+2), sedangkan pada kategori tinggi memiliki selisih
(-1). Selain penyajian data distribusi peningkatan karakter cinta tanah
air di atas, penelitian ini memperoleh data komposisi sebaran subjek
berdasarkan capaian skor pendidikan karakter cinta tanah air antara
pre test dan post test pada grafik 4.2 berikut.
Grafik 4.2 Komposisi Sebaran Subjek Berdasarkan Capaian Skor
Karakter Cinta Tanah Air antara Pre dan Post Test
Grafik 4.2 menunjukkan bahwa capaian skor siswa antara
sebelum (pre test) dan sesudah (post test) implementasi pendidikan
karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal dengan
pendekatan experiential learning, dapat diketahui bahwa pada saat
pretest yang semula kategori menunjukkan sedang ada 24 (75%)
siswa, 8 (25%) siswa kategori tinggi, dan setelah dilakukannya
tindakan/ bimbingan menunjukkan hasil posttest mengalami
peningkatan. Ada 16 (50%) siswa berada pada kategori sangat tinggi
0
20
40
60
80
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
pretest posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 85
67
dan 16 (50%) siswa berada pada kategori tinggi. Hal tersebut
menunjukkan bahwa implementasi pendidikan karakter berbasis
layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning
terbukti efektif meningkatkan karakter cinta tanah air siswa.
2. Signifikansi Hasil Peningkatan Pendidikan Karakter Cinta Tanah
Air Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan
Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII A SMP N 1
Petanahan Kebumen Tahun Ajaran 2016/2017 Antara Sebelum
dan Sesudah Layanan.
Hasil efektivitas implementasi pendidikan karakter cinta tanah
air berbasis layanan bimbingan klasikal antara sebelum dan sesudah
implementasi dengan menggunakan pendekatan experiential learning
dianalais menggunakan uji T Paired Sample Test. Hasil uji tersebut
digunakan untuk mengetahui signifikansi hasil peningkatan
pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal dengan
pendekatan experiential learning dalam meningkatkan karakter cinta
tanah air siswa kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen tahun
ajaran 2016/2017 yang disajikan dalam tabel 4.3 berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 86
68
Tabel 4.2
Uji Signifikansi Peningkatan Karakter Cinta Tanah Air
Siswa/I Kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen
Tahun Ajaran 2016/2017
Implementasi pendidikan karakter cinta tanah air berbasis
layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning
menunjukkan hasil melalui SPSS menghasilkan mean antara pretest
dan posttest dari 32 siswa. Pada skor pretest hasil yang diperoleh
adalah 53,1875 dan posttest sebesar 66,5938.
Paired Samples Statistics
Mean N Std.
Deviation
Std. Error Mean
Pair 1 Pretest 53.1875 32 3.92213 .69334
Posttest 66.5938 32 3.47209 .61379
Uji signifikansi efektivitas implementasi pendidikan karakter
cinta tanah air dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik uji Two
Related Sample Test dengan bantuan SPSS versi 16. Hasil uji T
menunjukkan skor sebesar -17,072 (sig=0,000). Jadi hasil uji ini
menolak Ho dan menerima Hi. Maka dapat disimpulkan hasil analisis
uji T tersebut menggambarkan implementasi pendidikan karakter cinta
Paired Samples Test
Paired Differences
t Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviatio
n
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair 1 Pretest –
Posttest -1.34062E1 4.44217 .78527 -15.00782 -11.80468 -17.072 32 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 87
69
tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan
experiential learning antara sebelum dan sessudah layanan pada siswa
kelas VIII A secara signifikan efektif.
3. Peningkatan Hasil Pendidikan Karakter Cinta Tanah Air
Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan
Experiential Learning pada Siswa Kelas VIII A SMP N 1
Petanahan Kebumen Tahun Ajran 2016/2017 di Tiap Sesi
Layanan Bimbingan.
Berdasarkan perolehan data penelitian yang bersumber dari
kuesioner penilaian diri (self assessment), yang dihimpun di tiap akhir
sesi bimbingan dalam implementasi pendidikan karakterr cinta tanah
air berbasis layanan bimbingan klasikal diketahui hasil peningkatan
karakter cinta tanah air pada tiap sesinya dengan melakukan
pengkategorisasian dalam menganalisis data. Pengkategorisasian
dilakukan untuk melihat hasil peningkatan implementasi pendidikan
karakter cinta tanah air berbasis layanan bimbingan klasikal dengan
pendekatan experiential learning pada siswa kelas VIII A SMP N 1
Petanahan Kebumen. Gambaran hasil peningkatan dapat dilihat pada
grafik 4.3, tabel 4.3 dan grafik 4.4 sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 88
70
Tabel 4.3
Peningkatan Hasil Implementasi Pendidikan Karakter Cinta Tanah Air
dengan Pendekatan Experiential Learning
Kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Tahun Ajaran 2016/2017
Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan efektivitas
implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal
dengan pendekatan experiential learning berdasarkan tiga sesi layanan
sebagai berikut:
a. Pada sesi layanan pertama, terdapat 27 (84,37) siswa yang
dikategorikan memiliki karakter cinta tanah air sangat tinggi, 5
siswa yang dikategorikan memiliki karakter cinta tanah air tinggi,
air rendah.
b. Pada sesi layanan kedua, terdapat 29 (90,62) siswa yang
dikategorikan memiliki karakter cinta tanah air sangat tinggi, 3
(9,37) siswa yang dikategorikan memiliki karakter cinta tanah air
tinggi.
c. Pada sesi layanan ketiga, terdapat 30 (93,75) siswa yang
dikategorikan memiliki karakter cinta tanah air sangat tinggi, 2
(6,25) siswa yang dikategorikan memiliki karakter cinta tanah air
Rentang
Skor Kategorisasi
Sesi
I II III
F % F % F %
>68 Sangat tinggi 27 84,37 29 90,62 30 93,75
56-68 Tinggi 5 15,62 3 9,37 2 6,25
44-55 Sedang 0 0 0 0 0 0
32-43 Rendah 0 0 0 0 0 0
<32 Sangat rendah 0 0 0 0 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 89
71
tinggi. Data pengkategorisasian di atas bila disajikan dalam bentuk
grafik maka akan terlihat seperti di bawah ini.
Grafik 4.3 Peningkatan Karakter Cinta Tanah Air antar Tiga Sesi
Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan
Experiential Learning
Berdasarkan tabel 4.3 dan grafik 4.3 menggambarkan peningkatan
yang terus menerus naik pada setiap sesinya, yaitu rata-rata skor pada sesi
pertama menunjukkan 69,69. Pada sesi kedua menunjuk pada angka 70,47.
Pada sesi yang terakhir skor rata-rata semakin meningkat sebesar 71,25.
Selain itu juga, peneliti menganalisis skor peningkatan yang terjadi pada
setiap siswa disetiap sesinya. Hasil peningkatan karakter menghargai
keragaman setiap siswa dapat dilihat pada grafik 4.4 sebagai berikut:
Grafik 4.4 Peningkatan Skor Rata-Rata Karakter Cinta Tanah Air antar
Tiga Sesi Layanan Bimbingan Klasikal dengan Pendekatan Experiential
Learning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 90
72
Melihat efektivitas siswa pada setiap sesi, hal tersebut
menandakan pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan klasikal
dengan pendekatan experiential learning relevan dan sesuai dengan
kebutuhan siswa. Artinya, materi yang diberikan pada siswa dapat
dipahami dalam mengembangkan karakter cinta tanah air, selain itu
juga siswa dapat mengambil nilai-nilai karakter pada setiap sesi yang
diberikan oleh peneliti.
B. Pembahasan
Hasil penelitian menjelaskan secara umum bahwa tingkat karakter
cinta tanah air pada siswa kelas VIII SMP N 1 Petanahan Kebumen
sebelum dan sesudah mendapatkan layanan bimbingan klasikal
dengan pendekatan experiential learning, sebagian siswa sudah
memiliki karakter cinta tanah air pada kategori tinggi dan sangat
tinggi. Dengan demikian tidak terdapat siswa yang berada dalam
kategori rendah. Peneliti melihat karakter cinta tanah air sebenarnya
sudah terlihat dari sikap siswa di sekolah ini, meskipun materi
karakter cinta tanah air belum pernah diberikan secara langsung oleh
guru BK maupun guru mapel, namun budaya cinta tanah air nampak
melalui penerapan keseharian dilingkungan sekolah seperti,
pelaksanaan upacara bendera dan hari nasional, mencintai lingkungan
dengan membuang sampah pada tempatnya, menjunjung tinggi sopan
santun dengan cara berbahasa Indonesia maupun bahasa daerah
kepada guru, dan adanya lambang burung garuda serta gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 91
73
pahlawan disetiap kelas dsb. Pendidikan karakter diberikan dengan
tujuan agar siswa mampu mengembangkan potensi afektif yang
mencerminkan nilai-nilai bangsa, menanamkan individu yang
menghargai keragaman dan tanggung jawab, mengembangkan
kemampuan diri dan berwawasan kebangsaan, dan membangun
lingkungan sekolah yang aman dengan rasa kebangsaan (Zubaedi,
2011:18).
Metode bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential
learning dirasa cukup efektif diterapkan di SMP N 1 Petanahan,
beberapa siswa mengungkapkan dilembar refleksinya bahwa,
bimbingan yang diberikan membuat mereka senang dan tidak merasa
bosan. Siswa dapat mengikuti bimbingan dengan baik, selain itu siswa
juga dapat memberikan timbal balik yang baik terhadap materi yang
telah disampaikan pemateri. Salah satu bukti keefektifan bimbingan
adalah pada saat pemutaran film, dalam kelompok maupun saat
individu memberikan argumen, siswa dapat memaknai mengenai film
yang diputar, dapat mengungkapkan apa yang bisa dipetik dalam film
tersebut dan siswa dapat menyampaikan apa yang bisa mereka
terapkan dalam keseharian mereka.
Dilihat dari rata-rata pada hasil perhitungan skor sebelum
53,19 (pre test) dan 66,59 (post test) jika dihitung terdapat selisih
13,4 poin. Dapat dikatakan bahwa implementasi mengalami
kenaikan/peningkatan. Kenaikan tersebut mengakibatkan adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 92
74
peningkatan yang signifikan pada karakter cinta tanah air siswa.
Menurut peneliti hal ini terjadi karena hampir kebanyakan siswa
sudah cukup mengerti tentang bagaimana cara mencintai tanah air
melalui penerapan disekolah. Sehingga pada saat bimbingan peneliti
merasa terbantu akan pengetahuan siswa. Hal ini ditunjukkan dengan
hasil hitung Sig. (2 tailed) (0,000) < (0,05), maka Ho ditolak. Artinya,
hasil implementasi pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan
klasikal dengan pendidikan experiential learning secara signifikan
efektif.
Pada sesi I, terdapat 27 siswa dalam kategori sangat tinggi, 5
siswa dalam kategori tinggi, Pada sesi II mengalami peningkatan
yakni terdapat 29 siswa dalam kategori sangat tinggi, 3 siswa dalam
kategori tinggi. Pada sesi III juga mengalami peningkatan, yakni
terdapat 30 siswa kategori sangat tinggi, 2 siswa dalam kategori
tinggi. Dapat disimpulkan bahwa peningkatan/kenaikan skor karakter
cinta tanah air tiap siswa pada setiap sesi layanan naik. Hal ini terjadi
karena banyak faktor yang memengaruhi siswa dalam mengisi skala
penilain diri, ada siswa yang mampu mengikuti bimbingan dengan
baik dan ada pula siswa yang kurang senang dalam mengikuti
bimbingan, selain itu siswa SMP N 1 Petanahan sudah mengenal sikap
bagaimana mencintai tanah airnya melalui lingkungan sekolah
mereka, sehingga hasil yang didapatkan pada tiap sesi tidak ada yang
masuk dalam kategori sedang dan rendah. Terbentuknya karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 93
75
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Seperti dikatakan Zubaedi (2012),
keturunan/keluarga dan lingkungan dapat memengaruhi pembentukan
karakter seseorang. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang
pertama dan utama bagi perkembangan karakter anak. Pola asuh
orangtua, nilai-nilai yang ditanamkan pada anak, aturan-aturan
keluarga dan sikap orangtua terhadap pendidikan memiliki pengaruh
pada karakter anak. Begitupun dengan lingkungan yang merupakan
tempat bagi anak mengembangkan karakter yang dimiliki, yang
dimulai dari lingkungan secara fisik hingga lingkungan sosial anak
berada.
Dari pembahasan di atas hasil penelitian yang didapat
membuktikan sesuai. Hal tersebut dibuktikan dengan tingginya
kategori yang dicapai oleh siswa pada sesi awal kegiatan bimbingan
klasikal, dalam menerapkan karakter menghargai cinta tanah air siswa
dirasa baik. Pada sesi yang kedua dan ketiga siswa sudah mulai
menunjukkan sikap karakter cinta tanah air dan terjadi peningkatan
yang signifikan dari hasil tes cinta tanah air dan hasil penghitungan
skala tilik diri. Artinya, hasil implementasi pendidikan karakter
berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential
learning secara langsung signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 94
76
BAB V
PENUTUP
Bab ini menguraikan kesimpulan, keterbatasan, dan saran berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini
dapat disimpulkan menjadi beberapa hal yaitu:
1. Hasil peningkatan pendidikan karakter cinta tanah air berbasis
layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning
dilihat dari skor rata-rata 53,19 (pre test) dan 66,59 (post test), jika
dihitung terdapat selisih 13,4 poin. Dapat disimpulkan bahwa
terdapat adanya peningkatan karakter cinta tanah air.
2. Terdapat peningkatan skor rata-rata pre test dan post test karakter
cinta tanah air dan hasil perhitungan pada uji signifikansi
menunjukkan implementasi layanan bimbingan klasikal dengan
pendekatan experiential learning secara signifikan efektif
meningkatkan karakter cinta tanah air pada siswa kelas VIII A SMP
N 1 Petanahan Kebumen tahun ajaran 2016/2017.
3. Terdapat peningkatan/perubahan karakter cinta tanah air pada siswa
dari sesi satu ke sesi berikutnya jika dilihat dari capain skor-skor
siswa setiap sesi. Sesi pertama sebesar 69.69, sesi kedua 70.47, dan
sesi ketiga 71.25 pada siswa kelas VIII A SMP N 1 Petanahan
Kebumen pada tahun ajaran 2016/2017 antar sesinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 95
77
B. Keterbatasan Penelitian
Pelaksanaan penelitian pendidikan karakter cinta tanah air
berbasis layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential
learning pada siswa kelas VIII A SMP N 1 Petanahan Kebumen tahun
ajaran 2016/2017 telah dirancang secara konseptual, sistematik dan
prosedural untuk mencapai tujuan yang optimal. Terdapat beberapa
catatan evaluasi bagi peneliti, yakni: yang pertama waktu, waktu
yang relatif singkat kemungkinan hanya memberikan pemahaman
bagi siswa sampai pada tataran kognisi dan afeksi. Hal ini belum dapat
dipastikan dapat menjadikan karakter siswa bisa optimal dalam
kehidupan mereka sehari-hari.
Kedua penguasaan lapangan, peneliti merasa kurang mengenali
lapangan dimana pelaksanaan bimbingan klasikal disekolah tersebut
masih dirasa belum berjalan dengan baik, sehingga peneliti dituntut
untuk lebih cepat dan cekatan dalam menyesuaikan diri dengan para
siswa-siswi sehingga materi yang diberikan sesuai dengan target
hingga penelitian selesai.
Ketiga adalah penyusunan instrumen dan materi karakter cinta
tanah air yang dirasa masih kurang baik dan matang. Keterbatasan
referensi buku dalam mencari materi yang sesuai dengan topik
bimbingan dirasa masih kurang optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 96
78
C. Saran
Beberapa saran yang peneliti paparkan guna mengoptimalkan
dan mengembangkan efektivitas layanan bimbingan serta dapat
meningkatkan karakter siswa agar mampu menginternalisasikannya
dalam kehidupan sehari-hari.
1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Pembimbing yang memiliki kompetensi untuk mengetahui
kebutuhan-kebutuhan peserta didik akan membantunya dalam
memberikan layanan bimbingan dengan topik layanan yang
sesuai dengan kebutuhan dan tugas perkembangan siswa.
Penelitian ini diberikan kepada siswa kelas VIII SMP N 1
Petanahan Kebumen dimana siswa tersebut tergolong sudah
memiliki karakter cinta tanah air yang cukup baik meskipun hasil
peningkatannya tidak banyak. Maka bagi guru bimbingan dan
konseling dapat menggunakan pendidikan karakter berbasis
layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential
learning pada siswa-siswi untuk meningkatkan karakter cinta
tanah air maupun karakter-karakter lain yang sesuai dengan
kebutuhan siswa.
2. Bagi Peneliti lain
Peneliti belum melakukan uji coba instrumen yang
digunakan guna penelitian ini, sehingga belum pasti apakah alat
tes/instrumen memiliki tingkat kesukaran soal yang sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 97
79
siswa SMP. Oleh karena itu, bagi para peneliti selanjutnya dapat
melakukan uji coba alat instrumen dan menyesuaikan kesukaran
alat instrumen dengan tingkat kemampuan anak/subjek. Selain
itu, perhitungan waktu pelaksanaan program juga perlu untuk
diperhitungkan agar penelitian dapat berjalan optimal dan efektif
serta tepat sasaran.
3. Bagi Siswa
Siswa diharapkan untuk terus belajar untuk mencoba menciptakan
kenyamanan dalam proses belajar, sehingga semakin
mendapatkan informasi dan pengetahuan. Selain itu, siswa dapat
menerapkan nilai-nilai karakter yang menuntun mereka menjadi
penerus bangsa yang mampu mengolah aspek kognitif dan aspek
afeksi sehingga dapat berjalan seimbang dalam menjalankan
tugasnya sebagai pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 98
80
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. (2009). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2014). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Baharuddin, Wahyuni, E.N.(2010).Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Barus, Gendon. (2015). Menakar Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP.
Jurnal Cakrawala Pendidikan, Th. XXXIV, No.2
Depdiknas. (2004). Bimbingan dan Konseling. Pedoman Bimbingan dan
Penyuluhan di Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Dirjen Pothankam. (2010). Pendidikan Kesadaran Bela Negara (Pedoman Bagi
Dosen Pendidikan Kewarganegaraan). Jakarta: Direktorat Jendral
Potensi Pertahanan
Guilford, J.P. (1956). Fundamental Statistics ini Psychology and Education. New
York: Mc Graw-Hill Book Co.Inc.
Koesoema, Doni.(2012).Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh. Yogyakarta:
Kanisius
Kolb, David A. (1984). Experiential Learning. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Englewood Cliffs.
Kohonen, dkk. (2001). Experiential Learning In Foreign Languange
Education.England: Pearson Educated Limited
Kurniawan, Syamsul. (2013). Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Lickona, Thomas.(1991). Educating ffor Character - How Our Scools Can Teach
Respect and Responsibility. Terjemahan Juma Abdu Wamaungo. 2012.
Jakarta: Bumi Aksara.
Makhrifah, Fanistika Lailatul & Wiryo Nuryono. (2014). Pengembangan Paket
Peminatan dalam Layanan Bimbingan Klasikal untuk Siswa di SMP.
Jurnal BK, Vol 04, No. 3, 1-8.
Munif,. I.R.S., Mosik. (2009). Penerapan Metode Experiential Learning pada
Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah
Dasar.Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5. Semarang. Universitas
Negeri Semarang.
Nasution. (2005). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.
Bandung : Bumi Aksara.
Nurgiyantoro, Burhan., dkk. (2009). Statistika Terapan Untuk Penelitian Ilmu-
Ilmu Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Romlah, Tatiek. (2001). Panduan Pengajar Buku Teori dan Praktek Bimbingan
Kelompok. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Suciati. (2005). PEKERTI. Mengajar di Perguruan Tinggi. Buku 1. 07. Taksonomi
Tujuan Instruksional. Jakarta: Pusat Antar Universitas Untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 99
81
Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Depdiknas.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Susanto, Budi. (2008). Gemerlap Nasionalitas Postkolonial. Yogyakarta:
Kanisius.
Supratiknya, A. (2011). Psikoedukasi: Merancang Program dan Modul.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Suyadi. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Suyanto. (2010). Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama.
Jakarta: Direktorat Pembinaan SMP, Ditjenmandikdasmen.
Suwarno, Gowar. (2000). Panduan Penyelenggaraan Pendidikan Pendahuluan
Bela Negara Dilingkungan Pekerjaan. Jakarta: Dirjen Sumber Daya
Manusia.
Winkel, WS., Hastuti, Sri. (2004) Bimbingan Konseling di Institusi Pendidikan.
Yogyakarta: Media Abadi
Zubaedi.(2011). Desain Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Aplikasinya dalam
Lembaga Pendidikan.Jakarta: Kencana Prenada Media Group
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 100
82
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 101
83
LAMPIRAN 1 Kuesioner Karakter Cinta Tanah Air
Tes Karakter Cinta Tanah Air
( pre-test dan post-test )
Kebumen, 15-16 Februari 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 102
84
A. IdentitasSiswa
Nama :
No. Absen :
JenisKelamin :
B. PetunjukPengisian
1. Pada semester awal, di kelas kamu ada satu murid baru. Tetapi murid
itu memiliki agama berbeda dengan kamu. Apa yang kamu lakukan?
a. Saya mendatanginya dan berkenalan dengannya.
b. Saya mendatanginya dan mengajaknya bersalaman.
c. Saya mendatanginya, mengajaknya bersalaman dan bertanya dari
mana asalnya.
d. Saya menyapanya dari kejauhan.
1. Bacalahpentunjuk di bawahinidenganteliti.
2. Pilihlahjawaban a, b, c atau d sesuaidengankeadaandirimusebenarnya.
3. Tidakadajawaban yang paling benaratausalah.
4. Silanglah(X) jawaban yang paling sesuaidengandirimupadalembarjawaban
yang sudahtersedia. Contoh: jikakamumemilihjawaban A,
makaberilahtandasilang (X) padakolom A, di lembarjawab yang tersedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 103
85
2. Setiap siswa diwajibkan untuk memakai atribut lengkap saat upacara
bendera. Namun ada satu temanmu yang tidak memakai topi upacara
saat itu. Apa yang kamu lakukan?
a. Saya mendekatinya dan bertanya mengapa tidak memakai topi.
b. Saya menyuruhnya untuk meminta ijin terlebih dahulu pada guru.
c. Saya membantunya mencari pinjaman topi kepada teman yang
lain.
d. Melaporkannya kepada guru.
3. Saat kamu masuk kelas, kamu melihat kelas sangat kotor dan banyak
sampah yang berserakan di ruang kelas. Apa yang kamu lakukan?
a. Saya mengambil sapu untuk membersihkan ruang kelas meskipun
bukan tugas piket saya.
b. Saya meminta teman yang bertugas piket untuk segera
menyapunya.
c. Saya mengajak teman-teman untuk membersihkan ruang kelas
bersama-sama.
d. Saya menasehati teman saya yang bertugas piket untuk tidak
malas-malasan saat bekerja.
4. Sekolah mengadakan pentas seni pada akhir semester dan kelas kamu
mendapatkan bagian menampilkan tarian dari Sulawesi, padahal
kamu tidak mengetahui tarian tersebut. Apa yang akan kamu lakukan?
a. Bertanya pada teman lain.
b. Mencari tahu di internet.
c. Menunggu informasi dari teman lain yang mencari tahu.
d. Bekerjasama dalam mencari tahu seperti apa tarian dari Sulawesi
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 104
86
5. Ibu guru membagi kelompok kerja. Setiap kelompok dibagi tugas
untuk mencari tentang Budaya Jawa. Tetapi ada satu orang
dikelompokmu yang berasal dari Kalimantan sehingga tidak tahu
tentang Budaya Jawa. Apa yang kamu lakukan?
a. Saya berusaha untuk mengawali dan menjawab tugas tersebut.
b. Saya membantu dia untuk mencari tahu Budaya Jawa melalui
internet.
c. Saya berdiam diri dan menunggunya mencari jawaban.
d. Saya mau mengerjakan semua tugas tersebut.
6. Saat Ibu guru memberikan tugas menjadi pengibar bendera di kelas
kamu. Apa yang kamu lakukan?
a. Spontanitas saya bersedia mengajukan diri untuk menjadi
pengibar bendera.
b. Menunggu ditunjuk oleh ibu guru atau yang lain.
c. Mencari teman yang bersedia menjadi pengibar bendera.
d. Mau menjadi pengibar bendera asal bersama dengan teman dekat.
7. Jika kamu memiliki teman yang berbeda agama dengan kamu, hal apa
yang akan kamu lakukan terhadap teman mu tersebut?
a. Tetap berteman baik dan menghormati serta menghargai
agamanya.
b. Diam dan tidak mencela agamanya.
c. Bisik-bisik dengan teman lain karena penasaran dengan agama
yang dianutnya.
d. Memahami bahwa semua agama baik.
8. Ketika ada siswa yang sedang berdoa menurut keyakinannya dan itu
menarik perhatianmu, hal apa yang akan kamu lakukan?
a. Melirik dan melihatnya.
b. Diam dan memahami perbedaan yang ada.
c. Tidak mengganggu dan menghormati cara berdoanya sesuai
dengan keyakinan nya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 105
87
d. Mencoba mencari tahu dan menanyakan nya kepada siswa
tersebut setelah siswa tersebut selesai berdoa.
9. Ketika kamu ingin mengajak teman mu mengerjakan tugas kelompok,
namun pada waktu yang bersamaan temanmu hendak beribadah
terlebih dahulu, dan dia baru bisa mengerjakan tugas kelompok
setelah selesai ibadah, hal apa yang kamu lakukan?
a. Menunggunya untuk beribadah terlebih dahulu, setelah itu baru
mengerjakan tugas kelompok bersama.
b. Mengajaknya untuk terlebih dahulu mengerjakan tugas kelompok
dan memberikan saran untuk dia ibadah setelah tugas selesai.
c. Diam dan menunggu nya beribadah.
d. Memberikan kesempatan kepadanya untuk tetap beribadah dan
mengajaknya kerja tugas kelompok pada lain waktu.
10. Jika kamu melihat bendera merah putih jatuh ke tanah, hal apa yang
akan kamu lakukan?
a. Mengambilnya dan menyimpannya di tempat yang sepantasnya.
b. Mengambilnya dan menaruhnya di tempat seadanya.
c. Mengambilnya dan memberikannya kepada orang lain.
d. Mengambilnya dan memperlakukannya seperti benda lainnya.
11. Pada saat istirahat saya ingin pergi kekantin untuk membeli jajan, saat
itu saya melihat teman dekat saya ada di musholla dan saya ingin
mengajaknya kekantin. Hal apa yang akan kamu lakukan saat itu?
a. Menghampiri nya dan langsung menariknya untuk menemani mu
karena dia sedang duduk.
b. Menunggu temanmu selesai beribadah.
c. Ikut beribadah terlebih dahulu kemudian kekantin bersama.
d. Bertanya terlebih dahulu apakah dia sudah selesai ibadah atau
belum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 106
88
12. Saat kamu akan mengikuti upacara bendera, tiba-tiba datang
temanmu dan mengajakmu untuk pergi ke UKS untuk menghindari
upacara bendera. Hal apa yang akan kamu lakukan?
a. Memaksanya untuk tetap ada dibarisan.
b. Mengingatkan temanmu untuk tidak melakukan hal itu.
c. Mengajaknya berbaris di barisan paling belakang supaya tidak
terkena panas.
d. Melaporkan niat temanmu pada guru.
13. Ketika temanmu melakukan pelanggaran di sekolah yaitu tidak
memakai sepatu hitam polos sesuai dengan peraturan yang tertera.
Apa yang akan kamu lakukan?
a. Saya melaporkannya pada guru.
b. Menyuruhnya untuk ijin terlebih dulu kepada guru.
c. Saya mendekatinya dan mengingatkan untuk tidak melakukan
pelanggaran itu lagi.
d. Saya menasehatinya agar selalu memakai sepatu sekolah hitam
polos ketika sekolah.
14. Ketika kamu melihat beberapa temanmu menguasai kesenian daerah
dan terlihat sangat menarik untukmu, tetapi sayangnya kamu merasa
tidak bisa dan kurang mengenal kesenian tersebut namun kamu ingin
mencobanya, apa yang akan kamu lakukan?
a. Melihatnya dari jauh.
b. Mendekat dan bertanya tentang kesenian tersebut.
c. Bergabung dan ikut berlatih bersama mereka.
d. Belajar sendiri melalui internet untuk mengetahui kesenian
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 107
89
15. Minggu siang kamu sudah ada janji pergi dengan temanmu, namun
bersamaan juga dengan adanya kerja bhakti di desamu, sedangkan
kamu harus ikut serta untuk mewakili ayahmu yang tidak bisa hadir
saat itu. Apa yang akan kamu lakukan ?
a. Meberitahu teman saya secepatnya kalau saya harus
menggantikan ayah untuk kerja bhakti.
b. Kerja bhakti terlebih dahulu baru pergi dengan teman.
c. Pergi dengan teman lain waktu dan ikut kerja bahkti.
d. Mengajak temanmu untuk menemanimu kerja bahkti sekaligus
bermain bersama.
16. Saat kamu diajak orang tua pergi ke supermarket dan orang tuamu
memilih produk luar negeri, hal apa yang akan kamu lakukan?
a. Saya langsung menukarnya dengan produk dalam negeri.
b. Memberitahu orang tua saya untuk menggunakan produk dalam
negeri.
c. Meyakinkan orang tua saya produk dalam negeri tidak kalah bagus
dengan produk luar negeri yang cenderung banyak pengawetnya.
d. Tidak pikir lama saya langsung mengambil produk dalam negeri
meskipun dimarahi orang tua saya.
17. Saat kamu diajak temanmu bolos sekolah, hal apa yang kamu lakukan?
a. Langsung menolaknya.
b. Saya mengingatkan kredit point tentang membolos kepadanya.
c. Menasehati teman saya untuk tidak membolos.
d. Memberitahukan kepada guru piket.
18. Ketika kamu mengetahui ada beberapa kesenian Indonesia yang
diakui oleh Negara lain, apa yang akan kamu kerjakan untuk
mempertahankan kesenian itu?
a. Melestarikannya dengan cara mengikuti ekstrakurikuler kesenian
di sekolah.
b. Membaca beritanya dan merasa sedih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 108
90
c. Melihat perkembangan hal tersebut melalui media masa.
d. Menggunakan media sosial untuk mensosialisasikan kebudayaan
Indonesia.
19. Ketika ada temanmu yang tidak hafal dengan sumpah pemuda dan
kamu sangat hafal namun kamu saat itu sedang sibuk, hal apa yang
akan kamu lakukan?
a. Menyuruhnya untuk mencari di internet.
b. Menuliskan sumpah pemuda di selembaran kertas untuknya.
c. Menemaninya untuk menghafalkan terlebih dahulu sumpah
pemuda.
d. Meminta bantuan teman lain untuk menuliskan sumpah pemuda
untuk dirinya.
20. Ketika teman kamu membuat barang untuk kamu tapi tidak sesuai
dengan yang kamu inginkan dan kamu tidak suka dengan barang ini.
Lalu apa yang kamu lakukan ?
a. Aku menerima pemberian nya dengan senang
b. Aku mengomentari pemberiannya
c. Aku memintanya untuk memperbaiki nya terlebih dahulu
d. Aku menerima pemberiannya dan mengucapkan terimakasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 109
91
LAMPIRAN 2 Self Assesment Scale
Skala Penilaian Diri Karakter Cinta Tanah Air (Self Assesment Scale)
Nama : No. absen : Usia :
Keterangan
Ss : Sangat Setuju S : Setuju Ks : Kurang Setuju Ts : Tidak Setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 110
92
LAMPIRAN 3 Tabulasi Data Pre-test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 111
93
LAMPIRAN 4 Tabulasi Data Post-Test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 112
94
LAMPIRAN 5 Tabulasi Data Sesi 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 113
95
LAMPIRAN 6 Tabulasi Data Sesi 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 114
96
LAMPIRAN 7 Tabulasi Data Sesi 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 115
97
LAMPIRAN 8 Tabulasi Validitas Tes Karakter Cinta tanah air
\
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 116
98
Lampiran 9 Tabulasi Hasil Validitas Self Assesment Scale
Item Parameter R hitung Keputusan
1 Pearson Correlation 0.272
Sig. (2-tailed) 0.132
N 32
2 Pearson Correlation .387*
Sig. (2-tailed) 0.029
N 32
3 Pearson Correlation 0.281
Sig. (2-tailed) 0.119
N 32
4 Pearson Correlation 0.043
Sig. (2-tailed) 0.815
N 32
5 Pearson Correlation .583**
Sig. (2-tailed) 0
N 32
6 Pearson Correlation 0.187
Sig. (2-tailed) 0.305
N 32
7 Pearson Correlation 0.171
Sig. (2-tailed) 0.348
N 32
8 Pearson Correlation 0.348
Sig. (2-tailed) 0.051
N 32
9 Pearson Correlation 0.178
Sig. (2-tailed) 0.328
N 32
10 Pearson Correlation 0.066
Sig. (2-tailed) 0.721
N 32
11 Pearson Correlation .621**
Sig. (2-tailed) 0
N 32
12 Pearson Correlation 0.301
Sig. (2-tailed) 0.094
N 32
13 Pearson Correlation .495**
Sig. (2-tailed) 0.004
N 32
14 Pearson Correlation 0.036
Sig. (2-tailed) 0.846
N 32
15 Pearson Correlation 0.325
Sig. (2-tailed) 0.07
N 32
16 Pearson Correlation 0.159
Sig. (2-tailed) 0.383
N 32
17 Pearson Correlation .391*
Sig. (2-tailed) 0.027
N 32
18 Pearson Correlation 0.186
Sig. (2-tailed) 0.309
N 32
19 Pearson Correlation -0.229
Sig. (2-tailed) 0.207
N 32
20 Pearson Correlation 0.346
Sig. (2-tailed) 0.053
N 32
Revisi
Valid
Valid
Revisi
Valid
Revisi
Valid
Revisi
Revisi
Valid
Revisi
Revisi
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Revisi
Valid
Revisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 117
99
LAMPIRAN 10 Modul Layanan Bimbingan
MENCINTAI TANAH AIR MELALUI KESEHARIAN
A. IDENTITAS RPBK
1 Topik/ Nilai Karakter Cinta Tanah Air
2 Tugas Perkembangan Pengembagan Pribadi
3 Bidang Bimbingan Pribadi- Sosial
4 Jenis Layanan Layanan Informasi 5 Fungsi Bimbingan Pemahaman dan Pengembangan
6 Sasaran Siswa 7 Standar Kompetensi Siswa siswi mampu memahami arti
penting cinta tanah air
8 Kompetensi Dasar Agar siswa siwi mampu mengetahui, memahami, sikap menghargai dan mencintai tanah airnya.
9 Indikator a. Dapat menjelaskan arti cinta tanah air.
b. Dapat merealisasikan sikap cinta tanah air dalam kehidupannya sehari-hari.
10 Materi a. Pengertian Cinta Tanah Air b. Karakter Pribadi Cinta Tanah Air
11 Metode Ceramah singkat, Tanya jawab, games, pemutaran film, sharing
12 Waktu 2 X 30 menit
13 Tempat Ruang Kelas 14 Media Buku tulis, alat tulis, materi, proyektor
15 Prosedur (Kolom B)
16 Penilaian/ Evaluasi Self Assesment Scale 17 Rencana Tindak Lanjut
18 Sumber Pustaka Suardi.2010.Bimbingandan Konseling 1. Jakarta : Yudistira
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 118
100
B. SKENARIO LAYANAN
No Kegiatan Guru Siswa Durasi
1. Pembukaan Memberikan sapaan
untuk membuka
suasana
Mendengarkan
dan menanggapi
3 menit
2. Fun Games Memberikan
permainan pembuka
agar suasana tidak
tegang, sebelum
masuk ke materi
Animasi gerak
dan lagu
5 menit
3. Penyampaian
Materi
Menyampaikan materi
mengenai Cinta tanah
air.
Mendengarkan
penjelasan dari
guru.
10
menit
4. Dinamika
kelompok
Pemutaran Film Melihat film
dengan penuh
perhatian.
20
menit
5. Refleksi Meminta siswa untuk
merenungkan sejenak
mengenai Film yang
baru saja diputar.
Merenungkan dan
meresapi isi dari
Film
3 menit
6. Sharing Bertanya pada siswa
mengenai kejadian
dalam berdinamika
kelompok
Aktif dalam
menyampaikan
pendapatnya
5 menit
7. Penutup Mengambil
kesimpulan atas
seluruh kegiatan
dalam pertemuan
tersebut
Mendengarkan
dan meresapinya
2 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 119
101
CINTATANAHAIR
Cinta tanah air adalah suatu kasih sayang dan suatu rasa cinta terhadap
tempat kelahiran atau tanah airnya. Negara kesatuan republik
indonesia dilahirkan oleh generasi yang memiliki idelaisme cinta tanah
air dan bangsa kalau tidak mungkin saat ini kita bangsa indonesia
masih di jajah.
Sebagai warga negara yang baik kita tetap dapat menunjukkan
sikap cinta tanah air yaitu diantaranya:
1. Belajar dengan sungguh-sungguh
2. Menjaga kelestarian lingkungan
3. Memilih pada saat pemilu diadakan
4. Menjaga kebudayaan Indonesia
Cara-cara meningkatkan rasa cinta tanah air :
a. Mempelajari sejarah perjuangan pahlawan serta menghargai jasa para pahlawan.
b. Menghormati upacara bendera. c. Menghormati simbul-simbul degara. d. Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri e. Membela dan mempertahankan kedaulatan
kemerdekaan secara tulus dan ikhlas
f. Membantu mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia kepada warga negara asing
g. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 120
102
Cerita Inspiratif
CINTA TANAH AIR
Semenjak penjajah menginjakkan kaki di tanah air ini pahlawan
iandonesia tidak akan pernah tinggal diam di injak oleh penjajah meski
senjata hanyalah ” Bambu Runcing ” namun demi membela tanah air ini ,
mereka mempertaruhkan nyawa dan mengeorbankan jiwa raganya demi
tanah air indonesia ini ,hingga akhirnya satudemi satu pahlawan gugur ,
namun diantara pahlawan yang gugur muncullah generasi-generasi yang
baru tumbuh dan terus tumbuh hingga akhirnya jadilah Tumbuh seribu ,
mereka bertarung hingga akhirnya kemerdekaan tlah di umumkan oleh
” Proklamasi” dan di bacakan oleh ” Ir. Soekarno” pada tanggal
17, Agustus 1945 , Atas nama bangsa Indonesia . Kini bangsa kita terbebaslah
sudah dari penjajah dan tak ada lagi pertumpahan darah dan nyawa-nyawa
rakyat Indnesia yang terlantar
Namun , di sisi lain banyak generasi-generasi yang hancur aka
perbuatan yang tak sesuai dengan undang-undang di tanah air ini hingga
semakin banyak rakyat indonesia yang masa depan nya hancur oleh
perbuatannya sendiri seperti : korupsi , narkoba , po*nografi , perkelahian ,
pencopetan , dan demo dimana-mana , seharusnya sebagai generasi penerus
bangsa mereka sangat kecewa, mengapa tanah air ini “yang dulunya merdeka
sekarang hanur” “ yang dulunya sejahtera sekarang musuh” ? banyak rakyat
yang mati kelaparan dan terlantar , ” dimana kemerdekaan itu muncul bila
tanah air ini dikotori oleh orang-orang yang tak mempunyai rasa tanggung
jawab dan rasa malu akan tanah air ini bila terus-menerus seperti ini.
Andai saja tanah air ini tetap seperti dulu waktu kemerdekaan di
mulai , mungkin tak ada ada lagi perbuatan yang melanggar hukum dan
rakyat indonesia tetap akan jaya , Bhinneka Tuggal Ika kan tetap terus ada ,
Burung Garuda tetap menggerakkan sayapnya , Pancasila tetap lambang kita ,
dan Merah putih kan terus berkibar sampai akhir Hayat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 121
103
AKU DISIPLIN PERATURAN DAN NORMA
A. IDENTITAS RPBK
No K e t e r a n g a n
1. Pokok Bahasan
Mengenal Peraturan-peraturan
2. Bidang Bimbingan
Bimbingan belajar
3. Standar kompetensi
Siswa mengenal peraturan-peraturan
4. Kompetensi Dasar
Siswa mampu menaati peraturan-peraturan yang berlaku
5. Sub pokok bahasan
a. Macam –macam peraturan Bentuk-bentuk norma yang berlaku
b. Sanksi yang berlaku
6. Indikator a. Siswa mampu menyebutkan peraturan-peraturan b. Siswa mampu menunjukkan perilaku taat
terhadap peraturan yang berlaku
7. Metode Cerita, tanya jawab, games, sharing
8. Waktu 2x30 Menit
9. Alat Modul, Lembar Kerja, LCD, Laptop
10. Sumber www.docstoc.com www.crayonpedia.org www.dbe-usaid.org
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 122
104
B. SKENARIO LAYANAN
NO. KEGIATAN KETERANGAN WAKTU
1 Pengantar Pembimbing mengawali bimbingan dengan memberikan pengantar mengenai maksud dan tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan kepada siswa.
10 menit
2 Pemberian materi
a. Kemudian pembimbing menyampaikan materi
b. Pembimbing memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, menceritakan pengalaman baik di alamai siswa atau orang lain
30 menit
3 Menonton video
Pembimbing mempertontonkan video yang berkaitan tata tertib lalu lintas
10 menit
4 Evaluasi Pembimbing melakukan evaluasi dengan memberikan lembar kerja pada siswa.
10 menit
A. Macam-macam peraturan yang ada di masyarakat
Keluarga kamu tentu tidak bisa hidup sendiri, keluargamu
membutuhkan bantuan keluarga lain. Keluarga lain di sekitarmu
dinamakan tetangga. Keluargamu dan tetangga di sekitarmu disebut
masyarakat setempat. Bagaimana agar tercipta masyarakat yang aman,
tertib, dan tenteram? Perhatikan kegiatan masyarakat di bawah ini!
Keluarga Pak Yahya tinggal di wilayah Rt 05/Rw 07 Kelurahan
Telaga Sari. Pak Markum tetangga yang tidak jauh rumahnya dengan
Pak Yahya. Mereka bertetangga sudah cukup lama. Pak Markum
orangnya baik dan ramah serta kaya di wilayahnya. Setiap orang egan
kepadanya. Sesuai hasil rapat warga, setiap sebulan sekali di wilayah Rt
Ayo
mendengarkan
cerita
Handout/Materi Layanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 123
105
05/Rw 07 diadakan kerja bakti. Pak Haris selaku ketua Rukun
Tetangga mengajak warganya untuk selalu hidup bersih. Hari Minggu
pukul 07.00 semua warga sudah berkumpul di depan poskamling.
Mereka membawa alat-alat kebersihan seperti cangkul, sabit, sekop,
sapu dan sebagainya. Mereka membersihkan lingkungan.
Sebentar lagi musim hujan tiba. Selokan dan saluran air
dibersihkan agar aliran air lancar. Mereka bekerja dengan ikhlas. Ibu-
ibu menyediakan minuman dan kue buatannya. Bapak-bapak dan
remaja menikmatinya sambil istirahat. Menjelang pukul 12.00 siang
pekerjaan sudah selesai. Mereka tampak senang dan puas, karena
wilayahnya tampak rapi dan bersih.
Perhatikan beberapa contoh aturan-aturan di masyarakat.
a. Setiap warga wajib menjaga keamanan lingkungan.
b. Hidup bertetangga dengan rukun dan saling menghormati.
c. Mengikuti kegiatan-kegiatan di wilayahnya.
d. Tolong-menolong.
e. Tidak membuat keributan atau keonaran.
f. Berbuat tidak melanggar aturan yang berlaku.
Gambar 1: Ikut serta dalam kerja bakti
merupakan contoh kepatuhan pada peraturan
yang ada di masyarakat.
Setiap warga menaati aturan-aturan yang berlaku. Jika
melanggar aturan akan mendapat sanksi. Apa sanksinya? Sanksinya
antara lain tidak disenangi tetangga, dikucilkan, denda, dan kurungan
jika melanggar hukum. Jika setiap warga menaati aturan-aturan
Jika kalian cermati bacaan di atas, apakah aturan yang
disepakati warga Telaga Sari? Setelah kalian pahami
aturan di atas, ternyata masih banyak lagi aturan-aturan
yang berlaku di masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 124
106
tersebut, akan tercipta lingkungan yang aman, bersih, tertib, dan
tenteram. Inginkah suasana di lingkunganmu seperti itu?
Ayo, Membuat Laporan
Buatlah laporan tertulis beberapa kalimat, tentang kegiatan di
wilayah RT mu, kegiatan kerja bakti, siskamling atau yang lain.
Kemudian hasil laporanmu bacalah di depan kelas!
Ayo, Berpendapat
Bagaimana pendapatmu tentang peristiwa pada gambar di bawah ini?
Bersepeda kencang di jalan
kampung
Pendapatku
......................................................
......................................................
....................................................
Sampah yang dibuang sembarangan
Pendapatku
......................................................
......................................................
......................................................
Pengendara sepeda motor yang
menabrak pejalan kaki lalu melarikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 125
107
diri
Pendapatku
......................................................
......................................................
......................................................
......................................................
Ayo, Bertanya
Hampir di setiap masuk gang atau kampung terdapat tulisan:
“Tamu bermalam 2x24jam harap lapor kepada ketua RT setempat”.
Apa maksud tulisan tersebut? Cobatanyakan kepada kakak atau orang
tuamu! Jika sudah mengerti, tulis dan laporkan di depan kelas!
Aku, Semakin Tahu
Aturan-aturan yang berlaku di masyarakat, ada yang tertulis
dan tidak tertulis.
Kita semua harus menaati aturan yang berlaku di mana kita
berada.
Apabila melanggar aturan akan mendapat sanksi.
B. NORMA-NORMA YANG BERLAKU DALAM KEHIDUPAN
BERMASYARAKAT, BERBANGSA,DAN BERNEGARA
Dalam kehidupan sehari-hari, individu atau kelompok lainnya.
Jadi setiap manusia, baik sebagai individu atau anggota masyarakat
selalu membutuhkan orang lain. Dalam interaksi sosial tersebut,
setiap individu bertindak sesuai dengan kedudukan, status sosial, dan
peran mereka masing-masing. Tindakan manusia dalam interaksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 126
108
sosial itu senantiasa didasari oleh nilai dan norma yang berlaku di
amasyarakat.
Pengertian Norma, Kebiasaan, Adat-istiadat dan Peraturan
Norma-norma itu mempunyai dua macam isi, dan menurut
isinya berwujud: perintah dan larangan. Apakah yang dimaksud
perintah dan larangan menurut isi norma tersebut? Perintah
merupakan kewajiban bagi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh
karena akibat-akibatnya dipandang baik. Sedangkan larangan
merupakan kewajiban bagi seseorang untuk tidak berbuat sesuatu
oleh karena akibat-akibatnya dipandang tidak baik.
Ada bermacam-macam norma yang berlaku di masyarakat.
Macam-macam norma yang telah dikenal luas ada empat, yaitu:
1. Norma Agama : Ialah peraturan hidup yang harus diterima
manusia sebagai perintah-perintah, laranganlarangan dan ajaran-
ajaran yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. Pelanggaran
terhadap norma ini akan mendapat hukuman dari Tuhan Yang
Maha Esa berupa “siksa” kelak di akhirat. Contoh norma agama ini
diantaranya ialah:
“Kamu dilarang membunuh”.
“Kamu dilarang mencuri”.
“Kamu harus patuh kepada orang tua”.“Kamu harus
beribadah”.
“Kamu jangan menipu”.
2. Norma Kesusilaan : Ialah peraturan hidup yang berasal dari
suarahati sanubari manusia. Pelanggaran norma kesusilaan ialah
pelanggaran perasaan yang berakibat penyesalan. Norma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 127
109
kesusilaan bersifat umum dan universal, dapat diterima oleh
seluruh umat manusia. Contoh norma ini diantaranya ialah :
“Kamu tidak boleh mencuri milik orang lain”.
“Kamu harus berlaku jujur”.
“Kamu harus berbuat baik terhadap sesama manusia”.
“Kamu dilarang membunuh sesama manusia”.
(Saat ujian dilarang mencontek.)
3. Norma Kesopanan : Ialah norma yang timbul dan diadakan oleh
masyarakat itu sendiri untuk mengatur pergaulan sehingga
masing-masing anggota masyarakat saling hormat menghormati.
Akibat dari pelanggaran terhadap norma ini ialah dicela
sesamanya, karena sumber norma ini adalah keyakinan
masyarakat yang bersangkutan itu sendiri.
Hakikat norma kesopanan adalah kepantasan, kepatutan,
atau kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Norma kesopanan
sering disebut sopan santun, tata krama atau adat istiadat. Contoh
norma ini diantaranya ialah :
“Berilah tempat terlebih dahulu kepada wanita di dalam
kereta api, bus dan lain-lain, terutama wanita yang tua, hamil
atau membawa bayi”.
“Jangan makan sambil berbicara”.
“Janganlah meludah di lantai atau di sembarang tempat” dan.
“Orang muda harus menghormati orang yang lebih tua”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 128
110
(selain membahayakan diri sendiri
hal itu juga melanggar peraturan lalu lintas)
Kebiasaan adalah tingkah laku dalam masyarakat yang
dilakukan berulangulangmengenai sesuatu hal yang sama, yang
dianggap sebagai aturan hidup . Kebiasaan dalam masyarakat
sering disamakan dengan adat istiadat.
Adat istiadat adalah kebiasaan-kebiasaan sosial yang
sejak lama ada dalam masyarakat dengan maksudmengatur
tata tertib.
4. Norma Hukum : Ialah peraturan-peraturan yang timbul dan
dibuat oleh lembaga kekuasaan negara. Contoh norma ini
diantaranya ialah :
“Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa/nyawa
orang lain, dihukum
karena membunuh dengan hukuman setingi-tingginya 15
tahun”.
“Orang yang ingkar janji suatu perikatan yang telah diadakan,
diwajibkan
mengganti kerugian”, misalnya jual beli.
“Dilarang mengganggu ketertiban umum”
Contoh Gambar Tata Tertib dan Pelanggaran Lalulintas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 129
111
Sebelum mengendari sepeda motor, pakailah perlengkapan
terlebih dahulu
(Helm, sarung tangan, masker, dll)
(Gambar seperti ini adalah melanggar lalu lintas)
Mengendari motor tanpa memakai helm dan berboncengan lebih dari
dua orang adalah melanggar lalulintas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 130
112
A. Identitas RPBK 1. Topik / Nilai Karakter : Toleransi 2. Tugas pengembangan : Pengembangan Pribadi. 3. Bidang bimbingan : Pribadi – sosial. 4. Jenis layanan : Layanan Informasi 5. Fungsi bimbingan : Pemahamandan Pengembangan 6. Sasaran : Siswa kelas VIII SMP. 7. Standar Kompetensi :Siswa-siswi mampu memahami arti
penting Toleransi 8. Kompetensi dasar :Agar siswa-siswi mampu mengetahui,
memahami, sikap toleransi 9. Indikator
a. Dapat menjelaskan arti Toleransi b. Dapat merealisasikan sikap Toleransi
10. Materi a. Arti Toleransi b. Perwujudan Toleransi
11. Metode :Ceramah singkat, tanya jawab, pemutaran film,sharing.
12. Waktu : 2 x 30 menit. 13. Tempat : Ruang kelas. 14. Media : Buku Tulis, alat tulis, materi. 15. Prosedur : (kolom B) 16. Penilaian/Evaluasi :self assessment 17. Rencana Tindak Lanjut : 18. Sumber Pustaka :http/2013/08/toleransi-antar-umat
beragama.html.songgone.blogspot.com Alqatiry.blogspot.com/2013/09/tolera
nsi-antar-umat-beragama.html
MENJUNJUNG TINGGI TOLERANSI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 131
113
B. Skenario Layanan
NO. Kegiatan Guru Siswa Durasi
1. Pembukaan - Salam - Doa
pembuka
- Membuka
pertemuan dengan memberi salam yang hangat dan bersamangat kepada siswa.
- Meminta dan mempersilahkan salah satu siswa untuk memimpin doa pembuka.
- Menyambut
salam dari guru dengan bersiap dan semangat untuk menerima materi bimbingan dari guru.
- Mempimpin doa pembuka (salah satu siswa)
5’
2. Ice breaking Menyanyikan lagu Satu-satu aku sayang… dan mengajak siswa untuk memperhatikan dan bernyanyi sesuai dengan lagu.
Memperhatikan dan bernyanyi sesuai dengan lagu Satu-satu aku sayang…
5’
3. Self-Assessment /Kuesioner
- Membagikan lembar self-assessment/ kuesioner.
- Memberikan arahan dan penjelasan pengisian self-assessment/kuesioner kepada siswa
- Menerima lembar self-assessment/kuesioner kepada seluruh siswa.
- Mendengarkan arahan dan penjelasan pengisian self-assessment/kuesioner dari guru.
- Mengisi lembar self-assessment/ kuesioner
5‘
4. Penjelasan materi/topik
Menjelaskan materi “ Toleransi”
Memperhatikan penjelasan materi yang diberikan oleh guru.
10’
5. Dinamika kelompok
Mempersiapkan dan menjelaskan
Memperhatikan dan mengikuti
20’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 132
114
dinamika kelompok bagi siswa.
Guru dapat memodifikasi dinamika siswa, baik dinamika secara kelompok atau individu.
arahan guru dalam dinamika kelompok
6. Refleksi dinamika kelompok
Mengarahkan siswa untuk berefleksi mengenai dinamika kelompokyang telah dilakukan bersama-sama.
Merefleksikan dinamika kelompokyang telah dilakukan bersama-sama.
5’
7. Sharing dinamika kelompok
Mempersilahkan dan meminta siwa untuk men-sharing-kan apa yang telah siswa refleksikan mengenai dinamika kelompok.
Men-sharing-kan apa yang telah direfleksikan mengenai dinamka kelompok.
5’
8. Menonton video inspiratif
Menayangkan video inspiratif.
Menyaksikan video inspiratif.
5‘
9. Pernyataan diri: Refleksi dan sharing singkat sebagai arah menuju kesimpulan
- Memberikan pertanyaan refleksi pada siswa mengenai hikmah yang didapat dari keseluruhan kegiatan bimbingan.
- Memberi waktu kepada siswa untuk menjawab pertanyaan refleksi.
- Mempersilahkan dan meminta siswa untuk men-sharing-kan hasil refleksi
- Menjawab pertanyaan mengenai hikmah yang didapat dari keseluruhan kegiatan bimbingan.
- Men-sharing-kan hasil refleksi dirinya.
10‘
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 133
115
TOLERANSI
Toleransi adalah suatu sikap manusia yang tidak
menyimpang dari aturan, dimana seseorang menghargai atau
menghormati setiap tindakan yang dilakukan orang lain.
Perwujudan toleransi:
1. Rasa saling menghormati dan menghargai
antar umat manusia.
2. Sikap saling tolong menolong sesama umat,
dan tidak mengenal agama, suku, ras, budaya
3. Memahami setiap perbedaan.
dirinya.
11. Penutup - Kesimpulan
/Peneguhan.
- - Salam
penutup
- Memberikan
penegasan mengenai materi dan memberikan dukungan serta meyakinkan siswa bahwa dalam menjalani hidup ini pentingnya untuk menghargai sesama.
- Memberi salam penutup pada siswa.
- Mendengarkan,
memperhatikan, mengerti, dan memahami akan bahwa dalam menjalani hidup ini pentingnya untuk menghargai sesama.
- Menyambut salam dari guru dengan bersemangat.
5’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 134
116
Fungsi toleransi dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara:
1. Terhindar dari perpecahan
Sikap toleransi yaitu saling menghormati, saling mengahargai,
dan mengabaikan perbedaan yang dapat menghindari terjadinya
pertikaian, permusuhan, peperangan dan perpecahan yang dapat
memicu konflik didalam negara, kondisi ini dapat mengancam
keutuhan persatuan negara Indonesia.
2. Meningkatkan rasa nasionalisme
Jika sikap toleransi yang positif diterapkan dalam kehidupan
sehari hari oleh semua masyarakat Indonesia maka akan
meningkatkan rasa nasionalisme terhadap bangsa dan negara.
Karena bangsa yang maju adalah bangsa yang bisa menerima
perbedaan satu orang dengan orang yang lainnya tanpa harus
merasa paling benar dan akan mengurangi penyebab terjadinya
tindakan penyalahgunaan kewenangan.
3. Meruntuhkan rasa paling benar pada diri sendiri
Sikap toleransi akan menghindari seseorang untuk bersikap
egois dan merasa diri paling benar. Sikap toleransi dapat membuat
manusia lebih cerdas dalam berfikir positif. Sikap seperti ini adalah
yang paling banyak disukai masyarakat dan tak heran jika
seseorang yang memiliki sikap toleransi yang kuat akan menjadi
seorang pemimpin yang adil.
4. Dapat mempersatukan perbedaan
Sikap toleransi dapat mempersatukan perbedaan menjadi sebuah
kekuatan bagi pertahanan negara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 135
117
Sikap Toleransi
Toleransi dalam Keluarga
Saling penuh pengertian, menghindari sikap dan suasana saling, curiga mencurigai.
Toleransi dalam kehidupan masyarakat. Saling menghormati antar tetangga, mewujudkan kerukunan dan ketenangan antar sesama pemeluk agama.
Toleransi dalam kehidupan bernegara Menerima hasil musyawarah dan mufakat dengan lapang dada, mengharhargai pendapat orang lain.
Toleransi dalam lingkungan sekolah
Saling menghormati satu sama lain, rukun dengan teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI