i EFEKTIVITAS FACEBOOK SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi Kasus Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Salatiga Tahun 2019) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Guna MemperolehGelar Sarjana Sosial (S. Sos) Disusun Oleh: Anzilatul Qodriyah NIM. 43010150017 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA TAHUN 2019
141
Embed
EFEKTIVITAS FACEBOOK SEBAGAI MEDIA DAKWAH (Studi …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/5531/1/SKRIPSI ANZILATUL... · Penggunaan media-media dan alat-alat modern bagi pengembangan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
EFEKTIVITAS FACEBOOK SEBAGAI MEDIA DAKWAH
(Studi Kasus Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah
Institut Agama Islam Negeri Salatiga Tahun 2019)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Guna MemperolehGelar
isti‟adzah, dakwah dengan lisan dan lain sebagainya.
b) Ibadah fisik, yang mencakup didalamnya seperti sholat,
shiyam, berjihad, haji, shadaqah, menuntut ilmu dan lain-
lain.
c) Ibadah hati, yang termasuk didalamnya seperti ingat kepada
Allah, tawakkal, yakin, bersabar, rasa harap, rasa cinta,
ridha terhadap kehendak Allah, dan lain sebagainya.
3) Akhlak
Akhlak merupakan jama‟ (plural) dari kata tunggal
khuluq.Kata khuluq dari kamus sihah berarti tabi‟at atau
perangai. Bila kata akhlak dikaitkan dengan kata islam, maka
maknanya adalah adab dan sopan santun yang bersumber dari
al-Qur‟an dan sunnah.
5. Facebook sebagai Media Dakwah
Facebook sebagai jaringan sosial bisa digunakan sebagai
wadah silaturrahim di dunia maya.Selain itu Facebook juga
dimanfaatkan sebagai sarana komunikasi untuk mencari teman,
32
menghibur, chatting untuk berdiskusi, sarana berdakwah serta
menyimpan file atau tulisan.
Media dakwah merupakan sebuah alat yang digunakan
individu untuk menyampaikan pesan dakwah dengan tujuan dan
maksud tertentu. Pesan dakwah disini berupa ajakan kepada seluruh
umat muslim agar menjalankan perintah Allah Swt dan menjahui
laranganNya (Yanuardi 2009 : 108). Facebook sebagai media
dakwah dapat memperoleh berbagai pencapaian, diantaranya:
a. Pendidikan (to Educate)
Dakwah Islam melalui Facebook sebagai sarana
pendidikan, karena penyampaianya memuat informasi – informasi
positif tentang ajaran Islam yang dapat diambil.
b. Menghibur (to Entertain)
Dakwah Islam melalui Facebook bersifat menghibur
khalayak pembaca.Karena, Pengirim informasi Islam yang
diimbangi dengan intermezo atau kajian simple tentang Islam
membuat penerima dakwah tidak bosan untuk membacanya.
c. Menyiarkan Informasi (to Information)
Facebook digunakan untuk menyiarkan informasi
melaluistatus, pesan, gruptentang ajaran ajaran Islam, sehingga
pembaca dapat dengan mudah untuk menyerap tentang ajaran
Islam didalamnya.
33
d. Mempengaruhi Massa (to influence)
Dakwah melalui Facebook dapat lebih cepat
mempengaruhi massa, karena penyebaran pesan bersifat cepat dan
menyeluruh kepada semua kalangan.
Adapun bentuk dakwah Islam yang dapat dilakukan
melalui Facebook antara lain sebagai berikut:
1) Status untuk syi‟ar dakwah
Status adalah satu yang paling sering dimanfaatkan
oleh pengguna Facebook.Boleh dikata, setiap orang online, tak
lupa mereka meng-update status.Status adalah tempat kita
menuliskan pikiran atau perasaan yang sedang kita alami.
Agar bervariasi, kita bisa menuliskan kutipan ayat al-
Qur‟an, Hadist, atau kata-kata dari para ulama‟, tokoh
masyarakat, atau ahli hikmah, yang menarik untuk disimak.
2) Dinding Facebook sebagai Media dakwah
Dizaman manusia purba, mereka menuliskan ide-
idenya didinding. Namun, dizaman modern, manusia kini
memiliki dinding di Facebook untuk menuliskan pesan atau
ajaran Islam bagi temannya yang lain.
3) Grup untuk berdiskusi
Grup adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang
saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain yang
34
memiliki tujuan. Kelompok akan saling bekerjasama menuju
tercapainya goals yang diinginkan. (Munandar,2001).
Di dalam fitur Facebook ini kita dapat berdiskusi
melalui grup.Sehingga kita dapat berdiskusi, bertukar ilmu dan
pengalaman kita ke teman mengenai kajian Islam.
4) Pesan (chatting) untuk berdiskusi
Chatting di internet tidak jauh beda dengan di dunia
nyata. Bedanya di dunia nyata kita dapat bertatap muka dengan
lawan bicara.Sedangkan di dunia maya kita hanya berhadapan
dengan suara atau kata-kata.Dengan itu kita dapat
memanfaatkan fitur yang ada di Facebook untuk berdiskusi
mengenai kajian ke-Islam-an.
Facebook sebagai media dakwah dapat memberi
informasi pengetahuan tentang kajian–kajian Islam,
mempengaruhi penerima dakwah agar teladan dalam
kebijaksanaan, melakukan ma’ruf(baik) sesuai ajaran Islam
menjahui munkar (buruk) serta dapat menjadi pendidikan
penerima dakwah dimana yang sebelumnya belum tau menjadi
tahu akan syariat Islam.
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Demi mendapatkan penelitian yang valid, peneliti menggunakan
metode sesuai dengan pengolahan data serta subjek yang akan dibahas.
Dalam hal ini dikemukakan beberapa metode dan sumber data yang
berkaitan dengan penelitian yaitu :
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yakni suatu
metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu
kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang.Tujuannya untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antarfenomena yang diselidiki (Nazir, 1988).
Peneliti menggunakan jenis penelitian fenomenologi untuk
menjabarkan makna fenomena pengalaman berdasarkan kesadaran yang
terjadi pada individu.
Menurut Edmund Husserl (1859-1938) fenomenologi yaitu
suatu aliran yang membicarakan fenomena atau gejala sesuatu yang
tampak atau menampakkan diri.Hal yang menampakkan dirinya
dilukiskan tanpa meninggalkan bidang evidensi yang
langsung.Fenomenologi adalah suatu metode pemikiran “a way of looking
at things”.
36
Metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang
berdasarkan filsafat postpositivisme, digunakan meneliti kondisi obyek
secara alami, disini peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan
data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, kemudian hasil penelitian kualitatif menekankan makna
(Sugiyono, 2006: 9-10).
Dari uraian diatas, maka peneliti akan menggunakan penelitian
deskriptif kualitatif melalui pendekatan fenomenologis untuk meneliti
secara langsung pada mahasiswaKomunikasi dan Penyiaran Islam
fakultas Dakwah dari semester 2,4,6,8,10 dan 12 di Institut Agama Islam
Negeri Salatiga agar dapat memperoleh data-data yang lengkap dan
akurat mengenahi pendapat dari mahasiswa tersebut tentang “Efektivitas
Facebook sebagai Media Dakwah (studi kasus mahasiswa Komunikasi
dan Penyiaran Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga tahun 2019)”.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Komunikasi dan
Penyiaran Islam fakultas Dakwah dari semester 2,4,6,8,10 dan 12 di
Institut Agama Islam Negeri Salatiga karena mahasiswa sekarang
khususnya Komunikasi dan Penyiaran islam Fakultas Dakwah dituntut
untuk dapat mengamalkan ilmu tentang kajian Islam dengan
memanfaatkan teknologi informasi yang semakin modern seperti
Facebook.
37
C. Sumber dan Jenis Data
Sumber data adalah tempat data diperoleh dengan menggunakan
metode tertentu baik berupa manusia, artefak maupun dokumen-
dokumen (Sutopo, 2006:56-57).
1. Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data.Sumber data primer yakni
penuturan atau catatan para saksi mata (Sanapiah, 1989:391).
Jadi, Sumber data primer dapat diperoleh langsung dari
lapangan yang dapat memberikan gambaran keadaan,
mengidentifikasi permasalahan, dan menjawab semua pertanyaan
dalam penelitian. Data primer dalam penelitian ini adalah mahasiswa
Komunikasi dan Penyiaran Islamfakultas Dakwah dari semester
2,4,6,8,10dan 12di Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
2. Data Sekunder
Menurut Sugiyono (2010:193) sumber data sekunder adalah
sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul
data. Misalnya lewat orang lain atau dokumen.
Sumber data sekunder dapat diperoleh dari buku, jurnal,
internet, artikel, majalah atau koran, serta hasil penelitian lainnya.
Sumber data sekunder dalam penelitian ini yaitu berupa foto, catatan
dan lain-lain.
38
Peneliti mendapatkan informasi dari mahasiswa Komunikasi
dan Penyiaran Islam fakultas Dakwah dari semester 2,4,6,8,10 dan
12di Institut Agama Islam Negeri Salatiga tentang Efektivitas
Facebook sebagai Media Dakwah.
D. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah Efektivitas Facebook sebagai
Media Dakwah (studi kasus mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran
Islam tahun 2019) dari semester 2,4,6,8,10 dan 12. Guna mendalami
fokus tersebut, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif
kualitatif dengan pendekatan fenomenologis.
Penelitian ini menggunakan pengamatan yang terbuka,
berhadapan dengan fenomena realitas dan kedekatan emosional antara
peneliti dan informan, didapatkan secara mendalam dan relevan.
Penelitian ini menggunakan teori komunikasi laswell, dimana
Harold Lasswell mengungkap model komunikasi sederhana dapat
diterapkan sebagai media komunikasi dasar serta konteks yang dikaji
peneliti berupa landasan teori tentang Facebook dan media dakwah.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa
teknik yang dianggap relevan yaitu meliputi:
1. Wawancara
Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2013:231) Wawancara
merupakan pertemuan antara dua orang untuk bertukar informasi dan
39
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam
suatu topik tertentu.
Wawancara disini digunakan untuk mencari data informan
tentang pendapat mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam
fakultas Dakwah dari semester 2,4,6,8,10 dan 12di Institut Agama
Islam Negeri Salatiga mengenai Facebook sebagai media dakwah.
Penelitian disini juga didasarkan pada catatan kemudian
dokumen-dokumen yang digunakan untuk melengkapi sebuah data
yang diperlukan dalam penelitian.
Dokumen berupa foto dan hasil wawancara yang didapat dari
informan. Dokumentasi digunakan untuk bukti bahwa peneliti terjun
langsung kepada mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam fakultas
Dakwah dari semester 2,4,6,8,10 dan 12 Institut Agama Islam Salatiga
untuk melangsungkan penelitian.
2. Observasi
Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2013:145) mengemukakan
bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu
proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua
di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan
ingatan.
Observasi dalam penelitian ini berfungsi untuk mencari data
tentang pendapat mahasiswaKomunikasi dan Penyiaran Islam fakultas
Dakwah dari semester 2,4,6,8,10 dan 12di Institut Agama Islam
40
Negeri Salatiga mengenai efektivitasFacebook sebagai media dakwah
guna memperoleh data yang berhubungan dengan gambaran yang
relevan.
3. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2013:240) Dokumen merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,
gambar, atau karya-karya monumental dari seorang.Dokumen yang
berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life
histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan.Dokumen yang
berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-
lain.Sedangkan dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni,
yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain.
Peneliti mendapatkan dokumentasi berupa biografi,
dokumen, hasil wawancara, dan foto sebagai bukti penelitian.
F. Analisis Data
Teknik analisis data deskriptif merupakan suatu cara dalam
meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, kondisi, sistem
pemikiran atau juga peristiwa masa sekarang. Jenis metode penelitian
kualitatif ini berusaha menjelaskan fenomena sosial pada saat tertentu
(Sugiyono, 2012).
Menurut Sugiyono analisis data kualitatif, peneliti dapat
melakukan langkah – langkah sebagai berikut:
41
1. Pengolahan Data
Data yang sudah terkumpul didalam tahap pengumpulan
data, kemudian perlu diolah kembali.Pengolahan data tersebut
memiliki tujuan agar data lebih sederhana, sehingga semua data yang
telah terkumpul dapat disajikan secara tersusun dengan baik lalu
dianalisis.
2. Display Data (Penyajian Data)
Setelah direduksi, peneliti menyajikan data menggunakan
tabel untuk memudahkan memahami yang terjadi dan merencanakan
kerja selanjutnya berdasarkan yang telah dialami tersebut.
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Setelah tahap penyajian data selesai, selanjutnya adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi.Dimana peneliti mencari makna
dalam data yang telah terkumpul, kemudian disimpulkan untuk
menjawab rumusan masalah dalam penelitian.
G. Validitas Data
Validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang sedang
terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh
peneliti (Sugiyono, 2010: 117).
Validitas data penting dilakukan agar memperoleh data yang
akurat dan memperoleh keabsahan data hasil penelitian.Pengecekan
keabsahan data dalam penelitian kualitatif didasarkan oleh empat kriteria
42
yaitu uji validitas (credibility), keteralihan (transferability),
kebergantungan (dependability), dan kepastian (comfrimability).
1. Uji Validitas (Credibility)
Uji validitas dilakukan dengan triangulasi data hasil
penelitian yaitu dengan dikonsultasikan kembali data yang telah
dianalisis kepada informan, pembimbing dan expert opinion /
practisioner (Sugiyono, 2008: 274). Uji validitas data penelitian
kulitatif ini dapat digambarkan pada diagram berikut.
2. Uji Kebergantungan (dependability)
Uji Kebergantungan merupakan kegiatan audit terhadap
proses yang dilakukan dalam penelitian kualitatif. Proses ini dimulai
dari menentukan masalah atau fokus penelitian, tahap lapangan,
analisis data, uji keabsahan data, kemudian membuat kesimpulan yang
dapat dibuktikan oleh peneliti (Sugiyono, 2008: 277).
Triangulasi
Informan Kunci
Expert Practitioner Expert Judgment
43
3. Uji Kepastian (Comfrimability)
Uji kepastian atau comfrimability berhubungan dengan
penegasan dan pengesahan data yang diperoleh dari para informan
dalam penelitian, dimana data penelitian kualitatif dikatakan objektif
apabila data hasil penelitian telah ditegaskan dan disahkan oleh
beberapa pihak.Uji kepastian ini sangat penting karena menjadi dasar
penelitian yang disertai oleh kebenaran informasi informan.
(Sugiyono, 2008:273).
Validasi data melalui expert jugment, diharapkan instrumen
penelitian mampu memperoleh data yang tepat. Proses triangulasi
yang dilakukan peneliti, mulai dari merancang alat bantu pengumpul
data penelitian, proses ke lapangan, proses pengumpulan data, proses
analisis data, dan perumusan kesimpulan.
Dengan demikian, melalui proses triangulasi yang diperoleh
dari fokus penelitian ini, kemudian dilanjutkan dengan credibality dan
confirmability, serta expert opinion dari informandalam penelitian ini
diharapkan relevan dan dapat dipertanggungjawabkan.
44
BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN
A. Profil Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas
Dakwah Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
1. Gambaran Umum Program Studi Komunikasi dan Penyiaran
Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam sebagai
institusi yang baru dibuka pada tahun 2013 telah memiliki sejumlah
mahasiswa baru berjumlah 27 orang pada tahun yang sama.
Penyelenggaraan Program studi Komunikasi dan Penyiaran
Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga dapat mempercepat
pengadaan tenaga-tenaga ahli guna meningkatkan kualitas
pembangunan sumber daya manusia terlebih dengan adanya
penerapan otonomi daerah (Mukti Ali 2006:204).
2. Visi dan Misi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran
IslamInstitut Agama Islam Negeri Salatiga.
a. Visi
Berdasarkan surat keputusan Dekan Fakultas Dakwah
Institut Agama Islam Negeri Salatiga nomor; In.
26/D3/PP.04.1/034A/2015 tentang Visi Program Studi Komunikasi
dan Penyiaran Islam adalah:
45
“Pada tahun 2030 menjadi jurusan yang kompeten dan unggul
dalam bidang Komunikasi dan Penyiaran Islam berbasis Teknologi
Komunikasi dan Informasi”.
b. Misi
Surat keputusan Dekan Fakultas DakwahInstitut Agama
Islam Negeri Salatiga nomor; In. 26/D3/PP.04.1/034A/2015
tanggal 22 Juni 2015 tentang misi Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam adalah :
1) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di bidang
teknologi komunikasi dan informasi dalam penyiaran islam
2) Melaksanakan dan mengembangkan penelitian di bidang ilmu
komunikasi dan penyiaran islam
3) Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka
penyiaran islam
4) Menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga terkait baik
lembaga pemerintahan maupun swasta, dalam dan luar negeri
5) Mengintegrasikan keilmuan agama dan keilmuan komunikasi
dan penyiaran islam.
3. Tujuan Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Institut
Agama Islam Negeri Salatiga
Berdasarkan keputusan dekan fakultas Dakwah Institut
Agama Islam Negeri Salatiga nomor ; In.26/D3/PP.04.1/034A/2015
46
tanggal 22 Juni 2015 tentang tujuan program studi atau jurusan
komunikasi penyiaran islam sebagai berikut:
Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam memiliki
tujuan :
a. Menghasilkan sarjana Komunikasi dan Penyiaran Islam yang
terampil dalam bidang Broadchasting, Jurnalistik danPublic
Relation.
b. Menghasilkan sarjana Komunikasi dan Penyiaran Islam yang
berkepribadian muslim Indonesia.
c. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk
mengoptimalkan tri dharma perguruan tinggi.
4. Sasaran dan strategi pencapaiannya
Berdasarkan surat keputusan dakwah
nomor;In.26/D1/PR.00.01/432a/2015 tanggal 26 Juni 2015, tentang
rencana induk.
Pengembangan Program studi Komunikasi dan Penyiaran
Islam tahun 2010-2015, sasaran dan strategi yang ingin dicapai
Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Institut Agama Islam
Negeri Salatiga adalah nampak dalam tahapan pencapaian berikut:
47
Tahapan pencapaian
5. Jajaran Pimpinan Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri
Salatiga Tahun 2014-2019
pada tahun 2015-2018 menyusun konsep praktisi yang memiliki keunggulan di bidang teknologi informasi dan komunikasi berbasis nilai islam indonesia
Pada tahun 2019-2022 perumusan desain pembelajaran untuk mewujudkan praktisi yang memiliki keunggulan di bidang teknologi informasi dan komunikasi berbasis nilai islam indonesia
Pada tahun 2023-2026 implementasi desain pembelajaran untuk mewujudkan praktisi yang memiliki keunggulan dibidang teknologi informasi dan komunikasi berbasis nilai islam indonesia
Pada tahun 2027-2030 penyebarluasan dan pengembangan desain pembelajaran untuk mewujudkan praktisi yang memiliki keunggulan dibidang teknologi informasi dan komunikasi berbasis nilai islam indonesia
48
6. Sarana dan Prasarana Serta Sistem Informasi Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam Institut Agama Islam Negeri
Salatiga
Sarana dan prasarana yang dimiliki Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam adalah gedung perkuliahan,
kantor program studi, satu unit perpustakaan, studio (kerjasama
dengan radio dan TV) dan gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa. Di
samping gedung perkantoran serta perkuliahan, terdapat sarana
penunjang lainnya, lapangan olah raga, areal parkir, dan prasarana
pendukung lainya.
Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam memiliki
sistem informasi yang modern, seperti telephone, faximile, dan
internet. Semua ini dalam rangka memperlancar dan mempermudah
komunikasi dengan pihak lain. Disamping itu, Program Studi juga
menggunakan sistem informasi melalui brosur dan iklan dalam
rangka perekrutan mahasiswa baru.
Untuk keperluan akademik, telah memiliki SIA (Sistem
Informasi Akademik) dengan sistem LAN (Local Area
Network).Dan untuk pelayanan perpustakaan digunakan SIMPUS
(Sistem manajemen perpustakaan) yang berbasis IT.
49
7. Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam
Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Mahasiswa program studi Komunikasi dan Penyiaran
Islam diajarkan tentang berbagai dasar ilmu keIslaman, komunikasi
dan kebahasaan guna menciptakan suasana akademis.
Mahasiswa, dosen dan karyawan disediakan fasilitas
internet (area WiFi) di seluruh ruangan perkuliahan kampus.yang
digunakan untuk berbagai kepentingan di setiap harinya.Seperti,
untuk mencari tugas, Email, Website, Facebook, Blog, Instagram,
WhatsApp Messenger, BBM, dan sebagainya.
Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran
Islam merupakan mahasiswa yang memilik kemampuan dalam
berbagai bidang, diantaranya bidang penyiaran Islam, teknologi
informasi dan komunikasi, broadchasting dan hubungan
masyarakat.Adapun jumlah mahasiswa Program studi Komunikasi
dan Penyiaran Islam Negeri Salatiga sebagai berikut:
Tabel 1.1 Jumlah Mahasiswa Aktif KPI IAIN Salatiga Tahun 2019
Mahasiswa
Angkatan
2013
Mahasiswa
Angkatan
2014
Mahasiswa
Angkatan
2015
Mahasiswa
Angkatan
2016
Mahasiswa
Angkatan
2017
Mahasiswa
Angkatan
2018
3
Mahasiswa
KPI
6
Mahasiswa
KPI
76
Mahasiswa
127
Mahasiswa
186
Mahasiswa
245
Mahasiswa
Sumber: Dokumen Fakultas Dakwah IAIN Salatiga
50
Tabel 1.2 Jumlah Mahasiswa Aktif KPI IAIN Salatiga Tahun 2019
Mahasiswa Angkatan 2015
Mahasiswa
Public Relations
Mahasiswa
Broadcasting
Mahasiswa
Jurnalis
33 Mahasiswa 20 Mahasiswa 12 Mahasiswa
Mahasiswa Angkatan 2016
Mahasiswa
Public Relations
Mahasiswa
Broadcasting
Mahasiswa
Jurnalis
39 Mahasiswa 40 Mahasiswa 13 Mahasiswa
Mahasiswa Angkatan 2017
Mahasiswa
Public Relations
Mahasiswa
Broadcasting
Mahasiswa
Jurnalis
81 Mahasiswa 49 Mahasiswa 29 Mahasiswa
Memanfaatkan perkembangan teknologi informasi seperti
Facebook sudah menjadi tugas mahasiswa Program Studi
Komunikasi dan Penyiaran Islam sebagai calonda‟i untuk terus
menyebarkan kajian Islam (amar ma’ruf nahi munkar).
Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam hampir
seluruhnya memiliki aplikasi Facebook, namun mahasiswa
cenderung hanya menggunakan aplikasi ini untuk hiburan saja
seperti menonton status, inbox, grup, dan lain
51
sebagainya.Mahasiswa masih jarang yang memanfaatkan dengan
menyebarkan ajaran-ajaran Islam kepada teman-teman atau
kerabat.Seharusnya mahasiswa yang basiknya pada ilmu dakwah
terus mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi dengan
memanfaatkannya untuk hal yang positif seperti sebagai media
dakwah.
B. Temuan Penelitian
Begitu banyaknya penggunaan Facebook di kalangan
mahasiswa, maka penulis mencoba menggali informasi dengan strategi
penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologis melalui
teori Uses and Gratification atau teori penggunaan dan pemenuhan
kebutuhan. Lokasi penelitian ini berada di Fakultas Dakwah program
studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Institut Agama Islam Negeri
Salatiga tahun 2019.
Penulis mencari data dimulai dengan Uji validitas, uji
keteralihan lanjut uji kebergantungan. Penulis menerapkan uji validitas
dengan mencari data pada perwakilan mahasiswaKomunikasi dan
Penyiaran Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga dari semester 2, 4,
6, 8, 10 dan 12 yang berjumlah 21 informan kemudian dicek
kebenarannya lagi dengan metode berbeda yakni melalui chat personal
dan wawancara tatap muka.
52
1. Penerapan Facebook sebagai media dakwah pada mahasiswa
Komunikasi dan Penyiaran Islam di Institut Agama Islam
Salatiga tahun 2019.
a. Penerapan Facebook sebagai media dakwah melalui pesan
atau inbox.
“Facebook adalah media online yang banyak digunakan untuk
berdakwah, namun ketika saya menyampaikan informasi tentang
Islam melalui facebook khususnya lewat pesan atau inbok tidak
melulu beserta dalil al-Qur’an dan al-Hadist, namun dengan
cara menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh
mad’u”(KF, 23-01-2019 ).
b. Penerapan Facebook sebagai media dakwah melalui grup.
“Facebook adalah sarana komunikasi yang cepat dan instan.
Aplikasi ini bisa digunakan sebagai media komunikasi dakwah
atau sekedar membagikan tautan mengenai dakwah Islam seperti
yang saya lakukan, saya selalu mebagikan tautan berita dakwah
ke grup sosisal media saya” (NR,19-01-2019).
c. Penerapan Facebook sebagai media komunikasi dakwah
melalui cuplikan video.
“Facebook adalah aplikasi yang canggih dan banyak
fungsinya.Facebook dapat dimanfaatkan untuk mensyiarkan
agama Islam yang dapat dilakukan melalui cuplikan video kiai
seperti Ustadz Aagym, Mamah dedeh, ustadz Hanan Attaqi dan
53
lainnya. Kita dapat membagikan video-video tersebut agar
dakwahnya tidak membosankan dan facebook jadi lebih
bermanfaat” (RI,24-01-2019 ).
d. Penerapan Facebook sebagai media dakwah disertai
tindakan nyata.
“Saya menggunakan sosial media facebook tetapi jarang saya
pakai untuk berdakwah, iya sebenarnya sedikit efektif si
berdakwah menggunakan sosial media karena banyak juga yang
menggunakan sosial media. Namun, bagi saya dakwah
disampaikan melalui sosial media itu sangat kurang, lebih baik
menggunakan kajian atau dakwah lainnya seperti kajian
dimasjid, majlis ilmu agar lebih efektif dan terbuka dan
mempermudah dalam berdiskusi” (M,18-01-2019).
e. Penerapan Facebook sebagai media komunikasi dakwah
melalui status atau kronologi.
“Banyak yang sudah pernah berdakwah dengan facebook melalui
status atau kronologi, karena berdakwah lewat sosial media
dapat dilakukan dengan membagikan tautan maupun tulisan
sendiri.Dakwah menggunakan Facebook itu sangat kekinian dan
banyak pembacanya pula” (BDN, 17-01-2019 ).
“Facebook di gunakan untuk kehidupan sehari-hari, dan aplikasi
ini juga bisa dimanfaatkan untuk saran berdakwah. Karena bagi
saya, berdakwah tidak harus menggunakan dalil-dalil maupun
54
hadist tetapi dapat dilakukan dengan mengisi facebook anda
dengan konten-konten yang bermanfaat seperti yang sudah saya
lakukan saat ini” (VD,24-01-2019).
2. Faktor pendukung dan penghambat Facebook sebagai media
dakwah pada mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam
Institut Agama Islam Negeri Salatiga tahun 2019.
Faktor penghambat Faceboook sebagai media Dakwah dari hasil
wawancara, yaitu :
a. Dakwah melalui Facebook tidak bisa face to face
“Dakwah yang dilakukan melalui Facebook bisa kurang efektif
karena da’i dan mad’u tidak dapat bertatap muka secara
langsung dan juga bersifat maya. Sehingga da’i tidak bisa
melihat pemahaman dari mad’u yang menerima dakwah
darinya”(KF,23-01-2019).
b. Malas membaca broadcast
“Penghambat dakwah melalui Facebook yaitu kurangnya minat
pembaca dan Facebook sudah jarang diminati oleh masyarakat”
(IMR,28-01-2019).
c. Sumber yang belum pasti kejelasannya
“Penghambat berdakwah melalui facebook yakni dari segi apa
yang disampaikan ada beberapa yang tidak sesuai fakta atau itu
adalah hoax.Dizaman era millennial ini marak sekali berita hoax
yang dituangkan dalam dakwah melalui facebook. Sehingga
55
masyarakat perlu hati-hati dalam menerima sebuah dakwah
dalam facebook agar tidak sesat sehingga menyesatkan”(SH,17-
01-2019).
d. Tidak mendapatkan feedback
“Dakwah melalui facebook tidak mengetahui secara mendalam
respon dari audiens, efektivitas dakwah tidak bisa diukur, jika
ada pelecehan agama maka si pelaku (da’i) tidak dapat
ditindaklanjuti”(MAN,20-01-2019).
e. Penerima pesan mayoritas pasif
“Penghambat dakwah menggunakan facebook yaitu
penyampaiannya kurang efektif sehingga banyak orang yang
tidak perduli apa yang diposting atau hanya dilihat
saja”(NH,19-01-2019).
f. Hanya dapat dijangkau orang yang memiliki akses memadai
“Dakwah dapat dilakukan oleh siapapun, dan diterima oleh
siapapun. Namun, tidak semua orang mempunyai akun facebook
dan mempunyai akses yang memadai seperti orang jualan
sayur,dll” (AWU,23-01-2019).
Sedangkan faktor pendukungFacebook sebagai media
dakwah dari hasil wawancara, yaitu:
a. Mendapat informasi baru tentang kajian Islam
“berdakwah melalui facebook yakni kita bisa mencari atau
mengetahui lebih mudah tentang materi yang kita butuhkan atau
56
bahkan kita dapat mendapatkan banyak ilmu yang baru melalui
facebook khususnya ilmu agama” (IY,19-01-2019).
b. Menghemat waktu, biaya, dan mempermudah penyampaian
dakwah kepada banyak orang
“berdakwah melalui facebook yaitu yang pertama biayanya
murah, menghemat waktu karena tidak seperti di dunia nyata
seperti membutuhkan panggung, komsumsi, sound system dan
lain sebagainya”(MU,26-01-2019).
c. Dapat dibaca lagi dikemudian hari
“dakwah menggunakan facebook yaitu kita dapat membaca atau
melihat video kapan saja, meskipun waktunya telah berlalu.
Sehingga jika kita lupa dengan dakwahnya yang lalu kita dapat
membukannya kembali” (RI,24-01-2019).
d. Dapat menambah Ukhuwah Islamiyah
“berdakwah melalui facebook yakni mampu mengajak
masyarakat pengguna facebook mengetahui berbagai masalah
keagamaan dan mampu membuka mata hati mereka dengan
melihat berbagai unggahan dakwah melalui media facebook.
Sehingga masyarakat dapat terjalin Ukhuwah Islamiyah dan
juga dengan berdakwah melalui facebook mampu memperlancar
setiap dakwah yang diberikan oleh setiap personal maupun
kelompok” (SH,17-01-2019).
57
e. Dapat menjangkau audiens dalam waktu bersamaan
“Facebook adalah aplikasi sosial media yang sangat populer
dan mempunyai banyak kelebihan seperti kelebihan real-time,
menjangkau audiens dalam waktu seketika, beragam dan
bersamaan” (MAN,20-01-2019).
f. Dapat menjadi inovasi bagi da’i dizaman modern
“Facebook adalah layanan jejaring sosial yang digunakan oleh
hampir seluruh orang diberbagai dunia dunia dalam rangka
untuk berkomunikasi. Maka dari itu dakwah melalui facebook
juga menjadi salah satu inovasi bagi para da’I dizaman modern
ini agar tidak kuno”(KF,23-01-2019).
3. Efektivitas Facebook sebagai media dakwah pada mahasiswa
Komunikasi dan Penyiaran Islam Institut Agama Islam Negeri
Salatiga tahun 2019.
a. Facebook sebagai media dakwah efektif dan menyeluruh
“Berdakwah lewat Facebook menurut saya efektif.karena,
facebook dipakai dari kalangan anak kecil sampai dewasa.Dari
anak kurang sregep belajar sampai sregep belajar.Dari berbagai
kalangan, dari masyarakat kolongan sampai konglomerat.Jadi
kalau mau dakwah ya pas banget, bisa menyeluruh” (AA, 21-01-
2019).
58
b. Facebook tidak efektif digunakan untuk berdakwah karena
sudah ketinggalan zaman
“Dakwah menggunakan facebook tidak efektif karena banyak
pengguna yang beralih ke instagram dan youtube serta masih
banyak pengguna yang acuh dengan konten agama”(ZD, 19-01-
2019).
c. Facebook tidak efektif digunakan untuk berdakwah karena
tidak bisa melihat kondisi mad’u
“Berdakwah menggunakan facebook menurut saya tidak efektif,
karena kita tidak bisa melihat kondisi, kriteria mad’u secara
langsung”(UH, 25-01-2019).
C. Pembahasan
1. Penerapan Facebook sebagai media dakwah pada mahasiswa
Komunikasi dan Penyiaran Islam Institut Agama Islam Negeri
Salatiga tahun 2019.
Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Institut Agama
Islam Negeri Salatigacenderung menggunakan Facebook sebagai
kebutuhan dan gaya hidup dibanding sebagai media komunikasi
dakwah Islam.
Namun, ada beberapa mahasiswa yang memanfaatkan
kemudian menerapkan Facebook sebagai penyebaran dakwah Islam.
Mahasiswa mengirim pesan dakwah Islam dengan berbagai cara,
59
diantaranya mengirim pesan atau inbox, grup, dan juga status atau
kronologi.
Berdasarkan hasil penelitian, penerapan Facebook sebagai
media komunikasi dakwah ada 5 cara yaitu:
a. Penerapan Facebook sebagai media dakwah melalui pesan atau
inbox.
Penyampaian dakwah melalui Facebook dengan cara
pesan atau inbox dilakukan mahasiswa untuk memberi ruang
mad’uagar pecakapan lebih intens sharing tentang pesan dakwah
yang diberikan. Mahasiswa mengemas pesan dakwah dengan
kalimat yang menarik, tidak terlalu panjang dan tentunya kalimat
sesuai dengan kemampuan mad’u.
Beberapa informan yang menerapkan Facebook sebagai
media komunikasi dakwah melalui pesan atau inbox.
Hal ini peneliti temukan dalam wawancara berikut:
“Facebook adalah media online yang banyak digunakan untuk
berdakwah, namun ketika saya menyampaikan informasi tentang
Islam melalui facebook khususnya lewat pesan atau inbok tidak
melulu beserta dalil al-Qur’an dan al-Hadist, namun dengan cara
menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh mad’u”(KF, 23-
01-2019).
60
b. Penerapan Facebook sebagai media dakwah melalui grup.
Penyampaian pesan dakwah dengan Facebook melalui
grup oleh mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran
Islam Salatiga dilakukan untuk mempermudah pengiriman pesan
dakwah Islam kepada banyak orang atau mad’u.
Seperti ungkapan informan berikut ini:
“Facebook adalah sarana komunikasi yang cepat dan instan.
Aplikasi ini bisa digunakan sebagai media komunikasi dakwah
atau sekedar membagikan tautan mengenai dakwah Islam seperti
yang saya lakukan, saya selalu mebagikan tautan berita dakwah ke
grup sosisal media saya” (NR,19-01-2019).
c. Penerapan Facebook sebagai media komunikasi dakwah
melalui cuplikan video.
Penyampaian dakwah melalui Facebook dengan cuplikan
video diterapkan mahasiswa agar konten dakwah yang diberikan
kepada mad’u tidak membosankan dan unik dari pesan dakwah
lainya. Seperti ungkapan informan berikut ini:
“Facebook adalah aplikasi yang canggih dan banyak
fungsinya.Facebook dapat dimanfaatkan untuk mensyiarkan agama
Islam yang dapat dilakukan melalui cuplikan video kiai seperti
Ustadz Aagym, Mamah dedeh, ustadz Hanan Attaqi dan lainnya.
Kita dapat membagikan video-video tersebut agar dakwahnya
61
tidak membosankan dan facebook jadi lebih bermanfaat” (RI,24-
01-2019 )
d. Penerapan Facebook sebagai media dakwah disertai tindakan
nyata.
Mahasiswa lain beranggapan bahwa penerapan Facebook
sebagai media dakwah kurang efektif dimana dakwah akan berjalan
lancar jika hanya diterapkan melalui media tetapi juga disertai
dengan tindakan nyata.
Seperti yang diungkap informan berikut ini:
“saya menggunakan sosial media facebook tetapi jarang saya
pakai untuk berdakwah, iya sebenarnya sedikit efektif si berdakwah
menggunakan sosial media karena banyak juga yang menggunakan
sosial media. Namun, bagi saya dakwah disampaikan melalui
sosial media itu sangat kurang, lebih baik menggunakan kajian
atau dakwah lainnya seperti kajian dimasjid, majlis ilmu agar lebih
efektif dan terbuka dan mempermudah dalam berdiskusi” (M, 18-
01-2019).
e. Penerapan Facebook sebagai media komunikasi dakwah
melalui status atau kronologi.
Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran
Islam juga memanfaatkan status atau kronologi untuk menyebarkan
dakwah Islam dengan cara tulisan kita sendiri maupun mengkopi
dari ustadz-ustadz, dan lain-lain. Seperti hasil wawancara yaitu :
62
“banyak yang sudah pernah berdakwah dengan facebook
melalui status atau kronologi, karena berdakwah lewat sosial
media itu sangat kekinian dan banyak pembacanya pula”
(BDN,17-01-2019 ).
“Facebook di gunakan untuk kehidupan sehari-hari, dan
aplikasi ini juga bisa dimanfaatkan untuk sarana berdakwah.
Karena bagi saya, berdakwah tidak harus menggunakan dalil-dalil
maupun hadist tetapi dapat dilakukan dengan mengisi facebook
anda dengan konten-konten yang bermanfaat seperti yang sudah
saya lakukan saat ini” (VD,24-01-2019).
Dari hasil wawancara diatas dan hasil pengamatan lapangan
penulis dapat menyimpulkan, bahwa terdapat 5 penyampaian dakwah
pada mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam.Diantaranya
penerapan Facebook melalui pesan atau inbox, grup, status, kronologi
atau dinding Facebook, video cuplikan dan dakwah media yang
diimbangi dengan tindakan langsung di dunia nyata.
2. Faktor pendukung dan penghambatFacebooksebagai media
dakwah pada mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam
Institut Agama Islam Negeri Salatiga tahun 2019.
Faktor penghambatFacebook sebagai media dakwah ada 6
yaitu sebagai berikut:
63
a. Dakwah melalui Facebook tidak bisa face to face
Kekurangan dakwah menggunakan media sosial seperti
Facebook yaitu, dakwah melalui aplikasi ini tidak bisa tatap muka
atau tidak dapat face to face.
Sebagaimana hasil wawancara dengan mahasiswa semester 8 KF
menyatakan bahwa:
“Dakwah yang dilakukan melalui Facebook bisa kurang efektif
karena da’i dan mad’u tidak dapat bertatap muka secara langsung
dan juga bersifat maya. Sehingga da’i tidak bisa melihat
pemahaman dari mad’u yang menerima dakwah darinya”(23-01-
2019).
b. Malas membaca broadcast
Rasa malas merupakan kekurangan atau hambatan dalam
membaca dakwah melalui Facebook karena pesan yang terlalu
panjang dan bertele–tele sehingga mad’u malas untuk
membacanya. Hal yang seperti dirasakan oleh mahasiswa semester
8 KPI IAIN Salatiga yaitu IMR:
“Kekurangannya dakwah melalui Facebook yaitu kurangnya minat
pembaca dan Facebook sudah jarang diminati oleh masyarakat”
(28-01-2019).
64
c. Sumber yang belum pasti kejelasannya
Pesan dakwah yang disampaikan melalui Facebook baik
melalui personal atau grup terkadang isinya hoax atau palsu dan
belum pasti kejelasanya.
Sebagaimana pernyataan yang diungkap oleh mahasiswa semester
2 SH :
“Hambatan berdakwah melalui facebook yakni dari segi apa yang
disampaikan ada beberapa yang tidak sesuai fakta atau itu adalah
hoax.Dizaman era millennial ini marak sekali berita hoax yang
dituangkan dalam dakwah melalui facebook. Sehingga masyarakat
perlu hati-hati dalam menerima sebuah dakwah dalam facebook
agar tidak sesat sehingga menyesatkan”(17-01-2019).
d. Tidak mendapatkan feedback
Pesan dakwah yang disampaikan melalui Facebook
terkadang tidak mendapatkan feedback dari audiens. Seperti hasil
wawancara dari MAN semester 10 KPI IAIN Salatiga yaitu:
“Dakwah melalui facebook tidak mengetahui secara mendalam
respon dari audiens, efektivitas dakwah tidak bisa diukur, jika ada
pelecehan agama maka si pelaku (da’i) tidak dapat
ditindaklanjuti” (20-01-2019).
65
e. Penerima pesan mayoritas pasif
Dakwah Islam melalui Facebook dinilai kurang menarik
sehingga membuat penerima pesan atau mad’u menjadi pasif atau
tidak menghiraukan.
Seperti ungkapan berikut ini:
“Kekurangan dakwah menggunakan facebook yaitu
penyampaiannya kurang efektif sehingga banyak orang yang tidak
perduli apa yang diposting atau hanya dilihat saja”(NH,19-01-
2019).
f. hanya dapat dijangkau orang yang memiliki akses memadai
Dakwah melalui Facebook itu dapat dilakukan oleh siapa
saja asalkan mempunyai akses yang memadai dan mempunyai akun
Facebook.Seperti yang disampaikan oleh (AWU, ) yaitu:
“Dakwah dapat dilakukan oleh siapapun, dan diterima oleh
siapapun. Namun, tidak semua orang mempunyai akun facebook
dan mempunyai akses yang memadai seperti orang jualan
sayur,dll” (23-01-2019).
Dari hasil wawancara diatas dan hasil pengamatan lapangan
peneliti dapat menyimpulkan bahwa, terdapat 6 faktor
penghambatFacebook sebagai media dakwah diantaranya dakwah
dengan aplikasi ini yaitu dakwah melalui Facebook tidak bisa face to
face, malas membaca broadcast, Sumber yang belum pasti
66
kejelasannya, tidak mendapatkan feedback, penerima pesan mayoritas
pasif dan hanya dapat dijangkau orang yang memiliki akses memadai.
Sedangkan faktor pendukungFacebook sebagai media
dakwah ada 6, yaitu meliputi :
a. Mendapat informasi baru tentang kajian Islam
Penyampaian dakwah melalui Facebook seorang mad’u
dapat memperoleh informasi baru tentang kajian kajian dan
informasi Islam. Sebagaimana hasil wawancara dengan
mahasiswa semester 2 IY :
“Kelebihannya berdakwah melalui facebook yakni kita bisa
mencari atau mengetahui lebih mudah tentang materi yang kita
butuhkan atau bahkan kita dapat mendapatkan banyak ilmu yang
beru melalui facebook khususnya ilmu agama” (19-01-2019).
b. Menghemat waktu, biaya, dan mempermudah penyampaian
dakwah kepada banyak orang
Penyampaian dakwah melalui Facebook itu sangat
membantu sekali karena dapat menghemat waktu, biaya serta
jangkauannya sangat luas. Seperti hasil wawancara dengan
mahasiswa semester 8 MU :
“Kelebihan berdakwah melalui facebook yaitu yang pertama
biayanya murah, menghemat waktu tanpa harus banyak
persiapan”(26-01-2019).
67
c. Dapat dibaca lagi dikemudian hari
Penerimaan pesan dakwah melalui Facebook dapat di
review atau baca lagi kemudian hari jika lupa tentang bacaan
tersebut sehingga bisa dipahami ulang oleh masing–masing
individu dan kemudian bisa diterapkan dalam tindakan atau
kehidupan nyata.
Seperti yang dinyatakan oleh mahasiswa semester 8 RI:
“Kelebihannya dakwah menggunakan facebook yaitu kita dapat
membaca atau melihat video kapan saja, meskipun waktunya
telah berlalu.Sehingga jika kita lupa dengan dakwahnya yang lalu
kita dapat membukannya kembali” (24-01-2019).
d. Dapat menambah Ukhuwah Islamiyah
Penyampaian dakwah melalui Facebook dapat
menambah Ukhuwah Islamiyah antar masyarakat di seluruh dunia.
Seperti hasil wawancara dari SH semester 2 yaitu :
“Kelebihan berdakwah melalui facebook yakni mampu mengajak
masyarakat pengguna facebook mengetahui berbagai masalah
keagamaan dan mampu membuka mata hati mereka dengan
melihat berbagai unggahan dakwah melalui media
facebook.Sehingga masyarakat dapat terjalin Ukhuwah Islamiyah
dan juga dengan berdakwah melalui facebook mampu
memperlancar setiap dakwah yang diberikan oleh setiap personal
maupun kelompok” (17-01-2019).
68
e. Dapat menjangkau audiens dalam waktu bersamaan
Penyampaian dakwah melalui Facebook dapat
menjangkau audiens dalam waktu seketika, beragam dan
bersamaan.Sehingga mempermudah dalam mensyiarkan agama
Islam.Seperti hasil wawancara dari MAN semester 10 yaitu:
“Facebook adalah aplikasi sosial media yang sangat populer dan
mempunyai banyak kelebihan seperti kelebihan real-time,
menjangkau audiens dalam waktu seketika, beragam dan
bersamaan” (20-01-2019).
f. Dapat menjadi inovasi bagi da’i dizaman modern
Penyampaian dakwah melalui Facebook dapat menjadi
inovasi bagi da‟i dizaman modern.Karena, tahun berganti tahun
hampir semua sudah menggunakan kecanggihan teknologi.Maka
dari itu seorang da‟i harus pandai dalam mensyiarkan agama
Islam agar masyarakat semakin mudah dalam menerimanya.
Seperti hasil wawancara yang disampaikan oleh KF semester 8
yaitu:
“Facebook adalah layanan jejaring sosial yang digunakan oleh
hampir seluruh orang diberbagai dunia dunia dalam rangka
untuk berkomunikasi. Maka dari itu dakwah melalui facebook
juga menjadi salah satu inovasi bagi para da’i dizaman modern
ini”(23-01-2019).
69
Berdasarkan hasil wawancara diatas dan hasil pengamatan
lapangan peneliti dapat disimpulkan bahwa, terdapat 6 faktor
pendukungFacebook sebagai media dakwah diantaranya mendapatkan
informasi baru tentang kajian Islam, dapat menghemat waktu, biaya
dan mempermudah penyampaian dakwah kepada banyak orang, dapat
dibaca lagi dikemudian hari, dapat menambah ukhuwah islamiyah,
dapat menjangkau audiens dalam waktu bersamaan dan dapat menjadi
inovasi bagi da‟i dizaman modern.
3. Efektivitas Facebook sebagai media dakwah pada mahasiswa
Komunikasi dan Penyiaran Islam di Institut Agama Islam
Salatiga tahun 2019.
Efektivitas Facebook sebagai media dakwah ialah suatu
usaha atau kegiatan menyebarkan kajian dan informasi Islam
menggunakan Facebook sebagai media pelengkap untuk
mempermudah dan melancarkan penyampaian dakwah Islam tersebut.
Berdasarkan penelitian, efektivitas Facebook sebagai media
komunikasi dakwah oleh mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam
Institut Agama Islam Negeri Salatiga sebagai berikut:
a. Facebook efektif untuk mempersingkat waktu dan badget
Facebook adalah tempat untuk mencari teman didunia
maya dan dapat diakses oleh siapapun dan kapanpun.
Sebagaimana ungkapan dari mahasiswa semester 8 MU :
70
“Facebook sangat efektif digunakan untuk berdakwah karena
dapat mempersingkat waktudan juga badget dan tentunya lebih
simple dan efesien”(26-01-2019).
b. Facebook efektif digunakan karena mengikuti era millenial
Sekarang ini, Facebook merupakan media sosial yang
sangat banyak digunakan dari berbagai kalangan.Dimulai dari
anak-anak sampai dewasa. Pengguna Facebook sebagai dakwah
Islam dapat melalui status (Kronologi), Pesan, dan Grup.
Sebagaimana ungkapan dari mahasiswa semester 2 SH:
“Dakwah melalui facebook menurut saya sendiri efektif,
dikarenakan zaman era millennial ini tak luput dari media sosial
seperti Facebook.Sehingga dengan berdakwah melalui Facebook
generasi muda jadi faham dan mampu menyampaikannya
walaupun satu ayat saja” (17-01-2019).
c. Facebook sebagai media dakwah efektif dan menyeluruh
Penggunaan Facebook efektif digunakan sebagai media
komunikasi dakwah karena sifatnya menyeluruh kepada semua
kalangan.
Sebagaimana yang diungkap oleh mahasiswa semester 10 AA:
“Berdakwah lewat Facebook menurut saya efektif.karena,
facebook dipakai dari kalangan anak kecil sampai dewasa.Dari
anak kurang sregep belajar sampai sregep belajar.Dari berbagai
kalangan, dari masyarakat kolongan sampai konglomerat.Jadi
71
kalau mau dakwah ya pas banget, bisa menyeluruh” (21-01-
2019).
d. Facebook tidak efektif digunakan untuk berdakwah karena
tidak tepat sasaran
Dakwah melalui Facebook tidak efektif sama sekali
karena dinilai kurang pas dan tidak bisa berkomunikasi secara
langsung antara da‟i dan mad‟u. Dakwah melalui Facebook juga
tidak tepat pada sasaran karena terlalu umum atau dapat diakses
oleh siapapun.
Sebagaimana pernyataan yang diungkap oleh mahasiswa
semester 2 dan semester 8 AP:
“Dakwah melalui Facebook tidak efektif karena kurang
komunikasi dengan audiens secara langsung dan tidak tepat pada
sasaran” (19-01-2019, 24-01-2019).
e. Facebook tidak efektif digunakan untuk berdakwah karena
sudah ketinggalan zaman
Facebook adalahsalah satu bentuk media teknologi
informasi dan komunikasi yang diluncurkan pada 4 Februari 2004
dan didirikan oleh Mark Zuckerberg.Jadi, berdakwah
menggunakan Facebook dianggap sudah ketinggalan zaman.
Sebagaimana pernyataan dari ZD semester 4, yaitu:
72
“Dakwah menggunakan facebook tidak efektif karena banyak
pengguna yang beralih ke instagram dan youtube serta masih
banyak pengguna yang acuh dengan konten agama”(19-01-2019).
f. Facebook tidak efektif digunakan untuk berdakwah karena
terlalu monoton
Dakwah dilakukan melalui Facebook dapat kurang
efektif karena Facebook bersifat maya sehingga da‟i tidak bisa
melihat pemahaman dari mad‟u yang menerima dakwah darinya
karena berdakwah menggunakan Facebook relatif monoton.
Sebagaimana pernyataan dari KF Semester 8, yaitu:
“kalau untuk keefektivitasnya tidak karena dakwah melalui
Facebook menggunakan kalimat yang monoton, sehingga mad’u
kurang bisa menerimanya” (23-01-2019).
g. Facebook tidak efektif digunakan untuk berdakwah karena
tidak bisa melihat kondisi mad’u
Dakwah yang dilakukan menggunakan Facebook tidak
efektif karena tidak dapat melihat kondisi mad‟u secara
langsung.Jadi, sebagai da‟i tidak bisa menyuguhkan sesuai kondisi
mad‟u. Sebagaimana pernyataan dari UH semester 8, yaitu:
“Berdakwah menggunakan facebook menurut saya tidak efektif,
karena kita tidak bisa melihat kondisi, kriteria mad’u secara
langsung”(25-01-2019).
73
Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan
bahwa, efektivitasFacebooksebagai media dakwah menurut 21
informan dari mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Institut
Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga.Ada 9 mahasiswa
berpendapat baik dan 12 informan berpendapat tidak baik. Dari 9
informan yang berpendapat baik yaitu 4 informan berpendapat bahwa
Facebook baik digunakan sebagai media berdakwah karena dengan
Facebook pengguna benar-benar paham akan media sosial yang bisa
dimanfaatkan, 4 informan berpendapat bahwa berdakwah
menggunakan Facebook itu efektif karena sasarannya luas dan dapat
diakses kapan saja, 1 informan berpendapat bahwa berdakwah
menggunakan Facebook itu efektif karena dapat mempersingkat
waktu dan juga badget lebih efesien.
Sedangkan 12 informan yang berpendapat tidak baik yaitu 1
informan berpendapat dakwah melaui Facebook lebih efektif jika
disampaikan melalui kajian di masjid atau majlis ilmu agar lebih
efektif dan terbuka serta mempermudah untuk berdiskusi, 1 informan
menyatakan bahwa tidak efektif karena kurang menyeluruh dan hanya
teman yang sudah mengikutinya saja yang tahu, 1 informan
berpendapat bahwa dakwah menggunakan Facebook lebih berkesan
monoton, 2 informan berpendapat bahwa dakwah menggunakan
Facebook tidak efektif karena tidak tepat pada sasaran, 2 informan
berpendapat bahwa berdakwah melalui Facebook tidak efektif karena
74
tidak dapat menjangkau audiens secara langsung, 2 informan
berpendapat bahwa berdakwah menggunakan Facebook tidak efektif
karena tidak ada feedback dari mad‟u, 3 informan berpendapat bahwa
berdakwah menggunakan Facebook tidak efektif karena sudah
ketinggalan zaman dan sudah beralih menggunakan Instagram dan
Youtube.
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian diatas maka peneliti dapat
menyimpulkan tentang “Efektivitas Facebook sebagai media dakwah
(Studi kasus mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam fakultas
Dakwah Institut Agama Islam Negeri Salatiga tahun 2019)”, yaitu :
1. Penerapan Facebook sebagai media dakwah oleh mahasiswa
Komunikasi dan Penyiaran Islam Institut Agama Islam Negeri
Salatiga diantaranya mahasiswa menyampaikan dakwah melalui pesan
atau inbox karena dianggap efektif dan intens, kemudian mahasiswa
juga menyampaikan dakwah melalui grup karena pesan lebih
menyeluruh, ditambah dengan penyampaian dakwah menggunakan
cuplikan video agar penerima atau mad’u tidak bosan membacanya.
Sebagian mahasiswa juga menyampaikan dakwah melalui status atau
kronologi serta diimbangi dengan tindakan langsung di dunia nyata.
2. Faktor pendukung dan penghambat Facebook sebagai media dakwah
antara lain, yaitu: penghambatnya antara lain da‟i dan mad‟u tidak
dapat face to face, malas membaca broadcast, selain itu dakwah
menggunakan Facebookjuga sumbernya belum pasti kejelasannya,
serta tidak mendapatkan feedback secara langsung dari mad‟u,
penerima pesan mayoritas pasif, dan hanya dapat dijangkau orang
yang memiliki akses yang memadai.
76
Sedangkan faktor pendukungnya Facebook sebagai media dakwah
antara lain, mendapatkan informasi baru tentang kajian islam,
menghemat waktu, biaya dan mempermudah penyampaian dakwah
kepada banyak orang, serta dapat dibaca lagi dikemudian hari,
menambah ukhuwah Islamiyah, dapat menjangkau auidiens secara
bersamaan, dan dapat menjadi inovasi bagi da‟i dizaman modern.
3. Efektivitas Facebooksebagai media dakwah di Institut Agama Islam
Negeri Salatiga Fakultas Dakwah Program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam menyatakan bahwa berdakwah menggunakan
Facebook itutidak efektif karena Facebook itu digunakan oleh
berbagai kalangan jadi tidak tepat sasaran. Facebook juga sudah tidak
efektif lagi karena sudah ketinggalan zaman karena sekarang sudah
mulai beralih ke Instagram dan Youtube. Facebook juga terlalu
monoton dan da‟i tidak dapat melihat kondisi mad‟u. Sehingga
mahasiswa cenderung menggunakanFacebook sebagai hiburan.
77
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan pada
mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam fakultas Dakwah Institut
Agama Islam Negeri Salatiga tahun 2019, maka terdapat beberapa saran
berikut ini:
1. Bagi mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Institut Agama
Islam Negeri Salatiga.
Dizaman yang sudah canggih teknologi sudah sewajarnya
jika mahasiswa yang notabennya di bidang Komunikasi dan Penyiaran
Islam fakultas Dakwah harus memanfaatkan dan menerapkan
teknologi komunikasi yang semakin berkembang saat ini agar tidak
ketinggalan zaman untuk hal yang positif seperti menyebarkan
dakwah Islam.
2. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan
referensi untuk penelitian berikutnya yang berhubungan dengan