Page 1
Efektifitas Lelang Jabatan dalam Meningkatkan Akuntabilitas Publik Oleh
Pemerintah di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2018 Berdasarkan UU
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-Syarat
Guna Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Syariah
Oleh:
SUKRIA LAKSANA
NIM: SPI. 152235
Program Studi Hukum Tata Negara
Fakultas Syariah
Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi
1439 H / 2018 M
Page 4
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’alamin dengan Rahmat Allah SWT skripsi ini
saya persembahankan kepada orang-orang yang telah memberikan
cinta, kasih, perhatian, serta motivasi dalam menuntut ilmu
Kedua orang tua tercinta :
Ayahanda H. M. Nur Jamal (Alm) dan ibu Hj. Jaimah (Alm)
tercinta yang telah mendidikku dengan penuh kegigihan dan
kesabaran, yang tak henti-hentinya menyelipkan namuku dalam
setiap do’a nya, berkat do’a dan dorongan motivasi beliau
berdualah saya dapat menyelesaikan skripsi ini, terimakasih
untuk semua yang ayah ibu berikan selama ini, harapan besarku
semoga skripsi ini menjadi hadiah indah bagi ayah ibu.
Isteri tercinta dan tersayang Sulastri,
dan Anak Switry Desria Laksana dan Sigit Alfarizi Laksana orang
yang selalu ada memberikan semangat dan mendo’akan
keberhasilanku, serta kakak, abang dan adik selalu menanyakan
kapan wisuda, trimakasih banyak. Ucapan trimakasih dan
penghargaan setinggi-tingginya penulis sampaikan juga kepada.
Bapak dosen bembimbing yang telah memberikan arahan,
masukan serta motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini, serta
dosen-dosen lainnya yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini.
Sahabat seperjuangan jurusan hukum tatanegara, fakultas syariah
UIN STS Jambi
Almamater tercinta UIN STS Jambi, tempat penulis menimba
ilmu.
Page 7
MOTTO
ا كلمه قال وقال الملك ائتوني به أستخلصه لنفسي فلم
ك اليوم لدينا مكين أمين إن
Artinya:
Dan raja berkata: "Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia
sebagai orang yang rapat kepadaku". Maka tatkala raja telah bercakap-cakap
dengan dia, dia berkata: "Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang
yang berkedudukan tinggi lagi dipercayai pada sisi kami". (QS. Yusuf ayat 54).1
1 Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Bandung: Syamil Qur‟an, 2009.
Page 8
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui dan membahas tentang Efektifitas Lelang
Jabatan dalam Meningkatkan Akuntabilitas Publik Oleh Pemerintah di Kabupaten
Muaro Jambi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif dengan pendekatan yuridis normatif. Teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara dengan pihak terkait judul
serta dokumentasi. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil dan kesimpulan
Pelaksanaan Lelang Jabatan/Mekanisme Lelang Jabatan Di Kabupaten Muaro
Jambi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 11 Tahun 2017 Dalam pasal 113-114
pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) dilakukan melalui tahapan a)
Perencanaan. Perencanaan pengisian JPT meliputi Penentuan JPT yang di isi ,
pembentukan panitia yang diseleksi, penyusunan dan penetapan jadwal yang
tahapan pengisian JPT, penentuan metode seleksi dan penyusunan materi seleksi,
serta penentuan sistem yang digunakan pada setiap tahapan pengisian JPT. b)
Pengumuman Lowongan, c). Pelamaran, d). Seleksi, e). Pengumuman Hasil
Seleksi dan f). Penetapan dan Pengangkatan. Lelang jabatan memang dapat
meningkatkan akuntabilitas publik hal ini jelas karena sesuai dengan pasal 104 PP
Nomor 11 Tahun 2017 bahwa setiap pimpinan tinggi harus menjamin
akuntabilitas jabatan. Jadi tujuan di adakannya lelang jabatan itu sendiri adalah
untuk terciptanya akuntabilitas publik maka keduanya pasti memiliki hubungan,
namun untuk hal apakah sistem perekrutan Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama
melalui lelang jabatan dapat meningkatkan akuntabilitas publik itu sendiri
tergantung apakah mekanisme dan sistem lelang jabatan itu sendiri dilakukan
secara benar dan efektif?, apakah tidak terdapat kecurangan selama proses
pelaksanaan lelang jabatan tadi. Jika iya maka efektivitas pelaksanaan lelang
jabatan dapat meningkatkan akuntabilitas publik.
Page 9
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt yang mana dalam
penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Di samping itu, tidak lupa pula
iringan shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi
Muhammad saw.
Skripsi ini diberi judul “EFEKTIFITAS LELANG JABATAN DALAM
MENINGKATKAN AKUNTABILITAS PUBLIK OLEH PEMERINTAH DI
KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2018 BERDASARKAN UU NO. 5
TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA.” Merupakan suatu
kajian mengenai mekanisme/pelaksanaan lelang jabatan di Muaro Jambi untuk
pengisian Jabatan Tinggi Pratama Sekretaris Daerah 2018.
Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui, tidak sedikit
hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data
maupun dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,
terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas
penulis ucapkan adalah terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu
penyelesain skripsi ini, terutama sekali kepada Yang Terhormat:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, Ph. D, selaku Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Dr. A. A. Miftah, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS
Jambi.
3. Bapak H. Hermanto Harun, Lc, M.HI.Ph.D, Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag.,
M.HI, dan Dr. Yuliatin, S.Ag., M.HI, Selaku Wakil Dekan I bidang Akademik
,Wakil Dekan II bidang Keuangan, dan Wakil Dekan III bidang
Kemahasiswaaan, di lingkungan Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
4. Bapak Abdul Razak, S.HI.,M.IS dan ibu Ulya Fuhaidah, S.Hum, MSI, selaku
Ketua dan Sekretaris Jurusan Hukum Tatanegara Fakultas Syariah UIN STS
Jambi.
Page 11
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. ii
PERSEMBAHAN ......................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................ v
ABSTRAK .................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................. xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 7
C. Batasan Masalah .......................................................................... 8
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian................................................. 8
E. Kerangka Teori ............................................................................ 9
F. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 16
BAB II : METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 20
B. Pendekatan Penelitian ................................................................. 20
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 21
D. Tekhnik Pengumpulan Data ........................................................ 22
E. Unit Analisis Data ....................................................................... 23
F. Tekhnik Analisis Data ............................................................... 24
G. Sistematiaka Penulisan ................................................................ 26
H. Jadwal Penelitian ......................................................................... 27
BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Geografis dan Iklim..................................................................... 30
Page 12
B. Pemerintahan…………………………................................... ..... 33
C. Kependudukan dan Ketenagakerjaan................................................35
D. Sosial…..…………………………...................................................37
E. Pertanian……………………………................................................38
F. Gambaran Umum ASN Muaro Jambi……………………………….38
G. Gambaran Umum BKD Muaro Jambi...………................................42
BAB IV : PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Pelaksanaan lelang jabatan/mekanisme lelang jabatan di Kabupaten Muaro
Jambi.........................................................................................................46
B. efektifitas lelang jabatan dapat meningkatkatkan akuntabilitas publik oleh
pemerintahan di kabupaten Muaro Jambi.
..................................................57
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 63
B. Saran ............................................................................................ 68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
Page 13
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini menggunakan pedoman
transliterasi berdasarkan surat Keputusan Bersama Menteri Agama Rid An
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158 Tahun 1987 dan Nomor:
u543 b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988. Adapun secara garis besar uraiannya
sebagai berikut:
ARAB LATIN
Konsonan Nama Konsonan Keterangan
Tidak dilambangkan (half madd) ا
B B Be ب
T Th Te ت
Ts Th Te dan Ha ث
J J Je ج
Ch ḥ Ha (dengan titik di bawah) ح
Kh Kh Ka dan Ha خ
D D De د
Dz Dh De dan Ha ذ
R R Er ر
Z Z Zet ز
S Sh Es س
Sy Sh Es dan Ha ش
Sh ṣ Es (dengan titik di bawah) ص
Dl ḍ De (dengan titik di bawah) ض
Th ṭ Te (dengan titik di bawah) ط
Page 14
Dh ẓ Zet (dengan titik di bawah) ظ
Koma terbalik di atas „ „ ع
Gh Gh Ge dan Ha غ
F F Ef ف
Q Q Qi ق
K K Ka ك
L L El ل
M M Em م
N N En ن
W W We و
H H Ha ه
A ʼ Apostrof ء
Y Y Ye ي
2. Vocal rangkap dua diftong bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan
antara harakat dengan huruf, translitterasinya dalam tulisan Latin
dilambangkan dengan huruf sebagai berikut:
a. Vocal rangkap ( سى ) dilambangkan dengan gabungan huruf aw, misalnya:
al-yawm.
b. Vocal rangkap ( سي ) dilambangkan dengan gabungan huruf ay, misalnya:
al-bayt.
3. Vokal panjang atau maddah bahasa Arab yang lambangnya berupa harakat dan
huruf, transliterasinya dalam bahasa Latin dilambangkan dengan huruf dan
tanda macron (coretan horizontal) di atasnya, misalnya ( ال فاجحة = al-fātiḥah ),
م ) .(qīmah = قي مة ) al-„ulūm), dan = ال على
Page 15
4. Syaddah atau tasydid yang dilambangkan dengan tanda syaddah atau tasydid,
transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf yang sama
dengan huruf yang bertanda syaddah itu, misalnya ( = ḥaddun), ( = saddun),
( = ṭayyib).
5. Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,
transliterasinya dalam bahasa Latin dilambangkan dengan huruf “al”, terpisah
dari kata yang mengikuti dan diberi tanda hubung, misalnya ( ال بي ث = al-bayt),
= السمأء ) al-samā‟).
6. Tā‟marbūtah mati atau yang dibaca seperti ber-harakat sukūn, transliterasinya
dalam bahasa Latin dilambangkan dengan huruf “h”, sedangkan tā‟ marbūtah
yang hidup dilambangkan dengan huruf “t”, misalnya (يةال هلال -ru‟yat al = رؤ
hilāl ).
7. Tanda apostrof („) sebagai transliterasi huruf hamzah hanya berlaku untuk yang
terletak di tengah atau di akhir kata, misalnya (ية = فقهاء ) ,( ru‟yah = رؤ
fuqahā‟).
Page 16
DAFTAR TABEL
TABEL 1…………………………………………………………………. 34
TABEL 2…………………………………………………………………. 36
Page 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang berkonsep negara kesejahteraan atau
welfarestate. Jadi di Indonesia, pemerintah terlibat langsung di dalam usaha-
usaha pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan umum. Keterlibatan
pemerintah dalam usaha pembangunan tersebut dilaksanakan melalui aparatnya,
dalam hal ini aparatur negara.2 Kualitas aparatur negara sebagai pembuat
ketetapan ini pun menjadi indikator penting dalam menumbuhkan kepercayaan
masyarakat ditengah kritikan masyarakat tentang rendahnya kinerja pelayanan
publik di segala bidang.3
Pelaksanaan reformasi birokrasi dalam pelaksanaan perubahan organisasi
terhadap aparatur negara berdasarkan UU No.5 Tahun 2014 tentang ASN
(Aparatur Sipil Negara), pada penjelasan bab umum dengan menggunakan sistem
merit dalam proses rekrutmen. Merit sistem adalah sistem kinerja berbasis
kompetensi, profesionalisme, bersifat terbuka dan memberikan kesempatan serta
mendukung pada setiap pegawai untuk mengembangkan prestasi yang terbaik
untuk organisasi.4 Sistem merit berasal dari kata merit atau manfaat atau
meritokrasi sebenarnya menunjukkan kepada bentuk sistem politik yang
2Ellen Vembrey Rudiyanto, dkk, “Orientasi Proyek Reformasi Birokrasi, “Kompetisi
Debat Konstitusi 2015, Universitas Tarumanegara, hlm. 1. 3Ibid., hlm. 4.
4Susana Andi Meyrina, “Implementasi Peningkatan KInerja Melalui Merit Sistem Guna
Melaksanakan UU ASN No.5 Tahun 2014 di Kemenkumham, “Jurnal JIKH Vol 10 No.2 Juli
2016 . hlm. 176.
Page 18
memberikan penghargaan lebih kepada mereka yang berprestasi atau
berkemampuan yang dapat dipakai untuk menentukan suatu jabatan tertentu.
Lelang jabatan merupakan salah satu pembaharuan mekanisme rekrutmen
aparatur birokrasi yang transparan, bisa dipertanggungjawabkan, partisipatif, dan
adil untuk mencari the right person in the right position. Sebelum mekanisme
rekruitmen melalui proses lelang jabatan, sebelumnya proses rekruetmen
dilakukan dengan sistem konvensional yang tertutup (Closed System
Recruitment). Sehingga menimbulkan banyak permasalahan dan menjadi sorotan
publik karena membatasi munculnya pejabat-pejabat yang kreatif dan cerdas
dengan komitmen yang tinggi. Seleksi tertutup cenderung mengutamakan
kedekatan dan kepatuhan kepada pimpinan, bukan syarat-syarat kualifikasi yang
rasional. Akibatnya, muncul praktik mafia pejabat dan jaringan informal dalam
birokrasi yang menghambat gagasan-gagasan yang inovatif dan reformis didalam
suatu lembaga pemerintahan.
Di Indonesia lelang jabatan sudah banyak dipraktekkan sejak tahun 2000-
an, banyak terlibat dalam asistensi seleksi calon pejabat di beberapa daerah,
khususnya untuk eselon 3 dan eselon 2, melalui mekanisme fit and proper test (uji
kelayakan dan kepatutan). Namun ide Jokowi/Ahok melakukan lelang jabatan
cukup menyita perhatian publik, bahkan menjadi trending topic. Wacana ini
menjadi semakin menarik karena banyak orang yang masih 'awam' dengan istilah
'lelang", sehingga ada persepsi bahwa lelang jabatan sama seperti lelang atau
tender, serta menimbulkan persepsi negatif ditakutkan akan munculnya celah
Page 19
„kongkalikong‟.5Padahal lelang jabatan sendiri merupakan rekrutmen jabatan
yang dilakukan secara transparan, menggunakan indikator tertentu dan dilakukan
oleh pihak yang netral dan kompeten melakukan seleksi. bertujuan untuk memilih
aparatur yang memiliki kapasitas, kompetensi, yang memadai untuk mengisi
jabatan-jabatan tertentu sehingga tugas yang dilaksanakan dapat lebih efektik dan
efesien, serta sebagai usaha untuk meminimalisir potensi korupsi kolusi dan
nepotisme (KKN).6
Dasar hukum adanya lelang jabatan Surat Edaran (SE) Menteri
Pendayagunaan Aparatur negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) No. 16
Tahun 2012 tentang Tata Cara Pengisian Jabatan Struktural yang Lowong secara
Terbuka di Lingkungan Instansi Pemerintah kemudian diperkuat dengan UU No.
5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (“UU ASN”)7
Dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang ASN pada Pasal 68 yang
menyatakan bahwa ayat (1) PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu
pada isntansi pemerintahan. Ayat (2) Pengangkatan PNS pada jabatan tertentu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan perbandingan
objektif dan kompetensi, kualifikasi dan persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan
dengan kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang dimiliki oleh pegawai.
Ayat (3) Setiap jabatan tertentu sebagai mana dimaksud pada ayat (1)
dikelompokkan dalam klasifikasi jabatan PNS yang menunjukkan kesamaan
5Muh Asnawi,”Lelang Jabatan dalam Tinjauan Good Governance (Studi Kasus
Pemerintahan Kota Makasar Tahun 2014),” Skripsi Universitas Islam Negeri Alaudin Makasar,
2016, hlm. 13. 6Ibid., hlm. 11.
7Ellen Vembrey Rudiyanto, dkk, “Orientasi Proyek Reformasi Birokrasi, “Kompetisi
Debat Konstitusi 2015, Universitas Tarumanegara, hlm. 2.
Page 20
karakteristik, mekanisme dan pola kerja, ayat (4) PNS dapat berpindah antar dan
antara Jabatan Pimpinan Tinggi, Jabatan Administrasi, dan Jabatan Fungsional, di
Instansi Pusat dan Instansi Daerah berdasarkan Kualifikasi, Kompetensi dan
Penilaian Kerja.8
Lelang Jabatan harus dilihat melalui kacamata yang luas sebagai suatu
terobosan dan peluang bagi Indonesia mewujudkan cita-cita birokrasi yang sehat
dan bukan menjadi suatu tantangan atau bahkan ancaman yang menakutkan. Ada
beberapa alasan mengapa sistem lelang jabatan menjadi suatu peluang bagi
pembenahan birokrasi pemerintahan di Indonesia, untuk menjamin terpilihnya
orang-orang yang memegang teguh prinsip profesionalisme, keterbukaan, tidak
diskriminatif, keselarasan gender dan berbasis kompetensi. Dari koridor
manajemen kepegawaian, akan mampu menata sumber daya aparatur, dimana
salah satunya adalah dalam hal penempatan seseorang dalam jabatan yang sesuai
kemampuan dan keahliannya. Berubahnya faktor Patronage System (kawan)
menjadi Merit System (Sistem kecakapan).
Serta sebagai upaya pencegahan praktek politik dengan berbagai
kepentingan lainnya serta Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN) baik elit politik
maupun elit eksekutif yang selama ini mewarnai praktek pengangkatan aparatur
negara ke dalam jabatan struktura karena dilakukan secara transparan,
menggunakan indikator tertentu dan dilakukan oleh assesment centre. Bagi
pejabat pembina kepegawaian, bermanfaat untuk menghindarkan dari intervensi
8Nanik Priyanti, “Lelang Jabatan Dipemerintahan Indonesia Perspektif Fiqh Siyasah dan
Hukum Positif, “Skripsi Universitas Raden Intan Lampung, 2017, hlm. 23.
Page 21
pihak-pihak yang berusaha. menempatkan “orangnya” demi kepentingannya
tersebut dalam jabatan strategis di lingkungan masing-masing.9
Dikutip dari Liputan6.com.. Gubernur Jambi Zumi Zola mengadakan
Lelang Jabatan secara nasional untuk mengisi jabatan Sekda Provinsi Jambi Zumi
Zola mengatakan, lelang jabatan secara nasional itu sebagai langkah mencari
sosok yang benar-benar kredibel menempati jabatan PNS tertinggi di Provinsi
Jambi. Sebelum ini, Gubernur Jambi, Zumi Zola juga sudah melelang puluhan
jabatan setingkat kepala dinas dan badan. Setidaknya ada 30 posisi kepala dinas
dan kepala badan telah dilelang oleh gubernur yang juga mantan artis itu. Tak
hanya lelang jabatan, Proses pendaftaran sudah dimulai sejak 25 Mei 2016 dan
ditutup pada 14 Juni 2016. Zumi Zola tercatat sudah dua kali melakukan
pelantikan pejabat secara besar-besaran.10
Pemerintah Kabupaten Muaro jambi juga melakukan lelang jabatan di
kutip dari Jambi Eklspres. Melalui Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Muaro jambi sejak Senin (9/4) kemarin membuka pendaftaran seleksi terbuka
lelang Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama pengisian Sekretaris Daerah
(Sekda) Kabupaten Muarojambi. Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Badan
Kepegawaian Daerah, Budi Saputra. Ia mengatakan, BKD sudah mulai buka
pengumuman untuk lelang Sekda. "Terhitung mulai kemarin 9 April sampai
dengan 27 April," ujarnya. Ia menyampaikan bahwa hal ini merupakan
rekomendasi dari Komisi Aparatur Sipil Negara (KSN) dengan nomor B-
9 Ellen Vembrey Rudiyanto, dkk, “Orientasi Proyek Reformasi Birokrasi, “Kompetisi
Debat Konstitusi 2015, Universitas Tarumanegara, hlm. 6. 10
https://www.liputan6.com/regional/read/2958950/zumi-zola-lelang-jabatan-sekda-
jambi, di Akses pada 21 April 2018.
Page 22
641/KASN/3/2018 tertanggal 26 Maret 2018. Lebih lanjut Ia menjelaskan untuk
persyaratan peserta dalam pengajuan pendaftaran itu diantaranya berstatus
Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Pemerintah Kabupaten/Kota se-Provinsi Jambi
dan Pemerintah Provinsi Jambi.
Pernah/sedang menduduki jabatan tinggi Pratama eselon II b paling
kurang 2 tahun "Untuk usia setinggi-tingginya 59 tahun pada saat pendaftaran.
Untuk syarat khusus itu tidak ada, syarat seperti pada umumnya dan syarat ini
berdasarkan peraturan KSN nomor 13 tahun 2014," jelasnya. Selanjutnya untuk
ketentuan Panitia Seleksi (Pansel) dijelaskannya bahwa sesuai Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017. Pansel dalam proses seleksi itu minimal ada 5
pansel. "Pansel lelang sekda ini minimal 5 orang terdiri dari 3 orang dari
akademsi, sedangkan Internal diisi oleh pegawai yaitu eselon II A," tuturnya
Lebih lanjut terkait dengan Pansel Eselon II A ia menjelaskan bahwa saat ini Kab.
Muarojambi belum memiliki pegawai Eselon II A. "Jadi karena Pansel harus
setara yaitu Eselon II A, kebetulan Muarojambi belum punya pegawai Eselon II
A, jadi dua orang anggota pansel itu dari Provinsi,".11
Dari penjelasan di atas penulis tertarik untuk meneliti bagaimana
pelaksanaan lelang jabatan/mekanisme lelang jabatan di Kabupaten Muaro Jambi,
lalu bagaimana efektifitas lelang jabatan dapat meningkatkatkan akuntabilitas
public oleh pemerintahan di kabupaten Muaro Jambi.
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas, maka penulis tertarik
untuk menyusun skripsi dengan judul “Efektifitas Lelang Jabatan dalam
11
http://www.jambiekspres.co.id/read/2018/04/11/24236/pemkab-muarojambi-buka-
lelang-jabatan-sektetaris-daerah/, di Akses Pada 20 September 2018.
Page 23
Meningkatkan Akuntabilitas Publik Oleh Pemerintah di Kabupaten Muaro
Jambi Tahun 2018 Berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis jelaskan
sebelumnya, rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan lelang jabatan/mekanisme lelang jabatan di
Kabupaten Muaro Jambi?
2. Bagaimana efektifitas lelang jabatan dapat meningkatkatkan akuntabilitas
publik oleh pemerintahan di kabupaten Muaro Jambi?
C. Batasan Masalah
Untuk menghindari adanya perluasan masalah yang dibahas menyebabkan
pembahasan ini menjadi tidak konsisten dengan rumusan masalah yang telah
penulis buat sebelumnya maka penulis memberikan batasan masalah ini hanya
membahas bagaimana efektifitas lelang jabatan dapat meningkatkatkan
akuntabilitas public oleh pemerintahan di kabupaten Muaro Jambi.
Page 24
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.
1. Tujuan Penelitian
Dengan adanya semua perumusan masalah di atas, diharapkan adanya
suatu kejelasan yang dijelaskan dan dijadikan tujuan bagi penulis dalam skripsi
ini. Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan lelang jabatan/mekanisme
lelang jabatan di Kabupaten Muaro Jambi.
b. Untuk mengetahui bagaimana efektifitas lelang jabatan dapat
meningkatkatkan akuntabilitas public oleh pemerintahan di kabupaten
Muaro Jambi.
2. Kegunaan Penelitian
a. Penelitian ini sebagai studi awal yang dapat menjadikan suatu pengalaman
dan wawasan bagi penulis sendiri terhadap bagaimana pelaksanaan lelang
jabatan/mekanisme lelang jabatan di Kabupaten Muaro Jambi, lalu
bagaimana efektifitas lelang jabatan dapat meningkatkatkan akuntabilitas
public oleh pemerintahan di kabupaten Muaro Jambi, serta menjadi bahan
bacaan yang menarik bagi siapapun yang akan membacanya.
b. Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Strata Satu
(S1) di Fakultas Syari‟ah, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Siafuddin Jambi.
c. Penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan untuk di Fakultas Syari‟ah
khususnya Hukum Tatanegara dan dosen-dosen Fakultas Syari‟ah lainnya.
Page 25
d. Sebagai sumber referensi dan saran pemikiran bagi kalangan akademisi dan
praktisi masyarakat di dalam menunjang penelitian selanjutnya yang akan
bermamfaat sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang lain.
E. Kerangka Teori
1. Tinjauan tentang Kewenangan Kepala Daerah dalam Otonomi Daerah
Berikut pengertian kewenangan menurut beberapa ahli, menurut Menurut
F.P.C.L. Tonnaer, kewenangan pemerintah dalam kaitan ini dianggap sebagai
kemampuan untuk melaksanakan hukum positif dan dengan begitu dapat
diciptakan hubungan hukum antara pemerintah dengan warga negara.
H.D. Stout dalam memberi pengertian Abdul Rauf Alauddin Said
wewenang adalah pengertian yang berasal dari hukum organisasi pemerintahan
yang dapat dijelaskan sebagai keseluruhan aturan-aturan yang berkenaan dengan
perolehan dan penggunaan wewenang-wewenang pemerintahan oleh subjek
hukum publik di dalam hubungan hukum publik.12
Menurut Bagir Manan dalam Lukman Hakim “kekuasaan” (macht) tidak
sama artinya dengan wewenang. Kekuasaan menggambarkan hak untuk berbuat
atau tidak berbuat wewenang berarti hak dan sekaligus kewajiban (rechten en
plichten).13
Otonomi merupakan bentuk kemandirian untuk mengatur dan mengurus
urusan rumah tangganya sendiri. Pemberian otonomi ini dirasakan sebagai suatu
12
Abdul Rauf Alauddin Said, “Pembangian Kewenangan Pemerintah Pusat – Pemerintah
Daerah dalam Otonomi Seluas-luasnya Menurut UUD 1945,” Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum,
Vol. 9, Nomor 4, Oktober-Desember 2015, hlm. 580. 13
Lukman Hakim, “ Kewenangan Organ Negara dalam Penyelenggaraan Pemerintahan,
“ Jurnal Konstitusi, Vol. IV Nomor 1, Tahun 2011. hlm. 116.
Page 26
yang sangat urgen berkaitan dengan pemberdayaan, terlebih lagi pada
pemerintahan yang mengedepankan demokrasi.
Kewenangan Kepala Daerah dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun
2004 Tentang Pemerintahan Daerah terlihat dalam Pasal 129 ayat (1)
menyebutkan bahwa pemerintah melaksanakan pembinaan manajemen pegawai
negeri sipil daerah dalam satu kesatuan penyelenggaraan manajemen pegawai
negeri sipil secara nasional. Adapun dalam ayat (2) disebutkan bahwa manajemen
pegawai negeri sipil daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
penetapan formasi, pengadaan, pengangkatan, pemindahan, pemberhentian,
penetapan pensiun, gaji, tunjangan, kesejahteraan, hak dan kewajiban kedudukan
hukum, pengembangan kompetensi, dan pengendalian jumlah.
Dalam Pasal 130 ayat (1) menyebutkan bahwa pengangkatan, pemindahan
dan pemberhentian dari dan dalam jabatan eselon II pada pemerintah daerah
provinsi ditetapkan oleh Gubernur. Adapun dalam ayat (2) menyebutkan bahwa
pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian dari dan dalam jabatan eselon II
pada pemerintah daerah kabupaten/kota ditetapkan oleh Bupati/Walikota setelah
berkonsultasi kepada Gubernur. Dapat dilihat juga pada Pasal 133
menyebutkanbahwa pengembangan karir pegawai negeri sipil daerah
mempertimbangkan integritas dan moralitas, pendidikan dan pelatihan, pangkat,
mutasi jabatan, mutasi antar daerah, dan kompetensi.14
14
Herlambang Adi Nugroho, “Pelaksanaan Kewenangan Kepala Daerah dalam Penentuan
Mutasi Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Boyolali, Jurnal Serviens In lumine Veritatis, 2014, hlm. 6.
Page 27
2. Pengisian Jabatan
Secara etimologi, kata jabatan berasal dari kata dasar „jabat‟ yang
ditambah imbuhan –an, yang berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia
diartikan sebagai “pekerjaan (tugas) dalam pemerintahan atau organisasi yang
berkenaan dengan pangkat dan kedudukan.15
Menurut Logeman dalam Andi
Anisa Agung, jabatan adalah ”...Lingkungan kerja awet dan digaris-batasi, dan
yang disediakan untuk ditempati oleh pemangku jabatan yang ditunjuk dan
disediakan untuk diwakili oleh mereka sebagai pribadi. Dalam sifat pembentukan
hal ini harus dinyatakan dengan jelas.”16
Pengisian jabatan atau staffing adalah kegiatan untuk memperoleh
karyawan yangefektif yang akan mengisi jabatan-jabatan yang kosong di
organisasi / perusahaan. Pengisian jabatan ini bertujuan agar semua jabatan ada
pejabatnya yang akan melaksanakan tugas-tugaspada setiap jabatan, sehingga
sasaran perusahaan dapat tercapai.
Pada dasarnya setiap pegawai mempunyai jabatan karena mereka direkrut
berdasarkan kebutuhan untuk melaksanakan tugas dan fungsi yang ada dalam
organisasi. Prinsip penempatan menurut A.W. Widjaja adalah the right man on
the right place (penempatan orang yang tepat pada tempat yang tepat). Pemilihan,
dalam arti seleksi, berlangsung untuk pejabat mana pun dalam proses
mendapatkan seseorang atau sekelompok orang yang dikehendaki untuk
selanjutnya diproses sampai yang bersangkutan diberi tugas tetap atau diangkat
pada suatu jabatan tertentu.
15
Hlm, 14. 16
Ibid.
Page 28
Proses pemilihan itu berlangsung dengan beragam cara, sehingga hasil
akhir pemilihan itu pun beragam pula kualitasnya. Ada pemilihan yang sangat
pendek dan bahkan bersifat serta merta tanpa banyak pertimbangan-pertimbangan.
Pertimbangannya mungkin karena sudah kenal baik sejak lama, atau memang
karena ada hubungan keluarga, sehingga terpaksa tutup mata walaupun terdapat
kekurangan-kekurangan pada yang dipilih tidak mengindahkan objektivitas.
Ada proses pemilihan yang panjang dan bahkan dirasakan sangat berbelit-
belit. Seringkali panjangnya proses itu justru menutupi kekurangan-kekurangan dari
proses, maupun yang diproses, sehingga tidak banyak orang yang mengetahui
kelemahan proses itu. Namun tentu ada cara dan proses pemilihan yang lebih baik.
Sebelum seseorang diangkat, diterapkanlah proses pemilihan terbuka dengan
ukuranukuran atau standar pemilihan yang diketahui semua orang tentang kebenaran,
keadilan, dan objektivitasnya. Pemilihan yang terbuka memungkinkan terbuka pula
kesempatan seluas-luasnya untuk mempunyai jumlah calon yang cukup banyak untuk
dipilih. Persaingan secara adil dan terbuka itu akan memberikan umpan balik yang
lebih baik. Penggunaan ukuran dan standar yang teruji kebenaran dan objektivitasnya
akan diterima hal-hal yang disembunyikan yang menimbulkan kesangsian dan
kecurigaan atas kebenaran hasil penelitian.17
Lelang Jabatan
lelang jabatan atau promosi terbuka di kalangan ASN merupakan suatu
kebijakan yang saat ini harus dilakukan untuk mengisi kekosongan posisi/jabatan
kerja didalam badan/instansi pemerintah. Promosi terbuka juga dapat
meningkatkan pengetahuan kompetensi kepada pegawai.
17
Nanik Priyanti, “Lelang Jabatan Dipemerintahan Indonesia Perspektif Fiqh Siyasah dan
Hukum Positif, “Skripsi Universitas Raden Intan Lampung, 2017, hlm. 63-64.
Page 29
Lelang jabatan merupakan salah satu pembaharuan mekanisme rekrutmen
aparatur birokrasi yang transparan, bisa dipertanggungjawabkan, partisipatif, dan
adil untuk mencari the right person in the right position. Esensi dari
penyelenggaraan lelang jabatan tersebut adalah untuk menghasilkan pejabat-
pejabat yang memiliki kapabilitas, kompetensi dan integritas yang memadai untuk
ditempatkan pada suatu posisi/jabatan yang tepat sehingga dapat menjalankan
tugas dengan lebih efektif, berkualitas, dan efisien yang nantinya dapat
menghasilkan pelayanan publik yang berkualitas.18
Pelaksanaan lelang jabatan harus memenuhi kriteria yang konkrit, yaitu
transparan dan selektif. Kunci keberhasilan dalam upaya menjamin obyektifitas
pelaksanaan lelang jabatan yang transparan dan selektif adalah terletak pada penilaian
yang menggunakan indikator yang jelas/pasti serta dilakukan oleh tim penilai yang
independen, netral, kompeten dan kredibel.19
3. Akuntabilitas Publik
Akuntabilitas merupakan sebuah konsep yang digunakan untuk
menjelaskan dan memperlihatkan pencapaian misi organisasi.20
Akuntabilitas merupakan salah satu roh perwujudan good governance.
Dwi dikutip dari Binti Sa‟adah menjelaskan akuntabilitas sebagai suatu derajat
yang menunjukkan besarnya tanggungjawab aparat atas kebijakan maupun proses
pelayanan publik yang dilaksanakan oleh birokrasi pemerintah. Masalah yang
18
Malio Adam Nurwana, “Evaluasi Lelang Jabatan di Lingkungan Pemerintahan Provinsi
Jawa Tengah 2013-2014, “ Skripsi Universitas Diponegoro semarang, Tahun 2014. hlm.4. 19
Ibid., hlm. 6. 20
Page 30
terjadi di Indonesia tentang pengelolaan keuangan daerah adalah terkait adanya
korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).21
Konsep akuntabilitas mulai dikaji secara intensif pada sektor publik
seiring dengan berkembangnya konsep mengenai reinventing government berikut
beberapa pendapat ahli mengenai akuntabilitas publik. Osborne dan Gaebler
dikutip dari kristian Widia Wicaksono mengatakan bahwa semenjak awal hendak
memberikan penekanan akan pentingnya pemahaman dan praktik bagi aktor-aktor
wirausaha sector publik mengenai pentingnya akuntabilitas. Osborne dan
Christensen, menjelaskan bahwa akuntabilitas harus dilaksanakan oleh organisasi
sektor public moderen sebagai cerminan upaya meningkatnya keberpihakan
terhadap kepentingan publik.
Akademisi lainnya yakni Peters di kutip dari kristian Widia Wicaksono
menjelaskan bahwa akuntabilitas merupakan konsep yang berbeda dari tanggung
jawab (responsibilitas). Akuntabilitas lebih merujuk pada relasi organisasi sebagai
sebuah entitas dengan pihak di luar organisasi. Artinya, level analisis akuntabilitas
adalah pada tingkat makroorganisasi yang menekankan pada aspek sosiologi
organisasi dengan fokus interaksi antara organisasi dengan pihak-pihak yang
berelasi pada organisasi tersebut. Sedangkan tanggung jawab lebih menekankan
pada level individual sebagai keharusan anggota di dalam suatu organisasi public
untuk menunjukkan perilaku yang sejalan dengan standar etika yang telah
ditetapkan sebagai aturan dan melaksanakan pekerjaan dengan benar sesuai
dengan arahan dan pelatihan yang telah
21
Binti Sa‟adah , “Akuntabilitas dan Transparansi Anggaran Melalui E-Government
(Studi Tentang Penganggaran di Pemerintahan Daerah Kabupaten Blitar, “Jurnal Kebijakan dan
Management Publik, Vol. 3 Nomor 2, Mei-Agustus 2015, hlm. 5.
Page 31
diterimanya.22
Koppel dalam Aman, Al-Shbail, dan Mohammed dikutip dari Kristian
Widia Wicaksono menjelaskan bahwa akuntabilitas memiliki sejumlah dimensi,
di antaranya: transparansi, pertanggungjawaban, pengendalian, tanggung jawab,
dan responsivitas. Kelima dimensi inilah yang membantu mengukur sejauh mana
sebuah organisasi pada sektor publik mampu menjalankan akuntabilitasnya.
Secara lebih sederhana Aman Al Sahbail menentukan beberapa pertanyaan kunci
determinan dari masingmasing dimensi tersebut. Berikut ini adalah table yang
menyajikan pertanyaan-pertanyaan kunci determinan tersebut.23
4. Manajemen Pegawai Negeri Sipil
Peraturan Pemerintah Nomo 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai
Negeri Sipil “Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah pengelolaan pegawai
negeri sipil untuk menghasilkan Pegawai Negeri Sipil yang profesional, memiliki
nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,
22
Kristian Widia Wicaksono, “Akuntabilitas Organisasi Sektor Publik, “Jurnal Kebijakan
dan Administrasi Publik, Vol. Vol 19, No 1 - Mei 2015,hlm. 6.s
23Ibid., hlm. 7.
Page 32
kolusi, dan nepotisme.”24
Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 11 Tahun 2017 tentang manajemen Pegawai Negeri Sipil dalam rangka
melaksanakan UU Nomor 5 Tahun 2014.25
Pelaksanaan Lelang Jabatan/Mekanisme Lelang Jabatan Di Kabupaten
Muaro Jambi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 11 Tahun 2017 Dalam pasal 113-
114 pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) dilakukan melalui tahapan a)
Perencanaan. Perencanaan pengisian JPT meliputi Penentuan JPT yang di isi ,
pembentukan panitia yang diseleksi, penyusunan dan penetapan jadwal yang
tahapan pengisian JPT, penentuan metode seleksi dan penyusunan materi seleksi,
serta penentuan sistem yang digunakan pada setiap tahapan pengisian JPT. b)
Pengumuman Lowongan, c). Pelamaran, d). Seleksi, e). Pengumuman Hasil
Seleksi dan f). Penetapan dan Pengangkatan.
F.Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan proposal skripsi ini sebelum penulis mengadakan
penelitian lebih mendalam lalu menjadi sebuah karya ilmiah, maka terlebih dahulu
penulis mengkaji skripsi terdahulu yang mengangkat tema Lelang Jabatan
Pertama penelitian yang Dilakukan Muh Asnawi dimana penelitian ini
memiliki kesamaan tema dengan penilitian terdahulu. Penelitian yang dilakukan
oleh Muh Asnawi Mahasiswa Program Filsafat dan Politik, Fakultas Hukum
Ushuludin Universitas Alauddin Makasar, pada tahun 2016 yang berjudul tentang
“Lelang Jabatan Dalam Tinjauan Good Governance (Studi Kasus
24 Pasal 1 PP Nomor 11 Tahun 2017 .
25 https://ainamulyana.blogspot.com/2018/06/peraturan-pemerintah-nomor-11-tahun.html,
diakses pada 15 Oktober 2018.
Page 33
Pemerintahan Kota Makassar Tahun 2014)”. Jenis penelitian yang digunakan
adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif, yaitu tipe penelitian yang berusaha
menggambarkan secara jelas tentang Lelang Jabatan Dalam Tinjauan Good
Governance (Studi Kasus Pemerintahan Kota Makassar Tahun 2014). Tujuan dari
penelitian ini yaitu Untuk Mengetahui Mekanisme Lelang Jabatan Dalam
Penguatan Kinerja Pemerintah Kota Makassar Pada Tahun 2014 dan Untuk
Mengetahui Lelang Jabatan Dalam Penguatan Kinerja Pemerintah Kota Makassar
Pada Tahun 2014.
Hasil Penelitian, peneliti pertama yaitu prosedur lelang jabatan di kota
makassar sudah di jalakan dengan sebaik mungkin kemudian panitia pelaksana
melakukan seleksi administrasi promosi terbuka jabatan camat, lurah dan eselon
II, III di kota makassar lalu melakukan tahapan prosedur lelang jabatan dan materi
seleksi dan juga tata cara pendaftaran online. Mekanisme Lelang Jabatan Dalam
Penguatan Kinerja Pemerintah Kota Makassar antara lain yaitu Pemberian
Pembekalan dan Ujian Kompetensi kepada para peserta lelang jabatan di Kota
Makassar. Lelang jabatan di Makassar di adopsi oleh pemerintahan Pak Iokowi
Widodo dana spirasi masyarakat untuk melakukan lelang jabatan dan isi oleh
orang yang professional dan agar citra politik pemeritahan bersih dari korupsi
kolusi nepotisme di pemerintahan Pak Dani Pemanto. Kemudian temuan yang
kedua yaitu faktor pendukung lelang jabatan dalam penguatan kinerja pemerintah
kota makassar pada tahun 2014 yaitu media massa, tempat pelaksanaan tes,
sosialisasi mobil keliling dan juga kelengkapan berkas yang diberikan calon
peserta ke panitia lelang jabatan, membuat kinerja panitia dalam melaksanakan
Page 34
lelang jabatan di kota makassar tidak terhambat oleh penundaan jadwal lelang
jabatan di kota makassar. Sedangkan faktor penghambat lelang jabatan dalam
penguatan kinerja pemerintah kota makassar pada tahun 2014 yaitu anggaran dan
jumlah peserta.26
Kedua, Penelitian Yang Dilakukan Oleh Nanik Priyanti Dalam Skripsinya
Yang Berjudul “Lelang Jabatan Di Pemerintahan Indonesia Perspektif Fiqih
Siyasah Dan Hukum Positif”. Permasalahan dalam penelitian ini adalah
Bagaimana pelaksanaan Lelang Jabatan Perspektif Hukum Positif di pemerintahan
Indonesia ?, dan bagaimana pelaksanaan lelang jabatan Prespektif Fiqih Siyasah
di Pemerintahan Indonesia ? Tujuan penelitian untuk mengetahui dan mengkaji
tentang Lelang Jabatan dalam Perspektif Fiqih dan Hukum Positif di
Pemerintahan Indonesia. Penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan (library
research) yaitu suatu penelitian yang menekankan sumber informasi dari buku-
buku hukum, jurnal,dan lain-lain. Dilihat dari sifatnya, termasuk penelitian hukum
yuridis normative. Pengolahan data dilakukan melalui aditing, koding, dan
sistematis data. Analisis dilakukan secara kualitatif dengan metode berfikir
induktif, sehingga di dapat kesimpulan yang bersifat umum.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa
pelaksanaan lelang jabatan menurut Perspektif Hukum Positif tidak bertentangan
dengan Undang-Undang yang berlaku di Pemerintahan Indonesia. Sedangkan,
pelaksanann lelang jabatan menurut Perspektif Fiqih Siyasah boleh dilaksankan,
26
Muh Asnawi,”Lelang Jabatan dalam Tinjauan Good Governance (Studi Kasus
Pemerintahan Kota Makasar Tahun 2014),” Skripsi Universitas Islam Negeri Alaudin Makasar,
2016, hlm. 84.
Page 35
selama tidak bertentangan dengan syariat Islam dan bertujuan demi kemaslahatan
masyarakat dan juga tidak merugikan orang lain.27
Berbeda dengan penelitian sebelumnya dimana penelitian yang dilakukan
oleh Muh Asnawi Mahasiswa Program Filsafat dan Politik, Fakultas Hukum
Ushuludin Universitas Alauddin Makasar, pada tahun 2016 yang berjudul tentang
“Lelang Jabatan Dalam Tinjauan Good Governance (Studi Kasus
Pemerintahan Kota Makassar Tahun 2014)”. Tujuan dari penelitian ini yaitu
Untuk Mengetahui Mekanisme Lelang Jabatan Dalam Penguatan Kinerja
Pemerintah Kota Makassar Pada Tahun 2014 dan Untuk Mengetahui Lelang
Jabatan Dalam Penguatan Kinerja Pemerintah Kota Makassar Pada Tahun 2014.
Berikutnya Adalah Penelitian Yang Dilakukan Oleh Nanik Priyanti Dalam
Skripsinya Yang Berjudul “Lelang Jabatan Di Pemerintahan Indonesia
Perspektif Fiqih Siyasah Dan Hukum Positif”. Tujuan penelitian untuk
mengetahui dan mengkaji tentang Lelang Jabatan dalam Perspektif Fiqih dan
Hukum Positif di Pemerintahan Indonesia.
Penelitian yang dilakukan oleh Asnawi lebih Fokus kepada teori Good
Governance dan tempat penelitian dilakukan di Makasar. Lalu Penelitian yang
dilakukan oleh Nanik lebih luas metodenyapun menggunakan metode
kepustakaan. Lebih spesifik kepada penelitian untuk lelang jabatan di Indonesia
Perspektif Siyasah dan Hukum Positif. Sedangkan dalam penelitian ini fokus
penelitian adalah tentang efektifitas lelang jabatan dalam meningkatkan
akuntabilitas publik dan tempat penelitian yaitu di muaro jambi.
27
Nanik Priyanti, “Lelang Jabatan Dipemerintahan Indonesia Perspektif Fiqh Siyasah dan
Hukum Positif, “Skripsi Universitas Raden Intan Lampung, 2017, hlm. 91.
Page 36
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat penelitian
Penelitian ini tentang Efektifitas Lelang Jabatan dalam Meningkatkan
Akuntabilitas Publik oleh Pemerintah di Kabupaten Muaro Jambi. Kegiatan
penelitian ini dilakukan sejak judul ini disahkan di Kantor BKD Muaro Jambi
Pemilihan lokasi ini berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:
a. Kantor BKD Muaro Jambi penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana BKD
dan tugas lembaga itu sendiri
b. Wawancara secara langsung ke Kantor BKD dan informan yang terkait dengan
penelitian ini.
c. Adanya kemudahan untuk mendapatkan data dan informasi dan berbagai
keterangan yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini.
B. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu untuk
mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti.28
Sehingga memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam
rangka mengetahui efektifitas lelang jabatan dalam meningkatkan akuntabilitas
publik oleh pemerintah di kabupaten Muaro Jambi.
28
Umar, Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), hlm. 22.
Page 37
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Adapun
jenis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data Primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang
diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh
subjek yang dapat dipercaya.29
Data yang penulis ambil dari informasi
dilapangan melalui observasi dan wawancara partisipan serta melalui
Surat Edaran (SE) Menteri Pendayagunaan Aparatur negara dan
Reformasi Birokrasi (Menpan- RB) Nomor 16 tahun 2012 tentang tata
cara pengisian jabatan structural yang lowongan secara terbuka di
lingkungan instansi pemerintah kemudian diperkuat dengan UU Nomor 5
Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara dan Peraturan Pemerintah
Nomor 11 Tahun 2017. Informan penelitian terdiri dari 7 (tujuh orang)
dari Kantor BKD, wartawan, dan pihak terkait.
b. Data sekunder, yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data30
. Sumber data sekunder dalam penelitian ini
adalah segala data yang tidak berasal dari sumber data primer yang dapat
memberikan dan melengkapi serta mendukung informasi terkait dengan
obyek penelitian baik yang berbentuk buku, jurnal, karya tulis, dan
tulisan maupun artikel yang berhubungan dengan objek penelitian.
29
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2006), hlm. 16. 30
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, hlm. 18.
Page 38
D. Instrumen Pengumpulan Data
a. Observasi
Dalam penelitian ini, sesuai dengan objek penelitian maka, penulis memilih
observasi partisipan. Observasi partisipan yaitu suatu teknik pengamatan dimana
peneliti ikut ambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang
diselidiki. Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung
terhadap objek penelitian, yaitu dengan meminta pandangan mengamati kegiatan-
kegiatan yang dilakukan BKD. Observasi yang dilakukan penulis dalam skripsi
ini terhadap subyek menggunakan pedoman observasi yang disusun sebagai
berikut:
1. Mencatat kesan umum subyek
2. Interaksi sosial dan tempat lingkungan
b. Wawancara
Syamsudin dan Vismaia S. Damainti menyatakan wawancara adalah
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.31
Wawancara
yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur (structure
interview). Wawancara terstruktur yaitu bila peneliti atau pengumpul data telah
mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.32
Oleh
karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan
instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif
jawabannya telah disiapkan. Bedanya dengan semi terstruktur di sini adalah tidak
31
Syamsudin dan Vismaia S. Damainti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, hlm. 238. 32
Syamsudin dan Vismaia S. Damainti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, hlm. 239.
Page 39
memakai alternatif jawaban, namun pihak yang diajak wawancara diminta
pendapat dan ide-idenya.
Alat-alat yang digunakan penulis dalam wawancara adalah buku catatan,
laptop dan handphone karena penulis menggunakan wawancara terstruktur
melalui email ataupun telephon. Hal ini bermanfaat untuk mengirim dan
mendokumentasikan semua percakapan dengan sumber data, di mana kesemuanya
telah digunakan setelah mendapat izin dari sumber data. Karena wawancara yang
digunakan adalah terstruktur. Informan dalam penelitian ini berjumlah delapan 7
(tujuh) orang terdiri dari Kabid Mutasi dan pengembangan ASN, pegawai Kantor
BKD, dan wartawan, peserta lelang jabatan pada saat itu.
c. Dokumentasi
Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber
Kantor BKD Muaro Jambi, dari arsip dan dokumen yang berada dikantor tersebut,
yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut. Nasution menyatakan
dokumentasi adalah mengumpulkan data dengan cara mengalir atau mengambil
data-data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan masalah
yang diteliti.33
Dalam hal ini dokumentasi diperoleh melalui dokumen-dokumen
atau arsip-arsip dari lembaga yang di teliti.
E. Unit Analisis data
Unit analisis dalam penulisan skripsi perlu dicantumkan apabila penelitian
tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan populasi dan sampel.
33
Nasution, Metodologi Research Penelitian Ilmia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm.
143.
Page 40
Unit analisis dapat berupa organisasi, baik itu organisasi pemerintah maupun
organisasi swasta atau sekelompok orang.34
Dalam skripsi ini penulis menggunakan unit analisis dengan analisis judul:
“Efektifitas Lelang Jabatan dalam Meningkatkan Akuntabilitas Publik oleh
Pemerintah di Kabupaten Muaro Jambi”. Penelitian ini, unit analisisnya adalah
BKD dan Pemerintah di Kabupaten Muaro Jambi. Penetapan unit analisis
tersebut, karena penelitian yang dilakukan tidak menggunakan populasi dan
sampel, namun hanya menggunakan dokumen-dokumen dari Kantor BKD dan
informasi-informasi yang berasal dari karyawan atau pegawai di sana saja serta
informasi yang didapatmelalui email ataupun telephon dari narasumber. Pakar
hukum tata Negara dan politik, jadi keseluruhan informannya berjumlah 7 orang.
F. Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan sebagaimana di kutip oleh Sugiyono analisis data adalah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
wawancara, catatatn lapangan dan bahan-bahan lain.35
Sehingga mudah dipahami
dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Aktivitas analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan mengambil
kesimpulan lalu diverifikasi.
a. Reduksi Data
34
Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari‟ah IAIN STS Jambi,
(2012), hlm. 62. 35
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 90.
Page 41
Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis di lapangan.
b. Penyajian Data
Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah data display atau
menyajikan data.Dalam penulisan kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya, tetapi yang
paling sering digunakan adalah teks yang bersifat naratif dan di dalam skripsi ini
peneliti menggunakan teks yang bersifat naratif. Penyajian data dilakukan dengan
mengelompokkan data sesuai dengan sub bab-nya masing-masing. Data yang
telah didapatkan dari hasil wawancara, dari sumber tulisan maupun dari sumber
pustaka. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teks yang bersifat naratif.
c. Kesimpulan/Verifikasi
Langkah yang terakhir dilakukan dalam analisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti yang kuat
yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.36
Kesimpulan dalam
penulisan kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya
kurang jelas sehingga menjadi jelas setelah diteliti.
Dari ketiga metode analisis data di atas penulis menyimpulkan bahwa,
ketiga metode ini yang meliputi reduksi data, penyajian data dan kesimpulan akan
36
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 252.
Page 42
penulis lakukan setelah semua data telah diperoleh melalui wawancara catatan
lapangan, dan juga memudahkan penulis di dalam mengetahui dan menarik
kesimpulan terhadap Efektifitas Lelang Jabatan dalam Meningkatkan
Akuntabilitas Publik oleh Pemerintah di Kabupaten Muaro Jambi.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan pemahaman secara runtut, pembahasan dalam
penulisan skripsi ini akan disistematisasi sebagai berikut:
Pembahasan diawali dengan BAB I, Pendahuluan. BAB ini pada hakiatnya
menjadi pijakan bagi penulisan skripsi, baik mencakup background, pemikiran
tentang tema yang dibahas.
BAB I mencakup Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Batsan
Masalah, Tujuan Dan Kegunaan Penelitian, Kerangka Teori, Kerangka Pemikiran,
Tinjauan Pustaka.
BAB II dipaparkan, Metode Penelitian yang mencakup Pendekatan
Penelitian, Jenis Dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Unit Analsis dan
Alat Analisis Data, Sistematika Penulisan dan Jadwal Penelitian.
BAB III dipaparkan tentang gambaran umum tempat penelitian. Sejarah
Berdirinya, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, dan Sarana dan Prasarana
BAB IV merupakan inti dari penulisan skripsi yaitu pemaparan tentang
pembahasan dan hasil penelitian.
Page 43
BAB V merupakan akhir dari penulisan skripsi yaitu BAB V penutup yang
terdiri dari kesimpulan dan saran-saran, kata penutup serta dilengkapi dengan
Daftar Pustaka, Lampiran dan Curriculum Vitae.
H. Jadwal Penelitian
Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian, maka penulis menyusun
agenda secara sistematis yang terlihat pada tabel jadwal sebagai berikut:
No
Kegiatan
Tahun 2018
Maret
April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
Judul
X
2 Pembuata
n Proposal
X
No Kegiatan
Tahun 2018
Agustus
September Oktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
3 Perbaikan
Proposal
dan
Seminar
X
Page 44
No Kegiatan
Tahun 2018
Agustus
September Oktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
4 Surat Izin
Riset
X
5 Pengumpul
an
Data
X
6 Pengoleha
n
Dan
Analisis
Data
X
7 Pembuatan
Laporan
X
8 Bimbingan
Dan
Perbaikan
X
9 Agenda
dan
Ujian
Skripsi
X
Page 45
No
Kegiatan
Tahun 2018
Maret
April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
10 Perbaikan
dan
Penjilidan
X
Page 46
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Geografis dan Iklim Muaro Jambi
Secara astronomis, Kabupaten Muaro Jambi terletak antara 1o15' -2o20'
Lintang Selatan dan diantara 103°10' s/d 104°20' Bujur Timur. Daerah ini
beriklim tropis, dengan luas wilayah 5.264 Km2. Berdasarkan posisi
geografisnya, Kabupaten Muaro Jambi memiliki batas-batas: Utara – Kabupaten
Tanjung Jabung Timur; Selatan –Provinsi Sumatera Selatan; Barat –Kabupaten
Batang Hari dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat; Timur - Kabupaten Tanjung
Jabung Timur.37
Tahun 2016, Kabupaten Muaro Jambi terdiri dari 11 Kecamatan dan 155
desa/kelurahan, terdiri dari 150 desa dan 5 kelurahan. Kecamatan di Kabupaten
Muaro Jambi adalah:
- Kecamatan Mestong terdiri dari 14 desa dan 1 kelurahan
- Kecamatan Sungai Bahar terdiri dari 11 desa
- Kecamatan Bahar Selatan terdiri dari 10 desa
- Kecamatan Bahar Utara terdiri dari 11 desa
- Kecamatan Kumpeh Ulu terdiri dari 18 desa
- Kecamatan Sungai Gelam terdiri dari 15 desa
- Kecamatan Kumpeh terdiri dari 16 desa dan 1 kelurahan
- Kecamatan Maro Sebo terdiri dari 11 desa dan 1 kelurahan
37
BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.
Page 47
- Kecamatan Taman Rajo terdiri dari 10 desa
- Kecamatan Jambi Luar Kota terdiri dari 19 desa dan 1 kelurahan
- Kecamatan Sekernan terdiri dari 15 desa dan 1 kelurahan.38
Kabupaten Muaro Jambi memiliki suhu rata-rata 26,2°C dengan suhu
tertinggi pada bulan September setinggi 32,7°C dengan kelembaban udara rata-
rata 86,25% dan curah hujan rata-rata 179,3 mm serta 25 hari hujan di bulan
November (Muaro Jambi dalam Angka 2012). Berdasarkan klasifikasi iklim
Schmidt dan Ferguson areal restorasi PT. REKI di Provinsi Jambi termasuk
kedalam tipe iklim A (sangat basah) dengan curah hujan bulanan per tahun
2.305,5 mm dan hari hujan per tahun 189,9 hari hujan sehingga intensitas hujan
mencapai 12,37 mm. Suhu rata-rata di area restorasi ini sebesar 26,23°C dengan
kelembaban berkisar antara 28,95°C pada bulan Mei dan 24,50°C pada bulan
Januari. Curah hujan tertinggi terdapat pada bulan April dan bulan November
sebesar 274-255,7 mm, sedangkan curah hujan terendah ada pada bulan Juli
sebesar 80,5 mm.
B. Pemerintahan
Struktur Organisasi Pemerintahan Daerah Kabupaten Muaro Jambi
dimulai dari Kepala Daerah (Bupati), DPRD Kabupaten Muaro Jambi dengan
garis koordinasi kepada Instansi Vertikal, Sekretariat Daerah, Staf Ahli Bupati,
Sekretariat DPRD Kabupaten, Dinas-dinas, Pemerintah Kecamatan, Lembaga
Teknis dan BUMD. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dipilih
38
BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.
Page 48
melalui pemilihan umum (pemilu) dan dilantik dalam masa jabatan lima tahun.
Susunan pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi periode 2014–2019 terdiri dari
bupati, wakil bupati, dan DPRD di bantu oleh pemerintah daerah.39
Anggota DPRD Kabupaten Muaro Jambi menurut partai politik masa
bakti 2014-2019 dengan komposisi keanggotaaan sebagai berikut :
- Fraksi Golongan Karya : 6 orang
- Fraksi PDI-Perjuangan : 4 orang
- Fraksi Demokrat : 8 orang
- Fraksi Gerindra : 3 orang
- Fraksi PAN : 5 orang
- Fraksi Nasional Demokrat : 1 orang
- Fraksi Kebangkitan Bangsa : 3
- Fraksi Hanura : 1 orang
- Fraksi PKS : 2 orang
- Fraksi PPP : 2 orang
Kabupaten Muaro Jambi terdiri dari 2 macam lembaga, yaitu Lembaga
Administratif dan Lembaga Adat, yang terdiri dari
1. Lembaga Administratif yaitu 11 Kecamatan, 5 Kelurahan, 150 Desa,
536 Dusun, 45 Lingkungan.
2. Lembaga Adat yaitu 266 Desa Pakraman, 517 Banjar, 517 Sekaa
Taruna, 515 Subak, 8 Sedahan Abian, 13 Sedahan Yeh.
39
BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.
Page 49
C. Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Jumlah penduduk Kabupaten Muaro Jambi tahun 2016 sebanyak 410.337
jiwa. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 212.024 jiwa, dan jumlah penduduk
perempuan sebanyak 198.313 dengan rasio jenis kelamin 106,91. Persentase
distribusi penduduk tahun 2016 menurut kecamatan:
Kecamatan Mestong (10,05%)
Kecamatan Sungai Bahar (6,62%)
Kecamatan Bahar Sel tan (3,35%)
Kecamatan Bahar Utara (3,81%)
Kecamatan Kumpeh Ulu (14,50%)
Kecamatan Sungai Gelam (18,64%)
Kecamatan Kumpeh (6,25%)
Kecamatan Maro Sebo (5,07%)
Kecamatan Taman Rajo (2,88%)
Kecamatan Jambi Luar Kota (16,52%)
Kecamatan Sekernan (11,92%)
Angka rasio ketergantungan penduduk Kabupaten Muaro Jambi tahun
2016 sebesar 31,12 %, artinya setiap 100 orang penduduk berusia produktif (15-
64 tahun) mempunyai tanggungan sebanyak 31 orang yang belum produktif (0-14
tahun) dan dianggap tidak produktif lagi (64 tahun keatas).40
40 BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.
Page 50
Rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2015
adalah 77,95 jiwa/km2, dimana kepadatan penduduk tertinggi berada di
Kecamatan Jambi Luar Kota sebesar 242,06 jiwa/km2. Sedangkan kepadat n
penduduk terkecil berada di Kecamatan Kumpeh (15,46 jiwa/km2) diikuti
Kecamatan Taman Rajo (32,91 jiwa/km2) karena sebagian besar wilayahnya
adalah perkebunan dan hutan.
Indikator ketenagakerjaan yang sering digunakan untuk mengukur besarnya
jumlah angkatan kerja (bekerja dan mencari kerja) dibanding dengan penduduk
usia kerja (15 tahun ke atas) adalah TPAK. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK) tahun 2015 Kabupaten Muaro Jambi 61,13. Untuk tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT) tahun (OURs) in 2015 at 5,40%. 2015 Kabupaten Muaro Jambi
tercatat 5,40%.41
Tabel
142
Persentase Penduduk Usia 5 Tahun Keatas Menurut Status
Table Pendidi kan di Kabupaten Muaro Jambi, 2016
Status Pendidikan 2015 2016
(1) (2) (3)
https://muarojambikab
5,69 5,32
1 Tidak/Belum Pernah Sekolah
2 SD 15,23 16,37
3
SM
P 6,04 4,92
4
SM
A 4,08 5,30
5 Perguruan Tinggi 1,41 2,39
6 Tidak Bersekolah Lagi 67,55 65,70
Jumlah/Total 100,00 100,00
41 BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.
42
BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.
Page 51
D. Sosial
Pendidikan merupakan salah satu pilar pembangunan Muaro Jambi. Dalam
rangka meningkatkan dan mengembangkan SDM yang berkualitas maka
pembangunan pendidikan menjadi prioritas. Angka Partisipasi Murni (APM) SD
adalah perbandingan jumlah murid SD berusia 7-12 Tahun dengan penduduk usia
7-12 Tahun. APM SD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2016 adalah 99,18%.
Sementara APM SMU adalah 82,99%.43
Pada Tahun 2016, banyaknya murid 42.863 orang dengan jumlah guru
1.160 orang guru. Untuk tingkat SMU/K sebanyak 6.772 orang murid dan 550
orang guru. Pembangunan bidang kesehatan Kabupaten Muaro Jambi
dilaksanakan dengan memberikan penyuluhan dan pelayanan kesehatan yang
berkualitas kepada setiap individu masyarakat. Sarana pendukung pembangunan
bidang kesehatan tahun 2016 ini ada 3 Rumah Sakit, 18 Puskesmas, 89 Pustu dan
322 Posyandu. Sedangkan tenaga kerja yang tersedia Tahun 2016 terdiri dari 61
dokter, 517 bidan dan 419 perawat yang tersebar di 11 Kecamatan.
Banyaknya penduduk Kabupaten Muaro Jambi pada Tahun 2016 yang
beragama Islam adalah sebanyak 394.995 orang. Sementara penduduk beragama
Kristen Protestan sebanyak 7.469 orang, Kristen Katolik sebanyak 3.429, Hindu
sebanyak 316 orang dan Budha sebanyak 630 orang.
E. Pertanian
Penggunaan lahan untuk pertanian lahan kering merupakan gabungan dari
ladang, kebun campuran dan semak belukar dengan luas keseluruhan yaitu 62.368
43
BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.
Page 52
ha (11,72%). Pengelompokkan semak belukar kedalam pertanian lahan kering
didasarkan pada pola penggunaan lahan oleh masyarakat, yang mana pada lokasi
semak belukarumumnya juga dimanfaatkan untuk pertanian lahan kering. Objek
pertanian lahan kering berasosiasi dengan permukiman (tidak jauh dari
permukiman) dan merupakan lahan pertanian semusim. Kenampakan objek
berwarna kuning sampai hijau terang, bertekstur kasar, pola agak teratur dan
berada di sekitar permukiman.
Tabel 244
Luas Lahan Sawah Menurut Kecamatan dan Jenis Pengairan
Table di Kabupaten Muaro Jambi (hektar), 201645
Kecamatan Irigasi Non Irigasi Jumlah
Subdistrict Irrigation Non Irrigation Total
(1) (2) (3) (4)
1 Mestong 0 0 0
2 Sungai Bahar
3 Bahar Selatan 0 283 283
4 Bahar Utara
5 Kumpeh Ulu 0 4 650 4 650
6 Sungai Gelam 0 0 0
7 Kumpeh 0 9 780 9 780
8 Maro Sebo 0 4 604 4 604
9 Taman Rajo 300 554 854
10 Jambi Luar Kota 540 1 180 1 720
11 Sekernan 0 1 303 1 303
Muaro Jambi 840 22 354 23 194
F. Gambaran Umum ASN Muaro Jambi
44 BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017
45
BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.
Page 53
Kabupaten Muaro Jambi merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi
Jambi yang pembentukannya ditetapkan dengan Undang-undang Nomor 54 Tahun
1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten
Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur dalam Lingkungan Propinsi
Jambi. Secara administratif Kabupaten Muaro Jambi hingga Tahun 2018 ini terdiri
dari 11 Kecamatan 155 Desa/Kelurahan dengan perincian 150 Desa dan 5
Kelurahan.
Guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas-tugas di bidang
pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat telah ditetapkan beberapa
Peraturan Daerah mengenai susunan organisasi dan tata kerja Sekretariat Daerah,
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis
Daerah yang terakhir yaitu Peraturan Daerah Kabupaten Muaro Jambi Nomor 17
Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Muaro Jambi
Nomor 05 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat
Daerah.46
Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) tersebut pada semester pertama
Tahun 2018 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Muaro Jambi terdiri dari Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah, Sekretariat Daerah yang terdiri dari 9 (sembilan) Bagian, Sekretariat
KPU, Inspektorat, 5 (lima) Badan, 21 (dua puluh satu) Dinas, 3 (tiga) Rumah
Sakit, 1 (satu) Kantor, 11 (sebelas) Kecamatan.
Organisasi Perangkat Daerah selengkapnya sebagai berikut:
46
Profil PNS Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2018 (Semester-1)
Page 54
1. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
2. Sekretariat Daerah :
2.1. Staf Ahli
2.1.1. Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik
2.1.2. Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi,Keuangan dan
Pembangunan
2.1.3. Staf Ahli Bupati Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Sumber
Daya Manusia
2.2. Asisten
2.2.1. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat
2.2.2. Asisten Perekonomian dan Pembangunan
2.2.3. Asisten Administrasi Umum
2.3. Bagian Pemerintahan dan Pertanahan
2.4. Bagian Hukum
2.5. Bagian Kesejahteraan Rakyat
2.6. Bagian Perekonomian dan Pembangunan
2.7. Bagian Hubungan masyarakat dan Protokol
2.8. Bagian Keuangan dan Aset
2.9. Bagian Organisasi
2.10. Bagian Umum
2.11. Bagian Layanan Pengadaan.47
3. Sekretariat KPU
47
Profil PNS Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2018 (Semester-1)
Page 55
4. Inspektorat
5. Badan:
5.1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
5.2. Badan Kepegawaian Daerah
5.3. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
5.4. Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah
5.5. Badan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.48
6. Dinas
6.1. Dinas Kesehatan
6.2. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
6.3. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
6.4. Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura
6.5. Dinas Perkebunan dan Peternakan
6.6. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
6.7. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
6.8. Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
6.9. Dinas Koperasi Usaha Kecil, dan Menengah, Perindustrian dan
Perdagangan
6.10. Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman
6.11. Dinas Perhubungan
6.12. Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga
6.13. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
48
Profil PNS Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2018 (Semester-1)
Page 56
6.14. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
6.15. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
6.16. Dinas Lingkungan Hidup
6.17. Dinas Ketahanan Pangan
6.18. Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah
6.19. Dinas Perikanan
6.20. Dinas Komunikasi dan Informatika
6.21. Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran.49
7. Rumah Sakit
7.1. Rumah Sakit Umum Daerah “Ahmad Ripin”
7.2. Rumah Sakit Umum “Sungai Gelam”
7.3. Rumah Sakit Umum “Sungai Bahar”
8. Kantor
8.1. Kantor Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat
9. Kecamatan
9.1. Kecamatan Sekeman
9.2. Kecamatan Maro Sebo
9.3. Kecamatan Taman Rajo
9.4. Kecamatan Jambi Luar Kota
9.5. Kecamatan Mestong
9.6. Kecamatan Kumpeh
9.7. Kecamatan Kumpeh Ulu
49
Profil PNS Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2018 (Semester-1)
Page 57
9.8. Kecamatan Sungai Gelam
9.9. Kecamatan Sungai Bahar
9.10. Kecamatan Bahar Utara
9.11. Kecamatan Bahar Selatan
10. Kelurahan
10.1. Kelurahan Sengeti
10.2. Kelurahan Tanjung
10.3. Kelurahan Jambi Kecil
10.4. Kelurahan Pijoan
10.5. Kelurahan Tempino.50
Terkait dengan pembentukan struktur organisasi dan tata kerja perangkat
daerah, maka data dan informasi kepegawaian merupakan faktor penting untuk
mendukung tercapainya kualitas penataan kepegawaian guna mengisi struktur
organisasi yang ada dan tercapainya tujuan organisasi.51
Profil Aparatur Sipil Negara yang merupakan bagian dari Profil Daerah
Kabupaten Muaro Jambi berisi tentang data dan informasi kepegawaian
menggambarkan keadaan jumlah pegawai yang ada meliputi jenis kelamin,
golongan, eselon, tingkat pendidikan dan sebagainya yang dapat menggambarkan
keadaan pegawai secara umum dan dirinci per Organisasi Perangkat Daerah
(OPD).
Jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) se-Kabupaten Muaro Jambi
berdasarkan data yang “terupdate” sampai dengan bulan Juni 2018 sebanyak
50
Profil PNS Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2018 (Semester-1) 51
Profil PNS Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2018 (Semester-1) .
Page 58
5.671 orang. Mengabaikan status kependudukan ASN tersebut maka jumlah ASN
yang ada di Kabupaten Muaro Jambi sebesar 1,42% dari total jumlah penduduk
399.157 jiwa, dengan perincian berdasarkan jenis kelamin dan golong.52
G. Gambaran Umum BKD Muaro Jambi
1. Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Muaro
Jambi
Berdasarkan Peraturan Bupati Muaro Jambi Nomor 53 Tahun 2016, Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Muaro Jambi terdiri dari Sekretariat, Badan dan
3 (tiga) Bidang. Struktur Badan Kepegawaian Daerah (BKD) sesuai dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Muaro Jambi Nomor 18 Tahun 2009.
52
Profil PNS Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2018 (Semester-1)
Page 59
STRUKTUR ORGANISASI
BADAN KEPEGAWAIAN
DAERAH
KABUPATEN MUARO JAMBI
Lampiran : PERATURAN DAERAH
KABUPATEN MUARO JAMBI
NOMOR : 53 TAHUN 2017
TANGGAL : 27 NOVEMBER
2008
BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH
SUBBID PENGEMBANGAN
KARIER ASN SUBBID PENSIUN ASN
SUBBID ADMINISTRASI UMUM
AS
HENDRA KASMIR, SH RINI HERAWATI, SH SENTOT SISWANTORO
SUBBID SUMBER DAYA ASN
SUBBID INFORMASI DATA ASN
SUBBID KESEJAHTERAAN ASN
DODI RAHMANSYAH, S.IP PERI YANTO, SH LESMADI, S.SOS
SUBBID MUTASI ASN SUBBID PENGANGKATAN ASN
SUBBID KEPANGKATAN ASN
EKA ZULAIKA, SE MUHAMMAD YUSUF, S.Pd SURYA KENCANA, S.Pd
SUPTIADI PURBA, S.KOM NAHRI, S.Pd KASYAFUL IMAN, S.Pd.I, M.Pd.I
KEPALA BADAN
DRS. SURIADIN
SEKRETARIS BUDI SAPUTRA, S.IP
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SUB PERENCANAAN KEPEGAWAIAN
SUB BAGIAN UMUM DAN KEUANGAN
AHMAD PEBRIANTO, SE RIFQIYATI, SE
BIDANG MUTASI DAN PENGEMBANGAN ASN
BIDANG PENGANGKATAN,
PENSIUN DAN DATA AS
BIDANG KEPANGKATAN DAN KESEJAHTERAAN ASN
Page 60
2. Tugas Pokok Sekretariat Badan Kepegawaian Daerah
Tugas Pokok Sekretariat Badan Kepegawaian Daerah adalah
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan,
pengkoordinasian penyelenggaraan secara terpadu, pelayanan administrasi dan
pelaksanaan di bidang perencanaan dan pelaporan, keuangan, serta umum dan
kepegawaian.
Sekretariat Badan Kepegawaian Daerah terdiri dari 2 Sub Bagian, yaitu:
a. Sub Bagian Perencanaan dan Kepegawaian mempunyai tugas membantu
Sekretaris dalam merencanakan, merumuskan, melaksanakan,
mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi urusan perencanaan
dan kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku untuk mencapai tujuan organisasi.
b. Sub Bagian Umum dan Keuangan, mempunyai tugas membantu sekretaris
dalam merencanakan, merumuskan, melaksanakan, mengkoordinasikan,
mengendalikan dan mengawasi urusan umum dan keuangan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk mencapai
tujuan organisasi.
3. Tugas Pokok Bidang Mutasi dan Pengembangan Aparatur Sipil Negara.
Tugas Pokok Bidang Mutasi dan Pengembangan Aparatur Sipil Negara
adalah membantu Kepala Badan dalam merencanakan, merumuskan,
melaksanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi urusan Mutasi
dan Pengembangan Aparatur Sipil Negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan organisasi. Bidang
Mutasi Pengembangan Aparatur Sipil Negara terdiri dari 3 Sub Bidang, yaitu:
Page 61
a. Sub Bidang Mutasi Aparatur Sipil Negara, mempunyai tugas membantu
Kepala Bidang Mutasi dan Pengembangan Aparatur Sipil Negara dalam
merencanakan, merumuskan, melaksanakan, mengkoordinasikan,
mengendalikan dan mengawasi urusan Mutasi Aparatur Sipil Negara
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
untuk mencapai tujuan organisasi.
b. Sub Bidang Sumber Daya Aparatur Sipil Negara, mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang Mutasi dan Pengembangan Aparatur Sipil
Negara dalam merencanakan, merumuskan, melaksanakan,
mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi urusan Urusan
Sumber Daya Aparatur Sipil Negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan organisasi.
c. Sub Bidang Pengembangan Karier Aparatur Sipil Negara, mempunyai
tugas membantu Kepala Bidang Mutasi dan Pengembangan Aparatur Sipil
Negara dalam merencanakan, merumuskan, melaksanakan,
mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengawasi urusan
Pengembangan Karier Aparatur Sipil Negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk mencapai tujuan
organisasi.
Page 62
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN
A. Pelaksanaan Lelang Jabatan/Mekanisme Lelang Jabatan Di Kabupaten
Muaro Jambi.
Pengisian jabatan atau staffing adalah kegiatan untuk memperoleh
karyawan yang efektif yang akan mengisi jabatan-jabatan yang kosong di
organisasi / perusahaan. Pengisian jabatan ini bertujuan agar semua jabatan ada
pejabatnya yang akan melaksanakan tugas-tugaspada setiap jabatan, sehingga
sasaran perusahaan dapat tercapai. lelang jabatan atau promosi terbuka di
kalangan ASN merupakan suatu kebijakan yang saat ini harus dilakukan untuk
mengisi kekosongan posisi/jabatan kerja didalam badan/instansi pemerintah.
Promosi terbuka juga dapat meningkatkan pengetahuan kompetensi kepada
pegawai.
Dasar hukum adanya lelang jabatan Surat Edaran (SE) Menteri
Pendayagunaan Aparatur negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) No. 16
Tahun 2012 tentang Tata Cara Pengisian Jabatan Struktural yang Lowong secara
Terbuka di Lingkungan Instansi Pemerintah kemudian diperkuat dengan UU No.
5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (“UU ASN”)53
Dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang ASN pada Pasal 68 yang
menyatakan bahwa ayat (1) PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu
pada isntansi pemerintahan. Ayat (2) Pengangkatan PNS pada jabatan tertentu
53
Ellen Vembrey Rudiyanto, dkk, “Orientasi Proyek Reformasi Birokrasi, “Kompetisi
Debat Konstitusi 2015, Universitas Tarumanegara, hlm. 2.
Page 63
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan perbandingan
objektif dan kompetensi, kualifikasi dan persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan
dengan kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang dimiliki oleh pegawai.
Ayat (3) Setiap jabatan tertentu sebagai mana dimaksud pada ayat (1)
dikelompokkan dalam klasifikasi jabatan PNS yang menunjukkan kesamaan
karakteristik, mekanisme dan pola kerja, ayat (4) PNS dapat berpindah antar dan
antara Jabatan Pimpinan Tinggi, Jabatan Administrasi, dan Jabatan Fungsional, di
Instansi Pusat dan Instansi Daerah berdasarkan Kualifikasi, Kompetensi dan
Penilaian Kerja.54
Lelang jabatan menurut Kabid Mutasi dan Pengembangan ASN
“Lelang Jabatan adalah istilah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11
Tahun 2017 seleksi Jabatan pimpinan Tinggi Pratama (JPT) memiliki
kebutuhan pimpinan pada OPD yang mengalami kekosongan dan
memasuki masa pensiun.”55
Selain itu menurut Kasubbid Pengembangan Karier ASN BKD Muaro
Jambi.
“ Lelang Jabatan adalah seleksi Jabatan Pimpinan Pratama (JPT) untuk
kebutuhan Pimpinan pada OPD yang mengalami kekosongan dikarenakan
memasuki masa pensiun atau permasalahan hukum.”56
JPT Memiliki syarat sebagai yaitu JPT utama, JPT madya, dan JPT
pratama diisi dari kalangan PNS. Setiap PNS yang memenuhi syarat mempunyai
kesempatan yang sama untuk mengisi JPT yang lowong. JPT utama dan JPT
54
Nanik Priyanti, “Lelang Jabatan Dipemerintahan Indonesia Perspektif Fiqh Siyasah dan
Hukum Positif, “Skripsi Universitas Raden Intan Lampung, 2017, hlm. 23. 55
Wawancara dengan Suptiadi Purba, selaku Kabid Mutasi dan Pengembangan ASN
BKD Muaro Jambi pada 1 Oktober 2018. 56
Wawancara dengan Hendra Kasmir selaku Kasubbid Pengembangan Karier ASN BKD
Muaro Jambi pada 1 Oktober 2018.
Page 64
madya tertentu dapat diisi dari kalangan non-PNS dengan persetujuan Presiden
yang pengisiannya dilakukan secara terbuka dan kompetitif serta ditetapkan dalam
Keputusan Presiden. JPT utama dan JPT madya dikecualikan untuk JPT utama
dan JPT madya di bidang rahasia negara, pertahanan, keamanan, pengelolaan
aparatur negara, kesekretariatan negara, pengelolaan sumber daya alam, dan
bidang lain yang ditetapkan Presiden. Ketentuan lebih lanjut mengenai JPT utama
dan JPT madya tertentu diatur dengan Peraturan Presiden.
Persyaratan untuk dapat diangkat dalam JPT dari kalangan PNS
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 105 PP Nomor 11 Tahun 2017 tentang
manajemen Pegawai Negeri Sipil. Persyaratan untuk dapat diangkat dalam JPT
dari kalangan non-PNS di atur dalam Pasal 108 PP Nomor 11 Tahun 2017.
Pengisian JPT utama dan JPT madya di kementerian, lembaga pemerintah
nonkementerian, kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan
Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS sesuai
dengan persyaratan. Pengisian JPT utama dan JPT madya dilakukan pada tingkat
nasional. Pengisian JPT pratama dilakukan secara terbuka dan kompetitif di
kalangan PNS sesuai dengan persyaratan. Pengisian JPT pratama dilakukan secara
terbuka dan kompetitif pada tingkat nasional atau antar kabupaten/kota dalam 1
(satu) provinsi.57
Pengisian JPT utama dan JPT madya tertentu yang berasal dari kalangan
non-PNS sesuai dengan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 108
huruf a dan huruf b. Pengisian JPT utama dan JPT madya tertentu yang berasal
57
Pasal 110 PP Nomor 11 Tahun 2017.
Page 65
dari kalangan non-PNS harus terlebih dahulu mendapat persetujuan Presiden serta
ditetapkan dalam Keputusan Presiden. 58
Dasar hukum adanya lelang jabatan Surat Edaran (SE) Menteri
Pendayagunaan Aparatur negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) No. 16
Tahun 2012 tentang Tata Cara Pengisian Jabatan Struktural yang Lowong secara
Terbuka di Lingkungan Instansi Pemerintah kemudian diperkuat dengan UU No.
5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (“UU ASN”)59
Dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 Tentang ASN pada Pasal 68 yang
menyatakan bahwa ayat (1) PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu
pada isntansi pemerintahan. Ayat (2) Pengangkatan PNS pada jabatan tertentu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan perbandingan
objektif dan kompetensi, kualifikasi dan persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan
dengan kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang dimiliki oleh pegawai.
Ayat (3) Setiap jabatan tertentu sebagai mana dimaksud pada ayat (1)
dikelompokkan dalam klasifikasi jabatan PNS yang menunjukkan kesamaan
karakteristik, mekanisme dan pola kerja, ayat (4) PNS dapat berpindah antar dan
antara Jabatan Pimpinan Tinggi, Jabatan Administrasi, dan Jabatan Fungsional, di
Instansi Pusat dan Instansi Daerah berdasarkan Kualifikasi, Kompetensi dan
Penilaian Kerja.60
Hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan dalam wawancara dengan
salah satu pegawai di Kantor BKD bahwa mekanisme yang dilakukan harus sesuai
58
Pasal 110 PP Nomor 11 Tahun 2017. 59
Ellen Vembrey Rudiyanto, dkk, “Orientasi Proyek Reformasi Birokrasi, “Kompetisi
Debat Konstitusi 2015, Universitas Tarumanegara, hlm. 2. 60
Nanik Priyanti, “Lelang Jabatan Dipemerintahan Indonesia Perspektif Fiqh Siyasah dan
Hukum Positif, “Skripsi Universitas Raden Intan Lampung, 2017, hlm. 23.
Page 66
dengan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), yang
dilakukan secara transparan, selektif dan jelas agar memperoleh sumber
dayamanusia yang berintegritas memadai.61
Namun untuk mekanisme dalam pelaksanaan berdasarkan hasil wawancara
dengan Kabid Mutasi dan Pengembangan ASN BKD Muaro Jambi yaitu
berdasarkan atau harus seuai dengan persyaratan yang mengacu pada Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 11 Tahun 2017.62
Pemerintah menerbitkan Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 11 Tahun 2017 tentang manajemen Pegawai Negeri Sipil
dalam rangka melaksanakan UU Nomor 5 Tahun 2014.63
lebih lanjut di jabrarkan
oleh Kasubbid Pengembangan Karier BKD Muaro Jambi bahwa mekanisme
pelaksanaan lelang jabatan di atur oleh UU Nomor 5 Tahun 2004 tentang ASN
dan PP Nomor 11 Tahun 2017 yaitu terdapat pada Paragraf 3 Pasal 110 sampai
dengan 129.64
Berikut penjabaran mengenai mekanisme lelang jabatan di Muaro Jambi
Tahun 2018 di lakukan untuk JPT Pratama Skretaris Daerah (Setara Eselon II.a)
adalah sebagai berikut :
Dalam pasal 113-114 pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT)
berdasarkan PP Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
(PNS) dilakukan melalui tahapan:
61
Wawancara dengan Rini Herawati selaku PNS yang bekerja di Kantor BKD pada 1
Oktober 2018. 62
Wawancara dengan Suptiadi Purba, selaku Kabid Mutasi dan Pengembangan ASN
BKD Muaro Jambi pada 1 Oktober 2018. 63
https://ainamulyana.blogspot.com/2018/06/peraturan-pemerintah-nomor-11-tahun.html,
diakses pada 15 Oktober 2018. 64
Wawancara dengan Hendra Kasmir selaku Kasubbid Pengembangan Karier ASN BKD
Muaro Jambi pada 1 Oktober 2018.
Page 67
1. Perencanaan.
Perencanaan pengisian JPT meliputi Penentuan JPT yang diisi ,
pembentukan panitia yang diseleksi, penyusunan dan penetapan jadwal yang
tahapan pengisian JPT, penentuan metode seleksi dan penyusunan materi seleksi,
serta penentuan sistem yang digunakan pada setiap tahapan pengisian JPT. Panitia
seleksi JPT utama dan Madya dibentuk oleh Presiden, Panitia Seleksi Untuk JPT
Pratama dibentuk oleh Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK). Dalam membentuk
panitia seleksi, PPK berkoordinasi dengan Komisi Aparatur Sipil Negara.
Tahap perencanaan di Muaro Jambi di mulai dengan pembentukan panitia
berdasarkan Pasal 114 ayat 6 Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Kepegawaian, menetapkan,
“Panitia Seleksi pada Ayat 2, 3 dan 4 harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut: a). Memiliki pengetahuan dan/atau pengalaman sesuai dengan
jenis, bidang tugas dan kompetensi jabtan yang lowong. b). Memiliki pengetahuan
umum mengenai penilaian kompetensi. c). tidak menjadi anggota pengurus partai
politik. d). tidak berpotensi menimbulkan konflik kepentingan” panitia seleksi
berjumlah paling sedikit 5 (lima) orang.
Berdasarkan Keputusan Daerah Bupati Muaro Jambi Nomor 235 Tahun
2018 memutuskan membentuk Panitia Seleksi dan sekretariat seleksi jabatan
Pimpinan Tinggi Pratama Sekretaris di tetapkan 6 Maret 2018. Panitia terdiri dari
5 (lima) orang, yaitu Dr. Helmi, SH, ME (Universitas Jambi) sebagai ketua, H.
Husairi, S.Ip, ME (Kepala BKD Provinsi Jambi) sebagai Sekretaris,Dr. Forst. Ir.
Bambang Irawan, Msc. IPU (Universitas Jambi) sebagai anggota, Dr. M. Syurya
Page 68
Hidayat, SE, ME (Universitas Jambi) sebagai anggota dan Imron Rosyadi, S.Sos,
M.Si (Kepala Dinas PTSP Jambi) sebagai anggota.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Suptiadi Purba
Metode yang digunakan dalam kegiatan penilaian kompetensi Pejabat
Sekretaris Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi
adalah Assessment center dengan dukungan tes psikologi (psikotes) dan
wawancara kompetensi.65
2. Pengumuman Lowongan.
Pengumuman lowongan pengisian JPT sebagaimana wajib dilakukan
secara terbuka melalui media cetak nasional dan/atau media elektronik.
Pengumuman dilaksanakan paling singkat 15 (lima belas) hari kalender sebelum
batas akhir tanggal penerimaan lamaran. Pengumuman lowongan sebagaimana
dilakukan berdasarkan ketentuan sebagai berikut:
a. Terbuka pada tingkat nasional kepada seluruh Instansi Pemerintah untuk
JPT pada Instansi Pusat dan JPT madya pada Instansi Daerah provinsi;
b. Terbuka pada tingkat nasional atau terbuka antarkabupaten/kota dalam 1
(satu) provinsi untuk JPT pratama pada Instansi Daerah provinsi; atau
c. Terbuka pada tingkat nasional atau terbuka antar kabupaten/kota dalam 1
(satu) provinsi untuk JPT pratama pada Instansi Daerah kabupaten/kota.
Berdasarkan dokumen dan arsip kantor BKD Muaro Jambi, Panitia Seleksi
menyampaikan pengumuman Seleksi terbuka Jabatan Pimpinan Pratama
Sekretaris Daerah Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2018 6 April 2018.66
65
Wawancara dengan Suptiadi Purba, selaku Kabid Mutasi dan Pengembangan ASN
BKD Muaro Jambi pada 1 Oktober 2018.
66
Dokumentasi Kantor BKD Muaro Jambi.
Page 69
Dengan jadwal kegiatan sebagai berikut :
No Nama Kegiatan Waktu
1
Pengumuman dan penerimaan berkas
pendaftaran 9-27 April 2018
2 Seleksi Administrasi 28 April-01 Mei 2018
3 Pengumuman hasil seleksi administrasi 2-4 Mei 2018
4 Penulisan makalah, presentasidan wawancara 7-11 Mei 2018
5 Pengumuman hasil wawancara 14-15 Mei 2018
6 Assement test 16-22 Mei 2018
7 Pemeriksaan kesehatan 23-25 Mei 2018
8 Pengumuman hasil assessment test 28-31 Mei 2018
9 Penyampaian calon pejabat Pembina pegawai 4-8 Juni 2018.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kabid Mutasi dan Pengembangan
ASN bahwa “Tahapan seleksi JPT Pratama terdiri dari seleksi administrasi, ujian
gagasan tertulis, presentasi dan wawancara, assessment test, pengajuan calon
kepada pejabat pembinaan kepegawaian.”67
3. Pelamaran.
Pelamaran pengisian JPT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 113 huruf c
disampaikan kepada panitia seleksi. Pelamaran yang dilakukan oleh PNS harus
direkomendasikan oleh PPK instansinya. Selain melalui pelamaran sebagaimana
67
Wawancara dengan Suptiadi Purba, selaku Kabid Mutasi dan Pengembangan ASN
BKD Muaro Jambi pada 1 Oktober 2018.
Page 70
dimaksud dalam Pasal 118, panitia seleksi dapat mengundang PNS yang
memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 107 untuk diikutsertakan di
dalam seleksi. Dalam hal panitia seleksi mengundang PNS yang memenuhi syarat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk ikut dalam seleksi, PNS yang
bersangkutan harus tetap mendapat rekomendasi dari PPK instansinya.68
4. Seleksi.
Seleksi pengisian JPT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 113 huruf d
dilakukan sesuai dengan perencanaan pengisian JPT sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 114 ayat (1). Penyusunan tahapan seleksi dan penetapan jadwal
seleksi dalam perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai
kebutuhan organisasi. Penentuan metode seleksi dan penyusunan materi seleksi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 114 ayat (1) huruf d dilakukan mengacu
kepada standar kompetensi Jabatan. Panitia seleksi wajib melakukan seleksi
secara objektif dan transparan.
Tahapan seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit terdiri
atas:
a. seleksi administrasi dan penelusuran rekam jejak Jabatan, integritas, dan
moralitas;
b. seleksi kompetensi;
c. wawancara akhir; dan
d. tes kesehatan dan tes kejiwaan.
68
PP Nomor 11 Tahun 2017.
Page 71
Panitia seleksi dapat dibantu oleh tim seleksi kompetensi yang independen
dan memiliki keahlian untuk melakukan seleksi kompetensi.
Berdasarkan Pengumuman tanggal 14 Mei 2018 peserta yang dinyatakan
lulus administrasi sebanyak 5 (lima) orang, yaitu Firmansyah (Kepala Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Muaro Jambi), Jangning (Kepala Dinas
Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Muaro Jambi), Muhammad Fadil
(Kadis Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Batang Hari), Zubaidi
(Pelasana Badan Pengembangan SDM Provinsi Jambi), Riduwan (Kepala Dinas
Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Muaro Jambi).69
5. Pengumuman Hasil Seleksi.
Pengumuman hasil seleksi pengisian JPT sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 113 huruf e wajib dilakukan untuk setiap tahapan seleksi. Panitia seleksi
wajib mengumumkan secara terbuka pada setiap tahapan seleksi:
a. Nilai yang diperoleh peserta seleksi berdasarkan peringkat; dan
b. Peserta seleksi yang berhak mengikuti tahapan seleksi selanjutnya.
Pada tahapan akhir, panitia seleksi memilih 3 (tiga) orang peserta seleksi
dengan nilai terbaik untuk setiap Jabatan yang lowong, sebagai calon pejabat
pimpinan tinggi utama, pejabat pimpinan tinggi madya, atau pejabat pimpinan
tinggi pratama untuk disampaikan kepada PPK.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Kantor BKD bahwa
Setiap seleksi yang dilakukan hasil penilian di umumkan secara terbuka.
Setelah melalui tahapan presentasi makalah Riduwan dinyatakan tidak
lulus seleksi penulisan makalah, presentase dan wawancara jadi tersisa 4
69
Dokumentasi Kantor BKD Muaro Jambi.
Page 72
(empat) kandidat JPT Pratama Muaro Jambi. Di umumkan berdasarkan
keputusan ketua panitia seleksi 18 Mei 2018, dengan lampiran rekapitulasi
hasil penilaian.70
Selanjutnya melalui penilaian kompetensi bidang dan hasil kompetensi
manajerial maka rekapitulasi akhir penilaian 3 (tiga) orang peserta dengan
peringkat teratas berdasarkan nilai yang di sampaikan kepada Bupati Muaro Jambi
dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan seleksi terbuka kepada Komisi
Aparatur Sipil Negara (KASN).71 Pada tanggal 25 Juni 2018 panitia seleksi
menyampaikan hasil penilaian akhir dengan urutan berdasarkan nilai terbaik
sebagai berikut :
No Nama/NIP/Pangkat/Gol.Ruang Jabatan Nilai
1
Muhammad Fadhil Arif, SE
NIP. 197506012002121005
Pembina Tk. I )IV.b)
Kepala Dinas
Pemberdayaan
Masyarakat Desa Kab.
Batang Hari
89,00
2
Firmansyah, SKM, MH
NIP. 196402171985011001
Pembina Tk. I (IV.b)
Kepala Dinas
Lingkungan Hidup Kab.
Muaro Jambi
69,12
3
Jangning, SIP
NIP.196508081986031005
Pembina Utama Muda (IV.c)
Kepala Dinas
Perpustakaan dan Arsip
Daerah Kabupaten
Muaro Jambi
66,84
6. Penetapan dan pengangkatan.
Penetapan dan pengangkatan JPT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 113
huruf f dilakukan oleh Presiden atau PPK sesuai dengan kewenangan berdasarkan
hasil seleksi. Berdasarkan keterangan dari Kabid Mutasi dan Pengembangan ASN
70
Wawancara dengan Suptiadi dan Hendra Kasmir selaku pihak Kantor BKD Muaro
Jambi 1 Oktober 2018. 71
Wawancara dengan Suptiadi dan Hendra Kasmir selaku pihak Kantor BKD Muaro
Jambi 1 Oktober 2018.
Page 73
BKD Muaro Jambi Setelah di umukan hasil seleksi akhir maka di tetapkan
Muhammad Fadhil sebagai Pejabat Pimpinan Pratama Sekretaris Daerah Muaro
Jambi.72
Menurut analisis penulis bahwa mekanisme pelaksanaan Lelang Jabatan
Pratama Sekretaris Daerah Muaro Jambi telah di laksanakan sesuai dengan
prosedur dan berdasarkan Undang-undang maupun Peraturan Pemerintah, dimana
pelaksanan dimulai dari perencanaan, pembentukan panitia seleksi, pengumuman
lowongan, pelamaran, seleksi, pengumuman hasil seleksi, penetapan dan
pengangkatan. Dimana pengumuman lowongan telah dilakukan secara terbuka,
jadwal kegiatan tersusun dan diumumkan dan bisa diakses secara online melalui
website Kabupaten Muaro Jambi www.muarojambikab.go.id. Metode peniliain di
jelaskan, uji kompetensi dilakukan, rekapitulasi hasil penilaian di umumkan , dan
hasil sesuai dengan urutan peringkat.
B. Efektifitas Lelang Jabatan Dapat Meningkatkatkan Akuntabilitas Publik
Oleh Pemerintahan Di Kabupaten Muaro Jambi.
Menurut Mardiasmo dalam Ariel Sharon Sumenge efektifitas pada
dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan (hasil
guna). Efektifitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau
sasaran yang harus dicapai.73
Menurut Cambel J.P, Pengukuran efektivitas secara umum dan yang
paling menonjol adalah : a. Keberhasilan program
72
Wawancara dengan Suptiadi Purba, selaku Kabid Mutasi dan Pengembangan ASN
BKD Muaro Jambi pada 1 Oktober 2018. 73
Ariel Sharon Sumenge, “Analisis Efektifitas dan Efesiensi Pelaksanaan Anggaraan
Belanja BAPPEDA Minahasa Selatan, “ Jurnal EMBA, Vol. 1 Nomor 3, 2013, hlm. 2.
Page 74
b. Keberhasilan sasaran
c. Kepuasan terhadap program
d. Tingkat input dan output
e. Pencapaian tujuan menyeluruh
Dapat disimpulkan bahwa efektivitas mengacu kepada pencapaian tujuan,
yaitu pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Dimana tujuan awal pemerintah mengeluarkan kebijakan mengenai
lelang jabatan adalah pembaharuan mekanisme rekrutmen aparatur birokrasi yang
transparan, bisa dipertanggungjawabkan, partisipatif, dan adil untuk mencari the
right person in the right position. Esensi dari penyelenggaraan lelang jabatan
tersebut adalah untuk menghasilkan pejabat-pejabat yang memiliki kapabilitas,
kompetensi dan integritas yang memadai untuk ditempatkan pada suatu
posisi/jabatan yang tepat sehingga dapat menjalankan tugas dengan lebih efektif,
berkualitas, dan efisien yang nantinya dapat menghasilkan pelayanan publik yang
berkualitas.74
Berikut beberapa wawancara dengan beberapa informan dalam penelitian
ini mengenai hubungan lelang jabatan dengan Akuntabilitas Publik. Menurut
Kabid Mutasi dan Pengembangan ASN BKD Muaro Jambi
Tentu ada hubungan antara akuntabilitas dengan lelang jabatan karena
pelaksanaan lelang jabatn tidak terlepas dari akuntabilitas publik yang
memberikan amanah kepada siapa saja yang ikut dalam lelang jabatan.
Alasan mengapa lelang jabatan dapat meningkatkan akuntabilitas publik
karena lelang jabatan memiliki kriteria untuk menentukan seseorang yang
ikut sesuai persyaratan yang ditentukan. Tolak ukur keberhasilan lelang
jabatan dapat dilihat dari diperolehnya izin KASN Pusat Jakarta selain itu
hasil yang didapat dari lelang jabatan adalah terpilihnya OPD yang
berkualitas dan terukur kinerjanya.75
74
Malio Adam Nurwana, “Evaluasi Lelang Jabatan di Lingkungan Pemerintahan Provinsi
Jawa Tengah 2013-2014, “ Skripsi Universitas Diponegoro semarang, Tahun 2014. hlm.4. 75
Wawancara dengan Suptiadi Selaku Kabid Mutasi dan Pengembangan ASN BKD
Muaro Jambi Pada 1 Oktober 2018.
Page 75
Menurut Kasubbid Pengembangan Karier ASN Badan Pengembangan
Karier ASN BKD Muaro Jambi.
Hubungan antara lelang jabatan dengan akuntabilitas publik adalah dimana
pelaksanaan lelang jabatan harus menciptakan rasa tanggung jawab dalam
menjalankan suatu amanah sebagai abdi negara untuk kepentingan
masyarakat karena pelaksanaan lelang jabatan akan menghasilkan ASN
Profesional dan berintegritas baik”. Adanya lelang jabatan memberikan
kepuasan publik, tentu akan menghadirkan orang-orang yang mempunyai
kemampuan untuk menjalankan amanah dalam jabatan yang diberi. Tolak
ukur keberhasilan lelang jabatan dilihat dari terpilihnya orang-orang yang
kompetensi dan komitmennya yang kuat dan transparan dalampelaksanaan
test tersebut. dengan adanya lelang jabatan hasil yang diraih adalah
diperolehnya orang-orang yang berkompetensi dan integritas yang
memadai yang mengisi posisi/jabatan tertentu sehingga dapat menjalankan
tugas yang lebih efektif dan efesien.76
Menurut Rini Hartati selaku Pegawai Negeri Sipil.
Hubungan antara akuntabilats publik dan lelang jabatan adalah karena
lelang jabatan dilakukan untuk memilih aparatur yang memiliki kapasitas,
kopentensi dan integritas yang memadai untuk mengisi posisi / jabatan
tertentu sehingga dapat menjalankan tugas yang lebih efektif dan efesien.
Pelaksanaan dapat meningkatkan akuntabilitas publik dikarenakan lelang
jabatan dilaksanakan berdasarkan prinsif profesionalisme sesuai dengan
kompetensi prestasi kerja. Selain itu lelang jabatan dapat memperkecil
potensi korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) karena rekruitmen dilakukan
dengan transparan.77
Menurut Kanit Politik Polres Muaro Jambi
Lelang jabatan tidak terlepas dari pertanggungjawaban karena tujuan dari
lelang jabatan itu sendiri adalah terciptanya akuntabilitas publik.lelang
jabatan dilaksanakan untuk memilih pejabat yang amanah, cerdas, dan
mempunyai loyalitas tinggi demi kelangsungan pembangunan suatu
daerah, serta meningkatkan akuntabilitas publik. Lelang jabatan sudah di
atur dalam Undang-undang dan Peraturan Pemerintah, sehingga
pelaksanaan terstruktur, dan ASN yang terpilih mempunyai kemampuan
terhadap OPD yang dipimpin. Adanya panitia seleksi yang ditentukan
KASN sehingga rekam jejaknya sudah terukur dalam pelaksanaan lelang
jabatan. Dengan adanya lelang jabatan paling tidak mendpatkan seorang
76
Wawancara dengan Hendra Kasmir Selaku Kasubbid Pengembangan Karier ASN BKD
Muaro Jambi Pada 1 Oktober 2018. 77
Wawancara dengan Rini Hartati Selaku ASN di lingkungan Pemerintrahan Muaro
Jambi pada 1 Oktober 2018.
Page 76
pimpinan yang professional, memiliki kompetensi tinggi, kinerja baik,
beritegritas dan seuai harapan masyarakat.78
Menurut salah satu Toko Pemuda di Muaro Jambi.
Lelang jabatan dapat meningkatkan akuntabilitas publik apabila pejabat
yang lolos mempunyai track record yang baik dan integritas baik.
Kepuasaan publik terhadap seleksi lelang jabatan adalah karena
menghadirkan orang-orang yang mempunyai kemampuan menduduki
jabatan yang mereka pilih. Berhasilnya lelang jabatan dilihat dari faktor
transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan lelang jabatan.79
Menurut Pihak Wartawan.
Menurutnya lelang jabatan dapat meningkatkan akuntabilitas publik,
karena dengan lelang jabatan melalui tahapan-tahapan yang diatur dan
kriteria tertentu. Namun pada kenyataan sistem lelang jabatan dan sistem
sebelumnya Baperjakat sama hanya beda penamaan saja karena sistem ini
juga rawan akan kecurangan. Selain itu lelang jabatan dianggap berhasil
apabila banyak yang ikut dalam proses tersebut.80
Menurut salah satu peserta lelang Jabatan Pimpinan Pratama Kepala Dinas
Tahun 2018
Apabila lelang jabatan dilaksanakan dengan standar yang jelas, terbuka
serta terukur sesuai peraturan maka pejabat yang dihasilkan pasti dapat
memenuhi kebutuhan, harapan, serta tujuan pemberi amanah dalam
menjlankan tugas. Alasan dari lelang jabatan dapat meningkatlkan
akuntabilitas publik karena standar rekruitmennya jelas dan terbuka secara
umum, sehingga pejabat yang terpilih teruji kualifikasinya.dengan adanya
lelang jabatan hasil yang diraih berupa pemerintah (PPK) mendapat
pejabat yang telah teruji kualifikasinya, kredilitas pemerintah (PPK)
dimana dengan proses lelang jabtan publik meyakini bahwa pejabat yang
dipilih pasti berkualitas, memiliki kompetensi dan kinerja yang baik.
Dapat meningkatkan kredilitas pemerintah (PPK) dimana proses lelang
jabatan dapat menghapus anggapan publik bahwa pejabat yang terpilih
bebas dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).81
78
Wawancara dengan Afrizal, selaku Kanit Politik Polres Muaro Jambi, pada 2 Oktober
2018. 79
Wawancara dengan Husni Mubarak, selaku took pemuda di Muaro Jambi, Pada
Oktober 2018. 80
Wawancara dengan Endi Wartawan/Jurnalis pada 4 Oktober 2018. 81
Wawancara dengan M. Rifai Kabid Damkar Satuan Pamong Polisi Praja (Pernah Ikut
Lelang Kepala Dinas Perkumiman dan Perumahan Muaro Jambi) pada 4 Oktober 2018.
Page 77
Dari ke semua pendapat di atas menurut analisis penulis lelang jabatan
memang dapat meningkatkan akuntabilitas publik hal ini jelas karena sesuai
dengan pasal 104 PP Nomor 11 Tahun 2017 bahwa setiap pimpinan tinggi harus
menjamin akuntabilitas jabatan. Akuntabilitas jabatan meliputi:
a. JPT Utama
Akuntanilitas JPT Utama adalah tersusunnya kebijakan yang mendukung
pelaksanaan pembangunan, peningkatan kapabilitas organisasi,
terwujudnya sinergi antar instansi dalam mencapai tujuan pembangunan
dan terselesaikannya masalah yang memiliki kompleksitas dan risiko
tinggi yang berdampak politis.82
b. JPT madya
Akuntabilitas JPT Madya adalah terwujudnya perumusan kebijakan yang
memberikan solusi, terlaksananya pendayagunaan sumber, terlaksananya
penerapan kebijakan dengan risiko yang minimal, tersusunnya program yang
dapat menjamin pencapaian tujuan organisasi, terlaksananya penerapan
program organisasi yang berkesinambungan dan terwujudnya sinergi antar
pimpinan di dalam dan antar organisasi untuk mencapai tujuan pembangunan
yang efektif dan efisien.
c. JPT Pratama
Akuntabilitas JPT Pratama adalah tersusunnya rumusan alternatif
kebijakan yang memberikan solusi, tercapainya hasil kerja unit selaras dengan
tujuan organisasi, terwujudnya pengembangan strategi yang terintegrasi untuk
82
PP Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil.
Page 78
mendukung pencapaian tujuan organisasi dan terwujudnya kapabilitas pada
unit kerja untuk mencapai outcome organisasi.
Jadi tujuan di adakannya lelang jabatan itu sendiri adalah untuk
terciptanya akuntabilitas publik maka keduanya pasti memiliki hubungan, namun
untuk hal apakah sistem perekrutan Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama melalui
lelang jabatan dapat meningkatkan akuntabilitas publik itu sendiri tergantung
apakah mekanisme dan sistem lelang jabatan itu sendiri dilakukan secara benar
dan efektif?, apakah tidak terdapat kecurangan selama proses pelaksanaan lelang
jabatan tadi. Jika iya maka efektivitas pelaksanaan lelang jabatan dapat
meningkatkan akuntabilitas publik.
Selain itu menurut saya jika nantinya pejabat yang terpilih kurang
memenuhi akuntabilitas publik yang baik bukan berarti tidak akuntabel, itu bukan
semata-mata di sebabkan oleh proses perekrutannya saja, misalnya perekrutan
sudah dilaksanakan cukup baik namun masih terjadi sedikit kesalahan terhadap
akuntabilitasnya hal itu disebabkan oleh sistem birokrasi dimana dalam birokrasi
itu sendiri menurut Max Weber memiliki penyakit bawan atau di sebut Tapologi
Birokrasi, jadi yang harus dilakukan adalah perbaikan-perbaikan atau evaluasi,
serta yang paling penting mindset dan culture set bangsa ini yang harus
diperbaiki.
Page 79
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pelaksanaan Lelang Jabatan/Mekanisme Lelang Jabatan Di Kabupaten
Muaro Jambi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 11 Tahun 2017 Dalam
pasal 113-114 pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) dilakukan melalui
tahapan a) Perencanaan. Perencanaan pengisian JPT meliputi Penentuan JPT
yang diisi , pembentukan panitia yang diseleksi, penyusunan dan penetapan
jadwal yang tahapan pengisian JPT, penentuan metode seleksi dan
penyusunan materi seleksi, serta penentuan sistem yang digunakan pada
setiap tahapan pengisian JPT. b) Pengumuman Lowongan, c). Pelamaran,
d). Seleksi, e). Pengumuman Hasil Seleksi dan f). Penetapan dan
Pengangkatan.
2. Lelang jabatan memang dapat meningkatkan akuntabilitas publik hal ini
jelas karena sesuai dengan pasal 104 PP Nomor 11 Tahun 2017 bahwa
setiap pimpinan tinggi harus menjamin akuntabilitas jabatan. Jadi tujuan di
adakannya lelang jabatan itu sendiri adalah untuk terciptanya akuntabilitas
publik maka keduanya pasti memiliki hubungan, namun untuk hal apakah
sistem perekrutan Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama melalui lelang jabatan
dapat meningkatkan akuntabilitas publik itu sendiri tergantung apakah
mekanisme dan sistem lelang jabatan itu sendiri dilakukan secara benar dan
efektif?, apakah tidak terdapat kecurangan selama proses pelaksanaan lelang
Page 80
jabatan tadi. Jika iya maka efektivitas pelaksanaan lelang jabatan dapat
meningkatkan akuntabilitas publik.
B. Saran
Dengan adanya Sistem Lelang jabatan maka perekrutan untuk Jabtan
Pimpinan tinggi dirasa lebih baik, namun pelaksana dan pelaksaan hendaknya
harus seuai dengan aturan yang telah ditetapkan agar kedepan lebih menghasilkan
pimpinan yang benar-benar akuntabel.
Page 81
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Al-Qur‟an dan Terjemahannya, Bandung: Syamil Qur‟an, 2009.
Abdul Rauf Alauddin Said, “Pembangian Kewenangan Pemerintah Pusat –
Pemerintah Daerah dalam Otonomi Seluas-luasnya Menurut UUD 1945,”
Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 9, Nomor 4, Oktober-Desember
2015.
Ariel Sharon Sumenge, “Analisis Efektifitas dan Efesiensi Pelaksanaan
Anggaraan Belanja BAPPEDA Minahasa Selatan, “ Jurnal EMBA, Vol. 1
Nomor 3, 2013.
Binti Sa‟adah , “Akuntabilitas dan Transparansi Anggaran Melalui E-Government
(Studi Tentang Penganggaran di Pemerintahan Daerah Kabupaten Blitar,
“Jurnal Kebijakan dan Management Publik), Vol. 3 Nomor 2, Mei-
Agustus 2015.
Ellen Vembrey Rudiyanto, dkk, “Orientasi Proyek Reformasi Birokrasi,
“Kompetisi Debat Konstitusi, 2015, Universitas Tarumanegara.
Herlambang Adi Nugroho, “Pelaksanaan Kewenangan Kepala Daerah dalam
Penentuan Mutasi Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Boyolali, Jurnal Serviens In lumine
Veritatis, 2014.
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2006).
Page 82
Kristian Widia Wicaksono, “Akuntabilitas Organisasi Sektor Publik, “Jurnal
Kebijakan dan Administrasi Publik, Vol. Vol 19, No 1 - Mei 2015.
Lukman Hakim, “ Kewenangan Organ Negara dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan, “ Jurnal Konstitusi, Vol. IV Nomor 1, Tahun 2011.
Malio Adam Nurwana, “Evaluasi Lelang Jabatan di Lingkungan Pemerintahan
Provinsi Jawa Tengah 2013-2014, “ Skripsi Universitas Diponegoro
semarang, Tahun 2014.
Muh Asnawi,”Lelang Jabatan dalam Tinjauan Good Governance (Studi Kasus
Pemerintahan Kota Makasar Tahun 2014),” Skripsi Universitas Islam
Negeri Alaudin Makasar, 2016.
Nanik Priyanti, “Lelang Jabatan Dipemerintahan Indonesia Perspektif Fiqh
Siyasah dan Hukum Positif, “Skripsi Universitas Raden Intan Lampung,
2017.
Nasution, Metodologi Research Penelitian Ilmia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003).
Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari‟ah IAIN STS
Jambi, (2012).
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Susana Andi Meyrina, “Implementasi Peningkatan KInerja Melalui Merit Sistem
Guna Melaksanakan UU ASN No.5 Tahun 2014 di Kemenkumham, “Jurnal
JIKH Vol 10 No.2 Juli 2016.
Syamsudin dan Vismaia S. Damainti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, hlm.
Umar, Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2011).
Page 83
B. Peraturan Perndang-undangan
PP Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil.
C. Sumber Lain
Dokumentasi Kantor BKD Muaro Jambi.
BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.
https://ainamulyana.blogspot.com/2018/06/peraturan-pemerintah-nomor-11-
tahun.html, diakses pada 15 Oktober 2018.
http://www.jambiekspres.co.id/read/2018/04/11/24236/pemkab-muarojambi-
buka-lelang-jabatan-sektetaris-daerah/, di Akses Pada 20 September 2018.
https://www.liputan6.com/regional/read/2958950/zumi-zola-lelang-jabatan-sekda-
jambi, di Akses pada 21 April 2018.
Profil PNS Pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2018 (Semester-1)
Wawancara dengan Afrizal, selaku Kanit Politik Polres Muaro Jambi, pada 2
Oktober 2018.
Wawancara dengan Endi Wartawan/Jurnalis pada 4 Oktober 2018.
Wawancara dengan Hendra Kasmir selaku Kasubbid Pengembangan Karier ASN
BKD Muaro Jambi pada 1 Oktober 2018.
Wawancara dengan Husni Mubarak, selaku took pemuda di Muaro Jambi, Pada
Oktober 2018.
Page 84
Wawancara dengan M. Rifai Kabid Damkar Satuan Pamong Polisi Praja (Pernah
Ikut Lelang Kepala Dinas Perkumiman dan Perumahan Muaro Jambi)
pada 4 Oktober 2018.
Wawancara dengan Rini Herawati selaku PNS yang bekerja di Kantor BKD pada
1 Oktober 2018.
Wawancara dengan Suptiadi Purba, selaku Kabid Mutasi dan Pengembangan
ASN BKD Muaro Jambi pada 1 Oktober 2018.