Top Banner
EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT ORGAN DALAM DAN KARAKTERISTIK VILLI USUS ITIK PEDAGING SKRIPSI Oleh : Muhammad Fathurohman NIM. 135050100111192 PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017
80

EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

Nov 07, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH

BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.)

SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

ORGAN DALAM DAN KARAKTERISTIK VILLI

USUS ITIK PEDAGING

SKRIPSI

Oleh :

Muhammad Fathurohman

NIM. 135050100111192

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH

BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.)

SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

ORGAN DALAM DAN KARAKTERISTIK VILLI

USUS ITIK PEDAGING

SKRIPSI

Oleh :

Muhammad Fathurohman

NIM. 135050100111192

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas

Peternakan Universitas Brawijaya

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 3: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH

BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI

ACIDIFIER TERHADAP BERAT ORGAN DALAM DAN

KARAKTERISTIK VILLI USUS ITIK PEDAGING

SKRIPSI

Oleh :

Muhammad Fathurohman

NIM. 135050100111192

Telah dinyatakan lulus dalam ujian Sarjana

Pada Hari/ Tanggal : Rabu/ 10 Mei 2017

Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing Utama :

Dr. Ir. Irfan H. Djunaidi, M.Sc

NIP. 19650627 199002 1 001

............................

.

.................

Pembimbing Pendamping :

Dr. M. Halim Natsir, S.Pt, MP

NIP. 19711224 199802 1 001

............................

.................

Dosen Penguji :

Prof. Dr. Ir. Hartutik, MP

NIP. 19560603 198203 2 001

............................

.................

Heni Setyo Prayogi, S.Pt, M.ASc

NIP. 1978022601 2005011

.

............................

.................

Dr. Siti Azizah, S.Pt, M.Sos,

M. Commun

NIP. 19750612 199803 2 001

.

............................

.................

Mengetahui,

Universitas Brawijaya

Fakultas Peternakan

Dekan

(Prof. Dr. Sc. Agr. Ir. Suyadi, MS)

NIP. 19620403 198701 1 001

Tanggal................................

Page 4: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT
Page 5: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

i

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Muhammad Fathurohman

dilahirkan di Kabupaten Cirebon pada tanggal 10 juli 1994

sebagai putra pertama dari lima bersaudara dari pasangan

Bapak Aminudin dan Ibu Rasini. Pendidikan dimulai dari TK

Terate pada tahun 1999-2001, kemudian dilanjutkan ke

pendidikan formal di SDN 1 Gegesik Wetan pada tahun 2001-

2007, SMPTN 1 Dukupuntang pada tahun 2007-2010 dan

SMAN 1 Ciwaringin pada tahun 2010-2013. Penulis diterima

menjadi mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas

Brawijaya Malang melalui jalur SBMPTN pada tahun 2013

dan mengambil jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak.

Penulis selama menempuh kuliah pernah mengikuti

LSM Fasco Unit Futsal pada tahun 2013-2014 Fakultas

Peternakan Universitas Brawijaya. Penulis melaksanakan

Praktek Kerja Lapang (PKL) sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada bulan Juli-Agustus 2016 di

perusahaan PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Cirebon

dengan Judul “Tatalaksana Produksi Pakan Unggas Di

PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Unit Cirebon” Penulis

pernah mengikuti pelatihan Japfa Leadership II dan menjadi

peserta dalam pelatihan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)

Lanjutan yang diadakan oleh PT. Japfa Comfeed Indonesia

Tbk. Unit Cirebon.

Page 6: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala

Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Strata satu

(S-1) Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan

Universitas Brawijaya. Penulis menyadari bahwa selesainya

laporan ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini dengan ketulusan hati penulis

menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat (Yth) :

1. Dr. Ir. Irfan H. Djunaidi, M.Sc selaku Dosen Pembimbing

Utama dan Dr. M. Halim Natsir, S.Pt, MP selaku Dosen

Pembimbing Pendamping yang telah sabar dalam

membimbing dan mengarahkan serta memberikan saran

dalam penyusunan skripsi.

2. Prof. Dr. Ir. Hartutik, MP, Heni Setyo Prayogi, S.Pt, M.Sc

dan Dr. Siti Azizah, S.Pt., M.Sos., M.Commun selaku

dosen penguji atas bimbingan dan arahan demi

memperbaiki penulisan skripsi.

3. Dr. Ir. Mashudi, M. Agr. Selaku ketua dan Ibu Artharini

Irsyamawati, S.Pt., MP selaku sekretaris bagian Nutrisi dan

Makanan Ternak yang telah banyak membina demi

kelancaran studi.

4. Dr. Ir. Sri Minarti, MP selaku ketua program studi yang

telah memberikan pengarahan nasihat dan persetujuan

dalam penulisan skripsi.

5. Bapak Nano yang telah menyediakan tempat penelitian,

memberikan arahan dalam penelitian lapang.

6. Teman-teman kelompok penelitian T.N.N.Alex.C.N, Bagus

Septian, M. Rhega. P, dan M. Ilyas. A yang senantiasa

Page 7: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

iii

menyempatkan waktu untuk diskusi, saling menyemangati

demi kelancaran penelitian lapang ataupun penulisan

skripsi.

7. Keluarga Tercinta Bapak Aminudin dan Ibu Rasini selaku

kedua orang tua, Adik M. Aziz Fadillah, Putri Khaerunisa,

Sultan Malik Fajar dan Galih Ramadhan yang telah

memberikan do’a, materi, semangat dan restunya kepada

penulis selama kuliah, penelitian hingga penulisan Skripsi

8. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung

yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat bagi kita semua serta mampu

memberikan kontribusi dalam pembangunan peternakan

khususnya untuk peternakan itik pedaging.

Malang, 10 Mei 2017

Penulis

Page 8: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

iv

EFFECT OF ADDITION CRUDE EXTRACT STAR

FRUIT (Averrhoa bilimbi L.) FRUIT AS ACIDIFIER

ON DUCK INTERNAL ORGAN WEIGHT AND

VILLI INTESTINAL CHARACTERISTIC

Muhammad Fathurohman1, Irfan Hadji Djunaidi2, Muhammad

Halim Natsir2

1Student of Animal Nutrition and Feed Department, Faculty

of Animal Husbandry, Brawijaya University 2Lecturer of Animal Nutrition and Feed Department, Faculty

of Animal Husbandry, Brawijaya University

Email : [email protected]

ABSTRACT

The purpose of this research was to find out the

effect of crude extract star fruit (Averrhoa bilimbi L.) fruit

addition as acidifier to duck internal organ weight and villi

intestinal characteristic. The method use in this research was

experimental within 4 treatments and 6 replication. Materials

used for this research were 120 unsexed day old duck hybrid

with average body weight 41,48±2,65g/head. The day old

duck were kept in farm Mr.Nano-Malang. Feed were use

commecial feed and treatment acidifier addition in drink

water. The drink treatment consisted of (P0) drink water with

no acidifier, (P1) drink water + 2% acidifier, (P2) drink water +

4% acidifier, and (P3) drink water + 6% acidifier. The variable

measured were internal organ weight (heart, liver, gizzard) and

villi intestinal characteristic (villi height, villi surface area) of

duck. Data obtained in this research were analyzed by analysis

of variance (ANOVA) of the Completely Randomized Design,

Page 9: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

v

if there was a significant different it would be tested by

Duncan’s Multiple Range Test. The result showed that the

addition of crude extract star fruit (Averrhoa bilimbi L.) as

acidifier in water was significantly different (P<0,01) villi

height and surface area, but not significant different (P>0,05)

on percentage internal organas (liver, heart, gizzard). It can be

cloncuded addition crude extract strar fruit (averrhoa bilimbi

L.) as acidifier on drink water of duck level maximum 2% can

increase villi height, villi surface area and internal organs.

Keywords : Star fruit, drink water, internal organs weight, villi

intestinal characteristic, duck.

Page 10: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

vi

EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH

BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.)

SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

ORGAN DALAM DAN KARAKTERISTIK VILLI

USUS ITIK PEDAGING

Muhammad Fathurohman1, Irfan Hadji Djunaidi2,

Muhammad Halim Natsir2

1Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

2Dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

Email : [email protected]

RINGKASAN

Acidifier merupakan asam organik yang bermanfaat

dalam preservasi dan memproteksi pakan dari perusakan

oleh mikrobia dan fungi namun juga berdampak langsung

terhadap mekanisme perbaikan kecernaan pakan pada

ternak. Penggunaan acidifier dari belimbing wuluh dapat

menggantikan antibiotik yang akan menyebabkan residu.

Presentase terbesar asam organik pada belimbing wuluh

terdapat kandungan asam sitrat. Asam sitrat mampu

menurunkan pH saluran pencernaan (tembolok,

ventrikulus dan usus), menekan bakteri patogen. Efisiensi

pakan yang tinggi dapat tercapai apabila saluran

pencernaan ternak berada pada kondisi yang optimal

untuk mencerna dan menyerap nutrien yang ditandai

dengan karakteristik kondisi villi usus. Pemberian asam

sitrat sebagai acidifier mampu meningkatkan tinggi villi

Page 11: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

vii

usus halus yang mengindikasikan adanya peningkatan

penyerapan nutrisi.

Penelitian ini dilaksanan selama 48 hari pada

tanggal 17 desember 2016 – 3 februari 2017. Lokasi

penelitian lapang in vivo dilaksanakan di kandang milik

bapak Nano yang berlokasi di Desa Mojorejo, Ngandat

utara RT. 12 RW. 05 Kota Batu-Malang. Pembuatan

preparat dan pembacaan preparat karakteristik villi

berupa panjang dan luas permukaan villi usus dilakukan

di Laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran

Universitas Brawijaya Malang. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui efek ekstrak kasar buah

blimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) sebagai acidifier

terhadap organ dalam dan karakteristik villi usus itik

pedaging. Manfaat penelitian ini adalah dapat digunakan

sebagai sumber informasi bagi akademisi dan peternak

itik pedaging tentang sari buah belimbing wuluh dapat

dijadikan acidifier yang murah dan mudah didapat.

Materi penelitian ini menggunakan 120 DOD

(Day old Duck) itik pedaging strain hibrida (Peking-

khaki champbell) kemudian dibagi dalam 24 unit

kandang, yang tiap unit kandang terdiri dari 5 ekor itik

dengan ukuran kandang tiap unit 1 x 1 x 1 m. DOD

tersebut didapatkan dari peternakan Bapak Nano Malang.

Rata-rata bobot badan dari keseluruhan sampel yang

digunakan yaitu 41,47 ± 2,65 g/ekor dengan nilai

koefisien keragaman 6,39%. Pakan yang akan digunakan

dalam penelitian adalah pakan komersil sedangkan

belimbing wuluh didapatkan dari Kota Malang pada

setiap harinya dalam bentuk buah yang akan

ditambahkan dalam air minum. Metode dalam penelitian

ini adalah menggunakan percobaan lapang dalam

Page 12: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

viii

Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah 4 perlakuan yang

masing-masing perlakuan akan diulang sebanyak 6 kali,

sehingga terdapat 24 unit percobaan. P0 = Air minum

(Tanpa ekstrak kasar buah belimbing wuluh), P1 = Air

minum + 2% ekstrak kasar belimbing wuluh, P2 = Air

Minum + 4% ekstrak kasar buah belimbing wuluh. P3 =

Air Minum + 6% ekstrak kasar belimbing wuluh.

Variabel yang diamati meliputi persentase berat organ

dalam ( jantung, hati, gizzard) dan karakteristik villi usus

(panjang villi dan luas permukaan villi). Data yang

diperoleh ditabulasikan dalam program Microsoft excel

2010, selanjutnya dianalisis dengan analisis ragam

(ANOVA) dari Rancangan Acak Lengkap dan apabila

terdapat perbedaan nyata, dilanjutkan dengan Uji Jarak

Berganda Duncan’s.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan

penambahan ekstrak kasar buah belimbing wuluh dalam

air minum berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap

panjang villi dan luas permukaan villi usus itik pedaging.

Rataan panjang villi tertinggi adalah P1 (1041,57±136,15)

dan yang terendah yaitu P3 (736,84±65,37). Kemudian

rataan luas permukaan villi tertinggi yaitu P1

(2900,47±396,98) dan yang terendah yaitu P3

(1722,47±195,17). Hasil menunjukkan bahwa perlakuan

penambahan ekstrak kasar buah belimbing wuluh tidak

berbeda nyata (P>0,05) pada organ dalam (hati, jantung,

gizzard). Rataan presentase berat hati tertinggi yaitu P3

(2,55±0,38%) sedangkan yang terendah P0 (2,12±0,08).

Rataan berat jantung tertinggi ditunjukkan pada P3

(0,88±0,05) sedangkan yang terkecil P1 (0,79±0,06).

Page 13: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

ix

Rataan berat gizzard tertinggi yaitu P3 (3,37±0,51)

sedangkan yang terendah P0 (3,07±0,83).

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan

bahwa penambahan ekstrak kasar buah belimbing wuluh

sebagai acidifier dalam air minum itik pedaging optimal

pada level 2% terhadap panjang villi, luas permukaan

villi usus dan berat organ dalam itik pedaging. Penelitian

lebih lanjut disarankan menggunakan ekstrak murni sari

buah belimbing wuluh sehingga yang digunakan sebagai

acidifier hanya kandungan asam organik.

Page 14: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

x

DAFTAR ISI

Isi Halaman

RIWAYAT HIDUP ............................................................ i

KATA PENGANTAR ........................................................ ii

ABSTRACT ........................................................................ iv

RINGKASAN ..................................................................... vi

DAFTAR ISI ....................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .......................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................... xv

DAFTAR SINGKATAN .................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................. 3

1.3 Tujuan Penelitian .................................................... 3

1.4 Kegunaan Penelitian ............................................... 3

1.5 Kerangka Pikir ........................................................ 3

1.6 Hipotesis ................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) ................. 8

2.1.1 Kandungan nutrisi dan senyawa kimia

belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) ....... 10

2.2 Acidifier .................................................................. 12

2.3 Itik Pedaging ........................................................... 14

2.4 Berat Organ Dalam Itik Pedaging .......................... 17

2.4.1 Hati ................................................................. 17

Page 15: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

xi

2.4.2 Jantung............................................................ 18

2.4.3 Gizzard ........................................................... 19

2.5 Karakteristik Usus Halus ........................................ 20

2.5.1 Panjang Villi Ileum ........................................ 22

2.5.2 Luas Permukaan Villi Ileum ........................... 24

2.6 Kebutuhan Nutrisi Itik Pedaging ............................ 25

2.7 Kebutuhan Air Minum Itik Pedaging ..................... 27

BAB III METODE KEGIATAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................. 29

3.2 MateriPenelitian ..................................................... 29

3.2.1 Itik Pedaging................................................... 29

3.2.2 Kandang dan Peralatan ................................... 29

3.2.3 Pakan .............................................................. 30

3.2.4 Acidifier .......................................................... 31

3.3 Metode Penelitian ................................................... 31

3.4 Prosedur Penelitian ................................................. 31

3.4.1 Persiapan Kandang ......................................... 32

3.4.2 Pemeliharaan Itik Pedaging Umur 1-48 Hari . 33

3.4.3 Tahap Pemotongan ......................................... 33

3.4.4 Pemisahan Organ Dalam dan

Usus Itik Pedaging ........................................ 34

3.4.5 Pembuatan Preparat ........................................ 34

3.5 Variabel Pengamatan .............................................. 35

3.5.1 Berat Organ Dalam ......................................... 35

3.5.2 Karakteristik Villi Usus Itik Pedaging ........... 35

3.7 Analisis Data .......................................................... 36

3.8 Batasan Istilah ........................................................ 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan ................................................... 39

Page 16: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

xii

4.2 Pengaruh Perlakuan terhadap Berat Organ Dalam . 40

4.2.1 Berat Hati ....................................................... 40

4.2.2 Berat Jantung .................................................. 41

4.2.3 Berat Gizzard .................................................. 43

4.3 Pengaruh Perlakuan terhadap Karakteristik Usus .. 45

4.3.1 Panjang Villi ................................................... 45

4.3.2 Luas Permukaan Villi ..................................... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ............................................................. 51

5.2 Saran ....................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA ......................................................... 52

LAMPIRAN ........................................................................ 61

Page 17: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kandungan Asam Organik Belimbing wuluh ............. 10

2. Kandungan Zat Gizi Buah Belimbing Wuluh

(per 100 g Bahan Segar) ............................................ 11

3. Kebutuhan Zat Makanan Itik Pedaging ....................... 25

4. Standar Konsumsi Pakan Itik Pedaging ...................... 26

5. Konsumsi Air Minum pada Unggas ............................ 27

6. Kandungan Zat Makanan Itik Pedaging ...................... 31

7. Pengaruh Acidifier Ekstrak Kasar Buah Belimbing

Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) terhadap Berat Organ

Dalam dan Karakteristik Villi Usus Itik Pedaging ..... 39

Page 18: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian ........................................... 7

2. Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L) ............ 8

3. Itik Hibrida .................................................................. 16

4. Histologi Usus Halus Bagian Ileum ............................ 21

5. Histologi Villi Usus Halus Bagian Ileum .................... 23

6. Tata Letak Kandang Percobaan .................................. 30

Page 19: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Gambar Halaman

1. Pembuatan Ekstrak Kasar Buah Belimbing Wuluh

(Averrhoa Bilimbi L.) Sebagai Acidifier ................. 61

Data Koefisien Kergaman Bobot Badan

2. Itik Pedaging (g/ekor) ............................................. 62

3. Analisis Statsitik Berat Hati (%) ............................. 65

4. Analisis Statistik Berat Jantung (%)........................ 68

5. Analisis Statistik Berat Gizzard(%) ........................ 71

6. Analisis Statistik Panjang Villi (µm) ....................... 74

7. Analisis Statistik Luas Permukaan Villi (µm2) ........ 80

8. Dokumentasi Persiapan Kandang dan

Pemeliharaan Itik Pedaging ..................................... 85

9. Dokumentasi Panjang Villi Ileum Itik Pedaging ..... 86

Page 20: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

xvi

DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN

% : Persen

± : Kurang Lebih 0C : Derajat Celcius

ANOVA : Analysis of Variance

Ca : Kalsium

Cm : Centimeter

CO2 : Karbon Dioksida

Dkk : Dan kawan kawan

DOD : Day Old Duck

EM : Energi Metabolisme

Et al. : et al.

G : gram

Kg : Kilogram

KK : Koefisien Keragaman

Kkal : Kilokalori

LA : Lebar Apikal

LB : Lebar Basal

mEq : Mikro equivalen

M : Meter

ml : Mili Liter

mm : milimeter

O2 : Oksigen

pH : Potential Hydrogen

PV : Panjang Villi

RAL : Rancangan Acak Lengkap

SNI : Standar Nasional Indonesia

µm : Mikrometer

Page 21: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberadaan ternak unggas lokal sebagai sumber

daging sangat penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat

akan protein hewani asal ternak. Unggas lokal yang banyak

dikembangkan salah satunya yaitu itik. Ditjenak (2011)

menyatakan itik memiliki peran sebagai penghasil telur dan

daging yang cukup baik. Peranannya sebagai penghasil daging

masih rendah yaitu hanya sekitar 0,5% dari 3.000.000 ton

kebutuhan daging nasional. Daging itik merupakan salah satu

komoditi unggulan karena mengandung berbagai zat gizi yang

tinggi serta memiliki cita rasa yang unik. Kandungan gizi yang

terdapat pada daging itik cukup tinggi antara lain kandungan

protein 21,4%, lemak 8,2%, abu 1,2% dan nilai energi 15.900

kkal/kg. (Armissaputri, N.K, Ismoyowati dan S. Mugiyono

2013).

Ketersediaan daging secara nasional pada tahun 2012

sebesar 2.468.700 ton. Jumlah ketersediaan tersebut,

1.642.800 ton berasal dari ternak unggas (broiler, ayam ras

petelur, ayam buras dan itik). Ketersediaan daging unggas,

1.613.600 ton (65,36%) berasal dari daging broiler, sedangkan

daging dari itik menyumbang 29.180 ton (1,18% dari total

daging). Produksi daging itik pada tahun 2011 sebanyak

25.999 ton dan telah meningkat menjadi 29.180 ton pada tahun

2012 (Effendy, 2014). Usaha peternakan unggas memiliki tiga

faktor penting yang perlu diperhatikan yaitu bibit, pakan, dan

manajemen. Pakan merupakan faktor yang paling

membutuhkan banyak biaya yaitu sekitar 60-70% dari seluruh

biaya produksi. Efisiensi pakan yang tinggi dapat tercapai

Page 22: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

2

apabila saluran pencernaan ternak berada pada kondisi yang

optimal untuk mencerna dan menyerap zat makanan yang

ditandai dengan karakteristik kondisi villi usus. Pemberian

asam sitrat sebagai acidifier mampu meningkatkan bobot

relatif usus halus dan tinggi villi usus halus yang

mengindikasikan adanya peningkatan penyerapan nutrisi

(Jamilah, Suthama, dan L.D. Mahfudz, 2014).

Buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) berbentuk

lonjong dengan panjang 4 – 6 cm, kulit buah mengkilat

berwarna hijau hingga kuning yang banyak mengandung

flavonoid, saponin, vitamin C, dan tanin. Belimbing wuluh

juga mengandung asam organik (acidifier) antara lain asam

asetat, asam sitrat, asam format, asam laktat dan asam oksalat.

Campuran asam organik dalam sari belimbing wuluh juga

dapat menekan jumlah bakteri patogen sehingga tidak dapat

berkembang dengan kondisi pH rendah yang menyebabkan

penyerapan pakan akan lebih maksimal. Asam sitrat mampu

menurunkan pH saluran pencernaan (tembolok, ventrikulus

dan usus) (Prahadi, 2013)

Acidifier merupakan asam organik yang bermanfaat

dalam preservasi dan memproteksi pakan dari perusakan oleh

mikrobia dan fungi namun juga berdampak langsung terhadap

mekanisme perbaikan kecernaan pakan pada ternak.

Presentase terbesar asam organik pada belimbing wuluh

terdapat kandungan asam sitrat. Asam sitrat mampu

menurunkan pH saluran pencernaan (tembolok, ventrikulus

dan usus), menekan bakteri patogen. Belimbing wuluh

(Averrhoa bilimbi L.) juga memiliki komponen

farmakoseutika yaitu senyawa-senyawa yang bersifat buffer,

antibacterial, dan antioksidan. Mekanisme kerja acidifier

adalah perbaikan kecernaan dengan meningkatkan aktivitas

Page 23: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

3

enzim, penurunan pH lambung dan menurunkan bakteri

patogen dalam saluran pencernaan (Silalahi, 2013). Oleh

karena itu, penambahan ekstrak kasar buah belimbing wuluh

(Averrhoa bilimbi L.) dengan cara ekstrak kasar perlu

dilakukan dan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek

penambahan ekstrak kasar buah belimbing wuluh sebagai

acidifier terhadap organ dalam dan villi usus itik pedaging.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka

diperoleh rumusan masalah bagaimana efek penggunaan

Ekstrak kasar buah belimbing wuluh sebagai acidifier terhadap

karakteristik villi usus dan apakah mempengaruhi berat organ

dalam itik pedaging.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian ekstrak

kasar buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) sebagai

acidifier terhadap organ dalam (hati, jantung, gizzard) dan

karakteristik villi usus itik pedaging.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai sumber informasi bagi akademisi dan peternak itik

pedaging tentang ekstrak kasar buah belimbing wuluh dapat

dijadikan acidifier yang mudah didapat.

1.5 Kerangka Pikir

Acidifier merupakan asam organik yang ditambahkan

dalam pakan atau air minum pada ternak. Penambahan

Page 24: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

4

acidifier dalam pakan akan menurunkan pH saluran

pencernaan, menekan bakteri patogen, dan meningkatkan

bakteri non patogen sehingga diharapkan dapat meningkatkan

efisiensi pakan dan laju pertambahan bobot badan. Dosis ideal

penggunaan produk acidifier secara komersil berkisar antara

0,2% sampai 1% dari ransum (Luckstad, et al. 2004)

sedangkan Prahadi (2013) menyatakan penggunaan sari

belimbing wuluh 3% sebagai acidifier dalam pakan

memberikan hasil yang terbaik.

Buah belimbing wuluh berbentuk lonjong dengan

panjang 4–6 cm, kulit buah mengkilat berwarna hijau hingga

kuning yang banyak mengandung flavonoid, saponin, vitamin

C, dan tanin, glikosida. Belimbing wuluh juga mengandung

asam organik (acidifier) antara lain asam asetat, asam sitrat,

asam format, asam laktat dan asam oksalat (Yuliansyah,

2013). Penambahan sari belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi

L.) dapat berperan sebagai acidifier alami karena memiliki

kandungan asam organik yang tinggi khususnya asam sitrat

yang mencapai 92-133 meq asam/100 gr total padatan yang

akan mempengaruhi karakteristik villi usus itik pedaging. Hal

tersebut diperkuat oleh Kaya (2015) melaporkan bahwa di

duodenum, tinggi villi meningkat dengan penambahan

campuran asam organik.

Menurut Hyden (2000) bahwa penggunaan acidifier

berupa asam sitrat mempunyai efek menurunkan pH pada

daerah usus halus dan usus besar. Abdel et al. (2008) yang

melaporkan bahwa pemberian acidifier baik berupa asam

laktat maupun asam sitrat mampu meningkatkan bobot relatif

dan panjang usus halus unggas berbeda dengan hasil penelitian

Houshmand, et al. (2012) yang menyatakan pemberian asam

Page 25: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

5

organik hanya berpengaruh pada tinggi villi duodenum

sementara bagian lain tidak dipengaruhi.

Hati merupakan organ yang memiliki fungsi sangat

komplek. Hati berperan dalam sekresi empedu, metabolisme

lemak, metabolisme protein, metabolisme karbohidrat,

metabolisme zat besi, detoksifikasi, pembentukan darah merah

serta metabolisme dan penyimpanan vitamin. Kelainan-

kelainan hati secara fisik biasanya ditandai dengan adanya

perubahan warna hati, pembengkakan dan pengecilan pada

salah satu lobi atau tidak adanya kantung empedu, meskipun

gejala-gejala klinis gangguan pada jaringan hati tidak selalu

teramati karena kemampuan regenerasi jaringan hati yang

tinggi (Ihsan, 2006) ekstrak kasar buah belimbing wuluh

mengandung beberapa zat aktif seperti tanin, glikosida dan

saponin. Senyawa tersebut tentunya dikhawatirkan akan

mengganggu fungsi dari organ dalam terutama hati dan

jantung.

Jantung unggas mempunyai empat ruang seperti pada

mamalia yaitu dua atrium dan dua ventrikel. Ukuran bobot

jantung bervariasi pada setiap jenis unggas. Pembesaran

ukuran jantung biasanya disebabkan adanya penambahan

jaringan otot jantung. Dinding jantung mengalami penebalan,

sedangkan ventrikel relatif menyempit apabila otot

menyesuaikan diri pada kontraksi yang berlebihan. Frandson

(2006) menyatakan bahwa jantung sangat rentan terhadap

racun dan zat antinutrisi, pembesaran jantung dapat terjadi

karena adanya akumulasi racun pada otot jantung. Jantung

unggas berkisar antara 0,42-0,70 %. Sedangkan berat organ

gizzard tidak berpengaruh dengan adanya penambahan

probiotik dikarenakan aktivitas utama rempela yaitu untuk

mencerna makanan, sehingga pembesaran rempela

Page 26: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

6

dipengaruhi oleh tekstur, serat kasar dalam pakan. Dewanti

(2013) mengatakan bahwa bobot gizzard itik lokal umur 8

minggu berkisar 4,74% dari bobot badan.

Hasil penelitian Jamilah dkk. (2014) menyatakan

bahwa penggunaan asam sitrat menunjukkan tinggi villi usus

halus pada ileum ayam berkisar 75-89 µm dikarenakan

penggunaan asam sitrat mampu menciptakan kondisi yang

ideal untuk perkembangan bakteri yang menguntungkan bagi

saluran pencernaan. Hal tersebut diperkuat oleh Cengiz, et al

(2012) beberapa laporan yang menyatakan suplementasi asam

organik dapat meningkatkan panjang villus pada anak ayam.

Penelitian David, et al (2016) peningkatan tinggi villi usus

berkisar 580-753 µm pada itik pedaging dapat terjadi dengan

penambahan asam organik. Peningkatan tinggi villi dan lebar

villi diasosiasikan dengan lebih luasnya permukaan villi untuk

absorbsi nutrien masuk ke dalam aliran darah. Rasio tinggi

villi dan kedalaman crypta adalah indikasi semakin luasnya

area untuk absorpsi nutrient.

Penambahan acidifier dalam air minum memiliki

keuntungan yaitu dapat mengurangi atau menetralisir bakteri

patogen yang dapat mengganggu saluran pencernaan.

Beberapa bakteri patogen termasuk Campyrobacter Spp., E.

Coli, Salmonella Spp. dan Clostridium Spp. dapat berkembang

biak dengan air kotor, dan menyebabkan sejumlah besar

penyakit dan menghambat pertumbuhan. Menurunkan pH

dalam air minum melalui suplementasi asam organik dapat

digunakan sebagai alternatif pemurnian air minum untuk

hewan (Bunchasak, et al. 2016). Berikut skema kerangka pikir

pada Gambar 1

Page 27: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

7

1.6 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah ekstrak kasar buah

belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) sebagai acidifier dapat

meningkatkan panjang villi, luas permukaan villi dan

mempengaruhi organ dalam.

Menurunkan pH pencernaan

Bakteri patogen berkembang

baik pada pH basa

pH rendah menguntungkan bakteri

non-patogen (Abdulrazek, 2016)

Antibiotik kimia Asam Organik

Kandungan belimbing wuluh yaitu flavonoid,

saponin, vitamin C, tanin, glikosida, asam asetat,

asam sitrat, asam format, asam laktat dan asam

oksalat (Yuliansyah, 2013)

Menimbulkan residu

Bekerja optimal pada usus

halus

Organ dalam (hati, jantung, gizzard)

Organ dalam (hati

dan jantung sangat

rentan pada racun

dan zat antinutrisi

(Fredson, 2006)

Peningkatan tinggi villi

usus itik pedaging 580-

753 µm dengan

penambahan asam

organik (David, et al.

2016)

Asam sitrat dapat

meningkatkan tinggi villi

anak ayam pedaging 225

µm melalui air minum

(Abdelrazek, 2016)

Meningkatkan panjang villi dan luas

permukaan villi usus (Cengiz, et al. 2012)

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir

Penelitian

Page 28: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.)

Belimbing wuluh merupakan salah satu spesies dalam

keluarga belimbing (Averrhoa). Diperkirakan tanaman ini

berasal dari daerah Amerika tropik. Tanaman ini tumbuh baik

di negara asalnya sedangkan di Indonesia banyak dipelihara di

pekarangan dan kadang-kadang tumbuh secara liar di ladang

atau tepi hutan. Buah belimbing wuluh dapat dilihat pada

Gambar 2. dan Klasifikasi buah belimbing wuluh berdsarkan

(Latifah, 2008).

Gambar 2. Buah belimbing wuluh (Averrhoa Bilimbi L)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Belimbing wuluh disebut juga sebagai belimbing

sayur yang merupakan tumbuhan yang hidup pada ketinggian

5 hingga 500 meter diatas permukaan laut. Belimbing wuluh

ditanam sebagai pohon buah ataupun tumbuh liar. Pohon

belimbing wuluh bisa tumbuh dengan ketinggian mencapai 5-

10 meter. Batang utamanya pendek dan cabangnya rendah.

Batangnya bergelombang (tidak rata). Daunnya majumuk,

berselang-seling, panjang 30-60 cm dan berkelompok di ujung

Page 29: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

9

cabang. Pada setiap daun terdapat 11-37 anak daun yang

berselang-seling atau setengan berpasangan. Anak daun

berbentuk oval.

Klasifikasi buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi

L) sebagai berikut:

Kingdom :Plantae (Tumbuhan)

Sub kingdom :Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi :Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi :Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas :Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas :Roidae

Ordo :Geraiales

Family :Oxalidaceae (suku belimbing-belimbingan)

Genus : Averrhoa

Spesies : Averrhoa bilimbi L

Buahnya memiliki rasa asam dan sering digunakan

sebagai bumbu masakan atau campuran ramuan jamu.

Bunganya kecil, muncul langsung dari batang dengan tangkai

bunga berambut. Buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.)

berbentuk elips hingga seperti torpedo, dengan panjang 4-10

cm. warna buah ketika muda hijau, dengan sisa kelopak bunga

menempel diujungnya. Jika masak buahnya berwarna kuning

atau kuning pucat. Daging buahnya berair dan sangat asam.

Kulit buah berkilap dan tipis. Bijinya kecil (6 mm), berbentuk

pipih, dan berwarna coklat (Rahayu, 2013). Tanaman

belimbing wuluh yang tumbuh baik dapat menghasilkan 100 –

300 buah per pohon. Buah belimbing wuluh berbentuk lonjong

dengan panjang 4–6 cm, kulit buah mengkilat berwarna hijau

hingga kuning yang banyak mengandung flavonoid, saponin,

vitamin C, dan tanin, glikosida. Belimbing wuluh juga

Page 30: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

10

mengandung asam organik (acidifier) antara lain asam asetat,

asam sitrat, asam format, asam laktat dan asam oksalat

(Yuliansyah, 2013).

2.1.1 Kandungan Nutrien dan Kimia Belimbing Wuluh

Menurut Herlih (1993) buah belimbing wuluh

(Averrhoa bilimbi L.) memiliki senyawa oksalat, fenol,

flavonoid, dan pektin. Lathifah (2008) menyatakan buah

belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) mengandung banyak

vitamin C alami yang berguna sebagai penambah daya tahan

tubuh dan perlindungan terhadap sebagai penyakit. Belimbing

wuluh mempunyai kandungan unsur kimia yang disebut asam

oksalat dan kalium. kandungan belimbing wuluh di dominasi

oleh asam sitrat. Kandungan asam organik belimbing wuluh

dapat dilihat pada Tabel 1. Kandungan gizi belimbing wuluh

ditampilkan pada Tabel 2.

Tabel 1. Kandungan Asam Organik Belimbing Wuluh

Asam

Organik

Satuan (total

Padatan)

Jumlah

Asam asetat mEq/100 g 1,6-1,9

Asam sitrat mEq/100 g 92,6-133,8

Asam format mEq/100 g 0,4-0,9

Asam laktat mEq/100 g 0,4-1,2

Asam oksalat mEq/100 g 5,5-5,9

Belimbing wuluh merupakan salah satu bahan alami

yang banyak mengandung asam. Menurut (Yudistira, 2013)

kandungan asam organik dalam belimbing wuluh yang paling

menonjol adalah kandungan asam sitrat yang mencapai 92-133

meq asam/100 g total padatan. Asam sitrat dalam belimbing

wuluh termasuk golongan asam organik dapat berperan

Page 31: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

11

sebagai acidifier. Belimbing wuluh memiliki pH yang sangat

asam antara 2,18-2,5 sehingga memerlukan penambahan air

untuk pembuatan acidifier.

Tabel 2. Kandungan Zat Gizi Buah Belimbing Wuluh (per 100

g bahan segar)

Zat Gizi Satuan Jumlah

Berat Dapat Dimakan % 100,00

Air % 93,00

Energi kalori 32,00

Protein g 0,42

Lemak g 0,2

Karbohidrat g 7,00

Serat g 0,60

Abu g 0,30

Kalsium (Ca) mg 3,40

Fosfor (P) mg 11,10

Zat Besi (Fe) mg 0,40

Natrium (Na) mg 4,00

Kalimu (K) mg 148,00

Vitamin A I.U 145

Tiamin (Vitamin B1) mg 0,01

Riboflavin (Vitamin B2) mg 0,03

Asam Askorbat (Vitamin C) mg 25,00

Potasium mg 148

Niasin mg 0,3

Sumber : Latifah (2008)

Belimbing wuluh memiliki kandungan vitamin C

cukup tinggi. Kandungan vitamin C dalam buah belimbing

wuluh sebanyak 24,87 mg/100 g dapat digunakan sebagai

Page 32: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

12

antioksidan. Buah belimbing wuluh dapat digunakan sebagai

obat batuk rejan, gusi berdarah, jerawat, panu, tekanan darah

tinggi, kelumpuhan (Dewi, 2014). Berikut struktur kimia buah

belimbing wuluh (Latifah, 2008)

Asam Laktat

Asam Format

Asam Oksalat

2.2 Acidifier

Acidifier merupakan asam organik yang

ditambahkan dalam pakan atau air minum. Kaya (2015)

menyatakan bahwa penambahan asam organik dapat

meningkatkan tinggi villi dan kedalaman kripta. (Abdelrazak,

2016) menyatakan bahwa penambahan asam sitrat yang

ditambahkan dalam air minum dengan pH 4,0 dapat

memperbaiki penampilan ayam pedaging melalui kesehatan

mukosa usus dan dapat meningkatkan tinggi villi dan

memperbaiki pH pencernaan. Prahadi (2013) belimbing wuluh

dapat digunakan sebagai acidifier alami dan tidak

mengandung residu bahan sintetik yang kurang baik jika

dikonsumsi oleh manusia.

Penambahan acidifier dalam air minum memiliki

keuntungan yaitu dapat mengurangi atau menetralisir bakteri

Asam Asetat

Asam Sitrat

Page 33: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

13

patogen yang dapat mengganggu saluran pencernaan.

Beberapa bakteri patogen termasuk Campyrobacter Spp., E.

Coli, Salmonella Spp. dan Clostridium Spp. dapat berkembang

biak dengan air kotor, dan menyebabkan sejumlah besar

penyakit dan menghambat pertumbuhan. Menurunkan pH

dalam air minum melalui suplementasi asam organik dapat

digunakan sebagai alternatif pemurnian air minum untuk

hewan (Bunchasak, et al. 2016)

Acidifier merupakan asam organik yang bermanfaat

dalam preservasi dan memproteksi pakan dari perusakan oleh

mikrobia dan fungi namun juga berdampak langsung terhadap

mekanisme perbaikan kecernaan pakan pada ternak.

Presentase terbesar asam organik pada belimbing wuluh

terdapat pada asam sitrat. Asam sitrat mampu menurunkan pH

saluran pencernaan (tembolok, ventrikulus dan usus), menekan

bakteri patogen (Yuliansyah dkk, 2013)

Menurut Wahidin (2013) pemanfaatan total asam

jeruk nipis sebagai acidifier dalam pakan dapat memperbaiki

karakteristik usus halus pada ayam pedaging. Penambahan

acidifier dalam pakan ayam pedaging akan menurunkan pH

saluran pencernaan, menekan bakteri patogen, dan

meningkatkan bakteri non patogen sehingga diharapkan dapat

meningkatkan efisiensi pakan dan laju pertambahan bobot

badan. Sedangkan Luckstad et al., (2004) menyatakan dosis

ideal penggunaan produk acidifier secara komersil berkisar

antara 0,2-1% dari ransum. Penambahan ekstrak kasar buah

belimbing wuluh dengan dosis 0,5% memberikan hasil terbaik

terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan

efisiensi ransum pada babi starter (Silalahi dan Sinaga, 2012).

Page 34: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

14

2.3 Itik Padaging

Itik Jawa adalah itik lokal Indonesia (Indian runner),

yang tersebar dan berkembang di daerah-daerah pulau Jawa.

Termasuk dalam kelompok ini antara lain itik Karawang, itik

Mojosari, itik Tegal dan itik Magelang. Ciri fisik dan

penampilan yang dimiliki hampir sama. Kepala itik umumnya

kecil, paruhnya pipih dan tipis, leher relatif panjang dengan

tubuh bulat memanjang dan tegak lurus ke atas menyerupai

botol. Itik mempunyai warna bulu putih, merah tua, coklat

hitam atau kombinasinya yaitu merah tua kecoklatan atau

warna jarakan (Windhyarti, 2002). Itik adalah salah satu jenis

unggas air (waterfowls), Taksonomi ternak itik adalah sebagai

berikut:

Kingdom : Animal

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Kelas : Aves

Ordo : Anseriformes

Familia : Anatidae

Genus : Anas

Spesies : Anas plathyrynchos

Itik merupakan unggas yang mempunyai ciri-ciri kaki

relatif lebih pendek dibandingkan tubuhnya, jarinya

mempunyai selaput renang, paruhnya ditutupi oeh selput halus

yang sensitif, bulu berbentuk cekung tebal dan berminyak, itik

memiliki lapisan lemak di bawah kulit, dagingnya tergolong

gelap (dark meat), tulang dada itik datar seperti sampan

(Ashshofi, dkk. 2014).

Setiawan (2010) menyatakan bahwa menurut tujuan

utama pemeliharaannya, ternak itik sebagaimana ternak ayam

dibagi menjadi tiga tipe yaitu, tipe pedaging, tipe petelur dan

Page 35: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

15

tipe ornamen (hiasan). Penggolongan tersebut didasarkan atas

produk atau jasa utama yang dihasilkan oleh itik untuk

kepentingan manusia. Itik yang dipelihara untuk tujuan

produksi daging mampu tumbuh cepat dan dapat mengubah

pakan secara efisien menjadi daging yang bernilai gizi tinggi.

Duck adalah sebutan itik secara umum, apabila tidak melihat

umur maupun jenis kelaminnya. Duck juga mempunyai arti

itik dewasa betina. Drake adalah itik jantan dewasa,

sedangkan drakel atau drakeling berarti itik jantan muda.

Duckling adalah sebutan untuk itik betina, atau itik yang baru

menetas (Day-old-duckling = DOD). Itik jantan atau betina

muda yang dipasarkan sebagai ternak potong pada umur 7

sampai 10 minggu, lazim disebut green duck.

Itik pedaging merupakan itik yang mampu tumbuh

dengan cepat dan dapat mengubah pakan secara efisien

menjadi daging yang bernilai gizi tinggi, disamping itu itik

memiliki konformasi dan struktur perdagingan yang baik. Para

ahli sejarah perkembangan unggas telah sepakat bahwa tetua

yang menurunkan itik-itik yang dibudidayakan saat ini adalah

itik Mallard berkepala hijau. Itik tersebut mulai didomestikasi

di Cina dan sekitarnya serta Eropa. Itik yang terdapat di

Indonesia tidak memiliki tetua, sehingga dapat dinyatakan

bahwa itik yang ada di Indonesia merupakan keturunan dari

itik pendatang yang mengalami domestikasi di Indonesia

(Irham, 2012).

Peternak itik di Indonesia telah mengembangkan itik

pedaging yangmemiliki tingkat pertumbuhan yang cepat, yaitu

itik Hibrida (Mule duck) dengan masa pemeliharaan yang

singkat yaitu 45 hari. Itik Hibrida merupakan hasil persilangan

antara itik Peking dan itik Khaki Campbell. Itik Khaki

Campbell memiliki bobot badan tinggi dan jumlah produksi

Page 36: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

16

telur yang lebih banyak dibandingkan jenis itik petelur Lokal.

Itik Khaki Campbell betina memiliki bobot badan 2,0 – 2,2 kg,

jumlah telur 300 butir pertahun dengan berat setiap butir

antara 60-75 g. Itik Lokal memiliki bobot badan rendah yaitu

1,4 – 1,6 kg, jumlah telur 253 butir pertahun dengan berat

perbutir rata- rata 65 g. Kekurangan itik Khaki Campbell

memiliki pertambahan bobot badan lama sehingga tidak sesuai

digunakan sebagai itik pedaging. Itik Peking merupakan itik

pedaging yang memiliki pertambahan bobot badan cepat,

namun produksi telur dan daya tetasnya rendah sehingga sulit

dikembangkan. Bibit itik pedaging final stock berkualitas

dapat dilakukan dengan menyilangkan itik Peking dengan itik

Khaki Campbell. (Ashshofi, dkk 2014). Itik hibrida dapat

dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Itik hibrida

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Itik merupakan unggas air sehingga memiliki kulit

yang tebal. Perlemakan pada unggas sebagian besar menyebar

di bawah kulit, maka tebalnya kulit itik antara lain disebabkan

oleh penyebaran lemak yang ada di bawah kulit (lemak

subkutan). Kandungan lemak daging dada dan paha itik lokal

umur 8 minggu masing-masing sebesar 3,84% dan 8,47%,

Page 37: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

17

sedangkan kulit dada dan kulit paha berturut-turut sebesar

59,32% dan 52,67% (Damayanti, 2003).

2.4 Berat Organ Dalam Itik Pedaging

2.4.1 Hati

Hati mempunyai fungsi yang komplek. Hati berperan

dalam sekresi empedu, metabolisme lemak, metabolisme

protein, metabolisme karbohidrat, metabolisme zat besi, fungsi

detoksifikasi, pembentukan darah merah serta metabolisme

dan penyimpanan vitamin. Kelainan-kelainan hati secara fisik

biasanya ditandai dengan adanya perubahan warna hati,

pembengkakan dan pengecilan pada salah satu lobi atau tidak

adanya kantung empedu, meskipun gejala-gejala klinis

gangguan pada jaringan hati tidak selalu teramati karena

kemampuan regenerasi jaringan hati yang tinggi.

Hati merupakan organ terbesar di dalam tubuh. Hati

memiliki beberapa fungsi diantaranya pertukaran zat dari

protein, lemak, sekresi empedu, detoksifikasi senyawa-

senyawa yang beracun dan ekskresi senyawa-senyawa

metabolit yang tidak berguna lagi bagi tubuh (Amrullah,

2004). Hati menerima aliran darah yang mengandung zat

makanan dari arteri hepatik yaitu suatu cabang arteri celiak

yang masuk ke dalam porta hati. Aliran darah yang masuk ke

dalam hati kemungkinan membawa zat-zat toksik termasuk

tumbuhan, fungi dan produk bakteri serta logam yang dapat

merusak hati. Arief (2000) melaporkan bahwa bobot hati ayam

kampung adalah 2,70-3,46% (umur 6–10 minggu) dan 2,10-

2,54% (umur 12 minggu) dari bobot hidup. Menurut

Dwipayanti (2008) persentase bobot hati ayam berkisar antara

1,70-2,80% dari bobot hidup. hati sangat berperan penting

dalam tubuh karena memiliki beberapa fungsi diantaranya

Page 38: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

18

yaitu menghancurkan zat-zat yang berbahaya yang diserap dari

usus atau bagian tubuh lainnya, kemudian membuangnya

sebagai zat yang tidak berbahaya ke dalam empedu atau darah.

Hati akan mengalami kerusakan dan pembengkakan apabila

terjadi penyumbatan atau gangguan pada empedu (Ibrahim,

2015).

2.4.2 Jantung

Jantung merupakan suatu struktur muskular berongga

yang bentuknya menyerupai kerucut yang terdiri atas atrium

kanan dan atrium kiri, masing-masing bagian dari atrium

menerima darah dari vena dan ventrikel yang memompakan

darah dari jantung melalui arteri. Jantung berfungsi sebagai

pompa dan motor penggerak dalam peredaran darah yang

kerjanya otonom, yaitu dikendalikan oleh pusat saraf di luar

kemauan dan kesadaran. Persentase bobot jantung berkisar

antara 0,42%-0,75% dari bobot hidup (Dwipayanti, 2008)

Gambaran histopatologi otot jantung sangat khas yaitu tampak

serabut-serabut otot jantung yang disusun seperti suatu kisi-

kisi, serabut-serabutnya terpisah kemudian saling bergabung.

Purba (2014) proporsi berat jantung itik berkisar antara 0,77-

0,80%. Jantung pada hewan unggas peranannya sangat penting

karena organ jantung tersebut yang bekerja sehingga terjadi

sirkulasi O2 dan CO2 dari kantung udara dengan tingkat

metabolisme yang tinggi.

Unggas mempunyai 4 ruangan jantung yaitu dua

atrium dan dua ventrikel Sistem sirkulasi berfungsi dalam

mentransfer darah dari jantung ke sel-sel tubuh dan

mengembalikannya. Jantung ayam berdetak dengan laju 300

per menit. Laju jantung dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti

ukuran tubuh, umur, dan temperatur lingkungan. Pembesaran

Page 39: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

19

ukuran jantung biasanya disebabkan adanya penambahan

jaringan otot jantung. Dinding jantung mengalami penebalan,

sedangkan ventrikel relatif menyempit apabila otot

menyesuaikan diri pada kontraksi yang berlebihan. Jantung

sangat rentan terhadap racun dan zat antinutrisi, pembesaran

jantung dapat terjadi karena adanya akumulasi racun pada otot

jantung (Mustaqim, 2006). Ningrum (2016) menyatakan

bahwa kondisi fisiologis jantung dapat dipengaruhi banyak

faktor seperti racun atau antinutrisi yang terdapat dalam pakan.

Racun yang terakumulasi maka akan terjadi pembesaran dari

ukuran jantung.

2.4.3 Gizzard

Rempela atau gizzard terletak diantara proventrikulus

dan usus halus, terdiri dari otot tebal, berwarna merah dan

ditutupi lapisan tanduk ephitelium. Bagian dalam rempela

terdapat lapisan yang sangat keras dan kuat yang berwarna

kuning dan dapat dilepaskan. Gizzard memiliki dua pasang

otot yang kuat dan sebuah mukosa. Otot gizzard akan

berkontraksi apabila ada makanan yang masuk ke dalamnya.

Rempela atau gizzard berbentuk bulat telur yang dilengkapi

dengan dua lubang saluran di ujung-ujungnya dan terdiri dari

serabut otot yang kuat. Bagian depannya berhubungan dengan

perut kelenjar dan bagian yang lain dengan usus halus

(Mustaqim, 2006). Bentuk dan serat kasar pakan merupakan

faktor utama yang dapat mempengaruhi berat gizzard,

presentase berat gizzard antara 1,8-2,22%. Dewanti (2013)

mengatakan bahwa bobot rempela itik lokal umur 8 minggu

berkisar 4,74% dari bobot badan.

Gizzard merupakan ruangan sederhana sebagai tempat

pencernaan dan penyimpanan makanan yang terdiri atas

Page 40: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

20

serabut otot yang kuat. Rempela pada unggas memiliki fungsi

yang sama dengan gigi pada mamalia yaitu untuk

memperkecil ukuran partikel makanan secara mekanik.

Kontraksi otot rempela akan terjadi apabila ditemukan

makanan yang masuk ke dalamnya dan di dalam rempela

terjadi proses mastikasi yaitu pencernaan makanan secara

mekanik. Rempela terletak antara proventrikulus dengan batas

atas usus halus. Persentase bobot rempela adalah 1,6-2,3% dari

bobot hidup (Dwipayanti, 2008). Menurut Dharmawati (2012)

fungsi utama dari ampela adalah menggiling bahan makanan

menjadi partikel yang lebih kecil, juga untuk mengaduk bahan

pakan tersebut dengan enzim pencernaan yang dihasilkan oleh

proventikulus maupun empedu, sehingga pembesaran ampela

ini sangat dipengaruhi oleh banyak dan sifat kekasaran bahan

pakannya.

2.5 Karakteristik Usus Halus

Usus halus terdiri dari duodenum, jejunum, dan ileum,

fungsi utama saluran pencernaan adalah sebagai absorbs zat-

zat nutrien. Proses pencernaan enzimatis berlangsung pada

usus halus, dan memiliki peranan yang sangat penting

terhadap transfer nutrisi. Menurut Tuli, dkk (2014) makin

banyak pakan yang dikonsumsi makin aktif kegiatan usus

besar untuk mencerna sehingga dapat merangsang

pertumbuhan organ pencernaan. Histologi usus halus dapat

dilihat pada Gambar 4. Menurut Suprijatna dkk., (2008) usus

halus merupakan organ utama tempat berlangsungnya

pencernaan dan absorbsi produk pencernaan. Berbagai enzim

yang masuk ke dalam saluran ini berfungsi mempercepat dan

mengefisiensikan pemecahan karbohidrat, protein, dan lemak

untuk mempermudah proses absorbsi. Pada ayam dewasa,

Page 41: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

21

panjang usus halus sekitar 62 inci atau 1,5 meter. Usus halus

terbagi menjadi tiga bagian yaitu duodenum, jejunum dan

ileum. Secara umum, struktur utama dari usus halus adalah

membran mukosa, lamina propria, submukosa, jaringan

limfatik, serosa dan lapisan muskuler. Sel epitel menutupi

seluruh permukaan bebas dari membran mukosa dan

berbentuk epitel silindris sebaris (Xu, 2003).

Gambar 4. Histologi usus halus bagian ileum

Sumber : Rikawati dan Nasruddin (2012)

Usus halus merupakan tempat terjadinya pencernaan

secara enzimatis. Usus halus terbagi menjadi tiga bagian yaitu

duodenum, jejunum dan ileum. Duodenum adalah bagian

paling atas dari usus halus. Duodenum merupakan tempat

terjadinya pencernaan yang paling aktif dengan hidrolisis dari

nutrient kasar yang berupa pati lemak dan protein. Penyerapan

hasil pencernaan sebagian besar terjadi di duodenum ini.

Duodenum mensekresikan enzim dari pankreas dan dari getah

empedu. Selanjutnya proses pencernaan terjadi di jejunum.

Jejunum adalah kelanjutan dari duodenum yang berfungsi

seperti duodenum yaitu penyerapan makanan yang belum

selesai saat di duodenum. Lalu proses pencernaan berlanjut ke

ileum, dimana ileum merupakan kelanjutan dari jejunum

Page 42: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

22

dengan fungsi yang sama yaitu penyerapan makanan dan

pencernaan secara enzimatis. Panjang dari usus halus ini

bervariasi tergantung pada kebiasaan makan dari unggas

tersebut (Scanes et al., 2004).

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan usus, di antaranya adalah

lingkungan dan bahan makanan yang masuk ke dalam saluran

pencernaan, demikian juga komposisi zat dalam pakandan zat

aktif dalam ekstrak tanaman tertentu yang ditambahkan dalam

pakan mempengaruhi pertumbuhan villi usus Morfologi

mukosa usus terdiriatas villi yang berfungsi memperluas

permukaan daerah penyerapan zat nutrien. Mikrovilli terdapat

pada permukaan villi sebagai penjuluran sitoplasma yang

dapat meningkatkan efisiensi penyerapan. Semakin luas

permukaan villi usus semakin besar peluang terjadinya

absorbsi dari saluran pencernaan (Yamauchi, 1991).

2.5.1 Panjang Villi Ileum

Peningkatan Panjang villi dan lebar villi diasosiasikan

dengan lebih luasnya permukaan villi untuk absorbsi nutrien

masuk ke dalam aliran darah. Rasio tinggi villi dan kedalaman

kripta adalah indikasi semakin luasnya area untuk absorpsi

nutrien. Lebih rinci menyatakan bahwa peningkatan tinggi villi

pada jejunum broiler adalah paralel dengan peningkatan fungsi

pencernaan dan fungsi absorpsi karena meluasnya area

absorpsi serta merupakan suatu ekspresi lancarnya sistem

transportasi nutrien ke seluruh tubuh, yang menguntungkan

inang (Harimurti, 2009). Jamilah (2014) menyatakan

penggunaan asam sitrat mampu menyebabkan peningkatan

panjang villi usus halus. Penggunaan asam sitrat menunjukkan

Page 43: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

23

tinggi villi usus halus pada ileum ayam berkisar 75-89 µm.

Panjang villi ileum dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Histologi villi usus halus bagian ileum

Sumber : Harimurti (2009).

Mikrovilli berfungsi untuk menyerap nutrisi

(Jonqueira and Carneiro 2005). Kerusakan mikrovilli dan

atropi villi usus halus dapat mengganggu penyerapan nutrisi

(malabsorbtion syndrome). Bagian bawah villi, baik pada

manusia maupun hewan (mamalia dan unggas) terdapat kripta

dan kelenjar liberkun yang terdiri atas stem sel, sel goblet, sel

panet, dan enteroendokrin sel (Jonquera, 2005) Permukaan

mukosa dilindungi oleh banyak mekanisme pertahanan yang

memastikan perlindungan yang efektif dengan memproduksi

imunoglobulin A (IgA), mukus, dan kriptoprotektif peptida.

Mikroorganisme dapat mempengaruhi struktur mukosa,

fungsi, dan perkembangan sistem imun (Herich, 2002).

Usus halus memiliki fungsi sebagai tempat penyaluran

makanan dan penyerapan nutrisi ke dalam pembuluh darah

dan pembuluh limfa. Penyerapan di dalam usus, asam lemah

terutama akan berada dalam bentuk ion sehingga tidak mudah

Page 44: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

24

diserap, sedangkan basa lemah akan berada dalam bentuk non-

ion sehingga mudah diserap. Absorbsi usus akan lebih tinggi

lagi dengan lamanya waktu kontak dan luasnya daerah

permukaan villi dan mikrovilli usus (Wuragil, 2007).

2.5.2 Luas Permukaan Villi Ileum

Luas permukaan usus halus sama seperti tinggi villi

yaitu menggambarkan area untuk penyerapan zat-zat nutrisi.

Villi merupakan tonjolan kecil mirip jari atau daun yang

terdapat pada membran mukosa, panjangnya 0,5 sampai 1,5

mm dan hanya terdapat pada usus halus. Villi pada ileum

bentuknya mirip jari dan lebih pendek dibandingkan dengan

villi yang terdapat pada duodenum dan jejejnum. Salah satu

parameter yang digunakan untuk mengukur kualitas

pertumbuhan adalah struktur morfologi usus. Luas permukaan

villi ileum anak ayam yang berumur 14 hari adalah 1533,49-

2597,03µm2 (Lely,2007)

Manalu (2007) menyatakan bahwa luas permukaan

villi bagian ileum yang dihitung dengan metode Iji, et al

(2001) pada anak ayam umur 10 hari yaitu 1009-1079µm2.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan usus, di antaranya adalah lingkungan dan

bahan makanan yang masuk ke dalam saluran pencernaan,

demikian juga komposisi zat dalam pakandan zat aktif dalam

ekstrak tanaman tertentu yang ditambahkan dalam pakan

mempengaruhi pertumbuhan villi usus Morfologi mukosa usus

terdiriatas villi yang berfungsi memperluas permukaan daerah

penyerapan zat nutrien. Mikrovilli terdapat pada permukaan

villi sebagai penjuluran sitoplasma yang dapat meningkatkan

efisiensi penyerapan. Semakin luas permukaan villi usus

Page 45: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

25

semakin besar peluang terjadinya absorbsi dari saluran

pencernaan (Yamauchi and Isshiki, 1991).

2.6 Kebutuhan Nutrisi Itik Pedaging

Sementara belum ada rekomendasi untuk itik tipe

dwiguna seperti itik Peking untuk kondisi Indonesia,

kebutuhan gizi untuk itik pedaging dibawah ini yang dikutip

dari rekomendasi NRC (1994) untuk itik pekin dapat

digunakan sebagai acuan. Kebutuhan protein kasar untuk itik

peking umur 0 − 2 minggu lebih tinggi dari rekomendasi

kebutuhan protein untuk itik petelur yaitu masing-masing 22%

untuk itik peking dan 17-20% untuk itik petelur. Kebutuhan

gizi untuk itik peking dikelompokkan menjadi starter umur 0-

2 minggu, Finisher 2−7 minggu (Kataren, 2002)

Tabel 3. Kebutuhan Zat Makanan Itik Pedaging

Zat Makanan Starter

(0-2 Minggu)

Finisher

(2-7 Minggu)

Protein Kasar % 22 16

Energi (Kkal EM/kg) 2,900 3,000

Methionin % 0,40 0,30

Lysin % 0,90 0,65

Ca % 0,65 0,60

P tersedia % 0,40 0,30

Sumber : NRC (1994)

Ransum yang disediakan untuk itik harus cukup

mengandung mineral dan vitamin. Kandungan ini sangat

penting untuk pertumbuhan, apabila kekurangan dapat

menyebabkan gangguan pada cara kerja organ tubuh dan

metabolisme. Akibat yang tampak biasanya pada gangguan

pertumbuhan, mudah terserang penyakit dan produktivitas

menurun. Itik pedaging pada periode finisher (2-8 minggu)

Page 46: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

26

membutuhkan ransum dengan kandungan protein 14-16%,

energi metabolisme sebesar 2800-3000 Kkal/Kg, Ca sebesar

0,1-0,6%, P sebesar 0,6%, Serat Kasar 6-9% dan Lemak Kasar

3-6% (Supriyadi, 2009). Kebutuhan itik dapat dilihat pada

Tabel 3.

Protein dibutuhkan itik untuk metabolisme energi dan

pertumbuhan jaringan baru. Lemak dibutuhkan dalam bentuk

asam lemak untuk pertumbuhan. Kalsium dan fosfoer

dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang dan kerangka tubuh.

Pemberian ransum pada itik yang dipelihara secara intensif

dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dalam keadaan

kering (dry mash feeding), basah (wet mash feeding) dan

dalam bentuk pellet. Standard kebutuhan ransum itik pedaging

dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Standar Konsumsi Pakan Itik Pedaging

No Umur Itik Kebutuhan

Ransum

1 0-1 20

2 2-4 40

3 4-6 120

4 6-30 160

Sumber : Wakhid (2010)

2.7 Kebutuhan Air Minum Itik Pedaging

Konsumsi air pada ternak memiliki standard tertentu

dan ayam broiler tidak akan mengkonsumsi air secara

berlebihan bila tidak dalam keadaan stress karena suhu yang

terlalu tinggi, selain itu dengan konsumsi air minum yang

berlebihan maka konsumsi ransum akan berkurang dan akan

berdampak pada pertambahan berat badan ayam broiler. Ada

Page 47: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

27

banyak faktor yang mempengaruhi konsumsi air minum pada

ternak antara lain adalah tingkat garam natrium dan kalium

dalam ransum, enzim-enzim, bau air, makanan tambahan

pelengkap, temperature air, penyakit, jenis bahan makanan,

kelembapan, angin, komposisi pakan, umur, jenis kelamin dan

jenis tempat air minum (Wahyu, 2004)

Menurut NRC (1994) konsumsi air minum

bertambah sekitar 7% setiap peningkatan suhu 10C diatas suhu

210C. Kehilangan air tubuh 10% dapat menyebabkan

kerusakan yang sangat hebat dan kehilangan air tubuh 29%

akan menyebabkan kematian. Kebutuhan air minum ternak

dapat dilihat pada Tabel 5. Faktor lain yang dapat

mempengaruhi konsumsi air minum adalah suhu didalam

kandang. Semakin tinggi suhu di dalam kandang maka suhu

tubuh ayam broiler akan meningkat. Peningkatan suhu tubuh

inilah yang mengakibatkan proses evaporasi semakin

meningkat dengan tujuan panas dalam tubuh akan keluar

melalui penguapan (Achmanu, 2012). Faktor yang

mempengaruhi konsumsi air minum salah satunya adalah suhu

lingkungan. Pada kondisi iklim tropis kebutuhan air ayam

petelur coklat akan lebih banyak sehingga konsumsi air

minum akan ikut meningkat.

Tabel 5. Konsumsi Air Minum pada Unggas

Umur (minggu) Konsumsi air (ml/ekor/hari)

1 225

2 480

3 725

4 1000

5 1250

6 1500

Sumber : National Research Council (1994)

Page 48: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

28

Riko (2008) menyatakan bahwa pada umumnya

ayam mengkonsumsi air minum 2 kali lebih besar dari bobot

pakan yang dikonsumsinya karena air minum berfungsi

sebagai pelarut dan alat transportasi zat-zat nutrisi untuk

disebarkan ke seluruh tubuh sehingga dibutuhkan lebih banyak

air daripada makanannya. ISA-A Hendrix Genetic Company

(2006) menyatakan bahwa konsumsi air minum sangat

tergantung pada suhu kandang. Standar konsumsi air minum

yaitu 210 ml/ekor/hari pada kisaran suhu 150C, 215

ml/ekor/hari pada kisaran suhu 200C, 230 ml/ekor/hari pada

kisaran suhu 250C, dan 320 ml/ekor/hari pada kisaran suhu

300C. Konsumsi air itik pedaging secara umum dua sampai

tiga kali lebih banyak dari konsumsi pakan. dalam tingkah

laku makan itik kebutuhan air minum memiliki peranan

penting, karena setiap itik makan maka akan diselingi dengan

minum, selain itu air juga digunakan untuk efisiensi

penggunaan pakan.

Page 49: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

29

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian lapang in vivo dilaksanakan di

kandang milik bapak Nano yang berlokasi di Desa Mojorejo,

Kecamatan Junrejo RT. 12 RW. 05 Kota Batu-Malang.

Penelitian ini dilaksanakan selama 48 hari pada tanggal 17

Desember 2016 – 3 Februari 2017. Pembuatan preparat dan

pembacaan preparat karakteristik villi berupa panjang dan luas

permukaan villi usus selanjutkan dilakukan di Laboratorium

Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Malang.

3.2 Materi Penelitian

3.2.1 Itik Pedaging

Penelitian ini menggunakan 120 DOD (Day old Duck)

itik pedaging strain hibrida (Peking-khaki champbell) umur 1

hari tanpa membedakan jenis kelamin yang dilakukan

pemeliharaan selama 48 hari. DOD tersebut didapatkan dari

Bapak Nano Malang, Rata-rata bobot badan dari keseluruhan

sampel yang digunakan yaitu 41,47 ± 2,65 g/ekor dengan nilai

koefisien keragaman seperti yang tertera dalam Lampiran 2.

yaitu 6,39%.

3.2.2 Kandang dan Peralatan

Persiapan kandang dilakukan pencucian kandang dan

peralatan. Kandang dilakukan penyemprotan dengan formalin

(dosis 10 mL/ 2,5 liter air) sebagai desinfektan. Kandang yang

digunakan dalam penelitian ini sebanyak 24 unit. kandang

yang terbuat dari bambu dan kawat berukuran panjang x lebar

Page 50: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

30

x tinggi, 1 x 1 x 1 m. Masing-masing unit kandang diisi

dengan 5 ekor itik hibrida dilengkapi dengan tempat pakan dan

minum yang terbuat dari plastik. Peralatan lain yang

digunakan adalah lampu sebagai penghangat DOD dan sapu

atau sekop sebagai pembersih kandang. Alas kandang dalam

penelitian ini menggunakan sekam padi yang diganti setiap 1

minggu sekali. Peralatan lain yang digunakan yaitu gelas ukur,

blender, pisau, kain saring, ember. Denah petak kandang

perlakuan dapat dilihat pada Gambar 6.

P0U1 P1U4 P2U5 P3U1 P0U5 P2U2

P1U1 P3U3 P2U3 P0U3 P3U4 P1U5 P2U4 P3U6 P1U2

P2U1 P0U2 P3U5 P1U3 P0U6 P2U6 P1U6 P3U2 P0U4

Gambar 6. Tata letak kandang percobaan

3.2.3 Pakan

Pakan yang akan digunakan dalam penelitian adalah

pakan komersil ayam pedaging starter berupa BR-1 yang di

produksi oleh PT. New Hope Sidoarjo bentuk crumble. Pakan

BR-1 memiliki kandungan yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan hidup itik pedaging fase starter yaitu umur 1-21

hari, kemudian pakan yang diberikan pada fase finisher 22-48

hari berupa pakan yang diproduksi oleh PT. Charoen

Pokphand berbentuk crumble kasar. Kandungan nutrisi zat

makanan itik pedaging dapat dilihat pada Tabel 6.

Page 51: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

31

Tabel 6. Kandungan Zat Makanan Itik Pedaging

Zat Makanan Fase Starter * Fase Finisher *

Kadar air (%) 13,0 13,0

Protein (%) 21-23 19,0 – 21,0

Lemak (%) 4,0 5,0

Serat (%) 5,0 5,0

Abu (%) 7,0 7,0

Calcium (%) 0,9 0,90

Phosphor (%) 0,6 0,60

Ket * : Berdasarkan label pakan komersil dari PT. New Hope

dan PT. Charoen Pokphand

3.2.4 Acidifier

Acidifier yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

ekstrak kasar buah belimbing wuluh. Belimbing wuluh mampu

dijadikan acidifier alami karena mengandung beberapa asam

organik yang menguntungkan. Buah belimbing wuluh

didapatkan dari Kota Malang. Belimbing wuluh didapatkan

pada setiap harinya dalam bentuk buah segar kemudian

diambil sarinya yang akan ditambahkan dalam air minum.

Adapun cara pembuatan acidifier alami yang menggunakan

bahan dasar ekstrak kasar buah belimbing wuluh dapat dilihat

pada Lampiran 1.

3.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

percobaan lapang dengan menggunakan Rancangan Acak

Lengkap (RAL). Perlakuan yang digunakan dalam penelitian

ini adalah 4 perlakuan yang masing-masing perlakuan diulang

sebanyak 6 kali, sehingga terdapat 24 unit percobaan. Setiap

Page 52: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

32

unit percobaan terdiri dari 5 ekor itik hibrida, sehingga itik

yang digunakan adalah 120 ekor. Berikut level penambahan

ekstrak kasar buah belimbing wuluh di dalam air minum.

P0 = Air Minum

P1 = Air Minum + 2% ekstrak kasar buah belimbing wuluh

P2 = Air Minum + 4% ekstrak kasar buah belimbing wuluh

P3 = Air Minum + 6% ekstrak kasar buah belimbing wuluh

Penelitian dilakukan sampai umur itik 48 hari,

sebelum itik diletakkan didalam kandang dilakukan

penimbangan bobot badan terlebih dahulu untuk mengetahui

bobot badan awal sebelum dilakukan penelitian. Pengacakan

letak kandang saat penelitian dilakukan menggunakan cara

lotre secara manual. Gambar 6. Menjelaskan pengacakan unit

penelitian di lapang sesuai dengan perlakuan dan ulangan yang

telah di lakukan.

3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1. Persiapan Kandang

Penelitian menggunakan itik pedaging umur 1 hari.

Persiapan yang dilakukan yaitu menyiapkan unit kandang

dengan pengukuran bambu, kawat menggunakan gunting dan

meteran, kemudian dilanjutkan dengan merekatkan

menggunakan paku dan palu. Setiap unit dilengkapi pembatas

agar menghalangi bercampurnya itik dalam masa

pemeliharaan. Tempat pakan, tempat minum, penerangan,

ketersediaan air perlakuan, dan persiapan sekam kemudian

kandang dilakukan desinfeksi dengan formalin.

Page 53: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

33

3.4.2. Pemeliharaan Itik Pedaging Umur 1 - 48 hari

Pemeliharaan itik pada umur 1-48 hari dilakukan pada

kandang yang telah dilengkapi pembatas pada disetiap unit

kandangnya, setiap unit kandang berisi 5 ekor itik. Pemberian

pakan dilakukan pada pagi pukul 08.00 dan sore pada pukul

16.00. pakan yang digunakan berupa pakan komersial yang

diproduksi oleh PT. New Hope dan PT. Charoen Pokphand

kemudian diberikan kepada itik kemudian dilakukan

penimbangan setiap harinya. Sedangkan untuk pemberian

minum yang telah ditambahkan ekstrak kasar buah belimbing

wuluh dilakukan sesuai dosis yang telah ditentukan.

Pengambilan data dilakukan dari hari pertama yaitu dengan

menimbang bobot badan itik pedaging untuk mengetahui

keseragamannya.

3.4.3 Tahap Pemotongan

Sebelum dilakukan pemotongan, itik pedaging yang

berumur 48 hari ditimbang terlebih dahulu. Pemotongan itik

dilakukan tepat dibawah rahang dengan memotong tiga

saluran, yaitu saluran pencernaan, saluran pernapasan dan

vena jugularis. Setelah itik benar-benar mati dan darahnya

sudah keluar secara maksimal itik dicelupkan kedalam air

yang bersuhu 600C selama 1-2 menit yang berfungsi untuk

memudahkan pencabutan bulu. Pemisahan organ dalam dan

kepala serta leher dilakukan setelah bulu sudah selesai

dibersihkan, sehingga tinggal karkas yang tersisa seperti

sayap, dada, punggung, dan paha.

Page 54: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

34

3.4.4 Pemisahan Organ Dalam dan Usus Halus Bagian

Ileum

Organ itik yang terdiri dari jantung, hati, gizzard dan

usus halus kemudian dipisahkan. Organ dalam tersebut dicuci

bersih serta, masing-masing ditimbang berat sampel pada

setiap perlakuan. Sampel usus diambil sepanjang ± 7 cm usus

bagian ileum yang letaknya 5 cm sebelum seka, kemudian

dikeluarkan isi dari usus tersebut dan dibersihkan

menggunakan spuit yang telah diisi dengan aquadest, lalu usus

bagian ileum yang telah dibersihkan tersebut dimasukkan

dalam pot film yang sudah diisi oleh buffer formalin 10%

selama ± 24 jam. Keberhasilan fiksasi dapat dilihat dari usus

tersebut normal tanpa adanya kerusakan dan tekstur keras.

Keberhasilan fiksasi sangat berperan terhadap kualitas sampel,

fiksasi yang berhasil kemudian dilanjutkan dengan proses

pembuatan preparat.

3.4.5 Pembuatan Preparat

Proses pembuatan preparat usus memeliki 5 tahapan

yaitu fiksasi, embedding, slicing, staining, dan mounting.

Tahapan yang pertama yaitu fiksasi yang telah dilakukan

setelah pengambilan organ, setelah proses fiksasi berhasil

maka usus tersebut dipotong dengan ketebalan ± 3-4 mm,

dicuci dengan air selama 15 menit dan disesuaikan kode

perlakuan, tahapan kedua yaitu embedding dengan

memasukkan jaringan pada 3 cairan yaitu yang pertama aceton

selama 1 jam dan diulang 4 kali, fungsinya yaitu untuk

dehidrasi. Cairan kedua yaitu pencelupan kedalam xylol

selama 30 menit dan diulang 4 kali, fungsinya untuk

membersihkan yang sebelumnya. Cairan yang ketiga yaitu

pencelupan pada paraffin cair dalam suhu 550C selama 1 jam

Page 55: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

35

dan diulang 4 kali, selanjutnya ditanam jaringan pada paraffin

block dan didiamkan selama 24 jam.

Tahapan ketiga dari pembuatan preparat yaitu clicing,

clicing dimulai dengan memasukkan block yang sudah

tertanam jaringan diatas balok es selama 15 menit yang

berfungsi untuk mempercepat pembekuan. Kemudian

diletakkan block pada cekam mikrotom rotary untuk disayat

dengan ketebalan 5 mikron, kemudian sayatan yang sudah

didapatkan diletakkan pada waterbath 300C hingga merentang,

sebelum dimasukkan sayatan, waterbath terlebih dahulu

ditambahkan gliserin yang berfungsi mecegah sayatan menjadi

hancur atau memisah. Kemudian diambil menggunakan object

glass dan didiamkan selama 24 jam hingga mengering.

Kemudian tahap keempat yaitu staining atau

pewarnaan dengan Hematoxilin-Eosin. Object glass yang

sudah tertempel dengan preparat dimasukkan ke dalam xylol

selama 15 menit dan diulang 3 kali, kemudian dicuci dengan

air mengalir selama 15 menit, dimasukkan dalam cairan

hematoxilin selama 25 menit, kemudian dicuci dengan air

mengalir lagi selama 15 menit yang fungsinya untuk

menghilangkan hematoxilin. proses selanjutnya dimasukkan

dalam alkohol asam 1 dip untuk mengurangi kepekatan warna,

lalu dicuci dengan air mengalir selama 15 menit, dimasukkan

dalam lithium carbonat selama 20 detik untuk menimbulkan

dimensi warna, dicuci dengan air mengalir kemudian

dimasukkan dalam larutan eosin selama 10 menit, selanjutnya

dimasukkan dalam alkohol 96% selama 15 menit dan diulang

3 kali dan yang terkahir dimasukkan dalam xylol selama 15

menit dan diulang 3 kali.

Tahapan terkahir adalah mounting, yaitu dengan

menutup rapat menggunakan cover glass. Preparat tersebut

Page 56: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

36

kemudian discan dibawah mikroskop yang sebelumnya sudah

dihubungkan dengan komputer, diamati skala yang sudah

ditentukan yaitu perbesaran 40 kali dan dihitung panjang villi

dan lebar villi.

3.5. Variabel Pengamatan

Variabel pengamatan yang diukur dalam penelitian

adalah sebagai berikut :

3.5.1 Berat Organ Dalam

Berat organ dalam seperti jantung, hati, gizzard

didapatkan dengan melakukan pembedahan itik pedaging dan

kemudian masing-masing organ diambil dan dimasukkan

dalam plastik klip agar tidak tercampur antara satu yang

lainnya. Berat jantung, hati, gizzard ditimbang dengan

timbangan analitik kemudian dibagi dengan berat hidup dan

dikalikan 100%. Presentase bobot organ dalam dapat dihitung

dengan rumus (Berat organ dalam/berat hidup) x 100%.

3.5.2 Karakteristik Villi Usus Halus

Usus halus didapatkan dengan melakukan

pembedahan itik pedaging, diambil bagian ileum dan dibuat

preparat. Panjang villi dan Luas permukaan villi (lebar basal +

lebar apikal)/ lebar apikal) x panjang villi. dihitung dengan

menggunakan mikroskop perbesaran 40x.

3.6 Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini akan ditabulasi

dengan bantuan Program Microsoft excel 2010 kemudian

dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA) dari

Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 6

Page 57: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

37

ulangan. Apabila perlakuan berpengaruh nyata maka

dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan’s (DMRT)

untuk mengetahui perbedaan anatar 6 perlakuan (Steel and

Torrie, 1993). Adapun model matematika untuk Rancangan

Acak Lengkap sebagai berikut :

Yij = µ + ti + βij

Keterangan:

Yij = Nilai pengamatan pada satuan perlakuan ke-i ulangan

ke-j

µ = Nilai tengah perlakuan ke-i

ti = Pengaruh perlakuan ke-i

βij = Kesalahan (galat) percobaan pada perlakuan ke-i

ulangan ke-j

i = (1, 2, 3, 4)

j = (1, 2, 3, 4, 5, 6)

3.7 Batasan Istilah

Acidifier : Asam organik yang terdapat pada

kandungan ekstrak kasar buah belimbing

wuluh.

Belimbing

Wuluh

: Buah yang digunakan dalam penelitian

inittidak dibedakan jenis dan ukurannya,

tetapi belimbing wuluh yang digunakan

masih dalam keadaan segar langsung

petik dari pohonnya dan berwarna hijau.

Crumble : Bentuk pakan komersil yang diproduksi

oleh PT. New Hope dan PT. Charoen

Pokhpand.

Page 58: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

38

DOD : Itik pedaging yang berumur 1 hari.

Ekstrak Kasar : Buah belimbing wuluh yang diambil

cairannya setelah diblender dan

penyaringan.

Itik Pedaging : Jenis Itik hibrida yang tidak dibedakan

jenis kelaminnya baik jantan ataupun

betina dan dipelihara selama 48 hari untuk

menghasilkan produksi daging yang

optimal.

LA : Lebar Apikal pada villi ileum

LB : Lebar Basal pada villi ileum

Organ Dalam : Organ dalam itik pedaging meliputi hati,

jantung, gizzard yang dikeluarkan,

ditimbang dan diamati.

Page 59: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan berat organ dalam yang meliputi

jantung, hati, gizzard serta karakteristik villi usus berupa

panjang villi dan luas permukaan villi itik pedaging dengan

masa pemeliharaan 48 hari dapat dilihat pada Lampiran 3, 4, 5,

6, dan 7. Rataan hasil pengamatan dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Pengaruh Ekstrak Kasar Buah Belimbing Wuluh

terhadap Berat Organ Dalam dan Karakteristik Villi

Usus Itik Pedaging.

Parameter Perlakuan

P0 P1 P2 P3

Organ

Dalam

Hati % 2,12 ± 0,08 2,46 ± 0,40 2,54 ± 0,36 2,55 ± 0,38

Jantung % 0,79 ± 0,08 0,79 ± 0,06 0,87 ± 0,14 0,88 ± 0,05

Gizzard % 3,07 ± 0,83 3,32 ± 0,53 3,19 ± 0,50 3,37 ± 0,51

Karakterist

ik Villi

Panjang villi

(µm)

768,87 ±

69,09ab

1041,57 ±

136,15c

902,19 ±

18,90b

736,84 ±

65,37a

Luas

Permukaan

Villi (µm2)

1903,34 ±

237,01a

2900,47 ±

396,98b

2480,60 ±

123,96b

1722,47 ±

195,17a

Keterangan : Huruf superskrip yang berbeda pada baris yang

sama menunjukkan pengaruh yang sangat nyata

(P<0,01)

Page 60: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

40

4.2 Pengaruh Perlakuan terhadap Berat Organ Dalam

4.2.1 Berat Hati

Analisis statistik berat hati itik pedaging dapat

diperlihatkan pada Lampiran 3. Rataan berat hati itik pedaging

dapat dilihat pada Tabel 7. Hasil analisis statistik

menunjukkan bahwa perlakuan penambahan acidifier dalam

air minum memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata

(P>0,05) dikarenakan mekanisme acidifier yaitu menurunkan

pH pencernaan dan tidak mempengaruhi secara langsung

terhadap berat organ dalam, sehingga berat hati pada setiap

perlakuan dengan kontrol tidak berbeda.

Prosentase berat hati diperoleh dari proses

pembedahan pada bagian abdominal itik pedaging yang

kemudian organ hati dikeluarkan dan dilakukan penimbangan,

angka diperoleh kemudian dibagi dengan berat hidup dan

dikalikan 100%. Warna hati yang didapat dari penelitian ini

dalam keadaan normal yaitu berwarna coklat kemerahan dan

tidak didapati kerusakan. Rahmawati, dkk (2013) menyatakan

bahwa hati yang normal berwarna kemerahan atau coklat

terang dan apabila terjadi keracunan warna hati akan berubah

menjadi kuning.

Prosentase berat hati tertinggi ditunjukkan pada P3

yaitu 2,55% dan terendah yaitu pada P0 sebesar 2,12%.

Peningkatan berat hati pada P3 diduga disebabkan oleh

acidifier, diketahui acidifier tidak mamberikan pengaruh

secara langsung. Mekanisme acidifier yaitu dengan

mengeluarkan cairan hati berupa empedu, semakin hati

bekerja dengan keras maka hati tersebut akan mengalami

pembesaran tetapi berat hati yang didapatkan dari hasil

penelitian masih dalam kisaran standar. Wirawati (2008)

menyatakan bahwa besar kecilnya hati tergantung proses

Page 61: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

41

metabolismenya, jika hati mengalami metabolisme yang berat

akibat proses degradasi nutrisi maka hati itik pedaging akan

mengalami pembesaran. Hati menerima aliran darah yang

mengandung zat makanan dari arteri hepatik yaitu suatu

cabang arteri celiak yang masuk ke dalam porta hati. Aliran

darah yang masuk ke dalam hati memungkinan membawa zat-

zat toksik termasuk tumbuhan, fungi dan produk bakteri serta

logam yang dapat merusak hati. Persentase bobot hati unggas

berkisar antara 1,70%-2,80% dari bobot hidup (Dwipayanti,

2008).

Rataan berat hati dalam penelitian yang telah

dilakukan sebesar 2,12-2,55% dari bobot badan itik pedaging.

Bobot hati tersebut lebih kecil daripada penelitian Ningrum

(2016) bahwa bobot hati ayam pedaging berkisar 2,51-2,55%.

Hasil ini juga lebih kecil dari penelitian ollong, dkk (2012)

yang menyatakan bahwa bobot hati ayam umur 7 minggu

adalah 4,27-5,29% dari berat badan akhir, sehingga dapat

disimpulkan rataan berat hati pada penelitian ini menunjukkan

hasil dalam kisaran normal.

4.2.2 Berat Jantung

Analisis statistik berat jantung pada itik pedaging

dapat dilihat pada Lampiran 4. Rataan bobot jantung itik

pedaging dapat dilihat pada Tabel 7. Hasil analisis

menunjukkan bahwa perlakuan penambahan acidifier yang

terdapat di dalam ekstrak kasar buah belimbing wuluh tidak

berbeda nyata (P>0,05). Hal tersebut mengindikasikan bahwa

pemberian ekstrak kasar buah belimbing wuluh tidak

mengandung bahan-bahan berbahaya yang dibuktikan dengan

persentase bobot organ dalam yang tidak berbeda nyata dan

masih dalam kisaran normal. Chintia (2014) menyatakan

Page 62: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

42

bahwa jantung sangat rentan terhadap racun dan zat antinutrisi,

pembesaran jantung dapat terjadi karena adanya akumulasi

racun pada otot jantung dikarenakan besar kecilnya jantung

dipengaruhi beberapa faktor yaitu jenis kelamin, umur, dan

akivitas itik. Hasil tersebut tidak berbeda apabila dibandingkan

dengan kontrol yang tidak diberikan acidifier.

Hasil dari penelitian ini yaitu memilik berat 0,79-

0,87% dari bobot hidup hal ini lebih besar apabila

dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan Widianingsih

(2008) prosentase berat jantung ayam pedaging berkisar 0,57-

0,63% tetapi hasil dari penelitian ini lebih kecil apabila

dibandingkan dengan Ajeng (2006) yang menyatakan bahwa

bobot jantung berkisar antara mencapai 0,5-1,42% dari bobot

hidup hal tersebut menandakan bahwa penggunaan asam sitrat

dalam air minum itik pedaging membuat kondisi jantung

bekerja secara optimal dan tidak menyebabkan kelainan pada

jantung seperti terjadinya pembengkakan, tetapi pada

penggunaan ekstrak kasar buah belimbing wuluh 4 dan 6%

menyebabkan bobot jantung diatas 0,8% hal itu lebih besar

dibandingkan dengan Purba (2014) proporsi berat jantung itik

berkisar antara 0,77-0,80%. Jantung pada hewan unggas

peranannya sangat penting karena organ jantung tersebut yang

bekerja sehingga terjadi sirkulasi O2 dan CO2 dari kantung

udara dengan tingkat metabolisme yang tinggi.

Bobot jantung pada perlakuan P2 dan P3 mengalami

pembesaran diduga diakibatkan oleh zat antinutrisi yang

terdapat dalam ekstrak kasar buah belimbing wuluh.

Peningkatan bobot jantung diduga akibat pengaruh kandungan

zat aktif antinutrisi dari ekstrak kasar buah belimbing wuluh

berupa saponin dan tannin. Kurniawan (2014) menyatakan

sistem pemeliharaan berpengaruh terhadap bobot jantung

Page 63: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

43

0.87% hal ini diduga karena bobot jantung berkorelasi

proposional terhadap bobot hidup. Besar jantung tergantung

dari jenis kelamin, umur, bobot hidup dan aktivitas hewan.

Ningrum (2016) menyatakan bahwa kondisi fisiologis jantung

dapat dipengaruhi banyak faktor seperti racun atau antinutrisi

yang terdapat dalam pakan. Racun yang terakumulasi maka

akan terjadi pembesaran dari ukuran jantung.

4.2.3 Berat Gizzard

Analisis satatistik berat gizzard pada itik pedaging

diperlihatkan pada Lampiran 5. Rataan berat gizzard pada itik

pedaging dapat dilihat pada Tabel 7. Hasil analisis

menunjukkan bahwa perlakuan penambahan acidifier dalam

air minum itik pedaging tidak berbeda nyata (P>0.05) hal

tersebut dikarenakan acidifier bekerja optimal pada usus halus

dan tidak mempengaruhi berat gizzard, berat gizzard

dipengaruhi serat kasar pada pakan dan tekstur pakan. Pakan

yang diberikan selama penelitian tidak berbeda antara kontrol

dengan perlakuan sehingga menyebabkan prosentase gizzard

tidak berbeda nyata dikarenakan tekstur pakan yang sama.

Rataan berat gizzard didapatkan dengan

pengambilan organ gizzard kemudian dipisahkan dari sisa

pakan yang ada, organ tersebut kemudian dilakukan

penimbangan dengan ketelitian 0,001 g kemudian hasil dibagi

dengan berat hidup dan dikalikan dengan 100%. Suyanto

(2013) menjelaskan bahwa prosentase gizzard diperoleh

penimbangan organ gizzard kemudian dibagi dengan bobot

hidup dan dikalikan dengan 100%. Dharmawati (2012) fungsi

utama dari ampela adalah menggiling bahan makanan menjadi

partikel yang lebih kecil, juga untuk mengaduk bahan pakan

tersebut dengan enzim pencernaan yang dihasilkan oleh

Page 64: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

44

proventikulus maupun empedu, sehingga pembesaran gizzard

sangat dipengaruhi oleh banyak dan sifat kekasaran bahan

pakannya.

Rataan prosentase gizzard yang didapatkan pada

penelitian ini yaitu 3,07-3,37%. Berat gizzard pada penelitian

ini dapat dikatakan masih dalam kisaran normal tetapi hasil

tersebut lebih kecil bila dibandingkan dengan hasil penelitian

Dewanti (2013) mengatakan bahwa bobot gizzard itik lokal

umur 8 minggu berkisar 4,74% dari bobot badan. Penelitian

Nurjanah (2007) memperoleh kisaran persentase berat usus

ayam kampung yang berumur 11 minggu dengan pemberian

bubuk bawang putih 2-7,5% sebesar 3,47-4,22% dari bobot

hidup.

Bobot gizzard memberikan hasil yang tidak berbeda

dikarenakan bobot gizzard lebih dipengaruhi oleh tekstur

pakan dan bukan acidifier. pakan yang digunakan memiliki

tekstur yang sama sehingga tidak mempengaruhi berat gizzard.

Siregar (2011) menyatakan bahwa ukuran gizzard mudah

berubah bergantung pada jenis makanan yang biasa dimakan

oleh unggas. Bobot gizzard ditentukan oleh bobot badan, serta

jumlah, sifat, kekasaran, tekstur, dan kandungan serat kasar

pakan. Pakan yang bertekstur keras akan membuat otot

rempela lebih aktif bekerja dan kemudian menebal. Angka

tersebut juga lebih kecil bila dibandingkan dengan Simamora

(2011) yang menyatakan bahwa bobot gizzard ayam kampung

umur 12-16 minggu sebesar 3,7-4%. Sedangkan hasil dari

penelitian ini lebih besar bila dibandingkan dengan Tarigan,

dkk (2013) yang menyatakan bahwa rata-rata berat gizzard

ayam pedaging rumur 35 hari yang diberi probiotik adalah

1,89-2,25%

Page 65: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

45

4.3. Pengaruh Perlakuan terhadap Karakteristik Usus

4.3.1 Panjang Villi

Analisis statistik panjang villi usus bagian ileum dari

itik pedaging diperlihatkan pada Lampiran 6. Rataan panjang

villi usus itik pedaging dapat dilihat pada Tabel 7. Hasil

analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan penambahan

ekstrak kasar buah belimbing wuluh yang mengandung

acidifier melalui air minum itik pedaging mampu

meningkatkan panjang villi bagian ileum, ekstrak kasar buah

belimbing wuluh mampu memberikan perbedaan yang sangat

nyata (P<0,01) dikarenakan efek positif dari acidifier dapat

menurunkan pH pencernaan bagian usus halus. Kondisi

tersebut menguntungkan bakteri non-patogen dalam

persaingan yang mengakibatkan penurunan jumlah bakteri

patogen. Bakteri non patogen akan menempel pada villi usus

yang akhirnya menguntungkan bagi villi usus. Kondisi

tersebut berbeda dengan kontrol yang tidak diberikan acidifier.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan yang sangat nyata pada panjang villi usus itik

pedaging. Peningkatan panjang villi itik pedaging dikarenakan

terdapatnya asam sitrat dari buah belimbing wuluh yang

mengakibatkan peningkatan panjang villi. Hasil penelitian

menunjukkan perlakuan yang terbaik adalah P1 dengan rataan

panjang villi ileum 1041,58µm pada itik pedaging dengan

penambahan ekstrak kasar belimbing wuluh melalui air

minum. Bunchasak, et al. (2016) menyatakan bahwa

penambahan acidifier dalam air minum memiliki keuntungan

yaitu dapat mengurangi atau menetralisir bakteri patogen yang

dapat mengganggu saluran pencernaan seperti Campyrobacter

Spp., E. Coli, Salmonella Spp. dan Clostridium Spp.

Menurunkan pH dalam air minum melalui suplementasi asam

Page 66: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

46

organik dapat digunakan sebagai alternatif pemurnian air

minum untuk hewan. Penambahan asam sitrat dalam air

minum dapat meningkatkan panjang villi anak ayam pedaging

menjadi 225µm (Abdelrazek, 2016)

Panjang villi pada penelitian ini diduga akibat

suasana usus yang asam sehingga menguntungkan bagi

pertumbuhan villi. Panjang villi itik pedaging dapat

mengindikasikan bahwa penyerapan nutrisi terjadi secara

maksimal sehingga penambahan ekstrak kasar buah belimbing

wuluh dapat digunakan sebagai campuran asam organik

melalui air minum, dikarenakan Kandungan asam yang

dominan pada buah belimbing wuluh adalah asam sitrat

sebanyak 93-133 meq/100 g total padatan.

Jamilah (2014) penggunaan asam sitrat mampu

menyebabkan peningkatan panjang villi usus halus.

penggunaan asam sitrat menunjukkan tinggi villi usus halus

pada ileum ayam berkisar 75-89 µm dikarenakan penggunaan

asam sitrat mampu menciptakan kondisi yang ideal untuk

perkembangan bakteri yang menguntungkan bagi saluran

pencernaan. Asam sitrat mampu menciptakan kondisi yang

ideal untuk perkembangan bakteri yang menguntungkan bagi

saluran pencernaan, dan mampu menekan pertumbuhan

bakteri patogen. Kondisi tersebut berimbas pada perbaikan

kekebalan mukosa. Koloni bakteri patogen yang menurun

sangat mempengaruhi tinggi villi usus halus, demikian juga

sebaliknya, jika bakteri patogen meningkat maka akan

menghambat pertumbuhan tinggi villi usus halus.

Hasil pengamatan yang telah dilakukan diperoleh

hasil yang terbaik ditunjukkan oleh P1 dengan penambahan

acidifier 2%. Panjang villi diperoleh dari pengamatan melalui

mikroskop dengan perbesaran 40x dan diukur panjang villi.

Page 67: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

47

Arifin (2014) menyatakan bahwa pengukuran panjang villi

dengan sampel ileum ± 5 cm dimasukkan dalam buffer

formalin 10% selama 24 jam kemudian dibuat preparat dan

dibaca menggunakan mikroskop. Rataan panjang villi usus

bagian ileum berkisar antara 736,84-1041,57µm. Berdasarkan

hasil penelitian P1 memiliki panjang villi lebih tinggi apabila

dibandingkan dengan kontrol atau perlakuan lainnya. Pada

penelitian terdahulu Yudistira (2013) menyatakan bahwa batas

penggunaan ekstrak kasar buah belimbing wuluh yang terbaik

3% dan mengalami penurunan pada level 4%.

Panjang villi yang di dapat pada penelitian ini jauh

lebih tinggi bila dibandingkan dengan Wu (2012) menyatakan

bahwa penambahan asam organik berupa asam format 2%

memiliki panjang villi 789-908µm. Panjang villi sangat erat

kaitannya dengan mikroorganisme yang menguntungkan

seperti kelompok BAL. Bakteri asam laktat memiliki resistensi

terhadap kondisi asam. Kemampuan bertahan bakteri asam

laktat terhadap asam terkait dengan kemampuan bakteri asam

laktat dalam mengatur keseimbangan pH intraseluler,

Lactobacilli merupakan bakteri asam laktat yang paling

toleran terhadap kondisi asam diantara jenis-jenis bakteri asam

laktat lainnya (Axelsson, 2004). Yudistira (2013) menyatakan

bahwa penambahan sari belimbing wuluh dengan level

pemberian 3% merupakan yang terbaik dalam meningkatkan

jumlah populasi bakteri asam laktat. Penambahan acidifier

berupa sari belimbing wuluh menunjukan bahwa efektivitas

sari belimbing wuluh menurun pada penambahan 4,5%.

Prahadi (2013) penambahan asam organik dapat memperbaiki

produksi serta asam-asam organik juga dapat meningkatkan

kelarutan bahan pakan, pencernaan dan penyerapan nutrisi.

Page 68: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

48

Penurunan panjang villi pada pemberian ekstrak

kasar buah belimbing wuluh dengan level 4 dan 6%

diakibatkan zat aktif berupa antinutrisi yang dimiliki buah

belimbing wuluh berupa tannin dan saponin. Yessy (2006)

menyatakan bahwa tannin dan saponin dengan kadar rendah

dapat mengiritasi saluran pencernaan dan mengakibatkan

kerusakan pada villi. Iritasi dalam jangka waktu yang lama

akan mengakibatkan terjadinya peradangan serta terganggunya

proses pencernaan.

4.3.2 Luas Permukaan Villi

Analisis statistik luas permukaan villi ileum itik

pedaging dapat dilihat pada Lampiran 7. Rataan luas

permukaan villi ileum itik pedaging dapat dilihat pada Tabel 7.

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan

penambahan ekstrak kasar buah belimbing wuluh sebagai

acidifier alami dalam air minum mampu memberikan luas

permukaan villi yang berbeda sangat nyata (P<0,01).

Perbedaan tersebut dikarenakan kandungan asam organik yang

terdapat pada ekstrak kasar buah belimbing wuluh. Asam

organik dapat menurunkan pH pencernaan, kondisi tersebut

sangat menguntungkan bagi bakteri non-patogen untuk

menempel pada permukaan villi itik pedaging. Perkembangan

bentuk villi usus berupa peningkatan luas permukaan yang

ditandai dengan adanya lekukan di setiap villi nya, sehingga

akan lebih banyak makanan yang dapat diserap di dalam usus

halus. Selain itu, luas permukaan digunakan oleh bakteri

menguntungkan untuk menempel dan berkoloni sehingga pada

akhirnya jumlah zat makanan yang dapat diserap menjadi

lebih optimal (Merryana, 2007).

Page 69: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

49

Luasnya permukaan villi ileum digambarkan sebagai

baiknya mekanisme penyerapan makanan sehingga dapat

meningkatkan efisiensi pakan. semakin luasnya permukaan

villi maka semakin banyak bakteri non-patogen yang

menguntungkan bagi itik pedaging Yuliansyah (2013)

Penambahan acidifier dalam pakan ayam pedaging akan

menurunkan pH saluran pencernaan, menekan bakteri patogen,

dan meningkatkan bakteri non patogen sehingga dapat

meningkatkan efisiensi pakan dan laju pertambahan bobot

badan.

Luas permukaan villi ileum dihitung dengan metode

Iji, et al (2001) dengan rumus (LB+LA)/LA) x PV. Luas

permukaan villi dapat dijadikan sebagai gambaran luasnya

penyerapan nutrisi pakan. Yamauchi and Isshiki (1991)

menyatakan banyak faktor yang dapat mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan usus, di antaranya adalah

lingkungan dan bahan makanan yang masuk ke dalam saluran

pencernaan, demikian juga komposisi zat dalam pakan dan zat

aktif dalam tanaman tertentu yang ditambahkan dalam pakan

mempengaruhi pertumbuhan villi usus. Morfologi mukosa

usus terdiri atas villi yang berfungsi memperluas permukaan

daerah penyerapan zat nutrien. Mikrovilli terdapat pada

permukaan villi sebagai penjuluran sitoplasma yang dapat

meningkatkan efisiensi penyerapan. Semakin luas permukaan

villi usus semakin besar peluang terjadinya absorbsi dari

saluran pencernaan.

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan

menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kasar buah belimbing

wuluh sebagai acidifier pada level 2% tidak berbeda dengan

4%, tetapi secara numerik pada perlakuan 4% luas permukaan

villi ileum itik pedaging menunjukkan penurunan yaitu

Page 70: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

50

2480,60µm2 (P2) sedangkan (P1) 2900,47µm2. Berdasarkan

data diatas sejalan dengan panjang villi yang didapatkan

bahwa perlakuan penambahan ekstrak kasar buah belimbing

wuluh sebagai acidifier terbaik adalah 2%. Prahadi (2013)

menyatakan bahwa penambahan acidifier berupa ekstrak kasar

buah belimbing wuluh 3% mengindikasikan terjadinya

penurunan pH.

Hasil dari penelitian ini lebih tinggi bila dibandingkan

dengan Lely (2007) menyatakan bahwa villi ileum tumbuh

optimal hingga hari ke 10 pasca menetas. Luas permukaan villi

ileum anak ayam yang berumur 14 hari adalah 1533,49-

2597,03µm2. Pertumbuhan usus halus yang optimum

berlangsung pada hari kedua hingga ke-12 pasca menetas

sedangkan panjang dan ukuran diameter berkembang hingga

hari ke-14 pasca menetas. Villi jejunum dan ileum berkembang

hingga hari kesepuluh, kedalaman dan jumlah kripta

berkembang hingga hari ke-12.

Page 71: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penambahan ekstrak kasar buah belimbing wuluh

sebagai acidifier dalam air minum itik pedaging optimal pada

level 2% terhadap panjang villi, luas permukaan villi usus dan

berat organ dalam itik pedaging.

5.2 Saran

Dapat dilakukan penggunaan ekstrak murni dari

buah belimbing wuluh sehingga yang digunakan hanya

kandungan asam organik.

Page 72: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

52

DAFTAR PUSTAKA

Abdel Fattah, S. M. El-Sanhoury, N. El-Mednay and F.

Abdel-Azeem. 2008. Thyroid activity, some blood

constituents, organs morphology and performance of

broiler chicks fed supplemental organic acids. Int. J.

Poult. Sci. 7: 215-222

Abdelrazek, H. M. A., S. M. M. Abuzaed, S. A. F. Ali, H. M.

A. El-genaidy, S. A. A. Hafez. 2016. Effect of Citric

and Acetic Acid Water Acidification on Broiler’s

Performance with respect to Thyroid Hormones

Level. Adv. Anim. Vet. Sci. 4(5): 271-278

Agustin, F. dan W. D. R. Putri. 2014. Making of Jelly Drink

Averrhoa Blimbi L. (Study About Belimbing Wuluh

Proportion : The Water And Carrageenan

Concentration). Jurnal Pangan dan Agroindustri 2 (3).

33-35

Ajeng, 2006. Performa Ayam Broiler Yang Diinfeksi Bakteri

Salmonella Thypimurium Dengan Pakan Mengandung

Ikatan Mannan Dari Bungkil Inti Sawit. Bogor. 56-57

Amrullah, I. K. 2004. Nutrisi Ayam Broiler. Seri Beternak

Mandiri. Lembaga Satu Gunung Budi, Bogor. Hal.

43

Ardyansyah, R. H., E. Widodo., dan M. H. Natsir. 2015.

Pengaruh penambahan campuran fitobiotik,

acidifier, dan probiotik dalam bentuk enkapsulasi

dan non enkapsulasi dalam pakan komersil terhadap

kualitas karkas itik pedaging. Fakultas Peternakan

Universitas Brawijaya. 38-39

Page 73: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

53

Arief, D.A. 2000. Evaluasi ransum yang menggunakan

kombinasi pollard dan duckweed terhadap

persentase berat karkas, bulu, organ dalam, lemak

abdominal, panjang usus dan sekum ayam kampung.

Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.

Armissaputri, N.K., Ismoyowati, dan S. Mugiyono. 2013.

Perbedaan Bobot Dan Persentase Bagian-Bagian

Karkas Dan Non Karkas Pada Itik Lokal (Anas

Plathyrincos) Dan Itik Manila (Cairina Moschata).

Jurnal Ilmiah Peternakan 1(3): 1086 -1094. Hal 72-

79

Ashshofi B. I., W. Busono., dan S. Meylinda. 2014.

Productive Performance Of Hybrid Duck On Various

Feather Color. Fakultas Peternakan Universitas

Brawijaya Malang.

Asri, A. 2015. Gambaran Histopatologi Usus Ikan Dui Dui

(Dermogenys Megarrhamphus) Di Danau Matano

Luwu Timur Sulawesi Selatan Yang Tercemar

Logam Berat Nikel (Ni) Dan Besi (Fe). Program

Studi Kedokteran Hewan Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin Makassar. 24-32

Axelsson, L. 2004. Lactic Acid Bacteria: In Microbiological

and Functional Aspects. 4th ed. CRP Press. New

York.

Bunchasak, C., Kaewtapee, C., Poosuwan, K., Sakdee, J., and

P., Jariyahatthakij. 2016. Effect of Supplementing

Some Acidifiers in Drinking Water on

Gastrointestinal Tract of Poultry and Piglets. Japan.

Page 74: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

54

Cengiz, O., B.H. Koksal, O. Tatli, and O. Sevim. 2012.

Influence Of Dietary Organic Acid Blend

Supplementation And Interaction With Delayed Feed

Access After Hatch On Broiler Growth Performance

And Intestinal Health. Veterinarni Medicina, 57,

(10): 515–528

Chowdhury, R, K. M. Islam, M. J. Khan, M. R. Karim ,

Haque, M. Khatun, M. Pesti. 2009. Effect of citric

acid, avilamycin and their combination on the

performance, tibia ash and immune status of broilers.

Afsharmanesh, M, Pourreza. J. Effect. Poultry

Science. 88(8): 1616-1622

David, K., E. Widodo., and I. H. Djunaidi. 2016. The Effect Of

Noni (Morinda Citrifolia) Fruit Meal As Feed

Additive On Intestinal Microfloras And Villi

Characteristics Of Hybrid Duck. Buletin Peternakan

Vol. 40 (1): 34-39

Dewi, E., W. Sari., dan Khairil, 2014. Analisis Potensi

Antibakteri Teh Rosella Terhadap Histologi Usus

Halus Mencit Akibat Paparan Enteropathogenic

Escherichia Coli (Epec). Sains Riset Volume 4 – No.

I

Dwipayanti, N. M. Y. 2008. Profil Organ Dalam Serta

Histopatologi Usus Dan Hati Ayam Kampung

Terinfeksi Cacing Ascaridia Galli Yang Diberi

Tepung Daun Jarak (Jathropa Curcas L.).Program

Studi Ilmu Nutrisi Dan Makanan Ternak Fakultas

Peternakan Institut Pertanian Bogor.

Effendy, M. A., O. Sjofjan., dan I. H. Djunaidi. 2014. Effect

Of Black Cumin (Nigella Sativa) Meal As Feed

Page 75: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

55

Aditve On Activity Feed Enzymes Protease, Lipase

And Amylase Of Digesta Hybrid Ducks. Fakultas

Peternakan Univeristas Brawijaya. Hal. 66-74

Harimurti, S., dan E. S. Rahayu. 2009. Morfologi Usus Ayam

Broiler Yang Disuplementasi Dengan Probiotik

Strain Tunggal Dan Campuran. Agritech, Vol. 29

No. 3. Hal 30-38

Hendrix_genetics. 2006.http://www.hendrix_genetics.com. [10

maret 2017].

Hooshmand, M. 2012. Effect of early feeding programs on

broiler performance International Journal of Poultry

Science 5, 1140–1143

Hyden, R. 2000. Protected acid additives. Feed International.

Journal poultry of science. 7 14-16

Ibrahim, W. Muthia, R., Nurhayati, 2015. Penggunaan Kulit

Nanas Fermentasi dalam Ransum yang Mengandung

Gulma Berkhasiat Obat Terhadap Lemak dan

Kolesterol Ayam Broiler. Agripet Vol 15, No. 1

Isdadiyanto, S. 2015. Efek Chitosan Pada Histopatologis Aorta

Tikus Putih Yang Diberi Pakan Lemak Tinggi.

Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume XXIII,

Nomor 1.

Jamilah, Suthama., dan L.D. Mahfudz., 2014. Pengaruh

Penambahan Jeruk Nipis Sebagai Acidifier Pada

Pakan Step Down Terhadap Kondisi Usus Halus

Ayam Pedaging. Fakultas Peternakan dan Pertanian

Universitas Diponegoro.

Page 76: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

56

Kataren, P. P. 2002. Kebutuhan Gizi Itik Petelur Dan Itik

Pedaging. Wartazoa Vol. 12 No. 2

Kaya, A., H. Kaya, M. Gül., A. Yildirim, and S. Timurkaan.

2015. Effect Of Different Levels Of Organic Acids

In The Diets Of Hens On Laying performance, Egg

Quality Criteria, Blood Parameters, And Intestinal

Histomorphology. Indian J. Anim. Res., 49 (5) : 645-

651

Lathifah, Q. A. 2008. Uji efektifitas ekstrak kasar senyawa

Antibakteri pada buah belimbing wuluh (averrhoa

bilimbi l.) Dengan variasi pelarut. Skripsi. Fakultas

sains dan teknologi. Universitas Islam Negeri (UIN)

Malang.

Lely, D. S. 2007. Pemberian Glutamin, Dextrin Dan

Kombinasinya Secara In Ovo Terhadap Daya Tetas,

Berat Tetas, Performa Dan Pemanfaatan Energi

Ayam Broiler Jantan Umur 15 Hari. Bogor. 61-63

Manalu, W., D. A. Astuti, E. Handharyani dan Chairul. 2007.

Morfometrik Usus Dan Performa Ayam Broiler

Yang Diberi Cekaman Panas Dan Ekstrak N-

Heksana Kulit Batang “Jaloh” (Salix Tetrasperma

Roxb). Media Peternakan, hlm. 198-206 Vol. 30 No.

3 ISSN 0126-0472

Merryana. F. O. 2007. Performan dan histopatologi usus halus

broiler yang diberi pakan silase dan ditantang

salmonella typhimurium. Bogor.

Mitchell, M. A. and A. J. Carlisle. 1992. The Effects Of

Chronic Exposure To Elevated Environmental

Page 77: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

57

Temperature On Intestinal Morphology And Nutrient

Absorption In The Domestic Fowl (Gallus

Domesticus). Comp. Biochem. Physiol. 101A: 137-

142.

Natsir, M. H., E. Widodo, dan Muhaerlin. 2016. Penggunaan

Kombinasi Tepung Kunyit (Curcuma Domestica)

Dan Jahe (Zingiber Officinale) Bentuk Enkapsulasi

Dan Tanpa Enkapsulasi Terhadap Karakteristik Usus

Dan Mikroflora Usus Ayam Pedaging. 8-15

Ningrum, A. D, Pengaruh Penggunaan Probiotik Dalam Pakan

Terhadap Berat Organ Dalam dan Karakteristik Usus

Ayam Pedaging. Fakultas Peternakan Universitas

Brawijaya. Malang. 42-48

NRC. (1994). Nutrient Requirements of Poultry. National

Academy Press. Washington, D. C., USA

Ollong, A. R., Wihandoyo, dan Y. Erwanto. 2012. Pengaruh

pemberian minyak buah merah (pandanus conoideus

lam.) terhadap berat badan akhir, karkas dan hati

ayam broiler. Agrinimal 2 (1) : 6-11.

Prahadi, J. A., E. Widodo., dan I. H. Djunaidi. 2013. Pengaruh

Penambahan Sari Belimbing Wuluh (Averrhoa

Bilimbi L.) Sebagai Acidifier Dalam Pakan Terhadap

Penampilan Produksi Ayam Petelur. J. Nutrisi

Ternak 1 (1) : 10-18

Purba, H. dan L. H. Prasetyo. 2014. Respon Pertumbuhan

Dan Produksi Karkas Itik Pedaging EPMp Terhadap

Perbedaan Kandungan Serat Kasar Dan Protein

Dalam Pakan. JITV Vol. 19 No 3 220-230

Page 78: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

58

Rahayu, 2013. Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) Buah

Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L) Terhadap

Pertumbuhan Candida Albicans. Fakultas

Kedokteran Gigi Unuversitas Hasanuddin Makassar.

Scanes, C. G., G. Brant and M. E. Ensminger. 2004. Poultry

Science. Fourth Edition. Pearson Education, Inc.,

Upper Saddle River, New Jersey.

Setiawan, B., 2010. Pengaruh Suplementasi Tepung Daun

Bawang Putih (Allium Sativum) Dalam Ransum

Terhadap Performan Itik Lokal Jantan Umur

Delapan Minggu. Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Silalahi, M. dan S. Sinaga. 2012. Pengaruh Penambahan Sari

buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) sebagai

Acidifier terhadap Efisiensi Ransum Pada Babi

Starter. Pros. Fakultas Peternakan Unpad Bandung.

Steel, R. G. D. and J. H. Torrie. 1993. Prinsip dan Prosedur

Statistik: Suatu Prosedur Pendekatan Biometrik.

Edisi ke-2. Penerbit PT Gramsudaedia. Jakarta.

Suprijatna, E., U. Atmomarsono, dan R. Kartasudjana. 2008.

Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya,

Jakarta.

Tarigan., R. O. Sjofjan., I. H. Djunaidi. 2013. Pengaruh

Penambahan Probiotik Selulolitik dalam Pakan

Terhadap Kualitas Karkas, Lemak Abdominal dan

Berat Organ Dalam. J. Ilmu-ilmu Peternakan 1-10

Page 79: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

59

Tuli, N., F. J. Nangoy, E. S. Tangkre dan L. M. S. Tangkau.

2014. Efektifitas Penambahan Tepung Rimpang

Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb) dan

Temu Putih (Curcuma Curcuma Zedoria Rocs)

dalam Ransum Terhadap High Density Lipoprotein

(HDL), Low Density Lopiprotein (LDL) Dan Berat

Organ Dalam Pada Ayam Broiler. Jural zootek 34 :

95-107

Yamauchi, K. and Y. Isshiki. 1991. Scanning Electron

Microscopic Observations On The Intestinal Vili In

Growing White Leghorn And Broilechickens From 1

To 30 Days Of Age. Br. Poult. Sci. 32: 67-78.

Yessy. 2016. Gambaran Histologis Dan Tinggi Vili Usus

Halus Bagian Ileum Ayam Ras Pedaging Yang Di

Beri Tepung Daun Kelor (Moringa Oleifera) Dalam

Ransum. Makassar.

Yudistira, B., E. Widodo., and O. Sjofjan., 2013. The Effect

Of Averrhoa Bilimbi L. Juice As Feed Additive On

Layer Hen Gut Microflora. Hal 3-4

Yuliansyah, M. F., E. Widodo., dan I. H. Djunaidi., 2013.

Pengaruh Penambahan Sari Belimbing Wuluh

(Averrhoa Bilimbi L.) Sebagai Acidifier Dalam

Pakan Terhadap Kualitas Internal Telur Ayam

Petelur.

Wahidin, M.S. 2013. Karakteristik Usus Halus Ayam

Pedaging yang Diberikan Asam Jeruk Nipis dalam

Pakan. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.

Malang. 14 (1): 105-110

Page 80: EFEK PENAMBAHAN EKSTRAK KASAR BUAH BELIMBING WULUH ...repository.ub.ac.id/954/1/Muhammad Fathurohman.pdf · BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP BERAT

60

Wakhid, A. 2010. Beternak dan Berbisnis Itik. PT.

Agromedia. Jakarta

Widianingsih, M. N. 2008. Presentase organ dalam broiler

yang diberi ransum crumble berperekat onggok,

bentoit dan tapioka. Skripsi. Fakultas Peternakan.

Institut Pertanian Bogor.

Wuragil, L. R. 2007. Gambaran Histopatologi Pencernaan

Tikus Pada Pemberian Fraksi Asam Amino Non-

Protein Dan Fraksi Polifenol Lamtoro Merah (Acacia

Villosa). Fakultas Kedokteran Hewan Institut

Pertanian Bogor. Hal. 33-39

Xu and P. D. Crandwell. 2003. Gastrointcowdestinal and

Nutrition the Neonatal Pig. United Kingdom:

Nottingham University Press

Wu, Q.J., L.C. Wang, and Y, M, Zhou. 2012. Effects of

clinoptilolite and modified clinoptilolite on the

growth performance, intestinal microflora, and gut

parameters of broilers. Poultry Science 92 :684–692