1 Efek klinis Echinacea Terhadap Pengendalian Rasa Nyeri Gigi pada Anak* Arlette Suzy Puspa Pertiwi, Inne Suherna Sasmita Bagian Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, Bandu ABSTRAK Nyeri gigi merupakan hal yang sering dikeluhkan terutama pada anak-anak. Berbagai hal telah diupayakan dalam upaya mengendalikan rasa nyeri gigi, salah satu di antaranya adalah penggunaan obat-obatan anti nyeri. Penggunaan obat-obatan anti nyeri pada anak-anak harus hati-hati karena efek sampingnya. Untuk itu dicari bahan lain yang mengandung efek samping rendah, yaitu obat dengan bahan herbal. Bahan herbal yang diketahui dapat mengatasi nyeri adalah yang mengandung echinacea. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek klinis echinacea dalam mengendalikan rasa nyeri gigi pada anak-anak. Penelitian dilakukan selama 1 tahun pada anak-anak usia 6–9 tahun yang memiliki keluhan nyeri gigi. Subjek penelitian dibagi kedalam 2 kelompok yaitu kelompok uji dan kelompok kontrol. Setiap subyek kelompok uji diberi echinacea dalam bentuk kapsul dan kelompok kontrol diberi plasebo. Keduanya diberikan dua kali sehari selama tiga hari. Parameter rasa nyeri dicatat berdasarkan skala nyeri Wong-Baker. Hasil penelitian akan diuji dengan uji t student. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lamanya rasa nyeri gigi yang dirasakan oleh anak pada kelompok uji adalah 2,3 hari sedangkan kelompok kontrol 2,9 hari. Uji statistik dengan uji t menunjukkan nilai t hitung 3 > t tabel 2, 7, berarti terdapat efek bermakna echinacea terhadap pengendalian nyeri gigi pada anak. Kata kunci: nyeri gigi, echinacea, anak Clinical Effect of Echinacea as Dental Pain Control in Children ABSTRACT Dental pain is an often chief complaint especially by children. A lot of thing has been done in order to control dental pain. One of them was the use of analgetics. Analgetics have to be use by caution in children because of their side effects. Other efforts have to be undertaken to seek for other medication with a low side effects, such as the usage of herb medication. Herb agent which was known to have an analgetic effect is echinacea. The aim of this study is to evaluate the clinical effects of echinacea in controlling dental pain in children. The study was undertaken for a year in 6 to 9 year old children. Subjects were divided into two group, test and control group. Every subject in the test
60
Embed
Efek Klinis Echinacea Terhadap Pengendalian Rasa Nyeri Gigi Pada Anak
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
Efek klinis Echinacea Terhadap Pengendalian Rasa Nyeri Gigi pada Anak*
Arlette Suzy Puspa Pertiwi, Inne Suherna Sasmita
Bagian Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, Bandu
ABSTRAK
Nyeri gigi merupakan hal yang sering dikeluhkan terutama pada anak-anak. Berbagai hal telah diupayakan dalam upaya mengendalikan rasa nyeri gigi, salah satu di antaranya adalah penggunaan obat-obatan anti nyeri. Penggunaan obat-obatan anti nyeri pada anak-anak harus hati-hati karena efek sampingnya. Untuk itu dicari bahan lain yang mengandung efek samping rendah, yaitu obat dengan bahan herbal. Bahan herbal yang diketahui dapat mengatasi nyeri adalah yang mengandung echinacea.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek klinis echinacea dalam mengendalikan rasa nyeri gigi pada anak-anak. Penelitian dilakukan selama 1 tahun pada anak-anak usia 6–9 tahun yang memiliki keluhan nyeri gigi. Subjek penelitian dibagi kedalam 2 kelompok yaitu kelompok uji dan kelompok kontrol. Setiap subyek kelompok uji diberi echinacea dalam bentuk kapsul dan kelompok kontrol diberi plasebo. Keduanya diberikan dua kali sehari selama tiga hari. Parameter rasa nyeri dicatat berdasarkan skala nyeri Wong-Baker. Hasil penelitian akan diuji dengan uji t student.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lamanya rasa nyeri gigi yang dirasakan oleh anak pada kelompok uji adalah 2,3 hari sedangkan kelompok kontrol 2,9 hari. Uji statistik dengan uji t menunjukkan nilai thitung 3 > ttabel 2, 7, berarti terdapat efek bermakna echinacea terhadap pengendalian nyeri gigi pada anak. Kata kunci: nyeri gigi, echinacea, anak
Clinical Effect of Echinacea as Dental Pain Control in Children
ABSTRACT
Dental pain is an often chief complaint especially by children. A lot of thing has been done in order to control dental pain. One of them was the use of analgetics. Analgetics have to be use by caution in children because of their side effects. Other efforts have to be undertaken to seek for other medication with a low side effects, such as the usage of herb medication. Herb agent which was known to have an analgetic effect is echinacea.
The aim of this study is to evaluate the clinical effects of echinacea in controlling dental pain in children. The study was undertaken for a year in 6 to 9 year old children. Subjects were divided into two group, test and control group. Every subject in the test
2
group was given an echinacea capsule and for the control group was given a placebo. Both of them were given twice a day for three days. The parameter which used to measure pain was Wong-Baker Rating Scale. The result of this study was analyzed by t student test.
The result showed that the duration of dental pain for test group was 2,3 days, where as in the control group was 2,9 days. Statistical test with t test showed that tvalue3 > ttable 2,7, which showed that there was significant effect of Echinacea in controlling dental pain. It was concluded that Echinacea gave an effect of controlling dental pain which shows a short duration of dental pain. Key words: dental pain, echinacea, children
PENDAHULUAN
Nyeri gigi merupakan suatu gejala nyeri yang dapat timbul ketika terkena bermacam-
macam rangsangan, antara lain; rangsang termis yang ditandai dengan perubahan suhu,
minum minuman yang panas atau dingin; mekanis terjadi melalui masuknya makanan
yang manis dan lengket, ataupun juga elektris yaitu rasa nyeri pada saat gigi dikenai
tindakan perawatan seperti dibor. Selain adanya rangsangan, nyeri juga dapat timbul
secara spontan. Keluhan nyeri yang dikemukakan oleh setiap individu bersifat subyektif
yaitu ngilu, nyeri yang kadang timbul dan berdenyut (Cohen dan Burns, 1994).
Kecemasan dan rasa nyeri merupakan dua hal yang sangat berpengaruh terhadap
perilaku pasien dalam perawatan gigi. Pengalaman rasa nyeri pada saat perawatan gigi
menjadi perhatian orang tua terhadap kesejahteraan anaknya dan memotivasi orang tua
agar segera memeriksakan gigi anaknya yang bermasalah sehingga dapat melaksanakan
tindakan preventif dengan baik (Hawes, 2003).
Kegagalan dalam mengontrol dan mencegah rasa nyeri pada anak-anak sewaktu
perawatan gigi menjadi masalah bagi dokter gigi. Hal ini disebabkan oleh dua faktor
utama, yaitu persepsi rasa nyeri dan reaksi terhadap rasa nyeri tersebut dipengaruhi oleh
kecemasan dan rasa takut terhadap rasa nyeri (Guyton, 1995).
3
Sampai saat ini telah banyak diupayakan untuk mengurangi atau mengatasi rasa nyeri
pada anak-anak. Berbagai obat anti nyeri telah banyak dikembangkan termasuk
penggunaan bahan herbal. Penggunaan obat ini memegang peranan penting dalam dunia
kedokteran gigi, khususnya kedokteran gigi anak, karena penggunaan herbal tersebut
akan memudahkan dokter gigi dalam merawat pasien anak. Salah satu yang termasuk ke
dalam bahan herbal adalah echinacea.
Echinacea merupakan tanaman tradisional suku Indian yang dikenal sejak tahun 1600
Masehi. Berbagai suku Indian menggunakan tanaman ini untuk berbagai macam terapi.
Tanaman ini dapat merangsang fagositosi sel granulosit termasuk makrofag. Selain itu,
Echinacea merupakan suatu immunomodulator yang dapat merangsang dan
menyeimbangkan sistem imunologi tubuh dalam mengatasi proses preradangan atau
infeksi (PT. SOHO Industri Pharmasi, 2003).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur efek klinis echinacea terhadap
pengendalian nyeri gigi pada anak-anak. Pengendalian nyeri pada anak sangat penting
untuk ditanggulangi. Ambang rangsang nyeri anak-anak lebih rendah dari pada orang
dewasa (Farrel, 2000). Hubungan antara nyeri dengan perkembagan anak dipengaruhi
oleh persepsi anak tentang rasa nyeri. Nyeri yang dirasakan oleh anak dapat mengganggu
proses perawatan dan pengobatan.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah mendapatkan data yang bermanfaat bagi
peningkatan ilmu Kedokteran Gigi umumnya dan Kedokteran Gigi Anak khususnya
sehingga dapat menerapkan echinacea dalam pengendalian rasa nyeri gigi.
4
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilaksanakan di Klinik Kedokteran Gigi Anak Rumah Sakit Gigi
dan Mulut FKG UNPAD pada bulan April sampai November 2006. Jenis penelitian
adalah uji klinis. Populasi adalah anak-anak yang datang ke klinik Kedokteran Gigi Anak
FKG UNPAD. Teknik sampling yang digunakan yaitu purposif sampling dengan kriteria
sebagai berikut usia 6-9 tahun, sedang mengeluh nyeri gigi pada gigi molar sulung
rahang bawah dengan diagnosis gangren pulpa, perkusi (+) dan tekan (+), tidak memiliki
Pada kelompok uji menunjukkan bahwa pada hari ke-3 masih terdapat 14 orang
anak yang merasakan nyeri. Hal tersebut memungkinkan karena nyeri gigi dapat berasal
dari gigi itu sendiri maupun jaringan sekitarnya. Pada setiap subjek tidak dilakukan
pengkondisian berupa menyamakan tingkat kebersihan mulut subjek dan instruksi
kebersihan mulut. Jadi, nyeri tersebut dapat juga berasal dari kelainan jaringan sekitar
yang diderita subjek.
Penyebab lain rasa nyeri pada anak dapat juga berasal dari pulpitis disebabkan oleh
impaksi makanan pada bagian embrasur interdental, lesi karies merusak bagian marginal
ridge dan kontak normal gigi, sehingga akan muncul rasa sakit pada anak pada saat
makan. Hal ini penting untuk mengidentifikasi penyebab nyeri untuk menghindari terapi
pulpa yang tidak perlu dilakukan atau juga ekstraksi gigi yang hanya disebabkan oleh
karies. Membersihkan sisa makanan pada daerah yang karies dan memperbaiki bentuk
9
tambalan akan membantu menegakkan diagnosis yang baik, bahwa gambaran yang
terlihat bukan merupakan penyakit periodontal (Finn, 2003).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 100 anak dapat
disimpulkan bahwa echinacea memberikan efek berupa pengendalian nyeri gigi pada
anak. Pemberian echinacea sebagai upaya pengendalian nyeri gigi pada anak perlu
disebarluaskan kepada kalangan dokter gigi. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai efek klinis Echinacea terhadap kesehatan gusi. Hal tersebut diperlukan karena
nyeri gigi dapat berasal selain dari gigi juga dari jaringan sekitar.
ACKNOWLEDGEMENT
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bagian Proyek Dana Universitas Padjadjaran Tahun Anggaran 2006
2. Rektor Universitas Padjadjaran beserta staf
3. Ketua Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran beserta staf
4. Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran
DAFTAR PUSTAKA
Cohen, S dan RC Burns. 1994. Pathways of the Pulp. St Louis : Mosby Year Book Inc. h. 25 – 29.
Craig, K. 2005. Children’s Pain. Canadian Institute of Health research. Tersedia dalam
http://iis.dal.ca/~pedpain/ Finn, Sidney B. 2003. Clinical pedodontics : Causes of Pain in Child Dental Patients.
Delhi : W.B. Saunders Company. Hlm.120-124.
10
Harborne, JB. 1996. Metode Fitokimia Edisi ke-2. Bandung : ITB. H. 59, 86 Hobbs, C. 1996. Echinacea : The Immune Herb. Santa Cruzz : Botanic Press Jacox, A, 2000. Clinical Practice Guidline Number 9 : Management of Pain. Rockville :
US Dept of Health an Human Service. Khomsan, A. 2003. Media Indonesia Online : Beberapa Jenis Herbal untuk Daya Imun,
Tersedia dalam http://[email protected] Kusuma, W. 2000. Bahan Herbal Untuk Menyegarkan Tubuh. Batam : Interaksara. H. 78
– 81 Mohanasundaram, J. 2005. Herb list. Tersedia dalam [email protected] Mutschler, E. 1991. Dinamika Obat. Edisi ke-5. Bandung : ITB. H. 177- 183. Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Edisi ke-6. bandung : ITB. H.
191 – 193 Wong, OL. 1999. Whaley and Wong’s Nursing Care of Infants and Children. Edisi ke-6.
New York : Mosby. h. Wright. 1996. Kennedy’s Paediatric Operative Dentistry : Behavious Management and
Pain Control. British : Great Britain at Bath Press. H. 47
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Nyeri gigi merupakan suatu gejala nyeri yang dapat timbul ketika terkena
bermacam-macam rangsangan, antara lain; rangsang termis yang ditandai dengan
perubahan suhu, minum minuman yang panas atau dingin; mekanis terjadi melalui
masuknya makanan yang manis dan lengket, ataupun juga elektris yaitu rasa nyeri
pada saat gigi dikenai tindakan perawatan seperti dibor. Selain adanya rangsangan,
nyeri juga dapat timbul secara spontan. Keluhan nyeri yang dikemukakan oleh setiap
individu bersifat subyektif yaitu ngilu, nyeri yang kadang timbul dan berdenyut
(Cohen dan Burns, 1994).
Kecemasan dan rasa nyeri merupakan dua hal yang sangat berpengaruh terhadap
perilaku pasien dalam perawatan gigi. Pengalaman rasa nyeri pada saat perawatan
gigi menjadi perhatian orang tua terhadap kesejahteraan anaknya dan memotivasi
orang tua agar segera memeriksakan gigi anaknya yang bermasalah sehingga dapat
melaksanakan tindakan preventif dengan baik (Hawes, 2003).
Kegagalan dalam mengontrol dan mencegah rasa nyeri pada anak-anak sewaktu
perawatan gigi menjadi masalah bagi dokter gigi. Hal ini disebabkan oleh dua faktor
2
utama, yaitu persepsi rasa nyeri dan reaksi terhadap rasa nyeri tersebut dipengaruhi
oleh kecemasan dan rasa takut terhadap rasa nyeri (Guyton, 1995).
Sampai saat ini telah banyak diupayakan untuk mengurangi atau mengatasi rasa
nyeri pada anak-anak. Berbagai obat anti nyeri telah banyak dikembangkan termasuk
penggunaan bahan herbal. Penggunaan obat ini memegang peranan penting dalam
dunia kedokteran gigi, khususnya kedokteran gigi anak, karena penggunaan herbal
tersebut akan memudahkan dokter gigi dalam merawat pasien anak. Salah satu yang
termasuk ke dalam bahan herbal adalah echinacea.
Echinacea merupakan tanaman tradisional suku Indian yang dikenal sejak tahun
1600 Masehi. Berbagai suku Indian menggunakan tanaman ini untuk berbagai macam
terapi. Tanaman ini dapat merangsang fagositosi sel granulosit termasuk makrofag.
Selain itu, Echinacea merupakan suatu immunomodulator yang dapat merangsang
dan menyeimbangkan sistem imunologi tubuh dalam mengatasi proses preradangan
atau infeksi (PT. SOHO Industri Pharmasi, 2003).
Berdasarkan informasi mengenai pengobatan bahan herbal Echinacea untuk
mengurangi rasa nyeri pada pengobatan gigi anak, maka penulis tertarik untuk
meneliti lebih lanjut mengenai efek klinis Echinacea dalam menguragi nyeri gigi
pada anak-anak.
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai
berikut:
Apakah terdapat efek Echinacea dalam mengurangi nyeri pada anak-anak
4
BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
2.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur efek klinis echinacea terhadap
pengendalian nyeri gigi pada anak-anak.
Pengendalian nyeri pada anak sangat penting untuk ditanggulangi. Ambang
rangsang nyeri anak-anak lebih rendah dari pada orang dewasa (Farrel, 2000).
Hubungan antara nyeri dengan perkembagan anak dipengaruhi oleh persepsi anak
tentang rasa nyeri. Nyeri yang dirasakan oleh anak dapat mengganggu proses
perawatan dan pengobatan.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah mendapatkan data yang bermanfaat
bagi peningkatan ilmu Kedokteran Gigi umumnya dan Kedokteran Gigi Anak
khususnya sehingga dapat menerapkan echinacea dalam pengendalian rasa nyeri gigi.
2.2 Manfaat Penelitian
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah didapatkan suatu data
mengenai efek klinis Echinacea dalam mengendalikan nyeri gigi pada anak sehingga
dapat digunakan secara luas oleh setiap dokter gigi sebagai alternatif pengobatan
nyeri gigi pada anak yang memiliki efek samping rendah.
5
Selain itu, diharapkan Echinacea dapat digunakan tidak saja sebagai
pengendali nyeri gigi, tetapi dikembangkan dalam terapi lain mengingat manfaat
Echinacea antara lain sebagai antiinflamasi, stimulasi makrofag dan fagositosis,
anestesi lokal, serta anti spasmodik. Dengan kata lain, hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai pengembangan ilmu pengetahuan.
6
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Tinjauan Tentang Echinacea
Echinacea digunakan di Eropa pada awal tahun 1690 dan menjadi terkenal
sejak HCF Meyer pada tahun 1870 memformulasikan dan mempatenkan obat yang
mengandung echinacea. Pada tahun 1907, tanaman ini populer di Amerika Serikat
dan berkembang sangat pesat sehingga pada tahun 1916 dimasukkan ke dalam United
State National Formulary (Pharmasi, 2003; Haldin, 2004). Tanaman herbal tersebut
menjadi populer di Jerman pada tahun 1930-1980. Lebih dari 400 artikel di dalam
jurnal ilmiah membahas mengenai indikasi medis dari echinacea. Saat ini lebih dari
240 produk obat di Jerman mengandung echinacea, penjualannya telah mencapai
lebih dari 50.000 kg per tahun di Amerika. Beberapa suku di Indian menggunakan
tanaman herbal tersebut untuk berbagai macam terapi ( Pharmasi, 2003).
Umumnya tanaman herbal ini bersifat immunomodulator, yang dapat
merangsang dan menyeimbangkan sistem imunologi tubuh dalam mengatasi proses
peradangan dan atau infeksi. Kecenderungan penggunaan immunomodulator yang
berasal dari bahan herbal semakin meningkat (Pharmasi, 2003). Pengobatan dengan
bahan herbal lebih aman dan alami untuk pencegahan berbagai penyakit dan terapi
berbagai gangguan penyakit ringan. Obat herbal telah digolongkan ke dalam obat
7
dengan lulus uji klinis ataupun masuk dalam kelompok obat ethical (harus dengan
resep dokter) di Eropa, sedangkan di Asia maupun Amerika obat herbal masih
tergolong suplemen. Bahan herbal adalah obat yang mudah didapat dan murah
(Kusuma, 2000). Beberapa immunomodulator herbal dengan bahan aktif salah
satunya echinacea yang telah banyak dipakai secara luas di dunia. Echinacea
merupakan suatu immunomodulator herbal yang memiliki kekuatan yang spektakuler
(Pharmasi, 2003).
Echinacea atau sering juga disebut coneflower adalah tanaman dari genus
echinacea yang mempunyai tinggi 40-60 cm merupakan tanaman herbal yang berasal
dari Amerika Utara bagian Timur. Tanaman herbal ini berwarna merah muda, ungu
atau ungu kecoklatan. Berbagai suku Indian menggunakan tanaman ini untuk
berbagai terapi (Kligler, 2003; Foster, 2004; Haldin, 2004; Hardianto, 2005).
Tanaman herbal ini terdiri dari daun-daun seperti sisir kaku dan tajam, disebut
tusukan tajam yang diumpamakan duri landak yang tajam, terlihat pada landak yang
sedang marah. Echinos adalah bahasa Yunani untuk landak (Foster, 2004).
Echinacea secara luas telah digunakan untuk kepentingan medis terutama pada
bagian akar oleh masyarakat Amerika khususnya yang berada di daerah lembah
Missouri dan dataran (Combest dan Nemecz, 2005). Tanaman herbal ini digunakan
untuk perawatan penyakit sifilis, malaria, kelainan darah dan difteri (Foster, 2004).
8
Echinacea dapat juga digunakan untuk perawatan demam, batuk, flu, infeksi
saluran pernafasan, faringitis, gigitan serangga, dan beberapa penyakit kulit seperti
herpes, candida, psoriasis, eczema, dan keadaan inflamasi lainnya pada kulit (Kligler,
2003; Combest dan Nemecz, 2005). Pada zaman dahulu orang-orang Indian
menggunakan bagian akar echinacea, untuk mengobati gigitan ular dan infeksi
serangga, tetapi sekarang sudah digunakan untuk mengobati demam, cacar, arthritis,
campak, mengobati sakit gigi dan gingiva dapat juga berfungsi sebagai mouthwash
(obat kumur) (Haldin, 2004; Hoffman, 2005).
Gambar 3.1 Echinacea (Foster, 2004)
3.1.1 Komponen Aktif Echinacea
Salah satu zat penting yang terkandung dalam echinacea adalah flavonoid,
banyak terkandung dalam tumbuhan yang digunakan dalam pengobatan tradisional.
Echinacea dapat digunakan dalam mengendalikan nyeri karena flavonoid
9
menghambat sintesis prostaglandin (Robinson, 1995). Peneliti di Jerman
membuktikan bahwa echinacea memiliki khasiat melawan infeksi jamur dan bakteri.
Menurut Hobbs (1996), Brautigam (2000), Haldin (2004), Combest dan
Nemecz (2005) serta Foster (2005) komponen aktif echinacea terdiri dari:
1. Polisakarida, terutama pada akar bagian atas, yang berkhasiat sebagai stimulan
makrofag, meningkatkan fagositosis, anti viral, dan sebagai anti inflamasi, yang
terdiri dari inulin dan molekul lainnya, adalah:
1) heteroxylan
2) arabinogalactan, dapat juga digunakan untuk melawan sel tumor
3) fucogalactoxyloglucan
2. Metyhlglucuronoarabinoxylan
3. Rhamnoarabinogalactan
4. Caffeid Acid (Echinacoside di bagian akar) mempunyai khasiat untuk
menstimulasi fagositosis. Derivat caffeid Acid terdiri dari :
1) chicoric acid, dapat digunakan untuk meningkatkan fagositosit
2) cynarin, berfungsi untuk meningkatkan respon imun
3) clorogenic acid
5. Pyrrolizidine Alkaloids
6. Isobutylamide derivatives
10
7. Alkylamide (Echinacein dan beberapa isobutylamide), berfungsi sebagai
anestesi lokal dan anti inflamasi
8. Mineral
9. Vitamin A, C, dan E
10. Fatty Acid
11. Enzim Hyaluronidase, meningkatkan produksi prostaglandin dan leukotrin,
menghambat penetrasi bakteri patogen
12. Volatile oil, terutama pada akar bagian bawah
13. Komponen minyak esensial yang berkhasiat sebagai insektisida, adalah
Bruneton, J. 1999. Pharmacology Phytochemistry Medicinal Plants. Second Edition.
Paris: Lavoisier. 311, 520-523. Cohen, S.; R.C. Burns.2002. Pathways of the pulp. 9th Edition. St. Louis : Mosby
Year Book Inc. 40-54. Combest, W., Nemecz, G. 2005. Echinacea. Campbell University School of
Pharmacy. Craig, Kenneth, 2005. Children’s Pain. Canadian Institute of Health Research.
http://iis.dal.ca/~pedpain/ Derbyshire, S.W. 1999. Imaging The Brain in Pain. http://www.ampainsoc.org Derrida, Michael. 2003. What is Echinacea Purpurea? Echinacea Herb. Cina: New
Tech Economic Zone. http://www.mdidea.com
47
Dovgan, J.E. 2002. Tootache and Tooth Pain Guide. http://endodovgan.com Duke, J. A. 1987. Handbook of Medicinal Herbs. Florida : CRC Press. Inc. 97-298. Educational Consortium. 2002. Pediatric Pain Management.
http://www.tchpeducation.com. Farrel, M.J. 2000. Pain and Aging. http://www.ampainsoc.org Finn, Sidney B. 2003. Clinical pedodontics : Causes of Pain in Child Dental
Patients. Delhi : W.B. Saunders Company. Hlm.120-124. Foster, S. 2004. Echinacea. University of Maryland Medical Centre Green, J. 2005. Terapi Herbal. Diterjemahkan dari Natural Treatment for Life-
Treating Disease. Alihbahasa: Slamet Rianto,S. S. Jakarta : Pustakaraya. Hlm. 45-51.
Grossman, L.L. 1995. Ilmu Endodontik dalam Praktek. Diterjemahkan dari Practice
Endodontics. Alih Bahasa : A. Dharma dan P. Lukmanto. Jakarta : EGC. Hlm. 105-256.
Gunadi, H.A. 1995. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan. Jilid 1. Hal 12,
30-50, 108-111 Jakarta: Hipokrates. Guyton, A.G. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Diterjemahkan dari Review of
Medical Phsyiology. Alih Bahasa : M. Djauhari Widjajakusumah. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran. Hlm. 451-518
Harborne, J.B.; T.J. Marbry. 1982. The Flavonoids Advances in Research. New York:
Chapman & Hall. 700-701 Harborne, J.B. 1996. Metode Fitokimia. Edisi Kedua. Bandung: ITB. 59,86. Hobbs, C. 1996. Echinacea : The Immune Herb. Edisi kedua. Santa Cruzz : Botanic
Press. Hoffman, DL. 2005. Echinacea spp. http://HealthWorldOnLine.htm Howe, G. L., F. I. H. Whitehead. 1992. Anestesi Lokal. Diterjemahkan dari Local
Anaesthesia in Dentistry. Alih bahasa : L. Yuwono. Jakarta : Hipokrates. Hlm.1-10.
Ingle, J.J. 1985. Endodontics. 3rd Ed. Philadelphia : Lea and Fibriger. Hlm. 150-205. Katzung, B.G. 1992 Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: EGC. 244-246 Khomsan, A. 2003. Media Indonesia On Line : Beberapa Jenis Herbal Untuk Daya
Imun. http://[email protected] Kligler, B. 2003. Echinacea. New York. http://[email protected] Koch, G., T. Modeêr, s. Poulsen, et al. 1991. Pedodontics-A Clinical Approach. 1st
Ed. Copenhagen : Munksgaard. Hlm. 92-105. Kusuma, W. 2000. bahan herbal untuk Menyegarkan Tubuh. Batam : Interaksara, 78-
81. Mattingly, D.; C. Seward. 1996. Bedside diagnosis. Alih bahasa :A. Hartono.
Yogyakarta : Gajah Mada University Press. 1-30. McRae, D. 1959. Intercranial Causes of Oral and Facial Pain. Dent. Clin. N. Amer.,
Mutschler, E. 1991. Dinamika Obat. Edisi Kelima. Bandung : ITB. 177-183 Nograndy, T. 1992. Kimia Medisinal. Bandung: ITB. 45-53. Pacholyk, A. 2005. Peacefull Mind’s :Cross Training” Support Programme.
http://www.egroups.com Patton, H.D.; A.F. Fuchs.; B. Hille.; A.M. Scher.; R. Steiner. 1989. Textbook of
Physiology. 21st ed. Philadelphia : Saunders Company. 5-72. Pinkham, J.R. 1994. Pediatric Dentistry : Infancy Through Adolescence.
Philadelphia: W.B. Saunders Company. Hlm. 88-97. Pharmasi, P.T. Soho Industri. 2003. Echinacea. http://www.google.com Rensburg, B.G.J. 1995. Oral Biology. Chicago : Quitessence Pub. Co. Inc. 241-369. Rusdiyanto., D, R Hedi. 2004. Memanfaatkan Akupunktuir dan Herbal untuk
Immunitas. http://www.republika.co.id Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Edisi keenam. Bandung :
ITB. 191-193 Roth, G.I.,; R. Calmes. 1981. Oral Biology. St. Louis : Mosby Company. 3-27. R. Haroen, e. 2000. Biologi Oral : Sistem Neurovaskuler Oro-Fasial. Bandung :
FKG. 3-29. R. Hawes, Roland. 2003. Clinical Pedodontics : The Problem of Pain and Sedation.
Philadelphia: W.B. Saunders Company. Hlm.114 Samochowiec, et al. 1979. Evaluation of The Effect of Calendula Officianalis and
Echinacea Angustifolia Extract on Trichomonas Vaginalis In Vitro. Wiad Parazytol. Hlm. 77-81.
Society for Neuroscience. 2002. Pain and Why It Hurts.
http://www.faculty.washington.edu Schroeder, H.E. 1991. Oral Structural Biology. New York : Thieme. 5-25, 100-155
50
Tarigan, R. 1995. Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta : EGC. 2-37. Walco, G. A. 1999. Pain in Infants, Children and Adolesence.