EFEK BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) TERHADAP AKTIVITAS SGOT dan SGPT HEPAR Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : ANNISA TRIANA NIM : 11141030000075 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M
49
Embed
EFEK BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37140/1/ANNISA... · Bawang putih (Allium sativum L.) merupakan salah satu dari
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
EFEK BAWANG PUTIH (Allium sativum L.) TERHADAPAKTIVITAS SGOT dan SGPT HEPAR
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelarSARJANA KEDOKTERAN
OLEH :
ANNISA TRIANA
NIM : 11141030000075
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
ii
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, atas berkah dan rahmat-
Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Peneliti
menyadari tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka penelitian ini
tidak akan terselesaikan. Oleh karena itu,ucapan terima kasih peneliti haturkan
kepada :
1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes selaku Dekan FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. dr. Nouval Shahab, SpU, PhD, FICS, FACS selaku ketua Program Studi
Kedokteran dan Profesi Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Dr. Endah Wulandari, M. Biomed selaku pembimbing 1 yang telah
memberikan masukan dan nasihat serta meluangkan waktu, pikiran dan
tenaga dalam melakukan penelitian dan menyusun laporan penelitian ini.
4. Ibu Rr. Ayu Fitri Hapsari, M. Biomed selaku pembimbing 2 yang telah
memberikan masukan dan nasihat serta meluangkan waktu, pikiran dan
tenaga dalam melakukan penelitian dan menyusun laporan penelitian ini.
5. Pak Chris Adiyanto, M.Biomed, Ph, D selaku penanggung jawab modul
riset yang selalu mengarahkan dan mengingatkan peneliti untuk segera
menyelesaikan penelitian.
6. Kedua orang tua peneliti, yang senantiasa mendoakan dan memberikan
motivasi kepada peneliti, terima kasih untuk kasih sayang dan
pengorbanan yang penuh keikhlasan yang menjadikan kelancaran dalam
setiap langkah hidup peneliti.
7. Kedua kakak peneliti Donny dan Ferry beserta kedua adik peneliti Ilham
dan Fauzan yang senantiasa memberi memotivasi dan arahan kepada
peneliti.
8. Ibu Ayi selaku laboran di Laboratorium Biokimia FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti selama melakukan
penelitian dan pengambilan data.
vi
9. Alfi Syahri, Fadillah, Ishlah selaku teman kelompok skripsi yang
memberikan memotivasi dan bekerja sama dalam menyelesaikan laporan
Ganang dan Alumni IPA 3 MAN Model PKP terima kasih atas semangat,
dukungan dan canda tawa yang diberikan. Semoga kita sukses ke
depannya.
11. Raju Pratama terima kasih atas semangat, motivasi, waktu , dan doa atas
kelancaran penelitian ini
12. Keluarga PAMALAYU BABEL terima kasih yang telah memberikan
semangat dan dukungan
13. Teman-teman PSKPD angkatan 2014 terima kasih atas kerja sama,
dukungan, dan semangat yang diberikan
14. Dita, Ayu, Reza, Zeffry, dan Bagus terima kasih atas semangat dan
dukungannya yang diberikan
Peneliti menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat peneliti
harapkan. Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi
sumbangsih bagi kemajuan ilmu pengetahuan
Ciputat, 19 September 2017
Peneliti
vii
ABSTRAK
Annisa Triana, Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter. Efek EkstrakBawang Putih (Allium sativum L.) terhadap aktivitas SGOT dan SGPT Hepar.2017.Latar Belakang: Bawang putih mengandung berbagai senyawa aktif sepertiallisin, allin, diallyl sulfide, diallyl sidulfide, tellerium, kelompok ajoene. Senyawaaktif dari umbi bawang putih ini diinformasikan sebagai anti bakteri, antiinflamasi, anti kanker, anti diabetes, anti fibrinolisis dan anti oksidan. Heparmerupakan organ yang terlibat dalam proses pencernaan metabolisme tubuh dandetoksifikasi. Hepar rentan terhadap kerusakan, sehingga harus selalu dalamkondisi baik. Penelitian ini untuk mengetahui efek ekstrak bawang putih (Aliiumsativum L.) terhadap aktivitas SGOT/SGPT hepar. Metode:Tikus diberi dosisekstrak bawang putih ( 0, 50, 100, dan 150 mg/KgBB) selama 30 hari. AktivitasSGOT/SGPT diukur dengan spektrofotometer. Hasil: kecenderungan pemberianekstrak bawang putih terjadi penurunan pada pengukuran aktivitas SGOT danterjadi peningkatan pengukuran aktivitas SGPT (p<0,005).Kesimpulan:Pemberian ekstrak bawang putih menurunkan aktivitasSGOT dan meningkatkan aktivitas SGPT.Kata Kunci : Tanaman Bawang Putih, Aktivitas SGOT dan SGPT
Background:Garlic contains various active compounds such as allisin, allin,diallyl sulfide, diallyl sidulfide, tellerium, ajoene group. Active compound ofgarlic bulb is informed as anti-bacterial, anti-inflammatory, anti-cancer, anti-diabetes, anti fibrinolysis and anti-oxidants. Hepar is an organ that is involved inthe process of digestion of body metabolism and detoxification. Hepar issusceptible to damage, so it should always be in good condition. This research isto know the effect of garlic extract (Aliium sativum L.) on SGOT and SGPT heparactivity. Methods: Mice were given a dose of garlic extract (0, 50, 100, and 150mg / KgBB) for 30 days. SGOT and SGPT activity was measured byspectrophotometer. Result: As regression, the tendency in giving garlic extractoccured a decline measurement of SGOT activityand happened an increasemeasurement of SGPT activity (p<0,005). Conclusion: Giving garlic extractdecreased SGOT activity and increased SGPT activity.Key words: Garlic Plants, SGOT and SGPT Activities.
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL .................................................................................................. i
LEMBAR PERSYARATAN KEASLIAN KARYA.............................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .............................................................................................v
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI........................................................................................................ viii
DAFTAR SINGKATAN ....................................................................................... xi
DAFTAR LABEL ................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 2
reaksi, mikro pipet, wadah tempat es batu, sentrifugasi, spektrofotometer, kuvet,
tip biru dan putih, spatula, freezer, sonde, tube, homogenizer strirrer.
16
3.3.2 Bahan Penelitian
Bahan yang di gunakan pada penelitian aktivitas SGOT dan SGPT antara
lain : Reagen SGOT R1 sebagai enzim reagen yang berisi TRIS buffer (pH 7.8)
80 mmoI/l, L-aspartate 240 mmol/l, LDH 600 U/l, MDH 600 U/ dan R2 sebagai
strating reagen yang berisi 2-oxoglutarate 12 mmol/l dan NADH 0,18 mmol/l,
Reagen SGPT R1 sebagai enzim reagen yang berisi TRIS buffer (pH 7,5) 100
mmol/l, L-alanine 500 mmol/l, LDH 1200 U/L dan R2 sebagai starting reagen
yang berisi 2-oxoglutarate 15 mmol/l, NADH 0,18mmol/l, aquadest, dan larutan
PBS. Kemudian bahan Jus dari bawang putih (Allium sativum L.) varietas Lumbu
Kuning yang diperoleh dari kecamatan Tawangmangu, kabupaten Anyar, Provinsi
Jawa Tengah. Bahan ini telah dideterminasi di “Herbarium Bogoriense” Bidang
Botani Pusat Penelitian Biologi-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),
Bogor. Hewan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah tikus putih (Rattus
norvegicus) jantan galur Sprague Dawley dengan berat badan 250-350 gram dan
berumur 7-8 minggu yang diperoleh dari peternakan Institut Pertanian Bogor
(IPB), Bogor.
3.4 Rancangan Penelitian
3.4.1 Besar Sampel
Penelitian aktivitas SGOT dan SGPT merupakan penelitian eksperimen
murni dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan perlakuan yang terdiri
beberapa kondisi yaitu dikelompokkan menjadi 4 bagian dengan 5 ekor tikus
putih jantan galur Sprague Dawley dalam setiap kelompok (WHO, 2000).
Kelompok tersebut terdiri dari satu kelompok kontrol dan tiga kelompok yang
diberikan serbuk kering bawang putih (Allium sativum L.) dengan tiga dosis yang
berbeda.
3.4.2 Dosis dan Cara Perlakuan
Dosis penelitian mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Dixit dan
joshi (1982) yaitu mulai dari dosis 50, 100, dan 150 mg /kgBB per hari dan untuk
suspensi ekstrak Bawang putih (Allium sativum L.) diberikan secara oral
17
menggunakan sonde, pada kelompok kontrol diberikan suspensi Na CMC tanpa
kandungan ekstrak. Na CMC (Natrium Karboksil Metil Selulosa) digunakan
sebagai suspending agent. Setiap kali pada pemberian ekstrak tikus ditimbang
terlebih dahulu kemudian dibuat perhitungan dosis yang sesuai dengan berat
badan tikus. Lama waktu perlakuan yaitu 30 hari.
3.5 Cara Kerja penelitian
3.5.1 Pembuatan Serbuk
Penelitian aktivitas SGOT dan SGPT pembuatan serbuk sebanyak 1 kg
bulbus bawang putih (Allium sativum L.). Bawang putih dikupas kulit luarnya,
kemudian dibersihkan dari kotoran yang melekat pada umbi bawang putih, lalu
bawang putih diiris tipis-tipis kemudian didehidrasi menggunakan freeze dry
dengan suhu 10oF (-12,2oC) dengan tekanan 10 Pa hingga kering. Kemudian
bawang putih dihancurkan sehingga menghasilkan serbuk, serbuk tersebut diayak
dengan mesh 30-100, setelah itu dibuat suspensi dengan dosis yang sudah
ditentukan, pemberian serbuk selama 30 hari, pembuatan serbuk ini dilakukan
oleh Rifda Nailil.
3.5.2 Penyiapan Hewan Uji
Pada penelitian ini menggunakan tikus putih jantan galur Sprague Dawley
dengan berat badan 200-350 gram dan berumur 7-8 minggu, kemudian
diaklimatisasi dengan waktu selama dua minggu agar tikus tersebut dapat
menyesuaikan dengan lingkungan sekitarnya. Selama tikus melakukan adaptasi,
dilakukan juga pengamatan kondisi umum dan penimbangan berat badan tikus.
3.5.3 Pembedahan Sampel
Semua kelompok sampel tikus jantan putih galur Sprague Dawley
diterminasi pada hari ke-30 dengan cara dimasukkan tikus kedalam toples yang
sebelumnya telah dijenuhkan dengan uap eter, lalu tikus dibedah untuk diambil
organ-organ sebagai penelitian.
18
3.5.4 Pembuatan Homogenat
Jaringan hepar yang sebelumnya disimpan di dalam freezer di
laboratorium riset dengan keadaan beku, ditunggu jika sudah tidak dalam keadaan
gumpalan es. Kemudian jaringan dipotong sebanyak 50 mg, lalu dimasukkan
kedalam satu tube untuk satu jaringan hepar. Tambahkan larutan Phosphate
Buffer Saline (PBS) dengan pH 7 sebanyak 1 ml, selanjutnya jaringan hepar di
homogenisasi menggunakan homogenizer strirrer, kemudian disimpan di dalam
freezer bersuhu 4oC hingga dilakukan proses pengukuran aktivitas SGOT &
SGPT.
3.5.5 Analisis Pengukuran Aktivitas SGOT dan SGPT
Sampel jaringan hepar dalam bentuk supernatan dari proses homogenisasi
diambil sebanyak 50L, lalu ditambahkan reagen R1 sebanyak 500 ml kemudian
di inkubasi selama 5 menit. Setelah itu tambahkan reagen R2 sebanyak 125 ml.
Setelah 1 menit absorban dibaca pada alat spektofotometer dengan panjang
gelombang 340 nm. Pembacaan diulang kembali setelah menit ke-2 dan ke-3.
Kemudian pengkuran absorban dibandingkan dengan kontrol dan antar
sesamanya.
3.6 Pengolahan dan Analisis Data
Data yang telah diperoleh dianalisis menggunakan program SPSS versi
16.0. Adapun rancangan analisis yang digunakan adalah analisis bivariat data
yang diperoleh terdistribusi normal, maka dilakukan pengujian degan uji oneway-
ANOVA, bila salah satu distribusi tidak normal dan tidak homogen maka di
lakukan uji Kruskall Wallis. Penyajian data dilakukan dalam bentuk teks, grafik,
dan tabel. 26
19
3.6 Alur Penelitian
Adaptasi tikusselama 2 minggu
Pengelompokkansampel
Kontrol
5 ekor tikusdiberikan
pakan standardan suspensi
Na CMC
Dosis 50 mg/kgBB
5 ekor tikusdiberkan pakan
standar dansuspensi serbukbawang putih
Dosis 100 mg/kgBB
5 ekor tikusdiberikan pakanstandar dengansuspensi serbukbawang putih
Dosis 150 mg/kgBB
5 ekor tikusdiberikan pakanstandar dengansuspensi serbukbawang putih
Terminasi tikuspada hari ke-31
Pengambilanjaringan hepar
Persiapanjaringan hepar
Pengukurankadar aktivitas
SGOT dan SGPT
20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengukuran Aktivitas SGPT
Hasil pengukuran aktivitas SGPT hepar pada pemberian ekstrak bawang
putih (Allium sativum L.) tampak pada gambar 4.1. Aktivitas SGPT terjadi
peningkatan dibandingkan dengan kontrol pada pemberian dosis 50,100, 150
mg/KgBB. Dari hasil data ini kecenderungan dengan pemberian ekstrak bawang
putih dapat meningkatkan aktivitas SGPT secara tidak bermakna (ANOVA p >
0,005).
Gambar 4.1 Grafik aktivitas SGPT setelah pemberian esktrak bawang putih
4.2 Pengukuran Aktivitas SGOT
Hasil pengukuran aktivitas SGOT hepar pada pemberian ekstrak bawang
putih (Allium sativum L.) tampak pada gambar 4.2. Aktivitas SGOT rendah pada
pemberian ekstrak bawang putih dengan dosis 50, 100, 150 mg/KgBB
dibandingkan kontrol. Dari hasil data ini kecenderungan dengan pemberian
0,04
0,06
0,08 0,07
0,00
0,01
0,02
0,03
0,04
0,05
0,06
0,07
0,08
0,09
0 50 100 150
Kada
r SGP
T u/
L
Ekstrak Bawang Putih (mg/BB)
21
ekstrak bawang putih dapat menurunkan aktivitas SGOT, secara tidak bermakna
(ANOVA, p > 0,005).
Gambar 4.2 Grafik aktivitas SGOT setelah pemberian ekstrak bawang putih
Allisin merupakan senyawa yang terkandung dalam bawang putih dan
memiliki aktivitas oksidan tinggi, senyawa ini yang bekerja dalam meningkatkan
enzim protektif yaitu glutation peroksidase, superoksida dismutase (SOD), dan
katalase.4 Enzim Glutation peroksidase diketahui banyak terdapat pada hepar dan
sel darah merah, cara kerja enzim tersebut dengan mengubah berbagai hidrogen
peroksida dan lipid peroksida menjadi air, selama terjadi keseimbangan antara
oksidan dan antioksidan pada hepar tidak terjadi nekrosis pada hati, sehingga
tidak akan terjadi peningkatan kadar SGPT dalam darah.21 Pada penelitian ini
SGPT meningkat disebabkan karena, kemungkinan bawang putih tidak dapat
menginduksi sintesis enzim protektif tersebut, sehingga tidak terjadi
keseimbangan antara oksidan dan antioksidan pada hepar.
Diketahui enzim SGPT ini lebih efektif untuk mengetahui kerusakan hepar
dan berperan penting dalam metabolisme glukoneogenesis. Penelitian sesuai
dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa efek pemberian bawang
putih (Allium sativum L.) dengan bentuk sediaan, dosis, dan jangka waktu yang
berbeda dapat memberikan efek yang berbeda pula terhadap aktivitas SGOT &
SGPT hepar.
0,073
0,048
0,064
0,052
0,000
0,010
0,020
0,030
0,040
0,050
0,060
0,070
0,080
0 50 100 150
Kada
r SGO
T u/
L
Ekstrak Bawang Putih (mg/BB)
22
Glukoneogenesis adalah proses menghasilkan glukosa dari perombakan
karbohidrat, lemak, dan protein. Ketiga substrat tersebut akan dipecah dan
dioksidasi untuk melepaskan energi dalam jumlah besar. Proses oksidasi tersebut
melibatkan reduksi oksigen menjadi air, namun oksigen juga dapat tereduksi
menjadi senyawa reaktif, Reactive Oxygen Species (ROS) yang dapat bersifat
toksis bagi sel. Peningkatan proses glukoneogenesis selama stress diduga
berakibat pada meningkatkannya senyawa ROS yang dihasilkan dari proses
glukoneogenesis tersebut. Apabila seyawa ROS tersebut berikatan dengan struktur
pembentuk sel hepatosit, maka hepatosit dapat mengalami nekrosis, enzim SGPT
dalam sel akan keluar menuju peredaran darah, sehingga kadar SGPT dalam darah
meningkat.7
Proses kerusakan pada hepar kemungkinan disebabkan oleh terjadinya
stress oksidatif pada sel hepatosit. Kondisi stress oksidatif disebabkan oleh
ketidakmampuan sel hepatosit untuk menetralkan radikal bebas, radikal bebas
menyerang membran sel hepar yang tersusun fosfolipid sehingga menyebabkan
gangguan permeabilitas membran sel, karena permeabilitas membran sel
terganggu maka terjadi peningkatan influks kalsium yang berasal dari ekstrasel
maupun pelepasan kalsium dari mitokondria dan retikulum endoplasma. Selama
terjadi peningkatan kalsium akan memicu pengaktifan sejumlah enzim perusak
seperti protease yang dapat merusak DNA, ketika DNA rusak poliribosom
meningkat dan terjadi pengosongan NAD yang akan mengakibatkan terhambatnya
sintesis ATP. Penghambatan pembentukan ATP menyebabkan kerusakan sel
hepar yang ditandai dengan tingginya kadar SGPT dalam serum akibat lisosom
dalam membran plasma lisis.22 Pada penelitian ini perlu dilakukan penelitian
terhadap kondisi struktur hepar untuk mengetahui apakah terjadi
nekrosis hepar atau tidak.
Hasil aktivitas ini juga bisa disebabkan oleh kondisi dari ekstra hepatik
seperti taikardi yang persisten, latihan fisik yang berlebihan, puasa dalam wktu
yang lama, defisiensi vitamin B12, hipertiroid, obesitas dan asupan protein yang
berlebihan. Kadar SGPT umumnya meningkat lebih tinggi daripada kadar SGOT
pada keadaan inflamasi hepatoseluler. Peningkatan SGOT yang jauh lebih tinggi
23
daripada kadar SGPT dapat terjadi pada nekrosis seluler yang melibatkan
destruksi mitokondria.23
Pada penelitian ini SGOT menurun disebabkan kemungkinan kadar
antioksidan pada bawang putih masih tinggi, sehingga bawang putih masih dapat
menginduksi enzim-enzim yang bekerja sebagai protektif sehingga masih dapat
mengubah hidrogen peroksida dan lipid peroksida menjadi air , kemudian terjadi
keseimbangan antara oksidan dan antioksidan pada hepar.21 Enzim ini juga dapat
membantu dalam mendeteksi nekrosisi sel hepar, tapi dianggap kurang spesifik
untuk kerusakan sel hepar sebab enzim ini juga bisa meggambarkan kelainan pada
jantung, otot rangka, otak dan ginjal.12
Radikal bebas memiliki sifat yang tidak stabil dan umumnya rusak secara
cepat, karena pada keadaan fisiologis tubuh akan menetralisir ROS dengan adanya
antioksidan. Sel hepatosit akan membentuk beberapa enzimatik dan nonenzimatik
untuk menonaktifkan radikal bebas. Hepar adalah organ utama yang berfungsi
detokifikasi sehingga hepar mengandung antioksidan. Diduga antioksidan dalam
hepar masih cukup untuk menetralisir ROS sehingga pada penelitian ini
didapatkan SGOT yang menurun.21 Pada mitokondria keberadaan SGOT lebih
banyak daripada sitosol, peningkatan SGOT yang tidak terlalu tinggi diduga
karena jumlah SGOT yang dikeluarkan berasal dari sitosol. Enzim SGOT yang
dilepaskan kemungkinan jumlahnya tidak banyak, karena pada saat trauma akan
merangsang sel hepatosit untuk melakukan perbaikan (repair). Sel hepatosit tikus
mempunyai kemampuan repair lebih luas dibandingkan manusia, sehingga jika
terjadi keruskan hepar yang berat tikus mampu melakukan perbaikan sampai 75%
sel yang rusak dalam waktu 70 hari.24
4.3 Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini ,terdapat beberapa keterbatasan selama proses
penelitian, yaitu :
1. Pada penelitian ini tidak menggunakan kontrol penelitian yaitu kontrol
positif dan kontrol negatif
2. Tidak ada konfersi dengan tes lain
3. Penggunaan dosis yang lebih besar
24
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pemberian esktrak bawang putih (Allium sativum L) dapat menurunkan aktivitas
SGOT hepar dan meningkatkan aktivitas SGPT hepar.
5.2 Saran
Diperlukan penelitian lanjutan untuk mengetahui gambaran histologi pada hepar
yang diberikan ekstrak bawang putih.
25
DAFTAR PUSTAKA
1. Lauralee, Sherwood. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta:EGC;2012
2. Sylvia A.Price, Lorraine M. Wilson. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-ProsesPenyait. Jakarta:EGC;2005;6:34-36.
3. Ayaz, E dan Halpsoy HC. Garlic (Allium sativum L.) and traditional medicine.Turkiye Parazitol Derg );2007.
4. Hernawan, Udhi Eko dan Ahmad Dwi Setyawan. REVIEW: SenyawaOrganosulfur Bawang Putih (Allium Sativum L.) dan Aktifitas Biologinya hal65-76: Jakarta;2003.
5. Asharf, Rizwan et al,. Garlic (Allium sativum) Supplementation With StandardAntidiabetic Agent Provides Better Diabetic Control in Type 2. Pak. J. Pharm.Sci., Vol.24, No.4, pp.565-70;2011.
6. Gray H. Anatomy of The Human Body 27th edition. Philadelphina: Elsevier;1996.
7. Guyton, Arthur C, Hall, Jhon E. Textbook of Medical Physiology 11th edition.Philadelphia: Elevier;2006;2:75-76.
8. Rogers A, Dinzits R. Liver and Gallbladder dalam Comparative Anatomy andHistology: Elsevier;2012;2:20-22.
9. Mescher, Anthony. Histologi Dasar Junqueira Teks dan Atlas. Jakarta:EGC;2012;2:63-64.
10. Stryer, L. Biokimia.Vol 2. Edisi 4. Jakarta:EGC;2004;4:16-18.
11. Joyce. L. Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik. Jakarta:EGC;2007
12. Kumar, Cotran, Robbins. Buku Ajar Patologi Ed 9. Jakarta:EGC;2012:23-24.
13. Santoso, H. Bawang putih Ed 12.Yogyakarta:Kanisius;2000.
15. Ommen, Suby et al., Allicin (from Garlic) Induces Caspase-MediatedApoptosis in Cancer Cells. European Journal of Pharmacology.2003:97-103.
26
16. Ashraf, Rizwan et al., Effects of Allium sativum (Garlic) on Systolic andDiastolic Blood Preasure in Patients With Essential Hypertension. Pak. J.Pharm. Sci.,2013:26(5), 859-63
17. Nalili Muna, Rifda. Uji Efel Antifertilitas Serbuk Bawang Putih (Alliumsativum L.) terhadap Regulasi Apoptosis Sel Germinal Tikus Jantan (Rattusnovergicus) Galur Sprague Dawley. Fakultas Kedokteran dan Ilmu KesehatanUIN Syarif Hidayatullah Jakarta;2015.
18. Syamsiah, siti. Khasiat dan Manfaat Bawang Putih: Raja Antibiotik Alami.Jakarta:Argo Media Pustaka;2003.
19. Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Gizi. DaftarKomposisi Bahan Makanan. Jakarta:Bharata;1992.
20. Isselbacher, Harrison. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Vol 5 ed 13.Jakarta:EGC;2012:80-82.
21. Winarsi H. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas: Potensi dan Aplikasinyadalam Kesehatan. Yogyakarta:Kanisius;2007.
22. Underwood JCE. Patologi Umum dan Sistemik Ed 2.Jakarta: EGC;1999.
23. Kuntz E, Kuntz HD. Hepatology: Textbook and Atlas Ed 3. Germany:Springer;2008.
24. 24. Gorosia J, Kamariya C & Vachhani U. Requitment of Newer Parameterto Replece Conventional Liver Function Test for Differentiation of LiverDisease. International Journal of Scientific and Research Publication, Vol.3;2013.
25. Ganong,W.F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed 22. Jakarta:EGC;2003.
26. Dahlan, M. Sopiyudin. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan.Jakarta:Penerbit salemba Medika; 2009.
27. Roser, David. Bawang Putih Untuk Kesehatan. Jakarta:Bumi Aksara;1991.