-
EFEK ANTIDIABETES INFUSA DAUN PAITAN (Tithonia diversifolia)
10% PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR TERINDUKSI
STREPTOZOTOSIN
SKRIPSI
Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)
Progam Studi Farmasi
Oleh :
Masrial Zalukhu
NIM : 138114061
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
i
EFEK ANTIDIABETES INFUSA DAUN PAITAN (Tithonia diversifolia)
10% PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR TERINDUKSI
STREPOZOTOSIN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Masrial Zalukhu
NIM : 138114061
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Untuk segala sesuatu “ADA MASANYA”
untuk apapun dibawah langit “ADA WAKTUNYA”
― Pengkhotbah 3:1―
Karya ini kupersembahkan untuk Tuhan Yesus Kristus
Yang senantiasa selalu melindungi dan menopangku
Bapak dan ibu tercinta atas segala kasih sayang yang
diberikan
Kakakku terkasih dan para sahabat yang aku sayangi atas
segala doa dan dukungannya
Almamaterku tercinta Uiversitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vi
PRAKATA
Puji dan syukur kepada Tuha Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat
yang
telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian dan
penyusunan naskah skripsi yang berjudul “Efek Antidiabetes
Infusa Daun Paitan
(Tithonia Diversifolia) 10% Pada Tikus Jantan Galur Wistar
Terinduksi
Streptozotosin”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar
Sarjana Farmasi (S.Farm) program studi Farmasi Univeritas Sanata
Dharma.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari doa, dukungan serta
bantuan berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih
kepada :
1. Ibu Aris Widayati, M.Sc., Ph.D., Apt., selaku Dekan Fakultas
Farmasi
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Bapak drh. Sugiyono, M.Sc, selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang
telah membimbing dan mendampingi dengan sangat baik selama
proses pembuatan skripsi ini.
3. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dosen Penguji
yang telah
memberi kritik dan saran yang sangat membangun untuk penelitian
ini.
4. Ibu Dr. Yustina Hartini, Apt., selaku Dosen Penguji yang
telah
memberi kritik dan saran yang sangat membangun untuk penelitian
ini.
5. Bapak Florentinus Dika Octa Riswanto, M.Sc., selaku Dosen
Pembimbing Akademik atas bimbingannya selama ini.
6. Ibu Dewi Setyaningsih, M.Sc., Apt., selaku Kepala Penanggung
Jawab
Laboratorium Fakultas Farmasi yang telah memberikan izin
dalam
penggunaan semua fasilitas laboratorium untuk kepentingan
penelitian.
7. Pak Heru, Pak Kayat, Pak Parjiman, Pak Wagiran, Pak Sigit,
Pak
Parlan, selaku laboran yang telah membantu selama
penelitian.
8. Keluarga tercinta Bapak Deliana Zalukhu dan Ibu Merina Hulu,
kakak
terkasih Marta Lisna Wati Zalukhu, Pakde Fatizaro hulu dan Bude
Tuti
yang selalu memberikan doa, kasih sayang dan semangat pada
penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vii
9. Rekan-rekan tim “MAN dan ATUNG yaitu Meliana, Ajeng Dwi
Kartika Sari, Vania Jessica Ongkers, Gregorius Kevin Besari,
Willy
Sandjojo, Willy Juneidi Sine, Aloysius Alpha Dewo Suryo
Kusharyadiatas” atas segala kerjasama, dukungan serta bantuan
selama
proses pengerjaan skripsi.
10. Sahabat-sahabat terkasih Sari, Priska, ucil, yoke, prisil,
tiwi dan Aven
yang selalu mengasihi, mendukung dan membantu dalam berbagai
situasi dan kondisi.
11. Teman-teman FSM B 2013, FKK B 2013 dan Keluarga Besar
Farmasi
2013, terimakasih atas kebahagiaan dan kebersamaan selama
ini.
12. Serta semua pihak yang telah banyak membantu penulis
dalam
menyelesaikan naskah skripsi ini, namun tidak dapat penulis
sebutkan
satu persatu.
Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna didunia ini,
oleh
karena itu kritik dan saran yang dapat membangun sangat
diharapkan dari semua
pihak.Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih dan semoga
skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Yokyakarta, 5 Juni 2017
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ix
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL
..................................................................
............................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN
..............................................................................
iii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI............................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
...........................................................................
v
PRAKATA
...........................................................................................................
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
...........................................................
viii
DAFTAR ISI
........................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL
.................................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR
...........................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN
.......................................................................................
xii
ABSTRAK
.........................................................................................................
xiii
ABSTRACT
.......................................................................................................
xiv
PENDAHULUAN
................................................................................................
1
METODE PENELITIAN
......................................................................................
3
HASIL DAN PEMBAHASAN
.............................................................................
6
KESIMPULAN
...................................................................................................
14
DAFTAR PUSTAKA
.........................................................................................
15
LAMPIRAN
........................................................................................................
17
BIOGRAFI PENULIS
........................................................................................
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
x
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel I. Rerata Kadar Glukosa Darah (Mean±SD)
.................................... 6
Tabel II. Hasil Uji LSD Kadar Glukosa Darah Hari ke-14
.......................... 9
Tabel III. Rerata Selisih Penurunan Kadar Glukosa
Darah........................... 10
Tabel IV. Persentase Rerata Selisih Penurunan Kadar Glukosa
Darah ......... 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 1. Rerata Kadar Glukosa Darah (Mean±SD)
......................................... 7
Gambar 2. Selisih Rerata Penurunan kadar Glukosa Darah Hari 4-14
.............. 13
Gambar 3. Pohon paitan
.....................................................................................
18
Gambar 4. Daun paitan
......................................................................................
18
Gambar 5. Serbuk daun paitan
...........................................................................
18
Gambar 6. Proses pembuatan infusa daun paitan 10%
...................................... 18
Gambar 7. Proses pembuatan infusa daun paitan 10%
...................................... 18
Gambar 8. Infusa daun paitan 10%
...................................................................
18
Gambar 9. Asam
sitrat........................................................................................
19
Gambar 10. Natrium
sitrat...................................................................................
19
Gambar 11.Proses pembuatan buffer sitrat pH 5.5 (asam sitrat)
........................ 20
Gambar 12. Proses pembuatan buffer sitrat pH 5.5 (natrium
sitrat) ................... 20
Gambar 13. Buffer sitarat pH 5,5
........................................................................
21
Gambar 14. Streptozotosin
..................................................................................
21
Gambar 15. Proses pemuasaan tikus sebelum diambil darah
............................. 21
Gambar 16. Proses pengambilan darah tikus
...................................................... 21
Gambar 17.Proses penginduksian tikus dengan streptozotosin
secara i.p ......... 21
Gambar 18. Proses pemberian infusa daun paitan 10% dan
glibenklamid
secara p.o
.........................................................................................
21
Gambar 19.Alat sentrifuge
..................................................................................
22
Gambar 120.Alat ukur kadar glukosa darah (Microvitalab 200)
........................ 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
Lampiran 1. Daun paitan dan infusa daun paitan 10%
................................. 18
Lampiran 2. Cara pembuatan buffer sitrat pH 5,5 dan
streptozotosin .......... 19
Lampiran 3. Pengukuran kadar glukosa darah dan pemberian infusa
daun
paitan 10%
................................................................................
21
Lampiran 4. Alat sentrifuge dan pengukuran kadar glukosa darah
.............. 22
Lampiran 5. Surat pengesahan determinasi Tithonia
diversifolia
[Hemsley] A.
Gray....................................................................
23
Lampiran 6. Surat hasil uji kadar air simplisia daun paitan
.......................... 24
Lampiran 7. Surat Ethical Clearance (EC)
................................................... 25
Lampiran 8. Surat legalitas penggunaan aplikasi SPSS untuk
pengujian
data secara statistik
..................................................................
26
Lampiran 9. Brosur Reagen GOD-FS
........................................................... 27
Lampiran 10. Perhitungan
...............................................................................
28
Lampiran 11. Bagan skema kerja
....................................................................
31
Lampiran 12. Hasil analisis uji statistik kadar glukosa darah
......................... 32
Lampiran 13. Rata-rata kadar glukosa darah dengan standard
Deviation
(SD)
..........................................................................................
33
Lampiran 14. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji
LSD nilai
kadar glukosa darah
..................................................................
35
Lampiran 15. Hasil analisis statistika data selisish penurunan
kadar glukosa
darah hari ke (4-14)
..................................................................
38
Lampiran 16. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji
LSD nilai
selisih penurunan hari ke (4-14)
............................................... 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
ABSTRAK
Diabetes mellitus merupakan penyakit serius, kronis yang terjadi
baik
ketika pankreas tidak memproduksi insulin yang cukup (hormon
yang mengatur
gula darah), atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif
menggunakan insulin
yang dihasilkan.Paitan merupakan salah satu tanaman yang dapat
digunakan
sebagai antidiabetes.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
aktivitas infusa
daun paitan 10% sebagai antidiabetes terhadap tikus galur Wistar
terinduksi
Streptozotosin.Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental
murni dengan
rancangan sederhana acak lengkap pola searah. 18 ekor .tikus
jantan galur Wistar
dibagi dalam 6 kelompok secara acak. Kelompok I sebagai kontrol
basal,
kelompok II sebagai kontrol pankreotoksik terinduksi
streptozotosin dosis 40
mg/kg BB, kelompok III sebagai kontrol positif diberikan
glibenklamid 0,45
mg/kg BB, kelompok III-IV sebagai kelompok perlakuan diberikan
infusa daun
paitan 10% dengan tiga peringkat dosis 2000;1000 dan 500 mg/kg
BB. Pada hari
ke-0, 4, 7 dan 14 kadar glukosa darah diukur menggunakan metode
enzimatik.
Berdasarkan hasil penelitian, infusa daun paitan 10% memiliki
aktivitas
antidiabetes.Persentase penurunan kadar glukosa darah infusa
daun paitan 10%
dari yang tertinggi sampai yang terendah berturut-turut yaitu,
dosis 500 mg/kgBB
(98,40%); 1000 mg/kgBB (98,14); dan dosis 2000 mg/kgBB
(89,40%).
Kata kunci: daun paitan, infusa, streptozotosin, kadar glukosa
darah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
ABSTRACT
Diabetes mellitus is a serious and chronic disease that occurs
either when the
pancreas does not produce enough insulin (a hormone that
regulates blood sugar),
or when the body can not effectively used the insulin produced.
Paitan is one of
the plants that can be used antidiabetic agents. This research
aimed to prove the
antidiabetic effect of paitanleaves infusion 10%.This research
was purely
experimental research with randomized complete direct sampling
design.
EighteenWistarrats were devided randomly into six treatment
groups. Group I was
basal, group II was induced streptozotocin 40 mg/kg BW , group
IIIwas given
glibenklamid 0.45 mg/kg BW, and group IV-VI were given
paitanleaves infusion
10% dosed of 2000;1000 dan 500 mg/kgBW by orally. On days 0, 4,
7 and 14
blood glucose levels were measured using enzymatic methods.The
results of this
research showed that paitanleaves infusion 10% had an
antidiabetic activity.The
percentage of blood glucose level reduction bypaitanleaves
infusion 10% from the
highest to the lowest respectively that is, dose 500 mg / kgBB
(98.40%); 1000 mg
/ kgBW (98.14%); And dose of 2000 mg / kgBB (89.40%).
Keyword:paitan leaves, infusion, streptozotocin, blood glucose
level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
PENDAHULUAN
Diabetes mellitus merupakan penyakit serius, kronis yang terjadi
baik
ketika pankreas tidak memproduksi insulin yang cukup (hormon
yang mengatur
gula darah), atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif
menggunakan insulin
yang dihasilkan (WHO, 2016). Berbagai keluhan yang dapat
ditemukan pada
penyandang diabetes adalah poliuria, polidipsia, polifagia, dan
penurunan berat
badan serta keluhan lain yaitu lemah badan, kesemutan, gatal,
mata kabur, dan
disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita
(PERKENI, 2011).
Pada umumnya diabetes mellitus dibagi menjadi 2 tipe yaitu
diabetes mellitus tipe
1 dan diabetes mellitus tipe 2.Diabetes mellitus tipe 1
disebabkan kurangnya
produksi insulin didalam tubuh sehingga orang dengan penyakit
diabetes mellitus
tipe 1 membutuhkan pemberian insulin harian untuk mengatur
jumlah glukosa
didalam darah (WHO, 2016).Diabetes mellitus tipe 2 merupakan
ketidakefektifan
tubuh dalam menggunakan insulin (WHO, 2016).Faktor genetik dan
pengaruh
lingkungan yang menyebabkan terjadinya diabetes mellitus tipe 2,
antara lain
obesitas, diet tinggi lemak dan rendah serat, serta kurang gerak
badan (Depkes,
2005).
Pada umumnya, pengobatan DM dibagi menjadi 2 yaitu pemberian
insulin dan obat hipoglikemik oral (OHO) seperti glibenklamid.
Namun, seiring
dengan berkembangnya teknologi dan pengetahuan dalam berbagai
aspek
kehidupan termasuk dalam bidang kesehatan, membuat banyak
masyarakat
beralih lebih memilih pengobatan secara tradisional karena
dianggap lebih
menguntungkan dengan efek samping yang lebih kecil dan harga
yang lebih
terjangkau dibandingkan obat-obat modern. Salah satu tumbuhan
yang dapat
digunakan sebagai alternatif pengobatan DM yaitu tanaman paitan
[Tithonia
diversifolia (Hemsl.) Gray].
Berdasarkan penelitian Olayinka, (2015) tanaman paitan
memiliki
kandungan yaitu alkaloid, saponin, tannin, terpenoid, flavonoid
dan fenol yang
tersebar pada daun, batang dan akar.Komponen seperti alkaloid,
saponin, tannin,
terpenoid, dan flavonoid secara signifikan menunjukkan hasil
tertinggi
padabagian daun dibandingkan pada bagian batang dan akar,
sedangkan fenol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
secara signifikan menunjukan hasil tertinggi pada akar
dibandingkan dengan daun
dan batang (Olayinka, 2015). Senyawa flavonoid dapat
meningkatkan penggunaan
glukosa di jaringan perifer dan menghambat pengangkutan glukosa
melewati
usus(Jadhav and Puchchakayala, 2011). Selain itu, flavonoid
memiliki efek
antioksidan melalui kerjanya yang menghambat pembentukan
reactive oxygen
species (ROS) dan memicu regenerasi sel β-pankreas
(Thongsomdkk., 2013).
Senyawa yang terkandung pada daun paitan yang berfungsi sebagai
antidiabetes
dapat diekstraksi menggunakan metode infusa dengan konsentrasi
10%.
Pemilihan metode infusa ini berdasarkan cara masyarakat yang
sering
memanfaatkan tanaman sebagai bahan obat dengan metode rebusan.
Menurut
Amanatie (2015), flavonoid termasuk dalam golongan senyawa fenol
yang
memiliki banyak gugus –OH dengan adanya perbedaan
keelektronegatifan yang
tinggi, sehingga sifatnya polar. Golongan senyawa ini mudah
terekstrak dalam
pelarut aquades yang memiliki sifat polar karena adanya gugus
hidroksil,
sehingga dapat terbentuk ikatan hidrogen.
Penelitian Miura dkk. (2005) menunjukkan bahwa ekstrak air daun
paitan
(100, 500, 1500 mg/kg) dapat menurunkan kadar glukosa darah pada
mencit
hiperglikemik setelah 7 jam pemberian. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan
oleh Prasetyo dkk. (2015) menunjukkan bahwa infusa daun paitan
(250, 500, 750
mg/kg BB) yang dibandingkan dengan metformin dosis 63 mg/kg
BB
menggunakan penginduksi aloksan dapat menurunkan kadar glukosa
darah secara
bermakna setelah 7 hari pemberian. Dosis infusa daun paitan 10%
yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 2000, 1000 dan 500 mg.kg BB dengan
lama
pemmberian 9 hari setelah tikus dinyatakan mengalami diabetes.
Penginduksi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah streptozotosin.
Streptozotosin
merupakan analog dari glukosa toksik yang terakumulasi dalam sel
β pankreas
melalui transporter glukosa GLUT2 dan bersifat diabetogenik
(Nugroho, 2006).
Menurut Manik dkk. (2017) streptozotosin lebih baik dan lebih
disukai dalam
menginduksi diabetes mellitus tipe 2 dengan beberapa keuntungan
jika
dibandingkan dengan alloksan, yaitu waktu paruh lebih lama,
mempertahankan
kondisi hiperglikemia dengan durasi yang lebih lama dan lebih
spesifik terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
sel beta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya
aktivitas antidiabetes
dan berapa persen aktivitas antidiabetes infusa daun paitan
10%,
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalama penelitian ini adalah seperangkat
alat gelas
(beaker glass, labu ukur, gelas ukur, erlenmeyer, corong, pipet
tetes, pengaduk),
mortir dan stamper, spuit injeksi, spuit oral, pipa kapiler
hematokrit, tabung
effendorf, tabung reaksi, mikropipet 100µL dan 1000µL, yellow
tip, blue tip, panci
enamel, kain flannel, timbangan analitik, timbangan tikus, hot
plate, sentrifuge,
vortex, Microvitalab-200, oven, mesin penyerbuk, ayakan dengan
nomor mesh
40, gelas obyek, gelas penutup, mikroskop. Bahan yang digunakan
adalah tikus
jantan galus Wistar, daun paitan, glibenklamid, reagen GOD-FS
(Diasys), asam
sitrat, natrium sitrat, penginduksi streptozotosin (Nacalai
Tesque, Japan),
aquadest, carboxymethyl cellulose (CMC) Na 0,5%, formalin, dan
eter.
Penyiapan Daun paitan
Daun paitan didapatkan dari CV. Merapi Farma Herbal
Yogyakartaypada
bulan Oktober 2016.Daun paitan yang telah didapatkan dicuci
dengan air
mengalir kemudian dikeringkan menggunakan oven pada suhu 30-40˚C
selama 2
hari. Daun paitan yang telah kering diserbuk dengan mesin
penyerbuk kemudian
diayak dengan ayakan nomor mesh 40. Serbuk yang digunakan pada
penelitian ini
adalah serbuk yang berada diantara ayakan nomor mesh 40.
Pembuatan Infusa Daun paitan
Serbuk daun paitan yang telah ditimbang sebanyak ±10 g,
dimasukkan ke
dalam panci enamel dan dibasahi dengan pelarut aquades sebanyak
dua kali bobot
serbuk daun paitan yang telah ditimbang yaitu 20 mL.serbuk dan
aquades yang
telah dicampur didalam pancil enamel ditambahkan dengan pelarut
aquades
sebanyak 100 mL, kemudian dipanaskan menggunakan penangas air
selama 15
menit terhitung saat suhunya 90˚C. Hasil infusa disaring selagi
panas
menggunakan kain flannel, untuk mendapatkan hasil perasan infusa
100 mL dapat
ditambahkan aquades melalui ampasnya hingga didapat 100 mL
(Prasetyo dkk.,
2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
Peringkat Dosis Infusa
Tiga peringkat dosis infusa daun paitan ditentukan
berdasarkan
berdasarkan volume maksimal pemberian yaitu 2000, 1000 dan 500
mg/kg BB.
Perlakuan hewan uji
Penelitian ini telah mendapat persetujuan dari The Medical and
Health
Research Ethics Committee (MHREC) Fac. of Medicine Gadjah Mada
University.
Pada penelitian ini digunakan sebanyak 18 ekor tikus yang dibagi
secara acak
kedalam 6 kelompok perlakuan, masing-masing kelompok terdiri
dari 3 ekor
tikus. Hewan uji kemudian diadaptasikan dengan lingkungan sekiar
selama 3 hari.
Kelompok I (Basal) tidak diberi perlakuan apapun, kelompok II
(Pankreotoksik)
diinduksi dengan streptozotosin 40 mg/kg BB secara
intraperitoneal dan tidak
diberi terapi, kelompok III (Kontrol positif) diinduksi dengan
streptozotosin 40
mg/kg BB secara intraperitoneal dan diterapi dengan glibenklamid
0,45 mg/kg
BB, kelompok IV-VI diinduksi dengan streptozotosin 40 mg/kg BB
secara
intraperitoneal dan diterapi dengan infusa daun paitan dengan
tiga peringkat dosis
yaitu 2000; 1000; dan 500 mg/kg BB. Sebelum hewan uji diinduksi
dan dilakukan
pengukuran kadar glukosa darah, terlebih dahulu tikus dipuasakan
selama 8-12
jam dengan tetap memberi minum.
Penetapan dan Pengukuran Kadar Glukosa Darah
Kadar glukosa darah tikus ditetapkan secara enzimatis dengan
reagen
GOD-PAP Dyasis dan diukur dengan menggunakan mikrovitalab
200.Sampel
darah tikus diambil melalui plexus retro orbitalis pada mata
kemudian disentrifuge
pada kecepatan 3500 rpm selama 15 menit.Serum yang terbentuk
diambil
sebanyak 10 µL dan ditambahkan reagen sebanyak 1000 µL
kemudian
divortex.Campuran tersebut didiamkan selama operating time 10
menit dan
serapannya dibaca dengan mikrovitalab 200.Kadar glukosa darah
dinyatakan
dalam mg/dL. Pengukuran kadar glukosa darah tikus dilakukan pada
hari ke 0, 4,
7, dan 14.
Persiapan dan Pembuatan Tikus Diabetes
Hewan percobaan diinduksi menjadi diabetes dengan
menggunakan
streptozotosin 40 mg/kg BB yang dilarutkan dalam buffer sitrat
pH 5.5. Pada hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
ke 1 tikus diinduksi dengan streptozotosin secara
intraperitoneal. Pada hari ke 4
setelah penyuntikan kadar glukosa darah tikus kembali diukur dan
tikus dikatakan
diabetes apabila kadar glukosa darah >200 mg/dL (Soviana
dkk., 2014).
Analisis Data
Data kadar glukosa darah dihitung dengan menggunakan Mean±SD
dan
persentase penurunan kadar glukosa darah dihitung menggunakan
rumus :
% Penurunan hari ke-14 = 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡(4−0)−𝑃𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡(4−14)
𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡(4−0) x 100%
(Fahri dkk., 2005)
Hasil dianalisis dengan menggunakan uji Shapiro Wilk untuk
mengetahui
distribusi data. Berdasarkan uji tersebut didapatkan hasil bahwa
semua kelompok
memiliki distribusi normal (p>0,05). Kemudian dilakukan uji
homogenitas dengan
menggunakan levene test untuk mengetahui apakah data mempunyai
varian yang
sama atau tidak. Data mempunyai varian yang sama apabila
p>0,05. Analisis
dilanjutkan dengan uji ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan
95% dan jika
p
-
6
serbuk yang baik adalah memiliki kandungan air
-
7
V = Infusa Daun Paitan 10% Dosis 1000 mg/kg BB
VI = Infusa Daun Paitan 10% Dosis 500 mg/kg BB
Gambar 1. Rerata kadar glukosa darah antar waktu
Pengukuran kadar glukosa darah pada hari ke-0 bertujuan untuk
melihat apakah
kadar glukosa darah tikus sebagai subyek uji berada dalam batas
normal sebelum
diberi perlakuan. Menurut Wolfensohn dan Maggie (2003) kadar
glukosa darah
tikus normal adalah 50-135 mg/dL. Berdasarkan Gambar 1 dan Tabel
1 pada
hari ke-0 menunjukkan bahwa kadar glukosa darah tikus pada
kelompok basal,
pankreotoksik, positif, infusa daun paitan dosis 2000, 1000, dan
500 mg/kg BB
memiliki kadar dengan Mean±SD secara berturut-turut, yaitu 75,67
3,51; 82,67
6,51; 82,00 4,00; 86,67± 9,29; 75,33 ± 11,02; 96,00 ± 11,14. Hal
tersebut
menunjukkan bahwa kadar glukosa darah tikus pada semua kelompok
perlakuan
pada hari ke-0 berada dalam batas normal.
Tikus pada kelompok pankreotoksik, positif dan infusa daun
paitan 10%
dosis 2000, 1000, 500 mg/kg BB kemudian diinduksi dengan
streptozotosin dosis
40 mg/kg BB secara intraperitoneal. Streptozotosin merupakan
analog dari
glukosa toksik yang terakumulasi dalam sel β pankreas melalui
transporter
glukosa GLUT2. Aktivitas alkilasi STZ dihubungkan dengan gugus
nitrosourea.
Nitrosourea bersifat lipofilik dan diserap jaringan melalui
membran plasma
dengan proses yang cepat. STZ akan terakumulasi dalam sel β
pankreas melalui
transporter glukosa GLUT2 dan berikatan dengan carbon-2 dari
glukosa. Hal ini
menyebabkan terjadinya perpindahan gugus metal dari STZ ke
molekul DNA
sehingga terjadi alkilasi DNA (Lenzen, 2008). Streptozotosin
juga mampu
0
100
200
300
400
500
600
Kontro Basal KontrolPankreotoksik
Kontrol Positif Infusa 10%2000 mg/kg BB
Infusa 10%1000 mg/kg BB
Infusa 10% 500mg/kg BB
H-0
H-4
H-7
H-14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
membangkitkan oksigen reaktif yang mempunyai peran tinggi dalam
kerusakan
sel β pankreas. Pembentukan anion superoksida karena aksi STZ
dalam
mitokondria dan peningkatan aktivitas xantin oksidase. Dalam hal
ini, STZ
menghambat siklus Krebs dan menurunkan konsumsi oksigen
mitokondria.
Produksi ATP mitokondria yang terbatas selanjutnya mengakibatkan
pengurangan
secara drastis nukleotida sel β pankreas (Nugroho, 2006).
Sedangkan buffer sitrat
yang digunakan sebagai pelarut tidak memberikan efek terhadap
penginduksian
(Sellamuthu et al, 2009). Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Tokan
(2014), setelah 3 hari penginduksian streptozotosin kadar
glukosa darah tikus
mengalami kenaikan. Tikus dinyatakan diabetes apabila kadar
glukosa darah >200
mg/dL (Soviana dkk, 2014). Pada Tabel 1 dan Gambar 1 menunjukkan
bahwa
pada hari ke-4 terjadi peningkatan kadar glukosa darah pada
kelompok
pankreotoksik, positif, infusa daun paitan dosis 2000, 1000, dan
500 mg/kg BB
jika dibandingkan dengan grafik kadar glukosa darah tikus pada
hari ke-0.
Mean±SD kadar glukosa darah pada kelompok pankreotoksik,
positif, infusa daun
paitan dosis 2000, 1000, dan 500 mg/kg BB, yaitu 469,67 10,02;
461,33
14,64; 563 ± 299.04; 506,67 ± 221,85; 381,00 ± 49,67. Hasil
tersebut
menunjukkan bahwa tikus mengalami hiperglikimia dan perlakuan
dilanjutkan
sesuai kriteria dari masing-masing kelompok yang sudah
ditentukan.
Tabel II. Hasil Uji LSD Kadar Glukosa Darah Hari ke-7
Kelompok I II III IV V VI
I - BTB BB BB BB BTB
II BTB - BTB BTB BTB BTB
III BB BTB - BTB BTB BB
IV BB BTB BTB - BTB BTB
V BB BTB BTB BTB - BTB
VI BTB BTB BB BTB BTB -
Keterangan :
BB = Berbeda Bermakna (p0,05)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
Berdasarkan hasil pengukuran kadar glukosa darah hari ke-7
kelompok kontrol
basal, pankreotoksik, positif, infusa daun paitan 10% 2000,
1000, dan 500 mg/kg
BB pada Gambar 1 dan Tabel 1 secara berturut-turut, yaitu 82,33
11,06;
232,33 20,98; 380,67 23,96; 320,67 ± 162,77; 315,67 ± 59,88;
198,67 ±
108,77. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kadar glukosa darah
pada kelompok
basal tetap pada batas normal. Kelompok basal digunakan untuk
mengetahui
kadar glukosa darah normal tikus. Sedangkan pada kelompok
kontrol
pankreotoksik kadar glukosa darah mengalami penurunan yang
seharusnya tidak
terjadi penurunan karena tidak diberi terapi. Kontrol
pankreotoksik bertujuan
sebagai gambaran populasi hewan uji yang mengalami
hiperglikemia. Menurut
penelitian Tokan (2014) penurunan kadar glukosa darah yang
terjadi pada
kelompok kontrol pankreotoksik mungkin disebabkan karena
kerusakan sel β
pankreas yang terjadi pada tikus terinduksi streptozotosin tidak
rusak secara
permanen sehingga sel-sel β pankreas dewasa yang mengandung sel
β prekusor
mengalami regenerasi. Sel yang tidak terpengaruh oleh
streptozotosin sebagai
penginduksi nekrosis, akan menunjukkan terjadinya peningkatan
mitosis,
apoptosis dan hipertrofi. Hipertrofi diduga berhubungan dengan
peningkatan
massa sel β yang mengalami kematian sel dan hal ini merupakan
mekanisme
regulasi yang berkaitan dengan angka mitosis, sehingga dapat
mempertahankan
jumlah sel islet yang cukup. Bahkan beberapa penelitian
menunjukkan adanya
transdiferensiasi atau perubahan dari sel non β menjadi sel
penghasil insulin
(Damasceno dkk., 2014). Berdasarkan hasil uji LSD kadar glukosa
darah pada
hari ke-7 kelompok kontrol positif, infusa daun paitan 10% dosis
2000 dan 1000
mg/kg BB menunjukkan hasil yang berbeda bermakna (p200 mg/dL.
Sedangkan infusa daun paitan dosis 500 mg/kg
BB menunjukkan hasil uji LSD yang berbeda tidak bermakna
(p>0,05) jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
dibandingkan dengan kontrol basal. Hal ini menunjukkan bahwa
penurunan kadar
glukosa darah yang dihasilkan oleh infusa daun paitan 10% dosis
500 mg/kg BB
hampir mencapai kadar glukosa normal tikus pada kelompok basal
dengan rata-
rata penurunan kadar glukosa darah yang dihasilkan dibawah 200
mg/dL.
Sedangkan pada kelompok infusa daun paitan 10% dosis 2000 dan
1000 mg/kg
BB menunjukkan hasil yang berbeda tidak bermakna (p>0,05)
jika dibandingkan
dengan kelompok kontrol positif yang diberikan glibenklamid. Hal
ini
menunjukkan bahwa infusa daun paitan dosis 2000 dan 1000 mg/kg
BB mampu
menurunkan kadar glukosa darah setara dengan kelompok yang
diberikan
glibenklamid. Namun kadar glukosa darah yang dihasilkan belum
mencapai kadar
glukosa normal jika dibandigkan dengan kelompk basal. Jika
kelompok infusa
daun paitan 10% dosis 500 mg/kg BB dibandingkan dengan kontrol
postif
glibenklamid dosis 0,45 mg/kg BB, menunjukkan hasil yang berbeda
bermakna
(p0,05). Hal ini menunjukkan bahwa penurunan kadar
glukosa darah yang antara tiga peringkat dosis infusa daun
paitan 10% pada hari
ke-7 memiliki aktivitas yang sama. Sehingga berdasarkan hasil
yang didapatkan
perlakuan masih dilanjutkan sampai hari ke-13 karena sebagian
besar dari semua
kelompok memiliki rata-rata kadar glukosa darah masih >200
mg/dL, kemudian
kadar glukosa darah kembali diukur pada hari ke-14. Glibenklamid
digunakan
sebagai kontrol positif karena glibenklamid merupakan salah satu
obat pilihan
bagi penderita diabetes mellitus tipe 2. Glibenklamid merupakan
obat golongan
sulfonilurea generasi kedua yang bekerja dengan merangsang sel
beta pankreas
untuk melepaskan insulin yang tersimpan sehingga bermanfaat pada
pasien yang
masih masih mampu mensekresi insulin (Sudoyo, 2009). Berdasarkan
penelitian
yang dilakukan oleh Tokan (2014), pada kelompok kontrol negatif
yang diberikan
CMC Na 0,5% memiliki kadar glukosa darah yang tidak berbeda
bermakna
dengan kontrol basal serta tidak mengalami perubahan patologi
sel islet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
langerhans secara struktural dengan persentase kerusakan sebesar
0%. Hal
tersebut membuktikan bahwa CMC Na 0.5% sebagai pelarut
glibenklamid yang
digunakan dalam penelitian ini tidak mempengaruhi kadar glukosa
darah pada
tikus.
Tabel III. Hasil Uji LSD Kadar Glukosa Darah Hari ke-14
Kelompok I II III IV V VI
I - BB BTB BB BTB BTB
II BB - BB BTB BB BB
III BTB BB - BB BTB BTB
IV BB BTB BB - BB BB
V BTB BB BTB BB - BTB
VI BTB BB BTB BB BTB -
Keterangan :
BB = Berbeda Bermakna (p0,05)
Berdasarkan hasil pengukuran kadar glukosa darah hari ke-14
kelompok
kontrol basal, pankreotoksik, positif, infusa daun paitan 10%
2000, 1000, dan 500
mg/kg BB pada Gambar 1 dan Tabel 1 secara berturut-turut, yaitu
95,00
10,15; 146,33 20,82; 102,00 7,94; 137,33 ± 8,69; 83,33 ± 20,21;
100,67 ±
21,07. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kadar glukosa darah pada
kelompok
basal tetap pada batas normal sedangkan pada kelompok kontrol
pankreotoksik
kadar glukosa darah mengalami penurunan sampai hari ke-14 yang
seharusnya
tidak terjadi penurunan karena tidak diberi terapi. Hal ini
mungkin disebabkan
karena kerusakan sel β pankreas yang terjadi pada tikus
terinduksi streptozotosin
tidak rusak secara permanen sehingga sel-sel β pankreas dewasa
yang
mengandung sel β prekusor mengalami regenerasi (Tokan, 2014).
Sel yang tidak
terpengaruh oleh streptozotosin sebagai penginduksi nekrosis,
akan menunjukkan
terjadinya peningkatan mitosis, apoptosis dan hipertrofi.
Hipertrofi diduga
berhubungan dengan peningkatan massa sel β yang mengalami
kematian sel dan
hal ini merupakan mekanisme regulasi yang berkaitan dengan angka
mitosis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
12
sehingga dapat mempertahankan jumlah sel islet yang cukup.
Bahkan beberapa
penelitian menunjukkan adanya transdiferensiasi atau perubahan
dari sel non β
menjadi sel penghasil insulin (Damasceno dkk., 2014).
Berdasarkan hasil uji LSD
kadar glukosa darah pada hari ke-14 kelompok kontrol positif,
infusa daun paitan
dosis 1000 dan 500 mg/kgBB menunjukkan hasil berbeda tidak
bermakna
(p>0,05) jikadibandingkan dengan kelompok basal. Hal ini
menunjukkan bahwa
pemberian glibenklamid dan infusa daun paitan 10% dosis 1000 dan
500
mg/kgBB dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus yang
terinduksi
streptozotosin. Penurunan kadar glukosa yang dihasilkan
sebanding dengan kadar
glukosa normal tikus pada kelompok basal. Sedangkan pada
kelompok infusa
daun paintan dosis 2000 mg/kg BB menunjukkan hasil yang berbeda
bermakna
(p
-
13
Tabel V. Persentase Rerata Selisih Penurunan Kadar Glukosa
Darah
Kelompok Hari Ke 4-14
Kontrol Positif 94,73 %
Infusa Daun Paitan 10% Dosis 2000 mg/kg
BB 89,36 %
Infusa Daun Paitan 10% Dosis 1000 mg/kg
BB 98,14%
Infusa Daun Paitan 10% Dosis 500 mg/kg BB 98,36 %
Gambar 2. Selisih Rerata Penurunan kadar Glukosa Darah Hari
4-14
Tabel VI. Hasil Uji LSD Rerata Selisih Penurunan Kadar Glukosa
Darah Hari ke
4-14
Kelompok I II III IV
I - BTB BTB BTB
II BTB - BTB BTB
III BTB BTB - BTB
IV BTB BTB BTB -
Berdasarkan Tabel IV, persentase selisih penurunan kadar glukosa
darah dari
yang tertinggi sampai yang terendah berturut-turut yaitu, infusa
daun paitan 10%
dosis 500 mg/kgBB (98,36%); 1000 mg/kg BB (98,14%); kontrol
positif
(94,73%); dan infusa daun paitan 10% dosis 2000 mg/kgBB
(89,36%). Hasil uji
LSD perbandingan antar semua kelompok pada persentase penurunan
kadar
gluosa darah menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna. Hal ini
menunjukkan
0
100
200
300
400
500
600
700
800
Positif infusa 10% 2000 mg/kgBB
infusa 10% 1000 mg/kgBB
infusa 10% 500 mg/kgBB
Selisih Penurunan Hari 4-14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
bahwa kelompok kontrol positif, infusa daun paitan 10% dosis
2000, 1000, dan
500 mg/kg BB memiliki persentase aktivitas penurunan kadar
glukosa darah yang
sama antar semua kelompok.
Dosis 500 mg/kg BB pada penelitian ini dipilih sebagai dosis
efektif,
karena dosis tersebut merupakan dosis terkecil infusa daun
paitan 10% dengan
persentase tertinggi dalam menurunkan kadar glukosa darah. Dosis
efektif
merupakan dosis terkecil infusa daun paitan 10% yang dapat
menimbulkan efek
antidiabetes. Apabila dosis 500 mg/kg BB dikonversi ke dalam
dosis manusia
maka didapatkan dosis 6.05 g/70 kg BB.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga peringkat dosis infusa
daun
paitan 10% memiliki aktivitas sebagai antidiabetes, namun
kemampuan yang
dihasilkan sebagai antidiabetes berbeda-beda. Senyawa yang
bertanggung jawab
sebagai antidiabetes dari infusa daun paitan 10% ini adalah
flavonoid. Pada
penderita diabetes, hiperglikemia menyebabkan terjadinya
peningkatan reactive
oxygen species (ROS), peningkatan stress oksidataif dan
kurangnya antioksidan
merupakan awal mula terjadinya komplikasi. Flavonoid berperan
penting
melindungi dari kerusakan oksidatif pada penderita diabetes
mellitus. Flavonoid
memiliki efek antioksidan melalui kerjanya yang menangkap
radikal bebas akibat
stres oksidatif, menghambat pembentukan reactive oxygen species
(ROS) dan
memicu regenerasi sel β-pankreas (Thongsom, dkk., 2013). Selain
itu, senyawa
flavonoid dapat meningkatkan penggunaan glukosa di jaringan
perifer dan
menghambat pengangkutan glukosa melewati usus (Jadhav and
Puchchakayala,
2011).
KESIMPULAN
Infusa daun paintan 10% memiliki aktivitas
antidiabetes.Persentase selisih
penurunan kadar glukosa darah infusa daun paitan 10% dari yang
tertinggi sampai
yang terendah berturut-turut yaitu, dosis 500 mg/kgBB (98.36%);
1000 mg/kgBB
(98.14); dan dosis 2000 mg/kgBB (89.36%).
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, perlu dilakukan uji
histopatologi
untuk penelitian selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2010, Acuan Sediaan Herbal,
Vol.5,
Direktorat Obat Asli Indonesia, Jakarta, 1-3.
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2014, Persyaratan Mutu
Obat
Tradisional, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia, Jakarta, 11.
Dahlan, M.S., 2008, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan,
Ed. 3, Salemba
Medika, Jakarta, 53-58, 85-105.
Damasceno, D. C., Netto, A. O., Iessi, I. L., Gallego, F. Q.,
Corvino, S. B.,
Dallaqua, B., Sinzato, Y. K., Bueno, A., Calderon, I. M. P.,
and
Rudge1, M. V. C., 2014, Streptozotocin-Induced Diabetes
Models:
Pathophysiological Mechanisms and Fetal Outcomes, BioMed
Research
International, Brazil, pp. 3.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2005, Pharmaceutical
Care untuk
Penyakit Diabtes Mellitus, Direktorat Bina Farmasi Komunitas
Dan
Klinik Direktorat Jenderal, 13-19.
Fahri, C., Sutarno, dan Listyawati, S., 2005.Kadar Glukosa dan
Kolesterol Total
DarahTikus Putih (Rattus norvegicus L.) Hiperglikemik
Setelah
Pemberian EkstrakMetanol Akar Meniran (Phyllanthus niruri
L.).
Biofarmasi, 3(1): 4.
Jadhav, R., and Puchchakayala, G., 2011, Hypoglycemic and
Antidiabetic
Activity of Flavonoids: Boswellic Acid, Ellagic Acid, Quercetin,
Rutin
on Streptozotocin-Nicotinamide Induced Type 2 Diabetic Rats,
International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences,
India,
4(2), 251-256.
Lenzen, S., 2008, The Mechanisms of Alloxan- and
Streptozotocin-induced
Diabetes, Diabetologia, Vol. 51, pp. 216-226.
Islam, M., Rupeshkumar , M., and Reddy, K. B., , 2017,
Streptozotocin Is More
Convenient Than Alloxan For The Induction Of Type 2
Diabetes,
International Journal of Pharmacological Research, India, 7(01),
pp.8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
Miura, T., Nosaka, K., Ishii, H., dan Ishida, T., 2005,
Antidiabetic Effect of
Nitobegiku, The Herb Tithonia diversifolia, in KK-Ay Diabetic
Mice,
Pharmaceutical Society of Japan, Japan, 28(11), 2152-2154.
Nugroho, A.D., 2006, Hewan Percobaan Diabetes Mellitus: Patologi
dan
Mekanisme Aksi Diabetogenik, Review, 7 (4), 381-382.
Olayinka, Raiyemo, B.U., Alex, D., Etejere, Obukohwo, E., 2015,
Phytochemical
and Proximate Copmposition of Tithonia diversifolia (Hemsl.) A.
Gray,
16(1), 196-197.
PERKENI, 2011, Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabtes
Melitus Tipe
2 di Indonesia , Perkeni, Jakarta, 6-7, 21-25.
Prasetyo, A., Denashurya, T.G., Putri, W.S., Ilmiawan, M.I.,
2016, Perbandingan
Efek Hipoglikemik Infusa Daun Kembang Bulan (Tithonia
diversifolia
(Hamsley) A. Gray) dan Metformin pada Tikus yang Diinduksi
Aloksan, IAI, Indonesia, 91-94.
Soviana, E., Rachmawati, B., dan W, N. S., 2014, Pengaruh
Suplementasi β-
Carotene terhadap Kadar Glukosa Darah dan Kadar
Malondialdehida
pada Tikus Sprague Dawley yang Diinduksi Streptozotocin,
Jurnal
Gizi Indonesia, 2 (2), 43-35.
Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, I., K, M. S., Siti, S.,
2009, Buku Ajar
Penyakit Dalam, Interna Publishing Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta,
1887-
1888.
Thongsom, M., Chunglok, W., Kuanchuea, dan R., Tangpong, J.,
2013,
Antioxidant and Hypoglycemic Effects of Tithonia diversifolia
Aqueous
Leaves Extract in Alloxan-Induced Diabetic Mice, Advanced in
Enviromental Biology, Thailand, 7(9), 211-2125.
Tokan, I.R., 2014. Efek Antihiperglikemik Ekstrak Etanol Daun
Artocarpus altilis
(Park.)Foesberg pada Tikus Terinduksi Streptozotosin. Skripsi,
Fakultas
Farmasi,Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Wolfenshon, S., and Maggie, L., 2003, Handbook of Labolatory
Animal
Mangemant and Welfar.3rd
ed., Blackwell Publishing. USA, p. 246.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
World Health Organization, 2016, Global Report On Diabetes,
Genewa : World
Health Organization, 11.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
LAMPIRAN
Lampiran 1. Daun paitan dan infusa d aun paitan 10%
Gambar 3. Pohon paitan
Gambar 6. Proses pembuatan infusa
daun paitan 10%
Gambar 7. Proses pembuatan infusa
daun paitan 10%
Gambar 8. Infusa daun
paitan 10%
Gambar 5. Serbuk daun
paitan
Gambar 4. Daun paitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
Lampiran 2. Cara pembuatan buffer sitrat pH 5,5 dan
streptozotosin
Gambar 9. Asam sitrat Gambar 10. Natrium sitrat
Gambar 11. Proses pembuatan
buffer sitrat pH 5,5
(asam sitrat)
Gambar 12. Proses pembuatan
buffer sitrat pH 5,5
(natrium sitrat)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
Gambar 13. Buffer sitarat
pH 5,5, Gambar 14. Streptozotosin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
Lampiran 3. Pengukuran kadar glukosa darah dan pemberian infusa
daun paitan
10%
Gambar 15. Proses pemuasaan tikus
sebelum diambil darah
Gambar 16. Proses pengambilan
darah tikus
Gambar 17. Proses penginduksian
tikus dengan
streptozotosin secara
i.p
Gambar 18. Proses pemberian
infusa daun paitan
10% dan glibenklamid
secara p.o
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
Lampiran 4. Alat sentrifuge dan pengukuran kadar glukosa
darah
Gambar 19. Alat sentrifuge
(Thermorex)
Gambar 20. Alat ukur kadar
glukosa darah
(Microvitalab 200)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
Lampiran 5. Surat pengesahan determinasi Tithonia diversifolia
[Hemsley] A.
Gray
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
Lampiran 6.Surat hasil uji kadar air simplisia daun paitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
Lampiran 7. Surat Ethical Clearance (EC)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
Lampiran 8. Surat legalitas penggunaan aplikasi SPSS untuk
pengujian data
secara statistik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
Lampiran 9. Brosur Reagen GOD-FS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
Lampiran 10. Perhitungan
a. Konsentrasi Streptozotosin
Perhitungan konsentrasi streptozotosin berdasarkan dosis yang
digunakan
yaitu 40 mg/kg BB, volume maksimal pemberina secara i.p, dan
berat badan
maksimal yang digunakan dalam penelitian.
Dosis streptozotosin : 40 mg/kgBB
Berat badan tikus : 200 g
Volume maksimal : 5 ml
D x BB = C x V
C = D ×BB
V =
40mg
kgBB x 200 g
5 ml = 1,6 mg/ml
b. Dosis Glibenklamid
Dosis glibenklamid yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
dosis
hasil konversi dari dosis manusia sebesar 5 mg dengan berat
badan 70 kg.
Nilai konversi berat badan manusia (70 kg ) ke tikus (200 g) =
0.018
Dosis glibenklamid = 5 mg x 0.018
= 0,09 mg/200gBB tikus
= 0,45 mg/kgBB tikus
c. Dosis infusa daun paitan 10%
Tiga peringakan dosis infusa daun paitan 10% yang digunakan pada
penelitian
ini ditentukan dari konsentrasi infusa daun paitan 8%, volume
pemberian
maksimal secara p.o dan menggunakan berat badan maksimal sesuai
dengan
kriteria penelitian ini.
Konsentrasi : 8% 80 g/mL
Volume pemberian : 5 ml
Berat badan tikus : 200 g
D x BB = C x V
D = C x V
BB =
80g
ml x 5 ml
200 g = 2000 mg/kgBB
Dosis 2000 mg/mL sebagai peringkat dosis 1, untuk menetukan
dosis peringkat
2 maka dosis peringkat 1 dibagi dua dan untuk menentukan dosis
peringkat 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
29
maka dosis peringkat 2 dibagi dua. Sehingga didapatkan peringkat
dosis yaitu :
2000; 1000; 500 mg/kgBB.
d. Konversi dosis dari tikus ke manusia
Faktor konversi dari tikus 200 g ke manusia 70 kg adalah
60.5.
Rumus :
Dosis manusia = dosis tikus 200gBB × faktor konversi
i. Dosis I (2000 mg/kg BB)
Dosis Tikus = 2000 mg/kg BB
= 400 mg / 200gBB Tikus
Dosis manusia = 400 mg/ 200gBB × 60.5
= 24.200 mg / 70kgBB Manusia
= 24.2 g / 70kgBB manusia
ii. Dosis II
Dosis Tikus = 1000 mg/ kg BB
= 200 mg / 200gBB Tikus
Dosis manusia = 200 mg/ 200gBB × 60.5
= 12.100 mg / 70kgBB manusia
= 12.1 g / 70kgBB manusia
iii. Dosis III
Dosis Tikus = 500 mg/ kg BB
= 100 mg / 200gBB Tikus
Dosis manusia = 100 mg/ 200gBB × 60.5
= 6.050 mg / 70kgBB manusia
= 6.05 g / 70kgBB manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
30
e. Perhitungan persentase penurunan kadar glukosa darah
tikus
% penurunan hari 4-14 = penurunan post−perlakuan
penurunan pra−perlakuanx 100%
Keterangan : Pra-perlakuan = Rerata kadar glukosa darah tikus
hari ke-4
dikurangi hari ke-0
Post-perlakuan = Rerata kadar glukosa darah tikus hari ke-4
dikurangi hari ke-14
Positif = 359.33
379.33x 100% = 94.73%
Infusa dosis 2000 mg/kg BB = 425.67
476.33x 100% = 89.36%
Infusa dosis 1000 mg/kg BB = 423.33
431.33x 100% = 98.14%
Infusa dosis 500 mg/kg BB = 280.33
285.00x 100% = 98.36%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
31
Lampiran 11.Bagan Skema Kerja
Induksi STZ 40 mg/kgBB i.p.
Kontrol (P) Kelompok IV-VI
Kelompok VI Diterapi
Infusa daun
paitan 10%
500mg/kgBB
mg/kgBB
Hari ke-0
Diukur kadar glukosa darah
Hari ke-1
Kontrol basal
Kontrol(+)
18 ekor tikus dipuasakan selama 8-12 jam
Hari ke-4
Diukur kadar glukosa darah >200 mg/dL
Kontrol
basal Tanpa
perlakuan
apapun
Kontrol (+) Diberi
glibenklamid
0,45 mg/kg BB
Kelompok V Diterapi
Infusa daun
paitan 10%
1000mg/kgB
B
1000 mg/kgBB
Kelompok IV Diterapi
Infusa daun
paitan 10%
2000mg/kgBB
Kontrol P Induksi STZ 40 mg/kgBB
hari ke-1
Hari ke-7 dan ke-14
Diukur kadar glukosa darah
Di uji statistik
Hari ke-5 sampai ke-13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
Lampiran 12. Hasil analisis statistika data Kadar Glukosa
Darah
Tests of Normality
Kelompok KGD infusa
10%
Kolmogorov-Smirnova
Shapir
o-Wilk
Statisti
c df Sig.
Statisti
c
Delta KGD
Infusa 10%
Basal .229 3 . .981
Pankreotoksik .301 3 . .912
Positif .237 3 . .977
Infusa Dosis Tinggi
(2000 mg/kg BB) .335 3 . .859
Infusa Dosis Tinggi
(1000 mg/kg BB) .231 3 . .980
Infusa Dosis Tinggi
(500 mg/kg BB) .321 3 . .882
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
33
Lampiran 13. Rata-rata kadar glukosa darah dengan standard
Deviation (SD)
Descriptives
N
Mea
n
Std.
Deviat
ion
Std.
Erro
r
95%
Confidence
Interval for
Mean Min
imu
m
Lower
Bound
Upper
Bound
KGD
Infusa
10% H0
Basal 3
75.6
7 3.512
2.02
8 66.94 84.39 72
Pankreotoksik 3
82.6
7 6.506
3.75
6 66.50 98.83 76
Positif 3
82.0
0 4.000
2.30
9 72.06 91.94 78
Infusa Dosis
Tinggi (2000
mg/kg BB)
3 86.6
7 9.292
5.36
4 63.59 109.75 79
Infusa Dosis
Tinggi (1000
mg/kg BB)
3 75.3
3 11.015
6.36
0 47.97 102.70 68
Infusa Dosis
Tinggi (500
mg/kg BB)
3 96.0
0 11.136
6.42
9 68.34 123.66 84
Total 18
83.0
6 9.979
2.35
2 78.09 88.02 68
KGD
Infusa
10% H4
Basal 3
96.0
0 2.000
1.15
5 91.03 100.97 94
Pankreotoksik 3
469.
67 10.017
5.78
3 444.78 494.55 460
Positif 3
461.
33 14.640
8.45
2 424.97 497.70 448
Infusa Dosis
Tinggi (2000
mg/kg BB)
3 563.
00
299.04
3
172.
653
-
179.87
1305.8
7 220
Infusa Dosis
Tinggi (1000
mg/kg BB)
3 506.
67
221.84
8
128.
084 -44.43
1057.7
7 278
Infusa Dosis
Tinggi (500
mg/kg BB)
3 381.
00 49.669
28.6
76 257.62 504.38 324
Total 18
412.
94
202.60
9
47.7
55 312.19 513.70 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
34
KGD
Infusa
10% H7
Basal 3
82.3
3 11.060
6.38
6 54.86 109.81 72
Pankreotoksik 3
232.
33 20.984
12.1
15 180.21 284.46 216
Positif 3
380.
67 23.965
13.8
36 321.13 440.20 353
Infusa Dosis
Tinggi (2000
mg/kg BB)
3 320.
67
162.77
1
93.9
76 -83.68 725.01 134
Infusa Dosis
Tinggi (1000
mg/kg BB)
3 315.
67 59.878
34.5
70 166.92 464.41 247
Infusa Dosis
Tinggi (500
mg/kg BB)
3 198.
67
108.76
7
62.7
97 -71.53 468.86 129
Total 18
255.
06
123.18
1
29.0
34 193.80 316.31 72
KGD
Infusa
10% H14
Basal 3
95.0
0 10.149
5.85
9 69.79 120.21 84
Pankreotoksik 3
146.
33 20.817
12.0
19 94.62 198.04 123
Positif 3
102.
00 7.937
4.58
3 82.28 121.72 96
Infusa Dosis
Tinggi (2000
mg/kg BB)
3 137.
33 8.963
5.17
5 115.07 159.60 127
Infusa Dosis
Tinggi (1000
mg/kg BB)
3 82.3
3 19.399
11.2
00 34.14 130.52 60
Infusa Dosis
Tinggi (500
mg/kg BB)
3 100.
67 21.008
12.1
29 48.48 152.85 80
Total 18
110.
61 27.240
6.42
1 97.06 124.16 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
35
Lampiran 14.Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji
LSD nilai kadar
glukosa darah
Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
KGD Infusa 10% H0 1.611 5 12 .231
KGD Infusa 10% H4 6.322 5 12 .004
KGD Infusa 10% H7 7.323 5 12 .002
KGD Infusa 10%
H14 1.248 5 12 .347
ANOVA
Sig.
KGD Infusa 10% H0 Between Groups .077
Within Groups
Total
KGD Infusa 10% H4 Between Groups .034
Within Groups
Total
KGD Infusa 10% H7 Between Groups .012
Within Groups
Total
KGD Infusa 10% H14 Between Groups .002
Within Groups
Total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
36
Post Hoc Test (LSD)
Kadar Glukosa Darah Hari ke-7
(I) Kelompok KGD infusa 10%
(J) Kelompok KGD infusa 10%
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound
Upper Bound
Basal Pankreotoksik -150.000 69.159 .051 -300.69 .69
Positif -298.333* 69.159 .001 -449.02 -147.65
Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)
-238.333* 69.159 .005 -389.02 -87.65
Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)
-233.333* 69.159 .006 -384.02 -82.65
Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)
-116.333 69.159 .118 -267.02 34.35
Pankreotoksik Basal 150.000 69.159 .051 -.69 300.69
Positif -148.333 69.159 .053 -299.02 2.35
Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)
-88.333 69.159 .226 -239.02 62.35
Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)
-83.333 69.159 .251 -234.02 67.35
Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)
33.667 69.159 .635 -117.02 184.35
Positif Basal 298.333* 69.159 .001 147.65 449.02
Pankreotoksik 148.333 69.159 .053 -2.35 299.02
Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)
60.000 69.159 .403 -90.69 210.69
Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)
65.000 69.159 .366 -85.69 215.69
Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)
182.000* 69.159 .022 31.31 332.69
Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)
Basal 238.333* 69.159 .005 87.65 389.02
Pankreotoksik 88.333 69.159 .226 -62.35 239.02
Positif -60.000 69.159 .403 -210.69 90.69
Infusa Dosis Sedang(1000 mg/kg BB)
5.000 69.159 .944 -145.69 155.69
Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)
122.000 69.159 .103 -28.69 272.69
Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)
Basal 233.333* 69.159 .006 82.65 384.02
Pankreotoksik 83.333 69.159 .251 -67.35 234.02
Positif -65.000 69.159 .366 -215.69 85.69
Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)
-5.000 69.159 .944 -155.69 145.69
Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)
117.000 69.159 .116 -33.69 267.69
Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)
Basal 116.333 69.159 .118 -34.35 267.02
Pankreotoksik -33.667 69.159 .635 -184.35 117.02
Positif -182.000* 69.159 .022 -332.69 -31.31
Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)
-122.000 69.159 .103 -272.69 28.69
Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)
-117.000 69.159 .116 -267.69 33.69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
37
Post Hoc Test (LSD)
Kadar Glukosa Darah Hari ke-14
Multiple Comparisons
(I) Kelompok KGD infusa 10%
(J) Kelompok KGD infusa 10%
Mean Difference (I-J)
Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound
Upper Bound
Basal Pankreotoksik -51.333* 12.898 .002 -79.44 -23.23
Positif -7.000 12.898 .597 -35.10 21.10
Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)
-42.333* 12.898 .007 -70.44 -14.23
Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)
12.667 12.898 .345 -15.44 40.77
Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)
-5.667 12.898 .668 -33.77 22.44
Pankreotoksik Basal 51.333* 12.898 .002 23.23 79.44
Positif 44.333* 12.898 .005 16.23 72.44
Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)
9.000 12.898 .499 -19.10 37.10
Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)
64.000* 12.898 .000 35.90 92.10
Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)
45.667* 12.898 .004 17.56 73.77
Positif Basal 7.000 12.898 .597 -21.10 35.10
Pankreotoksik -44.333* 12.898 .005 -72.44 -16.23
Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)
-35.333* 12.898 .018 -63.44 -7.23
Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)
19.667 12.898 .153 -8.44 47.77
Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)
1.333 12.898 .919 -26.77 29.44
Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)
Basal 42.333* 12.898 .007 14.23 70.44
Pankreotoksik -9.000 12.898 .499 -37.10 19.10
Positif 35.333* 12.898 .018 7.23 63.44
Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)
55.000* 12.898 .001 26.90 83.10
Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)
36.667* 12.898 .015 8.56 64.77
Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)
Basal -12.667 12.898 .345 -40.77 15.44
Pankreotoksik -64.000* 12.898 .000 -92.10 -35.90
Positif -19.667 12.898 .153 -47.77 8.44
Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)
-55.000* 12.898 .001 -83.10 -26.90
Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)
-18.333 12.898 .181 -46.44 9.77
Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)
Basal 5.667 12.898 .668 -22.44 33.77
Pankreotoksik -45.667* 12.898 .004 -73.77 -17.56
Positif -1.333 12.898 .919 -29.44 26.77
Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)
-36.667* 12.898 .015 -64.77 -8.56
Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)
18.333 12.898 .181 -9.77 46.44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
38
Lampiran 15. Hasil analisis statistika data selisih penurunan
kadar glukosa darah
hari ke (4-14)
Tests of Normality
Kelompok KGD infusa 10%
Shapiro-Wilka
df Sig.
Delta KGD Infusa
10%
Basal 3 .739
Pankreotoksik 3 .424
Positif 3 .706
Infusa Dosis Tinggi (2000
mg/kg BB) 3 .264
Infusa Dosis Tinggi (1000
mg/kg BB) 3 .730
Infusa Dosis Tinggi (500 mg/kg
BB) 3 .330
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
39
Lampiran 16. Hasil analisis dengan uji ANOVA satu arah dan uji
LSD nilai
selisih penurunan hari ke (4-14)
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Delta KGD Infusa 10% 6.761 5 12 .003
ANOVA
Sig.
Delta KGD Infusa 10% Between Groups .020
Within Groups
Total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
40
Post Hoc Test
(I) Kelompok KGD infusa 10%
(J) Kelompok KGD infusa 10%
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound
Upper Bound
Basal Pankreotoksik -98.667
127.364
.454 -376.17 178.84
Positif -372.000
*
127.364
.013 -649.50 -94.50
Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)
-438.333*
127.364
.005 -715.84 -160.83
Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)
-437.000*
127.364
.005 -714.50 -159.50
Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)
-293.000*
127.364
.040 -570.50 -15.50
Pankreotoksik Basal 98.667
127.364
.454 -178.84 376.17
Positif -273.333
127.364
.053 -550.84 4.17
Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)
-339.667*
127.364
.021 -617.17 -62.16
Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)
-338.333*
127.364
.021 -615.84 -60.83
Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)
-194.333 127.36
4 .153 -471.84 83.17
Positif Basal 372.000
*
127.364
.013 94.50 649.50
Pankreotoksik 273.333
127.364
.053 -4.17 550.84
Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)
-66.333 127.36
4 .612 -343.84 211.17
Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)
-65.000 127.36
4 .619 -342.50 212.50
Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)
79.000 127.36
4 .547 -198.50 356.50
Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)
Basal 438.333
*
127.364
.005 160.83 715.84
Pankreotoksik 339.667
*
127.364
.021 62.16 617.17
Positif 66.333
127.364
.612 -211.17 343.84
Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)
1.333 127.36
4 .992 -276.17 278.84
Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)
145.333 127.36
4 .276 -132.17 422.84
Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)
Basal 437.000
*
127.364
.005 159.50 714.50
Pankreotoksik 338.333
*
127.364
.021 60.83 615.84
Positif 65.000
127.364
.619 -212.50 342.50
Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)
-1.333 127.36
4 .992 -278.84 276.17
Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)
144.000 127.36
4 .280 -133.50 421.50
Infusa Dosis Rendah (500 mg/kg BB)
Basal 293.000
*
127.364
.040 15.50 570.50
Pankreotoksik 194.333
127.364
.153 -83.17 471.84
Positif -79.000
127.364
.547 -356.50 198.50
Infusa Dosis Tinggi (2000 mg/kg BB)
-145.333 127.36
4 .276 -422.84 132.17
Infusa Dosis Sedang (1000 mg/kg BB)
-144.000 127.36
4 .280 -421.50 133.50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
41
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul “Efek Antidiabetes Infusa
Daun Paitan (Tithonia Diversifolia) 10% Pada Tikus
Jantan Galur Wistar Terinduksi Streptozotosin” yang
memiliki nama lengkap Masrial Zalukhu, lahir di Holi,
13 Mei 1996. Penulis merupakan putri kedua dari dua
bersaudara pasangan Bapak Deliana Zalukhu dan Ibu
Merina Hulu.Pendidikan formal yang ditempuh penulis
yaitu pendidikan tingkat Sekolah Dasar di SD Negeri 1
Salo’o Hilina’a (2001-2007), pendidikan Sekolah
Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Lolomoyo (2007-2010) dan
pendidikan
Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Sedayu
(2010-2013).Penulis
melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma
(2013). Semasa menempuh pendidikan sarjana penulis aktif dalam
berbagai
kepanitiaan antara lain menjadi anggota divisi Konsumsi Donor
Darah (2014),
sebagai koordinator dana dan usaha pada 3 ON 3 (2015), anggota
divisi Medis
INSADHA (2015), dan anggota divisi Humas Sanata Dharma
Championship
(2015). Selain itu penulis juga pernah menjadi asisten praktikum
Biokimia (2015)
dan asisten pratikum Mikrobiologi (2017).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI