Top Banner
Email Redaksi: [email protected] Kabar Bangkalan Kabar Pamekasan Kabar Sumenep Kabar Sampang Siapkan Enam Gardu Suramadu Antisipasi Libur Natal dan Tahun Baru Peternak Unggas Mulai Resah Diterpa Isu Ancaman Wabah Flu Burung Tidak Dicabut, Hanya Dievaluasi Kucuran Pugar Diupayakan Meningkat Budaya Madura Butuh Ensiklopedi Harapan dari KKM II 23 Desember 2012 @kabarmaduranews TWITTER Kado Manis di Akhir Tahun MINGGU Kriminal BATUMARMAR- Puluhan ribu pasang mata menghadiri haul yang dihadiri pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan, Ahmad Syafi’ie dan Khalil Asy’ari (ASRI) saat silaturrahim ke Desa Batu Bin- tang Kec Batumarmar, Sabtu (22/12) pagi kemarin. Seperti dalam beberapa kes- empatan serupa sebelumnya, pasangan ASRI didampingi puluhan kiai dan ulama’ Pame- kasan. KM/FATHOR RAHMAN LOW PROFILE: Ahmad Sya’ie dan Khalil Asy’ari didampingi puluhan ulama dan kiai sepuh menghadiri haul dan silaturrahim dengan masyarakat di Desa Batu Bintang, Sabtu (22/12) kmarin pagi. Datangi Haul, ASRI Disambut Konvoi KM/FATHOR RAHMAN SUMENEP–Hari kedua, pelaksa- naan Kongres Kebudayaan Madura II di Sumenep, Sabtu (22/12) di- gelar beberapa agenda, termasuk di antaranya yang juga ditunggu adalah dialog terbuka beberapa tokoh-tokoh budayawan nasional. Pantauan Kabar Madura, sejum- lah tokoh-tokoh budaya nasional hadir menyumbangkan pemikiran brilian. Mereka antara lain Prof. Dr. H. A. Syukur Ghazali, M.Pd (Guru Besar Universitas Negeri Malang), A Latief Wiyata (Antro- polog), Prof Mien Rifa’i dan terma- suk Budayawan dari Sumenep, D. Zawawi Imron. Prof. Dr. H. A. Syukur Ghazali M.Pd yang juga staf pengajar Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang, mengatakan, bagi orang- tua dan pendidik di Madura ter- patri kuat keinginan luhur untuk mendidik anaknya dengan benar. “Terutama memberikan pendidikan yang mengarahkan agar anaknya mengenal agama dan bisa mem- baca Alquran,” ujar Syukur Ghazali dalam pemaparannya. SUMBANG SARAN: Para tokoh nasional ketika menjadi nara sumber dalam dialog KKM II di aula salah satu hotel di Sumenep, Sabtu Malam. KM / BUSRI THAHA Sarana Budayawan Sumbangkan Pemikiran POHON itu tak berdaun, tidak juga memiliki batang yang kuat untuk berdiri tegak seperti pohon bam- bu. Seperti benalu, po- hon itu harus bersandar pada batang pohon yang kuat agar bisa hidup dan berbuah. Ya orang-orang menyebutnya dengan sebutan buah naga. Di Madura, pohon ini terbilang langka. Mak- lum, buah naga me- mang bukan tanaman asli Madura. Pohon itu berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Na- mun buah ini sudah di budidayakan di beber- apa negara termasuk Indonesia. Penjual ‘Kaktus Emas’ di Sumenep Madura Makin Istimewa dengan Petik Sendiri KM/ACH. QUSYAIRI NURULLAH BEBAS KIMIA: Fitriyah menunjukkan buah naga hasil budidayanya yang rasanya lebih manis. Sering orang banyak mengatakan, pohon emas di Madura adalah pohon tembakau. Tetapi ada fakta lain yang belum banyak diketahui oleh kebanyakan orang termasuk orang Madura sendiri. Apa itu? ACH. QUSYAIRI NURULLAH, Sumenep Bayari Orang Rp 60 Juta, Bunuh Menantu Sendiri BANGKALAN-Pasangan suami istri (pasutri) satu ini sangat kejam. Bagaimana tidak, mereka mengotaki rencana pembunuhan terha- dap menantu mereka sendiri. Mereka melakukanya den- gan menyewa orang dengan bayaran Rp 60 juta. KM/SYAIFUL ISLAM BENGIS: Para tersangka pembunuhan terencana diperlihatkan Polres Bangkalan, kemarin. Inzet: Salah satu barang bukti berupa motor Kawasaki. J Bersambung ke Hal 6 SAMPANG-Pasangan calon Bu- pati dan Wakil Bupati Hermanto Subaidi dan KH Jakfar Sodiq (He- jaz) akhirnya benar-benar men- gajukan gugatan kepada Mahka- mah Konstitusi. Inti gugatan Hejaz agar hasil rekapitulasi oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) yang dilaksanakan dan diteken Senin (17/12) lalu, dibatalkan. Surat gugatan yang dilayang- kan tim advokasi Hejaz tersebut terangkum dalam surat No. 47.1/ KPPS/KPU-kap-014.329872/2012 tertanggal 17 Desember 2012 tentang Pembatalan Hasil Reka- pitulasi Penghitungan Suara Pe- milihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Sampang 2012. Minta Rekapitulasi Dibatalkan Gugatan Hejaz Resmi Masuk di Hari Terakhir J Bersambung ke Hal 6 J Bersambung ke Hal 6 J Bersambung ke Hal 6 PAWAI: Warga yang menyambut kedatangan pasangan ASRI dengan konvoi motor, kemarin. J Bersambung ke Hal 6
12

Edisi Minggu, 23 Desember 2012

Mar 07, 2016

Download

Documents

Teguh Santoso

kabar madura
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Edisi Minggu, 23 Desember 2012

Email Redaksi: [email protected]

Kabar Bangkalan

Kabar Pamekasan

Kabar Sumenep

Kabar Sampang

Siapkan Enam Gardu Suramadu Antisipasi Libur Natal dan Tahun Baru

Peternak Unggas Mulai ResahDiterpa Isu Ancaman Wabah Flu Burung

Tidak Dicabut, Hanya DievaluasiKucuran Pugar Diupayakan Meningkat

Budaya Madura Butuh EnsiklopediHarapan dari KKM II

23 Desember 2012

@kabarmaduranewsTWITTER Kado Manis di Akhir Tahun

MINGGU

Kriminal

BATUMARMAR-Puluhan ribu pasang mata menghadiri haul yang dihadiri pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan, Ahmad Syafi’ie dan Khalil Asy’ari (ASRI) saat silaturrahim ke Desa Batu Bin-

tang Kec Batumarmar, Sabtu (22/12) pagi kemarin.

Seperti dalam beberapa kes-empatan serupa sebelumnya, pasangan ASRI didampingi puluhan kiai dan ulama’ Pame-kasan.

KM/FATHOR RAHMAN

LOW PROFILE: Ahmad Syafi ’ie dan Khalil Asy’ari didampingi puluhan ulama dan kiai sepuh menghadiri haul dan silaturrahim dengan masyarakat di Desa Batu Bintang, Sabtu (22/12) kmarin pagi.

Datangi Haul, ASRI Disambut Konvoi

KM/FATHOR RAHMAN

SUMENEP–Hari kedua, pelaksa-naan Kongres Kebudayaan Madura II di Sumenep, Sabtu (22/12) di-gelar beberapa agenda, termasuk di antaranya yang juga ditunggu adalah dialog terbuka beberapa tokoh-tokoh budayawan nasional.

Pantauan Kabar Madura, sejum-lah tokoh-tokoh budaya nasional hadir menyumbangkan pemikiran

brilian. Mereka antara lain Prof. Dr. H. A. Syukur Ghazali, M.Pd (Guru Besar Universitas Negeri Malang), A Latief Wiyata (Antro-polog), Prof Mien Rifa’i dan terma-suk Budayawan dari Sumenep, D. Zawawi Imron.

Prof. Dr. H. A. Syukur Ghazali M.Pd yang juga staf pengajar Pasca Sarjana Universitas Negeri

Malang, mengatakan, bagi orang-tua dan pendidik di Madura ter-patri kuat keinginan luhur untuk mendidik anaknya dengan benar. “Terutama memberikan pendidikan yang mengarahkan agar anaknya mengenal agama dan bisa mem-baca Alquran,” ujar Syukur Ghazali dalam pemaparannya.

SUMBANG SARAN: Para tokoh nasional ketika menjadi nara sumber dalam dialog KKM II di aula salah satu hotel di Sumenep, Sabtu Malam.KM / BUSRI THAHA

Sarana Budayawan Sumbangkan Pemikiran POHON itu tak ber daun, tidak juga memiliki batang yang kuat untuk berdiri tegak seperti pohon bam-bu. Seperti benalu, po-hon itu harus bersandar pada batang pohon yang kuat agar bisa hidup dan berbuah. Ya orang-orang menyebutnya dengan sebutan buah naga.

Di Madura, pohon ini

terbilang langka. Mak-lum, buah naga me-mang bukan tanaman asli Madura. Pohon itu berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Na-mun buah ini sudah di budidayakan di beber-apa negara termasuk Indonesia.

Penjual ‘Kaktus Emas’ di Sumenep Madura

Makin Istimewa dengan Petik Sendiri

KM/ACH. QUSYAIRI NURULLAH

BEBAS KIMIA: Fitriyah menunjukkan buah naga hasil budidayanya yang rasanya lebih manis.

Sering orang banyak mengatakan, pohon emas di Madura adalah pohon tembakau. Tetapi ada fakta lain yang belum banyak

diketahui oleh kebanyakan orang termasuk orang Madura sendiri. Apa itu?

ACH. QUSYAIRI NURULLAH, Sumenep

Bayari Orang Rp 60 Juta, Bunuh

Menantu SendiriBANGKALAN-Pasangan

suami istri (pasutri) satu ini sangat kejam. Bagaimana tidak, mereka mengotaki

rencana pembunuhan terha-dap menantu mereka sendiri. Mereka melakukanya den-

gan menyewa orang dengan bayaran Rp 60 juta.

KM/SYAIFUL ISLAM

BENGIS: Para tersangka pembunuhan terencana

diperlihatkan Polres Bangkalan, kemarin. Inzet: Salah satu barang

bukti berupa motor Kawasaki.

Bersambung ke Hal 6

SAMPANG-Pasangan calon Bu-pati dan Wakil Bupati Hermanto Subaidi dan KH Jakfar Sodiq (He-jaz) akhirnya benar-benar men-gajukan gugatan kepada Mahka-mah Konstitusi. Inti gugatan Hejaz agar hasil rekapitulasi oleh Komisi

Pemilihan Umum Daerah (KPUD) yang dilaksanakan dan diteken Senin (17/12) lalu, dibatalkan.

Surat gugatan yang dilayang-kan tim advokasi Hejaz tersebut terangkum dalam surat No. 47.1/KPPS/KPU-kap-014.329872/2012

tertanggal 17 Desember 2012 tentang Pembatalan Hasil Reka-pitulasi Penghitungan Suara Pe-milihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten Sampang 2012.

Minta Rekapitulasi DibatalkanGugatan

Hejaz Resmi Masuk di Hari

Terakhir

Bersambung ke Hal 6

Bersambung ke Hal 6

Bersambung ke Hal 6

PAWAI: Warga yang menyambut kedatangan

pasangan ASRI dengan konvoi motor,

kemarin.

Bersambung ke Hal 6

Page 2: Edisi Minggu, 23 Desember 2012

BANGKALAN-Ratusan mahasiswi Madura yang tergabung dalam Korps Putri Pergerakan Maha-siswa Islam Indonesia (Kopri PMII) menggelar aksi dengan membagi bunga, Sabtu (22/12), se-bagai refleksi peringatan hari ibu.

Dalam aksi tersebut, mer-eka berjalan dari gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bangaka-lan sambil berorasi me-neriakkan untuk menjun-jung kemulian seorang ibu. ”Mari kita merefleksikan diri dan lebih memaknai peran ibu di Indonesia,” kata Nurhayati, Koordina-tor Aksi.

D e n g a n l a n t a n g Nurhayati menjelaskan bahwa dalam aksi re-fleksi peringatan hari ibu tersebut pihaknya mengecam semua ke-kerasan terhadap ibu. ”Bangsa ini sudah banyak mendiskreditkan seorang ibu, padahal ibu meru-pakan tonggak dari se-gala aspek. Kalau tidak ada ibu, kita tidak akan lahir,” teranganya.

Sementara itu, Ketua Kopri PMII Bangaka-lan, Lailatul Qadariya,

mengatakan bahwa tu-juan refleksi peringatan hari ibu dengan membagi bunga juga melibatakan mahasiswi perwakilan se-Madura. ”Ke depannaya di Madura peran seorang ibu harus bisa mewarnai dalam kontek pergerakan dan kemajuan Madura,” tuturnya.

Selain itu Lailatul men-gaku jika selama ini per-an ibu selalu mendapat-kan diskriminasi. ”Dis-kriminasi terhadap kaum perempuan, terutama ibu-ibu, masih ada di Madura. Bagaimanapun juga peran ibu sangat penting dalam berke-hidupan berbangsa dan bernegara, terlebih dalan peran rumah tangga,” tambahnya.

”Di akhir tahun ini, kami berharap semoga dengan jarak waktu yang sekian jauh, kaum ibu di Indo-nesia harus terus merasa terpangil untuk merespon realitas dan memberikan sentuhan gerakan bagi kemajuan dan pembe-basan kaum wanita In-donesia dari diskriminasi gender. Merdekalah para ibu dan bangsaku!” tan-dasnya. (jos/rr)

MINGGU 23 Desember 20122

Email Redaksi: [email protected]

NARKOBA

SENPI RAKITAN

KM/SYAIFUL ISLAM

PESAKITAN: Operasi yang dilakukan jajaran Polres Bangkalan menuai hasil dengan menangkap tujuh tersangka kasus narkoba dalam dua bulan terakhir.

Tujuh Pemakai DiringkusBANGKALAN-Jajaran Polres Bangka-

lan panen tangkapan tersangka narkoba. Tujuh tersangka kasus narkoba berhasil diringkus selama dua bulan terakhir dan kini mereka harus meringkuk di balik je-ruji besi Mapolres Bangkalan untuk mem-pertanggungjawabkan perbuatannya.

Tujuh tersangka tersebut antara lain: Sul (warga Sokobanah, Sampang), Sid (Desa Sorpa, Kec. Modung), Ab (Desa Longkek, Galis), Bas dan Hol (Desa Bator, Klampis), Saf (Desa Glintong, Klampis), serta Sup (Socah).

Dari tangan tersangka petugas men-gamankan sejumlah barang bukti kantong plastik klip kecil yang berisi sabu, sebuah sendok, sebuah sambungan pipet, dan mo-tor. ”Selama dua bulan Polres Bangkalan berhasil mengamankan tujuh pengguna narkoba,” terang Kabag Ops Polres Bangka-lan, Kompol Abdul Rokhim, Sabtu (22/12).

Rokhim menjelaskan, mereka yang ditangkap merupakan pengguna dan dia-mankan di beberapa lokasi, di antaranya di rumah masing-masing tersangka dan di jalanan wilayah Bangkalan. ”Tersangka telah diperiksa dan hasilnya positif kalau mereka mengkonsumsi narkoba. Bahkan ada salah satu dari mereka yang pernah ditangkap polisi dengan kasus yang sama,” ungkapnya.

Akibat perbuatannya, tersangka dijerat pasal 112 ayat (1) Undang-Undang No.35 tahun 2009 tentang Narkotika yang me-nyebutkan bahwa setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, meny-impan, menguasai atau menyediakan nar-kotika golongan I, dipidana dengan penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 12 tahun serta pidana denda paling sedikit Rp800 juta dan paling banyak Rp8 miliar.

Terkait hasil tangkapan tersebut, Rokhim mengatakan jika hingga kini polisi terus gencar memerangi peredaran narkoba di wilayah Bangkalan. Ia membeberkan bahwa Polres Bangkalan mempunyai tar-get dapat menangkap satu orang dalam satu pekan yang terkait narkoba, baik pro-dusen, bandar, pengedar, hingga pemakai.

”Target kita dalam satu minggu berhasil satu orang yang terlibat dalam narkoba. Hal ini untuk mencegah semakin melu-asnya peredaran narkoba di Bangkalan. Kami berharap rekan-rekan di lapangan bisa mengembangkan kasus narkoba ini agar Bangkalan tidak menjadi sarang narkoba,” pungkasnya. (ful/rr)

KM/SYAIFUL ISLM

MEMATIKAN: Hasil dari laboratorium forensif menyebutkan senjata api rakitan milik tersangka pelaku judi sabung ayam (paling kanan nomor 28) yang diamankan petugas beberapa waktu lalu, ternyata asli.

Hasil Labfor, AsliBANGKALAN-Senjata api (senpi) rakitan

milik Cahyadi alias Adi (17), pelaku judi sabung ayam asal Desa Lembung Gunong, Kecamatan Kokop, Bangkalan, ternyata asli. Senpi rakitan tersebut bisa digunakan untuk memuntahkan pelurunya dan melu-kai hingga membunuh korbannya.

Pernyataan bahwa senpi rakitan terse-but asli dikeluarkan oleh laboratorium forensik (labfor) Polda Jawa Timur yang sebelumnya telah melakukan pengujian. ”Hasil uji di labfor menyebutkan bahwa senpi tersebut asli, bukan palsu,” terang Kabag Ops Polres Bangkalan, Kompol Abdul Rokhim, kemarin.

Senpi rakitan jenis revolver kaliber 38 atau sama dengan milik anggota polisi tersebut diamankan petugas bersama enam peluru yang masih tersisa dari dela-pan yang ada. Dua peluru yang lain sudah dipakai tersangka untuk menembak.

”Senpi ini berasal dari Sambas, Kali-mantan Barat. Senpi tersebut dibawa oleh seseorang ke Madura saat ada ka-sus kerusuhan di sana, beberapa tahun silam,” ucapnya.

Sebelumnya, gara-gara dipicu cekcok di arena sabung ayam, Marhatip (45) warga Desa Batukaben, Kecamatan Konang, ter-kena tembakan di kakinya dengan senpi rakitan, Minggu (20/11) silam.(ful/rr)

Suramadu Antisipasi Libur Natal dan Tahun Baru

B A N G K A L A N - L i b u r p a n j a n g menjelang Natal dan tahun baru mulai tiba. Sebagaimana libur panjang lainnya, sebagian warga Madura memiliki tradisi toron atau pulang kampung, termasuk warga asal Jawa yang berada di Madura.

Jembatan Suramadu sebagai salah satu akses utama transportasi dari Madura ke Jawa dan sebaliknya, kerap mengalami kepadatan arus lalu lintas ketika musim libur tiba. Volume kendaraan, baik mobil maupun motor meningkat hingga enam kali.

Menurut Gigik Subiantoro, Kepala Shift Pengumpulan Tol Suramadu, ke-padatan lalu lintas akibat libur Natal dan tahun baru yang dimulai sejak Jumat (21/12) lalu masih belum mengalami perubahan signifikan.

Sebagaimana tahun-tahun sebelum-nya, pengguna Jembatan Suramadu tidak mengalami lonjakan arus saat libur Natal. Kepadatan baru terasa ketika memasuki libur tahun baru.

”Kalau libur Natal tidak terlalu ter-lihat lonjakan arus kendaraan karena mayoritas penduduk Madura beragama Muslim. Tapi kalau tanggal 31 Desem-ber dan 1 Januari nanti, berdasarkan pengalaman yang lalu kami prediksi bakal ramai,” jelas Gigik.

Ia menambahkan, kenaikan volume kendaraan pada akhir tahun bisa mencapai 100 persen dari hari-hari biasanya. ”Kalau tanggal 31 Desember dan 1 Januari, kami prediksikan kenaikan volume kendaraan bisa mencapai 100 persen, khususnya dari sisi Surabaya menuju Madura, bisa mencapai 12 ribu kendaraan setiap harinya, baik mobil dan motor,” terangnya.

”Pada malam tahun baru biasanya sejak sore hari warga Madura banyak yang menyebarang ke Suraba-ya. Besoknya tanggal 1 Januari

arus balik terjadi sehing-ga dari Surabaya menjadi padat,” imbuh Gigik.

Terkait antisipasi mel-onjaknya volume kenda-

raan, Gigik memaparkan bahwa pihak pengelola

Jembatan Suramadu sudah menyiapkan enam unit gardu

loket. Keenam gardu tersebut disiapkan untuk memecah vol-

ume antrean jika diperlukan.”Jika volume masih normal, kami akan

membuka empat gardu loket. Namun jika volume kendaraan meningkat dan dianggap perlu, dua gardu loket cadan-gan akan dioperasionalkan sehingga menjadi enam gardu loket,” terangnya sembari menambahkan jika kepadatan volume kendaraan didominasi motor yang mencapai 75 persen.

Gigik mengimbau kepada masyarakat mematuhi rambu-rambu yang ada, khu-susnya jika kepadatan arus terjadi nanti untuk meminimalisasi hal-hal yang tidak diinginkan. (jos/rr)

KM/AGUS JOSIANDI

MASIH SEPI : Hingga Sabtu (22/12), volume kendaraan yang melintas di Jembatan Suramadu masih belum mengalami lonjakan signifi kan. Diprediksi tahun baru akan menjadi puncak kepadatan.

Siapkan Enam Gardu

pigik.naikan volume tahun bisa

en dari Kalau ber

mi

la.un sore

banyak ke Suraba-gal 1 Januari

rb

Jemen

loket. disiapka

ume antrea”Jika volume

KM/AGUS JOSIANDI

JUNJUNG KEMULIAAN IBU-Ratusan aktivis mahasiswi yang mengatasanamakan diri Kopri PMII membagikan bunga sebagai refl eksi peringatan hari ibu, kemarin.

Hari Ibu, Kopri PMII Bagikan Bunga

SEMENTARA Korps Himpunan Mahasiswa Islam Wati (KOHATI) Bangkalan, juga melaku-kan aksi damai. Mereka menggelar acara bagi-ba-gi bunga serta selebaran yang berisi ajakan untuk lebih memberdayakan kaum ibu dan perempuan serta menuntut keseta-raan gender.

Dalam selebaran terse-but, mereka mengangkat sejumlah data tentang ketertinggalan perem-puan Indonesia yang diri-lis dari berbagai lembaga survei. Di bidang pendi-dikan, jumlah perempuan yang belum mengenyam

pendidikan lebih tinggi daripada laki-laki, yakni 5,43 persen berbanding 11,56 persen. Semen-tara jumlah perempuan buta huruf lebih banyak daripada laki-laki dengan perbandingan 73 persen berbanding 27 persen.

Selain bidang pendidi-kan, para aktivis maha-siswi tersebut juga meny-oroti kesenjangan gender di bidang kesehatan, eko-nomi, dan kesempatan kerja. Persoalan tersebut akab berimbas pada ke-hidupan keluarga yang cenderung membuat po-sisi perempuan dalam tekanan suami.

Menurut Fitri Afkari-na, Departemen Bidang Ekternal KOHATI, ren-dahnya partisipasi perem-puan di bidang pendidi-kan, kesehatan, dan eko-nomi, serta kerentanan kondisi mereka di bidang kesehatan, berdampak pada lemahnya bargain-ing position para kaum hawa dalam keluarga.

”Atas kondisi tersebut, kaum ibu masih menjadi kalangan yang termar-ginalkan. Hal ini dapat berdampak atau beru-jung pada pelanggaran hak-hak perempuan dan itu dapat dengan mudah terjadi,” ujarnya. (jos/rr)

KM/AGUS JOSIANDI

REFLEKSI HARI IBU: KOHATI Bangkalan menuntut pembelaan atas kaum hawa yang menurutnya masih termarginalkan dalam hal kesetaraan gender.

KOHATI Gelar Aksi Damai

Page 3: Edisi Minggu, 23 Desember 2012

SAMPANG-Memasuki musim penghujan, puluhan petani tem-bakau di Kabupaten Sampang, mulai beralih menjadi petani jagung dan tanaman pangan lainnya. Sebab, sebagian besar sawah dan ladang yang ditanami tembakau beberapa bulan lalu, mengalami gagal panen akibat hujan yang turun secara tidak teratur. Terlebih saat ini, pergan-tian musim sudah mulai bergulir.

Petani sendiri mengambil langkah tersebut sebagai an-tisipasi hujan yang masih ti-dak menentu. Dan juga untuk memperoleh ganti modal yang dikeluarkan yang sebelumnya menanam tembakau, yang habis hingga puluhan juta rupiah.

Ironisnya, untuk beralih mena-nam jagung dan tanaman pangan lainnya, seperti kedelai, petani masih harus mencari pinjaman modal lagi. Sehingga dalam hal ini, jagung lebih banyak menjadi pilihan untuk bercocok tanam dalam musim tanam kali ini.

Mukiri, 45, salah seorang petani asal Desa Gunung Mad-

dah, Kecamatan Sampang men-gatakan, sawah yang ditanami tembakau sudah tidak lagi produktif. Karena pada saat itu terlalu banyak pasokan air.

Itu yang menyebabkan, tana-man tembakau layu, mengering, dan akhirnya mati. “Kalau tana-man tembakau, sudah habis dan gagal panen akibat kena hujan. Kini beralih tanam jagung saja, hitung-hitung untuk bisa balik modal,” ujarnya kepada Kabar Madura, kemarin (22/12).

Pria yang akrab dipanggil Pak Rohah itu menjelaskan, awal-nya dia menamam tembakau di sawah seluas satu hektare den-gan modal didapat dari pinja-man salah satu saudaranya yang ada di desa Kemoning.

Selang musim tanam, be-berapa bulan kemudian diguyur hujan secara terus menerus yang mengakibatkan hampir sebagian besar tanaman tem-bakaunya terendam air hujan, hingga mati dan gagal panen.

Padahal, tahun sebelumnya, dengan luas yang sama dia bisa

menghasilkan omzet hingga jutaan rupiah dari penjualan tembakau. “Tidak hanya saya saja, hampir semua rugi dan beralih untuk menanam tana-man yang lain,” tegasnya.

Hal yang sama juga disam-paikan oleh Sani, petani asal desa setempat. Dalam beberapa pekan terkahir, hujan yang turun masih terbilang tidak teratur. Sehingga hal ini membuat kalan-gan petani memilih menanam ja-gung ketimbang mulai menanam padi, apalagi tembakau. “Karena kalau jagung lebih tahan mas meskipun hujannya tidak tera-tur,” ujarnya, kemarin.

Diketahui, kalangan petani yang saat ini mulai bercocok ta-nam masih mempertimbangkan kondisi debit air hujan yang tu-run. Sebab, kondisi ini dijadikan hal utama dikarenakan sumur yang ada sebelumnya sudah mulai berkurang. Sehingga air hujan sebagai jalan satu-satunya mengingat pergantian musim yang saat ini mulai tidak karuan. (KM10/yoe)

Diterpa Isu Ancaman Wabah Flu BurungSAMPANG-Para peternak

di wilayah Sampang kembali resah. Pasalnya, isu adanya wabah flu burung yang sempat menggegerkan masyarakat, beberapa waktu silam, diduga muncul kembali.

Masyarakat kembali diha-dapkan dengan kekhawatiran adanya serangan virus H5N1 (virus influenza A subtipe H5N1) atau flu burung itu, sehingga membuat para pe-ternak ayam dan bebek mulai ekstra hati-hati.

Seperti halnya wabah flu bu-rung yang sempat diketahui menyerang dua kecamatan di Kabupaten Jombang, Jawa Timur beberapa waktu lalu, membuat para peternak itik re-sah. Demikian pula di Sampang. Tak hanya takut terinfeksi virus flu burung, pesanan itik juga merosot tajam di wilayah itu.

Budi, salah satu peternak ayam di Desa Gunung Mad-dah, Kecamatan Sampang mengatakan, kekhawatiran tersebut muncul setelah bere-

dar kabar, virus flu burung kembali ditemukan.

Masyarakat peternak, lan-jut Budi, kian resah karena dikabarkan pula, wabah virus H5N1 itu bisa menyerang he-wan ternak, terutama unggas, dengan tanda mati mendadak secara massal. “Takut mas, denger dari berita, katanya virus flu burung muncul lagi,” ujarnya, kemarin.

Dikatakan Budi, sejak isu wabah virus H5N1 tersebut mulai merebak kembali di kalangan masyarakat, ban-yak masyarakat yang mulai waspada dengan mengadakan tindakan pencegahan.

Pencegahan yang mereka lakukan, antara lain, men-jaga kebersihan kandang dan selalu menggunakan sarung tangan bila memberi makan ternak mereka. “Kalau sudah memegang ternak, langsung saya bersihkan dengan air dan sabun,” ulasnya kembali.

Menurut Budi, wajar apabila masyarakat resah begitu ada kabar, wabah flu burung sudah mulai kembali merebak. Karena banyak peternak yang masih trauma akan wabah flu burung, yang sempat terjadi secara na-sional, beberapa waktu silam.

Saat itu, sejumlah daerah pemesan ternak melakukan antisipasi, dengan mengelu-arkan larangan memasukkan ternak dari luar kota masuk ke wilayah mereka. Akibat-nya, banyak peternak unggas yang merugi, tak terkecuali di Sampang.

Untuk mengatasi serangan flu burung, Budi berujar, dia punya cara sendiri. Di anta-ranya, dengan meningkatkan intensitas penyemprotan dis-infektan dan menjaga kan-dang ayam agar tetap bersih.

Lebih lanjut, Budi berharap, Pemkab Sampang tak tinggal diam, berkaitan dengan kabar tentang flu burung itu. Dia menginginkan, Pemkab segera mengambil langkah antisipasi, sekalipun belum ada kasus flu burung di Sampang.

Katanya, jangan sampai begi-tu wabah sudah meluas, Pemk-ab baru mengambil tindakan. Dia tak menginginkan, banyak peternak unggas di Sampang yang mengalami rugi, terlebih sampai gulung tikar.

“Kami berharap, pemerin-tah (Pemkab Sampang, red), segera mengambil tindakan dengan antisipasi terlebih da-hulu,” pintanya. (KM10/yoe)

3MINGGU 23 Desember 2012

Email Redaksi: [email protected]

T A H U N B A R U 2 0 1 3

Peternak Unggas Mulai Resah

KM/IST

JANGAN TERLAMBAT: Bila tak segera diantisipasi sedini mungkin, maka ternak unggas yang masih suspek fl u burung pun, harus dimusnahkan. Hal ini yang membuat banyak peternak merugi, bahkan gulung tikar.

Petani Tembakau Beralih Tanam JagungKM/ ACHMAD SYAIFUL ROMADHON

KEMBALIKAN MODAL: Gagal menanam tembakau, petani tembakau di Desa Gunung Maddah ini mulai bercocok tanam jagung, guna mengantisipasi hujan yang tidak menentu.

Penjual Dadakan Terompet MarakSAMPANG-Beberapa hari belakangan

ini, para penjual dadakan terompet yang biasa dicari masyarakat di saat malam pergantian tahun sudah mulai berderet di depan Pasar Srimangunan. Mereka mulai menjajakan terompet untuk menyambut datangnya Tahun Baru 2013.

Pantauan Kabar Madura, kemarin (22/12), sejumlah penjual terompet sudah mulai me-menuhi jalan-jalan kota. Mereka rata-rata berjualan dengan menggunakan sepeda pancal. Namun ada juga yang menggu-nakan sepeda motor. Sehingga masyarakat yang mau merayakan pergantian malam tahun baru tidak kesulitan lagi.

Seperti halnya pengakuan Holis, 34, warga Desa Pecanggaan yang mulai 10 tahun lalu selalu mencari nafkah den-gan menjual terompet di malam Tahun Baru. Biasanya dia berjualan bersama temannya, namun tahun ini dia berjualan sendirian. “Biasanya saya bersama teman saya, tapi sekarang dia sudah punya peng-hasilan lain,” ucapnya.

Holis menjelaskan, harga terompet da-gangannya bervariasi. Mulai dari Rp 10 ribu sampai dengan Rp 25 ribu per buah, tergantung dari besar dan bentuk dari terompetnya. “Biasanya mas masyarakat sini beli disaat malam Tahun Barunya. Dan saya yakin nanti malam Tahun Baru terompet saya akan laku banyak,” ujarnya.

Mengenai penghasilan, Holis men-gatakan setiap tahunnya bisa meraup keuntungan Rp 1 juta perharinya. Namun biasanya paling laris di saat malam Ta-hun Baru. “Apalagi sekarang mengingat anak-anak muda sekarang mas, biasanya mereka pergi bersama pacarnya gitu,” ungkapnya.

Holis menambahkan, tidak setiap ta-hunnya dia bisa meraup keuntungan dari berjualan terompet. Seperti halnya pada saat pergantian tahun 2009 ke 2010 lalu. Dia mengaku, hanya mendapatkan untung sebesar Rp 500 ribu. “Kan di saat itu ada kematian tokoh ulama, Gus Dur, tanggal 30 Desember 2009. Jadi malam Tahun Baru menjadi malam berkabung sehingga masyarakat memilih tidak mem-beli terompet,” pungkasnya. (KM10/yoe)

Pantai Wisata Camplong Rawan Gangguan SAMPANG-Kepolisian Resort

(Polres) Sampang akan menem-patkan dua pos pengamanan (pos pam) untuk Operasi Lilin 2012. Dalam melaksanakan op-erasi, kepolisian dibantu Satpol PP, medis, Dinas Perhubungan (Dishubkominfo), serta anggota TNI. Pengamanan difokuskan pada proses perayaan Natal dan Tahun Baru 2013.

Kapolres Sampang AKBP Solehan melalui Kabag Ops Polres Sampang Kompol Al-fian Nurrizal mengatakan, lokasi yang dijadikan titik pos pam Natal ada di dua tempat. Yakni di depan Monumen Sampang dan di depan Pantai Wisata Camplong.

“Kami akan menempatkan 2 titik pos pam di dua titik. Satu di Monumen (Sampang), dan satu lagi di (Pantai Wisata) Cam-plong,” ujarnya kepada Kabar Madura, kemarin (22/12).

Untuk menjaga situasi ke-amanan dan ketertiban ma-syarakat (kamtibmas), pihaknya berharap, seluruh lapisan ma-syarakat yang ada di daerah itu dapat bekerja sama dengan

aparat kepolisian.“Misalnya kalau hal-hal yang

mencurigakan atau kejadian, segera dilaporkan ke polisi terdekat supaya langsung kita turunkan personel ke lokasi,” jelas perwira dengan satu mel-ati di pundak itu.

Selain itu, Operasi Lilin 2012 ini akan digelar selama 10 hari mulai 23 Desember 2012 hingga 1 Januari 2013. Pen-gamanan operasi ditetapkan berdasarkan karakteristik ker-awanan daerah dan intensitas kegiatan masyarakat melalui pembagian daerah operasi.

“Ada dua titik rawan yang akan menjadi prioritas utama personel kami, yakni pada saat pergantian tahun dan tempat wisata Camplong yang biasan-ya ramai dikunjungi,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Sam-pang Noer Tjahja saat apel ge-lar pasukan Operasi Lilin 2012, di halaman Mapolres Sampang, Jumat (21/12) kemarin, men-gatakan, pelaksanaan operasi bertujuan sebagai upaya pelay-anan kamtibmas terhadap ma-syarakat. (KM10/yoe)

KM/ ACHMAD SYAIFUL ROMADHON

SIAP SIAGA: Apel pasukan Operasi Lilin 2012, dalam rangka mengamankan perayaan Natal dan Tahun Baru 2013, Sabtu (22/13) digelar di halaman Mapolres Sampang.

Kasih ibu tak terhingga sepan-jang masa, bagai sang surya menyinari dunia. Demikian penggalan lirik lagu anak-anak zaman baheula. Lirik lagu itu terwujud nyata di Sampang, dan terungkap saat peringatan Hari

Ibu, kemarin.

FANDRI ARDIYANSAH, Sampang

SEBAGAIMANA tahun-tahun sebelumnya, setiap 22 Desember, Bangsa Indonesia memperingati Hari Ibu. Banyak acara-acara khu-sus yang diselenggarakan masyara-kat, sebagai wujud terima kasih kepada para ibu di negeri ini.

Tapi bagi Suani, hari yang is-timewa itu, seakan tiada artinya. Perempuan berusia 52 tahun itu

menjalani Hari Ibu, dengan biasa-biasa saja. Kepada Suani, tak ada upacara, perayaan, hari libur, atau kado istimewa. Bahkan tak ada pula sekadar ucapan terima kasih atas jasa-jasanya sebagai ibu.

Pada Hari Ibu, Sabtu kemarin (22/12), warga Desa Dalpenang, Kecamatan Sampang itu, tetap menjalani kesehariannya yang keras. Duduk di balik tumpu-kan batu-batu kecil, menjepitnya satu per satu dengan ban bekas, mengayunkan palu ke arah batu yang dijepit itu, lalu...dakk! Batu-batu kecil itu pun pecah menjadi agregat, atau stenslah, yakni batu berukuran lebih kecil lagi, bersisi tajam, yang biasa digunakan seb-agai material bangunan.

Saat memecah batu menjadi stenslah, tak jarang serpihan-ser-pihan batu menciprat ke wajahnya yang tak memakai pelindung sama sekali. Namun, tak sedikitpun kelu-

han terlontar dari mulutnya.Lima tahun sudah, Suani men-

jalani rutinitas itu. Duduk nyaris

sepanjang hari, mengalahkan ker-asnya bebatuan. Ya, dia memang seorang buruh pemecah batu.

Semua itu, dia lakoni demi meng-hidupi sekaligus membiayai dua dari lima anaknya.

“Awalnya (memecah batu) ini cuma kerjaan sampingan, sekadar bantu suami cari nafkah. Tapi, sekitar 7 tahun lalu, suami saya me-ninggal dunia, jadi sekarang ya, ini sumber nafkah saya dan keluarga,” tutur Suani, di sela-sela kesibukan-nya memecah batu.

Dari jerih payahnya itu, Suani mendapat upah sebesar Rp 1.500 untuk satu ember stenslah yang dia hasilkan. Dalam sehari, rata-rata Suani mampu mengumpulkan tujuh ember stenslah. “Dalam seminggu saya rata-rata mendapat upah Rp 50.000,” ujarnya kepada Kabar Madura kemarin (22/12).

Meski harus menjalani hidup sedemikian keras, Suani masih mengucap syukur kepada Yang Maha Kuasa. Dia bilang, beban hidupnya tidak terlalu berat. Sebab,

dari lima anaknya, tinggal dua yang masih menjadi tanggungannya.

“Anak saya 5 orang, yang jadi PNS (pegawai negeri sipil), ada 3 orang. Tinggal 2 orang, yang masih sekolah SMA dan SMP,” katanya. “Kerja ini (menjadi buruh pemecah batu, red), untuk membiayai hidup dan sekolah mereka,” imbuh SUani.

Bu’ Suani, demikian panggilan akrabnya, juga menegaskan, dia tak akan berhenti memecah batu, sebelum dua anaknya itu, sukses menjadi “orang”. Sekalipun dia ha-rus merasakan lelah sepanjang hari.

“Memang saya tidak mewajibkan kepada anak saya untuk mem-bantu saya untuk mencari nafkah. Biarkan mereka konsentrasi den-gan sekolahnya, nggak ada beban dalam hidupnya,” tandas Suani. “Saya ingin sekali 2 anak saya yang masih sekolah itu, bisa sukses seperti kakak-kakaknya,” harapnya, kemudian. (yoe)

Wanita Perkasa yang Terabaikan di Hari Ibu

Kalahkan Kerasnya Batu Demi Sekolah Sang Anak

KM/FANDRI ARDIANSYAH

CINTA IBU: Demi membiayai hidup dan sekolah dua anaknya, Suani rela berlelah-lelah sepanjang hari memecah bebatuan yang keras ini.

Page 4: Edisi Minggu, 23 Desember 2012

Kucuran Pugar Diupayakan MeningkatPAMEKASAN-Masyara-

kat petani garam, beberapa waktu belakangan ini dir-esahkan dengan beredar-nya rumor, bahwa bantuan Pugar (program dana pem-berdayaan usaha garam rakyat) akan dicabut.

Menanggapi keresahan masyarakat itu, Kepala Di-nas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pamekasan, Nurul Widiastutik pun angkat bi-cara. Dia menegaskan, san-gat tidak setuju dan sangat keberatan jika Pugar dicabut oleh Pemerintah.

Nurul beralasan, dengan adanya Pugar, petani garam sudah bisa merasa sangat terbantu. Dengan berbagai peralatan yang sudah di-dapat dari kucuran Pugar itu, petani juga mampu mening-katkan kualitas dan produksi garam rakyat.

“Saya sangat keberatan sekali kalau Pugar yang su-dah jelas-jelas memberikan manfaat terhadap petani garam yang produktif di Pamekasan dicabut. Sebab hal itu tidak sesuai den-gan harapan masyarakat,” tandas Nurul, saat ditemui Kabar Madura.

Di bagian lain, Ketua Komi-si B DPRD Pamekasan, Hus-nan Ahmadi berujar, bisa jadi kunjungan anggota Dewan pimpinannya ke Mendagri RI beberapa waktu lalu itu-lah, yang memicu beredar-nya rumor, Pemerintah bakal menghentikan Pugar.

“Tapi, hal itu tidak benar. Kunjungan saya beberapa waktu lalu, ke Mendagri, bukan untuk (meminta)

menghentikan kucuran Pugar ke petani garam,” tu-kas Husnan, saat dihubun-gi Kabar Madura, Sabtu (22/12) kemarin.

Politisi PKB itu menam-bahkan, pihaknya datang ke Mendagri sama sekali tidak untuk menguapayakan pen-cabutan Pugar, melainkan melakukan evaluasi terkait bantuan Pugar tersebut.

Sebab menurutnya, selama ini bantuan Pugar masih kurang maksimal sehingga peningkatan produksi petani garam masih kurang signifi-kan dan masih tidak sesuai dengan besarnya dana yang telah dikeluarkan.

“Saya hanya sebatas (min-ta) evaluasi saja, selain itu juga membahas tentang bagaimana bantuan terse-but berlaku efisien, tepat sasaran dan memberikan hal yang baik kepada petani garam. Bukan untuk men-cabut, kalau mencabut ban-tuan yang sudah jelas-jelas dibutuhkan dan bermanfaat

bagi petani garam, kan san-gat lucu. Kalau perlu saya mau mengusahakan untuk menambah besar bantuan tersebut,” lanjutnya.

Husnan berkeinginan, Pugar betul-betul diman-faatkan oleh petani garam, agar peningkatan produksi dan kualitas garam sesuai dengan anggaran yang san-gat besar tersebut.

“Saya hanya mengusul-kan agar penyaluran Pugar lebih efektif dan juga ada evaluasi perbaikan terh-adap program tersebut, karena selama ini kuantitas dan kualitas masih diper-tanyakan,” ujar Husnan.

“Dan saya tegaskan sekali lagi, bahwa pihak kami ti-dak mengusulkan pencabu-tan, melainkan meminta agar pemanfaatan Pugar lebih dioptimalkan. Walau pun ada usulan mencabut, kan gak mungkin juga usul sekarang, keesokan harinya langsung dicabut,” imbuhnya. (ong/yoe)

MINGGU 23 Desember 20124

Email Redaksi: [email protected]

NA R K O B A

KM/FATHOR RAHMAN

BISA MATI: Petani garam di Madura, beberapa waktu lalu, terpuruk cukup dalam karena harga garam yang merosot tajam. Lantas, apa jadinya kalau kran Pugar distop juga?

Tidak Dicabut, Hanya Dievaluasi

Berbuat Baiklah Kepada Ibu!PAMEKASAN-Banyak hal

yang dilakukan untuk mem-peringati Hari Ibu yang jatuh setiap 22 Desember. Ter-masuk aksi teaterikal yang digelar kumpulan pecinta seni teater Fataria Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pamekasan, di area Arek Lancor, jantung kota Pamekasan, Sabtu (22/12).

Aksi kali ini sedikit ban-yak mengundang perhatian pengguna jalan. Pasalnya aksi yang berlangsung seki-tar pukul 08.00 tersebut memerankan layaknya ibu dan anak dalam kehidupan sehari-hari.

Zainal Abidin, sutradara teaterikal tersebut men-gatakan, dalam kehidupan

canggih ini, kasih sayang seorang anak kepada sang ibu seakan luntur. Sehingga hal ini yang menjadi lan-dasan dirinya bersama rekan lainnya memerankan teat-erikal di hadapan khalayak.

“Pada saat ini muda-mudi sudah mulai menjauh dari kasih sayang orang tua, dikit-dikit melawan kepada orangtua, malah banyakyang melawan kepada orangtua,” tutur Zainal. “Berangkat dari fenomena ini kami tampilkan di khalayak, supaya ma-syarakat dapat melihat be-tapa beratnya beban menjadi seorang ibu,” ungkapnya kepada Kabar Madura.

Dia menambahkan, per-ingatan Hari Ibu sangatlah

penting untuk dirayakan, supaya masyarakat dapat mengingat per juangan seorang ibu dalam mem-besarkan anaknya. Namun itu semua harus dibarengi dengan hati yang tulus.

“Jadi peringatan Hari Ibu ini tidak sekedar menjadi ajang seremonial saja, me-lainkan harus dimaknai se-cara mendalam arti dari peringatan ini. Sehingga bisa mengingat beratnya sang ibu,” ujar dia.

Pantauan Kabar Madura di lokasi, aksi yang berjalan sekitar satu jam tersebut me-merankan layaknya ibu den-gan sang anak dalam bertin-dak dan bertutur kata. Tak pelak aksi tersebut menyedot

perhatian masyarakat.Tidak hanya itu, peringatan

Hari Ibu juga banyak dilaku-kan oleh organisasi kemaha-siswaan Pamekasan, seperti Gerakan Mahasiswa Nasio-nalis Indonesia (GMNI) Cabang Pamekasan yang melakukan aksi tabur bunga di Simpang Empat Jalan Jokotole Pamekasan.

Sementara, Pergerakan Mahasiswa Islam Indone-sia (PMII) Komisariat UIM Pamekasan memperingat-inya dengan aksi tabur bungan dan membagi sele-baran kepada pengguna jalan. Aksi itu dilakukan dengan mengelilingi area Arek Lancor, jantung kota Pamekasan. (jck/yoe)

KM/MARZUKIY

PESAN MORAL: Aksi teaterikal mahasiswa STAIN, di area Arek Lancor, Pamekasan dalam rangka memperingati Hari Ibu, Sabtu(22/12) kemarin.

Ambulans Bantuan Bupati Buat Jampersal-JamkesmasPAMEKASAN-Fasilitas kesehatan di

Kota Gerbang Salam mendapat perha-tian serius dari Bupati Dr KH Kholilur-rahman, SH, M.Si. Itu ditandai dengan penyerahan bantuan tiga ambulans kepada RSUD dr H Slamet Martodirdjo.

Seremonial penyerahan bantuan itu, di-lakukan dalam upacara bendera mewm-peringati Hari Ibu ke-84, Sabtu (22/12). Bersamaan dengan itu, istri Bupati, Dra Hj Roihana Kholilurrahman menyerah-kan bantuan kepada 20 orang ibu yang tergolong duafa atau kurang mampu.

Seremonial penyerahan bantuan, di lapangan Pendapa Ronggosukowati Pamekasan itu, dihadiri Bupati beserta istrinya, Plt Sekda Herman Kusnadi beserta istrinya, dan Ketua Pengadilan Negeri Pamekasan beserta istri.

Dihadiri pula oleh anggota Forpimda (Forum Pimpinan Daerah) Pamekasan beserta istri masing-masing. Juga, Di-rektur RSUD dr H Slamet Martodirdjo, dr Iri Agus Subaidi, MM, MSi; dan siswa-siswi SMAN 2 Pamekasan.

Dalam kesempatan itu, Bupati menegaskan betapa pentingnya peran perempuan dalam membangun bangsa ini. Maka, ujar bupati, upaya untuk meningkatkan peran perem-puan melalui strategi pemberdayaan sangat mutlak diperlukan.

“Kemandirian kaum perempuan akan berdampak pada kemandirian keluarga, masyarakat, dan bangsa. Kita sama-sama memahami bahwa pember-dayaan perempuan akan mendorong terjadinya suatu proses perubahan

sosial yang memungkinkan bagi kaum ibu untuk dapat memberikan pengaruh yang lebih besar dalam berbagai sektor kehidupan,” tutur Bupati.

Karena itu, tegasnya, setidaknya ter-dapat empat hal yang penting diketen-gahkan dalam kehidupan ini. Pertama, meningkatkan pendidikan politik dan partisipasi perempuan dalam mengam-

bil keputusan. Kedua, meningkatkan peran perempuan dan laki-laki dalam membangun ekonomi kreatif yang ber-wawasan lingkungan.

“Ketiga, meningkatkan peran laki-laki dan keluarga dalam penghapusan diskriminasi dan tindak kekerasan ter-hadap perempuan dan anak. Keempat, membangun kesehatan masyarakat

yang berkeadilan,” tegasnya.Sementara itu, berkaitan dengan bantu-

an tiga ambulans dari Bupati, dr Iri Agus Subaidi menyatakan, akan sangat ber-manfaat dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di Kabupaten Pamekasan.

“Terutama transportasi ini bisa di-manfaatkan saat merujuk pasien ke Surabaya. Selama ini, armada kami memang rusak berat. Sehingga, pada hari-hari tertentu, semisal sewaktu misa Natal dan/atau Tahun Baru, kita kekurangan alat transportasi,” terang dr Iri Agus Subaidi saat dihubungi wartawan Kabar Madura.

Selama ini, tambahnya, RSUD memi-liki delapan unit ambulans. Hanya saja, tiga unit rusak berat, dua unit masih dalam renovasi. Sedangkan sisanya, tak bisa diandalkan semisal buat meru-juk pasien ke ke surabaya.

“Adapun bantuan ambulans yang baru ini untuk jangka panjang. Dua unit digunakan dalam kota. Satu dipak-ai guna menangani jenazah,” bebernya.

Menurutnya, kualitas ketiga kenda-raan yang diberikan Pemerintah Kabu-paten Pamekasan, memang lebih baik dari sebelum-sebelumnya.

“Lengkap AC dan perangkat-per-angkat khusus. Bagi masyarakat yang butuh ambulans, kita sudah siap misalnya buat Jampersal, Jamkes-mas, dan sebagainya. Kami sangat berterima kasih dan bangga atas kepedulian Bapak Bupati terhadap sarana kesehatan di kabupaten ini,” pungkasnya. (anm/yoe/adv)

KM/HUMAS PEMKAB PAMEKASAN

PEDULI KESEHATAN: Bupati Dr KH Kholilurrahman, SH, M.Si menyerahkan “kunci”, simbol kunci kontak ambulans kepada Direktur RSUD dr H Slamet Martodirdjo, dr Iri Agus Subaidi, MM, MSi.

PAMEKASAN-Begitu mu-lianya seorang ibu bagi Bangsa Indonesia, sehingga setiap 22 Desember warga negeri ini memperingatinya sebagai hari istimewa bagi orangtua perem-puan umat manusia itu. Dinilai lebih penting kehadiran seorang ibu ketimbang yang lainnya.

Selama 9 bulan berjuang dan mepertaruhkan jiwa raganya demi menjaga janin yang ada didalam kandungannya. Selama itu pula, seorang ibu teramat ikhlas menjalankannya.

“Dalam Alquran saja, ada surat yang namanya An-Nisa’. Sim-pelnya, agama pun memuliakan seorang perempuan. Selain itu, Nabi (Muhammad saw) juga me-

nyebut nama ibu tiga kali, ketika ditanya orangtua yang mana yang harus kebih dulu dihormati,” ujar Rofik, salah satu pemerhati pen-didikan, kepada Kabar Madura, Sabtu (22/12) kemarin.

Menurutnya, penghormatan kepada ibu adalah hal yang utama, bilang uf saja seorang anak tidak diperbolehkan dalam agama, apalagi sampai mem-bantah perintahnya dan mem-bentaknya lebih kasar lagi.

“Seharusnya tidak hanya per-ingatan secara seremonial saja, melainkan pada tindakan yang lebih nyata, sebab seorang ibu tidak tergugah dengan adanya peringatan, berbeda ketika ada tindakan nyata yang bisa mem-

buat seorang ibu atau perem-puan akan lebih merasa dihor-mati dan serta dinilai agung keberadaannya,” tambahnya.

Hal itu juga diamini Ali Wahdi, aktifis Lingkar Muda Pamekasan. Dia berpendapat, masih ada nilai yang kurang sempurna kalau hanya acara seremonial yang digelar. Menurutnya akan lebih sempurna lagi peringatan ser-emonial sambil menghadirkan ibu-ibu yang tidak mampu. Selain itu juga, akan lebih berharga mo-men peringatan Hari Ibu.

“Masih ibu-ibu yang harus disantuni, seperti pemulung perempuan dan para penga-men yang berkeliaran di Pame-kasan. mereka melakukan hal

itu karena tuntutan ekonomi demi menghidupi keluarganya, terutama anaknya,” ujarnya.

Sementara, tak semua ibu-ibu di Pamekasan tahu, setiap 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu.

“Tidak tahu pak kalau ada Hari Ibu dan ibu itu diperingati, tapi yang saya tahu adalah kalau tanpa bantuan orangtua perem-puan, seorang anak tidak akan bisa berjalan seperti sekarang,” ujar Juriyah, seorang perem-puan pemulung, kepada Kabar Madura, Sabtu (22/12) kemarin. “Kalau harapan saya terha-dap Hari Ibu, ada kepedulian lah kepada ibu-ibu yang tidak mampu,” imbuhnya. (ong/yoe)

Refl eksi Sebuah Tindakan Nyata Lebih Menyentuh

KM/FATHOR RAHMAN

DUAFA: Bagi Juriyah, perempuan pemulung ini, Hari Ibu tidak banyak berarti dalam hidupnya. Sebab, dia lebih membutuhkan santunan.

Setahun Kejari Tangani 24 Kasus PAMEKASAN-Kejaksaan Negeri (Kejari)

Pamekasan menangani 24 kasus narkoba selama 2012. Menurut Kepala Seksi Pidana Umum Kejari Pamekasan Mohammad Syafii, Sabtu (22/12), dari 24 kasus narkoba yang di-tangani Kejari itu, 16 kasus di antaranya telah divonis oleh Pengadilan Negeri Pamekasan.

“Pelakunya saat ini menjalani masa hukuman di Lapas Narkotika Kelas IIA Pamekasan,” ucapnya, sebagaimana di-kutip dari antarajatim.com.

Menurut Syafii, vonis yang dijatuhkan oleh pihak Pengadilan Negeri Pame-kasan bervariasi antara 4 hingga 5 ta-hun. Tidak hanya itu saja, di antara ke-16 terpidana yang terjerat kasus narkoba itu, ada yang harus membayar denda hingga ratusan juta rupiah. “Kalau dela-pan tersangka lainnya, kini masih dalam proses persidangan,” ujarnya.

Syafii menjelaskan, dari 24 kasus narkoba yang ditangani Kejari Pamekasan selama 2012 ini, pelakunya beraneka ragam. Ada yang hanya sebagai pengguna, kurir narkoba, tapi ada yang sebagai penjual alias bandar.

“Namun, secara umum dari para tersangka dan terpidana kasus narkoba ini mengaku, mendapatkan barang haram tersebut dari wilayah utara Pamekasan,” tuturnya.

Sebelumnya, jajaran Polres Pame-kasan mengungkapkan, wilayah utara Pamekasan tersebut, selama ini me-mang menjadi tempat persembunyian para bandar dan pengedar narkoba di wilayah Kabupaten Pamekasan.(ant/yoe)

Page 5: Edisi Minggu, 23 Desember 2012

523 Desember 2012MINGGU

Email Redaksi: [email protected]

Harapan dari KKM IISUMENEP-Keberadaan

Kongres Kebudayaan Mad-ura (KKM) II mendapat apresiasi dari sejumlah bu-dayawan. Tidak hanya dari budayawan pulau garam namun dari sejumlah buday-awan luar Madura. Mereka juga ikut andil di dalamnya.

Kongres KKM II juga diikuti sejumlah pen-gamat dan bu-dayawan luar Madura. Sep-erti dari Unesa Surabaya, Uni-versitas Brawi-jaya Malang dan Universitas Jember serta budayawan Ka-limantan Barat.

Sa lah sa tu b u d a y a w a n luar Madura yang terlibat dalam kongres tersebut ber-asal dari Kali-mantan Barat, Subro. Ia san-gat apresiatif pada pelak-sanaan KKM II yang akan berakhir, Minggu (23/12). Karena dengan adanya kon-gres ini, setidaknya dapat mengasah pengetahuan.

” Saya sangat apresiatif dan luar biasa. Saya sangat berterimakasih diperkenan-kan untuk hadir di acara ini untuk mengasah pengeta-huan dan rasa kemaduraan kami di Kalimantan Barat,” kata Subro kepada Kabar Madura, Sabtu (22/12).

Menurutnya, salah satu yang sangat fundamental dalam pelaksanaan kongres ketika melihat kebuday-aan Madura semakin krisis, pemahanan yang sebena-rnya tentang budaya Madura mulai menghilang dari pen-

getahuan para pemuda.” Bukan orang lain yang ti-

dak paham budaya Madura, anak-naka Madura sendiri sudah mulai mengalami krisis pengetahuan terhadap budaya sendiri, seperti mak-na “lebih baik putih tulang daripada putih mata” apasih maknanya?” kata Subro.

Lantas pria yang juga ketu-runan Madura ini menjelaskan tentang pema-haman budaya M a d u r a . I a mencontohkan seperti budaya Lebih baik putih tulang daripa-da putih mata, m e n u r u t n y a memilki makna yang luar biasa, bukan tersing-gung kemudi-an membunuh orang.

” Tapi ada harga diri yang harus dipertah-ankan, makan-

ya Cak Nun (populer dipang-gil Kiai Mbeling) bilang, bah-wa membunuh orang dengan cara carok itu bukan cara dewasa, tapi orang tidak mau carok bukan berarti orang itu lebih dewasa, bisa jadi orang itu tidak punya harga diri yang mau dipertahankan. Itu kritik sosial yang luar bi-asa. Apa artinya harga diri? dimana-mana harus tetap kita pertahankan” jelasnya.

Dengan realitas kebuday-aan Madura yang semakin “punah” (pemahamannya) harus ada gerakan yang lebih kongkrit. Keberadaaan budaya Madura, kata Subro, harus lebih hidup.

Ia berharap dari KKM II melahirkan ensiklopedi bu-daya Madura sehingga ada database. (rei/zis)

KM/ AHMAD AINOL HORRI

SUBROBudayawan Madura

Budaya Madura Butuh Ensiklopedi

SUMENEP- Demi ketenangan bagi umat kristiani dalam merayakan Natal, sejumlah aparat kepolisian dari Polres Sumenep melakukan sterilisasi di sejum-lah gereja di Sumenep, Sabtu (22/12).

Petugas menyisir 3 gereja yang akan dijadikan pusat peribadatan Natal. Setiap sudut gereja, mulai halaman luar sampai di dalam ruangan menjadi sasaran sterilisasi untuk memastikan

bahwa kondisi tempat ibadah tersebut benar-benar aman.

Kepala Bagian Oprasional Polres Sumenep Kompol Edy Purwanto menjelaskan pihaknya melakukan strelisasi sejak Sabtu (22/12) di masing-masing gereja hingga umat kristiani tersebut akan melakukan kegiatan perayaan Natal .

” Sterilisasi akan kami lakukan lagi

nanti setelah di setiap gereja akan melaksanakan kegiatan perayaan natal,” ungkap Kabag Ops Polres Sumenep, Edy Purwanto.

Dijelaskan dengan adanya gerakan sterlisasi di 3 gereja merupakan iktikat pihak kepolisian dalam mengamankan pelaksanaan hari Natal sehingga umat kristiani yang ada di wilayah Sumenep benar-benar merasa aman.

Agar tidak terjadi sesuatu yang tidak di inginkan, Polres Sumenep meny-iagakan 2 personel di setiap gereja, mereka akan diterjunkan Minggu (hari ini). Meskipun tidak diminta oleh pihak gereja, untuk memastikan keamanan pihaknya tetap akan menempatkan dua personelnya. ”Di Sumenep ini ada empat gereja dan dua tempat ibadah,” singkatnya. (rei/zis)

SUMENEP-Saat di beberapa tempat para petani garam sudah mulai melakukan pengalihan prospek ekonomi, petani garam di Desa Pragaan Laok, Keca-matan Pragaan rupanya belum beranjak ke sana. Padahal musim hujan sudah lama datang, tetapi hal itu tidak membuat petani garam di Pragaan ini segera men-gambil langkah. Hingga sabtu kemarin, masyarakat masih be-lum melakukan aktifitas ekonomi yang lainnya.

Ahmad Tohari, warga desa setempat menuturkan, tidak ad-

anya prospek ekonomi tersebut disebabkan belum ada prosepek ekonomi yang cocok untuk mer-eka jalani. “Kalau dialihkan ke ikan bandeng, udang dan yang lainya kami sering rugi setiap kali panen,” katanya.

Karena itu, para petani terse-but masih saja bergantung pada sisa garam yang mereka tabung di lumbung mereka. ”Ya kami semua baru mengeluarkan garam ini saat ini. Sebab harga garam dari dulunya tidak bisa diharap-kan,” keluh bapak 2 anak itu, Sabtu kemarin (22/12).

Ungkapan senada datang dari Baidha’i, warga lain petani ga-ram di desa itu. Dia mengatakan, dirinya tidak bisa bekerja apa-apa lantaran tidak memiliki la-han sendiri. Dia mengaku hanya numpang bekerja ikut teman-temannya jadi buruh di daerah tersebut.

Baidha’i mengaku, hingga saat ini belum bisa bekerja apapun. Sebab, untuk lulusan SD seperti-nya sangat sulit diterima bekerja di berbagai tempat. ”Sekarang hanya istri saya yang berdagang ikan. Saya masih cari pekerjaan

lain. Mau bertani, meski sudah musim hujan saya tidak punya lahan,” jelasnya.

Dia berharap harga garam sim-panan tersebut bisa lebih mahal harganya ketimbang garam yang dulu. Dengan begitu, dia tidak lagi susah payah untuk mencari modal ekonomi dan bisa memak-simalkan kerja istrinya yang berdagang ikan di pasar tersebut. Sehingga kebutuhan keluargan-ya bisa terpenuhi. ”Harapan saya cuma itu. Gak lebih,” ujarnya dengan menggunakan bahasa madura. (aqu/yoe)

KM/TABRI SAIFULLAH MUNIR

TAK BERKUTIK: Para Petani garam di Pragaan Laok hanya mengandalkan “tabungan” garamnya, saat musim penghujan tahun ini. Mereka kesulitan melakukan usaha lain, karen tak punya modal maupun keterampilan.

Belum Lakukan Pengalihan Ekonomi

Disterilkan, Tak Ada Tanda-Tanda

Mencurigakan

Page 6: Edisi Minggu, 23 Desember 2012

Email Redaksi: [email protected]

6 MINGGU 23 Desember 2012

Direktur Utama/

Pemimpin Umum:Taufi q Rizqon

Direktur: Disyahmain

WARTAWAN KABAR MADURA DIBEKALI TANDA PENGENAL, DAN DILARANG

ME MINTA ATAU MENERIMA UANG/BA-RANG DARI SUMBER BERITA

Pemimpin Redaksi: Edi Kurniadi. Redaktur Pelaksana: Rossi Rahardjo. Koordinator Liputan: Fathurrochman Al Aziz. Redaktur: Satriyo Eko Putro. Biro Bangkalan: Firman Ghazali Akhmadi (plt kepala), Syaiful Islam. Biro Sampang: Fandri Ardiansyah (plt kepala). Biro Pamekasan: Hairul Anam (kepala), Marzukiy. Biro Sumenep: Busri Thaha (plt kepala), Ahmad Ainol Horri. Sport: Tabri Syaifullah Munir (Pamekasan-Sumenep) Ahmad Baiquni (Bangkalan-Sampang) Tata Artistik/Desain Grafi s: Ryan Kalig (kepala), Abdur Rohim, Umar Saja, Agus Subandi, Teguh Santoso. Manager Iklan dan Pemasaran/EO: Ahmadur Rusdi. Keuangan: Neny Haryanti. Staf Penagi-han: Ahmad Qoyyum, Felda Yulia, Eko Prayitno, Khairus Shodiqin. Human Resources Development (HRD): Rossi Rahadjo (koordinator), Disyahmain, Ryan Kalig. Penerbit: PT Madura Mandiri Indonesia Sejahtera. Alamat Redaksi/Iklan dan Pemasaran: San Diego Main Street MR-2 No. 16 (No.95) Pakuwon City Surabaya, Telp/Fax: (031) 5993097. Telp Redaksi: (031) 5937959. e-mail Redaksi: [email protected]. Tarif Iklan: Iklan Umum Full Colour (FC): Rp 35.000 per mm/kolom. Iklan Umum Hitam/Putih (BW): Rp 19.000 per mm/kolom. Iklan Duka Cita/Sosial: Rp 12.000 per mm/kolom. Lowongan Rp 12.000 per baris.

Di antaranya KH. Syam-sul Arifin (Banyuanyar), KH. Abd. Ghafur Syafiuddin (Plakpak), K. Makmun Ta-mim (Pamekasan), K Mun-dzir Khalil (Blumbungan), KH. Abbas Makki (Pakong), KH. Arif Madani (Sumber Bungur), KH. Ainul Yaqin (Sumber Daga), KH. Abd. Razak (Dempo Timur), KH. Nawawi (Ketua PPP Kab Pa-mekasan), KH. Jakfar Sodiq, KH. Fatol Bari dan H. Kamil (HK), serta beberapa tokoh-tokoh lainnya.

Haul salah satu tokoh ma-syarakat di Desa Batu Bin-tang itu menjadi momen terindah bagi puluhan ribu masyarakat dari berbagai wilayah menanti kedatangan pasangan ASRI. Tak mau sekadar menanti, puluhan ribu warga pun konvoi me-nyambut pasangan ASRI.

“Saya hadir ke sini dalam rangka haulnya K. Sanidah dan Badri, selain itu sambil silaturrahmi bersama para ulama’ dan tim ASRI. Dalam forum ini kita isi dengan so-sialisasi, karena bagaimana pun juga sosialisasi dalam pemilukada ini adalah hal yang wajib, agar masyarakat menggunakan hak pilihnya dengan baik,” ujar Ahmad Syafi’ie saat ditemui Kabar Madura, Sabtu (22/12) ke-marin. “Apresiasi anak-anak

muda yang ikut menyambut kedatangan saya tadi sangat luar biasa, karena mereka mengharapkan pemimpin harapan masa depan yang memperhatikan mereka,” lanjut sosok bapak yang amat mencintai keluarganya ini.

Meski Ahmad Syafi’ie datang sedikit terlambat, karena puluhan ribu konvoi yang menantinya membuat mobil yang dikendarainya harus berjalan sedikit lam-bat. Namun, keterlambatan Ahmad Syafi’ie tidak mem-buat masyarakat yang sudah menanti sejak pagi beranjak dari tempat mereka. Ketika pasangan ASRI, warga pun mengelu-elukan.

“Mohon maaf atas ket-erlambatan saya, saya ter-lambat karena sekitar 20 ribu yang konvoi mengir-ingi saya sampai lebih 2 kilometer, sehingga saya harus berputar arah agar cepat sampai ke tempat ini. Saya sangat terkesan den-gan konvoi yang sangat luar biasa tadi, terutama kepada pemuda harapan bangsa yang ikut menyambut saya,” ujar Ahmad Syafi’ie dalam sambutannya disambut riuh rendah appaluse puluhan ribu warga simpatisan dan pendukung pasangan calon yang akhirnya lolos dari ‘ujian politik’ ini.

Selain itu, Ahmad Syafi’ie juga berharap pada warga

agar sama-sama menjaga ketertiban Pemilukada serta menjaga kebersamaan se-belum dan sesudah pencob-losan. “Kepada masyarakat, supaya sama-sama menjaga dan mencegah kecurangan-kecurangan dalam Pemilu-kada,” harapnya yang diamini oleh puluhan ribu pendu-kungnya yang menyemut.

Dalam acara tersebut juga dibuka dialog dengan ma-syarakat yang antusias mem-berikan komitmen untuk ASRI. Dalam dialog tersebut, masyarakat mengharapkan agar ASRI kalau terpilih nantinya, memperhatikan para petani, krisis air bersih dan bantuan terhadap guru mengaji serta guru bantu.

“Program-program itu sudah diagendakan untuk bantuan kepada petani, se-bab biasanya para petani ketika hendak musim tanam meminjam untuk modal,” terangnya.

“Selain itu pula, air bersih merupakan hal yang sangat vital bagi masyarakat, jadi hal itu sudah dipikirkan bersama untuk masyarakat tidak lagi kekurangan air dan membeli air dengan mahal,” kata Ahmad Syafi’ie. “Sedangkan untuk guru ngaji dan para guru bantu, serta masjid dan mushola akan menjadi prioritas un-tuk memberikan bantuan kepada mereka. Bahkan dua

kali lipat dari sebelum-sebe-lumnya,” lanjutnya.

Sang calon Wakil Bupati, Khalil Asy’ari juga mem-berikan sambutan dalam kesempatan tersebut. Ia ber-harap, masyarakat tidak memberikan surat suaranya pada siapa pun nantinya. Dan menjaga ketertiban dan menjunjung tinggi keda-maian serta kejujuran.

“Kepada masyarakat, agar supaya bersama-sama kon-dusivitas pemilukada yang akan datang, serta datanglah ke TPS untuk menggunakan hak pilih sebagaimana mes-tinya, serta menjaga keda-maian dalam pemilukada,” tukas Khalil Asy’ari.

Kejadian menarik ketika Ahmad Syafi’ie hendak me-ninggalkan tempat haul tersebut. Masyarakat kemba-li menyerbu dan memberikan salam hangat disertai isak tangis warga, seakan tidak merelakan Ahmad Syafi’ie meninggalkan tersebut. Se-dangkan Ahmad Syafi’ie pun mengelus warga.

Di sisi lain, antusiasme masyarakat menyambut ke-datangan Ahmad Syafi’ie ketika hendak beranjak, diserbu para pemuda yang hendak berfoto bersama. Sehingga ia pun rela ber-panas-panasan melayani puluhan pemuda tersebut yang menaruh harapan besar terhadapnya. (ong/zis/adv)

Dikonfirmasi Sabtu (22/12), Ketua Tim Sukses Hejaz Joni Purnomo mengatakan, surat gugatan itu dimasukkan ke bagian penerimaan gugatan Mahkamah Konstitusi pada tanggal 20 Desember. “Me-mang kami telah melayang-kan surat gugatan kepada MK pada 20 Desember, dan diterima oleh saudara Bam-bang Sugito di kantor MK pada pukul 09.59 pagi,” ujar Joni Purnomo pada Kabar Madura, kemarin.

Setelah memasukkan surat gugatan, Joni Punomo men-gatakan tim kuasa hukum Hejaz menerima nomor reg-istrasi surat gugatan terse-but. “Kami menerima dari tim advokasi kami setelah melayangkan surat gugatan dengan nomor registrasi 722/PAN.MK/XII/2012 dengan isi gugatan permohonan hasil perselisihan pilkada Sampang 2012, serta semua

hasil dan tindak lanjut terkait gugatan yang kami ajukan, kami serahkan kepada MK dan tim advokasi kami dan kami akan menerima semua kenyataan apa yang menjadi keputusan MK,” kata Joni.

Sementara itu, dikonfir-masi melalui telepon se-lulernya terkait adanya gugatan tpasangan Hejaz yang sudah masuk MK, Miftahur Rozaq selaku Ketua Pokja Divisi Hukum KPUD Sampang mengaku sudah mendapat kabar dan meng-kroscek langsung ke MK untuk memastikan apakah betul surat gugatan tersebut masuk atau tidak. “Pihak MK mengatakan memang ada gugatan dari pasangan calon Hejaz pada tanggal 20 Desember, tapi sampai saat ini kami belum menerima apa isi dari surat gugatan tersebut,” ujar Rozaq. “Kami selaku tergugat semestinya mendapatkan salinan surat gugatan tersebut dari pihak

MK secepatnya dikirimkan ke KPUD Sampang, baik itu via fax atau via phone,” ujar Rozaq.

Rozaq mengatakan, pi-haknya secara prinsip siap, dan menerima gugatan ten-tang rekapitulasi. “Kami juga akan mengirimkan ke MK tim dari KPU hari rabu atau kami mendatang karena hari Senin terbentur cuti ber-sama,” imbuh Rozaq.

Gugatan Hejaz ini secara tidak langsung membuat pengesahan berita acara hasil rekapitulasi dan penetapan pemenang pemilukada ter-tunda untuk sementara. Kini nasib hasil pemilukada Sam-pang diserahkan kepada MK.

Terpisah, Ketua Tim Pe-menangan pasangan calon Alfalah (KH A. Fannan Hasib dan Fadhilah Budiono), Ab-durrahman Saleh mengaku tidak maalah terkait dengan aanya gugatan tersebut. “Jadi semua itu termasuk gugatan yang dilayangkan

tim Hejaz adalah merupakan hak dari pasangan calon, kami yakin gugatan tersebut lemah,” ujar Abdurahman Saleh. “Semua saksi me-nyatakan saat penghitungan yang dilakukan pihak KPU berjalan lancar tanpa ada masalah, serta kami selaku pihak terkait akan mem-berikan data pembanding jika diperlukan oleh pihak KPUD,” ujar Abdurahman, kemarin.

Gugatan Hejaz pada mu-lanya sempat menjadi tanda tanya. Pasalnya, antara Joni Purnomo sebagai ketua tim pemenangan pasangan Hejaz dan Hermanto Subaidi sempat mengaku tidak tahu menahu soal gugatan ke MK tersebut.

Sekadar diketahui, ber-dasarkan penetapan hasil rekapitulasi dan peneta-pan pemenang pemilukada Sampang, pasangan Alfalah ditetap sebagai peraih suara terbanyak dan diikuti pasan-gan Hejaz. (fan/zis)

Khusus di daerah Sumenep, tanaman tersebut hanya bisa dilihat di daerah Pragaan, Ka-dura Timur, tepat di perbatasan kota Sumenep-Pamekasan.

Buah naga ini termasuk pohon kaktus berduri. Tetapi tidak saja menawarkan duri yang tajam. Buah yang di hasilkan dari batang pohon yang menggelantung itu mengalahkan tajamnya duri yang menghias di ruas-ruas batang tersebut.

Mujiburrahman, warga Desa Kaduara Timur, Pragaan, pemilik pohon buah naga ini mengaku beruntung besar dapat tawaran dari temannya untuk menanam pohon terse-but. ”Ya lumayan lah hasil-nya,” katanya.

Akhir-akhir ini kiosnya memang masih sepi. Tiap harinya pria yang akrab disapa Pak Mujib ini hanya bisa menjual sebanyak 20 kilogram. Dari jumlah itu, Mujib hanya mendapatkan

Rp 340 ribu dari harga jual yang Rp. 17 ribu. ”Kalau su-dah rizkinya saya 20 kilo per-hari mau bagaimana lagi.” kata Hj. Fitriyah, istri Mujib.

Yang unik, pohon buah naga itu rupanya tidak mau pupuk kimia. Saat pohon tersebut mulai panen, ke-mudian rantingnya yang menggantung di potong, agar tumbuh lagi ranting yang baru, tanaman ini se-lalu diberi pupuk kandang. ”Semua ini murni kotoran sapi. Saya tidak kenal pupuk yang lain,” tegasnya.

Penggunaan kotoran sapi sebagai pupuk dari dari po-hon itu, rupanya berpenga-ruh pada kwalitas rasa yang ditimbulkannya. Menurut penuturan Hajjah Fitriyah, dari para tengkulak yang ada di daerahnya, buah naga tanamannya lebih manis ketimbang buah yang di-miliki oleh penduduk yang lainnya.

Erna, salah satu tengkulak yang tinggal 100 meter ke

arah timur dari kios Mujib, mengaku buah naga bu-didaya Mujib lebih manis ketimbang yang lain. ”Yang lainnya itu agak kecut, kare-na menggunakan kotoran ayam,” kata Erna saat dite-mui di kios milik Mujib.

Menurut Fitriyah, kios-nya baru mulai ramai saat menjelang perayaan hari Na-tal. Tak tanggung-tanggung, setiap 25 Desember hingga menjelang Tahun Baru. Fitri-yah mengaku bisa menghabis-kan satu ton buah naga per harinya. Itu artinya, Fitriyah bisa meraup paling tidak Rp 17 juta dalam sehari jual. ”Dari dulu juga begitu,” ujarnya.

Selain itu, Mujib menam-bahkan biasanya warga yang berdatangan di musim itu, kebanyakan orang China. Mereka terkadang langsung membeli dengan memetik buah naga langsung dari pohonnya. ”Orang ketu-runan Tionghoa lebih suka memetik sendiri buahnya,” pungkasnya. (zis)

Menurutnya, ajaran ini

telah disampaikan dengan bijaksana oleh para leluhur warga Madura melalui lagu permainan anak-anak seperti ”Pa’-kopa’ éléng, Éléngnga sakoranji, Eppa’ entar mamaléng, Ana’ tam-bang tao ngaji, Ngaji babana cabbi, Ka’-angka’na sarabi settong,” ujarnya.

Menurutnya, pesan moral yang terkandung dalam lagu berbasis kearifan lokal ini sungguh sangat tinggi nilainya. Lagu rakyat yang membangun kesadaran kolektif tentang tanggung-jawab moral orangtua agar selalu ingat untuk mena-namkan sikap qur’ani ter-hadap anak keturunannya. ”Pertanyaan kita sekarang, kemana lagu yang mampu menajamkan mata batin itu pergi? Mengapa ratna mutu manikam itu mosna, ta’ karoan paranna? Ba’

bada é dimma satéya?,” ujarnya.

Pemaparan tak kalah men-ariknya diungkapkan Mien A.Rifai. Pengamat kebuday-aan dari Akademi Ilmu Pen-getahuan Indonesia, Jakarta ini mengatakan, sebagaimana diketahui, secara biologi ma-nusia Madura telah dibentuk dan dikendalikan oleh gen-gen pengatur sifat kebakaan etnisnya, yaitu substansi yang merupakan sumber infor-masi penata pembawaan yang telah diperoleh dan diwar-isinya secara turun-temurun dari leluhurnya.

Menurutnya, semua sifat pembawaan inherent yang dibawa warga Madura se-jak kelahirannya kemudian terus akan dibentuk dan dimapankan saat mereka dibesarkan di tengah ke-luarganya, dididik di man-dala, pesantren, atau sekolah serta ruang kuliah, serta juga dicontohkan oleh adat masyarakat etnisnya.

Dengan demikian secara pasti jalan hidup mereka telah terpetakan oleh kehen-dak orang tuanya, terkekang keinginan sesepuhnya, ter-kungkung tradisi lingkun-gan masyarakatnya, dan terbelenggu oleh dambaan atau impian suku bang-sanya. ”Bersamaan dengan itu maka khazanah buda-ya dan peradaban Madura yang terjelma dan terhimpun sepanjang lintasan sejarah etnisnya telah pula mere-sap untuk mewarnai corak kehidupan mereka sehari-hari,” ulasnya. Dalam dia-log terbuka tersebut juga hadir budayawan yang asli Sumenep, D. Zawawi Imron.

Pria yang dijuluki Si Ce-lurit Emas ini menjelaskan tentang karakter yang meru-pakan sifat pribadi bersifat relatif stabil pada setiap in-vidu yang menjadi landasan bagi penampilan perilaku dalam standard nilai yang tinggi. (bus/zis)

Pasutri tersebut adalah H

Rosul (56) dan Hj Hotijah (50), warga Desa Jaddih, Kecamatan Socah. Motif ked-uanya, bagi orang lain seperti kita, amatlah sepele. Karena mereka tidak mau anak mer-eka bernama Fitri menikah dengan Mustofa (19) warga Dusun Jakan, Desa Parseh, Kecamatan Socah, Bangkalan sebulan lalu.

Motif perencanaan pem-bunuhan ini bisa dibilang se-pele. Lantaran mereka tidak suka anaknya, Fitri, menikah dengan korban, Mustofa (19) warga Dusun Jakan, Desa Parseh, Kecamatan Socah, Bangkalan sebulan lalu.

Karena ketidaksukaan itu-lah kemudian mereka ber-niat menyingkirkan Mus-tofa. Barangkali terinspirasi cerita-cerita di sinetron atau film-film impor, mereka ke-mudian mengeluarkan dana sebesar Rp 60 juta yang mereka gunakan membayar eksekutor bayaran.

Karenanya, selain pasutri Rosul dan Hotijah, tersangka lain dalam kasus ini juga diringkus. Mereka, Basuni (36), warga Desa Naro’an, Kecamatan Burneh, Mo-hammad Deggil (45), warga Kecamatan Kota Bangkalan.

Dalam kasus pembunuhan ini, Basuni berperan sebagai eksekutor, sementara Deggil berperan sebagai perantara.

Kabag Ops Polres Bangka-lan, Kompol Abdul Rokhim, menyatakan, pengungkapan kasus pembunuhan beren-cana yang diotaki oleh sang mertua berawal dari petugas melakukan pengumbulan data (pulbaket) di lapangan.

“Hasilnya, mengerecut pada para tersangka ini,” terang Rokhim pada sejum-

lah wartawan saat dikonfir-masi di Mapolres Bangkalan, kemarin.

Ia menjelaskan, pertama kali tersangka yang di-tangkap adalah Deggil di rumahnya. Kemudian petu-gas melakukan pengem-bangan atas penangkapan Deggil. Hasilnya, nama Ba-suni dan nama mertua ko-rban keluar dari mulut pria berbadan tambun itu.

Kemudian polisi langsung melakukan penggerebekan terhadap Basuni dan mertua korban di rumah masing-masing. Mereka berhasil ditangkap petugas tanpa perlawanan. Selanjutnya para tersangka digiring ke mapolres untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

“Dari tangan tersangka Basuni, kami menyita sepeda motor Ninja warna merah. Sesuai pengakuannya motor ini baru dibeli dari uang hasil membunuh korban,” ucap mantan Kapolsek Geger ini.

Menurutnya, Basuni me-nerima bayaran sebesar Rp 60 juta dari mertua korban. Adapun sistem pembayaran-nya dilakukan dengan cara dicicilsebanyak lima kali.

Pertama sang mertua mem-bayar Basuni Rp 12 juta. Setelah target sudah di-bunuh, baru mertua kor-ban melunasi dengan cara dicicil.

“Pelaku pembunuhan se-hari-harinya bekerja sebagai kuli bangunan. Namun, karena diiming-imingi uang akhirnya bersedia untuk membunuh korban dengan bayaran Rp 60 juta. Pelaku membunuh korban dengan memakai kayu,” ucapnya.

Disinggung apa motif di ba-lik pembunuhan berencana tersebut, pria berkacamata ini menyatakan, latar be-

lakang kasus pembunuhan berencana karena mertua tidak suka korban menikahi anaknya. Namun, ia enggan menjelaskan dengan detail sesuatu apa yang menyebab-kan mertua tidak suka pada menantu.

“Alasannya karena tidak suka. Kami tidak bisa men-jabarkan alasan pribadinya. Intinya, mertua tidak suka dan ingin memisahkan,” ungkapnya.

Petugas akan menjerat para tersangka dengan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana ancaman huku-man minimal 15 tahun pen-jara dan hukuman maksimal seumur hidup penjara. Polisi masih mengejar satu pelaku lagi yang masih buron.

Seperti diketahui, Warga Desa Perreng, Kecamatan Burneh, digegerkan dengan penemuan sosok mayat laki-laki tanpa identitas di area persawahan, Jumat (23/11) silam. Mayat tanpa identitas itu ditemukan dengan se-jumlah luka lebam di rahang kanan, kuping, hidung dan luka lecet kaki kiri. Ternyata mayat tersebut adalah kor-ban pembunuhan.

Informasinya, korban me-nikahi Fitri sekitar lima bulan lalu. Pernikahan mer-eka diawali dengan sal-ing suka alias berpacaran layaknya pasangan muda-mudi saat ini.

Dari masa berpacaran sam-pai jenjang pernikahan tidak tampak adanya ketidaksu-kaan dari orang tua Fitri. Bahkan, saat resepsi perni-kahan mereka mendatang-kan grup orkes melayu yang cukup terkenal. Namun, usia pernikahan mereka ternyata berlangsung singkat setelah korban jadikorban mertuan sendiri. (ful/zis)

Minta Rekapitulasi Dibatalkan

Datangi Haul, ASRI Disambut Konvoi

Bayari Orang Rp 60 Juta, Bunuh Menantu Sendiri

Makin Istimewa dengan Petik Sendiri

Sarana Budayawan Sumbangkan Pemikiran

KM/FATHOR RAHMAN

KAGUM: Calon Bupati Pamekasan, Ahmad Syafi ’ie berbicara di depan warga, simpatisan dan pendukungnya dalam haul yang digelar oleh salah satu tokoh masyarakat di Desa Batu Bintang Kecamatan Batu Marmar, Pamekasan, Sabtu (22/12).

Sambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Page 7: Edisi Minggu, 23 Desember 2012

Email Redaksi: [email protected]

ANDA MEMILIKI UNEG-UNEG, SARAN, DAN KELUHAN TENTANG PELA YANAN PUBLIK (PENDIDIKAN, EKONOMI,

KEAMANAN DLL) DI SEANTERO MADURA? Silakan kirim melalui pesan dan alamat ke:

Kabar Madura. Tulis pendapat Anda dan kirim ke no +6287850767325 (khusus SMS)

atau via email:[email protected], [email protected]

MINGGU 23 Desember 2012 7

PERHATIAN untuk semua kru yang bertugas di koran hari-an Kabar Madura. Mohon dicek ulang kalau mau menerbit-kan sebuah informasi dan fakta dalam sebuah berita. Karena selama ini sering terjadi kesalahan tulisan. Bahkan hampir tiap hari pasti ada tulisan yang salah!

Macrus, +62817311140

ASSALAMU’ALAIKUM Wr Wb. PMU_ku jadilah seperti Barca dengan gaya permainan cantiknya. Umpan satu-dua menjadi ciri hasnya. Dengan mengusai jalannya permainan harapan untuk meraih kemenangan akan terbuka lebar.

81F4 Pekamban, +6285335240022 BRAVO PMU! Kalahkan Lawanmu dengan gol-gol can-

tikmu. Buatlah bangga masyarakat Madura dan para su-portermu.

Cwe’ Galaxy, +6281939364845

KITA sebagai warga Madura (reng Madhureh) otomatis sudah banyak tahu tentang Madura (Pulau Garam). Pulau Madura merupakan pulau yang menyimpan banyak potensi wisata. Meliputi potensi wisata alam, budaya dan potensi wisata sejarah yang terse-bar di empat kabupaten yang ada di pulau Madura. Baik di Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Kabupaten Sumenep.

Dengan konsep pengembangan objek wisata yang baik, objek-objek wisata tersebut dapat menjadi penarik bagi wisatawan lokal maupun asing untuk berkunjung ke Madhureh.

Objek wisata alam utama di Pulau Madura adalah keindahan panorama pantai yang potensial untuk dikem-bangkan menjadi kawasan objek wisata. Pantai-pantai potensial antara lain Pantai Siring Kemuning di Kab. Bangkalan; Pantai Camplong, Pan-tai Nipah di Kab. Sampang; Pantai Talangsiring dan Jumiang di Kab. Pamekasan serta Pantai Slopeng dan Lombang di Kab. Sumenep.

Selain objek wisata alam yang berupa keindahan pantai, di Pulau Madura juga terdapat objek-objek wisata alam lain yang potensial untuk dijadikan sebagai kawasan wisata. Antara lain Api Abadi (Api Tak Kun-jung Padam) yang terletak di Kabu-paten Pamekasan serta beberapa gua di Kabupaten Sumenep yang memliki nilai sejarah.

Selain objek wisata alam, Pulau Madura kaya akan objek wisata sejarah dan budaya. Di antaranya, atraksi kerapan sapi dan sapi sonok yang terdapat di seluruh kabupaten di Pulau Madura. Atraksi yang telah menjadi ciri khas Madura ini bisa disaksikan antara Agustus-Oktober setiap tahunnya. Atraksi lainnya, Tari Topeng Dalang serta Tari Pecut di Sumenep.

Sedangkan objek wisata sejarah di antaranya makam Aer Mata Rato Ebu di Bangkalan, makam Ratu Ebu di Madegan Sampang, serta

makam Asta Tinggi di Sumenep. Namun objek-objek wisata ini perlu konsep pengem-bangan yang lebih baik dan aksesibili tas yang baik pula, agar lebih menarik dan diminati oleh wisatawan lokal maupun asing.

Meski pada kenyata-annya, sampai seka-rang pengoperasian Jembatan Suramadu sudah menjadi jalan lintas Surabaya-Madu-ra, ini masih belum bisa mengubah “wajah” industri kepariwisataan di Madura, yang ditandai tidak adanya perubahan signifikan terhadap arus wisatawan yang berkunjung ke Madura. Hal ini karena disebabkan masih minimnya sarana-sarana penunjang kepariwisa-taan yang terdapat di kawasan objek wisata di Pulau Madura. Selain itu, kebijakan pengembangan objek wi-sata di Madu ra tidak menempatkan masyarakat desa dan masyarakat pantai sebagai pelaku utama.

Oleh karena itu, terkait dengan perlunya pemerintah untuk mengem-bangkan objek wisata yang melibat-kan dan menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama, maka local community-based sebuah konsep pengembangan objek wisata lokal Madura pasca Jembatan Suramadu merupakan konsep alternatif sebagai upaya pemberdayaan sosial-ekonomi masyarakat di Madura.

Dan perlu kiranya keterlibatan ma-syarakat dalam kegiatan pariwisata budaya Madura haruslah berdampak pada dua aspek, yaitu aspek ekonomi dan aspek konservasi budaya. Pada aspek ekonomi, masyarakat akan memperoleh keuntungan ekonomi, sehingga bisa digunakan untuk me-ningkatkan kesejahteraan hidupnya. Keuntungan itu bisa diperoleh se-cara langsung atau tidak langsung.

Pada aspek konservasi, masyarakat akan beru-paya keras untuk meles-tarikan potensi budaya yang mereka miliki. Karena hanya dengan cara demikian, potensi budaya yang mereka miliki itu bisa “dijual” kepada wisatawan un-tuk memperoleh keun-tungan ekonomik.

Kunjungan para wisa-tawan sudah seharus-nya dapat memberikan fee kepada penduduk sekitar obyek wisata.

Misalnya dengan cara menjual ba-rang-barang konsumsi dan cindera mata lokal. Jika keuntungan ekonomi tersebut memberikan dampak posi-tif terhadap tingkat kesejahteraan penduduk, niscaya mereka akan berupaya sekuat tenaga untuk men-ciptakan lingkungan yang kondusif. Mereka juga akan senang hati dan ikhlas menjaga potensi wisata bu-daya tersebut secara optimal untuk menarik minat wisatawan secara berkelanjutan. Dengan demikian, masyarakat Madura pemilik potensi wisata budaya tersebut benar-benar diposisikan sebagai subjek pariwi-sata daerah. Dengan perkataan lain, konsep ini telah menempatkan secara langsung masyarakat sebagai basis pengembangan wisata di pulau ini.

Dan jika konsep atau kebijakan tersebut yang akan dikembangkan, maka tugas pemerintah daerah atau dinas pariwisata menjadi lebih ringan. Peranan pemerintah hanya membuat regulasi pariwisata budaya dengan berpihak pada kepentingan masyara-kat lokal. Secara tidak langsung, pemerintah telah memberi ruang yang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk ambil bagian secara aktif di sektor jasa pariwisata. Kebijakan ini harus benar-benar dapat dimaknai sebagai bagian dari upaya pemerin-tah memberdayakan sosial-ekonomi

masyarakat lokal di Madura dan me-merangi kemiskinan melalui kegiatan pariwisata. Dengan demikian, kegi-atan pariwisata budaya di Madura harus berbasis geografi pedesaan dan masyarakat local. Sehingga manfaat-nya bisa dirasakan secara langsung oleh masyarakat Madura sebagai pemilik sekaligus pemelihara wisata yang ada.

Memang, Madura memiliki ban-yak tempat wisata yang tidak kalah indahnya dengan tempat wisata yang ada di luar negeri. Namun, sedikit sekali dari wisatawan asing atau turis mancanegara yang mau datang untuk berkunjung melihat keindahan dan keunikan pulau Madura. Hal ini disebabkan kurang-nya sumber daya manusia (SDM) masyarakat Madura dalam penge-tahuan dan kecakapan berbahasa internasional (bahasa Inggris) serta kurang atau tidak adanya pemandu wisata yang professional. Dalam artian, ia mempunyai wawasan yang sangat luas tentang kepariwisataan. Karena itu, pemerintah daerah perlu menggalakkan kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kemam-puan masyrakat Madura dalam menguasai bahasa asing.

Maka dari itu, masyarakat Madura pada umumnya menganggap wisa-tawan asing hanya dapat membawa dampak negatif bagi lingkungan sekitar dan masyarakat Madura. Pa-dahal tidaklah demikian, asalkan kita bergaul dengan bangsa asing itu tidak melampaui batas dan mengikuti nor-ma-norma yang ada. Kita tidak akan dapat terpengaruh atau dipe ngaruhi oleh mereka. Jika masyarakat tahu dan mengerti akan manfaat kepari-wisataan, terutama dalam menarik wisatawan asing, omset daerah dan penghasilan perekonomian masyara-kat akan meningkat.

*)Penulis Adalah Alumnus STIT Aqidah Usymuni (STITA) Sumenep

Jurusan PAI (Pendidikan Agama Islam)

Jangan Pernah Tinggalkan Madura

tidak semua pengemis itu karena miskin dan melarat

ternyata banyak pula yang be-rumah mewah, punya mobil dan

sudah haji

BEGITULAH inti percakapan saya dengan beberapa teman setiap duduk santai sambil minum kopi di warung Pedagang Kali Lima (PKL) bernama Pak Li (entah siapa nama lengkap-nya; boleh saja Mattali, Sajali, Muali, Ramli, Halili, atau Li-Li yang lain). Pak Li pedagang kopi yang sejak lama mangkal di areal timur Taman Bunga (TB) atau Taman Adipura Sumenep.

Di warung Pak Li, si pedagang sore sampai dini hari itu, kami se-lalu disuguhi pemandangan rutin setiap saat. Selain pemandangan pohon-pohon, mondar-mandir orang dengan aneka kesibukannya juga tak pernah luput dari perhatian kami. Yakni keberadaan banyak pengemis, terlebih di bulan puasa yang semakin berdatangan dari perbagai penjuru. Mereka mengemis sejak siang, malam sampai dini hari ketika orang-orang mulai pulang dan taman semakin sepi.

Saat itu pula, hati saya bertanya-tanya, “Lo, ini kan pengemis yang tadi malam?” Begitu setiap pengemis itu datang mendekat dan menengadah-kan tangannya tanda meminta ber-serta ekspresi kemelasannya. Pakaian lusuh, sandal jepit sambungan ruas beda warna, berjalan tertatih dengan tas atau kantong terigu menggantung di siku lengannya.

Awalnya, saya sangat prihatin me-lihat pemandangan semacam itu. Karena teringat kata orang tua saya bahwa orang tidak akan mengemis jika tidak benar-benar terpaksa. Ter-paksa sudah tidak mampu bekerja dan mencari penghasilan lain. Apakah pengemis yang saya jumpai ini masuk kategori “terpaksa”, “tidak mampu bekarja”? Apakah ia hidup seorang diri, tanpa anak dan anggota keluarga lain yang bisa memberinya makan dan

menanggung kebutuhan hidupnya yang lain?

Sungguh saya sangat kasihan dengan hati re-muk melihatnya sambil mengingat orang tua saya yang berkeringat di sawah hanya untuk membahagian anaknya, saya dan tiga sauda-ra saya. Dan mungkin orang tua Anda, tetang-ga kita, saudara kita dan siapa pun yang tak lelah dengan badan berpeluh, kuning dan asin pula.

Pikiran saya mulai ber-jalan. Jika jam 00.00 WIB mereka masih ada di Taman Bunga, mereka pulang dan sampai jam berapa ke rumahnya? Padahal siang hari keesokan harinya mereka sudah “beraktivitas” lagi, di Taman Bunga lagi? Kapan mereka istirahat? Wah, pekerja keras rupanya!

Tetapi pikiran dan perhatian saya buyar seketika saat seorang teman mengatakan bahwa tidak semua pengemis yang beroperasi di Taman Bunga ini berasal dari kalangan orang fakir miskin dan tidak punya keluarga untuk menyanggah hidup tuanya (karena teman saya ini bicara sambil menunjuk pengemis tua). Dia, teman saya itu terus bicara. Bagai radio si-aran berita tanpa diminta, ia lancar bercerita tentang kehidupan penge-mis yang membuat saya semakin bin-gung dalam tanya tak berkesudahan.

Lagi-lagi pikiran saya dibuat lin-glung ketika dia katakan bahwa pengemis yang kerap saya lihat memang hanya “ngantor” di Taman Bunga, tidak beroperasi di tempat lain. Tiap hari tiap malam mereka bisa dipastikan ada di Taman antara masjid Agung dan Keraton Sumenep ini. Benarkah? Tanya saya.

Untuk menemukan jawaban atas pertanyaan itu, saya mulai sering datang ke Taman yang diapit Kodim dan Pasar Tujuhbelas pada sisi utara

dan selatannya itu. Tentu dengan ditemani segelas kopi adonan Pak Li. Ya, itu dilakukan se-bagai sampingan selain datang ke taman bukan hanya untuk no’-ngno’e (mengintai) pengemis. Bersama teman-teman lain berbincang terkait berbagai persoalan.

S e t e l a h b e b e r a p a hari, minggu, dan bu-lan memerhatikan ke-beradaan pengemis yang beroperasi di Ta-man Bunga dapat dis-

impulkan bahwa pelakunya tak jauh beda; hanya itu-itu saja atau bahkan mungkin ada “pendatang atau pe-main baru”. Sampai disini, dugaan yang menyatakan bahwa orang tidak akan meminta-minta jika tidak se-dang dalam keadaan terpaksa gugur. Karena mereka melakukan sebagai profesi, bukan pencarian alternatif karena sedang terhimpit.

Ketika itu yang terjadi, dapat diartikan bukan persoalan ekonomi belaka yang mendorong mereka menjadi pengemis. Saya menduga, lebih pada persoalan mentalitas dan kemiskinan umat. Memang, meminta-minta juga meru-pakan salah satu cara dan usaha untuk mendapatkan rejeki. Namun, kata Nabi, bukankah tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah? Terlebih dianta mereka tidak sedikit yang masih dalam usia sekolah yang seharusnya berada dalam perlindungan orang tua.

Mengapa mereka lebih suka menjadi pemilik tangan di bawah? Bisa jadi karena keterlajuran menjadi yang mungkin pada awalnya kembali pada persoalan keterjepitan. Bisa jadi perta-ma kali mereka meinta-minta karena tidak punya sesuatu untuk dimakan. Namun, -lagi-lagi mungkin- karena meminta itu dirasa enak dan tidak butuh modal dan model besar maka jadilah meminta sebagai “usaha”

untuk mendapatkan sesuatu yang di-inginkan. Dan itu dijadikan kebiasaan tanpa ada usaha lain selain menge-mis! Dan bim-salabim maka jadilah pengemis dengan mengenyamping-kan rasa malu dan aib.

Itu persoalan mentalitas yang mun-cul dari dalam diri individu pengamis. Namun fakror pembiaran juga men-jadi pengaruh yeng menyebabkan seseorang menjadi pengemis. Pembi-aran sesama umat manusia terhadap saudara, tetangga, teman atau sia-papun yang dalam keadaan kurang mampu dan miskin merupakan pe-micu bahwa mereka tidak diorangkan di tengah kehidupan. Padahal mereka sangat butuh pertolongan, pendamp-ingan dan –meminjam bahasa pemer-intah- pengentasan kemiskinan.

Membiarkan saudara, tetangga dan orang-orang di sekitar kita dalam ke-adaan miskin dan tidak mampu sama dengan membiarkan mereka mencekik leher sendiri karena kebutuhan dasar hidup mereka tidak terpenuhi. Mer-eka meminta karena kita tak kunjung memberia hak mereka! Apa saja hak mereka? Ya, zakat, sedekah dan raskin serta beberapa program pemerintah yang tidak tepat sasaran atau habis “dihisap” dalam perjalanan!

Maka, pengemis, setidaknya adalah persoalan mentalitas diri dan kemiski-nan umat yang ditunjukkan dengan pembiaran terhadap orang miskin! Karena pengemis bukan hanya di Ta-man Bunga, tapi di tempat lain juga sama. Bahkan di makan para wali pun menjadi pemandangan nyata. Disinilah bukti terceraiberainya ika-tan kemanusiaan di tengah dengung persatuan dan kesatuan. Dan jika Anda umat Islam, ini bukti lemahnya ukhuwah islamiah (karena tak jarang pengemis itu umat Islam). Tapi, inilah warna hidup penuh tanda tanya.

*)Lukman Hakim AG., orang desa yang berpikir biasa dan sederhana.

Beralamat di [email protected]

Tentang Pengemis (Mengintip Taman Bunga)

Oleh:ABDUR RAHMAN

Essai Budaya MaduraEssai Budaya MaduraEssai Budaya MaduraEssai Budaya Madura

Oleh:LUKMAN HAKIM AG

SEMANGAT PAGIKita hati yang tertindasKita langkah yang terhenti

Ketika mimpimu tak terwu-judkanSenandungkan nada-nada yang hilangKemudian pahami gerak yang sesungguhnya

Tak harus menjelaskanTanpa peduli kata orangTeruslah berjalan

Semangat pagiBawamu pada impian

Arosbaya, 2012

AWAL KEBERANIANTeruslah berjalan

Kekuasaan yang terpendam, buang jauhTunjukkan pada dunia ke-inginan yang tinggiTanam dalam diriBerharap pada sebuah tan-tanganKan temui hidup yang ses-ungguhnya

teguh yang menyelimuti di-setiap luasnya ruangmengimajinasikan hidup ini

lebih indah dan berwarnasebab dunia adalah pato-kanku

bulan sinari malam inspirasidan ribuan bintang yang berkedipmemotivasi dirijadi lebih bermakna

dan matahari ituteruslah terpancarhingga tetes penghabisan

Arosbaya, 10-10-2012 BUNGA

Seperti bunga harum na-fasmuSentuhan warna yang kau berikanHilang gelap itu

Sirna semua kata yang tak terungkapjadi rasajadilah warna

kuberi senyumankuberi sanjungankau bungakau mimpimimpi yang sempurna

Arosbaya, 2012

Biodata Diri :NAMA : Abu MuslimTTL : Bangkalan 05 April 1995. Status sebagai Pelajar di SMAN 1 AROSBAYA, duduk di kelas XI IPA 4. Aktif sebagai Anggota TEATER LAYANG-LAYANG SMA NEGERI 1 AROSBAYA.

Page 8: Edisi Minggu, 23 Desember 2012

MINGGU 23 Desember 20128

Email Redaksi: [email protected]

Puisi Lama di Lembah KautsarTETESAN air wudlu mengawal

cacatanku hari ini. Indah, meng-hias kesunyian malam yang suci. Mengharapkan sebongkah pahala dari insan yang selalu menjaga ke-istiqamah-an Qiyamul Lail. Mereka yang mempunyai i’tikad barokah dalam rangka shalat Tahajud.

Lantunan Salam Ya Sadat1 ter-dengar seirama dengan nyanyian malam, menambah keindahan heningnya dini hari di Pondok Pesantren Tebuireng. Para pe-ziarah silih berganti menempati majelis maqbarah Mbah Hasyim. Terselip di antara mereka be-berapa santri berselimut sorban dan beralas sajadah memegang butiran mutiara suci seraya me-nyesuaikan dengan irama kebbian bibir ahli dzikir.

Waktu semakin ganas membu-ruku. Mengurung jiwaku di ten-gah samudera Tuhan yang begitu luas. Aku sengaja mengikuti sand-iwara itu walau dengan perasaan antara khauf dan raja’, mengharap sesuatu yang tidak mungkin aku dapatkan. Aku sendiri tidak tahu, harapan apa yang mesti kupan-jatkan malam ini. Yang jelas kini aku tidak memiliki siapapun yang harus kudoakan. Tidak seperti teman-teman, tiap malam mereka bangun mendirikan salat Tahajud dan mendoakan sanak keluar-ganya masing-masing, sambil menitikkan air mata. Sedangkan aku hanya sebatas angan tanpa asa untuk bertemu dengan orang tuaku.

Sejenak aku terlelap dalam Qay-lulah2 selepas Tahajud, membuat ku berada diarena padang ger-sang yang luas dan sepi. Udara begitu panas membakar seluruh ruas sarafku. Matahari tak berani kupandangi. Aku berlari mencari keluargaku, barangkali mereka ada disini. Layaknya Bunda Hajar yang berlari di antara bukit Shafa dan Marwah mencari air buat Is-mail yang sedang kehausan. Aku pun demikian, di antara beberapa pohon beringin tak berdaun. Hingga membuatku terjerembab ke dalam jurang yang begitu dalam. Sejak itulah aku tak sadar-kan diri dalam mimpiku. Aku terus berusaha menyadarkan diriku sendiri. Kubuka mataku pelan-pelan, dan alangkah terkejutnya aku. Di sana aku tidak melihat apa-apa, mataku terhalang oleh pekatnya gelap yang menghunus jangtungku dan memburu na-fasku. Tidak ada keindahan. Ti-dak ada ke-muthmainnah-an2 di dalamnya, hanya perasaan takut yang menyelimuti diriku.

Walau tertatih-tatih, aku berjalan di antara lorong hitam, berteduh di bawah pohon hitam, bernafas dengan hawa hitam, berceng-krama dengan serangga hitam. Semuanya serba hitam, tak ada cahaya, tapi aku harus terus ber-jalan mencari keluargaku barang kali mereka sembunyi di balik gelapnya hitam.

Akhirnya, aku sampai di ujung kegelapan. Disana aku melintasi sebuah jembatan seribu tahun. Ya, seribu tahun dalam qaylulah. Kutemukan sedaun pintu berwar-na putih, memancarkan cahaya sedikit keemasan dari celah-celah pintu itu. Satu-satunya benda yang bercahaya dan berwarna di alam sana.

Sesaat, kucoba memegang ga-gang pintu itu, lalu aku putar dan tiba-tiba seseorang mendorongku dari arah belakang hingga tu-buhku membentur pintu itu.

”Adakah gerangan hingga mem-buatmu berani membuka pintu ini?”

Suaranya menggelegar bak dentuman petir. Sekali lagi ku katakan; petir dalam qaylulah.

“Ee… Hu’uhh…!” Suaraku tak berani keluar. Bungkam bagai terkena ajian Shummunbukmun ‘umyunfahum lâ yatakallamûn4 .

“Pergilah dari sini, jangan seka-li-kali mendekati pintu ini!” Suar-anya semakin ganas.

Aku berusaha mengeluarkan kata-kata, tapi…

“Aku hanya ingin bertemu kelu-argaku.” Hanya itu yang berhasil keluar dari mulutku.

Dia mendengus marah, sam-bil menghentakkan tongkatnya

ke tanah hingga menimbulkan dentuman keras, lalu mendelik ke arah mataku dengan sorotan tajam. Aku pun merasa kecil di hadapannya, tidak ada ego untuk melawan makhluk berbadan kekar tersebut.

Kemudian aku berjalan menuju kaki jembatan. Sembunyi di an-tara semak-semak belukar yang berwarna hitam, menunggu sang ‘algojo’ pergi meninggalkan pintu.

Setelah dia menjauh, aku kem-bali mendekati pintu itu. Sesaat aku mengamati suasana, khawatir si ‘algojo’ itu kembali. Kuperhati-kan pintu itu dan ternyata tidak ada lubang kuncinya, sehingga dengan mudah aku membukanya.

Hanya dengan sekali putar, daun pintu itu terbuka dengan sendirinya. Kutemukan keajaiban di dalamnya, keindahan bermotif taman istana raja terhampar luas di antara beberapa bukit hijau. Tampak sebuah telaga bak ‘Al-Kautsar’ yang pernah dijanjikan Tuhan dalam Alquran. Pepohonan berdiri tegak dengan akar men-julang tinggi ke langit, sangat layak untuk dijadikan perump-amaan tanda-tanda kekuasaan-Nya.5 Tempat ini membuatku sedikit merasa tenang walau tak sepenuhnya, karena orang tuaku masih menjadi tanda tanya besar dalam benakku.

Untuk mencapai lembah indah itu, aku harus melompat dari ket-inggian beratus-ratus kilometer, pintu ini berada tinggi jauh dari taman itu. Kupejamkan mata, kubentangkan tangan, terlintas dalam hatiku kalimat Basmalah, dan... Aku melayang, aku terbang dengan sayap yang tidak bisa ku-lihat. Terbang bagaikan butterfly yang berkeliaran di atas taman depan Masjid Tebuireng. Terbang bagaikan kumbang emas mencari sari bunga mawar. Terbang bagai-kan Thuyûrul Jinân6 menyampai-kan Risalah Tuhannya.

Segera aku menuju pohon apel besar di samping sungai yang ber-muara di telaga ‘Al-Kautsar’ itu. Aku heran, tak satupun penghuni lembah ini memperhatikanku, wa-laupun aku merasa asing berada di tempat ini dengan pakaian lusuhku. Tidak seperti mereka yang gagah memakai jubah putih kekuningan. Sepucuk mahkota mutiara di kepalanya.

Sejenak, aku berteduh di bawah pohon apel itu, memejamkan mata sambil menghirup udara segar. Lalu membukanya kembali. Tiba-tiba seorang gadis kecil berlari ke arahku, membawa senyuman di bibirnya. Akupun tersenyum membalas.

”Kak! Kenapa kakak ada disini? Bukannya kakak sedang mondok di Pesantren Al-Qalam?” Lirihnya, sambil merekahkan senyuman

yang tidak asing lagi di mataku.

”Adek siapa?, Kok send i r ian , mana orang tua adek?”.

”Aku Adinda kak. Disini aku ber-sama Mama dan Papa menunggu kedatangan kakak, tuch dia!” Sam-bil menunjuk ke arah kabut tipis.

Dari sana, muncul sepasang suami-istri yang tak begitu renta. Sang suami dengan gagahnya menggandeng lengan istrinya yang cantik jelita. Wajah mereka terlihat gembira melihat aku ada di sini.

”Musthafa...” Dari kejauhan wanita tersebut menyebut-nyebut nama itu sambil menjulurkan tan-gannya kepadaku.

”Itu Papa sama Mama Adek ya?” Sekadar meyakinkan.

”Iya, Kak, itu orang tua Kita.”Entah mengapa, tanganku

bergerak menjulur hendak meng-gapai tangan wanita itu. Semakin dekat jarak Kami, semakin samar kurasakan dunia bawah sadar ini.

* * *Al-Hamdu lillah Alladzî Ahyânâ

Ba’da Mâ Amâtanâ wa Ilaih an-Nusyûr.

Azan subuh membawaku pu-lang dari perjalanan sakral itu. Sebenarnya aku masih penasaran dengan orang-orang yang hadir dalam mimpiku. Ingin rasanya aku melanjutkan kisah perjalanan tadi, walau aku tahu semua itu hanyalah sandiwara Tuhan dalam mimpiku.

Namun, berbagai pertanyaan timbul dalam pikiranku. Siapakah gadis kecil itu?. Siapakah pasan-gan suami-istri itu?. Dan mengapa wanita itu menyebut-nyebut nama Musthafa?. Siapakah Musthafa?. Mengapa gadis kecil tersebut menyangka bahwa aku sedang mondok di Pesantren Al-Qalam. Padahal, nyatanya aku adalah seorang santri Tebuireng.

”Bruakk...”. Beberapa keamanan pondok menggedar-gedor pintu kamarku. Aku yang masih berbar-ing di atas sajadah cinta, segera melompat dan bergegas menuju kamar mandi untuk mensucikan diri dari hadas kecil. Masih ter-bayang di mataku sosok seorang bapak dan ibu serta anak kecil itu. Ada rasa adem dalam hati ini ketika melihatnya.

”Istayqidzu min an-Naum Qad Hana al-Waqt li al-Sholat...” 7. Teriak beberapa pembina sambil menyibakkan sorbannya.

Hari ini adalah hari Jumat, hari spesial bagi santri Tebuireng. Semua kegiatan belajar mengajar diliburkan, diganti kegiatan ekstra seperti olahraga, jamiyah organ-isasi dan lain-lain. Ada yang rame-rame seharian jalan-jalan ke Kota Jombang. Ada juga yang hanya menghabiskan waktu libur di

kamar, mengkhatam-kan sederet episode komik atau novel. Semua itu hanya ter-

jadi seminggu sekali, yaitu pada hari Jumat.

Sejak kejadian aneh dalam mimpiku, hari ini aku berencana pergi ke Pondok Pesantren Al-Qalam Kediri. Mencari seseorang yang bernama Musthafa. Nama yang pernah disebut oleh seorang wanita yang pernah hadir dalam mimpiku.

Secepat kilat kuselesaikan tugasku pagi ini, termasuk roan di Maqbaroh Masyayikh Tebuireng. Segera aku mengemas pakaian ke dalam tas ransel, mandi lalu sarapan di dapur pondok. Setelah itu aku harus minta izin di kantor keamanan buat ninggalin pondok dengan alasan menemui keluarga di Kediri.

Setelah semua persiapan sele-sai dikemas, aku mengajak te-man-teman, barangkali ada yang mau menemaniku ke Pesantren Al-Qalam. Namun apa dikata, mereka tidak ada yang bersedia menemaniku.

Yah, aku mengerti, hari ini adalah hari Jumat, mereka tidak mau menyia-nyiakan kesempatan hari libur ini untuk sekadar me-menuhi hajat mereka yang jauh hari sudah direncanakan.

Akhirnya, aku pergi sendirian. Mencari separo kehidupanku yang hilang empat tahun silam. Tidak ada alamat jelas, hanya isyarat tak pasti yang kudapat dari mimpiku tadi. Aku akan menemui seseorang yang belum aku kenal, bahkan belum pernah bertemu. Namun hatiku begitu mantap dan bersemangat.

Kalian tentu faham, mengapa semangatku begitu besar?. Empat tahun lamanya jiwaku terkatung-katung tidak mempunyai perad-uan sebagai tempat kembali, tidak ada tempat berbagi keluh kesah, tidak ada curahan kasih sayang dari sosok yang seharusnya be-rada di sampingku.

Jarak Jombang-Kediri mem-buatku menunggu tidak terlalu lama, hanya butuh dua jam bagiku duduk di dalam bus Harapan Jaya jurusan Trenggalek. Sesaat, bus belok ke arah kiri di persimpan-gan sudut pabrik Gudang Garam, lalu melintasi jembatan yang ter-bentang di atas kali Brantas. Dan terlihatlah gerbang gagah Pondok Pesantren Al-Qalam. Tidak asing lagi di mataku.

Perlahan aku memasuki ger-bang salam itu. Sejenak aku tertegun melihat bangunan dan gedek santri, rasanya aku kenal dengan suasana pondok ini. Entahlah, padahal seumur hidup baru kali ini aku berkunjung dan berada di pondok ini. Bangunan

masjid, perpustakaan, hala-man yang sangat luas, kamar B Komplek Al-Firdaus, ndalem pengasuh seakan me-review memori ingatanku. Aku sendiri tidak tahu, apakah ini sekadar Titen8 atau memang aku pernah berada di sini.

Segera aku beranjak menuju kantor pusat melewati samping masjid Jami’. Lalu lalang santri berlawanan arah denganku, sem-bari merekahkan senyum di bi-birnya. Suasana pondok ini tak jauh berbeda dengan Tebuireng. Hanya saja, romansa Alquran leb-ih terasa, karena memang pondok ini dikhususkan bagi penghafal Alquran.

Tidak bisa kupungkiri. Hatiku berdebar kencang setelah mataku terselok pada seorang kiai sepuh. Kiai yang dalam ingtatanku amat aku ta’dzimi. Kiai berperawakan kurus, selalu menampakkan aura Alquran dari wajahnya. Indah tutur katanya. Sedikitpun tak per-nah menampakkan wajah mend-ung. Hati kecilku mengatakan beliau adalah kiaiku. Yah, tidak salah lagi. Beliau yang pernah merubah jalan hidupku, walau aku harus melupakan jasa-jasanya karena takdir Tuhan yang telah Ia gariskan untukku.

Kubuyarkan lamunanku yang semakin menjadi-jadi. Kuper-cepat langkahku, hingga aku sampai di kantor pusat PP Al-Qa-lam. Segera aku bertanya kepada seorang pengurus perihal orang yang aku cari. Ternyata nama Musthafa terlalu banyak untuk kutemui satu persatu. Tapi, ada satu Musthafa yang mengganjal dalam pikiranku. Kubaca bio-datanya yang tertera dalam buku induk santri. Dia seorang anak sulung dari dua bersaudara. Kelahiran 26 Februari 1992. Ia berasal dari tanah Madura. Dan yang paling mengejutkanku, kedua orang tuanya bernama Ab-dul Aziz dan Siti Aisyah. Nama yang selama ini aku cari. Lebih parah lagi, ia keluar dari pondok ini empat tahun silam; Coretan pertama puisi baruku.

Tanpa basa-basi aku bergegas keluar, berlari menuju gerbang pondok. Sejenak menunggu bus jurusan Surabaya datang, lalu aku pergi meninggalkan Pondok Al-Qalam menuju alamat yang tercatat dalam biodata Musthafa.

Perjalanan malam memberiku kesempatan untuk merenung. Membaca puisi lamaku yang sempat hilang. Mengorek sejuta kenangan bersama orang-orang yang aku cintai. Hingga aku kem-bali terjerumus kedalam lembah ‘Al-Kautsar’ itu lagi.

* * *Taman indah itu kembali hadir

di depan mataku. Kali ini terasa

berbeda dengan ‘Al-Kautsar’ dalam Qoylulah ku. Pemandan-gan jauh lebih indah, udara lebih sejuk, lebih tulus menampakkan jiwa yang berseri-seri. Pohon apel tampak berbuah ranum, melam-bangkan simbol keteduhan dalam hatiku. Aku merasakan kesejukan dalam senyuman makhluk yang menyapaku.

”Kak Musthafa…”Ada seserorang yang memang-

gil-manggil nama Musthafa. Panggilan itu berasal dari bawah pohon apel. Kudekati pohon itu, dan tampaklah gadis kecil ber-sama kedua orang tuanya sedang duduk di bangku taman.

Langkah demi langkah kulalui sambil berusaha mengingat wajah mereka. Terus aku melangkah. Nafasku mulai memburu hingga titik ingatanku pulih kembali. Tidak salah lagi...

”Abi.…””Ummi.…””Dinda…”

* * * Mataku remang-remang me-

lihat suasana dalam bus. Tidak lama lagi aku sampai ke alamat yang kutuju. Sesaat setelah itu, kondiktur bus memanggil-manggil orang yang hendak turun di pertigaan Desa Pragaan. Aku beranjak dari tempat duduk menuju pintu bus bagian be-lakang. Sejenak bus berhenti, lalu aku turun.

Di rumah Musthafa, aku hanya bertemu dengan pamanku, satu-satunya kerabat dekatku yang tersisa. Kutanyakan kepadanya semua perihal Abi, Ummi dan adik kecilku. Dimanakah mereka?. Mengapa mereka tidak pernah mengunjungiku di pondok?. Apa sebenarnya yang terjadi?.

Pamanku menjawab semua pertanyaanku dengan sebuah cerita panjang. Satu persatu ra-hasia ini terbongkar. Semua keluargaku meninggal dalam kecelakaan yang terjadi empat tahun silam, tepatnya pada bulan puasa. Kecelakaan itu terjadi saat mereka mencariku yang dik-abarkan menghilang dari Pondok Al-Qalam.

Air mata yang kutahan mem-biaskan kejadian pilu empat tahun silam yang menimpaku. Ke-celakaan di palang rel kereta api dekat Stasiun Jombang, saat aku hendak ziaroh tabarruk ke makam Mbah Hasyim di Tebuireng dalam rangka mengisi waktu liburan ke-naikan kelas, bulan Juli. Saat itu aku sendirian dan lupa membawa kartu identitasku.

Kereta api Gaya Baru yang baru datang dari Surabaya menghan-tam angkot yang kutumpangi, hingga nyaris terguling beberapa meter dari tempat kejadian. Aku terkatung-katung dalam angkot itu. Sejak kejadian itulah, aku mulai tak sadarkan diri. Meng-hapus puisi indah yang kutore-hkan bersama orang-orang yang kusayangi. Membuat puisi baru di atas selarik kertas dengan satu kata. Tanpa ada kata lain yang lebih indah; Hilang.

Singkat cerita. Aku seorang pen-derita amnesia selama empat ta-hun lamanya, sejak kejadian yang telah digariskan Tuhan untukku. Kini, aku berusaha menyambung puisi baru dan puisi lamaku di atas selembar kertas. Tanpa ada kertas lain.

1)Doaziarohkubur.2)Tidursejenak, menjelangma-

suknyawaktushubuh.3)Ketenangan (arab).

4)Ajian yang disadur dari Ayat Alquran.

5)QS. Ibrahim; 24.6)Burung-burung surga.

7)Bangunlah engkau dari tidur-mu, sesungguhnya waktu untuk

Sholat sudah tiba.8)Merasa pernah mengalami

kejadian yang sama atau berada di tempat yang sama, tetapi kenyata-

annya belum pernah.

*)El Barnie; Santri PP. Ass-homadiyah Burneh Bangkalan,

aktif di berbagai media. Cerpennya yang berjudul “Perjalanan Sakral” pernah dimuat dalam Jurnal Sas-

tra Bersama “Jombangana” Dewan Kesenian Kab. Jombang.

HAFIDZ EL‐BARNIE

Oleh:

ILUSTRASI UMAR SAJA

Berminat?

Me nyajikan RubrikMe nyajikan Rubrik

Silahkan kirim:

Diutamakan via email ke [email protected]. Khusus Artikel Pendidikan, panjang tulisan maksimal dua lembar kertas ukuran folio dengan 1,5 spasi.

Nama dan alamat terang, serta foto diri harus dilampirkan.

Kantor Redaksi Kabar Madura, di San Diego Main Street MR-2 No. 16 (No. 95) Pakuwon City Surabaya.

ArtikelPantunPuisi

PENDIDIKAN

MADURA

CERPEN

ArtikelPantunPuisi

PENDIDIKAN

MADURA

CERPEN

ArtikelPantunPuisi

PENDIDIKAN

MADURA

CERPENRubrik BerupaRubrik BerupaRubrik Berupa

Page 9: Edisi Minggu, 23 Desember 2012

Email Redaksi: [email protected]

MINGGU 23 Desember 2012 9

SUMENEP-Kesuksesan Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dalam pemilu legislatif 1999 hingga meraup 25 kursi di parlemen Sumenep, rupa-nya akan ditorehkan kembali dalam Pemilu 2014 mendatang. Buktinya, Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) DPC PKB mulai bergerak dan me-nyusun konsep pemenangan pesta demokrasi 2014 mendatang.

Dalam pemilu 2014 mendatang, DPC PKB Sumenep menarget-kan menguasai parlemen di DPRD Sumenep. Dimana dari 50 kursi yang tersedia dalam Pemilu 2014 untuk DPRD Sumenep, 27 kursi di-bidik DPC PKB Sumenep. Dengan begitu, setiap kecamatan di Kabu-paten Sumenep minimal satu kursi dari PKB.

Target tersebut terungkap dalam Rapat Lembaga Pemenangan Pemilu

(LPP) DPC PKB Sumenep di salah satu hotel, Sabtu (22/12) kemarin.

Ketua LPP DPC PKB Sumenep, M. Kamalil Ersyad mengatakan, rapat yang diikuti seluruh pengurus LPP tersebut dalam rangka menyusun konsep strategi pemenangan Pemilu 2014. Sebab, akunya, target dalam pemilu mendatang, PKB Sumenep harus meraih kemenangan lebih baik dari 1999 lalu.

Selain itu, diakuinya, PKB melalui LPP akan terus mencoba menampil-kan PKB sebagai organisasi modern. Artinya, organisasi yang dalam meraih kemenangan melalui proses rasional. Sehingga PKB akan terus menyatu dengan masyarakat. Apalagi, PKB selalu setia memperjuangkan kepent-ingan dan hak dari masyarakat.

”Wakil rakyat dari PKB harus benar-benar memperjuangkan rakyat. Bu-kan justru mengeruk keuntungan

dengan alasan untuk memperjuang-kan nasib rakyat,” tegas M. Kamalil Ersyad menjelaskan kepada Kabar Madura, Sabtu (22/12).

Dia mengatakan, ke depan, LPP akan terus membangun keseriusan dalam perjuangan melalui PKB. Karena tanpa keseriusan hampir bisa dipastikan tidak akan mendapat kemenangan. Karena keseriusan itu menunjukkan komitmen.

Target 27 kursi atau satu kursi dalam setiap kecamatan, bukan perkara mudah tanpa adanya ke-seriusan dari semua elemen PKB. ”Termasuk juga kami akan mengem-bangkan semangat silaturrahmi un-tuk meraih kemenangan,” tegasnya.

Sementara itu, Sekretaris LPP DPC PKB Sumenep Jamaluddin mengatakan, sudah waktunya PKB di Kabupaten Sumenep lebih pro-fesional. Sehingga untuk meraih

kemenangan akan lebih mudah tercapai dalam pemilu 2014. Selama ini, aku Jamaluddin, PKB memang selalu memberi pelayanan dan mem-perjuangkan aspirasi masyarakat. ”Kedepan, strategi ini akan terus dimatangkan,” terangnya.

Selain itu, diakuinya, LPP DPC PKB memiliki sembilan divisi. Salah satu divisi adalah bertugas mencerahkan persepsi yang keliru dari masyarakat tentang PKB. ”Akibat akumulasi per-tarungan politik yang berlangsung selama ini telah menimbulkan ban-yak kesalahfahaman masyarakat ten-tang keberadaan PKB di Sumenep. Maka dengan tema ’Meraih Kejay-aan Kembali dengan Semangat Ke-bersamaan’ akan bisa memberikan penjelasan terhadap pemahaman keliru. Sehingga dengan begitu, PKB akan lebih berhasil lagi,” pungkas-nya. (bus/ed/adv)

KM / BUSRI THAHA

TEKAD RAIH 2014: Dari kiri, M. Kamalil Ersyad (Ketua LPP DPC PKB), AM Bahrul Ulum (Sekretaris DPC PKB), Jamaluddin (Sekretaris LPP DPC PKB) dan Rusmaidi (Bendahara DPC PKB) usai Rapat Kerja Pemenangan Pemilu 2014 mendatang, kemarin (22/12).

Target Kuasai Parlemen

Pemimpin Harus Peduli Kebudayaan

DOKUMEN PRIBADI

KM/FANDRI ARDIANSYAH

SIAGA: Anggota Polres Sampang dari unit Sabhara memarkir motor operasionalnya di depan kantor KPU Sampang.

Jadi Pusat Operasi Polres Sampang

SAMPANG-Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sampang kemarin (22/21) sepi dari aktivitas karyawan. Namun tak menyurutkan aparat kepolisian menjaga kantor pe-nyelenggara pemilukada tersebut. Itu, menyusul adanya gugatan salah satu pasangan calon peserta pemilukada ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Hal tersebut dilakukan oleh jajaran Polr es Sampang. Kapolres Sampang AKBP Solehan melalui Kasat Sabhara AKP Hari Darsono mengatakan, itu dilakukan untuk mengantisipasi sesuatu yang tidak diinginkan serta menjaga keamanan.

”Ini kita cuma patroli saja dan muter-muter di kota. Habis dari sini kita ke Panwaskab Sampang,” ujarnya kema-rin (22/12)

Lebih lanjut AKP Hari Darsono me-nambahkan, penjagaan yang dilaku-kannya itu adalah hal yang menjadi

kewajiban Polres Sampang. Apalagi saat ini tahapan Pemilukada Sampang masih belum selesai. ”Ini sudah biasa kita lakukan pasca rekapitulasi dan sidang pleno penghitungan suara ha-sil pemilukada beberapa waktu lalu,” imbuhnya.

Pria dengan tiga balok di pundaknya itu juga mengungkapkan, dalam pen-gamanan tersebut anggota yang dili-batkan sebanyak 1 unit dari Sabhara Polres Sampang. ”Satu unit jumlahnya 10 orang,” terangnya. (fan/ed)

Kantor KPU Sampang Berubah Fungsi

SUMENEP-Miris rasanya ketika kebudayaan yang dibanggakan satu persatu mulai hilang. Sehinga butuh keterlibatan semua pihak untuk melestarikan-nya, terutama pemerintah. Sebab untuk melestari-kan kebudayaan memang tidak bisa dilepaskan dari kebijakan politik seorang pemimpin.

Eksistensi kebudayaan Madura, seiring dengan perkembangan zaman, juga semakin memperi-hatinkan. Sehingga keberadaan pemimpin yang peduli untuk melestarikan budaya Madura sangat siginifikan. Karena menurut Khalida Alfiana Isaura, jika kebudayaan yang dibanggakan masyarakat Madura dibiarkan berlarut-larut tanpa ada kendali, terutama dari pemerintah, maka tidak menutup kemungkinan semuanya akan tinggal nama.

”Kalau dibiarkan berlanjut, tanpa ada kepedulian, khususnya dari para pejabat yang mampu men-geluarkan kebijakan, kemungkinan besar budaya seperti bahasa Madura akan tersaing di negerinya sendiri,” ungkap mahasiswi Unija Sumenep itu.

Lebih jauh ia menjelaskan, diakui atau tidak, banyak budaya (Madura) yang ada saat ini nayris dilupakan. Bahkan beberapa diantaranya memang sudah lenyap ditelan zaman. Hal itu tidak diketahui apa yang menjadi penyebabnya.

Selain itu, ia juga khawatir kekayaan budaya yang menjadi khazanah masyarakat Madura mati di dekapan ibu kandungnya sendiri. ”Misalnya saja yang paling mudah kita ketahui budaya berba-hasa daerah di kalangan generasi muda. Jika dulu sangat kental menggunakan bahasa daerahnya, sekarang sudah tidak lagi. Mereka, generasi muda, lebih senang tidak menggunakan bahasa Madura sebagai bahasa ibunya. Dampaknya pun sungguh sangat menyedihkan. Anak muda kehilangan kes-antunan berperilaku dan tidak punya tatakrama,” terangnya dengan nada miris.

Untuk itu, perempuan kelahiran 1992 ini menegas-kan, keprihatinan terhadap kebudayaan Madura terasa “sesak nafas”. Sehingga harus ada jalan keluar, bagaimana menyelamatkan kebu-dayaan nenek moyang yang a d i luhung. Tentunya

menurut maha-siswi jurusan akuntansi ini membutuh-k a n c a m -pur tangan pemerintah. (rei/ed)

Khalida Alfi ana Isaura

SURABAYA-Komisi Pemili-han Umum (KPU) Jawa Timur (Jatim) berencana menggu-nakan data e-KTP sebagai Daf-tar Pemilih Tetap (DPT) pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim 2013 mendatang. Ini seiring target program e-KTP yang akan berakhir 2012.

Menurut anggota KPU Ja-tim, Najib Hamid, kemumg-

kinan pihaknya menggu-nakan data e-KTP untuk DPT Pilgub Jatim berdasarkan sistem data online.

”Dengan sistem online, kemungkinan pemilih ganda bisa dihindari. Sehingga bisa diminimalisasi,” kata Najib, sebagaimana dikutip detik-surabaya.

Harapan penggunaan data

e-KTP pada Pilgub Jatim, kata Najib, disebabkan se-lama ini permasalahan DPT selalu menjadi masalah klasik yang dapat memancing reak-si dan protes dari para calon.

Najib yang juga menjabat sebagai sekretaris PW Mu-hammadiyah Jatim itu me-nambahkan, sampai saat ini pihaknya masih belum

memutuskan jadwal Pilgub Jatim kapan akan digelar.

”Sampai saat ini masih belum ada kepastian Pilgub bisa dilaksanakan. Tapi sela-ma ini kita akan melakukan koordinasi dengan DPRD Jatim untuk jadwal pelaksa-naan,” imbuhnya.

Perlu diketahui, masa ja-batan Gubernur Soekarwo

dan Wagub Saifullah Yu-suf akan berakhir pada 12 Februari 2014. Sedangkan anggaran yang dibutuhkan pada coblosan Pilgub Jatim diperkirakan menghabiskan dana sekitar Rp 504 miliar. Sedangkan pilgub sebel-umnya, menyedot anggaran sekitar Rp 800 miliar, untuk tiga putaran. (ed)

Pilgub 2013 Gunakan Data e-KTP?

Page 10: Edisi Minggu, 23 Desember 2012

Email Redaksi: [email protected]

MINGGU 23 Desember 201210

PERNAK PERNIK

KM / BUSRI THAHA

KM / BUSRI THAHA

SESI DIALOG: Para peserta KKM II seksama mengikuti pemaparan materi dari nara sumber dalam kongres tersebut.

KM / BUSRI THAHA

SESI DIALOG: Para peserta KKM II seksama mengikuti pemaparan materi dari nara sumber dalam kongres tersebut.

KM / BUSRI THAHA

Komisi BahasaKOMISI Bahasa, ketika melaksanakan

sidang komisi menjadi paling lama selesai. Sebab, di komisi ini memiliki pandangan berbeda terkait keberadaan Bahasa Madura yang mulai banyak di-lupakan. Panita mengharapkan komisi tersebut nantinya akan bisa melahir-kan Peraturan Daerah (Perda) Bahasa Madura serta mendorong agar Pergu-ruan Tinggi di Madura membuka Prodi Bahasa Madura. (bus/ed)

Komisi Budaya dan Pariwisata Madura

SIDANG Komisi Budaya dan Pariwisata Madura dipandu langsung Prof Mien A. Rifai. Komisi ini diharapkan mampu merekomendasikan penerbitan buku Ensiklopedi Kebudayaan Madura. Selain itu juga, diharapkan dapat menghasilkan Pembuatan Kurikulum Berbasis Kebuday-aan Madura serta Pendataan Budaya dan Pariwisata di Madura. (bus/ed)

Komisi PerempuanPUSAT Studi Perempuan Madura

hingga saat ini masih belum terbentuk. Harapannya, dengan kegiatan tersebut nantinya akan terbentuk Pusat Studi Perempuan Madura. MH Said Abddul-lah, yang berada di ruang sidang komisi perempuan mengatakan, tidak mungkin kemajuan akan terbangun dengan maksi-mal ketika derajat perempuan selalu dimarginalkan. (bus/ed)

Komisi Suramadu dan Kebijakan Publik

DARI komisi ini diharapkan nantinya akan terbentuk Pusat Kajian Madura dan Penerbitan Buku tentang Madura. Namun demikian, semua itu sangat ter-gantung terhadap hasil sidang komisi yang malam harinya langsung dilakukan Pleno Komisi. (bus/ed)

Rebutan Baca Kabar Madura

SEJUMLAH panitia perempuan pelaksanaan Kongres Kebudayaan Madura (KKM) II, pada sesi istirahat langsung mencari harian pagi Ka-bar Madura. Para srikan-di kongres ini memiliki peranan penting untuk kesuksesan KKM II yang akan berakhir hari ini.

Sementara, pembina Said Abdullah Institute (SAI) berterima kasih terhadap Kabar Madura karena telah membantu mempublikasikan demi kesuksesan dan kelestar-ian Budaya Madura.

”Terima kasih atas pem-beritaan Kabar Madura,” ujar MH Said Abdullah, Pembina SAI. (bus/ed)

KM/ BUSRI THAHA

D. Zawawi Imron Soal Budaya Kerapan Sapi

KERAPAN sapi di Sumenep masih tetap menggunakan rekeng (kekerasan). Padahal sudah ada intruksi dari Gubenur Jawa timur agar pelaksanaan kerapan sapi di Madura digelar dengan format tanpa kekerasa.

Ini terjadi, karena para pemilik sapi kerap di Madura, kurang sepakat dengan pakem baru di-maksud. Sebab dinilai dapat mem-pengaruhi eksistensi kerapan sapi itu sendiri.

Kerapan sapi dengan menggu-nakan rekeng, sebenarnya sudah bertahun lamanya diaplikasikan di lapangan. Dalam sejarahnya, Subro, Budayawan asal Kaliman-tan Barat mengatakan, budaya dimaksud lahir dari sejarah para petani Madura yang awalnya membajak sawah menggunakan sapi. Namun sekarang berubah

menjadi hiburan, kemudian men-jadi gengsi sosial bagi pemiliknya.

Menilik dari hal tersebut, kera-pan sapi memang merupakan ke-budayaan khas Madura. Sehingga keberadaanya penting dipertah-ankan sebagai jati diri masyarakat Madura. Namun belakangan ini, ada harapan dari elemen masyara-kat Madura agar kerapan sapi dilangsungkan tanpa ada unsur yang mengandung upaya penyik-saan hewan.

Menyikapi hal itu, D. Zawawi

Imron selaku Budayawan Madura masih belum bisa menilai pantas tidaknya kerapan sapi menggu-nakan rekeng atau tidak. Penulis puisi Celurit Emas itu memilih tidak banyak berbicara soal kera-pan sapi yang yang selama ini berlangsung di Madura, terutama di Sumenep. Zawawi hanya men-gatakan bahwa dirinya mengikuti kehendak orang Madura dalam budaya kerapan sapi tersebut.

”Saya sementara mengikuti ke-hendak orang-orang Madura,” ungkap pria asal Batang-Batang itu singkat.

Lebih jauh, D. Zawawi Imron se-bagai salah satu budayawan tidak mau menjadi imam terlebih da-hulu. Namun, akunya, bagaimana kemauan masyarakat Madura dalam kerapan sapi, merupakan hal yang perlu dipikirkan bersama.

”Jangan menjadi imam terlebih dahulu, saya tidak berhak men-jadi imam. Jadi kemauan orang Madura itu bagaimana,” ungkap-nya. (rei/ed)

Saya Bukan Imam!

KM/ AHMAD AINOL HORRI

D. Zawawi Imron

Usai Demo, Jadi Peserta KKM II

PEMBUKAAN Kongres Kebudayaan Madura (KKM) II yang dibuka langsung MH Said Abdullah di gedung Zansibar di-warnai aksi demonstrasi beberapa maha-siswa dari Perguruan Tinggi di Sumenep. Namun menariknya, dari beberapa peser-ta aksi tersebut setelah melaksanakan aksi justru mengikuti kegiatan KKM II. Bahkan, saat ini para peserta aksi terse-but aktif mengikuti semua sesi kegiatan dalam kongres tersebut.

”Ketika pelaksanaan pembukaan KKM II, memang diwarnai aksi beberapa ma-hasiswa. Namun, saat ini dari mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi itu, se-dang menjadi peserta aksi dan mengikuti kegiatan KKM II,” ujar Rasul Junaidi, Panitia KKM II. (bus/ed)

Prodi DIII Kebidanan UIM

PAMEKASAN-Yudisium dan Lepas Pisah Program Studi (Prodi) DIII Kebidanan Universitas Islam Madura (UIM) yang bertempat di lantai satu Gedung Islamic Center, Jalan Raya Panglegur, Pamekasan, berjalan khidmat. Pasalnya, semua undangan yang hadir, baik dari jajaran dosen maupun orang tua mahasiswa, terlihat seksama mengikuti serangkaian acara yang sangat istimewa ini.

Ketua Prodi DIII Kebi-danan UIM Laila Imraatus-

salaiha dalam laporannya mengatakan, pihaknya ber-terimakasih kepada semua civitas akademika UIM Pa-mekasan yang telah ikut membantu mensukseskan perjalanan proses kegiatan belajar berlangsung. Sebab tanpa adanya dukungan dari semua elemen, mustahil akan berjalan lancar.

”Atas nama pribadi dan se-luruh civitas akademika UIM Pamekasan mengucapkan selamat atas keberhasilannya menempuh Prodi DIII Kebi-danan. Semoga ilmu yang didapat bisa diaplikasikan dengan baik dalam kehidu-pan masyarakat,” ungkapnya di hadapan undangan yang

hadir, Sabtu (22/12) kemarin.Diharapkan, kompetensi

yang dimiliki dapat men-jadi bekal dalam perjala-nan hidupnya. Sehingga bisa menjadi motivator demi kemajuan Indonesia dan Madura khususnya. ”Uca-pan selamat juga kami sam-paikan kepada seluruh orang tua mahasiswa atas keber-hasilan putrinya menempuh Prodi DIII Kebidanan di UIM Pamekasan,” lanjut so-sok berparas cantik tersebut.

Prodi DIII Kebidanan UIM akan selalu memberikan suguhan terbaik kepada semuanya, termasuk maha-siswa, orang tua mahasiswa dan seluruh masyarakat serta

stake holder. Sehingga bisa terwujud kebersamaan dan keberhasilan dari Prodi DIII Kebidanan UIM tersebut.

Senada juga disampaikan oleh H Baidlawi MM. Menu-rutnya, yudisium merupakan penghormatan akademik terakhir kepada mahasiswa Prodi DIII Kebidahan UIM. Sehingga diharapakan ilmu yang diperolehnya dapat diaplikasikan dengan baik dalam kehidupan masyarakat.

Prodi DIII Kebidanan UIM meruapakan salah satu per-guruan tinggi yang memiliki tenaga pendidik yang pro-fesional. Sehingga out put yang dilahirkan tidak perlu dihawatirkan. Tidak hanya

itu, mahasiswa dan orang tua mahasiswa diminta tidak perlu khawatir dengan akre-ditasi yang dimiliki Prodi DIII Kebidanan UIM.

”Dalam waktu yang tak terlalu lama akreditasi ini dapat dilakukan oleh tim asesor Jakarta,” ujarnya santun mewakili Rektor UIM Pamekasan Drs Shohibuddin SH. MPd.

Perlu diketahui, yudisium dan lepas pisah ini diikuti 93 mahasiswa angkatan per-tama, yakni tahun akademik 2009. Hal ini menandakan jika Prodi DIII Kebidanan UIM telah sukses melahir-kan tenaga medis baru di negeri ini. (jck/ed)

KM/MARZUKIY

KHIDMAT: XXXXXX Ketua Program Studi DIII Kebidanan UIM Laila Zamratussulaiha saat memberikan laporan.

Yudisium Angkatan Pertama Sukses

Sengketa Lahan Dua Sekolah Dasar

SUMENEP-Selama 2012, Komisi D DPRD Sumenep mencatat 11 laporan sengke-ta lahan sekolah. Khususnya sekolah dasar negeri (SDN). Baik di wilayah daratan mau-pun kepulauan.

Dari 11 pengad-uan tersebut, sembi-lan diantaranya ber-hasil diselesaikan. Sedangkan dua lainnya ‘dead lock’.

Ketua Komisi D DPRD Sumenep, Moh. Subaidi, se-bagaimana diku-tip dari beritajatim.com menjelaskan, khusus untuk dua sekolah yakni SDN Duko, Arjasa, dan SDN Sa-peken 9, Pulau Saebus, yang penyelesaian sengketa lah-annya belum final. Sebab, tersandung masalah teknis.

”Ini terkendala bukti-bukti kepemilikan tanah. Selama ini masih sebatas klaim seb-agai ahli waris pemilik lahan. Bukti-bukti kepemilikannya belum kuat. Kami masih terus mengupayakan peny-elesaian sengketa lahan di dua sekolah tersebut,” kat-anya kemarin.

Subaidi mengaku pihaknya siap all out membantu Dinas

Pendidikan menyelesaikan persoalan sengketa lahan tersebut. Sehingga tidak ada lagi polemik yang meng-ganggu kelangsungan keg-iatan belajar mengajar.

”Bagaimana pun kalau terjadi sengketa lahan yang berbuntut pada penyegelan sekolah, yang jadi korban ini kan siswa. Mereka kehilan-gan hak untuk belajar den-

gan layak. Karena mereka harus bela-jar di tempat-tempat seadanya. Seperti di teras rumah dan musala,” ujarnya.

L e b i h l a n j u t Subaidi mengaku menyiapkan ang-garan dalam APBD 2013 sebesar Rp 200 juta khusus untuk penyelesa-ian sengketa lahan,

dan Rp 150 juta untuk pe-nyelesaian ganti rugi lahan di luar sengketa. Misalnya persiapan pembebasan lahan untuk pembangunan SMA Saronggi.

”Anggaran untuk peny-elesaian sengketa lahan memang hanya Rp 200 juta. Tapi nanti akan kami tambah dalam perubahan anggaran keuangan (PAK). Karena selama ini yang sering ter-jadi, pembebasan lahan atau ganti rugi lahan itu dilaku-kan di atas bulan Agustus,” paparnya. (bjt/ed)

Terkendala Teknis

Anggaran untuk penyelesaian

sengketa lahan memang hanya

Rp 200 juta.”

MOH. SUBAIDI Ketua Komisi D DPRD

Sumenep

Page 11: Edisi Minggu, 23 Desember 2012

Email Redaksi: [email protected]

MINGGU 23 Desember 2012 11PERSEBA SUPER

KM/DOK

ABSEN: Danilo Fernando dipastikan tidak memperkuat Perseba Super di laga perdana Turnamen Piala Gubernur Jawa Timur 2012 dengan alasan urusan keluarga.

Laga Perdana Tanpa Danilo BANGKALAN-Langkah berat dihadapi

Perseba Bangkalan dalam grup A Turnamen Piala Gubernur Jawa Timur 2012 yang digelar di Stadion Surajaya Lamongan, 23-27 Desember. Selain harus berjibaku melawan tuan rumah Persela Lamongan yang merupakan tim ISL, Laskar Suramadu juga akan bermain tanpa kekuatan penuh.

Jenderal lapangan tengah Perseba Super asal Brasil, Danilo Fernando, dipastikan absen saat tim yang kini mengembara ke Denpasar tersebut tampil di laga perdana melawan tuan rumah Persela, Minggu (23/12).

”Danilo (Fernando) masih ada kepentingan keluarga yang harus diselesaikan-nya. Tapi ia sudah siap tampil saat pertandingan kedua melawan Deltras Sidoarjo nanti,” terang Pelatih Kepala Perseba Super, Nus Yadera.

Kehilangan Danilo merupakan pukulan telak bagi Nus. Meski demikian, pelatih berdarah Maluku tersebut tidak bersedia menyerah begitu saja kepada Persela. Nus memberikan sinyalemen akan memasang Agung Suprayogi sejak menit pertama untuk menggantikan peran Danilo.

Namun Nus mengaku masih gamang untuk menurunkan mantan striker Persisam Putra Samarinda tersebut mengisi posisi gelandang serang yang ditinggalkan Danilo. Mengusung formasi 4-4-2, Nus memiliki empat gelandang untuk menyokong kinerja Germain Bationo dan Fandi Ahmad di barisan depan.

”Posisi asli Agung adalah striker. Dia tidak bisa dipaksakan menggantikan peran Danilo sebagai penyerang lubang. Dengan skema 4-4-2 kita akan mengandalkan kekuatan lini tengah untuk menyokong duet Fandi-Bationo. Posisi Danilo bisa diisi Agung atau pemain lain,” im-buh Nus. (bai/rr)

KM/DOK

ORANG KEPERCAYAAN: Nus Yadera (kanan) bersama asisten pelatih Perseba Super, Ashari, mengawasi latihan penggawa Laskar Suramadu, beberapa waktu lalu.

Bermodal Saling PercayaSUDAH bukan menjadi rahasia umum lagi

bahwa hubungan antara Vigit Waluyo (pemilik baru Perseba Super) dan Nus Yadera (pelatih Perseba Super) terjalin sangat kompak, baik di dalam maupun di luar lapangan. Bahkan ada ungkapan bahwa di mana ada Vigit, di situ pasti ada Nus Yadera.

Meskipun tidak memilikii hubungan darah, na-mun keduanya selalu terlihat kompak setiap kali menangani sebuah tim. Terakhir mereka terlibat kerjasama mengelola PSBK Kota Blitar. Meski tidak menuai dukungan penuh dari mayarakat Kota Blitar, namun prestasi cemerlang mampu diraih Laskar Peta yang sukses menembus delapan besar Divisi Utama PT Liga Indonesia.

Nus mengakui bahwa ia memang tidak pernah menuntut pemain-pemain berkelas wahid dalam proses pembantukan tim. Pelatih berusia 46 tahun tersebut selalu menerima siapapun yang direkrut manajemen sebagai anak asuhnya.

Bahkan Nus mengakui jika selama menukangi tim yang diurus Vigit, ia tidak pernah merasa kecewa, sebab Vigit dianggap sudah menge-tahui pemain ‘selera’ Nus Yadera. ”Pak Vigit itu memang bukan mantan pemain sepakbola profesional. Tapi beliau bisa melihat bakat pe-main dan sesuai dengan yang dibutuhkan tim,” ungkap Nus.

Bahkan menurutnya, tidak jarang Vigit berhasil mendatangkan pemain yang mampu mem-berikan kontirbusi tinggi kepada tim dengan banderol yang murah. Di Perseba Super, Nus mengaku puas dengan pemain-pemain yang disediakan Vigit.

”Empat pemain asing yang sudah bergabung bukanlah pemain kelas dua yang layak diragu-kan kemampuannya. George Dakkar Mitchell, Victor da Silva, Germain Bationo, dan Danilo Fernando bisa menjadi jaminan kekuatan Perseba Super musim ini,” pungkas Nus. (bai/rr)

Menang Lagi, Percaya Diri Suporter Kembali Tumbuh

SUMENEP-Tampilan im-presif Persepam Madura Unit-ed (P-MU) dalam empat kali pertandingan uji coba dengan tidak tersentuh kekalahan mulai memantik rasa percaya diri suporter tim berjuluk Las-kar Sape Kerap tersebut.

Usai membekap Batam FC dalam laga uji coba, kemarin sore, sejumlah suporter lang-sung melontarkan keinginan-nya kepada manajemen agar P-MU kembali melakukan uji coba sebelum resmi berlaga di

Indonesia Super League (ISL).Zainuri, salah seorang su-

porter P-MU yang pada per-tandingan kemarin duduk di tribun VVIP, mengatakan bahwa ia semakin berseman-gat datang ke stadion untuk menyaksikan P-MU apabila klub kebanggaan masyarakat Madura tersebut terus meraih kemenangan.

”Kira-kira kapan P-MU main lagi? Kalau menang terus dan bermain cantik seperti pertandingan tadi, Saya tidak akan bosan selalu menonton laga P-MU karena P-MU merupakan satu-satunya klub ISL dari Madura,” jelasnya.

Hal senada juga diungkap Mukhsin Alatas, suporter P-MU yang tergabung dalam

Jokotole Mania. Menurutnya, tampilan positif yang diraih P-MU dalam empat kali uji coba menjadi bekal berharga bagi tim.

”Koordinasi permainan dan kerjasama tim sudah semakin terlihat padu. Kami harap manajemen segera menga-gendakan kembali jadwal uji coba agar kematangan tim se-makin terbentuk. Kami ingin P-MU berprestasi,” ujarnya.

Namun keinginan Zainuri, Mukhsin Alatas, dan suporter P-MU lainnya untuk melihat Muhammadou Tassio Bako dan kawan-kawan beruji coba di bulan Desember ini sepertinya bakal sulit terwujud. Manaje-men baru menjadwalkan ad-anya pertandingan uji coba

pada 7 Januari mendatang.”Kami sudah menjadwalkan

pertandingan uji coba selan-jutnya pada tanggal 7 Januari 2013. Mulai tanggal 27 De-sember hingga 6 Januari men-datang, pelatih Daniel Roekito sudah memiliki program khu-sus untuk mengelola tim, terutama dalam memperbaiki kerjasama tim,” jelas Manajer P-MU, Achsanul Qosasi.

Sebelumnya Daniel Roeki-to mengatakan telah memi-liki program khusus untuk menggembleng Khusnul Yuli dan kawan-kawan sebelum berlaga di ISL, baik dari sisi kerjasama tim, individu pe-main, hingga fisik pemain. Program tersebut akan ber-langsung sejak 27 Desember

hingga tanggal 6 Januari.Penundaan jadwal pertand-

ingan perdana P-MU di ISL melawan tuan rumah Persela Lamongan dari tanggal 6 menjadi tanggal 16 Januari rupanya sangat mengun-tungkan tim yang memiliki kostum kebesaran loreng merah-putih tersebut.

Waktu 10 hari tersebut dapat dimanfaatkan tim pelatih un-tuk memperbaiki kekurangan dan kelemahan tim, termasuk melakukan beberapa kali laga uji coba sebelum resmi ber-laga di ISL. Manajemen dan pelatih ingin memberikan kebanggaan kepada suporter P-MU dan seluruh masyarakat Madura dengan prestasi yang ditorehkan P-MU. (bri/rr)

BANGKALAN-Meskipun berstatus sebagai klub yang berkompetisi di ISL, P-MU tidak serta merta mem-berikan larangan kepada pemainnya untuk memenuhi panggilan mem-perkuat tim nasional Indonesia.

Menurut Manajer P-MU, Ach-sanul Qosasi, tidak ada dalam kontrak yang ditandatangani oleh pemain menyebutkan bahwa pe-main dilarang memenuhi pang-gilan tim nasional seperti yang dilakukan oleh klub-klub ISL lain seperti Arema Cronous, Persipura Jayapura, Sriwijaya FC, Persib Bandung, dan lainnya.

”Manajemen tidak memiliki ala-san untuk melarang pemain kami yang dipanggil membela negara memperkuat tim nasional Indonesia. Kalau memang ada pemain P-MU yang dibutuhkan untuk memperkuat tim garuda, kami mempersilakan. Itu kebanggaan bagi P-MU dan masyarakat Madura,” ujar Achsanul.

Sebelumnya pelatih tim nasional Indonesia, Nil Maizar, telah merilis sejumlah nama pemain yang di-panggil memperkuat tim nasional dalam rangka menghadapi kualifi-kasi Piala Asia 2015 yang terdiri dari pemain ISL dan Indonesia Premier League (IPL).

Satu penggawa P-MU, Fachrudin Aryanto, yang baru bergabung den-gan Laskar Sape Kerap beberapa hari lalu, menjadi satu-satunya pe-main asal P-MU yang dipanggil

membela tim garuda.Nasib Fachrudin beruntung jika

dibandingkan pemain ISL lain yang dilarang klubnya memperkuat tim nasional Indonesia seperti Egi Melgiansyah, Greg Nwokolo, dan Victor Igbonefo (Arema Cronous) serta pemain lainnya.

Keputusan Achsanul Qosasi men-

gizinkan Fachrudin bergabung dengan tim nasional Indonesia mendapat acungan jempol dari selu-ruh suporter P-MU dan tim nasional Indonesia. Sikap Achsanul dinilai sebagai patriot sejati yang lebih me-mentingkan kepentingan negara di atas klub dan golongannya.

”Kami bangga sebagai orang Mad-

ura yang mampu memberikan sum-bangan untuk Indonesia dengan mengirim pemain ke tim nasional. Kami bangga memiliki manajer sep-erti Pak AQ yang tidak berpikir picik dengan melarang pemainnya bergabung dengan tim nasional,” ujar Rohim, penggemar P-MU asal Bangkalan. (bai/rr)

JAKARTA-Manajer tim nasi-onal Indonesia yang baru, Me-sakh Manibor, sangat berterima kasih kepada PSSI yang sudah menunjuknya sebagai manajer tim nasional. Ia berjanji akan berupaya membantu semua yang bisa diberi-kan untuk tim nasional Indonesia.

”Saya memiliki pengalaman di dalam bidang sepakbola sebab saya merupakan mantan pemain sepakbola, jadi saya bisa mem-bantu memberikan pikiran untuk tim nasional,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Bupati Kabu-paten Sarmi, Papua, seperti diku-tip dari www.mediasepakbola.com

Salah satu langkah yang akan dilakukan adalah membantu melakukan lobi-lobi kepada para pemain asal Papua untuk dapat membela tim nasional Indonesia.

Berdasarkan data yang telah dirilis manajemen tim nasional, terdapat sekitar 10 pemain Papua yang masuk dalam daftar 43 pe-main yang dipersiapkan untuk berlaga di Babak Kualifikasi Piala Asia 2015, di antaranya: Eldjo Iba, Ricardo Salampessy, Vendry Mofu, Oktovianus Ma-niani, Patrich Wanggai, Imman-uel Wanggai, Boaz Solossa, Ian Kabes, Ferinando Pahabol, dan

Lukas Mandowen.”Saya sudah melakukan lobi-lobi

supaya pemain kelahiran Papua dapat membela tim nasional Indo-nesia. Saya menekankan kepada para pemain bahwa membela tim nasional jauh lebih utama karena membela negara daripada mem-bela klub,” tuturnya.

Ia pun mengatakan, jika dalam waktu dekat ini dia akan melaku-kan pertemuan dengan manaje-men klub Persipura guna me-minta dan mengizinkan para pemain klub berjuluk Mutiara Hitam itu supaya dapat membela tim nasional. (rr)

KM/TABRI S MUNIR

DUKUNGAN TOTAL: Suporter P-MU memberikan semangat kepada Laskar Sape Kerap dalam laga uji coba melawan Batam FC di Stadion Ahmad Yani Sumenep, Sabtu (22/12).

Menunggu Jadwal Selanjutnya

Izinkan Fachrudin Bela Garuda

Upayakan Pemain Papua Bela Timnas

DARI MADURA UNTUK INDONESIA: Fachrudin Aryanto (kanan) menjadi satu-satunya pemain ISL yang mendapat izin dari manajemen klubnya untuk memperkuat tim nasional Indonesia.

KM/ISTIMEWA

WWW.TABLOIDJUBI.COM

MANAJER BARU: Mesakh Maribor (kanan) berharap pemain-pemain Papua bergabung dengan tim nasional Indonesia untuk Kualifi kasi Piala Asia 2015.

Page 12: Edisi Minggu, 23 Desember 2012

Email Redaksi: [email protected]

MINGGU 23 Desember 201212

Kado Manis di Akhir TahunGasak Batam FC 2-0, Dihadiahkan untuk Madura

SUMENEP-Tren positif terus dipertahankan penggawa Perse-pam Madura United (P-MU) setelah memetik kemenangan ketiga dalam partai uji coba, Sabtu (22/12) di Stadion Ahmad Yani Sumenep. Muhammadou Tassio Bako dan kawan-kawan sukses membekap Batam FC dengan skor 2-0.

Gelandang muda berusia 22 tahun asal Makassar, Rossi No-prihanis, tampil sebagai pahla-wan dengan memborong dua gol kemenangan tersebut. Kedua gol yang diceploskan mantan pemain PS Sumbawa Barat tersebut ter-cipta pada menit ke-64 melalui tendangan penalti dan menit ke-78 melalui tendangan bebas.

Mengawali pertandingan den-gan langsung melakukan press-ing ketat terhadap pertahan-an lawan, Firly Apriansyah dan kawan-kawan terus membom-bardir daerah pertahanan Batam

FC. Kekurangtenangan dalam melakukan penyelesaian akhir menjadikan serangan yang ber-tubi-tubi tersebut gagal membobol gawang Batam FC.

Duet Osas Marvelous Ikpefua Saha dan M. Ervan Hidayatulah di lini depan tampil bagaikan macan ompong. Puluhan peluang yang seharusnya berbuah menjadi gol terbuang percuma. Praktis pada babak pertama, anak asuh pelatih carteker Jamrawi Jambak tersebut mati kutu karena tidak membuah-kan gol sama sekali.

Menit ke-19 peluang mem-ecahkan kebuntuan sempat ter-cipta setelah P-MU mendapatkan hadiah tendangan penalti. Say-ang, eksekusi striker termahal P-MU, Osas Saha, gagal men-gubah kedudukan setelah tendan-gannya dengan mudah ditangkap penjaga gawang Batam FC, Fahri.

Sepanjang 45 menit babak per-tama, beberapa kali M. Ervan Hi-dayatullah gagal mengkonversi peluang emas menjadi gol. Ting-gal berhadapan dengan penjaga gawang lawan, sontekan mantan pemain Persebaya Surabaya tersebut melenceng tidak men-

emui sasaran.Menjelang berakhirnya babak

pertama, Stephen Mennoh yang tampil off day, digantikan oleh Khoirul Mashuda. Pergantian tersebut menjadikan permainan P-MU mulai terlihat hidup. Meski demikian hingga babak pertama usai tidak satupun gol yang tercipta.

”Pemain pada babak pertama terkesan over confident dan men-gentengkan lawan. Ini sikap yang merugikan tim dan dapat men-jadi bumerang bagi tim,” kritik Manajer P-MU, Achsanul Qosasi, ketika ditemui Kabar Madura, usai pertandingan kemarin.

Namun Achsanul mengaku puas terhadap permainan anak-anaknya di babak kedua. Usai turun minum dan melakukan beberapa pergantian pemain, permainan P-MU mulai terlihat dengan bola-bola cepat yang langsung menyodok ke daerah pertahanan lawan.

Kendati terus menyerang pertah-anan lawan, gol pembuka P-MU justru diperoleh dari tendangan penalti yang dieksekusi Rossi Noprihanis pada menit ke- 64.

Michael Orah yang menusuk dari sayap kiri melesakkan umpan matang yang ternyata menyentuh tangan pemain belakang Batam FC di dalam kotak pinalti.

Gol kedua P-MU pada menit ke- 78 juga tercipta melalui bola mati yang sukses dieksekusi Rossi Noprihanias dari tendangan lang-sung setelah pemain belakang Batam FC mengganjal Sudirman. Skor 2-0 untuk kemenangan P-MU tetap bertahan hingga peluit akhir dibunyikan.

Kemenangan tersebut disambut suka cita Achsanul Qosasi yang menyatakan jika kemenangan P-MU atas Batam FC sebagai kado indah di penghujung tahun 2012 yang dipersembahkan oleh P-MU untuk warga Madura. ”Kami mulai menuai rasa opti-misme atas hasil positif P-MU. Ini hadiah yang sangat berharga di ujung tahun 2012,” pungkas Achsanul. (bri/rr)

FOTO‐FOTO: KM/TABRI S MUNIR

SUPER SUB: Masuknya Khoirul Mashuda (kanan) menggantikan Stephen Mennoh di penghujung babak pertama mampu mengubah irama permainan P-MU menjadi lebih atraktif dan menekan pertahanan lawan.

SEMAKIN OPTIMISTIS: Kemenangan atas Batam FC

membuncahkan rasa optimisme Achsanul Qosasi terhadap kiprah

P-MU di ISL nanti.

Menang, Bonus Langsung Mengucur

KM/TABRI S MUNIR

BOLA MATI: Rossi Noprihanis dikepung tiga pemain Batam FC dalam laga uji coba di Stadion Ahmad Yani Sumenep, kemarin.

Rossi Noprihanis

Top Skorer Sementara P-MU

KEMENANGAN 2-0 yang diraih penggawa P-MU pada laga uji coba melawan Batam FC, kemarin sore, langsung diganjar Achsanul Qosasi dengan bonus seperti yang dijanjikan sebelumnya. Se-nyum langsung mengem-bang di bibir seleuruh pemain yang langsung menjalani libur selama empat hari.

”Syukur Alhamdulilah, kami kembali menang. Bo-nus dari manajer ini seb-agai hadiah berharga bagi kami dan keluarga yang telah menunggu kepulangan kami,” ujar Firly Apriansyah yang pada laga kemarin mengemban ban kapten seiring Tassio Bako yang mendapatkan jatah libur terlebih dahulu.

Pemberian bonus tersebut menurut Achsanul adalah hal yang lumrah dilakukan olehnya karena pemain P-MU tersebut telah memberikan

penghargaan yang besar ter-hadap warga Madura.

“Kemenangan yang diraih pemain P-MU dalam beber-apa pertandingan adalah kemenangan warga Mad-ura. Mereka telah menjadi duta Madura dengan ber-susah payah mengangkat pamor sepak bola Madura. Makanya saya tidak tutup mata untuk memberikan bonus kepada mereka,” jelas Achsanul.

Tak hanya bonus kemenan-gan yang diberikan oleh Ach-sanul kepada pemain P-MU. Mereka juga mendapatkan jatah libur selama empat hari sejak usainya pertandingan kemarin. Para pemain akan kembali merapat ke Pame-kasan pada 27 Desember mendatang.

Kesempatan emas terse-but dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh seluruh pemain P-MU, hanya Anton

Samba seorang yang tidak memanfaatkan waktu libur dengan pulang ke rumahnya di Paloppo.

”Kalau jatah l iburnya hingga tujuh hari, saya bisa memiliki waktu dirumah selama tiga hari. setelah berembuk dengan istri , karena jatah libur hanya empat hari, ya terpaksa saya tetap di Pamekasan. Sebab jika pulang, praktis hanya satu hari saja saya di rumah. Selebihnya waktu dihabis-kan di jalan,” jelasnya.

Sementara itu, pemain lainnya mengaku jauh hari sebelumnya memang sudah merencanakan untuk pu-lang ke rumah masing-ma-sing karena usai libur Natal tersebut. Sebagaimana dis-ampaikan Manajer P-MU, tidak akan kembali ada waktu libur hingga perten-gahan musim kompetisi ISL. (bri/rr)

ROSSI Noprihanis, pe-main muda P-MU yang pada penampilannya kemarin memborong dua gol untuk kemenangan P-MU semakin mendekatkannya kepada ju-lukan sebagai pemain yang memiliki hoki dengan Sta-dion Ahmad Yani Sumenep. Dalam empat kali laga uji coba di sana, Rossi sudah menyumbangkan tiga gol untuk P-MU. Satu gol lain dicetak ke gawang Deltras Sidoarjo.

Torehan tiga gol yang di-dapatkan Rossi dalam dua pertandingan berturut-turut

menjadikan pemain terse-but sebagai pemain paling subur di P-MU. Pada laga uji coba sebelumnya, ketika P-MU meladeni Pamekasan U-21, ia juga ikut menyum-bangkan satu gol untuk kemenangan P-MU.

Rekor gol Rossi sejak P-MU melakoni uji coba melawan Arema Malang beberapa waktu lalu, hanya bisa dike-jar oleh Issac Djober yang saat ini sudah mengoleksi dua gol. Kedua pemain yang berposisi sebagai second line P-MU tersebut mampu mengalahkan ketajaman

Osas Saha (0), M. Ervan Hi-dayatullah (1), Sudirman (1), Indriyanto (0), dan Fahad Al-Dossary (0).

Tampilan Rossi pada laga kemarin sebenarnya berada jauh dari performa aslinya. Sebagaimana disampaikan oleh Achsanul Qosasi, Rossi terlihat over confident sep-erti pemain-pemain lain di babak pertama.

”Mereka terlalu mengen-tengkan lawan. Rossi saya lihat tampilannya memang bagus. Tetapi karena ter-lambat menyadari jika lawan melakukan strategi bertahan

total, akhirnya mereka ke-walahan untuk mencetak gol,” jelas Achsanul tentang permainan anak asuhnya tersebut.

Kendati Rossi berhasil menorehkan empat gol sejak bergabung dengan P-MU, gol tersebut sebenarnya baru satu kali dilesakkan melalui umpan matang saat bola sedang dalam per-mainan. Tiga gol lainnya di-cetak melalui eksekusi bola mati, yakni dua tendangan penalti dan satu tendangan langsung dari luar kotak pinalti. (bri)

KM/TABRI S MUNIR

KAPTEN CADANGAN: Bonus yang dijanjikan manajer tim mampu memompa motivasi Firly Apriansyah bermain lebih trengginas saat melawan Batam FC, kemarin.