Salam Upaya penjaminan mutu yang dimulai dengan fokus pada proses pembelajaran merupakan sebuah titik tolak untuk menggerakkan upaya- upaya peningkatan dan penjaminan mutu berbagai penjuru aspek penyelenggaraan pendidikan di UMS. Berbagai inisiatif perbaikan yang berkesinambungan ( ) yang dilakukan oleh tiap unit maupun terintegrasi (lintas unit) harus terus didukung secara kelembagaan maupun individu civitas UMS. Kebesaran perguruan tinggi, bahkan bila menggunakan variabel konvensional jumlah mahasiswa sekalipun, merupakan bentuk kepercayaan dari masyarakat atas terlaksananya penjaminan mutu proses pendidikan di perguruan tinggi tersebut. Tentu saja keduanya, kepercayaan dan penjaminan mutu, bukanlah anugerah yang tiba-tiba muncul atau menghampiri kita. continuous improvement Quality is not an accident but it is a result of planning, teamwork, hardwork, and commitment (Rockefler). Tim Fasilitator QAC-P3AI UMS di tengah peserta Workshop Desain Pembelajaran Partisipatif bagi Dosen Universitas Bung Hatta, Padang. TEACHING IS MAKING STUDENTS TO LEARN 1 Diterbitkan atas biaya ISS-TPSDP-P3AI Muatan edisi ini : - Laboratorium Pembelajarab Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi UMS.....2 - Ringkasan Hasil Pengembangan Model Pembelajaran UMS........6 - Ringkasan Hasil Penelitian Tindakan Kelas........7 Bulletin Mutu dan Kinerja Pusat Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional/Pembelajaran Diterbitkan oleh (P3AI) Quality Assurance Center Universitas Muhammadiyah Surakarta Diterbitkan sebagai media komunikasid dan sosialisasi guna meningkatkan mutu pendidikan dan mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif dan efisien. Dewan Redaksi M. Amin Sunarhadi, Kelik Wardiono, Abdullah Aly M. Muhtarom, Muchlison Anis, dan Kussudiyarsono. Alamat Redaksi: P3AI-UMS Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartasura 0271-717417 ext. 365 SURAKARTA-57102 E-mail:[email protected]Edisi Januari 2007 Media Informasi Pembelajaran Http://www.ums.ac.id/qac Bulletin Quality Assurance Center Volume 2 Nomor 2
8
Embed
Edisi Januari 2007 Media Informasi Pembelajaran Http://www ...qac.ums.ac.id/files/bulletin2007.pdf · empat buah modul pelatihan, yaitu modul pelatihan komputer dan jaringan komputer
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
SalamUpaya penjaminan mutu yang dimulai dengan fokus pada proses
pembelajaran merupakan sebuah titik tolak untuk menggerakkan upaya-
upaya peningkatan dan penjaminan mutu berbagai penjuru aspek
penyelenggaraan pendidikan di UMS. Berbagai inisiatif perbaikan yang
berkesinambungan ( ) yang dilakukan oleh tiap unit
maupun terintegrasi (lintas unit) harus terus didukung secara kelembagaan
maupun individu civitas UMS.
Kebesaran perguruan tinggi, bahkan bila menggunakan variabel
konvensional jumlah mahasiswa sekalipun, merupakan bentuk kepercayaan
dari masyarakat atas terlaksananya penjaminan mutu proses pendidikan di
perguruan tinggi tersebut. Tentu saja keduanya, kepercayaan dan
penjaminan mutu, bukanlah anugerah yang tiba-tiba muncul atau
menghampiri kita.
continuous improvement
Quality is not
an accident
but it is a result
of planning,
t e a m w o r k ,
hardwork, and
commitment
(Rockefler).
Tim Fasilitator QAC-P3AI UMS di tengah peserta Workshop Desain
Pembelajaran Partisipatif bagi Dosen Universitas Bung Hatta, Padang.
TEACHING IS MAKING STUDENTS TO LEARN 1Diterbitkan atas biaya ISS-TPSDP-P3AI
Muatan edisi ini :
- Laboratorium Pembelajarab Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi UMS.....2
- Ringkasan Hasil Pengembangan Model Pembelajaran UMS........6
- Ringkasan Hasil Penelitian Tindakan Kelas........7
Edisi Januari 2007 Media Informasi Pembelajaran Http://www.ums.ac.id/qac
Bulletin
QualityAssuranceCenter
Volume 2 Nomor 2
Rapat Kerja Penjaminan MutuUniversitas Muhammadiyah
Surakarta
Oleh : Kussudiyarsono, S.E., M.Si.QA Officer Jur. Manajemen FE UMS
UMS sebagai perguruan tinggi yang cukup terpandang di JawaTengah dituntut untuk terus-menerus melakukan perbaikandiri agar tetap dalam penyelenggaraan pendidikantinggi. UMS tidak bisa lagi hanya mengandalkan jumlahmahasiswa yang besar, sebagai sumberkeunggulan, namun lebih dari itu harusmenekankan aspek kualitas atau mutusebagai landasan geraknya.
Membangun mutu tidak dapat dilakukan secara individualsemata akan tetapi harus melalui kelembagaan, dimanapimpinan mempunyai visi dan komitmen untuk membangunmutu, infrastruktur, serta perangkat aturan yang mendukungpeningkatan mutu. Komitmen dan kesadaran pimpinanuniversitas, fakultas, dan jurusan terhadap mutu akanmenjadi daya dorong yang kuat bagi penyelenggaraanpendidikan yang bermutu. Dalam hal ini pimpinan mempunyaiperan yang sangat strategis dalam penjaminan mutu karenapimpinan merupakan panutan dan penjaga keberlangsunganpenjaminan mutu.
Sesi Pertama rapat kerja ini adalah Focus Group Discussion(FGD), dilakukan guna membahas mengenai Peran Kajur/PD Idan QAOfficer dalam Pelaksanaan Penjaminan Mutu di UMS.
Sesi Kedua adalah diskusi dengan menghadirkan pakar untukmembahas Dasar-dasar Penjaminan Mutu Akademik diPerguruan Tinggi. Pakar yang dihadirkan adalah dariUniversitasAirlangga, Prof. Dr. M. Zainuddin,Apt.
Sesi Ketiga adalah sesi diskusi mengenai DokumenPenjaminan Mutu Akademik di Perguruan Tinggi denganfasilitator adalah Dr. Langkah Sembiring, M.Sc., Ph.D. dariUniversitas Gajah Mada.
survive
Pada tanggal 18 Desember 2006, semuaKetua Jurusan dan QA Officer berkumpulbersama melaksanakan Rapat Kerja untukbidang Penjaminan Mutu (Raker PENJAMU).Raker PENJAMU bertempat di Hotel Narita,Solo dari pukul 09.00 sampai dengan 17.30WIB.
Tujuan dari Raker PENJAMU ini adalah (1)meningkatkan komitmen pimpinanfakultas/jurusan terhadap peningkatanmutu pendidikan dan pembelajaran di UMS,(2) menyamakan visi dan persepsi tentangpenyelenggaraan penjaminan mutu di UMS, dan (3)merumuskan peran pimpinan fakultas/jurusan dan QA Officerdalam pelaksanaan penjaminan mutu pada masing-masingunit kerjanya.
Panitia Pelaksana Raker PENJAMU terdiri atas QAOfficer dan
personal P3AI-QAC. Pihak yang dipercaya sebagai Ketua danSekretaris Panitia kegiatan Raker PENJAMU adalahKussudiyarsana, S.E., M.Si. (QA Officer FE Manajemen) danMuchlison Anis, S.T., M.T. (QA Officer FT Teknik Industri). Halini menunjukkan bahwa kinerja dan peran QA Officer dalamupaya pembangunan penjaminan mutu UMS semakin tampaknyata.
Pada abad 21, tantangan perguruan tinggi semakin berat.Perguruan tinggi tidak saja dihadapkan pada persainganuntuk mendapatkan mahasiswa yang semakin ketat, namunjuga tantangan untuk memberikan kontribusi nyata bagipengembangan keilmuan dan tantangan untuk menghasilkansumber daya handal dan bermutu bagi masyakarat. Untuk
menghadapi tantanganyang semakin berat, makaperguruan tinggi harusmelakukan penataan diri,dan melakukan perbaikansecara terus-menerus.
Upaya penjaminan mutuhanya dapat dijalankanapabila lembaga tersebutmempunyai kesamaan visidan persepsi tentang mutup e n y e l e n g g a r a a npendidikan. Untuk itupimpinan universitas,fakultas dan jurusan perlud u d u k b e r s a m am e m b i c a r a k a n
permasalahan yang menyangkut mutu. Melalui shared visiondiperoleh kejelasan tugas dan tanggung jawab. Melaluikejelasan tugas wewenang, dan tanggung jawab makamasing-masing lembaga mengetahui peran dan tanggungjawab masing-masing, sehingga tidak terjadi tumpang-tindihperan antara lembaga yang satu dan yang lain. Melalui sharedvision antar lembaga diharapkan menghasilkan seperangkatide, nilai-nilai dan standar kualitas yang disepakati bersama,dan dijalankan dengan penuh komitmen oleh segenap civitasakademika.
Pada akhirnya untuk membangun sistem mutu diperlukanlangkah-langkah yang sifatnya strategis maupun teknis, yangdiujudkan dalam bentuk penetapan program jangka pendek,jangka menengah dan jangka panjang guna mencapai sasaranyang diharapkan. Untuk itu diperlukan kesamaan visi dankomitmen darisemua pihak yangterlibat dalampenyelenggaranpendidikan.
Hasil dari RakerPENJAMU adalahbutir-butir dandraft rencanap e n j a m i n a nm u t u y a n gselanjutnya akandigodok oleh TimPerumus dimanadipilih dari peserta Raker PENJAMU.
Pimpinan dan duduk bersama untuk membahaspembangunan sistem penjaminan mutu UMS.
QA Officer
2 Edisi Januari 2007 MUTU & KINERJA
SISTEM
PENJAMINAN MUTU
ESENSI DOKUMEN
PENJAMINAN MUTU
Sistem penjaminan mutu bekerja untuk
memastikan bahwa semua karakteristik
dan kinerja sesuai dengan standar
melalui:
TULISAPAYANGAKAN DIKERJAKAN
KERJAKANAPAYANG TELAH DITULIS
TULISAPAYANG TELAH DIKERJAKAN
ORGANISASI
PENJAMINAN MUTUAlternatif organisasi dalam istempenjaminan mutu adalah :
ORGANISASIPenanganan Penjaminan Mututerpusat, di level Universitas saja.Lebih efisien secara finansial.Burden, organisasi besar.Hanya mungkin saat seluruh unsuruniversitas memiliki budaya kualitasyang tinggi.
Organisasi seperti ini terdapat diberbagai universitas Eropa &Australia
ORGANISASIDi setiap jenjang ada organisasi yangmengkoordinir penjaminan mutu.Universitas: Pusat Penjaminan MutuFakultas : Satuan Penjaminan mutuProdi /Jur : Gugus Penjaminan Mutu
Tiap tingkat organisasi bersifatkoordinatif, tidak ada line of command.Penentuan TUPOKSI sangat penting, agartidak tumpang tindih.
CENTRALIZED
DECENTRALIZED
�
�
�
�
DASAR-DASAR PENJAMINAN MUTUDI PERGURUAN TINGGI
3
EVALUASI DIRI PELAKSANAAN PENJAMINAN MUTU(Kutipan dari Borang BAN-PT)
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
�
Memiliki pedoman kebijakan dan prosedur jaminan mutu?
Unit pelaksana sangat aktif dan konsisten mengembangkan jaminan mutu?
Memiliki standar mutu sebagai dasar penjaminan mutu lembaga dan program?
Seluruh sivitas akademika bertanggungjawab dan mendukung atas keberadaan dankegiatan unit jaminan mutu?
Memiliki dokumen hasil evaluasi diri yang sangat sistematik dan sangat operasional?
Evaluasi-diri dilakukan secara berkelanjutan dengan jadwal yang teratur?
Suluruh hasil evaluasi diri memenuhi standar yang ditetapkan oleh BAN-PT?
Seluruh hasil evaluasi-diri dimanfaatkan dalam upaya peningkatan mutu kinerjainstitusi?
Seluruh hasil evaluasi-diri dimanfaatkan sebagai bahan dalam menyiapkan evaluasieksternal?
Memiliki program kajian & pengembangan sumber daya yang komprehensif?
Memiliki program kajian & pengembangan pranata kelembagaan yang komprehensif?
Selalu siap untuk diakreditasi?
MUTU & KINERJA Edisi Januari 2007
Atas
Laboratorium Pembelajaran BerbasisTeknologi Informasi dan Komunikasi
Oleh :Muchlison Anis, S.T., M.T.
M. Amin Sunarhadi, S.Si., M.P.
QA Officer Jurusan Teknik Industri, UMSKoordinator Tim PHK-PMP UMS
Staff QAC-P3AI, UMS
dilengkapi denganseperangkat PC notebook sebanyak 12 unit dan sebuahPC Tablet. Semua perangkat tersebut terjalindalam jaringan IT-UMS sebagai basis peralatan ICT.
Peralatan pengajaran di dalamdilengkapi dengan multimedia terdiri
dari sebuah LCD beserta layar lebarnya,untuk menampilkan layar monitor dalam skala yanglebih besar di depan kelas. Kemudian
dan VCD-DVD player disediakanuntuk materi kuliah yang bersifat gambar bergerak.
Modul-modul pelatihan dalam bentuk cetakan, terdiri dariempat buah modul pelatihan, yaitu modul pelatihan komputer dan jaringan komputer tingkat dasar, modul pelatihanpenyusunan materi kuliah dengan program power-point, modul pelatihan penggunanan jaringan komputer daninternet, serta modul pelatihan penggunaan peralatan multimedia untuk pembelajaran merupakan bentuk produksi
.
Lab. Belajar TIK
Lab.Belajar TIK
Lab. Belajar TIK
projector
sound systemhome teather
Perlengkapan furnitur dan peralatanjaringan bagi 12 pengguna secara bersamatersedia di dalam . Sebuahserver ditambahkan untuk mendukung serverQAC-P3AI UMS yang sebelumnya disediakanmelalui dana hibah TPSDP. Satu buah almariuntuk menyimpan dokumen dan perlengkapandisediakan secara khusus bagi laboratorium ini.Suasana laboratorium terasa sejuk denganadanya alat pendingin ruangan. Pendinginruangan ini juga ditujukan untuk menjagaperalatan yang ada dalam suhu optimal danmenjadi lebih awet.
Lab. Belajar TIK
QAC-P3AI UMS didukung Tim IT-UMS telah selesai membangunsebuah Laboratorium Pembelajaran yang Berbasis TeknologiInformasi dan Komunikasi atau disebut .
Laboratorium ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di UMSterutama dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi sehingga prosesbelajar mengajar menjadi lebih efisien dan efektif serta menarik.
dibangun sepenuhnya dengan menggunakan danahibah Program Hibah Kompetisi untuk PeningkatanMutu Pendidikan (PHK-PMP) Tahun 2006 tanpamenggunakan dana pendamping dari UMS. Hibah inimerupakan hibah khusus kepada perguruan tinggiswasta (PTS) yang dipilih berdasarkan kinerjapenjaminan mutu dan penilaian saat PelatihanMonitoring-Evaluasi Internal (Monev-In) untuk programhibah PHK. Pada Pelatihan Monev-In, dua utusan QAC-P3AI UMS dinilai sebagai peserta terbaik.
Pemanfaatan pertama kali adalah untuk peningkatan dan pengembangan kemampuan dosendalam mempersiapkan bahan dan media ajar. Pelatihan Jaringan, Internet, Microsoft Office, serta multimedia yangdiadakan Tim PHK-PMP mendapatkan sambutan positif yang dapat dilihat dari antusiasme peserta. Seleksi
, pertemuan dan persiapan Tim Evaluasi PBM juga memanfaatkan laboratorium ini.juga dipergunakan berbagai pelatihan kepentingan unit lain di UMS seperti pelatihan pengembangan web site,operator Perpustakaan, KRS on line, pengembangan E-Learning, perumusan UMS, serta Jadwal Terpadu UMS.Keberadaan ini semakin memperkuat manfaat dan memperluas cakupan penerima manfaat dari
Lab. Belajar TIK
Lab. Belajar TIK
Lab. Belajar TIK
Lab. Belajar TIK
Lab. Belajar TIK
TeachingGrant QA Officer,
database
4 Edisi Januari 2007 MUTU & KINERJA
Instalasi dan uji cobaperalatan maupunjaringan melibatkanmahasiswa.
Peralatan dan jaringan siapdigunakan untuk mendukungberbagai pelatihan dalammeningkatkan danmengembangkanpembelajaran yang efisiendan efektif serta menarik
MODEL EVALUASI PORTOFOLIO UNTUK PENINGKATAN KOMPETENSI DIETISIEN DAN LIFELONG LEARNING
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MELALUI MODEL SKENARIO BELAJAR BERDASAR MASALAH TERINTEGRASI
SIMULASI PASAR MODALSEBAGAI MODELPEMBELAJARANAKTIF
PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWADALAM BERFIKIR KRITIS DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODELPEMBELAJARANBERBASIS MASALAH
MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING MELALUI PRESENTASI KELOMPOK UNTUK PENINGKATAN KEMANDIRIAN DALAMPEMBELAJARAN STRUCTURE
(Setyaningrum Rahmawaty,Listyani Hidayati, Pramudya Kurnia)A good evaluation design on learning result is important to measure the students' performance in acquiring the basic competence. The designis developed based on an assumption that the condition on the learning result and the different objectives of the learning process demand adifferent method of evaluation. This assumption unfortunately has been ignored by many teachers, in consequence, the results of theevaluation often do not demonstrate what should be measured.The model of portfolio evaluation is a series of evaluating activities which is based on the proper relation between the learning objectives andthe competence standard for every subject. This proper joint action is expected to improve the competence achievement of the students fora lifelong learning process. The product of development is obtained through several evaluating stages and revision which is ended by a finalevaluation including a portfolio score, a final examination score, and a score of laboratory work each represents 40%, 30%, and 30% of scoring.The portfolio score derive from several aspects such as completeness, tidiness, selected assignments, obligatory assignments, as well as oraltest. The final results of this model of evaluation development is then compared to the old or conventional model which only consider thescore of final examination and the score of laboratory work with 70% and 30% for each score.The results of the study show that the model of portfolio evaluation development is better in demonstrating the students' competencecompared to the conventional model.Keyword: learning evaluation development, portfolio, competence
(Wahyuni,Totok Budi Santoso, Isnaini Herawati,Agus Widodo)The aims of this research were (1) to obtain the developmental of the scenario intergrated problem based learning model and (2) to know canthe use of scenario intergrated problem based learning increase the student's achievement. The subject of this research was all forthsemestres of student of Physio Therapy department in Muhammadiyah University of Surakarta. The research conducted as long as onesemester with the result was the developmental model of the Scenario intergrated problem based learning. In the and of the study,researcher obtained two results. One was that the developmental model of scenario intergrated problem based learning consits of (9) ninesteps, namely (1) give a scenario, (2) clarify terms and concepts, (3) define the problem, (4) Analysis the problem with brainstroming, (5)Summarize and make a map, (6) formulate the learning objective and define the individual / self study with read a jornal, consult anexpertise, etc, (7) Prepare a presentation, (8) Synthesize and do a test toward a new information, (9) Elaboration. Second, The achievementof subject of this study can be increased by the use of this method.Key words : Scenario intergrated Problem based learning
(Imronudin, Kussudiyarsana, Zulfa Irawati)Process transfer of knowledge in classroom sometimes in effective or cannot achieve the goal. There are many reason why cannot achieve thegoal, one of them is student boring or sometimes affraid to involve in process learning. This phenomenon happened because the design oflearning not atractive or irrelevant with practice everyday live. Simulation is the kind of method that stimulate student to involve and activein process learning under attractive circumstances. In this model students learning theory in practice situation. They just applied the theoryin quacy real situation and role games. Modelling simulation in theory portofolio and capital market, make the student interested in,enjoyfull, comfortable to understand the material, and shorted the gap between theory and pratice.Keyword:Attractive, Simulation, real situation.
(Idris Harta, Masduki, Sri Sutarni)In line with the title, this developmental study was conducted to implement problem-based learning (PBL) model. This model was carriedout in the course of Problema Pendidikan Matematika Kontemporer. Seventy-eight students who enrolled in the course were divided into 13-groups of six. Each group solved five problems. During and after the study, a qualitative assessment was conducted to explore the nature ofindividuals' experiences with learning and teaching in PBL setting, particularly, to investigate (1) how students experience the PBL contextand (2) what kinds of learning occur in the PBL setting. Each student was asked to answer 7 open questions: (1) How did you describe studentsrole in this PBL class?, (2) How did you describe the role of teachers?, (3) How is your group working for you?, (4) What have you learned besidescontent?, (5) What do you perceive as the main benefit of taking this course?, (6) What did you perceive as the main challenge of taking thiscourse?), and (7) What advice would you give to a student who is considering taking a PBL course for the first time? The student perceptiondata will be used to inform research- and practice-based guidelines and recommendations for the instructional use of PBL at theMuhammadiyah University of Surakarta. The data will be shared with faculty in the university to inform future curricular and instructionaldecisions. The study shows how students experience the PBLcontext and what kinds of learning occur in the PBL setting. Collaboration giventhe collaborative nature of PBL, students' perceptions are heavily impacted by their group experiences. Application of theory to real worldissues, peer instruction, nature of assignments and final products as well as student allocation of tasks contribute to broaden their learning.They learned more than the contents: Participation, compromise, respect, acceptance of different approaches and working styles,interpersonal, small group and communication skills, awareness of learning preference, preparation for the Real World, accountability andresponsibility for work, research skills and problem-solving abilities. In short, the PBL setting deepens their understandings.Main challenge of the model is how to maintain student contributions to the group project, getting group grade, learning course content, andaccomplishing work in the group. In addition, the study left some topics for future research.Keywords: Problem-Based Learning, Critical Thinking, Problem Solving, Cooperative Learning
(Teguh Sarosa,Ariyati Prasetyorini, Mauly Halwat Hikmat)This research aims at finding the unconventional method of teaching grammar or structure through group presentation using printed media inorder to proliferate students' autonomy in learning structure. Structure mastering constitutes one of language basic skill needed to supportspeaking and reading competencies. Good grammar will hold up the students to express their thought in written or spoken.This model is tried on second semester students of English department at Muhammadiyah University of Surakarta. The result shows thesignificant outcome in student's learning autonomy. This upshot is indicated by student activity in completing the assignments and studentcomment of teaching learning process.All students put forward their assignments with time to spare and they reveal that they are kept happyin attending the class.This model is intelligible for students with GPAclose to 3.0. Students with GPAunder 3.0 will get difficulties in presentation. They struggle notonly for the the subject but also for the language itself.Keywords: Contextual Teaching Learning, Group Presentation, Printed Media
5MUTU & KINERJA Edisi Januari 2007
Ringkasan Hasil Kegiatan (MTLS)yang dilaksanakan atas biaya Dana Hibah ISS-TPSDP-P3AI Tahun 2006
Modelling Teaching and Learning System
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN
EFEKTIVITAS RANGKAIAN TEKNIK PEMBERIAN TUGAS LATIHAN,DAN TANYA-JAWAB SERTA TEKNIK PARAFRASA DAN IDENTIFIKASIKOMPONEN TUTUR UNTUK PENINGKATAN PENGUASAAN RAGAM BAHASA
PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM MATA KULIAH ESSAY WRITING DENGAN MENGGUNAKAN METODEPEMBELAJARAN KOLABORATIF
UPAYAPENINGKATAN EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN EKONOMI MIKRO MELALUI PETAKONSEP
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERNALAR MAHASISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH GEOMETRI ANALITIKA MELALUI STRATEGISCAFFOLDING
(Atiqa Sabardila,Agus Budi Wahyudi)Based on the summary of the discourse analysis and evaluation, the overage of the learning mastery, and identification in term of both andparaphrasing get was level and the writing skills is as follow: (1) cycle I: 80,09% and cycle II: 79,42% for the identification of speechcomponent; (2) cycle I: 51, 68% and cycle II: 67,39% on the identification of speech component, the decreases 0,67%; on the contrary, on theparaphrasing, it increases 15,71%. Because of planning of the learning mastery on cycle I: 25% and cycle II: 50% for the identification of thespeech component; on cycle I: 30% and cycle II: 50% for the paraphrasing, two techniques are effective. Based on the evaluation of the taskand effective. This effective because the character if data us causal factor. Overflow and be variation condition. The defferent characterindividually the knowledge has grown up in this analysis.It proves that the training techniques have grown the individual learning mastery and given focused activities. Yet, the question-answerexercise is not effective because few students made it. Thus, the breath treatment by summary of topic in the discourse has been analysis intothe chard funding of the characteristic of language variation and wants the students are writes the stagnant at the identification of the speechcomponent and makes paraphrase. This writing are takes and gives to the other club for answering in the class room. If the student are notpoor the questions, so the lectures finding.Keywords: the speech component; paraphrase.
(COLLABORATIVE LEARNING) (Mauly Halwat Hikmat, Qanitah Masykuroh)This action research aims at improving the students' learning autonomy and their writing capability through the implementation ofcollaborative learning. The research is conducted through five cycles consisting of planning, implementing, observing and reflecting. The fivecycle-research shows that the implementation of collaborative learning in teaching essay writing improves the students' learning autonomyand their capability in writing essay seen from the organization of ideas, coherence and cohesion, and the structure.Keywords: Cycle, essay writing, collaborative learning, learning autonomy
(Joko Suwandi, M. Yahya)Target of this research: developing strategy map of concept for improving study effectiveness.And the motivation of studying microeconomicin majors of education accountancy. FKIP-UMS.This research representing kind of research is holding up the education quality (improvement instructional-oriented) with population
students that studying microeconomic, specially the students that already semester II with majors of education accountancy FKIP-UMS. Thesample of the research is class IIa that choice with technique purposive sampling. Collecting data using format observation motivation of learnand format research process of learn with map of concept and also evaluation instrument result process of learning with free essay test.Analysis data using path methods by kemmis and taggart.The result of the research is (1) learning with concept map can give complete improving about studying microeconomic. The result of thedegrees is raise up almost 52,67 at action I, becoming 77,33 at action II and at action III raise up again at 90. The improvement of the studyresult is signified with the grow up in understanding and the ability of the students in compiling concept map by positive effect. (2) Theunderstanding and the ability from the students compiling concept map have positive effect at improving the motivation of the studentlearning. While the compiler degrees of concept map is 38,87 and the level of motivation is 45,07 and when the degrees of compiling conceptmap is raise up becoming 71,53 the level of student motivation is raise up too raise up as signifying becoming 69,87, and the degrees compilingconcept map raise up again becoming 74,2, the level of motivation raise up and becoming 78,40.Pursuant to the result of this research, so that's mean that the implementation program will succeed with good result, the studying by usingconcept map is usually doing by steps as the following; (1) explaining to the students what and how concept map is using as strategy forstudying. (2) Operational step here and after order the students to do brainstorming about concept that's in discussion fundamental. (3)Asking from the students to choice the main concept that has communication with discussion fundamental. (4) Asking from the students tocompiling concept map and the relation between this concept with strong and clear label. (5)After the students finish compiling concept maphereafter they make as application for ending their duty (doing pos-tes )Keyword: learning, concept map, motivation and complete study.
(Slamet Hw, Sri Sutarni)In passing of teaching grant, this research wants to know: 1) effort the teacher for increase the ability of natural existence of students bysolving the problem of geometry analytical, 2) existence improvement of natural existence ability which can be indication at: (a) the ability tosolve problem till 75%, (b) average class and (c) expectation of success in all of the collage subjects if the test every rotation assumed assemester test; and 3) constraint which facing during direct study process.Subject executor of action is the teacher that curator of collage subject which is collaboration with the other partner lecture and head majorin the case that's following in the plain, collecting data, analyses and interesting conclusions. The subject of accepting the action is thestudents semester 4 major of mathematic education UMS in year 2005 / 2006 more than 43 people that collecting their data throughobservation methods, notes of practice and preview. Analyses data by descriptive qualification with path method covering: data discount,presentation of data and interesting conclusions.The result from the research is: 1) effort from the teacher with improving the ability of natural existence through correction: (a) study plain,(b) study execution with strategy of scaffolding that is by giving tuition and motivation specially to the students that they are in cognitivelevel which can developed. ( zone of proximal development ZPD ) and (c) study evaluation; 2) giving improvement: (a) ability for solvingproblem from 11,63% becoming 48,84% (b) for about class from 55,79 becoming 69,91 and (c) expectation of success the college subject from44,19% becoming 81,4%; 3) constraint that's facing during the study process is : (a) existence of concentration of attention to individualcausing low effective time for studying, (b) forwarding of items less as according to time allocation which in the main time., and (c) factor ofplace that's not supporting for executing the active learning.Keyword:Ability of natural existence, scaffolding, zone of proximal development ZPD.
6MUTU & KINERJA Edisi Januari 2007
Ringkasan Hasil Kegiatan (CAR)yang dilaksanakan atas biaya Dana Hibah ISS-TPSDP-P3AI Tahun 2006
Classroom Action Research
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Mengapa menggunakan ?active learningDalam setiap Workshop Desain Pembelajaran Partisipatif dengan peserta dari dalam maupun luar UMS, Tim Fasilitator QAC-P3AIUMS melakukan kajian tipe belajar. Hasilnya adalah dari 637 alumni (dosen maupun guru) mencapai hasil belajar yang efektif danefisien bila prosesnya melibatkan semua potensi visual, audio, dan kinestetik (gerakan fisik). Hanya ada 3 orang yang memilikitipe dominan pada salah satu potensi.
Beragam jenis strategi pembelajaran partisipatif memiliki harapan untuk (1) memperkuat tingkatpartisipasi atau keterlibatan semua individu peserta pembelajaran dan (2) menggiring peserta ajaruntuk memecahkan masalah secara mandiri. Penerapan sebuah strategi pembelajaran diaharapkandapat memberikan dampak pada kedua hal tersebut sehingga peserta ajar dapat memperolehpengalaman belajar langsung. Penerapan strategi pembelajaran, selain memudahkan pemahaman,akan meningkatkan ingatan materi ajar karena keterlibatan peserta pembelajaran dalammemecahkan masalah.Salah satu strategi pembelajaran yang telah dikembangkan oleh Tim Fasilitator P3AI-UMS adalahmenggunakan media visual gambar yang dipotong-potong kemudian peserta diminta menyusunnyasebagai obyek yang utuh. Strategi pembelajaran ini disebut sebagai . Ada pula yangmenyebut strategi ini sebagai .
Langkah-langkah yang dilakukan pengajar dalam strategi adalah sebagai berikut.. Penentuan topik dalam setiap pertemuan dimaksudkan untuk memberikan
batasan mengenai apa yang akan dibahas dan dipelajari dalam pertemuan tersebut. Selainmenyebutkan topik, pengajar dapat menyampaikan pertanyaan-pertanyaan yangharus dijawab oleh peserta ajar berdasarkan obyek yangdidapatkan setelah disusun secara utuh.
peserta ajar yang berukuransedang (4-6 orang). Jumlah anggota kelompok yang tidak terlalubesar akan memberikan kesempatan lebih banyak kepadasetiap peserta ajar untuk memberikan pendapatnyadibandingkan bila jumlah anggota kelompok lebih besar.
. Potongan dapat berdasarkan bentuk pola tertentuyang seragam atau secara acak.Potongan seragam digunakan bila gambar utuhnya dapat dikategorikan rumit. Penggunaanpotongan acak dapat memicu penggunaan otak kanan lebih banyak.
. Pengajar sebaiknya selalu mengamatidan memberikan dorongan kepada semua kelompok untuk menyusun potongan gambarsecepatnya. Harapannya adalah agar semua kelompok dapat menyelesaikan dalam waktu yangbersamaan atau tidak ada kelompok yang tertinggal.
. Konfirmasi iniuntuk memeriksa apakah semua kelompok telah berhasil menyusun potongan secara lengkap danmenjadi gambar yang dimaksud untuk kepentingan pembelajaran. Pada kesempatan ini, pengajarjuga berkesempatan memberikan batasan atau konteks pembahasan agar tetap sesuai topik.
Setelah dipastikan bahwa gambar yangtersusun adalah benar selanjutnya setiap kelompok menjawab pertanyaan atau permasalahanyang telah diberikan.
. Isi Presentasi tiapkelompok sesuai dengan pertanyaan atau permasalahan. Pengajar dapat meminta tanggapan darikelompok lain terhadap presentasi kelompok.
terhadap presentasi yang telah disampaikan tiap kelompok.Pada kesempatan ini, pengajar sekaligus memberikan secara lugas materi pembelajaran yangdimaksudkan melalui ceramah interaktif dimana hal-hal penting dapat diminta dicatat oleh pesertapembelajaran.
Broken Poster
Puzzle
Broken Poster
1. Tentukan topik
2. Membuat kelompok-kelompok
3. Membagikan potongan-potongan gambar
4. Memberikan waktu untuk menyusun gambar utuhnya
5. Melakukan konfirmasi gambar utuh yang disusun kepada semua kelompok
6. Memberikan waktu untuk pembahasan oleh kelompok.
7. Memberikan kesempatan kepada tiap kelompok melakukan presentasi
8. Pengajar melakukan klarifikasi
Tips dalam pelaksanaan Strategi Broken PosterTopik
Pembagian kelompok
Gambar
Pertanyaan/Permasalahan
Strategi dapat digunakan untuk memulai materi ataupun untuk melakukan pada materisebelumnya. Pembelajaran yang dimaksudkan untuk memulai materi dapat meminta presentasi kelompok berisi deskripsiobyek bila dimaksudkan untuk review maka presentasi kelompok diarahkan pada untuk menggali maslaah pada gambar atausekaligus memecahkan masalah yang tampak pada obyek.
Pembagian kelompok pada kelas besar (peserta ajar > 30 orang) dapat didahului dengan membaginyamenjadi dua kelompok besar. Selanjutnya tiap kelompok besar dibagi menjadi kelompok yang lebih kecil. Misalnya peserta ajarada 60 orang maka didapatkan dua kelompok besar (kelompok A dan B). Selanjutnya setiap kelompok besar dibagi menjadi 5kelompok (A1 sampai denganA5 dan B1 sampai dengan B5).
Selain menggunakan gambar yang dipotong-potong, bila memungkinkan, pengajar dapat menggunakan bendasesungguhnya. Misalnya untuk pembelajaran mengenai bagian-bagian interior maka pengajar dapat membagikan potongan-potongan elemen dari lampu hias, kursi, dan meja pada setiap kelompok.
Pertanyaan/permasalahan yang diajukan dapat berbeda antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Misalnyadiberikan pertanyaan berdasarkan urutan dari sub bagian materi pembelajaran saat itu. Ada kelompok yang akanmerumuskan definisi, penerapan materi pembelajaran di
Broken Poster review
knockdown
kehidupan sehari-hari, dan metode dan teknik darimateri pembelajaran tersebut
MUTU & KINERJA Edisi Januari 2007
Potongan seragam
B R O K E N P O S T E RSTRATEGI
PEMBELAJARAN
7
a2
b2
c2
Potongan acak
GALERI
Penyerahan kenang-kenangan Tim Studi Banding UniversitasPancasakti Tegal kepada QAC-P3AI UMS (8 November 2006)
QAC-P3AI UMS diundang memberikan Workshop DesainPembelajaran Partisipatif bagi Dosen di Universitas BungHatta (2-5 Oktober 2006)
Tim Studi Banding Universitas HAMKA Jakarta sedangmenerima penjelasan mengenai aktivitas yang dilakukan QACP3AI UMS (7-8 Desember 2006)
Suasana Evaluasi Laporan Kemajuan Pekerjaan () Hibah Pengajaran 2006 yang
diselenggarakan QAC-P3AI UMS 2006 dengan dana TPSDP.
ProgressReport Evaluation
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Staf QAC-P3AI UMS (dari kiri ke kanan M.Amin S, M.Muhtarom,dan Abdullah Aly) bersama Staf CTSD UIN-Yogyakarta (Dr.Sekar A Ariyani dan Bermawy Munthe) berkolaborasi sebagaiTim Fasilitator Training of Trainers Desain PembelajaranPartisipatif di ITENAS Bandung (29-30 Januari 2007)
QAC-P3AI UMS diundang memberikan Workshop DesainPembelajaran bagi Dosen di Institut Teknologi NasionalBandung (Angkatan I & II pada 5-10 Juni 2006 dan Angkatan IIIpada 31 Januari - 7 Februari 2007)
Pasca penandatanganan kerja sama UMS dan ITENAS Bandung,Rektor UMS Prof. Dr. Bambang Setiaji (nomor 2 dari kiri)bersama Rektor ITENAS Prof. Ir. Djuanda Suraatmadja (nomor3 dari kiri), meninjau Kantor QAC-P3AI UMS. Melalui kerjasama tersebut, ITENAS mewajibkan seluruh dosennyamengikuti Workshop Desain Pembelajaran Partisipatif yangdikembangkan QAC-P3AI UMS (4-5 Desember 2006).