Asisten Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian EDISI CVII/XI/2018 LAPORAN PASAR HARIAN • Pada perdagangan Kamis (8/11) nilai Rupiah masih terus mengalami apresiasi dan ditutup di level Rp14.539, atau terapresiasi 0,35% dibandingkan penutupan Rabu (7/11). Secara YTD, Rupiah telah terdepresiasi 6,77%. • Senada dengan nilai Rupiah, nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terapresiasi sebesar 0,62% ke level 5.976,8. • CDS 5T Indonesia turun ke level 141,96 pada hari ini. Sejak awal tahun 2018, peningkatan CDS Indonesia mencapai 66,53% ytd. Hal tersebut juga terjadi pada negara emerging market lainnya seperti Turki (132,57%) dan Malaysia (80,33%). • Yield Obligasi Indonesia 10T hari ini berada di tingkat 7,99% sedangkan Yield Obligasi US 10T 3,23%. • Dari pasar komoditas, harga minyak WTI dan Brent mengalami kenaikan masing-masing ke level 62,32 USD/barrel dan 72,95 USD/barrel setelah kemarin (7/11) mengalami penurunan harga. Selain itu kenaikan harga juga dialami komoditas CPO yang naik ke level 1.980 MYR/MT. Sementara Gas Alam dan Batubara masing-masing turun ke level 3,524 USD/MMBtu dan 105,25 USD/M. Peristiwa Domestik dan Global: • Posisi cadangan devisa Indonesia tercatat USD115,2 miliar pada akhir Oktober 2018, meningkat dibandingkan dengan USD114,8. Peningkatan cadangan devisa pada Oktober 2018 terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa migas dan penarikan utang luar negeri (ULN) pemerintah yang lebih besar dari kebutuhan devisa untuk pembayaran ULN pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah. • Perekonomian global mulai berjalan stabil bukan hanya karena trade war yang sudah mereda, melainkan juga harga minyak yang sudah menurun. Dengan kondisi harga minyak turun, nilai impor minyak turun. Lalu permasalahan Brexit yang mulai kondusif turut mendorong rupiah. Setelah keluar dari Uni Eropa, Ingggris masih memiliki hubungan baik dalam perekonomian maupun militer. • Surplus ekspor-impor China melonjak melebihi perkiraan. Negeri Tirai Bambu mengumumkan ekspor tumbuh 15,6% year-on-year (YoY) pada Oktober, lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 14,5%, jauh lebih baik ketimbang konsensus pasar yang memperkirakan pertumbuhan ekspor di angka 11%. Sementara impor tumbuh 21,4%, melonjak dibandingkan September yang naik 14,3%, juga lebih baik ketimbang konsensus pasar yang meramal pertumbuhan sebesar 14%. Pelaku pasar menilai ternyata China tidak terlalu terluka akibat perang dagang dengan AS. • Ekspor Jerman secara tak terduga turun pada bulan September, untuk pertama kalinya ekonomi Jerman stagnan dalam lebih dari tiga tahun. Ekspor turun 0,8% dari Agustus, meleset dari perkiraan 0,4%. Impor tergelincir 0,4%, dan surplus perdagangan melebar menjadi 18,4 miliar Euro, terbesar sejak Juni, kantor statistik Jerman mengumumkan pada hari Kamis (08/11). • Rapat kebijakan moneter Federal Open Market Committee (FOMC) yang berlangsung selama dua hari diperkirakan akan mempertahankan sikap hawkish para pembuat kebijakan yang telah diperlihatkan dalam pernyataan kebijakan sebelumnya, meskipun akan menahan suku bunga untuk saat ini. • Laporan pemerintah AS menunjukkan peningkatan mingguan ketujuh berturut-turut dalam stok minyak mentah domestik dan lonjakan dalam produksi. Pemerintah AS memperkirakan bahwa produksi minyaknya sendiri akan meningkat dengan laju tercepatnya tahun ini. (Arin)
9
Embed
EDISI CVII/XI/2018 LAPORAN PASAR HARIAN · Asisten Deputi Moneter dan Neraca ... • Laporan pemerintah AS menunjukkan peningkatan mingguan ketujuh berturut-turut dalam stok minyak
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Asisten Deputi Moneter dan Neraca PembayaranDeputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian EDISI CVII/XI/2018
Rupiah dan IHSG Masih Berada di Zona Hijau
LAPORAN PASAR HARIANKamis, 8 November 2018• Pada perdagangan Kamis (8/11) nilai Rupiah masih terus mengalami apresiasi dan ditutup di level Rp14.539, atau terapresiasi 0,35% dibandingkan
penutupan Rabu (7/11). Secara YTD, Rupiah telah terdepresiasi 6,77%.• Senada dengan nilai Rupiah, nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terapresiasi sebesar 0,62% ke level 5.976,8.• CDS 5T Indonesia turun ke level 141,96 pada hari ini. Sejak awal tahun 2018, peningkatan CDS Indonesia mencapai 66,53% ytd. Hal tersebut juga terjadi pada
negara emerging market lainnya seperti Turki (132,57%) dan Malaysia (80,33%).• Yield Obligasi Indonesia 10T hari ini berada di tingkat 7,99% sedangkan Yield Obligasi US 10T 3,23%.• Dari pasar komoditas, harga minyak WTI dan Brent mengalami kenaikan masing-masing ke level 62,32 USD/barrel dan 72,95 USD/barrel setelah kemarin
(7/11) mengalami penurunan harga. Selain itu kenaikan harga juga dialami komoditas CPO yang naik ke level 1.980 MYR/MT. Sementara Gas Alam danBatubara masing-masing turun ke level 3,524 USD/MMBtu dan 105,25 USD/M.
Peristiwa Domestik dan Global:• Posisi cadangan devisa Indonesia tercatat USD115,2 miliar pada akhir Oktober 2018, meningkat dibandingkan dengan USD114,8. Peningkatan cadangan
devisa pada Oktober 2018 terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa migas dan penarikan utang luar negeri (ULN) pemerintah yang lebih besar darikebutuhan devisa untuk pembayaran ULN pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah.
• Perekonomian global mulai berjalan stabil bukan hanya karena trade war yang sudah mereda, melainkan juga harga minyak yang sudah menurun. Dengankondisi harga minyak turun, nilai impor minyak turun. Lalu permasalahan Brexit yang mulai kondusif turut mendorong rupiah. Setelah keluar dari Uni Eropa,Ingggris masih memiliki hubungan baik dalam perekonomian maupun militer.
• Surplus ekspor-impor China melonjak melebihi perkiraan. Negeri Tirai Bambu mengumumkan ekspor tumbuh 15,6% year-on-year (YoY) pada Oktober, lebihbaik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 14,5%, jauh lebih baik ketimbang konsensus pasar yang memperkirakan pertumbuhan ekspor di angka 11%.Sementara impor tumbuh 21,4%, melonjak dibandingkan September yang naik 14,3%, juga lebih baik ketimbang konsensus pasar yang meramalpertumbuhan sebesar 14%. Pelaku pasar menilai ternyata China tidak terlalu terluka akibat perang dagang dengan AS.
• Ekspor Jerman secara tak terduga turun pada bulan September, untuk pertama kalinya ekonomi Jerman stagnan dalam lebih dari tiga tahun. Ekspor turun0,8% dari Agustus, meleset dari perkiraan 0,4%. Impor tergelincir 0,4%, dan surplus perdagangan melebar menjadi 18,4 miliar Euro, terbesar sejak Juni,kantor statistik Jerman mengumumkan pada hari Kamis (08/11).
• Rapat kebijakan moneter Federal Open Market Committee (FOMC) yang berlangsung selama dua hari diperkirakan akan mempertahankan sikap hawkish parapembuat kebijakan yang telah diperlihatkan dalam pernyataan kebijakan sebelumnya, meskipun akan menahan suku bunga untuk saat ini.
• Laporan pemerintah AS menunjukkan peningkatan mingguan ketujuh berturut-turut dalam stok minyak mentah domestik dan lonjakan dalam produksi.Pemerintah AS memperkirakan bahwa produksi minyaknya sendiri akan meningkat dengan laju tercepatnya tahun ini. (Arin)
Nilai Tukar Perubahan(%) Malaysia Filipina Thailand Vietnam China Indeks
Dollar Periode Indonesia Malaysia Filipina Thailand Vietnam China