Top Banner
Kepulauan Email Redaksi: [email protected] Lawan Memiliki Pertahanan Kuat 9 Maret 2013 SABTU @kabarmaduranews TWITTER Kabar Bangkalan Kabar Pamekasan Kabar Sumenep Kabar Sampang Disebut Terlibat Korupsi Dana KUT Ra Imam Lapor Pencemaran Nama Baik Tuntaskan Masalah Pengungsi Syiah Pusat dan Pemkab akan Duduk Bersama Proyek Trotoar Dinas PU Ambhu Masyarakat Cium Ada Indikasi Permainan Pelaku Aksi Unjuk Rasa Terancam Pidana Jika Ada Laporan dari Pasien yang Ditelantarkan LAWATAN Persepam Madura United (P-MU) yang keempat musim kompetisi kali ini adalah lawatan yang harus dijalani di dua pulau sekaligus. Sebelumnya, lawatan pertama ke Persela Lamongan (Pu- lau Jawa), kemudian ke Papua, dan ke Kaliman- tan. Kini skuad P-MU harus melawat ke Bumi Andalas, Sumatera (bi- asa juga disebut Swarna Dwipa dan juga Swarna Bumi), untuk kemudian balik lagi ke Pulau Jawa, tepatnya ke Solo. Tepat pukul 03.00 WIB, seluruh peserta rombon- gan melakukan doa ber- sama sebelum naik ke bus P-MU. Doa yang dip- impin langsung Zaaenal Arif, selaku kapten tim di- lakukan dengan khusuk. Tepat pukul 03.00 WIB kemarin (8/3), seluruh rombongan tim P-MU bertolak dari Bangkalan menuju Bandara Juanda, Surabaya. Kabar Madura, melalui wartawannya, Tabri S. Munir, kembali ikut serta dalam rombongan terse- but untuk mengabarkan perkebangan P-MU di lawatan keempatnya. Apa dan bagaimana catatan menarik perjalan ke Riau? Menuju Riau, Dua Kali Tertahan di Atas Bandara Langsung Disambut Suporter Lancang Kuning Kredibilitas Partai Pendukung KarSa Turun SUMENEP-Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim) 2013 makin dekat, namun dukungan parpol terhadap beberapa bakal pasangan calon yang telah muncul ke permukaan masih tetap simpang siur. Meski di berbagai media diumbar banyak partai yang merapat ke pasangan Soekarwo dan Saifullah Yusuf (KarSa), namun kabar tersebut tidak di- barengi dengan surat rekom partai yang diedarkan ke tingkat daerah. Pengamat politik Madura, Fathur- rahman MD menilai, belum adanya surat keputusan partai tersebut dinilai sebagai tanda bahwa gerakan partai politik di Jatim masih ambigu. Sebab, ketegasan partai dalam memilih atau menentukan sikap politik akan segera memberikan sinyalemen ke berbagai pengurus partai di tingkat bawah. Kho fah Tetap Lawan Terberat Umbaran di berb- agai media massa itu kan sama sekali tidak jelas. Semua partai saya lihat masih tergantung pada keputusan DPD partai masing- masing. Ini artinya, partai-partai yang bilang merapat ke calon tertentu ten- tunya masih dalam tahap lobi-lobi. FATHURRAHMAN MD Pengamat Politik Madura KM/TABRI S. MUNIR BAGASI: Mendarat di Bandara Sultan Syarif Kasim II Riau, LOC Panpel PSPS sudah menyiapkan bus untuk mengantar penggawa Laskar Sape Kerap ke Hotel Mona Plaza di Jl. Hr. Soebrantas Kilometer 12 Pekanbaru. KM/TABRI S. MUNIR MEJENG: Sesaat setelah menginjakkan kaki di Pekanbaru, langsung keliling kota dan menyempatkan diri berpose di depan Universitas Riau, Jl. Binawidya KM 12.5 Simpang Baru Pekanbaru, Riau. Kasus Dugaan Korupsi Bantuan Sapi PAMEKASAN-Kasus dugaan korupsi bantuan sapi di Dinas Peternakan Pa- mekasan, memasuki babak baru. Terkait dengan kasus ini, Wakil Ketua DPRD Pamekasan, H Muhdlar Abdullah, dipanggil Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Pamekasan untuk diperiksa, Jumat (8/3) kemarin. Namun, berdalih sakit, Muhdlar tidak memenuhi pemang- gilan tersebut. Ditemui di kantornya, Kepala Kejari (Kajari) Pamekasan Agus Iriyanto men- gatakan, hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Jawa Timur terhadap program yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai (DBHC) MEGAH: Seorang lelaki lewat di depan rumah Wakil Ketua DPRD Pamekasan, H Muhdlar Abdullah, di Jalan Sersan Mesrul Gg IV nomor 25 Pamekasan, Jumat (8/3) kemarin. KM/HAIRUL ANAM KM/HAIRUL ANAM H MUHDLAR ABDULLAH Wakil Ketua DPRD Pamekasan Diperiksa Kejari, Wakil Ketua DPRD Mangkir SUGUHAN hamparan pasir putih yang belum terjamah langsung menyambut saat memasuki Pulau Karang Jamuang. Dari hutan bakaunya yang masih alami menyeruak burung-burung bangau. Begitulah sedikit gambaran tentang pulau yang oleh nelayan sekitar dikenal dengan nama Nyamoghen ini. Namun ada yang berbeda dengan Pu- lau Karang Jamuang saat ini. Menuju Pulau Karang Jamuang sekarang ini lebih sulit dibandingkan beberapa ratus tahun lalu. Cerita tentang Pulau Karang Jamuang atau Nyamoghen Dulu ke Sana Cukup Lewat Break Water Ciptaan Belanda Cerita-cerita tentang Pulau Karang Jamuang atau Nyamoghen selain digambarkan keindah- annya, ternyata juga menyimpan banyak misteri. Seperti apa kondisinya? FIRMAN GHAZALI AKHMADI, Bangkalan KM/FIRMAN GHAZALI AKHMADI BANGKALAN-Setelah memasuki masa purna bhakti sebagai bupati Bangkalan selama 2 periode ber- turut-turut, karir politik RKH Fuad Amin sepertinya masih bersinar. Sejumlah pilihan politik kini sedang menunggu keputusannya. KM/AGUS JOSIANDI POLITISI SEJATI: Mantan Bupati Bangkalan RKH Fuad Amin mengakui lebih tertarik mencalonkan diri menjadi ketua DPRD Bangkalan daripada ikut Pilgub Jatim 2013. Lebih Tertarik Maju Caleg J Bersambung ke Hal 6 J Bersambung ke Hal 6 PENUH MISTERI: Pulau Karang Jamuang dipandang dari kejauhan. KM/AHMAD AINOL HORRI TAK TENANG: Sejumlah masyarakat kepulauan dari Kecamatan Masalembu, Raas, Sapudi dan Kangayan mendatangi kantor DPRD Sumenep, Jumat (8/3). RSD Pamekasan Warga Resah Kapal Selam Asing SUMENEP-Seringnya kapal selam asing melintas di perairan laut Sapudi Sumenep seperti yang disampaikan Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) V Suraba- ya, Laksamana Pertama TNI Sumadi, S. Sos memantik reaksi dan tanda tanya dari masyarakat kepulauan. Atap Ruang Pasien Anak Ambrol PAMEKASAN-Atap salah satu ruang pasien anak milik Rumah Sakit Daerah (RSD) dr. Slamet Martodirdjo Pame- kasan ambrol, Kamis (8/3) sekitar pukul 03.00 WIB dini hari. Tak pelak pasien yang berada di ruangan itu terpaksa dip- indah ke mushala rumah sakit tersebut. J Bersambung ke Hal 6 J Bersambung ke Hal 6 J Bersambung ke Hal 6 J Bersambung ke Hal 6 J Bersambung ke Hal 6
12

Edisi 9 Maret 2013

Mar 30, 2016

Download

Documents

Kabar Madura

kabar madura
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Edisi 9 Maret 2013

Kepulauan

Email Redaksi: [email protected]

Lawan Memiliki Pertahanan Kuat

9 Maret 2013SABTU

@kabarmaduranewsTWITTER

Kabar Bangkalan

Kabar Pamekasan

Kabar Sumenep

Kabar Sampang

Disebut Terlibat Korupsi Dana KUTRa Imam Lapor Pencemaran Nama Baik

Tuntaskan Masalah Pengungsi SyiahPusat dan Pemkab akan Duduk Bersama

Proyek Trotoar Dinas PU Ambhu Masyarakat Cium Ada Indikasi Permainan

Pelaku Aksi Unjuk Rasa Terancam PidanaJika Ada Laporan dari Pasien yang Ditelantarkan

LAWATAN Persepam Madura United (P-MU) yang keempat musim kompetisi kali ini adalah lawatan yang harus dijalani di dua pulau sekaligus. Sebelumnya, lawatan per tama ke Persela Lamongan (Pu-lau Jawa), kemudian ke Papua, dan ke Kaliman-tan. Kini skuad P-MU harus melawat ke Bumi Andalas, Sumatera (bi-

asa juga disebut Swarna Dwipa dan juga Swarna Bumi), untuk kemudian balik lagi ke Pulau Jawa, tepatnya ke Solo.

Tepat pukul 03.00 WIB, seluruh peserta rombon-gan melakukan doa ber-sama sebelum naik ke bus P-MU. Doa yang dip-impin langsung Zaaenal Arif, selaku kapten tim di-lakukan dengan khusuk.

Tepat pukul 03.00 WIB kemarin (8/3), seluruh rombongan tim P-MU bertolak dari Bangkalan

menuju Bandara Juanda, Surabaya. Kabar Madura, melalui wartawannya, Tabri S. Munir,

kembali ikut serta dalam rombongan terse-but untuk mengabarkan perkebangan P-MU di lawatan keempatnya. Apa dan bagaimana

catatan menarik perjalan ke Riau?

Menuju Riau, Dua Kali Tertahan di Atas Bandara

Langsung Disambut Suporter Lancang Kuning

Kredibilitas Partai Pendukung KarSa Turun

SUMENEP-Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim) 2013 makin dekat, namun dukungan parpol terhadap beberapa bakal pasangan calon yang telah muncul ke permukaan masih tetap simpang siur. Meski di berbagai media diumbar banyak partai yang merapat ke pasangan Soekarwo dan Saifullah Yusuf (KarSa), namun kabar tersebut tidak di-barengi dengan surat rekom partai yang diedarkan ke tingkat daerah.

Pengamat politik Madura, Fathur-rahman MD menilai, belum adanya surat keputusan partai tersebut dinilai sebagai tanda bahwa gerakan partai politik di Jatim masih ambigu. Sebab, ketegasan partai dalam memilih atau menentukan sikap politik akan segera memberikan sinyalemen ke berbagai pengurus partai di tingkat bawah.

Khofi fah Tetap Lawan TerberatUmbaran di berb-agai media massa

itu kan sama sekali tidak jelas. Semua partai saya lihat

masih tergantung pada keputusan

DPD partai masing-masing. Ini artinya, partai-partai yang bilang merapat ke calon tertentu ten-tunya masih dalam

tahap lobi-lobi.

FATHURRAHMAN MDPengamat Politik Madura

KM/TABRI S. MUNIR

BAGASI: Mendarat di Bandara Sultan Syarif Kasim II Riau, LOC Panpel PSPS sudah menyiapkan bus untuk mengantar penggawa Laskar Sape Kerap ke Hotel Mona Plaza di Jl. Hr. Soebrantas Kilometer 12 Pekanbaru.

KM/TABRI S. MUNIR

MEJENG: Sesaat setelah menginjakkan kaki di Pekanbaru, langsung keliling kota dan menyempatkan diri berpose di depan Universitas Riau, Jl. Binawidya KM 12.5 Simpang Baru Pekanbaru, Riau.

Kasus Dugaan Korupsi Bantuan Sapi

PAMEKASAN-Kasus dugaan korupsi bantuan sapi di Dinas Peternakan Pa-mekasan, memasuki babak baru. Terkait dengan kasus ini, Wakil Ketua DPRD Pamekasan, H Muhdlar Abdullah, dipanggil Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Pamekasan untuk diperiksa, Jumat (8/3) kemarin. Namun, berdalih sakit, Muhdlar tidak memenuhi pemang-gilan tersebut.

Ditemui di kantornya, Kepala Kejari (Kajari) Pamekasan Agus Iriyanto men-gatakan, hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Jawa Timur terhadap program yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai (DBHC)

MEGAH: Seorang

lelaki lewat di depan

rumah Wakil Ketua

DPRD Pamekasan,

H Muhdlar Abdullah,

di Jalan Sersan

Mesrul Gg IV nomor 25 Pamekasan, Jumat (8/3)

kemarin.KM/HAIRUL ANAM

KM/HAIRUL ANAM

H MUHDLAR ABDULLAHWakil Ketua DPRD

Pamekasan

Diperiksa Kejari, Wakil Ketua DPRD Mangkir

SUGUHAN hamparan pasir putih yang belum terjamah langsung menyambut saat memasuki Pulau Karang Jamuang. Dari hutan bakaunya yang masih alami menyeruak burung-burung bangau. Begitulah sedikit gambaran tentang pulau yang oleh nelayan sekitar dikenal

dengan nama Nyamoghen ini. Namun ada yang berbeda dengan Pu-

lau Karang Jamuang saat ini. Menuju Pulau Karang Jamuang sekarang ini lebih sulit dibandingkan beberapa ratus tahun lalu.

Cerita tentang Pulau Karang Jamuang atau Nyamoghen

Dulu ke Sana Cukup Lewat Break Water Ciptaan BelandaCerita-cerita tentang Pulau Karang Jamuang

atau Nyamoghen selain digambarkan keindah-annya, ternyata juga menyimpan banyak misteri.

Seperti apa kondisinya?

FIRMAN GHAZALI AKHMADI, Bangkalan

KM/FIRMAN GHAZALI AKHMADI

BANGKALAN-Setelah memasuki masa purna bhakti sebagai bupati Bangkalan selama 2 periode ber-turut-turut, karir politik RKH Fuad Amin sepertinya masih bersinar. Sejumlah pilihan politik kini sedang menunggu keputusannya.

KM/AGUS JOSIANDI

POLITISI SEJATI: Mantan Bupati Bangkalan RKH Fuad Amin mengakui lebih tertarik mencalonkan diri menjadi ketua DPRD Bangkalan daripada ikut Pilgub Jatim 2013.

Lebih Tertarik Maju Caleg

Bersambung ke Hal 6

Bersambung ke Hal 6

PENUH MISTERI: Pulau Karang Jamuang dipandang dari kejauhan.

KM/AHMAD AINOL HORRI

TAK TENANG: Sejumlah masyarakat kepulauan dari Kecamatan Masalembu, Raas, Sapudi dan Kangayan mendatangi kantor DPRD Sumenep, Jumat (8/3).

RSD Pamekasan

Warga Resah Kapal Selam Asing

SUMENEP-Seringnya kapal selam asing melintas di perairan laut Sapudi Sumenep seperti yang disampaikan Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) V Suraba-ya, Laksamana Pertama TNI Sumadi, S. Sos memantik reaksi dan tanda tanya dari masyarakat kepulauan.

Atap Ruang Pasien Anak Ambrol

PAMEKASAN-Atap salah satu ruang pasien anak milik Rumah Sakit Daerah (RSD) dr. Slamet Martodirdjo Pame-kasan ambrol, Kamis (8/3) sekitar pukul 03.00 WIB dini hari. Tak pelak pasien yang berada di ruangan itu terpaksa dip-indah ke mushala rumah sakit tersebut.

Bersambung ke Hal 6

Bersambung ke Hal 6

Bersambung ke Hal 6

Bersambung ke Hal 6

Bersambung ke Hal 6

Page 2: Edisi 9 Maret 2013

Pjs Tak Salahi AturanKOTA-Banyaknya desa yang menggu-

nakan pejabat sementara (Pjs), terutama untuk kepala desa sejauh ini masih bisa ditolerir. Hal ini karena sesuai dengan perda yang berlaku dan mengatur per-soalan terkait.

Roosli Hariyono, Kepala Badan Pember-dayaan Masyarakat Pemerintahan Desa (Bapemas Pemdes) Kabupaten Bangkalan menjelaskan sejumlah landasan formil ter-kait hal tersebut.

“Itu sudah dia-tur berdasarkan Perda No 7 2006 tentang tata cara pemilihan pen-calonan pengang-katan pelantikan d a n p e m b e r -hentian kepala desa. Masa jabat Pjs kepala desa selama-lamanya 6 bulan dimana perpanjangannya tidak dibatasi,” jelas Nono sapaan akrab Roosli Hariyono, Jumat (8/3).

Dalam hal ini, kepala desa yang menjabat 2 kali periode dan setelahnya belum ada calon pengganti, maka kepemimpinan desa dilanjutkan oleh Pjs, yang ditunjuk pihak Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan tokoh masyarakat untuk selama-lamanya 6 bulan tanpa adanya batasan perpanjangan.

“Yang terjadi selama ini di Bangkalan, BPD dan tokoh masyarakat. Oleh karena tidak ada pengganti yang dirasa layak maka biasanya incumbent yang diajukan menjadi penjabat sementara. Bahkan disejumlah desa ini berlangsung hingga puluhan tahun akibat dari masyarakat sudah percaya dengan kepala desa terse-but,” paparnya. (jos/h4d)

Email Redaksi: [email protected]

PEMER INTAHAN

Yang terjadi selama ini di Bangkalan, BPD dan

tokoh masyarakat

ROOSLI HARIYONOKepala Badan Pemberdayaan

Masyarakat Pemerintahan Desa (Bapemas Pemdes)

Kabupaten Bangkalan

SABTU 9 Maret 20132

Ra Imam Lapor Pencemaran Nama Baik

KOTA-Dituding terlibat dalam kasus korupsi dana Koperasi Usaha Tani (KUT), KH Imam Buchori melaporkan H Saiful (36) terkait pencemaran nama baik sesuai dengan Pasal 310 ayat 2 KUHP.

H. Saiful diketahui meru-pakan korlap aksi demonstrasi puluhan massa dari LSM Pem-bela Kebenaran (PKB) yang

mendatangi kantor Kejaksaan Negeri Bangkalan beberapa waktu lalu. Dalam aksi ini, massa LSM PKB dalam seleba-rannya menyebut nama Imam Buchori terlibat dalam kasus penggelapan kucuran dana bagi ratusan kelompok tani senilai Rp.18.082.000.000.

Imam yang pernah dua kali mencalonkan diri sebagai Bupati Bangkalan itu, diduga terlibat karena dalam saat itu merupakan ketua LSM Pusat Peran Serta Masyarakat (PPM).

Namun sosok yang akrab disapa Ra Imam ini membantah hal

tersebut dan tidak tahu menahu atas kasus tersebut sehingga pi-haknya merasa difitnah oleh ter-lapor dengan nomor tanda bukti lapor TBL/105/III/2013/JATIM/ RES BKL.

Sementara itu, Kepala Kejari Bangkalan, Hentoro Cahyono mengungkapkan perkembangan kasus tersebut dan menyatatakan sudah menetapkan satu tersang-ka atas dugaan kasus korupsi KUT di Bangkalan.

”Kami akan terus menindak-lanjuti tanpa ada tekanan dari pihak manapun serta akan meneruskan perkara ini den-

gan melihat kerugian negara atas hasil evaluasi dari BPKP,” ungkapnya.

Dijelaskannya, kasus KUT terse-but sudah dinaikkan ke tingkat penyidikan. Teknis penyidikan, identitas tersangka tidak boleh dibuka untuk publik dan apa-bila statusnya sudah dinaikkan menurutnya sudah ada indikasi penyelewengan.

“Identitas satu tersangka belum bisa dibeberkan saat ini, sebab dalam aturan tidak boleh. Karena ditakutkan mempersulit proses yang sudah ditangani ini,” tukas-nya. (fir/h4d)

Disebut Terlibat Korupsi Dana KUT

KOTA-Sidang gugatan dugaan penyerobotan lahan yang dilaku-kan Universitas Trunojoyo Madura (UTM) kembali berlanjut dengan agenda mendengarkan keterangan saksi, Jumat (8/3). Dalam sidang tersebut, pihak penggugat, yakni Abdul Manan dkk menghadirkan dua saksi; Mursalin dan Daman-huri.

Hanya saja, keterangan yang di-berikan Damanhuri dipandang men-guntungkan UTM. Mantan Kepala Desa Telang itu mempertegas jika penggugat hanya sebagai penggarap. Sementara, ujarnya, tanah yang dis-engkatakan tetap atas nama R. Ayu Saodah Cokrodinoto yang tidak ter-awat. Tanah ini diketahui kemudian dibeli oleh pihak UTM.

“Sejak saya menjabat pada tahun 1964, tanah tersebut tak pernah diurus, sehingga lahannya digarap oleh kakek penggugat, Mursalim,” ungkapnya.

Lantaran Mursalim adalah peng-garap lahan seluas 4 hektar tersebut, Damanhuri meminta pajak kepada pihak penggarap. Selama berpuluh-puluh tahun saat dirinya menjabat hingga tahun 1999, pajak terus

dibayar oleh pihak penggugat.Selanjutnya, sekitar tahun 1973,

Damanhuri meyakini jika Uni-versitas Bangkalan yang saat ini berubah nama menjadi UTM baru ada. Beberapa tanah yang digarap oleh keluarga Abdul Mannan secara turun temurun mulai dibanguni gedung kampus.

Sementara itu, saksi kedua yakni Mursalin juga tidak mengetahui asal muasal tanah yang digarap secara turun temurun oleh keluarga tetang-ganya tersebut. “Sejak kecil saya tahu jika tanah itu digarap oleh keluarga Mannan,” paparnya. Namun Mursa-lin menegaskan, bahwa dirinya tidak tahu menahu terkait tanah tersebut sebenarnya milik siapa.

Bahkan Mursalin pun mengaku tidak kenal dengan R. Ayu Saodah yang disebutkan oleh saksi per-tama, termasuk pula R. Umar Fatah yang diduga merupakan ahli waris pemilik yang telah menjual tanah tersebut tak dikenalnya.

“Setahu saya sampai sekarang digarap, tapi tinggal sedikit yang di-garap di luar pagar , yang lain sudah dikapling serta dipagari oleh pihak UTM,” pungkasnya. (jos/h4d)

KM/AGUS JOSIANDI

KETERANGAN SAKSI: Proses persidangan lanjutan kasus sengketa tanah yang melibatkan kampus UTM dan warga sekitar di PN Bangkalan, Jumat (8/3).

Keterangan Saksi Untungkan UTM

KOTA-Sejumlah Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) dikembalikan ke kas daerah. Ini dilakukan karena sejumlah hal, yang diantaranya adalah dana terse-but tidak sesuai peruntukkkan yang telah ditetapkan dalam Juknis dan Juklaknya. Dari anggaran yang diterima oleh Dinas Kesehatan Bangkalan, sebesar Rp 1.508.883.400,00, sisa dana yang dikembalikan kepada kas daerah sebesar Rp 125.000.000.00.

Kepala Bidang Penyusun Program Pemkab Bangkalan Sumaryono menjelaskan, bahwa alokasi DBHCHT 2012 sudah terealisasi. ”Untuk DBHCHT sudah direalisasikan,”terangnya, Jumat (8/3).

Pihaknya menjelaskan, bentuk realisasi dari dana tersebut diwujudkan dalam bentuk pengadaan peralatan kesehatan dan kedokteran, pembinaan pemantauan dan evaluasi upaya penyakit akibat asap rokok, penyulu-han bahaya rokok, dan yang terakhir adalah pencegahan dan pelayanan kesehatan bagi penderita TB dan ISPA.

Lebih lanjut Sumaryono menjelaskan, bahwa tidak semua anggaran DBHCHT terealisasi. ini lantaran proses realisasinya tidak sesuai den-gan juknis yang ada. ”Tidak sesuai juknis, Sehingga sisa anggaran dikembalikan ke

kasda,” ujarnya.Selain itu, terdapat pula

alasan lain pengembalian, yakni usulan realisasi yang tidak sesuai program dan tidak terlaksana dengan baik. ”Iya karena tidak ses-uai juknis, programnya juga tidak jalan, maka dananya dikembalikan,” tuturnya.

Sebagai informasi, pemba-gian dana cukai ini sejalan dengan Undang Undang Nomor 39 tentang cukai yang menyebutkan peneri-maan negara dari cukai hasil tembakau yang dibuat di Indonesia dibagikan kepada daerah penghasil cukai hasil tembakau.

Dikutip dari Nota Keuan-gan dan RAPBN 2013, pe-nerimaan cukai mengalami pertumbuhan rata-rata 14,6 persen per tahun sejak 2007 hingga 2011. Penerimaan cukai didominasi oleh peneri-maan cukai hasil tembakau yang memberikan kontribusi rata-rata 96,7 persen.

Tahun ini, cukai hasil tembakau mengalami ke-naikan 8,5 persen. Sebagai gambaran, pada APBN-P 2011, penerimaan cukai hasil tembakau mencapai Rp 73,3 triliun atau 95,1 persen dari target. Sedan-gkan pada APBN-P 2012, penerimaan mengalami peningkatan menjadi Rp 84,4 triliun atau 96,1 persen dari target. (jos/h4d)

Tak Terpakai, Sisa DBHCHT DikembalikanKOTA- Untuk ketiga kalinya

pembacokan kembali lagi terjadi di Bangkalan. Kali ini korbannya adalah Mahmudi Ibnu Khotib, seorang aktivis salah satu LSM. Pemuda asal Kecamatan Galis tersebut dibacok orang tak dike-nal saat melintas dengan sepeda motor di Jalan Teuku Umar, tepatnya di depan kantor DPC De-mokrat Bangkalan, Jumat (8/3).

Akibatnya, Mahmudi men-galami luka yang cukup serius di bagian punggung dengan luka sayatan 50 cm dan luka lengan kanan kiri dengan panjang 10 cm. Ia kemudian dilarikan ke RSUD

Syamrabu oleh rekan-rekanya.“Setelah mendapat perawatan ko-

rban langsung dirujuk ke RS PHC Surabaya untuk penanganan lebih lanjut,” ujar dr. Alvian Nur, petugas jaga RSUD Syamrabu.

Menanggapi kasus pemba-cokan tersebut, Wakapolres Bangkalan Kompol Budi Santosa membenarkan adanya tindakan pembacokan, namun pihaknya mengaku belum bisa menjelas-kan kronologis kejadian tersebut sebab korban belum bisa dim-intai keterangan dan masih di rujuk ke RS PHC Surabaya.

“Kami belum bisa menjelaskan

kronologisnya karena korban mengalami luka cukup parah dan sedang di rujuk ke RS PHC Surabaya” ungkapnya.

Lebih lanjut, Budi berharap agar masyarakat tidak berspekulasi terkait pembacokan yang terjadi kepada Mahmudi, dan pihaknya berjanji akan melakukan penyeli-dikan dan menindaklanjuti kasus tersebut hingga tuntas.

“Saya minta masyarakat ti-dak berspekulasi, kita akan tindaklanjuti kasus ini dengan meminta keterangan dari kor-ban dan saksi, hingga tuntas,” tandasnya. (fir/h4d)

KM/FIRMAN GHAZALI AKHMADI

DIBACOK: Mahmudi Ibnu Khotib ketika mendapat perawatan di RSUD Syamrabu, Jumat (8/3).

Aktivis LSM Dibacok

BERKAS LAPORAN: Karena disebut terlibat dalam kasus korupsi dana KUT, Ra Imam merasa nama baiknya sudah dicemarkan.

KM/FIRMAN GHAZALI AKHMADI

Page 3: Edisi 9 Maret 2013

3SABTU 9 Maret 2013

Email Redaksi: [email protected]

I N FRASTRUKTUR

Kami memang melakukan tambal

sulam saat pagi dan siang. Kalau

malam para pekerja istirahat.”

MOHAMMAD HARIS

Kepala Pembantu UPT PU Binamarga

Sampang

Pusat dan Pemkab akan Duduk Bersama

KOTA-Penanganan masalah pen-gungsi akibat konflik Syiah, sejauh ini masih belum juga jelas. Upaya relokasi yang sebelumnya disodorkan, ternyata mentah karena adanya penolakan dari pengungsi. Di satu sisi, solusi peny-elesaian diharapkan segera ditemukan mengingat kondisi pengungsi yang terlunta-lunta.

Berangkat dari hal tersebut, pemerin-tah pusat kini berencana akan duduk bersama dengan Pemerintah Kabu-paten (Pemkab) Sampang untuk men-gadakan pertemuan khusus membahas masalah pengungsi Syiah.

Bupati Sampang Fannan Hasib men-gatakan, setelah ada kunjungan per-wakilan Komnas HAM, yakni Imdadun Rahmat beberapa waktu lalu, pihak Komnas HAM berjanji akan mendesak pemerintah pusat bertemu pemkab untuk bersama-sama membahas korban konflik horizontal.

Bupati menyatakan, langkah itu dira-

sa tepat karena permasalahan yang se-lama ini sulit terselesaikan diharapkan bisa menemui titik terang ketimbang setiap kali banyak kunjungan pejabat yang datang tapi solusi belum juga ditemukan.

“Menurut informasi dari Komnas HAM, pemerintah pusat sudah setuju untuk mengajak pemkab untuk duduk bersama, ini lebih baik daripada setiap kali datang namun tidak menemui penyelesaian,” ujar bupati pada Kabar Madura, Jumat (8/3).

Namun bupati yang baru 2 pekan menjabat ini mengaku, belum menge-tahui secara pasti kapan waktu perte-muan tersebut akan dilakukan. Dan yang saat ini bisa dilakukan oleh Pemk-ab Sampang hanyalah menunggu.

“Tapi saya belum bisa memastikan itu kapan yang jelas untuk saat ini kita masih menunggu,” imbuhnya.

Disinggung mengenai penanganan nasib pengungsi Syiah dalam pemer-intahannya, Fannan mengatakan akan berusaha menyelesaikannya. Namun tidak mempunyai target waktu, dan pemerintah sendiri terus berusaha

mencari penyelesaian dengan baik, karena para pengungsi merupakan rakyatnya juga.

“Kalau penyelesaian itu pasti tapi belum bisa mentargetkan kapan, yang jelas kita berusaha lah,” tandasnya. (waw/h4d)

KM/DOK

BELUM TUNTAS: Pemkab Sampang berharap peran aktif pemerintah pusat untuk bersama-sama menentukan masa depan pengungsi konfl ik Syiah.

Tuntaskan Masalah Pengungsi

BANYUATES-Kondisi jembatan yang menghubungkan Desa To-lang dengan Naga Sareh, Ke-camatan Banyuates, Kabupaten Sampang, sangat memprihat-inkan. Jembatan yang terbuat dari bambu tersebut sepertinya tidak layak untuk dilewati.

Pasalnya, sebagian bambu jem-batan sudah mulai rapuh. Sehing-ga bila dilewati dikhawatirkan akan ambruk. Tidak hanya itu, ketika angin kencang menerpa jembatan akan bergerak.

Hal ini perlu mendapat perha-tian serius dari pemerintah dae-rah supaya jembatan itu segera dibangun. Sehingga masyarakat tidak perlu takut lagi kalau melin-tas disana, karena kondisi yang sudah tidak layak.

“Berdasarkan hasil pengamatan saya dan teman-teman di lapan-gan, ada beberapa jembatan desa yang kondisinya memprihatinkan dan perlu dibangun,” terang Ketua LSM FKP Mabes, Sunarto Wirodo, pada Kabar Madura, Ju-mat (8/3).

Salah satu jembatan yang kondisinya tidak layak pakai, sambung Wirodo, yakni di Desa Tolang. Dimana jembatan tersebut menghubungkan ke Desa Naga Sareh.

Terpisah, Kabid Perencanaan Dinas PU Binamarga Sampang

Triwibowo menyatakan, pihaknya akan menampung semua informa-si yang masuk, termasuk kondisi jembatan di Desa Tolang yang memprihatinkan.

“Kalau memang jembatan itu ingin dibangun, maka harus mengajukan proposal terlebih dulu yang diketahui kepala desa (Kades) dan Camat setempat. Nanti, kami akan melakukan sur-vey ke lapangan untuk mengecek-kan kebenaran,” paparnya.

Menurutnya, jika hasil survei nan-ti menyebutkan kondisi jembatan betul-betul rusak dan sangat pent-ing, maka akan dibangun. Ditanya berapa anggaran yang disiapkan untuk jembatan, ia mengaku antara jembatan satu dengan lain tidak sama anggarannya.

Tergantung dari luas dan pan-jang serta kedalaman jembatan. Jika dihitung secara kasar dan dianggap yang lewat dibawah 5 ton, maka per meter perseginya Rp 10 juta. Misalnya, jika jem-batan berukuran 5 X 4 meter, berarti anggaran yang disiapkan Rp 200 juta.

“Kedalaman jurang yang dia-tasnya dibangun jembatan juga berpengaruh. Kalau kedalaman-nya dibawah 5 meter maka dana itu cocok. Tapi, jika lebih dalam maka biaya yang dibutuhkan lebih besar,” paparnya. (ful/h4d)

KM/SYAIFUL ISLAM

MENGENASKAN: Kondisi jembatan yang menghubungkan Desa Tolang dengan Naga Sareh, Kecamatan Banyuates, Sampang yang kondisinya sangat memprihatinkan.

Kondisi Jembatan Tolang Memprihatinkan

KOTA–Museum yang diban-gun Pemerintah Kabupaten Sampang di area objek wi-sata Makam Rato Ebu kurang mendapat apresiasi dari ma-syarakat. Bahkan tidak sedikit yang mengetahui keberadaan museum di lokasi tersebut, ter-masuk dari kalangan pelajar.

Meskipun keberadaan muse-um dinilai penting untuk men-genal sejarah namun karena tak dikelola dengan maksimal akhirnya berujung pada sepinya pengunjung. Bahkan tak banyak mengenal bahwa ada museum yang menyimpan barang berse-jarah didalamnya.

Seperti diungkapkan seorang siswa dari salah satu SMK Neg-eri di Sampang bernama Rusdi (17), dalam pengakuannya dia tidak tahu bahwa Sampang mempunyai museum. “Saya be-lum tahu kalau di Sampang ada

museum,” ujarnya saat ditemui sepulang sekolah, Jumat (8/3).

Sejumlah warga Kelurahan Polagan yang tinggal berdeka-tan dengan museum juga tidak tahu bahwa gedung yang berdiri di area objek wisata Rato Ebu itu adalah museum.

Hal ini disebabkan, bangunan tersebut lebih sering terlihat dalam kondisi tertutup. “Saya tidak tahu kalau itu museum, se-bab setiap hari sering tertutup,” ungkap Yanto.

Sementara itu Sekretaris Di-nas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Dis-budparpora) Sampang Achmad Rochim Mawardi menjelaskan, museum tersebut sempat dija-dikan sebagai kantor khusus bidang kebudayaan karena kantor Disbudparpora sedang dilakukan pembangunan se-hingga lebih terlihat sebagai

kantor daripada museum. “Itu kan sebelumnya sempat

menjadi kantor bidang kebu-dayaan waktu kantor Disbud-parpora dibangun. Mungkin masyarakat tahunya hanya kantor saja,” ungkap Rochim, Jumat (8/3).

Pada saat kantor Disbudparpo-ra selesai terbangun kemudian ditinggalkan dan kembali ber-fungsi sebagai museum, namun diakuinya pengunjung disana masih sangat sedikit karena koleksi barang antiknya pun masih sedikit.

“Pengunjungnya memang masih sedikit karena koleksinya juga tidak banyak tapi disana sudah kita berikan buku tamu untuk mendata berapa banyak pengunjung setiap harinya tapi belum tahu sudah dilaksanakan atau belum oleh petugasnya,” tandas Rochim. (waw/h4d)

Museum Kurang Diminati Pengunjung

‘Tambal Sulam’ Ganggu Pengguna Jalan

KOTA-Sejumlah pengguna jalan yang melintas di Jalan Raya Jaksa Agung Suprapto, Kecamatan Kota, Kabupaten Sampang, merasa terganggu. Pasalnya, ada kegiatan tambal sulam terhadap jalan yang rusak, Jumat (8/3).

Bahkan, ada pengguna jalan nyaris menabrak kendaraan lain. Beruntung, pengguna jalan bisa mengendalikan ke-nadaraannya sehingga kecelakaan tidak sampai terjadi. Akibat adanya tambal sulam tersebut arus lalu lintas di kawasan itu tersendat.

“Kegiatan tambal sulam ini menggangu pengguna jalan yang melintas disana. Karena ada alat berat di tengah jalan,” terang pengendara sepeda motor, Ahmad Romadhon, pada Kabar Madura.

Ia menjelaskan, dirinya tidak keberatan dengan adanya perbaikan jalan. Namun, waktu perbaikan jalan diatur. Misal, jika memasuki jam sibuk supaya tidak melaku-kan tambal sulam. Karena mengganggu arus lalu lintas.

“Alangkah baiknya, kalau kegiatan tam-bal sulam dilakukan sore hari atau bu-kan jam sibuk biar tidak mengganggu arus lalu lintas. Ka-lau dilakukan jam sibuk, maka akan membuat arus lalu lintas terganggu,” ujarnya.

Terpisah, Kepala Pembantu UPT PU Binamarga Peme-kasan di Sampang, Mohammad Haris, menyatakan, keg-iatan tambal sulam memang dilakukan pagi dan siang hari. Pihaknya tidak melakukan tambal sulam pada malam hari.

“Kami memang melakukan tambal sulam saat pagi dan siang. Kalau malam para pekerja istirahat,” terang Haris saat dikonfirmasi.

Ia menjelaskan, pasca jembatan sura-madu beroperasi banyak kendaraan yang bertonase tinggi melintas. Kenda-raan yang melintas seperti truk trailer bertonase sekitar 15 ton sampai 20 ton. Kendaraan ini mengangkut semen.

Akibatnya, banyak jalan provinsi di Kabu-paten Sampang yang rusak. Dirinya terus melakukan tambal sulam supaya jalan yang rusak tidak bertambah parah. Disamping itu, agar pengguna jalan tidak terganggu kalau segera diperbaiki. (ful/h4d)

KOTA– Aksi protes ke-pada kebijakan pemerintah seringkali dilakukan ma-syarakat. Unjuk rasa menjadi jalan menyalurkan aspirasi yang masih sering bisa di-jumpai. Tak terkecuali di Sampang yang akhir-akhir ini sering dihiasi demontrasi.

Sejak dilantiknya Fannan Hasib dan Fadhillah Budiono sebagai bupati dan wakil bu-pati Sampang Selasa (26/2) lalu, sedikitnya terdapat 4 kali aksi demonstrasi dari ma-syarakat. Namun, aksi protes dan penyampaian aspirasi ini disampaikan sebagai wujud kepedulian masyarakatnya terhadap pemerintah.

Seperti yang disampaikan Fandi, salah satu masyara-kat yang merasa peduli den-gan pemerintahan saat ini. Ia mengatakan, aksi demo yang dilakukan bersama warga cam-plong yang menilai pengerjaan pelabuhan di Desa Sejati sem-

pat merusakkan akses jalan desa yang menjadi tempat hilir mudik pengangkut pasir.

“Kita hanya ingin menyam-paikan keluhan kami ke-pada pemimpin baru Sam-pang yang sudah dilantik,” ujarnya saat ditemui di-rumahnya, Jumat (8/3).

Dalam hal ini, Wabup Sam-pang Fadhillah Budiono mengatakan aksi demo yang dilakukan masyarakatnya sebagai salah satu wujud masyarakat yang peduli ter-hadap kondisi sekitar.

N a m u n , d i h a r a p k a n semacam aksi ini harus di-laksanakan dengan ketentuan dan tidak bersikap anarkisme.

“Kita memandang banyaknya demo itu sebagai laporan raky-at, masukan kepada kami di-mana yang kita tidak tahu menjadi tahu,” ujar Wabup usai menanggapi salah satu demo terakhir dalam pekan ini, kemarin. (sya/h4d)

KM/ ACHMAD SYAIFUL RAMADHAN

SALURKAN ASPIRASI: Aksi unjuk rasa dilakukan salah satunya sebagai wujud protes dari kebijakan pemerintah terhadap masyarakat dibawah.

Banyak Demo, Banyak Masukan

KM/SYAIFUL ISLAM

TAMBAL SULAM: Sejumlah pengguna jalan mengeluhkan kegiatan tambal sulam karena membuat arus lalu lintas di sekitar tersendat.

KM/AWALLUDDIN HUSNA

PINTU TERTUTUP: Museum yang tidak banyak diketahui masyarakat.

Page 4: Edisi 9 Maret 2013

Unjuk Rasa Terkait Kasus Dugaan Korupsi Dana Bantuan SapiKOTA-”Kejari Pamekasan Lembek!”

Demikian kalimat yang diteriakkan puluhan aktivis Forum Komunikasi dan Monitoring Pamekasan (FKMP) ketika meluruk Kantor Kejaksaan Negeri (Ke-jari) Pamekasan yang berada di Jalan Raya Panglegur, Jumat (8/3). Mereka meminta Kejari menuntaskan kasus dugaan korupsi dana bantuan sapi yang selama ini ‘jalan di tempat’.

”Kejari Pamekasan sangat lamban dalam menangani kasus dugaan korup-si ini. Tersangkanya sudah ditetapkan tetapi sampai sekarang masih belum ditahan. Tidak salah jika kita menduga penegak hukum ada kongkalikong den-gan koruptor bantuan sapi,” teriak salah seorang massa yang melakukan orasi di depan Kantor Kejari Pamekasan.

Dalam aksi unjuk rasa tersebut, FKMP menuntut kepada Kejari Pamekasan un-tuk menuntaskan dugaan korupsi dana pengadaan bantuan sapi. Mereka juga meminta Kejari segera mengungkap dan memanggil pihak-pihak yang terin-dikasi ikut serta dalam menikmati dana tersebut, termasuk segera menahan para tersangka yang sudah ditetapkan.

”Yang terpenting Kejari Pamekasan tidak tebang pilih dalam menyeret pihak-pihak yang terlibat dalam kasus itu. Kejari harus proaktif dan lebih sigap serta tidak mudah diintervensi oleh pihak mana pun dalam melakukan pengusutan segala bentuk pelangga-ran hukum yang melibatkan para elit politik,” ucap Hanafi, Koordinator Aksi.

Namun para pengunjuk rasa harus memendam kekecewaan karena tidak ditemui oleh Kepala Kejari Pame-kasan, Agus Irianto, yang dikatakan tidak berada di kantor pada saat massa mendatangi Kejari Pamekasan dalam kondisi basah kuyup tersiram hujan.

”Sekali lagi kami mendesak Kejari mengusut tuntas kasus tersebut serta

segera menahan para tersangka yang telah ditetapkan. Jujur kami kecewa karena tidak ditemui oleh kajari. Se-dangkan yang menemui kami mengaku tidak paham dengan persoalan yang dimaksud,” imbuh Hanafi.

Kepala Seksi Pidana Umum (Kasi Pidum) Kejari Pamekasan, Syafii, yang menemui pengunjuk rasa hanya me-

nampung dan menyampaikan aspirasi tersebut kepada pimpinannya.

Disampaikan Syafii, bahwa kemarin Kejari Pamekasan sudah memanggil dan hendak memeriksa Wakil Ketua DPRD Pamekasan yang diduga terkait dalam kasus tersebut. Namun yang bersangkutan tidak hadir dengan alasan sakit. (ong/rr)

SABTU 9 Maret 20134

Email Redaksi: [email protected]

S E W A L A H A N

e - K T P

Proyek Trotoar Dinas PU AmbhuMasyarakat Cium Ada Indikasi PermainanKOTA-Puluhan aktivis Gerakan

Mahasiswa Peduli Rakyat (Gempar) Pamekasan mendatangi Kantor Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk menemui kepala dinas, Totok Hartanto, Jumat (8/3). Mereka mempertanyakan peker-jaan trotoar di Pamekasan yang tiba-ti-ba dihentikan dan terkesan amburadul.

Massa Gempar membawa tiga tun-tutan, yakni: transparansi terkait penggunaan anggaran perbaikan trotoar di beberapa titik di Pamekasan; anggaran tahun 2013 harus dihandle pemerintah daerah karena kinerja

rekanan yang tidak jelas; serta me-minta pertanggungjawaban Kepala Dinas PU terkait proyek perbaikan trotoar yang tak kunjung selesai.

”Kami mencium adanya indikasi permainan dalam proyek perbaikan trotoar. Seperti kita lihat, proyek per-baikan trotoar terkesan amburadul. Selain itu, rekanan sudah tidak ada pekerjaan lagi, padahal masih banyak proyek perbaikan trotoar yang belum selesai,” beber Koordinator Massa Gempar, Feri Hermawan.

”Kami tahu jika anggaran untuk proyek ini cukup besar. Tapi men-gapa justru proyek perbaikan trotoar tersebut masih belum jelas kapan selesainya,” imbuh Feri kepada Kabar

Madura, kemarin.Pekerjaan proyek perbaikan trotoar

dinilai tidak konsisten karena ketika mengerjakan perbaikan di satu ti-tik belum selesai, sudah pindah ke lokasi lain. Demikian juga di lokasi pengerjaan baru, belum selesai sudah kembali pindah.

Kepala Dinas PU Pamekasan, Totok Hartanto, menjawab jika pekerjaan perbaikan trotoar tersebut tidak dilang-sung diselesaikan, tetapi dilakukan secara bertahap. Dengan alasan target penyelesaiannya sudah jelas.

”Kalau terkesan mandek, sebenarnya itu bukan mandek, melainkan karena memang pekerjaannya dilakukan secara bertahap. Dan proyek tersebut

dikerjakan tidak melalui anggaran mul-tiyears,” ujar Totok mecoba berkilah.

Ia juga mencoba berkelit dengan mengatakan jika pekerjaan tersebut tidak harus diselesaikan secara tuntas pada satu titik lokasi sekaligus karena proses pekerjaan tersebut nantinya berkaitan dengan pertanggungjawa-ban anggaran.

”Anggaran tahun 2012 tidak men-cukupi untuk penyelesaian seluruh trotoar di kota Pamekasan. Tahap selanjutnya diambilkan dari anggaran tahun 2013. Soal pekerjaan trotoar yang berhenti total karena memang sekarang sudah masuk tahun 2013 jadi kami masih menunggu anggaran tahun ini,” imbuhnya. (ong/rr)

KM/FATHOR RAHMAN

PEMBOROSAN: Pemkab Pamekasan dituding menghamburkan uang negara untuk menyewa lahan meski pemasukan jauh di bawah anggaran sewa yang dikeluarkan.

Besar Pasak daripada Tiang

KOTA-Pemkab Pamekasan dinilai telah melakukan pemborosan dengan menyewa lahan bekas stasiun yang kini menjadi aset PT Kereta Api. Nilai sewa Rp 600 juta disebut terlalu mahal dan tidak sesuai dengan dengan pemasukan dana.

Meski harga sewa setiap tahunnya selalu naik, namun Pemkab Pamekasan tetap keukeuh menyewa lahan tersebut meski minimnya pemasukan dana tidak bisa menutupi tingginya harga sewa.

“Pamekasan memiliki sejumlah la-han yang cukup potensial dijadikan sumber pemasukan PAD (Pendapatan Asli Daerah, red). Seharusnya pemkab memaksimalkan potensi lahan yang ada dan tidak perlu menyewa lahan bekas stasiun tersebut. Besar pasak daripada tiang,” kritik Ketua Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat (LP2M) Pamekasan, Heru Budhi Prayitno, kepada Kabar Madura, kemarin.

Ia mengatakan, seharusnya lahan milik pemkab yang ada digunakan untuk para pedagang sehingga ada pemasukan dae-rah. Sementara menyewa lahan bekas sta-siun kurang memberikan pemasukan dan justru menghabiskan anggaran pemkab.

Kepala Dinas Pendapatan, Pengeloaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Pamekasan, Taufiqurrachman, menyampaikan bahwa tujuan awal dalam penyewaan lahan di Jalan Trunujoyo tersebut untuk penataan kota agar kawasan yang awalnya kumuh dan sering dijadikan tempat maksiat tersebut berubah menjadi kawasan yang bersih dan asri.

”Sewa lahan bekas stasiun bukan se-mata bertujuan untuk meningkatkan PAD saja, tetapi ada tujuan lain, yakni untuk keindahan kota agar tempat tersebut tidak kumuh dan tidak dijadikan tempat mesum,” kilah Taufiq.

Ia tidak mengelak, secara hitungan matematika, pengeluaran pemkab untuk biaya sewa lahan tersebut tidak sesuai dengan pemasukan. Namun ia berdalih ada manfaat lain yang bisa dipetik dengan dikelolanya lahan tersebut.

”Memang pemasukan tidak sebanding dengan pengeluaran sewa. Tetapi kalau dihitung dari manfaatnya, kami tidak rugi karena daerah bisa menampung PKL dan bisa menjadi tempat rekreasi kuliner. Apalagi pemkab tidak memungut kepada pedagang sehingga dinilai memberikan manfaat yang luar biasa,” tandasnya.

Sekkab Pamekasan, Herman Kusnadi, ketika ditanya terkait sewa lahan tersebut yang dinilai sia-sia secara ekonomis, eng-gan memberikan komentar. Ia memilih diam dengan alasan takut salah memberi-kan keterangan.

”Saya tidak bisa memberikan komentar soal sewa lahan bekas stasiun. Saya no com-nent saja dan silakan ditindaklanjuti kepada pihak terkait,” singkat Herman. (ong/rr)

Aktivasi Masih BermasalahKOTA-Aktivasi elektronik Kartu Tanda

Penduduk (e-KTP) di setiap kecamatan sebagai validitas data personal di Pa-mekasan saat ini masih bermasalah karena adanya gangguan. Pihak Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dis-pendukcapil) Pamekasan berdalih bahwa gangguan tersebut berasal dari pemerin-tah pusat.

Kepala Dispendukcapil Pamekasan, Mu-hammad Alwi, berkelit dengan mengatakan jika permasalahan aktivasi tersebut bukan merupakan kesalahan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan.

”Gangguan aktivasi berasal dari pusat karena ada peningkatan dari versi 2.2 menjadi 3. Gangguan tersebut bukan hanya terjadi di Pamekasan saja, tetapi berlaku secara nasional,” kelitnya, Jumat (8/3).

Ia menambahkan, versi yang diterapkan selama ini dinilai masih kurang sempurna sehingga dilakukan peningkatan versi yang terbaru dan berdampak pada seluruh kabupaten/kota di Indonesia.

”Kita sudah meminta script ke pusat (Jakarta, red) dan Surabaya. Tapi masih belum dapat dan Insya Allah dalam waktu dekat ini mereka berjanji akan mengir-imkan script ke Pamekasan,” tandasnya.

Qusyairi aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pamekasan, menyesalkan langkah Dispendukcapil setempat yang tidak melakukan sosia-lisasi kepada masyarakat terkait belum teraktivasinya e-KTP tersebut.

”Mestinya pemerintah melalui Dispen-dukcapil dan kecamatan setempat segera menyosialisasi kepada masyarakat yang ada di bawah sehingga tidak merugikan masyarakat. Baik rugi waktu, tenaga, dan material,” ujarnya. (jck/rr)

FKMP: Kejari Pamekasan Lembek!

KM/FATHOR RAHMAN

KONTROL SOSIAL: Massa FKMP mendatangi Kantor Kejari Pamekasan dalam kondisi hujan meminta penuntasan kasus dugaan korupsi dana pengadaan bantuan sapi Dinas Peternakan setempat.

KM/MARZUKIY

BERHENTI SEMENTARA: Petugas Satpol PP Pamekasan sedang memeriksa mini market Alfamart yang tidak memiliki izin dan ditutup paksa pada Kamis (7/3) kemarin lusa.

Proses Perizinan Pasar Modern DiperketatKOTA-Mencuatnya perma-

salahan mini market yang tidak memiliki izin di Pamekasan menjadi pelajaran bagi pemkab dalam mengawasi dan menge-luarkan proses perizinan yang dilayangkan oleh pihak manaje-men toko modern.

”Untuk mini market, proses per-izinannya sementara kami tunda dulu karena masih melakukan proses regulasi peraturan daerah (perda) yang mengatur pasar modern tersebut,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Pamekasan, Herman Kusnadi, Jumat (8/3).

Perda tersebut, kata Herman, masih akan dibahas dengan DPRD untuk mengetahui lang-kah terbaik yang akan ditempuh sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan. ”Perda terse-but saat ini sudah masuk ke kita dan segera dibahas dengan dewan,” tambahnya.

Perizinan itu akan dikeluarkan

setelah seluruh pembahasan perda tersebut selesai sehingga mini market yang tidak men-gantongi surat izin itu tidak akan memperoleh surat izin operasional selama proses pem-bahasan perda belum selesai.

”Kami belum bisa memasti-kan kapan selesainya pemba-hasan itu. Insya Allah tahun ini sudah rampung. Kami ber-harap semuanya bisa sabar menunggu dalam kurun waktu satu hingga bulan dua bulan ini,” imbuhnya.

Wakil Ketua Komisi B DPRD Pamekasan, Fathorrahman, per-nah mengatakan jika perizinan pendirian pasar modern di Pame-kasan untuk sementara diberhen-tikan melihat fenomena kondisi pasar modern atau mini market yang kian mem-booming.

Pemangku kebijakan di Pa-mekasan tidak ingin mini market semakin menjamur di kabupaten tersebut sehingga

menekan perekonomian ma-syarakat bawah yang selama ini mengandalkan pasar tradis-ional dan toko-toko kelontong.

”Saat ini perizinan pendirian pasar modern masih dipending. Kita masih melakukan pena-taan pasar dengan jelas, artinya untuk pendirian pasar modern harus sesuai dengan permintaan masyarakat dan sementara per-izinannya dihentikan dulu,” ungkap Fathorrahman.

Namun ia tidak mengelak jika sewaktu-waktu pintu perizinan tersebut akan kembali dibuka sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ia berdalih penghentian izin pendirian pasar modern terse-but tidak lain untuk melindungi kepentingan masyarakat kecil.

Ia menambahkan, sebagian mini market yang saat ini su-dah berdiri telah sesuai dengan ketentuan yang menjadi per-syaratan, termasuk jam opera-sional 24 jam atau tidak. (jck/rr)

Berkas Perkara Nurmaluddin P19KOTA-Berkas perkara Ke-

pala Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Pa-mekasan, Nurmaluddin, yang dilimpahkan ke Kejari Pamekasan pada tanggal 22 Februari lalu, sehari setelah diterbitkannya Surat Perin-tah Dimulainya Penyidikan (SPDP), dinyatakan belum sempurna (P19) dan dikem-balikan kepada penyidik Kepolisian Resor (Polres) Pamekasan.

”Berkas perkara Kepala Kankemenag Pamekasan kami kembalikan lagi ke penyidik Polres Pamekasan karena setelah kami dal-ami dan kami kami kaji, ternyata masih ada berkas yang belum lengkap. Kami meminta penyidik polres melengkapi kekurangan

berkas tersebut,” ungkap Kasi Pidum Kejari Pame-kasan, Syafii, kemarin.

Terkait kekurangan dalam berkas tersebut, Syafii, eng-gan untuk memaparkan secara detail dengan alasan bukan merupakan kon-sumsi publik dan bersifat rahasia. Menurutnya, ha-sil penyidikan dari polres akan menjadi acuan jak-sa penuntut umum (JPU) dalam membuat dakwaan.

”Saya tidak bisa menjelas-kan secara rinci apa saja kekurangan dalam berkas perkara tersebut sehingga harus dikembalikan lagi kepada penyidik. Apalagi kekurangan tersebut ter-golong banyak sehingga saya pribadi tidak mengha-falnya,” kilah Syafii. (ong/rr)

KM/DOK

NURMALUDDINKepala Kankemenag Pamekasan

Page 5: Edisi 9 Maret 2013

59 Maret 2013SABTU

Email Redaksi: [email protected]

Pelaku Aksi Unjuk Rasa Terancam PidanaJika Ada Laporan dari Pasien yang DitelantarkanKOTA-Aksi unjuk rasa yang

dilakukan sejumlah perawat dan karyawan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Moh. Anwar Sumenep, be-berapa waktu lalu, di dalam rumah sakit, berbuntut pan-jang. Aksi tersebut mendapat ancaman serius karena dini-lai melanggar hukum.

Lembaga Penasihat Hukum Medis Sumenep (LPHMS) menilai, aksi tersebut telah melanggar Undang-Un-dang No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Ang-gota LPHMS, Ahmad Novel, menegaskan jika dalam un-dang-undang tersebut secara tegas disebutkan bahwa setiap orang yang memiliki ilmu kesehatan wajib huk-umnya melayani siapapun yang sedang terbaring sakit.

”Jika terbukti melaku-kan penelantaran terhadap pasien, mereka bakal terkena sanksi pidana merujuk dari hukum undang-undang itu sendiri,” tegas Novel yang juga mantan Dekan Fakultas Hukum Universitas Wiraraja (Unija) Sumenep, Jumat (8/3).

Berdasar kode etik dan Undang-Undang No 36 Ta-

hun 2009 tentang Kesehatan, pada pasal 32, menegaskan bahwa misi utama lembaga rumah sakit yakni mem-berikan layanan kesehatan pada pasien. Dengan tegas Novel mengatakan bahwa melakukan unjuk rasa di dalam rumah sakit telah me-langkahi kode etik tersebut. ”Setiap aksi jelas akan men-gundang reaksi meskipun itu aksi damai,” tegasnya.

Ia sangat menyesalkan si-kap yang diambil oleh tena-ga medis dengan melakukan aksi di dalam rumah sakit. Apalagi, peserta demo terse-but terdiri dari seorang dok-ter atau perawat sehingga sudah meninggalkan ke-wajibannya untuk melayani pasien selama beberapa jam.

”Apabila ada pasien yang melaporkan kejadian tersebut hingga akibat unjuk rasa kemudian tidak ter-tangani oleh tenaga medis. Terlebih jika ada pasien yang meninggal, itu bisa diproses secara pidana dan perdata. Karena jelas telah melalai-kan kewajiban,” jelasnya.

”Kalau hanya soal menyam-paikan aspirasi, tidak harus koar-koar seperti itu. Mer-eka kan kaum intelek, jadi bisa mengutus perwakilan dan menyampaikannya ke-pada manajemen,” pungkas Novel. (aqu/rr)

KM/DOK

LANGGAR UNDANG-UNDANG: Petugas medis yang melakukan aksi unjuk rasa di dalam RSUD Sumenep dapat dijerat pasal pidana dan prdata jika ada pasien yang melaporkan tindakan mereka.

SUMENEP-Kabupaten Sumenep resmi me-miliki Sekretaris Kabupaten (Sekkab) definitif setelah Bupati A. Karim Busyro melantik Hadi Soetarto yang sebelumnya menjabat Pelak-sana Tugas (Plt) Sekkab.

Dalam acara pelantikan yang dilaksanakan di Pendapa Agung Keraton Sumenep, Jumat

(8/3), selain posisi Sekkab, bupati juga mel-antik Didik Untung Samsidi sebagai Kepala Inspektorat Sumenep.

Sebelum menjabat sebagai Plt Sekkab Sumenep, Hadi Soetarto, menduduki poisis Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda). Sementara Didik Untung

Samsidi, sebelumnya menjabat sebagai Ke-pala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sumenep yang saat ini se-dang berpolemik dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat terkait persoalan tudingan data fiktif jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal. (bus/rr)

Sumenep Punya Sekkab Defi nitif

KM / BUSRI THAHA

SUMPAH JABATAN: Bupati Sumenep A. Busyro Karim melantik Hadi Soetarto (dua dari kanan) sebagai Sekkab dan Didik Untung Samsidi (kanan) sebagai Kepala Inspektorat Sumenep di Pendapa Agung Keraton Sumenep, Jumat (8/3)

Warga Desa Pinggir Papas Pertanyakan Bantuan RTLHKOTA-Merasa ada yang janggal

dalam realisasi program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), sejumlah warga Desa Pinggir Papas, Kecamatan Ka-lianget, mendatangi kantor DPRD Sumenep, Jumat (8/3), untuk memper-tanyakan mekanisme bantuan program RTLH yang diberikan kepada warga Desa Pinggir Papas.

Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Pinggir Papas, Abdul Rahman, menyampaikan bahwa bantuan RTLH yang diberikan kepada masyarakat tidak sampai Rp 6 juta seperti yang ditetapkan. Keluarga penerima hanya menerima bantuan tersebut antara Rp juta sampai Rp 4 juta dengan bentuk barang.

”Bantuan untuk rumah tidak layak huni tersebut diberikan antara Rp 3 juta sam-pai Rp 4 juta saja. Setahu kami, jumlah

bantuan tersebut biasanya sebesar Rp 6 juta. Lalu ke mana sisanya?” tanya salah seorang anggota BPD Pinggir Papas.

Pihak BPD Pinggir Papas juga kecewa lantaran tidak pernah dilibatkan dalam program bantuan RTLH tersebut. Un-tuk itu mereka mencoba menghadap Komisi C DPRD setempat untuk mem-pertanyakan program tersebut.

Namun kedatangan mereka ke ge-dung dewan tidak membuahkan hasil. Semua anggota dewan khususnya Komisi C, tidak berada di kantor se-hingga apa yang menjadi tujuan warga Desa Pinggir Papas tidak tersampaikan.

”Tujuan kami datang ke sini untuk menemui Komisi C guna mengklari-fikasi program bantuan RTLH seperti apa mekanisme yang sebenarnya. Apa benar jumlahnya hanya berkisar antara

Rp 3 juta hingga Rp 4 juta, atau lebih? Tapi sayang semua anggota dewan tidak ada di kantor,” ungkapnya sedih.

Sekretaris DPRD Sumenep, Sunarto, menjelaskan jika ingin melakukan per-temuan untuk membicarakan sesuatu yang bersifat penting dengan anggota DPRD harus melalui surat formal agar waktu pertemuan untuk menyampaikan aspirasinya bisa diatur dengan baik.

Ia kemudian menyampaikan bahwa sejak Sabtu (2/3) lalu seluruh anggota DPRD Sumenep sedang mengikuti pen-didikan dan latihan (diklat) di Jakarta.

”Saya sering menyampaikan jika ada kepentingan secara formal harus mengirim surat dulu agar bisa diatur waktunya. Sekarang anggota DPRD sedang mengikuti diklat di Jakarta,” jawabnya. (rei/rr)

KM/ AHMAD AINOL HORRI

TIDAK PUAS: Perwakilan warga Desa Pinggir Papas, Kecamatan Kalianget, mendatangi gedung DPRD Sumenep untuk mempertanyakan kejanggalan dalam realisasi program RTLH di desa mereka.

Kelanjutan Pembangunan Pasar Anom Belum Jelas

KM/DOK

KABUR: Kelanjutan pembangunan Pasar Anom baru masih belum jelas setelah PT SBS selaku rekanan masih belum mengembalikan kelebihan uang muka pelaksanaan proyek.

KOTA-Pasca pemutusan kontrak oleh Pemkab Sumenep dalam pelak-sanaan mega proyek pembangunan Pasar Anom Baru, masih belum di-pastikan kapan proyek tersebut akan dilanjutkan. PT Surya Bayu Sejahtera (SBS) masih belum mengembalikan kelebihan uang muka pelaksanaan proyek tersebut sebesar Rp 833 juta.

Kewajiban mengembalikan dana tersebut sesuai dengan hasi l temuan Badan Pemeriksan Keuan-gan (BPK) Jawa Timur. Seperti diberitakan, Pemkab menghentikan proyek pembangunan Pasar Anom Baru Sumenep tahap pertama. Penghentian tersebut karena di-duga terjadi penyimpangan dalam pemasangan tiang pancang. Tiang pancang yang semestinya berada di kedalaman 12 meter hanya dilak-sanakan sedalam 6 meter.

Kepala Dinas Pendapatan, Pen-gelolaan Keuangan dan Aset (DP-PKA) Sumenep, Carto, mengatakan akan tetap melakukan koordinasi dengan Kejaksaan Negeri (Kejari) Sumenep yang bertindak sebagai kuasa hukum negara.

Kepala Kejari Sumenep, Bambang Hartoto, yang bertindak sebagai kua-sa hukum negara sebelumnya telah melakukan penagihan terhadap PT SBS dengan mengirimkan surat agar melakukan pengembalian kelebihan uang tersebut.

Menurutnya, persoalan kelan-jutakan pembangunan Pasar Anom baru masih belum bisa dipasti-kan kapan akan dilaksanakan. Pihaknya masih fokus terhadap proses penyelesaikan pengem-balian dana tersebut.

”Kita masih fokus pada proses pe-nyelesaian itu (pengembalian uang, red) sehingga persoalan kapan akan dimulai lagi pembangunan selanjut-nya, masih kita pikirkan kemudian,” ujar Carto, Jumat (8/3).

Ia menjelaskan, berdasar infor-masi dari Kejari Sumenep, kuasa hukum negara sudah mengirim-kan surat yang pertama kepada PT SBS. ”Jika surat pertama tidak mendapatkan respon, akan dikir-imkan surat yang kedua sampai dengan tiga kali,” ujar Kepala DP-PKA yang mengaku surat pertama

masih belum mendapatkan balasan. Sebelumnya, Bambang Hartoto

mengatakan jika hingga kini ka-sus tersebut masih terus berjalan. Hanya saja, masih belum ada kesamaan persepsi antara pihak kejari selaku kuasa hukum negara dengan PT SBS.

Tidak adanya kesamaan persepsi yang dimaksud terkait dengan nominal uang yang harus dikemba-likan oleh PT SBS kepada Pemkab Sumenep. ”Masih belum menemu-kan titik temu,” jelas Bambang.

Menurutnya, nominal yang harus dikembalikan tersebut bukanlah keputusan dari Kejari Sumenep, melainkan rekomendasi dari BPK Jawa Timur. ”Kita masih belum ber-temu secara langsung dengan PT SBS. Sampai saat ini masih melalui surat menyurat. Jawaban dari PT SBS juga melalui surat,” pungkas kepala kejaksaan yang mengelu-arkan Surat Pemberitahuan Peng-hentian Penyidikan (SP3) kasus pesangon dewan Sumenep yang sempat menyeret nama Bupati A. Busyro Karim tersebut. (bus/rr)

Page 6: Edisi 9 Maret 2013

Email Redaksi: [email protected]

6 SABTU 9 Maret 2013

WARTAWAN KABAR MADURA DIBEKALI

TANDA PENGENAL, DAN DILARANG ME MINTA ATAU MENERIMA UANG/BA-

RANG DARI SUMBER BERITA

Pemimpin Redaksi: Edi Kurniadi. Redaktur Pelaksana: Rossi Rahardjo. Koordinator Liputan: Fathurrochman Al Aziz. Redaktur: Satriyo Eko Putro, Hadi Pudjiantoro. Biro Bangkalan: Kasiono (kepala), Firman Ghazali Akhmadi, Agus Josiandi. Biro Sampang: Fandri Ardiansyah (plt kepala), Wawan Awalluddin Husna, Ahmad Syaiful Ramadhan, Syaiful Islam. Biro Pamekasan: Hairul Anam (kepala), Marzukiy, Fathor Rahman, Ahmadur Rusdi (pemasaran). Biro Sumenep: Busri Thaha (plt kepala), Ahmad Ainol Horri, Achmad Qusyairi Nurullah. Sport: Tabri Syaifullah Munir (Pamekasan-Sumenep) Ahmad Baiquni (Bangkalan-Sampang) Tata Artistik/Desain Grafi s: Ryan Kalig (kepala), Umar Saja, Agus Subandi, Teguh Santoso. Keuangan: Neny Haryanti. Human Resources Development (HRD): Rossi Rahadjo (koordinator), Disyahmain, Ryan Kalig. Direktur Utama: Cholili Ilyas. Direktur : Disyahmain, Taufi q Rizqon, Edi Kurniadi. Wakil Direktur: Ryan Kalig. Penerbit: PT Madura Mandiri Indonesia Sejahtera. Alamat Redaksi/Iklan dan Pemasaran: San Diego Main Street MR-2 No. 16 (No.95) Pakuwon City Surabaya, Telp/Fax: (031) 5993097. Telp Redaksi: (031) 5937959. e-mail Redaksi: [email protected]. Tarif Iklan: Iklan Umum Full Colour (FC): Rp 35.000 per mm/kolom. Iklan Umum Hitam/Putih (BW): Rp 19.000 per mm/kolom. Iklan Duka Cita/Sosial: Rp 12.000 per mm/kolom. Lowongan Rp 12.000 per baris.

Sambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Doa yang dimunajadkan saat dini hari tersebut, ten-tunya agar perjalanan lancar dan selamat, serta tujuan utama dari lawatan ke Riau tercapai, yakni mencuri poin.

Tepat pukul 04.20 WIB, rombongan sampai di Ban-dara Juanda. Selain sarapan pagi, rombongan meman-faatkan waktu yang ada un-tuk melaksanakan salat bagi yang muslim. Yang lain, me-manfaatkannya untuk saling menghibur agar mempererat keakraban.

Tepat pukul 05.20 WIB, pesawat Garuda GA 0303 take off dari Bandara Juanda menuju Jakarta. Perjalanan ke Riau, memang terlebih dahulu transit di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta. Mendarat di Bandara terbesar di Indone-sia, rombongan tidak banyak waktu untuk bersantai. Pasal-nya, 25 menit kemudian rom-bongan sudah harus duduk manis di pesawat Garuda GA0168 yang akan membawa rombongan ke Bandara Sul-

tan Syarif Kasim II Riau.Dua kali pindah pesawat,

dua kali pula pesawat yang ditumpangi rombongan ha-rus tertunda mendarat di masing-masing Bandara. Ketika akan mendarat di Ban-dara Soekarno-Hatta Jakarta, pesawat yang mengangkut pemain harus melayang-layang terlebih dahulu di atas Bandara. Hal itu terjadi, kare-na lalu lintas pesawat sedang ramai. Sementara ketika akan mendarat di Bandara Sultan Syarif Kasim II, pesawat yang membawa rombongan harus melayang-layang kembali di udara selama 30 menit, kare-na cuaca kurang bersahabat.

Tepat pukul 12.20 WIB, (Ja-karta dan Riau sama-sama menggunakan WIB), rom-bongan mendarat di Bandara Sultan Syarif Kasim II den-gan selamat. Dua kali sem-pat mengalami penundaan pendaratan, menurut Zae-nal Arif, pemain yang per-nah merumput di PSPS Pe-kanbaru adalah hal biasa. ”Bandara di sini (Riau, Red) memang kabutnya sangat

tebal. Kadang jarak pandang hanya enam kilometer. Su-dah biasa jika penerbangan di sini sering ditunda penda-ratannya,” jelas Zaenal.

Beberapa saat setelah mendarat di Bandara, LOC Panpel setempat langsung memberitahukan bus ang-kutan telah disediakan. Se-lain bus, mereka juga ikut bersibuk-sibuk ria melakukan pengecekan barang bawaan tim. Dari Bandara Sultan Syarif Kasim II, rombongan menuju Hotel Mona Plaza yang terle-tak di Jalan Jl. Hr. Soebrantas. Tepatnya di Kilometer 12. Butuh sekitar 35 menit perjala-nan dari Bandara menuju ho-tel. Selama waktu perjalanan tersebut, tak banyak aktivitas yang dilakukan rombongan, kecuali melepaskan penat karena lamanya perjalanan.

Hotel Mona Plaza, untuk ukuran di Pekanbaru-Riau adalah hotel mewah. Tak her-an, tidak banyak klub sepak bola yang menggunakan ho-tel ini. Karena memang harga sewanya tergolong mahal. ”Demi untuk memberikan

kenyamanan bagi pemain memang harus diberikan tempat yang nyaman sebe-lum bertanding,” jelas Ach-sanul Qosasi, tentang hotel yang disetujuinya sebagai tempat penginapan pemain P-MU selama di Pekanbaru.

Rombongan pemain sem-pat dikejutkan dengan ter-pampangnya spanduk yang sengaja dipasang oleh Lan-cang Kuning Mania. Sebab spanduk tersebut bertuliskan ”Selamat Datang Tim Perse-pam MU.” Sebutan Persepam MU, menurut Syahlah, salah satu pemasang, karena me-mang sudah populer di Riau. Bahkan, menurut Syahlah, para suporter lebih suka me-nyebutnya Persepam Madura.

Ikhwal populernya P-MU dinegeri Lancang Kuning ini, karena tiga pemain PSPS musim lalu menjadi skuad P-MU. ”Musim lalu, Michael Orah, Zaenal Arif dan Ali Khadafi main di sini. Sayang, PSPS sekarang sudah bukan milik Pekanbaru lagi. Tapi sudah milik Kampar,” jelas Syahlah. (ed)

”Umbaran di berbagai me-dia massa itu kan sama seka-li tidak jelas. Semua partai saya lihat masih tergantung pada keputusan DPD partai masing-masing. Ini artinya, partai-partai yang bilang merapat ke calon tertentu tentunya masih dalam tahap lobi-lobi. Dan ini lumrah ter-jadi dalam pesta pemilihan kepala daerah di mana pun,” terang Fathurrahman, Jumat (8/3) kemarin.

Lebih lanjut, Fathur menilai tingginya dukungan partai politik terhadap calon ter-tentu tidak menjadi kekuatan yang signifikan di tingkat bawah. Mencuatnya berbagai kasus korupsi para petinggi partai politik berdampak pada minimnya kepercayaan terhadap partai. Apa lagi, saat ini banyak masyarakat yang sudah merasa dirinya telah dibohongi dengan janji-janji politik para calon.

”Berbeda dengan iklim politik di masa Orde Baru, dan di masa Reformasi. Mas-sa partai itu masih massif dan ideologis. Saya melihat, mereka sejak pemilu 2004 hingga sekarang, massa ideologis itu mulai pudar beralih kepada massa prag-matis,” ujarnya.

Memudarnya massa ideolo-gis partai, menurut Fathur, menjadi bumerang tersendiri bagi pasangan KarSa jilid II kalau kabar tentang banyak partai yang merapat tersebut benar. Sebab, jaminan me-raup massa melalui partai kian kecil, masyarakat lebih banyak melihat ketokohan seorang calon.

”Jadi dalam Pilgub Jatim, Khofifah Indar Parawansa tetap menjadi lawan politik pasangan KarSa yang tak boleh diremehkan. Apalagi, Khofifah dikabarkan akan didukung oleh PKB. Dan PKB telah mendapat pengakuan khusus dari Ketua PBNU sebagai partai yang lahir dari NU. Ini jelas mengancam su-ara partai yang telah merapat ke KarSa,” pungkasnya.

Berbeda dengan Fathur, A Latif Wiyata pengamat politik asal Sumenep, men-gatakan kekuatan partai politik tidak bisa dianggap enteng begitu saja. Meski paradigma masyarakat telah berubah dari yang semula idealis kini menjadi prag-matis, kekuatan tokoh yang dimiliki masing partai tentu juga akan sangat berpenga-ruh terhadap basis massa di tingkat bawah.

”Saya paham soal itu. Tapi kekuatan kebesaran partai

politik itu juga tidak bisa di-pandang sebelah mata. Kita kan juga tahu bahwa partai-partai politik itu masih memi-liki kekuatan tokoh seperti kiai yang di Jawa Timur masih san-gat dihormati oleh masyarakat. Makanya, saya melihat pen-garuh partai itu masih kuat, meski tak setajam dahulu,” terang dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Jember (Unej) ini.

Sekadar diketahui, pas-angan KarSa disebut-sebut didukung sejumlah partai di antaranya PKS, PAN, PPP. Tak terkecuali Partai Demokrat yang kondisinya babak belur akibat sejumlah kadernya terbelit persoalan hukum, termasuk gonjang ganjing di internal setelah mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbanin-grum menjadi tersangka dalam dugaan korupsi dalam proyek Hambalang.

Sementara itu, Khofifah hingga saat ini terus meng-galang dukungan dari sejum-lah pihak. Sejauh ini beberapa tokoh Madura disebut-sebut pantas mendampingi Ketua PP Muslimat ini, salah satu di antaranya RKH Fuad Amin Imron yang diperkirakan mampu meraup dukungan dari warga Madura dan dae-rah Tapal Kuda. (aqu/zis)

Setidaknya ada pilihan poli-tik yang harus dipilihnya apakah ikut pemilihan Guber-nur Jatim, atau menjadi legis-lator di DPRD Bangkalan.

“Saya ingin terus melan-jutkan proses pembangu-nan yang sudah berjalan di Bangkalan,” ujar Fuad Amin pada sejumlah wartawan, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, dibandingkan harus maju dalam Pilgub Ja-tim, pria yang akrab disapa Ra Fuad ini lebih tertarik maju dalam pemilihan leg-islatif tingkat II. “Masalah pencalonan di Pilgub bi-arlah saya berpikir dulu,

lihat nanti sikon (situasi dan kondisi) nya bagamana, tapi jujur saja, sebenarnya saya lebih tertarik pada legislatif tingkat II, itu saya lakukan dengan tujuan mensinergi-kan eksekutif dan legislatif, tentu tanpa meninggalkan fungsi kontrolnya,” tegas pria yang akrab disapa Ra Fuad ini.

Sayangnya, hingga saat ini Ra Fuad belum menentukan kemana arah pilihan partai yang akan digunakannya jika nantinya benar-benar maju dalam Pileg nantinya.

Ditanya kemana arah suara pendukungnya selama ini jika dirinya tak maju dalam Pilgub, Fuad mengatakan

semuanya masih tentatif. “Lha itu masih tentatif, se-jumlah tawaran mulai ada, beberapa waktu saya dita-wari jadi ketua timses (tim sukses –red.) Khofifah, tapi saya sampaikan tak sang-gup, saya bilang akan men-dukung saja, tapi tampaknya biar pilgub nanti berimbang maka kita demokratis saja dan lihat visi misi para calo-nnya nanti,” papar Ra Fuad.

Selain rencananya ke de-pan hendak mengembang-kan bisnis dan lembaga pen-didikan yang disiapkannya dalam pada masa purna bhakti, Ra Fuad sepertinya tidak bisa lepas begitu saja dalam dunia politik. (jos/zis)

Tembakau 2010 tersebut su-dah turun. Hasilnya, pemer-intah dirugikan lebih dari setengah miliar. Karena itu, pihaknya kian menggalakkan pemeriksaan kepada semua pihak yang terkait. Dan salah satunya adalah Muhdlar.

“Pemeriksaan saksi juga sudah selesai. Kemudian pemeriksaan tersangka juga sudah dan terus jalan. Hari ini (kemarin, red), Kasipidsus (kepala seksi pidana khusus Kejari) ke BPKP guna melaku-kan pemeriksaan ahli. Ahli penghitung kan dari BPKP. Hasilnya sudah diturunkan. Tetapi, tidak itu saja. Ahli ini perlu pula diperiksa sebagai saksi ahli. Sehingga, Kasipid-sus berada di BPKP. Melaku-kan berita acara terkait ahli dari BPKP,” terangnya.

Dikatakan, pemanggilan

Muhdlar ini ialah sebagai saksi. Sejauh mana keterli-batannya dalam kasus ko-rupsi ini, Kejari masih belum bisa memastikan. Sebab, belum diperiksa. Tadi pagi (kemarin), Agus Iriyanto tiba-tiba baru menerima izin tidak bisa hadir ke Kejari dari Muhdlar dengan alasan kurang sehat. Intinya, tidak memenuhi surat pemang-gilan dan Agus Iriyanto me-nyatakan pihaknya menghar-gai surat izin sakit tersebut.

Muhdlar sendiri susah sekali dikonfirmasi. Usai di Kantor Kejari, Kabar Mad-ura langsung meluncur ke rumah Muhdlar di Jalan Sersan Mesrul Gg IV nomor 25 Pamekasan. Tujuannya, untuk konfirmasi. Rumah tersebut terbilang mewah. Berlantai dua dan lengkap dengan taman di bagian depan. Di rumah itu, Kabar

Madura ditemui oleh salah seorang karyawan Muhdlar yang mengenalkan dirinya bernama Zaini. Saat ditanya apakah Muhdlar sakit, Zaini bilang tidak sakit. Hanya saja, katanya, Muhdlar be-rada di dalam kamarnya sedari pagi.

Saat dimintai tolong un-tuk menginformasikan ada wartawan kepada Muhdlar, Zaini pun langsung melaku-kannya. Zaini coba masuk ke ruangan Muhdlar. Berselang tiga menit kemudian, Zaini keluar dan memberikan in-formasi yang berbeda. “Maaf, bapak kayaknya memang kurang sehat. Tadi pagi bi-lang tidak enak badan. Tadi saya coba untuk ke beliau. Tetapi, beliau tidur. Dan saya sungkan membangunkan-nya,” terang Zaini dengan raut wajah tidak secerah sebelumnya.(anm/zis)

Khofi fah Tetap Lawan Terberat

Langsung Disambut Suporter Lancang Kuning

Paling tidak begitulah ceri-ta yang dikemukakan oleh sejumlah nara sumber yang ditemui Kabar Madura.

Sekarang masyarakat yang hendak pergi ke sana harus menggunakan perahu mo-tor atau kapal dari sejumah pelabuhan resmi maupun pelabuhan rakyat, baik yang ada di Surabaya maupun di Bangkalan. Dan waktu tempuh menuju pulau terse-but berkisar antara 1-2 jam perjalanan laut.

Dahulu orang yang ke sana hanya perlu melintasi break water (pemecah ombak) yang di bangun pada kisa-ran tahun 1800 atau tepat-nya pada era pemerintahan kolonial Belanda. “Dahulu leluhur saya yang perahu-nya karam di sekitar Karang Jamuang, tinggal berjalan ke daratan lewat break water,” ungkap Mahmudi, Anggota Komisi C DPRD Bangkalan mengisahakan sejarah Ka-rang Jamuang.

Hal sama juga diungkap-kan oleh Kepala Bappeda Bangkalan Drs. Saad Asj’ary. Saad menuturkan, dari cerita para orangtua di daerahnya Karang Jamaung memiliki peran penting saat zaman Belanda, bahkan dia men-gatakan sering banyak ne-

layan yang menggunakan break water dan berjalan dari Pulau Karang Jamung ke daratan di Bangkalan. “Kebetulan saya dekat den-gan lokasi di sana, menurut cerita orang-orang sepuh di sana break water yang meng-hubungkan Karang Jamuang dan daratan di Bangkalan sering digunakan para ne-layan yang kapalnya karam,” ungkapnya.

Sayangnya hingga kini belum juga diketahui peran penting lain Pulau Karang Jamuang dan break water tersebut, mengingat lokasi Karang Jamuang sangat penting terhadap lalulin-tas perairan yang hendak keluar-masuk Selat Madu-ra, namun dipastikan jika apapun fungsi strategisnya tentu wilayah tersebut sudah dipikirkan secara matang-matang oleh Belanda, seperti yang diungkapkan Koman-dan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) V Surabaya Laksamana Per-tama TNI Sumadi, S.Sos kepada Kabar Madura.

Menurutnya posisi strategis Pulau Karang Jamuang seb-agai pintu masuk ke Tanjung Perak tentu dimanfaatkan untuk Belanda, namun ia enggan berspekulasi apakah lokasi antara Karang Ja-maung dan Bangkalan da-

hulunya juga ditempatkan sebagai pangkalan militer.

“Tentu Belanda membuat break water bukan tanpa ala-san, tapi apakah fungsinya kita perlu selidiki dulu,” un-gkapnya. Di balik fungsinya saat ini sebagai pemandu kapal yang masuk lewat Se-lat Madura menuju Tanjung Perak maupun sebaliknya, Karang Jamuang juga memi-liki pesona alam yang luar bi-asa. Vegetasi alam yang ada, lautannya, dan keberadaan pasir putih serta objek lain-nya, terutama bagi mereka pegiat olahraga memanc-ing. Karang Jamuang yang kini tengah dalam polemik terkait kepemilikan meru-pakan tempat bagi mereka yang mencari ragam jenis ikan kakap terutama kakap merah.

“Di sana ikan kakapnya be-sar-besar, kalau ke pulaunya saya belum tapi dari jauh su-dah tampak indah,” ungkap Eko Krismiyanto, wartawan salah satu media cetak yang juga gemar memancing.

Keindahan pulau ini juga diungkapkan Ardiyansah, warga Bangkalan yang juga aktif di Dewan Kesehatan Bangkalan (DKR) ini men-gaku pernah berkunjung ke pulau Karang Jamuang tersebut. Ia mengungkap-kan ketakjubannya terhadap

keindahan alam di pulau tersebut. “Betapa tidak in-dah, kita akan disuguhi ham-paran pasir putih yang belum terjamah, burung bangau yang menyeruak dari hutan bakau yang masih alami jauh dari jamahan tangan manu-sia,’ ujarnya.

“Pemandangannya indah sekali dan sangat menge-sankan” ungkapnya. Lebih lanjut Ardiyansah menutur-kan Pulau Jamuang terdiri dari dua pulau, dimana pu-lau pertama dihuni sejumlah administrator yang biasanya terdiri dari 8-10 petugas. Sedangkan di pulau yang kedua sudah terdapat fasili-tas peristirahatan seperti gazebo dan jalan setapak dari beton. “Ada dua pulau di sana mas, satu dihuni satunya tidak tapi sudah ada tempat peristirahatan” ungkapnya.

Terkait rencana PT Pelindo III yang hendak menjadi-kanya objek wisata melalui anak perusahaannya Pelindo Marine Servise (PT. PMS), Kepala Disporabudpar Bang-kalan, Widjaja Krisna men-gungkapkan saat ini belum ada rencana untuk pengem-bangan Pulau Karang Ja-maung dan akan menyambut baik jika ada pihak ketiga yang akan membantu men-gelolanya. (zis)

Dulu ke Sana Cukup Lewat Break Water Ciptaan BelandaSambungan dari hal 1

Diperiksa Kejari, Wakil Ketua DPRD Mangkir

Zainal Hasan, salah satu warga yang mengetahui kejadian terse-but menuturkan, pada saat ke-jadian dirinya mendengar bunyi yang cukup keras dari salah satu ruang pasien anak. Pada saat itulah, keluarga pasien yang seba-gian besar sedang lelap tidur itu langsung berteriak dan berinisiatif menyelamatkan pasien (anaknya,

red) agar tidak tertimpa reruntu-han plafon ruangan.

“Pada waktu itu saya sedang tidur, tiba-tiba keluarga pasien berhamburan untuk menyelamat-kan anaknya yang sedang di-rawat. Ternyata atap atau plafon ruangan itu yang runtuh, makan-ya warga langsung histeris, dan saya juga mendengar bunyi re-runtuhan itu,”cerita Zainal saat ditemui di lokasi.

Ditambahkan Zainal, semua orangtua berusaha menyelamat-kan anaknya yang sedang dirawat, mereka tidak menghiraukan kes-elamatan dirinya karena bagian atas ruangan sudah berjatuhan.

“Semua orangtua, langsung me-nyelamatkan anaknya, menutup anaknya yang sedang dirawat itu dengan badannya biar tidak tertimpa reruntuhan, makanya sampai Subuh tadi (kemarin, red)

masih trauma,”tuturnya.Tidak ada korban jiwa dalam

peristiwa tersebut, namun in-formasi yang dirangkum Kabar Madura ada satu warga yang lecet di bagian dahi akibat terkena plafon yang jatuh tersebut. Infor-masi yang diperoleh, korban luka di dahi tersebut adalah orangtua asien anakbernama Helmi asal Larangan Badung Kecamatan Pa-lengaan. Naun demikian, mereka

enggan berbicara kepada media karena diduga diancama pihak rumah sakit karena biaya akan digratiskan.

Sementara itu, berdasarkan pemantauan di lapangan, semua pasien yang menempati ruangan tersebut, dipindah ke mushala di bagian barat rumah sakit yang terletak di jalan raya Panglegur Ke-camatan Tlanakan, Pamekasan itu.

Terpisah, Direktur RSD Dr.

Slamet Martodirdjo Pamekasan, dr. Iri Agus Subaidi mengatakan, pihaknya sudah mengantisipasi sejak awal akan terjadinya peris-tiwa tersebut, sehingga salah satu kamar sal anak itu sudah dikosongkan.

“Ini merupakan di luar kemam-puan kami, di kamar sebelah barat yang dikhawatirkan ternyata ka-mar sebelah timur yang ambruk. ,” ungkapnya.(jck/zis)

Lebih Tertarik Maju CalegSambungan dari hal 1

Mereka curiga misi kapal asing itu mengusung ke-pentingan politik ekonomi di wilayah kepulauan Sumenep yang dikenal memiliki sumber daya alam yang melimpah.

Karena itulah, perwakilan warga kepulauan pun men-datangi gedung DPRD Sumenep. Mereka menilai pemerintah perlu merespon keberadaan kapal selam asing yang sering melintas di perairan pulau Sapudi tersebut. ”Kenapa kapal selam itu dibiarkan, pertan-yaan kita apa tujuan mereka

masuk teritorial Sumenep? Asumsi masyarakat bahwa ada kepentingan ekonomi terkait adanya sumber-sumber migas yang ada di kepulauan. Dan ini yang menjadi incaran kapal asing itu,” ungkap Dr Muham-mad Uhaib As’ad, dosen ilmu politik di Universitas Islam Kalimantan, Jumat (8/3) kemarin

Pria asal kepulauan itu juga mempertanyakan sikap dan komitmen pemerintah dalam menyikapi hadirnya kapal se-lam asing yang sering melin-tas di perairan pulau Sapudi. Ia pun menaruh kecurigaan

terhadap pemerintah. Menu-rutnya, masuknya kapal selam ke dalam teritorial Sumenep semakin menguat-kan demi kepentingan migas karena di Sumenep dalam keadaan aman, tidak ada per-ang. Sehingga menurutnya, sangat tidak wajar kapal se-lam masuk wilayah perairan Sumenep jika bukan karena kepentingan ekonomi.

”Apa kepentingannya wong di sini tidak ada perang, kalau bukan kepentingan ekonomi?, itu kan mende-teksi sumber migas yang ada. Mudah-mudahan asumsi saya salah, tetapi saya yakin

itu benar . Ini soal keamanan, mestinya pemerintah khusus-nya Bupati dan DPRD mere-spon, jangan sampai ma-syarakat bertanya-tanya ke-napa pemerintah diam? Dan itu sering terjadi,” ujarnya.

Meskipun dampak secara ekonomi masih belum pasti, tetapi hal itu dalam rangka kepentingan politik ekonomi yang pada akhirnya berdam-pak pada masyarakat nelayan.

”Karena semua orang tahu bahwa wilayah kepulauan ini menjadi rebutan bagi elit partai untuk kepentingan politik,” tutur Muhammad Uhaib As’ad. (rei/zis)

Warga Resah Kapal Selam Asing Sambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Sambungan dari hal 1

Atap Ruang Pasien Anak Ambrol

Page 7: Edisi 9 Maret 2013

Email Redaksi: [email protected]

SABTU 9 Maret 2013 7

Bagi pembaca yang berminat mengirimkan karyanya, Silahkan kirim ke:

Kantor Redaksi KABAR MADURAdi San Diego Main Street MR-2 No. 16

(No. 95) Pakuwon City Surabaya. Diutamakan via email ke

[email protected]. Panjang tulisan maksimal dua lembar kertas ukuran folio dengan 1,5 spasi.

Nama dan alamat terang, serta foto diri harus dilampirkan.

ANDA MEMILIKI UNEG-UNEG, SARAN, DAN KELUHAN TENTANG PELA YANAN PUBLIK (PENDIDIKAN, EKONOMI,

KEAMANAN DLL) DI SEANTERO MADURA? Silakan kirim melalui pesan dan alamat ke:

Kabar Madura. Tulis pendapat Anda dan kirim ke no +6287850767325 (khusus SMS)

atau via email:[email protected], [email protected]

KAMI pendukung setiamu PMU. Maju terus sepak bola Madura. Kami yakin PMU bisa kalahkan PSPS di laga tan-dang nanti. Doa kami menyertaimu, amin. BRAVO PMU...!

Rahmen Palu Jln Kangenan 2, PMK. +6287850402087

SELAMAT berjuang taretan-taretanku,walaupun kami gak bisa memberikan dukungan langsung di lapangan. Tapi doa kami selalu bersamamu. Rebutlah poin dari tangan PSPS dan buktikan kalau taretan-taretanku bisa membawa bekal lebih ke Persija. Jangan pernah taretan-taretanku menoleh ke belakang, terus melangkah ke depan tanpa tolah-toleh lagi ke belakang. Kubur semua kekalahan dan hasil draw kemarin dalam-dalam. Yang terpenting jangan pernah meremehkan lawanmu. Buat Bung Daniel, bagaima-na kalau misalnya laga P-MU sampeyan pakai kaos loreng merah putih, celana dan jas hitam, odeng dan pegang pecut mainan, biar P-MU tambah semangat dan biar semua tahu makna dari pada sapeh kerap yang sebenarnya. Trims!

Ariex Jl. Darma, +6287750522125

AYO PMU taklukkan PSPS di kandangnya, tanduk PSPS 3-0 aja. Aku tetap mendoakan dan mendukungmu dimana-pun kalian berlaga. Bagi Osas sama Bang Zaeinal, tambah lagi koleksi golmu. Buat pemain PMU jaga terus pemain-pemain PSPS yang berbahaya.. Taretan Mania.. Sagol3r,

+6287750570034

UNTUK P-MU. Dengan permainan yang berkualitas dan profesional saya yakin kamu akan mampu bersaing dengan rival-rivalnya di pentas sepak bola tanah air. Mari jaga sportivitas dalam bertanding. Dukungan dan doa akan selalu mentertaimu.

Abu Farel Talaga Ganding, +6281939066544.

AYO hidupkan lagi bola voli di Pamekasan. Kita raih kembali kejayaan beberapa tahun yang lalu, yang selalu diperhitungkan di tingkat provinsi Jatim. Jangan sampai kalah dengan Sumenep, Sampang dan Bangkalan. Jayalah selalu bola voli Pamekasan!

+6281330977752

MADURA emang Laskar Sape Kerap. Lupakan main imbang di kandang dan tunjukkan kalau Madura bisa di kandang lawan. Trims

+6281331140985

PROLIGA 2013 tak kalah seru dari ISL. Dalam kasta tertinggi bola voli Nasional itu terdapat seorang putra asal Pamekasan yang turut memperkuat tim kebanggaan Jatim, SAMATOR. Ayo kita dukung Ahmad Faizal Arifin, yang pada tahun lalu juga telah mempersembahkan medali emas untuk Jatim dalam PON Riau. Bravo Jatim-Bravo Samator-Bravo Faizal. Bisa!!!

+6281936388000

KEPADA Bapak DR, kami selaku pendukung setia P-MU, berharap sebaiknya pilih penjaga gawang yang siap tempur saja Bapak Daniel. Kalau bisa ambil Fauzy Toldo saja atau penjaga gawang Persidafon. Terimakasih semoga info ini betul-betul diperhatikan, supaya tidak kebobolan kembali dengan mudah.

Kancah Mania 27, +6287750564171.

KONFLIK berdarah kembali ter-jadi. Kali ini bukan di Indonesia melainkan di negara tetangga, Malaysia. Konflik tersebut telah menelan setidaknya 14 korban tewas. Konflik terjadi antara Kes-ultanan Sulu yang ingin merebut kembali Sabah dengan Polisi Di-raja Malaysia.

Konflik tersebut dipicu oleh perebutan kembali wilayah Sabah oleh Kesultanan Sulu. Sejarah mencatat bahwa pada tahun 1658, dua kesultanan di wilayah Sabah, yakni Brunei dan Sulu membuat kesepakatan. Kesultanan Brunei menghadiahkan wilayah Sabah kepada kesultanan Sulu atas jasa mereka membantu melawan pem-berontakan.

Kemudian pada tahun 1878, pe-rusahaan Inggris British North Bor-neo Company, menyewa wilayah itu pada Kesultanan Sulu. Dalam kontrak disebutkan, perusahaan membayar senilai USD 1.700 selama beroperasi. Namun, saat Malaysia merdeka, Inggris me-nyerahkan wilayah Sabah karena menganggap uang sewa tersebut sebagai uang pembelian lahan.

Sabah yang kini menjadi bagian Malaysia merupakan wilayah Kesultanan Sulu yang disewakan kepada pemerintah Kolonial Ing-gris. Setelah Perang Dunia II Ing-gris berniat mengembalikan Sabah ke Kesultanan Sulu. Dilakukanlah pemungutan suara untuk menen-tukan apakah rakyat Sabah me-milih bergabung dengan Malaysia atau kembali ke Kesultanan Sulu. Hasilnya, rakyat Sabah memilih bergabung dengan Malaysia.

Aksi perebutan kekuasaan itu dipicu setelah Kesultanan Sulu merasa dirugikan dengan kes-epakatan damai antara pemerintah Filipina dan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) di kepulauan Mindanao. Kesepakatan yang dimediasi Malaysia pada oktober 2012 itu menyebut Mindanao -termasuk sulu- sebagai wilayah otonomi dan memberikan seba-

gian besar wilayah untuk dikelola secara independen. Kesul-tananan Sulu tidak dapat jatah lahan, akhirnya mereka berniat merebut wilayah Sabah yang dulu pernah jadi wilayah kekuasaannya.

Konflik antara Malaysia dengan Filipina bukanlah yang pertama kali. Pada tahun 2000 lalu, seke-lompok militan dari Filipina selatan menculik 21 wisatawan dari Sabah saat menyelam di resor Sipadan. Sebelumnya, pada tahun 1985 sebanyak 11 orang tewas ketika orang-orang bersenjata yang di-yakini dari Filipina selatan me-masuki Lahad Datu di Sabah dan menembak secara acak sebelum merampok cabang Standard Char-tered Bank.

Memaknai KonflikKita tidak dapat menghindar dari

adanya konflik. Konflik itu terjadi sejak awal kehidupan manusia itu sendiri. Keberagaman kepentingan dalam kehidupan umat manusia dapat menimbulkan suatu konflik. Konflik menjadi sebuah fenomena yang dapat terjadi tanpa mengenal waktu dan tempat. Dengan kata lain, konflik dapat terjadi kapan saja, dimanapun dan melanda ko-munitas manapun.

Konflik adalah fenomena yang tidak dapat dihindari karena meru-pakan proses sosial yang dissosia-sif. Hugh Miall dalam Resolusi Damai dan Konflik Kontemporer (2000) mendefinisikan konflik merupakan aspek intrinsik dan tidak mungkin dihindari dalam proses perubahan sosial. Konflik adalah sebuah ekspresi hetero-genitas kepentingan, nilai, dan keyakinan yang muncul sebagai formasi baru yang ditimbulkan oleh perubahan sosial yang muncul ber-tentangan dengan hambatan yang diwariskan.

Jadi jelas apa yang dikatakan Hugh, bahwa konflik tidak dapat dihindari dalam proses perubahan

sosial. Baik itu di ling-kungan internal mau-pun eksternal, baik dalam satu negara maupun antarnegara.

Sumber konflik terletak pada kondisi bangsa itu sendiri yang di-landasi oleh sifat egosentris, yaitu aspirasi untuk mempertahankan dan meningkatkan kekuatan serta kedudukan negara dalam hubun-gannya dengan negara lain. Dalam kasus Sabah, pemerintah Malaysia tidak mau jika Sabah jatuh kepada kesultanana Sulu. Di posisi lain, Kesultanan Sulu tetap getol mem-perjuangkan.

Jika dua negara terlibat dalam satu konflik, kata Hugh maka hanya ada dua jalan yang dapat ditempuh. Pertama, kedua negara itu melakukan penyelesaian kon-flik lewat diplomasi. Atau bila ja-lan pertama ini gagal, maka jalan kedua adalah konfrontasimiliter (perang) dimana salah satu pihak dapat mencapai tujuannya setelah memenangkan perang tersebut. Dari kedua jalan tersebut, jalan di-plomasi merupakan jalan yang ha-rus ditempuh untuk menciptakan kedamaian. Karena bagaimanapun juga, apapun alasannya peperan-gan tidaklah dibenarkan.

Merujuk kepada konflik di Sabah, sebaiknya pemerintah Filipina, Malaysia serta Kesultanan Sulu menyelesaikan konflik ini dengan jalan diplomasi. Karena lang-kah solutif untuk menyelesaikan konflik adalah musyawarah. Ke-kerasan atau bahkan aksi peper-angan hanya akan menimbulkan masalah baru. Korban yang tewas itu meninggal dengan sia-sia.

Pelajaran Bagi IndonesiaDi negara kita ini, konflik seakan

sudah menjadi makanan ringan. Bahkan aksi separatisme pun sering terjadi. Akhir-akhir ini banyak sekali kasus konflik yang mengancam integritas bangsa Indonesia, baik yang bernuasa politik, sosial, ekonomi, atau bah-

kan agama. Konflik tambang batu-bara di Papua, kekerasan agama di Sampang, konflik lahan di Lampung, konflik tambang emas di Bima, dan terakhir penyerangan oleh kelompok separatis di Papua baru-baru ini.

Gerakan separatis biasanya ber-basis nasionalisme atau kekuatan religius. Separatisme juga bisa terjadi karena perasaan kurang-nya kekuatan politis dan ekonomi suatu kelompok. Sebagai contoh, di daerah Basque di Spanyol, yang belum merdeka selama berabad-abad lamanya, mereka mengem-bangkan kelompok separatis yang kasar sebagai reaksi terhadap aksi penindasan oleh rezim Francisco Franco.

Di Indonesia kekerasan dengan berbagai modus ternyata masih saja marak terjadi. Selama delapan tahun terakhir ini, kasus kekerasan diskriminasi meningkat menjadi 1.483 kasus. Direktur Yayasan Denny JA, Novriantoni Kahar, mengatakan, berdasarkan catatan yayasan yang bergerak di bidang keberagaman itu, setidaknya ada 915 kasus kekerasan diskriminasi yang terjadi pascareformasi tahun 1998-2004. Dari jumlah itu, ke-kerasan diskriminasi per tahun mencapai 150 kasus.

Kalau kita amati aksi separat-isme di Sabah oleh kesultanan Sulu ini mirip dengan aksi sepa-ratisme yang menewaskan TNI di papua. Misi mereka sama, yakni sama-sama menginginkan sebuah kekuasaan. Sudah jamak diketahui bahwa setiap kejadian pasti ada hikmah yang harus di-petik. Hikmah dari tragedi Sabah, pemerintah harus lebih sigap lagi dalam menjaga dan mempertah-ankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, agar konflik perebutan wilayah tidak kembali terjadi.

*) Aktivis Laskar Ambisius, dan Akademisi di Fakultas Syariah

IAIN Sunan Ampel Surabaya

Konfl ik Sabah: Pelajaran Bagi Indonesia

TAHUN BARUKemana minggat seri rupamu, manis?

Mengapa tetes-tetes sisa air yang berjatuhan dari jemuran basah sema-ta; disitu, di matamu! Kutadahi dengan kedua tanganku yang mulai gigil sam-pai ke pangkal kuping. Hai, kemana saja kau semalam lalu. Benarkah hujan telah memenjarakanmu dalam kamar? Rupanya anak-anak sepi kian pintar merenda perih hari-harimu. Berapa galon air mata kau tampung di lumbung sunyimu. Apakah sunyi, bagimu; serupa hiruk-pikuk kota se-mata? Ataukah sunyi seolah gemerlap kunang-kunang yang mengerlipkan lagi beribu kisah hidupmu; hidup kita?! Kenangan. Wahai, kenangan!

Hai, manis. Lihatlah! Terompet tahun baru telah kembali; Kembali dijejalkan kemulut-mulut waktu. Sekisah lagi. Sekisah lagi, kita siap meniupnya. Ya, meniup kisah yang baru lagi (mestinya!). Oh, tidak. Tidak! kisah itu selalu saja begitu, diulang-ulang. Cuma seakan berbeda, seperti berubah saja, agaknya! Sejarah juga begitu, bukan?

Manisku, hai! Ada aroma jagung ba-

kar rasa asin-manis-coklat padu satu di kelokan jalan pulang di ruap udara yang lembab. Masih setia pada sepi, manisku? Mari, kita beli sebuah saja. Aha, lumayan ranum dan gurih untuk usia kita berdua. Nikmati saja. Sambil kita memainkan mata pada berpasang-pasang muda-mudi yang kecanduan meniup terompet itu. Seperti kecanduan pada hangat ciuman (juga facebook). Lalu birahi di akhir lengking terompet.

(Kita tampung kisah disini). Bersama bulir-bulir jagung bakar. Udara bikin ngilu. Udara bikin paku di saku baju. Biarkan saja. Hujan juga; masih mem-bangun rumah danau di langit yang bimbang; sebagian airnya tumpah, menyiram sekujur tubuh kita. Terkadang kutangkap senyummu, seperti saat ini; Seperti ibu-ibu yang takut hujan, takut berjajar-jajar jemuran tak jadi kering.

Hai, manisku. Sampai dimana kita? Ada sisa keringat bikin gerah dan gatal. Serumpun semak belajar tumbuh di bawah leherku. Kuyakin kita bukan tersesat di ladang jagung. Seperti masa kanak kita dulu. Tapi, seperti tahun yang lalu juga; kita terjebak di rimba hujan. Ya, hujan. (Selalu begitu). Hanya hujan; semoga bukan air matamu!

Selamat tahun baru. Hai, manisku...

HUJAN Kemana anak-anakmu dalam hujan begini?

Hujan yang beranjak dari riuh angin. Mendung-mendung juga gaduh meny-impan berlumbung-lumbung bom; untuk diledakkan bila perlu. Kamu sendiri di

beranda. Beranda yang telah mem-berimu banyak cerita, juga musim; yang menulis sejarah di hatimu. Suka, duka; “Ah, kadang sukar juga membedakan keduanya,” desahmu. Kamu masih setia disitu, di beranda, menunggu; Menunggu entah siapa lagi yang perlu ditunggu. Apa menunggu bagimu ses-uatu yang masih perlu?

Langit tiada, kecuali kelam, kelam yang menghitam, sehitam kutukan. Kilatan petir berseleweran; serupa pe-cut Jokotole menerjang Dempo Abang dalam kisah leluhurmu; cetar, cetar, cetar..!!! ada yang masih kamu hitung selain kamu tunggu; Waktu! Cetar, ce-tar, cetar..!!! suara di jantungmu.

Tak ada dering telepon di hujan begini. Apa yang tidak jadi beku pada dingin yang bikin ngilu ini. Hujan menump-ahkan segalanya, juga kegaduhan di dalam dadamu. Ada genting bocor sejak lama. Kadang menjelma musik paling sentimentil melebihi Kitaro; musik alam (yang kadang mengerikan juga!). Ya, genting bocor itu sudah sejak lama; musim-musim juga memaklumi itu. Bah-kan sebelum anak keduamu lahir dari rahim suburmu. Sekarang sudah lima tahunan. Sudah pandai berkata; Ma, itu pelangi! Ma, itu balon! Ma, itu roket! Ma, itu bulan! Ma, ambilkan buatku..! Tapi kamu jadi tersentak, (dan mata sendumu membuat anak-anak hujan yang lain), ketika tiba-tiba ia bertanya; “Ma, ayah mana?”

Kemana anak-anakmu dalam hujan begini?

SKETSA KOTA(MU)

Mendung masih saja; memoles bedak kelabu; di wajah kotamu; Senja belum seberapa tua sesungguhnya; Kau lihat-lah, orang-orang memunguti daun-daun kering dan basah; yang dijatuhkan oleh waktu; Oh, tidak; Oleh jerit tangismu juga; yang dipendam; dalam ruang temarammu.

Siapa juga yang berani bermain catur di altar masjid itu? Di saat Adzan dije-jalkan (pun ribuan pepujian) ke bilik-bilik hari sibukmu; Mestinya mereka lekas berwudu, mestinya mereka bisa mema-hami; berwudu baik untuk masa depan!; Tapi kehidupan terlanjur disandingkan (walau tampak dikotak-kotakkan); hitam-putih; putih-hitam; seperti papan catur. (Ah, kehidupan!).

Jam berapa kamu shalat Isya’ nanti? Seperti yang lalu-lalu? Sebelum tidur atau sebelum sempat membalas SMS dari sahabat terkasihmu, atau kekasihmu, atau pacarmu? (duhai, apa bedanya?!). Atau dari ibumu di kampung yang jauh?

(Aku masih di gerbong kereta Malang-Surabaya); sebelum kau membenam dalam kembara mimpimu; Mimpi ten-tang para ABG dengan bedak keg-amangan masa depan yang menebal; Para ABG yang pernah memburumu; di bawah mendung kotamu; sambil mengacung-ngacungkan kertas karton bertuliskan; Kami butuh transparansi!

Pamekasan, 2009-2013.

BUDI HARIYANTOLahir di Pamekasan (1973). Alumni Seni Rupa IKIP Surabaya (sekarang Unesa).

Mengajar Seni Budaya di SMAN 1 Pademawu-

Pamekasan

Oleh:

MUHAMMAD ALI MURTADLO

Oleh:

Page 8: Edisi 9 Maret 2013

Email Redaksi: [email protected]

SABTU 9 Maret 20138

Pasca Penetapan Anas Sebagai Tersangka oleh KPKSAMPANG-Konflik yang men-

erpa DPP Partai Demokrat, rupanya tidak berimbas terhadap pengurus DPC Partai Demokrat Kabupaten Sampang. Bahkan, pasca Anas Ur-baningrum, mantan Ketua Umum DPP Demokrat ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK, makin ban-yak warga yang ingin jadi kader Demokrat.

Tidak hanya itu, warga yang ingin menjadi caleg dari Demokrat juga membludak. Hal itu menandakan, pengurus Demokrat di Kota Bahari, Sampang, tidak terbelah, melainkan tambah solid dari sebelumnya.

“Kami di sini tidak terpengaruh dengan adanya permasalahan yang sedang terjadi di DPP,” terang Ketua DPC Partai Demokrat Sampang, H Abdussalam, kepada Kabar Madura saat dikonfirmasi Jumat (8/3).

Dia menjelaskan, konflik yang terjadi di DPP, itu merupakan urusan pusat. Sementara di daerah tidak berpenga-ruh. Apalagi pasca KPK menetapkan Anas Urbaningrum sebagai tersangka. Dirinya bersama kader yang lain tetap fokus bekerja menjelang Pemilu Leg-islatif (Pileg) 2014.

“Apa yang menjadi keputusan garis partai akan patuh. Kami tidak akan

menyimpang dari ketentuan partai. Siapa yang dilantik menjadi ketua, dia adalah ketua kami,” ucap Wakil Ketua Komisi D DPRD Sampang itu.

Namun, sambungnya, dia juga tidak menampik bahwa Anas Urban-ingrum merupakan mantan Ketua Umum DPP Demokrat. Di mana selama memimpin, Anas telah mem-berikan pendidikan politik kepada kader-kader yang ada di daerah.

“Pak Anas mantan ketua kami. Tapi, kami tetap mematuhi apa yang ada di garis partai. Saya ucapkan terima kasih pada pak Anas. Kami banyak menimba ilmu politik dari pak Anas,” urainya.

Ditanya, apakah ada kader De-mokrat Sampang yang mengikuti jejak pendukung fanatik Anas sep-erti daerah lain? Dia menjamin, tidak akan ada kadernya yang melakukan tindakan seperti itu. Malah sebalik, warga banyak simpatik pada De-mokrat.

“Pasca mundurnya Anas apakah nanti ada Plt (pelaksana tugas) Ketua Umum (DPP) Demokrat atau bakal digelar KLB (kongres luar biasa) untuk menentukan pemimpin. Siapa yang layak menjadi ketua, itu yang akan saya dukung,” pungkasnya.

Dia menambahkan, dirinya me-minta kepada seluruh kader yang ada di Sampang tidak boleh terpen-garuh dengan adanya isu-isu yang tidak bertanggung jawab. Informasi tersebut hanya akan menyesatkan para kader. (ful/yoe)

SUMENEP-Begitu Dilan-tik sebagai Sekretaris Dae-rah Kabupaten (Sekkab) Sumenep, Hadi Soetarto langsung dibenturkan den-gan masalah pemilihan ke-pala desa (pilkades) yang saat ini sedang gencar disoal oleh berbagai pihak.

Para wakil rakyat yang duduk d i kurs i DPRD Sumenep menekankan, su-paya Sekkab baru Sumenep tersebut segera menginter-vensi proses penetapan ang-garan pelaksanaan pilkades yang dinilai cukup mahal.

Anggota DPRD Sumenep, Mohammad Ismail men-gungkapkan, di sejumlah desa masih ada panitia yang “nakal”. “Nakal” dalam artian, memanfaatkan mo-mentum pilkades untuk memperkaya diri sendiri atau kelompoknya, dengan cara, menjerat para calon dengan biaya pendaftaran yang cukup tinggi. Bahkan, sengaja mengabaikan per-aturan bupati terkait den-gan pendanaan pilkades.

”Di sini saya minta sek-da (sekkab, red) baru itu

agar segera intervensi, agar perbub di tegakkan,” terang pol i t ikus Partai Golongan Karya itu, Jumat kemarin (8/3).

Lebih lanjut, Ismail me-nambahkan salah satu dae-rah yang masih tetap me-langgar perbub itu terjadi di salah satu desa di Daerah Pemilihan (Dapil) 3. Dari jumlah penduduk yang mencapai kurang lebih 7 ribu orang, anggaran yang dibebankan kepada bakal calon kepala desa mencapai Rp 180 juta.

”Itu kan Jelas tidak rasion-al. Masak satu orang sampai 180 juta. Jelas tidak sesuai dengan perbub. Di perbub itu, jika jumlah penduduk-knya di atas 2 ribu, maka biaya pendaftaran calon bisa kurang dari Rp 20 ribu per hak pilih,” tegasnya.

”Karena itu, kami berharap sekda baru itu segera men-jalankan tugasnya dengan menegakkan perbub itu. Ka-lau perbub tidak ditegakkan, ya untuk apa ada perbub?” imbuh Ismail dengan nada tajam. (aqu/yoe)

BANGKALAN-Tahun 2013 ini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bangkalan mengemban tahapan dua agenda pemilu, yakni Pemilu Gubernur (Pilgub) Jatim 2013 dan Pemilu Legislatif (Pileg) 2014. Namun masalahnya, hingga saat ini KPU sama sekali belum menerima kucuran dana non-operasional baik Pilgub Jatim 2013 maupun Pileg 2014.

Kondisi itu dinilai menyulitkan KPU dalam melaksanakan tahapan pemilu. Bahkan untuk rekrutmen anggota Pa-nitia Pemilu tingkat Kecamatan (PPK) Pilgub, yang sudah memasuki fase tes wawancara, KPU terpaksa meng-gunakan dana talangan pihak ketiga.

“Kalau dana operasional yang si-fatnya berupa honorarium sih sudah (cair). Tapi untuk keperluan belanja lain-lain selama proses rekrutmen PPK Pilgub mulai dari pengumuman, pendaftaran, tes tulis dan interview, hingga saat ini kami terpaksa cari dana pinjaman karena anggaran dari KPU Provinsi masih belum cair,” ungkap Fauzan Ja’far, Ketua KPU Bangkalan, Jumat (8/3), sebagaimana dikutip dari Maduracorner.com.

“Karena faktor itu pula, pelantikan PPK yang nanti lolos tes wawancara,

kami berencana meminjam Aula Paripurna DPRD sebagai siasat untuk meminimalisir anggaran belanja,” lanjut Fauzan dengan nada mengeluh.

Kondisi tanpa anggaran ini juga berlaku pada kegiatan tahapan Pileg 2014. Meski intensitasnya belum sepadat dan semendesak tahapan Pil-gub. Sejauh ini, hanya public hearing dengan pengurus parpol dan ormas, agenda tahapan pileg yang sudah dilaksanakan KPU.

“Untuk Pileg, kami sudah meng-gelar salah satu rangkaian tahapan, yakni public hearing guna membahas formulasi daerah pemilihan (dapil) berikut komposisi kursi Pileg 2014. Tapi kondisinya sama, yakni ang-garannya belum cair baik yang dari APBN maupun APBD,” imbuhnya.

Meski begitu, kondisi zero budget itu tak menjadi alasan KPU untuk menunda pelaksanaan tahapan pilgub maupun pileg. “Kami sadar ini sudah menjadi bagian tanggung jawab tugas kami sebagai penyelenggara (pemilu), dengan konsekuensi harus melak-sanakan seluruh tahapan (pemilu) sesuai jadwal yang ditentukan. Jadi, meski nihil anggaran, kami harus bisa mensiasatinya,” pungkasnya. (mcc/yoe)

GOODBYE ANAS: Habis manis, sepah dibuang. Begitulah nasib Anas Urbaningrum, mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat. Selama memimpin, dia dielu-elukan kader Demokrat, hingga ke daerah-daerah. Tapi begitu terbelit kasus korupsi, dia dibuang begitu saja.

Demokrat Sampang Kebanjiran Caleg

KM/TWICSY.COM

KM/BUSRI THAHA

DAPAT PR: Usai dilantik sebagai Sekkab Sumenep, Hadi Soetarto (kanan) langsung ditodong masalah dana pilkades yang mahal karena, ditengarai, sengaja “dimainkan”.

Pilkades Mahal, Sekkab Harus Turun Tangan

MEMERAS OTAK: Ketua KPU Bangkalan, Fauzan Ja’far saat ini cukup pusing, karena anggaran non-operasional untuk pelaksanaan tahapan Pilgub Jatim 2013 dan Pileg 2014 belum cair hingga kini.

Pilgub Jatim 2013 dan Pileg 2014 Seret Anggaran

KM/MC.COM

Page 9: Edisi 9 Maret 2013

Email Redaksi: [email protected]

SABTU 9 Maret 2013 9

Peserta dari Sapeken Nekad Berlayar Lewat BaliSUMENEP-Jadwal pelak-

sanaan tes kelayakan, atau tes wawancara bagi calon anggota panitia pengawas pemilu di tingkat kecamatan (panwascam), di Kabupaten Sumenep, akhirnya dipasti-kan molor.

Sementara, calon anggota panwascam yang belum mengkuti tes wawancara ting-gal dari dua kecamatan, yakni Kecamatan Kangayan dan Arjasa. Keduanya dijadwal-kan menjalani tes wawancara, Sabtu hari ini (9/3).

Berdasarakan informasi yang diterima Panwaslu Ka-bupaten Sumenep, calon anggota panwascam dari Kepulauan Kangayan dan Arjasa telah berangkat sejak Jumat (8/3) kemarin. Mereka diperkirakan sampai kota Sumenep Jumat malam hari.

”Jadi informasinya, hari kemarin kapal sudah kem-bali bisa beroperasi. Sehingga calon dari dua kecamatan itu dijadwalkan tes besok (hari ini, red),” terang Zamrud Khan, Ketua Panwaslu Kabu-paten, Jumat (8/3).

Sebelumnya, calon dari Ke-camatan Pulau Sapeken yang diperkirakan tidak bisa hadir karena cuaca buruk ternyata

bisa mengikuti tes wawancara sebab, empat calon panwas Ke-camatan itu nekad berangkat melalui jalur Bali.

”Kemarin dari Kecamatan Sapeken ternyata sudah datang duluan ke (Kecamatan Kota) Sumenep untuk mengi-kuti tes wawancara. Mereka melalui jalur Bali, Singaraja, lalu melalui jalur pelabuhan Gili Manuk kemudian mengi-kuti jalur Jangkar-Kalianget,” tuturnya.

Tes wawancara untuk calon anggota panwascam itu, mol-or hingga dua hari. Zamrud mengatakan, jadwal seha-rusnya, tes tersebut sudah berakhir 7 Maret lalu. Namun karena ada kendala cuaca maka Panwas Kabupaten memberikan toleransi dua hari kepada calon yang belum ikut tes.

”Mestinya tujuh maret ke-marin sudah selesai, namun kami juga tidak bisa men-gelak ketika ada faktor alam. Makanya kami beri waktu hingga besok (hari ini, red),” jelasnya lebih lanjut.

Setelah selesai melakukan uji kelayakan kepada calon panwas dari kecamatan Ar-jasa dan Kangayan, Panwaslu Kabupaten Sumenep akan mengirim hasil ke Bawaslu Provinsi. Panwaslu Kabu-paten akan mengumumkan calon yang lolos menjadi pan-wascam, sebelum 15 Maret mendatang.

”Sebelum tanggal 15 Maret, kami akan umumkan calon yang lolos dan masuk menjadi panwas kecamatan. Tapi wak-tunya belum pasti karena ma-sih menunggu rapat pleno,” pungkasnya. (rei/yoe)

KM/AHMAD AINOL HORRI

TERKENDALA CUACA: Ini adalah suasana tes wawancara yang digelar Kamis lalu (7/3). Sebagian peserta, tak hadir karena tak ada kapal berlayar menuju Sumenep Daratan, akibat cuaca buruk.

Tes Kelayakan Panwascam MolorKASUS dugaan tindak pidana korupsi bertaburan

di Kabupaten Pamekasan. Bisa dibilang, Kota Gerbang Salam ini menjadi sarangnya koruptor. Walaupun penegak hukum sudah begitu trengginas melibas orang-orang yang coba mengeruk uang rakyat dalam APBD dengan jalan tidak halal.

Nadila, aktivis perempuan kelahiran 15 Oktober 1994, menekankan hal itu, saat berbincang den-gan wartawan Kabar Madura, Jumat (8/3) siang kemarin. Dalam hematnya, sangat disayangkan ke-tika Pamekasan dinobatkan sebagai Kota Gerbang Salam yang berintisarikan mutiara ajaran Islam justru ternodai oleh perilaku koruptif anak bangsa.

“Kasus yang berwarnakan korupsi cukup merebak. Dan, hingga kini menjadi pembicaraan banyak ka-langan. Sebut saja dugaan korupsi dana transportasi bantuan beras bagi keluarga miskin (raskin), bantu-an buku Ad Hoc yang diprakarsai Dinas Pendidikan Pamekasan, bantuan sapi, CLM, pengadaan pangan komoditas gabah atau beras KUD Dharma Bakti, dan segenap kasus buram lainnya,” tekan Nadila.

Dalam hematnya, kalau kasus-kasus dugaan korupsi tersebut tak jua disikapi secara serius oleh penegak hukum, dipastikan masa depan negeri ini akan suram. Para generasi muda juga akan selalu dibayangi oleh rayuan perilaku koruptif. Dan itu jelas bakal menjadi pemicu utama hancurnya negeri ini.

Untuk itu, katanya, selain menyoroti para (calon) koruptor, diharapkan masyarakat juga tidak len-gah dengan perilaku dan putusan kebijakan dari penegak hukum. Sebab, ujarnya, getolnya perilaku koruptif, salah satu pemicunya ialah hukum yang tidak bertaring lagi. Alias tumpul dan tak bertaji.

“Sungguh demikian, saya yakin di negeri ini, termasuk di Pamekasan, masih ada orang-orang

baik yang bisa diharapkan berperan besar dalam menumpas para koruptor. Semisal getolnya para aktivis melakukan aksi penekanan agar koruptor ditindak secara tegas dan tanpa ampun,” katanya penuh keyakinan.

Nadila memberikan catatan khusus terhadap para aktivis yang getol menyuarakan agar penegak hu-kum serius menindak koruptor. Pasalnya, godaan berupa suap guna menjegal perjuangan adakalanya datang bertubi-tubi.

“Dan kita harus curiga terhadap aksi yang getol menyoroti kasus ko-rupsi untuk kemu-dian surut. Ketika dalam perkemban-gannya aksi mati, b i sa j ad i pa ra aktivis itu sudah disuap atau terli-bat dalam pusaran perilaku koruptif. Itu sangat naif dan amat hina sekali,” tukasnya. (anm/yoe)

BERSEBERANGAN: Ahmad Husaifi , anggota Panwaslu Pamekasan mengatakan, Panwaslu

Pamekasan untuk Pilgub Jatim 2013 dan Pileg 2014, belum terbentuk. Sementara Zaini, Ketua Panwaslu Pamekasan, SK pembentukannya sudah di tangan.

Ketua-Anggota Panwaslu Tak Kompak

,

PAMEKASAN-Beberapa minggu tera-khir ini, pernah mencuat pemberitaan tentang belum jelasnya Panitia Pen-gawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Pamekasan. Berita tersebut berpangkal dari penjelasan anggota Panwaslu divisi pengawasan, Ahmad Husaifi.

Menurut Ahmad Husaifi, surat kepu-tusan (SK) yang diberikan Bawaslu RI kepada Panwaslu Pamekasan, hanya berlaku untuk pelaksanaan Pemilukada Pamekasan, 9 Januari lalu. Sedangkan

keterlibatan atau status Panwaslu dalam Pemilihan Gubernur

(Pilgub) Jatim 2013, dan Pemilu Legislatif (Pi-

leg) 2014 nanti, ma-sih menunggu kej-

elasan turunnya SK lanjutan.

“ K a r e -

na itu, dalam proses atau tahapan pencalegan, kami tidak ikut-ikutan,” ujarnya saat berbincang santai dengan wartawan Kabar Madura di Kantor Panwaslu, Jalan Trunojoyo Pamekasan, belum lama ini.

Husaifi melanjutkan, selama pelak-sanaan Pemilukada Pamekasan, peran aktif Panwaslu Pamekasan cukup terlihat sekali. Dalam setiap tahapan pemilukada, sinyal pelanggaran dapat terdeteksi secara baik oleh Panwaslu Pamekasan.

Pernyataan Husaifi soal ketidakjela-san status Panwaslu Pamekasan itu, ternyata mendapat bantahan dari Ketua Panwaslu Zaini. Agaknya, kedua orang tersebut berseberangan.

Saat ditemui Kabar Madura di kan-tornya, Jumat (8/3), Zaini menegaskan, Panwaslu Pamekasan dalam pemilu-

kada lalu, secara otomatis juga menjadi panwaslu dalam Pilgub Jatim 2013, dan Pileg 2014. Bahkan, juga dalam Pemili-han Presiden (Pilpres) 2014 nanti.

“Beliau (Ahmad Husaifi, red) tidak pegang SK kok. Yang pegang adalah saya. Intinya, Panwaslu Kabupaten Pamekasan secara otomatis menjadi pengawas pemilu hingga selesai nanti,” tandasnya tanpa menunjukkan SK Pan-waslu Pamekasan.

Zaini menambahkan, pihaknya su-dah terlibat aktif dalam pengawasan tahapan Pileg 2014. Itu, sudah sejak verifikasi faktual partai politik pada November 2012 lalu. “Dan proses rekrutmen PPK yang dilakukan KPU, Panwaslu Pamekasan tetap melaku-kan pengawasan secara non teknis,” pungkasnya. (anm/yoe)

KM

/HA

IRU

L A

NA

M

ZAINIAHMAD HUSAIFI

NADILA, Aktivis

Miris, Kota Gerbang Salam Sarang Koruptor

KM

/IST

Page 10: Edisi 9 Maret 2013

Email Redaksi: [email protected]

SABTU 9 Maret 201310

Disdik Sumenep Kritisi Kebijakan Pemerintah PusatSUMENEP-Nilai diskrimi-

natif yang terkandung dalam ujian nasional (unas), seringkali mendapat sorotan dari masyara-kat. Masalah itu, juga mendapat kritikan tajam dari Dinas Pendi-dikan (Disdik) Sumenep, Jumat (8/3).

Kebijakan pusat yang sering-kali berubah-ubah diakui Ah-mad Masuni, Kepala Disdik Sumenep, menyulitkan tenaga pendidik di tingkat bawah. Dia mengaku, perubahan yang ter-kesan dadakan memaksa guru di tingkat bawah untuk bekerja lebih keras.

Selain hal itu, Masuni juga menyinggung soal lemahnya sosialisasi dari Pusat terkait dengan adanya perubahan kebi-jakan. Seperti yang terjadi pada unas, perubahan mendadak dari 5 menjadi 20 paket tentu mengejutkan terhadap siswa. Apalagi, unas hingga kini ma-sih dijadikan sebagai penentu lulus tidaknya siswa yang sudah belajar selama bertahun-tahun.

”Semestinya Pusat itu menye-suaikan dengan kemampuan siswa di daerah. Jangan ke-mudian daerah itu disamakan dengan Pusat. Kalau di daerah-daerah terpencil kan sarana prasarananya tidak sama den-gan daerah-daerah di kota-kota besar,” papar Masuni Jumat

kemarin.Menurut Masuni, semestinya

unas tersebut tidak mengand-ung nilai diskriminatif. Diskrim-inasi yang dimaksud Masuni, Kementerian Pendidikan RI semestinya memahami kondisi kemampuan siswa masing-ma-sing sekolah, yang pola pikirnya belum tentu sama dengan siswa sekolah-sekolah unggulan. Se-bab, diskrimininasi dalam ben-tuk apa pun sangat dilarang terjadi dalam dunia pendidikan.

”Yang saya inginkan itu bagaimana materi unas harus disesuaikan dengan potensi daerah yang ada. Tujuan itu tidak lain karena kan masing-masing daerah punya kelebi-han masing-masing. Sehingga dalam hal ini tidak terbebani,” harapnya.

Lebih lanjut Masuni men-egaskan, yang terpenting ialah, tidak menjadikan unas sebagai standar kelulusan, tapi cukup dijadikan sebagai standar mutu. Sebab, siswa sekolah-sekolah favorit di kota besar, tidak mungkin disamakan dengan siswa sekolah-sekolah di pe-losok daerah.

”Jadi kita sebenarnya mem-pertanyakan, kenapa harus ada kebijakan itu. Tapi karena memang sudah perintah dari Pusat, kita usahakan semaksi-mal mungkin dengan menggal-akkan tryout-tryout. Tapi pada prinsipnya saya memang lebih sepakat bila unas hanya men-jadi standar mutu pendidikan di masing-masing daerah saja,” pungkas Masuni. (aqu/yoe)

PAMEKASAN-Krisis guru di sejumlah lembaga pendidikan negeri Pamekasan, membuat jajaran Pemkab Pamekasan, terutama yang membidangi pendidikan dan kepegawaian, segera berbenah.

Pelaksana tugas (Plt) Sek-retaris Daerah Kabupaten Pamekasan, Herman Kusnadi mengatakan, pihaknya saat ini telah berupaya melaku-kan pengisian dari beberapa lembaga pendidikan yang kekurangan guru.

“Sementara, kami sedang melakukan penataan, dari beberapa lembaga yang kekurangan guru,” ujar Her-man, Jumat (8/3).

Selain itu juga, pihaknya akan melakukan mutasi guru dari beberapa lembaga pendi-dikan yang kelebihan tenaga guru. Sehingga kekurangan guru tersebut bisa dimini-malisir dan kegiatan bela-jar mengajar (KBM) dapat segera berjalan normal.

“Kami ambil guru dari lem-baga pendidikan yang kele-bihan. Di samping itu pula, untuk menutupi kekurangan itu, kami akan melakukan rekrutmen, insya Allah tahun ini,” tandasnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi D DPRD Pamekasan, K. Juhaini mengatakan, Dinas Pendidikan (Disdik) Pame-kasan bisa mendata beberapa lembaga pendidikan yang masih kekurangan tenaga pendidik. Hal itu penting di-lakukan agar peserta didik ti-

dak merasa rugi akibat tidak adanya guru tersebut.

“Jika didata, maka Disdik langsung bisa menempatkan tenaga guru di sekolah terse-but jika ada pengangkatan baru. Makanya sekarang banyak sekolah yang men-fungsikan tenaga suka rela-wan (sukwan) untuk menjadi pengganti supaya KBM tidak terganggu,”ungkapnya.

Pihaknya meminta Disdik Pamekasan segera melaku-kan beberapa upaya demi lancarnya KBM, utamanya di beberapa sekolah yang masih kekurangan tenaga pendidik. Agar siswa mendapat asupan ilmu pengetahuan sesuai dengan yang diharapkan.

“Disdik harus sigap mem-ecahkan persoalan ini, kare-na bagaimana pun hal ini penting dilakukan guna me-majukan pendidikan di Pa-mekasan itu sendiri,” pung-kas Juhaini. (jck/yoe)

SUMENEP-Beberapa orang yang merupakan perwakilan guru tidak tetap (GTT) atau guru su-karelawan (sukwan) di Sumenep, Kamis lalu (7/3) ramai-ramai curhat ke Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep (DPKS). Mereka merasa resah akibat kabar bakal dihapusnya tenaga honorer.

Ketua Persatuan GTT Sumenep, Agus Haryanto menjelaskan, para GTT resah pasca disahkannya Peraturan Daerah (Perda) tentang Penyelenggaraan dan Pengelo-laan Pendidikan.

Dalam Perda itu, disebutkan jika lembaga pendidikan ataupun Di-nas Pendidikan (Disdik), dilarang merekrut tenaga honorer atau sukwan. Pengangkatan tenaga honorer dikembalikan pada bupati atas dasar analisa kebutuhan.

“Munculnya item tersebut kat-anya didasarkan pada peraturan pemerintah nomor 48 tahun 2006 tentang moratorium dan

larangan pengangkatan tenaga honorer. Nah bagaimana den-gan nasib para GTT yang sudah mengabdi bertahun-tahun, bah-kan jauh sebelum munculnya PP 48 itu. Masak mereka harus ‘dibuang’ begitu saja?” gugat-nya, sebagaimana dikutip dari beritajatim.com, Jumat (8/3).

Apalagi, lanjut Agus, tidak se-dikit para tenaga honorer yang sudah masuk dalam kategori II (K2). Dari 6 ribu guru honorer di Sumenep, 1747 di antaranya su-dah masuk dalam K2. “Kami kha-watir Perda tersebut benar-benar akan menghapus para tenaga honorer dan mencabut SK nya. Ini yang mengundang keresahan kami para GTT,” katanya.

Agus mengungkapkan, pihaknya sengaja datang ke DPKS, Kamis itu, untuk membeberkan persoa-lan tersebut. Pihaknya berharap ada masukan dan solusi cerdas dari Dewan Pendidikan.

“Kami juga akan hearing dengan komisi D. Ini bukan soal diang-kat atau tidaknya kami menjadi PNS. Kalau soal jadi PNS itu kan urusan nasib. Tapi kami ingin tahu bagaimana upaya pemkab. Selama ini terkesan membiarkan, dan tidak ada terobosan untuk memperjuangkan nasib tenaga honorer,” tandasnya.

Sekretaris DPKS, Jamalu-din menganggap keluhan dan kekhawatiran para GTT tersebut sebagai sesuatu yang wajar, dan harus segera disikapi serius. “Kami akan mengkaji persoalan-persoalan tersebut. Kami juga akan melakukan investigasi ke masing-masing sekolah yang ada GTT-nya, untuk mengetahui, mana yg sudah lama mengabdi dan mana yang baru,” ujarnya.

Jamaludin mengaku, akan mem-berikan rekomendasi ke Pemkab untuk memperhatikan keluhan para GTT tersebut. Pihaknya tidak

ingin hal itu berdampak pada kon-dusivitas KBM. “Harus diakui jika peran para GTT untuk mengajar di sekolah ini sangat luar biasa. Apalagi jumlah GTT di Sumenep cukup besar. Kalau sampai ter-jadi mogok atau aksi lainnya, ini dikhawatirkan berdampak pada kegiatan belajar mengajar di seko-lah,” katanya.

Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Sumenep, Titik Suryati dalam ke-sempatan sebelumnya memapar-kan, sampai saat ini pihaknya belum melakukan pengangkatan honorer, pasca terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 48 tahun 2006 tentang moratorium.

“Dalam PP tersebut sudah jelas dinyatakan, setiap daerah dila-rang mengangkat tenaga honorer, sukwan dan semacamnya. Karena PP tersebut belum dicabut, maka masih menjadi dasar pijakan kami,” tegasnya. (bjt/yoe)

SAMPANG-Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Sampang Nomor 28 Tahun 2008 tentang Pendidikan yang sudah disahkan sejak tahun 2008 lalu itu, ternyata hingga kini belum diterapkan.

Dinas Pendidikan (Disdik) Sampang mengaku, belum bisa menerapkan perda itu, dengan alasan, perlu sosialisasi terlebih dahulu.

Menurut Kepala Disdik Sampang Sumadi, “sosialisasinya belum dilaksanakan kalau tiba-tiba diter-apkan tanpa sosialisasi bisa kaget yang akan kena sasaran kerja ini, terutama guru atau murid dan dari kalangan pendidikan lainnya.”

Namun Sumadi mengaku, tidak tahu mengapa belum juga ada langkah sosialisasi akan perda tersebut, selama 4 tahun lalu. Dalihnya lagi, dia belum seta-hun menjabat sebagai Plt Kepala Disdik Sampang, menggantikan kepala dinas sebelumnya yang mengundurkan diri.

“Mungkin, dalam waktu dekat baru bisa dilaksanakan sosial-isasinya, nanti kalau sudah ada pejabat kepala dinas pendidikan yang baru. Saya kan masih belum definitif,” tukasnya.

Kabid Kurikulum Disdik Sam-pang, Abi Kusno, menjelaskan, Perda Nomor 28 Tahun 2008 itu, adalah penjabaran dari Un-dang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidi-kan Nasional (Sisdiknas), yang

menyangkut beberapa hal ten-tang pendidikan mulai dari jen-jang pendidikan, kurikulum dan peserta didik.

Perda yang menjadi payung hu-kum penerapan pola pendidikan di Sampang itu sendiri, berisi tentang penerapan pendidikan khusus yang berhubungan den-

gan lokalitas Sampang. Belum diterapkannya perda

pendidikan itu, terungkap dalam pernyataan Bupati Sampang Fan-nan Hasib, yang baru menjabat selama 2 pekan, dalam sebuah kesempatan.

Saat itu, Fannan menanyakan alasan, tidak diterapkannya

perda pendidikan itu, padahal sudah diterbitkan pula peraturan pelaksananya melalui Perbup Nomor 19 Tahun 2010.

“Perda ini kan seharusnya sudah diterapkan dua tahun lalu oleh di-nas pendidikan kenapa sampai saat ini belum ada (penerapannya),” kata Fannan Hasib. (waw/yoe)

KM/BPKPENABUR.OR.ID

DISKRIMINATIF: Peserta unas dari sekolah favorit di kota besar semacam ini, kemampuannya tentu jauh beda dibandingkan dengan peserta unas dari sekolah terbaik sekalipun, di pelosok wilayah Sumenep Kepulauan.

Unas Jangan Jadi Standar Kelulusan

Tahun Ini, Pemkab Pamekasan Rekrut Guru

KM/HUMASPAMEKASAN.BLOGSPOT.COM

HERMAN KUSNADIPlt Sekretaris Daerah

Kabupaten Pamekasan

Guru Sukwan Resahkan Larangan Rekrut Tenaga Honorer

KM/ZIPOER7.WORDPRESS.COM

OEMAR BAKRI: Tokoh rekaan Iwan Fals ini adalah simbol penderitaan kaum pendidik, di masa lalu. Ternyata, kini, masih ada pendidik yang berjuluk sarjana penuh derita. Mereka adalah para guru sukwan.

KM/AGUS JOSIANDI

WHISTLEBLOWER: Bupati terpilih Sampang periode 2013-2018, Fannan Hasib adalah orang yang mengungkapkan masalah pengendapan perda pendidikan selama 4 tahun.

Empat Tahun Perda Pendidikan Mengendap

Page 11: Edisi 9 Maret 2013

Pembentukan Tim P-MU U-21

PAMEKASAN -P roses pembentukan tim U-21 Persepam Madura United (P-MU) yang akan berlaga di Kompetisi ISL U-21 akan dimulai sore ini. Kepastian itu, sebagaimana disampai-kan Anis Fuad, Pelatih U-21 P-MU kemarin (8/3), sesaat sebelum Kabar Madura ber-tolak ke Riau, dalam rangka ikut serta dalam rombongan P-MU yang melakoni tan-dangnya ke kandang PSPS Pekanbaru.

”Besok sore sudah mu-lai lihat kara-kter pemain. B a i k s e c a r a fisik maupun k e m a m p u a n dasar,” jelas Anis Fuad.

T e r p i s a h , J o n Y u l i a n -t o , A s i s t e n Manajer P-MU, yang membi-dangi adminis-trasi, mengaku persoalan ad-ministrasi yang berupa penye-b a r a n s u r a t serta petunjuk adminis t ras i lainnya, telah d i k i r i m k e Pengcab PSSI se-Madura. Dalam surat tersebut, menurut Jon Yu-lianto, Pengcab PSSI se-Madura diminta merekome-dasikan nama-nama pemain yang akan diikutsertakan dalam proses seleksi.

”Kami harus bergerak cepat, karena memang kom-petisi U-21 akan segera berputar. Meski demiki-an, sejak awal kami sudah mengkomunikasikan jika hanya menunggu waktu. Hari ini menjadi pembuk-tian mereka serius (calon pemain, Red) untuk meniti karier sebagai pemain sepak bola,” terang Jon Yulianto,

yang juga menjabat Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Pemkab Pamekasan.

Sementara itu, komitmen Manajer P-MU Achsanul Qosasi, akan menjadikan tim U-21 P-MU sebagai ajang pembibitan dan pembinaan bakat pesepakbola muda Madura. Untuk itu, dia mey-ampaikan jika dalam proses rekrutmen pemain U-21 akan lebih mempertimbang-kan pemain asli Madura.

”Sebagian besar harus ter-diri dari pemain Madura,” tandas AQ -sapaan akrab manajer P-MU tersebut.

Selain itu, AQ juga me-nyampaikan, seminimal

mungkin pe-m a i n t i d a k berasa l dar i luar Madura. ”P-MU adalah milik Madura. Apapun kami p r io r i t askan pemain asa l Madura,” te-gas AQ ten-tang pemben-tukan tim yang akan bentrok melawan Per-si ja Jakarta, Arema Malang dan Persegres Gresik United di grup 3 kom-petisi ISL U-21.

Secara teknis, terhadap kebu-

tuhan pemain tambahan dari luar Madura, AQ mengaku masih menunggu permo-honan dari pelatih U-21 P-MU.

”Jika memang dianggap perlu, harus ada tambahan pemain dari luar Madura. Itu kami upayakan untuk memenuhinya. Senyam-pang, proses untuk men-gangkat performa pemain Madura betul-betul bisa dijalankan dengan baik,” pungkas pria yang semen-tara ini sukses mengantar P-MU menduduki peringkat 10, sebagaimana tanggal lahirnya. (bri/ed)

11

Email Redaksi: [email protected]

SABTU 9 Maret 2013

ami harus bergerak cepat, karena memang kompetisi U-21 akan

segera berputar. Meski demikian, sejak

awal kami sudah mengkomunikasikan jika hanya menunggu

waktu. Hari ini menjadi pembuktian mereka

serius (calon pemain, Red) untuk meniti karier

sebagai pemain sepak bola.”

JON YULIANTOAsisten Manajer P-MU

BANGKALAN-Kemenan-gan Persepam Madura United (P-MU) atas Mitra Kukar beberapa hari lalu di Stadion Gelora Bangkalan (SGB) me-mang menjadi hasil paling gemilang. Namun hingga ditahan imbang 2-2 oleh tamu asal Kalimantan lainnya, Per-sisam Putra Samarinda, beber-apa hari sesudahnya, Laskar Sapeh Kerap masih meny-isakan 1 target lagi. Yakni, menang di kandang lawan.

Target inilah yang diharap-kan suporter Madura akan mampu diraih saat Zae-nal Arief dan kawan-kawan melakoni dua laga awaynya ke PSPS Pekanbaru (10/3) dan Persija Jakarta (14/3) mendatang.

Syaiful Liar, pendukung fa-natik P-MU asal Bangkalan mengaku tak memperma-salahkan meskipun hanya meraih satu kemenangan dari tour Sumatera-Jakarta itu. ”Gak masalah meskipun cuma bawa 3 poin dari dua pertandingan ini. Yang per-nting P-MU bisa menang di kandang lawan. Ini akan menjadi sejarah,” ujarnya saat ditemui di markas K-Conk Mania kemarin (8/3).

Komentar optimistis juga datang dari Taretan Ma-nia. Suporter berbasis di Kabupaten Pamekasan itu mengaku dua kemenangan akan menghapus kesalahan P-MU setelah gagal menang

di pertandingan home tera-khirnya. ”Dua kemenan-gan dan enam poin yakin bisa dibawa pulang. Secara komposisi, PSPS dan Persija tidak secemerlang Barito dan Persiba Balikpapan yang berhasil menahan P-MU dengan hanya kehilangan satu poin,” timpal Imam, anggota Taretan Ghir Sereng

Bandaran Pamekasan.Selain itu, suporter Madura

asal Sumenep juga tak in-gin ketinggalan memberikan harapannya. Rosa, anggota Peccot Mania Soengennep merasa yakin tren positif yang selama ini mampu diperli-hatkan P-MU, akan berlanjut pada kemenangan tandang perdana. ”Melihat permainan

P-MU yang akhir-akhir ini sudah menunjukkan banyak peningkatan, saya yakin P-MU dalam lawatannya ke kandang PSPS dan Persija akan meraih hasil maksimal,” ujar Rosa.

Lebih jauh, wanita bernama lengkap Adex Rosa Diantin itu juga memprediksi bahwa P-MU akan menjadi raksasa ISL. ”Mungkin tahun ini ban-

yak yang masih meremehkan kami. Tapi tahun-tahun men-datang, saya yakin P-MU akan menjelma menjadi raksasa di ISL. Kita patut optimistis,” imbuh Ocha –sapaan karibnya.

Selain itu, dukungan penuh masyarakat Madura, menu-rutnya juga akan menjadi energi tambahan bagi per-juangan P-MU. (bai/ed)

Seleksi Pemain Dimulai

Suporter Madura Rindukan Kemenangan Tandang

BANGKALAN-Peringatan hari jadi suporter asal Bangkalan, K-Conk Mania, sejatinya masih beberapa bulan lagi. Namun persiapan untuk memeriahkan acara tersebut, ternya-ta sudah mulai dirancang beberapa hari terakhir. Salah satunya adalah rencana menggelar Festifal Musik Suporter Madura.

Acara yang masih termasuk rang-kaian peringatan Hari Ulang Tahun K-Conk Mania itu, rencananya akan dilangsungkan akhir Mei mendatang.

Beberapa ketentuan termasuk dresscode, dan lagu wajib suporter Madura, juga sudah diberikan oleh Violence Production, selaku pelak-sana acara.

”Dresscode masih menggunakan tema suporter. Jadi semua peserta diwajibkan menggunakan kostum suporter, khususnya saat perform. Se-benarnya masih banyak ketentuan lain-nya, termasuk membawakan satu lagu suporter Madura sebagai lagu wajib, di luar satu lagu bebas lainnya,” Terang Dirma, Ketua Violence Production.

Selain itu, biaya sebesar Rp 100 ribu

juga akan dibebankan bagi calon peserta yang akan ikut ambil bagian dalam festival yang rencananya akan digelar di GOR Sultan Abdul Kadirun (SAKA) Bangkalan itu.

” B i a y a c u -k u p R p 1 0 0 ribu karena ini cuma lingkup suporter. Total hadiahnya juga sementara han-ya Rp 3 juta plus home recording atau rekaman gratis bagi dua juara harapan,” imbuh pria berdarah Sumenep itu.

Lebih jauh, Dirma juga menambah-kan bahwa rencana festival yang ter-buka bagi seluruh suporter Madura tersebut akan dimatangkan dalam satu pertemuan lagi. ”Kita sudah me-rencanakan pertemuan dengan pihak Mabes K-Conk Mania. Mudah-mudahan ketentuan-ketentuan yang sudah kami buat, tidak menemui banyak kendala dan segera menemui kata sepakat,” pungkasnya. (bai/ed)

Siapkan Festival Musik Suporter

BANGKALAN-Peringatan hari jadi suporter asal Bangkalan, K-Conk Mania, sejatinya masih beberapa bulan lagi. Namun persiapan un-tuk memeriahkan acara tersebut,

ternyata sudah mulai dirancang beberapa har i terakhir. Salah satunya adalah rencana mengge-lar Festifal Musik Suporter Madura.

Acara yang masih termasuk rang-kaian peringatan Hari Ulang Tahun K-Conk Mania itu, rencananya akan dilangsungkan akhir Mei mendatang.

Beberapa ketentuan termasuk dresscode, dan lagu wajib suporter Madura, juga sudah diberikan oleh Violence Production, selaku pelak-sana acara.

”Dresscode masih menggunakan tema suporter. Jadi semua peserta diwajibkan menggunakan kostum suporter, khususnya saat perform. Sebenarnya masih banyak ketentuan lainnya, termasuk membawakan satu

lagu suporter Madura sebagai lagu wajib, di luar satu lagu bebas lain-nya,” Terang Dirma, Ketua Violence Production.

Selain itu, biaya sebesar Rp 100 ribu juga akan dibebankan bagi calon peserta yang akan ikut ambil bagian dalam festival yang rencananya akan digelar di GOR Sultan Abdul Kadirun (SAKA) Bangkalan itu.

”Biaya cukup Rp 100 ribu karena ini cuma lingkup suporter. Total hadiahnya juga sementara hanya Rp 3 juta plus home recording atau reka-man gratis bagi dua juara harapan,” imbuh pria berdarah Sumenep itu.

Lebih jauh, Dirma juga menam-bahkan bahwa rencana festival yang terbuka bagi seluruh suporter Madura tersebut akan dimatangkan dalam satu pertemuan lagi. ”Kita sudah merencanakan pertemuan dengan pihak Mabes K-Conk Ma-nia. Mudah-mudahan ketentuan-ketentuan yang sudah kami buat, tidak menemui banyak kendala dan segera menemui kata sepakat,” pungkasnya. (bai/ed)

Siapkan Festival Musik Suporter

SABTU 9 Maret 2013

Jelang Lawatan PSB

ke Kandang Persebaya

BANGKALAN-Misi sulit kembali harus dilakoni Perseba Super Bang-kalan (PSB) dalam lanjutan Kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia. Setelah kalah 2-0 dari tuan rumah Deltras Sidoarjo beberapa pekan lalu, Danilo Fernando dan kawan-kawan kembali harus melakoni lawatan berat. Yakni menghadang pemuncak klasemen sementara, Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT).

Namun kabar buruk datang dari ru-ang briefing tim asuhan Nus Yadera itu. Pasalnya, tiga pemain asing PSB, Danilo Fernando, Victor Da Silva dan Perry N. Somah, hingga saat ini

masih dibekap cedera berat. Bahkan, pada hari H pertandingan, 16 Maret, ketiganya masih meragukan untuk bisa tampil maksimal.

Tak ayal, target yang semula bisa mengincar kemenangan, perlahan berubah pada curi poin. Hasil seri akan sangat membantu bagi posisi Laskar Suramadu (julukan PSB) di klase-men sementara. Selain menambah pundi poin, hasil draw sekaligus bisa menghambat laju Bajul Ijo –julukan Persebaya, untuk semakin memper-lebar jarak.

Persiapan menjelang pertandingan terberat bagi anak-anak Bangkalan

itupun mulai dilakukan. Bahkan sejak latihan hari ini, pola permainan yang akan digunakan pada 16 Maret, sudah mulai diterapkan. ”Besok (hari Ini, Red) kita mulai berlatih penerapan pola permainan. Kita harus melakukan persiapan lebih awal. Semoga akan menuai hasil maksimal, paling tidak berhasil memaksa draw,” ujar Nus Yadera, Pelatih Kepala PSB kemarin (8/3).

Menanggapi persiapan tersebut, penggawan Laskar Suramadu asal Solo, Syaiful Bahri menyambut baik. Hasil positif diyakini striker pelapis Perry N. Somah itu, akan dituai klubnya.

”Hari ini masih li-bur. Besok mulai latihan persiapan. Semoga hasilnya bagus untuk laga la-wan Persebaya,” tandasnya.

Kondisi kurang mengun-tungkan juga sedang di-alami kubu tuan rumah. U s t o n N a w a w i d a n kawan-kawan harus rela pertandingan away melawan Del t ras Sidoarjo yang sedi-anya diagendakan sebelum bersua Perseba, tertun-da. Pasalnya, pertandingan tersebut baru akan digelar 2 2 M a r e t

atau empat hari setelah laga di GBT. Suasana kurang harmonis antar-suporter kedua tim, men-jadi alasan utama ditundanya big match tersebut. (bai/ed)

Hari Ini Mulai Terapkan Pola

NON-ASING: Menghadapi Persebaya Surabaya, PSB sepertinya hanya akan mengandalkan pemain full lokal. Seperti Ferry Aman Saragih (kiri) dan striker Fandi Ahmad (10).

KM/RYAN KALIG

FULL FANATISME: Aksi suporter Madura saat mendukung tim P-MU berlaga di SGB ketika menjamu Persisam Putra Samarinda (6/3).

Page 12: Edisi 9 Maret 2013

SABTU 9 Maret 201312

Email Redaksi: [email protected]

Free KICK

LAWATAN P-MU ke Sumatera dalam rangka menghadapi PSPS Pekanbaru, besok (10/3), menjadi ajang pertemuan perdana kedua tim. Selain itu juga, ajang pembuk-tian siapa lebih superior di pentas ISL, utamanya di putaran pertama.

Sayangnya, PSPS seakan tak per-nah memberi ampun kepada tim asal Jawa Timur ketika melawat ke kandangnya. Dalam catatan Kabar Madura, dua tim asal Jawa Timur yang sudah menjajal PSPS di Stadion Tuanku Tambusai, adalah Arema Cronous dan Persegres Gresik United. Arema Cronous harus takluk 1-0, demikian juga Per-segres Gresik United menyerah 2-0.

Bahkan saat ini, anak asuh Mundari Karya ini sedang full team. Beberapa pemainnya yang cedera, seperti M. Ilham, Slamet Riyadi dan Rudi Widodo, sudah kembali prima. Demikian juga pemain asal Nepal yang pernah merumput di Arema Cronous, Rohit Chand. Sebagaimana rilis manajemen PSPS, mereka sudah bersiap menghadang laju P-MU yang selalu meraih poin dalam tiga pertandingan terakhirnya.

Laskar Sape Kerap -julukan P-MU, sebelum keberangkatan-nya untuk menantang PSPS Pekan-baru, mematok target mencuri poin dari tim yang lebih senior di pentas ISL. Keberadaan P-MU sebagai tim yang baru promosi menjadi

salah satu bahan perbincangan be-berapa media lokal di Riau. Salah satunya, PSPS dinilai akan mudah mengamankan poin di kadangnya dari tim yang nyatanya promosi ke pentas ISL tahun lalu.

Tetapi, sesumbar jika PSPS akan menang mudah terhadap P-MU, bagi anak asuh Daniel Roekito adalah sesumbar kacangan. Pas-alnya, tim kebanggaan warga Madura ini, sedang memendam semangat untuk kembali meraih poin. Itu setelah laga terakhir di kandang, melawan Persisam Putra Samarinda, P-MU harus menelan kenyataan hanya meraih satu poin.

”Dimanapun kami bermain, saat ini tujuannya adalah menambah poin. Karena kami telah kemalin-gan saat melawan Persisam,” jelas Zaenal Arif, el-Capitino P-MU.

Semangat yang disampaikan Zaenal Arif tersebut memang menjadi target utama lawatan perdana P-MU ke pulau Suwarna Dwipa (julukan lain Sumatera, artinya : tanah emas). Curi poin dari kandang klub yang berjuluk Askar Bertuah menjadi harga mati.

Upaya untuk menampilkan supe-rioritas sebagai tim yang tak boleh dipandang sebelah mata, bukanlah tanpa alasan. Hingga kini, Laskar Sape Kerap secara posisi di susu-nan klasemen sementara lebih ung-gul dari PSPS. Selisih poin yang didapatkan memang sangat tipis,

hanya beda dua. Tapi perbedaan tersebut mampu menjadikan ju-rang tajam perbedaan posisi. P-MU bertengger sebagai penghuni 10 besar, sementara PSPS masih men-duduki peringkat 13.

Terhadap kondisi tersebut, sang Arsitek P-MU, Daniel Roekito san-gat yakin jika anak didiknya akan tampil kesetanan sesuai dengan taktik yang akan diberikan. ”Apa-pun yang terjadi, baik karena kon-disi lapangan, kami akan berupaya agar pemain kembali raih poin,” ujar arsitek P-MU.

”Kami akui jika anak-anak dalam dua minggu ini betul-betul diforsir tenaganya. Tapi semangat orang Madura yang tak kenal lelah sudah tertanam matang di dada pemain. Dan itulah yang menjadi semangat kami untuk terus naik,” ujar Daniel Roekito yang lambat laun berhasil mengangkat perfor-ma permainan Laskar Sape Kerap, hingga mampu menyentuh posisi 10 besar di kasta kompetisi ISL.

”Tapi patokan posisi klasemen saat ini bukanlah hasil akhir, masih panjang perjalanan. Saya bangga kepada suporter Madura yang tak kenal lelah untuk terus memberikan semangat agar pe-main mampu menampilkan peak performace terbaiknya selama ini,” tandas pelatih yang sudah me-langlang buana di beberapa klub di jagad Nusantara ini. (bri/ed)

Atas Ditetapkannya Sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Sumenep Definitif

Mengucapkan

Selamat dan SuksesSelamat dan SuksesSelamat dan SuksesSelamat dan SuksesSelamat dan SuksesKepada Yth

Drs. HADI SOETARTO, M.Si

Ir. Edy Rasiyadi, M.Si

Kepala Dinas

PU Pengairan

Drs. R. Amirul Horry, MH

Sekretaris PU Pengairan

Suhairi, SH

Kepala Bidang

Pengembangan dan

Konservasi SDA

Riyono, SST

Kepala Bidang Pembangunan

dan Pengembangan Sda

Kepala Bidang Operasi

dan Pemeliharaan

Drs. Sudarsono

Kepala Bidang

Bina Manfaat

Semoga Amanah dalam Menjalankan Tugas Sebagai Sekretaris Daerah

SELURUH JAJARAN

KABUPATEN SUMENEP

BADAN KEPEGAWAIAN

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (BKPP)

Mengucapkan

Selamat dan SuksesSelamat dan SuksesSelamat dan SuksesSelamat dan SuksesSelamat dan SuksesKepada Yth

Drs. HADI SOETARTO, M.Si

R.Titik Suryati, SH, MH

Kepala Kabupaten SumenepBKPP

Atas Ditetapkannya

Sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Sumenep Definitif

Mengucapkan

Selamat dan SuksesSelamat dan SuksesSelamat dan SuksesSelamat dan SuksesSelamat dan SuksesKepada Yth

Drs. HADI SOETARTO, M.Si

Atas Ditetapkannya

Sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Sumenep Definitif

Imam Trisnohadi, SH. M.Si

Kepala Dinas Diskominfo

H.Abd. Salam Qadri, S.Sos, M.Si

Seretaris Dinas Diskominfo

Sufiyanto, SE, Msi

Kepala

Bidang Telekomikasi

Drs. R. Moh. Dihyah Suyuti, M.Si

Kepala

Bidang Informasi

Abdul Kadir, SH

Kepala

Bidang Komunikasi

Muhammad Nurdin, SS, MH

Kepala Bidang

Aplikasi Telematika

PEKANBARU, RIAU-PSPS Pekanbaru (Persatuan Sepak Bola Pekanbaru dan Seki-tarnya) adalah klub sepak bola kebanggaan Kota Pe-kanbaru, Riau. Namun kini PSPS sudah menjadi milik warga Kampar, kabupaten tetangganya.

Sebelumnya, kandang PSPS adalah Stadion Kaha-ruddin Nasution, atau yang lebih dikenal sebagai Sta-dion Rumbai, karena letaknya di daerah Rumbai, Pekanbaru. Namun yang sekarang digunakan adalah Sta-dion Bangkinang atau Stadion Tuanku Tambusai di Kabu-paten Kampar.

Kursi pelatih PSPS sekarang d ipe -gang oleh Mundari Karya . T im in i memiliki julukan Asykar Bertuah, ses-uai julukan Kota Pe-kanbaru, Kota Ber-tuah. Para suporter fanatik mereka dise-but Asykar Theking.

Menghadapi tim yang satu ini, Las-kar Sape Kerap sep-ertinya harus ekstra kerja keras. Pasalnya, tim yang akan dihadapi adalah tim yang paling sedikit kebobo-lan gol setelah Persipura Jayapura. Selama sembilan pertandingan yang dila-koninya, Askar Bertuah baru kebobolan delapan gol. Itu-pun, salah satunya dihasil-kan ketika mereka tampil timpang dengan banyaknya pemain yang tak merum-put kala melawan Persib Bandung. Kala itu, PSPS kebobolan empat gol dalam satu pertandingan. ”Catatan cleen sheet mereka tercatat sangat bagus,” ujar Jamrawi, asisten pelatih P-MU.

Ya, sembilan pertandingan

yang dilakoni PSPS tersebut, tercatat empat pertandin-gan mereka jalani dengan raihan cleen sheet. Semen-tara P-MU, dalam sembilan pertandingan yang dilakoni, tak satupun pernah meraih cleen sheet.

Terhadap kondisi tersebut, Coach Daniel Roekito men-gaku tidak begitu risau. ”Sela-ma pemain memiliki seman-

gat untuk mmencetak gol, ya pasti akan ada hasilnya. Seperti saat

melawan Persisam, pada kenyataannya akhirnya tercipta gol. Itu semua tergan-

tung dari usaha,” ujarnya.

Dalam rangka m e m b o n g k a r barisan pertahan PSPS tersebut, Daniel mengaku sudah memiliki strategi tersendiri. Namun demiki-an, pelatih asal Semarang terse-but enggan mem-beber s trategi yang digunakan-nya dalam per-tandingan besok.

”Adalah strategi khusus, setidaknya saya sedikit me-mahami bagaimana per-mainan setiap tim di Indone-sia,” jelas pelatih yang ber-hasil mengangkat performa permainan Zaenal Arif dan kawan-kawan hanya dalam empat minggu.

Sementara dalam rangka meraih catatan cleen shet pada peratandingan besok, Daniel Roekito sebelumnya mengaku telah mengevaluasi lini belakangnya, terutama dalam mengantisipasi set piece. ”Kelemahan itu, semo-ga besok sudah tertutupi,” tandas pelatih yang mengaku sangat suka terhadap tampi-lan Odheng Madura. (bri/ed)

PERTAMA kali menjejakkan kaki di Riau, kesan pertama adalah pandan-gan yang kurang bebas diekspresikan. Sebab kabut sangat menghalangi pemandangan mata. Kendati demiki-an, selama perjalanan menuju hotel, hal paling diingat oleh Kabar Madura adalah banyaknya tulisan yang meng-gunakan huruf Arab sebagai penunjuk jalan atau tempat.

Kebiasaan menggunakan tulisan hur-uf Arab tersebut, menurut salah seorang warga setempat, Syamsul Ridlo, ada sejarah panjangnya. Terutama keteri-katan tradisi Kesultanan Riau dengan Kerajaan Samudra Pasai. Tradisi Arab serta berbagai aktivitas muslim di sini memang sangat berpangurh besar dalam membentuk kebudayaan warga setempat. Untuk menjaga berbagai tradisi yang bersumber dari kesultanan, terdapat lembaga khusus yang diberi nama Lembaga Adat Melayu (LAM).

Lembaga tersebut, selain menjadi pelestari kebudayaan Melayu, yang salah satunya penyematan gelar Da-tok pada tokoh yang dianggap ber-jasa dalam membangun Riau. Dalam memberikan gelar Datok kepada orang yang dianggap berjasa tersebut, LAM melakukan Kerapatan Adat Melayu.

”Rapat tersebut semacam rapat maje-lis untuk menentukan layak dan tidak-nya tokoh menerima gelar Datok,” ujar Syamsul Ridlo.

Terlepas dari masih dilestarikannya berbagai tradisi tersebut, Pekanbaru saat ini termasuk kota yang proses pembangunannya sangat pesat. Teru-

tama mengukur daya beli masyara-katnya yang sangat tinggi. Tak heran, belanja di Pekanbaru harga-harga termasuk lebih tinggi dari beberapa daerah di Indonesia.

Akan tetapi, belanja tersebut akan lebih murah jika yang dibeli adalah alat-alat elektronik. Pasalnya, di Pekanbaru ban-yak beredar barang elektronik “bodong” dari negeri tetangga, Singapura.

Besarnya daya beli Masyarakat Pekan-baru juga terhadap kepemilikan kenda-raan bermotor. Kabuaten yang terkenal sebagai daerah penghasil sawit tersebut, seakan aspal jalannya sudah tak mampu menampung kendaraan bermotor.

Sayangnya, sehari setalah merapat di Pekabaru, Kabar Madura masih belum bisa berinteraksi dengan warga Madura dalam jumlah besar. Di kota yang motto

hidupnya hampir sama dengan warga Madura tersebut tergolong sedikit. Pen-guasa jalanan di Kota Pekanbaru lebih banyak orang Batak. Sementara untuk orang Melayu sendiri menurut Syamsul Ridlo berada di pinggiran kota.

Kesamaan motto antara warga Me-layu Pekanbaru dengan warga Mad-ura adalah Pancang Kuning. Pancang Kuning adalah sebutan untuk layar yang selalu siap dilayarkan menga-rungi lautan Nusantara untuk meraih hidup yang lebih layak. Sementara untuk warga Madura terdapat motto hidup yang bisa dibaca pada syair Ngapote, Abantal Ombak Asapok Angin. Kalimat tersebut adalah salah satu kalimat yang menggambarkan kehidupan keras warga Madura untuk berani merantau. (bri/ed)

Siap Permalukan Mantan Klub

TERDAPAT tiga pemain P-MU yang pernah merum-put di PSPS Pekanbaru. Yakni Ali Khadafi, Michael Orah dan Zaenal Arif. Dari ketiga pemain tersebut, saat ini mereka menjadi bagian dari the winning team P-MU. Besok, ketiganya akan me-ladeni mantan klubnya. Lan-tas, apa kesan mereka?

”BAGI saya, kostum yang saya pakai saat ini adalah yang harus dibela. Meski dia mantan klub, saya tidak akan kikuk melawannya. Sebab bagaimanapun, saya sudah biasa berganti klub. Untuk pertandingan besok saya akan berusaha bekerja keras untuk bisa menang.” (bri/ed)

Ali Khadafi Gelandang Bertahan

”MANTAN klub itu biasa, tapi memang perlu ada upaya ekstra. Sebab bagaimana-pun ada sebagian pemain yang sudah mengetahui tipi-kal permainan kami. Tetapi, sepak bola kan permainan kolektif, kerjasama antar-lini adalah pembuktiannya. Be-sok saya akan berusaha keras agar P-MU menang.” (bri/ed)

Zaenal ArifStriker

”JIKA diturunkan di la-pangan permainan, panji yang harus saya bela adalah tim yang kami bela saat ini. Biarpun mantan klub, tidak ada masalah. Semuanya hanya tertuju di lapangan permainan. Saya akan ber-main lepas sebagai pemain P-MU.” (bri/ed)

Michael OrahBek Kiri

PertahananLawan Kuat

KM/DOK

TABRI S. MUNIRWartawan

Kabar Madura

KM/TABRI S. MUNIR

BERMUNAJAT: Sebelum meninggalkan Kab Bangkalan-Madura dini hari kemarin (8/3), rombongan P-MU menyempatkan diri doa bersama.

KM/TABRI S. MUNIR

MEMBENTANG: Spanduk selamat datang bagi penggawa P-MU, disiapkan LOC Panpel PSPS di luar hotel tempat rombongan P-MU menginap selama di Pekanbaru-Riau.

KM/TABRI S. MUNIR

MARKAS PSPS: Stadion Bangkinang yang berlokasi di kabupaten Kampar, Riau, saat baru diresmikan jelang PON 2012.

Sriwijaya FC v Persib (Gelora Sriwijaya, Jakabaring)

Sabtu, 9 Maret 2013Barito Putera v Persidafon

(Stadion Demang Lehman Martapura)

JADWAL ISL

Pelita Bandung Raya v Persita (Stadion Si Jalak Harupat, Soreang)

NO KLUB P W D L GD PTS1. AREMA INDONESIA 11 8 0 3 26-12 242. PERSIPURA 9 6 3 0 20-4 213. MITRA KUKAR 10 6 1 3 20-17 194. PERSISAM 10 4 4 2 16-14 165. SRIWIJAYA FC 9 4 2 3 19-19 146. BARITO PUTERA 9 4 2 3 12-13 147. PERSIWA 9 4 1 4 12-14 138. GRESIK UNITED 11 4 1 6 14-18 139. PERSIB 8 3 3 2 17-13 1210. PERSEPAM MU 9 3 2 4 13-20 1111. PERSELA 9 3 1 5 13-12 1012. PERSIRAM 9 2 4 3 9-11 1013. PSPS 9 2 4 3 6-8 1014. PERSITA 10 2 4 4 8-12 1015. PELITA BANDUNG RAYA 9 2 3 4 11-15 916. PERSIBA BALIKPAPAN 9 2 3 4 8-13 917. PERSIDAFON 9 2 2 5 11-14 818. PERSIJA 9 2 2 5 11-17 8

ISL 2012 / 2013KLASEMEN SEMENTARA Berniat Balas Kekalahan Dua Tim Jatim

Catatan Menarik dari Pekanbaru-Riau (1)

Antara Ngapote dan Lancang Kuning

Persiba Balikpapan v Persiram (Stadion Persiba, Komplek Pertamina Parikesit)