GEREJA KRISTEN INDONESIA Jl. KH. Agus Salim 205 Bekasi 17112 (Belakang SDN Inpres) Telp 021 880 3493; 22012879 Email : [email protected]; website : www.gkiagussalim.com Pendeta Jemaat : Pdt. Henni Herlina - Telp. 880 4135, 0818146.447 Pendeta Jemaat : Pdt. Joseph Go Tiong Ham - HP. 0816.1683957 Pendeta.Tugas Khusus : Pdt. Melani Egne Ayub - Telp. 0815 944 8502 No. Rek. Bank Mandiri Central Niaga 125.0098.105893 a/n GKI Jabar Edisi, 15 Juli 2018 TEMA GKI AGUS SALIM 2018- 2020 “BERTUMBUH SESUAI DENGAN KEPENUHAN KRISTUS (Efesus 4: 13c)” Tujuan : 1. Agar umat dapat semakin memelihara imannya kepada Kristus secara terus-menerus; 2. Agar umat dapat semakin mampu mewujudkan kasih Kristus kepada sesamanya dalam berbagai lingkup hidupnya. Selamat Datang Kami ucapkan kepada Anggota Jemaat & Simpatisan yang baru pertama kali hadir dan beribadah bersama dengan kami di GKI Agus Salim. Ibadah adalah tempat perjumpaan kita dengan Allah di tempat yang Mahakudus, oleh karena itu sepatutnyalah kita datang beribadah kepada Tuhan dengan penuh syukur dan hormat. Mohon perhatian dan kerjasama Jemaat untuk hal-hal berikut ini : Tidak Datang Terlambat Untuk menjaga ketenangan beribadah mohon jemaat dapat menonaktifkan Telepon Seluler dan tidak keluar masuk ruangan selama ibadah berlangsung. Bawalah anak-anak ke Kebaktian Anak. Bagi yang terpaksa membawa anak, agar menjaga tidak mengganggu umat yang lainnya. Jemaat diharapkan tidak mendahului keluar dari ruang kebaktian sampai prosesi ibadah selesai. Saudara yang membutuhkan pelayanan dipersilakan menghubungi Majelis Jemaat di Ruang Konsistori setelah Kebaktian selesai. Untuk menghemat penggunaan kertas, Jemaat bisa menggunakan liturgi melalui LCD dan membaca warta melalui website www.gkiagussalim.com Guna mentertibkan pendataan Jemaat, bagi jemaat yang pindah rumah/alamat, harap memberitahukan ke Tata Usaha Gereja. Jemaat diharapkan menjaga kebersihan ruang ibadah dan lingkungan sekitar gedung gereja.
18
Embed
Edisi, 15 Juli 2018 - gkiagussalim.comgkiagussalim.com/wartajemaat/WJ15072018.pdftidak mengganggu umat yang lainnya. ... berkembang budaya rishi atau perasaan “tidak enak” untuk
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
GEREJA KRISTEN INDONESIA Jl. KH. Agus Salim 205 Bekasi 17112 (Belakang SDN Inpres)
Telp 021 880 3493; 22012879 Email : [email protected]; website : www.gkiagussalim.com Pendeta Jemaat : Pdt. Henni Herlina - Telp. 880 4135, 0818146.447 Pendeta Jemaat : Pdt. Joseph Go Tiong Ham - HP. 0816.1683957
Pendeta.Tugas Khusus : Pdt. Melani Egne Ayub - Telp. 0815 944 8502
No. Rek. Bank Mandiri Central Niaga 125.0098.105893 a/n GKI Jabar
Edisi, 15 Juli 2018
TEMA GKI AGUS SALIM 2018- 2020
“BERTUMBUH SESUAI DENGAN KEPENUHAN KRISTUS (Efesus 4: 13c)” Tujuan :
1. Agar umat dapat semakin memelihara imannya kepada Kristus secara terus-menerus; 2. Agar umat dapat semakin mampu mewujudkan kasih Kristus kepada sesamanya dalam berbagai lingkup hidupnya.
Selamat Datang Kami ucapkan kepada Anggota Jemaat & Simpatisan yang
baru pertama kali hadir dan beribadah bersama dengan kami di GKI Agus Salim.
Ibadah adalah tempat perjumpaan kita dengan Allah di tempat yang Mahakudus, oleh karena itu
sepatutnyalah kita datang beribadah kepada Tuhan dengan penuh syukur dan hormat. Mohon perhatian dan kerjasama Jemaat untuk hal-hal berikut ini : Tidak Datang Terlambat Untuk menjaga ketenangan beribadah mohon jemaat dapat menonaktifkan Telepon Seluler
dan tidak keluar masuk ruangan selama ibadah berlangsung. Bawalah anak-anak ke Kebaktian Anak. Bagi yang terpaksa membawa anak, agar menjaga
tidak mengganggu umat yang lainnya. Jemaat diharapkan tidak mendahului keluar dari ruang kebaktian sampai prosesi ibadah
selesai. Saudara yang membutuhkan pelayanan dipersilakan menghubungi Majelis Jemaat di
Ruang Konsistori setelah Kebaktian selesai. Untuk menghemat penggunaan kertas, Jemaat bisa menggunakan liturgi melalui LCD dan
membaca warta melalui website www.gkiagussalim.com Guna mentertibkan pendataan Jemaat, bagi jemaat yang pindah rumah/alamat, harap
memberitahukan ke Tata Usaha Gereja. Jemaat diharapkan menjaga kebersihan ruang ibadah dan lingkungan sekitar gedung gereja.
WARTA JEMAAT - GKI AGUS SALIM 2
MENYUARAKAN KEBENARAN
Allah tidak saja menginginkan kita melakukan kehendakNya dan hidup dalam kebena-
ran, melainkan juga mampu menyatakan kebenaran. Ada beberapa hal yang meng-
hambat kita menyuarakan kebenaran. Pertama, factor budaya. Dalam masyarakat kita
berkembang budaya rishi atau perasaan “tidak enak” untuk menyampaikan kebenaran.
Hal ini terjadi oleh karena kita menguatirkan bahwa hubungan yang harmonis akan
terganggu lantaran menyampaikan kebenaran dan teguran. Oleh karenanya banyak
orang berpendapat, “Ya sudahlah biarkan saja nanti seiring berjalannya waktu, masa-
lahnya akan selesai dengan sendirinya”. Kedua, kekuatiran atau ketakutan kita ter-
hadap resiko dan ancaman ketika mencoba menyuarakan kebenaran. Banyak orang
memilih bungkam oleh karena merasa diri minoritas atau kurangnya power dan tidak
berdaya dalam menghadapi pelbagai tindakan kejahatan. Ketiga, selain takut ancaman
ketika menyuarakan kebenaran, ada orang-orang tertentu melihat keuntungan di balik
tindakan-tindakan kejahatan oleh karena itu mereka memilih untuk membungkam hati
nurani dan ikut bersama-sama mereka.
Menyuarakan kebenaran membutuhkan pengenalan dan pengertian tentang visi yang
dikehendaki Allah bagi kita dalam konteks kita. Pengenalan yang baik, tentang Allah
akan menumbuhkan kecintaan, baik terhadap Allah maupun sesama. Kecintaan itulah
yang kemudian dapat menumbuhkan keberanian untuk kita menyuarakan kebenaran.
Cinta dapat menyingkirkan hambatan-hambatan yang selama ini menghalangi kita un-
tuk menyatakan kebenaran. Amos menegur dan menyatakan kebenaran terhadap Isra-
el dan Yohanes menegur Herodes Antipas bukanlah disebabkan karena mereka tidak
ingin melihat penghukuman Allah terjadi terhadap orang-orang itu. Begitulah cara
mencintai mereka terhadap sesamanya.
WARTA JEMAAT - GKI AGUS SALIM 3
1. Permohonan Menjadi Anggota Simpatisan GKI Agus Salim Bekasi, yang ingin menjadi anggota jemaat dapat memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. Melampirkan surat pindah atau surat atestasi keluar dari gereja asal. 2. Mengisi data pribadi, formulir bisa didapatkan di Tata Usaha GKI Agus Salim Bekasi 3. Menyertakan foto copy :
KTP, Kartu Keluarga, Surat Baptis dan Sidi, Piagam Nikah Catatan Sipil (bagi yang sudah menikah), dan menyertakan foto 3 X 4 sebanyak 2 lembar
Jika syarat pertama telah diterima oleh Majelis Jemaat GKI Agus Salim Bekasi maka yang bersangkutan akan dikunjungi dan diproses keanggotaannya oleh Majelis Jemaat.
2. Permohonan Pindah Keanggotaan Gereja Jemaat yang ingin mengajukan pindah keanggotaan gereja dapat menghubungi Majelis Jemaat Bidang Kebersamaan dengan mengajukan surat permohonan pindah anggota dan diserahkan ke Tata Usaha GKI Agus Salim Bekasi.
3. Permohonan Pemberkatan Nikah Gerejawi Jemaat GKI Agus Salim Bekasi yang ingin mengajukan Permohonan Pemberkatan Nikah Gerejawi, sesuai Tata Gereja GKI BAB 10 harus menyertakan persyaratan sebagai berikut: 1. Mengajukan permohonan tertulis kepada Majelis Jemaat dengan mengisi Formulir Permohonan
Permberkatan Nikah Gerejawi yang bisa didapat di Tata Usaha dan selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum pernikahan gerejawinya dilaksanakan.
2. Telah mengikuti Bina Pranikah yang diadakan oleh Klasis dan melampirkan foto copy sertifikat Bina Pranikah dalam pengajuan permohonan di atas.
Jika salah satu calon mempelai bukan anggota GKI Agus Salim Bekasi, maka yang bersangkutan harus menyertakan surat keterangan anggota yang akan diteguhkan pernikahannya dari Majelis Jemaat gereja asal.
4. Permohonan Kebaktian Pengucapan Syukur Jemaat yang ingin mengadakan Kebaktian Pengucapan Syukur dapat menghubungi Majelis Jemaat Bidang Kebersamaan/ Ibadah atau Koordinator Wilayahnya masing-masing dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Kebaktian Syukur diadakan antara hari Selasa s/d Sabtu (tidak di hari Minggu dan Senin) atau
disesuaikan dengan jadwal Pendeta. 2. Pelayan Firman yang memimpin Kebaktian Syukur diatur oleh Majelis Jemaat Bidang Ibadah.
5. Baptis Kudus Anak Baptis Anak akan dilayankan pada setiap bulan Juni dan Desember, dengan ketentuan sbb: 1. Foco copy Surat Akte Lahir Anak 2. Foto copy Piagam SIDI/ Baptis Dewasa Orang tua 3. Surat Keterangan Keanggotaan Gereja Orang Tua (bagi simpatisan) Permohonan dan informasi lebih lanjut dapat menghubungi Majelis Jemaat Bidang Kebersamaan
6. Penggunaan Ruangan Ruang Ibadah Utama/ Ruang Ibadah Remaja-Pemuda/ Ruang Serba Guna lantai 2, penggunaan utamanya untuk ibadah pada jam-jam rutin yang sudah ditentukan. Di luar jam ibadah, penggunaan jam ruangan dikoordinasikan dengan Bidang Sarpras agar tidak terjadi penggunaan ruangan secara bersamaan dan langsung menulis waktu penggunaan pada papan jadwal yang ada di depan Ruang
Konsistori. Terima kasih atas kerjasamanya.
Dihimbau kepada umat yang membawa kendaraan pribadi, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,
dimohon untuk memarkirkan kendaraan sendiri, tidak melalui penjaga parkir.
Warta Jemaat - GKI Agus Salim Bekasi 4
AGENDA SEPEKAN GKI AGUS SALIM BEKASI (15 – 21 Juli 2018 )
HARI / TGL WAKTU KEGIATAN
Minggu, 15 Juli 2018 06.30 Wib Kebaktian Umum I Pdt. Henni Herlina
5. Laura Lidwina Erni Yuliani 13. Triana Rebecca Tampubolon
6. Louis Ayu Octaviani 14. Yollanda Aprilliani Paulus
7. M. Rivai Kusuma Pangestu PS 15. Yudhistira Sugiarto Djioen
8. Marcellino Natanael
Apabila ada keberatan yang sah berdasarkan Alkitab dan Tata Gereja Kristen Indonesia dapat
dimasukkan secara tertulis kepada Majelis Jemaaat GKI Agus Salim paling lambat
Minggu, 29 Juli 2018.
SUSUNAN PANITIA RETREAT KOMISI LANSIA 25-26 Juli 2018
Penasehat : Pdt. Joseph Go Tiong Ham Pdt. Henni Herlina Pdt. Melani Ayub Egne Pendamping : - Pnt. Truman AR Bano - Pnt. Gilbert G Megawe Ketua : Ibu Lany Inggawati Sekretaris : Ibu Metha Kiroh Makaminan Bendahara : Ibu Nini Makarau Pendamping : Ibu Rinneke Syauta Seksi Acara : Ibu Silvia Rassat Ibu Ribka Simaela Ibu Yuliana Jannie Soedarni Sdr. Indra Ibu Bagio Seksi Konsumsi : Ibu Agus Sri Faedah Ibu Erlina Ginting Oma Jeje Ibu Linda Hayer Ibu Puji Astuti Ibu Atik Harno Ibu Yati Suparman Ibu Martha Lekan Seksi Perlengkapan : Bpk. Horasius Tambunan Bpk. Marthen Syauta Bpk. Simeon Heroe Wibowo Ibu Ariantje Sipasulta Bpk. Yacob Mambu Seksi Kesehatan : dr. Fredrick Okoseray, Ibu Lois Ratna, Ibu Susi Damayanti
Warta Jemaat - GKI Agus Salim Bekasi 10
Susunan Panitia Pelaksana Pagelaran Budaya Nusantara
GKI Klasis Jakarta Timur 2018
Ketua : Bp. Adam B Ompusunggu (GKI Agus Salim)
Sekretaris : Bu Martha Tsin (GKI Agus Salim)
Bendahara : Bu Enny Patmono (GKI Kemang Pratama)
Sie Acara : Bp. Gilbert Megawe (Koord.) (GKI Agus Salim)
Bu Leony Limbong (GKI Agus Salim)
Bu Rumanti (GKI Kemang Pratama)
Bu Dian Suryanti Girsang (GKI Kemang Pratama)
Bu Martha Tsin (GKI Agus Salim)
Bu Rika Yolanda (GKI Agus Salim)
Bp. Johannes Lombone (GKI Agus Salim)
Sie Perlengkapan : Bp. Dicky Tamara (Koord.) (GKI Agus Salim)
Bp. Untung Suprapto (GKI Agus Salim)
Bp. Ebeth (GKI Agus Salim)
Sdr. Agyl (GKI Agus Salim)
Bp. Jimmy Ririmasse (GKI Agus Salim)
Bp. Deni Supaath (GKI Kemang Pratama)
Bp. Yuswantoro (GKI Kemang Pratama)
Bp. Daud Sunarno (GKI Kemang Pratama)
Sie Konsumsi
: Bu Tiorouli Tambunan (Koord.) (GKI Kemang Pratama)
Bu Retno (GKI Kemang Pratama)
Bu Ivonne (GKI Agus Salim)
Bu Supriyatni (GKI Kemang Pratama)
Bu Amelia (GKI Kemang Pratama)
Bu Eriana (GKI Kemang Pratama)
Bu Erni (GKI Agus Salim)
Sie Publikasi & Dokumentasi
: Bp. Agus Patmono (Koord) (GKI Kemang Pratama)
Sdr. Putra (GKI Agus Salim)
Sdr. Pattrick (GKI Agus Salim)
Sdr. Hendra (GKI Agus Salim)
Warta Jemaat - GKI Agus Salim Bekasi 11
MERAWAT KEBANGSAAN,
SEBAGAI SEBUAH GERAKAN BERSAMA
Merawat Kebangsaan Sebagai Sebuah Jalan Senyap (?) Setelah melayani Kebaktian Umum I di salah satu jemaat GKI pada Minggu 13 Mei 2018, saya membuka HP dan membaca salah satu pesan whatsapp dari seorang sahabat, yang akrab saya panggil Kang Jufri. Isi pesannya: “Selamat Hari Minggu Pak Pendeta, atas nama umat Islam, saya mohon maaf atas apa yang terjadi di Surabaya pagi ini, tolong sampaikan kepada umat pak pendeta, bahwa Islam ada-lah agama yang rahmatan lil ‘Alamiin, agama yang penuh rahmat
dan damai. Para pelaku teror di Surabaya ini bukanlah umat Islam yang sesungguhnya. Mari kita segera buat literasi, aksi damai, dll untuk menyikapi apa yang terjadi pagi ini.” Demikianlah isi pesan dari Kang Jufri atau Gus Jufri atau Muhammad Jufri, Panglima GP Ansor Kota Bekasi.
Dari pesan tersebutlah baru saya mencari tahu, bahwa ternyata di pagi itu terjadi teror bom di Surabaya, yang berlokasi di tiga gereja, yakni di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela Jl. Ngagel, Gereja Pantekosta Pusat Surabaya Jl. Arjuno, dan GKI Jl. Diponegoro. Setelah beritanya semakin viral, muncullah beragam respons dari masyarakat, mulai dari yang mendoakan, mengutuk, sekadar berbagi video dan gambar kejadian di sosial media, atau bahkan mengatakan itu adalah pengalihan isu.
Terlepas dari beragam respons yang muncul, namun tindakan terorisme ini telah menjadi masalah kebangsaan. Masalah kita bersama. Bukan hanya menjadi masalah ketiga gereja yang menjadi lokasi pengeboman, atau masalah ketiga sinode tersebut. Bukan hanya masalah NU atau Muhammadiyah, dua organisasi Islam yang kerap terdepan menyikapi isu kebangsaan. Bukan hanya masalah TNI/ Polri. Bukan hanya masalah Surabaya, tapi masalah Indonesia!
Dalam kondisi ini, maka Gereja perlu memeriksa diri: Apakah berbagai upaya merawat kebangsaan di Indonesia pada saat ini sudah menjadi pergumulan, panggilan, dan gerakan kita bersama sebagai sebuah Gereja? Atau masih menjadi sebuah jalan senyap dan perjuangan yang bersifat insidental dan individual?
Insidental, karena perjuangan merawat kebangsaan, baru bergelora ketika eksistensi gereja kita diganggu oleh pihak lain? Sedangkan jika gereja lain, agama lain, atau kelompok lain yang eksistensinya diganggu seolah bukan menjadi “urusanku”? Individual, karena merawat kebangsaan hanya menjadi urusan mereka anggota jemaat yang gemar soal politik dan kebangsaan, sedangkan bagi mereka yang tidak terlalu tertarik akan wacana merawat kebangsaan, bicara soal politik dan kebangsaan dinilai memusingkan dan tidak mempunyai masa depan.
Dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak tanggal 27 Juni 2018 lalu pun masih muncul kalimat yang mengatakan: “Gereja ‘gak usah macam-macam bicara soal politik dan kebangsaan, nanti membangunkan macan tidur. Selama kita bisa beribadah dengan tenang, ya nikmati saja.”
Entah siapa yang dimaksud oleh yang bersangkutan sebagai macan yang sedang tidur tersebut, sehingga membuatnya paranoid kalau-kalau macan tersebut bangun.
Pdt. Alexander H.Urbinas
Warta Jemaat - GKI Agus Salim Bekasi 12
Ada juga yang mengatakan: “Ya nikmati saja Libur Nasional Pilkada Serentaknya, pemilunya ‘gak usah ikut. Toh siapapun pemimpinnya sama saja.” Sebuah sikap apatis yang sungguh miris, bukan?
Jika kita bersikap demikian, tentu ini dapat menjadi sebuah paradoks. Ketika di satu sisi, kita (baca: umat Kristen) ingin mendapat keadilan di negeri ini, dan mengklaim bahwa umat Kristen bukanlah “penumpang gelap” di negeri Indonesia, dengan menyatakan bah-wa semua warga negara mempunyai kedudukan yang sama di mata hukum (equality before the law), namun di sisi lain kita bersikap pragmatis dan apatis.
Karenanya, kita sebagai Gereja perlu menyadari untuk keluar dari kenyamanan “singgasana dan istana” Kristiani kita. Atau meminjam istilah Immanuel Kant, bahwa kita perlu “terbagun dari tidur dogmatis”, yakni kini dengan bersikap kritis dalam merawat kebangsaan, dan menjadikan isu kebangsaan bukan sebuah jalan senyap, melainkan sebuah gerakan bersama. Pemulihan Atas Trauma Polarisasi di Tengah Perebutan Kekuasaan
Salah satu penyebab apatisme warga negara atau warga gereja terhadap politik di Indonesia disebabkan oleh polarisasi atas politik identitas –misalnya agama– yang ternyata masih menjadi barang laku sebagai “dagangan” politik. Kasus pilgub DKI 2017, intimidasi dalam kegiatan Car Free Day karena perbedaan pilihan politik yang terpampang di kaos, tindakan-tindakan persekusi, berita hoax di sosial media, dll membuat sebagian warga trauma, dan memilih untuk tidak kritis dan terbuka terhadap logika politiknya.
Padahal seperti yang dikatakan oleh Niccolo Machiavelli, seorang filsuf yang dikenal menggagas pemikirannya dalam ilmu politik dan filsafat politik, bahwa negara janganlah sampai dikuasai oleh agama. Bagi Machiavelli, agama bukan menjadi tidak penting, melainkan agama dapat mendukung patriotisme dan memperkuat pranata-pranata kebudayaan, namun bukan sebagai kendaraan kepentingan politik yang dapat menyebab-kan perpecahan dan perselisihan.
Label haram-halal, kafir-non kafir, yang disematkan dalam konstelasi politik di Indonesia, bahkan di level akar rumput, membuat masyarakat terkotak-kotak dan terpecah-pecah. Bagi mereka yang jengah atas polarisasi akut ini dan ingin menikmati kenyamanan akhirnya menyebrang berbondong-bondong, terhisab ke dalam sebuah kelompok yang disebut “silent majority”. Padahal tentu kita menyadari, bahwa politik identitas atas nama agama adalah strategi politik dari para perebut kekuasaan, serta menjadi rombongan besar “silent majority” bukanlah pilihan yang tepat bagi kita.
Menurut seorang teolog bernama John Stott, pada akhirnya hanya dua pilihan bagi orang Kristen dalam menentukan sikap terhadap dunia -dalam tulisan ini terhadap isu kebangsaan-. Pertama, ialah pelarian, dan yang kedua adalah komitmen atau keikutsertaan. Pelarian berarti menyatakan sikap menolak pergumulan dunia, dengan cara berpaling daripadanya, membelakanginya, cuci tangan, bahkan tidak mau tahu. Sebaliknya komitmen dan keikutsertaan berarti dalam keprihatinan kita atas pergumulan dunia, kita menghadapkan wajah kita kepada dunia, membiarkan tangan kita kotor, lecet dalam pelayanan terhadap dunia akibat merasakan dalam lubuk hati kita gejolak kasih Allah yang tak dapat dipendam.
Memiliki komitmen dan keikutsertaan dalam merawat kebangsaan di Indonesia dengan tidak menjadi “silent majority”, pada akhirnya adalah sebuah pilihan yang riil bagi kita umat
Warta Jemaat - GKI Agus Salim Bekasi 13
GKI, karena itu adalah panggilan kita sebagai umat Allah. Karena juga dalam membangun peradaban yang baik, tidak bisa dilakukan oleh sekelompok orang atau golongan saja. Melainkan seluruh komponen harus maju bergerak seirama dalam gerakan bersama. Tuhan Mencipta Bangsa Indonesia, Warga Turut Merawatnya
Kita sungguh mengimani, bahwa Allah kita adalah Allah yang baik, yang membenarkan orang-orang berdosa, Juruselamat bagi orang berdosa, “Allah yang penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya” (Kel 34:6). Tetapi juga Ia adalah Allah yang menghendaki keadilan di tengah bermasyarakat.
Dalam Yeremia 29:7 dikatakan: ”Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada ALLAH, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu”. Artinya sebagai umat Allah, kita memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan dan tempat dimana kita ada, sekalipun kita tidak nyaman di dalamnya, tanggung jawab dan panggilan Allah bagi kita untuk berpartisipasi menghadirkan damai sejahtera tidak dapat diabaikan.
Lahirnya Badan Pelayanan Gerakan Kebangsaan Indonesia di GKI SW Jabar pada Juni 2017, menjadi alat dan wadah GKI bahwa sebagai sebuah gereja, GKI ingin terlibat secara lebih aktif dalam sebuah gerakan untuk merawat kebangsaan. Walaupun ada yang mengatakan bahwa: “Kami sudah ‘kok sejak dulu terlibat merawat kebangsaan, minimal di kelurahan, kecamatan atau kota dimana kami ada.” Namun akhirnya perjuangan dalam merawat kebangsaan ini, menjadi perjuangan per kelompok atau per jemaat, belum menjadi gerakan atas nama yang sama. Atau bahkan menjadi perjuangan beberapa nama pendeta atau penatua atau anggota jemaat tertentu, yang bisa saja tidak mengatasnamakan Jemaat atau Sinode GKI. Akhirnya urusan merawat kebangsaan menjadi urusan personal dan bisa kembali menjadi jalan senyap.
Agar urusan merawat kebangsaan ini, menjadi sebuah gerakan bersama, mari kita persiapkan dan mulai di dalam kehidupan Jemaat kita. Mari kita buat program-program yang bertemakan kebangsaan di dalam program kerja jemaat. Mari kita latih dan dorong umat di Jemaat kita, untuk menyampaikan literasi-literasi kebangsaan di dalam media. Baik lewat status di sosial media, kutipan, artikel, atau bahkan renungan warta. Mari kita buka percakapan-percakapan yang membahas masalah sosial, politik, ekonomi di negeri kita, selepas kita mengikuti kebaktian atau persekutuan. Mari kita masukan kalimat dan pesan kebangsaan di dalam liturgi ibadah, bahkan di dalam khotbah.
Mari kita libatkan partisipasi warga gereja, pada khsususnya pemuda di gereja kita untuk terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan kebangsaan. Sementara pemuda-pemuda NU dan Muhammadiyah misalkan, terus melahirkan pemimpin-pemimpin muda, yang fasih dan cakap berbicara di depan umum dalam menyampaikan sikap dan pemikiran tentang Islam Kebangsaan dan NKRI, kita masih terbuai dengan romantisme Eka Darmaputera, Nathan Setiabudi, atau kini Albertus Patty.
Mari kita merawat kebangsaan di Indonesia, tanah dan negeri yang diberikan Tuhan kepada kita.
NKRI Harga Mati! Salam Kebangsaan! #gkitetapnkri
* Penulis adalah Wakil Ketua BP Gerakan Kebangsaan Indonesia
Catatan : Mohon maaf apabila ada kesalahan pencatatan nomor & nama
WARTA JEMAAT - GKI AGUS SALIM 16
MOHON DUKUNGAN DOA UMAT A. Umat yang sakit, sbb :
1. Ibu Suwartini [Wilayah 2]
2. Ananda Ezra Tambunan [Anak dari Bpk. Janji Tambunan, Wilayah 7]
3. Ananda Kyle [sakit tumor otak, keponakan dari Pnt. Agus Sito]
4. Bpk. Daud [Simpatisan Wilayah 7]
5. Ibu Ng Su Thian [Istri dari Bpk. Ruslin, Wilayah 7]
6. Bpk. Soepardyono [Mertua dari Ibu Anita Tahalele, Wilayah 4]
7. Bpk. Soeharjo [Ayahanda dari Ibu Siswoyo, Wilayah 5]
8. Sdr. Agusta (Uta)
9. Bpk. Jacobus Karangan [Wilayah 6]
10. Ibu Martha Yoltuwu [Wilayah 5] B. Umat Lansia yang sakit, sbb :
1. Ibu Kartina Nawawi [Wilayah 2]
2. Oma Erna Pasat [Wilayah 4]
3. Oma Ennah Marjanah [Wilayah 6, Ibunda dari Bpk. Rudi Raharja]
4. Ibu Natiyah [Wilayah 5] C. Umat yang Pemulihan, sbb :
1. Ibu Conny [Simpatisan Wilayah 4]
2. Bpk. Arjanto Djojo [Wilayah 7]
3. Ibu Soni Irawati
Berita Ulang Tahun
15 – 21 Juli 2018
15 Andry Effendi Julita Netty Harsito Sihono Victor Rubbi Marpaung 16 Rukiyanto Joenaedi Sodarso Purnomo Sinar Nugraheni Andari Lian Charlos Tri Firts Mory Ade Julisari Angela Epiphani Reformanda Ricky Nelson Hutabarat 17 Ni Made Rai Setyawan Waskito Rudolf Tito Sihombing Yuliana Purba Julianto Daniel Purwoko Jehezkiel Orlando Eleazar Lombone
18 Yulianty Silooy Vera Jeanny Thenu Agung Wahyu Pamungkas Elfrida Rosalina Damanik 19 Sinta Purwanti Rusli Yohanes Setiawan Soputan 20 Silvia Rassat Joko Prayitno Rudi Rahardja Yesica Diah Asrini 21 Ami Windarty Paikan Willyana Tanata Sumadi Rinneke Syauta Yulius Alexander Kaloh Murtini Sahat Torang Nahampun Valsa Julianov H Winowod
PERSEMBAHAN BUNGA MIMBAR
Diberitahukan kepada Umat yang mempunyai kerinduan untuk mempersembahkan bunga mimbar, agar mengisi nama di Papan Pengumuman Gereja atau menghubungi Tata Usaha Gereja.
DOA PAGI
Doa Pagi GKI Agus Salim dilaksanakan setiap Sabtu pukul 06.00 Wib. Dimohon partisipasi umat dalam kegiatan ini. Terima kasih.
Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu. [Markus 11: 24]
Mengingat kondisi saat ini maka kendaraan bermotor belum bisa parkir di
halaman untuk beberapa waktu sampai keadaan kondusif. Kiranya Umat maklum
WARTA JEMAAT - GKI AGUS SALIM 17
CATATAN KHOTBAH
………………………………….…………………..……..
……………………………………..…………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
LITURGI KEBAKTIAN UMUM TGL 15 Juli 2018
A. UMAT BERHIMPUN
01. Prosesi : Nyanyian Umat PKJ 8 : 1-3 (Umat Berdiri)
02. Votum
03. Salam
04. Kata Pembuka : Nyanyian Umat PKJ 279 : 1-3 (Umat Duduk)
05. Doa Pengakuan Dosa
Nyanyian Pengakuan KJ 33 : 1-3
06. Berita Anugerah (Umat Berdiri)
Nyanyian Umat PKJ 132 : 1-2
07. Persembahan Pujian B. PELAYANAN FIRMAN
08. Doa Pelayanan Firman (Umat Duduk)
09. Pembacaan Alkitab :
a. Bacaan I : Amos 7: 7-15 c. Bacaan II : Efesus 1: 3-14
b. Antar Bacaan Mazmur 85: 8-13 d. Bacaan Injil : Markus 6: 14-29 10. Khotbah
11 Saat Teduh
12. Pengakuan Iman Rasuli (Umat Berdiri)
13. Doa Syafaat (Umat Duduk) C. PELAYANAN PERSEMBAHAN
14. Pengantar Persembahan
Nyanyian Umat KJ 450 : 1, 3, 5 (Umat Berdiri)
15. Doa Persembahan
D. PENGUTUSAN DAN BERKAT Nyanyian Umat KJ 425 : 1-3
16. Pengutusan
17. Berkat
Menyanyikan Lagu Tema : TINGGALLAH DALAM YESUS
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Minggu, 22 Juli 2018
“SALING MENDUKUNG DALAM PELAYANAN UNTUK MENGHADIRKAN BERKAT” [2 Korintus 4: 1-7]
Lagu Minggu Depan tanggal 22 Juli 2018 : 1) PKJ 148 : 1, 3, 4 4) PKJ 149 : 1-3 7) PKJ 129 : 1-3