ED Syariah No. 111 - jassmh.files.wordpress.com · 05. Entitas asuransi syariah, antara lain, terdiri dari asuransi umum syariah, asuransi jiwa syariah, reasuransi syariah, dan unit
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 111AKUNTANSI TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH
Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miringadalah paragraf standar. Paragraf Standar harus dibacadalam kaitannya dengan paragraf penjelasan yangdicetak dengan huruf tegak (biasa). Pernyataan ini tidakwajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material(immaterial items).
PENDAHULUAN
Tujuan
01. Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pengakuan,pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi asuransisyariah.
Ruang Lingkup
02. Pernyataan ini diterapkan untuk transaksi asuransisyariah yang dilakukan oleh entitas asuransi syariah.
03. Transaksi asuransi syariah yang dimaksud dalam PSAKini adalah transaksi yang terkait dengan kontribusi peserta,alokasi surplus atau defisit underwriting, penyisihan teknis,dan cadangan dana tabarru’.
04. Entitas asuransi syariah yang dimaksud adalahsebagaimana yang diatur dalam perundang-undangan yangberlaku.
05. Entitas asuransi syariah, antara lain, terdiri dari asuransiumum syariah, asuransi jiwa syariah, reasuransi syariah, danunit usaha syariah dari entitas asuransi dan reasuransikonvensional. Selanjutnya dalam konteks pengaturan dalamPernyataan ini akan digunakan istilah “entitas asuransi syariah”.
06. Pernyataan ini bukan merupakan pengaturanpenyajian laporan keuangan untuk tujuan khusus(statutory) misalnya untuk regulator asuransi syariah ataulembaga pengawas asuransi syariah.
Karakteristik
07. Asuransi syariah adalah sistem menyeluruh yangpesertanya mendonasikan sebagian atau seluruh kontribusinyayang digunakan untuk membayar klaim atas kerugian akibatmusibah pada jiwa, badan, atau benda yang dialami olehsebagian peserta yang lain. Donasi tersebut merupakan donasibersyarat yang harus dipertanggungjawabkan oleh entitasasuransi syariah. Peranan entitas asuransi syariah dibatasihanya mengelola operasi asuransi dan menginvestasikan danapeserta.
08. Prinsip dasar dalam asuransi syariah adalah saling tolongmenolong (ta’awuni) dan saling menanggung (takafuli) antarasesama peserta asuransi.
09. Akad yang digunakan dalam asuransi syariah adalahakad tabarru’ dan akad tijari. Akad tabarru’ digunakan diantara para peserta, sedangkan akad tijari digunakan antarapeserta dengan entitas asuransi syariah.
10. Pembayaran dari peserta dapat meliputi kontribusi; ataukontribusi dan investasi.
11. Dana tabarru’ dibentuk dari akumulasi dari surplusunderwriting dana tabarru’ yang merupakan milik pesertasecara kolektif yang dikelola oleh entitas asuransi syariah.
12. Pembayaran manfaat asuransi/klaim berasal dari danapeserta kolektif (dana tabarru’) dimana risiko ditanggungsecara bersama antara peserta asuransi.
13. Berikut ini pengertian istilah yang digunakan dalamPernyataan ini:
Cadangan dana tabarru’ adalah cadangan yang dibentukdari surplus underwriting yang tidak dibagikan kepadapeserta dan kepada entitas asuransi syariah.
Dana peserta adalah semua dana baik berupa danatabarru’ maupun dana investasi.
Klaim yang masih dalam proses (outstanding claims)adalah jumlah beban penyisihan untuk klaim yangdiperkirakan akan dibayar pada periode mendatang untukklaim yang terjadi dan dilaporkan sampai akhir periodeberjalan. Penyisihan tersebut termasuk beban penanganandikurangi beban klaim yang menjadi kewajibanreasuransi.
Klaim yang terjadi tetapi belum dilaporkan (claim incurredbut not reported) adalah jumlah penyisihan untuk klaimyang terjadi, tetapi belum dilaporkan sampai akhir periodeberjalan. Penyisihan tersebut termasuk beban penanganandikurangi beban klaim yang menjadi kewajibanreasuransi.
Kontribusi (contribution) adalah jumlah bruto yangmenjadi kewajiban peserta untuk porsi risiko dan ujrah.
Kontribusi yang belum menjadi hak (unearnedcontributions) adalah bagian kontribusi kontrak asuransiyang diterima oleh entitas asuransi syariah pada periodeberjalan, tetapi periode asuransinya meliputi satu ataulebih periode mendatang. Oleh karena itu, bagiankontribusi tersebut tidak diakui pada periode berjalan.
Kontribusi yang sudah menjadi hak (earned contributions)adalah bagian dari kontribusi kontrak asuransi yangdiakui pada periode berjalan.
Penyisihan kontribusi yang belum menjadi hak (unearnedcontributions provision) adalah jumlah penyisihan untukmemenuhi risiko yang timbul pada periode yang akandatang.
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
Pengakuan Awal
14. Kontribusi dari peserta diakui sebagai bagian daridana tabarru’ dalam dana peserta.
15. Dana tabarru’ yang diterima bukan pendapatan,karena entitas asuransi syariah tidak berhak untukmenggunakan dana tersebut untuk keperluannya, tetapi hanyamengelola dana sebagai wakil para perserta.
16. Selain dari kontribusi peserta, tambahan dana tabarru’juga berasal dari hasil investasi yang dilakukan oleh entitasasuransi syariah, antara lain, sebagai wakil peserta (wakalah)atau pengelola dana (mudharabah atau mudharabahmusytarakah).
17. Bagian pembayaran dari peserta untuk investasidiakui sebagai:(a) dana syirkah temporer jika menggunakan akad
mudharabah atau mudharabah musytarakah; dan atau(b) kewajiban jika menggunakan akad wakalah.
18. Pada saat entitas asuransi menyalurkan danainvestasi yang menggunakan akad wakalah bil ujrah,entitas mengurangi kewajiban dan melaporkan penyalurantersebut dalam laporan perubahan dana investasi terikat.
19. Perlakuan akuntansi untuk investasi denganmenggunakan akad mudharabah, atau mudharabahmusytarakah mengacu kepada PSAK yang relevan.
20. Bagian kontribusi untuk ujrah/fee diakui sebagaipendapatan dalam laporan laba rugi dan menjadi bebandalam laporan surplus defisit underwriting dana tabarru’.
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Surplus dan Defisit Underwriting Dana Tabarru’
21. Surplus pengelolaan dana tabarru’ (surplusunderwriting dana tabarru’) diperlakukan sebagai berikut:(a) seluruh surplus sebagai cadangan dana tabarru’;(b) sebagian sebagai cadangan dana tabarru’ dan sebagian
lainnya didistribusikan kepada peserta; atau(c) sebagian sebagai cadangan dana tabarru’, sebagian
didistribusikan kepada peserta, dan sebagian lainnyadidistribusikan kepada entitas asuransi syariah.
22. Bagian surplus underwriting dana tabarru’ yangdidistribusikan kepada peserta dan bagian surplusunderwriting dana tabarru’ yang didistribusikan kepadaentitas asuransi syariah diakui sebagai pengurang surplusdalam laporan perubahan dana tabarru’.
23. Surplus underwriting dana tabarru’ yang diterimaentitas asuransi syariah diakui sebagai pendapatan dalamlaporan laba rugi, dan surplus underwriting dana tabarru’yang didistribusikan kepada peserta diakui sebagaikewajiban dalam neraca.
24. Jika terjadi defisit underwriting dana tabarru’, makaentitas asuransi syariah wajib menanggulangi kekurangantersebut dalam bentuk pinjaman (qardh). Pengembalian qardhtersebut kepada entitas asuransi syariah berasal dari surplusdana tabarru’ yang akan datang.
25. Penyisihan teknis untuk asuransi syariah terdiri dari:(a) Penyisihan kontribusi yaitu jumlah untuk memenuhi klaim
yang terkait dengan kontribusi yang timbul pada periodeberjalan atau periode mendatang (penyisihan kontribusiyang belum menjadi hak).
(b) Klaim yang masih dalam proses yaitu jumlah penyisihanatas ekspektasi klaim yang akan dibayar pada periodemendatang yang terjadi dan dilaporkan sampai denganakhir periode berjalan. Penyisihan tersebut termasuk bebanpenanganan dikurangi beban klaim yang menjadi kewajibanreasuransi.
(c) Klaim yang terjadi tetapi belum dilaporkan yaitu jumlahpenyisihan atas klaim yang telah terjadi tetapi tidakdilaporkan sampai dengan akhir periode berjalan.Penyisihan tersebut termasuk beban penanganan dikurangibeban klaim yang menjadi kewajiban reasuransi.
26. Penyisihan teknis diakui pada saat akhir periodepelaporan sebagai beban dalam laporan surplus defisitunderwriting dana tabarru’.
27. Penyisihan teknis diukur sebagai berikut:(a) Penyisihan kontribusi yang belum menjadi hak
dihitung menggunakan metode yang berlaku dalamindustri perasuransian.
(b) Klaim yang masih dalam proses diukur sebesarjumlah estimasi klaim yang masih dalam proses olehentitas asuransi syariah. Jumlah estimasian tersebutharus mencukupi untuk mampu memenuhi klaimyang terjadi dan dilaporkan sampai dengan akhirperiode pelaporan, setelah mengurangkan bagianreasuransi dan bagian klaim yang telah dibayarkan.
(c) Klaim yang terjadi tetapi belum dilaporkan diukursebesar jumlah estimasi klaim yang diekspektasikanakan dibayarkan pada tanggal neraca berdasarkanpada pengalaman masa lalu yang terkait dengan
klaim paling kini yang dilaporkan dan metodestatistik.
Cadangan Dana Tabarru’
28. Cadangan dana tabarru’ digunakan untuk:(a) menyediakan cadangan defisit yang akan terjadi di periode
mendatang; dan(b) tujuan memitigasi dampak risiko kerugian yang luar biasa
yang terjadi pada periode mendatang untuk jenis asuransi(class of business) yang menunjukkan derajat volatilitasklaim yang tinggi.
29. Cadangan dana tabarru’ diakui pada saat dibentuksebesar jumlah yang dianggap mencerminkan kehati-hatian (deemed prudent) agar mencapai tujuanpembentukannya yang bersumber dari surplusunderwriting dana tabarru’.
30. Pada akhir periode pelaporan, jumlah yangdiperlukan untuk mencapai saldo cadangan dana tabarru’yang dibutuhkan diperlakukan sebagai penyesuaian atassurplus underwriting dana tabarru’.
PENYAJIAN
31. Bagian surplus underwriting dana tabarru’ yangdidistribusikan kepada peserta disajikan secara terpisahpada pos “bagian surplus underwriting dana tabarru’ yangdidistribusikan kepada peserta” dan bagian surplus yangdidistribusikan kepada entitas asuransi syariah disajikansecara terpisah pada pos “bagian surplus underwritingdana tabarru’ yang didistribusikan kepada pengelola”dalam laporan perubahan dana tabarru’.
32. Penyisihan teknis disajikan secara terpisah padakewajiban dalam neraca.
37. Entitas asuransi syariah mengungkapkan terkaitcadangan dana tabarru’, tetapi tidak terbatas pada:(a) Dasar yang digunakan dalam penentuan dan
pengukuran cadangan dana tabarru’;(b) Perubahan cadangan dana tabarru’ per jenis tujuan
pencadangannya (saldo awal, jumlah yangditambahkan dan digunakan selama periode berjalan,dan saldo akhir);
(c) Pihak yang menerima pengalihan saldo cadangandana tabarru’ jika terjadi likuidasi atas produk atauentitas;
(d) Jumlah yang dijadikan sebagai dasar penentuandistribusi surplus underwriting.
38. Entitas asuransi syariah mengungkapkan aset dankewajiban yang menjadi milik dana tabarru’.
KETENTUAN TRANSISI
39. Pernyataan ini diterapkan secara prospektif untukperiode sajian dan fakta tersebut diungkapkan.
TANGGAL EFEKTIF
40. Pernyataan ini berlaku efektif untuk laporankeuangan yang mencakup periode laporan yang dimulaiatau setelah tanggal 1 Januari 2009. Penerapan lebih dinidianjurkan.
Lampiran merupakan bagian tidak terpisahkan dari PSAK.
Komponen Laporan Keuangan
1. Laporan keuangan entitas asuransi syariah yang lengkapterdiri dari:(a) laporan posisi keuangan (neraca);(b) laporan surplus defisit underwriting dana tabarru’;(c) laporan laba rugi;(d) laporan perubahan ekuitas;(e) laporan perubahan dana tabarru’;(f) laporan arus kas;(g) laporan sumber dan penggunaan dana zakat;(h) laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan; dan(i) catatan atas laporan keuangan.
Bagi entitas yang memiliki kegiatan signifikan berkaitan denganpengelolaan investasi terikat sebagai wakil dan atau pengelolaaninvestasi dengan pola bagi hasil maka entitas tersebutmenyiapkan laporan dibawah ini yang relevan:(a) laporan perubahan dana investasi terikat; dan atau(b) laporan rekonsiliasi bagi hasil.Kedua komponen laporan keuangan di atas dapat dilihat diLampiran 1.
Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
1. Entitas asuransi syariah menyajikan laporan posisikeuangan (neraca), dengan memperhatikan ketentuan dalamPSAK terkait, mencakup tetapi tidak terbatas pada:Aset(a) kas dan setara kas(b) piutang kontribusi(c) piutang reasuransi(d) piutang
(g) investasi pada entitas lain(h) properti investasi(i) aset tetap dan akumulasi penyusutan
Kewajiban(j) penyisihan kontribusi yang belum menjadi hak(k) utang klaim(l) klaim yang sudah terjadi tetapi belum dilaporkan(m) bagian reasuransi dari pihak lain atas klaim yang masih
harus dibayar(n) bagian peserta atas surplus underwriting dana tabarru’
yang masih harus dibayar(o) utang reasuransi(p) utang dividen(q) utang pajak
Dana peserta(r) dana syirkah temporer:
(i) mudharabah(s) dana tabarru’
Ekuitas(t) modal disetor(u) tambahan modal disetor(v) saldo laba
Laporan Posisi Keuangan (Neraca)Per 31 Desember 20x1
AsetKas dan setara kas xxxPiutang kontribusi xxxPiutang reasuransi xxxPiutang xxx
Murabahah xxxSalam xxxIstishna’ xxx
Investasi pada surat berharga xxxPembiayaan xxx
Mudharabah xxxMusyarakah xxx
Investasi pada entitas lain xxxProperti investasi xxxAset tetap dan akumulasi penyusutan xxxJumlah aset xxx
KewajibanPenyisihan kontribusi yang belum menjadi hak xxxUtang klaim xxxKlaim yang sudah terjadi tetapi belum dilaporkan xxxBagian peserta atas surplus underwriting dana
tabarru’ yang masih harus dibayar xxxUtang reasuransi xxxUtang dividen xxxUtang pajak xxxJumlah kewajiban xxx
Dana PesertaDana syirkah temporer
Mudharabah xxxDana tabarru’ xxxJumlah dana peserta xxx
Laporan Surplus Defisit Underwriting Dana Tabarru’
2. Entitas asuransi syariah menyajikan laporan laba rugipeserta, dengan memperhatikan ketentuan dalam PSAK yangrelevan, mencakup tetapi tidak terbatas pada:(a) kontribusi bruto(b) bagian reasuransi atas kontribusi(c) perubahan kontribusi yang belum menjadi hak(d) penerimaan kontribusi untuk periode berjalan(e) pembayaran klaim bruto(f) bagian reasuransi dan pihak lain atas pembayaran klaim
bruto(g) perubahan klaim yang masih harus dibayar (outstanding
claim)(h) perubahan bagian reasuransi atas klaim yang masih harus
dibayar(i) penyisihan teknis(j) beban pengelolaan asuransi(k) pendapatan investasi(l) surplus atau defisit underwriting dana tabarru’(m) penyesuaian surplus atau defisit yang siap didistribusikan(n) surplus defisit yang siap didistribusikan
EkuitasModal disetor xxxTambahan modal disetor xxxSaldo Laba xxxJumlah ekuitas xxxJumlah kewajiban, ekuitas peserta, dan ekuitas xxx
Laporan Surplus Defisit Underwriting Dana Tabarru’Periode 1 Januari s.d. 31 Desember 20x1
Pendapatan AsuransiKontribusi bruto xxxUjrah pengelola (xxx)Bagian reasuransi (atas risiko) (xxx)Perubahan kontribusi yang belum menjadi hak (xxx)Jumlah pendapatan asuransi xxx
Beban AsuransiPembayaran klaim xxxKlaim yang ditanggung reasuransi dan pihak lain (xxx)Klaim yang masih harus dibayar xxxKlaim yang masih harus dibayar yang ditanggung
reasuransi dan pihak lain (xxx)Penyisihan teknisBeban pengelolaan asuransi xxxJumlah beban asuransi xxxSurplus (Defisit) Neto Asuransi xxx
3. Laporan laba rugi disusun dengan mengacu pada PSAKyang relevan. Entitas asuransi syariah menyajikan laporan labarugi yang mencakup, tetapi tidak terbatas, pada pos-pos berikut:(a) pendapatan pengelolaan asuransi(b) pendapatan pengelolaan investasi dana peserta(c) pendapatan pembagian surplus underwriting(d) pendapatan investasi(e) beban usaha(f) laba usaha(g) beban pajak(h) laba neto
Ilustrasi 3Asuransi Syariah “X”Laporan Laba Rugi
Periode 1 Januari s.d. 31 Desember 20x1
PendapatanPendapatan pengelolaan operasi asuransi (ujrah) xxxPendapatan pengelolaan portofolio investasi dana
Beban umum dan administrasi xxxBeban pemasaran xxxBeban pengembangan xxxJumlah beban xxx
Laba Usaha xxxPendapatan (beban) nonusaha neto xxxLaba Sebelum Pajak xxxBeban pajak xxxLaba Neto xxx
Laporan Perubahan Ekuitas
4. Entitas asuransi syariah menyajikan laporan perubahanekuitas sesuai dengan PSAK yang relevan.
Laporan Perubahan Dana Tabarru’
5. Entitas asuransi syariah menyajikan laporan perubahandana tabarru’ yang mencakup, tetapi tidak terbatas, pada pos-pos berikut:(a) surplus atau defisit periode berjalan(b) bagian surplus yang didistribusikan ke peserta dan atau
pengelola(c) surplus yang yang tersedia untuk dana tabarru’(d) saldo awal(e) saldo akhir
Exposure draft ini diterbitkan oleh Dewan Standar AkuntansiKeuangan hanya untuk ditanggapi dan dikomentari. Saran -saran dan masukkan untuk menyempurnakan draft ini masihdimungkinkan sebelum diterbitkannya Pernyataan StandarAkuntansi Keuangan
Tanggapan tertulis atas draft ini paling lambat diterima pada31 Juli 2008. Tanggapan dikirimkan ke:
Dewan Standar Akuntansi KeuanganIkatan Akuntan IndonesiaJl. Sindanglaya No.1,Menteng,Jakarta 10310Fax: 62-21 724-5078E-mail: [email protected]
Kopi dari Exposure Draft (ED) ini dibuat dengan tujuanuntuk penyiapan tanggapan dan komentar yang akandikirimkan ke Dewan Standar Akuntansi Keuangan.Penggandaan ED ini oleh individu/organisasi/lembagadianjurkan dan diizinkan untuk penggunaan di atas dantidak untuk di perjualbelikan.
Dewan Standar Akuntansi Keuangan, Ikatan AkuntanIndonesia, Jl Sindanglaya No.1, Menteng, Jakarta 10310.Tel. 62-21 3190-4232, Fax: 62-21 724-5078, Websitewww.iaiglobal.or.id; E-mail: [email protected]
Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah ED PSAK No. 111
Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah ED PSAK No. 111
PengantarDewan Standar Akuntansi Keuangan telah menyetujuiExposure Draft PSAK 111: Akuntansi Transaksi AsuransiSyariah dalam rapatnya pada tanggal 6 Mei 2008 untukdisebarluaskan dan ditanggapi oleh kalangan anggota IAI,Dewan Konsultatif SAK, Dewan Pengurus Nasional IAI,Perguruan tinggi dan individu/organisasi/lembaga lain yangberminat.
Tanggapan akan sangat berguna jika memaparkanpermasalahan secara jelas dan alternatif saran yang didukungdengan alasan.
Revisi standar ini dilakukan setelah menelaah danmengakomodasi berbagai ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang terkait, baik yang bersifat internasional maupunnasional serta masukan dari konstituen.
Penyusunan PSAK ini diperlukan untuk mendukung transaksiasuransi syariah oleh entitas asuransi syariah yang semakinkomplek. Oleh karena kebutuhan tersebut maka Ikatan AkuntanIndonesia dan Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia telahmembentuk Tim Kerja PSAK Asuransi Syariah dengan susunansebagai berikut:
Tim Kerja PSAK Akuntansi Transaksi Asuransi SyariahAmin Musa Ketua Komite Akuntansi SyariahWiroso Anggota Komite Akuntansi SyariahDewi Astuti Anggota Komite Akuntansi SyariahSri Yanto Anggota Ikatan Akuntan IndonesiaYakub Anggota Ikatan Akuntan IndonesiaNurwidodo P Anggota Ikatan Akuntan IndonesiaEka Supriyati Anggota Ikatan Akuntan IndonesiaDarwis Anggota Ikatan Akuntan IndonesiaMuhtar Yahya Anggota Ikatan Akuntan IndonesiaAri Susanti Anggota Ikatan Akuntan IndonesiaSugito Anggota Departemen KeuanganYatty Nurhayati Anggota Departemen KeuanganPriyono Anggota Departemen KeuanganEndy M. Astiwara Anggota Dewan Syariah NasionalWidyawati Anggota Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia
M. Zamachsary Anggota Asosiasi Asuransi Syariah IndonesiaAbdul Ghoni Anggota Asosiasi Asuransi Syariah IndonesiaDeden Nurdiasena Anggota Asosiasi Asuransi Syariah IndonesiaEsti Handayani Anggota Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia
Tim Kerja PSAK Asuransi Syariah melakukan tugasnya sejak10 April 2007 dan telah menghasilkan Konsep Exposure Draft(KED) PSAK 111 tentang Akuntansi Transaksi AsuransiSyariah. Penyusunan Konsep Exposure Draft ini dilakukandengan menelaah dan mengakomodasi berbagai ketentuan yangterkait, baik ketentuan internasional maupun peraturan-peraturanyang dikeluarkan oleh pemerintah.
Selanjutnya Dewan Standar Akuntansi Keuangan juga telahmelakukan Pembahasan KED PSAK 111 tentang AkuntansiTransaksi Asuransi Syariah yang telah dihasilkan oleh TimKerja PSAK Asuransi Syariah dalam beberapa kali pertemuankhusus. Dalam rapat DSAK tanggal 6 Mei 2008, DewanStandar Akuntansi Keuangan telah menyetujui konsep tersebutmenjadi Exposure Draft (ED) untuk disebarluaskan danditanggapi oleh para konstituen.
Exposure Draft ini disebarluaskan dalam bentuk buku, sisipandokumen dalam majalah Akuntan Indonesia, dan home pageIAI: www.iaiglobal.or.id.
Jakarta, 6 Mei 2008Dewan Standar Akuntansi Keuangan
M. Jusuf Wibisana KetuaJan Hoesada AnggotaDudi M. Kurniawan AnggotaSiddharta Utama AnggotaHekinus Manao AnggotaAgus Edy Siregar AnggotaEtty Retno Wulandari AnggotaJumadi AnggotaRoy Iman Wirahardja AnggotaRiza Noor Karim AnggotaMerliyana Syamsul AnggotaMeidyah Indreswari AnggotaJogiyanto Hartono Anggota
Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah ED PSAK No. 111
ED Syariah No. 111.pmd 7/9/2008, 9:26 AM22
Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah ED PSAK No. 111
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN ........................ 14 – 30Pengakuan Awal ........................................................ .. 14 – 20Pengukuran Setelah Pengakuan Awal ............................... 21 – 30
Surplus dan Defisit Underwriting Dana Tabaru' ........ 17 – 24Penyisihan Teknis (Technical Provision) .................... 25 – 27Cadangan Dana Tabaru' .............................................. 28 – 30