Earthquake risk reduction strategy in Indonesia after the 2004 tsunami disaster Irwan Meilano Rahma Hanifa, Endra Gunawan, Masyhur Irsyam and Hasanuddin Z. Abidin 1) Geodesy Research Division, Faculty of Earth Science and Technology, Institut Teknologi Bandung (ITB), Indonesia 2) Research Center for Disaster Mitigation (RCDM), ITB The 2nd Symposium on JASTIP Disaster Prevention International Cooperation Research 2017, Kyoto, Irwan Meilano
10
Embed
Earthquake risk reduction strategy in Indonesia after the ...jastip.org/sites/wp-content/uploads/2017/03/irwan_kyoto_mar_17_4_1.pdf · WARTAWAN Serambi Indonesia, Bedu Saini (38),
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Earthquake risk reduction strategy in Indonesia after the 2004 tsunami disaster
Irwan MeilanoRahma Hanifa, Endra Gunawan, Masyhur Irsyam and Hasanuddin Z. Abidin
1) Geodesy Research Division, Faculty of Earth Science and Technology, Institut Teknologi Bandung (ITB), Indonesia
2) Research Center for Disaster Mitigation (RCDM), ITB
The 2nd Symposium on JASTIP Disaster Prevention International Cooperation Research 2017, Kyoto, Irwan Meilano
Outline
• Earthquake disaster in Indonesia • Earthquake sources : slip-rate and maximum magnitude • PSHA map of Indonesia • Earthquake risk analysis • Building code • Conclusion
The 2nd Symposium on JASTIP Disaster Prevention International Cooperation Research 2017, Kyoto, Irwan Meilano
Jalan Sri Ratu Safiatuddin, Banda Aceh.SERAMBI INDONESIA/BEDU SAINI
Jalan Teuku Panglima Polem, Banda Aceh.
SERAMBI INDONESIA/BEDU SAINI
Bawah Jembatan Pante Pirak, Banda Aceh.SERAMBI INDONESIA/BEDU SAINI
Jalan Teuku Panglima Polem, Banda Aceh.
WARTAWAN Serambi Indonesia, BeduSaini (38), sempat menjepretkan ka-mera digitalnya, Nikon D 100, seba-
nyak 28 kali sebelum pulang ke rumah untuk me-nyelamatkan keluarga beberapa saat setelah tsunamimelanda kawasan Simpang Lima, Banda Aceh, 26Desember 2004.
Kamera digital Nikon D 100 yang semula dititipkandi sebuah toko dan tak pernah dipikirkan lagi, Kamis13 Januari 2005 ditemukan, dan Bedu pun mem-peroleh kembali harta yang paling berharga, termasukhasil jepretan yang sangat langka.Hari itu pula Redaksi Serambi Indonesia menghu -bungi Redaksi Kompas untuk memberi tahu adanya
foto-foto super-eksklusif hasil bidikan Bedu Saini un-tuk bisa dipublikasikan agar diketahui sidang pembacabetapa ganasnya tsunami. Bedu sendiri kehilangan duaanggota keluarga.Sebagian hasil jepretan Bedu, telah ditampilkan dihalaman 35 Ko mp a s edisi Sabtu 15 Januari 2005.Kini ditampilkan lagi beberapa sisanya.