PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat III. Metode Studi Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) kegiatan Pembangunan Kawasan Industri PT Timah. Salah satu tahap yang paling penting dalam proses AMDAL adalah prakiraan dan evaluasi dampak penting akibat kegiatan tersebut terhadap lingkungan. Metode yang digunakan dalam Studi AMDAL ini secara berurutan meliputi tiga langkah, yaitu: (1) metode pengumpulan dan analisis data, (2) metode prakiraan dampak dan penentuan dampak penting, dan (3) metode evaluasi dampak penting. Adapun data-data yang diperlukan untuk penyusunan AMDAL kegiatan Pembangunan Kawasan industri PT Timah terdiri atas data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang diukur atau diambil langsung dari tapak proyek termasuk pekerjaan analisis sampel di laboratorium serta wawancara langsung dengan penduduk yang tinggal di sekitar lokasi kegiatan. Sementara data sekunder diperoleh dari studi literatur, laporan-laporan hasil penelitian terdahulu, dokumen atau laporan dinas/instansi terkait serta informasi yang diperoleh dari pihak lain yang berwenang. Deskripsi tentang rencana kegiatan dan rona awal lingkungan menjadi dasar dalam Studi AMDAL. Metode studi yang akan digunakan untuk penyelesaian setiap langkah analisis tersebut di atas diuraikan secara rinci sebagai berikut : Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
III. Metode StudiStudi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) kegiatan
Pembangunan Kawasan Industri PT Timah. Salah satu tahap yang paling penting
dalam proses AMDAL adalah prakiraan dan evaluasi dampak penting akibat
kegiatan tersebut terhadap lingkungan. Metode yang digunakan dalam Studi
AMDAL ini secara berurutan meliputi tiga langkah, yaitu: (1) metode pengumpulan
dan analisis data, (2) metode prakiraan dampak dan penentuan dampak penting,
dan (3) metode evaluasi dampak penting. Adapun data-data yang diperlukan untuk
penyusunan AMDAL kegiatan Pembangunan Kawasan industri PT Timah terdiri
atas data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang diukur atau
diambil langsung dari tapak proyek termasuk pekerjaan analisis sampel di
laboratorium serta wawancara langsung dengan penduduk yang tinggal di sekitar
lokasi kegiatan. Sementara data sekunder diperoleh dari studi literatur, laporan-
laporan hasil penelitian terdahulu, dokumen atau laporan dinas/instansi terkait serta
informasi yang diperoleh dari pihak lain yang berwenang.
Deskripsi tentang rencana kegiatan dan rona awal lingkungan menjadi dasar
dalam Studi AMDAL. Metode studi yang akan digunakan untuk penyelesaian setiap
langkah analisis tersebut di atas diuraikan secara rinci sebagai berikut :
3.1. Metode Pengumpulan dan Analisis Data3.1.1. Komponen Fisik-Kimia
Metode pengumpulan dan analisis data untuk aspek fisik-kimia meliputi iklim,
hidrologi, kualitas udara, kebisingan, tanah, dan kualitas air. Masing-masing
komponen dari aspek fisik-kimia tersebut adalah sebagai berikut :
3.1.1.1. Iklima. Metode Pengumpulan Data
Tahap awal dari metode ini adalah pengumpulan data dan hal ini meliputi data
primer maupun sekunder. Data primer merupakan data hasil pengukuran lapangan
secara langsung dan sesaat, sedangkan data sekunder merupakan kompilasi data
jangka panjang yang diukur dan dikumpulkan oleh instansi yang berkompeten dan
berwenang. Untuk data iklim, instansi yang berwenang adalah BMKG (Badan
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-1
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
Meteorologi-Klimatologi dan Geofisika) sedangkan untuk data hidrologi, instansi
yang berwenang adalah Dept. Pekerjaan Umum.
Cuaca dan iklim dinyatakan dengan susunan nilai unsur fisika atmosfer
(disebut unsur cuaca atau unsur iklim) yang terdiri dari: radiasi surya, lama
penyinaran surya, suhu udara, kelembaban udara, tekanan udara,
evaporasi/evapotranspirasi dan presipitasi. Cuaca adalah nilai sesaat dari atmosfer
yang terjadi di suatu tempat dan lokasi tertentu, sedangkan iklim merupakan rata-
rata cuaca pada suatu wilayah yang lebih luas dan rentang waktu yang lebih
panjang.
Dalam studi ini unsur cuaca yang diamati adalah suhu udara dan kelembaban
relatif (RH). Alat yang digunakan untuk mengukur unsur cuaca tersebut adalah
termometer digital dan psikrometer. Nilai suhu udara diperoleh dengan cara
membaca langsung dari peralatan thermometer digital yang digunakan. Nilai
kelembaban relatif diperoleh dengan membaca skala kelembaban relatif yang
terdapat pada psikrometer itu sendiri yaitu dengan mengkombinasikan data
pengamatan suhu bola basah dan bola keringnya. Pengamatan suhu dan
kelembaban relatif dilakukan di sekitar areal rencana pembangunan pabrik/industri
dengan memperhatikan perbedaan kondisi lahan dan jenis tutupan/penggunaan
lahannya (Tabel 3.1).
Tabel 3.1. Pengamatan Iklim MikroKomponen dan Sub Komponen
Sound Level MeterSound Level MeterSound Level Meter
55 dB(A) 3)
55 dB(A) 3)
55 dB(A) 3)
55 dB(A)
Keterangan :1) Baku Mutu (BM) kualitas udara ambien menurut PP No. 41 Tahun 19992) Baku Mutu (BM) kualitas udara ambien menurut Kepmen LH Kep-02/MENLH/I/19883) Baku Mutu kebisingan menurut Kepmen LH No.: Kep-48.MenLH/11/1996
b. Metode Analisis DataData kualitas udara dianalisis berdasarkan baku mutu sesuai Peraturan
Pemerintah No. 41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Data
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-7
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
konsentrasi bahan pencemar udara seperti NO2, CO, SO2 dan debu dianalisis
sehingga dampak yang ditimbulkannya terhadap komponen lingkungan dapat
ditetapkan. Windrose atau mawar angin akan dikaji dalam studi ANDAL untuk
mengetahui arah angin dominan. Pengambilan sampel akan dilakukan sesuai
Standar Nasional Indonesia SNI 19-7119.6-2005.
Data kebisingan dianalisis berdasarkan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No Kep 48/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat
Kebisinga Data kebisingan yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui sejauh mana
sumber kebisingan terhadap lingkungan beserta penyebarannya. Penyebaran
kebisingan dari sumbernya dianalisis menggunakan persamaan matematis sebagai
berikut : Untuk sumber diam (tetap)
Dimana :
SL1 = tingkat kebisingan lokasi 1 pada jarak r1
SL2 = tingkat kebisingan lokasi 2 pada jarak r2
3.1.1.4. Kualitas Aira. Metode Pengumpulan Data
Pengambilan sampel kualitas air akan dilakukan di beberapa lokasi, seperti
terinci pada Tabel 3.4.Tabel 3.4. Lokasi Pengambilan Sampel Kualitas Air
No Sampel Jumlah Titik Lokasi1 Sungai Putih 2 Sebelum dan
sesudah lokasi2 Sungai Biat 2 Sebelum dan
sesudah lokasi3 Air Tanah/Sumur 2 Dalam lokasi dan
penduduk4 Air Kolong 1 Dalam lokasi5 Air Laut 2 Lokasi Bakal Jetty
Contoh untuk kualitas air sumur diambil dari 2 (dua) lokasi yaitu air sumur
penduduk di bagian hilir areal proyek dan air sumur/tanah dalam yang saat ini
sudah ada di areal proyek. Pengambilan sampel air permukaan akan mengacu
pada SNI 6989.57:2008 dan pengambilan sampel air tanah akan mengacu pada
SNI 6989.58.2008 serta akan dilakukan oleh petugas bersertifikasi pengambil
sampel. Sampel tersebut selanjutnya dianalisis di laboratorium yang terakreditasi
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-8
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
KAN dan bersertifikasi ISO 17025. Parameter, metode analisis untuk kualitas air
disajikan pada Tabel 3.5, Tabel 3.6. dan Tabel 3.7.Tabel 3.5. Metode Analisis Kualitas Air Permukaan
No Komponen/ Sub Komponen/ Parameter Satuan Peralatan Metoda Analisis
I. Sifat Fisik1 Daya Hantar Listrik u/cm Conductivitymet
erPotensiometrik
2 Zat Padat Terlarut (TDS) Mg/L Timbangan Analitik
3.1.1.6. Oceanografia. Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Data dan informasi tentang kondisi oseanografi perairan pantai Tanjung Ular
Pulau Bangka akan diperoleh dengan dua cara, yakni melakukan pengukuran
secara langsung (in situ) terhadap beberapa parameter fisika oseanografi
(kedalaman air, suhu, salinitas, arus, gelombang, dan pasut) yang dikelompokkan
kedalam Data Primer; pengumpulan data dan informasi dari berbagai referensi atau
pustaka ilmiah yang berkaitan dengan kondisi oseanografis perairan Pulau Bangka,
dikelompokkan kedalam Data Sekunder. Pengumpulan informasi tentang kelautan
juga dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan penduduk setempat. Hal
ini dilakukan untuk melengkapi hal-hal yang belum dipublikasikan di dalam jurnal
atau buku.
Berikut ini akan dibahas tentang metode dan alat yang digunakan di
lapangan untuk mendapatkan data:
BatimetriInformasi mengenai kedalaman perairan di sekitar perairan pantai Pulau
Bangka bagian barat laut akan diperoleh dari Peta Kedalaman yang dikeluarkan
oleh Dinas Hidro-Oseanografi TNI-AL dan data digital bathymetry dari website.
Pada waktu melakukan survei di lapangan kedalaman perairan juga diukur di
beberapa titik sampling dengan tali penduga berskala, pengukuran akan dilakukan
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-12
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
bersamaan dengan lokasi pengambilan contoh sedimen dasar dan bentos.
Pengukuran kedalaman ini dilakukan untuk mengkalibrasi data kedalaman yang
terdapat pada data sekunder.
Suhu dan SalinitasParameter suhu dan salinitas akan diukur dengan menggunakan alat CTD
(Conductivity Temperature Depth) meter. Pengukuran akan dilakukan di beberapa
stasiun pengamatan dengan cara menurunkan alat CTD ke dalam laut sampai titik
di dekat dasar laut. Untuk lebih rinci, lokasi pengukuran parameter oseanografi
diplotkan kedalam titik-titik sampling pada gambar lokasi studi. (di lampiran)
ArusGerakan massa air laut atau arus akan diukur dengan dua metode yakni
Metode Lagrangian (memakai benda apung atau floating drough) dan Metode Euler
(mengukur aliran massa air di satu titik tetap dalam kurun waktu tertentu dengan
alat current meter). Untuk metode Langrangian dibutuhkan panjang lintasan yang
ditempuh dalam satuan waktu tertentu untuk memperoleh nilai kecepatan aliran air
dalam unit (cm/detik). Arah gerakan air ditentukan dengan magnetik kompas,
dimana arah utara sama dengan 0o atau 360o.
Alat Current Meter akan di pasang selama 3 hari 3 malam pada kedalaman
>5m, selanjutnya data pasut ini akan digunakan untuk verifikasi hasil pemodelan
yang dibangun dari persamaan gerak Navier-Stoke yang dikenal dengan
persamaan momentum.
Pasang Surut (Pasut)Pasang surut diukur dengan menggunakan alat tide gauge yang akan
dipasang di suatu lokasi yang aman. Alat tide gauge ini akan dipasang selama 3
hari 3 malam. Perekaman data akan diset pada interval perekaman setiap 5-10
menit.
Hasil pengukuran pasut ini akan dibandingkan dengan data pasut yang
diperoleh dari model. Kedua data tersebut akan diplotkan dalam satu grafik,
seberapa jauh ketelitian hasil model yang dibangun dengan melihat kesamaan
fluktuasi muka laut hasil model dan hasil pengukuran.
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-13
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
GelombangKondisi gelombang di lokasi penelitian akan diturunkan dari data angin yang
dapat diperoleh dari stasiun meteorologi dan geofisika terdekat. Selama melakukan
survei di lapangan parameter gelombang juga diamati dengan metode visual yakni
dengan melihat tinggi gelombang dengan kasat mata. Data gelombang juga akan
diperoleh dari website dan referensi lainnya.
Sedimen LautUntuk mengetahui kondisi awal sedimen, meliputi oil and grease, logam
berat.
3.1.2. Komponen BiologiBeberapa aspek komponen biologi yang diamati dalam studi ini adalah
vegetasi darat yang terdiri atas tumbuh-tumbuhan dan hewan darat serta biota
perairan yang terdiri atas plankton (phytoplankton dan zooplankton), bentos
(kerang, keong), serta nekton (jenis ikan) pada titik pengamatan di tapak proyek.
3.1.2.1. Vegetasi Darata. Metode Pengumpulan Data
Pengamatan flora dilakukan di sekitar lokasi rencana kawasan industri.
Pengamatan ini bertujuan untuk menginventarisasi jenis tanaman yang ada di lokasi
rencana pembangunan. Metoda yang digunakan adalah Analisis vegetasi dengan
metode kuadran (Quardran Method) dan garis menyinggung (Line Intercept Method)
Hasil inventarisasi tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
jenis tanaman penghijauan yang akan ditanam di ruang terbuka hijau (RTH).
Pengamatan penutupan tanah di tapak proyek dilakukan dengan observasi
lapangan (pengamatan langsung), sedangkan tata guna lahan yang ada di Dusun
Tanjung Ular Desa Air Putih, Kecamatan Muntok diperoleh dari Peta Tata Guna
Lahan.
Vegetasi yang diamati meliputi vegetasi alami dan vegetasi budidaya
dengan menggunakan metode floristik, yaitu dengan mengamati jenis, jumlah dan
rata-rata jarak tanam. Selain itu, juga diamati jenis tumbuhan bawah dan vegetasi
non kayu yang mempunyai nilai ekologis dan dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-14
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
Peralatan yang dipergunakan meliputi peta kerja, meteran, GPS, tally sheet, dan
alat tulis.
Penetapan lokasi pengamatan contoh vegetasi diambil secara acak atas
dasar keterwakilan setiap ekosistem, penutupan lahan dan/atau pola penggunaan
lahan yang diprakirakan akan terkena dampak dari setiap jenis dan lokasi rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan. Lokasi pengambilan contoh vegetasi disajikan
pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9. Lokasi Pengamatan Contoh Vegetasi
No Lokasi Pengamatan Keterangan1 Calon lokasi kawasan industri Terkena dampak langsung
2 Kawasan sekitar lokasi kegiatanVegetasi budidaya dan jenis pemanfaatan lahan lain dan vegetasi yang terdapat di hutan lindung pantai
Untuk mengetahui keadaan dan komposisi vegetasi di lokasi kegiatan dan
sekitranya akan dilakukan inventarisasi pada setiap tipe vegetasi, meliputi: vegetasi
hutan pantai, vegetasi kebun ladang, vegetasi alang-alang dan belukar. Kondisi
vegetasi yang ingin diketahui adalah struktur dan komposisi vegetasi, indeks nilai
penting, indeks Keanekaragaman jenis dan indeks keseragaman.
Pengukuran/inventarisasi vegetasi dilakukan pada beberapa jalur contoh yang
mencakup tipe-tipe vegetasi yang ada. Metode analisis vegetasi yang akan
dilakukan menggunakan metode garis berpetak (metode kuadrat) (Kusmana, 1997).
Petak 20 m x 20 m untuk mencatat pohon dewasa (diameter > 20 cm), petak 10 m x
10 m untuk tiang (diameter 10 s/d 20 cm), petak 5 m x 5 m untuk pancang
(permudaan dengan tinggi 1,5 m sampai pohon muda berdiameter < 10 cm) dan
petak 2m x 2m untuk semai dan tumbuhan bawah dengan tinggi < 1,5 m)
(Kusmana, 1997). Disain Analisis Vegetasi Dengan Metode Garis Berpetak dapat
dilihat pada Gambar 3.2
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-15
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
Gambar 3.2. Desaign Analisis Vegetasi Dengan Metode Garis Berpetak (Kuadrat)
b. Metode Analisis DataData yang dikumpulkan di lapangan selanjutnya dilakukan pengolahan data
dan perhitungan untuk nilai kerapatan jenis, kerapatan relatif, frekuensi jenis,
frekuensi relatif, dominasi jenis, dominansi relatif, indeks nilai penting, indeks
keanekaragaman. Perhitungan masing-masing adalah sebagai berikut:
Kerapatan = Jumlah individu . Luas petak contoh
Kerapatan Relatif = Kerapatan suatu jenis x 100 % Kerapatan seluruh jenis (KR)
Frekuensi = sub petak ditemukan suatu jenis seluruh sub petak
Frekuansi Relatif = Frekuensi suatu jenis x 100 % Frekuensi seluruh jenis(FR)
Dominansi = Luas bidang dasar suatu jenis Luas petak contoh
Dominansi Relatif = Dominansi suatu jenis x 100 % Dominansi seluruh jenis (DR)
Indeks Nilai Penting (INP) = KR + DR + FR
Untuk menghitung Indeks Keanekaragaman Jenis digunakan rumus dari Shannon
Wiener yaitu (Magurran, 1988) :
H’ = - pi log pi, dimana pi = ni/N
pi adalah perbandingan antara jumlah individu spesies ke i dengan jumlah total
individu. Logaritma yang digunakan adalah logaritma dasar 10 atau e. Rumus ini
dapat diubah menjadi :
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-16
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
H’ = (N log N - ni log ni)
N
Untuk mengetahui struktur komunitas maka dihitung nilai keseragaman antar jenis
atau indeks evenness (e) dengan rumus sebagai berikut (Odum, 1994) :
e = H’ .
ln S
dimana S adalah banyaknya jenis pada suatu habitat.
Untuk mengetahui perbedaan struktur komunitas antar sampel digunakan nilai
indeks kemiripan (Similiarity index) dengan rumus sebagai berikut (Odum, 1994) :
S = 2C__
A + B
dimana S adalah indeks kemiripan komunitas, A adalah jumlah jenis dalam sampel
A, B adalah jumlah jenis dalam sampel B dan C adalah jumlah jenis yang sama
pada kedua sampel. Dengan demikian Indeks ketidaksamaan adalah 1 - S. Nilai
indeks kemiripan komunitas berkisar antara 0 - 1. Semakin tinggi nilai indeks
kemiripan komunitas antara dua sampel maka semakin miriplah kedua sampel
tersebut, demikian pula sebaliknya.
3.1.2.2. Fauna/Satwa a. Metode Pengumpulan Data
Pengamatan fauna/Satwa dilakukan di sekitar lokasi rencana Pembangunan
Kawasan industri PT Timah melalui observasi di lapangan terhadap jenis-jenis
satwa yang dijumpai dan wawancara dengan penduduk setempat. Pengamatan
satwaliar dilakukan melalui pengamatan langsung dan studi literatur. Pengamatan
langsung dilakukan dengan metoda perjumpaan langsung dan membuat transek
jalur dengan mencatat jejak satwa (kotoran, sarang, dan jejak lain). Transek jalur
adalah unit contoh berbentuk empat persegi panjang yang ditempatkan sama
dengan transek pengamatan vegetasi, dimana panjang dan lebar transek telah
ditetapkan sebelum pengamatan dilakukan. Parameter dan indikator pengumpulan
data vegetasi dan satwa disajikan pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10. Parameter dan Indikator Pengambilan Data Vegetasi dan Satwa
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-17
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
Sub Komponen Indikator ParameterSatwa Satwa liar
Satwa budidaya
Tipe habitatKeanekaragaman jenisKeanekaragaman jenis
KelimpahanStatusStatus
b. Metode Analisis DataPengamatan ini bertujuan untuk menginventarisasi jenis fauna/satwa yang
ada di lokasi rencana pembangunan kawasan industri maupun fauna/satwa yang
masih ada. Hasil inventarisasi tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran
mengenai jenis dan jumlah fauna/satwa di tapak proyek. Data yang didapat
diinventarisasi kemudian disajikan dalam bentuk tabel.
3.1.2.3. Biota Perairana. Plankton1. Pengumpulan Data
Plankton merupakan bagian dari komponen lingkungan biologi (biota air) yang
diidentifikasi sebagai komponen lingkungan yang akan terkana dampak penting
secara hipotetik dari rencana kegiatan ini, sehingga akan dikaji lebih mendalam
pada studi ini. Kajian plankton diawali dengan pengambilan contoh plankton di
beberapa lokasi pengamatan, baik air sungai (river water, RW) maupun air laut (sea
water, SW) yang diasumsikan mewakili bagian tertentu dari suatu ekosistem
perairan tersebut. Lokasi pengambilan contoh plankton sama dengan lokasi
pengambilan contoh air sungai dan air laut. Meskipun plankton relatif dinamis akibat
kondisi hidrologis, hal ini dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya
keterkaitan antara komunitas plankton dengan kualitas air di setiap lokasi
pengambilan contoh air. Selanjutnya kajian terhadap plankton difokuskan terhadap
jenis yang mendominasi komunitas plankton di lokasi pengamatan dan/atau
plankton indikator, karakteristik jenis plankton tersebut serta keterkaitannya dengan
kualitas lingkungan dan habitat.
Pengambilan contoh plankton, baik fitoplankton maupun zooplankton,
dilakukan oleh petugas bersertifikasi dengan menggunakan jaring plankton
(plankton net), seperti halnya pada pengambilan contoh untuk data baseline yang
sudah dilakukan sebelumnya. Pengambilan contoh plankton ini dilakukan pada
lapisan permukaan air di setiap stasiun pengamatan. Air contoh sebanyak 20-100
liter disaring melalui plankton net untuk mendapatkan contoh fitoplankton dan
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-18
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
zooplankton. Contoh plankton tersaring dimasukkan dalam botol contoh (volume 30
ml) dan diberi bahan pengawet berupa lugol 1%, selanjutnya dibawa ke
laboratorium yang terakreditasi dan bersertifikasi ISO 17025 untuk dianalisis
(pencacahan jumlah dan identifikasi jenis). Identifikasi jenis fitoplankton dan
zooplankton akan mengacu kepada beberapa buku identifikasi spesies plankton.
Analisis terhadap contoh plankton dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis dan
jumlah jenis plankton, kelimpahan, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman
dan indeks dominansi.
2. Analisis Data
KelimpahanKelimpahan plankton adalah jumlah individu plankton jenis ke-i pada volume
tertentu. Rumus yang digunakan untuk menghitung kelimpahan plankton adalah
(APHA, 1992) :
x1000
dimana, A = kelimpahan Plankton (individu/m3)Oi = luas Gelas Penutup (mm2)Op = luas satu lapangan pandang (mm2)Vr = volume air contoh yang tersaring (ml)Vo = volume satu tetes air contoh (ml)Vs = volume air sampel yang tersaring dengan plankton net (liter)n = jumlah plankton pada seluruh lapang pandangp = jumlah lapang pandang yang diamati
Indeks KeanekaragamanIndeks ini merupakan perhitungan yang didasarkan pada informasi
mengenai keteracakan dalam sebuah sistem. Indeks yang digunakan adalah
indeks keanekaragaman Shannon – Wiener (Krebs, 1989), dengan rumus :
dimana, H’ = indeks keanekaragaman
s = jumlah jenis yang ditemukan
ni = jumlah individu jenis ke-i
N = jumlah total individu
Indeks Keseragaman
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-19
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
Nilai indeks keseragaman dalam suatu komunitas menunjukkan tingkat
kesamaan kondisi ekologi antar masing-masing jenis plankton. Indeks ini dihitung
menggunakan rumus:
dimana, E = indeks Keseragaman
H’ = indeks keanekaragaman
H maks = logaritma natural dari jumlah jenis yg ditemukan (ln S)
Indeks DominansiIndeks dominasi digunakan untuk melihat seberapa besar tingkat dominasi
suatu jenis plankton tertentu pada sebuah komunitas perairan. Rumus yang
digunakan untuk menghitung indeks ini adalah :
dimana, C = indeks dominasi
s = jumlah jenis yang ditemukan
ni = jumlah individu jenis ke-i
N = jumlah total individu
Indeks keseragaman dan dominansi (E dan C), nilainya berkisar antara 0–1.
Semakin kecil nilai E, nilai C akan mendekati 1, artinya semakin kecil keseragaman
suatu populasi, maka akan ada kecenderungan satu atau beberapa jenis plankton
mendominasi plankton lain dalam populasi tersebut.
b. Benthos1. Pengumpulan Data
Benthos dalam hal ini benthos sungai dan laut, juga termasuk komponen
biota air yang diperkirakan akan terkenan dampak penting secara hipotetik,
sehingga akan dikaji sebagaimana halnya plankton. Kajian benthos dilakukan
seperti halnya terhadap plankton, yaitu dari data baseline dan penambahan
pengambilan contoh pada beberapa lokasi pengamatan. Lokasi pengambilan
contoh benthos mengikuti pengambilan contoh kualitas air sungai dan laut serta
plankton. Hal ini bertujuan untuk melihat kemungkinan adanya kaitan antara
komunitas benthos dengan kualitas air di setiap lokasi pengambilan contoh air.
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-20
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
Pengambilan contoh benthos dilakukan oleh petugas bersertifikasi dengan
menggunakan Petersen Grab. Contoh tersebut kemudian disaring dengan saringan
berukuran mata saring 1 mm sehingga biota benthos yang didapatkan adalah yang
berukuran makro (disebut benthos). Hasil saringan selanjutnya dimasukkan dalam
kantung plastik dan diberi pengawet berupa larutan formalin 4% untuk kebutuhan
analisis lanjutan (identifikasi dan penghitungan jumlah spesimen tiap jenis serta
kepadatannya dalam suatu luasan permukaan dasar perairan) di laboratorium
laboratorium yang terakreditasi dan bersertifikasi ISO 17025.
2. Analisis Data
Kepadatan Kepadatan benthos adalah jumlah individu benthos jenis ke-i pada luasan
tertentu. Rumus yang digunakan untuk menghitung kepadatan benthos adalah :
dimana, A = kepadatan benthos jenis ke-i (individu/m2)
B = jumlah individu benthos pada contoh
C = luas bukaan mulut Petersen grab (m2)
Indeks Keanekaragaman, Indeks Keseragaman dan Indeks DominansiAnalisis data yang dilakukan terhadap benthos berupa analisis beberapa
indeks sama seperti yang dilakukan pada plankton. Selain itu, diupayakan juga
deskripsi bioekologi pada jenis-jenis yang dianggap berperan ekologis penting di
lokasi perairan wilayah studi. Untuk mengkaji habitat benthos, maka akan ditelaah
dari kondisi sedimen di setiap stasiun pengambilan contoh benthos.
c. Nekton (Sumberdaya Perikanan)1. Pengumpulan Data
Data nekton (sumberdaya perikanan) merupakan data pendukung yang
sangat diperlukan untuk kajian dampak penting hipotetik terhadap biota air dan/atau
ekosistem perairan. Untuk itu dilakukan pengumpulan data yang diambil secara
sekunder dari data statistik perikanan yang tersedia di lokasi studi. Selain itu juga
dilakukan wawancara dengan masyarakat setempat.
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-21
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
B. Analisa DataAnalisa dilakukan secara deskriptif setelah data ditabulasikan.
3.1.3. Komponen Sosial Ekonomia. Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan gambaran kondisi sosial ekonomi dan kesehatan
lingkungan masyarakat dalam wilayah studi dilakukan pengumpulan data dan
informasi baik dalam bentuk primer maupun sekunder. Metode yang digunakan
adalah gabungan beberapa teknik pengumpulan data melalui studi pustaka dan
pengamatan (observasi) lapangan. Guna mendapatkan data yang optimal maka
disusun pedoman wawancara mendalam (indepth – interview guide). Secara garis
besar data tersebut dikelompokkan sebagai berikut :
1. Data PrimerData primer diperoleh melalui kunjungan lapangan melalui observasi langsung
dan wawancara terstruktur terhadap responden yang dianggap dapat mewakili
kepentingan masyarakat yang diperkirakan terkena dampak seperti; para
tokoh/pemuka masyarakat yang bertindak sebagai informan (unit rumah tangga
dan substansi institusi kemasyarakatan).
Sebagai contoh kelompok masyarakat yang dipilih berdasarkan peran dan
fungsinya pada strata sosial kemasyarakatan yang ada. Beberapa
pertimbangan pokok yang digunakan sebagai bahan analisis antara lain :
menyangkut peran-peran etnis, pola pemanfaatan sumberdaya alam, dominasi
kelompok, pola-pola hubungan sosial, kerjasama/konflik dan kebudayaan serta
adat istiadat yang biasa berlaku di dalam masyarakat yang menjadi obyek
penelitian.
Untuk mengetahui secara lebih pasti mengenai data primer tersebut akan
dilakukan klarifikasi seperlunya melalui institusi yang ada dan sudah berakar
serta diyakini keberadaannya oleh anggota masyarakat. Adapun bentuk institusi
kemasyarakatan tersebut adalah kelompok anggota masyarakat biasa,
tokoh/pemuka masyarakat dan aparat pemerintahan tingkat Kelurahan dan
seterusnya. Jumlah responden akan disesuaikan dengan kebutuhan di
lapangan dengan memperhatikan keterwakilan (representativeness) yang
berkaitan dengan beberapa informasi penting yang dibutuhkan. Beberapa potret
karakteristik sosial spesifik akan dijadikan fokus kajian agar dapat diprediksi
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-22
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
beberapa dampak sosial dan rekomendasi penangannya secara lebih konkrit
dan mendekati realitas permasalahan yang terjadi dalam masyarakat. Selain itu
akan dilakukan wawancara secara mendalam terhadap responden kunci.
2. Data SekunderUntuk mendapatkan data sekunder dilakukan melalui studi dokumentasi pada
instansi yang terkait seperti; Kantor Kelurahan/Kecamatan, Badan Pusat
Statistik Kabupaten Bangka Barat dan lain sebagainya atau disesuaikan dengan
disposisi yang kemungkinan diberikan oleh penjabat setempat. Data sekunder
ini antara lain meliputi: data demografi, sarana dan prasarana yang terkait
dengan fasilitas sosial, sumber daya, dan lain sebagainya. Dari data ini
diharapkan akan dapat diperoleh informasi yang dapat dijadikan referensi yang
bermanfaat dalam pengambilan keputusan tentang kondisi rona awal
lingkungan masyarakat di wilayah studi.
Berdasarkan data tersebut akan dapat dibuat klarifikasi misalnya tentang
pemanfaatan sumber daya alam sekitar, pola ketenagakerjaan, daya beli,
tingkat kesejahteraan dan lain sebagainya.
Secara hipotesis beberapa parameter yang akan digunakan dalam kajian aspek
sosial ekonomi beserta indikator metode dan peralatan yang digunakan dapat
dilihat pada Tabel 3.7.
Perolehan data sekunder tersebut berasal dari literatur terkait, perpustakaan di
daerah serta instansi terkait lainnya seperti Bappeda, Dinas Kehutanan, Dinas
Pertanian, Dinas Perindustrian, Kantor Biro Pusat Statisitik Kabupaten Bangka
Barat, Kecamatan Muntok, Desa Air putih, dan Dusun Tanjung Ular.
b. Analisis DataAgar kajian lebih terfokus terhadap permasalahan yang erat kaitannya dengan
keberadaan proyek, maka wilayah sampel dibatasi terhadap Desa Air Putih yang
akan terkena dampak langsung maupun tidak langsung karena terjadi interaksi
antara rencana Pembangunan Kawasan Industri Timah dengan berbagai aspek
lingkungan di sekitarnya. Data yang telah dikumpulkan diolah dan ditabulasi
kemudian dilakukan analisis non statistik dengan melakukan penafsiran atas
tabulasi yang dibuat, secara logis melalui studi perbandingan metode deduktif.
Selain itu, juga dilakukan analisis statistik sosial ekonomi.
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-23
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
Beberapa metode analisis data tersebut di atas menggunakan rumus statistik
sebagai berikut : data primer yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan
(participative observation) melalui wawancara terfokus serta mendalam, bersama
dengan data sekunder diolah dengan cara pengeditan, pemberian kodefikasi dan
penghitungan kuantitatif.
Tabel 3.11. Parameter, Sumber Data dan Alat Pengumpulan Data Sosial Ekonomi
Parameter Sumber/Instansi Alat dan Cara Pengumpulan Data
Demografi Jumlah dan kepadatan
penduduk Rasio jenis kelamin Kelompok umur Rasio ketergantungan Pekerjaan Pendidikan
Kelurahan/kecamatan setempat
Kantor Dinas Tata Ruang
BPS
Daftar parameter dan data yang dibutuhkan melalui studi pustaka
Kesempatan Kerja dan Berusaha Mata pencaharian Pendapatan keluarga Peluang kerja/berusaha Komunikasi Manfaat Sumber Daya
masyarakat
Pemrakarsa Kelurahan dan
kecamatan setempat Masyarakat wilayah
studi
Kuesioner, wawancara, data sekunder
Perekonomian Daerah (PAD)
Dinas terkait Tabulasi dan permodelan, Kuesioner wawancara, data sekunder.
Persepsi dan Sikap Masayarakat
Pustaka daerah Anggota Masyarakat Tokoh/pemuka
masyarakat Pejabat setempat
Panduan observasi/wawancara memakai kuesioner, melalui studi pustaka dan penjajagan langsung atau tak langsung
Transportasi (Kemacetan) Jumlah dan jenis
kendaraan Lalu lintas Laju pertambahan mobil
Masyarakat pengguna jalan
Dinas Perhubungan Dinas Prasarana
wilayah DLLAJ
Studi dokumentasi Uji petik Wawancara Tabulasi dan
permodelan
Selanjutnya direkapitulasi dan ditabulasi sehingga dapat dianalisis secara
deskriptif kualitatif. Dengan demikian, berbagai gejala atau fenomena di lapangan
terutama yang berkaitan dengan perubahan sosial, sistem nilai yang berlaku dan
perekonomian masyarakat dapat tergambar dengan jelas.
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-24
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
Rumus–rumus yang digunakan untuk menyederhanakan data kuantitatif dari
berbagai komponen yang telah disebutkan sebelumnya adalah sebagai berikut :
Kepadatan Penduduk (D)
dimana D = kepadatan penduduk (jiwa/km2)
Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)
dimana:SR= rasio jenis kelaminL = banyaknya penduduk laki-laki (jiwa)P = banyaknya penduduk perempuan (jiwa)K = konstanta (100)
Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio)
dimana:
DR = angka beban tanggunganP0-14 = jumlah penduduk usia 0 – 14 tahunP60+ = jumlah penduduk usia 60 tahun ke atasP15 - 59 = jumlah penduduk usia 15 – 59 tahunK = konstanta (100)
KetenagakerjaanDampak terhadap ketenagakerjaan atau yang berkaitan dengan
kesempatan kerja dan berusaha dianalisis dengan menggunakan
pendekatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja sebagai berikut:
Dimana :
Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA ANDAL) | III-25
PT. Timah (Persero), Tbk. Desa Air Putih, Kecamatan Muntok, Kabupaten Bangka Barat
TPAK = tingkat partisipasi angkatan kerja
Ak = jumlah angkatan kerjaAk = jumlah penduduk usia kerja
Perekonomian Daerah
Dampak terhadap perekonomian daerah dianalisis dengan menggunakan
Multiplier Ekonomi Basis sebagai berikut:
Dimana: Pertambahan Nilai Tambah TotalPertambahan Nilai Tambah Basic Sector
r = Besaran konstan fraksi nilai tambah di non basic sektor (Enb) dari nilai tambah total (Enb/Etotal)= koefisien multiplier sektor basis
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Dampak terhadap pendapatan asli daerah (PAD) dianalisis dengan