Top Banner

of 24

e Kawara

Jan 06, 2016

Download

Documents

eka
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Lucia Anastasha Eka Wara 102012209 E2

Lucia Anastasha Eka Wara102012209E2

Gangguan tidur pada Orang yang berusia Lanjut

AnamnesisIdentitas pasienRiwayat tidur pasien yang lengkapRiwayat medisRiwayat social lingkungan Riwayat pemakaian obatPemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan PenunjangPada pasien dengan keluhan sleep apnea, pemeriksaan kepala dan leher yang teliti sangat penting. Pada pasien insomnia dengan penyebab medis, pemeriksaan pada organ yang mendasari penyakit tersebut dapat membantu diagnosis.Pemeriksaan PenunjangPolisomnografi.

Insomnia Insomnia : gangguan tidur di mana seseorang secara terus-menerus mengalami kesulitan tidur atau bangun terlalu cepat.Siklus tidur bangun diatur oleh hubungan timbale balik antara tiga system saraf yang berbeda di batang otak adalah arousal system(bagian dari RAS), pusat tidur gelombang lambat dan Pusat tidur paradoksikal.

Terdapat 2 macam gangguan tidur, yaitu gangguan tidur fungsional dan Patologis. Gangguan tidur fungsional: somnabulisme, sleep automatism,kejang nocturnal dan paralisis nocturnal. Hiperinsomnia (terlalu banyak tidur) dan insomnia (kurang tidur) merupakan bagian dari gangguan tidur patologis

Klasifikasi Insomnia Insomnia primer : gangguan tidur atau gangguan bangun tidur(disomnia). Insomnia ini merupakan insomnia yang penyebabnya belum diketahui secara pasti.pengobatannya masih relative sukar dilakukan dan biasanya berlangsung lama atau kronis. Insomnia sekunder :gangguan sulit tidur yang penyebabnya dapat diketahui secara pasti. Gangguan tersebut dapat berupa factor gangguan sakit fisik, maupun gangguan kejiwaan.

Differential DiagnosisKecemasanPerasaan khawatir atau takut yang tidak rasional akan kejadian yang akan terjadi.Sulit tidur sepanjang malam.Rasa tegang dan cepat marah.Sering mengeluh akan gejala yang ringan atau takut/khawatir terhadap penyakit yang berat, misalnya kanker dan penyakit jantung yang sebenarnya tidak dideritanya.Sering membayangkan hal-hal yang menakutkan.Rasa panic terhadap masalah yang ringan

DepresiGejala-gejala yang ada pada depresi : Afek depresif.Hilang minat.Penurunan BB/penambahan BB.Insomnia/hipersomnia.Aktivitas psikomotor menurun/meningkat.

DemensiaKarakteristik Demensia :Gangguan daya ingat jangka pendek dan panjang.Gangguan proses pikir abstrak,misalnya tidak dapat memahami arti suatu konsep/kata.Gangguan dalam judgement,misalnya tidak mampu mengatasi masalah dalam pekerjaan,hubungan interpersonal dan hubungan keluarga..Afasia(gangguanberbahasa),apraksia(gangguanaktivitasmotorik),agnesia(gangguan identifikasi objek-objek).Perubahan kepribadian.Aktivitas social terganggu.Tidak dalam keadaan delirium

EtiologiFaktor-faktor psikologis yang menyebabkan insomnia : kegelisahan, ketakutan, perasaan bersalah ,perasaan cemas dan perasaan stress.Penyebab lain pada insomnia : kurangnya kegiatan fisik dan mental sepanjang hari sehingga mereka masih semangat sepanjang malam,tertidur sebentar-sebentar sepanjang hari, gangguan cemas dan depresi, tempat tidur dan suasana kamar kurang nyaman,sering berkemih pada waktu malam karena banyak minum pada malam hari,infeksi saluran kemih.

EpidemiologiPada studi epidemiologi prevalensi insomnia pada usia lanjut sekitar 6%-48% pada populasi umum. Perbedaan ini bergantung pada definisi insomnia yang digunakan dalam penelitian. Insomnia ini tidak bisa dianggap sebagai gangguan yang sederhana karena secara umum tidak bisa sembuh spontan.Kondisi ini juga menimbulkan berbagai dampak buruk antara lain stres, gangguan mood, alkohol dan substance abuse yang nantinya akan berujung pada penurunan kualitas hidup pada usia lanjut

Gejala klinisKesulitan untuk tertidur pada waktu yang normal didefenisikan sebagai kesulitan tidur lebih dari 30 menit, kesulitan mempertahankan tidur/sering terbangun dari tidur lalu sulit tidur kembali, terbangun lebih cepat di pagi hari, merasa tetap lelah dan mengantuk meskipun durasi tidur sudah cukup, merasa cemas jika sudah mendekati waktu tidur.Komplikasi Diabetes Melitus1. Diabetes melitus tipe IPenyakit autoimun yang menyebabkan destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolute.2. Diabetes melitus tipe IIAda bervariasi, predominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif ataupun yang predominan gangguan sekresi insulin bersama resistensi insulin.

HipertensiSalah satu faktor risiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, merupakan penyebab utama gagal jantung kronis.

Kanker ProstatTerjadi ketika sel-sel prostat tumbuh lebih cepat daripada kondisi normal sehingga membentuk benjolan atau tumor yang memiliki keganasan. Kanker ini paling umum pada pria, terutama mereka yang berusia di atas 65 tahun. Faktor-faktor :Usia. Kebanyakan kasus terjadi pada pria usia lanjut.Riwayat keluarga dan faktor keturunan. Air seni tidak lancar.Aliran urin lemah dan butuh waktu lebih lama untuk menuntaskan kencing.

Penatalaksaan Farmakoterapi : Obat-obatan hipnotik sedative sepeti: zolpidem dosis 5-10 mg po malam hari sebelum tidur, trazodon 25-100 mg malam hari, klonazepam 0,25-0,5 mg malam hari sebelum tidur atau antidepresan amitriptilin 12,5 mg malam hari.Herbal : valerian, melatonin, chamomile dan kava kava.Psikoterapi.Kronoterapi.Terapi cahaya. Kontraindikasi terapi ini adalah hipersensivitas pada mata atau kulit atau sedang memakai obat yang meningkatkan risiko fotosensivitas dan gangguan bipolar.Obat yang digunakan Benzodiazepin (BZD) memperbaiki insomnia dengan mengurangi tidur REM, menurunkan latensi tidur, dan menurunkan terbangun malam hari.Trazodon. Trazodone adalah antidepresan non trisiklik dengan sifat menenangkan yang sering digunakan dalam dosis rendah sebagai hipnosis.

Faktor Psikososial pada Lansia Penurunan Kondisi FisikSecara umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan secara berlipat ganda. Hal ini dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi fisik, psikologik maupun sosial, yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan kepada orang lain.

Penurunan Fungsi dan Potensi SeksualPada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat. Fungsi psikomotorik meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan.

Perubahan yang berkaitan dengan pekerjaan Pada umumnya perubahan ini diawali ketika masa pensiun. Meskipun tujuan ideal pensiun : agar para lansia dapat menikmati hari tua atau jaminan hari tua, namun dalam kenyataannya sering diartikan sebaliknya, karena pensiun sering diartikan sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan, jabatan, peran, kegiatan, status dan harga diri.

Perubahan dalam peran sosial dalam masyarakatAkibat berkurangnya fungsi indera pendengaran, penglihatan, gerak fisik dan sebagainya maka muncul gangguan fungsional atau bahkan kecacatan pada lansia. Misalnya badannya menjadi bungkuk, pendengaran sangat berkurang, penglihatan kabur dan sebagainya sehingga sering menimbulkan keterasingan.

PencegahanTujuan terapi adalah untuk mengurangi morbiditas dan meningkatkan kualitas hidup bagi pasien dan keluarga. Pada penderita insomnia usia lanjut lebih baik diberikan edukasi untuk dapat mencegah atau menghindari insomnia, agar bisa menghindari obat-obatan yang dapat tidak perlu untuk diberikan kepada penderita.

PrognosisPrognosis untuk pemulihan insomnia tergantung pada identifikasi pilihan pengobatan yang efektif, dan ini secara langsung terkait dengan menyelesaikan evaluasi yang menekankan pentingnya mengetahui dan mengamati pedoman klinis untuk evaluasi insomnia.

Tidur merupakan suatu proses di otak yang dibutuhkan seseorang untuk dapat berfungsi dengan baik. Insomnia merupakan gangguan tidur yang paling sering ditemukan.Diagnosis insomnia dilakukan dengan penelusuran mendalam pada pola tidur pasien. Benzodiazepin dan non-benzodiazepin telah digunakan selama lebih dari 40 tahun untuk penatalaksanaan insomnia, namun banyaknya efek yang tidak diinginkan (seperti gangguan kognitif dan memori, retardasi psikomotor, dannext day hangover) membuat klinisi tidak mau menggunakan obat-obat ini dalam jangka waktu lama. Perubahan factor psikososial,factor penurunan fungsi tubuh,factor lingkungan pekerjaan juga turut mempengaruhi seorang lansia mengalami insomnia.