Top Banner
Majrurot Al-Asma`: Kasus Genetif dalam Surah Al-Isra’ (Studi Analisis Sintaksis) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi salah satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Oleh : Indah Nurnafi’ah NIM: 53040-15-0009 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB, DAN HUMANIORA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2019
199

e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id › 5760 › 1 › SIAP CETAK BUKU.pdfv MOTTO My Future is Today “Masa depanku adalah hari ini” َد

Feb 08, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • Majrurot Al-Asma`:

    Kasus Genetif dalam Surah Al-Isra’

    (Studi Analisis Sintaksis)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi salah satu syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)

    Oleh :

    Indah Nurnafi’ah

    NIM: 53040-15-0009

    PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB

    FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB, DAN HUMANIORA

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2019

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

    MOTTO

    My Future is Today

    “Masa depanku adalah hari ini”

    دَ جَ وَ َدَ جَ َنَ مَ “Barang siapa bersungguh-sungguh, pasti akan berhasil”

    د ِعَال م اِضىَلِل م اِضى“Yang lalu, biarlah berlalu”

    َي ت ك اس ل َِلم ن ام ُةَالُعق َب َت ُكَغ اِفًلَََ#َف ن د َت ك س ل َو َل َو َل ه د ِاج “Bersungguh-sungguhlah dan jangan malas, jangan pula lengah, karena

    penyesalan adalah milik orang yang bermalas-malasan.”

  • vi

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini peneliti persembahkan untuk:

    1. Ayah dan Ibu tercinta yang tidak pernah putus dalam

    mendo’akan

    2. Teman-teman yang telah memberikan dukungan dan

    semangatnya kepada peneliti dalam menyusun skripsi ini

    3. Almamater tercinta Program Studi Bahasa dan Sastra Arab

    IAIN Salatiga

  • vii

    ABSTRAK

    Skripsi ini berjudul Majrurot Al-Asma`: Kasus Genetif dalam

    Surah al-Isra` (Studi Analisis Sintaksis). Peneliti telah melakukan

    observasi awal terhadap surah Al-Isra’, di dalamnya ditemukan

    banyak kalimat-kalimat yang mengandung Majrurat Al-Asma`.

    Adapun surah al-Isra adalah surah yang tidak terlalu pendek dan

    juga tidak terlalu panjang di dalam Al-Qur’an, sehingga dari segi

    kualitas maupun kuantitas sangat layak untuk diteliti. Adapun

    rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: (1) Bagaimana

    klasifikasi majrurat al-asma yang terdapat dalam surah Al-Isra’; dan

    (2) Bagaimana tanda-tanda majrurat Al-Asma` yang terdapat dalam

    surah Al-Isra’. Tujuan penelitian ini, yaitu: (1) Untuk mengetahui

    klasifikasi majrurat al-asma yang terdapat dalam surah Al-Isra’; dan

    (2) Untuk mengetahui tanda-tanda majrurat Al-Asma` yang terdapat

    dalam surah Al-Isra’.

    Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, di mana

    Peneliti menggunakan design penelitian studi pustaka (library

    research). Data dalam penelitian ini adalah majrurat Al-Asma`.

    Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah Al-Qur’an surah

    Al-Isra’.

    Hasil analisis majrurat Al-Asma` di dalam surah Al-Isra’ di

    temukan 447 data yang terdiri dari: isim dibaca jar karena didahului

    oleh huruf jar 243 data, yaitu 56 huruf jar ba`, 4 huruf jar kaf, 61

    huruf jar lam, 14 huruf jar ila, 32 huruf jar ‘ala, 41 huruf jar min,

    29 huruf jar fii, dan 6 huruf jar ‘an. Isim dibaca jar karena idhafah

    (menjadi mudhof ilaih) 191 data. Adapun isim dibaca jar karena

    tawabi’ berjumlah 13 data, yang terdiri dari na’at 5 data dan athof 8

    data.

  • viii

    Tanda-tanda i’rab jar di dalam Al-Qur’an surah Al-Isra’

    yaitu, kasroh terdapat 190 data, yang terdiri dari 150 data isim

    mufrad, 30 data isim jama’ taksir, dan 10 data berupa isim jama’

    muannas salim. Adapun tanda i’rab jar ya` berjumlah 12 data, yang

    terdiri dari 10 data isim jama’ mudzakar salim, 1 data isim tasniyah,

    dan 1 data asma’ul khamsah. Sedangkan, tanda i’rab jar fathah

    berjumlah 7 data yang terdapat pada isim ghairu munsharif. Berupa

    isim maushul 23 data, dhomir 201 data, isim isyarah 8 data, masdar

    muawwal berjumlah 2 data.

    Kata kunci: Majrurat Al-Asma`, Surah Al-Isra’, I’rab Jar

  • ix

    PEDOMAN TRANSLITERASI

    Pedoman transliterasi huruf (pengalihan huruf) dari huruf

    Arab ke huruf Latin yang digunakan adalah hasil Keputusan

    Bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan

    Kebudayaan RI Nomor 158 Tahun 1987 atau Nomor 0543 b/u 1987,

    tanggal 22 Januari 1988, dengan melakukan sedikit modifikasi untuk

    membedakan adanya kemiripan dalam penulisan.

    A. Penulisan huruf:

    No. Huruf Arab Nama Huruf Latin

    Alif Tidak dilambangkan ا 1 Ba’ B ب 2 Ta T ت 3 ṡa ṡ ث 4 Jim J ج 5 Ḥa ḥ ح 6 Kha Kh خ 7 Dal D د 8 Żal Ż ذ 9

    Ra R ر 10 Za Z ز 11 Sin S س 12

  • x

    Syin Sy ش 13 Ṣad ṣ ص 14 Ḍad ḍ ض 15 Ṭa’ ṭ ط 16 Ẓa ẓ ظ 17 (ain ‘ (Komaterbalik di atas` ع 18 Gain G غ 19 Fa’ F ف 20 Qaf Q ق 21 Kaf K ك 22 Lam L ل 23 Mim M م 24 Nun N ن 25 Wawu W و 26 Ha’ H ه 27 (Hamzah ` (Apostrof ء 28 Ya’ Y ي 29

    B. Vokal :

  • xi

    َ Fathah ditulis ‘a’

    َ Kasroh ditulis ‘i’

    َ Dlammah ditulis ‘u’

    C. Vokal panjang :

    +ا َ Fathah + alif Ditulis ā جاهلية Jāhiliyyah

    +ى َ Fathah +alif layin

    Ditulis ā تنسى Tansā

    +يْ َ Kasroh + ya’ mati

    Ditulis ī حكيم Ḥakīm

    +وْ َ Dlammah + wawu mati

    Ditulis ū فروض Furūḍ

    D. Vokal rangkap :

    َ+َيَ َ Fathah + ya’ mati

    ditulisai بينكم Bainakum

    َ+َوَ َ Fathah + wawu mati

    Ditulis au قول Qaul

    E. Huruf rangkap karena tasydid ( َ ) ditulis rangkap :

    Iddah‘ عد ة Ditulis dd دَ

    Minna من ا Ditulis nn نَ

  • xii

    F. Ta’ marbuthah:

    1. Bila dimatikan ditulis dengan h:

    Ḥikmah حكمة

    Jizyah جزية(ketentuan ini tidak berlaku untuk kata-kata bahasa Arab yang

    sudah diserap kedalam bahasa Indonesia)

    2. Bila ta’ marbuthah hidup atau berharakat maka ditulis t :

    Zakāt al-fiṭr زكاةَالفطر

    Ḥayāt al-insān حياةَاإلنسان

    G. Vokal pendek berurutan dalam satu kata dipisahkan

    dengan Apostrof (‘) :

    A’antum أأنتم

    U’iddat أعد د

    La’insyakartum لئنشكرمت

    H. Kata sandang alif+lam

    Al-qamariah القرأن al-Qur’ān Al-syamsiyah السماء al-Samā’

    I. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat :

    Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya

  • xiii

    żawi al-furūḍ ذويَالفروض

    Ahl al-sunnah أهلَالسنة

  • xiv

    UCAPAN TERIMAKASIH

    Alhamdulillahirabbil ‘alamin, rasa syukur yang tak terhingga

    kehadirat Allah swt. yang selalu memberikan kasih dan sayang-Nya

    kepada segenap hamba-Nya tanpa batas, yang selalu memberikan

    nikmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya sehingga dalam

    kesempatan kali ini peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi

    ini. Sholawat serta salam juga peneliti haturkan kepada Nabi

    Muhammad saw., keluarga, serta kepada para sahabat beliau.

    Peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini karena

    bantuan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh

    karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan

    terimakasih kepada:

    1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku Rektor IAIN

    Salatiga.

    2. Prof. Dr. Zakiyuddin, M. Ag. selaku Rektor baru IAIN

    Salatiga.

    3. Bapak Benny Ridwan, M.Hum, selaku Dekan Fakultas

    Ushuluddin, Adab, dan Humaniora.

    4. Dr. Supardi Abdillah, S.Ag. M.A., Ketua Program Studi

    Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Ushuluddin, Adab, dan

    Humaniora yang tidak pernah lelah memberikan arahan dan

    dukungannya, serta yang selalu menjadi motivator selama

    menjalani studi.

    5. Dr. Agus Suaidi Lc. M.A., selaku pembimbing yang selalu

    memberikan pengarahan dalam membimbing peneliti

    menyusun skripsi ini.

    6. Segenap dosen Program Studi Bahasa dan Sastra Arab IAIN

    Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang

    sangat berharga.

  • xv

    7. Seluruh pegawai dan staf Fakultas Ushuluddin, Adab, dan

    Humaniora IAIN Salatiga, yang telah membantu memberikan

    pelayanan administrasi maupun informasi dan kemudahan-

    kemudahan lainnya selama masa perkuliahan.

    8. Kedua orang tua peneliti, bapak Turman dan ibu Siti

    Marfu’ah yang tidak henti-hentinya mendo’akan untuk

    kebaikan peneliti.

    9. Teman-teman mahasiswa/i IAIN Salatiga, khususnya di

    Program Studi Bahasa dan Sastra Arab angkatan 2015 yang

    telah memberikan dukungan dan semangat untuk segera

    menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

    Akhirnya, peneliti mengucapkan terima kasih kepada

    semua pihak yang tidak sempat disebutkan namanya satu persatu.

    semoga skripsi ini bermanfaat bagi banyak pihak, dan semoga

    segala bantuan, baik perhatian maupun materi yang telah

    diberikan kepada peneliti mendapat ridha dan diterima oleh

    Allah swt. sebagai amal jariyah yang tak akan pernah terputus

    pahalanya.

    Salatiga, 23 Maret 2019

    Peneliti

    Indah Nurnafi’ah

  • xvi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................. ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iii

    LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... iv

    MOTTO .................................................................................................... v

    PERSEMBAHAN .................................................................................... vi

    ABSTRAK .............................................................................................. vii

    PEDOMAN TRANSLITERASI .............................................................. ix

    UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................. xiv

    DAFTAR ISI ......................................................................................... xvi

    BAB I PENDAHULIAN ........................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2

    C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 2

    D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 2

    E. Kajian Pustaka .............................................................................. 3

    F. Metode Penelitian ......................................................................... 6

    G. Landasan Teori ............................................................................. 8

    H. Sistematika penulisan ................................................................. 11

    BAB II KAJIAN TEORI ......................................................................... 13

    A. Sintaksis ...................................................................................... 13

    B. Isim dan Pembagiannya .............................................................. 14

  • xvii

    C. Majrurat Al-Asma` ..................................................................... 17

    D. I’rab Jar ....................................................................................... 20

    BAB III SURAH AL-ISRA’ ................................................................... 22

    BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................... 26

    A. Klasifikasi Majrurat Al-Asma` dalam Surah Al-Isra’ ................ 26

    1. Isim dibaca jar karena didahului huruf jar ........................... 26

    2. Isim dibaca jar sebab menjadi mudhaf ilaih ........................ 93

    3. Isim dibaca jar sebab tawabi’ ............................................ 148

    B. Tanda-tanda Majrurat Al-Asma` di dalam Surah Al-Isra’ ........ 155

    1. Tanda-tanda I’rab Jar Kasroh pada surah Al-Isra’ ............ 156

    2. Tanda-tanda I’rab Jar Ya’ di dalam surah al-Isra` ............ 168

    3. Tanda-tanda I’rab Jar Fathah di dalam surah Al-Isra’ ..... 172

    BAB V PENUTUP ................................................................................ 178

    A. Kesimpulan ............................................................................... 178

    B. Saran ......................................................................................... 178

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 180

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................. 182

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Al-Qur’an merupakan kalamullah yang diturunkan

    oleh Allah kepada nabi Muhammad saw. melalui malaikat

    Jibril alaihi salam ayat-ayat di dalam Al-Qur’an sendiri

    menggunakan bahasa Arab sebagai medianya. Al-Qur’an

    dapat dikaji dalam berbagai disiplin ilmu, baik dikaji dalam

    hal makna yang terkandung di dalamnya, susunan

    balagahnya, maupun dikaji dalam hal susunan gramatikalnya.

    Dalam susunan gramatikal bahasa sendiri terdapat dua kajian

    yaitu Morfologis dan Sintaksis.

    Sintaksis adalah cabang linguistik yang menyangkut

    susunan kata-kata di dalam kalimat.1 Di dalam bahasa Arab,

    Morfologis dikenal sebagai ilmu Shorof, sedangkan Sintaksis

    disebut sebagai ilmu Nahwu. Ilmu Nahwu merupakan kaidah-

    kaidah yang digunakan untuk mengetahui hukum kalimat

    Arab, keadaan susunan i’rab, dan bina’nya dan syarat-syarat

    nawasikh, kembalinya a’id yang mengikutinya.2 Menurut al-

    Atsary, Ilmu nahwu adalah ilmu yang mempelajari tentang

    jabatan kata dalam kalimat dan harakat akhirnya, baik secara

    i’rab (berubah) atau bina’ (tetap).3

    Majrurot Al-Asma` merupakan salah satu aspek

    gramatikal bahasa Arab. Di dalam bahasa Indonesia sendiri,

    Majrurat Al-Asma` adalah isim-isim yang dibaca Jar. Adapun

    1 J.W.M Verhaar. 1996. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gajah Mada

    University Press. Hal: 11 2 Moh Saifulloh Al-Aziz, Senali. 2005. Metode Pembelajaran Ilmu Nahwu, sistem

    24 Jam. Surabaya: Terbit Terang. Hal: 9 3 Abu Hamzah Yusuf al-Atsary. 2007. Pengantar Mudah Belajar Bahasa Arab.

    Bandung: Pustaka Adhwa. Hal: 2

  • 2

    penelitian tentang Majrurat Al-Asma` telah banyak dijadikan

    alat pembedah dalam meneliti bahasa Arab, baik dalam

    mengkaji kitab-kitab turats maupun surah-surah di dalam Al-

    Qur’an.

    Surah Al-Isra’ adalah surat ke 17 di dalam Al-Qur’an.

    Surah ini turun setelah surah al-Qashas. Surah ini termasuk

    golongan surah Makiyyah, karena diturunkan di kota Makkah.

    Seperti surah Yusuf yang terdiri dari 111 ayat, surah Al-Isra’

    juga terdiri dari 111 ayat. Surah ini adalah surah yang tidak

    terlalu pendek dan juga tidak terlalu panjang di dalam Al-

    Qur’an, sehingga dari segi kualitas maupun kuantitas sangat

    layak untuk diteliti. Karena hal itulah peneliti mengambil

    surah Al-Isra’ sebagai objek kajian yang akan dibahas dalam

    penelitian. Selain itu, peneliti telah melakukan observasi awal

    terhadap surah Al-Isra’, di dalamnya ditemukan banyak

    kalimat-kalimat yang mengandung Majrurat Al-Asma`.

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana klasifikasi Majrurat Al-Asma` yang terdapat

    dalam surah Al-Isra’?

    2. Bagaimana tanda-tanda Majrurat Al-Asma` yang terdapat

    dalam surah Al-Isra’?

    C. Tujuan Penelitian

    1. Untuk mengetahui klasifikasi Majrurat Al-Asma` yang

    terdapat dalam surah Al-Isra’.

    2. Untuk mengetahui tanda-tanda Majrurat Al-Asma` yang

    terdapat dalam surah Al-Isra’.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Teoritis

    Dilihat dari segi teoritis, hasil penelitian ini

    diharapkan memperkaya khazanah pengetahuan tentang

    majrurot Al-Asma` yang terdapat di dalam Al-Qur’an

  • 3

    terutama surah Al-Isra’. Penelitian ini juga diharapkan

    dapat digunakan sebagai landasan bagi para peneliti lain

    untuk mengadakan penelitian sejenis dalam rangka

    meningkatkan pemahaman tentang majrurot Al-Asma`

    yang tentunya sangat penting dalam gramatika bahasa

    Arab.

    2. Manfaat Praktis

    Manfaat praktis dalam penelitian ini yaitu

    pembaca dapat menerapkan kaidah-kaidah Majrurat Al-

    Asma` dalam bentuk lisan maupun tulisan dengan baik

    dan benar di dalam Al-Qur’an maupun kitab bahasa Arab

    lainnya, serta dapat menjadi pembelajaran di bidang

    Nahwu (Sintaksis) lebih lanjut.

    E. Kajian Pustaka

    Penelitian dalam bidang sintaksis bukan penelitian

    yang baru dalam menganalisis gramatika bahasa Arab.

    Penelitian dalam bidang ini sudah banyak dilakukan oleh para

    peneliti bahasa Arab. Berdasarkan tinjauan pustaka yang

    dilakukan, peneliti menemukan penelitian yang menjadikan

    sintaksis sebagai teori kajian dalam menganalisis bahasa

    Arab, di antaranya yaitu: Alifah Dzatun Nitho Qoin dan

    Basse Wahida.

    Alifah Dzatun Nitho Qoin (2015) di Universitas

    Negeri Semarang melakukan penelitian berbentuk skripsi

    dengan judul Nomina Permanent (Isim Mabni) dalam Buku

    Khulashoh Nurul Yaqin Juz 3 (Analisis Sintaksis). Penelitian

    ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan fungsi sintaksis isim

    mabni dalam buku Khulashoh Nurul Yaqin juz 3. Jenis

    penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan design

  • 4

    penelitian library research atau yang sering disebut dengan

    penelitian pustaka. Data dalam penelitian ini adalah isim

    mabni. Sedangkan sumber data diambil dari buku Khulashoh

    Nurul Yaqin juz 3.

    Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

    ditemukan 919 data. Dari 919 data yang ada, Alifah hanya

    mengambil 100 data. 100 data yang teranalisis menunjukkan

    53 isim dhomir, 16 isim isyaroh, 16 isim maushul, 2 isim

    syarath, 8 bilangan dari 11-19 (kecuali 12), dan 5 dhorof. Dari

    100 data isim mabni dalam buku Khulashoh Nurul Yaqin Juz

    3 yang teranalisis menunjukkan 17 data yang berfungsi

    sebagai mubtada’ (topic), 25 data yang berfungsi sebagai fa’il

    (agent), 4 data yang berfungsi sebagai naibulfa’il (pengganti

    pelaku), 1 data yang berfungsi sebagai isim ك ان (noun of to be), 2 data yang berfungsi sebagai isim َِإن (noun of indeed), 1 data yang berfungsi sebagai khobar (comment), 11 data yang

    berfungsi sebagai maf’ul bih (obyek), 5 data yang berfungsi

    sebagai maf’ul fih (dharaf zaman dan dharaf makan), 12 data

    yang berfungsi sebagai majrur (genetif preposition), 14 data

    yang berfungsi sebagai mudhof ilaih (annaxation), 8 data

    yang berfungsi sebagai na’at (adjective).

    Relevansi penelitian Alifah Dzatun Nitho Qoin

    dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang

    kajian sintaksis, yang berupa kajian pustaka (library

    research)dan jenis penelitiannya sama-sama menggunakan

    penelitian deskriptif kualitatif. Sedangkan perbedaannya

    terletak pada tujuan penelitian dan pada data-data serta

    objeknya. Peneliti membahas tentang Majrurat Al-Asma`

    dalam Al-Qur’an surah Al-Isra’, sedangkan penelitian Alifah

    Dzatun Nitho Qoin membahas tentang jenis dan fungsi

  • 5

    sintaksis isim mabni dalam buku Khulashoh Nurul Yaqin juz

    3.

    Selanjutnya penelitian Basse Wahida dalam jurnal

    yang berjudul Majrurat Al-Asma` dalam surah Al-Kahfi

    (Studi Analisis Sintaksis). Penelitian ini menggunakan desain

    penelitian library research. Data dalam penelitian ini adalah

    Majrurat Al-Asma` dalam Al-Qur’an surah Al-Kahfi.

    Sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah Al-

    Qur’an surah Al-Kahfi.

    Hasil penelitian ini adalah 1. Majrurat Al-Asma` yang

    terdapat dalam Al-Qur’an surah Al-Kahfi berjumlah 492 data

    yang terdiri dari: Isim yang dibaca jar karena terinjuksi huruf

    jar 249 yaitu: 63 huruf jarmin, 9 huruf jar ilaa, 12 huruf jar

    ‘an, 30 huruf jar ‘alaa, 31 huruf jar fii, 40 huruf jar ba’, 6

    huruf kaaf, dan 58 huruf jar laam. Isim dibaca jar karena

    berpola idhafah 220 data, dan tawabi 23 data. 2. Tanda-tanda

    i’rab jar dalam Al-Qur’an surah Al-Kahfi meliputi: kasroh

    179 data yang terdiri dari isim mufrad 157 data, regular plural

    (jama’ taksir) 13 data dan 9 feminin regular plural (jama’

    muannas salim). Ya, berjumlah 19 data, dan fathah,

    berjumlah 6 data. Adapun bentuk mabni berupa isim dhamir

    sebanyak 258 data, isim isyarah 9 data, isim maushul

    sebanyak 15 data, bentuk masdar muawwal 2 data, dan dzarf

    mabni 4 data.

    Relevansi penelitian Basse Wahida dengan penelitian

    ini adalah sama-sama meneliti tentang Majrurat Al-Asma` di

    dalam Al-Qur’an yang berupa kajian pustaka (library

    research). Sedangkan perbedaannya terletak pada objek

    penelitiannya. Peneliti membahas tentang Majrurat al-Asma

    dalam Al-Qur’an surah Al-Isra’, sedangkan penelitian Basse

  • 6

    Wahida membahas tentang Majrurat al-Asma dalam surah Al-

    Kahfi.

    F. Metode Penelitian

    1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

    Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah

    penelitian pustaka (library research), di mana peneliti

    menelusuri, menganalisis data-data melalui kepustakaan.

    Penelitian pustaka yang dimaksud yaitu berupaya

    mempelajari teori linguistik atau studi kebahasaan yakni

    sintaksis.

    Penelitian ini menggunakan beberapa pendekatan

    yang dinilai dapat menunjang kesempurnaan data yang

    diharapkan. Di antara pendekatan tersebut adalah sebagai

    berikut:

    a. Pendekatan teologis normatif, yakni menggunakan Al-

    Qur’an sebagai objek kajian.

    b. Pendekatan linguistik, yakni pendekatan dengan

    melakukan studi kebahasaan, dalam hal ini analisis

    sintaksis pada surah Al-Isra’.

    2. Sumber Data Penelitian

    a. Data Primer

    Dalam penelitian ini yang menjadi data primer

    adalah kitab suci Al-Qur’an, terkhusus surah Al-Isra’.

    b. Data Sekunder

  • 7

    Adapun yang menjadi sumber data sekunder

    adalah buku-buku dan literatur-literatur yang berkaitan

    dengan penelitian ini. Adapun buku-buku yang

    menjadi data sekunder dalam penelitian ini adalah:

    1. Al-Khafi fi Syarh al-Jurumiyah karya Aiman Amin

    Adul Ghani

    2. Jami’ ad- Durus al-Arabiyah (Jilid 3) Mustofa

    Ghulayaini

    Serta buku-buku penunjang lainnya yang

    dibutuhkan dalam penelitian library research ini.

    3. Fokus Penelitian

    Fokus penulisan di dalam penelitian ini adalah

    Majrurat Al-Asma`: kasus genetif di dalam surah Al-

    Isra’.

    4. Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan

    dengan pembacaan surah Al-Isra’ dengan analisis

    Sintaksis secara berulang-ulang dan teliti. Pembacaan

    berulang-ulang dilakukan untuk mempermudah proses

    dalam menganalisis. Kemudian dilakukan pencatatan

    terhadap data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

    5. Teknik Analisis Data

    Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam

    menganalisis data adalah sebagai berikut:

  • 8

    a. Pengumpulan data dan pengecekan data (pemeriksaan

    kembali)

    b. Reduksi data, dalam hal ini peneliti harus memilih dan

    memilah data yang relevan akan dianalisis oleh

    peneliti, sedangkan yang kurang relevan tidak

    dianalisis

    c. Penyajian data, yaitu: identifikasi, klasifikasi,

    penyusunan dan penjelasan data secara sistematis,

    objektif, dan pemaknaan

    d. Penyimpulan, dengan demikian peneliti harus

    menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan kategori

    dan makna temuan.4

    Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

    peneliti akan menganalisis data dengan langkah-

    langkah berikut, yaitu:

    1. Peneliti mengumpulkan beberapa kalimat yang

    mengandung Majrurat Al-Asma`.

    2. Peneliti memilih dan memilah data yang akan

    dianalisis.

    3. Peneliti mengidentifikasi dan menganalisis jenis-

    jenis Majrurat Al-Asma` yang akan dikumpulkan.

    4. Peneliti mengumpulkan penelitian tentang

    Majrurat Al-Asma` yang terdapat dalam surah Al-

    Isra’.

    G. Landasan Teori

    1. Sintaksis

    Sistem gramatika biasanya dibagi atas subsistem

    morfologi dan subsistem sintaksis. Subsistem morfologi

    membicarakan pembentukan kata dari satuan satuan yang

    4 Moh, Ainin. 2010. Metodologi Penelitian Bahasa Arab. Malang: Hilal Pustaka.

    Hlm: 134

  • 9

    lebih kecil, yang lazim disebut morfem menjadi satuan

    yang statusnya lebih tinggi yang siap digunakan dalam

    subsistem sintaksis. Subsistem sintaksis membicarakan

    penataan dan pengaturan kata-kata itu ke dalam satuan-

    satuan yang lebih besar, yang disebut satuan-satuan

    sintaksis, yakni kata, frase, klausa, kalimat dan wacana.5

    Kata ‘sintaksis’ berasal dari kata Yunani sun

    ‘dengan’ dan tattein ‘menempatkan’. Secara etimologis

    berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi

    kelompok kata atau kalimat dan kelompok-kelompok kata

    menjadi kalimat.6

    Satuan sintaksis yang besar terjadi dari satuan-

    satuan yang lebih kecil yang berhubungan satu sama lain

    secara fungsional.7 Adapun istilah sintaksis dalam bahasa

    Arab disebut dengan Nahwu.

    2. Isim dan Pembagiannya

    Isim adalah kata benda atau kata kerja yang tidak

    disertai dengan keterangan waktu.8Menurut Fuad Nikma,

    Isim adalah setiap kata yang menunjukkan manusia,

    hewan, tumbuhan, benda mati, tempat, waktu, sifat, atau

    wujud abstrak yang terlepas dari waktu.9

    5 Abdul, Chaer. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta. hal. 3. 6 J.W.M. Verhaar. 1993 Pengantar Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada

    UniversityPress. hal. 70. 7 Harimurti, Kridalaksana. 2002. Struktur, Kategori, dan Fungsi dalam Teori

    Sintaksis. Jakarta: KDT. Hal. 49 8 Syamsul, Ma’arif. 2008. Nahwu Kilat, Perpaduan antara teori dan praktik

    Ringkas dan Jelas. Bandung: Nuansa Aulia.Hal: 17 9 Fuad Nikma. Loc. Cit.

  • 10

    Secara leksikal, isim artinya nama. sederhananya,

    isim adalah kata “benda”, namun dengan pengertian yang

    lebih luas. Isim mencakup seluruh wujud, baik itu yang

    konkret maupun yang abstrak. Karena itu, semua jenis

    kata yang yang terdapat dalam bahasa Indonesia

    dikategorikan sebagai isim dalam kaidah bahasa Arab,

    kecuali “kata kerja” dan “kata tugas” (kata depan, kata

    sambung, kata sandang, dan kata seru).10

    3. Majrurat Al-Asma`

    Isim adalah kata benda atau kata kerja yang tidak

    disertai dengan keterangan waktu.11 Adapun kalimat isim

    menurut I’rabnya dibagi menjadi tiga, yaitu: Marfu’at Al-

    Asma` (isim-isim yang dibaca rafa’), Mansubat Al-Asma`

    (isim-isim yang dibaca nasab), dan Majrurat Al-Asma`

    (isim-isim yang dibaca jar). Dalam penelitian ini, peneliti

    hanya memfokuskan tulisan pada Majrurat Al-Asma`

    (isim-isim yang dibaca jar).

    Isim-isim yang dibaca jar ada tiga, yaitu:

    Isim yang jatuh setelah huruf Jar

    Isim yang menjadi Mudhof ilaih

    Isim yang mengikuti kalimat isim yang dibaca jar

    (tawabi’).12

    4. I’rab Jar

    I’rab adalah perubahan akhir kalimat yang

    disebabkan awamil (faktor-faktor) yang masuk pada isim

    10 Ibid. Hal: 2.

    11 Syamsul, Ma’arif. 2008. Nahwu Kilat, Perpaduan antara teori dan praktik Ringkas dan

    Jelas. Bandung: Nuansa Aulia.Hal: 17 12Mustofa, Ghulayaini. Loc. Cit. Hal: 672

  • 11

    berbeda-beda, baik secara lafadz maupun secara taqdir

    (dikira-kirakan).13

    I’rabnya kalimat isim terbagi menjadi tiga, yaitu:

    i’rab rafa’, i’rab nasab, dan i’rab jar. Adapun i’rab bisa

    ditandai dengan harakat maupun dengan huruf. Namun,

    tanda asli dari i’rab itu sendiri adalah harakat.14 Adapun

    isim yang i’rabnya dengan harakat ada tiga, yaitu: isim

    mufrad, jamak taksir, dan jamak muannats salim. 15

    Tanda-tanda i’rab jar ada tiga, yaitu: kasroh, ya’

    dan fathah. Adapun kasroh menjadi tanda i’rab jar

    bertempat pada: isim mufrad, jamak taksir, dan jama’

    muannats salim. Ya’ menjadi tanda i’rab jar bertempat

    pada Asma’ul khomsah, Isim Tasniyah, dan jamak

    mudzakar salim. Adapun fathah menjadi tanda i’rab jar

    bertempat pada isim ghairu mushorif.16

    H. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan berfungsi utuk menyatakan

    garis-garis besar dari masing-masing bab yang saling

    berkaitan dan berurutan. Hal ini dimaksudkan agar

    memperoleh penelitian yang ilmiah, sitematis, dan

    kronologis. Adapun sitematika penulisan dalam penelitian ini

    adalah sebagai berikut :

    BAB I: Merupakan bab pendahuluan. Dalam bab ini

    terdapat beberapa unsur, yaitu: latar belakang masalah,

    13 Aiman Amin, Adul Ghani. Al-Khafi fi Syarh Al-Jurumiyah. Kairo: Dar at-

    Taufiqiyyah li at-Turats. Hal: 6 14 Mustofa, Ghulayaini. 2008. Jami’ ad- Durus al-Arabiyah (Jilid 2). Kairo:

    Maktabah asy-Syuruq ad-Dauliyah. Hal: 407 15 Mustofa, Ghulayaini. Op.Cit. Hal: 407 16 Syamsul, Ma’arif. 2008. Nahwu Kilat, Perpaduan antara teori dan praktik

    Ringkas dan Jelas. Bandung: Nuansa Aulia.Hal: 33-34

  • 12

    rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

    kajian pustaka, metode penelitian, landasan teori, serta

    sistematika penulisan.

    BAB II: Merupakan kajian teori tentang sintaksis,

    isim dan pembagiannya, Majrurat al-Asma’, serta I’rab jar.

    BAB III: Menguraikan tentang surah Al-Isra’ itu

    sendiri.

    BAB IV: Merupakan pembahasan pokok pada

    penelitian ini. Di dalamnya menjelaskan tentang Majrurat al-

    Asma’ di dalam surah Al-Isra’ serta tanda-tanda i’rab jar di

    dalam surah Al-Isra’.

    BAB V: Penutup, sebagai bab terakhir yang

    memfokuskan pada penarikan kesimpulan dari hasil

    penelitian. Bab ini terdiri dari dua sub, yaitu kesimpulan itu

    sendiri, dan yang terakhir ditutup dengan saran.

  • 13

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    1. Sintaksis

    Sistem gramatika biasanya dibagi atas subsistem

    morfologi dan subsistem sintaksis. Sub sistem morfologi

    membicarakan pembentukan kata dari satuan-satuan yang

    lebih kecil, yang lazim disebut morfem menjadi satuan

    yang statusnya lebih tinggi yang siap digunakan dalam

    subsistem sintaksis. Sub sistem sintaksis membicarakan

    penataan dan pengaturan kata-kata itu ke dalam satuan-

    satuan yang lebih besar, yang disebut satuan-satuan

    sintaksis, yakni kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana.17

    Kata ‘sintaksis’ berasal dari kata Yunani sun

    ‘dengan’ dan tattein ‘menempatkan’. Secara etimologis

    berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi

    kelompok kata atau kalimat dan kelompok-kelompok kata

    menjadi kalimat.18 Sedangkan, sintaksis menurut Verhaar

    adalah tata bahasa yang membahas hubungan antar-kata

    dalam tuturan. Tuturan adalah apa yang dituturkan orang.

    Salah satu satuan tuturan adalah kalimat. Kalimat adalah

    satuan yang merupakan suatu keseluruhan yang memiliki

    intonasi tertentu sebagai pemarkah keseluruhan itu. 19

    Satuan sintaksis yang besar terjadi dari satuan-

    satuan yang lebih kecil yang berhubungan satu sama lain

    17 Abdul, Chaer. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta. hal.

    3. 18 J.W.M. Verhaar. 1993 Pengantar Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada

    UniversityPress. hal. 70. 19 J.W.M Verhaar. 1996. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gajah Mada

    University Press. Hal: 161

  • 14

    secara fungsional.20 Adapun istilah sintaksis dalam bahasa

    Arab disebut dengan Nahwu.

    Nahwu adalah ilmu tentang pokok, yang bisa

    diketahui dengannya harakat (baris) akhir dari suatu

    kalimat, baik secara I‟rab atau mabniy.Ilmu nahwu

    adalah dalil yang memberitahu kepada kita bagaimana

    seharusnya keadaan akhir kata-kata itu setelah tersusun

    dalam kalimat, atau ilmu yang membahas kata-kata Arab

    dari I‟rab dan bina.21 Menurut Fuad Nikma, ilmu Nahwu

    adalah sekumpulan kaidah untuk mengetahui dan

    menjelaskan (meng-i’rab) kedudukan serta bentuk akhiran

    setiap kalimah(kata) di dalam jumlah (kalimat).22

    2. Isim dan Pembagiannya

    Isim adalah kata benda atau kata kerja yang tidak

    disertai dengan keterangan waktu.23Menurut Fuad Nikma,

    Isim adalah setiap kata yang menunjukkan manusia,

    hewan, tumbuhan, benda mati, tempat, waktu, sifat, atau

    wujud abstrak yang terlepas dari waktu.24

    Secara leksikal, isim artinya nama. sederhananya,

    isim adalah kata “benda”, namun dengan pengertian yang

    lebih luas. Isim mencakup seluruh wujud, baik itu yang

    konkret maupun yang abstrak. Karena itu, semua jenis

    kata yang yang terdapat dalam bahasa

    Indonesiadikategorikan sebagai isim dalam kaidah bahasa

    20 Harimurti, Kridalaksana. 2002. Struktur, Kategori, dan Fungsi dalam Teori

    Sintaksis. Jakarta: KDT. Hal. 49 21Irawati, Retno purnama.2009. Pengantar Memahami linguistik Arab. Semarang:

    pelangi publishing. Hal:107 22 Fuad, Nikma. 2015. Panduan Lengkap Belajar Bahasa Arab Otodidak. Jakarta:

    Turos Pustaka. Hal: 1 23 Syamsul, Ma’arif. 2008. Nahwu Kilat, Perpaduan antara teori dan praktik

    Ringkas dan Jelas. Bandung: Nuansa Aulia.Hal: 17 24 Fuad Nikma. Loc. Cit.

  • 15

    Arab, kecuali “kata kerja” dan “kata tugas” (kata depan,

    kata sambung, kata sandang, dan kata seru).25

    Adapun ciri-ciri isim yaitu sebagai berikut26:

    Bisa diakhiri tanwin, contoh: َِكت اب Bisa diakhiri huruf alif lam (ال) contoh: َُالر ُجل Bisa didahului harf nida` (kata seru), contoh: َ َي

    ُُم م دَُ Bisa di-majrur-kan dengan huruf jarr atau

    idhafah (penyandaran suatu isim (kata benda)

    kepada isim lain sehingga menjadi satu

    kesatuan dan menimbulkan pengertian yang

    lebih spesifik). Contoh: َِر َالدِ َي ل َاْل ر ضَِ ,ِخل ِمن Bisa menjadi Musnad ilaih (kata yang

    diterangkan). Contoh: الكتابَمفيد Kalimah isim ditinjau dari perubahan akhirnya

    dibagi menjadi dua, yaitu isim mu’rab dan isim mabni.

    a. Isim mu’rab adalah isim yang akhirannya bisa berubah

    mengikuti perubahan kedudukannya dalam jumlah. 27

    b. Isim mabni adalah isim yang akhirannya tidak bisa

    berubah meskipun kedudukannya dalam jumlah

    berubah. Macam-macam isim mabniyaitu: isim

    dhamir (kata ganti benda/orang), isim isyarah (kata

    ganti tunjuk), isim maushul (kata ganti penghubung),

    isim syarth (kata syarat), isim istifham (kata ganti

    tanya), sebagian zharaf (kata keterangan

    25 Ibid. Hal: 2. 26Ibid. 27 Fuad Nikma. Op. Cit. Hal: 13

  • 16

    tempat/waktu), isim fi’il (kata benda yang berfungsi

    kata kerja) dan ‘adad murakkab (bilangan bertingkat).

    Kalimah isim ditinjau dari segi bilangannya dibagi

    menjadi tiga, yaitu:

    Isim Mufrad: isim yang menunjukkan benda/orang berjumlah

    satu (singular), baik itu mudzakar (berjenis kelamin laki-laki),

    maupun muannats (berjenis kelamin perempuan). Contoh:

    ِجدَ م س Isim Mutsanna: isim yang menunjukkan benda/ orang

    berjumlah dua, baik itu mudzakkar maupun muannats. Yaitu

    dengan menambahkan alif-nun atau ya’-nun di akhir isim

    mufrad.

    Contoh: الطالبان Isim jama’: isim yang menunjukkan benda/ orang berjumlah

    lebih dari dua (plural). Isim jama’ terbagi menjadi tiga:

    Jamak Mudzakar Salim: yang dibentuk dengan

    menambahkan huruf wau-nun atau ya’-nun di akhir isim

    mufrad.Contoh:مسلمون Jama’ Muannas Salim: yang dibentuk dengan

    menambahkan huruf alif-ta’ di akhir isim mufrad.Contoh:

    مسلمات Jama’ Taksir: yang dibentuk dengan mengubah bentuk

    isim mufrad.Contoh: مساجد Adapun kalimat isim menurut i’rabnya dibagi

    menjadi tiga, yaitu: Marfu’at Al-Asma` (isim-isim yang

    dibaca rafa’), Mansubat Al-Asma` (isim-isim yang dibaca

    nasab), dan Majrurat Al-Asma` (isim-isim yang dibaca

    jar). Dalam penelitian ini, peneliti hanya memfokuskan

  • 17

    tulisan pada Majrurat Al-Asma` (isim-isim yang dibaca

    jar).

    3. Majrurat al-Asma

    Adapun isim-isim yang berstatus majrur ada tiga28, yaitu:

    Isim yang jatuh setelah huruf Jar

    Isim akan berstatus majrur apabila berada

    sesudah salah satu dari harf jarr sebagai berikut: ,َلَِ ,َعَ /ِب,َك ,َِإَل ,َح ىت ,لَ ل ,َِف,َع ن ,َرَُ ى,َِمن (َحرفَالقسمب ,و َ)ِب,ت

    َِب memiliki banyak makna. Di antaranya, untuk menunjukkan zharf makan (keterangan tempat) seperti َِف, menunjukkan isti’anah (minta bantuan/menggunakan

    perantara), ta’widh (menukarkan), iltishaq (adanya proses

    pertautan atau berdekatan).

    َك untuk menunjukkan makna tasybih (penyerupaan). َل untuk menunjukkan makna kepunyaan, seperti

    kepunyaan dan alasan (karena).

    َ ِإَل digunakan untuk menunjukkan akhir dari suatu batas. َىلَ ع untuk menunjukkan makna isti'la (berada di atas). َِم ن digunakan untuk menunjukkan makna permulaan atau

    sebagian.

    َِف untuk menunjukkan zharf makan (keterangan tempat). َع ن untuk menunjukkan makna mujawazah

    (melewati/menjauh)

    28Mustofa, Ghulayaini. 2008. Jami’ ad- Durus al-Arabiyah (Jilid 3). Kairo:

    Maktabah asy-Syuruq ad-Dauliyah. Hal: 672

  • 18

    َح ىت menunjukkan makna ujung dari sebuah batas (benar-benar akhir batas).

    َُبَ ر untuk menunjukkan makna sedikit.Huruf ini hanya digubakan pada isim nakirah.

    م م,َمن م keduanya adalah isim, apabila diikuti oleh fi’il. Namun bila diikuti oleh isim, keduanya menjadi harf jarr,

    keduanya bermakna َِمن (mulai dari/ sejak). وَ َحرفَالقسم, ()ِب,ت menunjukkan makna sumpah (demi).

    Isim yang menjadi Mudhaf ilaih

    Secara leksikal, mudhaf artinya yang disandarkan,

    dan mudhaf ilaih artinya yang disandari. Dalam bahasa

    Indonesia, mudhaf+mudhaf ilaih serupa dengan frasa

    nominal atributif, yang menggunakan pola DM.

    Sebuah isim akan berstatus majrur apabila

    menempati kedudukan sebagai mudhaf ilaih. Mudhaf ilaih

    adalah isim zhahir atau isim dhamir yang disambungkan

    dengan kalimah sebelumnya (mudhaf). Susunan mudhaf

    dan mudhaf ilaih membentuk frasa idhafah.

    Para ahli Nahwu menerangkan bahwa mudhaf

    ilaih berstatus majrur disebabkan oleh adanya harf jarr

    yang tersembunyi. Harf jar tersebut adalah ََلَ ِفَ,َِمن,َ. Ada beberapa isim yang statusnya harus selalu di-

    idhafah-kan, yakni tidak dapat berdiri sendiri, tetapi selalu

    menjadi mudhof. Di antara isim yang selalu menjadi

    mudhaf adalah:

    ,َ ,َب ع ضََُِعن د ,َُذو ,ل د ى,َِسو ى,َُقص ار ى,َح و اَل َِكل , ُد,َأ يُّ,َل ُدن ِكل ت ا,َل ّب َ ,َو ح َ

  • 19

    Mudhaf ilaih ada kalanya berupa isim zhahir, ada

    kalanya isim dhamir. Apabila mudhaf ilaih berupa isim

    zhahir, maka biasanya berbentuk isim ma’rifat. Dan mudhaf

    ilaih selalu berstatus majrur.

    Apabila mudhaf ilaih berupa isim dhamir, maka

    langsung digandeng dengan mudhaf, dan i’rab-nya berada

    dalam tempat majrur karena termasuk isim mabni.

    Isim yang mengikuti kalimat isim yang dibaca jar (tabi’)

    Tabi’ adalah setiap kata yang mengikuti i’rab kata

    sebelumnya. Secara leksikal, tabi’ artinya “yang

    mengiringi”. Bentuk jamaknya adalah tawabi’. Sedangkan

    matbu’ artinya “yang diiringi”. Dalam bahasa Arab, kata

    pengiring ada empat macam, yaitu na’at, ‘athaf, taukid,

    dan badal. Secara leksikal, na’at artinya sifat, ‘athaf

    artinya pertalian, taukid artinya penegasan, dan badal

    artinya pengganti.

    Matbu’ yang diiringi na’at disebut man’ut,

    mathbu’ yang diiringi ‘athaf disebut ma’thuf alaih.

    Na’at: adalah tabi’ yang menunjukkan sifat yang pada

    matbu’. Na’at ada dua macam, yaitu na’at haqiqi

    adalah na’at yang menunjukkan sifat yang ada pada

    matbu’ itu sendiri. Na’at sababi adalah na’at yang

    menunjukkan sifat yang ada pada isim yang memiliki

    ikatan dengan matbu’.

    Taukid adalah tabi’ yang disebutkan dalam kalam

    untuk menepis ketidakyakinan pendengar. Taukid

    terbagi menjadi dua macam, yaitu taukid lafzhi: yakni

    dengan mengulang muakkad (kata yang hendak

    ditaukid). Taukid ma’nawi: yakni dengan

    menambahkan kalimah-kalimah berikut:

  • 20

    َُ-ن ف سَُ ي عَُ-ُكلَُّ-ع ي ِْكل ت ا dan ِكل َ-ع ام ةَُ-َجِ Badal adalah tabi’ yang menunjukkan diri matbu’ atau

    sebagian dari diri matbu’. Badal ada tiga macam:

    Badal muthabiq, yaitu badal yang mewakili

    keseluruhan mubdal minhu.Badal ba’dhu min kul:

    yaitu badal yang mewakili sebagian dari mubdal

    minhu. Badal isytimal yaitu badal yang mewakili apa

    yang dikandung di dalam mubdal minhu. Dalam badal

    ba’dhu min kul dan badal isytimal, keduanya harus

    disambung dengan isim dhamir yang kembali kepada

    mubdal minhu.

    Athaf adalah tabi’ yang didahului harf `athaf (kata

    sambung), yang menyelinginya dari mathbu’.Huruf

    `athaf ada sembilan, yaitu: ب ل,َلك ن,ََل,ََأم,َأو,َ,َو,َف,َثَ حىت

    4. I’rab Jer

    I’rab adalah perubahan akhir kalimat yang

    disebabkan awamil (faktor-faktor)yang masuk pada isim

    berbeda-beda, baik secara lafadz maupun secara taqdir

    (dikira-kirakan).29 Dalam kaidah Nahwu (tata bahasa

    Arab), istilah i’rab digunakan untuk menjelaskan atau

    mengurai kedudukan atau fungsi setiap kata yang terdapat

    dalam sebuah kalimat.30 Kalimah yang mempunyai i’rab

    hanyalah isim dan fi’il mudhari’.31

    I’rab dari kalimat isim terbagi menjadi tiga, yaitu:

    i’rab rafa’, i’rab nasab, dan i’rab jar. Adapun i’rab bisa

    29 Aiman Amin, Adul Ghani. Al-Khafi fi Syarh Al-Jurumiyah. Kairo: Dar at-

    Taufiqiyyah li at-Turats. Hal: 6 30 Fuad Nikma. Loc.Cit 31 Abaza, MM. Op.Cit. Hal: 33

  • 21

    ditandai dengan harakat maupun dengan huruf. Namun,

    tanda asli dari i’rab itu sendiri adalah harakat.32 Adapun

    isim yang i’rabnya dengan harakat ada tiga, yaitu: isim

    mufrad, jamak taksir, dan jamak muannats salim. 33

    Tanda-tanda i’rab jar ada tiga, yaitu:

    1. Kasroh, menjadi tanda i’rab jar bertempat pada:

    isim mufrad, jamak taksir, dan jama’ muannats

    salim.

    2. Ya’,menjadi tanda i’rab jar bertempat pada Asma’ul

    khomsah, Isim Tasniyah, dan jamak mudzakar salim.

    3. Adapun fathah menjadi tanda i’rab jar bertempat

    pada isim ghairu mushorif.34

    32 Mustofa, Ghulayaini. Op.Cit. Hal: 407 33 Ibid 34 Syamsul, Ma’arif. Op.Cit. Hal: 33-34

  • 22

    BAB III

    SURAH AL-ISRA’

    Surah ini terdiri dari atas 111 ayat, termasuk golongan

    surah-surah makkiyyah karena diturunkan di Mekah sebelum

    Hijrah. Surah ini dinamakan “AL-ISRA’” yang berarti

    “Memperjalankan di Malam Hari”, surah ini juga dinamakan

    dengan “BANI ISRA’IL” artinya “Keturunan Israil”.35

    Surah ini mempunyai beberapa nama, antara lain yang

    paling populer adalah surah Al-Isra’ dan surah Bani Isra’il. Ia

    dinamai Al-Isra’ karena awal ayatnya berbicara tentang Al-

    Isra’ yang merupakan uraian yang tidak ditemukan secara

    tersurat selain pada surah ini. Demikian juga dengan nama

    Bani Isra’il, karena hanya di sini diuraikan tentang

    pembinasaan dan penghancuran Bani Isra’il. Ia dinamai juga

    dengan surah Subhana karena awal ayatnya di mulai dengan

    kata tersebut. Nama yang populer bagi kumpulan ayat-ayat ini

    pada masa Nabi saw. adalah Surah Bani Isra’il. Pakar Hadits

    at-Tirmidzi meriwayatkan melalui Aisyah ra. Istri Nabi saw.

    bahwa Nabi saw. tidak tidur sebelum membaca surah az-

    Zumar dan Bani Isra’il. 36

    Tujuan dan tema utama surah Al-Isra’

    Beberapa persoalan pokok yang diuraikan surah ini

    selain Keesaan Allah dan Keniscayaan Kiamat, antara lain

    tentang:

    35 M. Quraish Shihab. 2002. Tafsir Al Mishbah: Pesan, kesan, dan Keserasian Al-

    Qur’an. Jakarta: Lentera Hati. Hal: 393 36 Ibid. Hal: 395

  • 23

    a. Isra’ Nabi Muhammad saw.

    b. Pembinasaan Bani Isra’il

    c. Manusia, perbuatan, dan tanggung jawabnya.

    d. Akhlak

    e. Al-Qur’an dan keistimewaannya.

    Tujuan pokoknya adalah ajakan menuju ke hadirat

    Allah swt. dan meninggalkan selain-Nya, karena hanya Allah

    Pemilik segala sesuatu dan hanya Dia juga yang

    mengutamakan sesuatu atas lainnya. Ini antara lain tecermin

    pada uraian Isra’ di mana Rasul saw. diajak menuju ke

    hadirat-Nya.37

    Al-Baqa’i berpendapat bahwa tema utama surah ini

    adalah ajakan menuju ke hadirat Allah swt. dan meninggalkan

    selain-Nya, karena hanya Allah Pemilik rincian segala

    sesuatu dan Dia juga yang mengutamakan sesuatu atas

    lainnya. Itulah yang dinamai taqwa yang batas minimalnya

    adalah pengakuan akan Tauhid/Keesaan Allah swt. yang juga

    menjadi pembuka surah yang lalu (An-Nahl) dan puncaknya

    adalah ihsan yang merupakan penutup uraian surah An-Nahl.

    Ihsan mengandung makna fana’ yakni peleburan diri kepada

    Allah swt. Semua nama-nama surah ini mengaju kepada tema

    itu. nama subhana yang mengandung makna penyucian Allah

    swt. merupakan nama yang paling jelas untuk tema itu,

    karena siapa yang Maha suci dari segala kekurangan, maka

    Dia sangat wajar untuk diarahkan kepada-Nya semata segala

    pengabdian, dan berpaling dari selain-Nya. Demikian juga

    nama Bani Isra’il. Siapa yang mengetahui rincian keadaan

    mereka dan perjalanan mereka menuju negara suci Bait al-

    37 M. Quraish Shihab. 2012. Al-Lubab: Makna, Tujuan, dan Pelajaran dari surah-

    surah Al-Qur’an. Tangerang: Lentera Hati. Hal: 212

  • 24

    Maqdis yang mengandung makna Isra’ yakni perjalanan

    malam, akan menyadari bahwa hanya Allah yang harus

    dituju. Dengan demikian, semua nama surah ini, mengarah

    kepada tema utama yang disebut di atas. Demikian al-

    Baqa’i.38

    Penamaannya dengan Bani Isra’il dapat terlihat

    dengan jelas pada awal uraian surah ini. Kita dapat berkata

    bahwa sembilan ayat pertama merupakan uraian pendahuluan

    tentang Bani Isra’il menyangkut anugerah Allah kepada

    mereka, dan yang selanjutnya mereka banggakan, khususnya

    janji Allah kepada mereka tentang Bumi Kan’an sebagaimana

    termaktub dalam Perjanjian Lama, Keluaran VI 5-6. Akan

    tetapi, janji itu bukanlah tidak bersyarat, mereka dituntut

    untuk mengamalkan syariat Taurat, karena itu pada ayat

    kedua dan ketiga surah ini mereka diingatkan tentang wasiat

    dan tuntutan Allah swt. kepada Nabi Musa alaihi salam yang

    merupakan Nabi yang sangat mereka agungkan. Sedangkan

    pada ayat keempat dan kelima mereka diingatkan tentang

    siksa pertama yang menimpa mereka, lalu pada ayat keenam

    mereka diingatkan tentang pengampunan Ilahi, lalu pada ayat

    ketujuh diuraikan tentang penyiksaan yang mereka alami

    sebagai bukti kebenaran ancaman Allah dan pada ayat

    kedelapan dan kesembilan uraian tentang apa yang akan

    mereka alami di masa-masa mendatang. Demikian, lalu

    berlanjut surah ini silih berganti menguraikan tentang ajaran

    Al-Qur’an serta peringatan terhadap kaum muslimin, yang

    bila tidak mengamalkan tuntunan-Nya dapat juga mengalami

    nasib yang dialami oleh Bani Isra’il itu.39

    38 M. Quraish Shihab. Op.Cit. Hal: 396 39 Ibid, Hal: 396-397

  • 25

    Thabathaba’i berpendapat bahwa surah ini

    memaparkan tentang Keesaan Allah swt. dari segala macam

    persekutuan, surah ini lebih menekankan sisi penyucian Allah

    swt. dan sisi pujian kepada-Nya, karena itu berulang-ulang

    disebut di sini kata Subhana (Maha Suci). Ini terlihat pada

    ayat pertama, ayat 43, 93, 108, bahkan penutup surah ini

    memuji-Nya dalam konteks bahwa Dia tidak memiliki anak,

    tidak juga sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula

    hina yang memerlukan penolong.40

    40 Ibid, Hal: 397

  • 26

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    A. Klasifikasi Majrurat Al-Asma` dalam Surah Al-Isra’

    Majrurat Al-Asma` adalah isim yang dibaca jar karena

    disebabkan oleh tiga hal, yaitu didahului oleh huruf jar, isim

    yang menjadi mudhaf ilaih, serta isim dijarkan sebab tawabi’

    (mengikuti kata sebelumnya yang dibaca jar). Adapun peneliti

    menemukan Majrurat Al-Asma` (isim-isim yang dibaca jar) di

    dalam surah Al-Isra’ berjumlah sebanyak 447, yang terdiri dari

    isim yang majrur karena huruf jar sebanyak 243, isim yang

    majrur sebab menjadi mudhaf ilaih sebanyak 191, dan isim yang

    menjadi tawabi’ sebanyak 13. Adapun klasifikasinya sebagai

    berikut:

    1. Isim dibaca jar karena didahului huruf jar

    a) Isim dijar-kan sebab huruf jar ba (ب) dalam surah Al-Isra’ Isim yang dijar-kan sebab huruf jar ba (ب) di dalam

    surah Al-Isra’ peneliti temukan sebanyak 56. Daftarnya

    adalah sebagai berikut:

    No No.

    Kartu

    Data

    Ayat Analisis

    ببببببببببر ىْ 2 .1 ْارَبببببببببب يْ س اأ ِ ببببببببببَّ ه ْع َّ بببببببببب ْ بس ْ ْ ببببببببب ْا بببببببببر ا ْار س َ ببببببببب ر بببببببببي ْلَْ بببببببببببببببببب ْا ببببببببببببببببببىْارَبببببببببببببببببب يْ ار س ت ن ببببببببباْ ْ َ ببببببببب ن ببببببببباْح ن ر ببببببببب ْر ن ر ببببببببب َْ ر ك َب

    "َع ب دََِ" adalah isim yang dibaca jar,

    karena didahului

    huruf jar (ب) . Adapun tanda i’rab jar nya

    menggunakan kasroh

  • 27

    ري ) ْارَس يع ْار َّ .karena isim mufrad (1 نَ ْه ن

    بببببببببببببببرَ ْ ل بببببببببببببببي م ْ 30 .2 بببببببببببببببم ْار ك ْر ك َْر د د َن ُث ك م ْ ببببببببببببببببب د َن ببببببببببببببببببن ا ْ بْ و َ َْْ و ب ن بببببببببببببببببب

    ْن ف ريْاْ) ثب ر (6و ج ع ل ن اك م ْ ك

    “ adalah isim yang ”أ م و الَ dibaca jar, karena

    didahului huruf jar (ب) . I’rab-nya menggunakan

    kasroh karena isim

    jamak taksir.

    ن ببببببببببببببببببببببببببببببببببنأ ْ 43 .3 َ ْ ب ْ َ و َأْارَببببببببببببببببببببببببببببببببب بببببببببببببر ْ َب خ اَْبْْْل ْ بببببببببببببم ْ ببببببببببببب َن ت ببببببببببببب

    (10 ر يْ ا)

    ِخ ر ةَِ“ adalah isim ”اْل yang dibaca jar,

    karena didahului

    huruf jar (ب) . Adapun tanda i’rab jar nya

    menggunakan kasroh

    karena isim mufrad.

    ببببببببباأ ْ 45 .4 ن س رَشبببببببببر ْ و ببببببببب س ْاُ د بببببببببا ه َْْب بببببببببنْ ْ ببببببببباأ ْ ن س ْاُ ببببببببباأ ْل بببببببببري ْو ك َب

    (11ْ)ْ

    adalah isim ”الش ر َِ“yang dibaca jar,

    karena didahului

    huruf jar yaitu huruf

    jar (َِب) .Adapun tanda i’rab jar nya

    menggunakan kasroh

    karena isim mufrad.

    رَشبببببببببر ْد بببببببببا ه ْ 47 .5 ببببببببباأ َْب ن س و ببببببببب س ْاُ ْل بببببببببري ْ بببببببببنْ َْْب ببببببببباأ ْ ن س ْاُ ببببببببباأ و ك

    adalah isim yang ”اْل َِ“dibaca jar, karena

  • 28

    (11) didahului huruf jar yaitu huruf jar (َِب) . Adapun tanda i’rab jar nya

    menggunakan kasroh

    karena isim mufrad.

    بببببىْ 61 .6 ْك ف ْك ت اب ببببب بببببر بببببا ب بببببن ْب نب ف س ْار يب يَّْاْ) ْح س (14 ل ي

    adalah isim yang ”ن ف سَِ“dibaca jar, karena

    didahului huruf jar yaitu

    huruf jar (َِب) . Adapun tanda i’rab jar nya

    menggunakan kasroh

    karena isim mufrad.

    ْبب ع بببب ْ 73 .7 َ ببب َْ ِ بببر وأ ْار َ ببب ن ببباَْ ل ك بببم ْ ه و ك بببببىْ ْو ك ف ْ َّ ببببباد ه ْب ر ب بببببن ببببنَ ْب ببببب ن نب ريْاْ) (17خ َّ ريْاْب

    adalah isim yang ”ر ب َِ“dibaca jar, karena

    didahului huruf jar (َِب) . Adapun tanda i’rab jar

    nya menggunakan kasroh

    karena isim mufrad.

    8. 75 ْ ببببببببببىْب ر ب بببببببببب ْو ك ف ْبب ع بببببببببب ْن ببببببببببنَ َ بببببببببب َبببببببببببريْاْْب ببببببببببب ن نبْ َّ بببببببببببريْاْب َّ ببببببببببباد ه ْخ

    (17)

    adalah isim yang ”ر ب َِ“dibaca jar, karena

    didahului huruf jar (َِب) . Adapun tanda i’rab jar

    nya menggunakan

    kasroh karena isim

    jama’ taksir.

  • 29

    ْ َ ْتب ع َّ بببببببب واْ َ ْ َ ه ْ 95 .9 و ض بببببببىْر بابببببببب

    َْ وْ ر ن ار بببببببب َْْب ََ ل بببببببباْ ب ببببببببَّب بببببببباَْنْ ََ س ح ْك ل بببببباْ بببببب اْ و ْار ك ببببببَ ْ ح ن بببببب ك ْتب نب ر ببببببباْ ْو َ ببببببباْ ِ بببببببٍّ ْ ْتب ف بببببببل

    ْك ر ميْاْ) (23و ٍّ ْ اْ ب ن ْ

    ي نَِ“ adalah isim yang ”ال و الِ د dibaca jar, karena

    didahului huruf jar (َِب) . Adapun tanda i’rab jar

    nya menggunakan ya’

    karena isim tatsniyah.

    بببببببم ْ ل بببببببم ْ 106 .10 ِْْب بببببببار باك بببببببك م ْ أ ْنب ف نس ِف ببببببببببببباأ ْ ْك ْف نَببببببببببببب ت ك نن بببببببببببببناْن بببببببببببببا

    ْغ ف نرْاْ) (25ر ْل َواب

    adalah isim maushul ”م ا“yang dibaca jar karena

    didahului huruf jar (َِب) . Adapun isim maushul

    tidak memiliki

    kedudukan di dalam

    i’rab.

    11. 127 ْ َ ببببببببببب ْر ببببببببببب ْاربببببببببببر ْ ب َّ س َأْر بَببببببببببب ْ ببببببباأ ْك ْ نَبببببببب ببببببب ر ِ بببببببا ْو ب ه ْب ع َّ ببببببببادْ ش

    ريْاْ) (30خ َّ ريْاْب

    adalah isim yang ”ِعب ادَِ“dibaca jar, karena

    didahului huruf jar (َِب) . Adapun tanda i’rab jar

    nya menggunakan

    kasroh karena isim

    jamak taksir.

    ببببببَر ْاَ ْ 132 .12 ْح ْارَبببببب تب ل ببببببناْارببببببنَبف َّ ِ ْتب و َْْب بببب ْ َ ْ بببب ِ بببباْفب ْ ت ببببٍّ َْ ل نَْ َ بببب َ و

    ْ َ بببببر ْ س بببببل س اَْنْف ببببل ج ع ل ن بببباْر ن ر ي بببب ْس

    adalah isim yang ”اْل َِ“dibaca jar, karena

    didahului huruf jar (َِب) . Adapun tanda i’rab jar

    nya menggunakan

  • 30

    َْ ن نرْاْ) ْك اأ ْ نَ ْار ِ ت ٍّ kasroh karena isim (33ِف mufrad.

    13. 137 ْ َ ْ ْار ي ت بببببببيم ببببببببا َ ِ ر ب بببببببناْ ْتب رَبببببببب ْو َْب بببببببَ ه ْ ل ببببببب ْ ْ ب َّب َُ ببببببب ْح َ ببببببب س ْ ح بببببببس

    ه ببببببببباأ ْ ْك ببببببببب ببببببببب ْ َأْار ع ر ع ف بببببببببناَْب و و

    ئ نْ ْ) (34َ س

    ال ِ ََ adalah isim maushul yang dibaca jar karena

    didahului huruf jar (َِب). Adapun isim maushul

    tidak memiliki

    kedudukan di dalam

    i’rab (mabni).

    14. 138 ْ رَبببببببب ْ َ َْب ْار ي ت بببببببيم ببببببببا َ ِ ر ب بببببببناْ ْتب و بببببببَ ه ْ ل ببببببب ْ ْ ب َّب َُ ببببببب ْح َ ببببببب س ْ ح بببببببس

    ه ف بببببببببناْ ببببببببب ْ و و ر ع ببببببببباأ َْْب ْك ببببببببب َأْار ع ئ نْ ْ) (34َ س

    adalah isim yang ”ال ع ه دَِ“dibaca jar, karena

    didahului huruf jar (َِب) . Adapun tanda i’rab jar

    nya menggunakan

    kasroh karena isim

    mufrad.

    ْك ل ببببببببببت م ْو ن بببببببببببناْ 139 .15 ي ببببببببببٍّ ْ ا ا ف ببببببببببناْار ك و و ْ بببببس ا ر ِ س بببببري َْب ْخ ْا ر ببببب بببببت ِ يم ار س

    َْت و ْلْ) َ (35و ح س

    adalah isim ”ال ِقس ط اسَِ“yang dibaca jar, karena

    didahului huruf jar (َِب) . Adapun tanda i’rab jar

    nya menggunakan

    kasroh karena isim

    mufrad.

    16. 142 ْ ْر ببببب ببببباْر بببببي َّ َ ْ بببببا ِ ْتب ل بببببم ْْب ببببب ْ و بببببببٍّاْ ْك ْو ار ف ببببببب اد ع ْو ار َّ بببببببر َأْارَسببببببب

    adalah isim dhomir ”هَِ“(muttasil) yang dibaca

  • 31

    ْك اأ ْ ن ْ ئ نْ ْ) ور ئ jar, karena didahului (36َ س huruf jar (َِب) . Adapun isim dhomir (muttasil)

    tidak memiliki i’rab

    (mabni).

    بببببببم ْ 157 .17 بببببببف اك م ْر باك ر َّ ن ببببببب ْ ف أ ن َْْب و اََّت ببببببب ببببببببببببببببببم ْ ْ ْ َنك ببببببببببببببببببة ْ َن ك ك ْار ل َ بببببببببببببببببب َ

    ْ ب ن ْ ْ يْ اْ) ِ نر نأ (40ر تب

    “ adalah isim yang ”ال ب ِن يَ dibaca jar, karena

    didahului huruf jar (َِب) . Adapun tanda i’rab jar

    nya menggunakan ya’

    karena isim jama’

    mudzakar salim.

    ْارَسبببببببببببَّ ع ْ 170 .18 ببببببببببَّ س ْر بببببببببب ْارَسبببببببببب او ا ت س ْ َ بببببببببببب َْ ْو أ ََ ْف ببببببببببببي َ بببببببببببب َ ْو و ا ر ض

    بببببببَّ س ْ بببببببس ْ َ ْ س ببببببب ْ ِْب َ ه ْو ر ك ببببببببببببببباأ ْ ْك ْ نَببببببب ِ م بببببببَّ ي ْت س بببببببنأ ِ ْتب ف

    ل يْ اْغ ف نرْاْ) (44ح

    adalah isim yang ”َح دَِ“dibaca jar, karena

    didahului huruf jar (َِب) . Adapun tanda i’rab jar

    nya menggunakan

    kasroh karena isim

    mufrad.

    19. 175 ْ ن بببببب ِ ببببببر أ ْج ع ل ن بببببباْبب يب ْار و ا اْ ب ببببببر ن ببببببنأ ْ َ ْ ب ْ َ ْارَبببببب ببببببر ْ و ب بببببب خ ْل َْب

    ت نرْاْ) (45ح اَْبَْ س

    ِخ ر ةَِ“ adalah isim yang ”اْل dibaca jar, karena

    didahului huruf jar (َِب) . Adapun tanda i’rab jar

    nya menggunakan

    kasroh karena isim

  • 32

    mufrad.

    ْ ل بببببببم ْ 185 .20 َ ْب ببببببب ْ ا ِْْب ببببببباَن ببببببب بببببببت ع نأ س بببببببم ْ بببببببن ىْ ْو ا ْه ْ ر ي ببببببب بببببببت ع نأ س ْ ْتب َتَّ ع ببببببببببنأ ْ أ ْار َببببببببببار نأ ِ ببببببببببن ا ْ ب

    ِ نرْاْ) (47ْ َ ْر ج ْلَْ س

    adalah isim maushul م اyang dibaca jar karena

    didahului huruf jar ب. Adapun isim maushul

    tidak memiliki

    kedudukan di dalam

    i’rab (mabni).

    بببببببت ع نأ ْ 186 .21 ْ ل بببببببم ِْب ببببببباْ س َ ا ْْب ببببببب ْ َن ببببببببببببببم ْ بببببببن ىْ ْو ا ْه ْ ر ي ببببببب بببببببت ع نأ س ْ ْتب َتَّ ع ببببببببببنأ ْ أ ْار َببببببببببار نأ ِ ببببببببببن ا ْ ب

    ِ نرْاْ) (47 َ ْر ج ْلَْ س

    adalah isim dhomir ”هَِ“(muttasil) yang dibaca

    jar, karena didahului

    huruf jar (َِب) , adapun isim dhomir (muttasil)

    tidak memiliki

    kedudukan dii’rab

    (mabni).

    يَّ نأ ْ 195 .22 بببببت ْفب ت س ببببب ْ ب بببببن ْ ببببب نك م ه ِْب بببببببببببببببت م ْ َ ْ ل بببببببببببببببيْلْ ْر َّ ثب ْ أ و ت نابببببببببببببببنأ

    (52)ْ

    adalah isim yang َح دَِdibaca jar, karena

    didahului huruf jar (َِب) . Adapun tanda i’rab jar

    nya menggunakan

    kasroh karena isim

    mufrad.

    ببببببببببببببم ْ ل ببببببببببببببم ْ 202 .23 ببببببببببببببمْ ر باك ببببببببببببببأ ْْب ك ْ ش “ أ adalah isim dhomir ”ُك مَ (muttasil) yang dibaca

  • 33

    ببببباْ َ بببببأ ْ ب ع بببب ب ك م ْو ْ ش ْ أ ُ ك م ْ و ب ببببر ْ ْ ل ي م ل ن اك (54و ك يْلْ) ر س

    jar karena didahului

    huruf jar (َِب) . Adapun isim dhomir (muttasil)

    tidak memiliki

    kedudukan di dalam

    i’rab (mabni).

    ْ ل بببببببم ْ 205 .24 َْ و ر باببببببب ِْْب ببببببب ْارَسببببببب او ا ِف ْ ْف َضبببببببببببببل ن اْبب ع ببببببببببببب ببببببببببببب ْو ر ِ و ا ر ض ن ببببباْد او ود ْ ْو تب يب ْ ل بببببىْبب ع ببببب ارَنَّ ي ببببب

    (55 ب نرْاْ)

    “ adalah isim maushul ”م نَ yang dibaca jar karena

    didahului huruf jar َِب. Adapun isim maushul

    tidak memiliki

    kedudukan di dalam

    I’rab (mabni).

    ببببببٍّ ْ 225 .25 ْنب ر س نب ع ن بببببباْ أ بببببباَْ َ ْل ْ و َ َْْب ن بببببببببباْ ْو ببببببببباْا َور بببببببببنأ ْو تب يب بببببببببَ ب ْك أ بببببببناْو ببببببباْ بببببببر ْ ْف ل َّ َ َث بببببببند ْارَنا بببببببة ْْ َ َّْت ن ْفبببببببببباْ ْل ببببببببببٍّ َْب بببببببببباْنب ر س َ و

    (59)

    تَِ“ َي adalah isim yang ”اْل dibaca jar, karena

    didahului huruf jar (َِب) . Adapun tanda i’rab jar

    nya menggunakan

    kasroh karena isim jama’

    muannas salim.

    26. 226 ْ َ ْ ْل ببببببٍّ َْب ْنب ر س نب ع ن بببببباْ أ بببببباَْ َ و ْ بببببببببَ ب ْك ن بببببببببباْْو بببببببببا أ ا َور بببببببببنأ ْو تب يب

    بببببببناْو ببببببباْ بببببببر ْ ْف ل َّ َ َث بببببببند ْارَنا بببببببة ْْ َ َّْت ن ْفبببببببببباْ ْل ببببببببببٍّ َْب بببببببببباْنب ر س َ و

    adalah isim dhomir ”ه ا“(muttasil) yang dibaca

    jar, karena didahului

    huruf jar (َِب) , adapun isim dhomir (muttasil)

    tidak memiliki

  • 34

    (59) kedudukan di dalam i’rab (mabni).

    27. 227 ْ َ ْ ْل ببببببٍّ َْب ْنب ر س نب ع ن بببببباْ أ بببببباَْ َ و ن بببببببببباْ ْو ببببببببباْا َور بببببببببنأ ْو تب يب بببببببببَ ب ْك أ

    بببببببناْ بببببببر ْ ْف ل َّ َ ْو ببببببباَث بببببببند ْارَنا بببببببة ْْ َ َّْت ن ْفبببببببببباْ ْل ببببببببببٍّ َْب بببببببببباْنب ر س َ و

    (59)

    adalah isim dhomir ”ه ا“(muttasil) yang dibaca

    jar, karena didahului

    huruf jar (َِب) , adapun isim dhomir (muttasil)

    tidak memiliki

    kedudukan di dalam

    i’rab (mabni).

    28. 228 ْ َ ْ ْل ببببببٍّ َْب ْنب ر س نب ع ن بببببباْ أ بببببباَْ َ و ن بببببببببباْ ْو ببببببببباْا َور بببببببببنأ ْو تب يب بببببببببَ ب ْك أ بببببببناْو ببببببباْ بببببببر ْ ْف ل َّ َ َث بببببببند ْارَنا بببببببة ْ

    ببببببببببٍّ ْ بببببببببباْنب ر س َ ْل ْ و َ َّْت ن ْفبببببببببباَْْب (59)

    تَِ“ َي adalah isim yang ”اْل dibaca jar, karena

    didahului huruf jar (َِب) . Adapun tanda i’rab jar

    nya menggunakan

    kasroh karena isim jama’

    muannas salim.

    29. 231 ْ بببببببببا ْ ح ْ َأْر بَببببببببب و ا ْ ب ل ن ببببببببباْر ببببببببب رنَبببببببا ْ َْْب ْارَببببببب ببببببباْج ع ل ن ببببببباْاربببببببرا َ و

    ْو ارَشبببببب ر ْ ن ببببببْةْر لنَببببببا ْ َ ْف تب ر ب ن بببببباك ببببباْ ُ بببببن فب م ْف ْو ِ بببببر أ ْار ل ع نن بببببة ِْف ار

    َّ ريْاْ) ْك (60 ز ه م ْ َ ْط ي اَْن

    adalah isim yang ”الن اسَِ“dibaca jar, karena

    didahului huruf jar (َِب) . Adapun tanda i’rab jar

    nya menggunakan

    kasroh karena isim

    mufrad.

    ببببببببنب م ْ 244 .30 َْ ببببببببت س ع َ ْاس بببببببب َ ْ ببببببببتب ف ز و اس adalah isim yang ”ص و تَِ“

  • 35

    ْب ببببببن تْ ْ ل ببببببي م ْ ي ل بببببب َ ل بببببب ْو ج ْ بببببببببببن ا ْا َ بببببببببببار ك م ِْف ْو ل ببببببببببب و ر ج بببببببببببباْ ع بببببببببببب ه م ْ َ ه م ْو د ْو بببببببببببب و ا و

    (64ارَشي س اأ ْ َ ْغ ر ورْاْ)

    dibaca jar, karena

    didahului huruf jar (َِب) . Adapun tanda i’rab jar

    nya menggunakan

    kasroh karena isim

    mufrad.

    ببببببببنب م ْ 247 .31 َْ ببببببببت س ع َ ْاس بببببببب َ ْ ببببببببتب ف ز و اس ْ ل ببببببي م ْ َ ل بببببب ْو ج ْ ي ل ببببببب ببببببن ت

    ْ بببببببببببن ا ْا َ بببببببببببار ك م ِْف ْو ل ببببببببببب و ر ج بببببببببببباْ ع بببببببببببب ه م ْ َ ه م ْو د ْو بببببببببببب و ا و

    (64ارَشي س اأ ْ َ ْغ ر ورْاْ)

    ي لَِ“ adalah isim yang ”خ dibaca jar, karena

    didahului huruf jar (َِب) . Adapun tanda i’rab jar

    nya menggunakan

    kasroh karena isim

    mufrad.

    ْ ل ببببببببببي م ْ 256 .32 ْر بببببببببب َأْ َّ بببببببببباد يْر ببببببببببي َّ بببببببببببىْ بببببببببببل س اأ ْو ك ف ْو ك بببببببببببيْلْب ر ب بببببببببببس

    (65)

    adalah isim yang ”ر ب َِ“dibaca jar, karena

    didahului huruf jar (َِب) . Adapun tanda i’rab jar

    nya menggunakan

    kasroh karena isim

    mufrad.

    33. 263 ْ بببببم ْار ف ل ببببب بببببسْر ك بببببم ْارَببببب يْ ب ز ج ر باك بببببل ْ نَببببب ْ ْف ض َ ببببب تب بببببناَْ بببببر ْر تب َّب ِ ْار َّ ِف

    يْ اْ)ْب ك مْ ك اأ ْ (66ر ح

    adalah isim dhomir ُك مَ (muttasil) yang dibaca

    jar, karena didahului

    huruf jar ( بَِ) , adapun isim dhomir (muttasil)

    tidak memiliki

  • 36

    kedudukan di dalami’rab

    (mabni).

    34. 266 ْ ببببببا ْف س ت م ْ أ نب ببببببمْ ف بببببأ َ ْْب ك َ ان بببببب ج َْ ببببببَّْاُْث بببببٍّ ْ ل بببببي ك م ْح ان ْ ب ر س ار بببببَ ْ و

    َْت واْر ك م ْو ك يْلْ) 68)

    adalah isim dhomir ُك مَ (muttasil) yang dibaca

    jar, karena didahului

    huruf jar (َِب) . Adapun isim dhomir (muttasil)

    tidak memiliki

    kedudukan di dalami’rab

    (mabni).

    ر ْ ْ 273 .35 ْ ع يبببببببببببب ك م ْف يبببببببببببب ْ ببببببببببببت م ْ أ نب َ ْ ْ َ بببب ببببْفاَْ ببببٍّ ْ ل ببببي ك م ْ ان ببببر ىْف ري س خ

    ْفب يب ببببببببر ك م ْ ِْْْب بببببببباارببببببببر س َْ ببببببببر َل ُْث ك ف ن اْب ْت َّ يْعاْ) (69َت واْر ك م ْ ل يب

    adalah isim maushul ”م ا“yang dibaca jar karena

    didahului huruf jar َِب. Adapun isim maushul

    tidak memiliki

    kedudukan di dalam

    I’rab (mabni).

    ر ْ ْ 276 .36 ْ ع يبببببببببببب ك م ْف يبببببببببببب ْ ببببببببببببت م ْ أ نب َ ْ ْ َ بببب ببببْفاَْ ببببٍّ ْ ل ببببي ك م ْ ان ببببر ىْف ري س خ ْ َْ ببببببببر َل ُْث ْك ف ْفب يب ببببببببر ك م ِْب ببببببببا ارببببببببر س

    ن اْ (69ت َّ يْعاْ)ْب ْ َت واْر ك م ْ ل يب

    adalah isim dhomir ”هَِ“(muttasil) yang dibaca

    jar, karena didahului

    huruf jar (َِب) . Adapun isim dhomir (muttasil)

    tidak memiliki

    kedudukan di dalami’rab

    (mabni).

  • 37

    ببببببببٍَّْ َن ْ 284 .37 ْك بببببببباَْ ْ ب ببببببببن ْن بببببببب ن م ِْب َ ْ ين بببببب ْف أ ور ئ ببببببب ْك ت اب بببببب ْب ي ْ وت َ بببببب ف ْ ببببببببببببببنأ ْ ل ْك ت بببببببببببببباو م ْو ببببببببببببببر وأ ِ ب

    (71ف ت يْلْ)

    adalah isim yang ”ِإم امَِ“dibaca jar, karena

    didahului huruf jar (َِب) . Adapun tanda i’rab jar

    nya menggunakan

    kasroh karena isim

    mufrad.

    38. 287 ْ َ بببب َ اَ م ْف بببَّ س ببببٍَّْ َن ْك ب بببن ْن ببب نْك ت اب ببببببببببببببببب ْ ين ببببببببببببببببب وت ْب ي ْف أ ور ئ ببببببببببببببببب

    ببببببببببببببر وأ ْْ ِ ْ ب ببببببببببببببنأ ْ ل ك ت بببببببببببببباو م ْو (71ف ت يْلْ)

    ِ يَِ“ adalah isim yang ”َي dibaca jar, karena

    didahului huruf jar (َِب) . Adapun tanda i’rab jar

    nya menggunakan

    kasroh karena isim

    mufrad.

    39. 318 ْ َ بببب ْفب تب ْارَلي ببببٍّ َ بببب َ ْْب بببب ْ و ف ل ببببْةْر بببب َن بببببببباْ َْ ِ ا َْ ْر بابببببببب ْ ب َّب ع ث بببببببب ببببببببىْ أ س

    (79َم نْداْ)

    adalah isim dhomir ”هَِ“(muttasil) yang dibaca

    jar, karena didahului

    huruf jar (َِب) . Adapun isim dhomir (muttasil)

    tidak memiliki

    kedudukan di dalam

    i’rab (mabni).

    40. 329 ْ بببببببببببببببباأ ن س ن بببببببببببببببباْ ل ببببببببببببببببىْاُ و ا اْ نب ع ْو ىْ َسببببببببب ِْب ان َّ ببببببببب بببببببببر ض ْو ا اَْ

    انِ َِ“ adalah isim yang ”ج dibaca jar, karena

    didahului huruf jar (َِب) .

  • 38

    ْ ب ئ نْساْ) ْك اأ Adapun tanda i’rab jar (83ارَشراnya menggunakan

    kasroh karena isim

    mufrad.

    بببببببباك ل ت ْ 334 .41 ببببببببٍّ ْ ل ببببببببىْ ببببببببٍّىْ ب ع ْك ببببببببٍّ ْفب ببببببببر باك م ْ ل ببببببببم ْ َ بببببببب ىِْب بببببببب ْ ه ببببببببن ه

    َّ يْلْ) (84س

    “ adalah isim maushul ”م نَ yang dibaca jar karena

    didahului huruf jar َِب. Adapun isim maushul

    tidak memiliki

    kedudukan di dalam

    I’rab (mabni).

    42. 340 َْ ه ن اْر ن بببببببببببب ببببببببببببئب ْ َ رَبببببببببببب يْو ر ببببببببببببئ َب ْب بببببب ْ َْت ببببب ْر بببببب َْ ُْث ن ببببباْ ر ي بببببب يب و ح

    ن اْو ك يْلْ) (86 ل يب

    adalah isim ”ال ِمي“maushul yang dibaca jar

    karena didahului huruf

    jar َِب. Adapun isim maushul tidak memiliki

    kedudukan di dalam

    I’rab (mabni).

    رَبببببببببببب يْ 343 .43 ََْب ه ن اْر ن بببببببببببب ببببببببببببئب ْ َ و ر ببببببببببببئ ْ َْت ببببب ْر بببببب َْ ُْث ن ببببباْ ر ي بببببب يب ْب بببببب ْ و ح

    ن اْو ك يْلْ) (86 ل يب

    adalah isim dhomir ”هَِ“(muttasil) yang dibaca

    jar, karena didahului

    huruf jar (َِب) , adapun isim dhomir (muttasil)

    tidak memiliki

    kedudukan di dalam

    i’rab (mabni).

  • 39

    44. 350 ْ َا ْو ا ببببب ن بببببَّ ْاُ ت ع ببببب َ ْاج ببببٍّ ْر بببببئ ْا ت ببببببناْ ِْْب ث ببببببٍّْ ل ببببببىْ أ ِ ببببببر أ اْار بببببب ه

    ْبب ع ض ببببب م ْ ببببباأ ْك ْا ت بببببنأ ِْب ث ل ببببب ْو ر بببببن ْظ ريْاْ) (88ر َّب ع

    adalah isim yang ”ِمث لَِ“dibaca jar, karena

    didahului huruf jar (َِب) . Adapun tanda i’rab jar

    nya menggunakan

    kasroh karena isim

    mufrad.

    45. 353 ْ َا ْو ا ببببب ن بببببَّ ْاُ ت ع ببببب َ ْاج ببببٍّ ْر بببببئ ْ ِ ببببببر أ اْار بببببب ْه ْا ت ببببببناِْب ث ببببببٍّ ل ببببببىْ أ

    ْا ت بببببنأ ْ ْبب ع ض ببببب م ِْب ث ل ببببب ببببباأ ْك ْو ر بببببن ْظ ريْاْ) (88ر َّب ع

    adalah isim yang ”ِمث لَِ“dibaca jar, karena

    didahului huruf jar (َِب) . Adapun tanda i’rab jar

    nya menggunakan

    kasroh karena isim

    mufrad.

    46. 372 ْ بببببب بببببباْ ْك ْارَسبببببب ا ِ بببببب ْت س و َْت ت ْ ببببببببببببببببببببببببببْفاْ و ْك س ن ببببببببببببببببببببببببببا َْب َْ ل يب

    ك ك ة ْ َّ يْلْ) (92و ار ل

    adalah isim yang ”اّلل َِ“dibaca jar, karena

    didahului huruf jar (َِب) . Adapun tanda i’rab jar

    nya menggunakan

    kasroh karena isim

    mufrad.

    ببببببببببببىْ 385 .47 ْك ف َْْب َْ ببببببببببببٍّ يْ اْبب ي بببببببببببب بببببببببببب َّ بببببببريْاْ ْب ع َّ ببببببباد ه ْخ ببببببباأ ْك ْ نَببببببب بببببببن ك م و بب يب

    ريْاْ) (96ب

    adalah isim yang ”اّلل َِ“dibaca jar, karena

    didahului huruf jar (َِب) . Adapun tanda i’rab jar

  • 40

    nya menggunakan kasroh karena isim

    mufrad.

    48. 388 ْ يْ اْبب ي بببببببببببب بببببببببببب ببببببببببببىَْب َ ْ ْك ف ببببببببببببٍّ ْ ببببببباأ ْك ْ نَببببببب بببببببن ك م َّ بببببببريْاْب ع َّ بببببببادْ و بب يب ه ْخ

    ريْاْ) (96ب

    adalah isim yang ”ِعب ادَِ“dibaca jar, karena

    didahului huruf jar (َِب) . Adapun tanda i’rab jar

    nya menggunakan

    kasroh karena isim

    jama’ taksir.

    ببببز ا ه م ْ 399 .49 ْج ت ن بببباْْْب ََّن ببببمْ ا ر بببب ببببر واْت ك ف ببببباْو ر ف ببببباْ ْ ََنْ َْ ْك نَببببباْ ا و بببببار ناْ ا ا

    ِْاْج ْ اْ) ل َّب ع نث نأ ْخ (98ر

    “ adalah isim dhamir ”ُه مَ (muttasil) yang dibaca

    jar, karena didahului

    huruf jar (َِب) . Adapun isim dhamir (muttasil)

    tidak memiliki

    kedudukan di dalam

    i’rab.

    ببببر واْ 400 .50 ْك ف ببببز ا ه م ْب ََّن ببببم ْج تْ ا ر بببب ن بببباْت ببببباْو ر ف ببببباْ ْ ََنْ َْ ْك نَببببباْ ا و بببببار ناْ ا ا

    ِْاْج ْ اْ) ل َّب ع نث نأ ْخ (98ر

    تَِ“ adalah isim yang ”آَي dibaca jar, karena

    didahului huruf jar (َِب) . Adapun tanda i’rab jar

    nya menggunakan

    kasroh karena isim jama’

  • 41

    muannas salim.

    ببببببببر اك يٍّ ْ 423 .51 ْ س ْبب ع ببببببب ه ْر َّ ببببببب َ ببببببب و ب ل ن ببببببباَْ بببببببا ْو ببببببب ْ ْف ببببببب ا اْج بببببببك ن ناْا ر ض اس

    ن اْ ئب ر ْج خ (104ر ف يْفاْ)ْب ك مْ اْل

    “ adalah isim dhomir ”ُك مَ (muttasil) yang dibaca

    jar, karena didahului

    huruf jar (َِب) . Adapun isim dhomir (muttasil)

    tidak memiliki i’rab

    (mabni).

    بببببباَْْب ببببب ْ وْ 424 .52 َ ْو ْنب ببببببز نب ز ر ن بببببباه ْو َب بببببب بببببببببببببببببرْاْو ن ببببببببببببببببب رْاْ َ َّ ش ْ َ ْ بببببببببببببببببل ن اك ر س

    (105)

    adalah isim yang ”اْل َِ“dibaca jar, karena

    didahului huruf jar (َِب) . Adapun tanda i’rab jar

    nya menggunakan

    kasroh karena isim

    mufrad.

    ْ نب ز ر ن بببببباه ْوْ 425 .53 بببببباَْْب بببببب ْ و َب ببببب َ ْو نب ببببببز بببببببببببببببببرْاْو ن ببببببببببببببببب رْاْ َ َّ ش ْ َ ْ بببببببببببببببببل ن اك ر س

    (105)

    adalah isim yang ”اْل َِ“dibaca jar, karena

    didahului huruf jar (َِب) . Adapun tanda i’rab jar

    nya menggunakan

    kasroh karena isim

    mufrad.

    ن بببببببببناْ 428 .54 ن بببببببببناْ َأْْب ببببببببب ْ بببببببببٍّ ْ َ َ ْتب ْ و ْ ب َّ ل بببببب ْ ا اْ َ بببببب ْ وت ببببببناْار ع ل ببببببم َْ َ ارَبببببب

    adalah isim dhomir ”هَِ“(muttasil) yang dibaca

    jar, karena didahului

  • 42

    ل ببببببببببىْ ْ ب تب ْر ْل ا بببببببببباأ ل ببببببببببي م ْف ببببببببببراوأ (107س َ ْ اْ)

    huruf jar (َِب) . Adapun isim dhomir (muttasil)

    tidak memiliki i’rab

    (mabni).

    55. 439 ْ َ ُ ْاد ببببببببناْاَ ْ و ْاد ببببببببناْارببببببببَر ببببببببٍّ ْ بببب ْ ببببا ْا س بببباْت بببب ناْفب ل بببب ْا َْ ا

    َْو ْ بببببببببر ت ْ َت ْْب بببببببببل َّْت اف ببببببببب و ببببببببببَّ يْلْ ْس ْا ر بببببببببب ْب بببببببببب و بببببببببباْو ابب ت بببببببببب

    (110)

    “ ةَِص ل َ ” adalah isim yang dibaca jar, karena

    didahului huruf jar (َِب) . Adapun tanda i’rab jar

    nya menggunakan

    kasroh karena isim

    mufrad.

    56. 441ْ ْ َ ُ ْاد ببببببببناْاَ ْ و ْاد ببببببببناْارببببببببَر ببببببببٍّ ْ بببب ْ ببببا ْا س بببباْت بببب ناْفب ل بببب ْا َْ اْ َّْت اف ببببببببب ْو ت ْب بببببببببل بببببببببر َْت و

    ببببببببببَّ يْلْْو ببببببببببا ْس ْا ر بببببببببب ْب بببببببببب و ابب ت بببببببببب (110)

    adalah isim dhomir ”ه ا“(muttasil) yang dibaca

    jar, karena didahului

    huruf jar (َِب) . Adapun isim dhomir (muttasil)

    tidak memiliki i’rab

    (mabni).

    b) Isim dijar-kan sebab huruf jar kaf َك dalam surah Al-Isra’ Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti

    menemukan sebanyak 4 buah isim yang dijar-kan sebab

    huruf jar kaf َك di dalam surah Al-Isra’, yaitu yang seluruhnya berupa isim maushul م ا. Adapun daftar tabelnya adalah sebagai berikut:

  • 43

    No No.

    Kartu

    Data

    Ayat Analisis

    ببببببك م ْ 37 .1 ت م ْ نب ف س ببببببنب س ت م ْ ح ببببببنب س ْ ح أ ببببا ْو بببب ْ بببباْف بببب ا اْج ببببأ َل ْفب ل ْ س و أ ببببببببببببببببنه ك م ْ ببببببببببببببببن واْو ج بببببببببببببببر ْر ي س خ اْل

    ببببب ْْ خ ل ناْار س ببببباو ر ي ببببب ل بببببنه ْْك د خ ببببباْ ل بببببن اْتب ت َّ بببببريْاْ َ َ واْ بببببرَ ْو ر يب ت ببببب َ ْ َو

    (7)

    َم ا adalah isim maushul yang dibaca jar karena

    didahului huruf jar َك. Adapun isim maushul

    tidak memiliki

    kedudukan di da