DZIKIR DAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA WARGA DUSUN KARANGASEM, PATALAN, JETIS, BANTUL, YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Psikologi Oleh : NIM. 08710043 Slamet Rofiah Dosen Pembimbing : Erika Setyanti Kusumaputri, S.Psi., M.Si. PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2012
131
Embed
DZIKIR DAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA WARGA …digilib.uin-suka.ac.id/7874/2/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Psikologi Fakultas Ilmu Sosial ... Sajadi dan Bani Dasuki-Imam Muhammad
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
DZIKIR DAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA WARGA DUSUN
KARANGASEM, PATALAN, JETIS, BANTUL, YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Strata Satu Psikologi
Oleh :
NIM. 08710043
Slamet Rofiah
Dosen Pembimbing :
Erika Setyanti Kusumaputri, S.Psi., M.Si.
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2012
ii
iii
iv
v
MOTTO
Keterbatasan diri bukan berarti kita berhenti untuk
berkreasi, dan bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu. (Andrea Hirata)
….. Seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain dan bahwa manusia Hanya akan Memperoleh apa yang
telah diusahakannya dan sesungguhnya usaha itu akan diperlihatkan (kepadanya) Kemudian akan diberi balasan
kepadanya Dengan balasan yang lebih sempurna Dan sesungguhnya Kepada Tuhanmulah Kesudahan
(segalasesuatu) (An-Najm 38-42)
Hai orang-orang yang beriman, minta tolonglah kamu dengan sabar dan sembahyang. Sesungguhnya Allah beserta
orang-orang sabar. (QS. Al-Baqarah [2]: 153)
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Sebuah karya sederhana ini ku persembahkan untuk:
Almamaterku, Prodi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial Dan
Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta…
Especially dedicated to
Allah Subhanallahu wa Ta’ala, my Lord and my Everything
Ibu Niati, Ibunda terbaik untukku, Bapak Muh. Asnawi,
Ayahanda terhebat bagiku, dan Siapapun yang percaya
bahwa aku selalu melakukan yang terbaik untuk mereka
Thank you for trust me
(September, 2012)
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah
SWT, karena atas ridhoNya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Dzikir Kecerdasan Spiritual Pada Warga Dusun Karangasem, Patalan,
Jetis, Bantul, Yogyakarta”. Tanpa adanya dukungan, bantuan, dan partisipasi dari
banyak pihak, skripsi ini tidak akan pernah terselesaikan.
Dan tiada satu pun kebaikan yang kuterima, kecuali semua itu karena
Cinta, Rahmat dan Rahman-Nya. Maka pada Allah saja semua pujian dan syukur
tercurah. Energi yang luar biasa besarnya-yang membuatku tak hanya sanggup
bertahan, tapi terus melangkah. Jika episode ini selangkah lagi kulalui: semua itu
atas pertolongan-Mu, atas kemudahan dari-Mu, yang membuat hati-demi hati
manusia luluh membantuku, mendukungku, menyertaiku, menyokongku,
menyalurkan cintanya padaku….Ya Allah maka izinkan aku meminta : “Berilah
kebaikan untuk orang-orang yang telah berbuat baik padaku-yang kukenal
maupun yang tidak kukenal”. “Balaslah kebaikan mereka dengan kebaikan yang
lebih sempurna, jadikan barakah umurnya, cukupkan rezekinya, bahagiakan
hidupnya”. Secara khusus penulis ingin menghaturkan penghargaan setingginya
dan terimakasih setulusnya kepada semua pihak yang telah membantu
penyelesaian skripsi ini:
1. Bapak Prof. Dr. Dudung Abdurrahman, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
viii
2. Bapak Zidni Imawan Muslimin, S.Psi. Psi. selaku Ketua Program Studi
Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Ibu Erika Setyanti Kusumaputri, S.Psi., M.Si. selaku Dosen Pembimbing
Skripsi, atas kesedian dan kesabarannya memberikan bimbingan, saran,
arahan serta motivasi, yang sangat membantu dan mempermudah dalam
penyelesaian skripsi ini.
4. Ibu R. Rachmy Diana, S.Psi, Psi selaku Dosen Pembimbing Akademik dan
penguji 1 (satu) yang senantiasa memberikan motivasi, saran, dan bimbingan
dan doa tulus yang selalu membuat penulis yakin bahwa segala sesuatu pasti
akan baik-baik saja, dengan doa, dengan harapan dan dengan usaha keras.
5. Ibu Nuristighfari Masri Khaerani S.Psi, M,Si. selaku penguji 2 (dua) yang
telah memberikan saran dan masukan dalam proses penyelesaian skripsi ini.
6. Segenap jajaran Dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora
terimakasih telah menjadi bagian dari kenangan tak tergantikan.
7. Kepada Bapak Rosyid sekeluarga, terimakasih atas kesediaan mengoreksi
item-item skala penelitian ini, dan untuk setiap doa yang membuat penulis
semakin yakin untuk terus melangkah.
8. Keluargaku tercinta Ibu Niati, Bapak Muh. Asnawi untuk segala bentuk
curahan cinta dan kasih sayang, terimakasih atas segala kepercayaan,
dukungan, pemakluman dan kesabarannya. Untuk Ibu atas segala cinta dan
pembelajaran berharga tentang ketegaran hidup, yang membuat penulis terus
melangkah..senyum ketegaranmu membuatku berjuta kali lebih kuat.
ix
9. Untuk kakakku (kang nur), adik-adikku uud (udin), latif, siti yang ikut lembur
bantu mba’nya skoring skala penelitian, dan tami. Keluarga besar Dulah
Sajadi dan Bani Dasuki-Imam Muhammad atas do’a dan nasihat-nasihatnya
untuk penulis. Dan juga mbokde mur, mba isna, ilik (mba hastri).
10. Seluruh warga dusun Karangasem terlebih kepada para subjek penelitian,
terimakasih sebanyak-banyaknya untuk bantuan dan doa tulus untuk penulis.
11. Untuk Lima Sekawan, Tika, Anis Rahma, Aning dan Ipah, terimakasih atas
segala kebersamaan, ketulusan, dan motivasi dari awal kuliah sampai nanti.
Mari meraih mimpi mimpi, kita selalu percaya bahwa kita pasti bisa
meraihnya dengan usaha, dengan doa dengan tetesan peluh. hingga esok kita
bertemu kembali dengan indahnya mimpi mimpi yang telah kita raih.
12. Kepada sahabat-sahabat tersayang, ncep (septi), nurul, salsa, oel, yunan,
fakhri, halfizh, sinta, handoko, imam, bang roma, bentang, zuka, frana,
DZIKIR AND SPIRITUAL INTELLIGENCE IN VILLAGE KARANGASEM, PATALAN, JETIS, BANTUL, YOGYAKARTA
Slamet Rofiah
08710043
Human life in village Patalan, Jetis, Bantul, Yogyakarta nowdays full of crime like murder, robber, corruption, kill him self and case like syirik it means believe another power out of God. That is because people nowdays doesnot have a good spiritual intelligence to makes people life more value and make a problem solving of their life. People need rituality of the religiousness as guidance to increase their potential of spiritual intelligence. The rituality can be able with all the ways like looking for a peacefull and leave their activities, doing pray to God with pray, fasting, remembering of him (dzikir). Dzikir is activity to remembering god, although with saying God’s name, with tasbih, tahmid, tahlil, takbir and all the prays with mouth or with heart.
This research is purpose to know how the spiritual intelligence and dzikir in the village Karangasem, Patalan, Jetis, Bantul, Yogyakarta. This research used subject 88 person and they live in the villange Karangasem, Patalan, Jetis, Bantul, Yogyakarta.This research use quantitative method. The data of dzikir and spiritual intelligence is used scala and use analysis technic is product moment with software SPPSS 16. The result of this research is R 0.541, R2 0.292 and significance level p= 0.000. With that result in means there is a significant correlation between dzikir and spiritual intelligence in village Karangasem, Patalan, Jetis, Bantul, Yogyakarta. R2
0.292 shows that dzikir as doing together can makes people more effective 29,2% influence the spiritual intelligence.
Keyword : Dzikir, Spiritual Intelligence
xviii
ABSTRAK
DZIKIR DAN KECERDASAN SPIRITUAL PADA WARGA DUSUN KARANGASEM, PATALAN, JETIS, BANTUL, YOGYAKARTA
Slamet Rofiah
08710043
Kehidupan masyarakat di Desa Patalan, Jetis, Bantul, Yogyakarta saat ini sangat memprihatinkan, banyak terjadi kasus pembunuhan, pemerkosaan, perampokan, korupsi, bunuh diri, dan adanya kasus syirik seperti pelet, dan pesugihan. Hal itu disebabkan oleh kecerdasan spiritual yang rendah. Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang bisa mengarahkan dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks makna yang lebih luas dan lebih kaya. Kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan orang lain. Seseorang membutuhkan ritual ibadah keagamaan sebagai pembimbing untuk memiliki dan meningkatkan potensi kecerdasan spiritual. Ritual tersebut dapat ditempuh melalui berbagai cara, misalnya bersemedi menenangkan diri dari segala aktivitas duniawi, menjalankan ibadah keagamaan misal solat, puasa, dan dzikir. Dzikir adalah akitivitas ibadah agama dengan cara mengingat atau menyebut asma Allah, tasbih, tahlil, tahmid, takbir dan doa-doa baik secara lisan maupun dengan hati.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dzikir dan kecerdasan spiritual pada warga dusun Karangasem, Patalan, Jetis, Bantul, Yogyakarta. Subjek penelitian adalah warga dusun Karangasem, Patalan, Jetis, Bantul, Yogyakarta. Jumlah keseluruhan subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 88 orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Data penelitian ini diperoleh dengan menggunakan skala dzikir dan skala kecerdasan spiritual. Teknik analisis statitistik yang digunakan adalah korelasi product moment dengan menggunakan bantuan software SPSS 16.Hasil penelitian dengan menggunakan teknik analisis korelasi, diperoleh R sebesar 0.541, R2 sebesar 0.292 dengan p = 0.000. Hasil tersebut menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara dzikir dan kecerdasan spiritual pada warga dusun Karangasem, Patalan, Jetis, Bantul, Yogyakarta. R2
sebesar 0.292 menunjukkan bahwa secara bersama-sama dzikir memberikan sumbangan efektif sebesar 29,2% terhadap kecerdasan spiritual.
Kata kunci : dzikir, kecerdasan spiritual
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kecerdasan spiritual membantu seseorang menjalani hidup pada tingkatan
makna yang dalam. Orang yang mempunyai kecerdasan spiritual tinggi cenderung
lebih kreatif, luwes, berwawasan luas dan spontan. Zohar dan Marshall (2007)
selanjutnya mengemukakan bahwa jika kecerdasan spiritual seseorang telah
berkembang dengan baik, akan ditandai oleh kemampuannya untuk bersikap
fleksibel (adaptif secara spontan dan aktif), tingkat kesadaran diri yang tinggi,
kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan, kemampuan
untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit serta kualitas hidup yang diilhami
oleh visi dan nilai-nilai. Mereka juga enggan untuk melakukan sesuatu yang
menyebabkan kerugian karena tidak diperlukan dan mempunyai kecenderungan
untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal (berpandangan holistik). Mereka
mempunyai pertanyaan mendasar, yaitu “mengapa” dan “bagaimana” untuk
mencari jawaban-jawaban yang mendasar.
Kehidupan modern saat ini membawa dampak yang luar biasa terhadap
masyarakat. Selain membawa kemanfaatan bagi manusia, zaman modern juga
berdampak buruk bagi manusia. Beberapa sisi positif dari zaman modern adalah
semakin mudahnya seseorang mendapatkan akses pengetahuan maupun akses
untuk pergi ke belahan dunia manapun karena banyaknya alat transportasi saat ini.
Selain itu semakin dimudahkannya seseorang untuk menjalankan tugas-tugas
sehari-hari karena banyaknya fasilitas alat elektronik yang membantu pekerjaan
2
mereka. Di sisi lain kehidupan masyarakat modern saat ini, telah kehilangan apa
yang disebut “hidup yang benar dan penuh kepastian”. Manusia cenderung
mengikuti hawa nafsu tanpa memikirkan akibat yang akan ditanggungnya serta
tanpa mempertimbangkan baik-buruk cara yang ditempuhnya. Zaman modern
ditandai oleh hal-hal seperti keruntuhan keluarga, masyarakat, agama, dan
kurangnya empati masyarakat terhadap orang lain. Manusia tidak punya konteks
keutuhan, tidak ada lagi tujuan dan aturan yang jelas, nilai-nilai yang pasti, jalan
yang terang untuk tumbuh dari visi-visi serta tanggungjawab yang jelas untuk
hidupnya sendiri. Setiap orang banyak yang tidak yakin mengenai apa yang
dilakukan dalam hidupnya, tidak yakin bahwa individu berada pada jalan yang
benar dalam melakukan suatu pekerjaan Sukidi (2004).
Kehendak hidup bermakna sekarang menjadi visi hidup alternatif di tengah
meluasnya problem-problem spiritual yang menjangkiti manusia modern dewasa
ini. Kegelisahan yang tidak dapat dipahami dan diselesaikan, kegelisahan ini
adalah masalah spiritual dan orang tersebut sedang mengalami “krisis spiritual”
yang merupakan krisis yang khas menimpa banyak orang saat ini, Sukidi (2004).
Indikator orang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang rendah antara
lain, fanatisme yang berlebihan terhadap nilai kebenaran tertentu. Hal ini
menyebabkan seseorang tidak bisa bersikap fleksibel dikarenakan orang tersebut
kurang bisa menerima kritikan dan juga saran atas pendapatnya yang keliru.
Indikator kedua adalah keyakinan yang lemah dan tidak didasari oleh
pertimbangan yang memadai sehingga mudah patah dilapangan. Indikator ketiga
adalah mudah kehilangan kendali diri yang mengakibatkan mudah bersikap
3
menyalahkan orang lain, marah, sedih, depresi, dan lainnya. Indikator terakhir
adalah mudah terjebak pada penyalahgunaan wewenang, kekuasaan, kemunafikan
dan komitmen yang rendah, Az-Zumaro (2011).
Diberbagai tempat, tidak jarang ditemui perilaku individu yang jauh dari
perilaku moral seperti: penggunaan narkoba, bunuh diri, pemerkosaan dibawah
umur, hubungan seks diluar nikah, dan pembunuhan. Kasus korupsi di Indonesia
pada pertengahan tahun 2012 sangat memprihatinhan, seperti yang dikutip oleh
http://www.bisnis.com/articles/. Berdasarkan hasil investigasi Indonesia
Coruption Watch (ICW) periode 1 Januari 2012 sampai 31 Juli 2012 ditemukan
285 kasus yang terjadi baik di tingkat pusat maupun daerah. Dari jumlah itu aktor
yang ditetapkan sebagai tersangka oleh aparat penegak hukum sebanyak 597
orang. Selain kasus korupsi, kasus bunuh diri di Indonesia juga sangat
mencengangkan, WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia pada 2010 melaporkan
angka bunuh diri di Indonesia mencapai 1,6 hingga 1,8 per 100.000 jiwa,
http://www.republika.co.id/.
Kasus pembunuhan juga pernah terjadi di Bantul awal tahun 2012, yang
disebabkan oleh cinta segitiga anak kos karena kecemburuan
http://id.berita.yahoo.com/. Fakta lain yang terjadi di Bantul pada awal tahun 2012
banyak terjadi kasus bunuh diri oleh warga bantul yang disebabkan oleh depresi
karena tidak kuat menanggung penyakit yang dideritanya sehingga memilih untuk
bunuh diri. http://nasional.vivanews.com/news/.
Menurut Zohar dan Marshall (2007) keputusasaan yang mendorong
seseorang untuk bunuh diri merupakan bentuk paling mendalam dari
Kasus korupsi yang terjadi di wilayah Bantul, terlebih di Desa Patalan yang
dilakukan oleh perangkat desa menunjukkan adanya kecerdasan spiritual yang
rendah. Az-Zumaro (2011) mengungkapkan bahwa ciri dari orang yang
mempunyai kecerdasan spiritual rendah adalah mudah terjebak pada
penyalahgunaan wewenang, kekuasaan, kemunafikan, dan komitmen yang
rendah. Fakta diatas jelas sangat menyimpang karena perangkat desa tersebut
tidak menjalankan kewajibannya sebagai orang yang bertugas melindungi
masyarakat dan mensejahterakan masyarakat tetapi malah justru memanfaatkan
masyarakat untuk kepentingan pribadi dan juga cenderung mengikuti nafsu tanpa
berfikir akibat yang akan ditanggung baik hukum masyarakat maupun aturan-
aturan dalam agamanya.
Kasus perjudian juga marak terjadi di daerah Patalan, Jetis Bantul,
Yogyakarta. Beberapa orang warga dusun Karangasem juga terlibat dalam kasus
perjudian tersebut. Hal ini disampaikan oleh beberapa orang warga dusun
Karangasem kepada peneliti. Banyak warga yang resah dengan adanya perjudian
yang melibatkan warga dusunnya, meskipun tempat perjudian tidak di dusun
Karangasem, akan tetapi tetap meresahkan warga dusun Karangasem. Sesuai yang
disampaikan oleh subjek pada tanggal 26 Juli 2012 berikut ini :
Subjek A:
“saya heran mbak, bulan puasa gini kok ya nda tobat e malah main judi gitu, mbok ya eling hidup Cuma bentar, cari pahala banyak-banyak kek, malah maksi’at terus. Lah itu si X uang juga udah kecukupan kok ya kurang kerjaan ikut judi segala. Belum tentu juga menang, uangnya gak halal to mbak. Pernah tu si pak Y menang berapa juta gitu, terus si anak-anaknya gak mau makan pake uang dari bapaknya itu karena tau itu uang haram, uang hasil judi.
6
Subjek B
“saya prihatin sama warga dusun karangasem yang suka pada ikut judi itu mba, puasa-puasa kok ya malah pada ngedan gitu, udah kewalahan ngingetin mereka, nda pernah mau ndengerin, apalagi si pak N itu, isstrinya sakit-sakitan kok malah njudi, untuk anak-anaknya tau jadi marah-marah sama si pak N, akhirnya uang jutaan itu dibakar sama anaknya yang gedhe karena tau itu uang haram”.
Subjek C
“sebenere judi ini tuh udah lama mbak, tapi yang ikut cuma dikit, meskipun uangnya banyak, itu pusat judinya ada di dusun G, sitemnya tuh pasang uang berapa gitu terus tar dikali berapa saya juga nda paham, uangnya itu banyak didapet dari hongkong sama Cina, tau dah kok bisa dapet judi togel gitu. Sekarang bulan puasa gini kok ya malah banyak yang ikut, bukannya ditutup aja. Denger-denger sih udah pernah di grebeg polisi, eh tapi gak kapok-kapok, masih juga pada judi. Katanya sekarang cuman lewat hape gitu”.
Berdasarkan data pre eliminary tersebut menandakan bahwa aktivitas
manusia modern saat ini kental dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan yang
bersifat material dan semakin jauh dari nilai-nilai kemanusiaannya, yang dialami
manusia modern kemudian sangat rentan mengalami depresi. Seseorang terjangkit
penyakit spiritual dikarenakan orang tersebut tidak mengisi ruang spiritual yang
ada dalam dirinya dengan hal-hal yang baik, tetapi justru terbiasa mengisinya
dengan hal-hal buruk. (Sukidi, 2004).
Menurut sebagian ahli, timbulnya fenomena kemerosotan moral dalam
masyarakat terkait dengan spiritual. Sukidi (2004) menyatakan bahwa adanya
kemerosotan moral dalam masyarakat merupakan gejala kemiskinan spiritual.
Gejala tersebut menunjukkan adanya indikasi kecerdasan spiritual yang rendah,
dikarenakan salah satu indikator kecerdasan spiritual yang rendah adalah
seseorang tidak bisa memaknai secara lebih luas pengalaman yang dilaluinya dan
setiap cobaan yang Allah berikan kepadanya baik cobaan senang maupun cobaan
7
susah. Selanjutnya, Sukidi mengatakan bahwa jalan penyembuhan yang dapat
dilakukan adalah kembali kepada fitrah agama.
Zohar dan Marshall (2007) mengatakan bahwa kestabilan mental personal
dan kolektif merupakan akibat dari keterasingan dari makna, nilai, tujuan. Visi,
dan misi, dan alasan kemanusiaan yang bersifat spiritual. Menurut mereka, pada
dasarnya manusia itu sendiri memiliki kemampuan memaknai dan menempatkan
perilaku hidupnya dalam makna yang lebih luas dan kaya. Kemampuan integral
dalam diri manusia berupa kesadaran yang membuat manusia tidak hanya mampu
mengakui nilai-nilai yang ada, tetapi juga secara kreatif menemukan nilai-nilai
baru untuk membangun etika yang menjadi tuntutan mendasar dari rasa
kemanusiaan.
Zohar dan Marshall (2007) mengatakan bahwa kecerdasan spiritual adalah
kecerdasan yang dengannya kita bisa mengarahkan dan memecahkan persoalan
makna dan nilai, yaitu menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks makna
yang lebih luas dan lebih kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau
jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan orang lain.
Kecerdasan spiritual merupakan jenis kecerdasan yang akan berperan untuk
memfasilitasi terjadinya dialog antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan
emosional, dimana kecerdasan spiritual memberikan arti yang lebih mendalam
terhadap kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional.
Menurut Sukidi (2004), kecerdasan spiritual merupakan sebuah kesadaran
yang menghubungkan manusia dengan Allah SWT dengan hati nurani. Orang
yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi diharapkan mampu memaknai
8
penderitaan hidup dengan memberi makna positif pada setiap peristiwa, masalah,
bahkan penderitaan yang dialaminya. Dengan memberi makna yang positif,
seseorang mampu membangkitkan jiwanya dengan melakukan perbuatan dan
tidakan yang positif. Kecerdasan spiritual juga hadir untuk menyelaraskan potensi
akal dan rasa yang Allah SWT anugerahkan kepada manusia. Hal ini bertujuan
agar manusia tidak melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT.
Penelitian Bergin, dkk. (1988) menemukan bahwa individu yang kontinu
dalam menjalankan komitmen agamanya ternyata memiliki stabilitas diri dan
kebahagiaan dalam kehidupannya dibandingkan dengan individu-individu yang
tidak berkesinambungan dalam menjalankan ajaran agamanya. Penelitian Adi
(1994) yang meneliti tentang ibadah shalat menyimpulkan bahwa keteraturan
menjalankan shalat mempunyai korelasi negatif dengan kecemasan, jika seseorang
semakin rajin menjalankan shalatnya, maka akan semakin berkurang
kecemasannya, (dalam Safaria& Saputra, 2009).
Kecerdasan spiritual akan membawa individu di dalam spiritualitas yang
sehat, yaitu spiritualitas yang memberikan penghargaan terhadap kebebasan
personal, otonomi, harga diri, termasuk juga di dalamnya mengajak individu
untuk menjalankan tanggung jawab sosialnya (social responsibility). Spiritualitas
yang sehat tidak menafikan kemanusiaan manusia, tidak mengabaikan hati nurani,
namun justru senantiasa mengajak individu pada kasih sayang, cinta, dan
perdamaian. Spiritualitas yang sehat merupakan pengkristalan dari kebijaksanaan
yang senantiasa menghargai perbedaan, kreativitas, dan membebaskan manusia
dari kezaliman. Spiritualitas yang sehat tidak menjadi tameng atau dogma untuk
9
menghancurkan orang lain, berbuat kerusakan di muka bumi, atau digunakan
sebagai alat untuk kepentingan diri sendiri dengan mengabaikan hak-hak orang
lain.
Menurut Zohar dan Marshall (2007), seseorang membutuhkan religious
framework (kerangka religus) sebagai pembimbing untuk memiliki dan
meningkatkan potensi kecerdasan spiritual. Kerangka religius dapat ditempuh
seseorang melalui berbagai cara, seperti bersemedi menenangkan hati dari segala
bentuk aktifitas duniawi, mengikuti training ESQ, rutin menjalankan ibadah
keagamaan dan melakukan hal-hal yang menunjang ketaatan dalam beragama
seperti mengikuti pengajian agama baik secara langsung menghadiri majelis
ta’lim ataupun dengan cara lain seperti menyimak acara-acaran siraman rohani
yang cukup banyak disiarkan oleh beberapa media elektronik. Hal lain yang dapat
dilakukan adalah dengan melakukan ibadah keagamaan misalnya puasa sunah,
shalat sunah atau pun dengan melakukan dzikir.
Subandi, (2009) menyatakan bagi umat islam yang mengikuti kelompok
tarekat atau kelompok sufi atau kelompok mistik yang lain, amalan dzikir
dipandang sebagai suatu bentuk latihan rohani atau spiritual untuk dapat
mendekatkan diri kepada Allah. Dalam pengertian itu, amalan dzikir dilaksanakan
dengan menggunakan teknik tertentu yang mirip dengan latihan meditasi di dalam
tradisi agama lain.
Dzikir merupakan ibadah yang dilakukan oleh kaum muslim. Dzikir berarti
mensucikan, memuji, dan mengingat Allah. Dzikir juga merupakan amalan praktis
tetapi mempunyai nilai ibadah yang tinggi, karena dapat dilakukan kapan saja dan
10
di mana saja agar jiwa manusia selalu ingat kepada Allah Sang Maha Pencipta
(Shidiqie, 2010).
Dzikir sebaiknya dilakukan dengan khusyu’ dan ikhlas, agar maknanya
meresap ke dalam jiwa atau hati. Manusia bukanlah makhluk horizontal
sepenuhnya, atau makhluk vertikal semata, melainkan memerlukan keseimbangan
antara keduanya. Saat berdzikir dengan tenang dan berserah diri kepada-Nya,
individu akan memasuki alam transendental (vertikal) dan dapat mengalami
pengalaman mistis keagamaan, serta merasakan kelezatan spiritual. Dengan
demikian dzikir dapat mempengaruhi fisiologis tubuh dan mental psikologis
individu, (Ar-Rais, 2009).
Demikian pula yang dilakukan oleh warga dusun Karangasem, Patalan,
Jetis, Bantul, Yogyakarta yang mempunyai banyak kegiatan keagamaan setiap
bulannya. Kegiatan keagamaan yang menjadi rutinitas warga dusun Karangasem
antara lain amaliah Fatikhah malam Selasa kliwon, mujahadah malam Selasa Pon,
mujahadah malam Sabtu Kliwon, yasinan setiap malam Jum’at, kumpulan rutin
setiap malam Jum’at kliwon, berjanjen setiap malam Senin Legi, sholat malam
dan amalan setiap malam Jum’at, shalat sunah 100 raka’at setiap tanggal 15 bulan
islam, dan mengaji al-Qur’an setiap harinya di masjid setelah shalat maghrib
berjama’ah.
Beberapa manfaat dari melaksanakan dzikir adalah sebagai salah satu
bentuk upaya dan usaha manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Selalu ingat dan menyebut nama Allah setiap saat dan sepanjang waktu dikala
berdiri, duduk, dan berbaring merupakan gambaran nyata dari keimanan,
11
ketakwaan dan rasa tawakal seseorang. Dengan demikian dzikir bermanfaat untuk
meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT. Dalam kehidupan sehari-hari
dzikir sangat bermanfaat untuk kontrol diri karena dengan berdzikir seorang
hamba selalu mengingat Allah, segala larangan dan perintahnya, sehingga akan
membuat seseorang lebih hati-hati dalam bertindak dan berperilaku, (Subandi,
2009).
Dzikir juga bisa berarti doa, pengharapan, tahmid dan pengagungan serta
sanjungan kepada Allah SWT. Dzikir lebih menonjolkan segi estetika atau rasa
keindahan dalam hal ini adalah hubbul jamal (cinta kepada Dzat Yang Maha
Indah) atau Allah SWT. Dzikir itu mengingat Allah SWT dalam arti mengingat
disini bukanlah mengingat suatu peristiwa tetapi mengingat dengan keyakinan
akan kebenaran Allah SWT dengan segala sifat-Nya. Sehingga diharapkan dengan
berdzikir, seseorang akan mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi, (Sukidi,
2004).
Sebelum penelitian dilakukan, peneliti terlebih dahulu melakukan
wawancara kepada Pengasuh/Pembimbing keagamaan, dan juga kepala dukuh
dusun Karangasem, serta melakukan observasi dan wawancara kepada beberapa
warga dusun tersebut. Fenomena yang terjadi adalah pada warga dusun
Karangasem banyak yang memiliki iman dan takwa yang tinggi, akan tetapi masih
juga ada warga yang melakukan perbuatan syirik. Hal ini sesuai dengan hasil
wawancara kepada warga dusun Karangasem pada taggal 29 Juli 2012 :
Subjek D :
“Saya sebel mbak, itu A berani-beraninya deket sama si mbak I (temenku di organisasi desa), padahal mbak tahu sendiri si A kan udah punya anak istri, dari dulu kok gak kapok-kapok masih aja suka selingkuh. Padahal ga mungkin si mbak
12
I mau sama dia, kalau ga ada apa-apanya ga mungkin si mbak I lengket gitu sama dia, dari dulu si A itu emang suka main pelet mbak, dia bisa ngelakuin apa aja buat dapetin apa yg dia mau”.
Subjek E :
“ya Allah, itu si pak B kok ya tega-teganya sama keluarga sendiri dijadiin tumbal to mbak, itu orang emang dari dulu usahanya gak beres mba, semua warga karangasem juga udah tau, dia itu punya ingon-ingon (jin) mba. Tumbalnya udah banyak, keluarganya sendiri juga dijadiin korban, bener-bener gak punya hati tu orang, gelarnya sih haji, tapi kelakuannya kaya gitu”.
Subjek F :
“iya bener mba itu si pak B gak beres cari duitnya, masa yo mbak dulu anakku si M yang kerja disana itu pernah ketiduran dimobilnya eh dikunci didalem mobil terus ditinggal sendirian, lah tiba-tiba ada ular gedhe banget mau makan dia, nah terus anak saya bilang (kalo sampe berani apa-apain aku tar tak obrak-abrik kamu), nah terus si ular itu pergi, ya allah mba, untung anak saya masih dilindungi Allah, kalo gak ya gak tau sekarang nasibnya gimana”.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa masih ada
warga dusun Karangasem yang berbuat syirik, melakukan sesuatu yang sangat
dilarang oleh agama Islam. Perbuatan tersebut juga mengindikasikan adanya
kecerdasan spiritual yang rendah, karena salah satu ciri orang yang mempunyai
kecerdasan spiritual adalah kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai.
Subjek tersebut tidak bisa mengilhami visi-visi dalam hidupnya, serta tidak
mempunyai nilai yang subjek pegang utuk menuntun hidupnya. Subjek cenderung
melakukan semua hal yang subjek inginkan tanpa melihat resiko, aturan-aturan
yang ada dalam agama subjek dan tidak pedulii bahwa apa yang subjek lakukan
sangat merugikan orang lain.
Fenomena lain yang terjadi adalah masih ada warga yang belum sepenuhnya
melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Berdasarkan hasil
wawancara peneliti kepada salah satu warga yang peneliti lakukan pada tanggal
13
25 Maret 2012, didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa masih ada warga yang
masih belum bisa sepenuhnya mensyukuri nikmat Allah SWT. Hal tersebut
disebabkan karena warga tersebut merasa iri karena tidak mendapat bantuan
sebagai warga miskin, padahal warga tersebut sudah hidup berkecukupan. Subjek
mengatakan :
“Saya heran kenapa saya tidak mendapatkan jamkesos, padahal tahu sendiri kan gimana keadaan saya dan keluarga saya, orang lain yang latar belakang ekonominya jauh lebih baik dari keluarga saya malah dapet. Itu yang ndata pilih kasih atau bagaimana sih, sudah jelas-jelas keluarga saya ini kurang mampu tapi kok ya tega banget bikin kita jadi ga dapet apa-apa”.
Dari data yang diperoleh berdasarkan wawancara tersebut, menunjukkan
bahwa masih ada warga dusun Karangasem yang belum bisa sepenuhnya
mensyukuri nikmat yang Allah SWT berikan kepadanya. Aspek lain dari
kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan
penderitaan. Berdasarkan penuturan subjek diatas, subjek belum bisa menghadapi
kenyataan hidup dan cenderung menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi
dalam hidupnya. Subjek juga kurang mempunyai otonomi karena masih
mengharapkan bantuan dari pihak lain, padalah subjek sendiri bukan orang yang
kekurangan.
Selain beberapa fakta hasil pre eliminary diatas, ada juga warga yang sudah
mampu menerapkan apa yang subjek peroleh dari kajian keagamaan subjek. Hal
ini sesuai dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan pada tanggal 29 Maret
2012 kepada salah satu warga yang aktif mengikuti berbagai kegiatan keagamaan
di dusun Karangasem :
“kadang saya mikir kenapa nasip saya kaya gini mbak, udah ditinggal mati suami, anak masih kecil-kecil, harus ngidupin anak-anak dan berjuang lanjutin hidup. Tapi saya tetap bersyukur, mungkin Alloh punya rencana lain buat saya
14
dan anak-anak. Meskipun sering kekurangan saya ini ga pernah mikirin kebutuhan sendiri mbak. Kalo ada rejeki ya saya berusaha buat sedekahin, saya mikir diluar sana banyak yang hidupnya lebih sengsara dari saya. Jadi saya harus tetap bersyukur dengan cobaan ini”.
Subjek mampu menghadapi dan melampaui rasa sakit, mampu menghadapi
dan memanfaatkan penderitaan yang subjek alami. Meskipun subjek kekurangan
dan harus tertatih berjuang menghidupi keluarganya, subjek tidak mengeluh dan
justru bisa bangkit dari penderitaan yang subjek tanggung dan justru mampu
berbagi dalam keadaan pas-pasan.
Berdasarkan fenomena dan realitas diatas, maka dalam karya tulis ini
penulis akan meneliti apakah ada hubungan antara dzikir dengan kecerdasan
spiritual pada warga dusun Karangasem, Patalan, Jetis, Bantul, Yogyakarta. Judul
penelitian yang akan dilakukan adalah “Dzikir dan Kecerdasan Spiritual pada
Warga Dusun Karangasem, Patalan, Jetis, Bantul, Yogyakarta”.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan
antara dzikir dengan kecerdasan spiritual pada Warga Dusun Karangasem,
Patalan, Jetis, Bantul, Yogyakarta.
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memperkaya pengetahuan
dan memberikan sumbangan informasi pada teori psikologi khususnya bidang
agama, dalam membahas hubungan antara dzikir dengan kecerdasan spiritual.
15
2. Manfaat Praktis
Apabila penelitian ini membuktikan bahwa dzikir mempengaruhi
kecerdasan spiritual maka hasil penelitian ini dapat memberikan informasi terkait
pentingnya dzikir untuk meningkatkan kecerdasan spiritual dan pentingnya
kecerdasan spiritual baik dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat.
D. Keaslian Penelitian
Penelitian tentang kecerdasan spiritual sering dilakukan, antara lain :
1. Budi Wahyu Satria dan Fatkhurozi (2009) dengan judul Kecerdasan Spiritual
pada Perwira Tinggi TNI yang Akan Menghadapi Pensiun. Penelitian ini
menggunakan wawancara bersifat terbuka dan terstuktur, dalam penelitian
ini peneliti juga mengunakan observasi berstruktur dan non-partisipan.
Subjek dalam penelitian ini adalah seorang PATI TNI AL yang berusia 55
tahun dan akan memasuki masa pensiun serta berada dalam tahapan
perkembangan yakni periode dewasa madya (Middle Adulthood/Middle Age).
Penelitian tersebut merupakan studi terhadap perwira TNI yang akan
menghadapi pensiun. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori
kecerdasan spiritual dari Zohar dan Marshall. Penelitian tersebut
menggunakan teori kecerdasan spiritual dari Zohar dan Marshall, yang
artinya sama dengan teori yang akan dipakai dalam penelitian ini, akan tetapi
metode penelitian yang dipakai berbeda dan subjek yang digunakan pun
berbeda. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yaitu dengan teknik
korelasi sedangkan penelitian tersebut menggunakan metode kualitatif. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan subjek memiliki kecerdasan spiritual yang
16
tinggi meski telah memasuki masa pensiun yaitu dari sikap ramah
Amran, Y. & Druiyer, C. 2008. The integrated spiritual intelligence scale ISIS : development and preliminary validation. Paper presented at the Conference of the American Psyicological Association. Retrieved January 25, 2010.
Amran, Y. 2007. The seven dimensions of spiritual intelligence: An ecunemical grounded theory. Paper presented at the Conference of the American Psyicological Association. Retrieved January 25, 2010.
Ar-Rais. H. M. 2009. Cara Membangkitkan Surga Ke Rumahmu : Membangkitkan Mindset Baiti Jannati Dari Segala Sisi Keluarga Anda. Yogyakarta : Garailmu.
Aziz, R. dan Mangestuti, R. 2006. Pengaruh Kecerdasan Intelektual IQ, Kecerdasan Emosional EI Dan Kecerdasan Spiritual SI Terhadap Agresivitas Pada Mahasiswa Uin Malang. El-Qudwah, Jurnal Penelitian dan Pengembangan. Vol 1, No 1, April 2006.
Azwar, S. 2002. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Azwar, S. 2003. Metode Penelitian. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Buzan, T. 2003. The Power of Spiritual Inteligence. Sepuluh cara jadi orang yang cerdas secara spiritual. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Saidy, E. P. dkk 2009. Influence of Emotional Intelligence and Spiritual Intelligence from the National Education Philosophy Towards Language Skills Among Secondary School Students. European Journal of Social Sciences – Volume 9, Number 1 2009.
Hadi, S. 2004. Statistik jilid 2. Yogyakarta: Andi Ofset.
Jafar Shabani, dkk 2010. Age as Moderated Influence on the Link of Spiritual Intelligence and Emotional Intelligence with Mental Health in High school Students. Journal of American Science. 2010;611.
Jafar Shabani, dkk 2011. Moderating Influence of Gender on the Link of Spiritual and Emotional Intelligences with Mental Health among Adolescents. Life Science Journal, Volume 8, Issue 1, 2011.
90
Jain, M., Purohit, P. 2006. Spiritual Intelligence: A Contemporary Concern with Regard to Living Status of the Senior Citizens. Journal of the Indian Academy of Applied Psychology. July 2006, Vol. 32, No. 3, 227 - 233.
Kartono, K & Gulo, D. 2000. Kamus Psikologi. Bandung: Pionir Jaya.
Lynton, N. dan Thogersen, K.H. 2009. Spiritual Intelligence And Leadership In The China Laboratory. Journal of International Business Ethics. Vol.2 No.1 2009.
Maimunah, A.& Retnowati, S. 2011. Pengaruh Pelatihan Relaksasi Dengan Dzikir Untuk Mengatasi Kecemasan Ibu Hamil Pertama. PSIKOISLAMIKA, Jurnal Psikologi Islam JPI Lembaga Penelitian Pengembangan dan Keislaman LP3K. Vol 8 No.1 2011 1-22.
Masludhah, L & Sutrisno, J. 2010. Pengaruh Bimbingan Do’a dan Dzikir terhadap Kecemasan Pasien Pre-Operasi. Fakultas Psikologi Universitas Darul ‘Ulum Jombang : Jawa Timur. Jurnal Penelitian Psikologi 2010, Vol. 01, No. 01, 11-22.
Mustofa, A. 2006. Dzikir Tauhid : Serial Diskusi Tasawuf Modern. Surabaya : Padma Press.
Najati, M.U. 2002. Belajar EQ & SQ dari Sunah Nabi. Bandung: Media Utama.
Nashori, F. 2003. Potensi-Potensi Manusia : Seri Psikologi Islami. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Pasiak, T. 2002. Revolusi IQ/EQ/SQ antara Neurosains dan Al-Qur’an. Bandung : Mizan Media Utama.
Safaria, T. & Saputra N. E. 2009. Managemen Emosi : Sebuah Panduan Cerdas Bagaimana Mengelola Emosi Positif dalam Hidup Anda. Jakarta : Bumi Aksara.
Sangkan, Abu. 2009. Berguru Kepada Allah. Menghidupkan Kecerdasan Emosional Dan Spiritual. Jakarta: Yayasan Shalat Khusyu’.
Santrock, J.W. 1999. Life-span development 7th edition. Boston: McGraw-Hill.
Satria, B.W. & Fatkhurozi. 2009. Kecerdasan Spiritual Pada Perwira Tinggi TNI Yang Akan Menghadapi Pensiun. Jurnal Psikologi : Universitas Gunadarma.
Shiddieqy. H. 2010. Pedoman Dzikir dan Doa. Semarang: Pustaka Rizki Putra.
Suan Chin S.T, dkk. 2011. The Roles of Emotional Intelligence and Spiritual Intelligence at the Workplace. IBIMA Publishing Journal of Human Resources Management Research. Vol. 2011 (2011), Article ID 582992, 9 pages.
Sukidi. 2004. Kecerdasan Spiritual : Mengapa SQ lebih Penting Daripada IQ dan EQ. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Supradewi. 2010. Efektivitas Pelatihan Dzikir untuk Menurunkan Afek Negatif pada Mahasiswa. Jurnal Psikologi : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
T. Kumar dan S. Pragadeeswaran. 2011. Effects of Occupational Stress on Spiritual Quotient Among Executives. International Journal of Trade, Economics and Finance. Vol. 2, No. 4, August 2011.
Tasmara, T. 2001. Kecerdasan Ruhaniah membentuk kepribadian yang bertanggungjawab, Profesional dan Berakhlak. Jakarta: Gema Insani Press.
Taufik. 2005. Fenomena Dzikir Sebagai Eskapisme Spiritual Masyarakat Modern. Universitas Muhammadiyah Surakarta : Solo. Jurnal Suhuf, Vol. Xvii, No. 02/Nopember 2005: 131-146.
Wijayanati, A. dan ’Uyun, Q. 2010. Pengaruh Kecerdasan Spiritual Terhadap Kenakalan Remaja: Studi Kasus Pada Siswa Klas 3 SLTP Muhammadiyah Masaran Sragen. Tajdida. Vol. 8, No. 1, Juni 2010: 91 – 110.
Yayasan Penyelenggara Penterjemah A-Qur’an. 1995. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta : Departemen Agama RI.
Zohar, D dan Marshall, I. 2007. SQ : Kecerdasan Spiritual. Bandung: Mizan.
Zumaro, E. K. 2011. Doa Dan Dzikir Untuk Kecerdasan Super. Yogyakarta: Diva Press.
http://id.berita.yahoo.com/cinta-segi-tiga-anak-kos-dewa-dibunuh-020551211.html# Diunduh pada tanggal 20 Juli 2012
http://nasional.vivanews.com/news/read/278200-wanita-bunuh-diri-lompat-ke-arus-deras-pantai Diunduh pada tanggal 20 Juli 2012
http://www.bisnis.com/articles/. Diunduh pada tanggal 5 Oktober 2012
http://www.jagoannews.com/ Diunduh pada tanggal 10 Agustus 2012
http://www.republika.co.id/. Diunduh pada tanggal 5 Oktober 2012
http://www.tribunnews.com/ Diunduh pada tanggal 10 Agustus 2012
1. Skala dzikir dan skala kecerdasan spiritual untuk try out
KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Jalan Marsda Adi Sucipto, Telepon (0274) 589621
YOGYAKARTA 55281 Assalamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh. Kepada Responden Yth: IDENTITAS DIRI: Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Ditengah kesibukan saudara saat ini, perkenankanlah saya mohon bantuan
saudara untuk meluangkan waktu sejenak guna mengisi pernyataan skala yang saya
lampirkan. Jawablah setiap nomor pertanyaan sesuai dengan keadaan, perasaan dan
pikiran saudara. Kerjasama saudara sangat dibutuhkan sebagai sarana untuk penelitian
dalam penyusunan skripsi. Penelitian ini sangat mengharapkan kejujuran dan keseriusan
dalam memberikan jawaban. Jawaban sama sekali tidak mempengaruhi hal-hal yang
berhubungan dengan aktivitas sehari-hari. Peneliti sangat menjamin kerahasian jawaban
saudara.
PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah dan pahami setiap pernyataan berikut dengan TELITI kemudian
PILIHLAH salah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan saudara dengan
memberikan tanda silang (X) pada :
SS = bila penyataan tersebut SANGAT SESUAI dengan keadaan saudara.
S = bila pernyataan tersebut SESUAI dengan keadaan saudara.
93
TT = bila pernyataan tersebut TIDAK TENTU, kadang sesuai kadang tidak
sesuai dengan keadaan saudara
TS = bila pernyataan tersebut TIDAK SESUAI dengan keadaan saudara.
STS = bila pernyataan tersebut SANGAT TIDAK SESUAI dengan keadaan
saudara.
2. Dalam pengisian skala ini, saudara tidak perlu ragu-ragu karena dalam skala ini
tidak ada jawaban yang dianggap salah. Jawaban-jawaban yang Anda berikan
merupakan informasi yang sangat berharga bagi saya. Oleh karena itu, semua
jawaban dapat diterima sepanjang jawaban tersebut diberikan secara JUJUR
dan SUNGGUH-SUNGGUH.
3. Apabila terjadi kesalahan dalam menjawab, berilah lingkaran pada tanda (X)
yang telah dibuat, kemudian berilah tanda (X) yang baru pada jawaban yang
dikehendaki.
4. Apabila saudara telah selesai menjawab, periksalah dan pastikan kembali tidak
ada soal yang terlewatkan. Kami berharap saudara menjawab semua pertanyaan
yang ada, JANGAN SAMPAI ADA YANG DILEWATKAN ATAU
DIKOSONGI.
Terima kasih atas kesediaan dan kesanggupan Anda dalam pengisian kuesioner ini.
Mudah-mudahan Allah SWT membalas kebaikan Anda dengan kebaikan yang lebih
banyak dan kemuliaan yang lebih tinggi.
Wassalamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh.
Peneliti
Slamet Rofiah
94
Skala 1
No Pernyataan Jawaban
1 Setiap tengah malam saya bangun untuk solat malam
dan berdzikir SS S TT TS STS
2 Saya merasa aman dari kejahatan ketika berdzikir
kepada Allah SWT SS S TT TS STS
3 Bagi saya berdzikir adalah salah satu cara untuk
berjumpa dengan Allah SS S TT TS STS
4 Saya tidak pernah melakukan sesuatu yang dilarang
oleh Allah swt SS S TT TS STS
5 Saya ragu kalau Allah mendengarkan apa yang saya
ucapkan ketika berdzikir SS S TT TS STS
6 Saya tidak perlu merasa hina di hadapan Allah SS S TT TS STS
7 Ketika berdzikir pikiran saya terpusat hanya kepada
Allah SS S TT TS STS
8 Dzikir dapat menenangkan hati saya ketika saya
sedang banyak masalah SS S TT TS STS
9 Saya berusaha melaksanakan semua perintah Allah
sepanjang hidup saya SS S TT TS STS
10 Saya kurang bisa konsentrasi saat berdzikir SS S TT TS STS
11 Saya tidak dapat merasakan berjumpa dengan Allah
ketika berdzikir SS S TT TS STS
12 Saat berdzikir saya sulit merasa dekat dengan Allah
swt SS S TT TS STS
13 Saya yakin bencana yang terjadi di bumi adalah atas
kuasa Allah SS S TT TS STS
14 Saya merasa selama ini jarang melakukan dzikir SS S TT TS STS
15 Ada perasaan tidak nyaman ketika saya meninggalkan
dzikir SS S TT TS STS
16 Bagi saya hanya Allah yang pantas disembah SS S TT TS STS
17 Ketika saya berdzikir saya merasa Allah melihat saya SS S TT TS STS
95
18 Saya melaksanakan sholat semata-mata untuk
memenuhi kewajiban saya SS S TT TS STS
19 Saya merasa kurang tegas dalam bersikap untuk
mengikuti jalan yang benar SS S TT TS STS
20 Semakin sering saya berdzikir saya malah semakin
bingung arah tujuan hidup saya SS S TT TS STS
21 Dzikir dapat meredam kemarahan saya SS S TT TS STS
22 Saya berusaha bersikap tenang ketika berdzikir SS S TT TS STS
23 Bagi saya ibadah yang saya lakukan adalah kebutuhan
saya SS S TT TS STS
24 Saya sulit menahan diri untuk tidak marah-marah saat
mengetahui orang lain berbuat curang kepada saya SS S TT TS STS
25 Ketika saya dzikir yang saya rasakan hanyalah
kehampaan SS S TT TS STS
26 Saya belum bisa sepenuhnya melaksanakan ibadah
wajib SS S TT TS STS
27 Saya tetap berusaha melaksanakan dzikir walaupun
orang lain mengejek saya sebagai orang yang sok taat SS S TT TS STS
28 Kebahagiaan yang saya dapat membuat saya lupa
berdzikir SS S TT TS STS
29 Dalam sehari saya menetapkan jumlah dzikir yang
harus saya baca SS S TT TS STS
30 Hati saya menjadi tenang ketika saya berdzikir kepada
Allah SWT SS S TT TS STS
31 Ketika berdzikir saya merasa Allah ada bersama saya SS S TT TS STS
32 Saya selalu berzikir lebih lama daripada orang lain SS S TT TS STS
33 Kesuksesan saya adalah jerih payah yang saya
lakukan, bukan karena kebaikan Allah SWT SS S TT TS STS
34 Saya yakin mampu mengatasi semua masalah saya
tanpa meminta bantuan kepada siapapun SS S TT TS STS
35 Saya bisa konsentrasi penuh saat berdzikir SS S TT TS STS
96
36 Saya merasa rendah di hadapan Allah ketika berdzikir SS S TT TS STS
37 Saat menyebut nama Allah saya merasa kecil di
hadapan-Nya SS S TT TS STS
38 Ketika berdzikir saya malah memikirkan masalah
pekerjaan saya SS S TT TS STS
39 Ketika berdzikir saya tidak merasakan kehadiran Allah SS S TT TS STS
40 Saya merasa meskipun sudah melakukan dzikir belum
bisa sepenuhnya sabar dalam menghadapi musibah SS S TT TS STS
41
Saya optimis dalam menjalankan hidup karena segala
yang terjadi dalam hidup saya adalah atas kehendak
Allah
SS S TT TS STS
42 Menurut saya dzikir hanyalah ibadah tambahan yang
tidak wajib dikerjakan SS S TT TS STS
43 Saya selalu ingin berdzikir setiap waktu SS S TT TS STS
44 Saya berusaha selalu menjalankan aturan Allah swt SS S TT TS STS
45 Ketika berdzikir saya merasa Allah selalu melihat saya
baik SS S TT TS STS
46 Saya merasa terbebani dengan kewajiban beribadah
yang harus saya kerjakan SS S TT TS STS
47 Saya masih sering ragu untuk menjalankan dzikir SS S TT TS STS
48 Ketika dalam majelis dzikir saya dengan mudah
mengobrol dengan teman SS S TT TS STS
49 Dengan berdzikir membuat saya bisa mengendalikan
sikap buruk saya SS S TT TS STS
50 Berdzikir dengan menyebut nama Allah bisa
menenangkan saya SS S TT TS STS
51 Saya merasa untuk mendapat kebaikan dunia akhirat
wajib melaksanakan perintah Allah sebaik mungkin SS S TT TS STS
52 Ketika tertimpa musibah saya sulit untuk tidak
mengeluh SS S TT TS STS
53 Saya belum bisa merasakan Allah melihat saya ketika saya berdzikir
SS S TT TS STS
97
54 Saya terkadang ragu terhadap kebenaran agama yang
saya anut SS S TT TS STS
55 Saya yakin dengan berdzikir saya dituntun untuk
berada dalam jalan yang benar SS S TT TS STS
56 Kesibukan beraktivitas membuat saya lupa berdzikir
kepada Allah SS S TT TS STS
57 Setelah shalat, saya tidak langsung pergi, melainkan
melaksanakan dzikir terlebih dahulu SS S TT TS STS
58 Dengan berdzikir saya merasa sangat nyaman karena
Allah selalu bersama saya SS S TT TS STS
59 Saya merasa ketika khusyu’ saat berdzikir saya bisa
berjumpa dengan Allah SS S TT TS STS
60 Menurut saya ibadah dzikir yang saya lakukan sudah
mampu menebus dosa-dosa saya SS S TT TS STS
61 Terkadang saya ragu apakah kekuatan Allah mampu
menguatkan saya mengatasi masalah hidup SS S TT TS STS
62 Saya merasa pantas diampuni karena dosa yang saya
lakukan hanyalah dosa kecil SS S TT TS STS
63 Ketika berdzikir saya berusaha agar bisa khusyu’ SS S TT TS STS
64 Ketika berdzikir saya merasa saya tak sebanding
dengan kuasa Allah SS S TT TS STS
65 Saat berdzikir saya merasa yang saya lakukan tidak
sebanding dengan kebaikan yang Allah berikan SS S TT TS STS
66
Ketika berdzikir tiba-tiba masalah-masalah yang
sedang saya hadapi muncul begitu saja dalam pikiran
saya
SS S TT TS STS
67 Bagi saya dzikir bukan jalan untuk dapat berjumpa
dengan Allah SS S TT TS STS
68 Saya merasa ditinggalkan oleh Allah Swt saat saya
merasa putus asa SS S TT TS STS
69 Tidak ada yang lebih saya takuti dari pada Allah SS S TT TS STS
70 Saya berdzikir saat sedang dalam kesusahan SS S TT TS STS
98
Terimakasih... mohon diteliti kembali... pastikan tidak ada jawaban yang kosong
sebelum melanjutkan ke skala 2
71 Saya senang melakukan dzikir baik secara sendiri
maupun bersama-sama SS S TT TS STS
72 Dengan berdzikir membuat saya selalu ingin
memperbaiki diri SS S TT TS STS
73 Saya senang berlama-lama dzikir karena saya merasa
Allah melihat saya SS S TT TS STS
74 Saya merasa tidak ada perubahan apapun dalam hidup
saya meskipun saya selalu beribadah kepada Allah SS S TT TS STS
75 Saya adalah orang yang mudah goyah pendiriannya SS S TT TS STS
76 Saya akan menangis menjerit-jerit ketika berdzikir
karena mengingat dosa-dosa yang telah saya lakukan SS S TT TS STS
77 Dzikir dapat menenangkan hati saya ketika saya
sedang banyak masalah SS S TT TS STS
78 Dengan berdzikir saat ada masalah saya merasa lebih
lapang SS S TT TS STS
79 Saya menyadari kekuasaan Allah yang membuat saya
semakin giat untuk beribadah SS S TT TS STS
80 Saya sulit mengontrol diri ketika saya marah SS S TT TS STS
81 Saya tidak yakin apakah Allah melihat saya setiap saya
berdzikir SS S TT TS STS
82 Aturan-aturan dalam agama membuat saya tidak bebas
dalam beraktivitas SS S TT TS STS
83 Saya tetap akan mengikuti majelis dzikir walaupun
tidak ada orang lain yang mengikutinya SS S TT TS STS
84 Saya berdzikir hanya ketika sempat SS S TT TS STS
99
PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah dan pahami setiap pernyataan berikut dengan TELITI kemudian PILIHLAH salah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan saudara dengan memberikan tanda silang (X) pada : SL = jika kondisi sebagaimana tersebut dalam statemen/pernyataan soal
SELALU dapat melakukan aktivitas sebagaimana tercermin dalam pernyataan dengan baik dan sukses.
SR = jika kondisi sebagaimana tersebut dalam statemen/pernyataan soal dapat SERING dilakukan hanya saja ada satu kali mengalami kegagalan.
TT = jika kondisi sebagaimana tersebut dalam statemen/pernyataan soal dilakukan akan tetapi TIDAK TENTU, terkadang sering dilakukan, tetapi kadang tidak dilakukan
KD = jika kondisi sebagaimana tersebut dalam statemen/pernyataan soal KADANG-KADANG dilakukan
TP = bila pernyataan tersebut TIDAK PERNAH dilakukan.
Skala 2
No Pernyataan Jawaban
1. Saya dapat secara mudah berkenalan dengan salah
seorang pada satu situasi yang baru SL SR TT KD TP
2.
Saya mengetahui kelebihan dan kekurangan yang saya
miliki sehingga membuat saya bisa mengatasi
kesulitan hidup
SL SR TT KD TP
3. Cobaan yang datang dari Allah saya anggap sebagai
ujian keimanan saya SL SR TT KD TP
4.
Ketika banyak orang yang membujuk saya untuk
melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan prinsip
saya biasanya akan tetap mengikutinya
SL SR TT KD TP
5. Saya terlalu sibuk sehingga tidak bisa mengikuti
pengajian SL SR TT KD TP
6. Saya meyakini nasib saya ditentukan diri sendiri SL SR TT KD TP
7. Saya mampu menghargai pendapat orang lain
meskipun berbeda dengan pendapat saya SL SR TT KD TP
100
8. Saya berusaha berdoa sebelum mengerjakan sesuatu SL SR TT KD TP
9. Setiap menerima cobaan saya cenderung ikhlas
menerima SL SR TT KD TP
10. Saat berbuat baik, saya ingin orang melihat apa yang
saya lakukan SL SR TT KD TP
11. Ketika saya kesulitan menyelesaikan masalah, saya
enggan bertanya kepada tokoh agama SL SR TT KD TP
12. Membaca buku keagamaan malah membuat saya
semakin bingung SL SR TT KD TP
13. Saya memilih untuk memaafkan orang yang sudah
menyakiti saya SL SR TT KD TP
14. Saya membuat target bahwa hari ini harus lebih baik
dari hari kemarin SL SR TT KD TP
15. Saya memilih untuk mengalihkan pembicaraan ketika
perbincangan sampai menyangkut aib orang lain SL SR TT KD TP
16. Kebaikan yang saya lakukan tidak berdampak terhadap
kehidupan saya SL SR TT KD TP
17. Saya malas membantu orang lain karena akan
membiasakannya tidak mandiri SL SR TT KD TP
18.
Ketika banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan
saya memilih untuk menyelesikannya terlebih dahulu
sebelum melaksanakan shalat wajib
SL SR TT KD TP
19. Saya bisa segera bangkit dari keterpurukan karena
cobaan yang menimpa saya SL SR TT KD TP
20. Saya berusaha mencari makna dibalik peristiwa yang
saya alami SL SR TT KD TP
21. Saya berusaha tepat menjalankan sholat lima waktu SL SR TT KD TP
22. Dalam pandangan saya baik dan buruk adalah hal
biasa SL SR TT KD TP
23. Saya berpikir mengapa saya tidak diberi nasib yang
lebih menyenangkan seperti yang dirasakan orang lain. SL SR TT KD TP
24. Saya menjalankan hidup seperti air mengalir SL SR TT KD TP
101
25. Saya sulit bekerja di tempat yang tidak sesuai dengan
keahlian saya SL SR TT KD TP
26. Saya memberikan uang pada orang lain tanpa berpikir
bahwa saya juga memerlukannya SL SR TT KD TP
27. Ketika saya membantu orang lain pasti saya akan
dibantu oleh orang lain pula SL SR TT KD TP
28. Bagi saya rejeki yang saya dapatkan adalah atas kuasa
Allah SWT SL SR TT KD TP
29. Saat saya sakit, saya tidak dapat menahan diri untuk
tidak mengeluh SL SR TT KD TP
30.
Saya merasa Allah tidak adil karena memberi saya
cobaan yang begitu berat sehingga saya sulit untuk
menanggungnya
SL SR TT KD TP
31. Cobaan yang datang dari Allah saya anggap sebagai
hukuman SL SR TT KD TP
32. Saya kurang dapat menerima derita yang saya alami SL SR TT KD TP
33.
Saya mencari jawaban dari pertanyaan
keagamaan yang muncul dalam hati saya dengan
membaca buku
SL SR TT KD TP
34. Saya melakukan amal ibadah karena itu untuk
kebaikan diri saya sendiri SL SR TT KD TP
35. Saya dapat memegang prinsip hidup saya tanpa
terpengaruh oleh orang lain SL SR TT KD TP
36. Saya merasa begitu dekat dengan Allah terutama saat
mengalami kesulitan SL SR TT KD TP
37. Saya akan tetap mempertahankan pendapat saya
walaupun itu keliru SL SR TT KD TP
38. Ketika ada yang sedang membicarakan aib orang lain
saya ikut mengomentari SL SR TT KD TP
39. Saya dapat langsung beradaptasi dengan suasana yang
baru SL SR TT KD TP
40. Saya memiliki keyakinan bisa mencapai tujuan hidup SL SR TT KD TP
102
41. Segala penderitaan yang saya alami, akan lebih
menguatkan keimanan saya SL SR TT KD TP
42.
Saya mudah tergoda untuk mengikuti apa yang orang
lain lakukan meskipun itu tidak sesuai dengan
keinginan saya
SL SR TT KD TP
43. Saya merasa kajian keagamaan yang selama ini saya
ikuti adalah hal yang menjemukan SL SR TT KD TP
44. Nasib manusia ditentukan oleh Tuhan, tidak perlu kita
mengubahnya SL SR TT KD TP
45. Saya mengikuti saran orang lain yang saya anggap itu
hal yang baik SL SR TT KD TP
46. Sholat wajib merupakan kebutuhan bagi saya SL SR TT KD TP
47. Saya memilih untuk berdoa kepada Allah agar
diringankan cobaan yang saya alami SL SR TT KD TP
48. Terkadang muncul rasa terpaksa untuk melakukan
perbuatan tertentu SL SR TT KD TP
49. Saya merasa tokoh agama bukan figur yang bisa
menuntun saya menjadi orang yang taat pada agama SL SR TT KD TP
50. Ketika merasa ragu terhadap apa yang saya kerjakan
saya memilih untuk tidak terlalu memusingkannya SL SR TT KD TP
51. Terkadang saya tidak bisa mendapatkan apa yang saya
inginkan, tetapi saya berusaha untuk tetap bersyukur SL SR TT KD TP
52. Saya tidak akan mengulangi kesalahan yang sudah
saya lakukan kemarin SL SR TT KD TP
53.
Ketika berkumpul bersama teman-teman ada yang
menceritakan keburukan orang lain saya memilih pergi
meninggalkan mereka
SL SR TT KD TP
54. Nasib buruk yang menimpa saya adalah karena
kesalahan oranglain SL SR TT KD TP
55. Saya tidak mau membantu orang lain karena saya
sendiri juga dalam kesusahan SL SR TT KD TP
56. Bagi saya beribadah tidak harus secara rutin SL SR TT KD TP
103
57.
Cobaan hidup yang berat tidak membuat saya putus
asa terhadap rakhmat Allah karena saya yakin selalu
ada hikmah yang bisa saya ambil
SL SR TT KD TP
58. Saya berusaha untuk menjadi orang yang berguna
bagi orang lain SL SR TT KD TP
59. Selain menjalankan ibadah wajib saya juga
menjalankan ibadah sunah SL SR TT KD TP
60. Beramal atau beribadah bagi saya hanya sekadar
menjalankan perintah agama SL SR TT KD TP
61. Saya merasa tidak nyaman saat sesuatu yang sangat
saya inginkan tidak bisa saya dapatkan SL SR TT KD TP
62. Terkadang saya bingung apa yang harus saya lakukan
dalam hidup saya SL SR TT KD TP
63. Saya sulit akrab dengan orang lain yang baru saya
kenal SL SR TT KD TP
64. Saya berusaha meluangkan waktu untuk membantu
orang lain SL SR TT KD TP
65. Bagi saya pasti ada makna dibalik peristiwa yang
saya alami SL SR TT KD TP
66. Kebaikan yang telah saya lakukan membuat saya
mendapat pertolongan dalam menghadapi kesulitan SL SR TT KD TP
67. Masa lalu bagi saya hanya sekadar kenangan, tidak
ada artinya apa-apa SL SR TT KD TP
68. Ketika saya gagal mencapai keinginan saya, sudah
tidak ada lagi harapan untuk mencapainya SL SR TT KD TP
69. Terkadang saya bertanya mengapa harus saya yang
menerima cobaan SL SR TT KD TP
70. Ketika saya merasa sakit hati terhadap seseorang saya
akan langsung memarahinya SL SR TT KD TP
71. Saya merasa membaca buku adalah cara yang paling
tepat untuk mendapatkan pengetahuan baru SL SR TT KD TP
72. Saya tetap berangkat ke pengajian walaupun hanya SL SR TT KD TP
104
sendiri karena teman yang lain tidak ada yang mau
berangkat
73. Saya berusaha untuk menyelesaikan sendiri tugas
saya, sesulit apa pun itu SL SR TT KD TP
74. Saya sedekah agar orang lain mengagumi saya SL SR TT KD TP
75. Saya sulit untuk mengubah pendapat saya yang keliru SL SR TT KD TP
76.
Meski terkadang belum jelas kebenarannya, saya tetap
menceritakan informasi yang saya terima tentang
orang lain pada kawan-kawan saya
SL SR TT KD TP
77. Saya bersemangat ketika harus bertemu dengan orang-
orang baru dan suasana baru SL SR TT KD TP
78.
Ketika ingin mempunyai suatu tujuan saya membuat
perencanaan untuk mencapainya dan saya yakin saya
pasti mampu
SL SR TT KD TP
79. Ketika ada orang lain yang menyakiti saya, membuat
saya menjadi orang yang lebih sabar SL SR TT KD TP
80. Saya akan melakukan apapun agar orang lain mau
berteman dengan saya SL SR TT KD TP
81. Bagi saya kajian keagamaan tidak membantu saya
untuk menjadi orang yang baik SL SR TT KD TP
82. Perilaku buruk yang saya lakukan sekarang tidak akan
mempengaruhi masa depan saya SL SR TT KD TP
83. Saya senang ada yang menasehati saya ketika saya
melakukan kesalahan SL SR TT KD TP
84. Saya berusaha mengamalkan ajaran-ajaran agama yang
saya anut secara konsisten SL SR TT KD TP
85. Dalam keadaan apapun saya berusaha tenang berdoa
agar Allah melindungi saya SL SR TT KD TP
86.
Saya kurang percaya diri apakah yang saya lakukan
sudah benar atau belum sehingga saya lebih nyaman
untuk minta tolong pada orang lain
SL SR TT KD TP
87. Saya sulit menyempatkan diri untuk bertanya kepada SL SR TT KD TP
105
ustad ketika saya sedang mengalami masalah
keagamaan
88. Saya sulit menyempatkan diri untuk membaca buku
keagamaan SL SR TT KD TP
89. Ketika ada yang berbuat curang terhadap saya, saya
berusaha memahami dan memaafkan perbuatan itu SL SR TT KD TP
90. Saya berusaha menambah amal ibadah saya setiap
harinya SL SR TT KD TP
91.
Meskipun saya mengetahui seseorang telah berbuat
curang, saya tidak akan menyebarkan aib itu pada
orang lain
SL SR TT KD TP
92. Menjaga kelestarian lingkungan bukanlah kewajiban
saya SL SR TT KD TP
93. Saya tidak mau bersusah-susah membantu orang lain
yang tidak mau berusaha sendiri SL SR TT KD TP
94. Ketika sibuk saya cenderung lupa melaksanakan
sholat SL SR TT KD TP
95. Ketika hidup saya bermasalah, saya senantiasa yakin
Allah akan membantu saya SL SR TT KD TP
96. Saya berusaha untuk membuat bahagia orang-orang
sebelum saya mengerjakan pekerjaan lain SL SR TT KD TP
98.
Yang terpenting bagi saya adalah apa yang harus saya
lakukan hari ini agar saya bisa memenuhi kebutuhan
hidup saya
SL SR TT KD TP
99. Saya akan membalas perbuatan orang yang telah
menyakiti perasaan saya SL SR TT KD TP
100. Saya sulit memahami kenapa saya gagal mencapai
suatu tujuan SL SR TT KD TP
101. Bagi saya berpindah-pindah tempat dan bertemu
orang-orang baru membuat saya tidak nyaman SL SR TT KD TP
106
102. Saya mengorbankan kepentingan pribadi saya untuk
membantu orang lain yang sangat membutuhkan SL SR TT KD TP
103.
Saya berusaha untuk tidak menyakiti hewan karena
sesungguhnya apabila saya menyanyanginya, mereka
akan tumbuh dengan baik
SL SR TT KD TP
104. Kesuksesan yang saya dapat sekarang adalah karena
jerih payah saya di masa lalu SL SR TT KD TP
105. Saya baru akan jera ketika kesalahan yang saya
lakukan kedua kalinya berdampak buruk bagi saya SL SR TT KD TP
106.
Ada niatan untuk mengakhiri hidup ketika saya
kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam hidup
saya
SL SR TT KD TP
107. Ketika peristiwa menyakitkan yang tidak saya
harapkan datang membuat saya mudah putus asa SL SR TT KD TP
108. Saat dalam keadaan kacau saya cenderung ikut
terbawa suasana sehingga saya mudah marah SL SR TT KD TP
109.
Saya menentukan setiap minggunya berapa buku yang
harus saya baca untuk menambah wawasan agama
saya
SL SR TT KD TP
110.
Saya cenderung tidak mau merepotkan orang lain
sehingga saya berusaha untuk menyelesaikan sendiri
tugas-tugas saya
SL SR TT KD TP
111. Saya berusaha untuk menjadi orang yang bermanfaat
bagi orang lain SL SR TT KD TP
112. Saya tidak peduli dengan ajaran-ajaran agama islam SL SR TT KD TP
113. Saya sulit menerima nasehat dari orang yang lebih
muda dari saya SL SR TT KD TP
114. Ketika ada orang yang menyakiti saya maka saya akan
menceritakan keburukannya pada orang lain SL SR TT KD TP
115. Saya bertanya pada tokoh agama untuk masalah yang
saya hadapi SL SR TT KD TP
116. Saya mengikuti kajian agama untuk memahami ilmu- SL SR TT KD TP
107
ilmu agama
117.
Saya mengikuti pertemuan keagamaan/ pengajian
secara intensif untuk menambah pengetahuan agama
saya
SL SR TT KD TP
118. Berdiskusi dengan tokoh agama membuat saya merasa
semakin mendapat pencerahan tentang hidup ini SL SR TT KD TP
119. Saya senang beralama-lama diskusi dengan ustad
untuk menambah pengetahuan keagamaan saya SL SR TT KD TP
120. Saya mengikuti kajian keagamaan yang ada di desa
saya SL SR TT KD TP
Mohon diteliti kembali... apakah ada jawaban yang masih belum diisi.. Terimakasih atas bantuan saudara.. semoga kebaikan saudara dibalas oleh
Alloh dengan kebaikan yang berlipatganda.
Mohon maaf apabila ada hal yang kurang berkenan.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Yogyakarta, Juli 2012
Responden
( )
108
2. Skala dzikir dan skala kecerdasan spiritual setelah tryout
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA Jalan Marsda Adi Sucipto, Telepon (0274) 589621
YOGYAKARTA 55281 Assalamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh. Kepada Responden Yth: IDENTITAS DIRI: Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Majelis dzikir yang diikuti :
Lama mengikuti kegiatan dzikir :
Ditengah kesibukan saudara saat ini, perkenankanlah saya mohon bantuan
saudara untuk meluangkan waktu sejenak guna mengisi pernyataan skala yang saya
lampirkan. Jawablah setiap nomor pertanyaan sesuai dengan keadaan, perasaan dan
pikiran saudara. Kerjasama saudara sangat dibutuhkan sebagai sarana untuk penelitian
dalam penyusunan skripsi. Penelitian ini sangat mengharapkan kejujuran dan keseriusan
dalam memberikan jawaban. Jawaban sama sekali tidak mempengaruhi hal-hal yang
berhubungan dengan aktivitas sehari-hari. Peneliti sangat menjamin kerahasian jawaban
saudara.
PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah dan pahami setiap pernyataan berikut dengan TELITI kemudian
PILIHLAH salah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan saudara dengan
memberikan tanda silang (X) pada :
SS = bila penyataan tersebut SANGAT SESUAI dengan keadaan saudara.
109
S = bila pernyataan tersebut SESUAI dengan keadaan saudara.
TT = bila pernyataan tersebut TIDAK TENTU, kadang sesuai kadang tidak
sesuai dengan keadaan saudara
TS = bila pernyataan tersebut TIDAK SESUAI dengan keadaan saudara.
STS = bila pernyataan tersebut SANGAT TIDAK SESUAI dengan keadaan
saudara.
2. Dalam pengisian skala ini, saudara tidak perlu ragu-ragu karena dalam skala ini
tidak ada jawaban yang dianggap salah. Jawaban-jawaban yang Anda berikan
merupakan informasi yang sangat berharga bagi saya. Oleh karena itu, semua
jawaban dapat diterima sepanjang jawaban tersebut diberikan secara JUJUR
dan SUNGGUH-SUNGGUH.
3. Apabila terjadi kesalahan dalam menjawab, berilah lingkaran pada tanda (X)
yang telah dibuat, kemudian berilah tanda (X) yang baru pada jawaban yang
dikehendaki.
4. Apabila saudara telah selesai menjawab, periksalah dan pastikan kembali tidak
ada soal yang terlewatkan. Kami berharap saudara menjawab semua pertanyaan
yang ada, JANGAN SAMPAI ADA YANG DILEWATKAN ATAU
DIKOSONGI.
Terima kasih atas kesediaan dan kesanggupan Anda dalam pengisian kuesioner ini.
Mudah-mudahan Allah SWT membalas kebaikan Anda dengan kebaikan yang lebih
banyak dan kemuliaan yang lebih tinggi.
Wassalamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh.
Peneliti
Slamet Rofiah
Contoh :
1. Kesuksesan yang saya capai saat ini adalah karena kemampuan saya sendiri
a. SS b. S c. TT d. TS e. STS
Beri tanda silang pada pilihan S apabila pernyataan tersebut adalah Sesuai
menunjukkan keadaan saudara yang sesungguhnya.
110
Skala 1
No Pernyataan Jawaban
1 Setiap tengah malam saya bangun untuk solat malam
dan berdzikir SS S TT TS STS
2 Saya merasa aman dari kejahatan ketika berdzikir
kepada Allah SWT SS S TT TS STS
3 Bagi saya berdzikir adalah salah satu cara untuk
berjumpa dengan Allah SS S TT TS STS
4 Saya tidak pernah melakukan sesuatu yang dilarang
oleh Allah swt SS S TT TS STS
5 Saya ragu kalau Allah mendengarkan apa yang saya
ucapkan ketika berdzikir SS S TT TS STS
6 Saya yakin mampu mengatasi semua masalah saya
tanpa meminta bantuan kepada siapapun SS S TT TS STS
7 Ketika berdzikir pikiran saya terpusat hanya kepada
Allah SS S TT TS STS
8 Dzikir dapat menenangkan hati saya ketika saya
sedang banyak masalah SS S TT TS STS
9 Saya yakin bencana yang terjadi di bumi adalah atas
kuasa Allah SS S TT TS STS
10 Saya berusaha melaksanakan semua perintah Allah
sepanjang hidup saya SS S TT TS STS
11 Saya kurang bisa konsentrasi saat berdzikir SS S TT TS STS
12 Saya tidak dapat merasakan berjumpa dengan Allah
ketika berdzikir SS S TT TS STS
13 Saat berdzikir saya sulit merasa dekat dengan Allah
swt SS S TT TS STS
14 Saya merasa selama ini jarang melakukan dzikir SS S TT TS STS
15 Saya selalu ingin berdzikir setiap waktu SS S TT TS STS
16 Bagi saya hanya Allah yang pantas disembah SS S TT TS STS
17 Ketika saya berdzikir saya merasa Allah melihat saya SS S TT TS STS
18 Saya melaksanakan sholat semata-mata untuk SS S TT TS STS
111
memenuhi kewajiban saya
19 Saya merasa kurang tegas dalam bersikap untuk
mengikuti jalan yang benar SS S TT TS STS
20 Semakin sering saya berdzikir saya malah semakin
bingung arah tujuan hidup saya SS S TT TS STS
21 Dzikir dapat meredam kemarahan saya SS S TT TS STS
22 Saya berusaha bersikap tenang ketika berdzikir SS S TT TS STS
23 Saya yakin dengan berdzikir saya dituntun untuk
berada dalam jalan yang benar SS S TT TS STS
24 Saya sulit mengontrol diri ketika saya marah SS S TT TS STS
25 Ketika saya dzikir yang saya rasakan hanyalah
kehampaan SS S TT TS STS
26 Saya belum bisa sepenuhnya melaksanakan ibadah
wajib SS S TT TS STS
27 Dalam sehari saya menetapkan jumlah dzikir yang
harus saya baca SS S TT TS STS
28 Saya senang melakukan dzikir baik secara sendiri
maupun bersama-sama SS S TT TS STS
29 Hati saya menjadi tenang ketika saya berdzikir kepada
Allah SWT SS S TT TS STS
30 Saya merasa terbebani dengan kewajiban beribadah
yang harus saya kerjakan SS S TT TS STS
31 Saya masih sering ragu untuk menjalankan dzikir SS S TT TS STS
32 Kesuksesan saya adalah jerih payah yang saya
lakukan, bukan karena kebaikan Allah SWT SS S TT TS STS
33 Saya merasa untuk mendapat kebaikan dunia akhirat
wajib melaksanakan perintah Allah sebaik mungkin SS S TT TS STS
34 Saat menyebut nama Allah saya merasa kecil di
hadapan-Nya SS S TT TS STS
35 Saya tetap akan mengikuti majelis dzikir walaupun
tidak ada orang lain yang mengikutinya SS S TT TS STS
36 Menurut saya dzikir hanyalah ibadah tambahan yang SS S TT TS STS
112
tidak wajib dikerjakan
37 Kebahagiaan yang saya dapat membuat saya lupa
berdzikir SS S TT TS STS
38 Saya merasa ditinggalkan oleh Allah Swt saat saya
merasa putus asa SS S TT TS STS
39 Setelah shalat, saya tidak langsung pergi, melainkan
melaksanakan dzikir terlebih dahulu SS S TT TS STS
40 Saya menyadari kekuasaan Allah yang membuat saya
semakin giat untuk beribadah SS S TT TS STS
41 Saat berdzikir saya merasa yang saya lakukan tidak
sebanding dengan kebaikan yang Allah berikan SS S TT TS STS
42 Saya berdzikir saat sedang dalam kesusahan SS S TT TS STS
43 Kesibukan beraktivitas membuat saya lupa berdzikir
kepada Allah SS S TT TS STS
44 Saya terkadang ragu terhadap kebenaran agama yang
saya anut SS S TT TS STS
45 Ketika berdzikir saya merasa Allah selalu melihat saya
baik SS S TT TS STS
46 Saya berusaha selalu menjalankan aturan Allah swt SS S TT TS STS
47 Saya bisa konsentrasi penuh saat berdzikir SS S TT TS STS
48 Saya merasa tidak ada perubahan apapun dalam hidup
saya meskipun saya selalu beribadah kepada Allah SS S TT TS STS
49 Terkadang saya ragu apakah kekuatan Allah mampu
menguatkan saya mengatasi masalah hidup SS S TT TS STS
50 Ketika dalam majelis dzikir saya dengan mudah
mengobrol dengan teman SS S TT TS STS
51
Saya optimis dalam menjalankan hidup karena segala
yang terjadi dalam hidup saya adalah atas kehendak
Allah
SS S TT TS STS
52 Berdzikir dengan menyebut nama Allah bisa
menenangkan saya SS S TT TS STS
53 Saya merasa rendah di hadapan Allah ketika berdzikir SS S TT TS STS
113
54 Ketika berdzikir saya malah memikirkan masalah
pekerjaan saya SS S TT TS STS
55 Saya belum bisa merasakan Allah melihat saya ketika
saya berdzikir SS S TT TS STS
56 Ketika berdzikir saya tidak merasakan kehadiran Allah SS S TT TS STS
57 Dengan berdzikir saya merasa sangat nyaman karena
Allah selalu bersama saya SS S TT TS STS
58 Dengan berdzikir membuat saya selalu ingin
memperbaiki diri SS S TT TS STS
59 Saya merasa ketika khusyu’ saat berdzikir saya bisa
berjumpa dengan Allah SS S TT TS STS
60 Ketika berdzikir saya berusaha agar bisa khusyu’ SS S TT TS STS
61 Saya berdzikir hanya ketika sempat SS S TT TS STS
62 Aturan-aturan dalam agama membuat saya tidak bebas
dalam beraktivitas SS S TT TS STS
63 Bagi saya dzikir bukan jalan untuk dapat berjumpa
dengan Allah SS S TT TS STS
64 Dzikir dapat menenangkan hati saya ketika saya
sedang banyak masalah SS S TT TS STS
65 Dengan berdzikir saat ada masalah saya merasa lebih
lapang SS S TT TS STS
66 Saya tidak yakin apakah Allah melihat saya setiap saya
berdzikir SS S TT TS STS
67 Dengan berdzikir membuat saya bisa mengendalikan
sikap buruk saya SS S TT TS STS
68 Saya senang berlama-lama dzikir karena saya merasa
Allah melihat saya SS S TT TS STS
69 Ketika berdzikir saya merasa Allah ada bersama saya SS S TT TS STS
114
PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah dan pahami setiap pernyataan berikut dengan TELITI kemudian PILIHLAH salah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan saudara dengan memberikan tanda silang (X) pada : SL = jika kondisi sebagaimana tersebut dalam statemen/pernyataan soal SELALU
dapat melakukan aktivitas sebagaimana tercermin dalam pernyataan dengan baik dan sukses.
SR = jika kondisi sebagaimana tersebut dalam statemen/pernyataan soal dapat SERING dilakukan hanya saja ada satu kali mengalami kegagalan.
TT = jika kondisi sebagaimana tersebut dalam statemen/pernyataan soal dilakukan akan tetapi TIDAK TENTU, terkadang sering dilakukan, tetapi kadang tidak dilakukan
KD = jika kondisi sebagaimana tersebut dalam statemen/pernyataan soal KADANG-KADANG dilakukan
TP = bila pernyataan tersebut TIDAK PERNAH dilakukan.
Contoh : 1. Saya merasa nyaman ketika menyelesaikan pekerjaaan bersama orang lain
a. SL b. SR c. TT d. KD e. TP
Beri tanda silang pada pilihan KD apabila keadaan saudara yang sesungguhnya pada
pernyataan tersebut adalah Kadang-kadang terjadi pada saudara
Skala 2
No Pernyataan Jawaban
1. Saya dapat secara mudah berkenalan dengan salah
orang pada satu situasi dan tempat yang baru SL SR TT KD TP
2.
Saya mengetahui kelebihan dan kekurangan yang saya
miliki sehingga membuat saya bisa mengatasi
kesulitan hidup
SL SR TT KD TP
3. Cobaan yang datang dari Allah saya anggap sebagai
ujian keimanan saya SL SR TT KD TP
4. Terkadang muncul rasa terpaksa untuk melakukan
perbuatan tertentu SL SR TT KD TP
5. Saya terlalu sibuk sehingga tidak bisa mengikuti
pengajian SL SR TT KD TP
6. Membaca buku keagamaan malah membuat saya
semakin bingung SL SR TT KD TP
115
7. Saya mampu menghargai pendapat orang lain
meskipun berbeda dengan pendapat saya SL SR TT KD TP
8. Saya berusaha berdoa sebelum mengerjakan sesuatu SL SR TT KD TP
9. Setiap menerima cobaan saya cenderung ikhlas
menerima SL SR TT KD TP
10. Menjaga kelestarian lingkungan bukanlah kewajiban
saya SL SR TT KD TP
11.
Ketika banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan
saya memilih untuk menyelesikannya terlebih dahulu
sebelum melaksanakan shalat wajib
SL SR TT KD TP
12. Saat saya sakit, saya tidak dapat menahan diri untuk
tidak mengeluh SL SR TT KD TP
13. Saya memilih untuk memaafkan orang yang sudah
menyakiti saya SL SR TT KD TP
14. Saya membuat target bahwa hari ini harus lebih baik
dari hari kemarin SL SR TT KD TP
15. Saya memilih untuk mengalihkan pembicaraan ketika
perbincangan sampai menyangkut aib orang lain SL SR TT KD TP
16. Saya sulit bekerja di tempat baru yang tidak sesuai
dengan keahlian saya SL SR TT KD TP
17. Terkadang saya bingung apa yang harus saya lakukan
dalam hidup saya SL SR TT KD TP
18. Terkadang saya bertanya mengapa harus saya yang
menerima cobaan SL SR TT KD TP
19. Saya bisa segera bangkit dari keterpurukan karena
cobaan yang menimpa saya SL SR TT KD TP
20. Saya berusaha mencari makna dibalik peristiwa yang
saya alami SL SR TT KD TP
21. Saya memberikan uang pada orang lain tanpa berpikir
bahwa saya juga memerlukannya SL SR TT KD TP
22. Saya tidak mau membantu orang lain karena saya
sendiri juga dalam kesusahan SL SR TT KD TP
23. Saya berpikir mengapa saya tidak diberi nasib yang SL SR TT KD TP
116
lebih menyenangkan seperti yang dirasakan orang lain.
24. Saya kurang dapat menerima derita yang saya alami SL SR TT KD TP
25. Saat saya sedekah saya ingin orang lain mengagumi
saya SL SR TT KD TP
26. Saya dapat langsung beradaptasi dengan suasana yang
baru SL SR TT KD TP
27. Saya senang dinasehati ketika saya melakukan
kesalahan SL SR TT KD TP
28. Saya memiliki keyakinan bisa mencapai tujuan hidup SL SR TT KD TP
29.
Saya mudah tergoda untuk mengikuti apa yang orang
lain lakukan meskipun itu tidak sesuai dengan
keinginan saya
SL SR TT KD TP
30. Bagi saya kajian keagamaan tidak membantu saya
untuk menjadi orang yang baik SL SR TT KD TP
31. Saya tidak mau bersusah-susah membantu orang lain
yang tidak mau berusaha sendiri SL SR TT KD TP
32. Saya dapat memegang prinsip hidup saya tanpa
terpengaruh oleh orang lain SL SR TT KD TP
33. Saya mengikuti kajian agama untuk memahami ilmu-
ilmu agama SL SR TT KD TP
34. Berdiskusi dengan tokoh agama membuat saya merasa
semakin mendapat pencerahan tentang hidup ini SL SR TT KD TP
35. Saya akan tetap mempertahankan pendapat saya
walaupun itu keliru SL SR TT KD TP
36. Saya tidak peduli dengan ajaran-ajaran agama islam SL SR TT KD TP
37. Ketika peristiwa menyakitkan yang tidak saya
harapkan datang membuat saya mudah putus asa SL SR TT KD TP
38. Saya berusaha untuk menyelesaikan sendiri tugas saya,
sesulit apa pun itu SL SR TT KD TP
39.
Saya cenderung tidak mau merepotkan orang lain
sehingga saya berusaha untuk menyelesaikan sendiri
tugas-tugas saya
SL SR TT KD TP
40. Saya mengikuti pertemuan keagamaan/ pengajian SL SR TT KD TP
117
secara intensif untuk menambah pengetahuan agama
saya
41. Saya senang beralama-lama diskusi dengan ustad
untuk menambah pengetahuan keagamaan saya SL SR TT KD TP
42. Ketika sibuk saya cenderung lupa melaksanakan
sholat SL SR TT KD TP
43.
Meski terkadang belum jelas kebenarannya, saya tetap
menceritakan informasi yang saya terima tentang
orang lain pada kawan-kawan saya
SL SR TT KD TP
44. Bagi saya rejeki yang saya dapatkan adalah atas kuasa
Allah SWT SL SR TT KD TP
45. Bagi saya pasti ada makna dibalik peristiwa yang saya
alami SL SR TT KD TP
46. Saya tidak akan mengulangi kesalahan yang sudah
saya lakukan kemarin SL SR TT KD TP
47.
Saya merasa Allah tidak adil karena memberi saya
cobaan yang begitu berat sehingga saya sulit untuk
menanggungnya
SL SR TT KD TP
48. Ketika saya merasa sakit hati terhadap seseorang saya
akan langsung memarahinya SL SR TT KD TP
49. Saya bersemangat ketika harus bertemu dengan orang-
orang baru dan suasana baru SL SR TT KD TP
50.
Ketika ingin mempunyai suatu tujuan saya membuat
perencanaan untuk mencapainya dan saya yakin saya
pasti mampu
SL SR TT KD TP
51. Segala penderitaan yang saya alami, akan lebih
menguatkan keimanan saya SL SR TT KD TP
52. Ketika ada yang berbuat curang terhadap saya, saya
berusaha memahami dan memaafkan perbuatan itu SL SR TT KD TP
53. Saya berusaha untuk membuat bahagia orang-orang
yang ada di sekitar saya SL SR TT KD TP
54. Saya merasa kajian keagamaan yang selama ini saya
ikuti adalah hal yang menjemukan SL SR TT KD TP
118
55. Ketika ada yang sedang membicarakan aib orang lain
saya ikut mengomentari SL SR TT KD TP
56. Ketika saya gagal mencapai keinginan saya, sudah
tidak ada lagi harapan untuk mencapainya SL SR TT KD TP
57. Saya akan membalas perbuatan orang yang telah
menyakiti perasaan saya SL SR TT KD TP
58. Sholat wajib merupakan kebutuhan bagi saya SL SR TT KD TP
59. Ketika ada orang lain yang menyakiti saya, membuat
saya menjadi orang yang lebih sabar SL SR TT KD TP
60.
Cobaan hidup yang berat tidak membuat saya putus
asa terhadap rakhmat Allah karena saya yakin selalu
ada hikmah yang bisa saya ambil
SL SR TT KD TP
61. Saya berusaha untuk menjadi orang yang berguna bagi
orang lain SL SR TT KD TP
62. Ketika sedang mengobrol ada yang menceritakan
keburukan orang lain saya memilih pergi SL SR TT KD TP
63. Ketika ada orang yang menyakiti saya maka saya akan
menceritakan keburukannya pada orang lain SL SR TT KD TP
64.
Ada niatan untuk mengakhiri hidup ketika saya
kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam hidup
saya
SL SR TT KD TP
65. Saya berusaha menambah amal ibadah saya setiap
harinya SL SR TT KD TP
66. Saya berusaha meluangkan waktu untuk membantu
orang lain SL SR TT KD TP
67.
Saya berusaha untuk tidak menyakiti hewan karena
sesungguhnya apabila saya menyanyanginya, mereka
akan tumbuh dengan baik
SL SR TT KD TP
68. Saya merasa membaca buku adalah cara yang paling
tepat untuk mendapatkan pengetahuan baru SL SR TT KD TP
69. Saya sulit untuk mengubah pendapat saya yang keliru SL SR TT KD TP
70. Saya memilih untuk berdoa kepada Allah agar
diringankan cobaan yang saya alami SL SR TT KD TP
119
71. Ketika hidup saya bermasalah, saya senantiasa yakin
Allah akan membantu saya SL SR TT KD TP
72. Selain menjalankan ibadah wajib saya juga
menjalankan ibadah sunah SL SR TT KD TP
73. Saya mengorbankan kepentingan pribadi saya untuk
membantu orang lain yang sangat membutuhkan SL SR TT KD TP
74. Kebaikan yang telah saya lakukan membuat saya
mendapat pertolongan dalam menghadapi kesulitan SL SR TT KD TP
75. Saya mengikuti kajian keagamaan yang ada di desa
saya SL SR TT KD TP
76. Saat dalam keadaan kacau saya cenderung ikut
terbawa suasana sehingga saya mudah marah SL SR TT KD TP
77. Dalam keadaan apapun saya berusaha tenang berdoa
agar Allah melindungi saya SL SR TT KD TP
78. Kesuksesan yang saya dapat sekarang adalah karena
jerih payah saya di masa lalu SL SR TT KD TP
79.
Saya tetap berangkat ke pengajian walaupun hanya
sendiri karena teman yang lain tidak ada yang mau
berangkat
SL SR TT KD TP
80. Saya berusaha untuk menjadi orang yang bermanfaat
bagi orang lain SL SR TT KD TP
81.
Saya kurang percaya diri pada kemampuan saya
sehingga saya lebih nyaman untuk minta tolong pada