DURASI DARI PENATALAKSANAAN ANTIPLATELET GANDA DENGAN CLOPIDOGREL DAN ASPIRIN PADA PASIEN DENGAN SINDROM KORONER AKUT PENDAHULUAN Dual antiplatelet treatment-penatalaksanaan antiplatelet ganda (DAPT) dengan aspirin dan inhibitor reseptor P2Y12 direkomendasikan untuk pasien-pasien yang mengalami acute coronary syndrome-sindrom coroner akut (ACS) baik dalam tatalaksana invasif maupun non-invasif. Meskipun tidak ada percobaan yang mendukung pemanjangan DAPT, durasi tatalaksana dari 9-12 bulan setelah ACS dan meningkat menjadi 12 bulan setelah penggunaan obat adalah rekomendasi dari pengarahan berdasarkan pada desain dari beberapa evaluasi percobaan klinis DAPT. Percobaan terakhir menyatakan belum ada keuntungan dari DAPT dalam jangka 6-12 bulan setelah penggunaan obat, tetapi semua percobaan ini memiliki kekuatan terbatas untuk mendeteksi perbedaan-perbedaan dan tidak termasuk pasien-pasien ASC secara khusus. Walaupun gangguan premature dari clopidogrel telah dibuktikan menjadi determinan mayor dari stent thrombosis, percobaan dengan generasi baru dari drug-eluting stent menyatakan rasio penggunaan yang lebih sedikit meskipun durasi DAPT yang relative pendek. Lebih-lebih, hasil dari penelitian menyatakan tidak adanya reduksi dari kerugian iskemik ketika penatalaksanaan clopidogrel berkelanjutan untuk > 6 bulan.
26
Embed
Durasi Dari Penatalaksanaan Antiplatelet Ganda Dengan Clopidogrel Dan Aspirin Pada Pasien Dengan Sindrom Koroner Akut Edit
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
DURASI DARI PENATALAKSANAAN ANTIPLATELET GANDA
DENGAN CLOPIDOGREL DAN ASPIRIN
PADA PASIEN DENGAN SINDROM KORONER AKUT
PENDAHULUAN
Dual antiplatelet treatment-penatalaksanaan antiplatelet ganda (DAPT) dengan aspirin
dan inhibitor reseptor P2Y12 direkomendasikan untuk pasien-pasien yang mengalami acute
coronary syndrome-sindrom coroner akut (ACS) baik dalam tatalaksana invasif maupun non-
invasif. Meskipun tidak ada percobaan yang mendukung pemanjangan DAPT, durasi tatalaksana
dari 9-12 bulan setelah ACS dan meningkat menjadi 12 bulan setelah penggunaan obat adalah
rekomendasi dari pengarahan berdasarkan pada desain dari beberapa evaluasi percobaan klinis
DAPT. Percobaan terakhir menyatakan belum ada keuntungan dari DAPT dalam jangka 6-12
bulan setelah penggunaan obat, tetapi semua percobaan ini memiliki kekuatan terbatas untuk
mendeteksi perbedaan-perbedaan dan tidak termasuk pasien-pasien ASC secara khusus.
Walaupun gangguan premature dari clopidogrel telah dibuktikan menjadi determinan mayor dari
stent thrombosis, percobaan dengan generasi baru dari drug-eluting stent menyatakan rasio
penggunaan yang lebih sedikit meskipun durasi DAPT yang relative pendek. Lebih-lebih, hasil
dari penelitian menyatakan tidak adanya reduksi dari kerugian iskemik ketika penatalaksanaan
clopidogrel berkelanjutan untuk > 6 bulan.
Mengenai penatalaksanaan antiplatelet jangka panjang berdasarkan peningkatan biaya
dan resiko pendarahan dengan rasio biaya-keuntungan yang rendah. Secara keseluruhan
menurunnya resiko penggunaan jangka panjang pada kejadian iskemik berulang dengan generasi
yang lebih baru dari drug-eluting stent, dengan jaminan neo-intimal yang lebih cepat dan
peningkatan tehnik implantasi, secara potensial mengurangi keuntungan dari penggunaan jangka
panjang DAPT. The Swedish Web-system for Engancement and Development of Evidence-
based care in Heart disease Evaluated According to Recommended Therapies (SWEDEHEART)
adalah catatan nasional seluruh pasien ACS yang dirawat di rumah sakit di Swedia.
Dengan tujuan untuk mengevaluasi efek dari perbedaan durasi DAPT dengan clopidogrel
dan aspirin pada hasil klinis pasien-pasien ACS, kami menganalisis data dari pasien yang
terdaftar dari 2006-2010.
METODE
Penelitian ini adalah penelitian kelompok observasi prospektif menggunakan data dari
SWEDEHEART dan the Swedish National Board of Healthcare registries. Penelitian ini sudah
disetujui oleh the local Ethics Board and registered with clinicaltrials.gov (NCT01623700)
PEMILIHAN PASIEN DAN PENGGUNAAN OBAT
SWEDEHEART dengan pasien ACS dari seluruh rumah sakit Swedia sejak 2009 telah
dintegrasi dengan the RIKS-HIA (Register of Information and Knowledge about Swedish Heart
Intensive care Admiaaions); SCAAR (Swedish coronary angiography and angioplasty register);
The Swedish Heart Surgery Register, dan The National register of secondary prevention
(SEPHIA). Detail tentang lembaga sudah dijelaskan sebelumnya. Untuk status vital, tanggal
kematian, insiden infark myokardiak dan stroke, membuat resep dan penyiapan pengobatan,
SWEDEHEART bekerja sama dengan the national cause of death register, national patient
register, dan the prescribed grug register. The Swedish prescribed drug register memegang
infornasi detail tentang pemberian obat pada farmasi swedia.
Bergabungnya semua lembaga dilakukan oleh department od statistic, monitoring, and
evaluation, epidemiologic centre of the Swedish national board of helath and welfare dan sudah
disetujui oleh ethics committee di Universitas Uppsala.
Pasien yang dirawat di rumah sakit karena ACS ST-elevasi (ST-ACS) atau non-ST
elevasi ACS (NST-ACS) antara 1 januari 2006- 1 Juli 2010 dimasukkan dalam penelitian ini jika
mereka memenuhi pemberian obat untuk DAPT dengan clopidogrel (75mg sekali sehari)) dan
aspirin (75 mg sekali sehari) dan data follow-up tersedia minimal 1 tahun (gambar 1)
Pasien yang mengalami pengurangan nilai dari indeks masa tubuh dan level kreatinin tidak
diikutsertakan. Berdasarkan durasi penatalaksanaan dari lembaga tekait, durasi pemberian resep
clopidogrel secara umum 3,6, atau 12 bulan. Untuk poin akhir primer kombinasi, kelompok-
kelompok tata laksana didefinisikan berdasarkan pengurusan tablet clopidogrel (t) dan dibagi
menjadi 3 bulan penatalaksanaan (84-100 clopidogrel t) dan >3 bulan kelompok tata laksana
(>100t). untuk analisis poin akhir kedua, kelompok >3 bulan kemudian dibagi menjadi 6 bulan
(168-200 t) atau kelompok >6 bulan (>200t). Hanya pasien-pasien naive clopidogrel,
didefiniskan sebagai tanpa clopidogrel 180 hari setelah kasus ACS, dan dengan penggunaan
clopidogrel dari farmasi pada kasus 30 hari ACS, termasuk dalam penelitian ini. Untuk
perbandingan antara >3 dengan 3 bulan DAPT, pasien dengan kasus kematian apapun, re-
infarksi, iskemik atau nin-iskemik stroke, stent thrombosis, revaskularisasi coroner, atau
berbagai klinis yang relevan dengan kasus pendarahan pada 3 bulan pertama setelah indeks kasus
ACS tidak masuk dalam penelitian ini. Ini disebabkan karena kedua kasus iskemik dan
pendarahan selama periode ini dapat secara potensial terganggu dengan penatalaksanaan dokter
berdasarkan strategi tatalaksana antiplatelet. Kemiripan juga terjadi pada perbandingan >6
dengan 6 bulan, pasien dengan kasus selama 6 bulan pertama juga tidak termasuk dalam
penelitian ini.
ENDPOINTS (poin akhir)
Poin akhir primer menganalisis efek dari durasi DAPT dari > 3 bulan dibandingan dengan 3
bulan, pada hasil kombinasi klinis : semua penyebab kematian, re-infarksi, stroke iskemik atau
non-iskemik. Poin akhir sekunder adalah analisis dari efek DAPT >6 bulan dibandingkan dengan
6 bulan pada poin akhir kombinasi disamping poin akhir individual seperti semua penyebab
kematian, re-infarksi, semua revaskularisasi coroner, stroke, dan pendarahan. Lampiran 1 daftar
untuk definisi dari variable poin akhir pre-khusus.
ANALISIS STATISTIK
Efek univariable dari kelompok durasi DAPT (>3 bulan berbanding 3 bulan dan >6 bulan
berbanding 6 bulan) pada poin akhir kombinasi klinis pada semua penyebab kematian, re-
infarksi, stroke iskemik atau non iskemik, sudah dievalusi menggunakan the cox proportional
hazard regression model- model regresi bahaya proporsional pengemudi. Untuk analisis
kelangsungan hidup, hanya kejadian pertama dari berbagai kasus kejadian ini yang dihitung.
Model regresi logistic dengan kelompok durasi DAPT sebagai respon variable dan usia, jenis
kelamin, BMI, status merokok, ST-ACS/ NST-ACS, durasi dirawat di rumah sakit 3 tahun
sebelum index ACS, trombolisis sebelumnya, riwayat kesehatan (kanker, demensia, penyakit
paru obstruktif kronis, dialysis, pendarahan, gagal jantung, penyakit jantung iskemik, fibrilasi
atrial, gagal ginjal, stroke, diabetes, penyakit usus, penyakit pembuluh darah perifer, hipertensi,
hyperlipidemia, revaskularisasi, angiografi, stent thrombosis, dan riwayat penggunaan obat