GEOLOGI REGIONAL CEKUNGAN MELAWAI-KETUNGAU KALIMANTAN BARAT Kalimantan merupakan daerah yang memiliki tektonik yang kompleks. Adanya interaksi konvergen antara 3 lempeng utama, yaitu: 1. Lempeng Indo-Australia 2. Lempeng Pasifik 3.Lempeng Asia yang membentuk daerah Timur Kalimantan (Hamilton, 1979). Kerangka tektonik Pulau Kalimantan oleh Nuay (1985) dibagi menjadi 12 unit, yaitu: •paparan sunda •Cekungan melawi-Ketungau •pegunungan mangkalihat •Cekungan Kalimantan Barat Laut •paternosfer platform •Cekungan Tarakan •tinggian kucing •Cekungan Barito •tinggian meratus •Cekungan Asam-Asam •tinggian sampurna •Cekungan Kutai Bagian Barat daya dari Kalimantan merupakan bagian dari continental passive margin, yang terbentuk pada zaman Kapur Awal sebagai bagian dari lempeng Asia Tenggara yang dikenal sebagai
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
GEOLOGI REGIONAL CEKUNGAN MELAWAI-KETUNGAU
KALIMANTAN BARAT
Kalimantan merupakan daerah yang memiliki tektonik yang kompleks. Adanya
interaksi konvergen antara 3 lempeng utama, yaitu:
1. Lempeng Indo-Australia
2. Lempeng Pasifik
3.Lempeng Asia yang membentuk daerah Timur Kalimantan (Hamilton,
1979).
Kerangka tektonik Pulau Kalimantan oleh Nuay (1985) dibagi menjadi 12 unit, yaitu:
•paparan sunda •Cekungan melawi-Ketungau
•pegunungan mangkalihat •Cekungan Kalimantan Barat Laut
•paternosfer platform •Cekungan Tarakan
•tinggian kucing •Cekungan Barito
•tinggian meratus •Cekungan Asam-Asam
•tinggian sampurna •Cekungan Kutai
Bagian Barat daya dari Kalimantan merupakan bagian dari continental passive
margin, yang terbentuk pada zaman Kapur Awal sebagai bagian dari lempeng Asia
Tenggara yang dikenal sebagai Sunda land. Pada zaman Tersier, terjadi peristiwa
interaksi konvergen yang menghasilkan beberapa formasi akresi pada daerah
Kalimantan.
Selama zaman Eosen, daerah Sulawesi berada di bagian Timur kontinen dataran
Sunda. Pada pertengahan Eosen, terjadi interaksi konvergen antara Lempeng Indo-
Australia dan Lempeng Asia yang mempengaruhi makin terbukanya busur belakang
samudra, Laut Sulawesi, dan Selat Malaka. Cekungan Kutai merupakan salah satu
cekungan yang dihasilkan oleh perkembangan regangan cekungan yang besar pada
daerah Kalimantan.
Tatanan geologi cekungan melawai-ketungau
Secara tektonik, Cekungan Melawi-Ketungau merupakan cekungan yang terletak
pada paparan sunda,pembentukan cekungan-cekungan sedimen tersier di daerah
kalimantan sebelah barat di pengaruhi oleh proses subdaksi dari lempeng Eurasia
yang mengarah ke selatan sebelum terjadi tumbukan (Hutchison,1996). pergerakan
lempeng kerak samudra dari laut Cina Selatan yang berarah ke selatan menunjam
kerak Benua Sundaland(Schwaner Core),kemudian diikuti tumbukan Luconian
Platform yang mendesak lempeng kerak samudra.pada energi
maksimum,penunjaman ini menyebabkan kerak samudra patah sehingga
membentuk graben-graben yang selanjutnya diisi oleh sedimen sebagai awal mula
terbentuknya cekungan Melawi-Ketungau.
lempeng Eurasia yang bergerak selama kapur hingga Tersier awal menghasilakan
tektonik komplek pada daerah Cekungan Melawai-Ketungau.Aktivitas tektonik pra-
Tersier mengawali konfigurasi cekungan yang dibatsi oleh tinggian (basement high)
granit,basalt,sekis dan filit pada Formasi Semitau pada umur Triassic-Jura.Kejadian
tektonik pada kapur akhir menghasilkan tinggian dan rendahan,tinggian yang terdiri
dari granit kapur ini memisahkan Subcekungan Melawai bagian pada selatan dan
Subcekungan Ketungau pada bagian utara
Secara umum perkembangan sesar-sesar di Cekungan Melawi-Ketungau
dipengaruhi oleh adanya gerak sesar mendatar Luconia (Sesar Melawi Timur)
dan gerak sesar mendatar dari Sesar Amar Cekungan Melawi-Ketungau
Kalimantan Barat. Sistem deformasi Sesar Melawi Timur ditandai dengan gerak
mendatar menganan yang berarah barat laut-tenggara. Sesar ini diprediksi
terbentuk pada zaman Pra-Tersier. Sistem deformasi Sesar Amar ditandai
dengan gerak menganan yang berarah barat timur laut-timur tenggara.
Deformasi Sesar Amar diperkirakan berlangsung sejak Pra-Tersier akibat
adanya tumbukan mikrokontinen Sunda dengan lempeng Eurasia.
Lokasi Cekungan Melawai-Ketungau
Cekungan Melawi
Fisiografi
Fisiografi secara umum terdiri dari Dataran Rendah Melawi di bagian utara dan
Dataran Tinggi Schwaner di bagian selatan. Fisiografi rincinya dibedakan lagi
dengan adanya Dataran Tinggi Beturan dan Pelataran Alat di bagian Timurlaut yang
kemenerusannya terputus oleh Dataran Rendah Melawi. Di bagian selatan Dataran
Rendah Sayan, dicirikan oleh cekungan antar gunung membentuk fisiografi yang
khas dan berkembang di sepanjang Sungai Pinoh di Pegunungan Schwaner.
Tektoniknya dibangun oleh rangkaian sedimen Tersier Awal pada cekungan
asimetris, yaitu Cekungan Melawi yang dialasi oleh batolit granit berumur Kapur dan
metamorf regional Pinoh.
Cekungan Melawi dengan ketebalan hingga 5 km tersusun oleh sedimen fluvial,
lagun dan laut. Selain itu, fragmen piroklastik membentuk banyak horison-horison,
menunjukkan adanya pengaruh aktivitas volkanik yang singkat dan berlangsung
dalam periode yang lama. Secara keseluruhan, di bagian tengah batas antara
Cekungan Melawi dan Batolit Schwaner mengikuti garis Barat - Baratlaut sepanjang
lebih dari 300 km dan kemungkinan dibatasi oleh sesar yang tertimbun dengan arah
tersebut. Di bagian barat dan timur, sedimen yang setara berumur Kapur, masing-
masing Formasi Pedawan dan Kelompok Selangkai diperkirakan mengalasi
Cekungan Melawi. Sedangkan batas utara Cekungan Melawi dipisahkan oleh
kompleks melange berumur Kapur yang membentuk Punggungan Semitau.
Stratigrafi
Stratigrafi Nangapinoh mencakup dua propinsi geologi yang berbeda yaitu Batolit
Schwaner berumur Kapur dan runtunan sedimen Tersier Cekungan Melawi.
Batolit Schwaner, tersusun terutama oleh Tonalit Sepauk berumur Kapur Awal
melampar luas di bagian selatan. Granit Sukadana berumur Kapur Akhir membentuk
pluton dan stok yang berbeda menerobos Tonalit Sepauk. Batuan terobosan Granit
Laur berumur Kapur Awal. Batuan gunungapi Menunuk berumur Kapur Awal
tersusun oleh tufa hablur tersesarkan dan menutup tak selaras batolit Schwaner.
Batuan plutonik di atas memalihkan secara termal batuan pelit menghasilkan
Malihan Pinoh, sebagian besar membentuk intricate dalam tubuh batolit. Kemudian
batuan malihan dan pluton di atas diterobos kembali oleh retas mafik, yaitu Gabro