BAHAN AJAR LARUTAN PENYANGGA
Larutan Penyangga
Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar
KD 3.13 Menganalisis peran larutan penyangga dalam tubuh
makhluk hidup.
KD 4.13 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta
menyajikan hasil percobaan untuk menentukan sifat larutan
penyangga
Indikator
3.13.1 Menjelaskan pengertian larutan penyangga
3.13.2 menjelaskan fungsi penyangga dalam tubuh
3.13.3 menentukan komponen larutan penyangga
3.13.4 menentukan jenis-jenis larutan penyangga
3.13.5 menentukan ph larutan penyangga asam
3.13.6 menentukan ph larutan penyangga basa
3.13.7 menentukan komponen penyangga dalam tubuh
3.13.8 menyebutkan peranan larutan penyangga dalam kehidupan
sehari-hari.
Tahukah kalian bahwa suatu sistem reaksi kimia kadang-
kadang hanya dapat berlangsung pada kondisi lingkungan yang
mempunyai pH tertentu.
Proses metabolisme dalam tumbuhan dan hewan akan
berlangsung baik jika cairan dalam organisme memiliki
nilai pH yang mendekati konstant. Keadaan ini disebabkan
oleh adanya sifat larutan yang dapat mempertahankan pH,
yakni larutan buffer atau penyangga.
(Sudarmo,2013)
A. Pengertian Larutan Penyangga
Larutan penyangga adalah larutan yang memiliki kemampuan
untuk mempertahankan perubahan pH ketika sedikit asam atau
basa ditambahkan ke dalam larutan tersebut (Sunarya, 2012).
Tahukan kalian bahwa reaksi-reaksi kimia dalam tubuh manusia merupakan reaksi enzimatis, yaitu reaksi-reaksi yang melibatkan enzim dengan katalis. Enzim sebagai katalis hanya dapat bekerja dengan baik pada pH tertentu. Di dalam setiap cairan tubuh terdapat pasangan asam basa konjugasi yang berfungsi sebagai larutan penyangga. Sistem penyangga ekstrasel yang penting adalah penyangga karbonat yang berperan dalam menjaga pH darah, penyangga fosfat yang berperan menjaga pH cairan intra sel dan sistem penyangga asam amino/protein
Larutan penyangga memiliki dua komponen yaitu asam dan basa.
Dalam pengertian lain, larutan penyangga merupakan larutan
yang mengandung asam lemah dan basa konjugatnya atau basa
lemah dan asam konjugatnya dalam keadaan seimbang. Asam akan
berperan jika ada upaya untuk menaikan pH, sedangkan basa akan
berperan jika ada upaya untuk menurunkan pH. Asam dan basa di
sini merupakan pasangan asam dan basa konjugasi.
Larutan penyangga dapat dibagi menjadi dua, yaitu larutan
penyangga asam dan larutan penyangga basa.
1. Larutan penyangga asam mengandung suatu asam lemah (HA)
dan basa konjugasinya (A–). Larutan penyangga asam
mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7), contoh
CH3COOH/CH3COO–. Persamaan umum reaksinya dapat dituliskan
sebagai berikut.
HA(aq) ←⃑ H+(aq) + A–(aq)Asam lemah basa konjugasi
2. Larutan penyangga basa mengandung basa lemah (B) dan asam
konjugasinya (BH +). Larutan penyangga basa mempertahankan
pH pada daerah basa (pH > 7), contoh NH3/NH4+. Persamaan
umum reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut.
B(aq) + H2O(l) ←⃑ BH+(aq) + OH–(aq)Basa lemah asam konjugasi
B. Prinsip Kerja Larutan Penyangga
Larutan penyangga berperan untuk mempertahankan pH pada
kisarannya. Jika ke dalam air murni dan larutan penyangga
CH3COOH/CH3COO– ditambahkan sedikit basa kuat NaOH 0,01 M pada
masing-masing larutan, maka pada larutan penyangga hanya naik
sedikit dari 4,74 menjadi 4,82. Larutan penyangga
CH3COOH/CH3COO– mengandung asam lemah CH3COOH dan basa
konjugasi CH3COO–. Jika ditambah NaOH, maka ion OH– hasil
ionisasi NaOH akan dinetralisir oleh asam lemah CH3COOH.
Akibatnya, pH dapat dipertahankan. Jika basa kuat NaOH diganti
dengan asam kuat HCl maka Ion H+ hasil ionisasi HCl akan
dinetralisir oleh basa konjugasi CH3COO–, sehingga pH dapat
dipertahankan.
Gambar 1: Perbandingan larutan non-penyangga dan larutan penyangga
saat ditambahkan NaOH
Jika ke dalam larutan penyangga CH3COOH/CH3COO–ditambah
asam kuat atau basa kuat terlalu banyak maka asam CH3COOH akan
habis bereaksi. Akibatnya larutan penyangga tidak dapat
mempertahankan pH. Jadi, larutan penyangga mempunyai
keterbatasan dalam menetralisir asam atau basa yang
ditambahkan.
C. Membuat Larutan Penyangga
Larutan penyangga asam yang akan dibuat di sini adalah
CH3COOH/CH3COO–. Asam asetat (CH3COOH) di dalam air akan
terionisasi sebagian sebesar α (derajat ionisasinya).
CH3COOH(aq) ←⃗ CH3COO–(aq) + H+(aq)
Molaritas basa konjugasi CH3COO– dapat dinaikan dengan dua
cara, yaitu:
a. Menambahkan garam (misal : CH3COONa) ke dalam asam lemah
CH3COOH.
b. Menambahkan basa kuat (misal : NaOH) ke dalam asam lemah
CH3COOH berlebih.
Larutan penyangga basa yang akan dibuat di sini adalah
NH3/NH4+. NH3 akan terionisasi sebagian sebesar α (derajat
ionisasinya) di dalam air. Reaksi yang terjadi yaitu:
NH3(aq) + H2O(l) ←⃗ NH4+(aq) + OH–(aq).
Seperti halnya pada pembuatan larutan penyangga asam,
molaritas asam konjugasi NH4+ dapat dinaikan dengan dua cara,
yaitu:
a. Menambahkan garam (misal : NH4Cl) ke dalam asam lemah NH3.
b. Menambahkan asam kuat (misal : HCl) ke dalam basa lemah NH3
berlebih.
(Partana, 2009).
D. Menghitung pH larutan Penyangga
pH larutan penyangga asam tergantung dari tetapan ionisasi
asam (Ka) dan perbandingan molaritas asam lemah dan basa a
konjugasinya. Sedangkan pH larutan penyangga basa tergantung
dari tetapan ionisasi basa (Kb) dan perbandingan molaritas
basa
lemah dan asam konjugasinya.
a. pH penyangga Asam
Perhatikan reaksi berikut: CH3COOH (aq) ←⃗ CH3COO-
(aq) + H+ (aq)
Penambahan garam CH3COONa akan menaikkan molaritas basa
konjugasi CH3COO Kenaikan molaritas CH3COO- hanya menggeser
harga tetapan kesetimbangan sedikit sekali, sehingga dapat
dirumuskan: Ka=[CH3COOH]¿¿ atau dapat dituliskan ¿
Karena pH = - log [H+] dan pKa = - log Ka, maka:
−log¿¿
Sehingga pH=pKa−log [CH3COOH ]¿¿
Secara umum, pH larutan penyangga asam dapat dirumuskan:
pH=pKa−log [CH3COOH ]¿¿
Dengan pH = derajat keasaman larutan penyangga
Ka = tetapan ionisasi asam
nHA = jumlah mol asam lemah HA
nA- = jumlah mol basa konjugasi A-
Contoh
Suatu larutan penyangga mengandung CH3COONa 0,4 mol dan CH3COOH
0,25 mol. Jika Ka = 1,8 x 10-5, maka tentukan pH larutan
penyangga.
Jawab
Jumlah mol basa konjugasi (CH3COO-) diperoleh dari garam
CH3COONa
CH3COONa (aq)→ CH3COO- (aq) + Na+
Mula-mula: 0,4 mol -
-
Reaksi : 0,4 mol 0,4 mol
0,4 mol
Akhir : 0 0,4 mol
0,4 mol
pH larutan penyangga dapat dihitung sebagai berikut:
pH = pKa – log [CH3COOH]¿¿
pH = -log (1,8x10-5) – log 0,250,4
pH = -(log1,8 + log 10-5) – log 0,625
pH = 4,7 – (-0,2)
pH = 4,94
Jadi pH larutan penyangga sebesar 4,94
b. pH penyangga basa
Larutan penyangga basa NH3/NH4+. molaritas asam konjugasi
NH4+ dapat dinaikan dengan Menambahkan garam (misal : NH4Cl) ke
dalam asam lemah NH3 atau Menambahkan asam kuat (misal : HCl)
ke dalam basa lemah NH3 berlebih sehingga dapat dirumuskan:
Ka=[CH3COOH]¿¿ atau dapat dituliskan ¿
Karena pOH = - log [OH-] dan pKb = - log Kb, maka:
−log¿¿
Sehingga pOH=pKb−log [NH3 ][NH4]
Secara umum, pOH larutan penyangga basa dapat dirumuskan
pH=pKa−log [nb]nbh−¿¿
Dengan pOH = derajat kebasaan larutan penyangga
Kb = tetapan ionisasi basa
nBH = jumlah mol basa lemah
nB- = jumlah mol asam konjugasi A-
Hitunglah pH suatu larutan penyangga yang mengandung NH4Cl 0,2
mol dan NH3 0,15 mol jika pKb NH3 = 4,74
Jawab:
Jumlah mol asam konjugasi (NH4+) diperoleh dari ionisasi NH4Cl
NH4Cl (aq) → NH4+ (aq) + Cl- (aq)
Mula-mula: 0,2 mol - -
Reaksi : 0,2 mol 0,2 mol 0,2 mol
Akhir : 0 0,2 mol 0,2 mol
pOH larutan penyangga dapat ditentukan sebagai berikut
pOH¿pKb−log nBnBH+¿¿
pOH = 4,74 – log 0,150,2
pOH = 4,74 – (-0,12)
pOH = 4,86
pH = 14 – pOH
pH = 14 – 4,86
pH = 9,14
(Utami, 2009)
Jadi, larutan penyangga basa NH3/NH4+ memiliki pH sebesar 9,14
E. Larutan Penyangga dalam Kehidupan Sehari-hari
Larutan penyangga sangat berperan dalam kehidupan
sehari-hari. Beberapa fungsi larutan penyangga dalam
kehidupan sehari-hari yaitu digunakan secara meluas
dalam kimia analitis, biokimia, dan bakteriologi,
demikian pula fotografi dan industri kulit dan warna.
Kebanyakan reaksi-reaksi biokimia dalam tubuh makhluk
hidup hanya dapat berlangsung pada pH tertentu. Oleh karena
itu, cairan tubuh harus merupakan larutan penyangga agar pH
senantiasa konstan ketika metabolisme berlangsung. Dalam
keadaan normal, pH dari cairan tubuh termasuk darah kita
adalah 7,35 – 7,5. Walaupun sejumlah besar ion H+ selalu ada
sebagai hasil metabolisme dari zat-zat, tetapi keadaan
setimbang harus selalu dipertahankan dengan jalan membuang
kelebihan asam tersebut. Hal ini disebabkan karena penurunan
pH sedikit saja menunjukkan keadaan sakit. Untuk itu tubuh
kita mempunyai hal-hal berikut.
1. Sistem buffer, untuk mempertahankan pH tubuh agar tetap
normal.
2. Sistem pernapasan. Di sini dipakai buffer H2CO3/HCO3–
Misalnya konsentrasi H3O+ dalam darah naik, berarti pH-nya
turun. Bila pH turun maka pusat pernapasan kita akan
dirangsang, akibatnya kita bernapas lebih dalam sehingga
kelebihan CO2 akan dikeluarkan melalui paru-paru.
3. Ginjal kita juga menolong untuk mengatur konsentrasi H3O+
dalam darah agar tetap konstan, dengan jalan mengeluarkan
kelebihan asam melalui urine, sehingga pH urine dapat
berada sekitar 4,8 – 7,0.
4. Kegunaan larutan penyangga tidak hanya terbatas pada tubuh
makhluk hidup. Reaksi-reaksi kimia di laboratorium dan di
bidang industri juga banyak menggunakan larutan penyangga.
Reaksi kimia tertentu ada yang harus berlangsung pada
suasana asam atau suasana basa. Buah-buahan dalam kaleng
perlu dibubuhi asam sitrat dan natrium sitrat untuk menjaga
pH agar buah tidak mudah dirusak oleh bakteri (Utami,
2009).
DAFTAR PUSTAKA
Chang, R.& Overby. 2011. General Chemistry (The Essential Concept) Sixth
Edition. McGraw-Hill Companies, Inc
Keenan et.all. 1984. Kimia Untuk Universitas Jilid 1 Edisi Keenam.
Jakarta: Erlangga
Oxtoby, David W et.all. 2011. Principles of Modern Chemistry 7th
eEdition. Brooks/Cole Cengage Learning
Parning & Horale. 2005. Kimia 2B. Jakarta: Yudistira
Partana, Fajar & Wiyarsi. 2009. Mari Belajar Kimia Untuk SMA-MA Kelas
XI IPA (BSE). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Sunarya, Yayan. 2012. Kimia Dasar Jilid 2. Bandung: Yarama Widya
Sudarmo, Unggul. 2013. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:
Erlangga
Utami, Budi et.all. 2009. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI IPA (BSE).
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional