Page 1 KELURAHAN GALUR KECAMATAN JOHAR BARU KOTA ADMINISTRASI JAKARTA PUSAT TAHUN ANGGARAN 2013 DRAFT AKHIR DOKUMEN RENCANA KONTINJENSI BENCANA BANJIR TAHUN 2013-2014 TIM PENYUSUN Lurah Galur dan Staff Anggota SOTD Kelurahan Galur Tim Fasilitator dan Penulis BPBD DKI Jakarta Narasumber BPBD DKI Jakarta Narasumber Kanppeko Jakarta Pusat Jakarta, 27 Desember 2013
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1
KELURAHAN GALUR
KECAMATAN JOHAR BARU
KOTA ADMINISTRASI JAKARTA PUSAT TAHUN ANGGARAN 2013
DRAFT AKHIR
DOKUMEN RENCANA KONTINJENSI
BENCANA BANJIR TAHUN 2013-2014
TIM PENYUSUN
Lurah Galur dan Staff
Anggota SOTD Kelurahan Galur
Tim Fasilitator dan Penulis BPBD DKI Jakarta
Narasumber BPBD DKI Jakarta
Narasumber Kanppeko Jakarta Pusat
Jakarta, 27 Desember 2013
Page 2
KATA PENGANTAR
Banjir merupakan fenomena yang terjadi hampir setiap tahun di Kelurahan Galur, Kecamatan Johar
Baru, Kota Administrasi Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta. Pada awal tahun 2013, banjir kembali
terjadi akibat limpasan air dari hulu sungai yang melintas di Kelurahan Galur. Kegiatan yang dilakukan
selama fase tanggap darurat meliputi aktivasi posko terpadu dan beberapa pos pendukung,
sedangkan pada fase pemulihan telah dilakukan upaya-upaya diantaranya kebersihan lingkungan,
penataan jalur transportasi dan keamanan.
Belajar dari pengalaman menanggapi banjir tersebut, dipandang perlu untuk membuat rencana
kontinjensi di tingkat kelurahan, sehingga kegiatan dapat dilakukan secara tepat guna dan berhasil
guna, secara terarah, terkoordinir dan terukur, sehingga pada akhirnya dapat lebih cepat dan tepat
memberikan bantuan maupun pemulihan lebih pendek waktunya. Dokumen rencana kontinjensi
banjir ini disusun bersama-sama oleh pihak Kelurahan Galur, Lintas Sektor dan Tripikel, serta pihak
swasta yang berlokasi di Kelurahan Galur dan perwakilan masyarakat kelurahan. Proses
pelaksanaannya difasilitasi oleh Tim Fasilitator Penyusun Renkon Kelurahan dari Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi DKI Jakarta.
Semoga banjir tidak terjadi di Kelurahan Galur pada periode tahun 2013-2014. Namun apabila terjadi
banjir kami berharap semua pihak terkait dapat menangani dengan cepat berpedoman pada
dokumen rencana kontinjensi ini dan pada akhirnya beban warga terdampak dan pemerintah
Kelurahan Galur dapat diminimalisir.
Jakarta, 27 Desember 2013
LURAH GALUR
SUPARDIONO, S.ST
NIP. 19670513.199003.1004
Page 3
DAFTAR ISI
RENCANA KONTINJENSI TINGKAT KELURAHAN
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang B. Pengertian Rencana Kontinjensi C. Maksud dan Tujuan D. Dasar Hukum E. Sifat Rencana Kontinjensi F. Ruang Lingkup G. Proses Penyusunan H. Aktivasi Rencana Kontinjensi
BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH
A. Wilayah Administrasi B. Kondisi Fisik Wilayah C. Kondisi Iklim Wilayah D. Demografi E. Sejarah Dampak Bencana Banjir
BAB III PENGEMBANGAN SKENARIO
A. Skenario Ancaman (waktu, durasi, intensitas curah hujan, TMA Sungai) B. Wilayah Terdampak (peta dan jalur evakuasi) C. Aspek-Aspek Terdampak
BAB IV KEBIJAKAN DAN STRATEGI
A. Kebijakan Massa Tanggap Darurat Bencana Banjir B. Strategi Pengelolaan Masa Tanggap Darurat Bencana Banjir C. Susunan Pengurus Organisasi Tanggap Darurat Bencana Banjir D. Struktur Organisasi Tanggap Darurat (SOTD) E. Sasaran dan Tugas Pokok Fungsi Masing-Masing Posko/Pos/Seksie SOTD
BAB V PERENCANAAN SEKTORAL
A. Posko Utama dan Kominfo B. Pos Penyelamatan dan Evakuasi C. Pos Perlengkapan Hunian Sementara (Huntara) D. Pos Kesehatan, Medis dan Psikososial E. Pos Logistik dan Dapur Umum F. Pos Transportasi dan Keamanan
BAB VI RENCANA TINDAK LANJUT
A. Mekanisme Prosedur Operasi B. Peninjauan ulang renkon dan penjelasan aktivasi
BAB VII PENUTUP
Page 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai Ibukota Negara, Provinsi DKI Jakarta memiliki permasalahan kebencanaan yang komplek.
Dengan luas 661,52 km2, 40% atau 24.000 hektar merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-
rata di bawah permukaan air laut. DKI Jakarta juga merupakan pertemuan sungai dari bagian selatan
dengan kemiringan dan curah hujan tinggi. Terdapat 13 sungai yang melewati dan bermuara ke Teluk
Jakarta. Secara alamiah, kondisi ini memposisikan wilayah DKI Jakarta memiliki kerawanan yang tinggi
terhadap banjir.
Sejak tahun 1621, 1654 dan 1918, Provinsi DKI Jakarta telah dilanda banjir besar. Banjir besar
selanjutnya terjadi pada tahun 1976, 1996, 2002, 2007 dan terkahir Februrari 2013. Banjir tahun 1996
menggenangi hampir seluruh penjuru kota. Kejadian ini menjadi tragedi nasional dan mendapat
perhatian dunia. Banjir tahun 2007 dan 2013 juga memiliki cakupan wilayah genangan lebih luas dari
yang diperkirakan. Tidak sedikit kerusakan dan kerugian terhadap aset yang terkena banjir yang
melanda DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (JABODETABEK). Tahun 2007, kerugian
diperkirakan mencapai Rp. 5,16 trilyun. Sementara banjir Bulan Januari 2013 menyebabkan kerugian
dan kerusakan mencapai Rp 7,8 Trilyun.
Risiko bencana banjir di DKI Jakarta sangat dipengaruhi oleh ancaman bencana, kerentanan dan
kapasitas dalam menghadapi ancaman yang ada. Curah hujan tinggi dalam waktu yang pendek, daya
dukung lingkungan yang semakin menurun, penurunan permukaan tanah akibat eksploitasi air yang
berlebihan serta pembangunan infrastruktur, semakin meningkatkan ancaman bencana dan
kerentanan wilayah maupun komunitas DKI Jakarta.
Dampak perubahan iklim yang saat ini ada, secara signifikan juga mempengaruhi tingkat risiko
bencana. Hasil kajian Economy and Environment Program For Southeast Asia (EEPSEA) menyebutkan
bahwa DKI Jakarta merupakan daerah yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Dari 530 kota di
7 negara; Indonesia, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Malaysia dan Filipina, Indonesia merupakan
negara paling rentan terhadap dampak perubahan iklim.
Kondisi ini perlu disikapi secara sinergis dan menempatkan pengurangan risiko bencana sebagai
landasan berpikir. Kompleksnya bencana di DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Republik Indonesia,
megapolitan maupun pusat pertumbuhan dan pembangunan, membutuhkan sebuah perencanaan
yang sifatnya terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh. Untuk itu, Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan sejumlah organisasi seperti Mercy Corps,
Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI) dan World Vision Indonesia (WVI), di tahun
2013 ini akan memfasilitasi penyusunan rencana kontinjensi tingkat kelurahan untuk menghadapi
ancaman banjir di daerah melalui koordinasi terpadu. Renkon Tingkat Kelurahan disusun dalam
rangka meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana banjir seluruh wilayah DKI
Jakarta, khususnya untuk 124 Kelurahan yang merupakan Kelurahan terdampak banjir Januari 2013.
BPBD Provinsi DKI Jakarta telah mengupayakan alokasi dana dari APBD Provinsi DKI Jakarta Tahun
Anggaran 2013 untuk penyusunan dokumen rencana kontinjensi di 56 kelurahan yang tersebar di 5
wilayah kota administrasi, diantaranya Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Utara dan
Jakarta Barat.
Pemerintah Kelurahan Galur menyadari bahwa wilayah Kelurahan Galur sebagai salah satu dari
124 kelurahan yang terdampak banjir pada bulan Januari 2013. Kondisi ini harus disikapi dengan
Page 5
membuat suatu sistem penanggulangan bencana yang terpadu dan menyeluruh, mulai dari
menyusun kebijakan penanggulangan bencana sampai dengan membuat perencanaan teknis
penanggulangan bencana.
Penanggulangan bencana pada tahap pra-bencana meliputi kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam “situasi tidak terjadi bencana” dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada situasi
”terdapat potensi bencana”. Pada situasi tidak terjadi bencana, salah satu kegiatannya adalah
perencanaan penanggulangan bencana (Pasal 5 ayat [1] huruf a PP 21/2008). Sedangkan pada situasi
terdapat potensi bencana kegiatannya meliputi kesiapsiagaan, peringatan dini, dan mitigasi
bencana. Perencanaan Kontinjensi sesuai dengan ketentuan Pasal 17 ayat (3) PP Nomor 21
Tahun 2008 dilakukan pada kondisi kesiapsiagaan yang menghasilkan dokumen Rencana
Kontinjensi (Contingency Plan).
Tingginya ancaman banjir di DKI Jakarta serta efektifitas penanganan banjir menjadi dasar bagi
BPBD DKI Jakarta untuk merancang sistem kesiapsiagaan. Sehingga prinsip dan tujuan
penanggulangan bencana sebagaimana diamanahkan UU No 24/2007 dapat terwujud.
Rencana kontijensi Kelurahan untuk banjir merupakan salah satu wujud membangun
kesiapsiagaan warga dan pemerintah kelurahan dalam menghadapi ancaman banjir yang ada. Melalui
dokumen rencana kontijensi (renkon), prediksi banjir, risiko/dampaknya, peta dan sistem mobilisasi
sumberdaya dan skenario yang telah disepakati akan menjadi dasar dan acuan bagi seluruh pihak
berkepentingan untuk bertindak dan berbuat. Secara bersama-sama menghadapi ancaman banjir
untuk meminimalisir risiko yang timbul.
Renkon merupakan perencanaan teknis yang disusun secara partisipatif yang melibatkan pihak
kelurahan dan warga masyarakat. Prinsip pengurangan risiko bencana berbasis masyarakat
menempatkan sumberdaya lokal sebagai kekuatan utama. Sehingga kekuatan setempat, baik SDM
maupun kebutuhan-kebutuhan untuk penanganan darurat semaksimal mungkin dipenuhi oleh warga
dan kelurahan setempat. Baik tim penyelamat, sarana dan prasarana penyelamatan, dapur umum,
maupun pemenuhan kebutuhan dasar seperti pangan, air bersih, pelayanan kesehatan, tampat
pengungsian dll disediakan atau tersedia di wilayah masing-masing. Kesenjangan atau yang belum
ada, akan menjadi tantangan bagi warga dan pemerintah kelurahan, dalam menyiapkan atau
menyediakan kebutuhan tersebut. Baik bekerjasama dengan pihak pemerintah daerah maupun sektor
swasta.
Harapan besar, melalui komitmen bersama seluruh pemangku kepentingan dan sistem yang
terbangun melalui renkon kelurahan di kelurahan Galur, penanganan darurat akibat banjir menjadi
lebih efektif dan dapat mengurangi risiko bencana banjir yang ada.
Berdasarkan kondisi dan situasi tersebut di atas maka Pemerintah Kelurahan Galur melakukan
upaya dengan menyusun perencanaan dan kebijakan dalam melaksanakan mitigasi dan kesiapsiagaan
bencana. Salah satunya adalah melakukan pembuatan Dokumen Rencana Kontinjensi Banjir
Kelurahan Galur. Perencanaan kontinjensi sesuai dengan ketentuan Pasal 17 ayat (3) PP 21/2008
dilakukan pada kondisi kesiapsiagaan.
Rencana ini diharapkan dapat menjadi pedoman pada saat menghadapi darurat bencana banjir
bagi semua pelaku penanggulangan bencana banjir di Kelurahan Galur sehingga semua sumber daya
yang ada dapat dikelola dan terkordinasi dengan baik untuk memberikan perlindungan bagi
masyarakat yang terkena dampak bencana. Dalam hal bencana terjadi, maka Rencana Kontinjensi
berubah menjadi Rencana Operasi Tanggap Darurat atau Rencana Operasi (Operational Plan) setelah
terlebih dahulu melalui kaji cepat (rapid assessment).
Page 6
B. Pengertian Rencana Kontinjensi
1. Asumsi adalah dugaan atau perkiraan yang diterima sebagai dasar.
2. Bahaya adalah suatu situasi, kondisi, atau karakteristik biologis, geografis, sosial, ekonomi,
politik, budaya dan teknologi suatu masyarakat di suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu
yang berpotensi menimbulkan korban dan kerusakan.
3. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
faktor non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
4. Evakuasi adalah merupakan suatu kegiatan untuk memindahkan masyarakat terancam
dampak bencana dan atau kegiatan masyarakat menyelamatkan diri ke daerah aman.
5. Kejadian bencana adalah peristiwa bencana yang terjadi dan dicatat berdasarkan tanggal
kejadian, lokasi, jenis bencana, korban, dan ataupun kerusakan. Jika terjadi kejadian bencana
pada tanggal yang sama dan melanda lebih dari satu wilayah, maka dihitung sebagai satu
kejadian
6. Komando Tanggap Darurat adalah organisasi penanganan Tanggap Darurat Bencana yang
dipimpin oleh seorang komandan Tanggap Darurat Bencana dan dibantu oleh staf komando
dan staf umum, memiliki struktur organisasi standar yang menganut satu komando dengan
mata rantai dan garis komando yang jelas dan memiliki satu kesatuan komando dalam
mengkoordinasikan berbagai instansi/lembaga/organisasi terkait untuk pengerahan
sumberdaya.
7. Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi
mungkin juga tidak terjadi.
8. Manajemen Kedaruratan adalah seluruh kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan
penanggulangan kedaruratan, pada menjelang, saat dan sesudah terjadi keadaan darurat,
yang mencakup siaga darurat, tanggap darurat dan pemulihan darurat
9. Latihan Kesiapsiagaan adalah suatu proses komprehensif yang diulang secara sistematis dan
berkesinambungan untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan maksimal serta
meningkatkan koordinasi dan komunikasi antar instansi/lembaga dalam sebuah sistem
kesiapsiagaan terpadu.
10. Legalisasi adalah pengesahan dokumen rencana kontingensi menjadi legal secara hukum
melalui Peraturan Kepala Daerah.
11. Perencanaan kontingensi adalah suatu proses perencanaan ke depan, dalam situasi terdapat
potensi bencana, di mana skenario dan tujuan disepakati, tindakan teknis dan manajerial
ditetapkan, dan sistem tanggapan dan pengarahan potensi disetujui bersama, untuk
mencegah, atau menanggulangi secara lebih baik dalam situasi darurat atau kritis.
12. Perencanaan Sektoral adalah suatu rencana yang disusun oleh posko/pos/seksie yang berisi
kegiatan-kegiatan berkaitan dengan kebutuhan dan sumberdaya yang tersedia di masing-
masing posko/pos/seksie untuk penanganan darurat mengacu pada standar minimum
kebutuhan atau standar pelayanan minimum yang berlaku.
13. Rencana Operasi adalah rencana yang dibuat/disusun dalam rangka pelaksanaan operasi
Tanggap Darurat Bencana. Rencana operasi ini disusun oleh Komando Tanggap Darurat
dengan mempertimbangkan rencana kontingensi dan hasil kaji cepat.
14. Posko/pos/seksie adalah kelompok tugas yang melakukan tugas/peran sejenis. Posko/
pos/seksie terdiri dari unsur pemerintah, masyarakat dan lembaga usaha.
15. Sistem Komando Tanggap Darurat adalah suatu system penanganan darurat bencana yang
digunakan oleh semua instansi/lembaga dengan mengintegrasikan pemanfaatan sumberdaya
manusia, peralatan dan anggaran
Page 7
16. Risiko bencana adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah
dan kurun waktu tertentu yang dapat merupakan kematian, luka, sakit, jiwa terancam,
hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan
masyarakat.
17. Skenario adalah gambaran kejadian secara jelas dan rinci tentang bencana yang diperkirakan
akan terjadi meliputi lokasi, waktu dan dampak bencana.
18. Sistem Peringatan Dini adalah serangkaian kegiatan pemberian peringatan sesegera mungkin
kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana pada suatu tempat oleh
lembaga yang berwenang
19. Tanggap Darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat
kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang meliputi kegiatan
penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar,
perlindungan pengurusan pengungsian, penyelamatan serta pemulihan sarana prasarana.
C. Maksud dan Tujuan
Dokumen rencana kontinjensi ini disusun sebagai pedoman penanganan bencana banjir tahun
2014 yang diaktifkan sesuai syarat, kriteria dan aturan yang telah ditetapkan. Selain itu dokumen ini
menjadi dasar memobilisasi sumber daya para pemangku kepentingan (stake holder) pada saat
tanggap darurat bencana dalam melakukan penanggulangan bencana yang cepat dan efektif.
Sesuai dengan tujuan penanggulangan bencana yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Pasal 4, tujuan penanggulangan banjir Kelurahan Galur
antara lain sebagai berikut :
Memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana.
Menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana, terpadu,
terkoordinasi, dan menyeluruh.
Menghargai budaya lokal.
Membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta.
Mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan, dan kedermawanan.
Menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Tujuan itu dicapai dengan melandaskan seluruh kegiatan pada asas-asas yang tercantum dalam
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Pasal 3:1, yaitu:
kemanusiaan, keadilan, kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan, keseimbangan,
keselarasan, dan keserasian, ketertiban dan kepastian hokum, kebersamaan, ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta kelestarian lingkungan hidup.
Seluruh pihak yang terlibat, baik itu pemerintah, swasta dan masyarakat kelurahan, melaksanakan
upaya tanggap darurat dengan merujuk pada prinsip-prinsip seperti tercantum dalam Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Pasal 3:2, yaitu: cepat dan tepat,
prioritas, koordinasi, koordinasi dan keterpaduan, berdaya guna dan berhasil guna, transparansi,
akuntabilitas, kemitraan, pemberdayaan, nondiskriminatif, dan nonproletisi.
D. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Undang-Undang No 32 / 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
4. Peraturan Pemerintah No 21 / 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan
Bencana.
Page 8
6. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga Internasional dan
Lembaga Asing Non pemerintah dalam Penanggulangan Bencana.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai.
8. Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
9. Peraturan Kepala BNPB No 3 / 2010 tentang Rencana Nasional Penanggulangan Bencana.
10. Peraturan Kepala BNPB No 5 / 2010 tentang Rencana Aksi Nasional PRB.
11. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2008 tentang RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah) Tahun 2007 – 2012 Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
12. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Propinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
13. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2011 tentang Badan Penanggulangan Bencana Daerah;
14. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 26 Tahun 2011 tentang BPBD (Badan
Penanggulangan Bencana Daerah)
15. Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) Provinsi DKI Jakarta 2013-2017
E. Sifat Rencana Kontinjensi
Dokumen rencana kontinjensi ini bersifat :
1. Partisipatif, disusun oleh multi sektor dan multi pihak
2. Dinamis dan selalu terbarukan
F. Ruang Lingkup
Ruang lingkup proses penyusunan dan dokumen rencana kontinjensi kelurahan adalah :
1. Jenis bencana : rencana kontinjensi disusun untuk ancaman bencana banjir
2. Cakupan Wilayah : cakupan luasan ancaman banjir dalam rencana kontinjensi ini dibatasi
oleh batas administrasi di wilayah Kelurahan Galur, Kecamatan Johar Baru, Kota Administrasi
Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta.
Rencana kontinjensi berlaku untuk Kelurahanan Galur dengan tetap melakukan koordinasi
dengan kelurahan-kelurahan di sekitarnya, dengan kesamaan sumber-sumber ancaman bencana
banjir dan sumber-sumber daya potensial yang dapat dimobilisir.
Rencana kontinjensi tingkat kelurahanan meliputi rencana operasional.
G. Proses Penyusunan
Kegiatan penyusunan rencana kontinjensi ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Penyamaan persepsi terhadap semua pelaku penanggulangan bencana banjir di tingkat
kelurahan tentang pentingnya rencana kontinjensi.
2. Pengumpulan data dan informasi : pengumpulan data dilakukan pada semua sektor
penanganan bencana dan lintas administrative, meliputi data sekunder dan primer.
3. Verfikasi data : analisa data sumberdaya yang ada dibandingkan proyeksi kebutuhan
penanganan bencana saat tanggap darurat.
4. Penyusunan rancangan awal rencana kontinjensi : penyusunan, pembahasan, d a n
perumusan dokumen rencana kontinjensi yang disepakati oleh stakeholder kelurahan.
Sumber Data : Laporan Bulanan Kelurahan Galur, September 2012
2. Jumlah Penduduk berdasarkan usia dan jenis kelamin
NO KELOMPOK WNI WNA
JUMLAH UMUR LK PR JUMLAH LK PR JUM LAH
1 0 4 Tahun 854 884 1.738 0 0 0 1.738
2 5 – 9 Tahun 936 870 1.806 0 0 0 1.806
3 10 – 14 Tahun 1.063 1.043 2.106 0 0 0 2.106
4 15 – 19 Tahun 1.016 846 1.862 0 0 0 1.862
5 20 – 24 Tahun 889 771 1.660 0 0 0 1.660
6 25 – 29 Tahun 948 859 1.807 0 0 0 1.807
Page 13
7 30 – 34 Tahun 882 861 1.743 0 0 0 1.743
8 35 – 39 Tahun 912 760 1.672 0 0 0 1.672
9 40 – 44 Tahun 919 694 1.613 0 0 0 1.613
10 45 – 49 Tahun 880 808 1.689 0 0 0 1.689
11 50 – 54 Tahun 649 755 1.405 0 0 0 1.405
12 55 – 59 Tahun 788 651 1.439 0 0 0 1.439
13 60 – 64 Tahun 240 242 482 0 0 0 482
14 65 – 69 Tahun 196 182 378 0 0 0 378
15 70 – 74 Tahun 79 72 151 0 0 0 151
16 > 75 Tahun 16 28 43 1 0 1 44
JUMLAH 11.268 10.325 21.593 1 0 1 21.594
Sumber Data : Laporan Bulanan Kelurahan Galur, September 2012
E. Sejarah Dampak Bencana Banjir
Kelurahan Galur merupakan satu dari 8 Kelurahan di Kecamatan Johar Baru yang ada di kota
Jakarta Pusat. Secara umum wilayah-wilayah di Kecamatan Johar Baru memiliki ancaman bencana
banjir dengan tingkat ancaman yang bervariasi. Sumber ancaman banjir bagi Kelurahan Galur adalah
Sungai Sentiong yang melewati wilayah Galur, tingginya curah hujan, sistem drainase yang buruk
mulai dari jl. Letjend suprapto, pangkalan jati, dan disekitar rumah-rumah warga.
Kelurahan Galur sebagaimana sebagian wilayah lain di DKI Jakarta hampir setiap tahun
mengalami banjir. 18 RT dari 2 RW merupakan wilayah yang secara rutin terendam banjir. 2 RW yang
terkena langganan banjir tahunan tidak memiliki dampak yang parah. Sebesar apa pun banjir yang
menggenangi wilayah tersebut, ketinggian air hanya berkisar 10cm-50cm dengan kondisi banjir hanya
berupa genangan saja tidak berarus dan air langsung mengalir ke saluran-saluran sehingga surut
dalam waktu 5 jam.
Pada tahun 2002, 2007 atau 2013, Kelurahan Galur terkena dampak banjir yang tidak terlalu
parah. Kerugian akibat banjir ditaksir mencapai 100 juta rupiah. Besarnya kerugian akibat banjir
tersebut disebabkan karena tanda peringatan dini belum ada, warga kurang siap menghadapi banjir,
warga hanya mampu menyelamatkan harta benda yang kecil-kecil saja, dll. Selain ketinggian dan
kecepatan tingginya genangan yang ada.
Banjir juga disebabkan oleh tingginya curah hujan yang turun selama 7 jam dalam 1 hari tanpa
berhenti. Contohnya pada banjir tahun 2007, merupakan banjir paling besar dibandingkan dengan
banjir tahun 2002. Sekitar 1 Februari 2007 tepatnya malam hari banjir menghantam jakarta. Selain
disebabkan oleh sistem drainase yang buruk, banjir berawal dari hujan lebat yang berlangsung sejak
sore hari tanggal 1 Februari hingga keesokan harinya tanggal 2 Februari, ditambah dengan banyaknya
air dari 13 sungai yang melintasi wilayah Jakarta. Walaupun banjir tahun 2007 lebih besar dari banjir
tahun 2002, kelurahan Galur hanya terkena dampak yang tidak terlalu parah. Ketinggian air pada
wilayah yg terendam banjir ≤ 10cm-50cm saja. Sama seperti kejadian banjir di tahun 2013. Warga
masyarakat Kelurahan Galur telah berupaya menyikapi ancaman banjir tersebut, baik melalui upaya
mitigasi maupun kesiapsiagaan berupa kerja bakti dengan membersihkan saluran air (got) dan
membangun tembok pembatas dipinggiran kali Sentiong. Untuk respon bencana banjir, warga
membangun pos pengungsian, membuat dapur umum, dan pos kesehatan. Sedangkan ditingkat
kelurahan membentuk posko utama bencana banjir dan penampungan logistik.
Kelurahan Galur memiliki 7 RW dengan tingkat ancaman bencana yang berbeda-beda. Ada yang
setinggi 50 cm, 10 cm atau hanya sekedar air lewat saja. Ancaman banjir di Kelurahan Galur terdapat
di 18 RT dari 2 RW. Seperti di RW 01; RT 001 s/d RT 006 terkena dampak dari luapan Kali Sentiong,
karena letak wilayahnya yang agak tinggi. RT 007 s/d 011 merupakan wilayah yang paling parah
Page 14
terkena banjir. Selain letak wilayahnya yang rendah tempat tersebut berada didekat aliran kali
sentiong. Dengan ketinggian air 50cm yang dapat surut dalam waktu 2 jam. RT 012 s/d 015 juga
terkena dampak dari luapan Kali Sentiong, dengan ketinggian air 20cm yang dapat surut dalam waktu
½ jam. Pada umumnya banjir yang menggenangi wilayah RT 01 s/d RT 015 hanya berupa genangan air
saja tidak berarus dan cepat surut, yang disebabkan karena letaknya berada didekat kali sentiong dan
hujan deras yang turun selama 5 jam berturut-turut dalam 1 hari.
Tidak ada warga yang mengungsi pada saat terjadinya banjir. Kerugian yang ditimbulkan akibat
banjir di RW 01 ≤ 100 juta. Adapun fasilitas umum yang terkena banjir diantaranya WC umum dan
praktek dokter YADI. Menurut ketua RW 01, selama lebih dari 40 tahun tinggal di galur tidak pernah
ada ancaman banjir yang berarti. Kejadian banjir tahun 2002 dan 2007 dampak yang ditimbulkan tidak
jauh beda dengan banjir tahun 2013 ini. Sedangkan RW 02 terdiri dari RT 003 dengan ketinggian air
30cm, surut dalam waktu 4 jam. Di RT 004 dan RT 005 hanya berupa genangan air saja setinggi 10cm
yang cepat surut setelah hujan berhenti.
Fasilitas umum pun tidak ada yang terendam banjir. Menurut pak Sugeng, banjir besar baru akan
terjadi kalau hujan deras secara berturut-turut selama 7 jam lamanya. Banjir yang menggenangi
wilayah Kelurahan Galur disebabkan karena luapan Kali Sentiong yang merupakan aliran wilayah
timur yang dipasok dari Sal.PHB K. Baru timur dengan panjang kali 1400m, lebar 7-9 m mulai dari Jl.
Suprapto s/d Kemayoran, Kali Sentiong. Kali Item panjang 2625m, lebar 12-19m dari PA. Honda
(pertemuan) Kali Sentiong. Proses terjadinya banjir disebabkan oleh curah hujan tinggi ditingkat lokal
(Jakarta), sampah yang menumpuk, penyempitan hulu sungai, dinding pembatas kali kurang tinggi,
sistem drainase yang buruk, dan wilayah cekungan seperti di RW 01.
Warga Galur sudah terbiasa dalam menghadapi banjir. Contohnya banjir tahun 2002, 2007 yang
merupakan banjir terbesar di Jakarta. Kelurahan Galur hanya terkena dampak sedikit dan tidak terlalu
parah. Sebagai bentuk kesiapsiagaan warga dan kelurahan mempersiapkan tempat pengungsian,
dapur umum, posko kesehatan dan logistik.
Berikut adalah tabel dampak bencana banjir:
Waktu Kejadian Banjir : Januari 2013
NO Lokasi Genangan Tinggi
Genangan Lama
Genangan Massa Tggp
Darurat Sumber
Ancaman Banjir
01 RT 001 – 006, RW 01 + 10-50 cm 1 jam 2 hari Limpasan Kali Sentiong & drainase
02 RT 007 – 011, RW 01 + 10-50 cm 1 jam 2 hari Limpasan Kali Sentiong & drainase
03 RT 012 – 015, RW 01 + 10-50 cm 1 jam 2 hari Limpasan Kali Sentiong & drainase
04 RT 003 – 005, RW 02 + 10-30 cm 1 jam 2 hari Limpasan Kali Sentiong & drainase
Sumber data : Hasil FGD Kedua dalam proses penyusunan dokumen Renkon Banjir Kelurahan Galur 2013
Kapasitas Sumberdaya Lokal pada saat tanggap darurat banjir :
Sektor Kapasitas Sumber daya lokal
Lurah Penanggung jawab dalam penanganan
kondisi darurat pada wilayah Galur.
Mempunyai wewenang untuk
menggunakan fasilitas yang berada
didalam ruang lingkup kelurahan galur,
misalnya; puskesmas, sekolah, mesjid
untuk dijadikan sebagai tempat evakuasi
korban banjir, dapur umum dan medis.
Mengkoordinir bidang-bidang yang
berada didalam struktur pemangku
kepentingan.
Lurah mempunyai keb ijakan untuk
menjadikan kantor kelurahan sebagai
tempat pengungsian korban banjir.
Sarana penanganan banjir :
Kendaraan operasional kelurahan yang
dapat digunakan sebagai sarana
transportasi untuk memberikan makanan,
air minum, dll ketempat pengungsian
korban banjir. Pelampung, Perahu karet,
Jenset, Tenda pengungsian, dll
Logistik dan Dana operasional
Page 15
Sekretaris Membantu warga masyarakat didalam
penanganan banjir.
Mempersiapkan data-data wilayah yang
terkena banjir.
Membuat surat menyurat seperti ; surat
undangan rapat struktur, surat
permohonan sumbangan untuk
perusahaan, dll.
Kepala Seksi
Pemerintahan&
Ketertiban
Mengkoordinasikan warga masyarakat
untuk menjaga keamanan, dan
membentuk proses evakuasi warga.
Menjaga dan memastikan keamanan
wilayah kelurahan galur pada saat
terjadinya bencana banjir.
Personil kepolisian untuk menjaga
keamanan.
Peralatan komunikasi ( HT ).
Kendaraan operasional.
Puskesmas Membantu mengobati para pengungsi
yang terkena diare, gatal-gatal dan
masalah pernapasan.
Dokter dan perawat
Peralatan medis
Page 16
BAB III
PENGEMBANGAN SKENARIO
A. Skenario Ancaman (waktu, durasi, intensitas curah hujan, TMA Sungai, tinggi Rob)
Berdasarkan analisis risiko bencana di wilayah Kelurahan Galur, Kecamatan Johar Baru, Kota
Administrasi Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta dalam jangka pendek memiliki ancaman banjir.
Ancaman banjir diperkirakan terjadi saat musim hujan yang berdasarkan prakiraan BMKG akan
mengalami puncaknya pada awal Januari 2014 sampai dengan akhir bulan Februari 2014. Skenario
yang dikembangkan dalam Rencana Kontinjensi ini adalah kejadian banjir Tahun 2013/2014. Asumsi
skenario ini dikembangkan berdasarkan data dampak banjir Tahun 2013 dengan penambahan 15 %.
Tim Reaksi Cepat (TRC) bekerjasama dengan Tripikel mengadakan pemantauan pada beberapa
titik sumber ancaman bencana banjir baik dari luar wilayah kelurahan maupun dari dalam wilayah
kelurahan meliputi :
1. Limpasan Kali Sentiong, ke RW 01 dan RW 02
2. Kondisi drainase yang mengalami pendangkalan dan penyempitan
Berdasarkan hasil pemantauan Tim Kaji Cepat bekerjasama dengan Tripikel Kelurahan Galur
terkait dengan ancaman bencana banjir maka Lurah Galur menyatakan status keadaan darurat
bencana banjir pada awal bulan Januari 2014 sesuai dengan skenario yang ditetapkan dalam dokumen
rencana kontintensi tingkat Provinsi DKI Jakarta dan apabila terdapat data, fakta dan informasi
sebagai berikut :
1. Adanya ancaman bencana banjir yang berasal dari kejadian hujan lokal dengan curah hujan yang
deras/lebat, dan berlangsung terus menerus selama 1 – 4 jam.
Apabila terjadi kondisi seperti tersebut diatas dan berdampak adanya genangan banjir setinggi +
50 s/d 60 cm yang melanda di seluruh kawasan yang rentan banjir, maka diwajibkan para Ketua
RW dan RT setempat dan TRC segera memberi laporan kepada Lurah, Babinsa dan Bhabin
Kamtibmas Kelurahan Galur.
2. Adanya ancaman bencana banjir yang berasal dari hulu diataranya :
a. Ketinggian muka air di Pos Pemantauan Katulampa dan Depok (Sungai Ciliwung) mencapai
Status Siaga II (dua).
b. Ketinggian muka air di beberapa pintu air yang masuk ke Jakarta dan lintasan aliran kali/
sungainya berdekatan dengan wilayah Kelurahan Galur, diantaranya Sunter Hulu diasumsikan
melaporkan adanya peningkatan status Siaga I (satu)
3. Adanya ancaman bencana banjir dari ketinggian muka air laut yang mengalami kenaikan (banjir
rob) mencapai 200 s/d 250 cm atau Siaga II, berdasarkan pantauan dari TRC berasal dari Laporan
Resmi Pos Pemantauan di Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara.
4. Adanya ancaman bencana banjir tersebut yang dapat terjadi bersamaan, baik ancaman bencana
banjir dari hulu (banjir kiriman), dari laut (banjir rob) dan hujan lokal sehinga dapat menyebabkan
terjadinya genangan banjir setinggi 50 s/d 60 cm dan genangan tersebut tidak surut dalam kurun
waktu 24 jam yang melanda di kawasan rawan banjir di Kelurahan Galur.
5. Secara rinci luas genangan banjir diperkirakan akan melanda kawasan paling rendah :
a. RW 01, ketinggian genangan rata-rata sekitar 50-60 cm
b. RW 02, ketinggian genangan rata-rata sekitar 50-60 cm
Gambaran umum warga masyarakat di Kelurahan Galur yang diperkirakan akan terdampak antara lain sebagai berikut : 1. Jumlah penduduk yang terdampak sebanyak : 4.067 jiwa
2. Jumlah penduduk yang mengungsi sebanyak : 370 jiwa
Page 17
3. Jumlah penduduk yang menderita sakit :
a. Memerlukan layanan rawat jalan sebanyak : + 37 jiwa
b. Memerlukan layanan rawat inap sebanyak : + 2 jiwa
4. Jumlah penduduk yang termasuk kelompok rentan meliputi :
a. Balita : + 302 jiwa
b. Ibu Hamil : + 203 jiwa
c. Lansia : + 152 jiwa
d. Berkebutuhan khusus (difabel) : + 27 jiwa
Berdasarkan luas dampak bencana banjir tersebut diatas, Komandan Tanggap darurat banjir akan
menetapkan massa tanggap darurat banjir selama 3 hari terhitung sejak ditetapkannya massa tanggap
darurat banjir oleh Lurah Galur. Massa tanggap darurat banjir akan ditinjau kembali massa
berlakunya oleh Komandan Tanggap darurat Banjir apabila terdapat perkembangan dilapangan yang
pada kenyataannya belum menunjukan situasi dan kondisi yang normal di Kelurahan Galur.
B. Wilayah Terdampak (peta dan jalur evakuasi) 1. Tabel : Kawasan Terkena Dampak Banjir
NO Lokasi Genangan Tinggi
Genangan Lama
Genangan Jalur alternatif dari luar wilayah menuju
tempat pengungsian
01 RW 01, RT 001 s//d 006 + 10-60 cm 0,5 jam Jl. Galur Sari Raya, ke Jl. Galur Sari 1 - 10
02 RW 01, RT 007 s/d 011 + 50-60 cm 2 jam Jl. Galur Sari Raya, ke Jl. Galur Sari 1 - 10
03 RW 01, RT 012 s/d 015 + 20-60 cm 0,5 jam Jl. Galur Sari Raya, ke Jl. Galur Sari 1 - 10
04 RW 02, RT 003 + 30-60 cm 4 jam Jl. Galur Sari Raya, ke Jl. Galur Sari 1 - 10
05 RW 02, RT 004 s/d 005 + 10-60 cm 0,5 jam Jl. Galur Sari Raya, ke Jl. Galur Sari 1 - 10
Sumber data : Hasil FGD Ke2 dalam proses penyusunan dokumen Renkon Banjir Kelurahan Galur 2013
Page 18
2. Peta Wilayah / Kawasan Rawan Banjir Tingkat Kelurahan
Peta Lokasi Kelurahan Galur, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat
Tabel : Sebaran Lokasi / Tempat dan Jalur Evakuasi
No Jumlah
Pengungsi Lokasi / Nama Tempat Evakuasi
Daya
Tampung Jalur Evakuasi Penanggung Jawab
1 50 jiwa Masjid Darul Fallah, RW 01, RT 05
Jumlah ruangan 1, jamban 1
50 jiwa Jl. Galur Sari Raya,
atau Jl. Kemuning
H Suroto Burhanudin
0812.9633.3797
2 50 jiwa Balai Warga RW 01, RT 06 35 jiwa Jl. Galur Sari Raya, H Suroto Burhanudin
Page 19
Jumlah ruangan 1, jamban 1 atau Jl. Kemuning 0812.9633.3797
3 50 jiwa Balai Warga RW 02, RT 05
Jumlah ruangan 1 (Lt.2), jamban 1
50 jiwa Jl. Galur Sari 1 – 10,
Jl. Kemuning, Jl. Tirto
Sari, Jl. Kelapa Hijau
Rifki (Ketua RW) &
Zumail (Wakil RW)
0821.1311.8035
5 60 jiwa Mushola Nurul Iman, RW 02, RT 01
Jumlah ruangan 2, jamban 1
75 jiwa Jl. Galur Sari 1 – 10,
Jl. Kemuning, Jl. Tirto
Sari, Jl. Kelapa Hijau
M. Suki dan Asmita
Syahrir (Ketua RT 01)
0878.8872.0532
6 60 jiwa Mushola Ar-rohman, RW 02, RT 07
Jumlah ruangan 1, jamban 1
75 jiwa Jl. Galur Sari 1 – 10,
Jl. Kemuning
Sugeng
0813.8367.7394
7 25 jiwa Mushola Nurul Janah, RW 02, RT 09
Jumlah ruangan 1, jamban 1
25 jiwa Jl. Galur Sari 1 – 10,
Jl. Kemuning, Jl. Tirto
Sari, Jl. Kelapa Hijau
Fauzi dan Tardi
(Ketua RT 09)
0812.1047.7912
8 75 jiwa Msjid Al-Istiqomah, RW 02, RT 05
Jumlah ruangan 1 (Lt.2), jamban 2
100 jiwa Jl. Galur Sari 1 – 10,
Jl. Kemuning
Samsudin
Jml 370 jiwa 410 jiwa
Sumber data : Hasil FGD Kedua dalam proses penyusunan dokumen Renkon Banjir Kelurahan Galur 2013
C. Aspek-Aspek Terdampak
1. Aspek Kependudukan
Akibat banjir yang terjadi menyebabkan sebagian masyarakat di wilayah terdampak menjadi korban dan pengungsi. Distribusi jumlah korban dan pengungsi untuk masing-masing wilayah ditunjukkan pada Tabel dibawah ini.
Tabel : Perkiraan risiko penduduk wilayah terdampak
Wilayah Terdampak
Jumlah Penduduk
Jumlah Warga Terdampak
Jumlah KK Terdampak
Jumlah Pengungsi
Jumlah Balita
Jumlah Ibu Hamil
Jumlah Lansia
RW 001 2.606 2.606 jiwa 652 KK 100 jiwa 195 131 98
RW 002 2.922 1.461 jiwa 358 KK 270 jiwa 107 72 54
RW 003 2.471 0 0 0 0 0 0
RW 004 3.930 0 0 0 0 0 0
RW 005 3.385 0 0 0 0 0 0
RW 006 3.208 0 0 0 0 0 0
RW 007 3.072 0 0 0 0 0 0
Jumlah 21.594 4.067 jiwa 1.010 KK 370 jiwa 302 jiwa 203 jiwa 152 jiwa
Sumber Data : Profil Kelurahan 2013 dan Hasil FGD ke 3 penyusunan renkon Kelurahan Galur, 2013.
Data tersebut diatas akan dijadikan acuan untuk menghitung proyeksi kebutuhan bagi warga terdampak,
baik tempat pengtungsian / hunian sementara, pos logistik dan dapur umum
2. Aspek Perumahan
Akibat banjir yang terjadi menyebabkan kerusakan rumah tinggal penduduk wilayah terdampak
dengan perkiraan jumlah & tingkat kerusakan ditunjukkan pada tabel dibawah ini.
Tabel : Risiko kerusakan rumah pada wilayah terdampak
Wilayah Terdampak
Persentase Tingkat Kerusakan
Ringan Sedang Berat
( 1 ) ( 2 ) ( 3 ) ( 4 )
RW 001 100 % 00 % 00 %
RW 002 100 % 00 % 00 %
RW 003 100 % 00 % 00 %
RW 004 100 % 00 % 00 %
Page 20
RW 005 100 % 00 % 00 %
RW 006 100 % 00 % 00 %
RW 007 100 % 00 % 00 %
Sumber data : Hasil FGD 2 dalam proses penyusunan dokumen Renkon Banjir Kel. Galur, 2013
Keterangan:
Perhitungan persentase pada kolom 2 : (a) bangunan rumah mempunyai lebih dari 1 lantai, (b) tembok terbuat dari batu-bata, (c) atap terbuat dari genteng
Perhitungan persentase pada kolom 3 : (a) bangunan rumah hanya memiliki 1 lantai, (b) tembok terbuat dari batu-bata, (c) atap terbuat dari genteng
Perhitungan persentase pada kolom 4 : (a) bangunan rumah hanya memiliki 1 lantai, (b) tembok terbuat dari papan/tripleks, (c) atap terbuat dari genteng
3. Aspek Sarana Prasarana
Banjir diperkirakan dapat merusak sarana dan prasarana yang berada di wilayah terdampak.
Beberapa sarana prasarana yang mengalami kerusakan karena tergenang atau tidak dapat
digunakan karena akses jalan tertutup genangan air antara lain gedung pendidikan, sarana
ibadah, tempat pertemuan masyarakat, pasar, dll.
Tabel dibawah ini memperlihatkan besaran dampak banjir terhadap sarana prasana di
Kelurahan Galur.
Tabel : Gedung dan sekolah terdampak banjir
Wilayah Terdampak
S D S M P SMA / SMK Perguruan Tinggi
Gedung Sekolah Gedung Sekolah Gedung Sekolah Gedung Sekolah
RW 001 0 0 0 0 0 0 0 0
RW 002 0 0 0 0 0 0 0 0
RW 003 0 0 0 0 0 0 0 0
RW 004 0 0 0 0 0 0 0 0
RW 005 0 0 0 0 0 0 0 0
RW 006 0 0 0 0 0 0 0 0
RW 007 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 0 0 0 0 0 0 0 0
Sumber data : Hasil FGD 2 dalam proses penyusunan dokumen Renkon Banjir Kel. Galur, 2013
Keterangan: Ada beberapa sekolah yang berada dalam satu komplek gedung yang sama atau menggunakan bangunan yang sama dengan sekolah lain.
Tabel : Fasos dan Fasum rawan banjir
Wilayah Terdampak
Tempat Ibadah Pasar Tradisional Pusat Kegiatan
Masyarakat Terminal
RW 001 2 0 1 (Balai RW) 0
RW 002 3 0 1 (Balai RW) 0
RW 003 5 0 1 (Balai RW) 0
RW 004 3 0 1 (Balai RW) 0
RW 005 5 0 1 (Balai RW) 0
RW 006 2 0 1 (Balai RW) 0
RW 007 4 0 1 (Balai RW) 0
Jumlah 24 0 7 0
Sumber data : Hasil FGD 2 dalam proses penyusunan dokumen Renkon Banjir Kel. Galur, 2013
Tabel : Asumsi Dampak Pada Aspek Sarana dan Prasarana
No Jenis Sarana dan Prasarana Dampak / Kerusakan Lama Gangguan Fungsi
Layanan (Hari) Keterangan
Ringan Berat
Page 21
1 Kantor / Jaringan PLN 0 1 hari
2 Kantor / Jaringan PAM 0 1 hari
3 Kantor / Jaringan Telkom 0 1 hari
4 Kantor Kelurahan 0 1 hari
5 Puskesmas Kelurahan 0 1 hari
6 Balai/Klinik Pengobatan 0 1 hari
7 Rumah Sakit 0 1 hari
8 Gedung SD 0 1 hari
9 Gedung SMP 0 1 hari
10 Gedung SMA / SMK 0 1 hari
11 Jalan Utama 0 1 hari
12 Jembatan Utama 0 1 hari
13 Terminal / Halte 0 1 hari
14 Pasar Tradisional 0 1 hari
15 Tempat Ibadah 0 1 hari
Sumber data : Hasil FGD 2 dalam proses penyusunan dokumen Renkon Banjir Kel. Galur, 2013
4. Aspek Pemerintahan
Dampak bencana diperkirakan dapat berpengaruh terhadap fungsi penyelenggaraan
pemerintahan yang beroperasi di Kelurahan Galur. Dampak kejadian bencana ini diperkirakan
menyebabkan bangunan pemerintahan seperti kantor RW, kantor Kelurahan, kantor kecamatan,
kantor pemerintahan setingkat kota admninistrasi, provinsi dan pusat terancam terendam atau
terputus aksesnya dikarenakan banjir.
Beberapa bangunan diperkirakan mengalami rusak ringan hingga berat. Pada tabel berikut
terpapar data kantor-kantor pemerintahan yang rawan banjir.
Tabel : Kantor Pemerintahan rawan banjir
Wilayah Terdampak
Balai RW Kantor Lurah Kantor Pemerintah
Setingkat Kota Kantor
PLN Kantor Telkom
Kantor PDAM
RW 001 1 1 0 0 0 0
RW 002 1 0 0 0 0 0
RW 003 1 0 0 0 0 0
RW 004 1 0 0 0 0 0
RW 005 1 0 0 0 0 0
RW 006 1 0 0 0 0 0
RW 007 1 0 0 0 0 0
Jumlah 7 1 0 1 1 0
Sumber data : Hasil FGD 2 dalam proses penyusunan dokumen Renkon Banjir Kel. Galur, 2013
5. Aspek Fasilitas Kesehatan
Dampak banjir juga akan berdampak merendam beberapa fasilitas kesehatan serta akses ke
fasilitas kesehatan yang berada di beberapa wilayah seperti rumah sakit dan puskesmas maupun
pusat layanan kesehatan lainnya. Bangungan rumah sakiit dan puskesmas tergenang air atau
tertutup aksesnya oleh genangan air sehingga sulit untuk beroperasi sebagaimana terlihat dalam
tabel di bawah ini. Daftar lengkap mengenai rumah sakit dan puskesmas tersebut dapat dilihat
pada lampiran dokumen ini.
Page 22
Tabel : Fasilitas Kesehatan Rawan Banjir
Wilayah Terdampak
Puskesmas Kelurahan
Puskesmas Kecamatan
Rumah Sakit
Balai Pengobatan
Dokter Praktek Swasta
Bidan Praktek Swasta
RW 001 0 0 0 0 1 0
RW 002 1 0 0 0 0 1
RW 003 0 0 0 0 0 0
RW 004 0 0 0 0 0 0
RW 005 0 0 0 0 1 0
RW 006 0 0 0 1 1 1
RW 007 0 0 0 1 0 0
Jumlah 1 0 1 6 6 3
Sumber data : Hasil FGD 2 dalam proses penyusunan dokumen Renkon Banjir Kelurahan Galur, 2013
Page 23
BAB IV
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
A. Kebijakan
1. Penanggulangan bencana dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi yang melibatkan
seluruh potensi pemerintah, swasta dan masyarakat, baik pada tahap pra bencana, saat
terjadi bencana maupun pasca bencana. Kebijakan dan Strategi merupakan perwujudan dari
pelaksanaan penanggulangan bencana di Kelurahan Galur.
2. Memberikan penjaminan pemenuhan hak masyarakat korban bencana dan pengungsi yang
terkena bencana terutama pelayanan kebutuhan dasar secara adil dan sesuai dengan standar
minimal.
B. Strategi
1. Pemerintah memfasilitasi penyiapan dan penyediaan sumber daya sedekat mungkin dengan
lokasi rawan bencana.
2. Mengupayakan terpenuhinya standar minimum dalam pemenuhan kebutuhan dasar.
Oleh karena itu, perlu disusun bentuk kebijakan dan strategi penanggulangan bencana di
Pemerintah Kelurahan Galur. Adapun bentuk kebijakan dan strategi penanggulangan bencana banjir
di Pemerintahan Kelurahan Galur adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1. Kebijakan dan Strategi
No Kebijakan Strategi
1 Mengerahkan segala sumber
daya yang ada di tingkat
kelurahan.
Melibatkan Babinsa, Bimas, Kasatgas Satpol PP, Ketua RW, LMK,
Lintas Sektor dalam proses penyelamatan dan perlindungan pada
saat tanggap darurat.
2 Menetapkan masa siaga
darurat dan masa tanggap
darurat selama 3 hari.
1. Melibatkan Babinsa, Bhabin Kamtibmas, Kasatgas Satpol PP,
Ketua RW, LMK, Lintas Sektor dalam proses penyelamatan dan
perlindungan pada saat tanggap darurat.
2. Menetapkan Surat Keputusan Lurah untuk memberikan legal
eksistensi kepengurusan Struktur Organisasi Tanggap Darurat
yang memuat tugas pokok fungsi masing-masing anggota.
3 Melakukan penyelamatan
dan perlindungan kepada
seluruh masyarakat di
tingkat kelurahan yang
terdampak sesuai skala
prioritas.
1. Melibatkan Babinsa, Bimas dan relawan lokal dalam proses
penyelamatan dan perlindungan pada saat tanggap darurat.
2. Melibatkan peran masyarakat dalam hal tanggap darurat
3. Menetapkan lokasi pengungsian berkoordinasi dengan Ketua
RW dan evakuasi korban secara cepat ke tempat evakuasi
4 Melakukan koordinasi
penanggulangan bencana di
tingkat kelurahan dengan
melibatkan lintas sektor dan
pemangku kepentingan lain.
1. Melibatkan Babinsa, Bimas, Kasatgas Satpol PP, Ketua RW,
LMK, Lintas Sektor dalam tahap ini
2. Mengaktifkan sistem koordinasi kedaruratan, diantaranya
dengan media “SMS gateway” dan “Jaringan Komunikasi Radio
(HT)”, telphone selular dan koordinasi langsung di lapangan.
No Kebijakan Strategi
5 Memberikan pemenuhan kebutuhan dasar kepada para korban banjir.
1. Mengidentifikasi, memenuhi kebutuhan logistik korban dan pengungsi yang dilengkapi dapur umum dan sanitasi memadai serta melakukan pengawasan dalam pendistribusian bantuan
Page 24
dengan cepat dan tepat sasaran. 2. Menumbuh kembangkan sistem “Lumbung Pangan Kelurahan”
untuk pengelolaan depo logistik.
6 Tetap menyelenggarakan pelayanan pemerintahan kepada masyarakat
1. Adanya pengelolaan sumber daya manusia dan waktu di jajaran pemerintah kelurahan Galur untuk menjamin kelancaran pelayanan dan tanggap darurat banjir.
7 Memberikan pelayanan kesehatan bagi para korban bencana selama tanggap darurat di seluruh titik pengungsian
1. Mendirikan dan mengaktifkan pos-pos kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan sarana/prasarana yang tersedia.
2. Bekerjasama dengan Instansi Terkait, Relawan, CSR dan LSM untuk memenuhi layanan dasar di bidang kesehatan
8 Tetap mengupayakan berlangsungnya Kegiatan Belajar Mengajar saat tanggap darurat bencana.
1. Memastikan adanya tempat belajar mengajar yang aman dan nyaman pada masa tanggap darurat banjir.
2. Sosialisasi dan koordinasi antara pengelola pendidikan dan perwakilan wali murid untuk menyikapi masa tanggap darurat banjir dan tindak lanjut yang diperlukan
pendidikan/fasilitas kesehatan yang terkena banjir di lokasi
bencana agar segera dapat berfungsi kembali.
10 Tetap menjamin keamanan dan ketertiban di daerah bencana dan sekitarnya.
Melibatkan Babinsa, Bimas, Linmas dan Satpol PP dalam menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat saat tanggap darurat.
11 Apabila intensitas bencana banjir semakin meningkat, Pemerintah Kelurahan Galur berkoordinasi dengan Pemerintah Kecamatan dan Pusdalops BPBD DKI Jakarta.
Menetapkan posko pengelolaan bantuan yang bertanggung jawab
mengatur pelaksanaan bantuan dari pemerintah pusat, daerah,
ataupun masyarakat dan lembaga kemasyarakatan lainnya.
12 Membangun komitmen dengan seluruh pihak terkait dalam penanganan massa tanggap darurat banjir
1. Membangun kerjasama kemitraan dengan dunia usaha / CSR 2. Membangun kerjasama kemitraan dengan LSM Nasional dan
Internasional 3. Membangun kerjasama kemitraan dengan kalangan akademisi 4. Membangun kerjasama kemitraan dengan Instansi Terkait 5. Membangun kerjasama kemitraan dengan tokoh masyarakat
Page 25
C. SUSUNAN PENGURUS ORGANISASI TANGGAP DARURAT BENCANA BANJIR
3. Sekretariat : Sekretaris Kelurahan Galur (Hermaly Harahap), Sapuroh
4. Bidang Administrasi : 1) Mala (Koordinator) 3) Yanto dan Keuangan 2) Eri Suheri
5. Humas : 1). Saud
2). Imam
6. Tim Reaksi Cepat (TRC) : 1). Ketua RW terdampak
2). Ketua LMK terdampak
3). Mitra Bimas
Posko Utama (Pusdalops) :
7. Bidang Keselamatan dan Keamanan : Marikin (Linmas)
: Supanto (Babinsa)
: Cahyadi (Satpol PP)
8. Bidang Perencanaan : 1) Ruswandi (Koordinator)
: 2) Chandra
: 3) Djuhro
1) Seksie Informasi dan Pendataan : Karang Taruna
9. Bidang Operasi : 1) H. Iskandar Zulkarnaen (Koordinator)
: 2) Tarida Nababan
1) Seksie SAR dan Evakuasi : Kasatgas Pol PP
2) Seksie Kesehatan : Kepala Puskesmas Kelurahan
3) Seksie Keamanan : Babinsa dan Bhabin Kamtibmas
10. Bidang Logistik dan Peralatan : 1) Rohani (Koordinator), 2) Firman
1) Seksie Dapur Umum : 1) Basniar 4) Jordi
: 2) Ade 5) Rodiah
: 3) Firdawati 6) Warnah
2) Seksie Transportasi : 1) Erwin 3) Khosim
: 2) Udin
Page 26
D. Struktur Organisasi Tanggap Darurat (SOTD) Tingkat Kelurahan.
KOMANDAN Lurah Galur
WAKIL KOMANDAN Wakil Lurah Galur
BIDANG ADM & KEUANGAN 1. Mala (Koordinator) 2. Eri Suheri 3. Yanto
BENDAHARA Bendahara Kelurahan
SEKRETARIAT 1. Hermaly Harahap 2. Sapuroh
HUMAS 1. Saud 2. Imam
TIM REAKSI CEPAT 1. Ketua RW terdampak 2. Ketua LMK terdampak 3. Mitra Bimas
Koordinator : Marikin
Pend : Satpol PP dan Babinsa
BIDANG PERENCANAAN
Koordinator : Ruswandi
Pend : Chandra dan Djuhro
BIDANG OPERASI
Koordinator : H. Iskandar Z
Pend : Tarida Nababan
BIDANG LOGISTIK DAN PERALATAN
Koordinator : Rohani
Pend: Firman
BIDANG TRANSPORTASI DAN HUNTARA
Koordinator : Erwin
Pend: Udin dan Khosim
BIDANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN
Koordinator : H. Mahfudz
Anggota : Pengurus RW
PERLENGKAPAN HUNTARA
Anggota : Pengurus RW
KESEHATAN DAN PSIKOSOSIAL
Anggota : Pengurus RW
LOGISTIK DAN DAPUR UMUM
Anggota : Pengurus RW
TRANSPORTASI DAN KEAMANAN
Koordinator : Ketua RW
Anggota : Pengurus RW
PENYELAMATAN DAN EVAKUASI
Koordinator : Ketua RW
Koordinator : Nurmasita, SKM
Koordinator : Ketua RW
KOORDINATOR LAPANGAN / RW
Page 27
E. Sasaran dan Tugas Pokok Fungsi Masing-Masing Posko/Pos/Seksie
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama tanggap darurat banjir Kelurahan Galur, Kecamatan
Johar Baru, Jakarta Pusat, seperti tercantum dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana Pasal 48, yaitu:
a. Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, dan sumber daya;
b. Penentuan status keadaan darurat bencana;
c. Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana;
d. Pemenuhan kebutuhan dasar;
e. Perlindungan terhadap kelompok rentan; dan
f. Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital.
1. Sasaran / Target dan Kegiatan Posko Utama
Waktu Pelaksanaan : Massa Tanggap Darurat Banjir
SASARAN / TARGET KEGIATAN / TUPOKSI PELAKSANA
1. Terwujudnya koordinasi penanganan
banjir selama tanggap darurat.
2. Terwujudnya administrasi & pelaksanaan
penerimaan serta pendistribusian
bantuan
3. Terwujudnya manajemen penanganan
korban dan pengungsi.
4. Terwujudnya inventarisasi korban dan
kebutuhan dasar yang diperlukan
5. Terwujudnya koordinasi posko di seluruh
jajaran pengurus RW
6. Tersedianya informasi untuk media massa
dan juga masyarakat yang membutuhkan
7. Tersebarnya hasil evaluasi dan laporan
termasuk hasil kajian cepat setiap pos
1. Aktivasi Posko Utama
2. Koordinasi kesiapan SDM antar
pos yang dibentuk
3. Memastikan kesiapan
administrasi
4. Mengelola sistem informasi
untuk update data korban dan
pengungsi
5. Mengelola sistem informasi
untuk update kesenjangan
kebutuhan setiap pos
6. Membuat evaluasi harian
penanganan bencana
7. Membuat laporan penanganan
bencana
8. Menyiapkan press release
untuk media massa
1. Babinsa
2. Bhabin Kamtibmas
3. Kasatgas Satpol PP
4. Staff Struktural
Kelurahan
5. Ketua LMK
6. Ketua RW Terdampak
2. Sasaran/Target dan Kegiatan Pos Penyelamatan dan Evakuasi
Waktu Pelaksanaan : Massa Tanggap Darurat Banjir
SASARAN / TARGET KEGIATAN / TUPOKSI PELAKSANA
1. Terlaksananya kegiatan SAR/
penyelamatan dan evakuasi
warga yang terancam ke lokasi
pengungsian.
2. Terangkutnya semua pengungsi
ke lokasi evakuasi yang telah
disiapkan.
3. Terlaksananya pencarian warga
yang hilang atau terancam serius
akibat banjir.
1. Menyiapkan sarana
Transportasi dan Evakuasi
2. Operasi penyelamatan dan
evakuasi warga terancam di
RW terdampak banjir.
3. Operasi pencarian korban
yang hilang dan meninggal.
4. Identifikasi korban meninggal
5. Penyusunan laporan.
1. Babinsa
2. Bhabin Kamtibmas
3. Satpol PP
4. Staff struktural Kelurahan
5. Pengurus FKDM
6. Pengurus Karang Taruna
7. Tagana
8. SIBAT
9. Linmas
10. Koordinator Lapangan
Page 28
3. Sasaran/Target dan Kegiatan Pos Perlengkapan Hunian Sementara
Waktu Pelaksanaan : Massa Tanggap Darurat Banjir
TARGET / KELUARAN KEGIATAN/TUPOKSI PELAKSANA
1. Tersedianya Sarana Penerangan untuk
Pengungsi.
2. Tersedianya Sarana Penampung Air
Limbah Domestik Pengungsi.
3. Tersedianya Sarana Mandi Cuci Kakus
(MCK) Pengungsi.
4. Tersedianya Tempat Pembuangan
Sampah Pengungsi.
5. Tersedianya Air Bersih bagi Pengungsi.
6. Terkuranginya Debit Genangan Air di
Lokasi Banjir.
7. Terlaksananya penanganan sampah/
lumpur akibat Banjir.
8. Terlaksananya pemulihan segera Sarana
prasarana vital untuk pelayanan publik.
9. Tersedianya tempat pengungsian
10. Tersedianya alat komunikasi
1. Menyiapkan lokasi/tenda pengungsian dan sarana penerangan, tempat pengungsian
2. Menyiapkan sarana MCK 3. Menyediakan sarana
kebersihan di Pengungsian 4. Menyiapkan Sarana Air
bersih di pengungsian 5. Penyedotan air genangan
dan penyodetan kali 6. Penyediaan Sarana -
prasarana tempat pengungsian, Pos Kesehatan, dan Dapur Umum
7. Menyiapkan Alat Pemulihan fungsi sarana-prasarana umum
8. Menyiapkan alat komunikasi.
1. Babinsa 2. Bhabin Kamtibmas 3. Satpol PP 4. Staff Struktural Kelurahan 5. Pengurus RT / RW 6. Ketua LMK 7. Anggota Karang Taruna 8. Anggota PKK 9. Tagana 10. SIBAT 11. LSM Nasional/Internasional 12. Kalangan Dunia Usaha 13. Pengeloa Tempat Ibadah 14. Koordinator Lapangan:
4. Sasaran/Target dan Kebutuhan Pos Kesehatan, Medis dan Psikososial
Waktu Pelaksanaan : Massa Tanggap Darurat Banjir
SASARAN / TARGET KEGIATAN PELAKSANA
1. Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi korban
2. Terlaksananya pendataan kelompok rentan
3. Terlaksananya pelayanan kesehatan bagi pengungsi
4. Terlaksananya rujukan kesehatan secara optimal
5. Terlaksananya pendampingan psikososial bagi pengungsi
1. Membentuk Pos Kesehatan. 2. Mendata jumlah kelompok rentan
(balita, ibu hamil, lansia, penderita DM, penderita jantung
3. Menyiapkan paket obat, bahan habis pakai, dan alat kesehatan
4. Memberikan Pelayanan Dasar 5. Menyiapkan Tenaga Medis dan Non
Medis 6. Menyiapkan Pelayanan Rujukan 7. Menyiapkan Ruang Triage 8. Mendirikan RS Lapangan 9. Tersedianya pendampingan
Psikososial 10. Memberikan immunsasi, KB, MP ASI,
dan Tempat Pojok ASI 11. Kesehatan Lingkungan (Lisolisasi,
Fogging )
12. Melakukan Penyulingan Air Bersih dengan Water Purifier
1. Pengurus PKK 2. Kepala Puskesmas Kelurahan 3. Kasie Kesmas 4. Pengurus RT / RW 5. Tagana 6. SIBAT 7. PMI 8. LSM Nasional / Internasional 9. Kalangan Dunia Usaha / CSR 10. Rumah Sakit 11. Kalangan Akademisi 12. Koordinator Lapangan
Page 29
5. Sasaran/Target dan Kegiatan Pos Logistik dan Dapur Umum
Waktu Pelaksanaan : Massa Tanggap Darurat Banjir
SASARAN / TARGET KEGIATAN / TUPOKSI PELAKSANA
1. Terpenuhinya semua
kebutuhan dasar pengungsi,
mulai dari balita sampai
orang tua, meliputi
kebutuhan : sandang,
pangan dan gizi, sanitasi, air
bersih dan kebutuhan dasar
anak sekolah.
2. Terlaksananya penerimaan,
penyortiran, penyediaan
lahan gudang logistik dan
pendistribusian logistik
3. Terselenggaranya Santuan
Sosial
4. Tersedianya kebutuhan
perlengkapan sekolah dan
Psikososial
1. Mendirikan Pos Logistik dan
Dapur Umum di lokasi yang
paling dengan dengan
tempat evakuasi.
2. Menyiapkan dan
menentukan lahan Gudang
Logistik
3. Menghimpun Bantuan
Logistik
4. Menyortir dan Memeriksa
Bantuan Logistik
5. Melaksanakan
Pendistribusian Logistik
1. TP PKK 2. Pengurus RT / RW 3. PMI 4. Staff Struktural Kelurahan 5. Anggota Karang Taruna 6. Tokoh Masyarakat 7. SIBAT 8. Sudin Sosial 9. LSM Nasional & Internasional 10. Kalangan Dunia Usaha / CSR 11. Pengelola Tempat Ibadah 12. Tokoh Agama 13. Tagana 14. Koordinator Lapangan
6. Sasaran/Target dan Kegiatan Pos Transportasi dan Keamanan
Waktu Pelaksanaan : Massa Tanggap Darurat Banjir
SASARAN / TARGET KEGIATAN / TUPOKSI PELAKSANA
A. Penanganan Jalur Evakuasi : 1. Jalur evakuasi dapat digunakan
warga untuk mencapai tempat evakuasi dengan waktu sesingkat mungkin.
2. Tersedianya personil yang cukup untuk mengatur arus lalu lintas di Jalur Evakuasi.
1. Sosialisasi peta evakuasi kepada warga terdampak banjir.
2. Menyiapkan personil terlatih yang cukup untuk mengatur jalur evakuasi.